peningkatan prestasi belajar siswa pai materi...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI
MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN
METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP
N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ROHMAD SHOLIKIN
NIM: 111-12-119
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2017
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI
MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN
METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP
N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ROHMAD SHOLIKIN
NIM: 111-12-119
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2017
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
Drs. M. Ghufron, M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp. : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Rohmad Sholikin
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Rohmad Sholikin
NIM : 111-12-119
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI
MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA
SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 20 Maret 2017
Pembimbing
Drs. M. Ghufron, M,Ag.
NIP. 1974032020031210001
v
Judul Skripsi
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI
IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
ROHMAD SHOLIKIN
NIM: 111-12-119
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Maret 2017 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Dr. M. Gufron, M.Ag
Penguji I : Dr. Muna Erawati, M.Si
Penguji II : Dr. Mukti Ali, M.Hum
Salatiga, 29 Maret 2017
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rohmad Sholikin
NIM : 111-12-119
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
vii
MOTTO
“Pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak
intelektual terpelajar bukan intelektual yang kurang ajar ”
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Keluarga ku Ayah dan Ibuku tercinta, Pae Zumroni dan Mbok
Jumiyem serta Adiku Nduk Puji Tri Utami, Mas Andi Wibowo dan
dek Riza yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih
sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.
2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Drs. M. Ghufron, M.Ag. yang
selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh
kesabaran selama proses skripsi ini.
3. Sahabat-sahabatku, Tri Hartono, Dedi Setiadi, Rizal yang selalu
memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam
penempuhan gelar sarjana ini.
4. Tim KKN IAIN Salatiga 2016 Posko 60 Mas Fahmi, Mujito, Nur
Hidayati, Latifah, Oktaf, Riyanti, Novi yang selalu memberikan
dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam penempuhan gelar
sarjana ini.
5. Teman-teman ku se Perjuangan PAI D Angkatan 2012.
6. Segenap pendidik dan Pembaca.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya
Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di
hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN
METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga
banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. M. Ghufron, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Kedua orang tuaku, kakakku, dan adikku yang telah memberikan doa,
motivasi, serta dukungan moril dan materil kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan
di bidang pendidikan kepada penulis.
8. Keluarga Besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.
9. Keluarga Besar ITTAQO IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman keorganisasian kepada penulis.
x
10. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012 IAIN Salatiga yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
11. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan
kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 20 Maret 2017
xi
ABSTRAKSI
Rohmad Sholikin (NIM. 111-12-119). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pai
Materi Iman Kepada Malaikat Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa
Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun ajaran
2016/2017. Skripsi. IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. M Ghufron, M.Ag.
Kata kunci: prestasi belajar, PAI, metode Jigsaw.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi
belajar PAI melalui metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII F SMP N 2 Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta
didik Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang dengan dua siklus.
Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Data
yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw pada
pembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang
diinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini
terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus
sebesar 22.4%, pada siklus I sebesar 51.5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar
peserta didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami
peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 69, siklus I
sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target yang
ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara
klasikal mencapai 90% dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh
peserta didik 75 sudah tercapai.
Aktivitas belajar peserta didik juga dapat ditingkatkan dengan
menerapkan metode jigsaw. Dengan metode ini guru mudah merangsang
keaktifan peserta didik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah
memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh
guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ini dapat terlihat dari pra siklus,
siklus I dan siklus II, secara berturut-turut sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 82,50 %.
Dengan begitu target yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas
peserta didik sebesar 80%.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada
peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAI melalui
metode Jigsaw. Adanya peningkatan prestasi belajar ini dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata peserta didik dan persentase ketuntasan belajar peserta
didik. Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada
semua pihak (peserta didik, guru dan orang tua) untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran PAI.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii
JUDUL ............................................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ vi
MOTTO............................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Maasalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
E. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 6
F. Definisi Operasional ............................................................................. 7
G. Metode Penelitian ................................................................................. 15
1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 16
2. Subyek Penelitian ........................................................................... 16
xiii
3. Instrumen Penelitian ....................................................................... 16
4. Pengumpulan Data ......................................................................... 16
5. Teknik Analisa Data ....................................................................... 17
H. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar PA
1. Pengertian Prestasi Belajar PAI ..................................................... 20
2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam...................... 22
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................... 24
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................... 25
B. Iman Kepada Malaikat ......................................................................... 26
C. Konsep Dasar Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran ..................................................................... 30
2. Prinsip Penggunaan Metode ........................................................... 32
3. Jigsaw ............................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39
B. Setting dan Subyek Penelitian .............................................................. 40
1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 40
2. Subyek Penelitian ........................................................................... 40
C. Data Prestasi Belajar PAI ..................................................................... 40
D. Desain Penelitian .................................................................................. 42
E. Metode Pengumpulan Data
1. Tes .................................................................................................. 46
xiv
2. Observasi ........................................................................................ 47
3. Dokumentasi .................................................................................. 48
F. Metode Analisis Data ........................................................................... 48
G. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi Awal ........................................................................... 50
B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus .......................................... 54
1. Siklus I ........................................................................................... 54
2. Siklus II .......................................................................................... 60
C. Pembahasan .......................................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 71
B. Saran ..................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 76
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Prestasi Belajar Peserta Didik ................................................. 41
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... 51
Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Peserta Didik ........................................................... 52
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... 55
Tabel 4.4 Aktivitas Belajar Peserta Didik ........................................................ 57
Tabel 4.5 Aktivitas Pembelajaran Guru ........................................................... 58
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... 61
Tabel 4.7 Aktivitas Belajar Peserta Didik ........................................................ 63
Tabel 4.8 Aktivitas Pembelajaran Guru ........................................................... 64
Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus ........................ 68
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa PAI Siklus I ......................................... 76
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa PAI Siklus II........................................ 77
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I ..................... 78
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II .................... 79
Lampiran 5 Dokumentasi ................................................................................. 81
Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis ................................................................. 85
Lampiran 7 Daftar Nilai Surat Keterangan Kegiatan (SKK) ........................... 86
Lampiran 8 Surat Pembimbing Skripsi ............................................................ 90
Lampiran 9 Surat Penelitian ............................................................................. 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinamika masyarakat pada dekade abad ke 21 ini semakin kompleks.
Realitas sosial ini disadari atau tidak disadari akan membawa akses-akses baik
positif maupun negatif terhadap perkembangan moral masyarakat.
Ketidakberdayaan masyarakat dalam membendung laju zaman ini lebih
terindikasikan lagi dengan tidak adanya batasan oleh seperangkat komputer
dan jaringannya.
Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam
melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai
tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan dan nilai keagamaan. Proses
pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada
peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku,
dan kepribadian anak. Untuk itu penyampaian proses pembelajaran hendaknya
dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar
pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan
menyenangkan.
Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan
kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan
generasi yang berbudi pekerti yang luhur sebagaimana diamanatkan oleh
undang-undang pendidikan nasional no. 2 tahun 2003 “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
2
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta
didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu
berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.
Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi
manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan
capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah
dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Disisi lain minat siswa
terhadap mata pelajaran pendidikan agama menurun, siswa lebih suka dengan
mata pelajaran lain yang berbasis teknologi dan informasi oleh karena itu mata
pelajaran pendidikan agama perlu aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
dalam menyampaikan kepada peserta didik agar siswa tidak jemu dalam
mengikuti pelajaran.
Dalam menyikapi kondisi yang terjadi dalam era globalisasi ini
terutama dengan besarnya kemungkinan persebaran dampak negatifnya, maka
satu aspek yang paling penting dalam menangkal akses yang lebih buruk lagi
adalah dengan pembekalan moral kepada para anak bangsa, sehingga mampu
memilih yang lebih baik, yang sesuai dengan tatanan moral. Dalam hal ini
peranan pendidikan menjadi sangat urgen terutama Pendidikan Agama Islam
yang bersangkutan langsung dengan masalah moral. Mengingat kekhawatiran
3
akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan IPTEK yang mungkin
melampaui batas, Pendidikan Agama Islam harus bertindak untuk mencegah
bahaya-bahaya yang menyertai kemajuan tersebut. Pendidikan Agama Islam
dituntut mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermuara pada nilai-nilai Islami.
Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah merupakan pendidikan yang sangat penting, karena harus mampu
membentuk sikap perilaku yang agamis terhadap peserta didik, terutama
masalah pengamalan ibadah. Dalam hal ini memahami iman kepada malaikat
adalah sangat diperlukan karena iman kepada malaikat termasuk dalam
serangkaian rukun iman yang wajib diyakini dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum masih terdapat
ketidak seimbangan antara alokasi waktu yang tersedia dan materi pelajaran
yang begitu luas, mengakibatkan prestasi Pendidikan Agama Islam masih jauh
dari harapan yang diinginkan. Hal ini terbukti kurang tercapainya nilai yang
diperoleh oleh siswa, terutama pada materi iman kepada malaikat yaitu rentang
nilai antara 60 dan 70 sedang KKM yang ditetapkan 75. Kalaupun nilai sudah
cukup baik ataupun sudah memenuhi kriteria standar kelulusan, dengan
diterapkannya metode Jigsaw diharapkan prestasi akan lebih meningkat.
Dalam rapat Dewan Guru, dan Dewan Komite sekolah yang pada tanggal 15
Mei 2011 menetapkan bahawa 68% merupakan ketuntasan belajar rendah, 75%
ketuntasan belajar sedang dan 88% ketuntasan belajar tinggi dan Kreteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Pendidikan Agama Islam adalah 75.
4
Salah satu solusi penulis ingin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) untuk meningkatkan pemahaman iman kepada malaikat dengan
menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran
Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016-2017. Dengan harapan
dengan metode Jigsaw prestasi siswa pada materi iman kepada malaikat akan
meningkat.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada proses pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan materi iman kepada malaikat dengan
menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran
Kabupaten Semarang. Adapun pokok permasalahannya adalah sebagai berikut:
Apakah strategi Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman terhadap iman
kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten
Semarang.
