penyelesaian konflik batin, konflik individu dan …

16
Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 2 Tahun 2018 Halaman 236-251 E-ISSN 2599-0519 236 | Halaman PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN KELOMPOK TOKOH SUTI DALAM NOVEL SUTI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Mira Noor Cahyaningrum Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Abstrak Penelitian ini betujuan untuk menganalisis penyelesaian konflik yang terjadi dalam novel Suti. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk menyoroti tokoh utama yang mengalami konflik batin dan konflik manusia dengan individu dan manusia dengan kelompok.Untuk mengkaji lebih dalam hal tersebut, digunakan teori sastra Georg Simmel tentang masyarakat merupakan pemandu antara pandangan nominalis dan realis.Teori ini digunakan sebagai upaya mengungkap bahwa manusia pandangan nominalis melihat hanya individu yang nyata, sedangkan yang diluarnya hanya abstrak konflik yang ada maka pasti ada penyelesaian yang dilakukan untuk memecahkan dan menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam novel Suti. Pandangan realis menganggap kenyataan sosial independen dari individu yang membentuknya dalam novel Suti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Data yang dikumpulkan berupa kutipan-kutipan novel antar tokoh, yang dilakukan oleh tokoh utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pengupulan data, seleksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/pegabsahan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tokoh utama dalam novel Suti yang diteliti mengalami konflik batin dan individu maupun kelompok. Kata kunci: novel, konfik, penyelesaian PENDAHULUAN Sastra secara etimologinya merupakan bahasa yang diambil dari Barat (Eropa) yang semua diperoleh literature (bahasa latin) yang lahir pada terjemahan kata grammatika yaitu bahasa yunani. Natiqotul (dalam Sumarjo & Saini 1997: 3-4) menjelaskan suatu sastra adalah ungkapan pribadi seorang manusia yang berupa hal pemikiran, semangat pengalaman, perasaan, ide, suatu yang diyakini pada suatu bentuk ungkapan gambaran yang melahirkan pesona dengan alat bahasa, maka dapat memiliki unsur-unsur berupa pikiran, ide, perasaan, kepercayaan, pengalaman dalam bentuk bahasa. Menurut dalam Natiqotul (Saryono 2009: 16-17) menyatakan bahwa sastra bukan sekedar barang mati yang hanya diam tetapi merupakan suatu roh yang

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA

(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 2 Tahun 2018

Halaman 236-251 E-ISSN 2599-0519

236 | Halaman

PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN

KELOMPOK TOKOH SUTI DALAM NOVEL SUTI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Mira Noor Cahyaningrum

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini betujuan untuk menganalisis penyelesaian konflik yang terjadi dalam novel Suti.

Fokus dalam penelitian ini adalah untuk menyoroti tokoh utama yang mengalami konflik batin

dan konflik manusia dengan individu dan manusia dengan kelompok.Untuk mengkaji lebih

dalam hal tersebut, digunakan teori sastra Georg Simmel tentang masyarakat merupakan

pemandu antara pandangan nominalis dan realis.Teori ini digunakan sebagai upaya mengungkap

bahwa manusia pandangan nominalis melihat hanya individu yang nyata, sedangkan yang

diluarnya hanya abstrak konflik yang ada maka pasti ada penyelesaian yang dilakukan untuk

memecahkan dan menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam novel Suti. Pandangan realis

menganggap kenyataan sosial independen dari individu yang membentuknya dalam novel Suti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono. Data yang dikumpulkan berupa kutipan-kutipan novel antar tokoh, yang dilakukan oleh

tokoh utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pengupulan

data, seleksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/pegabsahan. Hasil penelitian

menggambarkan bahwa tokoh utama dalam novel Suti yang diteliti mengalami konflik batin dan

individu maupun kelompok.

Kata kunci: novel, konfik, penyelesaian

PENDAHULUAN

Sastra secara etimologinya merupakan bahasa yang diambil dari Barat (Eropa) yang semua

diperoleh literature (bahasa latin) yang lahir pada terjemahan kata grammatika yaitu bahasa

yunani. Natiqotul (dalam Sumarjo & Saini 1997: 3-4) menjelaskan suatu sastra adalah ungkapan

pribadi seorang manusia yang berupa hal pemikiran, semangat pengalaman, perasaan, ide, suatu

yang diyakini pada suatu bentuk ungkapan gambaran yang melahirkan pesona dengan alat

bahasa, maka dapat memiliki unsur-unsur berupa pikiran, ide, perasaan, kepercayaan,

pengalaman dalam bentuk bahasa. Menurut dalam Natiqotul (Saryono 2009: 16-17) menyatakan

bahwa sastra bukan sekedar barang mati yang hanya diam tetapi merupakan suatu roh yang

Page 2: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

237 | Halaman

hidup dan bergerak. Sastra dapat berkembang secara dinamis menyertai sosok lain, seperti

politiK, budaya, kesenian, ekonomi.

Karya sastra mengandung konflik-konflik yang dapat memikat daya tarik pembaca dalam

membaca sebuah karya sastra dan mampu membuat pembaca dapat memahami dan mencerna

maksud dari sebuah karya sastra. Konflik yang ditimbulkan oleh karya sastra berbeda dengan

konflik yang biasa saja maka pembaca akan lebih sering membaca karya sastra dan tidak merasa

bosan bila sedang membaca karya sastra tersebut. Dalam kedudukan sosial manusia tidak lepas

dari yang namanya konflik, manusia pasti semua memiliki sifat dan karakter yang berbeda

sehingga menimbulkan hasrat untuk mencapai suatu keinginan yang ingin mereka capai sehingga

menimbulkan persaingan dari persaingan inilah timbul konflik yang mereka ciptakan untuk

menyerang satu sama lain, agar keinginan yang mereka inginkan dapat terlaksana.

