pentingnya evaluasi lahan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah khususnya bidang tata ruang
DESCRIPTION
Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan WilayahTRANSCRIPT
![Page 1: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/1.jpg)
PENTINGNYA EVALUASI LAHAN DALAM PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH KHUSUSNYA BIDANG TATA RUANG
Setiap makhluk hidup memerlukan ruang untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya
seperti manusia membutuhkan tempat tinggal dan segala macam untuk memenuhi
kebutuhannya yang tak terbatas, hal ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa
kebutuhan akan lahan khususnya yang banyak dimanfaatkan manusia guna kelangsungan
hidupnya tentu menjadi perhatian yang cukup penting di era sekarang ini.
Jumlah penduduk yang terus meningkat sedangkan luas lahan tidak bertambah
menjadi sebuah tantangan untuk perencana dalam merencanakan pola penggunaan lahan
maupun pengelolaan lahan secara optimal yang tentu saja tetap memperhatikan fungsi
ekonomi, ekologi dan keberlanjutan. Menurut Nasution (2005), Pengembangan lahan akan
sangat penting ketika fungsi lahan akan berubah menjadi fungsi lainnya.
Adaptasi manusia terhadap alam akan memicu manusia memanfaatkan semaksimal
mungkin potensi yang ada pada alam dan bahkan tidak peduli akan dampak yang
ditimbulkan akibat perbuatan tersebut. Kebanyakan arti lahan bagi masyarakat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saja dan belum memperhatikan
kelestarian ekologis namun dalam beberapa dekade ini, kondisi lingkungan yang sudah
berubah menyebabkan perilaku manusia terhadap alam sedikit berubah yang tadinya acuh
tak acuh terhadap kelestarian alam berubah menjadi upaya-upaya menjaga kelestarian
alam.
Lahan tidak hanya memiliki keuntungan ekonomis semata melainkan keuntungan
yang lebih dari itu jauh lebih besar tersimpan didalamnya seperti sebagai suatu habitat atau
tempat hidup makhluk hidup, menjadi suatu ekosistem yang saling menunjang dengan
factor-faktor pembatas tertentu, kemanfaatan dalam menjaga keseimbangan lingkungan
merupakan salah satu contoh dari sangat berharganya lahan.
Selain fungsinya yang begitu banyak, pada kenyataannya permasalahan tentang hal-
hal yang berkaitan dengan lahan masih cukup banyak antara lain degradasi tanah, erosi,
alih fungsi lahan yang tidak berwawasan lingkungan serta pengendalian dalam pemanfaatan
lahan. Isu-isu ini tentu perlu ditanggapi dengan serius, salah satu upaya untuk mengurangi
dampak negative dari penggunaan lahan yang tidak benar maka evaluasi sumberdaya lahan
sangat perlu dilakukan agar pemanfaatan lahan tidak sembarangan sesuai dengan
kesesuaian lahannya yang cocok ataupun kemampuan lahannya.
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 1
![Page 2: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/2.jpg)
Evaluasi lahan sangat penting bagi pengembangan suatu wilayah. Evaluasi lahan
diperlukan dalam beberapa hal untuk perencanaan tata ruang. Hal tersebut mengacu pada
pertimbangan berikut:
1. Lahan berbeda mempunyai sifat berbeda yang dapat menjadi pertimbangan seorang
perencana dalam menata ruang.
2. Variasi mempengaruhi penggunaan lahan.
3. Variasi kenampakan lahan sebagian penggunaannya telah sesuai daya dukung.
4. Keragaman lahan ketika digunakan untuk tipe penggunaan lahan tertentu dapat
diprediksi pada beberapa tingkat.
5. Variasi-variasi dapat dipetakan
6. Daya dukung dapat dideskripsikan dan dipetakan.
7. Pembuat keputusan harus menggunakan prediksi tersebut untuk arahan perencanaan,
pelayanan informasi, dan penggunaan lahan.
Evaluasi lahan berfungsi untuk menjawab berbagai pertanyaan yang sangat berguna
untuk perencanaan wilayah, yaitu:
Perbaikan yang bisa dilakukan pada praktek pengelolaan pada penggunaan lahan
sekarang.
