penyuluhan sinusitis word

12
PENYULUHAN SINUSITIS Pembimbing : dr. Chitra Rasjmi Cara Kelompok: Erika Devi Andriani (030.07.082) Eva Apiani (030.07.084) Kharina Novialie (030.07.135) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: aditya-zulkarnain

Post on 16-Feb-2015

126 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYULUHAN Sinusitis Word

PENYULUHAN

SINUSITIS

Pembimbing :

dr. Chitra Rasjmi Cara

Kelompok:

Erika Devi Andriani (030.07.082)

Eva Apiani (030.07.084)

Kharina Novialie (030.07.135)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 21 JANUARI – 30 MARET 2013

PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

2013

Page 2: PENYULUHAN Sinusitis Word

PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT SINUSITIS

DI POSPINDU KELURAHAN KUNINGAN BARAT KACAMATAN

MAMPANG PRAPATAN

I. LAPORAN PENYULUHAN

LATAR BELAKANG

Sinusitis dianggap salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di dunia.Data dari

DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-

25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah

sakit. Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1996 yang diadakan oleh

Binkesmas bekerja sama dengan PERHATI dan Bagian THT RSCM mendapatkan data penyakit

hidung dari 7 propinsi. Data dari Divisi Rinologi Departemen THT RSCM Januari-Agustus 2005

menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu tersebut adalah 435 pasien, 69%nya

adalah sinusitis.

Kejadian sinusitis umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehingga sinusitis sering

juga disebut dengan rhinosinusitis. Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi yang sering

ditemukan dan mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rinosinusitis dapat mengakibatkan

gangguan kualitas hidup yang berat, sehingga penting bagi dokter umum atau dokter spesialis

lain untuk memiliki pengetahuan yang baik mengenai definisi, gejala dan metode diagnosis dari

penyakit rinosinusitis ini.

Penyebab utamanya ialah infeksi virus yang kemudian diikuti oleh infeksi bakteri.

Secara epidemiologi yang paling sering terkena adalah sinus etmoid dan maksila. Yang

berbahaya dari sinusitis adalah komplikasinya ke orbita dan intrakranial. Komplikasi ini terjadi

akibat tatalaksana yang inadekuat atau faktor predisposisi yang tak dapat dihindari.

Page 3: PENYULUHAN Sinusitis Word

PERMASALAHAN

belum

TUJUAN

Penyuluh ingin memberikan pengetahuan tentang sinusitis, sehingga masyarakat tahu

gejala, pengobatan,sampai pencegahan penyakit tersebut. Penyakitnya terkontrol dan tidak

mengalami infeksi akut.

MANFAAT

- Bagi Penyuluh

Melatih kemampuan dalam memberikan penyuluhan.

- Bagi Sasaran

Masyarakat mendapat pengetahuan tentang pencegahan dan pengobatan sinusitis

secara tepat.

METODE

Metode yang dipergunakan adalah metode sokratik, dimana sasaran diberikan

kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengemukakan pendapat sehingga

mereka dapat turut berperan aktif dalam penyuluhan tersebut dan terbinanya komunikasi dua

arah.

MEDIA

Cetak : leaflet tentang sinusitis

SASARAN

Semua warga yang berusia produktif atau usia muda.

PELAKSANAAN

Hari/ Tanggal :Kamis,21 Febuari 2013

Waktu : Pukul 09.00 WIB - selesai

Tempat : Pospindu RW.03 Kelurahan Kuningan Barat

HASIL KEGIATAN

Sebagian besar peserta penyuluhan antusias mendengarkan penyuluhan yang

disampaikan oleh dokter muda FK Trisakti yang sedang menjalani kepaniteraan IKM di

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.

Page 4: PENYULUHAN Sinusitis Word

Kesan penyuluhan menarik, karena banyaknya pertanyaan yang diutarakan oleh peserta

penyuluhan kepada tim penyaji. Peserta cukup memahami materi yang disampaikan.

Lampiran materi penyuluhan terlampir.

II. SUMBER MATERI YANG DIBERIKAN

III. SUSUNAN KEGIATAN

No Tahapan Kegiatan Peserta

1. Pembukaan

kegiatan pertemuan

1. Mengucapkan salam

2. Perkenalan dokter muda sebagai

penyaji penyuluhan

3. Penjelasan tujuan program

penyuluhan yang akan dilakukan

Membalas salam

memperhatikan sambutan

dan menyimak penjelasa

yang diberikan.

