penyadaran gender, kesehatan dan lingkungan · program diharapkan berkontribusi terhadap program...

154
Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan Studi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan Ciomas Kawasan Halimun

Upload: ngoquynh

Post on 10-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

i

PenyadaranGender, Kesehatandan Lingkungan

Studi Kasusdi Kampung Nyungcung

dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 2: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

iiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 3: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

iii

Jakarta, 2009

Pusat Penelitian KesehatanUniversitas Indonesia

PENYUNTING: BUDI UTOMO

PenyadaranGender, Kesehatandan Lingkungan

Studi Kasusdi Kampung Nyungcung

dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 4: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

ivPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

JudulPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan Ciomas,Kawasan Halimun

PenyuntingBudi Utomo

Lay out dan Cover:Martopo Waluyono

Fotografer:Luluk Ishardini

Pertama kali diterbitkan di Jakartapada tahun 2009 olehPusat Penelitian KesehatanUniversitas Indonesia (UI)Gedung G. Ruang 211Fakultas Kesehatan Masyarakat UIKampus Baru UI, DepokJawa Barat 16424

Hak cipta dilindungi. Semua isi buku ini dilarangdiproduksi ulang, disimpan dalam retrievalsystem, atau dikirimkan dalam bentuk atau alatapapun, elektronik, mekanis, fotokopi, rekaman,atau yang lain tanpa izin terlebih dahulu dariPusat Penelitian Kesehatan UI.

© 2009 Pusat Penelitian Kesehatan UI

ISBN: 978-979-8232-28-2

Terbitan September 2009

Cetak di Indonesia

Page 5: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

vG - h e l p

G-help

G-help (Gender Health Environmental Linkages Program) yangdimulai sejak Juni 2006 merupakan suatu wahana kolaborasitukar pikir dan pengalaman organisasi-organisasi yang peduli

dengan masalah gender, kesehatan dan lingkungan. Program yangdikoordinasi oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia(PPK UI) dan mendapatkan bantuan dana dari Ford Foundation inimelibatkan mitra 7 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerakdi bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi dan 7 LSM lain yangbergerak di bidang lingkungan dan pembangunan masyarakat. Padaperkembangan lanjut program ini yang melibatkan juga organisasi laindengan kepedulian yang sama merupakan bagian dari upayameningkatkan akses dan meluaskan cakupan pelayanan kesehatanreproduksi; menjamin hak-hak sumberdaya, keadilan dan penghidupanbagi komunitas terpinggirkan dan yang bergantung pada sumberdayaalam. Lebih spesifik, program bertujuan menjembatani hubungandinamis antara masalah gender, kesehatan dan lingkungan dalam rangkamempercepat pencapaian pengurangan kemiskinan di Indonesia.Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunanberkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yangsehat dan produktif di lingkungan sehat.

Page 6: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

viPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

MITRA KERJA

YDA (Yayasan Duta Awam), Yayasan Fatayat NU, YHS (YayasanHotline Surabaya), HuMa (Perkumpulan untuk Pembaharuan HukumBerbasis Masyarakat dan Ekologis), JAVLEC (Java Learning Center),KONPHALINDO (Konsorsium Nasional untuk Pelestarian Hutan danAlam Indonesia), Yayasan KONSEPSI (Konsorsium untuk Studi danPengembangan Partisipasi), Yayasan Rahima, Yayasan Rifka Annisa,GEF-SGP (Global Environment Facility-Small Grants Programme),Yayasan Talenta, KKI WARSI (Komunitas Konservasi IndonesiaWarung Informasi Konservasi), YMA (Yayasan Mitra Aksi), dan YMTR(Yayasan Masyarakat Tertinggal Riau).

Tim G-help

Budi UtomoPurwa Kurnia Sucahya

Dini DachliaDian Sidik Arsyad

Luluk IshardiniDwiastuti Yunita Saputri

Nurul Huriah AstutiLinda Widiyanti

Muhammad Arafat Patria

Page 7: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

vii

KATA PENGANTAR

Pendekatan gender, kesehatan dan lingkungan dalam prosespemberdayaan masyarakat seringkali berjalan sendiri-sendiri.Padahal, ketiganya berkaitan dan saling mempengaruhi. Studi

Halimun merupakan suatu studi kasus lapangan yang berupayamengintegrasikan isu gender, kesehatan dan lingkungan dalam programpemberdayaan masyarakat dan mendukung pembangunanberkelanjutan.

Studi kasus Halimun dikembangkan sebagai sarana belajarbersama bagi mitra kerja Ford Foundation dalam memberdayakan danmemandirikan masyarakat mengenali masalah yang terkait denganketidakadilan gender, keterpurukan kesehatan dan kerusakanlingkungan, dan mengembangkan dan menerapkan program pemecahanmasalah yang berkelanjutan. Kegiatan lapangan berlangsung selama12 bulan di dua lokasi kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salakatau dikenal dengan kawasan Halimun.

Di samping berisi laporan singkat studi yang mencakup latar-belakang, metodologi, dan hasil, buku ini memuat sekumpulan tulisananggota Tim G-help dalam tema-tema yang relevan dengan upayapemberdayaan masyarakat yang berwawasan gender, kesehatan danlingkungan. Tulisan mendasarkan pada pengamatan dan refleksipembelajaran yang didapat dari proses dan hasil studi Halimun.

Dwiastuti Yunita Saputri menulis bagaimana suatu SekolahLapang, Riung Mungpulung, dirancang dan dilaksanakan sehinggamenarik partisipasi aktif masyarakat desa. Studi menunjukkan bahwawarga mengikuti antusias sesi-sesi sekolah karena materi ajardikembangkan sesuai kebutuhan dan cara penyampaian mengikutikeinginan dan karakteristik masyarakat.

K a t a P e n g a n t a r

Page 8: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

viiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Purwa Kurnia Sucahya memberikan ilustrasi bagaimanamengembangkan suatu program pembangunan masyarakat yangberwawasan gender, kesehatan dan lingkungan. Perlu proses untukmenentukan masalah prioritas dan menemukan solusi yang strategik.Studi menunjukkan bahwa perubahan yang besar dimulai dari perubahanyang kecil.

Dini Dachlia menguraikan pertanian berkelanjutan, pertanianyang berwawasan kesehatan dan lingkungan, dan bagaimana cara petanidi Halimun menerapkannya. Ternyata, perubahan perilaku tidak cukupdengan penjelasan saja. Butuh proses untuk mewujudkannya, butuhpendorong di tengah masyarakat, butuh gerakan bersama, dan yangpenting butuh contoh atau pembuktian nyata terlebih dahulu.

Nurul Huriah Astuti mengurai bagaimana sebuah ‘perkumpulan’,Riung Mungpulung, memberikan kepada perempuan pengetahuan,keterampilan, dan motivasi untuk berubah, dari tidak percaya dirimenjadi percaya diri, berani bersuara bagi kemajuan diri dan wargasekitar, walaupun tantangan menghadang. Dengan terlibat dalam‘perkumpulan’, potensi perempuan yang tersembunyi akan terkuak,potensi perempuan yang terkubur akan terbangkitkan.

Dini Dachlia menguraikan bagaimana masyarakat berprosesmewujudkan sarana air bersih di Kampung Babakan Ciomas. Keteguhandan kebersamaan atas cita-cita yang fokus dan tetap fokus sejak ideawal, proses pematangan ide, sampai bekerja bersama menterjemahkanide telah berhasil membawa masyarakat mencapai cita-cita mereka.

Linda Widiyanti menunjukkan bahwa keberhasilanpemberdayaan masyarakat bukanlah ditentukan oleh pembuat program,melainkan oleh masyarakat itu sendiri. Komitmen masyarakat adalahkunci keberhasilan program pemberdayaan, yang di antaranyadipengaruhi oleh kebutuhan dan karakteristik masyarakat.

Page 9: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

ix

Luluk Ishardini menguraikan bagaimana proses kemitraanberbagai pemangku kepentingan dalam program pemberdayaanmasyarakat. Studi Halimun menunjukkan bahwa keberhasilankemitraan perlu dilandasi oleh kesamaan konsep dan visi dan kejelasankomplementasi peran dan tanggung jawab masing-masing pemangkukepentingan.

Terima kasih kepada Ford Foundation atas dukungan yangdiberikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada RMI-The Indonesian Institute for Forest and Environment dan 14 LembagaSwadaya Masyarakat Mitra Kerja Ford Foundation (MKFF) yang telahterlibat dalam studi Halimun, serta warga di kedua lokasi studi yangtelah menjadi narasumber studi.

Atas nama Tim G-help dan mitra, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Bambang Wispriyono selaku Dekan FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Sabarinah Prasetyoselaku kepala Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPKUI), Dr. Meiwita Budiharsana selaku penanggung jawab terdahuluprogram seksualitas dan kesehatan reproduksi Ford Foundation, danDr.Ujjwal Pradhan selaku penanggung jawab terdahulu programpembangunan masyarakat dan lingkungan Ford Foundation yang telahmembantu dan mendukung kegiatan G-help.

Jakarta, Oktober 2009

Prof. Budi UtomoDirektur Program

K a t a P e n g a n t a r

Page 10: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

DAFTAR SINGKATAN

Antam : PT.Aneka TambangAPA Model : Appreciative Planning and Action ModelBacio : Babakan CiomasBappeda : Badan Perencana Pembangunan DaerahCAIDS : Chemically Acquired Deficiency SyndromCLTS : Community Led Total SanitationCSR : Corporate Social ResponsibilityDML : Dana Mitra LingkunganG-HELP : Gender, Health and Environmental Linkages ProgramICRAF : The International Centre for Research in AgroforestryJICA : Japan International Cooperation AgencyKDTK : Kampung Dengan Tujuan KonservasiKMS : Kartu Menuju SehatKM : KilometerKp : KampungKSM : Kelompok Swadaya MasyarakatLDSC : Letter Day Saint CharitiesLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMCK : Mandi, Cuci, KakusMKFF : Mitra Kerja Ford FoundationMOL : Mikro Organisme LokalMusrembang : Musyawarah Perencanaan PembangunanNOSC : Nagrak Organic System of Rice Intensification (SRI)

CenterPamswakarsa : Pasukan Pengamanan SwakarsaPBB : Perserikatan Bangsa-BangsaPE : PolyethylenePerhutani : Perusahaan Umum Kehutanan NegaraPHT : Pengendalian Hama TerpaduPVC : Polyvinyl ChlorideRM : Riung MungpulungRMI : The Indonesian Institute for Forest and Environment

Page 11: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xiD a f t a r S i n g k a t a n

SAB : Sarana Air BersihSDA : Sumber Daya AlamSPAL : Saluran Pembuangan Air Limbahs.w.d.y.a : Yayasan Semangat WeDeYe Agung PT.Wavin Duta

JayaSNI : Standar Nasional IndonesiaTNGHS : Taman Nasional Gunung Halimun SalakUI : Universitas IndonesiaUN : United NationUPTD : Unit Pelaksana Teknis DaerahWALHI : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

Page 12: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

DAFTAR ISTILAH

Gender:Sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yangdibentuk secara sosial dan budaya. Gender mengacu pada peran dantanggung-jawab perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan(dibentuk) oleh masyarakat. Termasuk dalam konsep gender adalahharapan masyarakat mengenai ciri-ciri, sikap, dan perilaku perempuandan laki-laki

Masyarakat AdatKomunitas yang hidup berdasarkan asal usul leluhur secara turuntemurun, diatas suatu wilayah adat, kehidupan sosial budaya yang diaturoleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungankehidupan masyarakat (S. Masiun, 2000, dalam Hadiyono, 2006)

Masyarakat LokalKelompok masyarakat yang secara historis memiliki teritorial danidentitas diri dan mengidentifikasikan diri sebagai kelompok yangberbeda (United Nations, dalam Hadiyono, 2006)

Masyarakat Adat Kasepuhan:Suatu komunitas yang dalam kesehariannya menjalankan pola perilakusosial-budaya tradisional yang mengacu pada karakteristik budayaSunda abad ke-18 (Asep, 2000 dalam RMI, 2004)

Page 13: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xiiiD a f t a r I s t i l a h

D A F T A R I S I

Kata Pengantar ........................................................................................ vii

Daftar Singkatan ........................................................................................ x

Daftar Istilah ............................................................................................ xii

Daftar Isi ................................................................................................. xiii

Ringkasan Eksekutif Studi Halimun ........................................................ xv

Profil Lokasi Studi .................................................................................. xxiii

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahandi Kampung Nyungcung dan Babakan CiomasDwiastuti Yunita Saputri ...................................................................... 1-14

Air Bersih: Mengubah Kehidupan di KampungkuPurwa Kurnia Sucahya ...................................................................... 15-26

Kembali ke AlamDini Dachlia ....................................................................................... 27-37

Perempuan Percaya Diri, Perempuan Berani BicaraNurul Huriah Astuti ............................................................................ 39-49

Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak AwalDini Dachlia ....................................................................................... 51-63

Komitmen Masyarakat: Kunci Keberhasilan ProgramPemberdayaanLinda Widiyanti .................................................................................. 65-74

Kemitraan Versi Masyarakat PedesaaanLuluk Ishardini ................................................................................... 75-92

Lampiran .................................................................................................. 93

Kontak kolaborator ............................................................................ 95-98

Kurikulum Riung Mungpulung/Sekolah Lapang ............................. 99-100

Gambaran kegiatan pembangunan sarana air bersihdi Kampung Babakan Ciomas, Kecamatan Citorek Kidul,Kabupaten Lebak, Provinsi Banten .............................................. 101-114

Page 14: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xivPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 15: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xv

Ringkasan EksekutifStudi Halimun

Studi Halimun merupakan studi kasus lapang yang diusung programG-help sebagai proses pembelajaran masalah gender, kesehatandan lingkungan bagi 14 Mitra Kerja Ford Foundation (MKFF)

yang memiliki keragaman latar belakang. Studi Halimun bertujuanmeningkatkan kesadaran dan kemampuan pemimpin LSM bidangkesehatan dan lingkungan dalam memahami dan memecahkanketerkaitan masalah gender, kesehatan dan lingkungan. Studi Halimunberlangsung selama 18 bulan, dimulai pada Juli 2007 hingga Desember2008. Namun pada pelaksanaannya, kegiatan bersama masyarakatberlanjut.

Lebih spesifik, tujuan kegiatan studi Halimun adalah:Mengidentifikasi keterkaitan masalah gender, kesehatan danlingkungan.Mengembangkan program intervensi strategik yang sesuai dengankebutuhan dan kemampuan masyarakat.Melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program intervensi.

Sebagai wahana bersama, Studi Halimun memberi manfaat kepadaMKFF:

Proses pembelajaran memahami keterkaitan dan menangani terpadumasalah gender, kesehatan dan lingkungan.Mendapatkan pengalaman lapangan cara bekerja di masyarakat yangmenyesuaikan dengan karakter sosial-budaya setempat.

Rimgkasan Eksekutif Studi Halimun

Page 16: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xviPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Mempunyai keterampilan menggunakan data dalammengidentifikasi masalah prioritasMampu mengembangkan, melaksanakan, dan memantau danmengevaluasi program intervensi pemecahan masalah.

Kegiatan yang dilakukan pada studi kasus ini, mencakup:1. Lokakarya Persiapan Studi Halimun. Melakukan tahapan:

penyamaan persepsi studi, pengamatan lapangan untuk identifikasimasalah, dan pengembangan program intervensi

2. Implementasi program. Mengadakan sekolah lapang, dikenal denganistilah lokal ‘Riung Mungpulung’. Kegiatan lain sebagai penyertaadalah aksi kecil dan aksi besar masyarakat dalam mengatasi masalahkesehatan dan lingkungan di wilayahnya.

3. Monitoring dan evaluasi. Memonitor kegiatan selama pelaksanaandan mengevaluasi pencapaian tujuan menjelang akhir kegiatan.

Mengapa Kawasan Halimun? Kawasan Halimun merupakan daerahlindung ekosistem Pegunungan Halimun yang terletak di perbatasantiga kabupaten (Sukabumi, Lebak dan Bogor). Kawasan ini merupakanwilayah pengembangan masyarakat yang dibina RMI-the IndonesianInstitute for Forest and Environment, sebuah LSM yang peduli terhadapmasalah kehutanan dan lingkungan yang menjadi mitra G-help. StudiKasus Halimun dilakukan di dua lokasi kawasan Halimun: (1) KampungNyungcung Desa Malasari Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor,dan (2) Kampung Babakan Ciomas Desa Citorek Kidul KecamatanCibeber, Kabupaten Lebak. Kedua kampung sama-sama mewakilikarakteristik masyarakat tempatan, yaitu masyarakat yang dalamkehidupan bergantung kepada sumber daya alam, tetapi berbeda dalamhal paparan pembinaan yang dilakukan RMI-the Indonesian Institutefor Forest and Environment. Masyarakat Kampung Nyungcung telahbeberapa tahun dibina RMI, sedangkan Kampung Babakan Ciomasbelum pernah sama sekali. Perbedaan ini dianggap menarik untuk diteliti

Page 17: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xvii

sehubungan dengan kemungkinan perbedaan respon masyarakatterhadap binaan atau intervensi yang akan dilakukan melalui studiHalimun.

Peserta Studi Halimun. Studi Halimun melibatkan banyak pihak,termasuk Tim G-help, 14 MKFF, pemangku kepentingan lokal,pemimpin masyarakat di dua kampung studi, serta masyarakat sekitar.

Lokakarya Persiapan Studi Halimun. Lokakarya ini mempunyai duatujuan utama: (1) menyamakan persepsi semua pihak tentang apa,mengapa dan bagaimana studi Halimun akan dilakukan; dan (2)mengidentifikasi masalah prioritas dan mengembangkan programintervensi pemecahan masalah. Lokakarya berlangsung selama enamhari (18-24 Nopember 2007) dengan 26 orang peserta (5 orang mewakilimasyarakat di kedua kampung, 6 orang mewakili sektor terkait, dan 15orang mewakili MKFF), dengan agenda pembahasan:1. Konsep dan masalah gender, kesehatan dan lingkungan.2. Fakta masalah gender yang terkait dengan masalah lingkungan dan

kesehatan di kawasan Halimun.3. Strategi studi yang mencakup identifikasi masalah prioritas,

pengembangan program intervensi, dan pelaksanaan sertamonitoring dan evaluasi program intervensi.

Hari pertama lokakarya:Menyamakan persepsi dan membangun kepercayaan. Supaya rencanastudi berjalan baik dan lancar, maka penting semua pihak sebelumpelaksanaan studi mempunyai persepsi yang sama tentang tujuan danstrategi studi dan saling percaya untuk bekerja bersama melaksanakankegiatan studi. Proses menyamakan persepsi dan membangunkepercayaan dilakukan sejak awal, mulai hari pertama lokakarya danberlanjut sepanjang pelaksanaan studi. Lokakarya dilakukan di kelas,diawali dengan kegiatan perkenalan, penjelasan tentang tujuan dan

Rimgkasan Eksekutif Studi Halimun

Page 18: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xviiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

strategi studi, dan membahas rencana kegiatan lapangan. Siang hariseluruh peserta dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok pergimenuju ke Kampung Nyungcung dan kelompok yang lain ke KampungBabakan Ciomas. Peserta tinggal di kampung di rumah penduduk.

Hari kedua lokakarya:Pengamatan lapangan untuk identifikasi masalah. Peserta dibagimenjadi tiga kelompok menurut tema: (1) gender, (2) kesehatan, dan(3) lingkungan. Setiap tim mengumpulkan data sesuai dengan temayang sudah ditentukan melalui pengamatan lapangan dan wawancaradengan warga desa dan pihak terkait. Data kemudian disusun tematikdan dianalisis untuk menemukan masalah prioritas.

Hari ketiga dan keenam:Diskusi mematangkan masalah prioritas dan mengembangkan solusi.Hari ketiga semua peserta menuju ke Kampung Pendidikan Lingkungan(Kampung Pending, Bogor) bersama-sama mengikuti kelas aktifmenganalisis data hasil kegiatan lapangan. Analisis data diarahkan untukmengidentifikasi masalah prioritas di masing-masing kampung danmengembangkan usulan alternatif pemecahan masalah. Dari diskusiini, peserta menyepakati sebagai masalah prioritas adalah sanitasilingkungan pemukiman di Kampung Nyungcung, dan akses air bersihdi Kampung Babakan Ciomas. Strategi solusi masalah adalahpemberdayaan masyarakat melalui kegiatan sekolah lapang bagimasyarakat di kedua kampung, dan kegiatan swadaya masyarakatmengatasi masalah mereka, yaitu masalah sanitasi lingkunganpemukiman di Kampung Nyungcung dan masalah akses air bersih diKampung Babakan Ciomas.

Implementasi Program. Sekolah lapang atau dalam bahasa lokaldikenal dengan istilah Riung Mungpulung dipilih sebagai jalanmemberdayakan masyarakat di kedua kampung. Kurikulum sekolah

Page 19: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xix

disusun sepanjang 8 kali pertemuan, masing-masing dengan tema yangberbeda, tetapi kesemuanya terkait dengan isu gender, kesehatan danlingkungan. Tema-tema yang dibahas antara lain: gender dan potensisumber daya alam; gender dan kesehatan; potensi sumber daya alamdan kesehatan; gender dan kesehatan reproduksi; dan pengorganisasianmasyarakat. Di akhir pertemuan, disusun rencana aksi. Sekolah lapangdifasilitasi narasumber yang berasal dari MKFF, RMI-the IndonesianInstitute for Forest and Environment, instansi terkait, dan tim G-help.

Di Kampung Nyungcung, masyarakat melalui Riung Mungpulungmenyepakati pembuatan sarana Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL)dan Mandi Cuci Kakus (MCK) sebagai cara mengatasi masalah sanitasilingkungan pemukiman. Di Kampung Babakan Ciomas, masyarakatmenyepakati pembangunan sarana sistem akses air bersih.

Realitanya, memang dibutuhkan waktu dalam mewujudkanmimpi masyarakat. Kampung Nyungcung membutuhkan waktu 4 bulanuntuk mewujudkan SPAL dan MCK umum. Sedangkan KampungBabakan Ciomas dengan penuh perjuangan berhasil mewujudkan mimpimemiliki jalur perpipaan air bersih dari Mata Air Cisabagi menujukampung mereka dalam rentang waktu 8 bulan setelah usai programRiung Mungpulung. Keterlibatan penuh masyarakat yang didukungberbagai pihak terkait merupakan kunci kerberhasilan.

Meskipun program intervensi merupakan kegiatan swadayamandiri masyarakat, fakta menunjukkan bahwa warga tidak bekerjasendirian. Peran serta pendamping baik dari MKFF, G-help, instansipemerintah, pihak luar seperti konsultan air bersih, atau bahkan yayasansebuah perusahaan swasta turut ambil bagian. Kampung Nyungcungberhasil mendapatkan ilmu dari konsultasi dengan pihak Unit PelaksanaTeknis Daerah (UPTD) Kesehatan Kecamatan Nanggung mengenaimodel SPAL dan MCK yang baik dan tepat sesuai lingkungan. WargaBabakan Ciomas, lebih jauh, melakukan kemitraan dalam aksi besar

Rimgkasan Eksekutif Studi Halimun

Page 20: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

ini dengan Yayasan Semangat WeDeYe Agung PT.Wavin Duta Jayayang dikenal sebagai produsen pipa terkenal. Pendekatan kepada BalaiTaman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pun dilakukankarena kawasan kedua kampung merupakan kawasan yang termasukkedalam wilayah TNGHS.

Monitoring dan Evaluasi. Proses M&E (monitoring dan evaluasi)kegiatan Studi Halimun dilakukan berkala dan berkesinambunganmelalui instrumen yang disesuaikan dengan jenis kegiatan. Misal padaRiung Mungpulung, dibuat lembar M&E untuk peserta MKFF yangmenjadi narasumber. Instrumen M&E dibuat untuk membantu menilaikemajuan atau kemunduran kegiatan, lewat pengumpulan data yangdilakukan berkala. Data ini kemudian digunakan sebagai bahan diskusiuntuk memantau dan melanjutkan kegiatan baik pada lingkunganinternal G-help maupun dengan masyarakat.

Nilai-nilai pembelajaran yang dapat dipetik. Banyak nilai-nilaipembelajaran yang dapat dipetik dari Studi Halimun di dua kampung,yaitu:1. Ide awal dan pengembangan bersama masyarakat

Bermula dari duduk bersama dan kunjungan lapang dalam lokakaryaMKFF bersama perwakilan warga, masalah utama ditentukan dandisepakati bersama. Penentuan tujuan untuk mengatasi masalahdirumuskan bersama pula. Inilah yang mendasari keberhasilanprogram.

2. Saling berbagi ilmu dan pengalaman.Sepanjang kegiatan mulai dari persiapan Studi Halimun, RiungMungpulung, dan pelaksanaan aksi besar tidak pernah lepas darisaling berbagi ilmu. MKFF mendampingi masyarakat dalammenentukan masalah dan usaha pemecahan masalah prioritas,masyarakat membagi ilmu dan pengalaman dalam teknik bertani

Page 21: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxi

dan berkebun. Dalam proses ini, semua adalah pakarnya di bidangmasing-masing.

3. Jejaring/NetworkingKegiatan aksi besar tidak hanya melibatkan MKFF, tetapi jugalembaga pemerintah seperti bappeda, UPTD Kesehatan, BalaiTNGHS, kelompok tani sukses, dan Yayasan Semangat WeDeYeAgung PT.Wavin Duta Jaya. Kemitraan seperti ini merupakan faktorutama terwujudnya mimpi masyarakat. Kerjasama tersebut akanmembentuk jejaring baru untuk saling menjalin hubungan dalamberkarya dan membuka peluang kerjasama di masa yang akan datang.

4. Komitmen tinggi masyarakatKeinginan masyarakat yang kuat merupakan landasan utama darirangkaian kegiatan Studi Halimun ini. Kesadaran akan adanyamasalah kesehatan dan lingkungan dan keyakinan akan kemampuanmereka untuk mengatasi masalah tersebut bersama-sama adalahkunci keberhasilan terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat,dengan berbagai sarana fisik hasil jerih payah mereka sendiri.

5. Ujian merupakan proses mencapai tujuanTidak ada keberhasilan tanpa disertai dengan ujian. Begitu pun yangterjadi dengan kegiatan Studi Halimun. Ujian seringkali membuatkepercayaan diri masyarakat terhadap komitmen yang telah merekapegang teguh menjadi terkikis. Kehadiran dan keterlibatan mitramenjadi obat bagi masyarakat agar kembali kepada jalur yang telahsejak awal mereka rintis, yaitu mencapai masyarakat yang sehat danlingkungan yang bersih.

Rimgkasan Eksekutif Studi Halimun

Page 22: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 23: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxiii

LETAK DAN FUNGSI GEOGRAFIS

Kawasan Halimun membentang di dua propinsi di Pulau Jawa,yaitu Jawa Barat dan Banten, sebagai suatu kawasan yangmenyimpan banyak kekayaan dan keragaman sumber daya

alam, sosial, dan budaya. Kondisi hutan di kawasan ini merupakankesatuan hamparan hutan dataran rendah dan pegunungan yangmenyimpan keragaman hayati yang tinggi dan menjadi sumber mataair di tiga propinsi: Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten (Hendarti 2008).

Sebagian Kawasan Halimun merupakan perkebunan dansebagian lagi adalah kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak(TNGHS). TNGHS merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujandataran rendah, hutan sub-montana dan hutan montana di Jawa. Hampirseluruh hutan di taman nasional ini berada di dataran pegunungandengan beberapa sungai dan air terjun yang merupakan perlindunganfungsi hidrologis di Kabupaten Bogor, Lebak, dan Sukabumi.

Kawasan Gunung Halimun secara geologis terbentuk olehpegunungan tua yang terbentuk akibat gerakan tektonik yangmendorong ke atas. Kawasan Gunung Salak merupakan gunung berapistrato tipe A, dimana tercatat terakhir meletus tahun 1938. Kawasan

Profil Lokasi Studi HalimunKampung Nyungcung dan

Babakan Ciomas

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 24: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxivPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

ini memiliki kawah yang masih aktif dan lebih dikenal dengan namaKawah Ratu. Beberapa pegunungan yang ada di bagian Barat adalahGunung Pameungpeuk (1455 m), Gunung Ciawitali (1530 m), GunungKencana (1831 m), Gunung Halimun Utara (1929 m), GunungSanggabuana (1919 m), dan Gunung Botol (1850 m). Di bagian TimurLaut ada Gunung Kendeng (1764 m), Gunung Pangkulahan (1115 m),Gunung Panenjoan (1350 m), dan Gunung Halimun dengan puncaktertinggi di tengah-tengah taman nasional ini (1929 m) (Overview TamanNasional Gunung Halimun Salak, 2009).

