pentingnya sarana dan prasarana perpustakaan dalam
TRANSCRIPT
PENTINGNYA SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN DALAM
MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI DI DINAS KEARSIPAN DAN
PERPUSTAKAAN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Perpustakaan
Oleh:
AIDIL FEBRIANA
NIM: IPT.140312
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
ABSTRAK
Febriana Aidil. IPT.140312. Judul: Pentingnya Sarana dan Prasarana
Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi.
Fakultas Adab dan Humaniora.
Pembimbing I : Prof. Dr. Maisah, M. Pd. I
Pembimbing II : Masyrisal Misliani, SS., M. Hum
Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang vital dalam
menyelenggarakan pelayanan. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap kondisi sarana
dan prasarana perpustakaan, penghambat sarana dan prasarana dalam memenuhi
kebutuhan informasi dan untuk mengetahui strategi sarana dan prasarana
perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
pertama, kondisi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan
informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, diantaranya terbatasnya
jumlah koleksi, jumlah koleksi buku yang terbatas dan terbilang terbitan lama dan
prasarana yang tidak mendukung, atap ruangan bocor dan juga juga AC rusak dan
ditambah lagi toilet yang rusak dan air terbatas. Kedua, terdapat dua penghambat
sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan informasi, diantaranya lambat dalam
memberikan layanan sirkulasi, sarana dan prasarana terbatas menyebabkan pemustaka
belum merasa puas dalam menemukan bahan informasi yang diperlukan dan
pemberian layanan referensi menjadi terbatas, koleksi yang terbatas menjadikan
pemustaka tidak menemukan informasi yang diperlukan. Ketiga, terdapat tiga langkah
strategi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi,
diantaranya pengadaan, dengan mengajukan pengedaan kepada pemerintah daerah,
pemustakaan, dengan menumbuhkan rasa pertanggungjawaban bagi pemakai koleksi
yang ada dan pemeliharaan, melakukan perawatan dan perbaikan terhadap koleksi
yang ada.
Kata Kunci: Sarana dan Prasarana perpustakaan dan Sarana dan Prasarana
………………perpustakaan Umum
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:
Ayahku terhebat Sayuti R, ilmu yang kauberikan dan mendidikku dengan titik-titik
dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho di jalan
Allah SWT
Ibuku tersayang Nova Lina yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di
dalam hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas
Kakakku Kurniati Wulandari terbaik yang telah mengisi hari dengan canda tawa dan
senyuman terindah yang pernah kumiliki.
Serta teman-temanku yang telah menginspirasiku dalam langkah gelap dan terang
hidupku
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin, segenap rasa syukur ini kupersembahkan hanya
kepada Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam karena hanya dengan
pertolongan-Mu semata hamba dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga hari
pembalasan.
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (SI) di semua
perguruan tinggi termasuk di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis
membuat skripsi ini dengan “Pentingnya Sarana dan Prasarana Perpustakaan
dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi”.
Selama pembuatan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi dan
bantuan terutama pembimbing, Ibu Prof. Dr. Maisah, M. Pd. I dan Ibu Masyrisal
Misliani, SS., M. Hum. Maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan
sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik dan
Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil rektor II
Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Hj. Fadillah,
M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Prof. Dr. Maisah, M. Pd. I selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Batasan Masalah.................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
E. Kegunaan Penelitian............................................................ 6
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6
1. Definisi Perpustakaan .................................................... 7
2. Sarana dan Prasarana..................................................... 9
3. Kegiatan Pustakawan dalam Memenuhi Kebutuhan
Informasi ............................................................... 11
4. Standar Nasional Perpustakaan ..................................... 14
5. Strategi Sarana dan Prasarana Perpustakaan ................ 17
6. Studi Relevan ................................................................ 24
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Jenis Penelitian ................................................ 27
B. Lokasi Penelitian ................................................................. 27
C. Subjek Penelitian ................................................................. 28
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 29
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 29
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 32
G. Tringulasi ............................................................................ 35
H. Sistematika Penulisan ......................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Historis dan Geografis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi .................................................................. 37
B. Visi dan Misi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi .................................................................. 39
C. Struktur Organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi .................................................................. 40
D. Keadaan Petugas Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi .................................................................. 41
E. Keadaan Sarana dan Prasarana Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi ............................................ 43
F. Keanggotaan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi ............................................ 45
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Sarana dan Prasarana Perpustakaan dalam Memenuhi
Kebutuhan Informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi .............................................................................
48 B. Kendala Pustakawan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi ........ 54
C. Evaluasi Sarana dan Prasarana Perpustakaan Dalam
Memenuhi Kebutuhan Informasi di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi .......................................................
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….……... 65
B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 66
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi....................................................................................... 41
Tabel 3.2 Jenis dan Jumlah Koleksi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi .............................................................................. 42
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Lantai I ................................................ 43
Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana Lantai II ............................................... 44
Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana Lantai II ............................................... 44
Tabel 3.6 Jumlah Anggota ...................................................................... 46
Tabel 3.7 Jumlah Pemustaka ................................................................. 46
Tabel 3.8 Jumlah Peminjam ................................................................... 46
Tabel 4.1 Koleksi Sarana Dan Prasarana Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi pada Ruang Sirkulasi ................... 50
BAB I1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang diciptakan oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan informasinya dan tidak dipisahkan dari masyarakat di
mana ia berada. Mengevaluasi perpustakaan harus dikatikan dengan masyarakat
yang dilayaninya. Selain itu objek strategi sangat banyak dan dapat dikelompokkan
menjadi, masukan, proses, keluaran dan perubahan masyarakat sebagai eksistensi
perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu diadakannya strategi perpustakaaan
demi kemajuan sebuah perpustakaan.2 Perpustakaan akan lebih efektif jika
pengolahan pada bagian pelayanan terpenuhi terutama layanan dari pustakawan itu
sendiri, karena pustakawan merupakan tenaga ahli perpustakaan, sehingga
pustakawan di perpustakaan tersebut diharapkan mempunyai ide-ide untuk
memajukan suatu perpustakaan yang nyaman untuk pemustaka atau warga kota
yang berkunjung ke perpustkaan umum atau kota.3
Pada tahun 2011 Standar Nasional Perpustakaan (SNP) untuk
Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota 003: 2011 telah disahkan oleh Perpustakaan
2 Rhoni Rodin, “Peluang dan Tantangan Penerapan Otomasi Perpustakaan di Indonesia”, Al-Kuttab,
Vol.1/No.1, Juni 2013, hal. 72 3 Yuliatry Bunga, Standar Pelayanan Perpustakaan dan Informasi Bidang Layanan Koleksi Umum,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 15
1
Nasional Republik Indonesia.4 Tim Perumus Standar Nasional Perpustakaan pada
tanggal 10 -12 November 2011 di Bogor, telah membahas dan menyepakati 5
(lima) Standar Nasional Perpustakaan, yaitu Perpustakaan Provinsi, Perpustakaan
Umum Kabupaten/Kota, Perpustakaan Kecamatan, Perpustakaan Desa/Kelurahan,
dan Perpustakaan Khusus. Kelima Standar Nasional Perpustakaan Umum dan
Khusus merupakan dasar acuan pendirian, pustakawanan dan pengembangan
perpustakaan yang berlaku sama secara nasional.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kebutuhan informasi
masyarakat perlu adanya sebuah perpustakaan. Salah satu perpustakaan yang ada
di masyarakat adalah Perpustakaan Umum.5 Berdasarkan UU No.43 Tahun 2007
tentang perpustakaan bab kedua tentang perpustakaan umum pasal 22 ayat 2
disebutkan bahwa pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung
pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya
masyarakat pembelajar sepanjang hayat.6 Penyelenggaraan perpustakaan umum
harus memiliki pedoman atau standar yang jelas, sehingga dalam pelaksanaannya
dapat memberikan kebutuhan informasi sesuai dengan pemustaka.7 Hal tersebut
berlaku bagi pemustaka perpustakaan umum yang berbeda latar belakang
4 Himayah, “Layanan dan Pelayanan Perpustakaan Menjawab Era Teknologi Informasi”, Skripsi:
Universsitas Alauddin, 2011, hal. 8 5 Rhoni Rodin, “Analisis Upaya dan Kendala Membangun Perpustakaan Digital pada Perguruan
Tinggi Negeri di Propinsi Bengkulu”, hal. 132 6 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), hal. 35 7 Hasnidar, “Faktor Penghambat Minat Pemustaka dalam Pemanfaatan Pelayanan Referensi UPT
Perpustakaan Universitas Riau”, Jurnal Gema Pustakawan Vol. 1. No. 1. Mei 2013, hal. 8
pendidikannya. Perpustakaan tersebut harus mampu menganalisis kebutuhan
pemustaka dan memenuhi kebutuhan pemustaka baik dari koleksi, sarana
prasarana, layanan, dan teknologi informasi
Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang dilakukan penulis di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi ditemukan bahwan subyek memiliki
koleksi umum, buku fiksi dan non fiksi, koleksi referensi, buku-buku rujukan
seperti ensiklopedia, kamus, direktori perpustakaan, bibliografi daerah serta surat
kabar dan majalah, koleksi tentang sejarah, budaya dan hasil pembangunan di
Jambi dalam bentuk kaset, CD/VCD/DVD dan microfilm. Perpustakaan tersebut
juga memiliki fasilitas seperti: ruang baca ramah anak tempat bermain anak-anak,
galeri foto-foto tentang budaya dan sejarah jambi, fasilitas internet wi-fi, dan masih
banyak lagi. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi ini memiliki 3 lantai
yang bisa dikunjungi, lantai dasar dikhususkan untuk koleksi umum dan anak yang
disertai dengan playground, lantai dua dikhususkan dikhususkan untuk area buku
referensi dan lantai tiga dikhususkan untuk meeting room.
