penyakit stroke

26
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000 diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. Di Indonesia sendiri walaupun data studi epidemiologi stroke secara komprehensif dan akurat belum ada, dengan meningkatnya harapan hidup tendensi peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermat (Kelompok Studi Serebrovaskular dan Neurogeriatri Perdossi,1999) 1

Upload: youngky-putra

Post on 02-Jan-2016

203 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisikan tentang penyakit stroke, mulai dari etiologi, patofisiologi atau patologi, gejala atau manifestasi klinis, etimologi, terapi,

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Stroke

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat,

stroke menjadi penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan

kanker. Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap

tahunnya, dan 200.000 diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO,

ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak

adalah usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun.

Di Indonesia sendiri walaupun data studi epidemiologi stroke secara

komprehensif dan akurat belum ada, dengan meningkatnya harapan hidup

tendensi peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang.

Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, stroke

merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus

ditangani dengan segera, tepat dan cermat (Kelompok Studi Serebrovaskular dan

Neurogeriatri Perdossi,1999)

Di Indonesia penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh survey ASNA

(Asean Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia, pada

penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit dan dilakukan survey mengenai

faktor-faktor resiko, lama perawatan, mortalitas dan morbiditasnya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan

dan profil usia dibawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia45-64 tahun

berjumlah 54,7% dan diatas usia 65 tahun sebanyak 33,5% (Misbach, 2007).

Oleh karena tingginya kejadianstroke dan adanya kecenderungan untuk

meningkat karena berbagai sebab, menyebabkan usaha pemerintah dalam

menekan angka kematian dan derajat kecacatan akibat stroke lebih ditujukan pada

penanganan saat pasien stroke dirawat di rumah sakit.Beberapa penelitian 1

Page 2: Penyakit Stroke

menunjukkan bahwa pelayanan stroke yang terorganisir dalam unit stroke akan

menurunkan angka kematian, menurunkan angka kecacatan, dan memperbaiki

status fungsional pasien stroke. Unit stroke direkomendasikan sebagai unit

terpadu multidisiplin yang menangani pasien-pasien stroke. Kajian sistematis dari

berbagai penelitian terdahulu memperlihatkan efektivitas unit stroke dalam

memberikan pelayanan stroke.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisikan pengeritan Stroke.

2. Untuk mengetahui etiologi Stroke.

3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Stroke.

4. Untuk mengetahui terapi Stroke.

5. Untuk mengetahui prognosis stroke

2

Page 3: Penyakit Stroke

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

“serangan otak” atau brain attacks yang terjadi jika aliran darah ke otak

tersumbat atau jika pembuluh darah otak pecah.. (Dr. MOCH. BAHRUDIN, SpS)

B. Klasifikasi stroke

menurut defisit neurologisnya :

Transient Ischemic Attack (TIA)

Merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan timbulnya

defisit neurologis akut yang berlangsung kurang dari 24 jam. Stroke ini tidak akan

meninggalkan gejala sisa sehingga pasien tidak terlihat pernah mengalami

serangan stroke. Akan tetapi adanya TIA merupakan suatu peringatan akan

serangan stroke selanjutnya sehingga tidak boleh diabaikan begitu saja.

Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)

Kondisi RIND hampir sama dengan TIA, hanya saja berlangsung lebih

lama, maksimal 1 minggu (7 hari). RIND juga tidak meninggalkan gejala sisa.

Complete stroke

Merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan deficit

neurologist akut yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke ini akan

meninggalkan gejala sisa.

3

Page 4: Penyakit Stroke

Stroke in Evolution (Progressive Stroke)

Stroke ini merupakan jenis yang terberat dan sulit ditentukan prognosanya.

Hal ini disebabkan kondisi pasien yang cenderung labil, berubah-ubah, dan dapat

mengarah ke kondisi yang lebih buruk.

