pentingnya evaluasi lahan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah khususnya bidang tata ruang

14
PENTINGNYA EVALUASI LAHAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KHUSUSNYA BIDANG TATA RUANG Setiap makhluk hidup memerlukan ruang untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya seperti manusia membutuhkan tempat tinggal dan segala macam untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas, hal ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa kebutuhan akan lahan khususnya yang banyak dimanfaatkan manusia guna kelangsungan hidupnya tentu menjadi perhatian yang cukup penting di era sekarang ini. Jumlah penduduk yang terus meningkat sedangkan luas lahan tidak bertambah menjadi sebuah tantangan untuk perencana dalam merencanakan pola penggunaan lahan maupun pengelolaan lahan secara optimal yang tentu saja tetap memperhatikan fungsi ekonomi, ekologi dan keberlanjutan. Menurut Nasution (2005), Pengembangan lahan akan sangat penting ketika fungsi lahan akan berubah menjadi fungsi lainnya. Adaptasi manusia terhadap alam akan memicu manusia memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada pada alam dan bahkan tidak peduli akan dampak yang ditimbulkan akibat perbuatan tersebut. Kebanyakan arti lahan bagi masyarakat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saja dan belum memperhatikan kelestarian ekologis namun dalam beberapa dekade ini, kondisi lingkungan yang sudah berubah menyebabkan perilaku manusia terhadap alam sedikit berubah yang tadinya acuh tak acuh terhadap kelestarian alam berubah menjadi upaya-upaya menjaga kelestarian alam. Lahan tidak hanya memiliki keuntungan ekonomis semata melainkan keuntungan yang lebih dari itu jauh lebih besar tersimpan didalamnya seperti sebagai suatu habitat atau tempat hidup makhluk hidup, menjadi suatu ekosistem yang saling menunjang dengan factor- Pengembangn Wilayah dan Kota Page 1

Upload: ayuhardianti-baru

Post on 28-Nov-2015

231 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah

TRANSCRIPT

Page 1: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

PENTINGNYA EVALUASI LAHAN DALAM PERENCANAAN DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH KHUSUSNYA BIDANG TATA RUANG

Setiap makhluk hidup memerlukan ruang untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya

seperti manusia membutuhkan tempat tinggal dan segala macam untuk memenuhi

kebutuhannya yang tak terbatas, hal ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa

kebutuhan akan lahan khususnya yang banyak dimanfaatkan manusia guna kelangsungan

hidupnya tentu menjadi perhatian yang cukup penting di era sekarang ini.

Jumlah penduduk yang terus meningkat sedangkan luas lahan tidak bertambah

menjadi sebuah tantangan untuk perencana dalam merencanakan pola penggunaan lahan

maupun pengelolaan lahan secara optimal yang tentu saja tetap memperhatikan fungsi

ekonomi, ekologi dan keberlanjutan. Menurut Nasution (2005), Pengembangan lahan akan

sangat penting ketika fungsi lahan akan berubah menjadi fungsi lainnya.

Adaptasi manusia terhadap alam akan memicu manusia memanfaatkan semaksimal

mungkin potensi yang ada pada alam dan bahkan tidak peduli akan dampak yang

ditimbulkan akibat perbuatan tersebut. Kebanyakan arti lahan bagi masyarakat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saja dan belum memperhatikan

kelestarian ekologis namun dalam beberapa dekade ini, kondisi lingkungan yang sudah

berubah menyebabkan perilaku manusia terhadap alam sedikit berubah yang tadinya acuh

tak acuh terhadap kelestarian alam berubah menjadi upaya-upaya menjaga kelestarian

alam.

Lahan tidak hanya memiliki keuntungan ekonomis semata melainkan keuntungan

yang lebih dari itu jauh lebih besar tersimpan didalamnya seperti sebagai suatu habitat atau

tempat hidup makhluk hidup, menjadi suatu ekosistem yang saling menunjang dengan

factor-faktor pembatas tertentu, kemanfaatan dalam menjaga keseimbangan lingkungan

merupakan salah satu contoh dari sangat berharganya lahan.

Selain fungsinya yang begitu banyak, pada kenyataannya permasalahan tentang hal-

hal yang berkaitan dengan lahan masih cukup banyak antara lain degradasi tanah, erosi,

alih fungsi lahan yang tidak berwawasan lingkungan serta pengendalian dalam pemanfaatan

lahan. Isu-isu ini tentu perlu ditanggapi dengan serius, salah satu upaya untuk mengurangi

dampak negative dari penggunaan lahan yang tidak benar maka evaluasi sumberdaya lahan

sangat perlu dilakukan agar pemanfaatan lahan tidak sembarangan sesuai dengan

kesesuaian lahannya yang cocok ataupun kemampuan lahannya.

