peningkatan kompetensi siswa kelas xii ... pengendali elektronik melalui metode kooperatif stad...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA KELAS XII KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 1 SEDAYU PADA MATA PELAJARAN
SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK MELALUI METODE KOOPERATIF STAD
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Rudy Tri Wibowo
NIM. 09518241016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
ii
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA KELAS XII KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 1 SEDAYU PADA MATA PELAJARAN
SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIK MELALUI METODE KOOPERATIF STAD
Oleh:
Rudy Tri Wibowo NIM. 09518241016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division (STAD) dengan bantuan media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas XII keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK N 1 Sedayu pada mata pelajaran sistem pengendali elektronik.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiga kali pertemuan untuk setiap siklusnya. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri atas empat tahap pelaksanaan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi afektif, lembar observasi psikomotorik, serta instrumen pre-test dan post-test. Instrumen lembar observasi afektif digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa pada aspek afektif. Instrumen lembar observasi psikomotorik digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa pada aspek psikomotorik. Instrumen pre-test dan post-test digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa pada aspek kognitif. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mereduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kompetensi siswa pada aspek afektif, psikomotorik, dan kognitif setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik. Pada aspek afektif terjadi peningkatan sebesar 48,21%, dengan persentase aspek afektif siswa pada pertemuan pertama sebesar 56%, meningkat menjadi 83% pada pertemuan keenam. Pada aspek psikomotorik terjadi peningkatan sebesar 22,15%, dengan nilai rata-rata psikomotorik siswa pada job sheet 1 sebesar 67,66, meningkat menjadi 82,65 pada job sheet 4. Pada aspek kognitif terjadi peningkatan sebesar 110,9%, dengan nilai rata-rata pre-test siklus 1 sebesar 38,53, meningkat menjadi 81,26 pada post-test siklus 2.
Kata kunci: kompetensi siswa, student team achievement division, sistem pengendali elektronik.
vi
MOTTO
Jangan biarkan dirimu terlalu lama dalam ketidakmampuan,
segera berjalan dan selesaikan. (Penulis).
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin atas limpahan karunia yang Engkau berikan.
Sholawat dan Salam semoga selalu tertuju kepada Nabi Muhammad SAW.
Karya ini kupersembahkan untuk:
Ibuku Sri Istiyastuti, Ayahku Budiyono. Terima kasih atas semua yang
telah diberikan. Semoga anakmu ini mampu membahagiakan kalian
berdua.
Nenekku Ny.Roliyah Siswo Rahardjo. Terima kasih telah
menyayangiku. Semoga nenek bahagia di sana. Amin.
Saudaraku, mbak Ika dan mas Herdy. Semoga selalu dalam
lindunganNya.
Keponakanku, Farra, Erlang, dan Dafa. Semoga kalian menjadi anak
yang sholeh dan sholehah, dan pintar mengaji.
Bu Rahayu dan Alfi Nurnaini. Terima kasih atas do’a dan
dukungannya.
Rekan-rekanku seperjuangan Meka-E 09: Lucky, Yafie, Rudy A, Ndaru,
Bangun, Tohar, Herry, Ratno, Diah, Agnes, Devi, Nisa, Amel, Aji,
Destian, Sigit, Indri, Avis, Fatih, WJ, Angga, Doni, Thomas, dan
semuanya. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. Semoga kita
semua selalu diberi kemudahan. Amin.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pendidikan dengan judul “Peningkatan Kompetensi
Siswa Kelas XII Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu pada
Mata Pelajaran Sistem Pengendali Elektronik Melalui Metode Kooperatif STAD”
dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan
tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan
hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Sunomo. MT. selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir
Skripsi ini.
2. Herlambang Sigit Pramono, ST., M.Cs. selaku Kaprodi Pendidikan Teknik
Mekatronika yang selalu memberikan dorongan demi kelancaran
penyelesaian Tugas Akhir Skripsi ini.
3. Yuwono Indro Hatmodjo, S.Pd., M.Eng. selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah membimbing penulis selama melaksanakan studi di
Universitas Negeri Yogyakarta.
4. K. Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, UNY.
5. Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
6. Andi Primeriananto, M.Pd. selaku kepala SMK N 1 Sedayu yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
ix
7. Mujadi, S.Pd. selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik SMK N 1 Sedayu.
8. Drs. Sukamto dan Sarjana, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran
sistem pengendali elektronik SMK N 1 Sedayu yang telah membimbing
peneliti selama kegiatan penelitian.
9. Para guru dan staf SMK N 1 Sedayu yang telah memberi bantuan
memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir
Skripsi ini.
10. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat
disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan
Tugas Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di
atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah
SWT.
Yogyakarta, 15 November 2014
Penulis,
Rudy Tri Wibowo
NIM. 09518241016
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi masalah ......................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 10
A. Deskripsi Teori ................................................................................. 10
1. Pembelajaran ................................................................................... 10
2. Pembelajaran di SMK ...................................................................... 13
3. Mata Pelajaran Sistem Pengendali Elektronik .................................. 14
4. Metode Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 25
5. Media Pembelajaran ........................................................................ 35
6. Kompetensi ...................................................................................... 38
B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 43
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 45
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 48
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 50
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 50
D. Prosedur Penelitian .......................................................................... 50
E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 54
xi
Halaman
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 56
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 57
H. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 59
A. Prosedur Penelitian .......................................................................... 59
B. Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran ......................................... 63
C. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian .................................................... 65
D. Pembahasan .................................................................................... 93
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 106
A. Simpulan .......................................................................................... 106
B. Implikasi ........................................................................................... 107
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 107
D. Saran ............................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 111
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ............................. 29
Tabel 2. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu .................. 34
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok ............................................... 35
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Penelitian .............................................. 58
Tabel 5. Pembagian Kelompok ............................................................... 60
Tabel 6. Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus 1 ........................... 72
Tabel 7. Penilaian Psikomotorik Siklus 1 ................................................ 75
Tabel 8. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 ........................................ 77
Tabel 9. Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus 2 ........................... 86
Tabel 10. Penilaian Psikomotorik Siklus 2 ............................................... 88
Tabel 11. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 2 ...................................... 91
Tabel 12. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 ................... 103
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Susunan Bahan Transistor NPN dan PNP ............................ 15
Gambar 2. Simbol Transistor NPN .......................................................... 16
Gambar 3. Simbol Transistor PNP .......................................................... 16
Gambar 4. Arah Aliran Arus Transistor NPN ........................................... 16
Gambar 5. Arah Aliran Arus Transistor PNP ........................................... 16
Gambar 6. Kondisi Cut-Off Transistor NPN dan PNP ............................. 17
Gambar 7. Kondisi Saturasi Transistor NPN dan PNP ............................ 17
Gambar 8. Susunan Bahan dan Simbol SCR ......................................... 18
Gambar 9. Rangkaian Cascade .............................................................. 19
Gambar 10. SCR yang Dioperasikan pada Sumber Tagangan
Arus Searah ........................................................................ 21
Gambar 11. SCR yang Dioperasikan pada Sumber Tegangan
Arus Bolak-Balik .................................................................. 22
Gambar 12. Rangkaian Ekivalen TRIAC ................................................. 23
Gambar 13. Susunan bahan dan Simbol TRIAC ..................................... 24
Gambar 14. Mode Pemicuan TRIAC ....................................................... 24
xiv
Halaman
Gambar 15. Penggunaan TRIAC pada Sumber Tegangan
Arus Bolak-Balik ................................................................... 25
Gambar 16. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................... 46
Gambar 17. Model Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart ........... 49
Gambar 18. Alur Pelaksanaan PTK ........................................................ 51
Gambar 19. Perkembangan Aspek Afektif Siswa Siklus 1 ...................... 73
Gambar 20. Diagram Batang Peningkatan Aspek Psikomotorik Siklus 1 76
Gambar 21. Diagram Batang Rerata Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 ..... 77
Gambar 22. Perkembangan Aspek Afektif Siklus 2 ................................. 87
Gambar 23. Diagram Batang Peningkatan Aspek Psikomotorik Siklus 2 90
Gambar 24. Diagram Batang Rerata Prestasi Belajar Siswa Siklus 2 ..... 91
Gambar 25. Diagram Batang Peningkatan Aspek Afektif ........................ 95
Gambar 26. Grafik Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru ............ 97
Gambar 27. Grafik Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran .............. 98
Gambar 28. Grafik Kepedulian Sesama Anggota Kelompok ................... 99
Gambar 29. Grafik Aktifitas Diskusi Kelompok ........................................ 100
Gambar 30. Grafik Aktifitas Siswa Mengerjakan Tugas .......................... 101
Gambar 31. Perkembangan Kemampuan Psikomotorik Siswa ............... 102
Gambar 32. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 . 105
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Pre-test dan Post-test ......................................... 111
Lampiran 2. Penilaian Pre-test dan Post-test, Siklus 1 dan Siklus 2 ....... 126
Lampiran 3. Instrumen Afektif ................................................................. 128
Lampiran 4. Penilaian Psikomotorik Job Sheet 1 – Job Sheet 4 ............. 141
Lampiran 5. Bahan Ajar .......................................................................... 159
Lampiran 6. Panduan Mengajar .............................................................. 191
Lampiran 7. Catatan Lapangan ............................................................... 201
Lampiran 8. Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran ............................ 209
Lampiran 9. Presensi Kehadiran Siswa .................................................. 215
Lampiran 10. Judgement Instrumen dan Media Pembelajaran ............... 217
Lampiran 11. Perijinan ............................................................................ 222
Lampiran 12. Dokumentasi ..................................................................... 228
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor perindustrian sebagai salah satu sumber pendapatan nasional
harus mampu berinovasi agar dapat terus bersaing dan menjalankan
kegiatan produksinya. Inovasi di bidang produksi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengadopsi sistem otomasi
industri. Otomasi industri pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang
digunakan untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi dengan cara
mengoptimalkan kecepatan dan ketepatan kinerja pada mesin produksi.
Implementasi sistem otomasi industri tersebut berdampak pada
meningkatnya kebutuhan tenaga ahli yang kompeten dalam bidang otomasi
industri, dengan demikian banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
mengajarkan kompetensi dan keterampilan terkait bidang otomasi industri.
