pentingnya klhs

6
PENTINGNYA “Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)” untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan mengandung maksud bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kepentingan saat ini tetapi harus pula memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang, dan tetap menjaga aspek-aspek keserasian, keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan. Hasil-hasil yang telah dicapai pada saat ini dapat dilanjutkan oleh generasi yang akan datang untuk dapat lebih mendekatkan pada tercapainya tujuan pembangunan seutuhnya. Menurut Haryadi (1999), untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian sumberdaya alam sebagai tujuan pembangunan berwawasan lingkungan tersebut, maka perlu mempertimbangkan 3 (tiga) hal penting, yaitu: (a) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (b) pemeliharaan keaneka-ragaman sumberdaya alam dan ekosistem yang ada, dan (c) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan ekosistemnya. Oleh karena itu konsep ‘pembangunan berkelanjutan’ (sustainable development) merupakan alternatif pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang secara konseptual dianggap mampu untuk menjembatani tercapainya keseimbangan pengelolaan sumberdaya alam yang menghasilkan nilai ekonomis dan nilai ekologis yang seimbang (economic and ecologic balance). Sumberdaya alam (natural resources) adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia; atau dengan perkataan lain sumberdaya alam merupakan semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam, yang dapat dipakai untuk memenuhi segala kepentingan hidupnya (Katili, 1983). Salah satu sifat sumberdaya alam adalah penyebaran geografisnya yang tidak merata di bumi ini, dan sifat saling ketergantungan antara sumberdaya alam yang satu dengan yang lainnya dalam konteks lingkungan secara holistik. Kegiatan yang kita lakukan terhadap sesuatu sumberdaya alam, maka efeknya akan terasa pada sumberdaya alam yang lain. Setiap kegiatan terhadap sumberdaya alam akan menyebabkan suatu tekanan terhadap ekologi, baik secara langsung maupun tak langsung, yang pada akhirnya menimbulkan konsekuensi terhadap manusia (Gambar 1). Sifat saling ketergantungan ini dapat digambarkan dengan suatu daur sumberdaya alam (natural resources cycle), yang berawal pada sumberdaya itu sendiri dalam keadaan mentah melalui semua tahap dari pengolahan sumberdaya sampai ke penggunaannya (Gambar 2).

Upload: nisa-ilmi-luluk-masluki

Post on 18-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pentingnya KLHS dalam kebijakan, rencana dan program pemerintah

TRANSCRIPT

Page 1: PENTINGNYA KLHS

PENTINGNYA “Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)” untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan mengandung maksud bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kepentingan saat ini tetapi harus pula memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang, dan tetap menjaga aspek-aspek keserasian, keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan. Hasil-hasil yang telah dicapai pada saat ini dapat dilanjutkan oleh generasi yang akan datang untuk dapat lebih mendekatkan pada tercapainya tujuan pembangunan seutuhnya.

Menurut Haryadi (1999), untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian sumberdaya alam sebagai tujuan pembangunan berwawasan lingkungan tersebut, maka perlu mempertimbangkan 3 (tiga) hal penting, yaitu: (a) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (b) pemeliharaan keaneka-ragaman sumberdaya alam dan ekosistem yang ada, dan (c) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan ekosistemnya. Oleh karena itu konsep ‘pembangunan berkelanjutan’ (sustainable development) merupakan alternatif pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang secara konseptual dianggap mampu untuk menjembatani tercapainya keseimbangan pengelolaan sumberdaya alam yang menghasilkan nilai ekonomis dan nilai ekologis yang seimbang (economic and ecologic balance).

Sumberdaya alam (natural resources) adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia; atau dengan perkataan lain sumberdaya alam merupakan semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam, yang dapat dipakai untuk memenuhi segala kepentingan hidupnya (Katili, 1983). Salah satu sifat sumberdaya alam adalah penyebaran geografisnya yang tidak merata di bumi ini, dan sifat saling ketergantungan antara sumberdaya alam yang satu dengan yang lainnya dalam konteks lingkungan secara holistik. Kegiatan yang kita lakukan terhadap sesuatu sumberdaya alam, maka efeknya akan terasa pada sumberdaya alam yang lain. Setiap kegiatan terhadap sumberdaya alam akan menyebabkan suatu tekanan terhadap ekologi, baik secara langsung maupun tak langsung, yang pada akhirnya menimbulkan konsekuensi terhadap manusia (Gambar 1). Sifat saling ketergantungan ini dapat digambarkan dengan suatu daur sumberdaya alam (natural resources cycle), yang berawal pada sumberdaya itu sendiri dalam keadaan mentah melalui semua tahap dari pengolahan sumberdaya sampai ke penggunaannya (Gambar 2).

Memahami siklus sumberdaya alam tersebut di atas, maka sangatlah penting untuk mengetahui keberadaan sumberdaya alam dalam lingkungan, sehingga pengaruh negatif akibat pemanfaatan sumberdaya alam terhadap ekosistemnya dapat ditekan serendah mungkin. Ekosistem merupakan tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh, menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup (UURI Nomor 32 tahun 2009). Sementara lingkungan hidup tersusun atas komponen abiotik (fisik), biotik (hayati), dan kultural (sosial budaya), sehingga pendekatan ekologis (ecological approach) sangatlah tepat untuk mengkaji karakteristik setiap komponen lingkungan sebagai kerangka dasar dalam perumusan strategi perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh.