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 1

Page 2: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

Evaluasi lahan sangat penting bagi pengembangan suatu wilayah. Evaluasi lahan

diperlukan dalam beberapa hal untuk perencanaan tata ruang. Hal tersebut mengacu pada

pertimbangan berikut:

1. Lahan berbeda mempunyai sifat berbeda yang dapat menjadi pertimbangan seorang

perencana dalam menata ruang.

2. Variasi mempengaruhi penggunaan lahan.

3. Variasi kenampakan lahan sebagian penggunaannya telah sesuai daya dukung.

4. Keragaman lahan ketika digunakan untuk tipe penggunaan lahan tertentu dapat

diprediksi pada beberapa tingkat.

5. Variasi-variasi dapat dipetakan

6. Daya dukung dapat dideskripsikan dan dipetakan.

7. Pembuat keputusan harus menggunakan prediksi tersebut untuk arahan perencanaan,

pelayanan informasi, dan penggunaan lahan.

Evaluasi lahan berfungsi untuk menjawab berbagai pertanyaan yang sangat berguna

untuk perencanaan wilayah, yaitu:

Perbaikan yang bisa dilakukan pada praktek pengelolaan pada penggunaan lahan

sekarang.

Jenis penggunanaan yang dapat memberikan potensi produksi yang menguntungkan

dan berkelanjutan.

Jenis penggunaan yang secara fisik memungkinkan dan relevan secara sosial ekonomi.

Pengaruh yang berhubungan dengan tiap penggunaan lahan.

Masukan yang dibutuhkan secara berulang untuk mencapai produksi dan meminimalkan

pengaruh merusak.

Keuntungan tiap bentuk penggunaan.

Perubahan kondisi lahan yang layak.

Masukan untuk implementasi perubahan kondisi lahan.

Berikut hubungan antara Evaluasi lahan dan perencanaan penggunaan lahan:

Evaluasi lahan memberikan pengetahuan seberapa besar kebutuhan perubahan lahan

Evaluasi lahan memberianpenjelasan tentang identitas tujuan penggunaan lahan

Evaluasi lahan meberikan formulasi usulan, pilihan penggunaan, dan pengenalan

persyaratan

Evaluasi lahan memberikan definisi berbagai tipe lahan untuk perencanaan

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 2

Page 3: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

Evaluasi lahan dapat memberi pembandingan dari tiap lahan peruntukkan beberapa

penggunaan

Evaluasi lahan memungkinkan pemilihan yang paling cocok untuk tiap tipe lahan

Evaluasi lahan membantu memudahkan desain proyek

Evaluasi lahan dapatmemberikan keputusan untuk implementasi, dan pemnatauan

pekerjaan perencanaan.

Prinsip-prinsip evaluasi lahan:

Kesesuaian lahan dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan peggunaan lahan yang

direncanakan

Evaluasi memerlukan suatu perbandingan antara keuntungan yang akan diperoleh dan

masukan yang diberikan terhadap lahan

Pendekatan multi disiplin

Evaluasi dilaksanakan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor fisik, kimia tanah,

ekonomi dan sosial

Kesesuaian telah memperhitungkan keberlanjutan penggunaan lahan

Evaluasi meliputi berbagai pilihan penggunaan lahan

Metode yang digunakan dalam evaluasi lahan:

a. Metode Faktor Pembatas

Setiap lahan atau kualitas lahan disusun berurutan mulai dari yang terbaik (yang

memiliki faktor pembatas paling rendah) hingga yang terburuk (yang terbesar

penghambatnya)

Masing-masing kelas disusun tabel kriteria untuk penggunaan, sehingga faktor

pembatas terkecil untuk kelas terbaik, terbesar, terburuk.