Hal tersebut selaras dengan isi Undang-Undang Republik Indonesia nomor
20 tahun 2003 pasal 15 yang menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Proses dalam menyiapkan lulusan SMK yang kompeten dalam bidang
otomasi industri tidak luput dari usaha sekolah itu sendiri. Mata pelajaran
termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Mata pelajaran
yang sesuai dengan kajian otomasi industri akan sangat mendukung
lahirnya lulusan-lulusan SMK yang berkualitas dalam bidang otomasi
industri. Terdapat banyak sekali mata pelajaran yang berorientasi pada
2
sistem otomasi, salah satunya adalah mata pelajaran sistem pengendali
elektronik. Mata pelajaran sistem pengendali elektronik membekali peserta
didik dengan penerapan komponen elektronik pada bidang kendali. Bidang
pengendali elekronik pada saat ini terdapat hampir di setiap aplikasi kontrol,
baik pada mesin-mesin produksi di industri, bahkan pada peralatan rumah
tangga. Mengingat akan luasnya bidang kajian pengendali elektronik yang
dapat diimplementasikan di berbagai aplikasi kontrol, maka kompetensi
dalam bidang ini sangat penting untuk dikuasai siswa SMK terutama di
jurusan yang berorientasi pada bidang kontrol dan kelistrikan.
SMK N 1 Sedayu merupakan sekolah menengah kejuruan negeri yang
mengajarkan mata pelajaran sistem pengendali elektronik pada peserta
didiknya. Mata pelajaran tersebut termuat di dalam kurikulum Kompetensi
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), yang dikelompokkan ke
dalam mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (KK), dan dialokasikan pada
Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik dengan
kode KK10. Mata pelajaran sistem pengendali elektronik sangat penting
dikuasai bagi siswa yang ingin berkonsentrasi dalam bidang otomasi
industri, karena terdapat banyak aplikasi kontrol pengendali elektronik yang
digunakan dan diterapkan dalam sistem otomasi.
Keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi sistem
pengendali elektronik dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah
keefektifan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif akan selalu
menitikberatkan pada proses pembelajaran itu sendiri tanpa
mengesampingkan hasil yang diperoleh. Keefektifan pembelajaran dapat
dicapai dengan banyak cara, salah satunya adalah melalui penerapan
3
metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Sistem pengendali elektronik
merupakan mata pelajaran produktif yang menuntut peserta didiknya untuk
terampil dalam hal penggunaan komponen elektronik di bidang kendali.
Keterampilan sistem pengendali elektronik perlu diasah melalui
pembelajaran praktik yang didukung dengan alat bantu belajar yang sesuai.
Observasi awal yang dilakukan peneliti ketika pelaksanaan KKN-PPL
menemukan fakta bahwa pembelajaran sistem pengendali elektronik di SMK
N 1 Sedayu belum menggunakan alat bantu belajar. Proses pembelajaran
yang dilakukan selama ini masih bersifat teori, hal ini dapat dibuktikan
dengan masih digunakannya metode ceramah dan mencatat tanpa
melakukan kegiatan praktikum menggunakan media praktik sebagai alat
bantu belajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus
mengakibatkan kompetensi siswa menjadi sulit berkembang, kondisi belajar
dengan pola seperti ini jika dibiarkan terus menerus maka akan berdampak
pada penurunan kompetensi. Berkurangnya kompetensi siswa berakibat
pada turunnya kemampuan daya saing lulusan di dunia kerja, untuk
mencegah terjadinya hal tersebut perlu adanya upaya peningkatan
kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem pengendali elektronik melalui
penerapan metode pembelajaran yang tepat dan didukung dengan media
pembelajaran yang sesuai.
4
B. Identifikasi Masalah
1. Materi pembelajaran yang ada pada mata pelajaran sistem pengendali
elektronik adalah:
a. prinsip kerja transistor sebagai saklar,
b. prinsip kerja LDR sebagai sensor cahaya,
c. prinsip kerja IC Schmitt Trigger,
d. prinsip kerja relay elektro mekanik,
e. prinsip kerja SCR,
f. prinsip kerja TRIAC,
g. pengoperasian OP-AMP sebagai pembanding tegangan,
h. prinsip kerja Thermistor sebagai sensor suhu.
2. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
siswa pada mata pelajaran sistem pengendali elektronik adalah dengan
penerapan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah memahami suatu
materi pembelajaran apabila mereka saling berdiskusi (Trianto, 2010: 56).
Terdapat beberapa macam pembelajaran kooperatif yang dapat
digunakan, antara lain:
a. Student Team Achievement Division
Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh Slavin (1995), dengan
tahapan sebagai berikut:
1) penyajian materi yang dilakukan oleh guru,
2) tahap kegiatan kelompok,
3) tahap tes individual,
4) tahap penghitungan skor perkembangan individu,
5
5) tahap pemberian penghargaan kelompok.
b. Tim Ahli (Jigsaw)
Metode pembelajaran ini diperkenalkan oleh Eliot Aronson (1978),
dengan tahapan sebagai berikut:
1) keseluruhan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan 5-6
siswa pada setiap kelompok,
2) memberikan materi pelajaran kepada setiap siswa dalam bentuk
teks yang telah dibagi ke dalam beberapa sub-bab,
3) setiap anggota kelompok yang memperolah sub-bab yang sama
berkumpul untuk belajar dan berdiskusi sebagai kelompok ahli,
4) setiap anggota kelompok ahli kembali kepada kelompok asal,
bertugas untuk mengajar teman-teman satu kelompoknya,
5) siswa dikenakan tes individual untuk mengetahui tingkat
kemampuan pemahaman masing-masing siswa.
c. Teams Games Tournament
Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh David De Vries dan
Keath Edward (1995), dengan tahapan sebagai berikut:
1) penyajian materi yang dilakukan oleh guru,
2) diskusi kelompok dengan 5-6 siswa pada masing-masing kelompok,
3) diadakan permainan akademik untuk memastikan seluruh anggota
kelompok telah menguasai pelajaran,
d. Group Investigation
Metode pembalajaran ini dikembangkan oleh Thelan, yang
menekankan pada kemandirian siswa dengan tahapan sebagai
berikut:
6
1) membagi keseluruhan siswa menjadi kelompok dengan 4-5 siswa
pada setiap kelompok,
2) siswa memilih sub-topik yang sebelumnya telah ditentukan oleh
guru,
3) siswa memulai kegiatan belajar menggunakan berbagai sumber
belajar baik dari dalam ataupun dari luar sekolah,
4) siswa menyimpulkan, menganalisis materi yang telah dipelajari dan
mempresentasikan hasil belajarnya di depan kelas.
e. Rotating Trio Exchange
Tahapan pembelajaran pada metode ini adalah sebagai berikut:
1) membagi keseluruhan siswa ke dalam kelompok kelompok dengan
beranggotakan 3 orang (trio),
2) masing-masing kelompok diberikan pertanyaan yang sama untuk
didiskusikan,
3) setiap anggota kelompok diberikan nomor 1, 2, dan 3,
4) guru membentuk trio baru dengan menggeser nomor 1 searah
jarum jam ke trio di sebelahnya, dan menggeser nomor 2
berlawanan dengan arah jarum jam,
5) guru memberikan pertanyaan yang baru untuk kembali didiskusikan
oleh masing-masing trio,
6) guru kembali merotasikan trio disesuaikan dengan jumlah
pertanyaan yang disiapkan.
7
C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dibatasi
pada:
1. Metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah
metode kooperatif Student Team Achievement Division.
2. Materi pembelajaran yang akan disampaikan ketika penelitian adalah:
a. prinsip kerja transistor sebagai saklar,
b. prinsip kerja LDR sebagai sensor cahaya,
c. prinsip kerja IC Schmitt Trigger,
d. prinsip kerja relay elektro mekanik,
e. prinsip kerja SCR,
f. prinsip kerja TRIAC,
g. pengoperasian OP-AMP sebagai pembanding tegangan,
h. prinsip kerja Thermistor sebagai sensor suhu.
Adapun penjabaran materi pembelajaran di atas ada pada Lampiran 5.
D. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas, permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran
sistem pengendali elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif
STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem Pengendali
Elektronik pada aspek afektif ?
8
2. Seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran
sistem pengendali elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif
STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem Pengendali
Elektronik pada aspek psikomotorik ?
3. Seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran
sistem pengendali elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif
STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem Pengendali
Elektronik pada aspek kognitif ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah
disampaikan sebelumnya, adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata
pelajaran sistem pengendali elektronik melalui metode pembelajaran
kooperatif STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem
Pengendali Elektronik pada aspek afektif.
2. Mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata
pelajaran sistem pengendali elektronik melalui metode pembelajaran
kooperatif STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem
Pengendali Elektronik pada aspek psikomotorik.
3. Mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata
pelajaran sistem pengendali elektronik melalui metode pembelajaran
kooperatif STAD dengan bantuan media pembelajaran Sistem
Pengendali Elektronik pada aspek kognitif.
9
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak, terutama:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini untuk menambah pengetahuan tentang macam-macam
metode pembelajaran serta mengetahui pentingnya media pembelajaran
sebagai penunjang proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Mampu menambah pengalaman belajar tentang penerapan komponen
elektronik pada bidang kendali.
3. Bagi Guru
Mampu memberikan wawasan mengenai variasi metode pembelajaran,
dan memberikan gambaran tentang pengembangan media pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manfaat
variasi metode pembelajaran serta penerapan media pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi siswa.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Adip Triyanto (2012), Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul penelitian Peningkatan Kompetensi Mata
Pelajaran Pembuatan Rangkaian Pengendali Dasar Siswa SMK Ma’arif 1
Wates Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif
teknik Student Team Achievement Division dan media pembelajaran trainer
PLC Zelio SR2B201FU dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas XI
program keahlian teknik instalasi tenaga listrik SMK Ma’arif 1 Wates Kulon
Progo. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil
kompetensi kelompok siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditandai
dengan: interaksi siswa dalam kelompok meningkat dari 53,57% menjadi
85,71%. Interaksi siswa dengan guru meningkat dari 50% menjadi 89,28%.
Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat dari 60,71% menjadi
89,28%. Penyelesaian tugas yang diberikan guru meningkat dari 57,14%
menjadi 92,85%. Prestasi belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata 57,47
menjadi 81,28. Nilai rata-rata LKS meningkat dari 69,99 menjadi 87,80.
Penelitian yang dilakukan Feri Sasana Nurrahmad (2012), skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul penelitian Upaya Meningkatkan
Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Mikrokontroler dengan
11
Metode Kooperatif di SMK Negeri 2 Pengasih. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi siswa kelas XI Elektronika Industri
SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo melalui penerapan metode
pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division dan
penggunan trainer mikrokontroler seri AVR. Berdasarkan hasil penelitian
penerapan metode pembelajaran STAD dan penggunaan trainer
mikrokontroler seri AVR dapat meningkatkan kompetensi siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya tiga aspek, yaitu kompetensi siswa pada
aspek kognitif meningkat dari 63,94 menjadi 79,38. Kompetensi siswa aspek
afektif meningkat dari 60,78% menjadi 83,44%. Kompetensi siswa pada
aspek psikomotorik meningkat dari 74,22 menjadi 81,10.