Dalam perkembangannya, saat ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan
perpustakaan demi terpenuhinya kebutuhan pemustaka. Upaya tersebut dilakukan
bertujuan agar informasi yang disediakan oleh perpustakaan dapat diperoleh secara
cepat, tepat, mudah serta mampu memberikan kepuasan bagi pemustaka.8 Namun
8 Observasi Penulis di Perpustakaan Umum Kota Jambi pada 7 Agustus 2018
dalam kenyataanya terdapat beberapa hal yang menjadi catatan penulis di mana
masih ada kesenjangan yang belum memenuhi harapan pemustaka, kurangnya
fasilitas komputer untuk mencari bahan pustaka serta kurangnya pencahayaan di
sudut ruang baca. Banyak pemustaka merasa tidak nyaman berada diperpustakaan
hal ini dikerenakan suhu ruangan yang terlalu panas, banyaknya koleksi yang
terbengkalai seperti majalah dan koran yang disimpan menjadi satu dengan koleksi
sirkulasi sehingga membingungkan para pemustaka dalam mencari informasi yang
diinginkan. Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi masih terdapat kekurangan sehingga diperlukan pengadaan dan
perbaikan, terlihat dari ruang baca yang kurang nyaman, dikarenakan pendingin
ruangan tidak berfungsi, sehingga mengandalkan angin yang masuk melalui
jendela, selain itu pula kondisi gendung yang mulai rapuh di lantai 3 di mana atap
ruangan bocor.
Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai “Pentingnya Sarana dan Prasarana Perpustakaan dalam Memenuhi
Kebutuhan Informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
pokok permasalahan dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi?
2. Apa saja faktor penghambat sarana dan prasarana dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi?
3. Bagaimana strategi pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan-batasan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini agar tujuan dari penelitian ini lebih jelas
dan tidak membingungkan baik analisis maupun dalam kesimpulan penelitian,
maka penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian ini adalah kondisi
sarana dan prasarana perpustakaan pada ruang sirkulasi di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi sarana dan dan prasarana perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi.
2. Untuk mengetahui penghambat sarana dan prasarana dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui strategi pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan
dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi.
E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini diharapkan
memiliki kegunaan yaitu:
1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran berupa informasi mengenai
strategi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan
informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
2. Untuk menambah pengetahuan penulis baik secara teoris maupun praktis
tentang penelitian lapangan terutama tentang strategi sarana dan prasarana
perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi.
3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi
tingkat sarjana pada jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam di Fakultas
Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
F. Tinjauan Pustaka
7. Definisi Perpustakaan
Perpustakaan adalah institusi pustakawan koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.9 Batasan perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan
lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk
di dalamnya sebuah bahan cetak (buku, majalah, laporan, pamflet, prosiding,
manuskrip (naskah), lembaran musik, berbagai karya media audiovisual seperti
film, slaid, piringan hitam, bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan
kiroburam (microopaque).10
Penyelenggaraan perpustakaan berdasarkan kepemilikan terdiri atas
perpustakaan pemerintah; perpustakaan provinsi; perpustakaan kabupaten/kota;
perpustakaan kecamatan; perpustakaan desa; perpustakaan masyarakat;
perpustakaan keluarga; dan perpustakaan pribadi. Jenis-jenis perpustakaan terdiri
atas:
a. Perpustakaan Nasional;
9 Gatot Subrata, “Klasifikasi Bahan Pustaka”, (Jakarta: Pustakawan Perpustakaan UM, Oktober
2009), hal. 3 10 Sri Sularsih, Panduan Pengolahan Bahan Perpustakaan Sumber Elektronik, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2012), hal. 2
b. Perpustakaan Umum (Perpustakaan Kabupaten, Kota, Desa)
c. Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
d. Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan
e. Perpustakaan Khusus.11
8. Fungsi dan Tugas Perpustakaan
Perpustakaan kota merupakan bagian dai perpustakaan umum, yaitu
perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah
kabupaten/kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat
umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.3
Fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:
a. Mengembangkan koleksi;
b. Menghimpun koleksi muatan lokal;
c. Mengorganisasi materi perpustakaan;
d. Mendayagunakan koleksi;
e. Menyelenggarakan pendidikan pemustaka ;
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;
g. Melestarikan materi perpustakaan;
h. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
11 Mutiara Wahyuni, “Peran Pustakawan Sebagai Penyedia Informasi”, Jurnal Iqra’ Volume 09
No.02 Oktober, 2015, hal. 45
Tugas perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:12
1) menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;
2) menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;
3) menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;
4) menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat;
5) menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga
aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;
6) mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan
lain serta berbagai situs Web;
7) menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi;
8) menyediakan fasilitas belajar dan membaca
9) menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;
menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan
keliling
9. Sarana dan Prasarana
a. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan
untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Sarana pada
dasarnya berbentuk fasilitas atau alat yang digunakan secara langsung untuk
12 Listariono, Pengolahan Buku Perpustakaan, (Malang: Universitas Negeri Malang Upt
Perpustakaan, 2009), hal. 23
kelangsungan suatu kegiatan. 13 Biasanya, alat atau fasilitas ini mempunyai
peran penting, karena tanpanya, kegiatan tersebut tidak akan dapat
terselenggara dengan baik. Bahkan, kegiatan tidak akan ada tanpa adanya alat
tersebut. Namun, ada satu hal yang juga termasuk dalam bentuk lain dari sarana.
Hal tersebut adalah waktu. Waktu dimasukkan dalam kelompok sarana. Waktu
tidak bisa diukur dan termasuk dalam bentuk abstrak. Tapi, waktu pasti
dibutuhkan dan bersentuhan secara langsung dengan kegiatan yang dilakukan
tersebut. Itu artinya sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana lebih ditujukan untuk benda-
benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin.
b. Prasarana
Prasarana segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi. (contohnya: lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja,
dll.) Misalnya, dalam bidang transportasi darat kita dapat menyebut mobil,
motor, bis, taksi sebagai sarana transportasi karena digunakan secara langsung
oleh orang. Sedangkan fasilitas pendukung seperti jalan, rambu-rambu, lampu
lalu lintas dapat kita sebut sebagai prasarana.14 Prasarana adalah segala sesuatu
yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Misalnya
prasarana pendidikan, artinya alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan. Contoh prasarana adalah lokasi, bangunan sekolah, lapangan
13 Listariono, Op. Cit, hal. 45 14 Sri Sularsih, Op. Cit, hlm. 44
olahraga, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek) prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak
bergerak seperti gedung.15
c. Perbedaan Sarana dan Prasarana
Apa perbedaan antara sarana dan prasarana? Sarana dan Prasarana,
Sayangnya, masih banyak orang yang berpikir jika kata Sarana dan Prasarana
memiliki arti sama. Namun, anggapan tersebut adalah salah. Ini karena
keduanya sangat berbeda.
Berikut merupakan perbedaan antara sarana dan prasarana:
1. Sarana adalah falilitas yang dipakai secara langsung (utama), sedangkan
prasarana adalah fasilitas penunjang dari sarana.
2. Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai tujuan, sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu untuk
menunjang terselenggaranya suatu proses.16
3. Sarana lebih diutamakan untuk benda-benda yang bergerak (komputer dan
mesin). Sedangkan prasarana lebih ke arah benda-benda yang tidak
bergerak (seperti gedung, ruang, dan tanah).
10. Kegiatan Pustakawan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
15 Listariono, Op. Cit, hlm. 52 16 Ridwan Siregar, “Menajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Skripsi: Universitas Sumatra,
2011, hal. 52
Di dalam pepustakaan terdapat kegiatan-kegiatan pokok pengadaan bahan
koleksi, pengolahan bahan koleksi, pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, dan
pelayananan administrasi, yang selanjutnya dapat dipahami lebih lanjut sebagai
berikut.
a. Pengadaan bahan koleksi
Kegiatan pengadaan bahan koleksi adalah kegiatan mengadakan bahan
koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan yang dilakukan pula dengan berbagai
macam kegiatan, seperti kegiatan pemilihan bahan koleksi, kegiatan pelaksanaan
pengadaan bahan koleksi, mengumpulkan bahan koleksi yang diperoleh, memberi
identitas pada setiap bahan koleksi, mencatat atau menginvemtaris setiap bahan
koleksi, menyimpan secara teratur semua berkas-berkas bukti perolehan bahan
koleksi, mengumpulkan alat-alat informasi yang dapat digunakan untuk keperluan
memilih bahan-bahan koleksi, mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang
telah digunakan untuk keperluan pembelian bahan koleksi, membuat laporan
tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengadaan bahan koleksi.17
b. Pengolahan bahan koleksi
Kegiatan pengolahan bahan koleksi ialah kegiatan mempersiapkan bahan
koleksi yang telah diperoleh, agar dengan mudah dapat diatur ditempat-tempat atau
rak-rak penyimpanan sehingga memudahkan pula untuk dilayankan kepada para
17 Ibid, hal. 55
pemakai koleksi perpustakaan. Kegiatan pengolahan bahan koleksi tersebut juga
dilakukan dengan berbagai macam kegiatan, seperti klasifikasi, katalogisasi,
pelabelan, penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelving), penyimpanan dan
penyusunan kartu katalog (filing), melakukan perbaikan setiap koleksi
buku/pustaka yang memerlukan perbaikan, melakukan kegiatan pengawetan
buku/pustaka, membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-yang telah
dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengolahan bahan pustaka.18
c. Pelayanan sirkulasi
Kegiatan pelayanan sirkulasi ialah kegiatan melayankan koleksi
pepustakaan kepada para pemakai (pemustaka) dengan berbagai macam kegiatan
pula, seperti, membuat peraturan mengenai pemakaian/ peminjaman koleksi,
membuat pengumuman tentang pendaftaran anggota perpustakaan (pemakai
fasilitas perpustakaan), melakukan pendaftaran peminat yang akan menjadi
anggota perpustaaan, memproses kartu-kartu keanggotaan perpustakaan, melayani
peminjaman koleksi sirkulasi, menyimpan dengan teratur dan sistematis semua
kartu yang bersangkutan dengan pelayanan peminjaman koleksi pustaka tersebut,
melakukan penagihan kepada para anggota perpustakaan yang belum
mengembalikan pinjamannya, menarik denda terhadap para anggota perpustakaan
yang terlambat mengembalikan buku, mencatat dengan tertib dan teratur semua
pemasukan uang pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda
18 Prayitno & Amti, Erman, Dasar-dasar BK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 71
keterlamabatan pengembalian buku, melayani permintaan “Surat Bebas Pinjam
Pustaka (SPBB)”, dan membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan.19
d. Pelayanan administrasi (umum)
Kegiatan pelayanan administrasi (umum) ialah kegiatan menunjang
(perbantuan) kepada semua kegiatan yang dilakukan di dalam perpustakaan,
dengan berbagai macam kegiatan pula, seperti melakukan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan yang bersangkutan dengan pelayanan permintaan/penyediaan barang,
melakukan kegiatan melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan dengan urusan
keuangan, melakukan kegiatan melaksanakan pekerjan yang bersangkutan dengan
urusan personalia, melakukan kegiatan melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan
dengan urusan ketatausahaan (kearsipan) perpustakaan, melakukan kegiatan
melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan dengan pelayanan umum, melakukan
kegiatan melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan dengan pembuatan laporan
secara tertulis secara menyeluruh mengenai perpustakaan.