Dalam konflik yang dialami oleh manusia dapat dilihat dari lingkungan, bisa dilihat dari

konflik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, biasanya dalam lingkungan

masyarakat terjadi karena masalah kecil yang dibesar-besarkan (Soekanto, 2012: 9).Konflik yang

terjadi dimasyarakat dapat dijadikan ide oleh sastrawan dalam memunculkan atau ide dalam

suatu karya sastra agar lebih natural. Konflik dapat terjadi bila dalam suatu peristiwa terdapat

suatu tindakan yang dipertimbangankan, dalam konflik tidak harus konflik yang menegangkan,

meskipun setiap konflik yang ada pasti memiliki ketengangan tersendiri (Pickering, 2006:1)

Konflik dalam sebuah cerita jika adanya alur/ plot supaya pembaca dapat mengerti dan

mengetahui apa saja konflik yang terjadi di dalam cerita tersebut. plot dalam sebuah novel itu

juga bisa menyebabkan suatu konflik keterkaitan yang disebabkan dalam ceritan yang saling

sambung menyambung antara cerita satu dengan yang lain, menurut Kenny (dalam Nurgiantoro,

2007:113) plot adalah peristiwa dalam suatu cerita yang saling berketerkaitan satu sama lain

tidak bersifat yang sederhana melainkan penulis atau pengarang membuat plot berdasarkan

adanya sebab dan akibat.

Sapardi sendiri adalah seorang sastrawan yang lahir di Surakarta.Beliau adalah seorang

penyair Indonesia.Pada tahun 1974 Sapardi mengajar di Fakultas Sastra di Universitas Indonesia,

tapi sekarang sudah pension.Beliau juha pernah menjabat sebagai Dekan dan guru besar di

Universitas Indonesia. Sapardi juga menjadi redaktu dalam majalah Horison, Basis, dan Kalam,

beliau juga banyak menerima penghargaan terbaik di luar negeri maupun di dalam negeri

contohnya saja, penghargaan Anugerah Puisi Putra di Malaysia pada tahun 1983, Cultural Award

Page 3: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

238 | Halaman

di Australia pada tahun 1978. Beliau juga menerbitkan banyak buku puisim fiksi, esai, konsep,

dan teori sastra.

Sapardi Juga menerbitkan sebuah novel salah satunya berjudul Novel Suti dalam novel

terdapat konflik atar tokoh dalam masyarakat.Novel yang terdapat tokoh bernama Suti adalah

gadis desa yang kurang berpendidikan dan menjadi pembantu dalam sebuah rumah milik

seseorang yang kaya.Dimana dalam konflik ini tokoh Suti yang menjadi pembantu hamil dengan

suami majikannya sendiri.Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis tentang penyelesaian

konflik yang terjadi dalam novel Suti dimana konflik yang terjadi di dalam novel Suti merupakan

konflik keluarga dan masyarakat, dengan adanya penelitian ini diharapkan pembaca dapat

mengetahui bagaimana penyelesaian konflik yang terdapat dalam novel Suti.

METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, menurut Semi (2012:30)

deskriptif kualitatif merupakan penelitian terurai dalam bentuk kata atau gambar, maupun dalam

bentuk angka.Penelitian kualitatif juga meneliti suatu nilai-nilai budaya dalam suatu karya

sastra.menurut Arafat (2009: 63-64) bahwa deskriptif kualitatif ini memiliki tujuan untuk

mendeskripsikan yang terjadi atau yang berlaku, bahwa dalam deskriptif kualitatif ada upaya

dalam mendeskripsikan, mencatat analisis dan menginterpretasikan kondisi yang terjadi

sekarakang ini atau kondisi yang ada, dengan kata lain deskriptif kualitatif ini merupakan metode

untuk mencari informasi mengenai sebuah keadaan yang terjadi. Berdasarkan uraian di atas

peneliti ingin menjelaskan atau mendeskripsikan bentuk penyelesaian konflik yang terjadi dalam

novel Suti dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menguraikan penyelesaian

konflik yang terdapat dalam novel Suti tersebut.

Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan percakapan dan cerita antara

tokoh utama yang sebagai pembantu dan keluarga majikanya dan masyarakat yang tinggal

berada dalam suatu desa yang ada di dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Sedangkan

sumber datanya menggunakan novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, yang diterbitkan oleh

PT. Kompas Media Nusantara pada tahun 2015 dengan tebal buku viii + 192 halaman: 13 cm

x19 cm.

Page 4: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

239 | Halaman

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

studi dokumen. Dengan cara membaca novel Suti, kemudian menulis bagian-bagian yang

memperlihatkan bentuk-bentuk dan konfli-konfik yang terdapat dalam novel, karena dalam novel

ini terdapat tokoh yang bernama Suti seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di dalam

rumah milik seseorang yang kaya dan Suti ini memiliki anak dari hubungannya dengan suami

majikannya sendiri dan Suti pun pergi meninggalkan desanya tanpa berpamitan dengan

majikannya yang berada dirumah yang dia tinggali sebagai tempat bekerjanya.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada novel Suti adalah teknik analisis data secara

deskriptif analitik dimana data yang telah dikumpulkan dicari fakta-fakta yang ada di dalam

naskah.Didasari oleh teori dalam penelitian ini menggunakan teori Georg Simmel teori ini

membahas tentang pandangan nominalis dan realis yang memandang individu yang nyata dan

realitas memandang kenyataan sosial yang independen dari individu yang

memebentuknya.Mikro makro terdapat konflik yang jika suatu konflik dapat selesai dengan baik

jika konflik tersebut tidak berkepanjangan dan dapat diselesaikan dengan cepat. Proses analisis

data yang dilakukan memeriksa keabsahan data dengan menggunakan data-data dengan

membaca membaca novel Suti mencari bagian konflik mana yang terdapat dalam novel,

mengumpulkan kutipan-kutipan yang penting. Mengidentifikasi atau menjelaskan bagaimana

cara penyelesaian konflik. Menyajikan penyelesaian konflik dalam novel Suti dengan data-data

yang tersedia.