Penelitian yang dilakukan oleh Lucky Kelana Putra (2013), Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul penelitian: Peningkatan
Kompetensi Pengoperasian PLC Siswa Program Keahlian TITL SMK N 1
Sedayu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif
teknik STAD dengan memanfaatkan media pembelajaran Liquid Actuator
Arm Robot. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi siswa pada standar
kompetensi mengoperasikan PLC mengalami peningkatan. Peningkatan
pada aspek kognitif siswa adalah sebesar 62,39%, nilai pre-test pada awal
siklus 1 adalah 49,89 meningkat menjadi 81,02 pada post-test siklus 3.
Peningkatan kompetensi siswa pada aspek afektif siswa adalah sebesar
86,82%, persentase afektif siswa pada pertemuan pertama sebesar 49,01%
meningkat menjadi 82,22% pada pertemuan kesembilan. Peningkatan
kompetensi siswa pada aspek psikomotorik siswa adalah sebesar 57,49%,
12
nilai psikomotorik siswa pada praktikum pertama adalah 57,25, kemudian
meningkat menjadi 89,06 pada praktikum ketujuh.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran mata pelajaran sistem pengendali elektronik
pada Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK 1 Sedayu
dirasa masih belum efektif, hal ini dikarenakan kurangnya variasi metode
pembelajaran dan masih kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang
sesuai. Metode konvensional seperti ceramah masih sering digunakan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Masih kurangnya keaktifan siswa
selama kegiatan pembelajaran mengakibatkan kompetensi sulit untuk
tercapai, dengan demikian perlu adanya upaya perbaikan proses
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi siswa khususnya pada mata
pelajaran sistem pengendali elektronik.
Upaya perbaikan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
banyak cara, salah satunya adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dan
didukung dengan penggunaan media pembelajaran sistem pengendali
elektronik. Penerapan metode pembelajaran kooperatif STAD dan didukung
dengan penggunaan media pembelajaran sistem pengendali elektronik ini
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran
sistem pengendali elektronik dalam kompetensi dasar memahami prinsip
kerja komponen sistem pengendali elektronik. Peningkatan kompetensi
tersebut ditinjau dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 16.
13
Gambar 16. Kerangka Berpikir Penelitian.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini didasarkan pada rumusan
masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, adapun hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem
pengendali elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif STAD
dengan bantuan media pembelajaran sistem pengendali elektronik pada
aspek afektif.
2. Terdapat peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem
pengendali elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif STAD
dengan bantuan media pembelajaran sistem pengendali elektronik pada
aspek psikomotorik.
Metode
Pembelajaran
Kooperatif
STAD
Media
Pembelajaran
Sistem
Pengendali
Elektronik
Kompetensi Dasar
Memahami Prinsip Kerja
Komponen Sistem
Pengendali Elektronik
Mata Pelajaran Sistem
Pengendali Elektronik
Peningkatan Kompetensi
Siswa
14
3. Terdapat peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem
pengendali elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif STAD
dengan bantuan media pembelajaran sistem pengendali elektronik pada
aspek kognitif.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan Pra Tindakan
Penelitian di SMK N 1 Sedayu dilaksanakan pada tanggal 15
November 2013 sampai dengan 13 Desember 2013. Terdapat beberapa
kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum memulai penelitian, di
antaranya adalah observasi lapangan dan wawancara. Observasi
lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi belajar siswa sebelum
pelaksanaan pembelajaran STAD, sedangkan wawancara kepada guru
pengampu dan siswa dilakukan peneliti untuk mendapatkan keterangan
yang dapat menunjang kebenaran observasi.
Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa
pada mata pelajaran Sistem Pengendali Elektronik dengan menyajikan
metode pembelajaran yang lebih menarik, melalui pembelajaran
kooperatif teknik STAD dengan media pembelajaran Sistem Pengendali
Elektronik.
2. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran teknik STAD, peneliti melakukan persiapan antara lain:
a. Menentukan Kelompok Diskusi
Siswa kelas X TITL C dengan jumlah 35 siswa dibagi menjadi
sembilan kelompok yang terdiri atas delapan kelompok beranggotakan
empat siswa dan satu kelompok beranggotakan tiga siswa. Pembagian
60
kelompok disusun berdasarkan peringkat prestasi belajar siswa pada
semester sebelumnya. Sistematika pembagian anggota kelompok
yang demikian dimaksudkan untuk menyusun kelompok dengan
kemampuan yang relatif setara. Pembagian kelompok pada
pembelajaran STAD ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pembagian Kelompok.
Kelompok
A B C D E F G H I
Peringkat
Prestasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
18 17 16 15 14 13 12 11 10
19 20 21 22 23 24 25 26 27
35 34 33 32 31 30 29 28
b. Membuat Tanda Pengenal Siswa
Pembuatan tanda pengenal bertujuan untuk mempermudah
pengamat melakukan pengamatan pada aspek afektif dan
psikomotorik siswa. Tanda pengenal ini berisikan nomor presensi,
nama siswa, dan nama kelompok.
c. Menentukan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang akan disampaikan peneliti mengacu
pada silabus dan RPP yang dibuat oleh guru pengampu mata
pelajaran, dengan rincian sebagai berikut:
1) memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar,
2) memahami prinsip kerja LDR sebagai sensor cahaya,
3) memahami prinsip kerja IC Schmitt Trigger,
4) memahami prinsip kerja relay elektro mekanik,
5) memahami prinsip kerja SCR,
61
6) memahami prinsip kerja TRIAC,
7) memahami pengoperasian OP-AMP sebagai pembanding
tegangan,
8) memahami prinsip kerja Thermistor sebagai sensor suhu.
d. Menentukan Skor Awal
Penentuan skor awal dilakukan melalui pre-test pada awal siklus,
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mata
pelajaran sistem pengendali elektronik. Skor awal juga digunakan
sebagai dasar menghitung nilai perkembangan individu siswa pada
pembelajaran STAD.
3. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan sebagai dasar sebelum pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah ditemukan, maka
dapat dilakukan perencanaan meliputi:
a. merencanakan tindakan apa yang harus diberikan untuk meningkatkan
aspek kognitif siswa,
b. merencanakan tindakan apa yang harus diberikan untuk meningkatkan
aspek afektif siswa,
c. merencanakan tindakan apa yang harus diberikan untuk meningkatkan
aspek psikomotorik siswa,
d. merencanakan perangkat-perangkat pendukung kegiatan
pembelajaran STAD seperti RPP, job sheet, lembar observasi, reward,
dan media pembelajaran.
62
4. Tahap Pelaksaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari perencanaan
yang telah disusun. Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti
antara lain menyampaikan materi pelajaran, memberikan tindakan
(treatment), dan membimbing kegiatan praktikum.
5. Tahap Observasi
Tahap observasi atau pengamatan dilakukan ketika tahap
pelaksaan tindakan sedang berlangsung. Pengamat melakukan
pengamatan dan mengisikan hasil pengamatannya dalam lembar
observasi yang telah dibuat dan divalidasi. Terdapat dua fokus
pengamatan, yaitu:
a. pengamatan tentang aspek afektif siswa, yang berisikan indikator
aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran,
b. pengamatan tentang aspek psikomotorik siswa, yang berisikan
indikator keterampilan siswa pada waktu praktikum.
Pengamatan tersebut terbagi atas beberapa aspek yang telah
dikategorikan dalam lembar observasi yang diperkirakan akan terjadi di
lapangan. Kejadian-kejadian yang tidak termasuk dalam kategori lembar
observasi ditulis di dalam catatan lapangan.
6. Tahap Refleksi
Data penelitian pada setiap siklus kemudian dianalisis untuk melihat
keberhasilan tindakan yang telah diberikan. Tahap refleksi dilakukan
dengan mengumpulkan permasalahan-permasalahan yang timbul selama
proses pengambilan data. Berdasarkan permasalahan yang ada
63
kemudian dicarikan solusi penyelesaiannya, dengan harapan terjadi
perbaikan pada siklus berikutnya.
7. Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan digunakan untuk menentukan
keberhasilan dalam penelitian ini, adapun indikator keberhasilan tersebut
adalah:
a. Aspek Kognitif
Keberhasilan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
ditunjukkan dengan tercapainya persentase ketuntasan siswa sebesar
75% dengan nilai KKM sebesar 75.
b. Aspek Afektif
Keberhasilan dalam upaya meningkatkan aktifitas siswa ditunjukkan
dengan tercapainya persentase rata-rata nilai aspek afektif siswa pada
setiap indikator sebesar 75%.
c. Aspek Psikomotorik
Keberhasilan dalam upaya meningkatkan aspek psikomotorik siswa
ditunjukkan dengan tercapainya persentase ketuntasan siswa sebesar
75% dengan nilai KKM sebesar 75.
B. Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran
Peningkatan kompetensi memahami prinsip kerja komponen
Sistem Pengendali Elektronik dilakukan melalui penerapan metode
pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division dengan
bantuan media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik. Media
pembelajaran ini digunakan sebagai sarana kegiatan praktikum siswa,
dan telah diuji kelayakannya oleh dua dosen ahli dalam bidang sistem
64
pengendali elektronik. Pengujian kelayakan media pembelajaran sistem
pengendali elektronik ini mengacu pada kriteria pemilihan media
pembelajaran yang disampaikan oleh Azhar Arsyad (2011: 75-76)
meliputi enam butir kriteria, yaitu: kesesuaian media dengan tujuan yang
ingin dicapai, ketepatan media untuk mendukung isi pembelajaran,
kepraktisan media, kemudahan dalam penggunaan, pengelompokan
sasaran, dan mutu teknis media pembelajaran, adapun penjabarannya
sebagai berikut:
1. kesesuaian media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik
dengan tujuan kompetensi,
2. ketepatan media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik untuk
mendukung isi pembelajaran dalam mencapai tujuan kompetensi
dasar,
3. kepraktisan media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik,
4. pengoperasian media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik
dalam pembelajaran,
5. sasaran media pembelajaran Sistem Pengendali Elektronik,
6. mutu teknis/ unjuk kerja media pembelajaran Sistem Pengendali
Elektronik.
Hasil uji kelayakan validator pertama diperoleh rerata sebesar
91,67, dan hasil uji kelayakan validator kedua diperoleh rerata sebesar
75. Nilai rata-rata kedua validator tersebut adalah 83,34, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran Sistem
Pengendali Elektronik layak untuk digunakan.