Adapun indikator keberhasilan adalah indikator kemampuan siswa
dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai iman kepada malaikat. Jadi
keberhasilan tindakan ini ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat
perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan peningkatan
pembelajaran. Jika pada siklus 1 kategori lebih besar paham dari Pra Siklus dan
pada siklus II Paling lebih besar paham dari Siklus 1 berarti terjadi
peningkatan yang positif.
5
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw dapat
meningkatkan pemahaman iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP
N 2 Tengaran Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2016/2017“
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan dan evaluasi yang teratur terhadap pelaksanaan
pembelajaran iman kepada malaikat harus tetap diprioritaskan untuk mencapai
hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan
kemampuan siswa kelas VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang
terhadap pemahaman iman kepada malaikat dan selanjutnya akan ditingkatkan
dengan menggunakan strategi Jigsaw.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai pelengkap referensi yang telah ada berkaitan dengan proses
belajar mengajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti sebagai ajang praktek materi-materi maupun teori–teori
yang selama ini penulis peroleh dalam bangku kuliah.
b. Bagi sekolah dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami dan mengamalkan bentuk iman kepada malaikat.
6
c. Bagi guru dan siswa sebagai bahan evaluasi yang telah dilaksanakan
guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam proses belajar mengajar
sehingga hasilnya dapat ditingkatkan.
d. Pembuat kebijaksanaan dalam menyusun kurikulum yang lebih
bermanfaat bagi siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsimi Arikunta, 2006:71). Sedang menurut Winarno Surahmad hipotesis
adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum berakhir masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban yang dianggap benar
atau salah (Sutrisno Hadi, 1987:69).
Jadi yang dimaksud hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
belum sampai pada titik akhir. Masih memerlukan pembuktian untuk
memperoleh kebenaran maka perlu adanya penelitian. Sesuai dengan judul
yang penulis ajukan terdiri dari dua variabel yaitu strategi Jigsaw sebagai
variabel bebas (independent) dan pemahaman iman kepada malaikat sebagai
variabel terikat. (dependen) maka dapat penulis ajukan hipotesis sebagai
berikut : ”Melalui metode Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman dan
menerapkan nilai-nilai iman kepada malaikat pada siswa kelas VII F SMP N 2
Tengaran“
7
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemaham,
maka perlu penulis jelaskan :
1. Pengertian Pemahaman iman kepada malaikat
Pemahaman adalah cara memehami atau memahamkan sesuatu
(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 811). Adapun yang penulis
maksudkan dengan pemahaman iman kepada malaikat adalah kesanggupan
dan kecakapan seseorang untuk memahami dan menerapkan iman kepada
malaikat dengan benar, dengan indikator :
a. Memahami arti iman kepada malaikat
Secara etimologis kata mala-ikah (dalam bahasa indonesia disebut
(malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al-
alukah artinya ar-risalah (misi, pesan). Yang membawa misi atau
pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran
Malaikat juga disebut rusul (utusan-utusan). Misalnya pada suratHud
ayat 69. Bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa
indonesia kata Malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk
jamaknya menjadi para malaikat. (Ilyas, 1992: 83). Secara etimologis
malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari
cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.
b. Mengamalkan nilai-nilai iman kepada malaikat dalam kehidupan
sehari-hari.
8
Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman
kepada Allah. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah
mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama
malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik-
baiknya tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat
ini, ialah kepercayaan akan kebenaran akan wahyu Al-Qur‟an dan
Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengakui
kebenaran Al-Qur‟an dan sabda-sabda Rasulullah tentulah mereka
akan percaya pula bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat
diterangkan oleh dua sumber agama Islam itu.
Malaikat termasuk mahluk Tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib
ialah segala yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib
itu sendiri artinya ialah hilang, lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib
ialah sesuatu yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam jangkauan
panca indra.( Pangarsa, 1979: 81)
Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat
menghitung kecuali Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits
yang berasal dari Annas bin Malik tentang kisah mi‟raj, bahwa Nabi
diperlihatkan Al-Baitul Ma‟mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat
tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu
telah keluar (selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.
Malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, adapun malaikat yang
bertugas mengawasi atau mencatat semua amal perbuatan manusia.
9
Setiap gerak-gerik yang kita kerjakan pasti tidak akan pernah luput
dari pengawasannya, malaikat tersebut adalah malaikat Raqib dan
Atid. Maka dari itu kita harus senantiasa berperilaku dengan penuh
kehati-hatian.
Nama-nama malaikat dan tugas mereka masing-masing:
1. Malaikat jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan
kepada Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebut
juga Ruhul Qudus (S. Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara
193) dan Namus.
2. Malaikat Mika‟il; menyampaikan pembagian rizqi.
3. Malaikat israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3
peristiwa, yaitu pada saat terjadinya hari kiamat, pada saat
kebangkitan manusia dari kubur, dan pada waktu manusia
dipanggil untuk diadili oleh tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)
4. Malaikat Izra‟il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya
apabila telah tiba (S. As-Sajdah 11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)
5. Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.
6. Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.
7. Malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan
pendahuluan kepada orang yang selesai dikuburkan.
8. Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat
perbuatan-perbuatan manusia. Raqib disebelah kanan mencatat
amal baik dan Atid disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17)
( Pangarsa, 1979: 83 )
10
Hikmah iman kepada Malaikat
Sebagai muslim yang memiliki iman kepada malaikat,
seseorang akan menunjukkan beberapa perilaku yang
mengindikasikan dari rasa keimanannya itu sendiri. Di antara tanda-
tanda perilaku dari orang yang beriman kepada Malaikat antara lain :
a. Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian
b. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat
sekitar
c. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi
lingkungannya
d. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke
waktu
e. Berpikiran positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi
sekitarnya
f. Mengetahui akan keagungan Allah SWT, kekuatannya serta
kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan
keagungan khaliq
g. Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA
terhadap bani adam, dimana dia telah memasrahkan kepada
sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga (mengawasi)
mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta kemaslahatan-
kemaslahatan mereka yang lainya.
11
h. Mencintai para malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan
berupa penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT. ( Sholeh, 1997:
166)
Kedua komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan
memahami dan mengamalkan nilai iman kepada malaikat. Masing-masing
komposisi penelitian berisi indikator secara bertingkat yang menunjukkan
kecakapan tingkat penguasaan baik pemahaman maupun dalam
pengamalannya.
2. Pengertian Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot
Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin
(Sugianto,2010:45).
Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang
paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw
merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses
belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,
pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang
dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
12
dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Sudrajat,2008:1).
Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik
untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi
beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh
peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain
(Zaini, 2008:56).
Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.
Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang
sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian
siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan
kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk
13
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan
dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari
dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota
kelompok asal.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Jigsaw:
1) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap
kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam
kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran
yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari
salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan
materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok
yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam
kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang
sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada
temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh
Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas
dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai
14
sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi
pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang
beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa.
Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal
memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam
kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada
pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan
persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
5) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian
materi pembelajaran.
6) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar
materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi
yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
15
Kelebihan model pembelajaran Jigsaw :
a) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta
bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya.
b) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.
c) Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan
mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang
dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk
oleh guru.
d) Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa
dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
Kekurangan model pembelajaran Jigsaw :
a) Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode yang lain.
b) Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap
kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini penulis lakukan bulan Februari tahun
2017. Minggu ke 1 bulan Februari persiapan menyusun konsep, jadwal dan
instrumen, Sementara minggu ke 2, ke 3 dan ke 4 bulan Februari pelaksanaan
Pra siklus, siklus satu dan siklus dua, sedang bulan Maret tahun 2017
menyusun konsep pelaporan.
16
2. Subjek Penelitian
Yang penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas VII F SMP
N 2 Tengaran dalam pemahaman iman kepada malaikat. Sebagaian
populasinya adalah VII F SMP N 2 Tengaran yang berjumlah 33 siswa
dengan rincian 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
Karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa maka subjek penelitian adalah seluruh VII F
SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016-2017.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan
suatu metode (Suharsimi Arikunta, 2006:149). Agar penelitan ini berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas anatara lain : Rencana Pembelajaran (RP) Buku,
Al-Qur‟an, alat peraga (sarana prasarana), Buku Daftar Nilai dan Evaluasi.
4. Pengumpulan Data
Untuk mendapat data–data yang akurat dan releven penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar
metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang
penulis gunakan adalah :
17
a. Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya
(Suharsimi, Arikunta, 2006:149). Metode ini penulis gunakan untuk
mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa, perkembangan siswa
dan keadaan sarana dan prasarana VII F SMP N 2 Tengaran Kabupaten
Semarang.
b. Tes
Tes yaitu serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi, bakat, yang
dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi, Arikunta, 2006:158).
Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa
dalam memahami dan mengamalkan nilai iman kepada malaikat.
5. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa data penulis menggunakan teknik analisa
kuantitatif yaitu analisa tanpa menggunakan perhitungan, tetapi lebih
menekankan pada ulasan-ulasan dengan jalan menganalisa tabel yang
didasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden dengan
menggunakan tabulasi data.
18
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terdiri dari tiga bagian dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Depan
Dalam bagian ini meliputi halaman sampul skripsi, logo, halaman
judul halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstraksi,
halaman daftar tabel dan halaman daftar lampiran.
2. Bagian isi Skripsi
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
tindakan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, Dalam bab ini penulis sampaikan mengenai
teori belajar, faktor faktor yang mempengaruhi belajar, tujuan pembelajaran
iman kepada malaikat, pengertian Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam dan pencapaian pembelajaran iman kepada
malaikat.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, Bab ini penulis sajikan diskripsi
pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus satu dan diskripsi
pelaksanaan siklus dua.