Contoh: Klasifikasi kemampuan lahan, Evaluasi Lahan FAO

b. Metode Parametik

Sifat dua lahan yang menentukan kualitas lahan diberi nilai (10-100)

Setiap nilai digabung dengan jalan penambahan, pengurangan, atau perkalian dan

ditentukan selang nilai tiap kelas

Nilai tertinggi untuk kelas terbaik, terendah untuk kelas terburuk

Contoh: Indeks Storie, Indeks Produktivitas Riquer

Beberapa hal yang perlu diketahui sebagai dasar evaluasi lahan, sebagai berikut:

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 3

Page 4: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

1. Pengertian Lahan

Para ahli mendefinisikan Lahan dengan berbagai versi. Berikut pengertian lahan dari

berbagai sumber, diantaranya:

FAO, 1976 mendefisikan Lahan sebagai bagian dari bentang alam (landscape) yang

mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi,

bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh

terhadap penggunaan lahan. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang

telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora,fauna, dan manusia baik dimasa lalu

maupun saat sekarang, seperti lahan rawa, dan pasang surut yang telah direklamasi

atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu.

Notohadiprawiro, 1991 mengatakan sifat dan karakteristik yang berbeda pada lahan

akan ditentukan oeh interaksi komponen sumberdaya yang ada pada suatu lahan

sehingga lahan yang satu dengan lahan yang lain akan berbeda baik dari segi ruang

dan waktu. Oleh karena itu, lahan sebenarnya memiliki sifat yang dinamis yang akan

selalu berkaitan dengan kepentingan dan keperluan manusia seiring dengan

perubahan aktivitas manusia seperti perubahan sosial, politik, ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Notohadiprawiro, 1992 mengatakan bahwa cara pandang akan lahan antara satu

lokasi dengan lokasi lain tentu berbeda terutama dalam peruntukkan lahan walaupun

lahan mungkin memiliki karakteristik yang sama. Hal ini disebabkan oleh komponen

pendamping dari lahan berbeda sehingga interaksinya pun berbeda.

Nasution, 2005 mengatakan pengertian evaluasi lahan adalah suatu proses analisis

untuk mengetahui potensi lahan untuk penggunaan tertentu yang berguna untuk

membantu perencanaan penggunaan dan pengelolaan lahan.

Soemarno, 2007 mendefinisikan lahan sebagai kesatuan sumberdaya daratan yang

merupakan suatu sistem yang tersusun atas komponen struktural (karakteristik

lahan) dan komponen fungsional (kualitas lahan).

Ritung, 2007 mengartikan evaluasi lahan sebagai suatu proses penilaian

sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan

atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi atau

arahan penggunaan lahan sesuai keperluan.

Ruang lingkup sumberdaya lahan meliputi segala kondisi, sifat, proses-proses

karakteristik dan fenomena lahan yang dapat digunakan untuk mememuni kebutuhan

manusia (Soemarno, 2007). Kondisi sumberdaya lahan yang berbeda akan

menentukan potensi lahan itu sendiri sehingga akan berpengaruh terhadap

pemanfaatan penggunaan lahan. Keberagaman sumberdaya lahan akan sangat

kompleks dalam susunan ruang dan waktu sehingga sumberdaya lahan akan selalu

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 4

Page 5: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

berfifat dinamis. Untuk itu, evaluasi lahan sangat diperlukan agar sumberdaya lahan

dapat di inventarisasi sehingga potensi suberdaya lahan dapat diketahui dan

dimanfaatkan sesuai porsinya.

Menurut Sitorus (1985), cara evaluasi lahan dibedakan atas dua macam yaitu cara

langsung dan cara tidak langsung yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Cara langsung dilakukan dengan melihat kenampakan di lapangan namun hal ini

akan terkendala dengan data. Data yang tidak lengkap akan membuat evaluasi

dengan cara ini sukar dilakukan sehingga cara langsung ini sudah banyak

ditinggalkan.

Cara tidak langsung dinilai memiliki keunggulan baik dari segi biaya dan waktu

karena pada cara ini digunakan suatu pembatas yaitu satuan pemetaan tanah

dengan asumsi bahwa pada satu karakteristik akan mengasilkan produk yang sama

ketika lahan digunakan untuk kepentingan tertentu.

2. Penggunaan Lahan

Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dapat dibedakan atas dua

macam, sebagai berikut:

Tipe Multiple merupakan tipe penggunaan yang tergolong simpel. Terdiri lebih dari

satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu

areal yang sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan masukan dan

kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri.

Tipe Compound merupakan tipe penggunaan lahan yang terdiri lebih dari satu jenis

penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada aeral-areal dari sebidang lahan

yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis

penggunaan bisa terjadi pada suatu urutan waktu tetapi pada areal yang berbeda

pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama.

3. Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur ata diestimasi. Karakteristik

lahan yang digunakan adalah temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering,

kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut,

kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H20, C- organik,

salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan

di permukaan, dan singkapan batuan.