C. Etiologi

Ketika stroke telah didiagnosis, berbagai penelitian lain dapat dilakukan untuk

menentukan etiologi yang mendasari. Dengan pengobatan saat ini dan pilihan

diagnosis yang tersedia, itu adalah penting untuk menentukan apakah ada sumber

emboli perifer. Seleksi tes mungkin berbeda, karena penyebab stroke bervariasi

dengan usia, komorbiditas dan presentasi klinis. Teknik yang umum digunakan

termasuk:

studi USG / Doppler arteri karotid (untuk mendeteksi stenosis karotis) atau

diseksi dari arteri precerebral

elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram (untuk mengidentifikasi

aritmia dan resultan gumpalan di hati yang dapat menyebar ke pembuluh otak

melalui aliran darah)

Holter monitor sebuah studi untuk mengidentifikasi aritmia intermiten

angiogram dari pembuluh darah serebral (jika berdarah diperkirakan

berasal dari suatu aneurisma atau malformasi arteriovenosa)

tes darah untuk menentukan hiperkolesterolemia, diatesis perdarahan dan

jarang beberapa penyebab seperti homocysteinuria

D. Epidiomologi

Kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Makin tinggi

usia, makin banyak kemungkinannya untuk terserang stroke. Bila dipukul

rata dapat dikatakan bahwa angka kejadian (insiden) stroke adalah 200 per

100.000 penduduk setiap tahun, bila dipilah menurut usia maka angka ini

menjadi sebagai berikut : pada kelompok usia 35-44 tahun, insidennya ialah

0,2 per seribu. Pada kelompok usia 45-54 tahun, 0.7 per seribu. Kelompok

4

Page 5: Penyakit Stroke

usia 55-64 tahun, 1,8 per seribu. Usia 65-74 tahun 2,7 per seribu. Usia 75-

84 tahun 10,4 per seribu dan usia 85 tahun keatas 13,9 per seribu. Ditaksir

bahwa dari 1000 orang yang berusia 55-64 tahun, dalam setahun 1,8 orang

atau kira-kira 2 orang mendapat stroke (Lumbantobing, 2003).

Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke

hemorragik. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada

penderita hipertensi.

Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana

kegemukan dan makanan berbahaya (junk food) telah mewabah.

Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus

stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45

menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.

Stroke merupakan serangan otak yang timbulnya mendadak akibat

tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan satu

masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan modern saat ini. Di

Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena

serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya

cacat ringan maupun berat.

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang

mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004,

stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru

Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari

jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya

mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga

sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan

penderita terus menerus di kasur.

Dari hasil survei yang dilakukan pada program Rehabilitasi

Bersumber Daya Masyarakat (RBM), dari kelurahan Sobokerto diperoleh

data terdapat kasus stroke sebanyak 7 kasus dari 66 gangguan lain.Melihat

5

Page 6: Penyakit Stroke

kenyataan tersebut, maka sudah menjadi keharusan bagi dunia kesehatan

untuk lebih memperhatikan penyakit ini.

E. Manifestasi klinis

Manifestasi stroke tergantung besarnya lesi bisa terjadi :

1) Hemiparese / hemiplegia

2) Hemiparestesia

3) Afasia / diafasia motorik atau sensorik

4) Hemianopsi

5) Dysartria

6) Muka tidak simetris

7) Gangguan gerakan tangkas atau gerakan tidak terkordinasi

Tergantung dari lokasi lesi maka terjadi gangguan berupa :

1. Bila lesi terjadi di cerebrum

Maka gangguan gerakan tangkas diiringi dengan tanda-tanda

gangguan “upper motoneuron” seperti :

a) Meningkatnya tonus otot pada sisi yang lumpuh

b) Meningkatnya refleks tendon pada sisi yang lumpuh

c) Refleks patologis positif pada sisi yang lumpuh.