19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Dalam bab ini di
sajikan : Diskripsi bersiklus yang memuat data hasil pengamatan atau
wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap
siklus.
BAB V PENUTUP, Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan
saran-saran.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar PAI
1. Pengertian Prestasi Belajar PAI
Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan
secara keseluruhan. Dalam prosesnya, kegiatan ini melibatkan interaksi
individu yaitu pengajar di satu pihak dan peserta didik dipihak lain.
Keduanya berinteraksi dalam satu proses yang disebut belajar-mengajar.
(Usman, 2009: 4)
Interaksi dalam proses pembelajaran bermakna interaksi edukatif.
Interaksi edukatif adalah yang secara sadar mempunyai tujuan untuk
mendidik. Interaksi edukatif mempunyai arti yang cukup luas tidak
sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga terjadi proses
penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik. (Usman, 2009: 4) Oleh
karena itu dalam proses pembelajaran tidak hanya terjadi transfer
pengetahuan tetapi juga mengajarkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat menguasai
bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Sekalipun dalam sebuah pembelajaran seorang guru memberikan
informasi yang sama kepada peserta didik, namun hasil pembelajaran
berbeda. Hasil perolehan tersebut dinamakan prestasi belajar. Pengertian
21
prestasi menurut kamus adalah ”hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).” ( Suharso, 2009: 390)
Prestasi dalam pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan
dan kemajuan peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum.
Adapun menurut Morgan ”learning is any relatively permanent
change in behavior which occur as a result of experience or practice”.(
Morgan, 1971: 2). Maksudnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang
terjadi relative permanen sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau
latihan. Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:
Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran peserta didik
yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudian menumbuhkan
perubahan yang baru dalam pemikiran peserta didik.( Azis : 169 )
Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa prestasi
belajar adalah ukuran atau hasil yang dicapai seseorang setelah mengikuti
proses belajar berupa perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sedangkan Pendidikan Agama Islam lebih dipahami
sebagai upaya atau cara mendidik ajaran agama Islam. Pendidikan Agama
22
Islam menurut Abdul Madjid dan Dian Andayani adalah “usaha sadar
yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik
untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang harus ditetapkan.” ( Majid, 2004: 132). Jadi yang
dimaksud prestasi belajar PAI adalah hasil belajar yang diperoleh setelah
proses pembelajaran PAI selesai. Indikator keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran PAI dapat diketahui dari skor atau nilai ulangan.
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang
kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini antara lain :
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-
undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam
melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar
yuridis formal tersebut antara lain:
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD‟45 dalam Bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu. ( Majid, Abdul dan Dian
Andayani, 2004: 132-133).
23
b. Dasar Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang
bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama
adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
Dalam Al-Qur‟an terdapat dalam Q.S. Al-Imran: 104.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang
munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.
c. Dasar Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam
hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak
tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan
hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa: Semua
manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang
disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu
perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka
berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya.
24
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih
lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan
agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
25
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.( Majid, Abdul : 134-135)
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pede jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Majid, Abdul : 134-135)
Menurut Muhaimin, PAI bertujuan agar siswa memahami,
menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. ( Muhaimin, 2004: 78)
Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal
ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang
kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat. Dalam Penjelasan atas
26
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan bahwa
mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.( Departemen Agama RI, 2006: 218 )
Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk membekali
peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul
karimah.
B. Iman Kepada Malaikat
Secara Etimologis kata mala-ikah (dalam bahasa indonesia disebut
(malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al-alukah
artinya ar-risalah (misi, pesan). Yang membawa misi atau pesan disebut
ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Quran Malaikat juga disebut
rusul (utusan-utusan). Misalnya pada surat Hud ayat 69. Bentuk jamak lain
dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia kata Malaikat dipakai
untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya menjadi para malaikat. (Ilyas,
1992: 83). Secara etimologis malaikat adalah makhluk ghaib yang
diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat
tertentu.
27
Iman kepada malaikat merupakan iman kedua setelah iman kepada
Allah. Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat ialah mempercayai
bahwa Allah itu mempunyai suatu mahluk bernama malaikat, yang selalu
taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya tugas yang
diberikan Allah kepada mereka.
Yang menjadikan dasar kepada adanya iman kepada malaikat ini,
ialah kepercayaan akan kebenaran akan wahyu Al-Qur‟an dan Hadits-
hadits Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengakui kebenaran Al-
Qur‟an dan sabda-sabda Rasulullah tentulah mereka akan percaya pula
bahwa malaikat itu ada, sebab adanya malaikat diterangkan oleh dua
sumber agama Islam itu.
Malaikat termasuk mahluk tuhan yang ghaib. Hal yang ghaib ialah
segala yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Kata ghaib itu sendiri
artinya ialah hilang, lenyap, tidak ada. Jadi barang ghaib ialah sesuatu
yang hilang atau lenyap atau tidak ada dalam jangkauan panca indra.(
Pangarsa, 1979: 81)
Jumlah mereka banyak sekali sehingga tidak ada yang dapat
menghitung kecuali Allah SWT dalam As-Shahihain disebutkan hadits
yang berasal dari Annas bin Malik tentang kisah mi‟raj, bahwa Nabi
diperlihatkan Al-Baitul Ma‟mur dilangit. Padanya setiap hari terdapat
tujuh puluh ribu malaikat yang menunaikan shalat. Jika mereka itu telah
keluar (selesai shalat) meraka tidak akan pernah kembali kesitu.
28
Malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, adapun malaikat yang
bertugas mengawasi atau mencatat semua amal perbuatan manusia. Setiap
gerak-gerik yang kita kerjakan pasti tidak akan pernah luput dari
pengawasannya, malaikat tersebut adalah malaikat Roqib dan Atid. Maka
dari itu kita harus senantiasa berperilaku dengan penuh kehati-hatian.
Nama-nama malaikat dan tugas mereka masing-masing :
1. Malaikat jibril; sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu tuhan
kepada Nabi-nabi/Rasul-rasul-NYA. Jibril kadang-kadang disebut juga
Ruhul Qudus (S. Al-Baqarah 87), Ruhul Amin (S. Asy-syuara 193)
dan Namus.
2. Malaikat Mika‟il; menyampaikan pembagian rizqi.
3. Malaikat israfil; meniup serunai sangkakala (terompet) dalam 3
peristiwa, yaitu pada saat terjadinya hari kiamat, pada saat kebangkitan
manusia dari kubur, dan pada waktu manusia dipanggil untuk diadili
oleh Tuhan. (S.Yasin ayat 49,51 dan 53)
4. Malaikat Izra‟il; mencabut nyawa manusia dan mahluk lainya apabila
telah tiba (S. As-Sajdah 11, S. An-Nahl 32, S An-Nisa 97)
5. Malaikat Ridwan; bertugas menjaga surga.
6. Malaikat malik; bertugas menjaga neraka.
7. Malaikat munkar nakir; bertugas melakukan pemeriksaan pendahuluan
kepada orang yang selesai dikuburkan.
8. Malaikat Raqib dan Atid bertugas menjaga dan mencatat perbuatan-
perbuatan manusia. Raqib disebelah kanan mencatat amal baik dan
29
Atid disebelah kiri mencatat amal buruk. (S. Qof 17) ( Pangarsa, 1979:
83 )
Hikmah iman kepada Malaikat
Sebagai muslim yang memiliki iman kepada malaikat, seseorang akan
menunjukkan beberapa perilaku yang mengindikasikan dari rasa
keimanannya itu sendiri. Di antara tanda-tanda perilaku dari orang yang
beriman kepada Malaikat antara lain :
1. Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian
2. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar
3. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi
lingkungannya
4. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu
5. Berpikiran positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi
sekitarnya
6. Mengetahui akan keagungan Allah SWT, kekuatannya serta
kekuasaanya. Keagungan mahluk merupakan bagian dan keagungan
khaliq
7. Terimakasih (syukur) kepada Allah SWT atas perhatian-NYA
terhadap bani adam, dimana dia telah memasrahkan kepada
sebagian dari pada malaikat itu untuk menjaga (mengawasi)
mereka, mencatat amal perbuatan mereka, serta kemaslahatan-
kemaslahatan mereka yang lainya.
30
8. Mencintai para malaikat atas apa yang telah mereka tunaikan berupa
penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT. ( Sholeh, 1997: 166)
C. Konsep Dasar Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
Secara etimologis, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati, dan “hodos” yang bearti jalan atau cara. Jadi meode
berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. ( Ramayulis, 1990:
104 ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara yang
telah diatur dan dipikirkan baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam
ilmu pengetahuan dan sebagainya.” ( Suharso, Ana Retnoningsih, :321)
Menurut Hamzah B. Uno metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Uno, 2008: 2). Jadi
metode pembelajaran adalah jalan yang ditempuh oleh seseorang guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tahapan-tahapan tertentu.
Dalam menggunakan suatu metode, kita seharusnya memiliki beberapa
landasan pemikiran mengapa kita menggunakan metode tersebut. Prinsip
pemakaian metode yang digunakan berfungsi untuk member penguatan
terhadap apa yang kita kerjakan, sehingga kita mempunyai alasan yang
kuat dalam menggunakan suatu metode tertentu.
Metode yang dipilih oleh pendidik seharusnya merupakan metode
yang tepat, metode yang tidak bertentangan dengan tujuan pembelajaran
31
atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam
RPP.
Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran
bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan
dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain,
metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.
Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil
pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan
sebaik dan semudah mungkin.
Dari penjelasan di atas tadi dapat dilihat bahwa pada intinya
metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan
tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.
Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan
metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana
menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga
materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.
Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana
dijumpai dalam buku-buku kependidikan lebih merupakan usaha untuk
mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan
perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran.
Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan
32
bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan
psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi kognitif,
dan semua hal ini memerlukan metode yang berbeda-beda untuk mencapai
kesemuanya dalam tujuan pembelajaran.
