penyusun

13
PENYUSUN ARINA MANFIATUN (1201100228) PRAHESTI Y.D.A (1201100227) TS RIZKA WIJAYANTI (1201100205) M. MAHFUDIN (1201100226) RUBY PUSPITASARI (1201100207)

Upload: farrah-gallegos

Post on 31-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENYUSUN. ARINA MANFIATUN(1201100228) PRAHESTI Y.D.A(1201100227) TS RIZKA WIJAYANTI (1201100205) M. MA H FUDIN ( 1201100226) RUBY PUSPITASARI(1201100207). BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR. Bahasa yang Baik dan Benar. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENYUSUN

PENYUSUN

• ARINA MANFIATUN (1201100228)• PRAHESTI Y.D.A (1201100227)• TS RIZKA WIJAYANTI (1201100205)• M. MAHFUDIN (1201100226)• RUBY PUSPITASARI (1201100207)

Page 2: PENYUSUN

BAHASA INDONESIA

YANG BAIK DAN BENAR

Page 3: PENYUSUN

Bahasa yang Baik dan Benar

Bahasa yang benar yaitu pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku.

Kaidah ejaan dan pembentukan istilah sudah distandarkan; kaidah

pembentukan kata sudah tepat dianggap baku; pelaksanaan patokan dalam kehidupan sehari-hari belum

mantap.

Page 4: PENYUSUN

• Bahasa yang baik atau tepat yaitu pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itu.

• Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku.

• Contoh dalam tawar menawar di pasar, pemakaian ragam bahasa baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan.

Page 5: PENYUSUN

• Akan sangat ganjillah bila dalam tawar menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti;

1. Berapakah ibu mau menjual sawi ini?2. Apakah Abang Becak bersedia mengantar saya ke

Pasar Wage dan berapa ongkosnya?

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif. Kenapa?Karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Bagaiamana kalimat yang tepat dengan situasi itu?

Page 6: PENYUSUN

1. Berapa nih, Bu, sayurnya?2. Ke Pasar Wage, Abang. Berapa?

Sebaliknya, kita berbahasa yang baik, tetapi tidak benar, contoh:ini hari Bahasa yang baik sampai tahun 80-an, tetapi bentuk itu tidak merupakan bahasa yang benar karena letak kedua kata dalam frasa ini terbalik.

Page 7: PENYUSUN

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, danupacara pernikahan.2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Page 8: PENYUSUN

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang sempurna(EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.

Page 9: PENYUSUN

5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakanbahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnyamengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harusditerima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

Page 10: PENYUSUN

• “Berbahasa Indonesia yang baik dan benar” yaitu pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan mengikuti kaidah bahasa yang betul.

• “Bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Page 11: PENYUSUN

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (informal)

Aku, Saya GueKamu EloDi masa depan kapan-kapanApakah benar? Emangnya bener?Tidak GakTidak Peduli Emang gue pikirin!

Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul

Page 12: PENYUSUN

• Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.

Page 13: PENYUSUN

SEKIAN DAN TERIMA KASIH