Menurut Undang Undang No.5 tahun 1990 tentang KonservasiSumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, TNGHS sebagai kawasankonservasi mempunyai tiga fungsi pokok, yakni [1] Perlindungan sistempenyangga kehidupan, [2] Pengawetan sumber plasma nutfah dan [3]Pemanfaatan sumber daya alam yang lestari dan berkesinambungan.Fungsi lain mencakup pengatur tata air dan iklim mikro, konservasikehidupan liar, tempat penelitian, pendidikan lingkungan, kegiatanekowisata dan pelestarian budaya. Secara nyata kawasan hutan TNGHSmerupakan sumber air yang sangat penting bagi masyarakat disekitarnya termasuk kota-kota besar seperti Bogor, Sukabumi,Tangerang, Rangkasbitung, dan Jakarta. TNGHS juga menjadi tempathidup masyarakat lokal Kesepuhan Banten Kidul, WewengkoanCibedug, dan Masyarakat Badui, dimana telah terjadi interaksimasyarakat dengan hutan alam yang masih utuh secara turun temurun(Overview Taman Nasional Gunung Halimun Salak, 2009).

Curah hujan rata-rata di kawasan TNGHS adalah 4000 - 6000mm/tahun, dengan musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga Aprildan musim kemarau berlangsung pada bulan Mei hingga September. Dengan iklim yang basah, dari kawasan ini mengalir beberapa sungaiyang tak pernah kering dan menyuplai air ke wilayah sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain adalah Ciberang, Ciujung, Cidurian,Cisadane, Cimadur, Citarik, maupun Citatih yang dikenal sebagai tempat

Page 25: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxv

wisata arung jeram (Overview Taman Nasional Gunung Halimun Salak,2009).

Di kawasan TNGHS diperkirakan terdapat lebih dari 1.000 jenistumbuhan. Berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut (dpl),ekosistem hutan pegunungan dapat diklasifikasikan dalam tiga zona,yaitu : Zona Colline, pada ketinggian 500 - 1.000 m dpl, didominasioleh pohon Rasamala (Altingia excelsa); Zona Sub-Montana, padaketinggian 1.000 - 1.500 m dpl, didominasi oleh Pohon Puspa (Schimawalichii), dan Zona Montana, pada ketinggian 1.500 - 2.211 m dpl,didominasi oleh Fagaceae. Khusus di sekitar puncak Gunung Salakjuga terdapat jenis-jenis tumbuhan kawah dan hutan lumut (OverviewTaman Nasional Gunung Halimun Salak, 2009).

Adapun satwa yang hidup di TNGHS juga sangat beragam danbeberapa jenis di antaranya adalah jenis langka dan dilindungi.Beberapa jenis mamalia yang terancam punah antara lain: Macan TutulJawa (Panthera pardus melas), Owa Jawa (Hylobates moloch), KucingHutan (Prionailurus bengalensis), Surili (Presbytis comata), Lutung(Trachypithecus auratus), Ajag (Cuon alpinus), dan Sigung (Mydausjavanensis). Kawasan TNGHS juga merupakan surga bagi berbagai jenisserangga yang unik dan indah seperti kupu-kupu, kumbang dan burung.Saat ini di TNGHS tercatat memiliki 244 jenis burung dan 32 diantaranya adalah endemik Pulau Jawa, seperti Elang Jawa (Spizaetusbartelsi), Ciung-mungkal Jawa (Cochoa azurea), Celepuk Jawa (Otusangelinae), dan Luntur Gunung (Harpactes reinwardtii) yangmerupakan jenis langka dan terancam punah (Overview Taman NasionalGunung Halimun Salak, 2009).

KEHIDUPAN MASYARAKAT

Kawasan TNGHS memiliki 46 desa dari 13 kecamatan yang tersebar ditiga kabupaten (Sukabumi, Bogor dan Lebak) dengan total populasi

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 26: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxviPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

penduduk 160.000 jiwa. Setelah ada Surat Keputusan (SK) MenteriKehutanan tentang perluasan TNGHS, jumlah desa di dalam kawasanbertambah menjadi 108 desa. Masyarakat lokal yang tinggal di kawasanTNGHS adalah Sunda-Banten. Terdapat beberapa Kasepuhan di dalamkawasan ini, di antaranya adalah Kasepuhan Ciptagelar, KasepuhanCisungsang, Kasepuhan Cisitu, Kasepuhan Cicarucub, KasepuhanCitorek, serta Kasepuhan Cibedug. Masyarakat adat kasepuhanmemiliki hirarki tradisional yang terpisah dari struktur pemerintah.Mereka dalam keseharian menjalankan pola perilaku sosio-budayatradisional yang mengacu pada karakteristik budaya Sunda pada abadke-18 (Emila & Suwito, 2006).

Bahasa yang umum digunakan masyarakat lokal adalah bahasaSunda dengan agama mayoritas yang dianut adalah Islam, walaupunbeberapa orang masih menganut kepercayaan animisme. Kehidupansehari-hari masyarakat lokal masih kental dengan nilai-nilai budayaluhur seperti terlihat dalam arsitektur bangunan tempat tinggal, sistempertanian dan pengelolaan sumber daya termasuk pengelolaan hutan(Emila & Suwito, 2006).

Kehidupan sehari-hari masyarakat TNGHS tergantung dari sistempertanian dan kehutanan tradisional. Masyarakat lokal memanfaatkanlahan sekitar dan dalam hutan dengan beragam cara seperti huma/ladang,sawah, kebun, kebun talun dan talun. Masyarakat Kasepuhan menggelarUpacara Seren Taun sebagai tanda syukur kepada Tuhan setelah selesaimasa panen. Upacara Seren Taun telah menjadi agenda wisata yangditawarkan oleh TNGHS (Emila & Suwito, 2006).

Dalam memanfaatkan atau melindungi hutan, masyarakat lokalmengikuti konsep nenek moyang mereka, seperti melindungi hutan(leuweung titipan), konservasi hutan (leuweung tutupan), dan hutanterbuka (leuweung bukaan/leuweung sampalan). Interaksi yang intensifdengan lingkungan hutan masih sering dilakukan oleh masyarakat lokal,seperti mengklasifikasi lebih dari 400 spesies tanaman ke dalam

Page 27: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxvii

fungsinya, misalnya tanaman untuk bahan bakar, material bangunan,tanaman obat, makanan, upacara dan lain sebagainya. Sampai saat inipengetahuan mengenai tanaman tersebut diturunkan secara turuntemurun (Emila & Suwito, 2006).

AKTIVITAS PERTAMBANGAN

Berbagai kepentingan bisnis semakin terlihat mempengaruhipengelolaan kawasan Halimun, terutama dengan masuknyapertambangan emas di areal konservasi tersebut. Eksploitasipertambangan, perkebunan, dan hutan produksi Perum Perhutanisemakin mempersempit ruang gerak dan juga mengikis nilai kearifanketika para pendatang tersebut mengambil kekayaan alam yang dimilikimasyarakat Halimun (Emila & Suwito, 2006)

Eksploitasi pertambangan dimulai sejak tahun 1936 pada erapemerintahan kolonial Belanda. Pada saat itu, kawasan Halimun bagiantenggara dan timur berubah fungsi menjadi areal penambangan emasyang meliputi areal Cikotok, Cimari, Lebak Sembada, Cirotan danPanggleseran. Pada periode setelah kemerdekaan, penambangan emasdi Kawasan Halimun masih tetap berlangsung di bawah NaamlozeVennootschap (N.V.) Pembangunan Pertambangan pada tahun 1951.Pada tahun 1985, Kontrak karya mendapat ijin menambang emas diwilayah Pongkor kawasan Halimun. Padahal seharusnya wilayah itumerupakan bagian cagar alam dilindungi. Kontrak Karya kemudiankembali mendapatkan ijin pengelolaan tanggal 20 April 1992 untukmasa 30 tahun dengan areal seluas 4,058 Ha. Saat ini, pengelola tersebutdikenal dengan PT.Aneka Tambang (Antam) (Hendarti, 2008).

Selain penambangan emas, kawasan Halimun juga menjadi arealpenambangan panas bumi yang diberikan kepada PT.ChevronGeothermal Salak dengan mendapatkan ijin pinjam pakai kawasanhutan. Kedua perusahaan pertambangan tersebut mendapatkan ijin

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 28: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxviiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

pinjam pakai kawasan sebelum perluasan TNGHS, yakni di Kawasanhutan yang dikelola Perum Perhutani (Hendarti 2008).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kantor Balai TNGHSmaupun bekerja sama dengan berbagai mitra, seperti dengan LembagaInternational JICA, Pemerintah Daerah, Konsorsium Gedepahala,berbagai LSM, dan juga langsung dengan kelompok-kelompokmasyarakat (Kesepuhan, Koperasi, dan KSM – KSM) untuk mendorongberbagai program-program konservasi TNGHS, seperti ekowisata,pamswakarsa, restorasi, atau rehabilitasi kawasan rusak, pendidikanlingkungan, kerjasama pengelolaan, dan lain sebagainya (Emila &Suwito, 2006).

A. Kampung Nyungcung

KONDISI GEOGRAFI

Kampung Nyungcung adalah salah satu kampung di kawasan ekosistemHalimun. Secara administratif Desa Nyungcung masuk wilayah DesaMalasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi JawaBarat. Dari Kampung Nyungcung menuju ibukota Desa Malasari dapatmenggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan kondisi jalanberbatu. Topografi wilayah berupa pegunungan dengan kemiringan 0-45%, ketinggian 600-1.800m di atas permukaan air laut, dengan curahhujan rata-rata mencapai 3.000mm/tahun dan suhu 22-23ºC (Hendarti2008).

Menurut catatan sejarah, pemukiman Kampung Nyungcungmulai dibuka pada tahun 1932 oleh seorang sesepuh bernama MbahSalimun keturunan dari Kampung Cinangneng, dengan tanda buktisawah yang sekarang digarap dan dimiliki oleh keturunannya yang ke-7 yaitu Bapak M.Atawijaya, mantan ketua Kelompok SwadayaMasyarakat Kampung Nyungcung (Hendarti 2008).

Page 29: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxix

Luas Kampung Nyungcung berdasarkan peta partisipatif tahun2004 seluas 399.195 Ha. Rata-rata status pengelolaan dikuasai olehPerum Perhutani. Tetapi dengan SK Menteri Kehutanan (SK Menhut)No.175/Kpts-II/2003 tentang penunjukan kawasan Taman Nasional,maka seluruh wilayah Kampung Nyungcung tercakup didalamnya(Hendarti, 2008).

SK Menhut tentang Perluasan Kawasan TNGHS dari 40.000 Hamenjadi ±113.000 Ha ini memberi sebuah harapan sekaliguskekhawatiran bagi masyarakat Kampung Nyungcung. Warga masyarakatmerasa khawatir kehilangan hak pengelolaan lahan yang selama initelah digarap turun-temurun di areal perluasan TNGHS. Di sisi lainjuga melahirkan harapan baru membuka peluang mengelola sendirikawasan hutan menurut adat-istiadat masyarakat secara terencana,terpadu, dan mempunyai nilai ekonomi dan sosial tanpa mengabaikannilai ekologi, dengan kontrol dan payung hukum yang jelas daripemerintah (Hendarti, 2008).

Berdasarkan hasil pemetaan partisipatif, tata guna lahan diwilayah Kampung Nyungcung terdiri dari tanaman perum yang tersisa(pinus) 24,73 Ha, hutan konservasi rakyat 74,44 Ha, dan selebihnyaberupa sawah dan kebun talun dengan 344 kepala keluarga yang tersebardi 7 blok (Nyungcung Kidul, Nyungcung Tengah, Nyungcung Legok,Nyungcung Kaler, Simagrib, Gege/Sorongan dan Sikantor) (G-help,2007).

Kondisi geografis yang menunjang dan kesuburan tanahmembuat Kampung Nyungcung menyimpan kekayaan sumber dayaalam yang sangat tinggi. Kegiatan pertanian masyarakat tidak hanyamenanam padi namun juga aneka ragam tanaman seperti palawija dansayur mayur dengan pola pengelolaan warisan para leluhur. Bentukpengelolaan sumber daya alam tersebut diwujudkan dengan sistemkebun campuran (Kebun Talun) yaitu kombinasi antara tanaman tahunandan musiman seperti tanaman buah, kayu, dan palawija. Kombinasi ini

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 30: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

bernilai ekonomis sekaligus mempunyai fungsi lindung terhadap sumberair. Sumber air utama di Kampung Nyungcung adalah mata air tidakterlindung dan dialirkan melalui pipa-pipa ke seluruh rumah warga.Mereka yang belum memiliki sambungan pipa mengambil air melaluitangki penampungan air (Hendarti, 2008).

DEMO-ETHNOGRAFI

Masyarakat Kampung Nyungcung bergantung sangat besar terhadaphutan. Masyarakat memanfaatkan hutan untuk berbagai kepentingan(termasuk rumah tangga), maupun sumber pendapatan. Disamping itu,hutan berperan dalam menyediakan bahan obat-obatan tradisional danbahan ritual-ritual adat. Sumber kebutuhan pangan berupa sawah, huma,dan kebun talun yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai ekologi tinggijuga didapat dari hutan. Hutan juga berfungsi sebagai kawasan resapanair (Hendarti,2008).

Jenis pekerjaan yang umum dijalani masyarakat Nyungcungadalah petani. Sekitar tahun 1990-an hingga 2003 banyak masyarakatNyungcung yang bekerja sebagai gurandil dan sampai saat ini sekitar10-30% warga masih menekuni kegiatan tersebut (G-help, 2007).

Dalam mengelola pertanian, para perempuan Nyungcung memi-liki hak dan kesempatan yang sama, termasuk dalam menentukan bibityang akan ditanam dan menjual hasil panen. Warga perempuan jugaturut aktif dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Hal ini terbuktidengan terbentuknya Kelompok Perempuan Cepak Nangka yangbergerak dalam produksi rumah tangga seperti keripik pisang danmemperoleh kesempatan untuk berinteraksi dengan LSM yang ada diKampung Nyungcung. Kegiatan itu, kini sudah tidak dilakukan lagikarena terjadinya kenaikan harga bahan baku, sehingga kesulitan dalammenentukan harga jual. Proses keikutsertaan perempuan dalam kegiatankelompok maupun kegiatan usaha lainnya dilakukan dengan mekanisme

Page 31: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxi

ijin kepada suami. Secara umum, kelompok laki-laki Nyungcung,mengijinkan istri mereka untuk beraktivitas di luar rumah (G-help,2007).

Tradisi masyarakat yang berlaku dalam pertanian di KampungNyungcung, adalah:

Slamet Tandur, ritual setelah tandur (tanam padi) dengan membuatbubur manis dari beras yang menggambarkan adanya harapanmaksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Nurunan, ritual yang dilakukan sebelum panen padi dengan dipimpinoleh sesepuh kampung. Tahap pertama nurunan dilakukan denganngabakakak (ayam bakar) yang dihidangkan bersamaan dengandengan nasi kebuli dan sesajen. Pada kelompok yang tidak mampu,ayam diganti dengan 3 butir telur. Tahap berikutnya dilakukanbeberapa menit menjelang panen, dimana sesepuh kampungmembawa Panglay (kelapa muda) dan kemenyan.Ngayaran, berlangsung setelah panen untuk menikmati beraspertama yang dihasilkan setiap panennya.Seren Taun, ritual yang dilakukan sekali setahun untuk melakukanrefleksi diri atas karunia yang diberikan Tuhan di tahun sebelumnyadan berharap mendapatkan hasil yang lebih baik lagi di tahunberikutnya (G-help, 2007).

Selain itu, di Kampung Nyungcung terdapat pula kepercayaan adanyahari pantangan untuk mengolah sawah, yaitu Hari Senin dan Jum’at(Hanafi, Ramdhaniaty & Nurzaman, 2004)

SARANA DAN PRASARANA

Dalam hal pendidikan, anak-anak masyarakat Kampung Nyungcungdapat bersekolah di desa mereka. Jumlah sekolah dasar negeri yangada di Desa Malasari adalah 4 sekolah, dan terdapat 6 sekolah SMPyang merupakan SMP terbuka. Kendala yang ditemukan untuk SMP

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 32: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

terbuka adalah waktu pelaksanaannya yang terbatas dan hanya mengejaruntuk memperoleh ijazah. Oleh karena itu, jarang diminati masyarakat.SMP negeri berada di Kecamatan Nanggung dengan jarak 15 kilometer.Dengan demikian, dibutuhkan biaya transportasi karena harus dilakukandengan kendaraan (G-help, 2007).

Pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh wargaKampung Nyungcung diantaranya berupa posyandu, puskesmaspembantu (pustu), dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BidangKesehatan Kecamatan Nanggung. Kendalanya adalah jarak pelayanantersebut cukup jauh dengan medan yang cukup berat, sehinggamasyarakat mengalami kesulitan akses dan harus mengeluarkan biayatransportasi yang tidak sedikit. Kondisi itu, dibuktikan denganrendahnya angka persalinan yang ditolong tenaga kesehatan (linakes).Dalam hal pemakaian alat kontrasepsi, perempuan secara umummenggunakan metode pil dan suntik. Meskipun kelompok laki-laki telahmengetahui adanya alat kontrasepsi, tetapi lebih banyak istri yangmenjadi akseptor, karena faktor ekonomi dan kepraktisan (G-help,2007).

Kemitraan yang terjalin antara UPTD Kesehatan Nanggungdengan dukun (paraji) adalah melalui adanya pertemuan rutin bulanandalam bentuk pembinaan antara UPTD dengan paraji dan laporan daridukun mengenai persalinan yang mereka tangani. Program puskesmaskeliling juga dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada setiap desa (G-help, 2007).

B. Kampung Babakan Ciomas

KONDISI GEOGRAFI

Seperti Kampung Nyungcung, Kampung Babakan Ciomas yang masukkedalam Kasepuhan Citorek adalah juga merupakan kawasan ekosistemHalimun. Secara administratif, Kampung Babakan Ciomas merupakan

Page 33: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxiii

wilayah Desa Citorek Kidul (sebelumnya bernama Desa Ciusul), diKecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Kasepuhan Citorek sangat terkenal dengan hamparan sawah danhasil panen yang selalu melimpah pada setiap musimnya. Berdasarkanhasil pemetaan partisipatif masyarakat Kasepuhan Citorek pada tahun2004, wewengkon kasepuhan memiliki luas 7.416 Ha, dengan luassawah 1.712.041 Ha. Produksi padi yang berdasarkan data kasepuhantahun 2005 sekitar 725.6 ton per tahun. Pola tanam padi yangdilaksanakan masyarakat Kasepuhan Citorek yaitu satu kali dalam satutahun sesuai dengan aturan adat kasepuhan, padi yang ditanam padilokal. Jenis padi lokal yang banyak ditanam masyarakat KasepuhanCitorek ada dua jenis yaitu berkulit merah “seksek” dan berkulit putih“kewal” (Informasi Kedai Halimun, 2009).

Desa Citorek Kidul meliputi wilayah seluas 2.125 Ha, denganwilayah pemukiman sebesar 9 Ha dan tanah sawah yang digarap olehmasyarakat mencakup lahan seluas 1.053 Ha. Jalan yang digunakanuntuk dapat dilewati kendaraan sepanjang 14 KM, dan bangunan umumuntuk masyarakat menghabiskan lahan seluas 2 Ha (G-help, 2007).

Kampung Babakan Ciomas memiliki wilayah leuweng (hutan)yang sangat dijaga kelestariannya. Warga kasepuhan dilarang menjualkayu, kecuali untuk kebutuhan rumah tangga dan membangun rumah.Dalam membuka lahan untuk dijadikan kebun maupun huma, wargaharus mengikuti aturan adat, seperti adanya larangan membuka lahandi areal hutan titipan maupun hutan kolot atau primer, kecuali membukalahan di luar kedua areal itu (Wiria, 2009).

Mereka juga dilarang membuka lahan di areal sumber air yangdisebut “sirah cai” dan tempat-tempat yang rawan erosi, baik untukdijadikan lahan pertanian ataupun pemukiman. Masyarakat adatsetempat mengenali kawasan hutan dalam tiga katagori, yaitu hutantitipan, tutupan, dan garapan. Hutan titipan adalah hutan yang dititipkanpara leluhur untuk dijaga, sehingga dianggap keramat dan tidak boleh

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 34: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxivPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

digunakan tanpa seizin sesepuh mereka. Kemudian hutan tutupan adalahhutan yang ditetapkan sebagai hutan lindung, taman nasional, hutansuaka dan sejenisnya. Adapun hutan garapan adalah hutan yang bisadibuka dan digunakan untuk berladang, menanam padi dan berkebun(Wiria, 2009).

Mayoritas masyarakat memiliki lahan sawah walaupun tidakterlalu luas. Sistem yang biasa terjadi adalah masyarakat mengelolalahan masing-masing, kemudian jika mereka telah selesai mengerjakanlahan sendiri, mereka menjadi buruh tani pada lahan orang lain dengansistem upah perhari, yaitu Rp.25,000,- (tanpa diberi makan) atauRp.20,000,- (dengan makan). Kelompok laki-laki maupun perempuanmendapatkan upah yang sama (G-help, 2007).

Bagi penduduk setempat, tidak ada jenis padi yang ditanam selainpare gede. Untuk jenis ini, biasanya panen satu tahun sekali. Dalamsatu kali musim panen, satu hektare sawah bisa menghasilkan sekitar 5ton lebih gabah. Pola tanam yang dianut adalah sistem pola tanamserentak, yang bertujuan untuk mengurangi serangan hama (Wiria,2009).

Ciri khas lahan garapan di Kampung Babakan Ciomas adalahbanyak terdapatnya leuit (lumbung padi) sebagai gudang penyimpanangabah atau beras hasil panen. Leuit biasanya dibangun tidak jauh darilahan garapan dan rumah pemiliknya. Ukuran leuit bervariasi tergantungstatus sosial pembuatnya. Bagi kebanyakan warga, ukurannya biasanya4 x 5 meter, sedangkan bagi orang yang memiliki lahan garapan yangluas leuit bisa lebih besar lagi sekitar 8x10 meter. Sebenarnya yangmenjadi ukuran leuit adalah daya tampungnya, bukan besarbangunannya. Satu leuit bisa menampung 500–1.000 ikat pare gede,sehingga jika dikonversikan, satu ikat pare gede setara dengan 5 kg.Jadi dapat dikatakan 1 leuit warga dapat menampung 2,5 ton padi (Wiria,2009).

Page 35: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxv

DEMO-ETHNOGRAFI

Data menunjukkan, terdapat 134 orang penduduk mendiami KampungBabakan Ciomas yang terdiri dari 43 kepala keluarga. Pada keluargadari kelompok tua, jumlah rata-rata ukuran rumah tangga yaitu 7-12orang. Sedangkan pada keluarga dari kelompok muda, jumlahnyaberkisar 4-6 orang. Penyebab dari berkurangnya jumlah anak yangdimiliki pada rumah tangga muda adalah keberhasilan program KB didesa tersebut (G-help, 2007).

Secara umum masyarakat Kampung Babakan Ciomas puasterhadap pelayanan kesehatan yang diberikan mantri desa danpuskesmas. Hambatan yang dialami warga adalah jauhnya jarak desake puskesmas pembantu, yaitu sekitar 7 KM, dan jarak desa kePuskesmas Kecamatan Cibeber adalah sekitar 29 KM. Puskesmas lainyang dapat diakses adalah Puskemas di Kabupaten Rangkasbitung yangberjarak 32 KM (G-help, 2007).

Usia menikah cukup dini terutama pada kelompok perempuan.Ada hal menarik yang ditemukan, yakni walaupun usia pernikahannyadini, namun usia rata-rata melahirkan pada kelompok perempuan lebihdari 19 tahun. Hal ini dikarenakan kaum perempuan yang menikahlangsung menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik. Alasannya,pertama, mereka menyadari bahwa mereka belum cukup dewasa untukmemiliki anak. Kedua, adanya anjuran orang tua baik dari keluargaperempuan maupun laki-laki bahwa memiliki anak akan mengganggukeharmonisan hubungan suami istri sehingga bisa menimbulkan potensiterjadinya perceraian (G-help, 2007).

Jumlah laki-laki dan perempuan yang bermigrasi sebagai TenagaKerja Indonesia (TKI) cenderung sedikit jumlahnya. Berdasarkanpenggalian informasi dari masyarakat dan tetua desa, hanya adasejumlah 10-15 orang. Penyebab dari sedikitnya angka migrasi padakelompok laki-laki dan perempuan adalah karena sebagian besar

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 36: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxviPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

masyarakat memiliki sawah yang dapat menjamin ketersediaankebutuhan pangan untuk keluarga mereka. Hasil sawah pada umumnyadikonsumsi sendiri oleh setiap keluarga, hanya sebagian warga yangmemiliki hasil panen lebih dan kemudian menjualnya keluar (G-help,2007).

Kelebihan beban kerja bagi kaum perempuan terjadi di beberapadesa di Halimun, seperti di Babakan Ciomas, perempuan harus kerjalebih keras mengelola lahan huma dan sawah karena kaum laki-lakinyalebih tertarik menjadi penambang liar emas dan timah. Hal inimengakibatkan sebagian besar lahan garapan mereka tidak terkeloladengan baik sehingga berdampak terhadap ekologi yaitu menurunnyakualitas tanah, dan menurunnya keragaman hayati, seperti berkurangnyajenis padi lokal yang ditanam.

Satu pola budaya cocok tanam huma dirasakan sudah hilang dikawasan Halimun. Sistem huma, yang sebetulnya sangat baik dari aspekekologi tanah dan keragaman hayati tumbuhan dan hewan, serta fungsisosial yang mengiringinya, hanya ditemukan di wilayah komunitas adat.Pepatah leluhur yang menyatakan bahwa ’Emas hejo mah leuwih aluskeur anak incu, emas koneng kudu dijauhan da eta mah jiga siRonggeng’ (Bertanam padi lebih baik buat anak cucu, menambang emasharus dihindari karena seperti penari ronggeng, penari Ronggeng seiringdengan perubahan sosial di masyarakat menjadi sering berkonotasinegatif seperti dianggap penggoda dan perusak rumah tangga) (Hendarti,Ramdhaniaty, Widawati, 2009).

Tradisi masyarakat dalam hal pertanian di Kampung BabakanCiomas adalah:

Ngayaran: Menikmati beras pertama yang dihasilkan dari setiappanennya sebagai ungkapan rasa syukur atas kualitas dan kuantitaspanen yang dihasilkan.Seren taun atau dikenal juga dengan sedekah bumi, dilakukansetahun sekali sebagai bagian dari refleksi diri atas karunia yang

Page 37: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxvii

diberikan Tuhan di tahun sebelumnya dan berharap mendapatkanhasil yang lebih baik lagi di tahun berikutnya.Ngarusul: Merupakan upacara mensucikan diri dari tekad, ucap,dan perilaku.Liliuran: Kegiatan gotong royong wargaMengumpulkan hasil panen untuk kasepuhan sebanyak tiga pocong(ikat padi) setiap satu rumah tangga.Masyarakat sangat patuh terhadap aturan adat, seperti ada aturan‘Kabendon’ yang artinya adalah kualat. Misalnya saja ketika adayang mengambil hasil panen milik orang lain maka akan terkenasanksi kabendon. Peraturan lainnya adalah lahan sawah hanya bolehditanami satu kali dalam satu tahun dan tidak boleh menggunakanpestisida (G-help, 2007).

Aktivitas buruh tambang selain eksplorasi emas adalah aktivitas mencaritimah yang disebut dengan ‘galenda’. Kegiatan eksplorasi ini diawalidengan masuk kedalam lubang, kemudian memahat batu yangmengandung timah dan kemudian mengangkutnya keluar. Potensibahaya yang dapat terjadi adalah runtuhnya pegunungan akibat aktivitaspenggalian tersebut yang dapat mengancam jiwa para penambang danpermasalahan dengan pihak polisi berkaitan dengan perijinan. Aktivitasgalenda biasa dilakukan selama 1-2 minggu, kemudian pulang untukberistirahat dan kembali lagi ke lubang. Pendapatan perorangan yangdiperoleh dari hasil galenda perharinya bervariasi, yaitu antaraRp.700.000,- hingga Rp.1.500.000,- (G-help, 2007).