2. Prinsip Penggunaan Metode
Prinsip-prinsip pelaksanaan metodologi pendidikan Islam menurut
Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibany adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.
b. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum
pelaksanaan pendidikan.
c. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak
didik.
d. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik.
e. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,
integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan dan
kebebasan berpikir.
f. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi anak didik.
g. Menegakkan “Uswah Khasanah" ( Omar, 1979: 595).
Berkaitan dengan masalah pemilihan metode dalam pendidikan,
hampir tidak dapat diabaikan beberapa faktor yang boleh dikatakan
menjadi rambu-rambu penting dalam memilih metode agar metode itu
33
dapat bekerja secara efektif dan maksimal dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Pertama, kondisi anak didik. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah apakah mereka memiliki tingkat kemampuan dalam respons
terhadap metode yang diberlakukan kepada mereka, misalnya
menggunakan metode card sort dan lainnya. Kedua, materi pelajaran yang
menghendaki beraneka macam metode yang berbeda-beda. Ketiga,
kapabilitas guru dalam menggunakan metode merupakan faktor yang
menentukan efektifitas pemakaian metode yang dipilih. Keempat, tujuan,
sebagaimana telah disinggung di depan. Metode apapun yang dipilih
dalam pendidikan harus disinkronkan dengan tujuan yang hendak dicapai,
bukan sebaliknya tujuan yang menyesuaikan metode. ( Slamet, 2005 :171-
172)
Dari beberapa data di atas dapat kita ketahui bahwa banyak sekali
prinsip dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menerapkan
metode pembelajaran agar tercipta suatu kondisi belajar mengajar yang
menyenangkan serta dapat secara efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot
Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin
(Sugianto,2010:45).
34
Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang
paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw
merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses
belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,
pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang
dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Sudrajat,2008:1).
Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa
bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.
Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam
belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008:56).
Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.
Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
35
ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang
sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian
siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan
kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan
dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari
dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota
kelompok asal.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Jigsaw
1) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan
setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang
berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota
dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi
pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
36
Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas
mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut.
Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar
bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli
(Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa
mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta
menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya
jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson
disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan
jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai
dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi
pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli
yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari
5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok
asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari
dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik
yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok
asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok
atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan
hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat
menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan.
3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
37
4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
5) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa
bagian materi pembelajaran.
6) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar
materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi
yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Kelebihan model pembelajaran Jigsaw :
a) Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam
berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang
dilakukannya.
b) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis.
c) Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan
mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi
yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang
telah dibentuk oleh guru.
d) Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua
siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
Kekurangan model pembelajaran Jigsaw :
a) Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak
waktu dibanding metode yang lain.
38
b) Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena
setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.
Model jigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif
yang berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab
besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilisator dan
motifator. Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja
tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara
mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa
mempelajari materi secara individual. Dalam metode Jigsaw ini siswa
dibagi menjadi dua kelompok yaitu “kelompok awal” dan “kelompok
ahli”. Setiap siswa yang ada dalam” kelompok awal” mengkhususkan diri
pada satu bagian dalam sebuah unit pembelajaran. Siswa dalam
“kelompok awal” ini kemudian dibagi lagi untuk masuk kedalam
“kelompok ahli” untuk mendiskusikan materi yang berbeda. Siswa
kemudian kembali ke “kelompok awal” untuk mendiskusikan materi hasil
“kelompok ahli” pada siswa “kelompok awal”. Dalam konsep ini siswa
harus bisa mendapat kesempatan dalam proses belajar supaya semua
pemikiran siswa dapat diketahui.
Pembelajaran model Jigsaw menuntut setiap siswa untuk
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian pelajaran yang harus dipelajari
dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta
melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan
ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas
permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang
dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru sebagai
suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran. ( Arikunto,
Suharsimi, 2006: 3). Dalam penelitian tindakan kelas guru secara reflektif
dapat menganalisis, mensistesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas.
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki
praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Misalnya bagi guru,
penelitian tindakan kelas ini dapat peningkatan profesionalitasnya serta dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dalam implementasinya penelitian
tindakan kelas ini bisa dilakukan secara kolaboratif. Partisipasi setiap tim
secara langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dari tahap awal sampai akhir. Kerjasama kolaboratif ini dengan
sendirinya akan membentuk tim yang solid guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
40
B. Setting dan Subyek Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang oleh
guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai akhir
setiap tahapnya, baik siklus pertama kedua, dan ketiga. Penelitian ini
dilakukan mulai tanggal 06 Februari sampai dengan 28 Februari 2017 di
SMP N 2 Tengaran. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi
awal. Observasi tahap awal dimulai pada tanggal 06 Februari 2017.
2. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII F
SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 33 orang
dengan komposisi putra 16 dan putri 17. Selain peserta didik, subyek
lainnya yang juga ikut diteliti adalah guru PAI, karena guru merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
C. Data Prestasi Belajar PAI
Data prestasi belajar peserta didik kelas VII F SMP N 2 Tengaran
Tahun Pelajaran 2016/2017 sebelum dilakukan penelitian adalah sebagai
berikut:
41
Tabel 1
Data Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Tahun
Pelajaran 2016/2017.
No Nama Nilai
1 AGUSTINA STYOWATI
8
2 ALIA ELIYANTI
6.6
3 ANANDA DWI ERVIANA
7.3
4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO
7.3
5 ANDINI WIDYA INDRIYANI
6
6 ARYA WARDANA SAPUTRA
6.6
7 CANDRA SAPUTRA
6
8 DESI FITRIANI
6.6
9 DEVI HERAWATI
8
10 DIAN LATIF OKTAVIANIS
5.3
11 DIVA OKTAVIA
8
12 DWI SEPTIANA
8
13 HESTI AYU WINDARI
8
14 IHSANUL AMAL
6.6
15 INA MUSTIKA
8
16 JUMIATI
6.6
17 KHOLIS NAHDIANA FADLA
6.6
18 KUSRI
6
19 MUDRIKAH
5.3
20 MUHAMMAD ARDIANSYAH
7.3
21 MUHAMMAD FAISAL
8.6
22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA
6
23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI
6
24 NURUL KHOTIMAH
6.6
25 PONIMIN
7.3
26 PUTRA CATUR WIBISONO
8
27 RIZKI AQSAL MAULANA
7.3
28 ROBBY ANDIKA BAGAS
7.3
29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA
6
42
30 SAIQ HUSNA SAPUTRA
6
31 SELLY AMBAR SUKMA
7.3
32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA
7.3
33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT
7.3
Jml
229.1
Rata-rata
6.9
%
Ketuntasan
22.4 %
Dari data di atas diketahui bahwa prestasi belajar PAI peserta didik
masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar peserta
didik secara klasikal hanya 6.9, masih dibawah standar ketuntasan minimal
yaitu 7.5. Sedangkan persentase ketuntasan belajar peserta didik juga masih
rendah, hanya 22.4 %. Data ini menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan tindakan perbaikan tiap siklusnya.
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini ada empat tahapan yang akan dilalui yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan ini
dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap tahapan siklus didasarkan atas masukan
dari siklus sebelumnya. ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 17). Secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas
sebagai berikut ini: ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 16).
43
Desain Penelitian Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran
dalam prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini dilakukan rencana kegiatan dengan
menyesuaikan model yang akan diterapkan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan
pelaksanaan proses pembelajaran dengan berdasar kurikulum yang
berlaku. Penyusunan RPP ini juga disesuaikan dengan langkah-
langkah pada metode pembelajaran yang diterapkan, dalam hal ini
metode Jigsaw.
2) Membuat alat bantu pembelajaran berupa kartu indeks.
3) Menyusun lembar observasi aktivitas peserta didik
4) Menyusun tes akhir setiap siklus
44
b. Tahap Tindakan
Pada tahapan ini pelaksanaannya didasarkan rencana
pembelajaran yang disusun sebelumnya dengan kegiatan sebagai
berikut:
1) Melaksanakan pembelajaran di kelas VII F sebagai kelas yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran
yang diterapkan berdasar RPP yang telah dibuat peneliti bersama
kolaborator.
2) Guru membagi suatu kelas menjadi 4 kelompok, dengan setiap
kelompok terdiri dari 8-9 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam
kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran
yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari
salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan
materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok
yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam
kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran
yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan
kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini
oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji).
3) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok
asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
45
dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan
persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
4) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
5) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
c. Observasi
Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan,
pencatatan, dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya
pembelajaran, terutama kepada peserta didik dengan sambil
mengerjakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini
pula ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan mengamati sangat
diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan mendadak dalam
pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta didik
yang dikenai tindakan.
Pada tahap ini, selain pengerjaan lembar observasi untuk
membuktikan pengamatan yang dilaksanakan, perlu bukti dokumentasi
berupa pengambilan gambar jika diperlukan agar dalam
penginterpretasian data dapat lebih jelas dan cermat.
d. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap
46
hasil analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil
belajar sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah
yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan
siklus berikutnya.
2. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II merupakan
klimak dari penelitian tindakan kelas ini. Karena menurut perkiraan
penulis, pada siklus II ini hasil belajar peserta didik sudah memenuhi
target pembelajaran. Langkah-langkahnya sama dengan siklus sebelumnya
yaitu:
a. Tahapannya tetap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
b. Materi pelajaran berkelanjutan
c. Diharapkan efektivitas kerja peserta didik harus lebih tinggi dari pada
siklus I
d. Di akhir kegiatan/siklus, peneliti memberikan evaluasi sesuai dengan
pokok bahasa yang diberikan.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data, antara lain :
1. Tes
Metode tes adalah “alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
47
naturan-aturan yang sudah ditentukan”. ( Arikunto dan suharsimi, 2006:
53).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
prestasi belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tes ini
dilakukan pada tiap akhir siklus dalam penelitian tindakan terhadap mata
pelajaran PAI kelas VII F SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016 /2017
pada pokok bahasan iman kepada malaikat.