2. Pemberian

penyuluhan

Menyimak dan

memperhatikan penjelasan

yang diberikan serta

mencari keterangan yang

diberikan pada brosur yang

telah dibagikan sebelum

penyuluhan

3 Tanya jawab Memberi kesempatan pada peserta

untuk mengajukan pertanyaan

Memberikan cukup banyak

pertanyaan mengenai materi

yang sudah dijelaskan.

4 Penutup 1. Menyimpulkan semua materi

yang telah dijelaskan

2. Salam penutup

Menyimak dan membalas

salam.

IV. MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus,

bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada

Page 5: PENYULUHAN Sinusitis Word

(maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis). Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung

selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat

berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun). Bila mengenai beberapa sinus disebut

multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. Dari semua

jenis sinusitis, yang paling sering ditemukan adalah sinusitis maksilaris dan sinusitis ethmoidalis.

Secara klinis sinusitis dibagia atas :

1. Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu.

2. Sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu hingga beberapa bulan.

3. Sinusitis kronis, bila infeksi beberapa bulan hingga beberapa tahun.

B. ANATOMI SINUS

Manusia memiliki sekitar 12 rongga di sepanjang atap dan bagian lateral kavum nasi.

Sinus–sinus ini membentuk rongga di dalam beberapa tulang wajah, dan diberi nama sesuai

dengan tulang tersebut, yaitu sinus maksilaris, sinus sfenoidalis, sinus frontalis, dan sinus

etmoidalis. Seluruh sinus dilapisi oleh epitel saluran pernafasan yang mengalami modifikasi,

yang mampu mengkasilkan mukus, dan bersilia. Sekret yang dihasilkan disalurkan ke dalam

kavum nasi. Pada orang sehat, sinus terutama berisi udara.

Gambar 1 anatomi sinus

Sinus maksilaris merupakan satu – satunya sinus yang rutin ditemukan pada saat lahir. Sinus

maksilaris terletak di dalam tulang maksilaris, dengan dinding inferior orbita sebagai batas

superior, dinding lateral nasal sebagai batas medial, prosesus alveolaris maksila sebagai batas

inferior, dan fossa canine sebagai batas anterior.

Page 6: PENYULUHAN Sinusitis Word

C. ETIOLOGI

Berbagai faktor infeksius dan nonifeksius dapat memberikan kontribusi dalam terjadinya

obstruksi akut ostia sinus atau gangguan pengeluaran cairan oleh silia, yang akhirnya

menyebabkan sinusitis. Penyebab nonifeksius antara lain adalah rinitis alergika, barotrauma, atau

iritan kimia. Penyakit seperti tumor nasal atau tumor sinus (squamous cell carcinoma), dan juga

penyakit granulomatus (Wegener’s granulomatosis atau rhinoskleroma) juga dapat menyebabkan

obstruksi ostia sinus, sedangkan konsisi yang menyebabkan perubahan kandungan sekret mukus

(fibrosis kistik) dapat menyebabkan sinusitis dengan mengganggu pengeluaran mukus.

Di rumah sakit, penggunaan pipa nasotrakeal adalah faktor resiko mayor untuk infeksi

nosokomial di unit perawatan intensif. Infeksi sinusitis akut dapat disebabkan berbagai

organisme, termasuk virus, bakteri, dan jamur. Virus yang sering ditemukan adalah rhinovirus,

virus parainfluenza, dan virus influenza. Bakteri yang sering menyebabkan sinusitis adalah

Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan moraxella catarralis. Bakteri anaerob

juga terkadang ditemukan sebagai penyebab sinusitis maksilaris, terkait dengan infeksi pada gigi

premolar. Sedangkan jamur juga ditemukan sebagai penyebab sinusitis pada pasien dengan

gangguan sistem imun, yang menunjukkan infeksi invasif yang mengancam jiwa. Jamur yang

menyebabkan infeksi antara lain adalah dari spesies Rhizopus, rhizomucor,Mucor, Absidia,

Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis sinusitis sangat bervariasi. Keluhan utama yang paling sering ditemukan

adalah tidak spesifik, dan dapat berupa sekret nasal purulen, kongesti nasal, rasa tertekan pada

wajah, nyeri gigi, nyeri telinga, demam, nyeri kepala, batuk, rasa lelah, halitosis, atau

berkurangnya penciuman. Gejala seperti ini sulit dibedakan dengan infeksi saluran nafas atas

karena virus, sehingga durasi gejala menjadi penting dalam diagnosis. Pasien dengan gejala

diatas selama lebih dari 7 hari mengarahkan diagnosis ke arah sinusitis.

