penyakit ginjal kronik - copy
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
1/31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam mengkibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada
umumnya berakhir menjadi gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,
pada suatu derajat memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis
atau transplantasi ginjal. Definisi penyakit ginjal kronik (PGK berdasarkan
National Kidney Foundation (!K" Kidney Disease Outcome Quality Initiative
(KD#$% Guidelines update tahun &''& adalah kerusakan ginjal ) bulan, berupa
kelainan struktural ginjal, dapat atau tanpa disertai penurunan *aju "iltrasi
Glomerulus (*"G yang ditandai dengan kelainan patologi dan adanya pertanda
kerusakan ginjal, dapat berupa kelainan laboratorium darah atau urine atau
kelainan radiologi. *"G +' m*-menit-1,) m& selama ) bulan, dapat disertai
atau tanpa disertai kerusakan ginjal.1
Penyakit ginjal kronik ini merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. %nsiden dan prevalensi penyakit ginjal meningkat di /merika
Serikat, dari )0'.''' orang pada tahun 1 menjadi 21.''' orang pada tahun
&'1'. Pada penelitiannya, 3li4ise dkk & menyatakan bah4a di /merika Serikat
setiap tahunnya lebih dari )''.''' pasien menerima terapi hemodialisis dengan
tingkat kematian sekitar &'5 setiap tahunnya.1
3erdasarkan data di beberapa pusat nefrologi di %ndonesia, diperkirakan
insiden PGK berkisar 1''612'-juta penduduk dan prevalensinya &''6&2'-juta
penduduk pada tahun &''2.) 3ukti6bukti terbaru menunjukkan bah4a perjalanan
penyakit ginjal kronik tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan deteksi dini
dan memberikan penanganan yang lebih a4al. The National Kidney Foundation
(!K" dan Kidney Disease Outcome Quality Initiative (KD#$% tahun &''&
mengembangkan clinical practice guidelines on Chronic Kidney Desease yang
memuat mengenai batasan, stadium, penilaian klinis berdasarkan hasil
laboratorium dan membagi tingkatan risiko akibat penurunan fungsi ginjal.0
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
2/31
&
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Ginjal
Gamar 2.1 Anatomi ginjal
Ga
mar 2.2 Anatomi ne!ron
2.2 "i#iologi Ginjal
#rgan yang paling paling penting untuk menjamin komposisi yang tepat
dari darah dan 7airan ekstraseluler adalah ginjal. Kedua ginjal dengan jumlah
glomerulus dan tubuli &,0 8 1' mempunyai 7adangan fungsi yang 7ukup besar.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
3/31
)
9ika oleh karena suatu sebab salah satu ginjal diangkat oleh ahli bedah,ginjal
lainnya akan mengambil alih tugas dari ginjal yang diangkat, sehingga ia akan
bekerja untuk memenuhi fungsi kedua ginjal. "ungsi ginjal yang tinggal akan
segera membaik sehingga seolah6olah penderita masih tetap mempunyai & buah
ginjal. /hli patologi menyatakan bah4a berat ginjal yang tinggal akan bertambah
yang pada keadaan normal 12'gr menjadi paling sedikit &''6&2'gr dalam 4aktu
beberapa bulan. Proses otomatis ini disebut hipertropi kompensasi.(1
Ginjal, organ yang, bersama dengan masukan hormonal dan saraf yang
mengatur fungsinya, terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas volume
dan komposisi elektrolit :;S.Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan
fungsional berukuran mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang di satukan
satu sama lain oleh jaringan ikat. Susunan nefron di dalam ginjal membentuk dua
daerah khusus6daerah sebelah luar yang tampak granuler,korteks ginjal, dan
daerah bagian dalam yang berupa segitiga6segitiga bergaris6garis, piramida ginjal,
yang se7ara kolektif disebut sebagai medula ginjal.(&
Setiap nefron terdiri dari komponen vaskular dan komponen tubulus, yang
keduanya se7ara stru7tural dan fungsional berkaitan erat. 3agian dominan pada
komponen vaskular adalah glomerulus, suatu berkas (tuft kapiler berbentuk bola
tempat filtrasi sebagian air dan empertahankan keseimbangan ? dalam tubuh.&. >engatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion :;S
). >emelihara volume plasma yang sesuai
0. >embantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh
2. >emelihara osmolaritas (konsentrasi engekskresikan (eliminasi produk6produk sisa (buangan dari
metabolism tubuh
. >engekskresikan banyak senya4a asing
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
4/31
0
@. >ensekresikan eritropoetin, suatu hormone yang dapat merangsang
pembentukan sel darah merah
. >ensekresikan rennin, suatu hormone en
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
5/31
2
Tael 1. Stadium Penyakit Ginjal Kronik
Stadium Deskripsi G"C (ml-menit-1,) m&
1
&
)
0
2
Kerusakan ginjal dengan G"C normal atau
meningkat
Kerusakan ginjal dengan penurunan G"C ringan
Kerusakan ginjal dengan penurunan G"C sedang
Kerusakan ginjal dengan penurunan G"C berat
Gagal ginjal
B '
'6@
)'62
126&
+12 atau dialisis
2.$.2 E&i'emiologi
Di /merika Serikat menyatakan insidens penyakit ginjal kronik
diperkitakan 1'' juta kasus perjuta penduduk per tahun, dan angka ini meningkat
sekitar @5 setiap tahunnya. Di >alaysia diperkirakan terdapat 1@'' kasus baru
gagal ginjal pertahunnya. Di !egara berkembang lainnya, insidens ini
diperkirakan sekitar 0'6' kasis perjuta penduduk per tahun.()
Penyebab gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di %ndonesia tahun &'''=
1. Glomerulonefritis (0,)5
&. Diabetes >ellitus (1@,25
). #bstruksi dan infeksi (1&,@25
0. ?ipertensi (@,05
2. Sebab lain (1),25
Penyakit gagal ginjal kronik lebih sering terjadi pada pria daripada 4anita.