SARANA DAN PRA-SARANA

Pada tingkat kampung, sarana sekolah yang ada hanya sampai tingkatsekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Untuktingkat SD hanya ada satu SD yang letaknya di Desa Ciusul, sedangkan

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 38: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxviiiPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

untuk SMP hanya berupa SMP terbuka yang gedungnya menumpangpada gedung SD. Pada umumnya, anak usia sekolah yang inginmelanjutkan ke bangku SMP dan SMU lebih memilih untuk keluar daridesa mereka menuju Desa Cikotok dan tinggal di kost disekitar sekolahkarena jarak yang jauh dengan Desa Ciusul (G-help, 2007).

Menurut data dari Kecamatan Cibeber, di tingkat kecamatanterdapat 1.830 jiwa yang buta huruf, dan sejumlah 1440 orangmendapatkan program pemberantasan buta aksara yang dananyadiperoleh dari APBD. Di Kampung Babakan Ciomas sendiri, adarencana untuk diadakan program pendidikan non-formal yangdilaksanakan pada akhir tahun, diantaranya termasuk: 1) Pemberantasanbuta huruf, 2) Kejar paket A, B, dan C, 3) Program pemberianketerampilan, dan 4) Pembinaan kelembagaan. Program pelatihan dalambidang apapun untuk warga belum pernah ada di Kampung BabakanCiomas sebelumnya (G-hel, 2007).

Kampung Babakan Ciomas bukannya tanpa masalah. Letakkampungnya yang terpencil di atas gunung menyebabkan terbatasnyaakses bagi warganya. Masalah utama adalah ketersediaan air bersih.Kaum perempuan Kampung Babakan Ciomas sangat menginginkantersedianya sumber air bersih. Selama ini yang menjadi sumber airminum dan air bersih adalah air sungai yang juga melewati beberapasawah garapan warga. Air sungai yang dialirkan bukan berasal darihulu melainkan air sungai ke arah hilir sehingga airnya kuning, berasadan kurang jernih (G-help, 2007). Keluhan terkait dengan kesehatanakibat hal ini adalah warga mengalami gatal-gatal, baik orang dewasamaupun anak-anak. Berdasarkan pengakuan beberapa warga, seringnyakeluhan tersebut dialami warga telah membuat mereka kebal terhadapgangguan tersebut.

Kurangnya fasilitas untuk membuang sampah juga menyebabkanmasyarakat begitu mudahnya membuang sampahnya di sembarangtempat. Sungai menjadi alternatif pembuangan sampah, yang sekaligus

Page 39: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xxxix

muara dari aliran air limbah kamar mandi dan dapur/rumah tangga (G-help, 2007).

Keterlibatan perempuan dalam aktivitas warga sebenarnya sudahbaik. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan rutin bulanan yaitu‘Ririungan Ide’ yang dihadiri kelompok laki-laki dan perempuan untukmendiskusikan permasalahan sekaligus pencarian solusi dan kebutuhandi pedesaan. Akan tetapi kaum perempuan warga Kampung BabakanCiomas masih menginginkan adanya perkumpulan perempuan yangdapat dijadikan sarana kumpul ide untuk tujuan spesifik, misalnya ideuntuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomiankeluarga (G-help, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Emila & Suwito, 2006, Seputar Kasus Tenure TN Gunung Halimun dan MasyarakatAdat Kasepuhan, Warta Tenure Edisi 2, http://www.wg-tenure.org/html/wartavw.php?id=18, diakses 18 Mei 2009.

G-help, 2007, Data Dasar Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan Ciomas,Pusat Penelitian Kesehatan – Universitas Indonesia.

Hanafi, I., Ramdhaniaty, N., Nurzaman, B., Nyoreang Alam Ka Tukang, NyawangAnu Bakal Datang: Penelusuran Pergulatan di Kawasan Halimun, Jawa Barat –Banten, RMI-The Indonesian Institute for Forest and Environment dan YayasanKemala.

Hendarti, L., 2008, Menepis Kabut Halimun: Rangkaian Bunga Rampai PengelolaanSumberdaya Alam di Halimun, Yayasan Obor Indonesia, The Ford Foundationdan RMI.

Hendarti, L., Ramdhaniaty, N., Widawati, E., Dampak Sosial, Ekonomi dan EkologiPerubahan Fungsi Kawasan Hutan – Kasus di Kawasan Ekosistem Halimun.RMI dan WG Tenure. http://nia-ramdhaniaty.blogspot.com/2009/02/dampak-sosial-ekonomi-dan-ekologi.html, accessed 18 Mei 2009.

Overview Taman Nasional Gunung Halimun Salak, 2009, http://www.tnhalimun.go.id/static/overview.html, accessed 18 Mei 2009.

Wiria, DS, 2009, Tentang Komunitas Adat Banten Kidul. http://danisw.wordpress.com/2009/03/14/tentang-komunitas-adat-banten-kidul/, accessed 18 Mei 2009.

Profil Lokasi Studi Halimun Kampung Nyungcung dan Babakan Ciomas

Page 40: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

xlPenyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 41: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

1

Riung Mungpulung:Pemicu dan Penggerak Perubahan

Masyarakat

Page 42: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

2Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 43: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

3

DWIASTUTI YUNITA SAPUTRI

Suatu proses penyelenggaraan belajar mengajar harusmencerdaskan sekaligus membebaskan peserta didik sehingga

menjadi pelaku (subyek) utama, bukan sasaran perlakuan (obyek)(Raharjo, et al., 2005)

Tulisan ini menjelaskan bagaimana penyelenggaraan dan efektivitasproses belajar mengajar di dua kampung kawasan Halimun, yaituKampung Nyungcung, Kabupaten Bogor dan Kampung Babakan

Ciomas (Bacio), Kabupaten Lebak. Proses belajar mengajardilakukan melalui sekolah lapangan yang dalam bahasa lokal

disebut sebagai ‘Riung Mungpulung’ (RM). Supaya efektif, materiajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan proses belajar mengajar

dilakukan sesuai keinginan masyarakat.

PENDAHULUAN

T elah banyak model pendidikan masyarakat, mulai dari pelatihan,penyuluhan, hingga bentuk sekolah komunitas. Semua bentukmemiliki kesamaan tujuan, yaitu menjadikan masyarakat

memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun, tidak semua

Riung Mungpulung:Pemicu dan PenggerakPerubahan Masyarakat

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahan Masyarakat

Page 44: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

4Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

model pendidikan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmasyarakat sasaran. Contoh, pola pelatihan Pengendalian HamaTerpadu (PHT) tanaman padi yang diberikan pada kelompok petanisejak tahun 1970-an. Pola pelatihan ini memandang semua elemensebagai sebuah masalah, termasuk sosok petani. Petani digambarkansebagai manusia serba kurang, mulai dari tingkat pendidikan, ekonomi,partisipasi, hingga keterbukaan terhadap perubahan. Petanidiperlakukan sebagai sasaran paket pesan yang telah dirancang, bukansebagai mitra tangguh yang berpengalaman (Raharjo, et al., 2005).

Pola pelatihan dengan konsep ‘guru dan murid’ banyak terjadidi masyarakat. Ilustrasi dari konsep ini adalah seperti teko berisi airyang dituangkan ke dalam gelas kosong. Guru atau pendampingmasyarakat diibaratkan teko, sementara murid atau masyarakat adalahgelas kosongnya. Pendamping dengan segala kapasitasnya dianggappaling tahu akan pengetahuan dan informasi yang siap diberikan kepadamasyarakat. Pendekatan pelatihan seperti ini pada realitanya banyakberujung pada “mandek” nya kegiatan di tengah jalan. Penyebab utamaadalah kuatnya peran orang luar yang tidak disertai upaya membangunkekuatan di dalam kelompok.

BERAGAM PERSOALAN YANG DIHADAPI

Kampung kami belum sehat, masih banyak warga yang buang air besardi sawah (Ibu M, Kampung Nyungcung)

Di kampung kami, masih banyak yang membuang air cucian dari dapurdan kamar mandi ke selokan terbuka, jalan, sawah, dan kebun (Bpk.Pr, Kampung Nyungcung)

Perempuan di sini capek, kerja di rumah dan di sawah. Kalau laki-laki mah hanya ke sawah saja (Ibu I, Kampung Nyungcung)

Page 45: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

5

Pada saat musim kemarau, warga di sini sering bertengkar karenaberebut air untuk sawah, huma, dan keperluan rumah tangga (Bpk. As,Kampung Babakan Ciomas)

Itulah beberapa ungkapan masyarakat di dua kampung lokasistudi mengenai masalah kehidupan mereka. Proses identifikasi danterkuaknya masalah di kedua kampung dimulai melalui kunjunganlapangan oleh tim G-help dan RMI-the Indonesian Institute for Forestand Environment. Masalah-masalah tersebut kemudian diklarifikasi,dibahas dan ditindak-lanjuti dalam lokakarya lapangan selama 6 hariyang melibatkan 14 lembaga mitra Ford Foundation. Melalui diskusipanjang diperoleh kesimpulan beberapa persoalan yang dihadapimasyarakat di dua kampung, di antaranya rendahnya partisipasiperempuan dalam pengambilan keputusan, akses air bersih yang belummerata, dan ketiadaan MCK (Mandi Cuci Kakus) di beberapa blokkampung (lihat tabel 1).

Tabel 1: Persoalan yang dihadapi Masyarakat di Lokasi Studi

No Isu Kampung Nyungcung Kampung Babakan Ciomas

1. Gender Partisipasi perempuan Perempuan belum beranirendah dalam pengambilan bicara pada forum yangkeputusan dalam pertemu- dihadiri laki-lakian dan struktur organisasiPerempuan belum percayadiri untuk mengungkapkanapa yang menjadi kebutuh-an mereka

2. Kesehatan Akses air bersih belum Ketiadaan sumber airmerata bersih untuk kebutuhanKetiadaan bidan di rumah tanggakampung Nikah mudaKebiasaan warga tidak Banyak kasus kawin-ceraimembuka jendela rumah Rendahnya pengetahuanpada pagi hari perempuan mengenaiNikah muda kesehatan reproduksiRendahnya pengetahuanperempuan mengenaikesehatan reproduksi

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahan Masyarakat

Page 46: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

6Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Tabel 1: Persoalan yang dihadapi Masyarakat di Lokasi Studi

No Isu Kampung Nyungcung Kampung Babakan Ciomas

3. Lingkungan Ketiadaan MCK di bebe- Pencemaran lingkunganrapa blok kampung oleh pembuangan airPencemaran lingkungan limbah dapur dan kamaroleh pembuangan air mandi ke jalan, kebun,limbah dapur dan kamar dan selokan terbukamandi ke jalan, kebun, Adanya pencemarandan selokan terbuka lingkungan akibat pem-Pencemaran udara dan buangan air limbahlingkungan oleh kandang bekas cucian emas ayam yang mengandungAdanya pencemaran merkurilingkungan akibatpembuangan air limbahbekas cucian emas yangmengandung merkuriyang mengandungmerkuri

MENEMUKAN CARA PEMBELAJARAN YANG SESUAI

KEINGINAN MASYARAKAT

Dari diskusi lanjutan dalam lokakarya persiapan studi Halimun berhasildiungkap persoalan yang dihadapi masyarakat. Ide Riung Mungpulung(RM) kemudian tercetus untuk memecahkan persoalan tersebut.

Namun demikian, tidak serta merta rencana operasional programditentukan. Rencana dimatangkan melalui diskusi aktif selama hampir2 bulan pasca lokakarya melalui milis studi Halimun. Melalui diskusiini muncul beberapa keputusan penting, antara lain: perlunya pelatihantim inti yang nanti menjadi agen perubahan di kampung masing-masing;memutuskan kombinasi proses kelas-aksi-refleksi dalam kegiatanbelajar mengajar dalam RM.

Hanum dari Yayasan Hotline Surabaya mengatakan bahwa proseskelas-aksi-refleksi dalam RM telah memberikan penguatan bagi pesertauntuk tidak sampai terjebak dalam bentuk pelatihan yang membosankan.Kelas dimaknai sebagai pertemuan membangun bersama pemahamandan kesadaran kritis terhadap masalah-masalah yang dihadapi melalui

Page 47: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

7

proses-proses pengorganisasian pikiran. Hasil pemahaman dankesadaran kritis atas suatu persoalan dilanjutkan dengan berbagaitindakan validasi persoalan tersebut, misal melalui wawancara,pengamatan, dan tindakan lain dengan tujuan pengumpulan dataverifikasi. Tindakan tersebut sebagai aksi. Hasil pengumpulan danvalidasi data kemudian dipaparkan dalam pertemuan membahas bersamatemuan-temuan lapangan hingga diperoleh kesimpulan. Hal itu disebutdengan refleksi. Kelas-aksi-refleksi juga berfungsi dalam membangunmekanisme monitoring dan evaluasi yang efektif terhadap suatuprogram.

Dalam kegiatan RM, saling keterkaitan gender, kesehatan danlingkungan tidak selalu mudah ditemukan. Namun demikian persoalan-persoalan yang dirasakan masyarakat dapat digunakan sebagai pintumasuk pengembangan program. Di Kampung Nyungcung, masalahpeternakan ayam yang tidak sehat, pencemaran air akibat penambanganemas, ketidakcukupan air di daerah hulu, hingga persoalan kebiasaantidak membuka jendela pada pagi hari menjadi isu komunitas.Sedangkan di Kampung Babakan Ciomas adalah kebutuhan akan airbersih. Masalah-masalah ini dikaji bersama dari perspektif keadilangender, dimensi kesehatan,dan pelestarian lingkungan. Faktamemperlihatkan masyarakat mudah menerima program-programkesehatan, apalagi dalam program kesehatan keterlibatan perempuanumumnya lebih banyak.

RM: PERKUMPULAN YANG MEMBEBASKAN

Sekolah lapangan dalam program ini digunakan istilah ’RiungMungpulung’ (RM). Dalam bahasa Sunda lokal berarti berkumpul untukmendapatkan ilmu bagi kepentingan bersama. Sekolah ini dirancangsedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi peserta berinteraksilangsung dengan realita lapangan, serta menemukan sendiri ilmu dan

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahan Masyarakat

Page 48: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

8Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

prinsip yang terkandung di dalamnya (Raharjo, et al., 2005). Sekolahlapangan merupakan metode pendidikan melalui penggalian daya kritismasyarakat mengungkapkan persoalan yang dihadapi dalampenghidupan (USAID, 2009).

Kebebasan menentukan apa yang terbaik bagi kepentinganmereka merupakan ciri utama RM, termasuk dalam menentukan waktudan frekuensi pertemuan. Melalui pertemuan calon peserta, disepakatiRM dilaksanakan setiap 2 pekan sekali dengan total pertemuan 8 kali.Di Kampung Nyungcung, RM dilakukan setiap Jum’at pukul 13.30-16.30. Sementara di Kampung Babakan Ciomas, Sabtu malam Minggupukul 19.30-22.00 dan Minggu pagi sebagai praktek. Pemilihan waktuberdasarkan ketersediaan waktu mereka.

RM merupakan sekolah tanpa dinding, ruang kelas, dan matapelajaran. Perpustakaan adalah dimana masyarakat bekerja dan hidupsehari-hari. Pertemuan dilaksanakan di tempat umum seperti masjid,rumah, atau halaman rumah warga. Di Kampung Nyungcung musholadipilih peserta sebagai tempat pertemuan, sedangkan di Kampung.Babakan Ciomas, di rumah pak Agus. Dengan menggunakan data hasilturun lapangan dan lokakarya persiapan lapangan, calon pesertamenentukan topik apa saja yang akan dibahas dalam RM.

Beberapa tema topik yang dibahas dalam RM mencakuppersoalan limbah rumah tangga, pertanian berkelanjutan, rumah sehat,air bersih dan pengelolaannya, pengorganisasian masyarakat, genderdan pengambilan keputusan di rumah tangga. Keunikan RM adalahsetiap pembahasan tema tertentu selalu dikaitkan dengan isu gender,kesehatan, dan lingkungan. Misal ketika membahas isu air danpengelolaannya, isu kesehatan yang terkait adalah belum terpenuhinyasyarat fisik, kimia, dan biologi dari sumber air sehingga berpotensiancaman beberapa penyakit, seperti diare, gatal-gatal, dan penyakitsaluran pencernaan lain. Ibu Sarmah (nama samaran), wargaKp.Babakan Ciomas, misalnya, sering menderita gatal-gatal karena

Page 49: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

9

menggunakan air dari sungai. Peserta juga melaporkan dampak bebankerja yang lebih berat apabila ada anggota keluarga atau anak sakitkarena biasanya perempuan yang harus merawat mereka yang sakit.

Pemandu atau narasumber RM berasal tidak hanya dari mitrakerja Ford Foundation (FF), tetapi juga pemangku kepentingan lokaldi dua lokasi studi seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan Lebak,Puskesmas Kabupaten Bogor dan Lebak, Bappeda Kabupaten Lebak,dan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Mereka memilikipengetahuan, pengalaman, dan kepentingan terhadap isu terkait. Narasumber yang terlibat dalam RM antara lain: Hanum dari Yayasan HotlineSurabaya, Lenni dari Yayasan Rifka Annisa Yogyakarta, Nur Ahmaddari Yayasan Rahima Jakarta, Ani dari KONPHALINDO, Juanda dariDinkes Kabupaten Lebak, Dewi dari Puskesmas Cibeber, Lebak, AbdulHaris dari UPTD Kesehatan Nanggung, Bogor, Mila dari BappedaLebak, dan Doddy dari Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

BAGAIMANA RM MEMICU DAN MENGGERAKKAN

MASYARAKAT DI KEDUA KAMPUNG

“Di sini semua sama, tidak ada murid, tidak ada guru, tidak ada yangtinggi maupun rendah, jadi semua harus sama-sama bisa.” (Khotib,warga Kampung Nyungcung, Desa Malasari)

“Kumpulan RM memicu semangat kami dan memancing keingintahuankami.” (Uci, warga Kampung Nyungcung, Desa Malasari)

Cuplikan tersebut merupakan ungkapan masyarakat setelahselama lima bulan mengikuti kegiatan RM. Sebuah perkumpulan biasa,namun bermakna luar biasa bagi masyarakat. Perkumpulan yangmembantu masyarakat mengenali, menyadari, dan mencari penyelesaianatas persoalan mereka terkait masalah gender, kesehatan dan lingkungan.Perkumpulan yang telah menggerakkan masyarakat menghadirkan air

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahan Masyarakat

Page 50: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

10Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

bersih di rumah mereka, MCK dan SPAL di kampung mereka, danperempuan-perempuan yang menjadi percaya diri berbicara terbukamengungkapkan kebutuhan mereka.

Proses belajar dalam RM menggunakan pendekatan “daurbelajar” dari pengalaman yang distrukturkan. Proses ini memungkinkansetiap orang mencapai pemahaman dan kesadaran atas suatu realitassosial dengan cara terlibat, baik langsung maupun tidak, sebagai bagiandari realitas tersebut. Dalam daur belajar berlangsung tahapan-tahapan,mulai dari proses melakukan, mengungkap data, kaji urai, kesimpulan,dan terakhir adalah tindakan.

DAUR BELAJAR

1. Tahap Melakukan, diawali dengan pengalaman, peristiwa, yangdimunculkan lewat cerita, studi kasus, permainan, bermain peran,dan media lainnya sebagai cara melihat data yang ada. Tahapan iniselalu digunakan dalam pertemuan RM. Misalnya, pada RM 5 diKampung Babakan Ciomas pada sesi gender dan kesehatan:

Page 51: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

11

pembahasan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), rumah sehat(limbah rumah tangga, jendela, dan ventilasi) dan kebijakankesehatan, dilakukanlah bermain peran dengan naskah yang telahdisiapkan dengan tokoh utama terkena demam berdarah akibat darikebiasaan warga membuang sampah sembarangan. Peran inidimainkan oleh perwakilan peserta RM. Warga tampak antusiasdengan drama yang dimainkan teman-teman mereka sendiri. Ceritainipun pernah digunakan dalam RM 7 di Kampung Nyungcung.Materi pengorganisasian masyarakat difasilitasi oleh Hanum-YHSsebagai narasumber, diawali dengan cerita keong yang mampumemenangkan lomba balap lari dengan burung elang karena keongbanyak akal, memiliki banyak kawan, dan berjuang bersama-sama.Keong 1 sebagai sosok penggerak atas keong 2. Cerita keong danburung elang merupakan analogi atas kondisi warga di Nyungcungyang sedang mengalami mati suri karena belum ada yang maumuncul menjadi keong 1 menggerakkan yang lain. Metodepermainan juga pernah digunakan pada RM 1 di KampungNyungcung. Permainan jaring laba-laba digunakan untuk menggalipertanyaan mengapa kita harus sehat dan bagaimana cara agar kitasehat. Melalui bermain peran, paparan cerita, dan permainan, wargamelihat realitas atas persoalan yang mereka hadapi.

2. Mengungkap data (Rekonstruksi), yakni menguraikan kembalifakta, urutan kejadian, unsur-unsur dari realitas pengalaman melaluikomentar, kesan atas pengalaman tersebut. Pada tahapan ini pesertamengerjakan, mengamati, melihat, dan mengatakan ataumengungkapkan sesuatu. Seperti pada RM 5 di Kampung BabakanCiomas, setelah fasilitator Listyana memandu pemainan perantentang Ibu Asin yang terkena demam berdarah akibat kebiasaanwarga membuang sampah sembarangan, peserta dengan mudahmengungkap persoalan serupa di kampung mereka. Yaitu, kebiasaanwarga Babakan Ciomas membuang sampah ke kebun dan jalan

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahan Masyarakat

Page 52: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

12Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

sehingga menimbulkan bau, mengundang lalat, dan menjadi sumberberbagai penyakit. Persoalan ‘mati suri’ warga Kampung Nyungcungpun berhasil diungkapkan dengan jelas oleh peserta. Ilustrasi ceritakeong dan burung elang menyadarkan peserta akan realita yang ada.Pengungkapan data melalui cara ini membuat peserta tidak merasa‘sungkan’, malu atau takut, dan tanpa ada rasa tertuduh.

3. Kaji-urai (Analisis), mengkaji sebab-sebab dan kemajemukankaitan-kaitan permasalahan yang terjadi, baik menyangkut tatanan,aturan-aturan, maupun sistem yang menjadi akar permasalahan.Mengambil contoh pelaksanaan RM 5 di Kampung Babakan Ciomas,mengapa terjadi permasalahan membuang sampah sembarangan.Realita yang ditemui diantaranya belum ada tempat pembuangansampah, warga kurang pengetahuan dan kesadaran. Contoh lainpada RM 7 di Kampung Nyungcung, permasalahan mati suri terjadikarena warga jenuh akan kegiatan pemberdayaan masyarakat yangpernah ada. Seperti yang diungkapkan salah satu pengurus KSM(Kelompok Swadaya Masyarakat), Soleh (nama samaran), “kamimengalami kejenuhan”.

4. Kesimpulan, yaitu merumuskan makna atau hakikat dari realitasdan penyebab-penyebabnya sebagai suatu pelajaran dan pemahamanatau pengertian baru yang lebih utuh. Sebagai contoh, persoalan‘mati suri’ disepakati sebagai realitas permasalahan sebagian wargaNyungcung dengan penyebab kejenuhan dan kesibukan. Ini menjadikesimpulan untuk menyusun strategi tindakan.

5. Tindakan (penerapan), tahap akhir dari daur belajar adalahmemutuskan dan melaksanakan tindakan-tindakan baru yang lebihbaik berdasarkan hasil pemahaman atau pengertian baru atas realitastersebut. Jika sebuah kesimpulan telah diperoleh, selanjutnya adalahmemutuskan dan melaksanakan tindakan.

Page 53: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

13

Melalui daur belajar tersebut, warga diajak melihat dan mengungkaprealitas atas persoalan yang mereka alami, mengurai penyebab,menyimpulkan hingga melakukan tindakan untukmengatasi persoalantersebut.

PEMBELAJARAN DAN PENUTUP

Menentukan cara belajar-mengajar yang sesuai dengan keinginanmasyarakat dapat dilakukan melalui identifikasi realitas yang terjadidan karakter masyarakat setempat. Proses belajar mengajar perlubersifat membebaskan peserta menjadi pelaku utama, bukan sebagaisasaran perlakuan. RM merupakan perkumpulan bagi perwakilanmasyarakat yang kemudian menjadi tim penggerak.

Pendekatan RM membuat peserta berinteraksi langsung denganrealita dan menemukan sendiri ilmu dan prinsip yang terkandung didalam realita tersebut. Sistem belajar dalam RM dimulai darimembangun bersama proses mengorganisasikan pikiran terhadapmasalah-masalah yang dihadapi, dan kemudian membangunkesepakatan aksi menanggapi realita permasalahan. Di dalamkesepakatan-kesepakatan aksi dibuat pula mekanisme agar kesepakatandapat dijalankan, termasuk kejelasan pembagian kerja, tanggung jawabdan mekanisme kontrol.

Pengalaman pembelajaran di kedua kampung lokasi studimemberikan ilustrasi bagaimana sebuah perkumpulan biasa menjadibermakna luar biasa karena peserta mampu melakukan perubahan-perubahan di kampungnya.

Riung Mungpulung: Pemicu dan Penggerak Perubahan Masyarakat

Page 54: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

14Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini berhasil disusun dengan dukungan informasi dari berbagai pihak. Terimakasih saya sampaikan untuk warga Kampung Nyungcung yaitu Pak Uci, Pak Khotib,Mas Prayet, Pak Sarkib, Ibu Mursih, dan Ibu Nining; Pak Agus di Kampung BabakanCiomas; Pak Cahyo dan Mba Dini untuk ilmu dan masukannya, Mba Nurul yangtelah memberikan tips mengenai menulis dan mengedit tulisan penulis, serta MbaLuluk dan Linda untuk semangat dan keceriaan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

United States Agency for International Development (USAID), Program JasaLingkungan (ESP) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan KeanekaragamanHayati, http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PDACJ837.pdf, accessed 7 April 2009.

United States Agency for International Development (USAID), Program JasaLingkungan (ESP) Sekolah Lapangan, http://www.esp.or.id/wp-content/uploads/pdf/fs/fs-fieldschool.pdf, accessed 9 April 2009.

Raharjo, T. et al., 2005, Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis,Yogyakarta: INSIST Press.

Page 55: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

15

Air Bersih:Mengubah Kehidupan

di Kampungku

Page 56: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

16Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 57: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

17

PURWA KURNIA SUCAHYA

“Back to basic”, istilah yang sering didengungkan banyak orangbeberapa tahun terakhir dimaksudkan sebagai upaya memanfaatkan

potensi alam yang ada, tetapi tetap menjaga, melestarikan alam,tanpa harus merusaknya. Kebanyakan orang ketika memanfaatkanalam, justru mengeksploitasi sehingga bermuara bencana. Sebagai

contoh, penambangan emas dengan limbah air raksa yangmencemari sungai atau penambangan timah yang meninggalkanlubang-lubang bekas galian dengan genangan air di mana-mana

sehingga menjadi sarang nyamuk.Tulisan ini mengilustrasikan bagaimana sebuah program

berwawasan keadilan gender, kesehatan, dan pelestarian lingkungandirancang. Tidak mudah, tetapi bukan mustahil. Diharapkan

pembaca memahami dan dapat menarik pembelajaran dari apa yangtelah dilakukan oleh masyarakat di kampung Babakan Ciomas

(Kp.Bacio), Kabupaten Lebak.

Air Bersih: Mengubah Kehidupan di Kampungku

Air Bersih:Mengubah Kehidupan

di Kampungku

Page 58: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

18Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MASYARAKAT

Kami hanya dapat air dari sungai. Susah kalau dapat langsung darimata air. Soalnya ada di tanah Kehutanan…“ (Anonim, Kp. BabakanCiomas)

“Perempuan mah bangun tidur terus ke dapur untuk masak. Laki-lakimah masih tidur. Kalau bangun pun terus ngopi dan ngerokok…” (IbuSar, Kp. Babakan Ciomas)

Itulah beberapa kutipan pernyataan informan dari Kp.Bacioketika tim G-help & RMI-the Indonesian Institute for Forest andEnvironment, pertama kali datang ke kampung tersebut dalam upayapenjajakan lokasi dan pengumpulan data awal sebagai bahan lokakaryalapangan bagi para peserta studi Halimun. Temuan awal kemudian dikajiulang oleh peserta lokakarya melalui kunjungan lapangan danpengumpulan data pendukung. Peserta tinggal di kampung selama duahari melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan berbagaipihak, termasuk warga, aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama,dan petugas kesehatan.