65
C. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
1. Siklus 1
a. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus 1 adalah:
1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi apa saja
yang harus dicapai pada siklus 1,
2) memperkenalkan metode pembelajaran kooperatif teknik
STAD kepada siswa,
3) mengadakan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal
siswa,
4) menyampaikan materi pembelajaran pada kompetensi dasar
memahami prinsip kerja komponen pengendali elektronik
dengan fokus pembicaraan tentang prinsip kerja transistor
sebagai saklar, prinsip kerja Light Dependent Resistor sebagai
sensor cahaya, prinsip kerja IC Schmitt Trigger, dan prinsip
kerja relay elektro mekanik,
5) mendampingi siswa dalam kegiatan praktikum job sheet 1 dan
job sheet 2,
6) mengadakan post-test untuk mengetahui perkembangan
prestasi belajar siswa,
7) memberikan reward kepada kelompok yang memiliki skor
perkembangan individu tertinggi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dilakukan dalam tiga
kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Jum’at
66
tanggal 15 November 2013 bertempat di bengkel pengukuran
jurusan TITL SMK N 1 Sedayu. Pembelajaran berlangsung
selama empat jam pelajaran (180 menit) dengan rincian
pelaksanaan sebagai berikut:
1) peneliti membuka pembelajaran dengan salam, kemudian
memperkenalkan diri dan melakukan presensi kehadiran
siswa,
2) peneliti menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran dan
kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa dalam tiga
pertemuan ke depan,
3) peneliti memberikan gambaran tentang metode pembelajaran
yang akan diterapkan selama beberapa pertemuan ke depan,
4) peneliti mengumumkan pembagian kelompok yang telah
disusun,
5) peneliti memberikan pre-test kepada siswa, dengan waktu
pengerjaan pre-test selama 25 menit,
6) peneliti mengatur ulang tempat duduk siswa sesuai dengan
kelompoknya masing-masing dan membagikan tanda
pengenal siswa,
7) peneliti membagikan bahan ajar yang akan disampaikan,
8) peneliti menyampaikan materi pembelajaran tentang prinsip
kerja transistor sebagai saklar, prinsip kerja Light Dependent
Resistor sebagai sensor cahaya, prinsip kerja IC Schmitt
Trigger, dan prinsip kerja relay elektro mekanik,
67
9) pengamat melakukan pengamatan afektif siswa dan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan,
10) peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami,
11) peneliti menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
penutup.
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua dilakukan
pada hari Jum’at tanggal 22 November 2013 bertempat di bengkel
pengukuran jurusan TITL SMK N 1 Sedayu. Pembelajaran
berlangsung selama empat jam pelajaran (180 menit) dengan
rincian pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1) peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap
salam dan berdo’a, kemudian peneliti melakukan presensi
kehadiran siswa,
2) peneliti memberikan ulasan materi pembelajaran pertemuan
sebelumnya, dan melemparkan beberapa pertanyaan pada
siswa untuk mengetahui seberapa paham siswa terhadap
materi yang telah disampaikan,
3) peneliti memberikan penjelasan mengenai prinsip kerja media
pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan praktikum
siswa,
4) pengamat melakukan pengamatan afektif siswa dan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan,
5) peneliti membagikan job sheet 1 dan job sheet 2 kepada
masing-masing kelompok siswa,
68
6) peneliti dan rekan peneliti mendampingi siswa selama
kegiatan praktik job sheet 1 dan job sheet 2,
7) peneliti dan rekan peneliti melakukan pengamatan
psikomotorik siswa dan mengisikannya pada lembar observasi
psikomotorik,
8) peneliti menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
penutup.
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan ketiga dilakukan
pada hari Selasa tanggal 26 November 2013 bertempat di bengkel
pengukuran jurusan TITL SMK N 1 Sedayu. Pembelajaran
berlangsung selama empat jam pelajaran (180 menit) dengan
rincian pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1) peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap
salam dan berdo’a, kemudian peneliti melakukan presensi
kehadiran siswa,
2) peneliti dan rekan peneliti mendampingi siswa selama
kegiatan praktik job sheet 1 dan job sheet 2 untuk kelompok
siswa yang belum melaksanakan kegiatan praktikum untuk
setiap job sheet,
3) peneliti dan rekan peneliti melakukan pengamatan
psikomotorik siswa dan mengisikannya pada lembar observasi
psikomotorik,
4) peneliti kembali menjelaskan materi tentang prinsip kerja
transistor sebagai saklar, prinsip kerja Light Dependent
69
Resistor sebagai sensor cahaya, prinsip kerja IC Schmitt
Trigger, dan prinsip kerja relay elektro mekanik,
5) pengamat melakukan pengamatan afektif siswa dan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan,
6) peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi yang belum dipahami,
7) peneliti menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan,
8) peneliti mengatur ulang tempat duduk siswa, membagi
keseluruhan siswa menjadi dua kelompok untuk mengerjakan
post-test. Post-test dikerjakan oleh siswa selama 25 menit,
9) peneliti menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
penutup.
c. Observasi
Observasi pada siklus 1 dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan yaitu pada tanggal 15, 22, dan 26 November 2013.
Pengambilan data menggunakan instrumen lembar observasi
dilakukan oleh tiga orang pengamat yaitu peneliti, rekan peneliti,
beserta guru pengampu. Peneliti dan para pengamat melakukan
pengamatan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Hasil
observasi diuraikan sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan pertama
berjalan kurang efektif, hal ini ditandai dengan perilaku siswa
yang cenderung pasif terhadap pembelajaran yang diterapkan
70
peneliti. Perilaku siswa yang tampak selama kegiatan
pembelajaran antara lain sebagian besar siswa kurang
memperhatikan penjelasan dari guru peneliti, sangat sedikit
siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi
pembelajaran, dan siswa sering mengobrol dengan temannya.
2) Hasil Observasi Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua
berjalan cukup efektif, hal ini ditandai dengan lebih banyak
siswa yang memperhatikan penjelasan dari peneliti. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ini diisi dengan kegiatan
praktikum, siswa menjadi lebih tertarik terhadap kegiatan
pembelajaran karena peneliti menyiapkan media praktik yang
akan digunakan siswa. Selama peneliti memberikan
penjelasan mengenai prinsip kerja media praktik sesekali
siswa bertanya tentang apa yang belum dipahaminya.
Kegiatan praktikum dilakukan secara bergiliran, dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa siswa yang dominan di
dalam kelompoknya. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain
kurang aktif dalam kegiatan praktik, begitu pula dalam
kegiatan diskusi.
3) Hasil Observasi Pertemuan Ketiga
Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan ketiga
diisi dengan melanjutkan kegiatan praktikum pertemuan
sebelumnya serta pemberian ulasan tentang materi
pembelajaran pertemuan pertama. Kegiatan pembelajaran
71
pada pertemuan ini berjalan lebih efektif dari pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya. Hal ini ditandai dengan lebih banyak
siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru peneliti, dan
sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan yang
diberikan. Kegiatan praktikum berjalan dengan lebih baik, dan
dalam kegiatan diskusi beberapa siswa mulai terbiasa untuk
berdiskusi.
4) Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa
Observasi aspek afektif siswa dilakukan oleh pengamat
dengan melakukan pengamatan perilaku siswa selama
kegiatan pembelajaran dan menuangkannya dengan mengisi
lembar observasi aspek afektif yang telah disiapkan. Terdapat
lima indikator aspek afektif yang diamati pengamat, yaitu:
perhatian siswa terhadap penjelasan guru; tanggapan siswa
terhadap pembelajaran; kepedulian sesama anggota
kelompok; diskusi kelompok; dan mengerjakan tugas. Hasil
yang didapat adalah adanya peningkatan aspek afektif siswa
pada siklus pertama dengan persentase seluruh indikator
aspek afektif pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga
adalah 56%, 73,95%, dan 84,55%. Hasil observasi aspek
afektif siswa pada siklus 1 ditunjukkan pada Tabel 6.
72
Tabel 6. Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus 1.
No. Indikator Aspek Afektif Persentase (%) Pertemuan
I II III
1. Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru
62 75,40 84,85
2. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
64 73,39 83,33
3. Kepedulian Sesama Anggota Kelompok
63 74,60 85,61
4. Diskusi Kelompok
64 78,63 81,06
5. Mengerjakan Tugas
25 67,74 87,88
Rata-Rata 56 73,95 84,55
Peningkatan 50,98%
Data yang tertulis pada Tabel 6 merupakan rata-rata
hasil pengamatan dua orang pengamat, dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kondisi afektif siswa mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan. Nilai peningkatan aspek
afektif mulai dari awal hingga akhir siklus 1 sebesar 50,98%,
hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat beradaptasi
terhadap penerapan pembelajaran STAD. Berdasarkan data
yang ada persentase rata-rata nilai aspek afektif siswa pada
setiap indikator telah berada di atas 75%, dengan demikian
indikator keberhasilan tindakan untuk aspek afektif siswa pada
siklus 1 telah terpenuhi. Diagram batang Gambar 19 secara
lebih jelas menggambarkan perkembangan aspek afektif siswa
pada siklus 1.
73
Keterangan: 1 = Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru 2 = Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran 3 = Kepedulian Sesama Anggota Kelompok 4 = Diskusi Kelompok 5 = Mengerjakan Tugas
= Pertemuan 1 = Pertemuan 2 = Pertemuan 3
Gambar 19. Perkembangan Aspek Afektif Siswa Siklus 1.
Diagram batang pada Gambar 19 memperlihatkan
bahwa indikator perhatian siswa terhadap penjelasan guru
pada setiap pertemuan mengalami peningkatan, hal ini
menandakan siswa merasa tertarik dengan materi yang
disampaikan guru peneliti. Tanggapan siswa terhadap
pembelajaran pada setiap pertemuan juga selalu mengalami
peningkatan, dengan bertambahnya siswa yang mengajukan
pertanyaan kepada guru peneliti kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik. Kepedulian sesama anggota kelompok
dan diskusi kelompok juga mengalami peningkatan, hal ini
sejalan dengan penerapan metode pembelajaran STAD yang
62 64 63 64
25
75,4 73,39 74,6 78,63
67,74
84,85 83,33 85,61 81,06 87,88
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5
Pe
rse
nta
se
Indikator Aspek Afektif
74
menitikberatkan terjalinnya kerjasama dan rasa saling peduli
dalam kelompok belajar. Mengerjakan tugas sebagai indikator
terakhir yang diamati pada setiap pertemuan juga mengalami
peningkatan.
5) Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa
Lembar observasi psikomotorik digunakan peneliti untuk
menilai kemampuan psikomotorik siswa pada saat praktikum.
Terdapat lima komponen yang diamati dan dinilai oleh
pengamat, yaitu: proses; hasil; efisiensi waktu; K3; dan
kelengkapan laporan. Nilai maksimal kemampuan
psikomotorik siswa adalah 100, dengan demikian jika siswa
melaksanakan seluruh komponen penilaian dengan benar
maka siswa tersebut akan mendapatkan nilai psikomotorik
100 pada praktikum pertemuan itu.
Kegiatan praktikum pada siklus 1 berlangsung dua kali
untuk setiap kelompok siswa. Kegiatan praktikum ini
menggunakan panduan job sheet 1 dan job sheet 2. Job
sheet-1 untuk rangkaian pengendali penyalaan lampu dan job
sheet-2 untuk rangkaian pengendali arah putaran motor arus
searah. Masing-masing kelompok melaksanakan kegiatan
praktikum secara bergantian. Tabel 7 menunjukkan nilai rata-
rata kelompok dan tingkat ketuntasan praktikum siswa pada
siklus 1. Daftar nilai aspek psikomotorik siswa siklus 1
terlampir pada Lampiran 4.
75
Tabel 7. Penilaian Psikomotorik Siklus 1.
Kelompok Nilai Rata-Rata
Job Sheet 1
Nilai Rata-Rata
Job Sheet 2
A 61,67 75
B 65 75
C 80 80
D 65 75
E 50 70
F 95 75
G 63,75 65
H 55 70
I 70 75
Nilai Rata-Rata 67,66 73,75
Jumlah Siswa yang
Tuntas 7 siswa 25 siswa
Persentase
Ketuntasan 20% 71,43%
Tabel 7 memperlihatkan kemampuan psikomotorik
siswa pada job sheet 1 dan job sheet 2 mengalami
peningkatan, dari nilai rata-rata job sheet 1 sebesar 67,66
menjadi 73,75 pada job sheet 2. Jumlah siswa yang tuntas
juga mengalami peningkatan, dari 7 siswa pada job sheet 1
dan menjadi 25 siswa pada job sheet 2. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh siswa mulai terbiasa melaksanakan
praktikum menggunakan media yang disiapkan peneliti.
Gambar 20 merupakan diagram batang dari kemampuan
psikomotorik siswa pada siklus 1.
76
= Job sheet 1 = Job sheet 2
Gambar 20. Diagram Batang Peningkatan Aspek Psikomotorik Siklus 1.
Diagram batang pada Gambar 20 memberikan
gambaran peningkatan kemampuan psikomotorik siswa pada
siklus 1. Meskipun hasilnya masih kurang dari yang
ditargetkan peneliti, akan tetapi kemampuan psikomotorik
siswa pada siklus ini sudah cukup baik dengan 71,43% dari
keseluruhan siswa telah mencapai nilai psikomotorik di atas
75.
6) Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 1
Hasil prestasi belajar digunakan untuk mengetahui
kemampuan aspek kognitif siswa. Pengukuran aspek kognitif
siswa melalui pre-test dan post-test. Pre-test diberikan kepada
siswa pada awal siklus, sedangkan post-test diberikan kepada
siswa pada akhir siklus. Soal pre-test dan post-test yang
disiapkan peneliti merupakan soal pilihan ganda yang terdiri
61,6765
80
65
50
95
63,75
55
70
7575
8075
7075 65 70
75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
A B C D E F G H I
Nil
ai
Kelompok
77
dari 25 soal. Data yang tertulis pada Tabel 8 merupakan hasil
prestasi belajar siswa pada siklus 1.
Tabel 8. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 1.
Keterangan Pre-test Post-test
Nilai Terendah 28 44
Nilai Tertinggi 48 88
Nilai Rata-Rata 38,53 68,71
Jumlah Siswa yang Tuntas Tidak ada 12 siswa
Persentase Ketuntasan 0% 34,29%
Persentase Peningkatan Nilai
Rata-Rata 78,33%
Prestasi belajar siswa pada pre-test dan post-test siklus
1 mengalami peningkatan 78,33%. Nilai rata-rata prestasi
belajar siswa pada saat pre-test adalah 38,53, dengan
persentase ketuntasan siswa 0%. Nilai rata-rata prestasi
belajar siswa pada saat post-test adalah 68,71, dengan
persentase ketuntasan siswa mencapai 34,29%. Gambar 21
menunjukkan perkembangan prestasi belajar siswa pada
siklus 1.
Gambar 21. Diagram Batang Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa Siklus 1.
38,53
68,71
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nil
ai R
ata
-Ra
ta
Pre-test Post-test
78
d. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah satu siklus penelitian
selesai dilakukan, semua data telah terkumpul dan telah
dianalisis. Tahap refleksi diawali dengan mengumpulkan
permasalahan-permasalahan yang timbul selama proses
pengambilan data, kemudian permasalahan yang ada dicarikan
solusi, dengan harapan terjadi perbaikan pada siklus berikutnya.
Permasalahan yang timbul dalam siklus 1 antara lain:
1) Kegiatan praktikum masih didominasi oleh siswa yang aktif,
sedangkan siswa yang kurang aktif sibuk dengan urusan
masing-masing.
2) Beberapa kelompok siswa sering bertanya jawaban tugas
diskusi kepada kelompok lain, dengan demikian diskusi
kelompok dirasa berjalan kurang efektif.
3) Beberapa siswa cenderung bergantung kepada siswa yang
lebih rajin di dalam kelompoknya.
4) Keterampilan psikomotorik siswa masih perlu ditingkatkan, hal
ini terlihat berdasarkan hasil pengamatan psikomotorik siswa
siklus 1 baru mencapai 71,43% dari keseluruhan siswa yang
memperoleh nilai psikomotorik di atas 75. Persentase
ketuntasan tersebut belum mencapai kriteria keberhasilan
yang menargetkan sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan
siswa telah memperoleh nilai psikomotorik sebesar 75.
5) Kemampuan kognitif siswa masih kurang, hal ini terlihat dari
hasil post-test siklus 1 yang menunjukkan persentase
79
ketuntasan siswa baru mencapai 34,29%. Persentase
ketuntasan tersebut belum mencapai kriteria keberhasilan
yang menargetkan sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan
siswa telah memperoleh nilai 75.
Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 dirasa kurang
efektif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya temuan permasalahan
yang perlu dicarikan solusinya, adapun upaya perbaikan yang
akan dilakukan antara lain:
1) Peneliti membagi tugas kepada setiap anggota kelompok agar
semua anggota kelompok dapat aktif selama kegiatan
praktikum.
2) Guru dan peneliti aktif berkeliling untuk memastikan semua
kelompok melaksanakan kegiatan diskusi dalam kelompoknya.
3) Guru dan peneliti mengingatkan kepada siswa yang lebih tahu
untuk membantu temannya yang masih kebingungan dengan
tugas yang diberikan.
4) Peneliti memperbanyak kegiatan praktikum, dengan demikian
siswa lebih terbiasa melaksanakan kegiatan praktikum untuk
meningkatkan keterampilan psikomotorik siswa.
5) Peneliti membagikan hand out materi ajar kepada setiap
siswa, dengan harapan siswa memiliki pegangan materi ajar
yang disampaikan oleh guru peneliti.
80
2. Siklus 2
a. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus 2 adalah:
1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi apa saja
yang harus dicapai pada siklus 2,
2) mengadakan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal
siswa,
3) membagikan hand out materi ajar kepada setiap siswa,
4) menyampaikan materi pembelajaran pada kompetensi dasar
memahami prinsip kerja komponen pengendali elektronik
dengan fokus pembicaraan tentang prinsip kerja SCR, prinsip
kerja TRIAC, prinsip kerja IC OP-AMP sebagai pembanding
tegangan, dan penerapan Thermistor,
5) mendampingi siswa dalam kegiatan praktikum job sheet 3 dan
job sheet 4,
6) mengadakan post-test untuk mengetahui perkembangan
prestasi belajar siswa,
7) memberikan reward kepada kelompok yang memiliki skor
perkembangan individu tertinggi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilakukan dalam tiga
kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa
tanggal 2 Desember 2013 bertempat di bengkel pengukuran
jurusan TITL SMK N 1 Sedayu. Pembelajaran berlangsung
81
selama empat jam pelajaran (180 menit) dengan rincian
pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1) peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap
salam dan berdo’a, kemudian peneliti melakukan presensi
kehadiran siswa,
2) peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
apa saja yang harus dicapai siswa dalam tiga pertemuan ke
depan,
3) peneliti memberikan pre-test kepada siswa, dengan waktu
pengerjaan pre-test selama 25 menit,
4) peneliti mengatur ulang tempat duduk siswa sesuai dengan
kelompoknya masing-masing dan membagikan tanda
pengenal siswa,
5) peneliti membagikan hand out materi ajar kepada setiap
siswa,
6) peneliti menyampaikan materi pembelajaran tentang prinsip
kerja SCR, prinsip kerja TRIAC, prinsip kerja IC OP-AMP
sebagai pembanding tegangan, dan penerapan Thermistor,
7) pengamat melakukan pengamatan afektif siswa dan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan,
8) peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami,
9) peneliti memberikan penjelasan mengenai prinsip kerja media
pembelajaran yang akan digunakan siswa untuk kegiatan
praktikum,
82
10) peneliti membagikan job sheet 3 dan job sheet 4 kepada
masing-masing kelompok,
11) peneliti dan rekan peneliti mendampingi siswa selama
kegiatan praktikum job sheet 3 dan job sheet 4,
12) peneliti dan rekan peneliti melakukan pengamatan
psikomotorik siswa dan mengisikannya pada lembar observasi
psikomotorik,
13) peneliti menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
penutup.
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan kedua dilakukan
pada hari Jum’at tanggal 6 Desember 2013 bertempat di bengkel
pengukuran jurusan TITL SMK N 1 Sedayu. Pembelajaran
berlangsung selama empat jam pelajaran (180 menit) dengan
rincian pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1) peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap
salam dan berdo’a, kemudian peneliti melakukan presensi
kehadiran siswa,
2) peneliti memberikan ulasan materi pembelajaran pertemuan
sebelumnya, dan melemparkan beberapa pertanyaan pada
siswa untuk mengetahui seberapa paham siswa terhadap
materi yang telah disampaikan,
3) pengamat melakukan pengamatan afektif siswa dan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan,
4) peneliti dan rekan peneliti mendampingi siswa selama
kegiatan praktik job sheet 3 dan job sheet 4,
83
5) guru dan peneliti aktif berkeliling untuk memastikan semua
kelompok melaksanakan kegiatan diskusi dalam kelompoknya,
6) peneliti dan rekan peneliti melakukan pengamatan
psikomotorik siswa dan mengisikannya pada lembar observasi
psikomotorik,
7) peneliti menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
penutup.