Sinusitis maksilaris akut biasanya menyusul infeksi saluran napas atas yang ringan. Alergi

hidung kronik, benda asing, dan deviasi septum nasi merupakan faktor-faktor predisposisi lokal

yang paling sering ditemukan. Gejala infeksi sinus maksilaris akut berupa demam, malaise, dan

nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian analgetik biasa seperti aspirin.

Page 7: PENYULUHAN Sinusitis Word

Pada sinusitis maksila nyeri terasa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke

alveolus hingga terasa di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga. Wajah terasa

bengkak, penuh, dan gigi terasa nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya sewaktu naik

atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta nyeri pada

palpasi dan perkusi. Selama berlangsungnya sinusitis maksilaris akut, pemeriksaan fisik akan

mengungkapkan adanya pus dalam hidung. Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan

terkadang berbau busuk. Batuk iritatif non produktif seringkali ada.

Gambaran radiologik sinusitis akut mula-mula berupa penebalan mukosa, selanjutnya

opasifikasi sinus lengkap akibat mukosa yang membengkak hebat, atau akibat akumulasi cairan

yang memenuhi sinus. Biakan bakteri yang muncul biasanya Streptococcus pneumoniae,

Haemophilus influenzae, bakteri anaerob, Branghamella catarrhalis. Jika tidak mendapatkan

penanganan yang adekuat Sinusitis maksilaris akut dapat berubah menjadi sinusitis maksilaris

kronis yang berlangsung selama beberapa bulan atau tahun.

Gambar 2 sinusitis maksilaris

E. DIAGNOSA

Kriteria diagnosis sinusitis :

Gejala mayor Gejala minor

Nyeri atau rasa tertekan pada wajah Sakit kepala

Sekret nasal purulen Batuk

Demam Rasa lelah

Kongesti nasal Rasa lelah

Obstruksi nasal Halitosis

Hiposmia atau anosmia Nyeri gigi

Page 8: PENYULUHAN Sinusitis Word

Diagnosis memerlukan dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dengan dua kriteria minor

pada pasien dengan gejala lebih dari 7 hari.

F. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan sinusitis adalah:

1. Mempercepat penyembuhan

2. Mencegah komplikasi

3. Mencegah perubahan menjadi kronik.

Sinusitis akut dapat diterapi dengan pengobatan (medikamentosa) dan pembedahan (operasi).

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien sinusitis akut, yaitu:

1. Antibiotik. Berikan golongan penisilin selama 10-14 hari meskipun gejala klinik sinusitis

akut telah hilang.

2. Dekongestan lokal. Berupa obat tetes hidung untuk memperlancar drainase hidung.

3. Analgetik. Untuk menghilangkan rasa sakit.

4. Irigasi Antrum. Indikasinya adalah apabila terapi diatas gagal dan ostium sinus

sedemikian edematosa sehingga terbentuk abses sejati. Irigasi antrum maksilaris

dilakukan dengan mengalirkan larutan salin hangat melalui fossa incisivus ke dalam

antrum maksilaris. Cairan ini kemudian akan mendorong pus untuk keluar melalui ostium

normal.

5. Menghilangkan faktor predisposisi dan kausanya jika diakibatkan oleh gigi

6. Diatermi gelombang pendek selama 10 hari dapat membantu penyembuhan sinusitis

dengan memperbaiki vaskularisasi sinus.

Pembedahan (operasi) pada pasien sinusitis akut jarang dilakukan kecuali telah terjadi

komplikasi ke orbita atau intrakranial. Selain itu nyeri yang hebat akibat sekret yang tertahan

oleh sumbatan dapat menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan

Page 9: PENYULUHAN Sinusitis Word

LAMPIRAN