e. Pemustaka perpustakaan
Pemustaka perpustakaan secara garis besar dibedakan menjadi 2 kelompok,
yaitu pemustaka (pemustaka) dan pustakawan (pustakawan). Pemustaka yang ada
di dalam perpustakaan tidak dibedakan berdasarkan usia, ras, agama, status sosial
19 Prayitno dkk, Buku II Pelayanan dan Bimbingan. (Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 1991), hal.
23
ekonomi dan gender. Pemustaka perpustakaan umum adalah semua penduduk yang
hidup, bekeja atau belajar disuatu lokasi
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat enam kegiatan
pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi, diantaranya; Pengadaan bahan
koleksi, Pengolahan bahan koleksi, Pelayanan sirkulasi, Pelayanan referensi,
Pelayanan administrasi (umum) dan Pemustaka perpustakaan. Penulis akan
menggunakan teori ini untuk mengetahui mengetahui kinerja pustakawan dalam
memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
11. Standar Nasional Perpustakaan
Perpustakaan menempati gedung sendiri dan menyediakan ruang untuk
koleksi, staf dan pemustaka nya dengan luas sekurang-kurangnya 600 m2 (ruang
koleksi dan baca anak-anak, remaja, dewasa, ruang kepala, ruang administrasi,
ruang pengolahan, ruang serba guna, ruang teknologi informasi dan komunikasi
serta multi media, ruang perpustakaan keliling).20 Lokasi gedung berada di pusat
kegiatan masyarakat, dan mudah dijangkau. Perpustakaan memperhatikan aspek
kenyamanan, keindahan, pencahayaan, ketenangan, keamanan, dan sirkulasi udara.
a. Ruang koleksi dan layanan
Area koleksi seluas 45 yang terdiri dari ruang koleksi dan baca anak-anak,
dewasa, koleksi buku, non buku, ruang majalah, ruang koleksi muatan lokal.
b. Ruang khusus
20 Sri Sularsih, Standar Nasional Perpustakaan (SNP), (Jakarta: Perpustakaan RI, 2011), hal. 12
Ruang khusus seluas 30 yang terdiri dari ruang teknologi informasi dan
komunikasi serta multi media, ruang manajemen perpustakaan keliling, dan
ruang serba guna.
c. Ruang staf
Ruang staf perpustakaan seluas 25 terdiri dari ruang kepala, ruang
administrasi, ruang pengadaan dan pengorganisasian materi perpustakaan.
Menurut standar Sarana dan prasarana perpustakaan nasional
diantaranya:21
1) Gedung
a) Luas gedung sekurang-kurangnya 0, 008 m2 per kapita dikalikan
jumlah penduduk.
b) Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyamanan, ketenangan,
keindahan
c) pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi udara.
d) Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik.
e) Memenuhi aspek teknologi, ergonomik, konstruksi, lingkungan,
efektifitas, efisiensi dan kecukupan.
f) Berbentuk permanen.
g) Memperhatikan kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi lantai
untuk ruang koleksi
21 Magasari, Op. Cit, hlm. 35
h) perpustakaan (minimal 400 kg/m²).
i) Dilengkapi dengan area parkir dan difasilitasi sarana kepentingan
umum seperti toilet, dan tangga darurat.
2) Lokasi dan/atau lahan
a) Berada pada lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan di jangkau
masyarakat.
b) Di bawah kepemilikan atau kekuasaan pihak pemerintah daerah.
c) Memiliki status hukum yang jelas.
d) Jauh dari lokasi rawan bencana.
3) Ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan sekurang-kurangnya terdiri dari ruang referensi,
ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala perpustakaan, ruang kerja staf, ruang
pengolahan, ruang serba guna, ruang teknologi informasi dan komunikasi serta
multi media, gudang, area publik (mushola dan toilet tidak berada didalam
ruang koleksi).
4) Sarana layanan dan sarana kerja
Perpustakaan mempunyai sarana layanan sekurang-kurangnya meliputi:
rak buku (50 buah); rak majalah (5 buah); rak audio visual (3 buah); rak buku
referensi (10 buah); meja baca (200 buah); meja kerja (40 buah); laci katalog
(4 buah); kursi baca (200 buah); perangkat computer (10 unit); alat baca
tunanetra (10 unit) ; AC (3 buah); rak display buku baru (2 buah); rak surat
kabar (4 buah); jaringan internet; lemari penitipan tas (4 buah).
5) Penyediaan komputer internet
a) Setiap 50.000 jumlah penduduk, sekurang-kurangnya disediakan 1 unit
komputer yang terkoneksi dengan internet.
b) Perpustakaan memanfaatkan dan mendayagunakan sarana komputer
untuk mengembangkan e-library (perpustakaan digital) dan
kepentingan pelayanan akses informasi.22
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima ruangan
yang mesti ada pada perpustakaan kota di antaranya; Ruang koleksi dan
layanan, Ruang khusus dan Ruang staf. Penulis akan menggunakan teori ini
untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
12. Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Rohiat mengemukakan bahwa pelaksanaan strategi sarana dan
perpustakaan pada dasarnya meliputi: perencanaan, pengadaan, inventarisasi,
penyimpanan, penataan, dan pemeliharaan.
a. Perencanaan
Perencanaan dilakukan demi menghindarkan terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan. Perencanaan sarana dan prasarana adalah sebagai
suatu proses memikirkan dan menetapkan progam pengadaan fasilitas yang ada
diperpustakaan, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana yang akan datang
22 Tim Penyususn, Badan Standar Nasional, (Jakarta: Manggala Wanabakti, 2009), hlm. 5
untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan sarana dan prasarana harus memenuhi
prinsip-prinsip:23
1) Perencanaan sarana dan prasarana harus betul-betul merupakan proses
intelektual.
2) Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan.
3) Perencanaan sarana dan prasarana harus realistis, sesuai dengan kenyataan
anggaran.
4) Visualisasi hasil perencanaan sarana dan prasarana harus jelas dan rinci,
baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.24
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan sarana dan
prasarana dilaksanakan untuk memudahkan kegiatan pengadaan barang
sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.25
b. Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan pada dasarnya merupakan
usaha merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang telah disusun
sebelumnya. Setiap usaha untuk mengadakan sarana dan prasarana tidak dapat
dilakukan sendiri oleh kepala perpustakaan atau bendahara. Dalam pengadaan
sarana dan prasarana perlu diperhatikan segi kualitas dan kuantitas, juga
23 Gadis Shella Mutia, “Kondisi Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Jember oleh Pelajar
berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan”, Skripsi: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, hlm. 2 24 Sri Sularsih, Op. Cit, hlm. 63 25 Magasari, Op. Cit, hlm. 35
diperhatikan prosedur atas dasar hukum yang berlaku, sehingga sarana yang sudah
ada tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Untuk mengadakan perencanaan
kebutuhan alat pelajaran dilalui tahap-tahap tertentu:
1) Apabila kebutuhan yang diajukan oleh pustakawan ternyata melampaui
kemampuan daya beli atau daya pembuatan, maka harus diadakan seleksi
menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya.
Kebutuhan lain dapat dipenuhi pada kesempatan lain.
2) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat
yang sudah ada ini perlu dilihat kembali, lalu mengadakan reinventarisasi.
Alat yang perlu diperbaiki atau diubah disendirikan untuk diserahkan
kepada orang yang dapat memperbaiki.26
3) Mengadakan seleksi terhadap media yang masih dapat dimanfaatkan, baik
dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
4) Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah
mengadakan tentang perencanaan bagaimana caranya memperoleh dana,
baik dari dana rutin maupun non rutin.
5) Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukan
sebaiknya mengingat beberapa hal: keahlian, kelincahan, berkomunikasi,
kejujuran dan tidak hanya seorang.
26 Ibid., hlm. 37
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana
sebelumnya harus dilaksanakan analisis kebutuhan, analisis anggaran, dan
penyeleksian sarana dan prasarana. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan
upaya untuk merealisasikan rencana kebutuhan barang yang telah direncanakan
sebelumnya.
c. Inventarisasi
Salah satu aktivitas dalam pustakawanan sarana dan prasarana adalah
mencatat semua sarana dan prasarana yang dimiliki. Lazimnya, kegiatan pencatatan
semua sarana dan prasarana disebut dengan istilah inventarisasi sarana dan
prasarana perpustakaan. Kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Secara definitif, inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan
daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan
ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Adapun kegiatan
inventarisasi meliputi dua hal, yaitu pencatatan perlengkapan, pembuatan kode
barang dan pelaporan barang.
1) Pencatatan perlengkapan Tugas dari pustakawan mencatat semua
perlengkapan yang ada dalam buku inventaris baik itu barang yang bersifat
inventaris maupun non inventaris. Barang inventaris, seperti gedung, AC,
meja, bangku, kursi dan sebagainya.
2) Pembuatan kode barang Kode barang merupakan sebuah tanda yang
menunjukkan pemilikan barang. Dan tujuannya untuk memudahkan semua
pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan, baik dilihat dari segi
kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya.
3) Pelaporan barang Semua perlengkapan barang inventaris harus dilaporkan,
termasuk perlengkapan baru kepada pemerintah, yaitu departemennya.
Dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan inventaris sarana dan
prasarana di perpustakaan diharapkan dapat tercipta administrasi barang,
penghematan uang, dan mempermudah pemeliharaan dan pengawasan.
d. Penyimpanan
Ada beberapa prinsip penyimpanan peralatan dan perlengkapan sarana di
perpustakaan:
1) Semua alat-alat, koleksi yang ada dan perlengkapan harus disimpan di
tempat-tempat yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti: panas, lembab,
lapuk, dan serangga.
2) Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.
3) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa
persediaan lama harus lebih dulu dipergunakan.
4) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
5) Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dan tiap-tiap penyimpanan
harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua
pihak yang berkepentingan.27
27 Yuliatry Bunga, Op. Cit., hal. 15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peralatan dan
perlengkapan yang ada di perpustakaan harus disimpan dengan baik dan penuh
tanggung jawab sehingga sewaktu-waktu diperlukan dalam keadaan baik dan
siap digunakan.
e. Penataan
Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan
sehingga fungsional, aman dan atraktif untuk keperluan proses pemenuhan
informasi. Secara fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi
higienik dan secara psikologis dapat menimbulkan minat belajar. Dalam hal ini
pustakawan sangat berkepentingan untuk memperlihatkan unjuk kerjanya dan
menjadikan sarana dan prasarana sebagai asset dalam proses pembelajaran berlaku.
Beberapa petunjuk teknis dalam menata sarana dan prasarana:
1) Tata ruang dan bangunan perpustakaan, dalam menata ruang yang dibangun
bagi kebutuhan informasi, hendaknya dipertimbangkan hubungan antara
satu ruang dengan ruang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penataan tata ruang dan bangunan perpustakaan antara lain:
a) Ruang kegiatan belajar ditempatkan di bagian yang paling terang, tetapi
tidak silau dan jauh dari gangguan atau sumber kebisingan atau
keributan, sehingga dalam proses pemenuhan informasi dapat berjalan
dengan baik tidak terganggu oleh sinar dan kebisingan.
2) Penataan kelengkapan perpustakaan mencakup pengaturan koleksi buku
yang ada, sehingga menimbulkan kesan dan kontribusi yang baik pada
kegiatan pemenuhan informasi.28
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penataan lingkungan
perpustakaan harus rapi, indah, bersih, anggun dan asri. Sehingga menjadikan
pemustaka merasa betah.
f. Pemeliharaan atau Perawatan
Program pemeliharaan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja,
memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan, dan menetapkan biaya
efektif pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan, melestarikan kerapian dan
keindahan, serta menghindarkan dari kehilangan atau setidaknya meminimalisasi
kehilangan. Program pemeliharaan atau perawatan ini dapat ditempuh melalui
langkah-langkah berikut ini:
1) Membentuk tim pelaksana perawatan di perpustakaan.
2) Membuat daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang
ada di perpustakaan.
3) Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan
dan fasilitas perpustakaan.
28 Abdul Rahman Saleh, Pelayanan Sirkulasi dan Referensi, (Bogor: Fakultas Pertanian Institut
Pertanian, 1994), hal, 3
4) Menyiapkan lembar strategi untuk menilai hasil kerja perawatan pada
masing-masing bagian di perpustakaan.
5) Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja
perlengkapan perpustakaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam
merawat sarana dan prasarana perpustakaan.
Kegiatan pemeliharaan atau perawatan dilakukan agar setiap sarana dan
prasarana perpustakaan siap pakai dalam proses dalam pemenuhan informasi. Dari
penyelasan di atas penulis akan menggunakan teori ini untuk mengetahui strategi
sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
13. Studi Relevan
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Almas Amaliamasturah mahasiswi
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta, ditulis pada tahun 2017, dengan judul “Tinjauan Tata
Ruang dan Sarana Perpustakaan Umum Kota Bogor”29 Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan tinjauan tata ruang dan sarana Perpustakaan Umum Kota
29 Almas Amaliamasturah, “Tinjauan Tata Ruang dan Sarana Perpustakaan Umum Kota Bogor”,
Skripsi: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017, hlm. 4
Bogor. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian ini yang berkaitan dengan tata ruang adalah lokasi perpustakaan yang
sudah sesuai dengan SNP karena lokasi perpustakaan yang strategis dan mudah
dijangkau oleh pemustaka. Ditinjau dari jenis-jenis ruangan perpustakaan tersebut
juga sudah sesuai dengan standar. Namun dari segi luas gedung belum memenuhi
standar spatutnya 8.834 sesuai dengan SNP.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Gadis Shella Mutia mahasiswi
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, ditulis pada tahun 2017, dengan judul “Kondisi
Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Jember oleh Pelajar berdasarkan
Standar Nasional Perpustakaan.30 Penelitian ini bertujuan untuk kondisi
perpustakaan umum daerah kabupaten Jember oleh pelajar berdasarkan standar
nasional perpustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
nonrandom, porposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada 100 orang pelajar
SMP dan SMA yang mengunjungi perpustakaan umum daerah Kabupaten Jember
lebih dari 3 kali dalam satu tahun. Kuesioner dalam penelitian ini didasarkan pada
Standar nasional perpustakaan yaitu standar koleksi, standar layanan, standar
sarana prasara dan standar petugas perpustakaan. Pengolahan data pada penelitian
ini menggunakan SPSS versi 16. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
30 Gadis Shella Mutia, Op. Cit, hlm. 2
kondisiperpustakaan umum terkait koleksi, layanan, sarana dan prasarana, dan
petugas perpustakaan belum maksimal. Hal ini dikarenakan perpustakaan belum
dapat mengelola perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan. Sehingga
menyebabkan pelajar kurang tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan umum
untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Bagas Setya Permana mahasiswa
Program Studi D3 Perpustakaan dan Informasi Islam Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, ditulis pada tahun 2013, dengan judul
“Pengelolaan Koleksi Langka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta”.31 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengelolaan koleksi langka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini sistem klasifikasi koleksi langka yang
masih bercampur antara sistem klasifikasi lama dan sistem klasifikasi baru
menyulitkan pengguna dalam menelususr sustu koleksi. Nomor yang tertera pada
kartu katalog tidak sesuai dengan nomor klasifikasi yang ada pada koleksi.
31 Bagas Setya Permana, “Strategi Sarana dan Prasarana di Perpustakaan SD Netral D Yogyakarta
Sesuai Standar Nasional Perpustakaan Tahun 1999 dan 2011”, Skripsi: Program Studi D3 Perpustakaan
dan Informasi Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013, hlm. 6
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis penelitian
Penelitian yang penulis lakukan mengunakan penelitian kualitatif deskriftif
dengan jenis penelitian studi kasus.32 Sehingga memudahkan penulis untuk
mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui kondisi sarana dan
prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kota Jambi. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) di mana peneliti
adalah sebagai instrument kunci”.33 Itu artinya penelitian kualitatif adalah suatu
rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Jl. Professor Doktor Soemantri Brojonegoro, Sungai Putri, Telanaipura. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
32 Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), hal. 22. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.
9.
1. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang hal-hal
yang telah diteliti atau orang yang memiliki informasi banyak sekaligus paham
dengan masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian
ini adalah pustakawan pengelola perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi. Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan
informasi.34 Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai
pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya
boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.35 Informan adalah
orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian
(narasumber). Informan adalah orang yang di wawancarai, diminta informasi oleh
peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam
penelitian ini diataranya:
34 Ibid., hal. 83. 35 Ibid., hal. 85.
27
1. Kabid di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi (satu orang)
2. Pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi (empat orang)
3. Pemustaka di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi (tiga orang)
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat
dipercaya.36 Data ini penulis ambil dari informan di lapangan melalui
wawancara dan observasi dilokasi penelitian.
2. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-
dokumen dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi dan segala data
yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik
yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan
dengan objek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
36 Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian Kualitati dan Kuantitatif, (Jakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hal. 92
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Martinis Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktivitas mereka.”37 Observasi ini
dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian,
yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pustakawan sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek
menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:
a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara
berfikir
b. Interaksi sosial dan tempat lingkungan
c. Ekspresi saat wawancara
d. Bahasa tubuh saat wawancara
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
37 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hal.
320.
wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya
lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Dalam skripsi ini,
penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada subyek
dengan menggunakan dokumentasi catatan lapangan. Adapun kisi-kisi
wawancara yang telah disusun sebagai berikut:
a. Kegiatan awal, mengetahui latar belakang, lingkungan sarana dan
prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
b. Kegiatan dan aktivitas pustakawan perpustakaan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi.
c. Kegiatan inti, berlangsungnya peran pustakawan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
d. Bagaimana kinerja pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
e. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
f. Bagaimana strategi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi.
g. Kondisi sarana dan sumberdaya.
h. Kegiatan akhir, hasil pencapaian dan harapan.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Martinus Yamin menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan
cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi
yang sesuai dengan masalah yang diteliti.38 Dalam hal ini dokumentasi
diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang
diteliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai
sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti kondisi sarana dan prasarana
perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data adalah kegiatan yang dilakukan secara variatif, artinya
setiap data yang masuk langsung dikelompokkan, dipilih dan dibangun menjadi
tulisan atau laporan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan
38 Ibid, hal. 324.
membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis
memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak
relevan. Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan
lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi
sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering
digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti
menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah
didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.39 Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan terhadap kondisi sarana dan prasarana perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
G. Triangulasi
Teknik Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Di
mana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian.40 Itu artinya Triangulasi dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain
digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya
data. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi
dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
39 Sugiyono, Op. Cit., hal. 252 40 Ibid., hal. 32.
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif.41 Ada pun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh
langkah sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sementara itu, dalam riset kualitatif triangulasi merupakan proses yang
harus dilalui oleh seorang peneliti disamping proses lainnya, di mana proses ini
menentukan aspek validitas informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun
dalam suatu penelitian.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakikatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Pendahuluan, Rumusan Masalah,
41 Lexy J. Moeleong, Op. Cit., hal. 300.
Batasan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian. Tinjauan Pustaka, Studi
Relevan.
BAB II Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian, Jenis
Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan Alat Analisis Data,
Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV dipaparkan tentang gambaran khusus merupakan inti dari
penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
1. Historis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota jambi
Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Jambi sebelumnya
bernama Perpustakaan Kota Madya Jambi yang berdiri sejak tahun 1983. Sebagai
suatu unit pelayanan teknis dari pusat pembinaan perpustakaan Departemen
Pendidikan Kebudayaan bertanggung jawab kepada kepala Pusat Pembinaan
Perpustakaan, Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di
bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Jambi yang dibantu oleh beberapa staf yang
beralamat di Jalan Zainal Abidin , Talang Banjar Kota Jambi. Dalam
perkembangannya sangat memprihatinkan, kondisi fisiknya maupun koleksi
perpustakaan itu sendiri, hingga sulit untuk berkembang sebagaimana yang
diharapkan.42
Masalah dana yang disediakan tidak memadai, manjadi salah satu faktor
penyebab perpustakaan ini sulit untuk berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Demikian juga aparatur yang ditugaskan di perpustakaan tersebut juga kurang
profesional, ini disebabkan para petugas bukanlah berlatar pendidikan dari ilmu
perpustakaan. Demikian juga dengan bangunan yang digunakan kurang risentatif
42 Profil Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota jambi, dokumentasi catatan lapangan, pada 2
oktober 2018
37
dari segi letaknya maupun kondisi fisik, akibatnya minat masyarakat untuk
melakukan kunjungan ke perpustakaan sangatlah minim.