%nsidennya pun lebih sering pada kulit ber4arna daripada kulit putih.()
2.$.$ Etiologi($)
Dari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh Indonesian !enal!egistry (I!! pada tahun &''6&''@ didapatkan urutan etiologi terbanyak
sebagai berikut glomerulonefritis (&25, diabetes melitus (&)5, hipertensi (&'5
dan ginjal polikistik (1'5.
a. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis akut mengarah pada serangkaian tertentu penyakit ginjal
di mana mekanisme kekebalan tubuh memi7u peradangan dan proliferasi jaringan
glomerular yang dapat mengakibatkan kerusakan pada membran basal,
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
6/31
mesangium, atau endotelium kapiler. ?ippo7rates a4alnya menggambarkan
manifestasi nyeri punggung dan hematuria, lalu juga oliguria atau anuria. Dengan
berkembangnya mikroskop, *anghans kemudian mampu menggambarkan
perubahan pathophysiologi7 glomerular ini. Sebagian besar penelitian asli
berfokus pada pasien pas7a6strepto7o77us.. Glomerulonefritis akut didefinisikan
sebagai serangan yang tiba6tiba menunjukkan adanya hematuria, proteinuria, dan
silinder sel darah merah. Gambaran klinis ini sering disertai dengan hipertensi,
edema, dan fungsi ginjal terganggu.
3erdasarkan sumber terjadinya kelainan, glomerulonefritis dibedakan
primer dan sekunder. Glomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya berasal
dari ginjal sendiri sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal
terjadi akibat penyakit sistemik lain seperti diabetes melitus, lupus eritematosus
sistemik (*;S, mieloma multipel, atau amiloidosis.
Kebanyakan kasus terjadi pada pasien berusia 2612 tahun. ?anya 1'5
terjadi pada pasien yang lebih tua dari 0' tahun. Gejala glomerulonefritis akut
yaitu dapat terjadi hematurim oligouri, edema preorbital yang biasanya pada pagi
hari, hipertensi, sesak napas, dan nyeri pinggang karena peregangan kapsul ginjal.
b. Diabetes melitus
>enurut "merican Diabetes "ssociation (&'') diabetes melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya.
Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator , karena penyakit
ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai ma7am
keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. Diabetes melitus dapat timbul se7ara
perlahan6lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan sepertiminum yang menjadi lebih banyak, buang air ke7il lebih sering ataupun berat
badan yang menurun.
Ferjadinya diabetes ditandai dengan gangguan metabolisme dan
hemodinamik yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, meningkatkan
tekanan darah sistemik, dan mengubah pengaturan tekanan intra7apillary. Di
ginjal, perubahan ini mungkin menyebabkan mun7ulnya protein dalam urin.
Kehadiran protein urin tidak hanya tanda a4al penyakit ginjal diabetes, tetapi
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
7/31
dapat menyebabkan kerusakan dan tubulointerstitial glomerular yang pada
akhirnya mengarah ke glomerulos7lerosis diabetes. ?ubungan yang kuat antara
proteinuria dan komplikasi diabetes lainnya mendukung pandangan bah4a
peningkatan ekskresi protein urin men7erminkan gangguan vaskular umum yang
mempengaruhi banyak organ, termasuk mata, jantung, dan sistem saraf .&,0
7. ?ipertensi
?ipertensi adalah tekanan darah sistolik B 10' mm?g dan tekanan darah
diastolik B ' mm?g pada seseorang yang tidak makan obat anti hipertensi.
3erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau
idiopatik, dan hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal.2Farget
tekanan darah pada terapi pasien dengan :KD atau diabetes adalah +1)'-@'
mm?g.
d. Ginjal polikistik
Kista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi 7airan atau
material yang semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat
ditemukan kista kista yang tersebar di kedua ginjal, baik di korteks maupun di
medula. Selain oleh karena kelainan genetik, kista dapat disebabkan oleh berbagai
keadaan atau penyakit. 9adi ginjal polikistik merupakan kelainan genetik yang
paling sering didapatkan. !ama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit
ginjal polikistik de4asa (adult polycystic kidney disease, oleh karena sebagian
besar baru bermanifestasi pada usia di atas )' tahun. Fernyata kelainan ini dapat
ditemukan pada fetus, bayi dan anak ke7il, sehingga istilah dominan autosomal
lebih tepat dipakai daripada istilah penyakit ginjal polikistik de4asa. (2
2.$.* Pato!i#iologi
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada a4alnya tergantung pada penyakit
yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi
kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural
dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nefron sebagai upaya
kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan gro#th
$actors. ?al ini mengakibatkan hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan
tekanan kapiler dan aliran darah glomerolus. Proses adaptasi ini berlangsung
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
8/31
@
singkat, akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa skelrosis nefron yang
masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang
progresif, 4alaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi.(),
/danya peningkatan aktivitas aksis renin6angiotensin6aldosteron intrarenal,
ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis, dan
progresifitas tersebut. /ktivasi jangka panjang aksis renin6angiotensin6aldosteron,
sebagian diperantarai oleh gro#th $actor seperti trans$orming gro#th $actor %
(T&F'% 3eberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya
progresifitas penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia,
dislipidemia. Ferdapat variabilitas interindividual untuk terjadinya sklerosis dan
fibrosis glomerolus maupun interstitial.()
Gangguan pembentukan eritropoietin di ginjal menyebabkan anemia,
sementara penurunan pembentukan kalsitriol menimbulkan gangguan
metabolisme mineral. Pembentukan renin dan prostaglandin di ginjal dapat
meningkat atau menurun (kematian sel penghasil rennin dan prostaglandin,
bergantung pada penyebab dan lamanya penyakitnya. Pembentukan rennin yang
meningkat, mendorong terjadinya hipertensi, sangat sering ditemukan pada gagal
ginjal, sedangkan penurunan pembentukannya menghambat terjadinya hipertensi.
)rostaglandin sebaliknya sebaliknya menyebabkan vasodilatasi dan penurunan
tekanan darah. *ilangnya inaktivasi hormone di ginjal dapat memperlambat siklus
pengaturan hormonal. !amun, peranan hal ini terhadap timbulnya gejala pada
gagal ginjal masih belum jelas.(
Perjalanan umum gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi empat stadium.
Stadium ringan dinamakan penurunan 7adangan ginjal. Selama stadium ini
kreatinin serum dan kadar 3A! normal dan penderita asimptomatik. Gangguanfungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberi beban kerja yang
berat pada ginjal tersebut, seperti test pemekatan kemih yang lama atau dengan
mengadakan test *"G yang teliti.()
Stadium sedang perkembangan tersebut disebut insufisiensi ginjal, dimana
lebih dari 25 jaringan yang berfungsi telah rusak (*"G besarnya &25 dari
normal. Pada tahap ini kadar 3A! baru mulai meningkat diatas batas normal.
Peningkatan konsentrasi 3A! ini berbeda6beda, tergantung dari kadar protein
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
9/31
dalam diet. Pada stadium ini, kadar kreatinin serum juga mulai meningkat
melebihi kadar normal. /
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
10/31
1'
a. Kelainan hemopoeisis
/nemia normokrom normositer dan normositer (>: @60 :A, sering
ditemukan pada pasien gagalginjalkronik. /nemia pada pasien gagal ginjal kronik
terutama disebabkan oleh defisiensi eritropoetin. ?al lain yang ikut berperan
dalam terjadinya anemia adalah defisiensi besi, kehilangan darah (misal
perdarahan saluran 7erna, hematuri, masa hidup eritrosit yang pendek akibat
terjadinya hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang oleh
substansi uremik, proses inflamasi akut ataupun kronik.
;valuasi terhadap anemia dimulai saat kadar hemoglobin + 1' g-d* atau
hematokrit + )' 5, meliputi evaluasi terhadap status besi (kadar besi serum -
serum iron+ kapasitas ikat besi total - Total Iron binding Capacity(TI,C, feritin
serum, men7ari sumber perdarahan, morfologi eritrosit, kemungkinan adanya
hemolisis dan sebagainya.