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan ketiga dilakukan
pada hari Jum’at tanggal 13 Desember 2013 bertempat di bengkel
pengukuran jurusan TITL SMK N 1 Sedayu. Pembelajaran
berlangsung selama empat jam pelajaran (180 menit) dengan
rincian pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1) peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap
salam dan berdo’a, kemudian peneliti melakukan presensi
kehadiran siswa,
2) peneliti dan rekan peneliti mendampingi siswa selama
kegiatan praktikum job sheet 3 dan job sheet 4 untuk
kelompok siswa yang belum melaksanakan kegiatan
praktikum untuk setiap job sheet,
3) peneliti dan rekan peneliti melakukan pengamatan
psikomotorik siswa dan mengisikannya pada lembar observasi
psikomotorik,
4) peneliti kembali menjelaskan materi tentang prinsip kerja SCR,
prinsip kerja TRIAC, prinsip kerja IC OP-AMP sebagai
pembanding tegangan, dan penerapan Thermistor,
84
5) pengamat melakukan pengamatan afektif siswa dan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan,
6) peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami,
7) peneliti menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan,
8) peneliti mengatur ulang tempat duduk siswa, membagi
keseluruhan siswa menjadi dua kelompok untuk mengerjakan
post-test. Post-test dikerjakan oleh siswa selama 25 menit,
9) peneliti menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
penutup.
c. Observasi
Observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan yaitu pada tanggal 2, 6, dan 13 Desemember 2013.
Peneliti dan para pengamat melakukan pengamatan sesuai
dengan tugasnya masing-masing. Hasil observasi diuraikan
sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan pertama
secara umum hampir memenuhi yang diharapkan peneliti,
dengan semakin banyak siswa yang memperhatikan ketika
peneliti menyampaikan materi pelajaran, semakin sedikit siswa
yang sibuk dengan urusan masing-masing, dan lebih banyak
siswa yang terbiasa untuk bertanya kepada guru peneliti.
Kegiatan praktikum pada pertemuan ini terkendala waktu,
85
dengan demikian hanya empat kelompok yang dapat
melaksanakan kegiatan praktikum.
2) Hasil Observasi Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan kedua pada
kegiatan praktikum berjalan lebih baik dari pertemuan
sebelumnya, dengan lebih banyak kelompok siswa yang dapat
melaksanakan praktikum. Kegiatan diskusi pada pertemuan ini
dapat berjalan dengan baik, sesekali peneliti dan guru
pengampu berkeliling untuk memastikan setiap kelompok
melakukan kegiatan diskusi. Pengamatan perilaku siswa
selama kegiatan pembelajaran juga mengalami peningkatan.
Siswa menjadi lebih terbiasa dengan metode pembelajaran
yang diterapkan peneliti.
3) Hasil Observasi Pertemuan Ketiga
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan ketiga
secara umum berjalan sesuai dengan yang diharapkan
peneliti. Kegiatan praktikum dan diskusi pada sebagian besar
kelompok siswa tidak lagi didominasi oleh beberapa siswa
saja, semua siswa telah terbiasa berdiskusi di dalam
kelompoknya dan semua siswa telah ambil bagian dalam
kegiatan praktikum. Perilaku siswa selama guru peneliti
menyampaikan materi pembelajaran juga dirasa cukup baik.
4) Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa
Observasi aspek afektif siswa dilakukan oleh pengamat
dengan melakukan pengamatan perilaku siswa selama
86
kegiatan pembelajaran dan menuangkannya dengan mengisi
lembar observasi aspek afektif yang telah disiapkan. Hasil
observasi aspek afektif siswa untuk siklus 2 dengan
persentase seluruh indikator pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga adalah 67,13%, 72,06%, dan 83%. Tabel 9
menyajikan hasil observasi aspek afektif siswa secara
keseluruhan.
Tabel 9. Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus 2.
No. Indikator Aspek Afektif Persentase (%) Pertemuan
I II III
1. Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru
79,78 75 75,71
2. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
77,57 73,53 80
3. Kepedulian Sesama Anggota Kelompok
72,06 82,35 89,29
4. Diskusi Kelompok
67,28 75,74 91,43
5. Mengerjakan Tugas
38,97 53,68 78,57
Rata-Rata 67,13 72,06 83,00
Peningkatan 23,64%
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 9 dapat
disimpulkan bahwa kondisi afektif siswa mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan. Nilai peningkatan aspek
afektif mulai dari awal hingga akhir siklus 2 sebesar 23,64%.
Hal ini menunjukkan kondisi siswa yang mulai stabil dengan
metode pembelajaran yang diterapkan peneliti. Diagram
batang pada Gambar 22 memberikan gambaran
perkembangan aspek afektif siswa pada siklus 2.
87
Keterangan: 1 = Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru 2 = Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran 3 = Kepedulian Sesama Anggota Kelompok 4 = Diskusi Kelompok 5 = Mengerjakan Tugas
= Pertemuan 1 = Pertemuan 2 = Pertemuan 3
Gambar 22. Perkembangan Aspek Afektif Siklus 2.
Diagram batang Gambar 22 memperlihatkan bahwa
indikator aspek afektif untuk perhatian siswa terhadap
penjelasan guru dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran
mengalami penurunan pada pertemuan kedua, hal ini dapat
dipengaruhi oleh pemberian ringkasan materi kepada setiap
siswa, yang mengakibatkan perhatian siswa menjadi terbagi
antara memperhatikan penjelasan guru dengan membaca
materi yang diberikan. Meskipun demikian terjadi
penurunannya tidak terlalu signifikan. Indikator aspek afektif
yang berkaitan dengan kegiatan kelompok yaitu kepedulian
sesama anggota kelompok dan diskusi kelompok pada setiap
pertemuan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dipengaruhi
dengan adanya pemberian reward kepada kelompok yang
79,78 77,57
72,0667,28
38,97
75 73,53
82,3575,74
53,67
75,7180 89,29 91,43
78,57
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5P
ers
en
tas
eIndikator Aspek Afektif
88
memiliki kriteria tertentu, sehingga dapat memotivasi siswa
untuk lebih peduli terhadap kelompoknya, dengan harapan
semua anggota kelompoknya dapat memperoleh hasil
maksimal. Indikator aspek afektif siswa dalam hal
mengerjakan tugas juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan.
5) Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Siswa
Lembar observasi psikomotorik digunakan peneliti untuk
menilai kemampuan psikomotorik siswa pada saat praktikum.
Kegiatan praktikum pada siklus 2 berlangsung dua kali untuk
setiap kelompok siswa. Kegiatan praktikum ini menggunakan
panduan job sheet 3 dan job sheet 4. Job sheet 3 untuk
rangkaian pengendali tinggi permukaan air dan job sheet 4
untuk rangkaian pengendali suru ruang pemanas. Masing-
masing kelompok melaksanakan kegiatan praktikum secara
bergantian. Tabel 10 menunjukkan nilai rata-rata kelompok
dan tingkat ketuntasan praktikum siswa pada siklus 2. Daftar
nilai aspek psikomotorik siswa siklus 2 terlampir pada
Lampiran 4.
Tabel 10. Penilaian Psikomotorik Siklus 2.
Kelompok Nilai Rata-Rata Job
Sheet 3
Nilai Rata-Rata
Job Sheet 4
A 85 60
B 62,5 67,5
C 75 85
D 85 80
E 83,75 80
89
Kelompok Nilai Rata-Rata Job
sheet 3
Nilai Rata-Rata
Job Sheet 4
F 70 80
G 76,25 100
H 70 93,75
I 71,25 95
Nilai Rata-Rata 74,85 82,65
Jumlah Siswa yang
Tuntas 20 siswa 28 siswa
Persentase
Ketuntasan 57,14% 80%
Tabel 10 memperlihatkan bahwa kemampuan
psikomotorik siswa pada job sheet 3 dan job sheet 4
mengalami peningkatan, dari nilai rata-rata job sheet 3
sebesar 74,85 menjadi 82,65 pada job sheet 4. Jumlah siswa
yang tuntas juga mengalami peningkatan, dari 20 siswa pada
job sheet 3 menjadi 28 siswa pada job sheet 4. Kegiatan
praktikum pada siklus ini berjalan lebih baik dari pada siklus
sebelumnya, hal ini dapat dibuktikan dengan sebagian besar
siswa telah melakukan kegiatan praktikum tanpa harus
dicontohkan oleh guru ataupun peneliti. Gambar 23
merupakan diagram batang dari kemampuan psikomotorik
siswa pada siklus 2.
90
= Job sheet 3 = Job sheet 4
Gambar 23. Diagram Batang Peningkatan Aspek Psikomotorik Siklus 2.
Diagram batang pada Gambar 23 memberikan
gambaran peningkatan kemampuan psikomotorik siswa pada
siklus 2. Meskipun terdapat beberapa kelompok yang
mengalami penurunan, akan tatapi hasil ini tidak terlalu
mempengaruhi peningkatan kemampuan psikomotorik secara
keseluruhan. Kemampuan psikomorik siswa pada akhir sikus
ini dirasa baik dengan 80% dari keseluruhan siswa telah
mencapai nilai psikomotorik di atas 75.
6) Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 2
Hasil prestasi belajar digunakan untuk mengetahui
kemampuan aspek kognitif siswa. Pengukuran aspek kognitif
siswa melalui pre-test dan post-test. Pre-test diberikan kepada
siswa pada awal siklus, sedangkan post-test diberikan kepada
siswa pada akhir siklus. Soal pre-test dan post-test yang
disiapkan peneliti merupakan soal pilihan ganda yang terdiri
85
62,5
75
85 83,75
7076,25
70 71,25
60
67,5
8580 80 80
10093,75 95
0
20
40
60
80
100
120
A B C D E F G H I
Nil
ai
Kelompok
91
dari 25 soal. Data yang tertulis pada Tabel 11 merupakan hasil
prestasi belajar siswa pada siklus 2.
Tabel 11. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 2.
Keterangan Pre-test Post-test
Nilai Terendah 28 56
Nilai Tertinggi 68 100
Nilai Rata-Rata 52,47 81,26
Jumlah Siswa yang Tuntas Tidak ada 27 siswa
Persentase Ketuntasan 0% 77,14%
Persentase Peningkatan Nilai
Rata-Rata 54,87%
Prestasi belajar siswa pada pre-test dan post-test siklus 2
mengalami peningkatan 54,87%. Nilai rata-rata prestasi
belajar siswa pada saat pre-test adalah 52,47, dengan
persentase ketuntasan siswa 0%. Nilai rata-rata prestasi
belajar siswa pada saat post-test adalah 81,26, dengan
persentase ketuntasan siswa mencapai 77,14%. Gambar 24
menunjukkan perkembangan prestasi belajar siswa pada
siklus 2.
Gambar 24. Diagram Batang Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa Siklus 2.
52,47
81,26
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nila
i R
ata
-Rata
Pre-test Post-test
92
d. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah satu siklus penelitian
selesai dilakukan. Tujuan dilakukannya refleksi adalah untuk
mengingat kembali ada tidaknya permasalahan yang ditemukan
selama kegiatan penelitian. Berdasarkan data penelitian yang
telah diperoleh, tahap refleksi pada siklus 2 antara lain:
1) Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 secara keseluruhan
berjalan dengan baik. Berdasarkan pengamatan afektif, pada
kelima indikator yang diamati hasilnya telah memenuhi target
yang ditentukan. Meskipun hasilnya juga telah dicapai pada
siklus 1, kemampuan afektif siswa pada siklus 2 dapat
dipertahankan.
2) Kemampuan psikomotorik siswa pada siklus ini mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya. Kegiatan praktikum pada
siklus ini berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya,
dengan sebagian besar siswa melakukan kegiatan praktikum
tanpa harus dicontohkan oleh guru ataupun peneliti.
3) Hasil prestasi belajar pada siklus ini juga mengalami
peningkatan, dengan lebih banyak siswa yang mencapai KKM.
Hal ini menandakan meningkatnya pemahaman siswa tentang
materi yang disampaikan peneliti.
Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat disimpulkan
pembelajaran STAD yang diterapkan peneliti berdampak positif
dengan meningkatnya kompetensi sesuai dengan kriteria
93
keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga penelitian ini
dianggap berhasil.
D. Pembahasan
Permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang pada bab
pertama menjadi landasan dilakukannya penelitian ini. Permasalahan
yang ditemukan adalah rendahnya kompetensi siswa pada mata
pelajaran sistem pengendali elektronik. Permasalahan tersebut muncul
dikarenakan kurangnya variasi metode pembelajaran yang diterapkan
guru mata pelajaran, di samping itu mata pelajaran sistem pengendali
elektronik merupakan mata pelajaran teori-praktik yang menuntut
siswanya terampil dalam hal penggunaan komponen elektronik di bidang
kendali. Dengan demikian selain pembelajaran teori yang mutlak sebagai
dasar pengetahuan, juga diperlukan praktik terapan sebagai penguat
terhadap pengetahuan tersebut.
Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran teknik STAD, sedangkan untuk kegiatan praktikum
didukung dengan media praktik sistem pengendali elektronik yang
disiapkan oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi memahami prinsip kerja komponen sistem pengendali
elektronik pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik yang dilakukan
dalam beberapa siklus penelitian. Siklus penelitian akan dihentikan jika
indikator keberhasilan telah tercapai. Adapun Indikator keberhasilan
dalam penelitian ini adalah:
94
1) Penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari keseluruhan siswa
telah mencapai nilai KKM sebesar 75,00 pada saat ujian.
2) Penelitian ini dinyatakan berhasil jika rata-rata persentase seluruh
aspek afektif mencapai 75% dengan skor minimal tiap indikator
sebesar 75%.
3) Penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari keseluruhan siswa
telah mencapai nilai KKM sebesar 75,00 pada saat kegiatan
praktikum.
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yang dimulai pada
tanggal 15 November dan diakhiri pada tanggal 13 Desember 2013.
Penelitian ini diawali dengan pembentukan kelompok diskusi yang terdiri
dari siswa dengan kemampuan yang heterogen untuk setiap kelompok.
Kegiatan penelitian dilanjutkan dengan penyampaian materi
pembelajaran, kemudian siswa dipandu untuk melakukan kegiatan
praktikum dan kegiatan diskusi kelompok. Selama kegiatan pembelajaran
peneliti dan pengamat melakukan pengamatan terhadap kondisi afektif
dan psikomotorik siswa kemudian menuangkannya dengan mengisi
lembar observasi yang telah disiapkan. Kemampuan kognitif siswa dinilai
menggunakan instrumen pre-test dan post-test.
1) Pengamatan Afektif
Hasil pengamatan aspek afektif siswa secara keseluruhan dapat
dilihat pada diagram batang Gambar 25.
95
Gambar 25. Diagram Batang Peningkatan Aspek Afektif.
Gambar 25 menunjukkan perkembangan aspek afektif siswa
secara keseluruhan yang diperoleh dari rata-rata seluruh indikator
aspek afektif pada siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan diagram batang
tersebut dapat dilihat bahwa perilaku siswa dari awal hingga akhir
penelitian mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya rata-rata persentase aspek afektif pada
pertemuan pertama siklus 1 sebesar 56% menjadi 83% pada akhir
siklus 2. Di samping itu pada penelitian ini juga terjadi penurunan rata-
rata persentase aspek afektif siswa pada pertengahan penelitian
dikarenakan pada pertemuan pertama setiap siklus beberapa
indikator aspek afektif berkaitan erat dengan aktifitas siswa di dalam
kelompok. Aktifitas siswa dalam kegiatan kelompok pada
pembelajaran ini terjadi selama kegiatan praktikum, sedangkan
kegiatan praktikum pada pertemuan pertama setiap siklus belum
berjalan efektif dikarenakan keterbatasan waktu.
56
73,95
84,55
67,1372,06
83
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
96
Aktifitas siswa yang diamati meliputi lima indikator aspek afektif
yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu: perhatian siswa terhadap
penjelasan guru; tanggapan siswa terhadap pembelajaran; kepedulian
sesama anggota kelompok; diskusi kelompok; dan mengerjakan
tugas.
a) Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada indikator ini
adalah sebesar 75%, data pengamatan siklus 1 pada pertemuan
pertama untuk indikator perhatian siswa terhadap penjelasan guru
sebesar 62%, kemudian meningkat pada pertemuan kedua
menjadi 75,40%, dan kembali meningkat pada pertemuan ketiga
menjadi 84,85%. Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti,
salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan perhatian siswa
adalah digunakannya media pembelajaran yang dapat menambah
rasa keingintahuan siswa. Hasil ini dirasa baik dan perlu
dipertahankan pada siklus kedua.
Pada siklus kedua indikator perhatian siswa terhadap
penjelasan guru justru mengalami penurunan, meskipun terjadi
penurunan yang tidak signifikan. Pertemuan pertama dari 79,78%
turun menjadi 75%, kemudian terdapat sedikit perubahan pada
pertemuan ketiga menjadi 75,71%. Hal ini mungkin dipengaruhi
oleh pemberian materi kepada masing-masing siswa yang
mengakibatkan perhatian siswa menjadi terbagi antara
memperhatikan penjelasan guru dan membaca materi hand out.
97
Grafik perhatian siswa terhadap penjelasan guru ditunjukkan pada
Gambar 26.
Gambar 26. Grafik Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru.
b) Tanggapan Siswa Tehadap Pembelajaran
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada indikator ini
adalah sebesar 75%, data pengamatan siklus 1 pada pertemuan
pertama untuk indikator tanggapan siswa terhadap pembelajaran
adalah sebesar 64%, kemudian meningkat menjadi 73,39% pada
pertemuan kedua, dan kembali meningkat menjadi 83,33% pada
pertemuan ketiga. Hal tersebut dikarenakan isi materi yang
disampaikan peneliti mampu mendorong siswa untuk bertanya
tentang hal yang baru mereka kenal, selain itu cara guru
menyampaikan ulasan materi yang pernah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya diberi intonasi jeda supaya siswa dapat
aktif melanjutkan apa yang akan disampaikan guru. Tanggapan
siswa terhadap pembelajaran meliputi siswa yang bertanya
kepada guru, dan siswa yang menjawab pertanyaan guru. Pada
62
75,4
84,8579,78
75 75,71
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
98
siklus 1 untuk indikator ini hasilnya telah mencapai target yang
ditetapkan.
Indikator tanggapan siswa terhadap pembelajaran untuk
siklus kedua pertemuan pertama sebesar 77,57%, kemudian
sedikit menurun menjadi 73,53%, dan hasilnya kembali meningkat
pada pertemuan ketiga menjadi 80%. Hasil ini dirasa tidak jauh
berbeda dari pada akhir siklus satu, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa telah mulai terbiasa mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Grafik
tanggapan siswa terhadap pembelajaran ditunjukkan pada
Gambar 27.
Gambar 27. Grafik Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran.
c) Kepedulian Sesama Anggota Kelompok
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada indikator ini
adalah sebesar 75%, data pengamatan siklus 1 pada pertemuan
pertama untuk indikator kepedulian sesama anggota kelompok
sebesar 63%, kemudian meningkat pada pertemuan kedua
menjadi 74,6%, dan kembali meningkat menjadi 85,61% pada
6473,39
83,3377,57
73,53
80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
99
pertemuan ketiga. Hasil ini dirasa baik dan perlu dipertahankan
pada siklus berikutnya.
Data pengamatan siklus 2 untuk indikator kepedulian
sesama anggota kelompok pada pertemuan pertama sebesar
72,06%, kemudian meningkat menjadi 82,35% pada pertemuan
kedua, pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan
menjadi 89,29%. Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti,
hasil ini dapat dipengaruhi dengan adanya pemberian reward
kepada kelompok yang memiliki kriteria tertentu, sehingga siswa
berlomba-lomba untuk menjadi kelompok terbaik dengan cara
membantu temannya yang mengalami kesulitan memahami materi
yang sedang mereka pelajari. Grafik kepedulian sesama anggota
kelompok secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 28.
Gambar 28. Grafik Kepedulian Sesama Anggota Kelompok.
Grafik pada Gambar 28 memperlihatkan bahwa kepedulian
sesama anggota kelompok pada pertemuan keempat mengalami
penurunan yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya
interaksi siswa di dalam kegiatan kelompok yang dikarenakan
63
74,6
85,61
72,06 82,35
89,29
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
100
pada pertemuan ini hanya beberapa kelompok saja yang dapat
melaksanakan praktikum dikarenakan keterbatasan waktu.
d) Diskusi Kelompok
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada indikator ini
adalah sebesar 75%, data pengamatan siklus 1 pada pertemuan
pertama untuk indikator diskusi kelompok sebesar 64%, kemudian
meningkat pada pertemuan kedua menjadi 78,63%, dan untuk
pertemuan ketiga hasilnya kembali meningkat menjadi 81,06%.
Hasil ini dirasa baik dan perlu dipertahankan pada siklus
berikutnya.
Data pengamatan indikator diskusi kelompok untuk siklus 2
pertemuan pertama sebesar 67,28%, kemudian meningkat pada
pertemuan kedua menjadi 75,75%, dan kembali meningkat pada
pertemuan ketiga menjadi 91,43%. Grafik perkembangan siswa
dalam hal diskusi kelompok dapa dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29. Grafik Aktifitas Diskusi Kelompok.
Grafik pada Gambar 29 memperlihatkan adanya
penurunan aktifitas diskusi kelompok pada pertemuan keempat,
64
78,63 81,06
67,2875,74
91,43
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
101
hal ini dikarenakan untuk kegiatan diskusi kelompok dilakukan
setelah siswa melaksanakan praktikum. Kegiatan praktikum pada
pertemuan ini terbatas oleh waktu, dengan demikian hanya
beberapa kelompok siswa yang dapat melakukan diskusi. Pada
kegiatan diskusi siswa diberikan permasalahan yang mana soal
diskusi diambil dari desain rangkaian elektronik yang digunakan
siswa untuk praktikum.
e) Mengerjakan Tugas
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada indikator ini
adalah sebesar 75%, data pengamatan siklus 1 pada pertemuan
pertama untuk indikator mengerjakan tugas sebesar 25%,
hasilnya mengalami peningkatan pada pertemuan kedua menjadi
67,74%, dan kembali meningkat pada pertemuan ketiga menjadi
87,88%.
Data pengamatan indikator mengerjakan tugas untuk
siklus 2 pertemuan pertama diperoleh 38,97%, kemudian untuk
pertemuan kedua 72,06%, dan untuk pertemuan ketiga meningkat
menjadi 78,57%. Grafik pengamatan indikator mengerjakan tugas
dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Grafik Aktifitas Siswa Mengerjakan Tugas.
25
67,74
87,88
38,97
53,68
78,57
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
102
Grafik pada Gambar 30 memperlihatkan aktifitas siswa
mengerjakan tugas untuk pertemuan ke empat mengalami
penurunan yang sangat signifikan. Hal ini dikarenakan kegiatan
diskusi dilakukan siswa setelah mereka melaksanakan kegiatan
praktikum, pada pertemuan ini belum semua kelompok dapat
melaksanakan kegiatan praktikum dikarenakan keterbatasan
waktu.
2) Pengamatan Psikomotorik
Pengamatan aspek psikomotorik digunakan peneliti untuk
mengetahui ketrampilan siswa selama kegiatan praktikum. Hasil
pengamatan psikomotorik siswa menunjukkan adanya peningkatan.
Perkembangan kemampuan psikomotorik siswa ditunjukkan pada
diagram batang pada Gambar 31.
Gambar 31. Perkembangan Kemampuan Psikomotorik Siswa.
Diagram batang pada Gambar 31 menampilkan nilai rata-rata
kelompok siswa untuk job sheet 1 sampai dengan job sheet 4.
67,66
73,75 74,85
82,65
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Job sheet 1 Job sheet 2 Job sheet 3 Job sheet 4
Nil
ai ra
ta-r
ata
103
Berdasarkan diagram batang tersebut terlihat adanya peningkatan
kemampuan psikomotorik siswa dari nilai rata-ratanya sebesar 67,66
dengan persentase ketuntasan siswanya sebesar 20% pada job
sheet-1, kemudian meningkat menjadi 82,65 dengan persentase
ketuntasan siswa mencapai 80% pada job sheet 4. Tindakan yang
diupayakan peneliti untuk meningkatkan keterampilan psikomotorik
siswa adalah dengan memperbanyak praktikum, melakukan
pendampingan praktik secara intensif kepada setiap kelompok, dan
sedapat mungkin memberikan porsi yang sama kepada setiap siswa
untuk melaksanakan kegiatan praktikum.
3) Pengamatan Kognitif
Pengamatan kognitif siswa dilakukan dengan mengambil data
hasil prestasi belajar siswa pada setiap siklus. Hasil prestasi belajar
siswa diperoleh dari pre-test dan post-test. Tabel 12 menampilkan
data prestasi belajar siswa siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 12. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2.
Keterangan Siklus 1 Siklus 2
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
Nilai Rata-Rata 38,53 68,71 52,47 81,26
Jumlah Siswa
yang Tuntas 0 12 Siswa 0 27 Siswa
Persentase
Ketuntasan 0% 34,29% 0% 77,14%
Tindakan yang diupayakan peneliti untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa pada siklus 1 adalah dengan
menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah dibantu
dengan LCD proyektor. Tabel 12 memperlihatkan kemampuan kognitif
104
siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa pada pre-test
siklus 1 sebesar 38,53 kemudian hasilnya meningkat pada akhir siklus
1 menjadi 68,71, dengan persentase ketuntasan sebesar 34,29%.
Hasil ini dirasa masih jauh dari yang ditargetkan peneliti yang
menargetkan 75% dari keseluruhan siswa mencapai nilai di atas 75.
Berdasarkan hasil post-test siklus 1 dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang diberikan pada siklus 1 dalam kaitannya untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa masih kurang efektif,
dengan demikian perlu diberikan tindakan lebih untuk
memperbaikinya.
Tindakan yang diupayakan peneliti untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa adalah memberikan hand out materi ajar
kepada setiap siswa, dengan harapan siswa lebih mudah paham atas
materi pembelajaran yang disampaikan peneliti. Tindakan ini dirasa
cukup efektif, hal ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan
kognitif siswa sesuai dengan yang ditargetkan. Di samping itu,
metode pembelajaran kooperatif menekankan adanya ketergantungan
positif antar siswa yang menyebutkan bahwa siswa tidak akan sukses
kecuali semua anggota kelompoknya sukses. Hal ini mampu
menumbuhkan rasa kepedulian sesama anggota kelompok, dengan
demikian siswa yang lebih paham akan membantu teman satu
kelompoknya yang masih kebingungan dalam memahami materi
pembelajaran.
Nilai rata-rata siswa pada saat pre-test siklus 2 memperoleh
hasil 52,47, kemudian pada saat post-test hasilnya meningkat menjadi
105
81,26 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 77,14%.
Secara keseluruhan, peningkatan kognitif siswa mulai dari awal siklus
1 sampai dengan akhir siklus 2 adalah 110,9%. Gambar 32
merupakan diagram batang yang menggambarkan perkembangan
prestasi belajar siswa pada setiap siklus.
Gambar 32. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2.
38,53
68,71
52,47
81,26
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
1 2
Nila
i ra
ta-r
ata
sis
wa
Pre-test
Post-test
106
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas ini mencakup kompetensi dasar memahami
prinsip kerja komponen sistem pengendali elektronik yang diajarkan kepada
siswa dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa lembar pengamatan aspek afektif siswa, lembar observasi aspek
psikomotorik siswa, serta pre-test dan post-test yang digunakan untuk
pengetahui perkembangan aspek kognitif siswa. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan:
1) Peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem pengendali
elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dengan bantuan
media pembelajaran sistem pengendali elektronik pada aspek afektif
adalah sebesar 48,21%, dengan persentase aspek afektif siswa pada
pertemuan pertama sebesar 56%, meningkat menjadi 83% pada
pertemuan keenam.
2) Peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem pengendali
elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dengan bantuan
media pembelajaran sistem pengendali elektronik pada aspek
psikomotorik adalah sebesar 22,15%, dengan nilai rata-rata psikomotorik
siswa pada job sheet 1 sebesar 67,66, meningkat menjadi 82,65 pada job
sheet 4.
3) Peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem pengendali
elektronik melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dengan bantuan
media pembelajaran sistem pengendali elektronik pada aspek kognitif
107
adalah sebesar 110,9%, dengan nilai rata-rata pre-test siklus 1 sebesar
38,53, meningkat menjadi 81,26 pada post-test siklus 2.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan dampak positif ke beberapa pihak, antara lain:
1) Bagi siswa
Mampu menambah pengalaman belajar tentang penerapan komponen
elektronik pada bidang kendali.
2) Bagi guru
Mampu memberikan wawasan mengenai variasi metode pembelajaran,
dan memberikan gambaran tentang pengembangan media pembelajaran.
3) Bagi sekolah
Mendapat informasi mengenai manfaat variasi metode pembelajaran
serta penerapan media pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi
siswa.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang turut mempengaruhi
keberhasilan dalam penelitian ini, keterbatasan tersebut antara lain:
1) Penilaian praktikum siswa masih bersifat kelompok, dengan demikian
hasilnya belum mampu menunjukkan kemuampuan psikomotorik untuk
masing-masing siswa.
2) Kurangnya kuantitas media pembelajaran yang mampu disiapkan oleh
peneliti, yang mengakibatkan siswa melaksanakan kegiatan praktikum
secara bergantian.
108
D. Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan
peneliti antara lain:
1) Bagi siswa
Siswa diharapkan masuk tepat waktu agar kegiatan pembelajaran
berjalan lebih maksimal.
2) Bagi guru
Guru diharapkan mau menerapkan variasi metode pembelajaran serta
berinovasi dalam hal penyiapan media pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi siswa pada mata pelajaran sistem pengendali elektronik.
3) Bagi sekolah
Pihak sekolah diharapkan dapat memfasilitasi guru pengampu untuk
pelaksanaan kegiatan praktikum siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang: Sistem Pendidikan Nasional.
D. Petruzella, Frank. (2001). Industrial Electronics (Elektronik Industri). Penerjemah: Sumanto. Yogyakarta: Andi.
E. Kemp, Jerrold & K. Dayton, Deane. (1985). Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publishers Inc.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Wajib Bagi Pendidik. Yogyakarta: Shira Media.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Reiser, Robert A., & Dick, Walter. (1996). Instructional Planning. 2nd. Florida: Allyn & Bacon.
Sadiman, Arief S. et al. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2008). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.
Snelbecker, Glenn E. (1974). Learning Theory, Instructional Theory, and Psychoeducational Design. McGregor & Werner, Inc.
Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sumitra, Tatang. et al. (2005). Modul PTL OPS 005 (2) A: Mengoperasikan Mesin Produksi dengan Kendali Elektronik. Depdiknas.
110
Suparman, Atwi. ( 2012). Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Susilana, Rudy & Riyana, Cepi. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengambangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.
Yamin, Martinis. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.