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 5

Page 6: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

4. Kualitas Lahan

Kualitas lahan dapat berperan positif atau negatif terhadap penggunaan lahan

tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif sifatnya

menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat negatif

akan merugikan penggunaan tertentu sehingga merupakan faktor penghambat atau

pembatas. Setiap kualitas lahan dapat berpengaruh terhadap satu atau lebih dari jenis

penggunaannya.

Kualitas lahan yang menentukan dan berpengaruh terhadap manajemen dan masukan

yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Terrain berpengaruh terhadap mekanisasi dan pengelolaan lahan secara praktis,

konstruksi dan pemeliharaan jalan penghubung.

Ukuran dari unit potensial manajemen atau blok area lahan pertanian.

Lokasi dalam hubungannya untuk penyediaan sarana produksi (input), dan

pemasaran hasil (aspek ekonomi).

Fasilitas yang berkaitan dengan aspek ekonomi merupakan penentu kesesuaian

lahan secara ekonomi atau economy land suitability class (Rossiter, 1995). Hal ini

dengan pertimbangan bagaimanapun potensialnya secara fisik suatu wilayah, tanpa

ditunjang oleh sarana ekonomi yang memadai, tidak akan banyak memberikan

kontribusi terhadap pengembangan wilayah tersebut.

5. Persyaratan Penggunaan Lahan

Persyaratan penggunaan lahan digunakan sebagai pedoman untuk menerapkan suatu

bentuk penggunaan lahan di suatu kawasan. Persayaratan diterapkan dengan menilai

karakteristik lahan.

Penggunaan lahan untuk kawasan lindung

Lahan yang digunakan memiliki karakteristik kemiringan lereng sangat curam, yaitu

>45%, tanah atau lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan

kawasan lindung dapat berupa jalur pengaman aliran sungai dan hutan lindung.

Penggunaan lahan untuk kawasan penyangga

Kawasan dengan karakteristik lahan seperti berikut ini merupakan kawasa yang

harus dijadikan kawasan penyangga, yaitu kemiringan lereng 25-45% atau curam,

lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan memungkinkan

dimanfaatkan untuk bercocok tanam yang ekonomis dan mudah dikembangkan

untuk kawasan penyangga lingkungan alam.

Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya dan tanaman tahunan

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 6

Page 7: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

Lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan budidaya tanaman tahunan

mempunyai karakteristik kemiringan lahan agak curam, yaitu 15-25%, lahan agak

peka terhadap erosi, curah hujan harian sedang. Lahan untuk budidaya tanaman

tahunan dapata berupa perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), dan tanaman

kayu-kayuan serta memenuhi kriteria untuk kawasan penyangga.

Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya tanaman semusim

Lahan yang daoat digunakan mempunyai karakteristik kemiringan lereng ladai, yaitu

8-15%, lahan agak peka terhadap erosi, curah hujan rendah, dan memenuhi kriteria

untuk kawasan budidaya tahunan.

Penggunaan lahan untuk kawasan permukiman

Lahan yang digunakan mempunyai criteria sesuai untuk kawasan budidaya tanaman

semusim atau tahunan dengan kemiringan 0-8% atau datar.

Adapun sistem klasifikasi penggunaan lahan sebagai berikut:

Menggunakan sistem yang dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943) dan

Klingebiel dan Montgomery (1973), lahan dibagi mejadi tiga kategori, yaitu Kelas,

Sub Kelas, dan Satuan kemampuan atau pengolahan.

Pengelompokan berdasarkan intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokkan

kedalam 8 kelas yang ditandai dengan huruf Romawi.

Semakin baik kelas suatu lahan maka pilihan tipe penggunaan semakin luas.

6. Kemampuan lahan

Lahan diklasifikasikan menggunakan faktor penghambat sehingga dengan mengetahui

faktor penghambatnya maka potensi yang menghambat pemanfaatan dapat direduksi.

Hal ini dimaksudkan agar peruntukan lahan tidak melebihi kapasitas dan daya dukung

lahan sehingga keselamatan lahan pun terjaga. Ada tujuh jenis penghambat yang

dikenal, yaitu erosi, drainase, tanah, keasaman, kelerengan, kedalaman tanah dan iklim

sehingga lahan menunjukkan karakteristik demikian dan upaya pemanfaatan yang

optimal dapat dilakukan. Penilaian ini dapat juga digunakan untuk membenahi

pengelolaan yang sudah ada sehingga dapat diperoleh bentuk konservasi yang tepat

(Notohadiprawiro, 1991).