Penatalaksanaan terutama ditujukan pada penyebab utamanya, di samping
penyebab lain bila ditemukan. Pemberian eritropoetin (;P# merupakan hal yang
dianjurkan. Pemberian tranfusi pada penyakit ginjal kronik harus dilakukan hati6
hati, berdasarkan indikasi yang tepat dan pemantauan yang 7ermat. Franfusi darah
yang dilakukan se7ara tidak 7ermat mengakibatkan kelebihan 7airan tubuh,
hiperkalemia, dan perburukan fungsi ginjal. Sasaran hemoglobin menurut
berbagai studi klinik adalah 1161& g-d*.
b. Kelainan saluran 7erna
>ual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien
gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Patogenesis mual dan muntah
masih belum jelas, diduga mempunyai hubungan dengan dekompresi oleh flora
usus sehingga terbentuk amonia. /monia inilah yang menyebabkan iritasi ataurangsangan mukosa lambung dan usus halus. Keluhan6keluhan saluran 7erna ini
akan segera mereda atau hilang setelah pembatasan diet protein dan antibiotika.
7. Kelainan mata
isus hilang (a
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
11/31
11
Kelainan retina (retinopati mungkin disebabkan hipertensi maupun anemia yang
sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Penimbunan atau deposit garam
kalsium pada con-unctiva menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan
hipervaskularisasi. Keratopati mungkin juga dijumpai pada beberapa pasien gagal
ginjal kronik akibat penyulit hiperparatiroidisme sekunder atau tersier.
d. Kelainan kulit
Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan
diduga berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. Keluhan gatal ini akan
segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi. Kulit biasanya kering dan
bersisik, tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka dan
dinamakan urea $rost
e. Kelainan neuropsikiatri
3eberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan
depresi sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental berat
seperti konfusi, dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga sering
dijumpai pada pasien GGK. Kelainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai
pada pasien dengan atau tanpa hemodialisis, dan tergantung dari dasar
kepribadiannya (personalitas.
f. Kelainan kardiovaskular
Patogenesis gagal jantung kongestif (G9K pada gagal ginjal kronik sangat
kompleks. 3eberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi
sistem vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada
stadium terminal dan dapat menyebabkan kegagalan faal jantung.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
12/31
1&
Gambar &.) >anifestasi klinik dari penyakit ginjal kronik
2.$., Diagno#i#
a. /namnesis dan pemeriksaan fisik
/namnesis harus terarah dengan mengumpulkan semua keluhan yang
berhubungan dengan retensi atau akumulasi toksin a
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
13/31
1)
b. Pemeriksaan laboratorium
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi sesuai dengan
penyakit yang mendasarinya, penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan ureum
dan kreatinin serum, dan penurunan laju filtrasi glomerolus (*"G yang dapat
dihitung mempergunakan rumus Ko7k7roft6Gault, serta kelainan biokimia darah
lainnya, seperti penurunan kadar hemoglobin, hiper atau hipokalemia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia. Kelainan urinanalisi meliputi proteinuria,
hematuri, leukosuria, dan silinder.(1,
7. Pemeriksaan penunjang diagnosis()
Pemeriksaan radiologis penyakit ginjal kronik meliputi=
1. foto polos abdomen= dapat terlihat batu radio opak
&. pielografi intravena= sekarang jarang digunakan karena kontras seriing
tidak bisa mele4ati filter glomerolus, di samping kekha4atiran terjadinya
pengaruh toksisk oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami
kerusakan
). pielografi antergrad atau retrograde dilakukan sesuai indikasi
0. ultrasonografi ginjal dapat memperlihatkan ukuran ginjal yang menge7il,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
klasifikasi
2. pemeriksaan pemindaan ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.
2.$.- Penatalak#anaan($)
1. Ferapi konservatif
Fujuan dari terapi konservatif adalah men7egah memburuknya faal ginjal
se7ara progresif, meringankan keluhan6keluhan akibat akumulasi toksin a
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
14/31
10
b. Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi untuk GGK harus adekuat dengan
tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen,
memelihara status nutrisi dan memelihara status gi
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
15/31
12
d. Kelainan kulit
Findakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.
e. Kelainan neuromuskular
3eberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis
reguler yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal
paratiroidektomi.
f. ?ipertensi
Pemberian obat6obatan anti hipertensi terutama penghambat ;nelalui berbagai studi terbukti dapat memperlambat proses pemburukan
antihipertensi dan antiproteinuria.
g. Kelainan sistem kardiovaskular
Pen7egahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal
yang penting, karena 0'62'5 kematian pada penyakit ginjal kronik
disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Findakan yang diberikan
tergantung dari kelainan kardiovaskular yang diderita, termasuk
pengendalian diabetes, hipertensi, dislipidemia, hiperfosfatemia, dan terapi
terhadap kelebihan 7airan dan gangguan keseimbanagan elektrolit.