Page 2: PENTINGNYA KLHS

Pendekatan ekologis memandang bahwa bentangan permukaan bumi terbagi-bagi atas kesatuan-kesatuan yang lebih kecil yang mempunyai struktur, karakteristik, sebaran dan sistem yang khas, yang dapat disebut dengan geo-ekosistem (geo-ecosystem). Setiap satuan geo-ekosistem akan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan satuan geo-ekosistem yang lain. Untuk lebih berorientasi pada fungsi lingkungan, maka satuan geo-ekosistem disusun berdasarkan ekosistem bentanglahan (landscape). Ekosistem bentanglahan tersusun atas sistem sosial dan sistem alami yang saling berinteraksi, interdependensi, interrelasi dan interaksi. Ekosistem bentanglahan mendapat masukan berupa hujan, radiasi, teknologi, modal dan sumberdaya manusia. Di dalam ekosistem bentanglahan terjadi proses penguapan, aliran, infiltrasi, simpan air, erosi, longsor lahan, pelapukan, pengangkutan dan pengendapan sedimen, aliran energi serta dinamika penduduk. Keluaran bersifat alami berupa hasil air, hasil sedimen, unsur hara dan kimia yang terangkut oleh limpasan; dan yang bersifat non alami berupa hasil pembangunan, yaitu: Pendapatan Asli Daerah, tingkat kesejahteraan masyarakat, serta produktivitas lahan. Namun demikian, bentuk keluaran tersebut ada yang bersifat negatif seperti: banjir, kekeringan, sedimentasi, degradasi lahan, pencemaran tubuh perairan, intrusi dan pencemaran udara, tekanan penduduk, angka kematian tinggi, umur harapan hidup rendah, dan tingkat pendidikan yang rendah. Secara diagramatis, masukan, proses dan keluaran dalam suatu ekosistem bentanglahan dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3. Mencermati dan memahami isi dari Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota WAJIB menyusun dokumen-dokumen lingkungan hidup, yang diatur dalam pasal-pasal berikut. Bab II Bagian Ketiga tentang Ruang Lingkup Pasal 4 menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi: Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian, Pemeliharaan, Pengawasan, dan Penegakan Hukum. Pada pasal-pasal berikutnya dijelaskan tentang definisi, cakupan kajian, cakupan wilayah, dan tujuan dari masing-masing tahapan tersebut.

Pada tahap perencanaan, setiap daerah harus melakukan kegiatan: Inventarisasi Lingkungan (Profil Lingkungan Hidup), penyusunan Ekoregion, dan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Selanjutnya pada tahap PENGENDALIAN lingkungan hidup, dinyatakan bahwa untuk dapat mengendalikan lingkungan hidup dengan baik, maka setiap daerah harus menyusun dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) (UUPPLH No.32 tahun 2009, Bab V Pasal 14).

Page 3: PENTINGNYA KLHS

Diwajibkannya penyusunan dokumen KLHS bagi setiap daerah, dinyatakan dalam UUPPLH No.32 tahun 2009, pada pasal-pasal berikut ini.(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program (Pasal 15 ayat (1)).

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi:(a) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan

(b) Kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup (Pasal 15 ayat (2)).

(3) Hasil KLHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah (Pasal 17 ayat (1), secara sistematis lihat Gambar 4).

Gambar 3. Hubungan Masukan – Proses – Keluaran dalam Ekosistem Bentanglahan

Dasar bagi upaya pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan lingkungan perlu disusun suatu konsepsi perencanaan yang berbasis pendekatan ekologi dan ekonomi secara berimbang (ecology and economic balance), sehingga pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dapat dicapai. Sementara pada UUPPLH No. 32 tahun 2009 memberikan arahan bagi pembangunan nasional yang berbasis ekoregion, dengan memperhatikan aspek bentanglahan, iklim, DAS, keanekaragaman hayati, dan kondisi sosial ekonomi. Namun demikian dalam pelaksanaannya, khususnya pada era otonomi daerah, satuan ekoregion yang berbasis bentanglahan, DAS atau lainnya, mempunyai batas yang tidak sama dengan batas administrasi wilayah, sehingga seringkali menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, karena tidak adanya misi dan visi yang sama antar wilayah administrasi dalam satu satuan ekoregion. Oleh karena itu perlu disusun suatu rencana induk (grand design) perlindungan danpengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup berbasis ekoregion yang di dalamnya terjadi hubungan saling keterkaitan antar wilayah administrasi yang ada. Untuk lebih menekankan pada upaya pemecahan permasalahan lingkungan hidup berdasarkan skala prioritas, maka dirumuskan suatu kegiatan ”Kajian Lingkungan Hidup Strategis”, yang di dalamnya memuat aspek karakteristik setiap komponen lingkungan, potensi dan daya dukung, hirarki permasalahan kerawanan lingkungan, dan rumusan dasar atau rencana induk pemecahan masalah dalam konteks perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Page 4: PENTINGNYA KLHS

Gambar 4. Kedudukan dan Peranan KLHS dalam Penyusunan Program-program Strategis dalam Pembangunan Nasional Berwawasan Lingkungan

Sumber: KLHS Bangkep, 2012