2. Observasi
Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena atau kejadian yang diselidiki.” (Hadi, 2002: 136
)Apabila diikhtisarkan alasan secara metodologis dengan menggunakan
metode pengamatan atau observasi ini adalah pengamatan yang
mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,
perilaku tak sadar, kebiasaan, dan lain-lain.
Teknik ini akan digunakan dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung yaitu observasi secara langsung dan sistematis seperti kondisi
tempat belajar, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi
kemampuan peserta didik menyelesaikan tugas, antusias terhadap
pelajaran yang sedang diikuti, semangat dalam belajar, perhatian saat
pelajaran berlangsung dan lain-lain.
Adapun pelaksanaan observasi ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
48
Instrumennya berupa lembar observasi yang telah dirancang bersama oleh
guru dan mitra kolaboratif dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah agenda, dan
sebagainya. ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 206 ). Hasil dari dokumentasi
akan digunakan sebagai pelengkap dan penguat dari data-data yang
didokumentasikan.
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi
tentang; daftar peserta didik, daftar nilai prestasi peserta didik dan aktivitas
peserta didik berupa dokumen gambar/foto selama kegiatan pembelajaran.
F. Metode Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah karakteristik data
yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari persentase serta
menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya
misalnya bentuk grafik dan tabel. ( Arikunto, Suharsimi, 2006: 131-132).
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data yang berbentuk
kuantitatif dan data yang berbentuk kualitatif. Data-data kuantitatif di
antaranya adalah hasil tes PAI dan angka persentase keaktifan peserta didik
yang diketahui melalui penilaian lembar observasi peserta didik. Data
kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik tersebut dapat dianalisis
49
dengan cara mencari nilai rata-rata atau presentasi keberhasilan belajar dan
lain-lain. Sedangkan data kualitatif di antaranya adalah deskripsi data yang
menggambarkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas peserta didik
selama berlangsungnya pembelajaran.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 90 %
dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik.
2. Persentase aktivitas belajar peserta didik di kelas > 80 %. Hasil persentase
dapat diketahui dari lembar observasi peserta didik yang disusun oleh
peneliti dan kolaboran (guru)
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi Awal
Observasi awal dilakukan peneliti di Kelas VII F SMP N 2 Tengaran
pada tanggal 06 Februari 2017. Pada saat observasi awal ini guru PAI
melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diselingi
dengan tanya jawab.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap proses pembelajaran
PAI di Kelas VII F SMP N 2 Tengaran diketahui bahwa selama ini guru lebih
sering menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan diselingi dengan
tanya jawab. Guru lebih mendominasi jalannya proses pembelajaran sedangkan
peserta didik lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru.
Kesempatan peserta didik untuk mengemukakan pendapat masih kecil,
sehingga pengajaran terkesan monoton dan tidak menggairahkan. Peserta didik
hanya menulis dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya, sangat jarang
terangsang untuk berpikir, tetapi lebih banyak terangsang untuk mengingat dan
menghafal materi pelajaran. Berikut ini digambarkan data hasil belajar peserta
didik pada observasi awal atau sebelum diadakannya tindakan, selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
51
Tabel 2
Rangkuman Hasil belajar peserta didik
Pra siklus
No Keterangan Perolehan
1 Nilai Terendah 53
2 Nilai Tertinggi 86
3 Nilai Rata-rata Kelas 69
4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 25
5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 8
6 Persentase ketuntasan klasikal 22.4 %
Hasil observasi awal mengenai hasil belajar peserta didik seperti yang
tercantum pada tabel di atas menggambarkan bahwa prestasi belajar peserta
didik masih rendah dan perlu ditingkatkan dengan indikator nilai rata-rata
peserta didik hanya 69 masih di bawah kriteria nilai ketuntasan minimum
individu yaitu 53. Jumlah peserta didik yang tuntas hanya 8 peserta didik atau
ketuntasan klasikalnya 22.4 % masih di bawah standar ketuntasan klasikal
yaitu 85%.
Sedangkan berkaitan dengan hasil observasi tentang aktivitas peserta
didik selama mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
52
Tabel 3
Hasil Aktivitas Peserta Didik
Pra Siklus
No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata
1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 1
2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 2
3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang
berlangsung
2
4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
tugas
2
5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau
teman
2
6 Jumlah skor 9
7 Persentase 45 %
Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal
= 20
Kriteria penilaian :
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
66% - 79% = Baik
80% - 100% = Sangat Baik
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa persentase aktivitas
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal adalah 45%
dengan kriteria kurang, masih di bawah indikator keberhasilan tindakan yaitu
80%. Peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran. Salah satu
53
indikator aktivitas peserta didik yang menonjol adalah kurangnya kerja sama di
antara peserta didik. Mereka juga kurang begitu antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini disebabkan metode yang digunakan oleh guru kurang
memberikan ruang bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan teman
sekelasnya. Metode yang monoton juga mengakibatkan peserta didik mudah
merasa jenuh dan kurang begitu bersemangat mengikuti pembelajaran.
Melihat hasil observasi awal ini, maka dapat diketahui beberapa
permasalahan pembelajaran PAI materi iman kepada malaikat di Kelas VII F
SMP N 2 Tengaran ini, yakni:
1. Hasil belajar peserta didik masih rendah (nilai rata-rata kelas 69 masih di
bawah nilai ketuntasan individual yaitu 75 dan ketuntasan klasikal 6,94%
masih jauh dari standar nilai ketuntasan klasikal yaitu 85%).
2. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih rendah. Adapun
aktivitas yang paling rendah adalah tingkat kerja sama di antara peserta
didik.
3. Rendahnya nilai hasil belajar peserta didik ini diasumsikan disebabkan
oleh rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dan
salah satu faktor yang memicu rendahnya aktivitas belajar peserta didik
adalah penggunaan metode mengajar guru yang tidak mengacu pada
metode mengajar peserta didik aktif (guru lebih sering menggunakan
metode ceramah).
Observasi awal ini dijadikan bahan pertimbangan untuk pemberian
tindakan berikutnya dalam pembelajaran PAI. Untuk mengatasi berbagai
54
masalah dan kelemahan pembelajaran PAI tersebut maka dilakukan tindakan
berupa penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran.
B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat
observasi awal maka telah direncanakan metode pembelajaran pada
siklus I ini adalah metode jigsaw. Perencanaan pengajaran pada siklus I
ini dituangkan dalam bentuk RPP. Materi yang dibahas pada siklus I
adalah nama dan tugas malaikat dengan standar kompetensi: memahami
nama-nama malaikat, serta kompetensi dasar: 1) menyebutkan nama
malaikat beserta tugasnya, 2) menyebutkan bentuk iman kepada
malaikat-malaikat.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 18 Februari. Materi yang diajarkan tentang
pengertian iman kepada malaikat, dilaksanakan sesuai dengan jadwal
dan prosedur yang direncanakan dalam RPP. Sub materi yang
disampaikan pada siklus I ini adalah pengertian iman kepada malaikat.
55
Dalam menjelaskan materi iman kepada malaikat ini.
1) Guru membagi suatu kelas menjadi 4 kelompok, dengan setiap
kelompok terdiri dari 8-9 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok
asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan
persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
3) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Tabel 4
Rangkuman Hasil belajar peserta didik
Siklus 1
No Keterangan Perolehan
1 Nilai Terendah 69
2 Nilai Tertinggi 88
3 Nilai Rata-rata Kelas 78
4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 16
5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 17
6 Persentase ketuntasan klasikal 51.5 %
56
Berdasarkan temuan yang tercantum dalam tabel di atas
diketahui bahwa peserta didik yang mencapai ketuntasan individu yakni
17 orang (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75), dan
peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan individu ada 16
(tidak mencapai nilai 75). Sedangkan rata-rata hasil belajar peserta
didik secara klasikal adalah 78.
Deskripsi data tersebut memperlihatkan bawa sudah ada
peningkatan nilai hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat nilai
rata-rata kelas pada observasi awal (pra siklus) 69 naik menjadi 78 pada
siklus I dan ketuntasan klasikal 22.4 % pada observasi awal naik
menjadi 51.5 % pada siklus I.
Walaupun rata-rata kelas sudah mengalami peningkatan tetapi
indikator keberhasilan ketuntasan klasikal sebesar 90% masih belum
tercapai maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.
c. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung aktivitas guru maupun
peserta didik diamati oleh peneliti. Aktivitas belajar peserta didik yang
diamati di antaranya adalah tingkat kerja sama peserta didik, antusias
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, perhatian, kemampuan
menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan dari guru atau teman
sekelas. Adapun hasil observasi mengenai aktivitas peserta didik pada
siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.
57
Tabel 5
Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus I
No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata
1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 3
2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 3
3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang
berlangsung
3
4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
tugas
3
5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau
teman
2
6 Jumlah skor 14
7 Persentase 70 %
Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal
= 20
Kriteria penilaian :
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
66% - 79% = Baik
80% - 100% = Sangat Baik
Berdasarkan data tabel tentang aktivitas belajar peserta didik
siklus I di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik pada
siklus I mencapai 70% ini berada pada ketegori baik. Meskipun begitu
58
persentase aktivitas peserta didik tersebut belum memenuhi target
minimal yang diharapkan yaitu 80%.