Jenis penggunanaan yang dapat memberikan potensi produksi yang menguntungkan
dan berkelanjutan.
Jenis penggunaan yang secara fisik memungkinkan dan relevan secara sosial ekonomi.
Pengaruh yang berhubungan dengan tiap penggunaan lahan.
Masukan yang dibutuhkan secara berulang untuk mencapai produksi dan meminimalkan
pengaruh merusak.
Keuntungan tiap bentuk penggunaan.
Perubahan kondisi lahan yang layak.
Masukan untuk implementasi perubahan kondisi lahan.
Berikut hubungan antara Evaluasi lahan dan perencanaan penggunaan lahan:
Evaluasi lahan memberikan pengetahuan seberapa besar kebutuhan perubahan lahan
Evaluasi lahan memberianpenjelasan tentang identitas tujuan penggunaan lahan
Evaluasi lahan meberikan formulasi usulan, pilihan penggunaan, dan pengenalan
persyaratan
Evaluasi lahan memberikan definisi berbagai tipe lahan untuk perencanaan
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 2
![Page 3: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/3.jpg)
Evaluasi lahan dapat memberi pembandingan dari tiap lahan peruntukkan beberapa
penggunaan
Evaluasi lahan memungkinkan pemilihan yang paling cocok untuk tiap tipe lahan
Evaluasi lahan membantu memudahkan desain proyek
Evaluasi lahan dapatmemberikan keputusan untuk implementasi, dan pemnatauan
pekerjaan perencanaan.
Prinsip-prinsip evaluasi lahan:
Kesesuaian lahan dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan peggunaan lahan yang
direncanakan
Evaluasi memerlukan suatu perbandingan antara keuntungan yang akan diperoleh dan
masukan yang diberikan terhadap lahan
Pendekatan multi disiplin
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor fisik, kimia tanah,
ekonomi dan sosial
Kesesuaian telah memperhitungkan keberlanjutan penggunaan lahan
Evaluasi meliputi berbagai pilihan penggunaan lahan
Metode yang digunakan dalam evaluasi lahan:
a. Metode Faktor Pembatas
Setiap lahan atau kualitas lahan disusun berurutan mulai dari yang terbaik (yang
memiliki faktor pembatas paling rendah) hingga yang terburuk (yang terbesar
penghambatnya)
Masing-masing kelas disusun tabel kriteria untuk penggunaan, sehingga faktor
pembatas terkecil untuk kelas terbaik, terbesar, terburuk.
Contoh: Klasifikasi kemampuan lahan, Evaluasi Lahan FAO
b. Metode Parametik
Sifat dua lahan yang menentukan kualitas lahan diberi nilai (10-100)
Setiap nilai digabung dengan jalan penambahan, pengurangan, atau perkalian dan
ditentukan selang nilai tiap kelas
Nilai tertinggi untuk kelas terbaik, terendah untuk kelas terburuk
Contoh: Indeks Storie, Indeks Produktivitas Riquer
Beberapa hal yang perlu diketahui sebagai dasar evaluasi lahan, sebagai berikut:
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 3
![Page 4: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/4.jpg)
1. Pengertian Lahan
Para ahli mendefinisikan Lahan dengan berbagai versi. Berikut pengertian lahan dari
berbagai sumber, diantaranya:
FAO, 1976 mendefisikan Lahan sebagai bagian dari bentang alam (landscape) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi,
bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang
telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora,fauna, dan manusia baik dimasa lalu
maupun saat sekarang, seperti lahan rawa, dan pasang surut yang telah direklamasi
atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu.
Notohadiprawiro, 1991 mengatakan sifat dan karakteristik yang berbeda pada lahan
akan ditentukan oeh interaksi komponen sumberdaya yang ada pada suatu lahan
sehingga lahan yang satu dengan lahan yang lain akan berbeda baik dari segi ruang
dan waktu. Oleh karena itu, lahan sebenarnya memiliki sifat yang dinamis yang akan
selalu berkaitan dengan kepentingan dan keperluan manusia seiring dengan
perubahan aktivitas manusia seperti perubahan sosial, politik, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Notohadiprawiro, 1992 mengatakan bahwa cara pandang akan lahan antara satu
lokasi dengan lokasi lain tentu berbeda terutama dalam peruntukkan lahan walaupun
lahan mungkin memiliki karakteristik yang sama. Hal ini disebabkan oleh komponen
pendamping dari lahan berbeda sehingga interaksinya pun berbeda.
