penyakit pada tanaman kakao

Upload: rama-ulquiorra-arrancar

Post on 10-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penyakit pada tanaman kakao

TRANSCRIPT

penyakit pada tanaman kakao

Pada perkebunan kakao skala besar atau perkebunan rakyat, pernah terjadi serangan penyakit tanaman. Pada seluruh bagian tanaman kakao mulai dari akar, batang, daun , buah dapat diserang penyakit. Usaha penanganan penyakit yang menyerang kakao tidak hanya jenis penyakitnya yang perlu diperhatikan, tetapi juga lingkungan serta tanaman inang alternatifnya juga harus diperhatikan. Salah satu factor lingkungan yang paling berpengaruh adalah curah hujan, kelembaban, dan suhu. Apabila tanaman mengalami kerusakan akibat penyakit, tindakan yang dilakukan adalah melakukan diagnosis. Tindakan ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan pengendalian. Apabila ada serangan suatu penyakit yang kurang merugikan belum perlu dikendalika, tetapi tetap perlu diperhatikan, karena suatu serangan penyakit yang kurang merugikan ini daya merusaknya bias meningkat jika mendapat inang yang rentan dan kondisi lingkungan yang mendukung.Penanganan serangan penyakit bisa dilakukan dengan memadukan beberapa teknik yang sesuai. Tujuannya untuk mengurangi kegagalan dan menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan diagnosis yang tepat, pengetahuan epidemiologi (laju pertumbuhan penyakit), dan kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit, maka dapat disusun suatu strategi penanganan yang efektif dan efisien. Berikut akan dibahas beberapa penyakit yang menyeang tanaman kakao:

1. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora Butl. [Butl.])a. Diagnosis (cara pengamatan)Pengamatan penyakit ini bisa dilakukan di lapangan dengan melihat gejala serangan khusus. Penyakit ini menyerang buah kakao yang masih muda sampai dewasa, tetapi lebih banyak menyerang tanaman dewasa. Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya pembusukan disertai bercak coklat kehitaman dengan batas yang tegas. Serangan biasa dimulai dari ujung atau pangkal buah. Perkembangan berrcak coklat ini sangat cepat, pada kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih, serbuk ini adalah spora P. palmivora yang bercampur dengan jamur sekunder.b. Penyebaran penyakitJamur P. palmivora menyebar dari satu buah ke buah lain melalui beberap cara, terutama melalui percikan air hujan, hubungan langsung antara buah sakit dengan buah sehat, dan melalui perantara binatang. Percikan air hujan dapat menyebarkan spora jamur P. palmivora dari buah sakit ke buah sehat atau spora yang berasal dari tanah ke buah. Binatang dapat menyebarkan penyakit ke tempat yang lebih tinggi dan lebih jauh, karena binatang dapat berpindah tempat dengan mudah, seperti semut, tikus, tupai, bekicot.c. KerusakanSerangan P. palmivora pada buah muda akan menyebabkan busuk. Serangan penyakit hanya berlangsung beberapa hari hingga menyebabkan buah rusak dan tidak bisa dipanen. Serangan pada buah dewasa menimbulkan kerusakan pada biji, tetapi masih bisa dipanen, namun kualitasnya menurun.d. PengendalianSaat ini di Indonesia penyakit busuk buah belum bisa dikendalikan karena ditanam di iklim basah dan varietas yang rentan. Dengan penanaman varietas tahan di lingkungan kering bisa mengurangi masalah serangan penyakit, serangan penyakit juga bisa dikendalikan dengan cara sanitasi (memetik buah busuk yang dilakukan bersamaan saat pemangkasan atau panen) dan fungsida racun kontak.Pemanfaatan jamur Trichoderma spp. Sebagai agen hayati diketahui dapat menghambat perkembangan P. palmivora dan penyakit busuk buah. Cara pengaplikasi jamur ini adalah dengan menyemprotkan ke buah kakao sehat sebagai tindakan preventative .

2. Penyakit kanker batang (Phytophthora palmivora Butl. [Butl.])a. Diagnosis (cara pengamatan)Penyakit ini dapat dilakukan dengan melihat gejala khusus pada kulit batang. Kulit batang tampak adanya warna gelap atau kehitaman dan berlekuk. Pada bercak hitam ini sering ditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti lapisan karat.b. PenyebaranPenyebaran penyakit kanker batang berkaitan erat dengan penyakit busuk buah. Buah kakao yang busuk jika tidak dipetik bisa menyebar ke tangkai. Dari tangkai buah inilah pathogen menjalar menjalar dan menginfeksi batang dan akhirnya terjadi kanker batang. Penyakit ini mudah menyebar pada kebun yang lembab dengan curah hujan tinggi atau daerah yang sering tergenang air.c. Kerusakan Serangan penyakit kanker batang akan mengakibatkan jaringan kayu rusak, batang menjadikan busuk dan berlendir. Jika dilihat dari luar gejala bercak yang tampak berukuran kecil, tetapi apabila dikupas kerusakan jaringan kayu meluas sampai ke batang dalam.