Kesimpulan dari metode di atas bahwa disini peneliti menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan deskriftif kualitatif peneliti mencari permasalahan yang ada pada novel Suti

karya Sapardi Djoko Damono dan penyelesaian yang ada pada novel tersebut. Data dan sumber

data yang digunakan adalah kutipan-kutipan dan percakapan antar tokoh sedangkan sumber data

yangdigunakan berupa novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Teknik pengumpulan data

menggunakan studi dokumen dengan membaca novel Suti dan ada konflik-konflik apa saja yang

ada dii dalam novel dan bentuk-bentuk penyelesaian yang terdapat di dalam novel tersebut.

Teknik analisis mengunakan teknik analisis secara deskitif analitik dengan mencari fakta-fakta

yang terjadi di dalam novel Suti, dan mencari tahu kebenaran keabsahanya.

Page 5: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

240 | Halaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sinopsis

Dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono di ceritakan ada seorang gadis yang

bernama Suti, gadis desa yang dinikahkan dengan seorang duda. Suti gadis yang susah diam dan

tidak pernah bergosib dengan temannya dan menjadi ibu rumah tangga bagi suuaminnya.

Ssuaminya menurut warga desa mendapatkan durian jatuh karena dia bisa menikahi gadis

perawan sedangkan dia duda baru ditinggal oleh istrinya beberapa bulan.

Di desa tersebut ada keluarga yang menurut mereka keluarga terpandang dan yang paling

kaya di kammpung atau desa tersebut. Ibu Suti menyuruh Suti bekerja di dalam rumah keluarga

kaya, ibu Suti menitipkan Suti kepada Bu Sastro istri dari Pak Sastro, keluarga tersebut terkenal

dengan wibawa dan di hormati oleh warga desa, sehingga apapun yang terjadi di dalam keluarga

tersebut warga desa tidak berani ikut campur. Suti suka dengan salah satu anak dari Bu Sastro,

Suti dibuat bingung dengan sikap anak Bu Sastro yang menurutnya dia juga menyukainya tetapi

ternyata anak Bu Sastro hanya menganggap Suti sebagai adik perempuannya saja hanya saja Suti

merasa jika perhatian yang diberikan oleh anak Bu Sastro dianggap perhatian kepada seseorang

yang saling mencintai.

Pagi itu Bu Sastro dan anaknya pergi untuk menghadiri pernikahan saudaranya dan Suti

disuruh menjaga rumah. Beberapa saat Bu Sastro pergi, pak Sastro pulang dari pekerjaannya, dia

tidur di dalam kamarnya untuk beristirahat. Sing hari ada tiga orang preman yang datang untuk

menemui Pak Sastro, Suti membangunkan Pak Sastro, belum sempat memebri sapaan Pak Sastro

diberi hujan tinjuan dari salah seorang preman tersebut. Sut yang melihat dari dapur hanya bisa

diam melihat Pak Sastro dipukuli oleh preman-preman itu. Ternyata menurut cerita warga Pak

Sastro gemar bermain wanita dan wanita yang menggodanya adalah istri seorang preman.

Setelah preman-preman itu pergi, Suti membopong pak Sastro ke kamar, dia takut orang

yang disanjungnya akan pergi meninggalkan dia nanti. Suti terus menciumi Pak Sastro dan Pak

Sastro hanya pasrah dihujani cuman oleh Suti. Suti ingin menyuapi Pak Sastro makan agar

kesehatannya membaik akan tetapi Pak Sastro meolak untuk disuapi Suti dan ingin terus Suti

menciuminya. Malamya Suti dan Pak Sastro melakukan hubungan intim yang seharusnya tidak

boleh dilakukna tetapi, Suti tidak bisa menolak karena meskipun dia menikah dia belum pernah

disentuh oleh suaminya. bu Sastro dan anaknya datang dan melihat Pak Sastro sakit Suti merasa

ketakutan bagaimana jika Bu Sastro tahu apa yang dilakukannya tadi malam bersama Pak Sastro

Page 6: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

241 | Halaman

bagaimana jika beliau tahu jika dia tidur menghangatkan tubuhnya dipelukan Pak sastro. Bu

Sastro keluarga dari kamar Suti menunggu dengan hati yang kuwatir, Bu Sastro memeluk Suti

dan mengucapkan terima kasih karena telah merawat suaminnya Suti yang menengar itu merasa

bingung dan lega karena ternyata Bu Sastro tidak mengetahui apa yang dilakukannya semalam

dengan pak Sastro.

Setelah kejadian itu Suti merasa ada yang aneh dengan dirinnya, dia sering merasa mual,

muntah-muntah. Melihat Suti seperti itu ibu Suti membawa Suti untuk pergi ke Jakarta tanpa

berpamitan dengan keluarga Pak Sastro, mereka ninggalkna desa tanpa satu warga desa yang

tahu begitupun teman Suti yang sudah dari kecil bermain bersamanya dia juga tidak tahu Suti

dan ibunya pergi kemana. Suami Sutipun meninggalkan Suti dan lebih memilih pergi merantau

ke Jakarta meninggalkan Suti yang sedang hamil bersama ibunya.