Dari hasil kajian peserta lokakarya persiapan studi, ditemukantiga kelompok besar masalah, (1) terkait dengan sanitasi lingkungan,(2) terkait dengan ketersediaan air bersih, dan (3) terkait dengan sosial-budaya. Pertama, masalah sanitasi lingkungan, antara lain kurangkebersihan MCK (Mandi, Cuci, Kakus), perilaku membuang sampahsembarangan, kebiasaan tidak mencuci tangan pakai sabun, ventilasirumah yang kurang atau jendela rumah tidak dibuka pada siang hari,dan tidak ada saluran atau penampungan air limbah rumah tangga.Kedua, masalah ketersediaan air bersih yang dapat dilihat dari sumberair yang kurang layak berasal dari air sawah dan ditandai dengankejadian penyakit kulit yang tinggi. Ketiga, masalah yang terkait dengansosial budaya, antara lain kesehatan reproduksi (nikah muda, kawin

Page 59: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

19

cerai, dan rendahnya pengetahuan perempuan), kurang keragamanpangan, kurang keragaman pengolahan hasil pertanian, dan beban kerjaperempuan yang lebih berat dibanding laki-laki.

Dari daftar masalah yang ada, peserta menyepakati tiga masalahprioritas, yaitu masalah air bersih, masalah perilaku hidup sehat, danketerbatasan kemampuan ekonomi masyarakat. Atas dasar pertimbanganberikut, masalah penyediaan air bersih ditetapkan sebagai prioritaspertama:

Sumber air yang sekarang berkualitas rendah berasal dari airpematang sawah.Terdapat mata air sumber air bersih, tetapi berjarak sekitar 1,5 kmdari kampung.Kuantitas dan kualitas air yang digunakan tidak masalah di musimhujan, tetapi masalah pada saat musim kemarau.Banyak keluhan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan air,misalkan gatal-gatal kulit dan seringnya diare pada anak-anak.

PEMBELAJARAN DARI PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

Beberapa pembelajaran dapat dipetik ketika disepakati, dirancang dandilaksanakan pembangunan sarana air bersih:

1. Komitmen tinggi dari masyarakat

Air bersih perlu tersedia cukup setiap saat karena merupakan kebutuhansehari-hari. Selama ini masyarakat menggunakan air yang bersumberdari air pematang sawah atau mengambil air bersih di tempat mata airyang berjarak cukup jauh. Masyarakat sendiri menyatakan penyediaanair bersih menjadi kebutuhan prioritas mereka. Kemauan masyarakatmembangun sarana air bersih sudah terlihat kuat saat lokakaryapersiapan studi.

Air Bersih: Mengubah Kehidupan di Kampungku

Page 60: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

20Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

2. Ide awal

Mimpi, niat, dan semangat sebagai kata kunci. Mimpi tersedia air bersihtelah tertanam pada sebagian besar warga Bacio, namun untukmewujudkan mimpi terhadang berbagai hambatan seperti biaya, konturtanah yang berbukit, dan teknologi yang belum diketahui. Selama inimasyarakat menggunakan air yang berasal dari air pematang sawahyang dialirkan secara gravitasi melalui selang-selang yang melintasidua bukit ke bak-bak penampungan air di kampung. Dari bakpenampungan ini, air dialirkan ke MCK (Mandi, Cuci, Kakus) umumdan rumah-rumah warga. Air sungai tidak bisa dipakai langsung sebagaisumber mata air karena letaknya di bawah kampung.

Ide awal pembangunan sarana air bersih adalah tetapmenggunakan sumber air dari pematang sawah, tetapi akan dibuat bakpenyaring dengan sistem pengendapan sebelum air dari bakpenampungan disalurkan ke rumah-rumah warga. Konsep ide ini telahdisosialisasikan dan disetujui warga.

3. Kaji ulang bersama pakar

Sebelum rencana pembuatan bak penyaring dilaksanakan, kaji ulangdilakukan dengan mengundang seorang pakar pembangunan sarana airbersih. Disimpulkan bahwa untuk mendapatkan air bersih janganbekerja setengah jalan. Atas dasar pertimbangan dampak positif yanglebih besar bagi masyarakat dan ketersediaan air yang lebih permanen,sumber air sebaiknya diambil langsung dari mata air.

Hasil kajian dikomunikasikan ke warga. Ternyata, mereka sangatantusias bila air bersih diambil langsung dari mata air di kaki bukityang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari kampung. Dengan kontur tanahberbukit justru menguntungkan karena dapat diaplikasikan prinsipgravitasi sehingga air dari mata air dapat dialirkan sampai ke kampung.Studi kelayakan proyek kemudian dilakukan oleh masyarakat dibantu

Page 61: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

21

oleh tim G-help, mulai dari survai mata air, pengukuran debit air, jalurpipa yang akan dilalui, bahan material yang dibutuhkan, dan rancangbangun sistem pengaliran air, serta kebutuhan dana.

4. Jangan pernah mundur hanya karena masalah danayang terbatas

Tim memaparkan kepada masyarakat konsekuensi biaya yang melonjakdua kali lipat, sekitar Rp.26,5 juta (Tabel 1), dibanding kalau hanyamembangun bak penyaring. Jumlah biaya ini sangat besar bagimasyarakat setempat yang makan sehari-hari dari hasil tanaman sendiri.Adat tidak membolehkan warga menjual hasil panen padi mereka kepihak luar, kecuali ada alasan kuat yang disetujui kasepuhan.

Tabe1: Kebutuhan biaya pembangunan air bersih

Uraian kebutuhan pembangunan Total

Bak penangkapan air 490,000

Bak penampungan 1 1,480,000

Bak penampungan 2 2,390,000

Jembatan Pipa 900,000

Perlengkapan (termasuk pipa) 18,836,495

Lain-lain (10%) 2,409,650

Total 26,506,145

Namun, masyarakat terlihat tetap semangat membangun saranaair bersih, tidak terkesan mundur dari biaya yang dikemukakan.Disepakati bahwa seluruh warga akan berpartisipasi, baik dalam bentukdana tunai maupun barang atau tenaga. Dana tunai dari kas iuran seluruhwarga kampung. Selain itu, masyarakat juga menyumbangkan beras1.Untuk itu, pihak G-help/RMI-Indonesian Institute for Forest and

1 Padi/Beras, secara aturan adat tidak boleh diperjualbelikan hanya untuk dikonsumsi kalangansendiri. Seandainya pun harus dijual diperbolehkan dengan tujuan khusus, tetapi harus melaluiupacara adat yang dilakukan pihak pemangku adat setempat

Air Bersih: Mengubah Kehidupan di Kampungku

Page 62: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

22Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Environment diminta membantu penjualan beras milik warga. Sedangkanbatu kali dan pasir akan diambil oleh warga dari lingkungan kampung.

Melihat animo yang tinggi dan semangat juang masyarakat, G-help membantu dana stimulan sebesar Rp.6 juta. Pihak desa jugabersedia berkontribusi menutupi sisa kekurangan anggaran sekitar Rp.12juta, yang akan diambilkan dari pos pembangunan sarana air bersih(proyek Pansinmas).

5. Ujian selalu datang, sebagai proses mencapai tujuan.

Seiring dengan waktu, bantuan dana yang dijanjikan pihak desa tidakkunjung datang. Masyarakat mulai menuntut janji pak Kades. Desaternyata membatalkan niat membantu karena berbagai alasan yang tidakjelas, sehingga rencana pembangunan sarana air bersih menjadi“mentah” kembali. Tim bermusyawarah dengan warga masyarakatmencari solusi terbaik. Akhirnya, masyarakat menyerahkan keputusansolusi kepada tim G-help /RMI-Indonesian Institute for Forest andEnvironment dan mereka siap menunggu lebih lama dari waktu awalyang telah disepakati, dan siap mengusahakan tambahan dana. Bagimasyarakat yang terpenting rencana proyek dapat diwujudkan.

Melihat keinginan yang tinggi dari masyarakat, tim G-helpberupaya mencari jalan keluar melalui diskusi dengan beberapanarasumber. Hambatan yang ada justru dijadikan pemicu bagimasyarakat melakukan konsolidasi mewujudkan mimpi air bersih. Kitajangan langsung menyanggupi menutup dana yang kurang, walaupunmungkin kita sanggup. Isu kekurangan dana dibiarkan menjadipembicaraan di masyarakat, sehingga mereka terlibat maksimal mencarisolusi terbaik. Hal penting lain adalah tunjukkan dan buktikan bahwatim memang berniat membantu pembangunan sarana air bersih.Keterbatasan dana jangan dijadikan kendala utama. Rencana harus tetapdijalankan sesuai kesepakatan awal, walaupun nanti hanya sampaisetengah jalan. Ada banyak jalan untuk mencapai tujuan. Di masyarakat

Page 63: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

23

terus terjadi proses intens melalui berbagai pertemuan, yang kemudianmenyepakati menambah uang iuran mereka dari sebelumnyaRp.40.000,- menjadi Rp.55.000,- per keluarga.

6. Mitra kerja baru memperkuat jaringan

Tim G-help dan RMI melanjutkan mencari alternatif pemecahanmasalah. Kemudian disepakati mencari bantuan pihak lain terutamaperusahaan yang mempunyai program CSR (Corporate SocialResponsibility). Sesuai dengan tema air bersih, tim menghubungiperusahaan yang bergerak di bidang perpipaan. Satu diantara beberapaperusahaan yang dihubungi merespon sangat positif, yaitu PT. WavinDuta Jaya melalui yayasan mereka, Yayasan Semangat WeDeYe Agung.Jika ada bantuan perpipaan, maka biaya pembangunan sarana air bersihdapat turun drastis, berkurang sebesar 71%.

Setelah beberapa kali pertemuan dengan pihak PT. Wavin c.q.yayasan, perusahaan bersedia terlibat dalam penyediaan danpemasangan pipa. Sebagai langkah lanjut, pihak yayasan mengeceklangsung ke Kp.Bacio melihat kondisi geografis dan melakukanpengukuran panjang pipa yang dibutuhkan. Akhirnya pihak yayasanperusahaan bersedia membantu menyediakan pipa, termasukperlengkapan serta tenaga yang memasang. Pipa yang disediakanberjenis PE (polyethilene) yang kualitasnya lebih baik dari jenis pipaPVC (Polyvinyl Chloride) yang diusulkan. Harga pipa PE sekitar limakali lebih mahal dari pipa PVC.

Akhirnya pembangunan sarana air bersih di Kp.Bacio terwujudpada hari Jumat, 19 Desember 2008. Hikmah mundurnya sumbangandana dari pihak desa justru menjadi berkah bagi Kp.Bacio. Jika dihitungbesar anggaran secara riil seluruhnya sekitar Rp.102.304.500.Peningkatan anggaran ini karena kontribusi PT. Wavin sekitar 76% darikeseluruhan anggaran, serta spesifikasi pembangunan ditingkatkan jauhlebih baik.

Air Bersih: Mengubah Kehidupan di Kampungku

Page 64: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

24Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

DAMPAK AIR BERSIH TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

Air bersih berdampak positif yang sangat besar terhadap kehidupanmasyarakat, termasuk kondisi rumah, kesehatan, dan lingkungan hidupmereka. Kehidupan masyarakat Kp.Bacio berubah dalam waktu satubulan. Sekarang semua rumah tangga memiliki akses air bersih. Satubulan setelah air bersih masuk, enam rumah telah merenovasi kondisiMCK mereka. Bahkan sekarang ini seluruh MCK terlihat bersih danrapi. Tidak terlihat lagi bekas-bekas plastik berserakan di dasar bakmandi, air bak mandi terlihat jernih, tidak lagi berwarna coklat.

Sebagian besar rumah telah memperbaiki sistem pembuanganair limbahnya, dengan membuat lubang khusus yang ditanam dalamtanah atau membuat saluran berdampingan dengan septik tank. Kalaudahulu banyak terlihat selang-selang air berseliweran ke sana kemaridi lingkungan sekitar rumah, sejak ada air bersih sudah tidak terlihatlagi. Kampung terlihat sangat rapi dan bersih. Penyakit gatal-gatal kulityang dahulu banyak terlihat mulai berangsung-angsur berkurang.Diharapkan pula kejadian diare juga berkurang.

Aspek kelestarian hutan juga sangat diperhatikan, mengingatsumber air berasal dari hutan. Sebagai langkah awal pihak warga telahmenanam sekitar 1.000 pohon selama berlangsungnya pembangunansarana air bersih, dan akan terus ditambah di wilayah sekitarnya. Apalagisumber mata air berada dalam kawasan TNGH (Taman Nasional GunungHalimun).

Air yang mengalir ke kampung berlimpah, lebih dari yangdibutuhkan warga masyarakat. Padahal dari empat lubang mata air yangada hanya dua yang dibuka. Melihat kondisi air yang melimpah,masyarakat berinisiatif berternak ikan. Ide berternak ikan belumterpikirkan saat awal pembangunan sarana air bersih. Melalui serangkai-an musyawarah, G-help sepakat membantu fasilitasi pembangunankolam ikan dan memberikan pelatihan dasar peternakan ikan.

Page 65: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

25

Kini empat balong (kolam ikan) yang masing-masing denganluas 8x8 meter telah dibangun dan ditanam dengan ikan nila dan mujair.Setiap balong dikelola oleh satu kelompok terdiri dari 8-10 orang.Dengan berternak ikan diharapkan terjadi peningkatan pendapatanekonomi masyarakat dan perbaikan gizi, dan tersedia dana bagikampung untuk pemeliharaan sarana air bersih.

DAMPAK AIR BERSIH DI TINGKAT KABUPATEN

Rancang bangun sarana air bersih di Kp.Bacio menjadi rujukan bagikampung/desa lain di Kabupaten Lebak. Informasi keberhasilanpembangunan sarana air bersih bergulir dari mulut ke mulut, palingtidak sudah ada empat kampung/desa yang melakukan kunjungan ataustudi banding melihat sistem penyediaan air bersih di Kp.Bacio. Apalagibeberapa desa di Kabupaten Lebak akan mendapat bantuan danapembangunan air bersih dari pemerintah (Proyek Pamsimas – WorldBank) dengan dana sekitar Rp.250 juta per desa. Mereka sangat tertarikdengan konsep dan model penyediaan air bersih di Kp.Bacio denganair bersih mengalir langsung ke rumah-rumah warga bukan ke MCKumum seperti dalam proyek bantuan pemerintah. Namun, desa-desayang berniat membangun sarana air bersih seperti model di Kp.Bacioterhambat dengan masalah ketidaksesuaian dengan spesifikasi proyekair bersih yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP) di DinasPekerjaan Umum.

Awalnya, dari sembilan desa ada tiga yang ingin tetapmembangun sarana air bersih mengikuti model Kp.Bacio. Namun,akhirnya hanya satu desa, yaitu Desa Ciusul, yang berani mengambilrisiko mengadopsi 100% model Kp.Bacio, di mana air bersih mengalirsampai ke rumah-rumah warga.

Air Bersih: Mengubah Kehidupan di Kampungku

Page 66: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

26Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

PENUTUP

Tidak mudah melaksanakan suatu program di tingkat masyarakat, bilatidak ada kemauan kuat dari masyarakat untuk terlibat. Kata kunciadalah identifikasi masalah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Banyak permasalahan, tetapi menentukan mana yang betul prioritassering bukan perkara mudah. Ada tantangan tersendiri untukmenggalinya. Melibatkan pihak lain yang kompeten diperlukan untukmengatasi kebuntuan yang mungkin terjadi. Terkadang banyak ide ataualternatif baru muncul belakangan yang sebelumnya tidak terpikirkanoleh tim. Pembelajaran yang dapat dipetik adalah perubahan yang besardimulai dari perubahan yang kecil.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini berhasil disusun dengan dukungan dari berbagai pihak. Terima kasihsaya sampaikan pada narasumber tulisan ini, yaitu Rojak dan Nia (RMI), Agus(Kp.Bacio), Agus Priatna (Waspola). Prof. Budi Utomo yang telah memberikanmasukan untuk perbaikan tulisan ini; Luluk Ishardini dan Dwiastuti Yunita Saputriyang telah banyak memberikan dukungan data sebagai bahan penulisan ini, sertatim G-Help yang lain, Dini Dachlia dan Linda Widyanti yang telah memberikanmasukan, serta Nurul Huriah Astuti yang telah menyunting bahasa tulisan ini.

Page 67: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

27

Kembali ke Alam

Page 68: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

28Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 69: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

29K e m b a l i k e A l a m

DINI DACHLIA

‘Petani yang pakai pestisida itu lebih teroris daripada seorangteroris…’ kata narasumber saat menjelaskan betapa berbahayanyapestisida bagi manusia dan lingkungan. Penyemprotan bahan kimia

pertanian selalu berdampingan dengan masalah pencemaranlingkungan sekitar. Sebagian hama memang mati, tapi sejumlah

biota di sekitar tanaman juga ikut mati, dan dampak jangka panjangmerusak tanah dan kesehatan manusia… Tulisan ini menguraikanpertanian berkelanjutan dan bagaimana cara petani di Halimun

menerapkannya.

MENGAPA BAHAN KIMIA?

K ebanyakan pertanian di negara berkembang masihmengandalkan bahan kimia untuk penyubur tanaman (pupuk)dan pembasmi hama (pestisida dan herbisida). Bahan kimia

banyak dipilih karena mudah digunakan untuk lahan yang luas, cocokuntuk hampir semua jenis tanah dan tanaman, dan mudah diperoleh diperkotaan sampai pedesaan. Sistem pertanian yang menggunakan bahankimia memang meningkatkan hasil panen untuk beberapa saat, namunlambat laun menimbulkan berbagai masalah ekologi. Dalam

Kembali ke Alam

Page 70: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

30Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

penggunaan pestisida, sebenarnya hanya 20 persen pestisida mengenaisasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residupestisida inilah yang mengakibatkan pencemaran lahan pertanian (Hodan Ching, 2006).

Dalam jangka panjang, kerugian terbesar pertanian dengan bahankimia adalah semakin menurunnya tingkat kesehatan dan kesuburantanah. Ciri-ciri keadaan tanah ini adalah cepat kering, retak-retak bilakurang air, lengket bila diolah, asam dan padat, dan ketika ditanamihasil produksi sulit meningkat bahkan cenderung menurun (Ho danChing, 2006). Umumnya, menghadapi keadaan tanah demikian,perilaku petani malah menambah frekuensi dan dosis pestisida.Selanjutnya, harapan pestisida mematikan hama tidak tercapai karenahama menjadi kebal, bahkan kemudian menjadi penyebab ledakan hamasekunder. Contoh beberapa kasus ledakan hama, misal pada musimtanam 1976-1977 sekitar 1,5 juta hektar lahan padi sawah di Jawa,Sumatra Utara, Aceh, Sumatra Barat, dan Bali terserang hama werengcoklat. Beberapa tahun kemudian virus tungro menyerang padi sawahdi Sulawesi Selatan. Beberapa jenis hama yang sebelumnya tidakpenting berubah menjadi hama berbahaya bagi padi misalnya werengcoklat, wereng punggung putih, wereng hijau karena resistensi terhadappestisida (Kartodiharjo dan Jhamtani, 2006).

Akumulasi bahan kimia juga mengancam makhluk hidup lainbaik hewan maupun tumbuhan. Banyak hewan air, biota tanah, ternak,hewan liar, serta jasad di sekitar tanaman yang bukan sasaran justrumati karena pestisida. Ini berarti mengurangi keragaman unsur hayati.Sedangkan residu pestisida yang terdapat pada sayuran dan buahberbahaya bagi manusia sebagai konsumen. Beberapa penelitian yangdikutip oleh Kartodiharjo dan Jhamtani (2006) menguatkan tentangkeberadaan residu bahan kimia seperti dari Yayasan Lembaga KonsumenIndonesia (YLKI) dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).Penelitian dari YLKI pada tahun 1996 mengungkapkan bahwa sayuran

Page 71: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

31K e m b a l i k e A l a m

dari Jawa Barat dan Sulawesi Selatan mengandung residu insektisidafosfat organik. Penelitian di Jakarta tahun 2004 menunjukkan adakandungan DDT (Dichlor Diphenyl Trichlorethane) dalam air susu ibu.Studi KLH dengan UNIDO memperlihatkan bahwa ada kandungan DDTpada air dan tanah di beberapa daerah sentra penghasil sayuran sepertiBali, Bandung, Batu, Bogor, Jakarta, dan Karo.

Semua bahan kimia meracuni manusia. Ada dua tipe keracunan,jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, keracunan langsungdirasakan dengan adanya efek akut seperti pusing, mual, sakit dada,pandangan kabur, sulit bernafas, gatal-gatal, dan kram. Efek akut lokalhanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena langsung. Efekmenyeluruh terjadi jika bahan kimia masuk ke dalam tubuh dan terbawamelalui peredaran darah ke berbagai organ tubuh seperti mata, syaraf,paru-paru, hati, jantung. Dalam jangka panjang, bahaya akumulasiresidu bahan kimia bagi manusia sangat merugikan karena dapatmenyebabkan kanker, cacat, dan merusak sistem syaraf, endokrin,reproduktif, dan sistem kekebalan. Apabila masuk ke dalam rantaimakanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagaipenyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (chemically

Perilaku Pemberantasan

Page 72: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

32Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Ho dan Ching, 2006;Quijano dan Rengam, 1999). Tingkat keracunan dan bahaya bahan kimiaini tergantung dari bahan dan kadar racun yang terkandung.

Pertanian dengan bahan kimia memang pernah berhasil padamasa lampau, antara lain dengan adanya swasembada pangan, bahkansering terdengar adanya kelebihan hasil pertanian yang akhirnyamemaksa petani menjual dengan harga murah. Namun, seberapalamakah sistem ini akan bertahan setelah muncul banyak masalahekologi dan lingkungan? Sementara itu, krisis ekonomi yangberkepanjangan telah melesukan pertanian karena ketergantungan petanipada pupuk kimia yang harganya sangat mahal. Sebenarnya saat inimerupakan waktu yang tepat bagi pemerintah dan petani untuk memulaisistem pertanian organik dalam skala yang lebih luas.

MENGAPA PERTANIAN ALAMI?

Beberapa istilah lain untuk pertanian alami atau berkelanjutan yaitupertanian ramah lingkungan, pertanian organik, agroekologi, pertanianekologis, atau pertanian biologis. Prinsip pertanian ini adalah sistempertanian yang mendasarkan pada pemahaman ekologi. Pengelolaanusaha tani dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada dan tidakbanyak menggantungkan asupan (pupuk) dari luar. Pendekatan inimenekankan pengelolaan ekologi atau hubungan jaring dan perputarannutrisi, pemeliharaan kesuburan tanah, dan pengendalian hama secaraalami. Misalnya pupuk kotoran hewan berperan sebagai ‘umpan’mengundang datangnya biota seperti belatung, kutu, ulat, kumbang,kepik, semut rangrang, belalang, serta mikroorganime seperti bakteripembusuk, dan sebagainya. Selanjutnya, aktivitas alamiah biota danmikroorganisme tersebut akan memperkaya unsur hara tanah sehingganutrisi tanaman dapat terpenuhi. Selain itu, biota ini juga merupakanmakanan bagi hewan yang selama ini disebut sebagai ‘hama’, misalnyawereng dimakan oleh belalang, kutu daun dimakan oleh semut rangrang.

Page 73: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

33K e m b a l i k e A l a m

Selanjutnya belalang akan dikendalikan oleh katak, hewan normal yangbiasa berada di alam. Prinsip ini yang dikenal sebagai pengendalianhama alamiah terpadu.

Pertanian organik menuntut petani untuk kreatifmendayagunakan bahan lokal yang ada di lingkungan sekitar. Sebagaicontoh untuk membuat biang kompos atau Mikro Organisme Lokal(MOL) petani dapat memanfatkan limbah hijau sayur atau limbah dapur.Bahan yang dapat dipakai antara lain rebung bambu, keong siput, buahmaja, atau limbah buah-buahan dengan berbagai campuran seperti air,garam, gula merah, air cucian beras seperti disebut dalam materipelatihan pertanian organik dari Nagrak Organic SRI (System of RiceIntensification) Center (NOSC). Pada prinsipnya bahan-bahan yangberada di sekitar lingkungan tanaman, bahan-bahan itulah yang cocokbagi keadaan tanah tersebut. Umumnya, petani yang menerapkanpertanian organik memaksimalkan penggunaan lahan dengan mencobamenanam beraneka ragam tanaman, beternak beraneka hewan, danmemanfaatkan limbah yang dihasilkan untuk menunjang pertanian.

Beberapa Keunggulan Pertanian BerkelanjutanMenggunakan bahan dan jasa alam secara maksimal denganmemadukan proses regenerasi alami seperti daur unsur hara,pengikatan nitrogen, regenerasi tanah dan musuh alami hamaMeminimalkan asupan yang tidak terbarukan (pestisida dan pupuk)yang merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan manusiaBertumpu pada pengetahuan dan keterampilan petani sehinggameningkatkan kemandirian merekaMempromosikan dan melindungi modal sosial – kemampuanmasyarakat untuk bekerja sama dalam memecahkan masalahBergantung pada praktek-praktek yang diadaptasi secara lokaluntuk melakukan inovasi dalam menghadapi ketidakpastianBersifat multifungsi dan memberikan sumbangan bagi sumberdayapublik seperti air bersih, kehidupan hewan, kehilangan karbon ditanah, perlindungan terhadap banjir, dan kualitas lanskap.

Sumber: Pertanian Berkelanjutan Mempunyai Banyak Manfaat dalam Gerakan MenujuDunia Berkelanjutan Bebas dari Rekayasa Genetika, 2006, Konphalindo

Page 74: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

34Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Studi di negara yang telah menerapkan pertanian organikmenyimpulkan bahwa penerapan pertanian organik meningkatkanproduksi pangan. Misalnya, konservasi tanah dan air di lahan keringBurkina Faso telah mengubah lahan kritis, rata-rata keluarga yang dulumengalami defisit sereal 644 kg/tahun kini bisa menghasilkan surplus153 kg/tahun. Di Honduras, praktek konservasi tanah dan pupuk organikmeningkatkan panen tiga atau empat kali lipat. Keuntungan terpentingpertanian organik bagi petani adalah meningkatkan ekologi tanah. Studiyang membandingkan pertanian organik dan konvensioanl melaporkanbahwa pemberian pupuk kandang meningkatkan biomasa tanah 3,2 kalilebih banyak, menghasilkan cacing tanah lebih banyak, mengandungarthopoda (indikator kesuburan tanah) lebih banyak, dan lebih tinggikandungan koloni jamur pada akar (Ho dan Ching, 2006).

Kesulitan petani akan tanah akibat penggunaan pestisida dankesadaran akan keamanan pangan bagi manusia membuka jalan bagipengembangan pertanian berkelanjutan. Pada masa sekarang danmendatang, produk pertanian yang alami dan bebas pestisida akan lebihdisukai walaupun harganya lebih mahal dari produk pertanian yangmenggunakan pestisida. Bahkan, permintaan dunia terhadap produkpertanian organik tumbuh pesat sekitar 20% per tahun.

Kini, Indonesia juga telah mempunyai Standar NasionalIndonesia tentang Sistem Pangan Organik dalam SNI 01-6729-2002yang berisi panduan cara-cara budidaya pangan organik, pengemasan,pelabelan, dan sertifikasinya. Panduan ini menjelaskan tentang standardalam menerapkan pertanian organik, termasuk cara memproduksipupuk organik dari berbagai bahan seperti kotoran hewan agar terdapatstandarisasi dan aman bagi kesehatan. Beberapa kabupaten sebagai pusatpertanian penting telah mencanangkan sebagai daerah pertanian sistemorganik seperti Kabupaten Cianjur, Sulawesi Selatan, dan beberapakabupaten di Sumatera Barat.

Page 75: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

35K e m b a l i k e A l a m

BAGAIMANA PETANI HALIMUN MEMAHAMI PERTANIAN

ORGANIK?

Dari segi perilaku, penggunaan bahan kimia pertanian dalam jangkapanjang telah menanamkan kebiasaan ‘instant’ bagi petani, dengansekali semprot hama langsung hilang, sekali tabur pupuk daun langsunghijau. Kenyataan ini sebagai tantangan terbesar dalam menerapkanpertanian organik, karena harus mengubah pola pikir, cara pandangdan kebiasaan bertani. Perubahan ini diupayakan melalui pembahasanmateri pertanian organik dalam kegiatan Riung Mungpulung (RM) diKampung Nyungcung dan Babakan Ciomas. Ada dua bagian materipembahasan, pertama: mendatangkan petani yang telah menerapkanpertanian organik untuk berbagi pengalaman; dan kedua: mengikutipelatihan di NOSC Nagrak – Sukabumi, Jawa Barat, yang merupakanpusat pelatihan pertanian organik dengan metoda mengajak peserta aktifberfikir dan berdiskusi, dan mempraktekkan langsung.