2. Bila lesi terjadi di cerebelum

Maka gangguan ketangkasan gerakan diiringi tanda-tanda :

a) Menurunnya tonus otot pada sisi terganggunya gerakan tangkas

6

Page 7: Penyakit Stroke

b) Menurunnya refleks tendon pada sisi terganggunya gerakan

tangkas

c) Refleks patologis negatif.

Hasil penyelidikan pada zaman pra-CT scan mengungkapkan bahwa

stroke yang didiagnose secara klinis dan kemudian diverifikasi oleh autopsy

penyebabnya adalah :

1.) 52-70% disebabkan oleh infark non emboli

2.) 7- 25% disebabkan oleh perdarahan intraserebral primer

3.) 5-10% disebabkan karena perdarahan subaraknoidal

4.) 7-9% tidak diketahui penyebabnya

5.) 6% adalah kasus TIA yang pada autopsy tidak memperhatikan

kelainan

6.) 2-5% disebabkan oleh emboli

7.) 3% disebabkan oleh neoplasma.

Setelah CT scan digunakan secara rutin dalam kasus-kasus stroke,diketahui

bahwa :

1.) 81% stroke non-hemoragik

2.) 9% stroke hemoragik

F. KLASIFIKASI

1. Stroke iskemik (infark atau kematian jaringan).

Serangan sering terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan terjadi pada

malam hingga pagi hari.

7

Page 8: Penyakit Stroke

a. Trombosis pada pembuluh darah otak (thrombosis of serebral

vessels).

b. Emboli pada pembuluh darah otak (embolism of serebral vesels).

2. Stroke hemoragik (perdarahan). Serangan sering terjadi pada usia 20-60

tahun dan biasanya timbul setelah beraktifitas fisik atau karena psikologis

(mental).

a. Perdarahan intra serebral (parenchymatous hemorrhage),gejalanya:

(1. Tidak jelas, kecuali nyeri kepala hebat karena hipertensi.

(2. Serangan terjadi pada siang hari, saat beraktifitas, dan emosi atau

marah.

(3. Mual atau muntah pada permulaan serangan.

(4. Hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak awal serangan.

(5. Kesadaran menurun dengan cepat dan menjadi koma (65 % terjadi

kurang dari ½ jam sampai 2 jam; <2% terjadi setelah 2 jam sampai

19 hari).

b. Perdarahan subarachnoid (subarachnoid hemorrhage).

(1. Nyeri kepala hebat dan mendadak.

(2. Kesadaran sering terganggu dan sangat berfariasi.

(3. Ada gejala dan tanda meningeal.

(4. Papiledema terjadi bila ada perdarahan subarachnoid karena

pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau arteri

karotis interna.

G. Patogenesis dan Patofisiologi

Reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas, yang terdapat di kulit dan

jaringan lain. Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan, yaitu

8

Page 9: Penyakit Stroke

rangsang nyeri mekanis, suhu, dan kimiawi. Pada umumnya, nyeri cepat diperoleh

melalui rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat dapat

diperoleh dari ketiganya. Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri

kimiawi adalah bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam asetilkolin, dan

enzim proteolitik. Selain itu, prostaglandin dan substansi P meningkatkan

sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung

merangsangnya. Satu zat kimia yang terlihat mengakibatkan rasa nyeri lebih hebat

daripada yang lain adalah bradikinin. Intensitas rasa nyeri juga berhubungan erat

dengan kecepatan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh pengaruh lain selain

panas (diatas 45°C), seperti infeksi bakteri, iskemia jaringan, kontusio jaringan,

dan lain sebagainya (Guyton dan Hall, 2007).

H. Prognosis

Cacat mempengaruhi 75 % dari penderita stroke yang cukup untuk

mengurangi kerja mereka . Stroke dapat mempengaruhi pasien secara fisik ,

mental, emosional , atau kombinasi dari ketiganya. Hasil stroke sangat bervariasi

tergantung pada ukuran dan lokasi lesi .