Pengertian konflik adalah konflik merupakan sebagai persaingan antara pihak-pihak lain

yang tidak cocok dari satu orang ke satu orang lain sehingga menimbukan ketegangan dalam

suatu masalah yang ada sehingga pihak lain tersinggung, misalnya saat berpendapat, kepentingan

atau pertentangan antar individu. Bryan (dalam Nurgiantoro, 2012: 122) bahwa konflik notabene

merupakan kejadian yang tergolong penting (jadi, ia akan berupa peristiwa fungsional, utama

atau kernel) yang memiliki fungsi sebagai penggerak plot sehingga konflik merupakan unsur

yang esensial dalam pengembangan plot. Bahkan yang dihadapi sebenarnya menyita perhatian

pembaca dalam suatu karya naratif peristiwa konflik yang semakin memanas, memuncak,

klimaks, dan penyelesaiannya.Kemampuan pengarang dalam membangun konflik dalam

memilih suatu peristiwa atau kejadian konflik dalam suatu cerita, sehingga dalam cerita dapat

memberikan kualitas untuk menarik pembaca untuk pembaca suatu karya sastra yang di tulis

atau dibuat oleh pengarang.

2. Jenis-jenis konflik terdiri dari beberapa konflik diataranya menurut Pickering (2006:

1) yaitu:

manusia dengan diri sendiri, manusia dengan individu atau manusia, manusia dengan

masyarakat, manusia dengan alam sekitar. Jadi, konflik merupakan suatu perbedaan pendapat

dan tujuan antara satu orang dengan orang lainnya. Dalam konflik tidak hanya konflik yang

dilakukan dalam kebencian atau kemarahan tetapi ada hal lain yang bisa mendasari konflik

dalam hal kebaikan misalnya ada lima prinsip hubungan konflik positif menurut Pickering (2006:

50) sebagai berikut.

Page 7: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

242 | Halaman

a. mendorong seseorang untuk berpartisipasi, dalam berpartisipasi seseorang dilatih untuk

bertanggung jawab untuk menumbuhkan rasa ingin memiliki. Konflik yang tinggi merusak nafsu

dan mendahulukan masalah pribadi sedangkan kepentingan bersama diabaikan, dengan rasa

mendorong seseorang untuk berpartisipasi maka dapat menumbuhkan konflik baik mereka dapat

ikut serta dalam menyelesaikan konflik tersebut.

b. Mendengar secara aktif, dalah hal mendengar itu pasti dilakukan menurut masyarakat

adalahhal yang mudah, namun nyatanya tidak semudah yang dibayangkan, mendengarkan

adalah hal tersulit bagi orang yang memahami maksud dari hal mendengar tersebut. Karena

dalam hal orang terus berbicara tanpa berhenti maka seseorang akan terus berkonsentrasi

untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang lain tersebut sehingga membutuhkan

konsentrasi yang jeli. Jika seseorang kurang mendengarkan orang yang sedang berbicara

maka akan menjadi konflik utama dalam memulai pertikaian dan itu dapat dihindari jika

seseorang dapat menguasai hal-hal dalam mendengarkan suara.

c. Sediakan waktu untuk meninjau ulang, berbicara dengan seseorang dengan membahas

suatu persoalan, masalah, atau keputusan dapat ditangguhkan. Waktu yang digunakan

seseorang untuk melakukan pembicaraan agar masalah yang dipermasalahakn dapat

terpecahkan dengan baik.

d. Berdasarkan fakta dari pendapat, seringkali seseorang sangat yakin dengan pendapatnya

sendiri tanpa mendengarkan terlebih dahulu pendapat orang lain, dengan terburu-buru

mengambil keputusan tanpa bertanya bagaimana pendapat orang lain, dan seringkali

seseorang menolak pendapat dari orang lain jika pendapat tersebut tidak setuju dengan

pendapat yang disarankan olehnya. Ini juga merupakan konflik tahap tinggi yang dapat

mengakibatkan perpecahan karena persoalan konflik tahap dua dan tiga merupakan sebuah

presepsi.

e. Fokus dengan masalah bukan dengan orang, dalam konflik strategi ini sangatlah penting

karena konflik dapat selesaikan dengan benar pada tahap dimanapun apabila orang dan

masalah dicampur menjadi satu, menjadikan dimensi masalah yang terdapat dalam konflik

tersebut semakin jauh berbeda dengan biasanya yang suka berubah-ubah.

3. Penyebab adanya konflik dalam sebuah cerita:

Penyebab terjadinya konflik terjadi karena adanya suatu proses sosial individu atau

kelompok untuk berusaha memenuhi segala tujuan mereka dengan cara menantang lawan yang

Page 8: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

243 | Halaman

tidak sejalan dengan mereka dengan ancaman kekerasan. Beberapa sebab konflik yang terjadi

dalam sebuah peristiwa menurut Soekanto (2012: 91) sebagai berikut.

a. Perbedaan individu, dalam perbedaan individu dan perasaan menimbulkan bentrok antara

mereka. Perbedaan dapat menyebabkanatau menimbulkan kebencian dan amarah sebagai

awalnya timbul konflik.

b. Perbedaan kebudayaan, perbedaan dapat menimbulkan konflik karenanya adanya

perbedaan antar budaya orang satu dengan orang lainnya. Dalam masyarakat tidak semua

orang memilki budaya, norma, nilai-nilai luhur, ada masyarakat yang hidup bebas tanpa

memikirkan hal-hal semacam itu sehingga konflik bisa terjadi akibat budaya jika salah

satunya menyinggung hal tersebut.

c. Perbedaan kepentingan, perbedaan kepentingan sering terjadi dalam individu maupun

kelompok dan itu merupakan sumber yang lain dari konflik. Seorang individu maupun

kelompok sering memiliki kepentingan masing-masing yang dianggap mereka penting

untuk dilakukan.Perbedaan kepentingan ini menyangkut perbedaan ekonomi, sosial,

politik, budaya.

d. Perbedaan sosial, perubahan sosial terjadi begitu cepat untuk sementara waktu yang akan

mengubah nilai-nilai di masyarakat, misalnya saja konflik sosial yang terjadi di dalam

sebuah desa mengalami sebuah perubahan dalam bidang industri yang mendadak akan

memunculkan konflik sosial sebab dalam nilai-nilai di masyarakat biasanya melakukan

kegiatan pertanian sehingga munculkan bidang industri ini seperti mengeser kegiatan

bercocok tanam sehingga akan menimbulkan konflik antara petani dan seseorang yang

menjalankan industri tersebut.