Mendatangkan sesama petani yang telah menerapkan pertanianorganik cukup menarik bagi para petani di kedua kampung wilayahstudi. Metoda penjelasan yang digunakan lugas, sederhana, apalagidemo yang dilakukan berhasil meyakinkan petani tentang keunggulanbahan organik. Demo antara lain dilakukan dengan menyalakan lampudan mengisi balon dari wadah yang berisi berbagai jenis tanah untukmenunjukkan kandungan oksigen dan keragaman biota. Bola lampumenyala kuat dan balon udara mengembang lebih baik pada tanah yangbanyak mengandung oksigen dan biota.

Pada bagian kedua, petani dari kedua kampung diajakmengunjungi pusat pelatihan di daerah Nagrak Sukabumi. Diharapkandengan mengikuti penjelasan di tempat tersebut terdapat perubahan carapandang dalam bertani. Melalui diskusi dengan para pemandu pelatihan,diharapkan petani semakin yakin tentang keunggulan pertanian organik.

Page 76: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

36Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Di pusat ini petani juga ditunjukkan cara-cara membuat pupuk danpestisida alami dari berbagai bahan yang berasal dari alam.

Apakah petani di kedua lokasi langsung berubah perilaku bertanisetelah mengikuti RM sesi pertanian organik? Sebenarnya keduakampung studi Halimun sudah mengenal kompos dan pupuk alami.Mereka sudah pernah membuktikan bahwa pupuk organik memangunggul. Namun, tidak semua petani menerapkan hal tersebut. Merekaterlanjur termakan ‘mudahnya’ menggunakan pupuk kimia. Umumnyasistem pertanian masih mencampur antara pupuk alami dengan pupukkimia. Wawancara dengan peserta RM memperlihatkan bahwaumumnya peserta cukup antusias dan berniat mencoba sistem pertanianorganik. Sebagian lagi menyampaikan niatnya untuk mencoba pupukorganik tapi dengan agak ragu-ragu. Pada tahap awal, mereka akanmencoba melakukan penanaman dengan tetap sedikit mencampursenyawa kimia. Ada rasa khawatir takut mengalami kegagalan. Adajuga yang mengatakan akan mencoba tapi nanti karena sudah terlanjurmenyimpan uang di toko pupuk.

Demikian petani kita… Ternyata, tidak semudah membalikkantelapak tangan. Perubahan perilaku tidak cukup dengan penjelasan saja.Butuh proses untuk mewujudkannya, butuh pendorong di tengahmasyarakat, butuh gerakan secara bersama-sama, dan yang pentingbutuh contoh atau pembuktian nyata terlebih dahulu. Pasca pelatihanNagrak, salah satu peserta mencoba bertanam terung di pekaranganrumah, sekitar 6 x 6 meter, dengan pupuk organik berupa kotoran ternakdan dicoba tanpa pupuk kimia sama sekali. Ketika kami datang ke desaini, tinggi pohon terung tersebut sudah kira-kira 50 cm. Kata Ibu Atimah‘…ini percobaan sepulang dari Nagrak, semoga berhasil’. Namun,sampai tulisan ini diturunkan, belum ada kabar bagaimana pohon terungIbu Atimah, semoga berhasil ya Ibu Atimah..!

Page 77: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

37K e m b a l i k e A l a m

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini berhasil disusun dengan dukungan informasi dari berbagai pihak. Terimakasih saya sampaikan untuk Ibu Atimah, Pak Jahri, dan Pak Agus di KampungBabakan Ciomas; Mas Payet, Pak Uci, dan Pak Khotib di Kampung NyungcungLuluk Ishardini dan Dwiastuti Yunita Saputri, tim Ghelp yang sering bergabung denganmasyarakat selama kegiatan Riung Mungpulung.

DAFTAR PUSTAKA

Aryantha, INP, 2002, ‘Membangun Sistem Pertanian Berkelanjutan’, tulisandipresentasikan pada seminar sehari Menrestik-BPPT, 6 Mei 2002, http://www.sith.itb.ac.id/mgbm/pertanian%20 bermoral.pdf, accessed 24 Juni 2009.

Hasil wawancara dengan warga di Babakan Ciomas dan Nyungcung, pada tanggal30-31 Januari 2009.

Ho, MW dan Ching, LL, 2006, ‘Pertanian Berkelanjutan Mempunyai Banyak Manfaat’,dalam Gerakan Menuju Dunia Berkelanjutan Bebas Dari Rekayasa Genetik,Konphalindo dan HIVOS, hal.51-95

Kartodiharjo, H dan Jhamtani, H, 2006, ‘Krisis Ekologi dan Bencana Pembangunan’,dalam Politik Lingkungan dan Kekuasaan di Indonesia, Ford Foundation, hal.106-165.

NOSC, tt, Panduan Membuat: Pupuk Cair Organik, Kompos, dan Materi PelatihanNagrak Organic SRI (System of Rice Intensification) Center.

Quijano, R dan Rengam, SV, 1999, ‘Awas: Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan’,versi Indonesia diterjemahkan dan diterbitkan oleh Yayasan Duta Awam, http://www.panap.net/uploads/media/Health_module_BIndonesia.pdf accessed 25 Juni2009.

Page 78: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

38Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 79: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

39

Perempuan Percaya Diri,Perempuan Berani Bicara:

Pembelajaran dari Sekolah Lapangdi Kampung Nyungcung,

Kabupaten Bogor

Page 80: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

40Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 81: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

41

NURUL HURIAH ASTUTI

Budaya, tradisi, dan model pembangunan yang tidak ‘melek gender’telah membentuk banyak perempuan menjadi pribadi yang pasif,nrimo, pantang bersuara, dan tidak percaya diri. Namun tak ada

kata terlambat untuk mengubah dan perubahan. Tulisan inimengurai bagaimana sebuah ‘perkumpulan’ memberikan kepada

perempuan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk berubah,dari tidak percaya diri menjadi percaya diri, berani bersuara bagi

kemajuan diri dan warga sekitar, walaupun tantangan menghadang.

PENGANTAR

Menyoal kondisi perempuan Indonesia, hati kita pasti terenyuh.Betapa tidak, berbagai persoalan perempuan begitumengemuka, mulai dari kemiskinan, pendidikan yang rendah,

sampai keterpurukan status gizi dan kesehatan. AKI (Angka kematian

Perempuan Percaya Diri Perempuan Berani Bicara:Pembelajaran dari Sekolah Lapang di Kampung Nyungcung, Kabupaten Bogor

Perempuan Percaya Diri,Perempuan Berani Bicara:Pembelajaran dari Sekolah Lapang

di Kampung Nyungcung,Kabupaten Bogor

Page 82: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

42Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

ibu) di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup, sekitar 6 sampai 10kali lebih tinggi dibanding negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand,dan Vietnam (UNFPA, 2003). Budaya patriarkal yang masih mencolokdi banyak tempat menjadikan banyak perempuan sebagai kelompokterpinggirkan. Konstruksi budaya patriarkal telah menjadikanperempuan Indonesia menerima beban ganda, bahkan beban berlipat.

Di beberapa daerah pedesaan di Nangroe Aceh Darussalam,misalnya, setiap pagi terlihat banyak perempuan bekerja di sawah sambilmengendong anak, sementara laki-laki asyik berkemul di kedai kopisambil ngobrol ngalor-ngidul dan menyeruput kopi panas. Saat musimpanen tiba, perempuan bertugas pula memetik hasil panen. Tetapi,jangan membayangkan perempuan akan menerima utuh uang hasilusaha. Hasil panen dijual oleh laki-laki, dan dengan wewenangkeperkasaannya, laki-laki memotong uang hasil panen untukkeperluannya, dari rokok sampai berkemul di kedai kopi. Sedangperempuan, hanya mendapat sisanya. Itulah sedikit potret perempuanIndonesia yang tidak punya akses dan kontrol terhadap sumber daya.

Tak bisa dipungkiri, berbagai persoalan yang dihadapi olehperempuan Indonesia berdimensi gender, dalam arti perbedaan sifat,peran, perilaku, dan tanggung-jawab antara laki-laki dan perempuanyang dibentuk secara sosial dan budaya. Dalam konteks Indonesia,terlihat bagaimana budaya dan tradisi yang mengakar di masyarakatmerugikan perempuan. Tingkat pendidikan yang rendah membuatperempuan kurang percaya diri mengungkap kebutuhan kepadasuaminya. Walhasil, perempuan Indonesia di banyak tempat tak berani‘mendobrak’ berbagai tradisi dan budaya yang membelenggu mereka.Di sisi lain, ada juga tradisi dan budaya yang menetapkan suatu normayang melarang perempuan berbicara langsung dengan laki-laki. TradisiTabu-tabu ‘mengharamkan’ perempuan suku Kubu di Jambi berbicaradengan laki-laki tanpa mediator. Akibatnya, jati diri perempuan sukuKubu sebagai perempuan rimba yang harus dijaga hati-hati menjadi

Page 83: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

43

akar pengekangan kebebasan perempuan mengungkap keinginan dankebutuhannya pada orang lain (Luviana, 2002).

Bahwasanya penting bagi perempuan bersuara mengungkapsegala macam rasa yang dimiliki dan kebutuhan yang diperlukan untukmemperbaiki kualitas hidup. Tanpa bersuara, bagaimana mungkinjawaban terealisasikan. Sebagaimana ditulis John Stuart Mill, dalambuku On Subjection of Women yang dikutip oleh Hayati (2006), “It is asubject on which nothing final can be known, as long as those whoalone can really know it, women themselves, have given but littletestimony, and that little, mostly suborned” (“Tak akan pernah ada yangtahu jawabannya apa, selama mereka yang benar-benar tahu, (yaitu)perempuan itu sendiri, hampir tak pernah angkat suara, dan yang maupun segera dibungkam”) .

PERKUMPULAN: MELATIH PEREMPUAN BERANI

MENGUNGKAP KEBUTUHAN

Perempuan memang harus berani bicara mengungkap kebutuhanmereka. Namun banyak perempuan merasa tak percaya dirimenyuarakan perbaikan nasib. Oleh karena itu, sebuah ‘perkumpulan’yang dapat memberikan pengetahuan tentang berbagai hal, termasukpersoalan gender, menjadi sangat penting. Seperti yang dialami SitiRohmah, anggota serikat perempuan Subang di Kampung Kunir, DesaSimpar, Subang, Jawa Barat yang mengungkap bahwa sebelumbergabung dengan ‘perkumpulan’ ia selalu merasa malu atau tidakpercaya diri berbicara di depan banyak orang. “Karena sudah seringmengikuti pertemuan di berbagai ‘perkumpulan’, sekarang saya sudahberani berbicara di depan banyak orang, mengutarakan hal-hal yangbelum saya ketahui dan membagikan informasi yang telah sayaketahui”, ungkapnya jujur (Siahaan, 2007).

Perempuan Percaya Diri Perempuan Berani Bicara:Pembelajaran dari Sekolah Lapang di Kampung Nyungcung, Kabupaten Bogor

Page 84: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

44Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Kondisi serupa di atas dialami oleh Ida dan Murni (keduanyanamanya samaran), perempuan petani di Kampung Nyungcung, DesaMalasari, Kabupaten Bogor. Setelah mengikuti sebuah ‘perkumpulan’yang diselenggarakan oleh G-help, mereka menjadi berani berbicaramengungkapkan kebutuhan dan aktif menggerakkan masyarakat untuksebuah perubahan. ‘Perkumpulan’ tersebut dinamakan RiungMungpulung (RM), artinya berkumpul untuk mendapatkan ilmu yangbermanfaat bagi kepentingan bersama. Konsep RM ini tak jauh berbedadengan konsep sekolah lapang. Warga masyarakat dikumpulkan di satutempat, kemudian narasumber membagikan pengetahuan danketerampilannya tentang suatu hal melalui metode yang mudahdimengerti. Peserta pun diajak terlibat dalam diskusi danmempraktekkan keterampilan yang diajarkan. Dalam sekolah lapang,peserta tidak pasif menjadi pendengar tetapi aktif berbicara danmempraktekkan keterampilan yang diajarkan.

Di kampung Nyungcung, tidak semua warga menjadi pesertaRM. Luasnya kampung Nyungcung dengan jumlah warga yang tidaksedikit menjadi pertimbangan untuk membatasi jumlah peserta. Selamadelapan kali sesi kegiatan RM, peserta mendapatkan banyakpengetahuan tentang persoalan gender, kesehatan, dan lingkungan.Selain itu, peserta juga mendapatkan keterampilan, di antaranyamembuat pupuk organik dan pestisida nabati. Peserta tidak khususperempuan, tetapi juga laki-laki. Justru di situlah uniknya, karena materigender bukan hanya diketahui oleh kaum perempuan tetapi juga laki-laki. Sehingga perubahan diharapkan tidak saja dari kaum perempuan,tetapi juga dari kaum laki-laki.

KEBERANIAN VS TANTANGAN

Bagi Ida dan Murni sebagai anggota KSM (Kelompok SwadayaMasyarakat), RM adalah ‘perkumpulan’ pertama yang memberikan

Page 85: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

45

kepada mereka pengetahuan tentang gender, kesehatan, dan lingkungan.Ida yang berpendidikan tamat SD (Sekolah Dasar) merasakan benarmanfaat mengikuti RM. Ibu yang masih memiliki balita ini menjadilebih percaya diri menyuarakan berbagai hal: “Perempuan itu tidakharus di bawah, karenanya harus berani bicara”. Ida kini tak gentarmenyuarakan perbaikan bagi diri dan kampungnya, termasuk kepadasuami. Misal, ketika mendapatkan pengetahuan tentang bahaya merokokdari kegiatan RM, dengan berani Ida membicarakan masalah merokokkepada suaminya yang perokok. Tak ada tanggapan negatif dari suami,namun menghentikan kebiasaan merokok memang perlu waktu. Palingtidak, suaminya sudah menyadari bahaya merokok, apalagi di dalamrumah.

Hal senada juga disampaikan oleh Murni. Perempuan yang taktamat SD ini mengatakan bahwa sebagai perempuan yang berpendidikanrendah, ia ingin maju. “Kalau saya berpendidikan tinggi, mungkin sayatidak seperti sekarang, karenanya saya ingin banyak belajar”. katanyapolos. Setelah mengikuti RM, Murni menjadi berani bicara di hadapanbanyak orang, baik laki-laki atau perempuan. Ketika ditanya, topik apayang dibicarakan saat pertama kali bicara di hadapan banyak orang,Murni dengan lancar menjawab tentang dukungan keluarga, termasuksuami, terhadap apa yang dikerjakan oleh istri (perempuan). “Waktuitu, saya bicara tentang masalah gender, sebelum saya bicara, keringatdingin bercucuran, saya berdebar-debar. Tetapi, setelah saya selesaibicara, semua peserta memuji, bagus Mur, begitu katanya, jadi, sayatambah bersemangat”, kata Murni penuh bergelora dengan mataberbinar-binar.

Namun semangat Murni untuk maju tak selamanya mendapatdukungan semua pihak. Seorang tetangga laki-laki pernah mencemoohMurni ketika pulang malam setelah mengikuti RM, “Bapak itumengatakan, ngapain aja sih perempuan pulang malam-malam”, kataMurni menirukan komentar miring tetangga laki-lakinya. Komentar

Perempuan Percaya Diri Perempuan Berani Bicara:Pembelajaran dari Sekolah Lapang di Kampung Nyungcung, Kabupaten Bogor

Page 86: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

46Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

miring itu tak menyurutkan langkah Murni untuk maju. Ketika aksibesar pembangunan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah) diadakan,Murni terlibat melakukan dialog persuasif membujuk perempuan danlaki-laki di kampung Nyungcung ikut serta bergotong royong, termasukkepada bapak yang mencemoohnya. Ketika SPAL terwujud, bapak yangtadinya berkomentar miring baru mengakui kesalahannya. Aktivitas RMbukanlah aktivitas hura-hura yang tak bermanfaat, tetapi prosespembelajaran masyarakat, termasuk menentukan prioritas perbaikan dikampungnya.

Pembangunan SPAL merupakan prioritas yang dipilih olehpeserta RM. Setelah pembangunan SPAL selesai, masyarakat merasakanperubahan. Tidak ada lagi air yang tergenang di selokan dan lingkunganpun lebih bersih, enak dipandang. Kebersihan membangkitkan semangatkerja masyarakat untuk lebih produktif. Selain itu, kebersihan punmenurunkan risiko berbagai penyakit yang berhubungan denganlingkungan kotor. Kondisi itu secara tidak langsung menurunkan bebankerja perempuan di rumah tangga. Karena perempuanlah yangdikonstruksikan bertanggung jawab terhadap kebersihan rumah danmerawat anggota keluarga yang sakit.

Sementara itu, Ida mengalami kendala yang berbeda. Ketika iamengungkapkan data tentang kondisi gizi buruk beberapa balita dikampung Nyungcung kepada peneliti dari sebuah universitas di Ibukota,seorang istri pejabat desa memarahinya. Padahal, tujuan Ida beranibicara terbuka pada peneliti itu, agar kondisi balita di kampungnyabisa diperbaiki. Kemarahan istri pejabat desa itu memang sempatmembuat surut langkahnya. Ida pun memutuskan untuk mengundurkandiri menjadi kader posyandu. Namun, ketidakaktifannya sebagai kaderposyandu tak berarti menghentikan langkahnya untuk melakukanperbaikan posyandu. Ketika bidan di posyandu tak menyediakan KMS(Kartu Menuju Sehat) bagi balita yang datang, Ida meminta kepadabidan menyediakan KMS. “Tanpa KMS sulit untuk mengontrol berat

Page 87: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

47

badan balita”, demikian ungkapnya. Tak hanya pada bidan, Ida punmengungkapkan keprihatinannya itu kepada tim G-help. Ida memintatim G-help menjadi mediator agar KMS bisa tersedia di posyandu. Selainitu, seperti halnya Murni, Ida juga aktif mendatangi rumah-rumah wargadan meminta ikut gotong-royong saat aksi besar pembangunan SPALdilakukan.

Apa yang dilakukan oleh Ida dan Murni mendapatkan dukungandari laki-laki di kampung Nyungcung. Salah satunya, Karta (namasamaran), Ketua RW (Rukun Warga) di lokasi tempat mereka tinggal.Karta yang rumahnya seringkali dipakai untuk kegiatan RM inimengatakan bahwa peran Ida dan Murni dalam membantu memberikankesadaran masyarakat akan pentingnya pembangunan SPAL cukupbesar. “Mereka berdualah yang membantu membujuk para ibu danbapak, warga kampung Nyungcung untuk royong dalam pembangunanSPAL”, jelas Karta.

PENUTUP

Pada dasarnya, perempuan dan laki-laki diberikan potensi yang samaoleh Yang Maha Kuasa. Namun, ketika budaya dan tradisi membentukperempuan menjadi pribadi yang pasif, nrimo, dan pantang untukbersuara, potensi perempuan menjadi tumpul. Ketika modelpembangunan tak ramah terhadap perempuan maka mereka pun menjadikorban dan terpaksa menerima takdir untuk dipinggirkan. Pengalamandan kondisi lingkungan sosial budaya seperti itu ditambah lagi polaasuh orangtua yang seringkali tidak ‘melek gender’ turut memberikanpengaruh bermakna terhadap pembentukan konsep diri negatif padaperempuan.

Konsep diri bukan sekedar gambaran deskriptif tetapi jugapenilaian kita tentang diri kita. Perempuan yang memiliki konsep dirinegatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,

Perempuan Percaya Diri Perempuan Berani Bicara:Pembelajaran dari Sekolah Lapang di Kampung Nyungcung, Kabupaten Bogor

Page 88: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

48Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

tidak berani mengungkapkan kebutuhannya, tidak kompeten, tidakmemiliki rasa percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru danmenantang, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidakberharga, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya. Padaakhirnya, konsep diri negatif itu mengakibatkan perempuan menjadimakhluk yang lebih banyak diam dan tidak berani melakukan perubahanuntuk dirinya apalagi untuk masyarakat.

Namun demikian, tak ada kata terlambat untuk mengubahkonsep diri negatif pada diri perempuan. Secara psikologis, terlibatdalam ‘perkumpulan’ dapat mengubah konsep diri seseorang.‘Perkumpulan’ dapat menjadi kelompok rujukan yang mempengaruhiukuran sikap dan perilaku seseorang. ‘Perkumpulan’ dapat memberikanlandasan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bagi perempuanuntuk berani menjadi pemimpin dan melakukan perubahan bagi diridan masyarakatnya. ‘Perkumpulan’ dapat menguak potensi danmengubah konsep diri perempuan ke arah yang positif. Sehingga,perempuan yang telah terlibat dalam ‘perkumpulan’ seperti menjadimanusia ‘baru’ yang memiliki konsep diri berbeda. Mereka berubahmenjadi pribadi yang lebih optimis, penuh percaya diri, berani mencobahal-hal baru dan menantang, berpikir positif terhadap segala sesuatu,berani gagal, dan berani menyuarakan perbaikan dan perubahan.

Hal-hal inilah yang menjadi jawaban mengapa sebuah‘perkumpulan’ semacam Riung Mungpulung yang diselenggarakan olehG-help dan RMI-Indonesian Institute for Forest and Environmentmampu memberikan semangat dan motivasi pada perempuan-perempuan, seperti Ida dan Murni, untuk menjadi perempuan yangmampu menjadi agen perubahan dalam lingkungannya. Mereka punpiawai memanfaatkan posisi dan perannya di dunia domestik (rumahtangga) untuk mengangkat isu-isu publik dengan cara yang sangat jauhdari gaya politik konvensional, yaitu radikalisme, unjuk rasa, atau pamerkekuatan. Kondisi itu dikenal sebagai the personal is political, artinya

Page 89: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

49

ada keterkaitan antara dunia domestik dengan dunia publik. Dengandemikian, tak ada yang meragukan bahwa dengan terlibat dalam‘perkumpulan’, potensi perempuan yang tersembunyi akan terkuak,potensi perempuan yang terkubur akan terbangkitkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini berhasil disusun dengan dukungan dari berbagai pihak. Terima kasihsaya sampaikan kepada Teh Nining, Teh Mursih, Pak Syarkib, dan seluruh pesertaRiung Mungpulung di Kampung Nyungcung. Prof. Budi Utomo, yang telahmemberikan masukan untuk perbaikan. Luluk Ishardini dan Dwiastuti Yunita Saputriyang telah banyak memberikan informasi tentang Kampung Nyungcung dan aktivitasRiung Mungpulung, serta tim G-help lainnya, Dini Dachlia, Purwa Kurnia Sucahya,dan Linda Widiyanti yang memberikan penghargaan dan motivasi bagi penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Hayati, EN, Juli 2006, Ilmu Pengetahuan + Perempuan = ....., Jurnal PerempuanEdisi 48, Jakarta

Luviana, Januari 2002, Perempuan Indonesia Pejuang Lingkungan, JurnalPerempuan Edisi 21, Jakarta

Siahaan, D., 18 Juni 2007, Tidak Percaya Diri, Salah Satu Penghalang KeinginanPerempuan untuk Berorganisasi, Institut Perempuan.

United Nations Population Fund Indonesia (UNFPA Indonesia), 2003, ReproductiveHealth and Reproductive Rights, http://indonesia.unfpa.org/rr.htm, accessed, 24April 2008

Valentina, R., Perempuan , Lingkungan, dan Globalisasi, Kompas, 6 Oktober 2003,http://situs.kesrepro.info/gendervaw/okt/2003/gendervaw02.htm, accessed, 14June 2008

Perempuan Percaya Diri Perempuan Berani Bicara:Pembelajaran dari Sekolah Lapang di Kampung Nyungcung, Kabupaten Bogor

Page 90: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

50Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 91: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

51

Bersama Menggapai Mimpi:Fokus Sejak Awal

Page 92: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

52Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 93: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

53Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak awal

DINI DACHLIA

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpalelah sampai engkau meraihnya.. Itulah penggalan bait Laskar

Pelangi, cerita anak kuli tambang di Belitung, bermimpi sekolah diluar negeri dan akhirnya tercapai... Cerita Laskar Pelangi ini, persisseperti pengalaman masyarakat Kampung Babakan Ciomas. Merekajuga bermimpi. Bermimpi mempunyai air bersih. Kekuatan mimpi ini

yang kelak membawa terwujudnya sarana air bersih di sana...Tulisan ini menguraikan tentang bagaimana proses mewujudkansarana air bersih di Babakan Ciomas dan dicoba ditulis denganmenggunakan kerangka The Appreciative Planning and Action

Model/ APA Model (lihat box 1).

FOKUS SEJAK AWAL

Seribu langkah dimulai dengan langkah pertama. Langkah awaluntuk mewujudkan mimpi ini dimulai dari lokakarya di KampungPending – Sukabumi. Lokakarya menghadirkan perwakilan LSM,

masyarakat, dan institusi pemerintah setempat. Seperti umumnyalokakarya lain yang memakan waktu, dalam lokakarya ini peserta

BersamaMenggapai Mimpi:Fokus Sejak Awal

Page 94: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

54Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

berdiskusi sampai malam, menentukan urutan kartu-kartu masalah,membuat pohon masalah, pohon tujuan, dan logical framework (lihatlampiran 1). Semuanya bekerja sambil belajar dan kompromi denganpeserta dari berbagai pengalaman dan latar belakang. Peserta LSMmerasa seru, lelah, belajar banyak hal, tetapi agak berbeda tanggapandari perwakilan masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga yangmenghadiri lokakarya, “..saya pusing..”, katanya sambil tertawa. “Sayamengikuti seluruh kegiatan tapi tidak mengerti apa yang dibicarakan.Teh Listy (koordinator lapangan Babakan Ciomas) hanya berpesan,Insya Alloh keinginan desa akan terwujud tapi harus sabar, teu langsungcespleng (tidak terwujud semua secara sekaligus)”. Demikian lokakaryaitu. Tapi, itu bukan akhir cerita. Lokakarya ini ibaratnya cara lainmendefinisikan apa yang ingin dicapai dan menemukan apa yang terbaikbagi masyarakat atau dream dan discovery seperti dalam APA Model(Odell, 2004).

Box 1. The Appreciative Planning and Action Model(APA Model)

Model yang memadukan beberapa pendekatan dalam mengenali danmemahami kekuatan organisasi/ masyarakat, termasuk potensi dankesempatan, dan digunakan untuk mencapai masa depan yangdiinginkan. Model ini sukses diterapkan dalam berbagai program dipedesaan Nepal. Ada 4 elemen penting (‘4D’) dalam melakukan tahapperencanaan dan pelaksanaan plus 3 prinsip dasar dalam APA Model,yaitu:

Four ‘D’: 1) Discovery: temukan apa yang terbaik denganmengajukan pertanyaan positif tentang apa yang pernah dikerjakandan berhasil dengan sukses; 2). Dream: mimpi yang didasari olehkekuatan atau mimpi yang dibayangkan tentang apa yang akandicapai pada masa mendatang; 3). Design: menentukan langkah-langkah pencapaian, menggunakan kata-kata provokatif, danmembentuk komitmen untuk mencapai apa yang diinginkan; 4).Delivery: memulai mengambil tindakan, memperoleh hasil, danmenjaga agar pencapaian dipertahankan.

Page 95: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

55Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak awal

Sebenarnya selama ini masyarakat sudah mempunyai air. Namun,kualitas air yang dimiliki tidak memadai karena diperoleh dengan caramengumpulkan air sawah. Bisa ditebak, kondisinya berbau, keruh dantambah keruh saat musim menanam padi tiba. Bahkan, hasil ujilaboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Jakartamemperlihatkan bahwa air tersebut mengandung coliform, berpotensimengakibatkan gangguan pencernaan. Selain itu, warga juga harusberbagi air dengan persawahan. Akibatnya, seringkali terjadiperselisihan karena masalah pembagian dan pengaturan air, antara air

Dalam setiap tahap berlaku prinsip dasar berikut:One goal: berbicara tentang sebab terjadinya suatu kesuksesan(bukan sebab terjadinya kesalahan atau kegagalan)Two laws: 1). Apa yang kamu lihat, itulah yang akan kamu temui, 2).Apa yang kamu percayai berjalan, itulah yang akan terjadi kemudian.Three principles: 1). Bila kamu melihat masalah, kamu akanmenemukan lebih banyak masalah, 2). Bila kamu melihat kesuksesan,kamu akan menemukan lebih banyak kesuksesan, 3). Bila kamuberjuang untuk mencapai mimpi, kamu akan mendapati keajaiban-keajaiban.