Nasution, 2005 mengatakan pengertian evaluasi lahan adalah suatu proses analisis
untuk mengetahui potensi lahan untuk penggunaan tertentu yang berguna untuk
membantu perencanaan penggunaan dan pengelolaan lahan.
Soemarno, 2007 mendefinisikan lahan sebagai kesatuan sumberdaya daratan yang
merupakan suatu sistem yang tersusun atas komponen struktural (karakteristik
lahan) dan komponen fungsional (kualitas lahan).
Ritung, 2007 mengartikan evaluasi lahan sebagai suatu proses penilaian
sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan
atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi atau
arahan penggunaan lahan sesuai keperluan.
Ruang lingkup sumberdaya lahan meliputi segala kondisi, sifat, proses-proses
karakteristik dan fenomena lahan yang dapat digunakan untuk mememuni kebutuhan
manusia (Soemarno, 2007). Kondisi sumberdaya lahan yang berbeda akan
menentukan potensi lahan itu sendiri sehingga akan berpengaruh terhadap
pemanfaatan penggunaan lahan. Keberagaman sumberdaya lahan akan sangat
kompleks dalam susunan ruang dan waktu sehingga sumberdaya lahan akan selalu
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 4
![Page 5: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/5.jpg)
berfifat dinamis. Untuk itu, evaluasi lahan sangat diperlukan agar sumberdaya lahan
dapat di inventarisasi sehingga potensi suberdaya lahan dapat diketahui dan
dimanfaatkan sesuai porsinya.
Menurut Sitorus (1985), cara evaluasi lahan dibedakan atas dua macam yaitu cara
langsung dan cara tidak langsung yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Cara langsung dilakukan dengan melihat kenampakan di lapangan namun hal ini
akan terkendala dengan data. Data yang tidak lengkap akan membuat evaluasi
dengan cara ini sukar dilakukan sehingga cara langsung ini sudah banyak
ditinggalkan.
Cara tidak langsung dinilai memiliki keunggulan baik dari segi biaya dan waktu
karena pada cara ini digunakan suatu pembatas yaitu satuan pemetaan tanah
dengan asumsi bahwa pada satu karakteristik akan mengasilkan produk yang sama
ketika lahan digunakan untuk kepentingan tertentu.
2. Penggunaan Lahan
Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dapat dibedakan atas dua
macam, sebagai berikut:
Tipe Multiple merupakan tipe penggunaan yang tergolong simpel. Terdiri lebih dari
satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu
areal yang sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan masukan dan
kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri.
Tipe Compound merupakan tipe penggunaan lahan yang terdiri lebih dari satu jenis
penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada aeral-areal dari sebidang lahan
yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis
penggunaan bisa terjadi pada suatu urutan waktu tetapi pada areal yang berbeda
pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama.
3. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur ata diestimasi. Karakteristik
lahan yang digunakan adalah temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering,
kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut,
kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H20, C- organik,
salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan
di permukaan, dan singkapan batuan.
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 5
![Page 6: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Kualitas Lahan
Kualitas lahan dapat berperan positif atau negatif terhadap penggunaan lahan
tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif sifatnya
menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat negatif
akan merugikan penggunaan tertentu sehingga merupakan faktor penghambat atau
pembatas. Setiap kualitas lahan dapat berpengaruh terhadap satu atau lebih dari jenis
penggunaannya.
Kualitas lahan yang menentukan dan berpengaruh terhadap manajemen dan masukan
yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Terrain berpengaruh terhadap mekanisasi dan pengelolaan lahan secara praktis,
konstruksi dan pemeliharaan jalan penghubung.
Ukuran dari unit potensial manajemen atau blok area lahan pertanian.
Lokasi dalam hubungannya untuk penyediaan sarana produksi (input), dan
pemasaran hasil (aspek ekonomi).