4. Jenis konflik, dalam konflik terdapat beberapa jenis antara lain:

Konflik yang terjadi dengan diri sendiri, konflik yang terjadi antar individu, kelompok atau

masyarakat dan konflik sosial yang terjadi dengan alam sekitarnya.

a. Konflik batin, merupakan konflik dengan diri sendiri merupakan konflik yang terjadi

akibat adanya pergolakan batin yang dirasakan oleh tokoh yang merupakan pertarungannya

terhadap diri sendiri. Konflik pada diri sendiri terjadi karena tekanan emosional dirasakan

oleh individu akibat harus membereskan sesuatu kegiatan atau harus mencukupi sesuatu

tujuan yang harus tercapai, hal ini merupakan suatu beban bagi seseorang yang sedang

dalam konflik batin. Dalam konflik ini bisa terjadi jika seseorang sedang dalam masa

Page 9: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

244 | Halaman

minat, tujuan atau tata nilai pribadinya bertentangan dengan satu sama lain. Konflik dapat

menghambat sesuatu yang akan dicapai atau diwujudkan (Pickering, 2006: 12).

b. Konflik individu dengan individu, pada konflik ini diakibatkan oleh individu satu dengan

individu lain sendiri dimana konflik dapat dipicu dengan adanya ketegangan yang

disebabkan seseorang untuk melawan lawan yang dijadikan manusia itu pesaingnya.

Menurut Pickering (2006: 14) menyatakan bahwa dalam sebuah konflik manusia antar

manusia diakibatkan oleh masalah-masalah atau akibat-akibat yang muncul karena adanya

hubungan manusia dengan manusia lain. Semua orang memiliki kebutuhan psikologi

sendiri-sendiri untuk menimbulkan konflik apabila kebutuhan mereka tidak terpenuhi.

c. Konflik individu dengan masyarakat, pada konflik ini diakibatkan karena adanya kontak

sosial dengan masyarakat dan dengan individu yang lebih banyak. Konflik dengan orang

banyak adalah sebuah konflik yang diakibatkan oleh seorang dalam satu kelompok, regu,

lembaga tinggi, dan perusahaan (Pickering, 2006: 17)

d. Konflik individu dengan alam sekitar, disini konflik manusia dengan alam biasanya terjadi

karena adanya interaksi antara tokoh dengan isi alam. Sebuah pertempuran yang terjadi

akibat perbuatan manusia atau seorang tokoh manusia secara individu atau berkelompok

melawan keteguhan alam yang akan mengancam diri mereka sendiri.

Dari paparan di atas dapat diketahui tentang konflik, bentuk-bentuk konflik, dan jenis-jenis

konflik. Peneliti ingin membahas penyelesaian konflik yang ada di dalam novel Suti karya

Sapardi Djoko Damono.Dalam novel Suti ini menceritakan sebuah kehidupan masyarakat sosial

rendah. Masyarakat kalangan rendah lebih banyak menjadi pembantu di rumah-rumah orang

kaya, anak-anak di bawah umur harus rela bekerja, menikah dini karena para orang tua tidak

mampu membiayai biaya sekolah yang mahal. Novel Suti mencerminkan masyarakat dikalangan

bawah yang kurang mendapat pengetahuan dalam berpendidikan kebanyakan anak-anak dalam

novel Suti hanya sekolah sampai SD, mereka tidak dapat melanjutkan kejenjang sekolah yang

lebih tinggi karena faktor biaya.

Dalam novel ini tokoh yang bernama Suti dinikahkan dengan seorang duda yang bernama

Sarno. Suti adalah gadis yang tidak kenal takut kepada siapa pun dia suka main kesan kemari

dengan laki-laki sebayanya, oleh sebab itu orang tua Suti takut jika tidak ada yang mau

menikahinya karena itu Suti dinikahkan dengan Sarno yang umurnya sudah setengah baya.

Pernikahan suti lempeng-lempeng saja Sarno tidak pernah menyentuh Suti sedikitpun meskipun

Page 10: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

245 | Halaman

Suti ingin. Suti dititipkan di rumah orang kaya bernama Pak Sastro dan Bu Sastro untuk menjadi

pembantu di rumah orang kaya itu, tetapi Suti mendapatkan hal yang lebih dari sekedar seorang

pembantu ia malah dianggap sebagai anak perempuan sendiri dari keluarga besar Pak Sastro dan

Bu Sastro.

Pada pagi hari Suti mengeluh sakit dan muntah-muntah, suami Suti Sarno meninggalkan

Suti untuk pergi ke Jakarta tetapi tidak pernah memberikan kabar terhadap keluarga Suti, entah

apakah Sarno masih menggap Suti sebagai istrinya atau tidak yang jelas Sarno tidak perduli lagi

dan tidak mau ikut campur urusan maupun masalah yang dialami Suti. Ternyata Suti hamil dan

langsung diajak Ibunya ke Jakarta tanpa memberitahu keluarga Pak Sastro dan Bu Sastro

maupun masyarakat yang berada di desa tersebut, hingga kepergian Pak Sastro meninggal dunia

Suti barulah datang dan kembali kedesa tersebut untuk menemui keluarga Bu Sastro.