SIKLUS 4 D

Page 96: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

56Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

untuk rumah tangga dan air untuk persawahan. Dampaknya, terutamadirasakan kaum perempuan karena kebanyakan kegiatan rumah tanggaerat berkaitan dengan air. Demikian keadaan desa saat itu.

Tidak heran bila Ibu Atimah, perwakilan masyarakat yang hadir,tetap keukeuh dengan pendiriannya. Saat dikonfirmasi ulang pada akhirlokakarya, Ibu Atimah hanya menjawab ‘..cai, cai..’ (air, air). Itu sajakata-kata yang keluar. Tidak ada masalah lain yang ingin lebihdiprioritaskan oleh warga Babakan Ciomas. Kelihatannya ibu Atimahmemang benar-benar wakil desa yang diutus untuk teguh, amanah, ataudalam bahasa program dikenal dengan fokus dalam menentukanmasalah dan membentuk mimpi. Hanya masalah air.

FOKUS SAAT PROSES

Benar apa kata Teh Listy, sadayanya teu langsung cespleng (semuanyatidak terwujud secara sekaligus). Perlu proses untuk menujuketersediaan air bersih. Semua warga turut serta bekerja, berproses,dan rela untuk diatur oleh kasepuhan1. Dimulai dengan diskusi teknisyang panjang. Kemudian, mulailah laki-laki dan perempuan, dewasadan anak-anak berbagi tugas. Ada yang mengumpulkan pasir, batu,menjual pakaian layak pakai untuk tambahan dana, menjual gula merah,serta beras merah. Ibu Atimah bercerita bahwa kaum ibu mempunyaikesepakatan mengumpulkan pasir dua kali dalam seminggu. Inidilakukan saat pulang setelah bekerja di sawah. Kaum ibumengumpulkan pasir? Berapa banyak? Membawa semobil pasir tentuberat bagi ibu-ibu, tapi membawa seember pasir, dicicil dua kali dalamseminggu, dilakukan bersama-sama, tentu itu ringan. Sambil pulangdari sawah mereka menenteng ember berisi pasir dan diletakkan di dualokasi, yaitu daerah hulu dan jembatan. Daerah hulu direncanakan

1 Para tetua atau ketua adat setempat yang menjadi panutan, pemegang aturan dalam hubungansosial di masyarakat, dan segala perintah mesti didengar dan dituruti oleh masyarakat.

Page 97: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

57Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak awal

tempat tangkapan mata air dan yang jembatan berguna menghubungkandua tempat di atas sungai kecil. Demikian para ibu saling bekerja sama.Jadinya, lebih dari satu mobil pasir pun terasa ringan bila dikerjakansecara bersama-sama dan bertahap dalam beberapa minggu. Itulah yangmereka lakukan. Perlahan tapi pasti dan tetap fokus menuju mimpiitu. Inilah cerita tentang bagaimana masyarakat menentukan langkah-langkah untuk mencapai mimpi dengan apa yang dapat mereka lakukanatau dalam APA Model disebut design.

Perjalanan menuju air bersih sempat ‘mentok’ karenakemungkinan besarnya dana yang dibutuhkan untuk membeli pipa darisumber mata air sampai ke desa. Jaraknya lumayan. Sekitar 1500 meter.Waktu terus berjalan, koordinator lapangan dan narasumber silihberganti berdatangan ke Babakan Ciomas. Semua terus berupaya,berfikir keras, berdiskusi, terus bermimpi, mengirim email, tanya sanadan sini. Itulah yang perlu dilakukan petugas lapangan, penggerak, danpenggagas program masyarakat. Singkat cerita, jalan menuju kebutuhanpipa terbuka lebar. Kerjasama berhasil dirintis dengan PT. Wavin, jarakyang lumayan itu menjadi terasa dekat karena adanya bantuan pipa.Kerjasama dengan pihak manapun saat ini sangat dimungkinkan.Banyak orang baik di sekitar kita, ada CSR (Corporate SocialResponsibility), ada dana zakat, ada orang-orang yang tetap peduli. Yangdibutuhkan hanya upaya yang fokus dan tetap fokus.

Proses pengiriman pipa yang tertunda-tunda sempat membuatkoordinator lapangan dan tim G-help khawatir hal ini akanmengecewakan masyarakat. Kami sempat sangat khawatir dan munculfikiran negatif lain. Tapi berbeda dengan masyarakat, merekamenanggapi dengan cara berbeda, mereka mengatakan‘...pipa itu pastidatang..’. Begitu yakin. Memang demikian seharusnya bekerja denganmasyarakat. Bila mimpi memang benar-benar ingin diwujudkan, kitaharus mau bergerak, berdoa, dan saat ada masalah, tetap menjadi sabar;tindakan marah, negatif, kecewa, khawatir justru tidak diperlukan karena

Page 98: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

58Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

hanya akan membuang energi dan merusak mimpi yang ingin dicapai.Itulah gambaran fokus dan tetap fokus.

FOKUS SAAT MEMPENGARUHI WARGA

Bekerja dalam masyarakat penuh dinamika dan tantangan. Penggeraklapangan perlu menyinggung masyarakat tepat pada titik kesadarannya.Maksudnya, upaya menyadarkan masyarakat tidak hanya dilakukanmelalui pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi. Gunakan kata-kata provokatif untuk meningkatkan semangat dan kepercayaan dirimasyarakat. Upayakan melakukan ‘sindiran’ yang bersifat ‘trigger’,menyadarkan warga agar cepat sadar diri, bangun, bergerak, danbertindak. Bentuk-bentuk ini dinamakan merancang atau design sepertidalam APA Model. Seperti apakah yang dilakukan di Babakan Ciomas?Pada pertemuan persiapan pembangunan sarana air bersih, narasumberdengan menggunakan bahasa lokal menyimpulkan bahwa selama iniwarga Babakan Ciomas minum air kotoran kerbau karena airpersawahan yang menjadi sumber air minum dilintasi oleh kerbau. Saatdikonfirmasi pada waktu yang berbeda, warga sama sekali tidak marahtapi justru benar-benar terpicu, seperti kutipan berikut,‘... malu rasanyasaat dikatakan begitu karena memang seperti itu kenyataannya..’. IbuAtimah bahkan mengatakan, ‘..kami sama sekali tidak marah, hanyamalu, malu saja, dan ingin rasanya cepat-cepat mempunyai air bersih..’.Ibu Atimah juga merasa bahwa sindiran itu seperti menyisir warga untuksegera mewujudkan mimpi mereka.

Sekali lagi sindiran dilakukan saat warga kurang merasa akankekurangan dana untuk pembangunan sarana air. Saat itu narasumbermengatakan, “..masa untuk beli parabola bisa, untuk air - kebutuhanyang lebih pokok masa tidak mampu..”. Di Babakan Ciomas kebanyakanrumah tangga menggunakan parabola untuk dapat menonton siarantelevisi. Harganya sekitar 2 juta dan ini biasanya dibeli secara bersama,

Page 99: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

59Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak awal

satu parabola untuk dua rumah. Singkat cerita, warga terprovokasi untukmenggalang dana dengan cara mengumpulkan iuran setiap rumah,menjual beras merah, dan menjual pakaian layak pakai hingga terkumpuldana sekitar 2 juta lebih.

Berbicara tentang cara melakukan ‘trigger’, penggerak lapangandapat melakukan modifikasi metoda dalam memicu perilaku sesuaikondisi daerah. Salah satu cara yang banyak digunakan dalam programsanitasi adalah CLTS atau Community Led Total Sanitation, yaitu suatupendekatan membangunkan kesadaran warga secara bersama-sama agarmampu dan mau bersama-sama mengubah perilaku dan membangunsarana sanitasi (lihat box 2).

Box 2. Community Led Total Sanitation (CLTS)

CLTS merupakan suatu pendekatan untuk menginisiasi/memicu(trigger) rasa jijik dan malu masyarakat atas kondisi sanitasi dimanamereka buang air besar di tempat terbuka (open defecation) sehinggapada akhirnya mereka mencari solusi dimana untuk mengubah kondisimereka. Asumsi dasar yang digunakan adalah bahwa tidak adaseorangpun yang tidak tergerak apabila mereka mengetahui bahwamereka saling memakan kotoran mereka satu dengan lainnya (eatingeach other shit). Selain itu CLTS memicu masyarakat untuk menyadaribahwa masalah sanitasi merupakan tanggung jawab mereka sehinggahanya akan selesai dengan kesadaran dan usaha mereka sendiri,tidak ada hubungan dengan subsidi. Target dari pendekatan CLTSpun tidak didasarkan pada indikator jumlah jamban yang berhasildibangun (number of toilet ) melainkan berubahnya kebiasaanmasyarakat untuk tidak buang air besar ditempat terbuka (opendefecation). Langkah-langkah CLTS meliputi: rapport buidling,memulai hari dengan PRA (participatory rural appraisal) denganmapping lokasi open defecation, transact walk atau menelusuritempat-tempat dimana terjadi open defecation, terakhir merencanakanbagaimana tindakan selanjutnya (www.communityledtotalsanitation.org/page/clts-approach)

Page 100: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

60Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

FOKUS SAAT PEMBANGUNAN SARANA AIR

Proses pembangunan sarana air bersih di Babakan Ciomas diakuimerupakan tercepat dibandingkan pembangunan di daerah lain menurutnarasumber pendamping pembangunan sarana air. Prosesnya secarakeseluruhan mencapai lima hari. Ini sangat jarang terjadi. Seluruhpekerjaan dilakukan paralel, ada tiga titik pembangunan: daerahtangkapan air, jembatan, dan bak penampung. Semua warga ikut sertasaat pelaksanaan pembangunan. Laki-laki sepuh menggali tanah, laki-laki muda membangun sarana. Dan jangan heran semua perempuan disini biasa mengerjakan pekerjaan berat, mereka bersama-samamengangkat pipa. Semua tunduk dan patuh mengikuti permintaankasepuhan, saling mengisi bekerja sama, dan tidak ada yang melawankasepuhan. Jadi tidak heran memang semua terlaksana dengan cepat.Semua orang seperti mempunyai energi berlebih. Atas kejadian inisemua, Ibu Atimah hanya berkomentar, ‘..ya kami ingin cepat-cepatmewujudkan keinginan kami itu..’. Itu saja alasan yang mendasarinya,tidak ada yang lain.

Saat ditanyai tentang hal yang paling menggembirakan saatpembangunan sarana air, Ibu Atimah menyebutkan “...saat kamibersama-sama menanti keluarnya air dari masing-masing pipa dirumah..”. Ada warga rumah yang bersorak karena air langsung keluar,ada juga yang agak bingung karena air keluar tersendat-sendat. Yangmenarik, setiap rumah pada saat itu langsung serempak memotong ayamsetelah air keluar. Potong ayam? Setiap rumah hari itu makan denganmakanan yang sama. Ya, itulah gambaran betapa kuatnya nilai-nilaikebersamaan dalam masyarakat. Kelihatannya ini kecil tapi petugaslapangan harus peka. Nilai-nilai inilah yang mampu melanggengkankehidupan mereka selama ini. Walaupun tidak dengan bumbu yangseragam, sama-sama makan ayam berarti bersyukur bersama karenamampu membangun dan dapat menikmati bersama-sama. Makan ayam

Page 101: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

61Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak awal

sama juga artinya dengan merayakan segala kesuksesan dalam mencapaimimpi. Demikian nilai yang ada dalam masyarakat.

Selanjutnya untuk melanggengkan keberadaan air, pertemuanpasca pembangunan air menyepakati adanya ulu-ulu air petugas airdan menetapkan aturan kampung yang mengatur hak dan kewajibanwarga agar air tetap lestari, salah satunya menetapkan kewajiban wargauntuk menanam pohon di daerah tanggapan air. Ini merupakan langkahdelivery seperti dalam APA Model bertujuan menetapkan tindakan dankomitmen untuk menjaga atau mempertahankan pencapaian. Sepertibiasa semua dilakukan bersama-sama, termasuk bila ada perubahan jugadikomunikasikan kepada masyarakat. Kelihatannya memang makanwaktu dan harus ekstra sabar. Demikianlah segala kerja di dalammasyarakat terkesan lama, tetapi akan efektif bila cara masuk ke dalammasyarakat dengan cara yang tepat, prosesnya sesuai kebiasaan dannilai-nilai mereka, dan dipercaya hasilnya akan lebih langgeng karenadirancang menjadi bagian dari masyarakat.

Selain itu, pasca merampungkan aturan desa, masyarakat jugaberencana memanfaatkan kelebihan air dari penampung untuk dibuatkolam ikan (balong). Kolam ini akan menguntungkan masyarakat karenadapat memenuhi kebutuhan ikan. Bukan hanya itu dalam jangkapanjang, sambil belajar menangani ikan, masyarakat berencanamenjadikan balong ini sumber pendapatan desa. Ketua adatmengusulkan, satu kolam untuk keperluan para ibu-ibu, satu kolamuntuk pemuda/i, satu kolam untuk kegiatan bapak-bapak, dan satu kolamlagi untuk para sesepuh desa. Demikianlah, masyarakat Babakan Ciomassekarang sedang asyik membentuk mimpi-mimpi mereka yang indah,setelah yakin bisa mewujudkan satu mimpinya itu...

Peribahasa Brasil mengatakan ‘ketika aku bermimpi, itu hanyalahsebuah mimpi. Ketika kita bersama bermimpi, itu adalah awal sebuahkenyataan. Ketika kita bekerja, mengikuti mimpi kita, itu adalahpenciptaan surga di dunia’. Ayo, segera bermimpi..

Page 102: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

62Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini berhasil disusun dengan dukungan informasi dari berbagai pihak. Terimakasih saya sampaikan untuk Ibu Atimah, Pak Jahri, dan Pak Agus di Babakan Ciomas;Luluk Ishardini dan Dwiastuti Yunita Saputri, tim G-help yang sering bergabungdengan masyarakat selama pembangunan; Kang Rojak Nurhawan dan Pak AgusPriatna, narasumber pembangunan sarana air bersih; serta Linda Widyanti dan NurulHuriah Astuti, yang telah memberikan perbaikan untuk tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hasil wawancara dengan warga di Babakan Ciomas, pada tanggal 31 Januari 2009.Odell, M.J, 2004, Women’s Empowerment: The Role of Appreciative Planning and

Action in Women’sEmpowerment, http://www.appreciativeliving.com/files/Odell_APA_Process.pdf

diakses 18 Juni 2009.The Community Led Total Sanitation Approach, http://www.communityledtotal

sanitation.org/page/clts-approach diakses 20 Juni 2009.

Page 103: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

63

LAMPIRAN

‘Pohon Tujuan’ Kelompok Babakan Ciomas yang dibuat pada saatLokakarya di Kp.Pending pada November 2007. Pohon ini sudahmendapat revisi tim G-help dan mengalami beberapa perubahan sesuaisituasi dan kondisi di lapangan.

Bersama Menggapai Mimpi: Fokus Sejak awal

Page 104: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

64Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 105: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

65

Komitmen Masyarakat:Kunci Keberhasilan

Program Pemberdayaan

Page 106: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

66Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 107: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

67

LINDA WIDIYANTI

“Setelah ada air bersih perasaan saya teh bungah, senang, tidakseperti dulu harus jalan keluar mengambil air, sekarang sudah

ringan … “ (Teh Mimi, Warga Kampung Babakan Ciomas)

Kutipan tersebut menggambarkan kebahagiaan salah seorang wargakampung Babakan Ciomas (Bacio) setelah rumahnya dialiri airbersih. Pemberdayaan masyarakat bisa membuat hati senang,meringankan beban dan memberi kehidupan yang lebih baik.Namun, pemberdayaan tidak akan berhasil tanpa didukungpartisipasi aktif masyarakat yang diberdayakan. Tulisan iniberupaya menggambarkan jika keberhasilan pemberdayaan

masyarakat bukan ditentukan oleh pembuat program, melainkan olehmasyarakat itu sendiri. Komitmen masyarakat adalah kunci

keberhasilan program pemberdayaan, yang di antaranyadipengaruhi oleh kebutuhan dan karakteristik masyarakat.

Komitmen Masyarakat:Kunci Keberhasilan

Program Pemberdayaan

Komitmen Masyarakat: Kunci Keberhasilan Program Pemberdayaan

Page 108: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

68Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Hubungan antara Komitmen, Kebutuhan dan KarakteristikMasyarakat terhadap Keberhasilan Program Pemberdayaan

Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan Ciomas sama-sama menghadapi masalah kesehatan dan lingkungan. Namun,kebutuhan masyarakat di kedua kampung ini tidaklah sama.Berdasarkan hasil belajar bersama selama 18 bulan, G-help menemukanjika masalah yang muncul di Nyungcung lebih banyak dan beragamdibanding Babakan Ciomas. Masalah tersebut mulai dari masih adanyadua blok yang belum memiliki sarana sanitasi yang layak, masih adanyamasyarakat yang buang air besar ke empang dan sungai, serta masihbelum tersedia-nya sarana pembuangan sampah yang memadai.Berbeda dengan kampung Nyungcung, masalah yang muncul diBabakan Ciomas hanya satu, yaitu tidak tersedianya sarana air bersih.Oleh karena itu, dari awal studi halimun sampai sebelumdilaksanakannya aksi besar, masyarakat Babakan Ciomas kokoh denganpendiriannya, bahwa yang paling mereka butuhkan adalah sarana airbersih.

Kebutuhan masyarakat di kedua kampung pun tidak terlepas darikarakteristik masyarakatnya. Kampung Nyungcung yang diidentifikasi-kan sebagai masyarakat lokal1 memiliki sejumlah karakteristik yangberbeda dengan Babakan Ciomas. Masyarakat Nyungcung jumlahnyalebih banyak dan terkotak-kotak. Di Nyungcung, ada 344 kepala

1 Masyarakat Lokal adalah kelompok masyarakat yang secara historis memiliki teritorial danidentitas diri dan mengidentifikasikan diri sebagai kelompok yang berbeda (United Nations,dalam Hadiyono, 2006)

Kebutuhan Komitmen Karakteristik

Komitmen

Page 109: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

69

keluarga (KK) yang terbagi menjadi 7 blok. Setiap blok di kampungNyungcung mempunyai kebutuhan yang berbeda, misalnya kebutuhanakan MCK (Mandi Cuci Kakus) di blok Simagrib dan NyungcungLegok, kebutuhan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) di blokNyungcung Kidul, dan kebutuhan sarana pembuangan sampah di hampirsemua blok. Sedangkan kampung Babakan Ciomas yang masyarakatnyaadalah masyarakat adat2, jumlahnya hanya 37 KK dan tidak terbagilagi ke dalam blok. Perbedaan tipe masyarakat ini tentunya mem-pengaruhi jenis kebutuhan masyarakat. Bukanlah hal yang aneh jikakampung Nyungcung yang jumlahnya lebih banyak dan terkotak-kotakmempunyai jenis kebutuhan yang lebih banyak di banding masyarakatBabakan Ciomas.

Dalam kegiatan aksi besar yang merupakan puncak dari studiHalimun, terlihat bagaimana kebutuhan mempengaruhi komitmenmasyarakat. Pada pembangunan MCK dan SPAL di kampungNyungcung, masyarakat yang terlibat hanya masyarakat yang berke-pentingan (masyarakat yang bloknya dibangun), sedangkan masyarakatyang tidak merasa itu bukan kebutuhannya tidak ikut terlibat. Dengankata lain, dalam aksi besar di Nyungcung hanya segelintir orang sajayang berpartisipasi yaitu hanya mereka yang merasa butuh. Hal berbedaterjadi pada pelaksanaan aksi besar di Babakan Ciomas. Karena dariawal seluruh masyarakat telah sepakat bahwa yang dibutuhkan adalahair, maka saat pembangunan sarana air bersih semua masyarakat secaraaktif terlibat. Adanya rasa butuh telah membuat masyarakatberkomitmen.

Selanjutnya, G-help juga melihat bahwa karakteristikmempengaruhi komitmen masyarakat terhadap program pemberdayaan.Masyarakat Nyungcung dan Babakan Ciomas memiliki pengalaman

2 Masyarakat Adat adalah komunitas yang hidup berdasarkan asal usul leluhur secara turuntemurun, diatas suatu wilayah adat, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adatdan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakat (S. Masiun, 2000,dalam Hadiyono, 2006)

Komitmen Masyarakat: Kunci Keberhasilan Program Pemberdayaan

Page 110: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

70Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

yang berbeda berkaitan dengan pernah atau tidaknya mendapat programpemberdayaan. Masyarakat Nyungcung pernah mendapat bantuanteknis program pemberdayaan dari RMI-The Indonesian Institute forForest and Environment), LDSC (Letter Day Saint Charities) danICRAF (The International Center for Research in Agroforestry),sedangkan kampung Babakan Ciomas sama sekali belum pernahdilibatkan dalam program pemberdayaan.

Pengalaman tersebut kemudian mempengaruhi komitmenmasyarakat untuk berpartisipasi dalam program. Di masyarakatNyungcung muncul sejumlah kekhawatiran mengenai programpemberdayaan, mulai dari data yang takut dijual sampai kejenuhan akanprogram yang tidak pernah terasa manfaatnya. Ketakutan terhadappenjualan data diungkapkan oleh Minah (nama disamarkan):

“Warga Kampung Nyungcung pernah ditanya sama orang-orangdari B (nama disamarkan) tentang gizi anak, penghasilan keluarga,pekerjaan. Saya curiga, mau apa mereka tanya-tanya wargaNyungcung. Data warga Nyungcung mau dijual, seperti yangpernah saya dengar dari tv. Orang miskin seperti kami, sukadimanfaatkan oleh orang lain yang menjual data kemiskinan kami”

Selain rasa takut, warga Nyungcung juga jenuh dengan programpemberdayaan yang tidak ada manfaatnya. Seperti diungkapkan olehFajar (nama disamarkan) “Kita tidak mau banyak program, mau sedikit-sedikit saja yang penting terbukti”. Kesan yang kurang positif terhadapkehadiran program pemberdayaan sebelumnya tentunya mempengaruhikomitmen masyarakat terhadap program pemberdayaan yang sedangberjalan. Bagaimana mereka mau berkomitmen untuk terlibat jikamereka merasa takut dan jenuh dengan kehadiran programpemberdayaan?

Namun, tidak semua warga Nyungcung memiliki kesan negatifterhadap program pemberdayaan. Ada juga warga yang menanggapinyadengan positif, misalnya seperti Muslimin (nama disamarkan) yang telah

Page 111: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

71

sadar bahwa pemberdayaan adalah suatu proses yang tidak bisa terlihatlangsung hasilnya. Walaupun begitu pemberdayaan telah membukakanjalan bagi masyarakat untuk menemukan solusi atas permasalahan yangdihadapi, “Sejak adanya pemberdayaan yang tadinya gelap menjaditerang” ungkapnya. Warga Nyungcung seperti Pak Muslimin inilah yangkemudian lebih berkomitmen dan terlibat dalam studi halimun.

Berbeda dengan masyarakat Nyuncung, seluruh warga kampungBabakan Ciomas yang belum pernah mendapat bantuan teknis programpemberdayaan menyambut studi halimun dengan antusias. Hal tersebutdapat terlihat dari jumlah hari sekolah lapang (riung mungpulung).Dalam satu minggu masyarakat Babakan Ciomas menyepakatipertemuan sebanyak dua kali, sedangkan masyarakat Nyungcung hanyasatu kali. Rasa antusias itu juga tergambar dari jawaban Erlis (namadisamarkan) ketika ditanya alasannya mengikuti sekolah lapang, “Abditeh ingin pintar supaya kampung Babakan Ciomas menjadi kampungteladan”.

Tingkat interaksi antarmasyarakat di dalam dan di luar kampungjuga mempengaruhi komitmen. Masyarakat Nyungcung yangmerupakan masyarakat lokal lebih banyak berinteraksi dengan dunialuar dibanding dengan masyarakat Babakan Ciomas (masyarakat adat).Selain itu, ikatan antarwarga Nyungcung juga tidak seerat ikatan wargaBabakan Ciomas. Hal ini seperti diungkapkan RMI:

“Seiring dengan perkembangan jaman, para keturunan (incuputu) dari kedua kasepuhan yang ada di kampung Nyungcung(Kasepuhan Urug dan Kasepuhan Cipatat) mulai pudar. Alhasil,budaya atau istiadat yang ada hanya dilakukan oleh segelintir orangsaja yang masih percaya dengan ritual tersebut”

Berbeda dengan Nyungcung, ikatan adat masyarakat BabakanCiomas masih sangat kuat. Masyarakat adat Babakan Ciomas termasukdalam kasepuhan Citorek. Masyarakat adat kasepuhan diartikan sebagaimasyarakat yang dalam kesehariannya masih menjalankan pola perilaku

Komitmen Masyarakat: Kunci Keberhasilan Program Pemberdayaan

Page 112: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

72Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

sosial-budaya tradisional yang mengacu pada karakteristik budayaSunda abad ke-18 (Asep, 2000, dalam Emila dan Suwito, 2006).Kuatnya ikatan antarwarga Babakan Ciomas membuat tingkat kepatuhanwarga pada sesepuh adat juga tinggi. Kuatnya ikatan menyebabkanterbentuknya kebulatan tekad antarwarga. Dengan demikian terciptakesatuan suara dan sikap dalam keterlibatan mereka dalam programpemberdayaan. Singkat kata, kuatnya ikatan antarwarga akan membuatwarga merasa “senasib sepenanggungan”.

KOMITMEN DAN KEBERHASILAN

Keberhasilan program secara nyata terlihat dari adanya keterlibatan(partisipasi) dan inisiatif masyarakat dalam proses pemberdayaan. Halini sesuai dengan hakekat pemberdayaan masyarakat yang bertujuanmeningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui inisiatif danpartisipasi aktif masyarakat (Brokensha dan Hodge, 1969, dalam Adi,2003: 2000). Pemberdayaan yang berhasil adalah pemberdayaan yangmelibatkan masyarakat dalam prosesnya. Dengan kata lain,pemberdayaan tidak akan berhasil jika masyarakat yang diberdayakantidak terlibat.

Keterlibatan atau partisipasi masyarakat untuk terlibat dalamprogram ditentukan oleh komitmen yang mereka miliki terhadapprogram pemberdayaan tersebut. Seperti yang telah diuraikansebelumnya, kebutuhan dan karakteristik mempengaruhi komitmenmasyarakat. Apabila dikaitkan dengan konteks studi halimun, perbedaankomitmen masyarakat di kampung Nyungcung dan Babakan Ciomassecara nyata telah mempengaruhi keberhasilan program pemberdayaanmasyarakat di kedua wilayah tersebut.

Komitmen masyarakat Nyungcung yang kurang kompakmembuat pelaksanaan aksi besar hanya didukung oleh masyarakat yangmemang merasa butuh saja. Dalam pembangunan MCK dan SPAL diNyungcung yang berpartisipasi hanya mereka yang bloknya dibangun.

Page 113: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

73

Kurangnya komitmen juga menyebabkan target penyelesaian yangsebelumnya telah ditetapkan selama 4 minggu mundur menjadi 4 bulan.Kondisi berbeda dijumpai di kampung Babakan Ciomas, komitmenmasyarakat untuk menyukseskan pembangunan sarana air bersihdiwujudkan dengan keterlibatan seluruh masyarakat dalam pelaksanaanaksi besar. Keberhasilan tersebut di antaranya terlihat dari masapengerjaan sarana air bersih. Pembangunan yang tadinya ditargetkanselesai selama 2 minggu dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari.

Jika dilihat dari sisi keterlibatan (partisipasi) masyarakat,pemberdayaan di kampung Nyungcung tidak sepenuhnya berhasilkarena tidak semua masyarakat ikut berpartisipasi, dan lagi manfaatpembangunan MCK dan SPAL tidak bisa dirasakan oleh seluruh wargakampung Nyungcung. Berbeda dengan Nyungcung, pemberdayaan dikampung Babakan Ciomas bisa dikatakan cukup berhasil karena seluruhmasyarakat terlibat dan manfaat pembangunan sarana air bersih dapatdirasakan oleh semua rumah tangga.

KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan masyarakat bukanlah sebuah proses yang secara otomatisakan berhasil. Hasil studi menunjukkan jika keberhasilan programpemberdayaan bukan ditentukan oleh pembuat program, melainkanditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Komitmen masyarakat adalahkunci keberhasilan program pemberdayaan yang di antaranyadipengaruhi oleh kebutuhan dan karakteristik masyarakat yangdiberdayakan.