). Ferapi pengganti ginjal(2
Ferapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 2,
yaitu pada *"G kurang dari 12 ml-menit. Ferapi tersebut dapat berupa
hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal.
a. ?emodialisis
Findakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk men7egah gejala
toksik a
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
16/31
1
kreatinin 1' mg5. %ndikasi elektif, yaitu *"G antara 2 dan @
m*-menit-1,)m, mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat.
b. Dialisis peritoneal (DP
/khir6akhir ini sudah populer Continuous "mbulatory )eritoneal Dialysis
(:/PD di pusat ginjal di luar negeri dan di %ndonesia. %ndikasi medik
:/PD, yaitu pasien anak6anak dan orang tua (umur lebih dari 2 tahun,
pasien6pasien yang telah menderita penyakit sistem kardiovaskular,
pasien6 pasien yang 7enderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan
hemodialisis, kesulitan pembuatan / shunting, pasien dengan stroke,
pasien GGF (gagal ginjal terminal dengan residual urin masih 7ukup, dan
pasien nefropati diabetik disertai co'morbidity dan co'mortality. %ndikasi
non6medik, yaitu keinginan pasien sendiri, tingkat intelektual tinggi untuk
melakukan sendiri (mandiri, dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal.
2.$. Progno#i#
Pasien dengan gagal ginjal kronik umumnya akan menuju stadium
terminal atau stadium . /ngka prosesivitasnya tergantung dari diagnosis yang
mendasari, keberhasilan terapi, dan juga dari individu masing6masing. Pasien
yang menjalani dialisis kronik akan mempunyai angka kesakitan dan kematian
yang tinggi. Pasien dengan gagal ginjal stadium akhir yang menjalani transpantasi
ginjal akan hidup lebih lama daripada yang menjalani dialisis kronik. Kematian
terbanyak adalah karena kegagalan jantung (025, infeksi (105, kelainan
pembuluh darah otak (5, dan keganasan (05.
2.$./ Pen0egaan
Apaya pen7egahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah
mulaidilakukan pada stadium dini penyakit ginjal kronik. 3erbagai upaya
pen7egahanyang telah terbukti bermanfaat dalam men7egah penyakit ginjal
dankardiovaskular, yaitu pengobatan hipertensi (makin rendah tekanan darah
makinke7il risiko penurunan fungsi ginjal, pengendalian gula darah, lemak
darah,anemia, penghentian merokok, peningkatan aktivitas fisik dan pengendalian
beratbadan.(),
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
17/31
1
Da!tar P#taka
1. Sher4ood *. "isiologi >anusia= dari Sel ke Sistem. 9akarta= ;G:H &''1.
&.*evey /, .9osef :oresh. :hroni7 Kidney Disease. Fhe *an7et.
&'1&H)(@11=126@'.
).Su4itra K. Penyakit Ginjal Kronik. %n= /ru LS 3S, %drus /, >ar7ellus SK, Siti
S, editor. 3uku /jar %lmu Penyakit Dalam. 9akarta= "akultas Kedokteran
Aniversitas %ndonesiaH &''. p. 2'6).
0.Lillis K, >i7hael :heung, Sean Slifer. KD%G# :lini7al Pra7ti7e Guideline for
/nemia in :hroni7 Kidney Disease. #ffi7ial 9ournal of Fhe international
So7iety of !ephrology. &'1&H&.
2.;aton D:, Pooler, 9ohn P. anderMs = Cenal Physiology. AS/= >7 Gra46?illH
&''. 1 N &) p.
.Silbernagl S*, "lorian. Feks O /tlas 3er4arna Patofisiologi. 9akarta= ;G:H
&''. 11' p.
.Skore7ki K, Green 9., 3renner 3.>. ?arrisonMs = Prin7iples of %nternal >edi7ine.
AS/= >7 Gra46?illH &''2. 12)6) p.
@.Pri7e S/, Lilson *orraine >. Patofisiologi = Konsep Klinis Proses6Proses
Penyakit. 9akarta= ;G:H &''. &2 N @ p.
.Sibuea L, ?erdin, Panggabean, >arulam >, Gultom S. %lmu Penyakit Dalam.
9akarta= "K6A% dengan Cumah Sakit DG% FjikiniH &''2. 6 p.
1'./ki?, >atsuo S. >anagement of anemia in 7hroni7 kidney disease
patients= baseline findings from :hroni7 Kidney Disease 9apan :ohort Study.
:lini7al and ;8perimental !ephrology, Spinger. &'11H12=&0@62.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
18/31
1@
BAB III
LAP34AN KASUS
$.1 IDENTITAS PASIEN
!ama = !y. ubaidah
Amur = 2 tahun
/lamat = /7eh Atara
9enis Kelamin = Perempuan
/gama = %slam
Suku = /7eh
Fanggal >asuk = 1 #ktober &'12Fanggal Pemeriksaan = &' #ktober &'12
$.2 ANA5NESA
Kelan Utama 6 sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu
terakhir.
Kelan Tamaan= mual, pu7at, lemas, 3/K sedikit
4i7a%at Pen%akit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dialaminya sejak 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit dan memberat sejak 1 minggu terakhir. Sesak nafas
dialami pasien terus menerus, tidak berkurang dengan istirahat, tidak dipengaruhi
aktivitas dan 7ua7a. Pasien juga mengeluh pu7at yang dialaminya sejak 1 bulan
yang lalu. Selain itu pasien juga sering merasakan mual, namun tidak pernah
muntah. Pasien mengeluh 3/K nya lebih sedikit dari biasanya sejak 1 bulang ini,
3/K &6) kali per hari dengan jumlah kurang lebih setengah aJua gelas setiap kali
3/K. Ci4ayat 3/K tertahan, 3/K berdarah maupun nyeri saat 3/K disangkal.