5. Penyelesaian konflik menurut Mohamad (dalam Handoko, 2001:48), ada langkah-

langkah di dalam penyelesian konflik, ada lima langkah yaitu:

a. Pengenalan ketidakseimbangan dengan kondisi yang ada atau dengan mengidentifikasi dan

bagaimana kondisi yang ada seharusnya, yang dapat menjadi tipu muslihat adalah

kesalahan dalam menemukan keberadaan (dengan tidak memperdulikan masalah atau

malah menganggap masalah itu tidak ada).

b. Adanya penentuan jenis, dimana dalam penentuan jenis tersebut terdapat langkah-langkah

penting, metode yang benar mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana

berhasil dengan sempurna, harus mengarahkan masalah pada permasalahan utama dan

bukan pada hal-hal yang tidak penting.

c. Solusi, solusi apa yang ditawarkan atau dengan mengumpulkan masalah mengenai jalan

keluar dengan mengumpulkan orang-orang yang bersangkutan untuk menyelesaikan suatu

masalah dengan cara yang terbaik jangan dengan cara yang tidak baik.

d. Pelaksanaan, dalam sebuah pelaksanaan pati ada kegagalan dan keberhasilan maka dari itu,

harus mempertimbangankan segala sesuatu yang dilakukan tetapi jangan sampai

pertimbangan itu terlalu mempengaruhi tidakan penyelesaian yang akan dilakukan atau

jangan sampai mengahambat sesuatu yang akan dilakukan.

e. Evaluasi, dalam evaluasi penyelesaian dapat menimbulkan atau melahirkan serangkaian

masalah, jika dalam suatu penyelesaian tidak dapat berhasil dilakukan maka

kembalikelangkah-langkah sebelumnya dan mencoba lagi.

Page 11: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

246 | Halaman

Penyelesaian konflik yang terjadi dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono:

Dalam sebuah konflik pasti ada penyelesaian yang didapatkan ketikan ada masalah, ancaman

dalam melakukan sesuatu. Begitupun dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono di dalam

novel ini terdapat beberapa konflik batin dan konflik individu dan kelompok yang ditemukan

penelitian beserta penyelesaian dalam konflik tersebut berikut:

1. konflik batin dan penyelesaian yang terjadi dalam novel Suti.

“Setiap sendirian bersama ayah Kunto di rumah, Suti berusaha mati-matian untuk

mengusir bayangan-bayangan yang terus memburunya sejak kecil ketika ia suka

menonton upacara patilan kuda Kang Mangun”.

Dalam konflik batin di atas dijelaskan bahwa Suti membayangkan bagaimana dia berada di

posisi kuda tersebut bersama Pak Sastro dia inngin merasakan rasanya dipatil bagaikan kuda

betina dan jantan, tetapi dia menahan dan meganggap bahwa bahwa pak Sastro adalah priyai

jantan bukan pejantan dia mengurungkan pemikirannya sambil mengusap pelunya. Seperti

kutipn berikut:

“Pak Sastro bukan pejantan, dia benar-benar priyai jantan! Begitu selalu katanya kepada

dirinya sendiri sambil mengusap peluh”.

“dalam keadaan Suti tidak akan pernah menangis, tetapi mati-matianberusaha untuk

menggagalkan tangisanya agar tidak repot dan menambah kesedihan sastro, lelaki itu

menatapnya dengan pandangan aneh, yang sulit sekali ditebak maksudnya. Namun,

perempuan yang kini sudah dewasa itu mulai menerima kenyataan memang ada hal-hal

yang tidak mungkin ia pahami” (hal:79).

Dalam kutipan di atas dapat diketahui bahwa Suti ingin sekali menahan air matanya di depan Pak

Sastro tetapi tidak bisa menahan tangisannya karena melihat Pak Sastro yang terbaring kesakitan

karena dipukuli oleh dua orang preman yang istrinya digoda oleh Pak Sastro. Penyelesaian

konflik yang terdapat dalam kutipan novel di atas terdapat satu kutipan yaitu:

“tidak ada seorangpun yang datang menolong, atau setidaknya kepingin tahu apa yang

terjadi sebenarnya. Tidak ada orang lain dirumah dan Suti berusaha sebaik-baiknya

merawat Sastro yang sama sekali diam, mengeluh sakit pun tidak” (hal:78).

Di dalam kutipan di atas menjelaskan bahwa meskipun warga atau masyarakat tidak membantu

bahkan melihat bagaimana keadaan Pak Sastro tetapi Suti dengan suka rela meskipun dalam

keadaan takut dia tetap menolong dan membantu Sastro untuk berdiri dan dibawanya ke kamar

untuk diobti. Kutipan lain dalam novel Suti:

Page 12: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

247 | Halaman

“Ia tiba-tiba berfikir mengapa ketika hanya berdua saja dengan Pak Sastro yang

memeluknya malam itu ia tidak bertindak seperti kuda betina pak Mangun yang berusaha

menyepak-nyepak pejantannya karena karena menolak dipatil.Mengapa tidak ada anak

kampung yang menyoraki dengus napas Pak Sastro?” (hal:94).

Kutipan di atas menandakan bahwa Suti kebingungan dengan reaksinya sendiri kenapa saat

dipeluk oleh Pak Sastro dia tidak menolak malah melayani Pak Sastro dengan membalas

pelukannya dan melakukan hubungan terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh Suti

maupun Pak Sastro. Tetapi meski Suti sudah menikah Suti tidak pernah berhubungan badan

dengan suaminya maka, Suti dengan senang hati mau melayani Pak Sastro pada malam hari itu.

Dalam penyelesaian konflik di atas Suti pergi meninggalkan desa dengan ditemani oleh ibunya

ketika ia tahu bahwa ia sedang mengandung anak yang dia lakukan bersama Pak Sastro dan

ibunya dengan cepat mengajak Suti untuk pergi ke Jakarta dan tinggal sementara disana, warga

desapun tidak ada yang tahu tentang kepergian Suti bersama ibunya, mereka pergi diam-diam

tanpa seseorang tahu keluarga Pak Sastro juga tidak mengetahu kepergian Suti, mereka mencari

tahu keberadaannya mengapa tidak pernah dating kerumha lagi untuk bekerja tetapi, tidak ada

yang tahu kemana Suti pergi dengan ibunya.

