penuruanan nilai aset

9
PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini dikarenakan metode depresiasi tidak mencerminkan perubahan nilai kini dari aset (Kvaal, 2005). Wiecek & Young (2009) menjelaskan tujuan penyajian sumber daya ekonomik di laporan posisi keuangan sebagai berikut, An entity’s economic resources are presented on its statement of financial position as key information for users. The assumption in evaluating these assets is that they are reported on this statement as no more than the amount the entity can recover from their use or sale. Pernyataan di atas menyebutkan bahwa nilai aset yang dilaporkan dalam laporan keuangan diasumsikan tidak melebihi nilai aset yang dapat dipulihkan melalui pemanfaatan atau penjualan aset tersebut. Nilai jual aset atau nilai pemanfaatan aset yang lebih rendah dari nilai tercatat menunjukkan bahwa aset tersebut nilainya telah turun, atau dalam kata lain aset tersebut mengalami penurunan daya untuk menghasilkan aliran masuk manfaat ekonomik di masa depan. Jika hal demikian terjadi, maka nilai tercatat aset harus

Upload: anna-marhayeni-lumban-gaol

Post on 12-Aug-2015

662 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Penurunan nilai aset

TRANSCRIPT

Page 1: PENURUANAN NILAI ASET

PENURUNAN NILAI ASET

(ASSET IMPAIRMENT)

Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode

pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini

dikarenakan metode depresiasi tidak mencerminkan perubahan nilai kini dari aset (Kvaal,

2005). Wiecek & Young (2009) menjelaskan tujuan penyajian sumber daya ekonomik di

laporan posisi keuangan sebagai berikut,

An entity’s economic resources are presented on its statement of financial position as

key information for users. The assumption in evaluating these assets is that they are

reported on this statement as no more than the amount the entity can recover from

their use or sale.

Pernyataan di atas menyebutkan bahwa nilai aset yang dilaporkan dalam laporan

keuangan diasumsikan tidak melebihi nilai aset yang dapat dipulihkan melalui pemanfaatan

atau penjualan aset tersebut. Nilai jual aset atau nilai pemanfaatan aset yang lebih rendah dari

nilai tercatat menunjukkan bahwa aset tersebut nilainya telah turun, atau dalam kata lain aset

tersebut mengalami penurunan daya untuk menghasilkan aliran masuk manfaat ekonomik di

masa depan. Jika hal demikian terjadi, maka nilai tercatat aset harus diturunkan hingga

sebesar nilai terpulihkannya (dicatat rugi penurunan nilai). Tujuan dari hal ini adalah agar

nilai aset yang disajikan di laporan posisi keuangan tetap mencerminkan kewajaran sumber

daya ekonomik yang dikuasai oleh entitas, sehingga informasi yang disajikan ini tidak

menyesatkan (mislead) para pengguna laporan keuangan dalam melakukan pengambilan

keputusan.

Pengertian Penurunan Nilai Aset

Impairment secara singkat merupakan penurunan nilai aset (umumnya dilakukan uji

impairment pada tahun selain revaluasi). Fokus pembahasan impairment di sini adalah

menurut versi IFRS, bagian FASB hanya dijelaskan mengenai aturan singkatnya. Secara

Page 2: PENURUANAN NILAI ASET

umum impairment atau penurunan nilai terjadi nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkan.

Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi dengan biaya

penjualan dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat

dikurangi dengan nilai terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada

saat terjadinya. Pemulihan terhadap penurunan nilai dapat dilakukan.

Impairment aset terjadi jika nilai tercatat aset melebih nilai yang dapat dipulihkan.

Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan dan dampak penyesuaian tersebut

akan diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Semua aset memiliki potensi

mengalami penurunan nilai, namun ada yg diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur

umum dalam PSAK 48 tentang Penurunan Nilai.

Rugi penurunan nilai didefinisikan dalam PSAK 48 (revisi 2009) sebagai, “jumlah

yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah

terpulihkannya.” Aset dikelompokkan ke dalam unit penghasil kas jika aset tersebut tidak

menghasilkan aliran kas secara independen. Jika keadaan berubah (pada umumnya kebalikan

indikasi rugi penurunan nilai), rugi penurunan nilai untuk aset selain goodwill dapat dibalik

(reversed). Tujuannya untuk mencerminkan peningkatan kembali daya dari aset.