Data aktivitas peserta didik ini dijadikan pertimbangan untuk
tindakan siklus II, yakni perlu adanya upaya peningkatan aktivitas
belajar peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan hasil observasi
mengenai aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 6
Aktivitas Pembelajaran Guru
Siklus I
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 Penerapan metode pembelajaran 3
2 Menciptakan berkomunikasi dua arah 2
3 Mengorganisasi peserta didik dalam belajar 3
4 Membimbing peserta didik selama
prosespembelajaran
3
5 Menjawab pertanyaan peserta didik 3
6 Memberikan motivasi pada peserta didik 3
7 Jumlah 16
8 Rata-rata 3
Skor tertinggi setiap aspek = 4
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
59
Selain melihat hasil belajar peserta didik dan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran, perlu juga mempertimbangkan faktor lain
yang mendukung pembelajaran yaitu aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Tampak pada tabel di atas bahwa pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan skor rata-rata 3
dan tergolong pada kategori baik. Hal ini menunjukkan guru sudah
cukup baik dalam melakukan pengelolaan pembelajaran. Namun
pengelolaan pembelajaran juga harus lebih ditingkatkan pada siklus
berikutnya agar lebih baik lagi, karena bermula dari pengelolaan
pembelajaran inilah akan melahirkan tingkat aktivitas peserta didik
yang lebih tinggi serta peningkatan hasil belajar yang lebih baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil belajar peserta didik dan observasi terhadap
aktivitas peserta didik dan pengelolaan pengajaran pada siklus I, maka
produk refleksi pada siklus I dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Sudah ada peningkatan nilai hasil peserta didik. Hal ini dapat
dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal pada
tahap pra siklus adalah 69 naik menjadi 78 pada siklus I dan
ketuntasan klasikal pada tahap pra siklus 22.4 % naik menjadi 51.5
% pada siklus I, tetapi indikator keberhasilan ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar 90% masih belum tercapai.
2) Aktivitas peserta didik pada siklus I sudah berada dalam kategori
baik, namun belum mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi, ini
60
dapat dilihat dari persentasi aktivitas peserta didik yaitu 75%.
Sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti
adalah minimal > 80%.
3) Pengelolaan pengajaran yang dilakukan oleh guru sudah berada
pada tingkat baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu
diperbaiki seperti kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi
dua arah dan kemampuan dalam mengimplementasikan metode
jigsaw. Diharapkan pada siklus berikutnya kemampuan guru dalam
berkomunikasi dua arah dan kemampuan menerapkan metode
jigsaw menjadi lebih baik.
Melihat hasil refleksi ini maka perlu adanya perbaikan-
perbaikan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya, seperti upaya
menigkatkan lagi aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan
pengajaran guru.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan
metode yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa
perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Perencanaan tindakan
pada siklus II tertuang dalam RPP. Materi yang dibahas pada siklus I
adalah Eksistensi Malaikat, dengan standar kompetensi: memahami
nama-nama malaikat, serta kompetensi dasar: 1) Bagaimana eksistensi
malaikat dalam kehidupan, 2) Menyebutkan peran eksistensi malaikat
61
terhadap keberlangsungan hidup manusia. Instrumen lainnya yang
dipersiapkan lembar observasi untuk peserta didik, lembar observasi
untuk guru, dan lembar soal.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak satu
kali pertemuan yaitu pada tanggal 25 Februari 2017. Pokok bahasan
yang diajarkan pada siklus II ini adalah Eksistensi Malaikat.
Pelaksanaan pembelajarannya mengacu pada RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dipersiapkan.
Prinsip pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini hamper
sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih menekankan pada pemberian
motivasi agar aktivitas peserta didik lebih meningkat dari siklus I. Pada
akhir siklus II juga dilakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur
hasil belajar peserta didik. Hasil tes akhir pada siklus II selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7
Rangkuman Hasil Belajar Peserta Didik
Siklus II
No Keterangan Perolehan
1 Nilai Terendah 80
2 Nilai Tertinggi 95
3 Nilai Rata-rata Kelas 87
62
4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 0
5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 33
6 Persentase ketuntasan klasikal 100
Berdasarkan temuan yang tercantum dalam tabel di atas
diketahui bahwa peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan individu
yakni > 75 ada 33 orang dan yang tidak mencapai ketuntasan individu
tidak ada. Sedangkan rata-rata kelas hasil belajar peserta didik adalah
87.
Data tersebut memperlihatkan peningkatan nilai hasil
belajarpeserta didik dari nilai hasil belajar peserta didik pada siklus I.
Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata kelas pada siklus I 78 naik menjadi
87 pada siklus II dan ketuntasan klasikal 51.5 % pada siklus I naik
menjadi 100% pada siklus II.
Ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil tes pembelajaran
siklus II ini telah memenuhi persyaratan yang digunakan sebagai salah
satu indikator keberhasilan pembelajaran, karena nilai rata-rata
ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 90.
Dengan kata lain, hasil belajar yang dicapai pada siklus II sudah tuntas.
c. Observasi
Selama pembelajaran aktivitas guru maupun peserta didik tetap
diamati. Hasil observasi mengenai aktivitas belajar peserta didik dapat
dilihat pada tabel berikut.
63
Tabel 8
Aktivitas Belajar Peserta Didik
Siklus II
No Aspek Yang diamati Nilai Rata-rata
1 Tingkat kerja sama peserta didik 1 4
2 Peserta didik antusias mengikuti pelajaran 2 4
3 Perhatian peserta didik saat pelajaran sedang
berlangsung
3
4 Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
tugas
3
5 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru atau
teman
3
6 Jumlah skor 16
7 Persentase 75%
Keterangan: Skor tertinggi perparameter = 4, Skor total maksimal
= 20
Kriteria penilaian :
0% - 39% = Sangat Kurang
40% - 55% = Kurang
56% - 65% = Cukup
66% - 79% = Baik
80% - 100% = Sangat Baik
Tabel di atas memperlihatkan bahwa aktivitas belajar peserta
didik mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 75% menjadi
82,50% pada siklus II. Pada siklus II ini aktivitas belajar peserta didik
berada dalam kategori sangat baik dan sudah melampaui batas minimal
64
aktivitas belajar peserta didik yang diharapkan yaitu 80%. Ini berarti
aktivitas belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan
tindakan. Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru mitra/kolaboran
mengenai pengelolaan pembelajaran oleh peneliti dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 9
Aktivitas Pembelajaran Guru
Siklus II
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 Penerapan metode pembelajaran 4
2 Menciptakan berkomunikasi dua arah 3
3 Mengorganisasi peserta didik dalam belajar 4
4 Membimbing peserta didik selama
prosespembelajaran
4
5 Menjawab pertanyaan peserta didik 4
6 Memberikan motivasi pada peserta didik 3
7 Jumlah 22
8 Rata-rata 4
Skor tertinggi setiap aspek = 4
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Tampak pada tabel di atas bahwa nilai rata-rata pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan guru adalah 4 dan tergolong pada kategori
65
sangat baik. Hal ini menunjukkan guru sudah baik dalam melakukan
pengelolaan pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II, maka
produk refleksi pada siklus II dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah lebih baik
dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata
kelas pada siklus I 78 naik menjadi 87 pada siklus II dan ketuntasan
klasikal 85,71% pada siklus I naik menjadi 100% pada siklus II. Hal
ini berarti ketuntasan klasikal telah melebihi indikator keberhasilan
yaitu 90%. Jadi hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah
tuntas.
2) Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I yang
hanya 75% menjadi 82,50% pada siklus II. Ini berarti batas minimal
aktivitas peserta didik yang diharapkan sebesar 80% sudah
terpenuhi.
3) Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II sudah
tergolong baik dan mengalami peningkatan dari siklus I.
C. Pembahasan
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa baik hasil belajar maupun
aktivitas peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan tiap siklusnya.
Hasil belajar peserta didik diukur melalui tes evaluasi yang dilakukan pada tiap
66
akhir siklus. Indikator keberhasilan tindakan kelas tersebut adalah apabila
standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai 90 %
dan secara individual nilai yang diperoleh peserta didik 75. Sedangkan untuk
aktivitas belajar peserta didik indikatornya adalah apabila persentase aktivitas
belajar peserta didik di kelas > 80 %.
Pada siklus I pembelajaran difokuskan pada implementasi metode
jigsaw. Metode ini baru pertama kali diimplementasikan di SMP N 2 Tengaran.
Jadi secara teknis, baik guru maupun peserta didik belum tahu bagaimana
penerapan metode jigsaw ini dalam pembelajaran PAI. Sebelum penelitian ini
dimulai, peneliti dan guru sudah melakukan diskusi mengenai penerapan
metode jigsaw dalam pembelajaran PAI. Meskipun begitu penerapan metode
ini pada siklus I masih mengalami beberapa kendala, diantaranya kemampuan
mengorganisasi peserta didik selama proses pembelajaran. Guru kelihatan
masih kewalahan mengorganisir peserta didik dalam menemukan kartu induk
dan kartu rinciannya. Namun kendala ini dengan cepat diatasi oleh guru dengan
cara mengorganisir peserta didik yang membawa kartu induk, sehingga peserta
didik yang lain dengan mudah menemukan kartu induk mereka.
Hasil penelitian pada siklus I ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan pada tahap pra siklus (observasi awal). Pada tahap pra siklus
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 69 dan ketuntasan klasikalnya
mencapai 22.4 %, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah
78 dan ketuntasan klasikalnya 51.5 %. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 2.91%.
67
Untuk persentase aktivitas belajar peserta didik pada tahap pra siklus
adalah 45% sedangkan pada siklus I naik menjadi 75%. Ada peningkatan
aktiftias peserta didik sebesar 30%. Meskipun ada peningkatan, namun hasil
dari siklus I belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan
peneliti. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II,
peneliti dan guru kolaboran memfokuskan penelitian pada peningkatan
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk lebih
aktif dalam pembelajaran dengan cara tiap anggota peserta didik diminta untuk
menjelaskan hasil sortiran mereka, tidak hanya perwakilan seperti pada siklus
I. Dengan cara seperti ini, peserta didik jadi lebih aktif dalam pembelajaran.
Disamping itu, mereka juga lebih memahami materi yang sedang diajarkan
oleh guru.