2. Konflik yang terjadi dari manusia dengan manusia lain dan penyelesaian yang

terdapat dalam novel Suti.

“Ada beberapa lelaki datang bertamu.Mereka bilang mau bertemu Pak Sastro, ada urusan

penting.Dibangunkan Suti dari tidur siang, Sastro agak sempoyongan masuk ke kamar

tamu.Belum sempat menyambut tamu dengan basa-basi, salah seorang diantara mereka

langsung saja mendekati Pak Sastro dan melayangkan tinju. Priyai setengah baya itu

terpental membentur didinding kamar, langsung disambut oleh tamu lagi dengan tendangan

di perutnya” (hal:77).

Dalam kutipan di atas, terlihat konflik antara orang satu dengan orang lain yaitu antara Pak

Sastro dengan tiga orang tamunya, yang secara sengaja memukul Pak Sastro tanpa memberi

penjelasan terlebih dahulu kenapa Pak Sastro dipukuli. Ketiga orang tersebut adalah preman

yang merasa marah karena salah satu istri preman tersebut menggoda Pak sastro yang ternyata

Pak Sastro itu menyukai wanita-wanita panggilan untuk memuaskan nafsu birahinya tersebut.

Kutipan lain yang menjelaskan bahwa Pak Sastro menyukai wanita-wanita panggilan atau biasa

disebut dengan sebutan calo, yaitu:

“Pak Sastro sejak pindah ke desa itu berhubungan dengan banyak perempuan.Memang

sudah lama ada calo yang suka menawarkan perempuan di desa-desa sekitar Tungkal,

umumnya malah yang punya suami.Ada yang suaminya memang masuk jaringan calo, ada

Page 13: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

248 | Halaman

juga yang tidak tahu-menahu tentang percaloan itu. kawin-cerai-kawin-cerai lagi-cerai lagi

bukan masalah besar disitu, mungkin itu sebabnya ada suami merelakan istrinya dikelola

calo”(hal:85).

Dalam kutipan tersebut menjelaskan bahwa Pak Sastro sering berhubungan dengan wanita-

wanita di desa tersebut dan kebanyakan di desa tersebut wanitanya dijual karena para suami

mereka pengangguran dan Pak Sastro merupak incaran yang bagus karena dianggap seorang

priyai yang ganteng, punya pekerjaan tetap merupakan incaran bagi para calo dan tanpa disadari

Pak Sastro wanita yang mengodanya ternyata istri dari seorang preman yang menguasi wilayah

atau daerah tersebut.

3. Konflik manusia dengan maasyarakat dan penyelesaiannya dalam novel Suti.

“Anjing Ibu pernah mengigit orang, kan? Tuduhnya tegas. Dan memang benar. Jand itu

diam, tidak tahu harus menjawab apa.”

“Apa Ibu peduli? Ibu minta maaf pada yang digigit? Malah menyalahkannya, kan? Malah

menuduhnya telah menggangu anjing Ibu, kan?”

Dalam konflik di atas terdapat perseteruan antara Bu Sastro dan Bu Mayor, karena Dewo

anak dari Bu Sastro mencuri anjing peliharaan milik Bu Mayor dan dijual kepada pedagang

ilegal dan karena anjing Bu Mayor sering mengigit jika ada orang lewat maka Dewo dengan

iseng mencuri anjing tersebut dan menjualnya kepada penjual daging anjing ilegal karena daging

anjing sangat diminati oleh turi-turis yang pergi berlibur ke Jogja.

Penyelesaian konflik dalam kutipan di atas terdapat kutipan penyelesaiannya yaitu:

“Warga desa kebetulan menonton adegan itu terkesima, diam-diam mengharapkan terjadi

adegan perkelahian yang seru yang hampir tidak pernah terjadi di desa itu. Namun,

mereka kecewa sebab tanpa diduga sama sekali Bu Mayor tidak bisa bicara, segera

ngeluyur meninggalkan medan perang. Tanpa menggerutu. Seperti kehilangan kosa kata

yang selama ini ampuh digunakan untuk menakut-nakuti warga desa”.

Dalam kutipan di atas Bu Mayor hanya meninggalkan Bu Sastro tanpa bilang apa-apa padahal

dia terkenal dengan omongan yang selalu tidak mau kalah jika diajak berdebat dengan

tetangganya, tetapi kata-kata yang dilontarkan Bu Sastro membuat Bu mayor diam seribu bahasa

dan wargapun merasa kecewa karena tidak terjadi perkelahian yang seperti mereka bayangkan

karena warga sangat menantikan adegan tersebut.

Dalam semua permasalahan konflik di atas terdapat penyelesaian atau penutup dari semua

konflik yang terjadi dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono terdapat kutipan.

“Siapa nama cucuku ini?”

Page 14: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

249 | Halaman

“Nur”, sahut anak sebelum ibunya sempat menjawab. Serempak Dewo dan Ibunya

mengulang nama itunkeduanya berpandangan tanpa mengatakan apapun, lalu Bu Sastro

berkata, “mumpung masih belum magrib kita ke makan saja sekarang. Ibu mau melapor

tentang perkawinan Kunto, kalian ikut semua ya.Nanti saja kita saling dongengnya, ya

Sut”.Seperti kena sihir semua mengikuti Bu Sastro menuju makan.Sampai di pintu gerbang

ibu itu mengucapkan kalimat tidak jelas, seperti minta izin masuk. Kemudian dikatan

kepada yang lain bahwa Mbah Parni sudah memeberi mereka izin untuk bertemu dengan

Pak Sastro. “Bu katanya mau ke Ayah?” tiba-tiba Tanya Nur.Bu Sastro membimbing anak

itu kegundukan makam Pak Sastro, mengajaknya jongkok.Suti mendekat, jongkok.Dewo

mendekati Suti Jongkok.Warna senja kemerehan yang menembus awan putih dilangit

menebarkan sapuan sunyi yang berubah menjadi gugusan tanda yang tidak perlu

ditafsirkan.Nur bangkit mendekati ibunya. “ini ayah, ya Bu?” Bu Sastro bangkit,

memegang tangan anak itu, mencium dan membisikinya. Saat itulah Suti seperti

mendengar suara bisikan itu , Bapak telah memenuhi janjinya memberiku anak

perempuan”(hal: 190-191).