Disfungsi sesuai dengan daerah di otak yang telah rusak . Beberapa cacat

fisik yang dapat hasil dari stroke meliputi kelumpuhan , mati rasa , luka tekanan ,

pneumonia, inkontinensia , apraxia ( ketidakmampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan belajar ) , kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari , kehilangan nafsu

makan , kehilangan pidato , kehilangan penglihatan , dan nyeri . Jika stroke cukup

parah , atau di lokasi tertentu seperti bagian batang otak , koma atau kematian

dapat terjadi.

Masalah emosional akibat stroke dapat disebabkan kerusakan langsung ke

pusat-pusat emosi di otak atau dari frustrasi dan kesulitan beradaptasi dengan

keterbatasan baru. Kesulitan emosional pasca stroke termasuk kecemasan ,

serangan panik , mempengaruhi datar ( kegagalan untuk mengekspresikan emosi )

, mania , apatis , dan psikosis .

9

Page 10: Penyakit Stroke

30 sampai 50 % dari penderita stroke menderita depresi pasca stroke , yang

ditandai dengan kelesuan , lekas marah , gangguan tidur , menurunkan harga diri ,

dan penarikan . Depresi dapat mengurangi motivasi dan memperburuk hasil ,

tetapi dapat diobati dengan antidepresan .

Labilitas emosional , konsekuensi lain dari stroke, menyebabkan pasien

untuk beralih cepat antara tertinggi dan terendah emosional dan untuk

mengekspresikan emosi tidak tepat , misalnya dengan kelebihan tertawa atau

menangis dengan sedikit atau tanpa provokasi . Sementara ekspresi emosi

biasanya sesuai dengan emosi yang sebenarnya pasien , bentuk yang lebih parah

dari labilitas emosional menyebabkan pasien untuk tertawa dan menangis

patologis , tanpa memperhatikan konteks atau emosi. Labilitas emosional terjadi

pada sekitar 20 % pasien stroke .

Defisit kognitif akibat stroke meliputi gangguan persepsi , masalah bicara ,

demensia , dan masalah dengan perhatian dan memori . Seorang penderita stroke

mungkin tidak menyadari cacat nya sendiri , suatu kondisi yang disebut

anosognosia . Dalam kondisi yang disebut kelalaian hemispatial , pasien tidak

dapat hadir untuk apa pun di sisi berlawanan ruang untuk belahan bumi yang

rusak .

Sampai dengan 10 % dari semua pasien stroke mengalami kejang , paling

sering pada minggu berikutnya untuk acara; keparahan stroke meningkatkan

kemungkinan kejang

I. Terapi

Idealnya , orang-orang yang pernah stroke yang dirawat di "unit stroke yang " ,

daerah lingkungan atau dedicated di rumah sakit dikelola oleh perawat dan terapis

dengan pengalaman dalam pengobatan stroke. Telah menunjukkan bahwa orang

dirawat di unit stroke memiliki kesempatan lebih tinggi untuk bertahan hidup

daripada mereka mengaku di tempat lain di rumah sakit , bahkan jika mereka

10

Page 11: Penyakit Stroke

sedang dirawat oleh dokter dengan pengalaman pada stroke .

Terapi medis lainnya ditujukan untuk meminimalkan pembesaran

gumpalan atau mencegah pembekuan baru dari pembentukan . Untuk tujuan ini ,

pengobatan dengan obat-obatan seperti aspirin , clopidogrel dan dipyridamole

dapat diberikan untuk mencegah platelet menggabungkan .