Learning is the requirement for, and the product of, the communitydevelopment process (Botkins, et.al., 1979, dalam Cook, 1994).Pembelajaran adalah prasyarat dan produk dari proses pemberdayaanmasyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran yang kami dapat dari studiHalimun hendaknya dapat menjadi masukan untuk membuat programpemberdayaan yang lebih baik lagi.

Komitmen Masyarakat: Kunci Keberhasilan Program Pemberdayaan

Page 114: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

74Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini merupakan rangkuman pembelajaran yang diperoleh Tim G-HELP dari18 bulan studi halimun. Tanpa dukungan dari masyarakat Kampung Nyungcungdan Kampung Babakan Ciomas, tulisan ini tidak akan pernah terwujud. Secarakhusus, penulis berterima kasih kepada Mas Prayet dan Bapak Mualim Ata (Kp.Nyungcung), Teh Mimi (Kp. Babakan Ciomas) serta Kang Rojak (RMI) yang telahmenjadi narasumber dalam tulisan ini. Terima kasih juga kepada Mbak Lenni (RifkaAnnisa) dan Mbak Hanum (Hotline) yang telah berbagi ilmu dan pengalamannyatentang pemberdayaan masyarakat. Terima kasih juga kepada Prof. Budi Utomo,Purwa Kurnia Sucahya, Dini Dachlia, Nurul Huriah Astuti, Luluk Ishardini dan DwiastutiYunita Saputri, untuk semua tambahan informasi dan masukannya sehingga tulisanini bisa lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA:

Adi, IR., 2003, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Cook, B.J, 1994, Community Development Theory, Department of CommunityDevelopment Univesity of Missouri, http://extension.missouri.edu/publications/DisplayPub.aspx?P=MP568

Emila, & Suwito, 2006, Seputar Kasus Tenure TN Gunung Halimun dan MasyarakatAdat Kasepuhan, Warta Tenure Edisi 2, Mei 2006. http://www.wg-tenure.org/html/wartavw.php?id=18

Hadiyono, 28 November 2006, Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Lokal gunaMenjaga Tatanan Kehidupan Masyarakat, Depsos RI, http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=330

Kiprah RMI di Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kabupaten Bogor. RMI – TheIndonesian Institute for Forest and Environment, Bogor.

Page 115: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

75

Kemitraan VersiMasyarakat Pedesaan

Page 116: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

76Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 117: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

77

LULUK ISHARDINI

“Berkat bantuan pipa dari Wavin, kami bisa memakai air dari sirahcai Cisabagi. Masyarakat tadinya waswas karena pembangunankekurangan dana,” demikian Bapak Yadi, ketua pembangunan

Sarana Air Bersih (SAB) Kampung Babakan Ciomas berkomentar.Impian masyarakat warga Kp.Babakan Ciomas untuk mendapatkanair bersih sempat terancam karena terbatasnya dana untuk membeli

pipa. Saat itulah peran fasilitator dalam mencari alternatifpemecahan masalah berupa jalinan mitra dengan pihak luar menjadi

jawaban. Tulisan ini menguraikan bagaimana beberapa pemangkukepentingan bermitra dalam program pemberdayaan masyarakat

pedesaan untuk menciptakan kampung yang bersih dan sehat.

PENGANTAR

Program pemberdayaan masyarakat desa merupakan kegiatan yangdilandasi komitmen bekerja bersama demi menggapai cita-cita.Program pemberdayaan dibuat atas atas dasar kebutuhan

masyarakat dan tidak lepas pula dari peran berbagai pemangkukepentingan baik yang menghambat maupun yang mendukung.

Kemitraan VersiMasyarakat Pedesaan

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 118: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

78Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Salah satu pemangku kepentingan adalah pendamping ataufasilitator yang membantu masyarakat mengembangkan kemandirianmenyelesaikan masalah. Dalam banyak kasus, sudah ada pendampingmasyarakat dalam menangani masalah kesehatan dan lingkungan, tetapimasalah belum juga terselesaikan. Pada perkembangannya, pemangkukepentingan tidak hanya pada mereka yang mempunyai hubunganlangsung dengan masyarakat. Sebagai contoh, pada kasus hambatanbiaya, tidak ada kata tabu bagi masyarakat untuk bermitra dengan pihakluar seperti sektor swasta sepanjang ada kesamaan konsep dan visi sertakejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing.

ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemangku kepentingan (stakeholder) dapat didefinisikan sebagai ‘parapihak: individual, kelompok individu, atau lembaga yang merupakanaudience penting, klien, grup, penerima manfaat, pendukung atauinvestor dalam organisasi’. Dalam prakteknya, identifikasi pemangkukepentingan diharapkan menjawab dua pertanyaan, yaitu ‘siapa sajamereka?’ dan ‘mengapa mereka mendukung program kita?’ (Zen, 2008).

Secara umum dinyatakan pemangku kepentingan adalah merekayang memiliki power (kekuatan mempengaruhi jalannya operasiperusahaan), legitimacy (dukungan anggota kelompok atau normatertentu), urgency (dimensi waktu dari tuntutan, yang bila tidak dipenuhisegera berdampak buruk), serta proximity (kedekatan geografis) (CSRCommunity, 2008).

Pemangku kepentingan primer adalah mereka yang secara lang-sung memberikan pengaruh, baik positif (mendukung) maupun negatif(menghambat). Pemangku kepentingan sekunder, merupakan peng-hubung yang turut membantu mewujudkan proses pewujudan tujuan.Definisi pemangku kepentingan ini meliputi juga mereka yang terlibatatau tidak terlibat dari proses pengambilan keputusan (WHO, 2008)

Page 119: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

79

Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan Ciomas, sama-sama melakukan analisis pemangku kepentingan untuk mencari siapayang dapat mendukung program pemberdayaan mereka masing-masingdan mengantisipasi hambatan yang bisa saja datang. Analisis inidilakukan dengan membuat daftar pemangku kepentingan yangpotensial, melakukan review daftar tersebut, untuk kemudian melakukanidentifikasi minat khusus yang mereka perlihatkan pada program ini.Selanjutnya dilakukan pemikiran apa manfaat yang bisa didapat dariketerlibatan mereka dan pengurutan angka berdasarkan skala prioritastingkat keminatan mereka.

HASIL ANALISA PEMANGKU KEPENTINGAN

Analisa pemangku kepentingan yang dilakukan warga Nyungcungmembawa kita pada peran besar masyarakat, Unit Pelaksana TeknisDaerah (UPTD) Kesehatan Kecamatan Nanggung, fasilitator ataupendamping masyarakat sebagai agen perubahan dan PT AnekaTambang sebagai perusahaan swasta yang sangat dekat lokasinyadengan pemukiman mereka. Pihak swasta ini diharapkan dapatmemberikan dukungan moril dan biaya karena warga mengetahuiadanya anggaran untuk program Corporate Social Responsibility (CSR)dari perusahaan tersebut.

Kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang semula aktif danpada saat ini jalan di tempat, diharapkan oleh warga untuk aktifmemberikan arahan kepada warga pada saat program berlangsung. Halini didasarkan pada pengalaman keberhasilan organisasi ini padakegiatan yang sama sebelumnya, bersama-sama dengan tokohmasyarakat menggerakkan warga. Pemangku kepentingan lain sepertikader posyandu, tokoh agama, Balai Taman Nasional Gunung HalimunSalak (TNGHS), Perhutani dan pihak sekolah, dapat mejadi pendukungsecara tidak langsung bagi program.

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 120: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

80Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Tabel 1. Analisis Pemangku Kepentingan Pembuatan SPAL dan MCK Umum diKp.Nyungcung

No Pemangku Minat/Kepentingan Manfaat Praktekkunci Minat

1. Primer

Masyarakat Mengagas, merencana- Sarana kesehatan 1Kampung kan dan membuat (SPAL & MCKNyungcung sarana kesehatan umum) tersedia

Menjalankan perilakuhidup sehat

Kelompok Memberikan arahan & Dampingan kepada 2Swadaya terlibat aktif pada tiap masyarakat danMasyarakat tahap perencanaan & keikutsertaan aktif(KSM) pemba ngunan sarana

kesehatan

UPTD Memberikan masukan Penetapan sarana 1Kesehatan mengenai jenis SPAL kesehatan yangKecamatan dan MCK umum, dan tepatNanggung memilih sarana yang

tepat untuk dibangunMensosialisasikan perilaku hidup bersih sehat

Tokoh Menggalang kesadaran Iuran warga dan 2masyarakat warga untuk aktif masyarakat aktif(kampung mengerjakandan desa) pembangunan fisik

Tokoh agama/ Menggalang kesadaran Iuran warga dan ke- 3Mu’alim warga untuk aktif sadaran untuk hidup

bersih dengan lan-dasan ajaran agama

Kader Memberikan kontribusi Warga semangat 3posyandu berupa konsumsi untuk mengerjakan

warga pembangunan fisik

Fasilitator/LSM Melakukan pendamping- Kepercayaan diri 1an kepada masyarakat warga meningkat &dan dukungan dana penghubung wargaMempunyai jaringan ker- untuk bekerjasamaja terkait dg program dengan pihak luar

PT. Aneka Dukungan dana dan Sarana kesehatan 1Tambang dampingan lebih memenuhi

syarat kesehatan

Page 121: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

81

Di Kp.Babakan Ciomas, pada analisis pemangku kepentinganyang disusun warga, dikedepankan keaktifan masyarakat, mandor desa,fasilitator/pendamping sebagai agen perubahan, dan tenaga ahli yangmemberikan desain dan teknik bangun sarana fisik sebagai pemangkukepentingan yang utama.

Pemuka adat, kader posyandu dan pihak (perusahaan) swastamenjadi prioritas kedua. Penempatan pihak swasta pada ranking initidak lain karena letak kp.Babakan Ciomas yang sangat terpencil danjauh dari perusahaan manapun yang sekiranya dapat membantu. Tokohagama, mantri dan warga sekitar kampung yang ditempatkan pada urutanberikutnya, diharapkan dapat menjadi penghubung masyarakat dalammewujudkan suksesnya program kemandirian ini.

No Pemangku Minat/Kepentingan Manfaat Praktekkunci Minat

2. Sekunder

Balai Taman Minat kurang/tidak ada Sebagai kelompok 3Nasional Gng penekanHalimun Salak

Perhutani Minat kurang/tidak ada Sebagai kelompok 3penekan

Masyarakat di Minat kurang/tidak ada Sebagai kelompok 3sekitar Kamp. penekanNyungcung

Sekolah Pendidikan sadar Perubahan perilaku 3lingkungan sejak dini sejak dini

Catatan: Skala praktek minat diurutkan dari nomor 1 sebagai yang paling mendukung

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 122: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

82Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Tabel 2. Analisis Pemangku Kepentingan Pembuatan Sarana Air Bersih diKp.Babakan Ciomas

No Pemangku Minat/Kepentingan Manfaat Praktekkunci Minat

1. Primer Mengagas, merencana Sarana kesehatan 1Masyarakat kan, dan membuat sara- (Sarana Air Bersih)Kp.Babakan na kesehatan tersediaCiomas Komitmen tinggi

Mandor Memimpin seluruh kegia- Merupakan tenaga 1kampung tan terkait pembangunan ahli lokal setempat

(dari pertemuan, survei & yg memahami situasi,pelaksanaan) dan mem- dapat memberikanberi masukan teknis masukan yang bersi-

fat teknisKoordinasi iuranwarga

Tokoh adat Mempunyai kewenangan Aturan adat mengatur 2setempat dalam aturan adat yang tingkah laku masyara-

mengatur roda kehidupan kat memegang teguhsosial kemasyarakatan komitmen bersama

Tokoh Menggalang kesadaran Iuran warga dan kesa- 3agama warga untuk aktif dalam daran untuk hidup ber-

pembangunan sih dengan landasanajaran agama

Kader Membantu mengumpul- Bahan bangunan lokal 2posyandu kan bahan bangunan tersedia di sekitar tem-

berupa pasir dan batu pat pembangunan danMemberikan kontribusi warga semangat meberupa konsumsi untuk ngerjakan pembangu-warga nan fisik

Mantri Mensosialisasikan perila- Kesadaran masyarakat 3ku hidup bersih dan sehat akan hidup bersih dan

sehat

Aparat desa Mengawal keberlangsu- Pengawalan keber- 1(kepala ngan program langsungan programdesa dan Memberikan dukungan Jaminan dukungancarik) dana melalui program dana tambahan

pemerintah untuk pem-bangunan pedesaan

Fasilitator/ Melakukan pendamping- Kepercayaan diri 1LSM an kepada masyarakat warga meningkat

Dukungan dana Penghubung wargaMempunyai jaringan untuk bekerjasamakerja terkait dengan dengan pihak luarprogram

Page 123: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

83

BERMITRA, MENGAPA TIDAK?

Dari hasil analisa pemangku kepentingan dan hasil proses pembangunanSPAL dan MCK umum di Kp.Nyungcung dan SAB di Kp.BabakanCiomas, diketahui bahwa ide pembangunan awal berasal dari pihakmasyarakat itu sendiri. Di Kp.Nyungcung, keterlibatan masyarakat tidakberlanjut sampai pada pelaksanaan pembangunan fisik. Hal inidikarenakan pembangunan SPAL dan MCK umum hanya pada 3 blokNyungcung saja, sehingga warga dari blok lain tidak merasakan adamanfaatnya untuk turut berpartisipasi.

Pemangku kepentingan yang berperan besar untuk mewujudkanide pembangunan sarana kesehatan lainnya adalah pihak UPTDKesehatan Kecamatan Nanggung dan fasilitator LSM. UPTD diwakilioleh seorang tenaga penyuluh memberikan materi mengenai PerilakuHidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan berbagai jenis SPAL dan MCKyang sesuai dengan syarat kesehatan. Bersama-sama dengan warga

No Pemangku Minat/Kepentingan Manfaat Praktekkunci Minat

Tenaga ahli Mendampingi masyarakat Bangunan sarana air 1pada setiap pertemuan, bersih yang sesuaisurvei lapangan, dan syarat kesehatan ter-pembangunan fisik sediaMemberikan masukanteknis terkait bangunansarana air bersih

2. Sekunder

Pihak Memberikan dukungan Dukungan dana dan 2swasta dana dan bantuan fisik alat bahan pembangunan

dan bahan

Warga Lingkungan bersih dan Sebagai kelompok 3masyarakat sehat penekansekitar

Sekolah Pendidikan sadar lingku- Perubahan perilaku 3ngan sejak dini sejak dini

Catatan: Skala praktek minat diurutkan dari nomor 1 sebagai yang paling mendukung

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 124: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

84Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

kemudian ditetapkan tipe yang cocok untuk dibangun di kampungmereka. Pada saat pembangunan pun, perwakilan dari UPTD datangmelakukan pemantauan ke lapangan. Dapat dikatakan, keterlibatan aktifdari staf UPTD Kesehatan ini merupakan kesempatan untuk memberikankontribusi terbaik mereka bagi pencapaian lingkungan yang bersih dansehat.

Kp.Nyungcung dikenal telah sering berintraksi dengan pihak luarkarena letak wilayahnya yang tidak jauh dengan perkotaan. Pengalamanbermitra dengan berbagai LSM seperti Wahana Lingkungan HidupIndonesia (WALHI), The International Centre for Research inAgroforestry (ICRAF), dan The Indonesian Institute for Forest andEnvironment (RMI), sukses melahirkan inisiatif berupa Kampungdengan Tujuan Konservasi (KDTK) yang dibangun atas dasar programTNGHS untuk menjaga kelestarian hutan.

“Kalau Antam (PT.Aneka Tambang) lebih banyak lagi jasanya.Ada pinjaman untuk usaha warga, pembangunan sekolah, musholla,periksa kesehatan gratis, sampai sunatan masal anak-anak sini semuaAntam yang biayai”, pungkas Mu’alim Ata, sang tetua kampungNyungcung. PT.Aneka Tambang merupakan perusahaan besar yangterletak sangat dekat dengan Nyungcung dan sejak lama menjadi bagiandari kehidupan warga.

Pada kenyataannya kemudian, PT.Aneka Tambang yang sangatdiharapkan oleh warga Nyungcung untuk memberikan kontribusinya,tidak turut berkontribusi dalam kegiatan kemandirian warga. Keadaanini memaksa warga mengundurkan rencana pembangunan SPAL diNyungcung Blok Kaler yang sedianya akan dibangun segera setelahBlok Sabrang selesai. Hal ini dimaksudkan untuk menungguterkumpulnya dana susulan dari iuran warga. Kondisi ini merupakanancaman terhadap kelangsungan kemandirian masyarakat Nyungcung.Ekspektasi yang besar akan bantuan dari perusahaan swasta membuatmereka memiliki ketergantungan yang besar dan menjadi ‘manja’.

Page 125: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

85

Kondisi yang terjadi di Kp.Nyungcung ini secara umum justruterjadi sebaliknya pada Kp.Babakan Ciomas. Keikutsertaan masyarakatdalam setiap pertemuan perencanaan sampai dengan prosespembangunan sarana fisik menjadi kekuatan utama dalam pencapaiansukses pembangunan Sarana Air Bersih di Kampung Babakan Ciomas.Warga sangat kompak, mudah dibangkitkan semangatnya dalambekerjasama untuk tujuan masyarakat yaitu tersedianya air bersih dikampung mereka. Dukungan moril dari kepala desa dan aparat lainnyajuga menjadi kekuatan warga untuk terus maju.

Kondisi Kp.Babakan Ciomas yang jauh, terpencil, sehingga aksesuntuk menuju lokasi lebih sulit dibandingkan Kp.Nyungcung, membuatwarganya tidak pernah melakukan kerjasama sebelumnya dengan pihakluar manapun. Oleh karenanya, saat bertemu dengan kendala biaya yangdirasakan tidak mencukupi kegiatan sampai selesai, salah seorangmandor kampung, Bapak Armidi, sempat berucap: “Kalau sampai tidakjadi air bersih mengalir ke (Babakan) Ciomas saya akan malu sekalikarena seluruh Desa Citorek sudah mendengar kami mau punya airbersih. Bagaimana ini?”

Masalah ini kemudian dapat terpecahkan dengan pendekatankepada pihak swasta yaitu PT.Wavin Duta Jaya sebagai produsen pipaterbesar Indonesia. Masyarakat sendiri yang membuat usulan dana dangambaran kegiatan melalui proposal yang dibawa oleh pendampingmasyarakat/fasilitator untuk menemui pihak Wavin. Perusahaan inikemudian memenuhi harapan warga dengan mengedepankan kesamaankonsep dalam pembangunan kemasyarakatan mandiri. Bapak Jacksondari Wavin pada saat bertemu dengan tim G-help mengungkapkan, visidari perusahaannya adalah mengaliri air kepada masyarakat pada segalapenggunaannya di kehidupan sehari-hari.

Wavin sebagai pihak swasta yang menjadi ‘penyelamat’ wargaCiomas merupakan pemangku kepentingan yang menjadi kekuatandalam pembelajaran bermitra dengan pihak di luar kampung. Proses

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 126: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

86Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

awal untuk berinteraksi dengan Wavin juga merupakan kesempatanpertama bagi warga Ciomas untuk melakukan komunikasi, negosiasi,dan saling dukung dan bekerjasama.

Tabel 3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan di Kp.Nyungcung dan Kp.BabakanCiomas

No. Pemangku Pembuatan SPAL & MCK Pembuatan Sarana AirKepentingan Umum di Kp. Nyungcung Bersih di Kp. Babakan

Ciomas

1 Masyarakat Tahap persiapan: Tahap persiapan: PadaPerwakilan warga yg masuk masa-masa Riungkedalam tim inti sekolah la- Mungpulung, seluruh wargapang Riung Mungpulung sa- Kp. Babakan Ciomasngat aktif mengikuti perte- merupakan peserta aktif.muan-pertemuan perenca- Demikian pula pada perte-naan. muan-pertemuan perencana-Tahap pembangunan: an program pembangunanWarga tidak terlalu banyak SAB.terlibat pada kegiatan pem- Tahap pembangunan:bangunan. Hal ini dikarena- Seluruh warga kampung,kan SPAL dan MCK hanya laki-laki-perempuan, tua-dibangun di 3 blok kampung muda, yang sehat maupunsaja, sehingga blok lain tdk yang kurang fit, semua ikutmerasa wajib terlibat karena berpartisipasi pada hari-haritidak akan merasakan man- pembangunan SABfaatnya. Kesan mendalam dari

pendamping/fasilitator dantenaga ahli teknis yangmendampingi masyarakatpada tahap pembangunanfisik adalah masyarakatberhasil membangun lebihcepat waktunya dari durasiwaktu pembangunan yangdiperkirakan (pekerjaan 2minggu menjadi 5 hari).

2 Organisasi Sejak awal perencanaan Belum ada suatu organisasiKelompok pembangunan aktif berkoor- kemasyarakatan di Kamp.Swadaya dinasi dengan warga di se- Babakan Ciomas, akan tetapiMasyarakat/ tiap pertemuan. Pada saat peran sebagai koordinatorMandor pembangunan juga turun langsung baik pd pertemuankampung langsung ke lapangan. perencanaan maupun

kegiatan di lapangan, dilaku-kan dengan sangat baik olehbeberapa mandor desa.

Page 127: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

87

No. Pemangku Pembuatan SPAL & MCK Pembuatan Sarana AirKepentingan Umum di Kp. Nyungcung Bersih di Kp. Babakan

Ciomas

3 Tokoh adat/ Tokoh masyarakat pd blok- Para tetua adat turut membe-Tokoh ma- blok yang mendapatkan ke- rikan ketentuan hari baik dansyarakat sempatan dibangun sarana aturan adat lain seperti pem-

SPAL & MCK umum turut bangunan harus dimulai darihadir dalam pertemuan-per- dataran yang lebih tinggitemuan perencanaan. dahulu sebagai aturan adat

yang tidak tertulis.

4 Tokoh agama Memberikan materi ceramah Memberikan materi ceramahyang terkait dengan program yang terkait dengan program(hidup bersih dan sehat). (hidup bersih dan sehat).

5 UPTD Salah seorang penyuluh ke- Mantri Desa Citorek KidulKesehatan sehatan berperan besar dlm berperan dlm beberapa per-

memberikan materi SPAL & temuan perencanaan, akanMCK umum, dan bersama- tetapi kemudian kurang ter-sama warga menentukan sa- libat pada proses pemba-rana yang paling tepat utk ngunan SAB.dibangun di Kp. Nyungcung.

6 Kader Terlibat aktif pada tahap Aktif pada saat perencanaanPosyandu perencanaan. dan saat pembangunan ber-

langsung. Disamping me-nyiapkan konsumsi, kaderbersama-sama dengan ibu-ibu lain mengumpulkan pasir& batu utkl bahan bangunan.

7 Fasilitator/ Terlibat aktif di setiap tahap Terlibat aktif di setiap tahapPendamping program kemandirian ma- program kemandirian

syarakat desa. masyarakat desa.

8 Pihak swasta PT.Aneka Tambang sama Yang semula tidak diperhi-sekali tidak memberikan du- tungkan menjadi mitra, pihakkungan baik moril maupun swasta menjadi mitra palinginvestasi dana. berperan dalam prmbangu-

nan SAB. PT. Wavin DutaJaya memberikan hibah pipasepanjang sumber mata airsampai ke perkampunganwarga. Asistensi dalam per-baikan dan perawatan jugadiberikan sebagai salah satuupaya peningkatan pengeta-huan dan kemandirian warga.

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 128: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

88Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

HIKMAH DIBALIK KEMITRAAN

Pelaksanaan aksi pembangunan sarana umum yang melibatkan berbagaipemangku kepentingan pada program kemandirian masyarakat desamembawa beberapa dampak yang dapat dirasakan warga sebagaipenggagas sekaligus pelaksana program.

Bantuan fisik

Bantuan fisik yang didapat dari pihak luar kepada masyarakat tidakdapat dipungkiri sangat membantu perkembangan program. Buku-bukudan poster dengan berbagai tema untuk disebarkan kepada masyarakatdapat memberikan manfaat pengetahuan dan penyadaran warga. Sebagaicontoh, poster bahaya merokok yang diperoleh dari UPTD Kesehatan,serta merta dipasang oleh warga Kp.Nyungcung sebagai peringatan bagiwarganya yang banyak merokok dan menjadi bahan obrolan antarmereka baik saat pertemuan maupun pada kesempatan bertemu satusama lain.

Bentuk fisik yang lain yang dapat dirasakan besar manfaatnyaadalah bantuan pipa PT.Wavin Duta Jaya yang sangat membantumengurangi beban anggaran pembangunan sarana air bersih diKp.Babakan Ciomas. Bantuan hibah inipun membawa berkah efektifnyawaktu pelaksanaan pembangunan. Dalam kurun waktu sebulan setelah

No. Pemangku Pembuatan SPAL & MCK Pembuatan Sarana AirKepentingan Umum di Kp. Nyungcung Bersih di Kp. Babakan

Ciomas

9 Tenaga ahli Tidak dilibatkan karena me Sangat berperan aktif dalamteknis mang pada awalnya warga memberikan usulan desain

tidak memasukkannya ke- pada beberapa pertamuan didalam kebutuhan program. tahap perencanaan, dan tidak

lepas mendampingi wargauntuk memberikan pengawa-san pada saat pembangunanfisik.

Page 129: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

89

mandeg akibat kesulitan finansial, warga sudah dapat menikmati airbersih untuk keperluan sehari-hari.

Berbagi ilmu baru

Dunia diluar kampung tempat hidup warga masyarakat pedesaanmenjadi daya tarik tersendiri bagi warga desa, utamanya bagi merekayang ingin meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Pengetahuandan keterampilan baru mengenai usaha peningkatan pendapatankeluarga secara tidak langsung akan mereka dapatkan.

Pada kegiatan masyarakat Kp.Babakan Ciomas, ilmu baru yangsecara konkrit didapat warga dari Wavin adalah pengetahuan akan carapemasangan, penggunaan yang baik, dan cara perawatan pipaPolyEthylene (PE) dari Wavin. Pipa PE adalah jenis pipa baru dari Wavinyang lentur dan dapat mengikuti kontur tanah, sehingga sangat cocokdigunakan untuk daerah berbukit dan berbatu di Kawasan Halimun.Akan tetapi, pemasangan dan pemeliharaannya pun ternyatamembutuhkan perhatian yang lebih khusus dibandingkan pipa PVCbiasa. Pengetahuan inilah yang coba ditukarkan oleh tenaga ahliperpipaan dari Wavin kepada masyarakat dengan ilmu-ilmu pertanian,perkebunan dan kehutanan yang telah diterapkan warga sehari-hari dilingkungan mereka. Pengetahuan yang spesifik dimiliki warga kampungini merupakan ilmu yang telah diturunkan orangtua mereka dan tidakpernah didapat dari bangku sekolah.

Pengalaman melakukan komunikasi, negosiasi, salingdukung dan berkerjasama

Pada kegiatan kemandirian ini, kerjasama dengan berbagai pihak jugamemberikan pengalaman berkomunikasi, bernegosiasi, salingmendukung dan bekerjasama. Kepada pihak Wavin misalnya,masyarakat mencoba mengajukan permintaan kebutuhan pipa,

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 130: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

90Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

memaparkan rencana besar pembangunan sarana air bersih atas inisiatifmereka sendiri dan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam mencapaitujuan besar mereka. Sementara itu, Wavin memberikan penawaran,sedikit bernegosiasi akan jenis pipa yang akan mereka berikan denganpertimbangan kondisi lapangan dan kelebihan-kekurangan antara pipayang awalnya diajukan masyarakat dengan pipa yang akan diberikanWavin. Lebih dari itu, Wavin juga memberikan apresiasi kepadamasyarakat akan mimpi dan usaha bersama yang telah dilakukan wargaKp.Babakan Ciomas membangun sarana air bersih, dengan tidakmengubah komitmen masyarakat akan rencana awal.

Jejaring/Networking

Pada kegiatan Riung Mungpulung, aktivis LSM dan lembagapemerintah seperti Bappeda, UPTD yang merupakan bagian dari MKFF,Balai TNGHS, dan kelompok-kelompok tani sukses berkontribusimenjadi narasumber. Kerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkaitpada bidang yang sama ini sudah dapat dipastikan akan dapatmembentuk jejaring baru untuk saling menjalin hubungan dalamberkarya dan membuka peluang kerjasama di masa yang akan datang.