3/3 tidak ada keluhan.
4i7a%at Pemerian 3at=
Pasien sudah berobat ke Puskesmas dan dira4at selama &hari.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
19/31
1
4i7a%at &en%akit 'al
Pasien memiliki ri4ayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, dan memiliki
keluhan nyeri lutut sejak & tahun yang lalu.
4i7a%at Pen%akit Kelarga=
Fidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien.
4i7a%at Keia#aan So#ial6
Pasien sering mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibeli di 4arung untuk
meredakan nyeri lututnya.
2.$. PE5E4IKSAAN "ISIK
(Fanggal &' #ktober &'12
6 Keadaan Amum = Fampak sesak dan lemas
6 Kesadaran = ;0 > 2= kompos mentis
6 FD = 1@'-' mm?g
6 !adi = @@ kali-menit, reguler
6 "rekuensi !afas = & kali-menit
6 Suhu = ), ':
Klit
6 Larna = Kuning langsat
6 Sianosis = tidak ada
6 %kterus = tidak ada
6 #edema = tidak ada
6 Pu7at = tampak pada telapak tangan dan kaki
Ke&ala
6 Cambut = putih, sukar di7abut, distribusi merata6 Lajah = Simetris, edema(6, deformitas(6
5ata
6 Konjungtiva pu7at (Q-Q, Sklera ikterik (6-6
6 >ata 7ekung (6
6 Pupil bulat isokor ) mm-) mm
6 Cefleks 7ahaya langsung (Q-Q, Cefleks 7ahaya tidak langsung (Q-Q
Telinga = Serumen (6-6
Hi'ng = !:? (6, se7ret (6
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
20/31
&'
5lt = >ukosa bibir lembab (6, sianosis(6, Fonsil hiperemis (6,
F1 N F1, "aring hiperemis (6
Leer
6 %nspeksi = Simetris
6 Palpasi = F9 C6& 7m ?
6 Pembesaran KG3 (6
6 Kaku kuduk (6
Tora8
Tora8 anterior
%nspeksi
6 Statis = simetris
6 Dinamis = gerakan dinding dada simetris
6 Cetraksi supraklavikular (66 Cetraksi inter7ostal (6-6
6 Cetraksi epigastrium (6
Pal&a#i 6 Stem fremitus Kanan Stem fremitus Kiri
Perk#i6 sonor (Q-Q
A#klta#i6 vesikuler(Q-Q, rhonki(6-6, 4hee
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
21/31
&1
Sianosis 9 9 9 9
#edema : 9 : 9
Pu7at : : : :
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
22/31
&&
$.*. PE5E4IKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
?asil Pemeriksaan Darah rutin
Pemerik#aan Tgl
1/
3KT
2;1+
Pemerik#aan Tgl
1/ ;KT
2;1+
?emoglobin @,@ >: @'
?ematokrit & >:? &
;ritrosit ),0 >:?: ))
*eukosit ,@ !atrium 10'
Frombosit 1@& Kalium ,&
;osinofil 11 :lorida 1'@
3asofil ' Areum 1
!eutrofil batang ' :reatinin @,@
!eutrofil segmen 2
*imfosit
>onosit
&.Pemeriksaan 3!# !ovember &'12
Distribusi gas usus normal
3ayangan hepar dan lien tidak membesar
:ountur ren de8tra dan sinistra normal
Psoas shado4 simetris
Fulang normal
Fak tampak batu radioopaJue travtus urinarius
Ajung :/PD di7avum pelvis
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
23/31
&)
). pemeriksaan ASG urologi &1 #ktober &'12
$.+ DIAGN3SA SE5ENTA4A
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
24/31
&0
!on >edikamentosa
6 3ed rest
6 Diet > %% 1''Kkal-hari Q ',@ gr protein-kg33-hari
6 ?D senin dan kamis
>edikamentosa
6 Fhree 4ay
6 '& &60 l-i
6 %v. "urosemide 1 amp-@ jam
6 %v. :a. Glukonas 1 amp- @ jam
6 Domperidon )81 tab
9 3isoprolol 18 &,2 mg
9 /mlodipin 18 2 mg
$. PLANNING
6 Fransfusi PC: s-d ?b 1' gr-dl
6 ASG urologi
6 "unduskopi
6 >DF
$./ P43GN3SIS
$uo ad vitam = dubia ad malam
$uo ad fun7tionam = dubia ad malam$uo Sana7tionam = dubia ad malam
Ginjal kanan= ukuran
normal, intensitas e7ho
parenkim normal, batas
7orteks dan medulla sudah
mulai tidak jelas, tak tampak
ektasis sistem pelvio7ali7eal,
tak tampak batu,kista atau
massa.
