penyimpangan sosial(tawuran)

8
PENYIMPANGAN SOSIAL (TAWURAN) 1. Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Terdpat dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi milieu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Adapun faktor eksternal adalah sebagai berikut. a. Faktor keluarga Faktor keluarga terdiri dari sebagai berikut. 1) Baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga. 2) Perlindungan lebih yang diberikan orang tua. 3) Penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah memikul tanggunf jawab sebagai ayah dan ibu. 4) Pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal, dan tindakan asusila. b. faktor lingkungan sekolah lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olahraga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu

Upload: cha

Post on 03-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh penyimpangan sosial yaitu tawuran

TRANSCRIPT

Page 1: PENYIMPANGAN SOSIAL(tawuran)

PENYIMPANGAN SOSIAL (TAWURAN)

1. Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran

Terdpat dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan factor

eksternal. Factor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang

keliru oleh remaja dalam menanggapi milieu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar.

Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan

sekitar. Adapun faktor eksternal adalah sebagai berikut.

a. Faktor keluarga

Faktor keluarga terdiri dari sebagai berikut.

1) Baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga.

2) Perlindungan lebih yang diberikan orang tua.

3) Penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah memikul tanggunf jawab

sebagai ayah dan ibu.

4) Pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal, dan tindakan asusila.

b. faktor lingkungan sekolah

lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak

memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olahraga,

minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat,

ventilasi dan sanitasi yang buruk, dan sebagainya.

c. Faktor milieu/lingkungan

Lingkungan sekitar yang tidak baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan

remaja.

Terkait dengan konsep kelompok sosial, W.G. Summer membagi kelompok sosial menjadi

dua yaitu in-group dan out-group. Menurut summer, dalam masyarakat primitif yang terdiri dari

kelompok – kelompok kecil dan tersebar di suatu wilayah terdapat pembagian jenis kelompok

yaitu kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). Kelompok dalam (in-group)

adalah kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasikan dirinya dengan

Page 2: PENYIMPANGAN SOSIAL(tawuran)

kelompoknya. Adapun kelompok luar (out-group) merupakan merupakan kelompok di luar

kelompok in-group.

Di kalangan kelompok dalam di jumpai persahabatan, kerja sama, keteraturan, dan

kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar maka munculah rasa

kebencian, permusuhan, atau perang. Rasa kebencian itu di wariskan dari satu generasi ke

genarasi yang lain dan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok (in-group feeling).

Anggota kelompok menganggap kelompo mereka sendiri sebagai pusat gejala-gejalanya

(etnosentrisme). 

2. Dampak dari Adanya Tawuran

Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan

sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi antar

sekolah hanya karena dendam dari  alumni yang tidak terbalas dan akhirnya menjadi budaya

turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila

tawuran tetap ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar maka akan menimbulkan dampak

negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang bersangkutan,

namun juga masyarakat sekitar. Kerugian tersebut antara lain:

a. Kerusakan tempat tawuran / material

Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku

tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya

mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada mobil,

perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.

b. Rusaknya citra baik sekolah

Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala

sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan

pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran.

Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.

c. Adanya korban jiwa

Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban

jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti batu, clurit,

Page 3: PENYIMPANGAN SOSIAL(tawuran)

dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka ringan maupun

berat, dan bisa juga ada korban meninggal.

d. Dampak psikis

Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan

menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen

perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada di

lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan

dengan kelompok pelajar.

3. Upaya / Solusi Mencegah Tawuran

Walaupun tawuran sudah menjadi agenda rutin dan budaya da kalangan pelajar, tidak

menutup kemungkinan apabila tawuran bisa dicegah. Upaya untuk mencegah terjadinya tawuran

tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah atau keluarga saja, namun juga semua pihak yang ada

dalam masyarakat itu sendiri. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :

a) Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan dan

badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa sedang gencar dialami, sehingga perilaku

mereka mudah menyimpang. Maka pelajar itu sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan

kegiatan yang lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, seperti

mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, belajar, dan

sebaginya.

b) Pencegahan yang dilakukan keluarga antara lain:

Mengasuh anak dengan baik. ( Penuh kasih sayang, penanaman disiplin yang baik,

ajarkan anak membedakan hal yang baik dan buruk, mengembangkan kemandirian,

memberi kebebasan bertanggung jawab, mengembangkan harga diri anak, menghargai

anak jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.

Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu untuk pulang

ke rumah.

Meluangkan waktu untuk kebersamaan

Orang tua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti:

memukul, menghina dan mencemooh.

Page 4: PENYIMPANGAN SOSIAL(tawuran)

Memperkuat kehidupan beragama . Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan,

melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari - hari.

Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan

kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan

usianya. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia

sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri,

dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun

anti-sosial). Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,

kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan.

c) Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, diantaranya:

Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa mengembangkan

secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada

Tuhan.

Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan olahraga,

karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas

Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan koordinasi yang

terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola penanggulangan dan penanganan

kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan atau acara kesenian bersama di antara

sekolah-sekolah yang secara "tradisional bermusuhan" itu.

d) LSM dan Aparat Kepolisian LSM disini dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-

sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi

tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara

menempatkan petugas di daerah rawan tawuran dan melakukan razia terhadap siswa yang

membawa senjata tajam.

e) Pemerintah berperan menghapuskan tayangan berbaru kekerasan yang merajalela di layar

kaca. Sudah tugas negara untuk menjaga mental rakyatnya dari informasi media massa yang

merusak.

Page 5: PENYIMPANGAN SOSIAL(tawuran)
Page 6: PENYIMPANGAN SOSIAL(tawuran)

PENYIMPANGAN SOSIAL (TAWURAN)