Selain terapi definitif , manajemen stroke akut termasuk kontrol gula darah

, memastikan pasien memiliki oksigenasi yang memadai dan cairan infus yang

memadai . Pasien mungkin akan diposisikan dengan kepala mereka rata di tandu ,

daripada duduk , untuk meningkatkan aliran darah ke otak . Adalah umum bagi

tekanan darah akan meningkat segera setelah stroke . Meskipun tekanan darah

tinggi dapat menyebabkan beberapa stroke , hipertensi selama stroke akut

diinginkan untuk memungkinkan aliran darah yang memadai ke otak .

trombolisis

Dalam meningkatkan jumlah pusat-pusat stroke primer,

farmakologi trombolisis ( " gumpalan penghilang " ) dengan obat aktivator

jaringan plasminogen ( TPA ) , digunakan untuk melarutkan bekuan dan

membuka blokir arteri . Namun , penggunaan TPA pada stroke akut adalah

kontroversial . Di satu sisi , hal ini didukung oleh American Heart Association

dan American Academy of Neurology sebagai pengobatan yang dianjurkan untuk

stroke akut dalam waktu tiga jam dari timbulnya gejala selama tidak ada

kontraindikasi lain (seperti nilai-nilai laboratorium abnormal, tekanan darah tinggi

, atau operasi baru-baru ini ) . Posisi ini untuk TPA didasarkan pada temuan dua

studi oleh satu kelompok peneliti yang menunjukkan bahwa TPA meningkatkan

peluang untuk hasil saraf yang baik . Ketika diberikan dalam tiga jam pertama , 39

% dari semua pasien yang dirawat dengan TPA memiliki hasil yang baik pada tiga

bulan , hanya 26 % dari pasien dikontrol plasebo memiliki hasil fungsional yang

baik .

Sebuah studi terbaru menggunakan alteplase untuk trombolisis pada stroke

11

Page 12: Penyakit Stroke

iskemik menunjukkan manfaat klinis dengan administrasi 3-4,5 jam setelah onset

stroke . Namun, dalam sidang NINDS 6,4 % pasien dengan stroke besar

dikembangkan substansial pendarahan otak sebagai komplikasi dari yang

diberikan TPA . TPA sering disalahartikan sebagai " peluru ajaib " dan penting

bagi pasien untuk menyadari bahwa meskipun studi yang mendukung penggunaan

, beberapa data yang cacat dan keamanan dan kemanjuran dari TPA adalah

kontroversial .

Sebuah penelitian baru menemukan kematian yang lebih tinggi di antara

pasien yang menerima TPA dibandingkan dengan mereka yang tidak. Selain itu,

adalah posisi American Academy of Emergency Medicine bahwa bukti objektif

tentang kemanjuran , keamanan , dan penerapan TPA untuk stroke iskemik akut

tidak cukup untuk menjamin klasifikasinya sebagai standar perawatan .

thrombectomy mekanik

Intervensi lain untuk stroke iskemik akut adalah pengangkatan trombus

menyinggung secara langsung . Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke

dalam arteri femoralis , mengarahkan ke dalam sirkulasi otak , dan menggunakan

perangkat pembuka botol seperti untuk menjerat bekuan , yang kemudian ditarik

dari tubuh . Perangkat embolectomy mekanik telah dibuktikan efektif dalam

memulihkan aliran darah pada pasien yang tidak dapat menerima obat trombolitik

atau untuk siapa obat tidak efektif , meskipun tidak ada perbedaan telah

ditemukan antara versi yang lebih baru dan lebih tua dari perangkat . Perangkat

hanya telah diuji pada pasien yang diobati dengan gumpalan embolectomy

mekanik dalam waktu delapan jam dari timbulnya gejala .

Angioplasty dan stenting

Angioplasty dan stenting mulai dipandang sebagai pilihan yang layak

mungkin dalam pengobatan stroke iskemik akut . Dalam review sistematis dari

enam terkontrol , uji coba satu pusat , yang melibatkan total 300 pasien , dari

stenting intra - kranial pada gejala stenosis arteri intrakranial , tingkat

keberhasilan teknis (pengurangan untuk stenosis < 50 % ) berkisar 90-98 % , dan

12

Page 13: Penyakit Stroke

tingkat komplikasi peri- prosedural utama berkisar 4-10 % . Tingkat restenosis

dan / atau stroke setelah pengobatan juga menguntungkan . Data ini menunjukkan

bahwa , uji coba terkontrol secara acak yang besar diperlukan untuk lebih lengkap

mengevaluasi keuntungan terapi mungkin pengobatan ini .