Ginjal kiri6 ukuran normal,
intensitas e7ho parenkim
normal, batas 7orteks dan
medulla sudah mulai tidak
jelas, tak tampak ektasis
sistem pelvio7ali7eal, tak
tampak batu,kista atau massa.
Ke#im&lan6 :KD
=e#i0a rinaria= buli
ukurannya normal, dinding
tak tampak menebal, tidak
tampak batu, kista atau massa.
Ke#im&lan= buli tidak
tampak kelainan.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
25/31
&2
BAB I=
PE5BAHASAN
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dialaminya sejak 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit dan memberat sejak 1 minggu terakhir. Sesak nafas
dialami pasien terus menerus, tidak berkurang dengan istirahat, tidak dipengaruhi
aktivitas dan 7ua7a. Pasien juga mengeluh pu7at yang dialaminya sejak 1 bulan
yang lalu. Selain itu pasien juga sering merasakan mual, namun tidak pernah
muntah. Pasien mengeluh 3/K nya lebih sedikit dari biasanya sejak 1 bulang ini,
3/K &6) kali per hari dengan jumlah kurang lebih setengah aJua gelas setiap kali
3/K. Ci4ayat 3/K tertahan, 3/K berdarah maupun nyeri saat 3/K disangkal.
3/3 tidak ada keluhan.
Pada gagal ginjal kronik, biasanya pasien datang dengan keluhan sesak
nafas, mual, muntah, pu7at, dan 3/K berkurang. Sesak nafas merupakan gejala
yang sering dijumpai akibat kelebihan 7airan tubuh, dapat pula terjadi perikarditis
yang disertai efusi perikardial. >ual dan muntah sering merupakan keluhan utama
dari sebagian pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal.
Patogenesis mual dan muntah masih belum jelas, diduga mempunyai hubungan
dengan dekompresi oleh flora usus sehingga terbentuk amonia. /monia inilah
yang menyebabkan iritasi atau rangsangan mukosa lambung dan usus halus.
volume urin biasanya kurang dari 0''ml-&0 jam (oliguria atau tidak keluar urin
(anuria, 4arna urin keruh mungkin yang disebabkan oleh pus bakteri, lemak,
partikel koloid, fosfat atau urat.
Pasien memiliki ri4ayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, dan memiliki
keluhan nyeri lutut sejak & tahun yang lalu. ?ipertensi yang berlangsung lama
dapat mengakibatkan perubahan6perubahan struktur pada arteriol diseluruh tbuh,
ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis didinding pembuluh darah.
#rgan sasaran utama adalah jantung, otak, ginjal, dan mata. Pada ginjal adalah
akibat aterosklerosis ginjal akibat hipertensi lama menyebabkan nefrosklerosis
benigna. Gangguan ini merupakan akibat langsung dari iskemia renal. Ginjal
menge7il, biasanya simetris dan permukaan berlubang6lubang dan bergranula.
Se7ara histologi lesi yang esensial adalah sklerosis arteri6arteri ke7il serta arteriol
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
26/31
&
yang paling nyata pada arteriol eferen. Penyumbatan arteri dan arteriol akan
menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron
rusak.
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak lemas, konjungtiva palpebra inferior
tampak pu7at, kedua ektremitas atas dan ba4ah tampak pu7ta, pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan hemoglobin @,@ g-d* dan >: @' f*. /nemia
normokrom normositer dan normositer (l>: @60 :A, sering ditemukan pada
pasien gagal ginjal kronik. /nemia pada pasien gagal ginjal kronik terutama
disebabkan oleh defisiensi eritropoetin. ?al lain yang ikut berperan dalam
terjadinya anemia adalah defisiensi besi, kehilangan darah (misal perdarahan
saluran 7erna, hematuri, masa hidup eritrosit yang pendek akibat terjadinya
hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik,
proses inflamasi akut ataupun kronik
Selain itu, pada pemeriksaan fisik juga didapatkan udem pada ekstremitas.
Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasi atau mengen7erkan urin se7ara
normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap
perubahan masukan 7airan dan elektrolit sehari6hari, tidak terjadi. Pasien sering
menahan natrium dan 7airan, meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal
jantung kongestif, dan hipertensi. ;dema juga disbabkan oleh rendahnya kadar
albumin serum atau ketidakmampuan mengekskresikan 7airan.
Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan ureum 1& mg-d*,
kreatinin ,1 mg-d*, *"G 0,@0 ml-menit-1,) m&. Gambaran laboratorium
penyakit ginjal kronik meliputi sesuai dengan penyakit yang mendasarinya,
penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan laju filtrasi glomerolus (*"G yang dapat dihitung mempergunakanrumus Ko7k7roft6Gault, serta kelainan biokimia darah lainnya, seperti penurunan
kadar hemoglobin, hiper atau hipokalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia.