d. Pengendalian Pada batang yang terserang dapat dilakukan pengendalian dengan megupas kulit batang atau kulit cabang yang membusuk sampai batas yang sehat. Lalu diolesi dengan bahan penutup luka seperti fungisida tembaga. Apabila batang tanaman yang terserang kerusakannya sampai menegelilingi batang, dan menunjukkan gejala layu daun sebaiknya tanaman tersebut dipotong atau dibongkar.

3. Penyakit antraknose-Colletotricum (Colletotricum gloeosporioides Penz. Sacc.)a. Diagnosis (cara pengamatan)Dapat dilakukan dengan melihat gejala khusus pada bagian tanaman yang terserang. Serangan ringan pada daun muda terlihat gejala bintik-bintik nekrosis berwarna coklat. Setelah daun berkembang menjadi bercak berlubang berwarna kuning. Dan pada daun yang lebih tua bintik nekrosis berkembang menjadi bercak nekrosis yang beraturan. Daun yang terkena serangan akan rontok sehingga menyebabkan kegundulan. Buah-buah muda lebih rentan terhadap infeksi jamur daripada buah dewasa, buah yang terserang menimbulkan kelayuan dengan bintik-bintik coklat dan berkembang jadi bercak coklat yang berlekuk (antraknose). Akhirnya mongering. Buah dewasa yang terserang tidak layu, hanya mengalami antraknose dan mengerut dibagian ujung.b. PenyebaranPada keadaan lembab, daun, buah yang terinfeksi banyak menghasilkan konidia. Konidia dapat tersebar air hujan, angin, serangga. Disamping itu konidia juga dipengaruhi suhu. Dikebun, tanaman kakao yang mempunyai naungan kurang baik atau tanpa naungan mudah mangalami gangguan antraknose karena suhu tinggi. Konidia yang dihasilkan oleh daun maupun buah tetap memiliki daya hidup yang cukup tinggi. Meskipun terkena sinar matahari secara langsung, konidia tidak segera kehilangan daya hidupnya sampai beberapa hari dan masih tetap infektif. Hal ini berarti dilapangan selalu tersedia inoculum. c. KerusakanKerusakan akibat C. gloeosporoides bergantung pada besarnya intensitas penyakit. Tidak semua kerusakan menimbulkan kerugian. Seperti kerusakan kecil pada daun berlubang dapat diabaikan. Infeksi pada buah muda bisa menurunkan produksi kakao, karena buah tersebut kakan layu dan mengering. Serangan pada buah dewasa hanya sedikit menimbulkan kerusakan. Jika kondisi cocok, serangan penyakit menyebabkan hampir seluruh daun muda gugur. Pada daun tua gugur, duan muda sebagai penggantinya sudah habis, menyebabkan tanamna tidak mampu memproduksi dan tumbuh secara vegetative serta generative. Apabila serangan berlanjut maka tanaman akan mati.

d. PengendalianSetelah mengetahui factor factor yang mempengaruhi perkembangan penyakit sebiknya disusun cara pengendalian yang memadukan teknik pengendalian kultur teknis, mekanis, dan kimiawi. Cara tersebut bebrbeda tergantung intensitas serangan

Intensitas seranganCara pengendalian

Sangat ringan (75%)Eradikasi

- Pupuk ditambahkan sesuai umur tanman, kondisi tanah, dan cara bercocok tanam. Untuk serangan berat pemupukan lewat daun.- Naungan dengan pemberian pohon peneduh yag disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan.- Sanitasi adalah pemangkasan ranting sakit dan pemetikan buah buah sakit, kemudian dipendam dalam tanah- Eradikasi adalah pembongkaran tanaman sakit.- Fungisida adalah penyemprotan fungsida preventif yang dilaksanakan pada saat pembentukan daun daun baru.