Fasilitas yang berkaitan dengan aspek ekonomi merupakan penentu kesesuaian
lahan secara ekonomi atau economy land suitability class (Rossiter, 1995). Hal ini
dengan pertimbangan bagaimanapun potensialnya secara fisik suatu wilayah, tanpa
ditunjang oleh sarana ekonomi yang memadai, tidak akan banyak memberikan
kontribusi terhadap pengembangan wilayah tersebut.
5. Persyaratan Penggunaan Lahan
Persyaratan penggunaan lahan digunakan sebagai pedoman untuk menerapkan suatu
bentuk penggunaan lahan di suatu kawasan. Persayaratan diterapkan dengan menilai
karakteristik lahan.
Penggunaan lahan untuk kawasan lindung
Lahan yang digunakan memiliki karakteristik kemiringan lereng sangat curam, yaitu
>45%, tanah atau lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan
kawasan lindung dapat berupa jalur pengaman aliran sungai dan hutan lindung.
Penggunaan lahan untuk kawasan penyangga
Kawasan dengan karakteristik lahan seperti berikut ini merupakan kawasa yang
harus dijadikan kawasan penyangga, yaitu kemiringan lereng 25-45% atau curam,
lahan peka terhadap erosi, curah hujan harian sangat tinggi, dan memungkinkan
dimanfaatkan untuk bercocok tanam yang ekonomis dan mudah dikembangkan
untuk kawasan penyangga lingkungan alam.
Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya dan tanaman tahunan
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 6
![Page 7: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/7.jpg)
Lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan budidaya tanaman tahunan
mempunyai karakteristik kemiringan lahan agak curam, yaitu 15-25%, lahan agak
peka terhadap erosi, curah hujan harian sedang. Lahan untuk budidaya tanaman
tahunan dapata berupa perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), dan tanaman
kayu-kayuan serta memenuhi kriteria untuk kawasan penyangga.
Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya tanaman semusim
Lahan yang daoat digunakan mempunyai karakteristik kemiringan lereng ladai, yaitu
8-15%, lahan agak peka terhadap erosi, curah hujan rendah, dan memenuhi kriteria
untuk kawasan budidaya tahunan.
Penggunaan lahan untuk kawasan permukiman
Lahan yang digunakan mempunyai criteria sesuai untuk kawasan budidaya tanaman
semusim atau tahunan dengan kemiringan 0-8% atau datar.
Adapun sistem klasifikasi penggunaan lahan sebagai berikut:
Menggunakan sistem yang dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943) dan
Klingebiel dan Montgomery (1973), lahan dibagi mejadi tiga kategori, yaitu Kelas,
Sub Kelas, dan Satuan kemampuan atau pengolahan.
Pengelompokan berdasarkan intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokkan
kedalam 8 kelas yang ditandai dengan huruf Romawi.
Semakin baik kelas suatu lahan maka pilihan tipe penggunaan semakin luas.
6. Kemampuan lahan
Lahan diklasifikasikan menggunakan faktor penghambat sehingga dengan mengetahui
faktor penghambatnya maka potensi yang menghambat pemanfaatan dapat direduksi.
Hal ini dimaksudkan agar peruntukan lahan tidak melebihi kapasitas dan daya dukung
lahan sehingga keselamatan lahan pun terjaga. Ada tujuh jenis penghambat yang
dikenal, yaitu erosi, drainase, tanah, keasaman, kelerengan, kedalaman tanah dan iklim
sehingga lahan menunjukkan karakteristik demikian dan upaya pemanfaatan yang
optimal dapat dilakukan. Penilaian ini dapat juga digunakan untuk membenahi
pengelolaan yang sudah ada sehingga dapat diperoleh bentuk konservasi yang tepat
(Notohadiprawiro, 1991).