Dalam kutipan di atas menjelaskan bahwa Bu Sastro menerima anak hasil hubungan gelap

Suti dengan suaminya, karena suaminya telah berjanji sebelum meninggal untuk memberikan

seorang anak perempuan untuk Bu Sastro ternyata itu dapat dikabulkan dengan adanya anaknya

Suti.

SMPULAN

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan terhadap tokoh utama dalam novel Suti karya

Sapardi Djoko Damono. Terdapat beberapa permasalahan konflik diantaranya; konflik batin dan

konflik individu atau masyarakat yang dialami tokoh utama . Konflik manusia dengan manusia

dimana Pak sastro sejak menempati desa yang sekarang ditinggalinya suka menjadi incara bagi

calo-calo yang memburu uang apalagi Pak Sastro adalah seorang priyai yang tampan dan

berwibawa miliki pekerjaan yang tetap dan suami yang mapan. Pak Sastro ternyata juga suka

dengan wanita-wanita muda dia juga suka menggoda wanita-wanita tersebut, dengan tidak

sengaja dia mengganggu wanita yang suaminya adalah preman di wilayah tersebut sehingga pak

Sastro dihajar hingga dia jatuh sakit Suti melihat itu merawat pak sastro hingga dia menemui

ajalnya.

Konflik manusia dengan masyarakat yaitu terjadi kepada Bu Sastro dengan Bu Mayor

dimana anjing peliharaan Bu Mayor dicuri oleh anak Bu Sastro dan dijual kepada pedangang

anjing ilegal, dan selain itu anjing itu sering mengganggu warga desa sehingga warga desa tidak

masalah jika anjing tersebut hilang. Bu Sastro yang membela anaknya tidak mau kalah dengan

Page 15: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

250 | Halaman

Bu Mayor dia melontarkan kata-kata yang membuat Bu Mayor tidak bisa membalas ucapan yang

Bu Sastro Berikan dan memilih pergi meninggalkan Bu Sastro tanpa Satu katapun keluar dari

mulut Bu Mayor.

Konflik batin yang terjadi ketika Suti bingung harus berbuat apa ketika ia menyukai anak

dari majikannya sendiri dan dia harus melayani suami dari majikannya yang sedang terbaring

sakit karena dikeroyok oleh beberapa preman, Suti dengan telaten merawat sampai akhirnya dia

menuruti apa yang diminta oleh Pak Sastro yang harus melayani keinginan Pak Sastro. Suti

bingung bagaimana jika Bu Sastro mengetahu kejadian yang mereka lakukan berdua, ternyata Bu

Sastro malah berterima kasih karena sudah merawat Pak Sastro. Suti sempat kebingungan dan

menganggap bahwa Pak Sastro Belum menceritakan kejadian yang mereka lakukan saat Bu

Sastro dan Anknya tidak ada di rumah. Suti yang merasa bahwa di dalam tubuhnya tumbuh

benih-benih yang membuat badanya tidak enak setiap pagi membuat ibu Suti kuwatir dan

membawa Suti pergi dari desa tanpa memberitahu keluarga Pak Sastro dan seluruh warga

desanya.

Suti kembali dengan membawa seorang putri yang ternyata putri dari hubunganya bersama

majikannya dan semua tetangga yang acuh tanpa menghiraukan masalah Suti, mereka lebih

sering bergosib membicarakan keluarga Pak Sastro dibelakan tanpa mencari kebenaran berita

yang mereka dapat, karena para tentangga tidak berani ikut campur dengan masalah yang dialami

keluarga Pak Sastro sebab dalam keluarga Pak Sastro terkenal dengan kewibawaan dan keluarga

mereka adalah keluarga terpandang, jadi tidak ada yang berani ikut campur dalam urusan yang

terjadi di dalam keluarga tersebut. Warga desa lebih baik diam dan melihat dari jauh apa yang

terjadi mereka takut jika ikut campur akan menambah masalah lebih panjang jadi mereka hanya

membicarakannya di belakang dengan warga yang lain.

Hal ini dibuktikan dengan kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel Suti, dengan konflik-

konflik yang begitu banyak akhirnya keluarga pak Sastro menerima anak Suti sebagai bagian

dari keluarga mereka dan menganggap bahwa anak dri Suti adalah janji yang dibuat oleh Pak

Sastro bahwa dia akan memberikan anak perempuan kepada Bu Sastro tapi sebelum janji itu

ditepati Pak Sastro meninggal akibat sakit yang dideritanya dan akibat di pukuli oleh beberapa

preman yang istrinya diganggu oleh Pak Sastro.

Page 16: PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN …

251 | Halaman

DAFTAR PUSTAKA

Arafat. 2009. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Jurnal Sekrip.

Gisri, Bryan. 2007. Konflik Dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya

dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Jurnal Skripsi.

Muspawi, M. 2014. Menejemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik dalam Organisasi. Jurnal

Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 41-46.

Natiqotul.2012. Hakikat Sastra dan Karya Sastra. Jurnal Skripsi.

Pickering, Peg. 2006. How To Manage Conflict (Edisi Ketiga, Kiat Menangani Konflik.

Terjemahan Oleh Masri Maris), Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.