Menurut Worosuprodjo (2005), kemampuan lahan merupakan cara sistematis untuk

menilai potensi lahan agar dapat berproduksi secara lestari. Kelas kemampuan lahan

dapat dibagi menjadi lima kelas sebagai berikut:

Kelas I- IV dapat digunakan untuk lahan sawah, tegalan atau tumpangsari

Kelas V dapat digunakan untuk tegalan atau tumpangsari dengan tindakan

konservasi tanah

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 7

Page 8: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

Kelas VI dapat digunakan untuk hutan produksi

Kelas VII dapat digunakan untuk hutan produksi terbatas

Kelas VIII dapat digunakan untuk hutan lindung

Klasifikasi kemampuan lahan dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:

Penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan

pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang

merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari

Merupakan kapasitas lahan sendiri untuk suatu penggunaan

7. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan lebih memfokuskan perhatiannya pada jenis tanaman tertentu saja

yang pada intinya analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan memadukan kebutuhan

tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan. Kelas

kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan juga menggunakan pembatas seperti dalam

kemampuan lahan namun tidak dituliskan dalam klasifikasi. Kelas kesesuaian lahan

yang diklasifikasi merupakan kelas terjelek dari kondisi lahan sehingga yang

ditampakkan adalah kondisi yang paling buruk bagi suatu tanaman.

Semakin rumit pengelolaan lahan yang diperlukan maka tingkat kesesuaian

lahannya semakin rendah, hal ini juga berkaitan dengan konservasi yang hendak

diterapkan.Klas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat tingkat, yaitu : sangat sesuai

(S1), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N). Pengelolaan lahan sering

menyebabkan terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan, para

pembangun ingin terus membangun yang menandakan kemajuan pembangunan namun

berkaitan dengan daya dukung lahan tentu hal ini akan menjadi masalah.

Berdasarkan nilai lahan, terdapat faktor-faktor yang memepengaruhi yaitu kualitas

fisik lahan, lokasi lahan terhadap pasar hasil-hasil produksi dan pasar sarana

produksinya, dan interaksi di antara keduanya. (Soemarno, 2007)

Adapun klasifikasi kesesuaian lahan dapat dilihat dari aspek-aspek:

Penilaian dan pengeompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif atau kesesuaian

absolut lahan bagi suatu penggunaan

Kenyataan adapabilitas (kemungkinan penyesuaian) lahan bagi suatu penggunaan

8. Jenis informasi Sumberdaya Lahan yang perlu dievaluasi ada 5 kelompok, yaitu:

Tanah, meliputi kedalaman efektif, drainase, kesuburan, retensi hara, salinitas,

legas, unsur beracun, erosi, banjir

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 8

Page 9: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

Iklim, curah hujan, suhu, lama periode pertumbuhan LGP, neraca air

Topografi dan geologi, meliputi kemiringan lereng bahan induk

Vegetasi, tanaman indicator

Sosial ekonomi, keuntungan

Aspek non pertanian

Adapun tingkat intensitas dan pendekatan evaluasi lahan dapat diuraikan sebagai berikut:

Tinjau (Reconnaissance), skala nasional, kualitatif

Semi-detail (sedang), studi kelayakan proyek, kuantitatif

Detail, perencanaan untuk implementasi, pembuatan desain atau rekomendasi, setelah

ada kepastian proyek

Dalam Evaluasi lahan terkadang terjadi perbedaan hasil evaluasi. Hal tersebut dapat

disebabkan karena:

a. Terhadap faktor yang dinilai (faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sangat banyak)

b. Pengharkatan dalam penilaian (perbedaan dari para peneliti)

c. Dalam sistem klasifikasi (4, 6, 8 kelas)

d. Dalam metode pengambilan keputusan (perbedaan metode : penghambat maksimum,

parametik)

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 9

Page 10: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang

KESIMPULAN:

Evaluasi Lahan merupakan salah satu metode yang sangat tepat bagi seorang

perencana dengan pertimbangan bahwa dalam evaluasi lahan seorang perencana akan

menemukan beberapa solusi yang tepat dalam merencanakan satu kawasan tertentu.

Dalam evaluasi lahan, terdapat analisis kemampuan lahan yang dapat digunakan untuk

menunjang kebijakan dan perencanaan penggunaan lahan yang optimal yang tujuannya

harus berkesinambungan dan berkelanjutan.

Pengembangn Wilayah dan Kota Page 10