4. Penyakit vascular streak dieback (Oncobadium theobrome Talbot & Keane)a. Diagnosis (cara pengamatan)Dapat dilakukan dengan melihat gejala-gejala khusus. Tanaman yang terserang menunjukkan gejala meranting. Gejala khusus adalah daun menguning dengan bercak-bercak berwarna hijau dan akhirnya gugur. Pada bekas duduk daun bila disayat terlihat 3 buah noktah berwarna coklat kehitaman. Bila ranting dibelah membujur terlihat garis-garis coklat pada jaringan. Kadang-kadang daun menunjukkan gejala nekrose di antara tulang-tulang daun seperti kekurangan kalsium. Apabila gejala seperti diatas masih kurang jelas, diagnosis dapat dilakukan dengan menyetek ranting dicurigai. Jika bekas potongan daun, bekas duduk daun atau bekas potongan ranting yang dicurigai muncul benang berwarna putih, maka dapat dipastika penyebabnya adalah jamur O. theobromae.b. Penyebaran Penyakit ini menular dari tanaman satu ke tanaman lain melalui spora yang diterbangkan oleh angin. Spora-spora ini sangat peka terkena cahaya matahari. Spora yang jatuh pada daun muda akan segera berkembah apabila ada air dan akan masuk dan berkembang ke dalam jaringa xylem, setelah 3-5 bulan muncul gejala daun menguning dengan bercak hijau. Daun-daun tersebut mudah rontok, sehingga meyebabkan ranting mati. Dalam kondisi ini jamur masih bisa tetap tumbuh dalam jaringan tanaman dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Penyakit ini mudah muncul tersebar di daerah beriklim basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun dibandingkan dengan curah hujan yang beriklim kering.

c. KerusakanKerusakan akibat penyakit VSD tergatung pada ketahanan tanaman. Pada tanaman yang rentan, penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan yang cukup berat. Jamur hidup di jaringan xilemdan menganggu pengangkutan air mineral ke daun, sehingga daun mati, apabila serangan berlanjut maka akan menurunkan produksi kakao.Pada tanaman yang toleran, tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti. Meskipun ranting telah terinfeksi namun masih mampu tumbuh baik dengan membentuk daun daun baru. Dan jika jamur O. theobromae pada bibit dapat menyebabkan kematian.

d. PengendalianPenyakit VSD hanya menimbulkan kerusakan berat pada tanaman rentan di daerah basah. Pada daerah dilakukan pemangkasan sanitasi dua minggu sekali dan di daerah kering satu sampai tiga bulan sekali.

Intensitas Cara pengendaliankeringCara pengendalianbasah

Ringan Pemangkasan sanitasi 8 minggu sekaliPangkasan sanitasi 4 minggu sekali

Sedang Pangkasan sanitasi 4 minggu sekaliPangkasan sanitasi 2 minggu sekali

Berat eradikasieradikasi

5. Penyakit jamur Upas (Corticium salmonicolor B. ET br)a. Diagnosis Dapat dilihat dari gejala terutamapada percabangan yang sudah berkayu. Serangan jamur upas terdiri dari beberapa tungkatan sbb :- Tingkat sarang laba-labaSerangan muls-mula mirip jamur seperti perak, mirip dengan sarang laba-laba- Tingkat bongkolJamur berbentuk kumpulan-kumpulan hifa - Tingkat corticiumJamur membentuk kerak berwarna merah jambu, kulit cabang dibawah kerak tersebut sudah membusuk- Tingkat nekatorJamur akan dapat berkembang membentuk piknidia berwarna merah tua dan terdapat pada sisi yang lebih kering.b. Penyebaran Penyakit ini disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor B. et Br. Penyebarannya disebabkan oleh angin. Jamur ini bersifat polifag antara lain karet, kopi, the, kina, apel, dan lengkeng. Kebun yang memiliki kelembaban tinggi karena pemangkasan tanaman kakao dan tanaman pelindung yang terlambat sangat membantu perkembanagn penyakit. Apabila musim hujan terus-menerus akan mempercepat perluasan jamur ini.c. KerusakanKerusakan yang parah dapat mengakibatkan matinya ranting dan bahkan seluruh tanaman. Di Indonesia penyakit ini terjadi terutama di daerah basah seperti Sumatra utara dan jawa barat.d. Pengendalian- Saat musim hujan, kelembaban kebun dijaga agar tidak terlalu tinggi dengan melakukan pemangkasan- Pemangkasan cabang tanaman yang terserang jamur ditambah 20 cm dibawahnya. Kemudian cabang yang sakit itu dibakar atau dipendam- Apabila gejala nya masih tingkat sarang laba-laba dan cabang yang terserang masih hidup bisa dipertahankan dengan cara membersihkan miselium yang menempel kemudian diolesi fungisida- Musnahkan sumber infeksi yang terdapat pada tanaman lain.

6. Penyakit akar merah a. DiagnosisJenis penyakit akar yang sering dijumpai pada tanaman kakao antara lain penyakit akar merah, coklat dan putih. Gejalanya tampak sama. Mula-mula daun tampak menguning, layi dan akhirnya gugur dan diikuit kematian. Untuk mengetahui patogennya dilakukan pemeriksaan pada leher akar dan perakaran tanaman.Penyakit akar merah terdapat lapisan jamur berwarna merah atau coklat tua. Keadaan akar menjadi busuk, basah, lunak, berair. b. PenyebaranPenyakit akar merah disebabkan oleh jamur Ganoderma pseudofereum . kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jamur. Penularan terjadi dengan kontak akar sakit dengan yang sehat.c. KerusakanTanaman yang menunjukkan gejala sakit biasanya telah terserang parah sehingga tidak bisa ditolong lagi. Sebenarnya serangan jamur akar ini tidak boleh dianggap ringan, walaupun perkembangannya lambat tetapi bisa mematikan tanaman. Disamping menyerang kakao, jamur akar juga menyerang tanaman peneduh dan tanaman disekeliling kakao. d. Pengendalian- Tanaman yang sudah mati akibat serangan jamur harus dibongkar beserta akarnya sampai bersih. - Untuk mencegah penyebaran ke tanaman lain, perlu dibuat parit sedalam 80 cm pada daerah di luar tanaman mati. Hal ini untuk mencegah penularan jamur akar terutama yang terjadi kontak akar atau perantasa rhizomorf.- Tanaman yang berada disekitar tanaman mati perlu dilakuka pemeriksaan akar tunggangnya, agar penyakit akar bisa dicegah.

7. Penyakit Akar Coklat a. DiagnosisPenyakit akar coklat terdapat benang-benang jamur berlendir yang mengikat erat butir tanah.b. PenyebaranPenyakit akar coklat disebabkan oleh jamur Phellinus lamaoensis , penularan terjadi dengan kontak langsung antara akar sakit dan sehat. Jamur menyerang akar tunggang dan selanjutnya menyerang ke akar akar besar. Jika seluruh permukaan akar telah ditutupi jamur ini maka aka menyebabkan kematian pada tanaman.c. KerusakanPenyakit ini ditemui di kebun-kebun bekas yang terserang penyakit dan pembongkaran akar yang tidak bersih. Tanaman yang terserang penyakit ini awalnya ringan, namun jika diabaikan lama-kelamaan akan menjadi parah, sehingga menyebabkan tanaman mati.d. PengendalianUntuk pengendaliannya sama dengan penyakit akar merah, yaitu :- Tanaman yang sudah mati akibat serangan jamur harus dibongkar beserta akarnya sampai bersih. - Untuk mencegah penyebaran ke tanaman lain, perlu dibuat parit sedalam 80 cm pada daerah di luar tanaman mati. Hal ini untuk mencegah penularan jamur akar terutama yang terjadi kontak akar atau perantasa rhizomorf.- Tanaman yang berada disekitar tanaman mati perlu dilakuka pemeriksaan akar tunggangnya, agar penyakit akar bisa dicegah.

8. Penyakit akar putiha. DiagnosisPenyakit akar putih terdapat benang-benang putih yang bercabang melekat pada permukaan akar.b. PenyebaranPenyakit akar putih disebabkan jamur Leptoporus lignosus , jamur ini bertahan pada sisa-sisa akar dan tanaman kayu. Penularan melalui rhizomorf yang menjdi perantara dan dapat menjalar bebas dalam tanah. Infeksi jamur ini terutama terjadi pada kebun muda.c. KerusakanKerusakannya kurang mendapat perhatian yang serius, karena masalah penyakit ini sudah ada sejak lama dan perkembangannya lambat. Padahal kerusakan yang diakibatkan sangat fatal. Kerusakannya sama dengan penyakit akar merah, dan penyakit akar coklat, yaitu jika tanaman yang menunjukkan gejala sakit biasanya telah terserang parah sehingga tidak bisa ditolong lagi. Karena penyakit ini diabaikan, namun lama-kelamaan akan berkembang dan bisa membuat tanaman kakao mati.d. PengendalianPengendaliannya sama dengan penyakit akar merah dan penyakit akar coklat, yaitu :- Tanaman yang sudah mati akibat serangan jamur harus dibongkar beserta akarnya sampai bersih. - Untuk mencegah penyebaran ke tanaman lain, perlu dibuat parit sedalam 80 cm pada daerah di luar tanaman mati. Hal ini untuk mencegah penularan jamur akar terutama yang terjadi kontak akar atau perantasa rhizomorf.- Tanaman yang berada disekitar tanaman mati perlu dilakuka pemeriksaan akar tunggangnya, agar penyakit akar bisa dicegah.