terapi hipotermia

Sebagian besar data mengenai efektivitas terapi hipotermia dalam

mengobati stroke iskemik terbatas pada studi hewan . Studi-studi telah berfokus

terutama pada iskemik sebagai lawan hemorrhagic stroke , seperti hipotermia

telah dikaitkan dengan ambang pembekuan lebih rendah . Dalam penelitian hewan

ini menyelidiki pengaruh penurunan suhu setelah stroke iskemik , hipotermia

telah terbukti menjadi efektif semua tujuan neuroprotectant . Data ini menjanjikan

telah menyebabkan inisiasi berbagai studi manusia . Pada saat penerbitan artikel

ini , penelitian ini belum memberikan hasil . Namun , dari segi kelayakan ,

penggunaan hipotermia untuk mengontrol tekanan intrakranial ( ICP ) setelah

stroke iskemik ditemukan untuk menjadi aman dan praktis . Perangkat yang

digunakan dalam penelitian ini disebut Arktik Ming

Pencegahan sekunder stroke iskemik

Antikoagulan dapat mencegah stroke berulang . Di antara pasien dengan

atrial fibrilasi nonvalvular , antikoagulasi dapat mengurangi stroke sebesar 60 %

sementara agen antiplatelet dapat mengurangi stroke sebesar 20 % .. Namun, meta

- analisis terbaru menunjukkan bahaya dari anti - koagulasi dimulai awal setelah

stroke emboli .

Pengobatan pencegahan stroke untuk fibrilasi atrium ditentukan menurut sistem

CHADS/CHADS2 .

Jika studi menunjukkan stenosis karotis , dan pasien memiliki fungsi sisa

di sisi yang terkena , endarterektomi ( operasi pengangkatan stenosis ) dapat

mengurangi risiko kekambuhan jika dilakukan dengan cepat setelah stroke .

Pengobatan stroke hemoragik

13

Page 14: Penyakit Stroke

Pasien dengan perdarahan intraserebral memerlukan evaluasi bedah saraf

untuk mendeteksi dan mengobati penyebab pendarahan , meskipun banyak

mungkin tidak perlu operasi . Antikoagulan dan antithrombotics , kunci dalam

mengobati stroke iskemik , dapat membuat pendarahan parah dan tidak dapat

digunakan dalam perdarahan intraserebral . Pasien dimonitor dan tekanan darah

mereka , gula darah , dan oksigenasi disimpan pada tingkat optimal .

Perawatan dan rehabilitasi

Rehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien dengan stroke

menonaktifkan menjalani perawatan untuk membantu mereka kembali ke

kehidupan normal sebanyak mungkin dengan mendapatkan kembali dan belajar

kembali keterampilan hidup sehari-hari . Hal ini juga bertujuan untuk membantu

korban memahami dan beradaptasi dengan kesulitan , mencegah komplikasi

sekunder dan mendidik anggota keluarga untuk memainkan peran pendukung .

Sebuah tim rehabilitasi biasanya multidisiplin karena melibatkan staf

dengan keterampilan yang berbeda bekerja sama untuk membantu pasien . Ini

termasuk staf perawat , fisioterapi , terapi okupasi , terapi bicara dan bahasa , dan

biasanya seorang dokter terlatih dalam pengobatan rehabilitasi . Beberapa tim

mungkin juga termasuk psikolog , pekerja sosial , dan apoteker sejak setidaknya

sepertiga dari pasien memanifestasikan depresi pasca stroke. Instrumen divalidasi

seperti skala Barthel dapat digunakan untuk menilai kemungkinan pasien stroke

yang mampu mengurus rumah dengan atau tanpa dukungan setelah pulang dari

rumah sakit .

Perawatan yang baik adalah fundamental dalam menjaga perawatan kulit ,

makan , hidrasi , posisi , dan monitoring tanda-tanda vital seperti suhu , denyut

nadi , dan tekanan darah . Rehabilitasi stroke dimulai segera .