Pada siklus II ini, hasil belajar peserta didik baik secara individual
maupun secara klasikal mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata
hasil belajar peserta didik adalah 78 dan ketuntasan klasikalnya mencapai
51.5%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah 87 dan
ketuntasan klasikalnya mencapai 100%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 14,29%. Untuk persentase aktivitas belajar peserta didik
pada siklus I adalah 75% sedangkan pada siklus I naik menjadi 82,50%. Ada
peningkatan aktiftias peserta didik sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil peserta didik sudah memenuhi target yang ditetapkan peneliti.
Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada table
berikut.
68
Tabel 10
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus
No Siklus Nilai rata-rata PersentaseKetuntasan Belajar
1 pra 6.9 22.4 %
2 1 7.8 51.5 %
3 2 8.7 100 %
Untuk melihat hasil peningkatan tersebut dalam bentuk grafik, berikut
peneliti tampilkan diagramnya.
Grafik Nilai Rata-Rata
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
NILAI RATA-RATA
PRA
SIKLUS 1
SIKLUS 2
69
Grafik Persentase Ketuntasan belajar
Ket:
Pra siklus siklus 1 siklus 2
Sedangkan peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran
dari tahap pra siklus sampai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Data tabel tersebut selanjutnya diubah dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
1 2 3
70
Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tidak terlepas dari peran
guru yang secara kontinyu memperbaiki kemampuannya dalam menerapkan
metode jigsaw.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan
metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar PAI peserta didik Kelas
VII F SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017, dapat peneliti
kemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode jigsaw pada pembelajaran PAI mempermudah bagi
guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan
/ menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari persentase
ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 22.4%,
pada siklus I sebesar 51.5%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta
didik mencapai 100%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami
peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 69, siklus
I sebesar 78, dan pada siklus II naik menjadi 87. Hal ini berarti, target
yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik
secara klasikal mencapai 90 % dan secara individual nilai rata-rata yang
diperoleh peserta didik 75 sudah tercapai.
2. Aktivitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan
metode jigsaw. Dengan metode ini guru mudah merangsang keaktivan
peserta didik melalui kerja sama antar kelompok. Guru juga mudah
memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan
72
dicarikan solusinya oleh guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik
ini dapat terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklus II, secara berturut-turut
sebesar: 45,00%, 70,00 % dan 82,50 %. Dengan begitu target yang ingin
dicapai telah terpenuhi yaitu persentase aktivitas peserta didik sebesarm
80%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan
metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar PAI peserta didik Kelas
Kelas VII F SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017, maka ada
beberapa saran yang penulis tujukan kepada para pemerhati dan praktisi
pendidikan sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Bagi guru, untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan
kualitas hasil belajar yang baik dengan menggunakan metode jigsaw
diperlukan persiapan penguasaan materi dengan baik, menggali
pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan materi yang akan
dibahas dan hal-hal yang terkait dengan unsur metode jigsaw seperti
mempersiapkan kartu sortir yang menarik.
2. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik, SMP N 2 Tengaran khususnya, dan peserta
didik secara umum, agar lebih rajin, tekun dan sabar dalam pembelajaran
PAI. Melalui metode jigsaw, pembelajaran akan terasa lebih
menyenangkan dan pada akhirnya prestasi belajar pun akan meningkat.
73
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya atau pihak lain yang ingin melakukan
penelitian yang serupa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya. Dan
mengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2 siklus, maka peneliti
lain diharapkan dapat melanjutkan temuan yang lebih signifikan.
C. Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, dengan disertai do‟a semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Penulis
menyadari, meskipun penulisan skripsi ini sudah diusahakan semaksimal
mungkin, namun masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Semua itu
semata-mata karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan lebih
lanjut.
Akhirnya penulis berdo‟a, semoga Allah SWT senantiasa
menganugerahkan rahmat, hidayah dan berkah-Nya kepada kita semua dan
mudah-mudahan skripsi ini ada manfaatnya bagi kita semua, Amin.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta,
-------, 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.,
Arikunto, Suharsimi, dkk., 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi
Aksara,
Azis, Sholeh Abdul dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris,
Jus. 1., Makkah : Darul Ma'rif, tth.
Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen
Agama RI.
Hadi, Sutrisno, 2002. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung
:Remaja Rosdakarya,.
Morgan, Clifford T., 1971. Introduction to Psychology, New York: In Grow Hill.
Muhaimin, et.al, 2004. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,.
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, 1997. Syarah Tsalatsul Ushul, Surakarta
:Darul Tsarya.
75
Omar, Muhammad Al-Toumy Al-Saibany, 1979. Falsafah Pendidikan Islam,
Jakarta:Bulan Bintang.
Pangarsa, Humaidi Tata. 1979. Kuliah aqidah lengkap. Surabaya: Bina Ilmu.
Qur‟an in Word.
Ramayulis, 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Slamet, Untung, 2005. Muhammad Sang Pendidik, Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (cara efektif dan menyenangkan
pacu prestasi seluruh peserta didik). Bandung: Nusa Media.
Sugianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Semarang:Widya Karya,.
Uno, Hamzah B., 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara,.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Yunahar Ilyas, 1993. Kuliah Aqidah Islam Yogyakarta: LPII.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Cooperative Learning-teknik Jigsaw.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com. ( Diakses 3 Februari 2017)
1
Lampiran 1
Siklus 2
No Nama Niai
1 AGUSTINA STYOWATI 87
2 ALIA ELIYANTI 85
3 ANANDA DWI ERVIANA 80
4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 88
5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 88
6 ARYA WARDANA SAPUTRA 86
7 CANDRA SAPUTRA 81
8 DESI FITRIANI 71
9 DEVI HERAWATI 74
10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 80
11 DIVA OKTAVIA 86
12 DWI SEPTIANA 73
13 HESTI AYU WINDARI 69
14 IHSANUL AMAL 87
15 INA MUSTIKA 82
16 JUMIATI 86
17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 69
18 KUSRI 69
19 MUDRIKAH 74
20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 66
21 MUHAMMAD FAISAL 67
22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 67
23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 87
24 NURUL KHOTIMAH 85
25 PONIMIN 73
26 PUTRA CATUR WIBISONO 70
27 RIZKI AQSAL MAULANA 74
28 ROBBY ANDIKA BAGAS 73
29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 71
30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 72
31 SELLY AMBAR SUKMA 88
32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 79
33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 87
Jumlah 2574rata-rata 78
Nilai Hasil Belajar Siswa PAI
2
Lampiran 2
Siklus II
No Nama Niai
1 AGUSTINA STYOWATI 90
2 ALIA ELIYANTI 95
3 ANANDA DWI ERVIANA 90
4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 89
5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 90
6 ARYA WARDANA SAPUTRA 86
7 CANDRA SAPUTRA 85
8 DESI FITRIANI 89
9 DEVI HERAWATI 84
10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 89
11 DIVA OKTAVIA 89
12 DWI SEPTIANA 86
13 HESTI AYU WINDARI 80
14 IHSANUL AMAL 95
15 INA MUSTIKA 87
16 JUMIATI 89
17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 80
18 KUSRI 80
19 MUDRIKAH 90
20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 91
21 MUHAMMAD FAISAL 87
22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 95
23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 81
24 NURUL KHOTIMAH 87
25 PONIMIN 91
26 PUTRA CATUR WIBISONO 81
27 RIZKI AQSAL MAULANA 80
28 ROBBY ANDIKA BAGAS 87
29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 90
30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 82
31 SELLY AMBAR SUKMA 86
32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 80
33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 90
Jumlah 2871rata-rata 87
Nilai Hasil Belajar Siswa PAI
3
Lampiran 3
Siklus 1
A B C D E
1 AGUSTINA STYOWATI 2 3 3 3 2
2 ALIA ELIYANTI 2 3 3 4 2
3 ANANDA DWI ERVIANA 3 3 3 3 2
4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 2 3 3 4 2
5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 3 3 3 4 2
6 ARYA WARDANA SAPUTRA 2 3 3 4 2
7 CANDRA SAPUTRA 3 4 3 2 2
8 DESI FITRIANI 3 4 3 2 2
9 DEVI HERAWATI 4 3 3 3 2
10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 3 3 3 4 2
11 DIVA OKTAVIA 2 3 3 3 2
12 DWI SEPTIANA 2 3 3 2 2
13 HESTI AYU WINDARI 3 3 3 4 2
14 IHSANUL AMAL 3 3 3 3 2
15 INA MUSTIKA 4 3 3 3 2
16 JUMIATI 3 3 3 4 2
17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 3 3 3 2 2
18 KUSRI 2 3 3 2 2
19 MUDRIKAH 3 3 3 2 2
20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 3 2 3 3 2
21 MUHAMMAD FAISAL 4 2 3 4 2
22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 4 2 3 2 2
23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 3 4 3 3 2
24 NURUL KHOTIMAH 3 3 3 3 2
25 PONIMIN 3 3 3 3 2
26 PUTRA CATUR WIBISONO 3 3 3 3 2
27 RIZKI AQSAL MAULANA 3 3 3 2 2
28 ROBBY ANDIKA BAGAS 4 3 3 3 2
29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 4 3 3 3 2
30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 3 2 3 3 2
31 SELLY AMBAR SUKMA 3 3 3 2 2
32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 3 4 3 3 2
33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 4 3 3 4 2
Rata-rata 3 3 3 3 2
Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik
SkorNo Nama
4
Lampiran 4
Siklus II
A B C D E
1 AGUSTINA STYOWATI 4 4 3 3 3
2 ALIA ELIYANTI 4 4 3 3 3
3 ANANDA DWI ERVIANA 4 4 3 3 3
4 ANDHIKA RISKI HARIYANTO 4 4 3 3 3
5 ANDINI WIDYA INDRIYANI 4 4 3 3 3
6 ARYA WARDANA SAPUTRA 4 4 3 3 3
7 CANDRA SAPUTRA 4 4 3 3 3
8 DESI FITRIANI 4 4 3 3 3
9 DEVI HERAWATI 4 4 3 3 3
10 DIAN LATIF OKTAVIANIS 4 4 3 3 3
11 DIVA OKTAVIA 4 4 3 3 3
12 DWI SEPTIANA 4 4 3 3 3
13 HESTI AYU WINDARI 4 4 3 3 3
14 IHSANUL AMAL 4 4 3 3 3
15 INA MUSTIKA 4 4 3 3 3
16 JUMIATI 4 4 3 3 3
17 KHOLIS NAHDIANA FADLA 4 4 3 3 3
18 KUSRI 4 4 3 3 3
19 MUDRIKAH 4 4 3 3 3
20 MUHAMMAD ARDIANSYAH 4 4 3 3 3
21 MUHAMMAD FAISAL 4 4 3 3 3
22 NOVA FITRI DHINA ELZAHRA 4 4 3 3 3
23 NOVOYANTI EKA SAPUTRI 4 4 3 3 3
24 NURUL KHOTIMAH 4 4 3 3 3
25 PONIMIN 4 4 3 3 3
26 PUTRA CATUR WIBISONO 4 4 3 3 3
27 RIZKI AQSAL MAULANA 4 4 3 3 3
28 ROBBY ANDIKA BAGAS 4 4 3 3 3
29 ROSYID AN-NASFA SAKBANA 4 4 3 3 3
30 SAIQ HUSNA SAPUTRA 4 4 3 3 3
31 SELLY AMBAR SUKMA 4 4 3 3 3
32 SETYAWAN GALIH SAPUTRA 4 4 3 3 3
33 SUNI MUHAMMAD ZAKKY DAROJAT 4 4 3 3 3
Rata-rata 4 4 3 3 3
Lembar Observasi Aktifitas Peserta Didik
SkorNo Nama
10
Lampiran 6
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Data Pribadi
Nama : Rohmad Sholikin
Tempat/Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 17 Agustus 1993
NIM : 111-12-119
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Dsn.Semagu Rt 03/04,
Ds.Koripan
Kec.Susukan, Kab.Semarang
B. Orang Tua
Ayah : Zumroni
Ibu : Jumiyem
Pekerjaan : Pedagang
C. Motto
“Pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak intelektual
terpelajar bukan intelektual yang kurang ajar ”
D. Riwayat Pendidikan
No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Lulus (Tahun)
1. MI Maarif blotongan 2000 2006
2. MTS NU Salatiga 2006 2009
3. SMK Pancasila Salatiga 2009 2012
4. S1 PAI IAIN Salatiga 2012 2017
11
Lampiran 7
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Rohmad Sholikin
NIM : 111-12-119
Jurusan : PAI
Dosen Pembimbing Akademik : DR.M.Ghufron M.A.g
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. OPAK STAIN SALATIGA 2012
“Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan
Indonesia”.