Pemicu daerah sekitarnya

Pada kegiatan kemandirian masyarakat di Kp.Babakan Ciomas, beritakesuksesan pembangunan sarana air bersih segera menyebar kekampung-kampung yang bersebelahan di kanan kirinya, sampai padaseluruh Desa Citorek Kidul. Keberhasilan ini kemudian memicu wargadesa untuk meniru kesuksesan membangun SAB dengan desain yangsama, bersamaan dengan adanya bantuan dari Proyek Pamsimas untukbeberapa desa di Kabupaten Lebak. Wavin sebagai ‘dunia luar’ jugamembawa cerita kesuksesan masyarakat Kp.Babakan Ciomas mendiri-kan SAB dengan semangat kebersamaan yang tinggi diantara warganya.

Page 131: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

91

PENUTUP

Hakikat kerjasama adalah melakukan aktivitas bersama-sama untukmencapai tujuan yang telah disepakati bersama-sama pula. Kerjasamayang dilakukan tak dipungkuri membutuhkan keterlibatan darilingkungan di luar lingkungan kita sendiri. Adanya timbal balikseimbang yang diperoleh masyarakat sebagai penggagas kegiatandengan berbagai pemangku kepentingan lainnya, menjadi syaratterpenuhinya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.Masyarakat desa yang membutuhkan bantuan fisik terpenuhikebutuhannya oleh kehadiran pipa dari Wavin. Kebutuhan Wavinmendapatkan daerah sasaran untuk kegiatan yayasannya juga terpenuhikarenanya. Kondisi saling menguntungkan ini dapat diperoleh karenaadanya kesamaan konsep akan pembangunan kemasyarakatan mandiri.Kesamaan ini menjadi mutlak dibutuhkan agar tujuan keduanya tercapai.

Niat luhur dari masyarakat untuk melakukan kegiatan yangsifatnya mandiri, tidak lantas ternodai karena hadirnya pihak luar.Bahkan tidak perlu menunggu sampai hadirnya hambatan di tengahberlangsungnya kegiatan untuk dapat mengundang mitra. Terbuktibanyak manfaat mulai dari ilmu baru, tukar pengalaman sampai denganbantuan fisik yang benar-benar dibutuhkan diperoleh masyarakat yangsukarela melakukan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Kemitraan Versi Masyarakat Pedesaan

Page 132: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

92Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini tidak dapat terwujud kecuali atas informasi dari banyak pihak. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Mu’alim Ata dan Ibu Anda dariKp.Nyungcung, Bapak Jahri, Bapak Armidi dan Bapak Yadi dari Kp.Babakan Ciomas,seluruh masyarakat kedua kampung, Bapak Agus Priatna, Kang Rojak Nurhawan,rekan Dwiastuti Yunita Saputri dan tim G-help lainnya yang aktif dalam kegiatanStudi Halimun.

DAFTAR PUSTAKA

CSR community, 2008, Pemangku Kepentingan Program SCR, http://infocsr.blogspot.com/2008/08/pemangku-kepentingan-program-csr.html,accessed 27 Okt 2009.

UNDP, Aug 2008, Partnership Factsheet: Bekerjasama dengan Sektor Swasta.WHO, 2008, Stakeholder Analysis, Transforming Health Priorities into Projects: Health

Action in Crises.Zen, Patra M., 2008, Advokasi Kebijakan: Analisis Terhadap Pemangku Kepentingan

dan Dampak, http://apatra.blogspot.com/2008/11/advokasi-kebijakan-analisis-terhadap.html, accessed 27 Okt 2009.

Page 133: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

93

Lampiran

Page 134: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

94Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 135: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

95

DAFTAR KONTAK KOLABORATOROrganisasi Personil & No Kontak Alamat

YMTR drg. Sri Rupiyati Perumahan Green Land(Yayasan Hp : 08127022730 Blok F1. No. 9-10 BatamMasyarakat Email : yay_masy_tertgl_riau Centre 29432Tertinggal Riau) @yahoo.com Telp : 0778-432101

Yoerika Primawaty Fax : 0778-462643Hp : 081364481904Email : [email protected]

YMA (Yayasan Ulfa H. M Jl. Muara Bulian Km. 21Mitra Aksi) Hp : 08163202042 Pijoan Jambi

Email : [email protected] Telp : [email protected] Fax : 0741-24260

KKI WARSI Robert Aritonang Kantor KKI WARSI(Komunitas Hp : 08127437289 Kompleks DPRD Jambi,Konservasi Email : [email protected] Jl. Inu Kertapati No. 12Indonesia [email protected] RT. 10 KelurahanWarung Informa- Pematang Sulur, Kec.si Konservasi) Talanaipura Jambi, 361

Telp : 0741-666950741-66678

Fax : 0741-670509

Fatayat NU Dini Suhardiani Jl. Kramat Lontar i/60Hp : 08158939226 Jakarta PusatEmail : [email protected] Telp : 021-31908732

Fax : 021-31927267

HuMa (Perkum- Susi Fauziah Jl. Jati Agung No. 8pulan untuk Hp : 0818660672 Jati Padang Pasar MingguPembaharuan Email : [email protected] Jakarta Selatan 12540Hukum Berbasis Telp : 021-78845871Masyarakat Fax : 021-7806959dan Ekologis)

GEF-SGP (Glo- Hery Jl. Hang Lekir VIII No. 1bal Environmen- Hp : 0818839572 Kebayoran Baru,tal Facility-Small Email : [email protected] Jakarta 12120Grants Telp : 021-720 6125Programme) Fax : 021-726 6344

KONPHALINDO Tiwik Indyah Rukan Permata Pancoran(Konsorsium Hp : 08128124672 Jl. Pasar Minggu RayaNasional Untuk Email : [email protected] Ruko Permata PancoranPelestarian Hu- [email protected] No. 32 Blok 15D Pancoran,tan dan Alam Jakarta-Selatan 12780Indonesia) Telp : 021-79198018

Fax : 021-78880075

L a m p i r a n

Page 136: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

96Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

DAFTAR KONTAK KOLABORATOROrganisasi Personil & No Kontak Alamat

Yayasan Rahima Nur Achmad Jl. H. Shibi No. 70 Rt. 07Hp : 081511300313 Rw. 01 Kampung Sawah,Email : [email protected] Srengseng Jakarta Selatan

[email protected] Telp : 021-7880568021-7881272

Fax : 021-7873210

JAVLEC (Java Dina Wahyu Hidayati Plemburan Rt. 05 Rw. 25Learning Center) Hp : 081328001242 No. 41 Sariharjo Ngaglik,

Email : [email protected] Sleman.Jl. Kaliurang km.6.5 YogyakartaTelp : 0274-7100722Fax : 0274-3272001

Yayasan Rifka Lenni Herawati, S.Psi Jl. Jambon IV KompleksAnnisa Hp : 081328600200 Jati Mulyo Indah

Email : [email protected] YogyakartaTelp : 0274-552904Fax : 0274-552904

YDA (Yayasan Haleluya Giri Rahmasih Jl. Adi Sucipto No. 184–IDuta Awam) Hp : 08164275398 Karangasem Solo 57145

Email : [email protected] Telp : [email protected] Fax : 0271-729719

Yayasan Talenta Sapto Nugroho Jl. Maliwis Selatan 14Hp : 08562823086 Kerten Solo 57134Email : [email protected] Telp : 0271-713202

Fax : 0271-713202

YHS (Yayasan Farida Hanum Jl. Indrapura No. 17Hotline Hp : 0817322251 Surabaya 60238Surabaya) Email : [email protected] Telp : 031-3566232

Fax : 031-3566233

KONSEPSI M. Taqiuddin Jl. Bung Hatta II/4 Majeluk(Konsorsium Hp : 08123777527 Mataram 83231 LombokUntuk Studi dan 081917481056 NTB,Pengembangan Email : [email protected] Telp : 0370-627386Partisipasi) [email protected] Fax : 0370-627386

RMI-The Andri Santosa Jl. Sempur No. 55 Bogor,Indonesian Hp : 08129451659 16514Institute For Email : then_ba_goes@ Telp : 0251-311097Forest and yahoo.com Fax : 0251-320253Environment Nia Ramdhaniaty

Hp : 08128538990Email : [email protected]

[email protected]

Page 137: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

97

DAFTAR KONTAK KOLABORATOROrganisasi Personil & No Kontak Alamat

Rojak NurhawanHp : 085888685363

085692862188Email : [email protected] R. HidayatHp : 085860846826Email : jajaka12_sumedang@

yahoo.comListyanaHp : 0811873963

081802936719Email : [email protected]

Dinas Kesehatan Ani Bersari K.Harahap,SKM,MKM Jl. Raya KedunghalangKabupaten Hp : 08569986022 Talang No. 150 KabupatenBogor Email : [email protected] Bogor

Telp : 0251-663177Fax : 0251-663175

0251-663174

Dinas Kesehatan Juanda, SKM Jl. Multatuli No. 5Kabupaten Hp : 0813 1482 4325 Rangkasbitung, BantenLebak Telp : 0252-201643

Fax : 0252-201024

UPTD Abdul Haris Jl. Ace Tabrani Km. 5Kesehatan Hp : 085283408946 Ds. Parakan MuncangKec. Nanggung, Kec. Nanggung Kab. BogorKab. Bogor Telp : 0251-681024

Fax : 0251-681024

Puskesmas Dewi Indah Sari Jl. Cikotok - PelabuhanKec. Cibeber, Hp : 081314821183 Ratu Km. 2 Kec. Cibeber,Kab. Lebak Email : hanum_dizayank@ Kab. Lebak, Banten 42394

yahoo.co.id Telp : 0252-401222Fax : 0252-401522

Balai TNGHS R Dody Riswandy Jl. Raya Cipanas-(Taman Nasional Hp : 081320502468 Rangkasbitung KecamatanGunung Halimun 0813 2225 3222 Cipanas, Kab. Lebak,Salak) Email [email protected] Propinsi Banten

Telp : 0266-621256Fax : 0266-621257

Bappeda Mila Karmila M., SP, ME Jl. RM. Nataatmadja No. 5Kab. Lebak Hp : 081386201679 Rangkasbitung Kab. Banten

Email : [email protected] Telp : 0252-201431Fax : 0252-201431

L a m p i r a n

Page 138: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

98Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

DAFTAR KONTAK KOLABORATOROrganisasi Personil & No Kontak Alamat

PUSKA (Pusat dr. Siti Nurul Qomariyah, M.Kes G Lt.2 Ruang 210 FKM UIPenelitian Hp : 081319374348 Kampus UI Depok GedungKeluarga Email : [email protected] Telp : 021-7864442Sejahtera) [email protected] Fax : 021-78892049

Waspola WSP- drs. Agus Priatna Jl. Cianjur 4, Menteng,EAP, World Bank Hp : 0811116151 Jakarta

Email : [email protected] Telp : 021-314 2046Fax : 021-314 2046

Pembudidaya Peni Syanti Kampung Bojong KidulIkan Air Tawar Hp : 08128061267 Rt. 01 Rw. 03 Ds Bojong

No. 79 Kec. KemangKab. Bogor, Jabar 16310Telp : 0251-7537223

Ketua Kelompok Atim Kampung Parigi,Tani Sekarsari Ds Cisarua, Kec. Nanggung

Petani dan Ketua Iis Ismiyati Alamat rumah:PPPPS (Pusat Hp : 085691944830/ Kampung CirangkongPelatihan 081315023439 RT. 19, RW. 04, DesaPertanian Cemplang, KecamatanPedesaan CibungbulangSwadaya) Alamat PPPPS

(Pusat Pelatihan PertanianPedesaan Swadaya):Jl. Agropolitan RT. 01, RW.05, Desa Karacak,Kecamatan Leuwiliang

Yayasan Bpk. Syahrir Nawier Alia Building Lt. 7S.W.D.Y.A Jl. Ridwan Rais 10-18,PT Wavin Duta Gambir, Jakarta PusatJaya 10110

NOSC (Nagrak Bpk. Ahmad Jatika Training Center: DesaOrganic SRI Cipetir-Wangun, Nagrak,Center) Cibadak Sukabumi

Kantor: Jl. PangeranAntasari 48 Jakarta 12430Tlp. 75819057

Page 139: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

99

KURIKULUM Riung Mungpulung/SEKOLAH LAPANG

Lokasi: Kampung Nyungcung

No Materi Jadwal Narasumber1. Gender dan kesehatan I: 18 Januari 2008 1. Dwiastuti Yunita S. -G-help

Limbah rumah tangga 2. Luluk Ishardini -G-helpdan kotoran ternak

2. Gender dan kesehatan II: 1 Pebruari 2008 1. Dwiastuti Yunita S. -G-helpJendela dan perilaku 2. Luluk Ishardini -G-helpsanitasi

3. Gender dan kesehatan III: 15 Pebruari 2008 Lenni Herawati – YayasanPerbedaan pengambilan Rifka Annisakeputusan dan bebankerja di rumah tangga

4. Gender dan PSDA I: 28 Pebruari 2008 Iis Ismiyati–Kelompok PetaniPertanian berkelanjutan Cengal(pembuatan pupukorganik, mikro organismelokal (MOL), dan ekologitanah)

5. Kebijakan terkait I: 14 Maret 2008 1. Listyana – RMIPSDA (Pengelolaan 2. Rully R. Hidayat – RMISumber Daya Alam)

6. Kebijakan terkait II: 28 Maret 2008 1. Luluk Ishardini – G-helpKenijakan kesehatan, 2. Abdul Haris – SanitarianSarana Pembuangan Air UPTD KesehatanLimbah (SPAL), dan MCK Kecamatan Nanggung

7. Pengorganisasian 11 April 2008 Farida Hanum Yayasanmasyarakat Hotline Surabaya

8. Penyusunan rencana aksi 2 Mei 2008 1. Nia Ramdhaniaty – RMI2. Rojak Nurhawan – RMI

L a m p i r a n

Page 140: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

100Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

KURIKULUM riung mungpulung/SEKOLAH LAPANG

Lokasi: Kampung Babakan Ciomas

No Materi Jadwal Narasumber1. Gender dan PSDA I: 19-20 Januari 1. Listyana – RMI

Sketsa kampung (kebun, 2008 2. Rojak Nurhawan – RMIsawah, huma, dan hutan)

2. Gender dan PSDA II: 2-3 Pebruari Iis Ismiyati – Kelompok PetaniPertanian berkelanjutan 2008 Cengal(Pembuatan pupukorganik, mikro organismelokal (MOL), dan ekologitanah)

3. Gender dan PSDA III: 16-17 Pebruari 1. Agus Priatna – KonsultanAir, kesehatan, dan 2008 Air Waspolapengelolaannya 2. Dewi – Puskesmas(Kualitas air, penyakit Cibeber, Lebakberhubungan dengan air,pengujian kualitas air,dan pembentukan panitiaair bersih)

4. Kebijakan Terkait: 1-2 Maret 2008 1. ListyanaPSDA dan Kesehatan 2. Rojak Nurhawan – RMI

5. Gender dan kesehatan I: 15-16 Maret 2008 1. Dwiastuti Yunita S.–G-helpKesehatan reproduksi 2. Luluk Ishardini – G-helpdan gender (Pengambilankeputusan dan bebankerja di rumah tangga)

6. Gender dan kesehatan II: 29-30 Maret 1. dr. Siti Nurul Qomariyah,Kesehatan reproduksi 2008 M.Kes – Pusat Penelitian

Keluarga Sejahtera UI2. Mila Karmila S.,SP, ME –

Bappeda Kab.Lebak

7. Pengorganisasian 12 April 2008 Farida Hanum – Yayasanmasyarakat Hotline Surabaya

8. Penyusunan rencana aksi 3-4 Mei 2008 1. Nia Ramdhaniaty – RMI2. Rojak Nurhawan – RMI

Page 141: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

101

Sejak pertemuan awal studi Halimun, yaitu lokakarya di KampungPending, Bogor, perwakilan masyarakat Kampung BabakanCiomas (Kp.Bacio) telah “membunyikan” keinginannya memiliki

Sarana Air Bersih (SAB) di kampungnya. Walaupun masyarakat,sebelumnya sudah memiliki air, namun kualitasnya tidakmenguntungkan, seperti berbau, berwarna keruh, bahkan berdasarkanhasil uji laboratorium mengandung coliform. Keinginan warga Kp.Baciotersebut mulai terlihat titik terang untuk direalisasikan ketika pascalokakarya diadakan sekolah lapang yang dikenal dengan istilah “RiungMungpulung” (RM) untuk warga Kp.Bacio. Selama diselenggarakanRM pada Januari sampai dengan April 2008, antusiasme masyarakatKp.Bacio menghadiri pertemuan itu sangat baik karena inilah pertamakali mereka mendapatkan kunjungan dari luar kampung.

Ketika pada salah satu pertemuan RM (RM 3), pesertamendapatkan ceramah tentang air dan kesehatan dari narasumberDrs.Agus Priatna, konsultan Air Waspola, World Bank dan Dewi IndahSari, sanitarian Puskesmas Cibeber, keinginan warga Kp.Bacio untukmembangun SAB semakin kuat dan membuncah, walaupun penuh

Gambaran KegiatanPembangunan Sarana

Air BersihKampung Babakan Ciomas,

Kecamatan Citorek Kidul, Kabupaten Lebak,Provinsi Banten

L a m p i r a n

Page 142: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

102Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

dengan keterbatasan. Tak heran, setelah RM 3, diskusi rencanapembangunan SAB semakin hangat dan lebih teknis. Dan kemudiandibentuk kepanitiaan pembangunan SAB dengan dukungan penuh tetuaadat Kp. Bacio.

Tahapan untuk realisasi pembangunan SAB pun dilakukan. Diantaranya, dilakukan survai pengukuran jarak dan tinggi mata air dengankampung dan memasang patok pada jalur yang rencananya akan menjadijalur pipa dari Cisabagi ke Kp.Bacio. Jalur ini menjadi salah satu kendalayang dihadapi warga karena melewati sawah/lahan garapan yangdimiliki oleh penduduk dari luar Kp.Bacio. Pada kesempatan lain,beberapa perwakilan panitia pembangunan dan tetua adat dari Kp.Baciomendatangi rumah pemilik tanah garapan yang akan dilewati jalur pipauntuk meminta ijin.

Di akhir RM, yaitu pertemuan RM terakhir, rencanapembangunan SAB di Kp.Bacio ditetapkan sebagai Aksi Besar RM.Pasca RM, pertemuan seminggu sekali tetap berjalan untukmembicarakan perkembangan pembangunan SAB dan agenda kegiatanberikutnya. Pada beberapa pertemuan, aparat desa diundang. Padapertemuan awal dengan pihak desa itu, disetujui bahwa desa akanmemberikan kontribusi dana yang cukup besar, namun sayangnya padaperkembangannya selanjutnya karena alasan teknis, dana itu urungdiberikan.

Berangkat dari kondisi itu, pendamping masyarakat, yaitu G-help dan RMI-Indonesian Institute for Forest and Environmentmenyarankan untuk membuat dan memberikan proposal pada pihakluar desa, termasuk pada pihak swasta. Selain itu, panitia pun sepakatuntuk memungut kembali konstribusi dari masyarakat per kepalakeluarga. Masyarakat kemudian menjual hasil panen padi yang masihberupa satuan pocong. Penjualan padi dalam satuan pocong itu tidakterlarang oleh aturan adat. Namun demikian, pemasukan dari keduasumber tersebut juga tidak mencukupi jumlah dana yang kurang.

Page 143: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

103

Tim G-help kemudian membawa proposal kepada PT. WavinDuta Jaya, produsen pipa terbesar di Indonesia, di kantor pusatnya diGambir pada akhir September 2008. Yayasan Semangat WeDeYe Agung(Yayasan s.w.d.y.a) sebagai lembaga di bawah naungan PT.Wavin DutaJaya adalah yayasan yang aktif terlibat berbagai kegiatan yang bersifatpemberdayaan masyarakat di berbagai lokasi di Indonesia. BapakNawier Syahrir, ketua Yayasan s.w.d.y.a. sekaligus manajer pemasaranWavin menerima tim G-help. Kepada beliau, dijelaskan tentang maksud,tujuan, dan manfaat kegiatan pembangunan sarana air bersih diKp.Bacio. Penjelasan itu menarik perhatian bapak Nawier Syahrir danbeliau beliau berniat mengirimkan perwakilan Wavin untuk survai lokasipelaksanaan pembangunan sarana air bersih di Kp.Bacio. Sebelumsurvai tersebut dilakukan, tim G-help melakukan persiapan/briefingdengan tim teknis Wavin di Pabrik pipa PT. Wavin Duta Jaya, Cibitung.

Survai pun kemudian dilakukan pada 15 Oktober 2009, duapersonil dari Yayasan Semangat WeDeYe Agung, yaitu Bapak JimmySilalahi, sales supervisor dan Bapak Adi, bagian produksi pipa WavinCibitung meninjau mata air Cisabagi didampingi beberapa wargatermasuk ketua panitia, Bapak Yadi, dan mandor kampung, Bapak Jahri.Perjalanan dilakukan dari kampung dengan melalui jalur terdekat yangbisa dicapai menuju Cisabagi dan kembali dengan mengambil jalur yangdirencanakan akan menjadi jalur pipa dari Cisabagi menuju Kp.BacioPeninjauan ini juga dilakukan dengan pengecekan patok yang telahdipasang. Bapak Jimmy kemudian melaporkan kepada kantor pusatbahwa masyarakat Kp.Bacio memang sangat membutuhkan mitra dalampembangunan SAB ini.

Selama menunggu keputusan dari PT.Wavin Duta Jaya, prosespersiapan pembangunan SAB tetap berjalan. Pada 26 Oktober,pendamping teknis pembangunan SAB Bapak Agus Priatna dan tim G-help bersama masyarakat melakukan pertemuan persiapan akhir untukmembuat lima bangunan penting, yaitu bron-captering dan bak

L a m p i r a n

Page 144: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

104Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

penampung air di kawasan mata air Cisabagi, bak penampung air dikampung, dan dua jembatan pipa pada dua sungai di tengah-tengahjalur pipa.

Pembangunan fisik pada kawasan mata air Cisabagi didahulukanatas dasar pertimbangan norma adat untuk membangun di daerah yanglebih tinggi terlebih dahulu untuk menghindari hal-hal yang tidakdiinginkan. Target hari pertama terpenuhi untuk menyelesaikan keduabangunan di Cisabagi yaitu bron-captering dan bak penampung air.Pembangunan dilaksanakan oleh seluruh warga laki-laki Kp.Bacio.Kaum perempuan berperan mengumpulkan pasir dan batu dari sungaiuntuk material bangunan sebelum pembangunan tersebut dilaksanakan.

Pada hari kedua, 27 Oktober, telah diselesaikan pondasi denganslope, jaringan pipa inlet dan outlet, dan susunan rangka dindingbangunan (rangka besi, anyaman bambu, dan rangka besi silangan)untuk bangunan bak penampung air yang ada di kampung/pemukimanwarga. Kaum perempuan pun berkontribusi lagi mengumpulkan pasirdan batu dari sungai, dan menyajikan kebutuhan konsumsi untuk kaumlaki-laki.

Pada Selasa, 28 Oktober, hari ketiga, pekerjaan yang telahdiselesaikan adalah pengecoran dinding dalam, pelepasan bilik bambuluar yang menjadi tahanan cor bagian dalam, dan pengecoran dindingbagian luar dari bak penampung air yang ada di pemukiman warga.Sementara itu telah dimulai pula pekerjaan pada titik pembangunanjembatan pipa di dua aliran sungai oleh dua kelompok pekerja dan telahdikerjakan persiapan bangunan tanggul jembatan pipa.

Hari keempat, 29 Oktober, ditutup dengan diselesaikannya atapdan jaringan pipa serta kran keluaran dari bak penampungan air dikampung. Sementara itu, tanggul penyangga jembatan pipa di aliransungai 16 meter dan 12 meter pun telah selesai dikerjakan.

Hari kelima, 30 Oktober, merupakan hari terakhir dari rangkaianpembangunan lima bangunan fisik utama. Masyarakat kembali ke

Page 145: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

105

kawasan mata air Cisabagi untuk pengecekan dan pemasanganrangkaian pipa keluaran.

Sambil menunggu kepastian pemberian bantuan dari PT. WavinDuta Jaya, sepanjang November, masyarakat telah melakukanpemasangan jaringan pipa PVC dari bak penampungan air utama yangada di kampung sampai pada rumah masing-masing. Hal ini dilakukanagar saat pipa PE (PolyEthylene) dari PT. Wavin Duta Jaya datang,mereka tinggal melakukan pemasangan dari mata air menuju bakpenampungan di kampung.

Setelah lebih dari sebulan menunggu, PT. Wavin Duta Jayamemberikan jawaban untuk memberikan bantuan pipa padapembangunan SAB ini. Pada Jum’at, 5 Desember PT.Wavin Duta Jayamengirimkan pipa ke Kp.Bacio dalam bentuk gulungan pipa PE dengandiameter 2.5, 2, dan 1 inch dengan total panjang 1360 meter.Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan truk FUSO dari pabrikPT. Wavin Duta Jaya sampai dengan daerah Lebak Sembada.Selanjutnya dilakukan pengangkutan dengan menggunakan kendaraanbak terbuka (engkel) oleh masyarakat karena kendaraan besar tidakdapat memasuki jalan kecil menuju kampung. Pada hari yang samasekitar pukul 14:00 wib Kp. Bacio sudah menerima pipa PE.

Kegiatan pemasangan pipa kemudian dilakukan secara bergotongroyong oleh masyarakat pada 18 dan 19 Desember. Kaum laki-lakimenggali jalur pipa dan memasangnya. Sedangkan, kaum perempuanikut membantu menggotong pipa dari kampung menuju jalur sepanjangmata air sampai dengan kampung mereka. Jalur tersebut terbentang1300 meter panjangnya, dengan melewati dua sungai dan puluhanpematang sawah. Penyambungan antar pipa dilakukan oleh tim teknisyang juga ikut dalam rangkaian kegiatan ini.

Dibutuhkan hanya dua hari untuk memasang pipa utama agarsegera mengalirkan air dari mata air Cisabagi. Tidak sampai satu jamsetelah aliran mata air dibuka pada bak bron-captering di kawasan mata

L a m p i r a n

Page 146: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

106Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

air, derasnya air sudah keluar mengisi bak reservoir kampung. Awalnya,air berwarna keruh kecoklatan, tetapi alirannya sangat deras. Perlahantapi pasti, air berubah menjadi jernih dan mulai memenuhi bak reservoirkampung.

Malam hari setelah air mengalir, dilakukan pertemuan evaluasidan pembentukan lembaga yang mengurusi pengaturan distribusi danperawatan sarana air bersih ini. Pertemuan ini juga membahas peraturan,sanksi dan iuran yang harus disetorkan warga untuk biaya perawatansarana air bersih. Pada kesempatan itu, perwakilan tim teknis dariPT.Wavin Duta Jaya juga menyampaikan hal-hal teknis mengenaiperawatan dan pemeliharaan pipa kepada masyarakat agar dapatmelakukannya secara mandiri.

Page 147: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

107

Foto-foto KegiatanPembangunan Sarana Air Bersih

Kampung Babakan CiomasKecamatan Citorek Kidul,

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

1. Rapat-rapat rutin rencana pembangunan sarana air bersih

2. Pembangunan Broncaptering, Bak Reservoir-1 dan 2, dan 2 buahjembatan pipa

L a m p i r a n

Page 148: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

108Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 149: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

109L a m p i r a n

Page 150: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

110Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

Page 151: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

111

3. Briefing dengan tim teknis Yayasan Semangat WeDeYe Agung PTWavin Duta Jaya di Pabrik Cibitung

L a m p i r a n

4. Survai oleh Yayasan Semangat WeDeYe Agung melihat mata airCisabagi dan jalur pipa untuk pembangunan Sarana Air Bersih diKp.Babakan Ciomas

Page 152: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

112Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

5. Pemasangan Pipa PolyEthylene bersama-sama antara masyarakatdengan tim teknis PT.Wavin Duta Jaya

Page 153: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

113L a m p i r a n

6. Mengalirnya air bersih hasil kemitraan masyarakat dengan PT.WavinDuta Jaya

Page 154: Penyadaran Gender, Kesehatan dan Lingkungan · Program diharapkan berkontribusi terhadap program pembangunan berkelanjutan dengan proses terukur dalam mencapai masyarakat yang

114Penyadaran Gender, Kesehatan dan LingkunganStudi Kasus di Kampung Nyungcung dan Kampung Babakan CiomasKawasan Halimun

7. Rapat pembuatan peraturan terkait dengan Sarana Air Bersih diKp.Babakan Ciomas