penyelesaian dilema etik

11
LEGAL ETIK “Pemecahan Kasus” DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5 (Keperawatan A) ULFAHMI TRI DESRIANTO MUTMAINNAH SARI NURWULAN SARI AR MEGA WAHYUNI NURMAWADDAH ANDI NURUL PRATIWI ULKI FITRIANI RETNO IRIANA PAKAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR FAKULTAS ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Upload: mutmainnah-sari

Post on 22-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

dilema etik

TRANSCRIPT

LEGAL ETIKPemecahan Kasus

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5 (Keperawatan A)ULFAHMITRI DESRIANTOMUTMAINNAH SARINURWULAN SARIAR MEGA WAHYUNINURMAWADDAHANDI NURUL PRATIWI ULKIFITRIANIRETNO IRIANA PAKAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSARFAKULTAS ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATANMAKASSAR 2014Seorang perempuan 68 tahun, dijadwalkan akan menjalani operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) keesokan paginya. Anda adalah perawat yang ditugaskan untuk memberikan pendidikan preoperasi kepada pasien tersebut pada sore hari sehari sebelum operasi. Ketika anda melakukan tugas anda tersebut, pasien menyatakan tidak mau dioperasi karena merasa hasilnya tidak akan bagus. Namun sebelumnya dokter sudah menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus segera menjalani CABG jika ingin selamat. Apa yang akan anda lakukan?

KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH1. IDENTIFIKASI DILEMA ETIKDari kasus di atas dapat ditemukan permasalahah atau situasi sebagai berikut:1. Continue or not(Melanjutkan operasi CABG atau tidak)2. Autonomi and inform consent(Keputusan Pasien dan Inform consent)

2. MENGUMPULKAN DATANama: -Jenis Kelamin: PerempuanUmur: 68 tahunPenyakit: Infark MiokardPerencanaan Tindakan: operasi Coronary Artery Bypass GraftData pendukung:Kemauan keluarga:Keluarga telah menadatangani inform consent untuk dilakukan operasi Coronary Artery Bypass GraftKemauan pasien: Menolak untuk melakukan operasi Coronary Artery Bypass GraftCatatan dokter: Pasien harus menjalani operasi Coronary Artery Bypass GraftCatatan perawat: Harus memberikan pendidikan preoperationArgumentasi pro: sesuai dengan UU Kesehatan No.36 tahun 2009, pasal 9:1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan. Alasan Ilmiah: Menimbang bahwa pasien menderita penyakit infark miokard dan nyeri dada yang berat. Coronary Artery Bypass Grafting, atau Operasi CABG, adalah teknik yang menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain untuk meminta (melakukan bypass) arteri yang menghalangi pemasukan darah ke jantung. Vena kaki atau arteri mamae (payudara) internal bisa digunakan untuk operasi bypass. Operasi ini membantu memulihkan aliran darah yang normal ke otot jantung yang tersumbat. Pada operasi bypass, pembuluh cangkok baru, yaitu arteri atau vena sehat yang diambil dari kaki, lengan, atau dada pasien, kemudian diambil lewat pembedahan dan dijahitkan ke sekeliling bagian yang tersumbat. Pembuluh cangkok ini memasok darah beroksigen ke bagian jantung yang membutuhkannya, sehingga "mem-bypass" arteri yang tersumbat dan memulihkan aliran darah ke otot jantung.3) Argumentasi kontra:Pasien menolak untuk operasi setelah dilakukan pendidikan preoperasi, sesuai dengan UU Kesehatan No.36 tahun 2009, pasal 56:1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. 2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas;b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atauc. gangguan mental berat.3) Ketentuan mengenai hak menerima atau menolakSebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Alasan Ilmiah: Selain itu menimbang dari dampak operasi CABG yang mempunyai resiko kegagalan yang disebabkan atas beberapa factor diantaranya: Diabetes mellitus, usia tua, dan fraksi ejeksi. Faktor usia tua menjadi penimbangan bagi pasien untuk menolak dilakukannya operasi. Kegagalan yang paling berkaitan dengan operasi CABG adalah tidak terjadinya revaskularisasi dari penyambungan arteri tersebut karena factor-faktor diatas.Berdasarkan KEPMENKES No.148 tahun 2010, pasal 12, menyatakan bahwa perawat dalam melaksanankan praktik, perawat wajib untuk menghormati hak pasien.

3. IDENTIFIKASI OPTION1. Tetap dilaksanakan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan persetujuan keluarga tetapi tanpa persetujuan pasienRasionalnya: apabila tidak dilakukan operasi maka pasien tersebut bisa meninggal diakibatkan terbentuknya trombus di arteri koroner sehingga menghalangi darah masuk kejantung.2. Tidak dilaksanakan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) karena pasien tidak bersedia untuk dioperasi dan pasien memiliki hak untuk dilakukannya operasi atau tidak.Rasionalnya: sebagai seorang perawat kita wajib menghargai keinginan pasien dan hak pasien. Selain itu dilihat dari factor usia, karena usia dapat mempengaruhi berhasil atau gagalnya operasi.

4. MEMBUAT RENCANA KEPUTUSAN1. Tetap dilaksanakan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan persetujuan keluarga tetapi tanpa persetujuan pasien karena berdasarkan prinsip etik keperawatan yaitu :a. Berbuat baik (Beneficience) berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi. Memilih jalan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) bagi pasien dapat memberi manfaat: karena pasien memiliki penyakit arteri koroner yang menghambat supply darah ke otot jantung sehingga dapat disimpulkan bahwa operasi tersebut harus dilakukan meskipun hanya persetujuan keluarga pasien tanpa persetujuan pasien, karena penyakit yang akan mengancam keselamatan hidupnya.2. Tidak dilaksanakan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) karena pasien tidak bersedia untuk dioperasi dan pasien memiliki hak untuk menentukan dilakukannya operasi atau tidak. Karena berdasarkan prinsip etik keperawatan yaitu:a. Otonomi (Autonomy) didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.