Menurut Worosuprodjo (2005), kemampuan lahan merupakan cara sistematis untuk
menilai potensi lahan agar dapat berproduksi secara lestari. Kelas kemampuan lahan
dapat dibagi menjadi lima kelas sebagai berikut:
Kelas I- IV dapat digunakan untuk lahan sawah, tegalan atau tumpangsari
Kelas V dapat digunakan untuk tegalan atau tumpangsari dengan tindakan
konservasi tanah
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 7
![Page 8: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/8.jpg)
Kelas VI dapat digunakan untuk hutan produksi
Kelas VII dapat digunakan untuk hutan produksi terbatas
Kelas VIII dapat digunakan untuk hutan lindung
Klasifikasi kemampuan lahan dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:
Penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang
merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari
Merupakan kapasitas lahan sendiri untuk suatu penggunaan
7. Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan lebih memfokuskan perhatiannya pada jenis tanaman tertentu saja
yang pada intinya analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan memadukan kebutuhan
tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan. Kelas
kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan juga menggunakan pembatas seperti dalam
kemampuan lahan namun tidak dituliskan dalam klasifikasi. Kelas kesesuaian lahan
yang diklasifikasi merupakan kelas terjelek dari kondisi lahan sehingga yang
ditampakkan adalah kondisi yang paling buruk bagi suatu tanaman.
Semakin rumit pengelolaan lahan yang diperlukan maka tingkat kesesuaian
lahannya semakin rendah, hal ini juga berkaitan dengan konservasi yang hendak
diterapkan.Klas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat tingkat, yaitu : sangat sesuai
(S1), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N). Pengelolaan lahan sering
menyebabkan terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan, para
pembangun ingin terus membangun yang menandakan kemajuan pembangunan namun
berkaitan dengan daya dukung lahan tentu hal ini akan menjadi masalah.
Berdasarkan nilai lahan, terdapat faktor-faktor yang memepengaruhi yaitu kualitas
fisik lahan, lokasi lahan terhadap pasar hasil-hasil produksi dan pasar sarana
produksinya, dan interaksi di antara keduanya. (Soemarno, 2007)
Adapun klasifikasi kesesuaian lahan dapat dilihat dari aspek-aspek:
Penilaian dan pengeompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif atau kesesuaian
absolut lahan bagi suatu penggunaan
Kenyataan adapabilitas (kemungkinan penyesuaian) lahan bagi suatu penggunaan
8. Jenis informasi Sumberdaya Lahan yang perlu dievaluasi ada 5 kelompok, yaitu:
Tanah, meliputi kedalaman efektif, drainase, kesuburan, retensi hara, salinitas,
legas, unsur beracun, erosi, banjir
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 8
![Page 9: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/9.jpg)
Iklim, curah hujan, suhu, lama periode pertumbuhan LGP, neraca air
Topografi dan geologi, meliputi kemiringan lereng bahan induk
Vegetasi, tanaman indicator
Sosial ekonomi, keuntungan
Aspek non pertanian
Adapun tingkat intensitas dan pendekatan evaluasi lahan dapat diuraikan sebagai berikut:
Tinjau (Reconnaissance), skala nasional, kualitatif
Semi-detail (sedang), studi kelayakan proyek, kuantitatif
Detail, perencanaan untuk implementasi, pembuatan desain atau rekomendasi, setelah
ada kepastian proyek
Dalam Evaluasi lahan terkadang terjadi perbedaan hasil evaluasi. Hal tersebut dapat
disebabkan karena:
a. Terhadap faktor yang dinilai (faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sangat banyak)
b. Pengharkatan dalam penilaian (perbedaan dari para peneliti)
c. Dalam sistem klasifikasi (4, 6, 8 kelas)
d. Dalam metode pengambilan keputusan (perbedaan metode : penghambat maksimum,
parametik)
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 9
![Page 10: Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah Khususnya Bidang Tata Ruang](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/55cf9a5e550346d033a167b3/html5/thumbnails/10.jpg)
KESIMPULAN:
Evaluasi Lahan merupakan salah satu metode yang sangat tepat bagi seorang
perencana dengan pertimbangan bahwa dalam evaluasi lahan seorang perencana akan
menemukan beberapa solusi yang tepat dalam merencanakan satu kawasan tertentu.
Dalam evaluasi lahan, terdapat analisis kemampuan lahan yang dapat digunakan untuk
menunjang kebijakan dan perencanaan penggunaan lahan yang optimal yang tujuannya
harus berkesinambungan dan berkelanjutan.
Pengembangn Wilayah dan Kota Page 10