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 11 tahun 2009, maka dibentuklah BPAD
Kota Jambi pada tanggal 02 Januari 2009 dan aktif melakukan kegiatan pelayanan
informasi pada tanggal 07 April 2009 yang beralamat di jalan Dr. Sumantri
Bojonegoro Kel. Selamat Kec.Telanaipura Kota Jambi telepon (0741)- 61136.
Selanjutnya terjadi perubahan bentuk dari badan menjadi Dinas yang mana, Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi dibentuk melalui Peraturan Walikota
jambi Nomor 50 Tahun 2016 tentang kedudukan, Susunan tugas dan fungsi serta
tata kerja pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, yang ditanda
tangani pada tanggal 274 Desember 2016 oleh Syarif Fasha selaku Walikota Jambi
Periode 2014-2018. 43
Pembentukan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan ini didasarkan oleh
adanya perubahan nomen kelatur organisasi perangkat daerah (OPD) secara
nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887), dan
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2016 Nomor 14).
2. Geografi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
43 Ibid
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, secara geografis sangatlah
strategis karena terletak di pinggir jalan kota, serta berada disekitar lingkungan
lembaga pendidikan diantaranya SD, SMP, SMK, SMU, juga Perguruan Tinggi
Swasta dan Akademi Keperawatan. Disamping dekat dengan lembaga-lembaga
pendidikan tersebut, perpustakaan ini juga dekat dengan pasar tradisional serta
rumah penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari perbatasan dibawah ini:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Brojonegoro (loeong TAC)
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan SMK 4 Kota Jambi.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Telkom.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan pasar TAC Kota Jambi. 44
B. Visi dan Misi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
1. Visi
Visi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi adalah Menjadikan
perpustakaan dan kearsipan sebagai wadah sumber pengetahuan, informasi, dan
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. 45
2. Misi
a. Mewujudkan kelengkapan sarana dan prasarana gedung, ruang, dan
peralatan kerja;
b. Mewujudkan sistem perencanaan, pelaporan yang dapat
dipertanggungjawabkan
44 Ibid 45 Ibid
c. Mewujudkan perpustakaan dan kearsipan sebagai pusat sumber
pengetahuan;
d. Mewujudkan perpustakaan dan kearsipan sebagai pusat sumber informasi;
e. Mewujudkan kearsipan sebagai pusat sumber penelitian;
C. Struktur Organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Berdasarkan Peraturan Walikota Jambi Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi mempunyai susunan organisasi, terdiri dari:
46
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub. Bagian Umum dan Perencanaan;
b. Sub. Bagian Kepegawaian;
c. Sub. Bagian keuangan.
3. Bidang Pembinaaan dan Pengawasan Kearsipan, terdiri dari:
a. Seksi Pembinaan Perangkat Daerah;
b. Seksi pembinaan perusahaan, organisasi masyarakat / organisasi politik dan
masyarakat.
c. Seksi pengawasan kearsipan
4. Bidang pengolahan arsip, terdiri dari:
46 Ibid
a. Seksi pustakawanan arsip dinamis;
b. Seksi akuisisi, pengolahan dan preservasi;
c. Seksi layanan, pemanfaatan dan system informasi kearsipan;
5. Bidang kerjasama, pembinaan, pengembangan perpustakaan, tenaga
perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca, terdiri dari:
a. Seksi kerjasama
b. Seksi pembinaan, pengembangan perpustakaan dan tenaga perpustakaan;
c. Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca.
6. Bidang koleksi perpustakaan, layanan dan pelestarian bahan pustaka, terdiri
dari:
a. Seksi pengembangan koleksi dan pengolahan bahan perpustakaan;
b. Seksi layanan dan otomasi; dan
c. Seksi pelestarian bahan perpustakaan.
7. Unit pelaksana teknis dana;
8. Kelompok jabatan fungsional. 47
D. Keadaan Petugas Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Tabel 3.1
Jumlah Pegawai Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi48
Jumlah Pegawai Menurut
47 Ibid 48 Ibid
Jenis
Kelamin
JenjangPendidikan
Status
Pegawai
L P SMP
Sederajat
SMA/K
Sederajat
D2 D3 S1 S2 S
3
PNS NON
PNS
29 32 2 19 - 3 29 6 2 33 28
61 61 61
Dari 61 pegawai yang ada, sebanyak 4 orang pegawai berstatus pengelola
perpustakaan, dan 5 orang pegawai yang sudah memiliki sertifikat keahlian
arsiparis, namun 5 orang pegawai dimaksud belum diangka tatau di SK kan sebagai
arsiparis atau menjabat sebagai fungsional khusus, dan sudah diusulkan untuk
diangkat menjadi tenaga fungsional khususya itu arsiparis.
E. Jenis Koleksi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Tabel 3.2
Jenis dan Jumlah Koleksi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi49
Kalisifiksi Buku
Jml
Judul
Jml
Exp
Jml
Judul
Jml
Exs
Jml
Judul Jml Exs
2015 2016 2017
Karya Umum 386 1281 391 1303 403 1329
Filsafat dan
Psikologi 380 713 386 749 405 804
Agama 1090 2308 2001 2357 2060 2508
49 Ibid
Kalisifiksi Buku
Jml
Judul
Jml
Exp
Jml
Judul
Jml
Exs
Jml
Judul Jml Exs
2015 2016 2017
Ilmu Sosial 2846 5746 2932 6160 3023 6424
Bahasa 326 546 332 556 351 611
Ilmu Murni 813 1738 821 1778 849 1858
Teknologi/Ilmu
Terapan 3995 7690 4117 8227 4218 8524
Kesenian,
Hiburan, Olah
Raga
416 1087 419 2005 440 2068
Kesusatraaan 999 2507 1006 2542 1202 3061
Geografi dan
Sejarah 503 968 505 987 518 1018
Buku Anak 2380 7048 2380 7048 2380 7048
Buku
Sumbangan 3499 7699 3580 8896 3580 8896
Buku refrensi 665 1995 699 2031 699 2031
Total 18298 41326 19569 44639 20128 46180
F. Keadaan Sarana dan Prasarana Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi
Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang vital dalam
menyelenggarakan pelayanan. Oleh karena itu apabila sarana dan prasarana kurang
mendukung maka proses pelayanan di perpustakaan tidak dapat berjalan dengan
baik, untuk itu sarana dan prasarana yang mendukung dan lengkap akan
memudahkan dalam proses dan akan akan memberikan kenyamanan dan lancarnya
proses layanan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi. Hal ini dapat
ditunjukkan sebagai berikut: 50
1. Barang bergerak
Mobil: 3 unit
2. Barang yang tidak bisa bergerak
Tabel 3.3
Sarana dan Prasarana Lantai I 51
Tabel 3.4
50 Ibid 51 Ibid
Lantai Jumalh
I
AC 3
Meja 4
Kursi 14
Wifi 5
Toilet 4
Komputer 4
Tabel 3.4
Sarana dan Prasarana Lantai II 52
52 Ibid
Lantai II Jumlah
AC 4
Meja 3
Kursi 12
CCTV 3
Speaker 3
Topilet 4
Jam dinding 1
Karya Umum 9.657
Filsafat dan Psikologi 3.591
Agama 4.311
Ilmu-Ilmu Sosial 3.736
Bahasa 3.691
Ilmu-Ilmu Murni 1.218
Tekhnologi dan ilmu terapan 2.283
Kesenian dan tekhnologi 3.699
Kesastraan 2.064
Geografi 1.424
Refrensi 4.050
Tabel 3.5
Sarana dan Prasarana Lantai III 53
G. Keanggotaan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Yang menjadi anggota perpustakaan adalah seluruh warga masyarakat
Kota Jambi yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, karyawan dan masyarakat umum
yang telah mendaftar sebagai anggota. Adapun syarat untuk menjadi anggota
perpustakaan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa/ pelajar TK dan SD
53 Ibid
Lantai
III
Jumlah
AC 11
Meja
Baca
9
Rak
Buku
1
Mushola 1
Kursi 28
Speaker 3
CCTV 0
a. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh perpustakaan tersebut
b. Pas foto 2x3 sebanyak 1 lembar
c. Diharuskan mendapatkan rekomendasi dari orang tua dan menyertakan
fotocopy KTP/SIM orang tua yang masih berlaku sebanyak 1 lembar
d. Surat keterangan dari kepala sekolah
2. Bagi siswa/pelajar SMP dan SMA
a. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh perpustakaan tersebut
b. Pas foto 2x3 sebanyak 1 lembar
c. Surat keterangan dari kepala sekolah
d. Fotocopy kartu pelajar/KTP sebanyak 1 lembar
3. Bagi Mahasiswa dan Pegawai
a. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh perpustakaan tersebut
b. Pas foto 2x3 sebanyak 1 lembar
c. Fotocopy KTM/KTP/SIM sebanyak 1 lembar
d. Surat keterangan dari Dekan/atasan tempat bekerja
4. Bagi Masyarakat Umum
a. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh perpustakaan tersebut
b. Pas foto 2x3 sebanyak 1 lembar
c. Fotocopy KTP/SIM sebanyak 1 lembar
d. Surat keterangan dari RT/Lurah setempat54
54 Ibid
Tabel 3.6
Jumlah Anggota55
Periode Jumlah
Januari – Desember 2017 732
Januari – September 2018 483
Tabel 3.7
Jumlah Pemustaka56
Periode Jumlah
Januari – Desember 2017 14.895 orang
Januari – September 2018 9.322
Tabel 3.8
Jumlah Peminjam57
Periode Jumlah
Januari – Desember 2017 2.380
Januari – September 2018 1. 299
55 Ibid 56 Ibid 57 Ibid
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Sarana dan Prasarana Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan
Informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Kondisi sarana dan prasarana merupakan hal penting dalam berlangsungnya
pemenuhan kebutuhan informasi bagi pemustaka. Untuk itu pemenuhan standar
kondisi sarana dan prasarana harus dipenuhi dengan baik. Dalam hal ini penulis hanya
memfokuskan pada ruang sirkulasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi,
sehingga pada ruangan tersebut koleksi buku yang terbatas, ruangan bocor, AC belum
berfungsi dengan baik dan juga toilet rusak. Sebagaimana dapat dilihat penjelasannya
sebagai berikut.
1. Terbatasnya Jumlah Koleksi
Pada bagian sirkulasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Seluruh terdapat koleksi cetak dan non cetak dengan bermacam-macam cerita
baik fiksi maupun non fiksi. Keanekaragaman koleksi bahan pustaka sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat menuntut perpustakaan
agar terus berkembang dengan menambah koleksi bahan pustaka. Hal senada
juga disampaikan Ibu Ekawati selaku Kabid pustakawan di Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
Koleksi yang kita miliki saat ini ada yang cetak dan juga ada yang
non cetak, non cetak itu berbentuk file. Ini diberikan agar pemustaka
lebih mudah dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, jumlah
48
koleksi yang kita miliki cukup menunjang kebutuhan informasi
pemustaka.58
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pemenuhan koleksi
terus diupayakan agar sejalan dengan perkembangan zaman. Bila koleksi
perpustakaan tidak berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan
maka akan ditinggal oleh pembaca. Penulis menemukan bahwa koleksi yang
ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi telah cukup untuk
memenuhi kebutuhan informasi pelajar dan juga mahasiswa, meskipun tidak
semuanya ada namun telah dapat memberikan kemudahan bagi pemustakan
dalam memenuhi informasi.
Hal senada juga disampaikan Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
Kita memiliki perlengkapan yang cukup, karena kita terus
mencoba memperbaiki kelengkapan yang dibutuhkan oleh pemustaka,
selain itu juga kita telah memberikan kesempatan bagi masyarakat luar
untuk menjadi anggota di sini, kita harus terus membenahi kelengkapan
sarana dan prasarana. Sarana yang ada di sini berbentuk karya tulis,
karya cetak, dan/atau karya rekam terdiri atas fisik dan nonfisik.59
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa setiap perpustakaan
memiliki jenis koleksi yang berbeda-beda. Karena perpustakaan itu mempunyai
tujuan, organisasi, dan kegiatan yang berlainan. Karena perbedaan tujuan,
organisasi, dan kegiatan ini maka pengaruh lanjutannya ialah timbulnya
58 Wawancara bersama Ibu Ekawati selaku Kabid di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi,
pada 2 Oktober 2018 59 Wawancara bersama Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
54
berbagai jenis koleksi perpustakaan. Jumlah koleksi Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi berbentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam terdiri atas fisik dan nonfisik, koleksi nonfiksi terdiri atas buku wajib
mata kuliah, bacaan umum, referensi, terbitan berkala, muatan lokal dan
laporan penelitian.
Hal senada juga disampaikan Mazrautun selaku pemustaka di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
Kalau saya melihatnya, tidak semua koleksi ada di sini, lagian
kadang saya mencoba mencari di sini kalau tidak ada baru saya ke
Perpustakaan Daerah di dekat UIN Telanai, jadi di sini kadang masih
ada beberapa yang kurang lengkap, untuk pelayanannya memang sudah
cukup baik, hanya koleksi dan tempat saja yang harus diperbaiki dengan
segera.60
Dari hasil observasi penulis ditemukan bahwa Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi merupakan salah satu sarana pendukung dan
penunjang di dunia pendidikan. Baik dan buruknya tentu harus didukung
dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Untuk sebuah
perpustakaan sarana dan prasarana menduduki posisi penting dalam rangka
oprasionalnya, diantaranya gedung, biaya, dan lain-lain. Sebuah perpustakaan
akan kurang berdayaguna apabila sarana dan prasarana yang dibutuhkan tidak
memadai.
60 Wawancara bersama Mazrautun selaku pemustaka di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi, pada 2 Oktober 2018
Tabel 4.1
Koleksi Sarana Dan Prasarana Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi pada Ruang Sirkulasi
Sumber: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa keadaan sarana dan prasarana
dikategorikan belum sepenuhnya baik dan lengkap, karena buku yang ada
kurang untuk diperbaharui, sehingga koleksi yang ada hanya buku-buku
terbitan lama. Keadaan sarana dan prasarana demikian dapat menyebabkan
kurangnya minat para pengunjung dalam kenyamanannya. Perlu adanya
peningkatan kualitasnya sehingga berjalan dengan berkembangnya zaman.
2. Prasarana yang Tidak Mendukung
Prasarana adalah semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pekerjaan di perpustakaan. Dinas Kearsipan dan
Golongan Judul
Karya Umum 9.657
Filsafat dan Psikologi 3.591
Agama 4.311
Ilmu-Ilmu Sosial 3.736
Bahasa 3.691
Ilmu-Ilmu Murni 1.218
Tekhnologi dan ilmu terapan 2.283
Kesenian dan tekhnologi 3.699
Kesastraan 2.064
Geografi 1.424
Refrensi 4.050
Perpustakaan Kota Jambi perlu meyediakan prasarana perpustakaan
disesuaikan dengan koleksi dan layanan, untuk menjamin keberlangsungan
fungsi perpustakaan dan kenyamanan pemustaka.
Hal senada juga disampaikan Anggi Agustina selaku pemustaka di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
Saya melihatnya ruangannya kurang mendukung, ada beberapa
runagan yang rusak, dan harus segera diperbaiki. Jadi kalau ruanganya
nyaman dan juga ber AC pasti akan betah lama di sini.61
Rocha Voranica selaku pengunjung menambahkan bahwa:
Untuk ruangan sih Ka, kalau menurut kami, lagian di sini kadang
ACnya idak dihidupin dan juga kadang jendelanya di buka, waktu
ditanya lagi ada perbaikan katanya. Kalau menurut kami harus dibuat
nyaman dulu ka bagusnya.62
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa prasarana yang ada
pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi perlu diperbaiki dengan
segera, penulis melihat bahwa dalam kenyataanya terdapat atap ruangan yang
bocor sehingga diperlukan perbaikan dengan cepat, ini dapat menjadikan
kenyamanan pemustaka berkurang dan juga kerusakan pada koleksi buku yang
ada bila terkena tetesan air. Selain itu juga penulis melihat prasarana seperti
toilet dan juga air sangat memprihatinkan, karena terjadi beberapa kerusakan di
sana sini. Sebagaimana hal senada juga disampaikan Ibu Titin Mawar Riyani
61 Wawancara bersama Anggi Agustina selaku pemustaka di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018 62 Wawancara bersama Rocha Voranica selaku pemustaka di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, sebagai
berikut:
Memang kita sedang memperbaiki prasarana yang ada, di lantai 2
kita sedang renovasi untuk ruangannya karena bocor, itu sudah terus
kita upayakan, tapi kerena harus melalui prosedur jadi agak tertunnda
dalam penyelesaiannya. Terkait toilet itu akan diperbaiki berbarengan.63
Dari hasil observasi penulis ditemukan bahwa kurangnya prasarana
pendukung yang ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
menyebabkan kurang nyamannya pemustakan berada di sana. Penulis
merasakan bahwa kurangnya perawatan dan juga perbaikan yang cepat menjadi
kendala di sini. Sehingga ini berdampak kepada pembiaran dalam keadaan yang
seperti itu, baik atap dan juga toilet yang ada.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi sarana dan
prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, diantaranya Terbatasnya Jumlah
Koleksi, di mana jumlah koleksi buku yang terbatas dan terbilang terbitan lama
menjadi pemenuhan informasi pada pemustaka kurang terpenuhi, dan Prasarana
yang Tidak Mendukung, di mana ruangan yang terkesan gerah dan juga tidak
terawat dikarenakan atap bocor dapat merusak koleksi yang ada dan ditambah
lagi toilet yang rusak dan air terbatas.
B. Kendala Pustakawan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
63 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa kendala
pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, sebagai berikut:
1. Lambat dalam Memberikan Layanan Sirkulasi
Berdasarkan hasil observasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi menggunakan sistem pelayanan sirkulasi di mana pustakawan
memberikan bantuan kepada pemustaka perpustakaan dalam mendapatkan
informasi secara terbuka. Sehingga pemustaka bebas memilih bahan pustaka
yang diinginkan dari koleksi perpustakaan yang ada. Dikarenakan sarana dan
prasarana terbatas menyebabkan pemustaka belum merasa puas dalam
menemukan bahan informasi yang diperlukan dikarenakan sarana penunjuang
masih terbatas. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Ria Mustika selaku
Pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
“Kondisi saat ini memang lagi dalam perbaikan, sehingga
terlambat dalam memberikan layanan sirkulasi, masih dalam perapian
dan perbaikan. Sekarang kami mencoba menggunakan sistem
pelayanan yang terbuka kepada pemustaka, sehingga informasi yang
diperlukan pemustaka dapat terpenuhi. Untuk pelaksanaanya kami
secara langsung dan tidak harus terbelit-belit, meskipun sedikit
terhambat.64
64 Wawancara bersama Ibu Ria Mustika selaku Pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa kondisi sarana dan
prasarana yang terbatas menyebabkan terlambatnya pustakawan dalam
memberikan layanan sirkulasi, namun di lain hal pustakawan mencoba
melakukan yang terbaik kepada pemustaka dengan memberikan pelayanan
pustakawan harus dilandasi atas pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill),
dan sikap (attitude). Pemberian layanan sirkulasi kepada pemustaka
perpustakaan guna memenuhi informasi yang diperlukan dilakukan dengan
terbuka. Dengan adanya layanan sirkulasi maka ini merupakan tempat yang
melayani kebutuhan pemustaka.
Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa kondisi sarana
san prasarana masih dalam perbaikan dan juga pengadaan untuk itu pustakawan
memberikan pelayanan dengan baik Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi menambahkan sebagai berikut
sebagai berikut:
kondisi sarana san prasarana memang lagi terbatas karena sedang
dalam proses pengadaan dan juga dalam proses perbaikan, itu sedang
kami usahakan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, kalau tidak
terpenuhi nanti bisa tidak ada pengunjungnya di sini.65
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan
mempunyai kemampuan untuk memenuhi informasi yang pemustaka perlukan
meskipun kondisi sarana san prasarana sedang dalam pengadaan dan juga
65 Wawancara bersama Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
dalam perbaikan. Dengan adanya pelayanan yang baik maka itu dapat
membantu pemustaka mendapatkan informasi yang akurat. Selain itu pula
pustakawan layanan refrensi tidak hanya menyediakan bahan-bahan refrensi di
perpustakaan saja, tetapi juga harus memberikan jasa rujukan maupun
pengarahan agar pemustaka menemukan informasi yang dibutuhkan di lain
tempat/perpustakaan lain.
Dari pantauan penulis benar bahwasannya pustakawan selalu
mengarahkan, merujuk, dan membantu pemustaka disaat mengalami kesulitan
dalam hal apapun. Pustakawan dengan sabar menjelaskan apa yang
dipertanyakan dan dibutuhkan oleh pemustaka itu sendiri. Karena petugas
menyadari bahwa tugas sebagai pustakwan tidak hanya menyediakan
perpustakaan maupun buku-buku saja akan tetapi siap melayani dan membantu
pemustaka yang membutuhkan bantuan. Sebagaimana yang disampaikan oleh
Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
Koleksi kita sebetulnya cukup lengkap, tapi kita terus melengkapi
bilamana pemustaka tidak menemukan bahan yang dicari. Dalam
peminjaman buku di sini sesuai dengan aturan yang berlaku, kalau
pemustaka tidak mengembalikan sesuai dengan batas waktu maka akan
mendapatkan teguran berupa penundaan peminjaman buku, di mana
pemustaka tidak mendapatkan skor selama satu bulan untuk tidak bisa
meminjam buku dibawa pulang. Selain itu juga kami berupaya
memberikan pelayanan yang terbaik dalam hal kenyamanan dan
ketertiban di sini.66
66 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pustakawan selalu
mengarahkan, merujuk, dan membantu pemustaka disaat mengalami kesulitan
dalam hal apapun. Pustakawan dengan sabar menjelaskan apa yang
dipertanyakan dan dibutuhkan oleh pemustaka itu sendiri. Karena petugas
menyadari bahwa tugas sebagai pustakwan tidak hanya menyediakan
perpustakaan maupun buku-buku saja akan tetapi siap melayani dan membantu
pemustaka yang membutuhkan bantuan.
2. Batas Waktu Peminjaman yang Terlalu Singkat
Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi menambahkan sebagai berikut sebagai berikut:
“Disini waktu peminjaman koleksi buku itu dek terlalu singkat
cuman seminggu sehingga banyak para pembaca mengeluhkan hal
tersebut. Jadi, para pengunjung mengharapkan adanya kebijakan
perpanjangan waktu peminjaman sehingga para pembaca merasa
memiliki banyak waktu untuk membaca buku yang mereka pinjam.
Belum lagi mereka membayar uang denda sebesar Rp1000 jika mereka
telat mengembalikan buku yang mereka pinjam”. 67
Sebagaimana Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi menambahkan sebagai berikut:
Di sini memang sudah menggunakan alat elektronik untuk
melancarkan dan memudahkan proses peminjaman buku namun hanya
satu saja yang membuat para peminjam buku itu merasa kesal. Mereka
tidak dapat meminjam buku lebih dari 7 hari (seminggu) dan jika
melanggarnya maka aka nada denda. Itu dikarena kami para pustakawan
hanya ingin memutuar sirkulasi peminjaman buku, sebab biar para
67 Wawancara bersama Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
pembaca buku lainnya tidak lama menunggu waktu untuk bergantian
meminjam buku tersebut.68
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa batasan waktu yang
terlalu singkat menjadi kendala dalam ruang sirkulasi, sehingga pengunjung
merasa tidak puas karena hanya dapat meminjam 1 minggu saja. Penulis juga
menemukan bahwa tata ruang belum mendukung kelancaran proses
pelaksanaan kegiatan pelayanan di perpustakaan, sehingga belum memberikan
kesan sejuk, nyaman, tentram dan menyenangkan bagi pemustaka. Pemustaka
terkesan tidak betah di perpustakaan dalam menikmati fasilitas perpustakaan
yang tersedia, karena ruangan yang indah, nyaman, bersih, terang, dan dengan
perabotan yang sesuai dengan kegunaan serta susunan yang dinamis.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Titin Mawar Riyani selaku
pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi sebagai berikut:
ya dapat kita lihat sendiri di sini dek, bahwasanya di sini sedikit
minim meja dan kursi sehingga jika terlalu banyak orang yang
berkunjung itu mereka tidak kebagian tempat duduk, karna kursi dan
meja adalah hal yang wajib ada diperpustakaan, selain itu juga banyak
AC yang mati yang mana ruang perpustakaan itu sangat panas jika tidak
ada pendingin69
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa diperlukan perbaikan
guna menunjang kegiatan di ruang sirkulasi. Penulis juga menemukan bahwa
seperti rak buku yang mana terkadang buku dengan sub buku yang tertulis di
68 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018 69 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 2 Oktober 2018
rak buku itu tidak sesuai. Tata ruang lainnya yaitu tidak tersusun rapi
pemasangan terminal untuk charger sehingga para pengunjung harus membawa
sendiri terminal yang panjang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kendala
pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, diantaranyal lambat dalam memberikan layanan
sirkulasi, sarana dan prasarana terbatas menyebabkan pemustaka belum merasa
puas dalam menemukan bahan informasi yang diperlukan dikarenakan sarana
penunjuang masih terbatas dan batas waktu peminjaman yang terlalu singkat,
pengunjung measa tidak puas karena hanya dapat meminjam 1 minggu saja dan
ditambah lagi sub buku yang tertulis di rak buku itu tidak sesuai.
C. Strategi Sarana dan Prasarana Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan
Informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
Dari hasil observasi dan wawancara penulis mendapatkan data terkait strategi
sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi diantaranya; dengan melakukan
pengadaan, pemustakaan dan pemeliharaan.
1. Pengadaan
Pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana perpustakaan pada dasarnya
merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah di
susun sebelumnya. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis Ibu
Ekawati selaku Kabid pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi sebagai berikut:
Dalam pengadaan sarana dan prasarana kami melakukan pengajuan
kepada pemerintah pusat dan juga daerah, dengan begitu semua keperluan
yang dibutuhkan di sini dapat tercukupi, kalau memang keadaannya sangat
perlu dilakukan pengadaan maka kami akan melakukan hal itu.70
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, untuk mengatasi
kekurangan sarana yang ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
maka pustakawan mengajukan kebutuhan yang harus di penuhi kepada
pemerintah daerah dan juga kepada pemerintah pusat, sehingga kekurangan yang
terjadi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi dapat terselesaikan
dengan baik, sehingga pemustaka berkenan untuk berkunjung dan juga merasa
nyaman saat berkunjung ke Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi Ibu
Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kota Jambi, sebagai berikut:
Kami terus mengajukan pengadaan kepada pemerintah daerah, karena
keadan iini sudah darurat, harus ada perbaikan, namun itulah yang terjadi,
kambatnya dalam pengerjaan dan juga pemenuhan fasilitas yang kita
perlukan di sini.71
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam pengadaan
perlengakapan sarana dan prasarana di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota
Jambi dilakukan dengan pengadaan, pengadaan ini diperuntukkan untuk
70 Wawancara bersama Ibu Ekawati selaku Kabid pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 11 Oktober 2018 71 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 11 Oktober 2018
keperluaan yang darurat, artinya yang paling membutuhkan terlebih dahulu untuk
segera diwujudkan.
2. Kepustakaan
Pemustakaan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang
yang sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal pemanfaatan
sarana, harus mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, kesesuaian antar
media yang akan digunakan dengan materi yang akan dibahas, tersedianya sarana
dan prasarana penunjang dan karakteristik siswa. Sebagaimana dapat dilihat dari
wawancara penulis bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, sebagai berikut:
Dalam Pemustakaan cara yang ada tentu harus mengambil alat
tersebut dengan mengembalikannya setelah digunakan tanpa ada koleksi
yang hilang atau berkurang. Koleksi akan diambil harus dikembalikan
ketempat semula, dan juga dengan hati-hati, jangan sampai pemustaka
melakukan pencurian atau melakuan peletakkan koleksi tidak pada
tempatnya. 72
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam pengaturan
bagi Pemustakaan sarana dan prasarana diperlukan rasa tanggungjawab yang
tinggi bagi pemakainya, dengan cara saat dikembalikan ke tempat semula.
Pemustakaan atau pemakaian fasilitas sarana dan prasarana merupakan tanggung
jawab bersama untuk menyusun dan menjaga dengan baik.
72 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 11 Oktober 2018
Pengaturan Pemustakaan sarana dan prasarana dapat terpenuhi dan tertata
sesuai dengan pemakaiannya maka perlu diadakan pengaturan bagi pemustaka
sarana dan prasarana tersebut. Ibu Adey Sucuk Zakaria selaku pustakawan di
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi ada beberapa upaya yang
dilakukan Pemustakaan sarana dan prasarana. Sebagaimana dapat dilihat dari
wawancara penulis sebagai berikut:
Saat pengunjung ingin menggunakan sarana yang ada dalam mereka
terus berupaya menjaga dengan baik, karena konsekuensinya bila barang
itu hilang maka pemustaka harus membelinya kembali buku tersebut, maka
ini harus dihindari dengan cara meningkatkan pertanggungjawaban pada
diri kita untuk menjaga dan merawat barang orang lain. 73
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, pemustakakaan
alat pelajaran dilakukan dengan melakuan perawatan dan perlindungan kepada
koleksi yang ada, dan apabila pemustaka menghilangkan koleksi perpustakaan
maka yang bersangakutan diwajibkan untuk membeli barang yang serupa di toko
ataupun mengembalikan uang kepada perpustakaan. Ini dilakukan agar tidak
terjadi keteledoran bagi pemustaka untuk senantiasa bertanggung jawab pada diri
mereka.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan. Pemeliharaan berarti sarana dan prasarana yang digunakan
harus dipelihara agar tidak rusak. Pemeliharaan adalah kegiatan merawat,
73 Wawancara bersama Ibu Adey Sucuk Zakaria selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 11 Oktober 2018
memelihara dan menyimpan barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk jenis
barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama. Pihak yang terlibat
dalam pemeliharaan barang adalah semua pihak di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi yang terlibat dalam pemanfaatan barang tersebut.
Dalam pemeliharaan, ada hal-hal khusus yang harus dilakukan oleh pustakawan.
Dari hasil observasi ada beberapa cara untuk melaksanakan program
perawatan preventif di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi antara lain
memberi arahan kepada tim pustawakan, mengupayakan pemantauan bulanan ke
lokasi sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program
perawatan preventif kepada seluruh pemustaka dan membuat program lomba
perawatan terhadap sarana dan prasarana untuk memotivasi pustakawan.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Ibu Susi Anggraini
selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, sebagai
berikut:
Strategi yang kita lakukan adalah dengan melakukan pemeliharaan
yang kita lakukan di sini dengan pengecekan yang terus menerus, dengan
tugas yang telah kita berikan pada pustakawan. Ini diperuntukkan untuk
mencegah adanya pengerusak barang yang tidak bertanggungjawab. Setiap
hari juga kami mengecek barang yang ada dengan memberikan amanah
kepada pustakawan, selain itu pula bertahap untuk memastikan alat tetap
dalam kondisi baik saat ingin digunakan. 74
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, pemeliharaan
dilakukan dengan terus menerus untuk mengusahakan agar barang tetap dalam
74 Wawancara bersama Ibu Susi Anggraini selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 11 Oktober 2018
keadaan baik dan siap pakai. Maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara
baik dan terus menerus untuk menghindarkan adanya unsur-unsur pengganggu
atau perusaknya. Dengan begitu kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang
tetap dalam keadaan baik dan berfungsi. Ibu Titin Mawar Riyani selaku
pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi menambahkan
sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis sebagai berikut:
Kami melakukan pemeliharaan darurat dengan tidak terencana,
maksudnya saat barang bisa langsung diperbaiki maka kami langsung
memperbaiki, seperti pengeleman buku yang sobek dan juga pemberian
sampul pada cover buku yang sudah rusak. 75
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, ada beberapa
langkah dalam pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan pemeliharaan darurat
adalah pemeliharaan yang tidak terencana karena mengabaikan pemeliharaan
pencegahan. Kemudian melakukan pemeliharaan korektif di mana dilakukan
sesuai dengan usia barang dan terkadang pula perawatan yang dilakukan secara
berkala atau terus-menerus. Proses pemeliharaan dilakukan khusus terhadap
barang inventaris yang sedang dalam pemakaian tanpa mengubah atau
mengurangi bentuk kontruksi asli.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga langkah
strategi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan
informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, diantaranya
75 Wawancara bersama Ibu Titin Mawar Riyani selaku pustakawan di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, pada 11 Oktober 2018
Pengadaan, di mana dengan mengajukan pengadaan kepada pemerintah daerah
dan pusat guna melengkapi dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada,
Pemustakaan, di mana dengan menumbuhkan rasa pertanggungjawaban bagi
pemakai koleksi yang ada dan Pemeliharaan, di mana dengan melakukan
perawatan dan perbaikan terhadap koleksi yang ada.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kondisi sarana dan
prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kota Jambi, secara umum belum sepenuhnya terpenuhi, untuk itu secara
khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi
di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, diantaranya terbatasnya jumlah
koleksi, jumlah koleksi buku yang terbatas dan terbilang terbitan lama dan prasarana
yang tidak mendukung, atap ruangan bocor dan juga juga AC rusak dan ditambah
lagi toilet yang rusak dan air terbatas.
2. Terdapat dua kendala pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi, diantaranyal lambat dalam memberikan
layanan sirkulasi, sarana dan prasarana terbatas menyebabkan pemustaka belum
merasa puas dalam menemukan bahan informasi yang diperlukan dikarenakan
sarana penunjuang masih terbatas dan batas waktu peminjaman yang terlalu singkat,
pengunjung measa tidak puas karena hanya dapat meminjam 1 minggu saja dan
ditambah lagi sub buku yang tertulis di rak buku itu tidak sesuai.
3. Terdapat tiga langkah strategi sarana dan prasarana perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi,
diantaranya pengadaan, dengan mengajukan pengedaan kepada pemerintah daerah
dan pusat guna melengkapi dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada,
pemustakaan, dengan menumbuhkan rasa pertanggungjawaban bagi pemakai
koleksi yang ada dan pemeliharaan, dengan melakukan perawatan dan perbaikan
terhadap koleksi yang ada.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Hendaknya para pustakawan ikut serta memantau tentang kelangsungan
pengelola dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Hendaknya bila terjadi ketidakcocokan dalam pemberian pelayanan maka
kembali ke rancangan kegiatan atau visi dan misi perpustakaan.
65
DAFTAR PUSTAKA
B. Buku
Akhun, N. (2007). Al-Quean Terjemahan, Semarang: Thoa Putra.
Bunga, Y. (2015). Standar Pelayanan Perpustakaan dan Informasi Bidang Layanan
Koleksi Umum, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Brannen, J. (2005). Memadu Metode Penelitian Kualitati dan Kuantitatif, Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Listariono, (2009). Pengolahan Buku Perpustakaan, Malang: Universitas Negeri
Malang Upt Perpustakaan.
Moelong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nuhrisan, A. J., dan Sudianto. A. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Penyususn, T. (2009). Badan Standar Nasional, Jakarta: Manggala Wanabakti.
Prayitno dan Erman, A. (2004). Dasar-Dasar BK, Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno dkk, (1991). Pelayanan dan Bimbingan, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Rohiat, (2008). Manajemen Sokolah, Bandung: Refika Aditama.
Sumekar, S. (2011). Standar Nasional Perpustakaan (SNP), Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Saleh, A. R. (1994). Pelayanan Sirkulasi dan Referensi, Bogor: Fakultas Pertanian
Institut Pertanian.
Sinambela, L. P. (2017). Reformasi Pelayanan Publik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Subrata, G. (2009). Klasifikasi Bahan Pustaka, Jakarta: Pustakawan Perpustakaan UM,
October.
Sularsih, S. (2012). Panduan Pengolahan Bahan Perpustakaan Sumber Elektronik,
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
ALFABETA.
Umar, (2011). Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Winkel & Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogjakarta: Media Abadi.
C. Jurnal
Amaliamasturah, A. (2017). “Tinjauan Tata Ruang dan Sarana Perpustakaan Umum
Kota Bogor”, Skripsi: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ardiyono. (2015). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah Dasar
Kanisius Eksperimental (SDKE) Mangunan. Skripsi: Program Studi
Manajemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Darmawan, B. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, 3(5).
Dawous, G., G. (2013). Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu
Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(PUSDIKLAT) Geologi Bandung. Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen
Pendidikan, 1(1).
Himayah, (2011). “Layanan dan Pelayanan Perpustakaan Menjawab Era Teknologi
Informasi”, Skripsi: Universsitas Alauddin.
Hasnidar, (2013). “Faktor Penghambat Minat Pemustaka dalam Pemanfaatan
Pelayanan Referensi UPT Perpustakaan Universitas Riau”, Jurnal Gema
Pustakawan Vol. 1. No. 1. Mei.
Mutia, G. S. (2017). “Kondisi Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Jember oleh
Pelajar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan”, Skripsi: Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Magasari, (2014). Peningkatan Pustakawanan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk
Meningkatan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 bukittinggi. Jurnal
Administrasi Pendidikan, 1(2).
Permana, B. S. (2013). “Strategi Sarana dan Prasarana di Perpustakaan SD Netral D
Yogyakarta Sesuai Standar Nasional Perpustakaan Tahun 1999 dan 2011”,
Skripsi: Program Studi D3 Perpustakaan dan Informasi Islam Fakultas Adab
dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Rodin, R. (2016). “Analisis Upaya dan Kendala Membangun Perpustakaan Digital
pada Perguruan Tinggi Negeri di Propinsi Bengkulu, Jurnal Al-Kuttab Vol. 3
Tahun.
Siregar, R. (2011). “Menajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Skripsi: Universitas
Sumatra.
Sayuti, S. (2013). Manajemen Sarana dan Prasarana di SMK N 1 Kasihan Bantul.
Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan, 1.
Wahyuni, M. (2015). “Peran Pustakawan Sebagai Penyedia Informasi”, Jurnal Iqra’
Volume 09 No.02 Oktober, 2015.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
OBSERVASI
Instrumen observasi ditujukan untuk mengetahui evaluasi sarana dan
prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi di Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kota Jambi ditinjau dari Standar Nasional Perpustakaan (SNP).
1. Survei melihat bagaimana pengelola perpustakaan memberikan layanan
informasi yang efektif di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi
2. Survei kegiatan dan aktivitas pengelola perpustakaan dalam menggunakan
sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi.
3. Survei mengenai apa saja sarana dan prasarana perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan informasi
4. Survei mengenai Gedung
5. Survei mengenai Lokasi dan/atau lahan
6. Survei mengenai Sarana layanan dan sarana kerja
7. Survei mengenai Penyediaan komputer internet
8. Melihat bagaimana kondisi layanan perpustakaan
9. Memahami apa kebutuhan pemustaka
10. Memberikan informasi sesuai kebutuhan pemustaka
11. Keterlibatan unsur-unsur perpustakaan (Karyawan dan Pemustaka)
12. Memahami bagaimana mewujudkan pemenuhan informasi.
Dokumentasi bersama kepala dan pengelola perpustakaan kota Jambi
Struktur organisasi perpustakaan kota Jambi
Atap bocor di perpustakaan kota jambi
Atap yang sudah diperbaiki
Rak dan meja baca di perpustakaan kota Jambi
WC rusak di perpustakaan kota Jambi
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Aidil Febriana
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat & Tgl. Lahir : Jambi, 11 Februari 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
NIM : IPT140312
1. Alamat Asal :. Jl. KS Tubun Telanaipura Jambi
2. Alamat Sekarang : Jl. KS Tubun Telanaipura Jambi
No. Telp/HP : 083121957958
Nama Ayah : Sayuti R
Nama Ibu : Nova Lina
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N 100 Kota Jambi : Tahun 2008
b. MTS Asas Islamiyah Kota Jambi : Tahun 2011
c. SMA N 10 Kota Jambi : Tahun 2014
d. UIN STS Jambi : Tahun 2018