Untuk pasien stroke yang paling , terapi fisik ( PT ) dan terapi okupasi

( OT ) merupakan landasan dari proses rehabilitasi , tetapi di banyak negara

14

Page 15: Penyakit Stroke

neurokognitif Rehabilitasi digunakan juga. Seringkali , teknologi bantu seperti

kursi roda , alat bantu jalan , tongkat , dan orthosis mungkin bermanfaat . PT dan

PL telah daerah bekerja tetapi bidang perhatian utama mereka adalah tumpang

tindih , PT melibatkan fungsi kembali belajar sebagai mentransfer , berjalan dan

fungsi motorik kasar lainnya . PL memfokuskan pada latihan dan pelatihan untuk

membantu kegiatan sehari-hari belajar kembali dikenal sebagai Kegiatan hidup

sehari-hari ( ADL ) seperti makan , minum , berpakaian , mandi, memasak ,

membaca dan menulis , dan toilet . Terapi bicara dan bahasa yang sesuai untuk

pasien dengan masalah memahami pembicaraan atau kata-kata tertulis, masalah

membentuk berbicara dan masalah dengan menelan .

Pasien mungkin memiliki masalah tertentu , seperti ketidakmampuan

lengkap atau parsial untuk menelan , yang dapat menyebabkan materi ditelan

untuk masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan pneumonia aspirasi . Kondisi

ini dapat meningkatkan dengan waktu , tetapi untuk sementara , selang

nasogastrik dapat dimasukkan , memungkinkan makanan cair yang akan diberikan

langsung ke dalam perut . Jika menelan masih aman setelah seminggu , maka

gastrostomy perkutan endoskopik ( PEG ) tabung berlalu dan ini bisa tetap tanpa

batas .

Rehabilitasi stroke harus dimulai sesegera mungkin dan dapat berlangsung

dari beberapa hari untuk lebih dari satu tahun . Sebagian kembali fungsi terlihat

dalam beberapa hari pertama dan minggu, dan kemudian perbaikan jatuh dengan

"jendela " dianggap resmi oleh unit rehabilitasi negara bagian AS dan lainnya

harus ditutup setelah enam bulan , dengan sedikit kesempatan untuk perbaikan

lebih lanjut . Namun, pasien telah dikenal untuk terus meningkatkan selama

bertahun-tahun , mendapatkan kembali dan memperkuat kemampuan seperti

menulis , berjalan, berlari , dan berbicara . Latihan rehabilitasi harian harus terus

menjadi bagian dari rutinitas pasien stroke . Pemulihan lengkap tidak biasa tetapi

bukan tidak mungkin dan kebanyakan pasien akan meningkatkan sampai batas

tertentu : diet yang benar dan olahraga yang dikenal untuk membantu otak untuk

memulihkan diri .

15

Page 16: Penyakit Stroke

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

B.  SARAN

1. Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan darah dan tinja agar dapat

ditemukan adanya telur atau parasit dalam stadium tertentu sebagai gold

standard pemeriksaan parasit.

2. Sebaiknya tingkat sanitasi dari keluarga pasien lebih ditingkatkan, hal ini

dapat dibantu oleh petugas kesehatan setempat dalam mengingatkan

pentingnya kebersihan lingkungan.

16

Page 17: Penyakit Stroke

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://www.news-medical.net/health/Stroke-Causes-%28Indonesian%29.aspx

pada 18.30 wib tanggal 7 September 2013

http://www.news-medical.net/health/What-is-a-Stroke.aspx pada 18.30 wib

tanggal 7 September 2013

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Jakarta: EGC

pada 18.30 wib tanggal 7 September 2013pada 18.30 wib tanggal 7

September 2013pada 18.30 wib tanggal 7 September 2013pada 18.30 wib

tanggal 7 September 2013pada 18.30 wib tanggal 7 September 2013

17