Kelainan urinanalisi meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria, dan silinder.
>enurut pedoman KD#$% merekomendasikan perhitungan G"C dengan rumus
:o7kroft6Goult didapatkan stadium 2 (Gagal ginjal yaitu +12 atau dialisis
ml-menit-1,) m&
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
27/31
&
Pada pemeriksaan 3!# didapatkan distribusi gas usus normal, bayangan
hepar dan lien tidak membesar, 7ountur ren de8tra dan sinistra normal, psoas
shado4 simetris, tulang normal, tak tampak batu radioopaJue travtus urinarius,
ujung :/PD di7avum pelvis. Pada kasus :KD bisa didapatkan pada foto polos
abdomen terlihat batu radio opak
ASG urologi didapatkan Ginjal kanan= ukuran normal, intensitas e7ho
parenkim normal, batas 7orteks dan medulla sudah mulai tidak jelas, tak tampak
ektasis sistem pelvio7ali7eal, tak tampak batu,kista atau massa. Ginjal kiri= ukuran
normal, intensitas e7ho parenkim normal, batas 7orteks dan medulla sudah mulai
tidak jelas, tak tampak ektasis sistem pelvio7ali7eal, tak tampak batu,kista atau
massa, kesimpulan= :KD. Altrasonografi ginjal dapat memperlihatkan ukuran
ginjal yang menge7il, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal,
kista, massa, klasifikasi
D%/G!#S/ S;>;!F/C/-D%/G!#S/ K;C9/
6 :KD stage e.7 ?! dd P!:
6 /nemia sedang e.7 penyakit kronik dd defisiensi besi
6 ?ipertensi stage &
6 ?iperkalemia
3erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
Pada pasien tersebut diberikan terapi se7ara non medikamentosa dan
medikamentosa, yaitu non medikamentosa bed rest, diet > %% 1''Kkal-hari Q ',@
gr protein-kg33-hari, ?D senin dan kamisH dan medikamentosa yaitu three 4ay,
'& &60 l-i, iv. "urosemide 1 amp-@ jam, iv. :a. Glukonas 1 amp- @ jam,
domperidon )81 tab, bisoprolol 18 &,2 mg, dan amlodipin 18 2 mg
1.Ferapi konservatif Fujuan dari terapi konservatif adalah men7egah memburuknya faal ginjal
se7ara progresif, meringankan keluhan6keluhan akibat akumulasi toksin a
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
28/31
&@
Ferapi diet rendah protein (DCP menguntungkan untuk men7egah atau
mengurangi toksin a
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
29/31
&
• /nemia
Dapat diberikan eritropoetin pada pasien gagal ginjal kronik. Dosis inisial
2' u-kg % ) kali dalam seminggu. 9ika ?b meningkat & gr-d* kurangi
dosis pemberian menjadi & kali seminggu. >aksimum pemberian &'' u-kg
dan tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu. Fransfusi darah misalnya
)aked !ed Cell (PC: merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah,
dan efektif. Ferapi pemberian transfusi darah harus hati6hati karena dapat
menyebabkan kematian mendadak.Sasaran hemoglobin adalah 1161& gr-d*.
(0, 1'
• Keluhan gastrointestinal
/noreksi, 7egukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering
dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama
(chie$ complaint dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain adalah
ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Findakan yang harus
dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat6obatan simtomatik.
• ?ipertensi
Pemberian obat6obatan anti hipertensi terutama penghambat ;nelalui berbagai studi terbukti dapat memperlambat proses pemburukan
antihipertensi dan antiproteinuria.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
30/31
)'
BAB =
KESI5PULAN
Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan masyarakat di
seluruh dunia, insiden dan prevalensi penyakit ginjal meningkat di /merika
Serikat, dari )0'.''' orang pada tahun 1 menjadi 21.''' orang pada tahun
&'1'. Pada penelitannya, 3li4ise dkk menyatakan bah4a di /merika Serikat tiap
tahunnya lebih dari )''.''' pasien menerima terapi hemodialisis dengan tingat
kematian tiap tahunnya sekitar &'5.
3erdasarkan data di beberapa pusat nefrologi di %ndonesia, diperkirakan
insiden PGK berkisar 1''612'-juta penduduk dan prevalensinya &''6&2'-juta
penduduk pada tahun &''2. 3ukti6bukti terbaru menunjukkan bah4a perjalanan
penyakit :KD tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan deteksi dini dan
memberikan penanganan yang lebih a4al.The National Kidney Foundation
(!K" Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K-D#$% tahun &''&
mengembangkan clinical practice guidelines on CKD yang memuat mengenai
batasan, stadium, penilaian klinis berdasarkan hasil laboratorium ,dan membagi
tingkatan risiko akibat penurunan fungsi ginjal.
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Kronik - Copy
31/31
)1