Akuntansi Untuk Impairment Aset

Prosedur akuntansi penurunan nilai adalah:

1. Setiap akhir periode pelaporan, entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset

mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengukur nilai

terpulihkan aset. Jika nilai terpulihkan tersebut lebih rendah dari nilai tercatat aset, maka

entitas harus menyesuaikan nilai aset tersebut dan mengakui kerugian penurunan nilai.

Entitas memberikan pengungkapan yang memadai atas penurunan nilai tersebut. Entitas

mempertimbangkan faktor ekternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor di luar

entitas yang mengindikasikan dan mempengaruhi penurunan nilai aset seperti: penurunan

nilai pasar aset yang sangat signifikan melebihi penurunan nilai akibat pemakaian atau

berlalunya waktu, perubahan lingkungan seperti teknologi, ekonomi, teknologi, suku

bunga pasar dan lingkup operasi entitas.

2. Setelah ditemukan indikasi penurunan nilai, maka selanjutnya adalah menentukan nilai

terpulihkan. Entitas harus menghitung nilai wajar aset dan biaya penjualan aset dan nilai

pakai aset. Kedua nilai tersebut tidak harus tersedia semuanya. Jika salah satu nilai lebih

besar dari nilai tercatat, maka tak perlu dilakukan proses penurunan nilai berikutnya.

Dalam kondisi lain, nilai pasar aset sulit dilakukan karena tidak ada dasar untuk

Page 3: PENURUANAN NILAI ASET

menentukan nilai pasar. Entitas dapat menggunakan nilai pakai sebagai nilai terpulihkan.

Namun sebaliknya jika entitas tidak meyakini nilai pakai aset, maka nilai wajar dikurangi

biaya penjualan digunakan sebagai nilai terpulihkan.

Biaya penjualan adalah seluruh biaya untuk melepaskan aset tersebut. Contoh biaya

penjualan adalah biaya hukum, biaya pajak transaksi, biaya pemindahan, biaya tambahan

untuk menjadikan aset dalam keadaan siap dijual. Namun biaya pemutusan hubungan

kerja dan biaya terkait reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan bagian dari biaya

penjualan.

Nilai pakai adalah nilai kini arus kas di masa depan yang diharapkan akan diperoleh

entitas dari pemakaian aset tersebut. Untuk memperoleh nilai pakai langkah yang harus

dilakukan adalah mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari

pemakaian dan pelepasan aset serta menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas

masa depan tersebut.

3. Menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai atau tidak dengan membandingkan

nilai tercatat dengan nilai terpulihkan. Jika nilai tercatat lebih rendah dari nilai

terpulihkan, aset tak mengalami penurunan nilai. Entitas akan mengakui penurunan nilai

sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai pakai. Aset akan disesuaikan atau diturunkan

nilainya sebesar nilai pakai. Kerugian penurunan nilai disajikan dalam laporan laba rugi

periode berjalan. Entitas harus mengungkapkan aset yang mengalami penurunan nilai

dalam catatan atas laporan keuangan.

Contoh Kasus :

Mulan co. membeli gedung 5 tahun silam $600,000 usia 20 tahun, depresiasi garis

lurus. BV gedung $450,000. Value in use aset untuk 15 tahun mendatang adalah $237,950

dan NRV aset saat ini adalah $220,000.  

Recoverable Amount yang digunakan adalah yang lebih tinggi antara value in use dan NRV.

Maka Carrying Value > Recoverable Amount = $450,000 > $237,950

Accum. Dep. - Building (30,000 x 5th)              $150,000

Loss on Impairment ($450,000-237,950)          $212,050

                    Building ($600,000 - 237,950)                     $362,050

*Terdapat jurnal alternatifnya  

Loss on impairment            $212,050

                  Building                           $212,050

Page 4: PENURUANAN NILAI ASET

atau

Loss on Impairment           $212,050  

                  Accum. Depr.-Building    $212,050

Permasalahan dalam Impairment Aset

Permasalahan impairment adalah masalah lama yang diakui telah merupakan satu dari

ketidaksempurnaan akuntansi keuangan. Impairment diakui menjadi penting jika mengingat

bahwa perubahan ekonomi dewasa ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat

kehilangan kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas

perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan dan

paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan nilai mata uang

yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan

keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan dengan tidak konsisten, dan justru

aturan mengenai konsistensi ini telah dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu,

sampai sekarang impairment menghadapi permasalahan.