5-7
September
2012
Peserta 3
2. Orientasi Mahasiswa Tarbiyah “Mewujudkan
Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai
Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia”
8-9
Septembar
2012
Peserta 3
3. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
“Membangun Karakter Keislaman Bertaraf
Internasional di Era Globalisasi Bahasa”
10
September
2012
Peserta 2
4. Seminar Entrepreneurship dan Perkopresian
2012 “Explore Your Entrepreneurship Talent”
Mapala Mitapasa dan KSEI STAIN Salatiga
11
September
2012
Peserta 2
5. Achicvment Motivation Training dengan
AMT “Bangun Karakter Raih Prestasi”
12 Septenber
2012
Peserta
2
6. “Melalui MTQ Tingkatkan Prestasi, Syi‟arkan
Akhlaq Qur‟ani” JQH STAIN Salatiga
3 Oktober
2012
Juara II 4
7. “Aktualisasi Bahasa Arab Dalam Menjaga
Khazanah Keilmuan Islam Mutahir” ITTAQO
STAIN Salatiga
27-28
Oktober
2012
Peserta 2
8. PAB JQH “Membentuk Paradigma
Mahasiswa Qurani dengan Panca, Indra, Akal
dan Hati JQH STAIN Salatiga
17-18
Nopember
2012
Peserta 2
19. Tablig Akbar”Tafsir Tematik Dalam Upaya
Menjawab Persoalan Israel dan Palestina JQH
STAIN Salatiga
1 Desember
2012
Peserta 2
10. Workshop Pembinaan Syari‟ah Bagi Remaja
dan Pelajar PCNU Cabang salatiga
bekerjasama dengan Kementerian Agama RI
27-18
Desember
2012
Peserta 2
11. “Tafsir Tematik dalam Upaya Menjawab 1 Desember Panitia 2
12
Persoalan Israel dan Palestina. Landasan QS.
Al-Fath: 26-27” JQH STAIN Salatiga
2012
12. Surat Keputusan “Pengangkatan Pengurus
Jami‟iyyatul Qurra‟ Wal Huffadz STAIN
Salatiga Masa Bakti 2013”
31 Januari
2013
Pengurus 4
13. Tafsir Tematik “Sihir dalam Perspektif Islam
Al-Qur‟an dan Hukum Negara” JQH STAIN
Salatiga
4 Mei 2013 Peserta
2
14. “Gorah Massal & Bimbingan Tilawah
Nasional” JQH STAIN Salatiga
24 Mei 2013 Panitia
8
15. MLA“Mewujudkan dan Mengembangkan
Intelektualitas Kebahasaan Melalui MLA”
ITTAQO STAIN Salatiga
30 Mei 2013 Panitia 3
16. Seminar Nasional Bahasa Arab “Upaya
Menjaga Eksistensi dan Masa Depan
Pembelajaran Bahasa Arab” ITTAQO STAIN
Salatiga
9 Oktober
2013
Panitia 8
17. Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)
Mahasiswa V “MTQ Wahana Apresiasi untuk
Mencetak Insan Qur‟ani” JQH STAIN
Salatiga
23 Oktober
2013
Peserta 2
18. Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)
Mahasiswa V “MTQ Wahana Apresiasi untuk
Mencetak Insan Qur‟ani” JQH STAIN
Salatiga
23 Oktober
2013
Panitia 3
19. GEMA ITTAQO STAIN SALATIGA
“Mengukuhkan Eksistensi Bahasa Arab dalam
Ranah Pendidikan Islam di Era Modern”
16-17
November
2013
Panitia 3
20. Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH 2013
“Kristalisasi Nilai Qur‟ani Menuju Insan yang
Penuh Hikmah” JQH STAIN Salatiga
23-24
November
2013
Panitia 3
21. Surat Keputusan “Pengangkatan Pengurus
Jam‟iyyatul Qurra‟ Wal Huffadz (JQH) Al-
Furqon STAIN Salatiga Masa Bakti 2014”
31 Januari
2014
Pengurus 4
22. “Workshop Nasional Tilawatil Qur‟an” JQH
al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
22 Maret
2014
Peserta 2
23. Sosialisasi Penanggulangan HIV/AIDS
“Pelajar Berkualitas Tanpa HIV/AIDS, Pelajar
Berakhlak Tanpa Diskriminasi Pelaku
HIV/AIDS” SR-NU Salatiga
6 April 2014 Panitia 3
24. Tafsir Tematik “Konsep Pemimpin Ideal 17 Mei 2014 Panitia 3
13
Menurut Al-Qur‟an” JQH Al-Furqon STAIN
Salatiga
25. MLA “Ajang Eksistensi Diri Melalui
Intelektual Berbahasa Arab” ITTAQO STAIN
Salatiga
19 Mei 2014 Panitia 3
26. “Islamic Public Speaking Training” LDK
Darul Amal STAIN Salatiga
9 Juni 2014 Peserta 2
27. ODK “Pemahaman Islam Rahmatan Lil
„Alamin Senagai Langkah Awal Menjadi
Mahasiswa Berkarakter” LDK Darul Amal &
ITTAQO STAIN Salatiga
21 Agustus
2014
Panitia 3
28. Achievement motivation training (AMT)
“Dengan AMT Semangat menyongsong
prestasi” CEC dan JQH IAIN Salatiga
23 agustus
Peserta 2
29. Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) Umum ke-VI Se-
Jawa Tengah “Aktualisasi Makna dan Syi‟ar
Al-Qur‟an Sebagai Sumber Inspirasi” JQH
AL-FURQON STAIN Salatiga
5 November
2014
Panitia 5
30. Gebyar Seni Qur‟ani (GSQ) Umum ke-VI Se-
Jawa Tengah “Aktualisasi Makna dan Syi‟ar
Al-Qur‟an Sebagai Sumber Inspirasi” JQH
AL-FURQON STAIN Salatiga
5 November
2014
Peserta
Rebana
4
31. PAB (Penerimaan Anggota Baru) JQH Al-
Furqon STAIN Salatiga “Menumbuhkan
Karakter Islami dan Qur‟ani)
13-14
Desember
2014
Panitia 3
32. “Mujarofadz (Musyawaroh Jam‟iyyatul Quro‟
Wal Huffadz)” JQH Al-Furqon STAIN
Salatiga
25 Desember
2014
Panitia 3
33. Surat Keputusan “Pengangkatan Pengurus
Jam‟iyyatul Qurra‟ Wal Huffadz (JQH) Al-
Furqon STAIN Salatiga Masa Bakti 2015”
17 Maret
2015
Pengurus
4
34. International Seminar “ASEAN Economic
Community 2015; Prospects and Challenges
for Islamic Higher Education” IAIN Salatiga
28 Februari
2015
Peserta 8
35. Diskusi Aktif “Peran Perempuan dalam Dunia
Pendidikan” HMJ PAI IAIN Salatiga
10
September
2015
Peserta 2
36. Seminar Nasional “ Epistemologi tafsir
komputer; Integrasi Hermeneutika Dalam
Metode Penafsiran Al Quran” HMJ ILMU AL
QURAN DAN TAFSIR IAIN SALATIGA
30
September
Peserta 8