Pada intinya permasalahan mengenai standar, setidaknya menurut (Schuetze, 1987)

adalah mencakup ketidak jelasan pedoman dan ketidakkonsistenan. Ketiadaan pedoman

mengenai impairment sudah diakui secara terus terang pada tahun 1977, misalnya oleh FASB

dalam Statement 19, Financial Accounting and Reporting by Oil and Gas Producing

Companies, yang menyatakan bahwa pertanyaan tentang apakah menurunkan nilai berjalan

dari aset produktif ke jumlah yang diharapkan dapat ditutupi untuk penggunaan di masa

depan masih belum diatur dalam prinsip akuntansi. Dengan mengingat aturan dalam SFAS

144, permasalahan yang dikemukakan oleh Schuetze tentang praktik impairment yang masih

relevan adalah

antara lain:

a) Haruskah penurunan nilai diwajibkan jika ada kesempatan bagi aset untuk memulihkan

keadaannya atau hanya pada saat impairment bersifat permanen?

b) Bagaimana membedakan dengan meyakinkan antara impairment yang permanen dengan

yang sementara?

c) Bagaimana memisahkan aset individual yang ter-impair dari aset-aset lain dalam suatu

unit operasional?

d) Apakah penambahan nilai dapat diperkenankan bagi aset yang tidak terimpair? Alternatif

pengukuran yang tersedia adalah termasuk penggunaan nilai wajar, nilai pengganti, arus

Page 5: PENURUANAN NILAI ASET

kas masa depan yang tidak didiskontokan, dan arus kas masa depan yang didiskontokan

dengan menggunakan berbagai alternatif tingkat bunga.

Keragaman ini telah memungkinkan praktik penurunan nilai yang berbeda pula, antara

lain dengan cara:

a) penurunan nilai atas aset yang masih dipelihara, baik yang menganggur maupun

masih dipakai,

b) penurunan nilai dengan menggunakan probabilitas,

c) penurunan nilai yang didasarkan atas pengujian pengurangan manfaat.

Penurunan nilai itu sendiri dilakukan secara beragam juga, antara lain dengan:

a) menggunakan nilai bersih yang dapat direalisasikan,

b) arus kas masa depan yang tidak didiskontokan,

c) penghitungan nilai sekarang arus kas masa depan

d) kombinasi cara-cara di atas.

Selain itu Schuetze juga mengemukakan bahwa ketidakkonsistenan penerapan

impairment telah terjadi dalam hal pemilihan keadaan yang membenarkan atau menuntut

penurunan nilai.

Contoh Kasus Impairment Aset

Penurunan Nilai Aset Rugikan Medco

Penurunan nilai aset telah membuat pencatatan laba PT Medco Energi Internasional

menurun. Hal tersebut terungkap dalam laporan keuangan semester pertama Medco yang

mencatatkan kerugian sebesar USD 3,87 juta sepanjang semester pertama tahun ini. Padahal,

pada tahun sebelumnya, Medco berhasil membukukan keuntungan sebesar USD 12,8 juta.

Pada semester pertama tahun ini, Medco telah membukukan penjualan dan

pendapatan usaha lainnya sebesar USD 554,3 juta atau lebih rendah dibanding pendapatan

pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Penurunan ini disebabkan selama tahun buku 2012, MedcoEnergi sudah tidak lagi

memasukkan pendapatan usaha dari penjualan tenaga listrik, yang sudah tidak

dikonsolidasikan sejak tahun 2012," ujar Sekretaris Perusahaan Medco, Imron Gazali dalam

siaran persnya kepada merdeka.com, Jumat (28/9).

Sementara untuk penjualan bersih untuk minyak dan gas sebesar USD 428,2 juta, naik

tipis dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar USD 422,9 juta.

Page 6: PENURUANAN NILAI ASET

Imron mengatakan kenaikan tersebut disebabkan oleh harga rata-rata penjualan minyak yang

mencapai USD 120,77 per barel selama paruh pertama.

Sementara laba kotor Medco telah mencapai USD 203,4 juta atau naik 11,5 persen

dibandingkan tahun lalu. Pada tahun ini, Medco mengalami kerugian atas penurunan nilai

aset yang diperbaharui sebesar USD 9,13 juta. Selain itu, perseroan juga mengalami kerugian

nilai tukar sebesar USD 449.843 akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD.