penyusunan skala kecemasan aspek kognitif ...hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa prosedur...
TRANSCRIPT
i
PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK KOGNITIF UNTUK
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh :
Ignatia Dita Sucianti
NIM: 141134172
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat
kesehatan, keselamatan, dan kelancaran selama proses penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
2. Alm. Bapak Eukarius Sumartoyo dan Ibu Christina Hartati yang
telah memberi dukungan moral dan senantiasa memberi
semangat dan mendoakanku.
3. Kakakku, Ignatius Andre Yuliatmaka yang selalu memberikan
semangat serta dukungan untukku.
4. Para sahabatku atas segala canda tawa, kebahagian, kesedihan,
dan kebersamaan selama ini
5. Teman-teman payung R&D skala kecemasan yang selalu
memberikan semangat
6. Para dosen di PGSD Sanata Dharma
7. Segala pihak yang membantu dan mendukung dalam proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa kusebutkan
satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala
rencanamu”
Amsal 16:3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar
Ignatia Dita Sucianti
Universitas Sanata Dharma
2018
Latar belakang penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah dasar yang
mengalami kecemasan dalam aspek kognitif. Hasil dari observasi dan wawancara
yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa dari 60 siswa kelas V terdapat 10
siswa yang mengalami kecemasan dalam aspek kognitif. Tujuan dari penelitian ini
adalah (1) mengetahui prosedur penyusunan skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V SD, (2) mengetahui kualitas skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V SD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D).
Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SDN Deresan dengan menggunakan
subjek sebanyak 10 siswa kelas V tahun ajaran 2017/2018. Instrumen yang
digunakan pada penelitian adalah pedoman observasi, wawancara, dan kuesioner.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa prosedur penelitian dan
pengembangan penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V
sekolah dasar menggunakan lima tahap, yaitu penelitian dan pengumpulan data,
perencanaan, pengembangan bentuk awal dari produk, uji coba lapangan awal,
merevisi hasil uji coba. Kedua, kualitas produk skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V sekolah dasar yaitu sangat baik. Rerata yang diperoleh
melalui validasi produk dari para ahli sebesar 3,65. Sedangkan kuesioner
tanggapan siswa terhadap produk mendapatkan rerata sebesar 3,5. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa produk skala kecemasan aspek kognitif untuk
siswa kelas V sekolah dasar berkualitas sangat baik dan dapat membantu guru
untuk mengetahui tingkat kecemasan dari siswa.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, penyusunan skala kecemasan,
kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE PREPARATION OF COGNITIVE ASPECT ANXIETY SCALE FOR
FIFTH-GRADE STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL
Ignatia Dita Sucianti
Sanata Dharma University
2018
The background of this research was related to the cognitive aspect of anxiety felt
by the fifth-grade students in elementary school. The results from observations
and interviews showed that from 60 students, there were 10 students who suffered
anxiety on cognitive aspect. The purposes of this research were (1) to know the
procedure of preparing the cognitive aspect anxiety scale for fifth-grade students,
(2) to know the quality of the cognitive aspect anxiety scale for fifth grade
students.This was a research and development (R & D) study. The subject was 10
students in fifth grade of academic year 2017/2018 at Deresan Elementary
School. The research instruments used in this study were observation guidelines,
interviews, and questionnaires. Next, the data analysis techniques used were
quantitative and qualitative.The results of the study indicated that the preparation
of cognitive aspect anxiety scale for fifth grade studentshad five stages, namely
research and data collection, planning, new product development, the initial field
trials, reviewing test results. Next, the quality of cognitive aspect anxiety scale
product for fifth grade students was very good. The average of product validation
from experts was 3.65. While the students’ responses of the product got an
average of 3.5. Thus, it could be concluded that the cognitive aspect anxiety scale
for fifth grade students had good quality and could help the teacher to know the
anxiety level of the students.
Keywords: research and development, preparation of anxiety scale, cognitive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyusunan Skala
Kecemasan Aspek Kognitif untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan lancar
dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi S-1 PGSD Unversitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat kesehatan,
keselamatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. dan Elisabeth Desiana Mayasari,
S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan
memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
6. Para sahabat dan teman terkasih, Eka, Tiwi, Edut, Oyon, Anas, Ricadona,
Widi, Rani, Ratri, Layung, Agung, Jeri, Andi yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada peneliti
7. Teman-teman PPL SDN Deresan yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada peneliti
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sekranya dapat
membangun sangat diharapkan dem kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTNGAN AKADEMIS .................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xvii
DAFTAR RUMUS ......................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Spesifikasi Produk ..................................................................................... 6
1.5.1 Sampul Buku ....................................................................................... 7
1.5.2 Isi ......................................................................................................... 7
1.6 Defisi Operasional ..................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 9
2.1.1 Kognitif .................................................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.1.2 Kecemasan ............................................................................................ 12
2.1.3 Skala ...................................................................................................... 17
2.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................... 21
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................... 24
2.4 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 26
3.2 Setting Penelitian ..................................................................................... 27
3.2.1 Subjek Penelitian ................................................................................... 27
3.2.2 Objek Penelitian .................................................................................... 27
3.2.3 Lokasi Penelitian ................................................................................... 27
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................... 28
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................... 28
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................... 32
3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi ................................................ 34
3.4.2 Perencanaan........................................................................................... 34
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk.................................................... 35
3.4.4 Uji Coba Lapangan Persiapan ............................................................... 36
3.4.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan .......................................... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 36
3.5.1 Wawancara ............................................................................................ 36
3.5.2 Observasi ............................................................................................... 37
3.5.3 Kuesioner .............................................................................................. 38
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................. 39
3.6.1 Garis-garis Besar Wawancara ............................................................... 39
3.6.2 Pedoman Observasi ............................................................................... 41
3.6.3 Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif ................... 42
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................ 47
3.7.1 Data Kualitatif ....................................................................................... 48
3.7.2 Data Kuantitatif ..................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.1.1 Penelitian dan pengumpulan informasi ................................................. 52
4.1.2 Perencanaan........................................................................................... 57
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk.................................................... 64
4.1.4 Uji Coba Lapangan Persiapan ............................................................... 80
4.1.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan .......................................... 82
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 83
4.2.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif untuk
Siswa Kelas V Sekolah Dasar............................................................... 83
4.2.2 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif untuk
Siswa Kelas V Sekolah Dasar............................................................... 86
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 88
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 89
5.3 Saran ......................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Garis-garis Besar untuk Wawancara dengan Guru Kelas V .......... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika Kelas V ................ 41
Tabel 3.3Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek
Kognitif dalam Bentuk Angka ....................................................... 42
Tabel 3.4Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek
Kognitif dalam Bentuk Kalimat Pernyataan .................................. 43
Tabel 3.5 Skor Penilaian Skala Kecemasan ................................................... 46
Tabel 3.6 Komponen Validasi Produk ........................................................... 46
Tabel 3.7 Komponen Lembar Tanggapan Produk oleh Siswa ....................... 47
Tabel 3.8 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Instrumen Validasi
Produk ............................................................................................ 49
Tabel 3.9 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian pada Instrumen
Tanggapan Produk oleh Siswa ...................................................... 49
Tabel 3.10 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen .................. 51
Tabel 3.11 Tingkat Kecemasan ...................................................................... 51
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika ................................... 53
Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V........................................ 55
Tabel 4.3Indikator-indikator Kecemasan Menurut Nevid ............................. 58
Tabel 4.4 Perbaikan Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan
Aspek Kognitif untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
dalam Bentuk Angka ..................................................................... 60
Tabel 4.5 Perbaikan Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan
Aspek Kognitif untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
dalam Bentuk Kalimat Pernyataan ................................................ 61
Tabel 4.6 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi ................................................. 70
Tabel 4.7 Rekapitulasi Catatan dan Komentar Umum oleh Ahli Psikologi .. 71
Tabel 4.8 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa .................................................... 72
Tabel 4.9 Rekapitulasi Catatan oleh Ahli Bahasa .......................................... 73
Tabel 4.10 Hasil Validasi oleh Guru Kelas V ................................................ 73
Tabel 4.11 Rekapitulasi Catatan oleh Guru Kelas V ..................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Validasi .......................................................... 75
Tabel 4.13 Hasil Revisi Skala Kecemasan ..................................................... 76
Tabel 4.14 Perbaikan Pernyataan Sesuai Indikator ........................................ 77
Tabel 4.15 Perbaikan pada Penulisan Pernyataan yang Lebih Rinci dan
Sesuai Pemahaman Siswa ........................................................... 79
Tabel 4.16 Perbaikan pada Penggunaan Kata yang Tidak Mengandung
Makna Tunggal ........................................................................... 80
Tabel 4.17 Hasil Analisis Jawaban Siswa ...................................................... 81
Tabel 4.18 Tanggapan Mengenai Produk Skala Kecemasan oleh Siswa....... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Buku Skala Psikologi .................................................................. 6
Gambar 4.1 Sampul Buku .............................................................................. 64
Gambar 4.2 Lembar Permohonan Pengisian Skala ........................................ 66
Gambar 4.3 Petunjuk Pengisian ..................................................................... 67
Gambar 4.4 Lembar Skala Kecemasan .......................................................... 69
Gambar 4.5 Perbaikan Format Penulisan pada Lembar Petunjuk
Pengisian ........................................................................................................ 77
Gambar 4.6 Perbaikan Jenis Huruf pada Lembar Skala Kecemasan Aspek
Kognitif ..................................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map .............................................................................. 24
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut
Borg and Gall ............................................................................... 31
Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan ........................ 32
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala
Likert ........................................................................................... 49
Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Jarak Interval ............................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 92
Lampiran 1.2 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian......................... 93
Lampiran 2 Hasil Wawancara
Lampiran 2.1 Transkrip Wawancara dengan Guru ........................................ 94
Lampiran 3 Hasil Validasi
Lampiran 3.1 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi .......................................... 98
Lampiran 3.2 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa ............................................. 102
Lampiran 3.3 Hasil Validasi oleh Guru Kelas V .......................................... 104
Lampiran 3.4 Hasil Validasi Siswa Melalui Kuesioner Tanggapan
Produk ........................................................................................................... 106
Lampiran 4 Hasil Belajar Siswa ................................................................. 107
Lampiran 5 Perhitungan Jawaban Siswa dalam Skala Kecemasan
Aspek Kognitif ......................................................................... 108
Lampiran 6 Dokumentasi ........................................................................... 110
Lampiran 7 Produk Skala Kecemasan Aspek Kognitif oleh Siswa
Kelas V Sekolah Dasar ........................................................... 111
Lampiran 8 Curriculum Vitae .................................................................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disingkat KBBI,
kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi, berdasarkan
kepada pengetahuan faktual yang empiris. Pada pandangan Piaget (1952),
kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan
perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Piaget
perkembangan kognitif memiliki 4 tahap, tahap pertama adalah sensori-
motorik (0-2 tahun), tahap kedua praoperasional (2-7 tahun), tahap ketiga
operasional (7-11 tahun), dan tahap keempat adalah operasional formal (11-
dewasa). Pada setiap tahap akan ditandai dengan munculnya kemampuan
intelektual baru di mana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah
kompleks.Menurut piaget pula menuturkan bahwa anak-anak tidak
sesederhana orang dewasa yang kurang tahu. Sebaliknya orang dewasa tidak
sesederhana anak yang berpengetahuan banyak. Selain itu pula Piaget percaya
bahwa anak-anak yang lebih mempunyai perkembangan kognitif yang lebih
luas dibandingkan orang dewasa. Mereka mempunyai keingintahuan yang
luas melalui pengalaman dan dapat memproses informasi dengan cara-cara
yang lebih berpengalaman, karena perkembangan biologi dan perkembangan
adaptasi dari struktur kognitif (Djiwandono,2006:72).
Sebagian besar anak-anak di SD masih dalam tahap perkembangan
operasional konkret. Karena itu, mereka kurang mampu untuk berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
abstrak seperti masa remaja. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran di SD
harus sekonkret mungkin dan betul-betul dialami (Djiwandono,2006:86).
Antara umur 5-7 tahun, proses pikiran anak-anak mengalami perubahan yang
berarti. Ini adalah suatu masa transisi dari tahap pikiran praoperasional ke
tahap operasional konkret. Dalam tahap operasional konkret, kekurangan
logis dari tahap praoperasional akan menghilang. Anak juga akan
menunjukkan kemampuan baru dalam memberi alasan untuk
memperhitungkan apa yang akan dilakukan (Djiwandono,2006:90).
Berdasarkan pengalaman peneliti saat PPL, peneliti melakukan
observasi di kelas V pada tanggal 13 September 2017 saat pembelajaran
matematika. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pelajaran
didalam kelas, guru membuat sebuah permainan matematika mengenai materi
perkalian dari bilangan 1-100. Hal ini dilakukan agar siswa terbiasa
menghitung perkalian dan dapat mengerjakan soal-soal yang berbentuk
perkalian. Siswa diajak untuk membentuk kelompok dan diberikan kartu soal
dan jawaban. Peneliti melihat semua siswa sangat antusias dalam mengikuti
permainan tersebut, ketika guru memberikan soal yang sulit terdapat 10 siswa
atau 33,3% dari 30 siswa menjadi panik terlihat dari raut wajah seperti
khawatir, takut, tidak fokus ketika mengerjakan soal, serta tidak mampu
menjawab pertanyaan guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V.
Berdasarkan hasil wawancara, gurumenyebutkan bahwa selama ini dari 30
siswaterdapat 10 siswa atau 33,3% mendapatkan nilaidi bawah KKM dalam
ulangan harian. Hal ini dikarena ketika guru memberi contoh soal di papan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tulis, kesepuluh siswa kebingungan mengaplikasikan rumus kedalam soal,
serta ketelitian dalam mengerjakan soal sangat kurang, sehingga jawaban dari
kesepuluh siswa menjadi salah. Guru mengatakan bahwa pembelajaran
matematika merupakan salah satu pelajaran yang mendapat nilai ulangan di
bawah rata-rata dibanding mata pelajaran lainnya. Selain itu guru
menyebutkan bahwa selama siswa mengikuti pelajaran matematika, siswa
cenderung kurang percaya diri seperti malu menjawab pertanyaan di papan
tulis dan adanya rasa cemas didalam diri siswa ketika tidak bisa menjawab
soal yang diberikan oleh guru.
Guru kelasberpendapat bahwa pelajaran matematika merupakan
pelajaran yang paling penting dan utama untuk siswa. Para guru harus
berusaha keras agar pelajaran matematika mendapat nilai yang lebih tinggi
dibanding mata pelajaran yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa matematika
masih dianggap sebagai alat ukur bagi prestasi siswa. Adanya anggapan
bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga menimbulkan
kecemasan dalam diri siswa. Kecemasan yang dialami siswa pada mata
pelajaran matematika sering disebut sebagai kecemasan matematika
(Mathematics Anxiety). Aschcraft (2002:1) mendefinisikan kecemasan
matematika sebagai perasaan ketegangan, cemas atau ketakutan yang
mengganggu kinerja matematika. Siswa yang mengalami kecemasan terhadap
matematika merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak bisa mempelajari
materi matematika dan mengerjakan soal-soal matematika.
Menurut Nevid (2003:163), kecemasan adalah suatu keadaan khawatir
yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Ada juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang menyebutkan bahwa kecemasan adalah keadaan suasana atau perasaan
yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan
kekhawatiran tentang masa depan (Durand,2006:158). Perasaan bimbang dan
gugup dalam mengahadapi sesuatu yang penting seperti mengerjakan latihan
soal sampai ujian dapat memicu perasaan cemas. Kecemasan yang dialami
kebanyakan siswa dapat mengganggu proses belajar dan mengajar. Pada
tingkat kecemasan yang kronis dan akut, seseorang akan mengalami
gangguan fisik (somatik), seperti gangguan pencernaan, sering buang air,
gangguan jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan. Hal inilah yang
merupakan faktor penghambat dalam proses belajar siswa. Belajar dianggap
mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang sehingga siswa merasa
lebih siap menghadapi ujian atau ulangan. Belajar juga merupakan salah satu
cara mengurang kecemasan. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi belajar adalah faktor
jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor dari luar
yang mempengaruhi belajar adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor-faktor tersebut tidak hanya mempengaruhi semangat belajar, namun
faktor-faktor tersebut membuat siswa
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, peneliti mengetahui
bahwa dari 60 siswa kelas V terdapat 10 siswa atau 16,6% yang mengalami
kecemasan dalam aspek kognitif. Hal ini dkarenakan siswa memenuhi
indikator kecemasan pada saat peneliti melakukan observasi. Selain itu guru
menyatakan bahwa membutuhkan alat ukur kecemasan untuk mengetahui
tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Oleh sebab itu peneliti menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V SD. Penyusunan skala
kecemasan ini berdasarkan kebutuhan guru untuk mengetahui tngkat
kecemasan pada siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan dua masalah, yaitu
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V SD?
1.2.2 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas
V SD?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui prosedur penyusunan skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V SD.
1.3.2 Mengetahui kualitas skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas
V SD.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, antara
lain:
1.4.1 Untuk Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam
penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.2 Untuk Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui
tingkat kecemasan yang dialaminya.
1.4.3 Untuk Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi guru untuk
mengetahui tingkat kecemasan pada siswa dengan menggunakan skala
kecemasan aspek kognitif untuk kelas V SD.
1.4.4 Untuk Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu untuk membantu sekolah dalam
mengetahui tingkat kecemasan siswa dengan skala kecemasan aspek
kognitif untuk kelas V SD.
1.5 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah skala psikologi dalam aspek
kognitif yang dibentuk dalam sebuah buku. Penyusunan skala kecemasan ini
dicetak dengan ukuran A5.
Booklet
Gambar 1.1 Buku Skala Psikologi
14,5 cm
21 cm
14,5 cm
21 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5.1 Sampul Buku
Peneliti memilih sampul berwana putih sebagai warna dasar pada
sampul, sehingga terlihat lebih simpel. Serta ditengahnya terdapat gambar
sebuah pohon besar dimana di sekelilingnya terdapat anak-anak yang
melakukan aktivitas seperti membaca, berlari, meneropong, serta terdapat
angka-angka yang disela-sela ranting dan pohon. Peneliti memilih gambar
tersebut karena aktivitas yang dilakukan siswa menggambarkan kegiatan
mereka ketika disekolah serta angka-angka tersebut melambangkan simbol
matematika sebagai aspek kognitif dari siswa tersebut. Serta sampul buku
berjudul “ SKALA PSIKOLOGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”
yang ditulis dengan jenis huruf Impact dan ukuran 40 pt. Judul diletakkan
bagian atas tengah sampul dengan spasi 2 cm.
1.5.2 Isi
Butir pernyataan berjumlah 45 buah dengan menggunakan skala
Likert yang dimana memiliki empat pilihan jawaban. Hal ini bertujuan untuk
menghindari jawaban netral. Pilihan jawaban yang digunakan yaitu :
1. SS : Jika pernyataan sangat sesuaidengan kondisi kalian.
2. S : Jika pernyataan sesuaidengan kondisi kalian.
3. TS : Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi kalian.
4. STS : Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan
perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman
yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
1.6.2 Kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi,
berdasarkan kepada pengetahuan faktual yang empiris.
1.6.3 Kecemasan merupakan sebuah emosi yang tidak menyenangkan yang
ditandai dengan perasaan khawatir dan ketakutan akan terjadihal yang
buruk atau tidak menyenangkan.
1.6.4 Skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk
mengungkapkan atribut tertentu melalui respon terhadap pernyataan
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung
penelitian. Peneliti akan membahas beberapa hal di antaranya perkembangan
kognitif, kecemasan, dan skala.
2.1.1 Kognitif
Uraian tentang kognitif membahas tentang perkembangan kognitif dan
tahap tahap perkembangan kognitif
2.1.1.1 Perkembangan Kognitif
Pada pandangan Piaget (1952), kemampuan atau perkembangan
kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous
dan pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar
adalah hasil dari usaha kita untuk dapat mengerti dunia
(Djiwandono,2006:149). Pada pandangan Piaget (dalam Djiwandono 2006)
kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan
perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Menurut piaget
(dalam Surya 2004) perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek
perkembangan mental yang bertujuan (1) memisahkan kenyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebenarnya dengan fantasi (2) menjelajah kenyataan dan menemukan
kenyataan dan menemukan hukuman-hukumannya (3) memilih kenyataan-
kenyataan yang berguna bagi kehidupan (4) menentukan kenyataan yang
sesungguhnya di balik sesuatu yang nampak. Berdasarkan uraian diatas maka
disimpulkan bahwa perkembangan kognitif menjelaskan bagaimana anak
beradaptasi dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di
sekitarnya.
2.1.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
Piaget berpendapat (dalam Djiwandono 2006), karena manusia secara
genetik sama dan mempunyai pengalaman yang hampir sama, mereka dapat
diharapkan untuk sungguh-sungguh memperlihatkan keseragaman dalam
perkembangan kognitif mereka. Oleh karena itu, dia mengembangkan empat
tahap tingkatan perkembangan kognitif yang akan terjadi selama masa kanak-
kanak sampai remaja, yaitu sensorimotor (0-2 tahun, praoperasional (2-7
tahun), operasional konkret (7-11 tahun) dan operasonal formal (11-dewasa),
yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Menunjuk pada konsep permanensi objek, yaitu kecakapan psikis untuk
mengerti bahwa sesuatu objek masih tetap ada. Meskipun pada waktu itu
tidak tampak oleh kita dan tidak bersangkutan dengan aktivitas pada
waktu itu. Tetapi, pada stadium ini permanen objek belum sempurna.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Perbedaan penting antara tahap sensori motorik dan praoperasional
terdapat pada perkembangan dan penggunaan simbol dan kesan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam (internal). Pada tahap ini anak akan menunjukkan penggunaan
fungsi simbol yang lebih besar. Selain itu perkembangan bahasa akan
bertambah secara dramatis dan permainan imajinasi menjadi lebih
tampak. Perbedaan lain yang dapat dilihat adalah mereka dapat meniru
tingkah laku orang lain sesudah beberapa waktu yang lalu. Serta pada
tahap ini mereka berpikirnya masih egosentris dan berpusat. Berpikir
egosentris adalah ketidakmampuan mereka untuk memahami lebih dari
satu aspek masalah pada waktu yang sama.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini kekurangan logis dari tahap praoperasional akan hilang.
Anak akan menunjukkan kemampuan baru dalam memberi alasan untuk
memperhitungkan apa yang akan dilakukan. Selain itu pada tahap ini
anak akan mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan
juga dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Ciri lain dari
tahap ini adalah kemampuan untuk membalikkan pikiran, yang sering
disebut oleh piaget reversibility. Tetapi pada tahap ini anak belum bisa
berpikir abstrak.
4. Tahap operasional formal (11 tahun-dewasa)
Selain perubahan tubuh pada pubertas, otak dan fungsi otak juga ikut
berubah. Pada tahap ini anak sudah mampu berpkr abstrak dan dapat
menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan
masalah.
Berdasarkan keempat tahap yang telah dijelaskan diatas, perkembangan
kognitif anak kelas V sekolah dasar berada pada tahap operasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konkret. Dimana pada tahap ini anak akan berfikir secara logis mengenai
peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda
kedalam bentuk-bentuk yang berbeda.
2.1.2 Kecemasan
2.1.2.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa
sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid,2003:163). Ada juga yang
menyebutkan bahwa kecemasan adalah keadaan suasana atau perasaan yang
ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan
kekhawatiran tentang masa depan (Durand,2006:158). Pada manusia,
kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah
perilaku (tampak khawatir dan gelisah, resah), atau respon fisiologis yang
bersumber di otak dan tecermin dalam bentuk denyut jantung yang meningkat
dan otot yang menegang. Definisi lain yang hampir sama menyebutkan
bahwa kecemasan merupakan perasaan yang dialami seseorang saat berpikir
tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi (Priest, dalam Lubis,
2009). Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa kecemasan
merupakan sebuah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan
perasaan khawatir dan ketakutan akan terjadi hal yang buruk atau tidak
menyenangkan.
2.1.2.2 Penyebab Terjadinya Kecemasan
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan diataranya
adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Kontribusi Biologis
Beberapa bukti menunjukkan bahwa kontribusi genetik untuk panik dan
kecemasan tidak sama (Durand,2006:160). Dapat dikatakan kontribusi
terhadap afek negatif yang dapat diwariskan. Kecemasan juga
berhubungan dengan sirkuit otak dan sistem neurotransmiter tertentu.
Daerah otak yang paling serng berhubungan dengan kecemasan adalah
sistem limbik, yang bertindak sebagai mediator antara batang otak dan
korteks.
2. Kontribusi Psikologis
Freud menganggap kecemasan sebagai reaksi psikis terhadap bahaya
diseputar re-aktivasi situasi menakutkan masa kanak-kanak. Sebagai
contoh bila anda mencemaskan prestasi anda di sekolah, anda mungkin
akan berpikir bahwa anda tidak akan berhasil dalam ujian yang akan
datang. Anda mungkin juga berpikir bahwa tidak ada cara untuk bisa lulus
dalam pelajaran, meskipun semua nilai mendapatkan selalu A atau, tidak
pernah kurang dari itu. “perasaaan tidak mampu mengontrol” yang bersifat
umum dapat berkembang sejak usia belia sebagai fungsi dari pola asuh dan
faktor-faktor lingkungan lainnya.
3. Kontribusi Sosial
Peristiwa yang menimbulkan stres memicu kerentanan kita terhadap
kecemasan. Tekanan sosial, seperti misalnya tekanan untuk menjadi juara
kelas, dapat juga menimbulkan stres yang cukup kuat untuk memicu
kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.2.3 Aspek-aspek Kecemasan
Nevid (2005 :164) berpendapat bahwa aspek kecemasan terdiri dari
aspek fisik, behaviorial, dan kognitif, yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Kecemasan fisik, meliputi : kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota
tubuh gemetar, banyak keringat, telapak tangan berkeringat, pening atau
pingsan, mulut dan kerongkongan terasa kering, sulit bernafas, sulit
berbicara, bernafas pendek, jantung yang berdebar keras atau berdetak
kencang, suara yang bergetar, jari atau anggota tubuh yang menjadi
dingin, leher atau punggung terasa kaku, merasa sensitif atau “mudah
marah”, diare, panas dingin, tangan yang dingin dan lembab, wajah
terasa memerah, sering buang air kecil, dan terdapat gangguan sakit perut
atau mual.
2. Kecemasan behaviorial, meliputi : perilaku menghindar, perilaku melekat
dan dependen, perilaku terguncang.
3. Kecemasan kognitif, meliputi : khawatir tentang sesuatu, perasan
terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di
masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera
terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan,
sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang
atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat
perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia
mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi
dikendalikan, berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal
mengganggu yang sama secara berulang-berulang, berpikir bahwa harus
bisa kabur dari keramaian; kalau tidak nanti akan pingsan, pikiran terasa
bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu menghilangkan pikiran-
pikiran terganggu, berpikir akan segera mati; meskipun dokter tidak
menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal
sendirian, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
Kecemasan dapat dilihat dari segi fisik, aspek-aspek kecemasan fisik
telah dijabarkan pada penjelasan di atas. Kecemasan behavioral adalah
aspek kecemasan yang berhubungan dengan perilaku. Sedangkan aspek
kecemasan kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan pikiran
seseorang. Dari ketiga aspek yang telah dijelaskan di atas, seseorang bisa
saja mengalami ketiga aspek kecemasan tersebut sekaligus, namun ada
juga hanya mengalami satu atau dua di antara ketiganya.
2.1.2.4 Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart & Laraia (2001) mengidentifikasi 4 tingkatan
kecemasan yaitu:
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-
hari dan menyebabkan siswa menjadi waspada serta meningkatkan lahan
persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas. Tanda dan gejala antara lain: persepso dan
perhatian meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi
peningkatan kemampuan belajar.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga individu
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah. Respon fisiologis: sering nafas pendek, nadi dan tekanan
darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan respon kognitif
yaitu lahan persepsi menyempit, rangsang luar tidak mampu diterima,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi individu. Individu
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
mengurangi ketegangan siswa memerlukan banyak pengarahan untuk
dapat memusatkan pada suatu area lain. Tanda dan gejala dari kecemasan
berat yaitu persepsinya sangat kurang. Berfokus pada hal yang detail.
Rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat berkonsentrasi ataupun
menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif.
4. Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah,
ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, siswa yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menurunya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung
dalam waktu yang lama sapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan
kematian. Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu tidak dapat fokus
pada satu kejadian.
2.1.3 Skala
2.1.3.1 Definisi Skala
Skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk
mengungkapkan atribut tertentu melalui respon terhadap pernyataan tersebut
(Azwar, 2012:7). Skala dapat diartikan garis dan titik tanda yang berderet-
deret dan sebagainya yang sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur
atau menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu. Jadi skala merupakan
prosedur pemberian angka-angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari
suatu objek (KBBI,105). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa skala merupakan sebuah alat yang disusun untuk mengungkapkan
atribut tertentu yang dipakai untuk mengukur atau menentukan tingkatan atau
banyaknya sesuatu.
2.1.3.2 Karakteristik Skala Psikologi
Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik yang khas yang
membedakannya dari bentuk instrumen pengumpulan data yang lainnya.
Menurut Azwar (2012:6) dapat diuraikan beberapa di antara karakteristik
skala psikologi, yaitu (1) pertanyaan atau pernyataan tidak langsung
mengungkap pada atribut yang hendak diukur, tetapi mengungkap indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
perilaku dari atribut yang bersangkutan. Sehingga subjek tidak
mengetahuiarah jawaban yang dikehendaki oleh aitem, (2) skala psikologi
selalu berisi banyak aitem atau pernyataan yang mengarah pada indikator-
indikator perilaku sehingga kesimpulan diagnosis diperoleh berdasar respon
terhadap semua aitem, dan (3) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai
jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang
diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis skala Likert model empat
pilihan jawaban. Skala Likert dapat digunakan untuk menentukan kedudukan
seseorang dalam suatu rangkaian sikap tertentu terhadap suatu objek sikap.
Dan skala ini meminta subjek untuk menyatakan kesesuaian dan
ketidaksesuaian pada sebuah kontinum respon setiap pernyataan atau aitem
soal untuk mengukur atribut psikologi tertentu. Alasan peneliti memilih
model empat jawaban agar menghidari jawaban tengah yaitu jawaban netral.
2.1.3.3 Tampilan Skala
Di samping permasalahan kualitas psikometrik dan kualitas isi sebagai
alat ukur, satu segi lain yang tidak boleh diabaikan dalam penyusunan skala
psikologi adalah masalah penampilan fisik skala dalam format yang akan
dihadapi oleh responden. Menurut Azwar (2012:97) hal ini sangatlah penting
dikarenakan tampilan skala yang menarik akan membangkitkan minat
responden dan mendorong responden untuk menyikapinya dengan
kesungguhan hati. Oleh karena itu, beberapa hal yang menyangkut tampilan
skala berikut ini kiranya perlu dipertimbangkan dan diperhatikan, contohnya
antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1. Judul dan Sampul
Hal ini sangatlah penting, sebelum responden membuka dan membaca isi
skala hal pertama yang akan mereka nilai adalah judul dan sampul dari
booklet skala. Kebanyakan skala tidak diberikan judul yang menunjukkan
langsung objek ukurnya, terkecuali jika objek yang diukur berkaitan dengan
hal yang sensitif. Skala yang dirancang untuk mengukur Aktivitas
Heteroseksual Remaja, Persepsi terhadap Kepemimpinan Atasan, Tingkat
Agresivitas, Kestabilan Emosi, dan semacamnya tidak boleh diberi judul
sesuai objeknya. Hal seperti ini bertujuan agar reponden tidak berusaha untuk
memanipulasi jawaban, bukan yang sebenarnya sesuai dengan keadaan diri
mereka tetapi yang sekiranya akan mendatangkan kesan baik mengenai diri
mereka.
Dalam pengukuran kemampuan kognitif, subjek memang perlu bahkan
harus diberitahu mengenai kemampuan apa dalam dirinya yang akan diukur
oleh tes. Pengukuran atribut non-kognitif tidak mensyaratkan bahwa subjek
mengetahui apa yang diukur dalam dirinya. Maka dari itu, terkadang nama
skala tidak memperlihatkan atribut yang diukur.
2. Format, Tata Letak, dan Tata Tulis
Format menyangkut bentuk aitem yang telah dipilih seperti bentuk
pilihan-ganda, bentuk dikotomi “ya-tidak”, atau bentuk “setuju-tidak setuju”.
Bentuk memilih posisi sepanjang suatu garis kontinum, dan sebagainya.
Pemilihan bentuk jawaban ini disesuaikan dengan karakteristik responden.
Akan tetapi kebanyakan responden lebih menyukai memilih respon dengan
memberi tanda silang, dari pada memberi jawaban yang harus ditulis sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Selain itu, bentuk tata letak (layout) skala harus mempermudah respon
dalam menjawab. Perlu diperhatikan pula, bahwa jumlah aitem dalam satu
halaman jangan terlalu banyak sehingga terkesan berdesakan. Setiap butir
pernyataan diberi jarak spasi ganda sedangkan dalam tiap kalimat dalam butir
pernyataan diberi spasi rangkap sehingga setiap butir pernyataan terkesan
merupakan suatu kesatuan yang terpisah dari butir lainnya.
3. Kertas dan Penggunaan Warna
Tampilan skala akan sangat menarik jika skala tersebut disajikan dalam
bentuk booklet atau jika skala tersebut terbilang pendek maka dapat disajikan
dalam bentuk lembaran berukuran kwarto (A4) bisanya akan terlihat lebih
menarik dari pada disajikan dalam format folio. Selain itu juga perlu
diperhatikan apabila skala dibuat dalam format booklet yang biasanya
berukuran setengah kwarto maka pilihan ukuran huruf akan lebih kecil dari
pada skala dibuat dalam ukuran kwarto. Ukuran huruf yang kecil ini akan
menyulitkan bagi sebagian subjek yang mengalami kemunduran fungsi
penglihatan.
Selain jenis kertas yang digunakan, penggunaan warna dalam tampilan
skala akan memberikan kesan menyenangkan, mengurangi ketegangan, dan
lebih menimbulkan apresiasi daripada skala yang ditampilkan dalam warna
hitam putih. Perwanaan tidak terbatas pada huruf saja tetapi dapat juga
mengenai kertas yang digunakan baik sebagian atau keseluruhan. Untuk huruf
digunakan warna tua gelap seperti hitam, coklat, biru tua, atau ungu tua.
Kemudian untuk warna kertas dapat disesuaikan dengan warna huruf
sehingga diperoleh paduan dan kontras yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4. Data Identitas
Dalam penulisan data identitas responden dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dari peneliti. Jika dalam penggunaan skor skala tidak diperlukan
nama responden maka sebaiknya responden tidak diminta untuk
mencantumkan namanya. Begitu sebaliknya, jika dalam penggunaan skor
skala diperlukan nama responden maka sebaiknya responden diminta untuk
mencantumkan namanya. Hal ini bertujuan juga agar jawaban responden
yang akan digunakan untuk diagnosis individual atau dalam kegiatan
penelitian skor para responden tidak akan tertukar dengan yang lainnya. Dan
yang paling penting untuk diperhatikan adalah semakin sedikit data pribadi
yang diminta dari pihak subjek semakin bebas responden dalam menyatakan
perasaannya sewaktu menjawab skala.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Widyaningrum, (2011) yang
berjudul Hubungan antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan
prestasi belajar siswa SMP. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji
hubungan antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan prestasi belajar
siswa SMP. Subjek pada penelitian adalah siswa kelas IX SMP Kanisius
Muntilan dengan responden 48 orang. Pada penelitian ini juga alat
pengumpulan data yang digunakan berupa skala kecemasan yang terdiri dari
36 item dengan reliabilitas sebesar 0,947.
Gangguan pada emosi anak akan berpengaruh jelek pula pada prestasi
belajar siswa, daya tangkap maupun daya ingat akan menurun, keragu-raguan
dan kecemasan selalu melanda diri anak, apabila individu disibukkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kecemasan bahwa akan gagal dalam ujan yang sedang dihadapi, perhatian
indvidu untuk menyusun jawaban akan berkurang, serata dengan besarnya
kekhawatiran. Orang yang cemas lebih mudah gagal sekalipun memiliki skor
tinggi dalam tes-tes kecerdasan. Kecemasan juga menghambat kinerja
akademis. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
negatif yang signifikan antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan
prestasi belajar siswa SMP.
Penelitian kedua, dilakukan oleh Amir, (2012) yang berjudul
pengembangan alat ukur kecemasan olahraga, pada penelitian ini tujuan
utamanya adalah mengembangkan alat ukur yang memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik dan dapat diterapkan sesuai kondisi di Indonesia.
Sedangkan subjek peneltian adalah seluruh atlet sepakbola pemula Kota
BandaAceh. Metode pengembangan alat ukur ini dilakukan dengan dua
kegatan, yaitu: adaptasi instrumen, dan pengumpulan butir baru melalui item
pool dan screening of item pool (Q-sort). Selanjutnya alat ukur ini
diujicobakan melalui dua tahap, yakni uji coba tahap pertama dilakukan pada
406 atlet klub sepakbola pemula, dan uji coba tahap kedua dilakukan pada
1000 atlet klub sepakbola Provinsi Aceh. Data dianalisis melalui pembuktian
validitas dan estimasi reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
validitas berada pada kategori baik, dan reliabilitas skala kecemasan pada
kategori cukup, dan skala kecemasan olahraga yang terdiri atas 4 faktor dan
35 butir pernyataan ini dapat dipakai untuk mengukur kecemasan olahraga.
Penelitian yang ketiga merupakan studi literatur oleh Ahmad (2013)
yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif dalam mengatasi kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
matematika dan mengembangkan self efficacy matematika siswa SD”.
Penelitian ini dilakukan karena dalam berbagai penelitian menunjukkan
bahwa prestasi belajar matematika siswa di Indonesia belum memuaskan.
Beberapa hal yang mempengaruhi hal ini adalah adanya kecemasan
matematika dan self efficacy matematis pada diri siswa. Kecemasan
matematik merupakan salah satu hambatan utama dalam perkembangan
pengetahuan seseorang. Tingkat kecemasan siswa sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar yang dicapai, apabila individu mampu
mengorgansasikan kecemasannya maka individu tersebut akan
mengoptimalkan kemampuannya termasuk pencapian prestasi belajar yang
optimal. Hal ini dikarenakan kecemasan dengan intensitas wajar dapat
dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya
berlebih dan bersifat negative akan menimbulkan kerugian dan dapat
mengganggu keadaan fisik dan psikis seseorang.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan tersebut hubungan
antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan prestasi belajar siswa
SMP,pengembangan skala digunakan untuk mengetahui kecemasan
olahraga,pembelajaran kooperatif dalam mengatasi kecemasan matematika
dan mengembangkan self efficacy matematika siswa SD. Selanjutnya, peneliti
mencoba untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang belum pernah
dilakukan yaitu penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk kelas 5
sekolah dasar. Literatur map mengenai kerangka kesesuaian atau relevansi
penelitian dapat dilihat pada bagan 2.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Bagan 2.1 Literatur Map
2.3 Kerangka Berpikir
Perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan
otak dan sistem nervousdan pengalaman-pengalaman yang membantu
individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ahli-ahli teori kognitif
berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari usaha kita untuk dapat mengerti
dunia. Pada observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, salah satu pelajaran
yang dianggap sulit adalah pelajaran matematika. Dalam pelajaran
matematika siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir yang logis
membuat banyak siswa kurang menyukai pelajaran matematika.
Adanya pandangan bahwa matematika merupakan pelajaran yang
sulit, menimbulkan rasa tidak suka dalam diri siswa. Timbulnya rasa tidak
Pengembangan skala
kecemasan
Amir (2012)
Pengembangan alat ukur
kecemasan olahraga
Widyaningrum, (2011)
yang berjudul Hubungan
antara kecemasan
menjelang ujian nasional
dengan prestasi belajar
siswa SMP.
Ahmad (2013)
yang berjudul
Pembelajaran Kooperatif
dalam mengatasi
kecemasan matematika
dan mengembangkan
self efficacy matematika
siswa SD
Penyusunan skala kecemasan
aspek kognitif untuk siswa
kelas V sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
suka terhadap matematika akan menimbulkan reaksi-reaksi yang kurang
wajar saat belajar matematika yang disebut dengan kecemasan.Kecemasan
adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk
akan segera terjadi. Siswa yang mengalami kecemasan dalam belajar
matematika akan menunjukkan reaksi yang dapat dilihat oleh orang lain
maupun reaksi yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang bersangkutan.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, guru
memerlukan sebuah alat atau skala untuk mengetahui tingkat kecemasan
siswa. Skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk
mengungkapkan atribut tertentu melalui respon terhadap pernyataan tersebut.
Skala dapat diartikan garis dan titik tanda yang berderet-deret dan sebagainya
yang sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur atau menentukan
tingkatan atau banyaknya sesuatu. Jadi skala merupakan prosedur pemberian
angka-angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu objek. Dalam
penelitian ini peneliti akan menyusun sebuah skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V sekolah dasar.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V sekolah dasar ?
2. Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas
V sekolah dasar ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, rencana
tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan
analisis data. Uraian dari ketujuh bagian tersebut sebagai berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalahResearch and
Development (R&D). Pada umumnya penelitian R&D bersifat longitudinal
(beberapa tahap). Untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu
menghasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode
penelitian dasar. Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat
hipotetik tersebut. Menurut Sugiyono (2009:297) metode pelitian R&D
adalah metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
Research and Development adalah metode peneltian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Menurut Sujadi (2003:164) penelitian dan pengembangan atau R&D adalah
suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru,
atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung
jawabkan. Menurut Borg and Gall (dalam Sugiono, 2015:4) menyatakan
bahwa, peneltian pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Dari ketiga pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sebuah metode penelitian yang digunakan untuk menciptakan produk baru
atau mengembangkan produk yang sudah ada untuk menghasilkan produk
yang lebih efektif.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan skala
kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini
berdasarkan pada langkah-langkah dalam R & D yang dibatasi pada uji coba
lapangan terbatas untuk mengetahui kualitas dari skala kecemasan aspek
kognitif dan prosedur penyusunan. Penelitian menghasilkan sebuah skala
kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek
penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V pada tahun ajaran
2017/2018 di SDN Deresan. Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas
V berjumlah 10 anak yang terdiri dari 8 laki-laki dan 2 perempuan. Peneliti
memilih 10 siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari
guru kelas V SDN Deresan.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah kecemasan aspek kognitif untuk
siswa kelas V SDN Deresan.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Deresan. SDN Deresan terletak
di Jl. Cempaka Blok CT10, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih tempat ini berdasarkan pada
hasil wawancara dan observasi yang menunjukkan adanya kecemasan yang
dialami oleh siswa kelas V sekolah dasar khususnya pada aspek kognitif.
Selain itu tata letak SDN Deresan cukup strategis dan mudah untuk dijangkau
oleh peneliti.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai April
2018. Secara keseluruhan, penelitian, penelitian ini berlangsung kurang lebih
selama lima bulan.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan
oleh Borg and Gall (1987:775). Menurut Borg and Gall terdapat sepuluh
langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah
tersebut yaitu :
1. Penelitian dan pengumpulan data
Merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui
studi literatur, observasi kelas, penelitian dalam skala kecil, dan
sebagainya. Hal ini bertujuan untuk mencari suatu informasi yang
terkait dengan kondisi nyata lapangan dan produk yang akan
dikembangkan.
2. Perencanaan
Terdiri dari suatu keterampilan yang akan dikembangkan melalui
perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai
dari perangkat yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Pengembangan bentuk awal dari produk
Pengembangan bentuk awal produk secara lengkap yang kemudian
dilakukan serangkaian pengujian dan diperbaiki sesuai saran dari
beberapa ahli. Jika yang dikembangkan adalah perangkat
pembelajaran, maka pada langkah ini harus mengembangkan bahan-
bahan pembelajaran, buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
4. Uji coba lapangan awal
Pengujian yang dilakukan pada tahap awal mengumpulkan data
terhadap hasil pengembangan suatu produk. Langkah yang dilakukan
ataran lain dengan teknik wawancara, observasi, dan pengedaran
angket. Hal ini dapat membantu peneliti dalam melakukan analisis dan
perbaikan berdasarkan pengamatan, komentar, ataupun masukan
tentang kekurangan yang terdapat pada produk yang dikembangkan.
5. Revisi produk
Berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses dalam
meperbaiki produk yang dikembangkan sesuai dengan saran atau
masukan berdasarkan hasil coba lapangan awal. Revisi tersebut
mengubah produk menjadi lebih baik sehingga siap diujikan lebih
lanjut.
6. Uji coba lapangan
Dilakukan dengan cara memperluas jumlah sekolah antara 5-10 unit
dan melibatkan siswa sebanyak 30-100 anak. Hal ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
7. Revisi produk
Berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan bahan untuk
melakukan revisi. Revisi ini bertujuan untuk menyempurnakan produk
yang dikembangkan, selanjutnya diujicobakan pada tahap selanjutnya.
8. Uji pelaksanaan lapangan
Melibatkan lebih banyak sekolah yaitu antara 10-30 unit serta
melibatkan siswa antara 40-200 anak. Uji coba dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain tes,
wawancara, observasi, dan kuesioner. Kemudian keseluruan data
tersebut diolah dan dianalisis sebagai saran untuk penyempurnaan
tahap akhir.
9. Penyempurnaan produk akhir
Dilakukan sesuai dengan hasil uji coba pada langkah sebelumnya.
Setelah disempurnakan, produk ini dapat diproduksi secara masal
yang menjadi prototipe produk akhir.
10. Diseminasi dan implementasi
Bertujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang
dikembangkan berdasarkan tahapan-tahapan pengembangan. Peneliti
juga membuat artikel yang kemudian dipublikasikan menjadi suatu
jurnal ilmiah. Selain itu, peneliti dapat bekerjasama dengan penerbit
untuk memproduksi serta memasarkannya secara luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut
Borg and Gall
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan yang mengadopsi dan
memodifikasi model pengembangan dari Borg and Gall (dalam
Mulyatiningsih, 2014:163). Dari kesepuluh langkah yang telah dijelaskan
diatas, peneliti menggunakan lima langkah penelitian yaitu : 1) penelitian dan
pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentul awal
produk, 4) uji coba lapangan persiapan, dan 5) revisi dan pelaporan hasil
pengembangan. Berikut ini adalah lima modifikasi model peneltian dan
pengembangan yang dapat dilhat melalui bagan 3.2.
Penelitian dan pengumpulan
data Perencanaan
Pengembangan bentuk awal dari
produk
Uji coba lapangan awal
Merevisi hasil uji coba
Uji coba lapangan
Penyempurnaan produk hasil uji
lapangan
Uji pelaksanaan lapangan
Penyempurnaan produk akhir
Diseminasi dan implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model sepuluh
langkah penelitian menurut Borg and Gall (1989:784). Peneliti menggunakan
lima langkah, antara lain penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan,
pengembangan bentuk awal produk, uji coba lapangan persiapan, revisi dan
pelaporan hasil pengembangan. Kelima tahap penelitian dan pengembangan
tersebut tersaji dalam bagan 3.3
Penelitian dan pengumpulan
informasi Perencanaan
Pengembangan bentuk awal
produk
Uji coba lapangan persiapan
Revisi dan pelaporan hasil pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian
LANGKAH 1
Penelitian dan Pengumpulan Informasi
LANGKAH 2
Perencanaan
LANGKAH 3
Pengembangan bentuk awal produk
LANGKAH 4
Uji coba lapangan persiapan
LANGKAH 5
Revisi dan pelaporan hasil pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data. Penelitian
dilakukan karena adanya masalah yang ditemukan, melalui observasi dan
wawancara serta menganalisis kebutuhan guru dan siswa. Peneliti melakukan
wawancara kepada guru kelas. Peneliti juga melakukan observasi terkait
dengan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas V. Kemudian hasil
dari wawancara dan observasi dianalisis terkait dengan karakteristik siswa,
proses belajar dikelas, serta hasil belajar siswa. Hasil dari analisis tersebut
akan digunakan peneliti untuk membuat pedoman pembuatan kisi-kisi dari
skala kecemasan.
Wawancara dan observasi dilakukan untuk menganalisis kebutuhan
dari siswa dan guru. Observasi dilakukan peneliti pada saat siswa melakukan
pembelajaran matematika. Peneliti mengamati siswa secara keseluruhan,
melihat bagaimana respon siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara kepada
guru kelas V untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai
kebutuhan siswa. Hasil dari wawancara dan observasi tersebut akan dianalisis
oleh peneliti untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru sehingga peneliti
dapat membuat produk skala kecemasan yang sesuai dengan kebutuhan.
3.4.2 Perencanaan
Tahap yang kedua dalam penelitian ini yaitu perencanaan. Setelah
mengetahui kebutuhan dari guru dan siswa, peneliti membuat kajian teori
tentang kecemasan untuk aspek kognitif. Setelah itu dari kajian teori yang
telah dibuat, peneliti menyusun instrumen skala kecemasan kemudian akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
divalidasi oleh guru kelas V, ahli psikologi, dan ahli bahasa. Dari hasil
validasi, instrumen tersebut akan dikembangkan menjadi sebuah produk skala
kecemasan.
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Pada tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk
awal produk. Peneliti memulai membuat desain skala kecemasan aspek
kognitif yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa kelas V.
Pertama peneliti mulai membuat desain cover sehingga terlihat lebih menarik
perhatian siswa untuk mengisi skala kecemasan. Setelah itu peneliti memulai
masuk kedalam bagian salam pembuka untuk menyambut siswa yang
akanmengisi skala sebelum masuk kebagian pengisian skala.Langkah
selanjutnya adalah mengembangkan indikator kecemasan menjadi sebuah
pernyataan yang mudah dipahami oleh siswa. Dan tidak dilupakan pemilihan
jenis font huruf dan ukuran huruf, tujuannya adalah supaya tulisan terlihat
lebih luwes sehingga siswa tidak akan bosan membaca setiap pernyataan-
pernyataan yang ada. Selain itu peneliti juga memperhatikan penggunaan
bahasa yag sesuai dengan bahasa siswa kelas V sekolah dasar. Pernyataan
yang telah disusun oleh peneliti akan dicetak menjadi sebuah booklet yang
kemudian akan divalidasi oleh guru kelas, ahli bahasa dan ahli psikologi.
Hasil validasi tersebut akan dianalisis oleh peneliti serta direvisi sesuai saran
oleh para validator agar skala kecemasan aspek kognitif layak untuk
digunakan dalam uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.4.4 Uji Coba Lapangan Persiapan
Pada tahap ini, skala yang sudah direvisi dan dicetak ulang siap untuk
di uji coba kepada siswa kelas V sekolah dasar. Siswa yang mengisi skala
kecemasan tidak satu kelas tetapi hanya 10 siswa sesuai dengan hasil
observasi dan rekomendasi dari guru kelas. Dari hasil uji coba tersebut
kemudian peneliti menganalisis untuk dijadikan pertimbangan dalam revisi
produk sehingga skala kecemasan layak untuk digunakan.
3.4.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan
Pada tahap ini, setelah peneliti melakukan uji coba lapangan persiapan
kemudian peneliti akan menganalisis untuk mengetahui kualitas dari skala
kecemasan aspek kognitif. Dari hasil analisis tersebut menjadi acuan peneliti
untuk merevisi skala kecemasan aspek kognitif agar skala tersebut dapatlayak
digunakan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ada beberapa metode pengumpulan data yang umum
digunakan. Metode pengumpulan data tersebut, antara lain wawancara,
observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion. Berdasarkan
penjelasan tersebut, peneliti menggunakaan beberapa metode pengumpulan
data diantaranya yaitu, wawancara dan obervasi. Berikut dijelaskan masing-
masing teknik pengumpulan data tersebut.
3.5.1 Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap guru
kelas V. Wawancara adalah suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan
antara pewancara dengan responden atau orang yang diinterviu dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko,
2015:40). Sedangkan menurut Arikunto (2006:155) wawancara adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan
seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
murid, guru, orang tua, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu. Menurut KBBI
(2007:1270) wawancara merupakan tanya jawab peneliti dengan seseorang
yang diperlukan untuk diminta keterangan atau pendapatnya mengenai suatu
hal. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara tidak
terstrutur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Akan tetapi pedoman
wawancara yang digunakan hanya merupakan garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan (Widoyoko, 2015:44).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru kelas V
dimaksudkan untuk mencari informasi mengenai keaktifan dan respon siswa
ketika mengikuti pelajaran matematika didalam kelas. Setelah melakukan
wawancara ini peneliti berharap semakin mengetahui kebutuhan dari guru dan
siswa .
3.5.2 Observasi
Selanjutnya teknik untuk mengumpulkan data yang digunakan adalah
observasi. Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pengecap (Arikunto, 2006:156). Selain itu observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang
nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian (Widoyoko, 2015:46). Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi non partisipan dan
observasi sistematis. Observasi non partisipan adalah observasi yang tidak
melibatkan observer dalam kegiatan observasi, dengan demikian observer
hanya bertindak sebagai pengamat (Sanjaya, 2011: 92). Sementara itu,
observasi sistemats adalah observasi yang sudah dirancang secara sistematis
oleh observer karena sudah mengetahui aspek-aspek yag sesuai dengan tujuan
penilaian (Widoyoko, 2015: 48).
Observasi dilakukan oleh peneliti di SDN Deresan pada kelas V untuk
mencari data dari pengalaman langsung terhadap siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika di dalam kelas. Peneliti melakukan observasi didalam
kelas saat pelajaran matematika berlangsung untuk mengamati perilaku siswa
saat pelajaran. Adapun hal-hal yang diamati peneliti pada saat observasi
adalah: 1) hal-hal yang dilakukan oleh para siswa saat belajar matematika, 2)
reaksi yang ditunjukkan siswa saat belajar matematika, 3) kemampuan belajar
matematika siswa dalam mengerjakan soal, 4) cara guru mengajar didalam
kelas, dan 5) cara guru memperhatikan siswa saat mengerjakan soal yang
menurut mereka sulit.
3.5.3 Kuesioner
Menurut Mulyatiningsih (2014:28) kuesioner merupakan alat
pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
oleh subjek penelitian. Sedangkan menurut Widoyoko (2015:33) kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Pada penelitian ini kuesioner digunakan untuk memvalidasi produk
dari siswa serta memberikan tanggapan produk yang telah disusun oleh
peneliti. Kuesioner tanggapan siswa ini akan diberikan kepada kesepuluh
siswa SDN Deresan yang telah dipilih oleh peneliti untuk menilai validasi
kelayakan produk skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V
sekolah dasar yang dibuat oleh peneliti setelah melakukan uji coba lapangan
persiapan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman
wawancara, lembar observasi. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengetahui penanganan apa saja yang telah dibuat guru untuk menghadapi
siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
membuat siswa mengalami kecemasan selama pembelajaran berlangsung.
Peneliti akan menguraikan masing-masing instrumen pengumpulan data
sebagai berikut.
3.6.1 Garis-garis Besar Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V SDN Deresan.
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa
terhadap skala kecemasan yang akan dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.6.1.1 Wawancara Guru Kelas V SDN Deresan
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara yang pertama
dilakukan kepada guru kelas V. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan keaktifan dan respon siswa
dalam mengikuti pelajaran matematika didalam kelas. Peneliti melakukan
wawancara dengan teknik wawancara tidak terstruktur. Garis-garis besar
untuk wawancara guru kelas V dapat dilihat melalui tabel 3.1.
Tabel 3.1 Garis-garis Besar untuk Wawancara dengan Guru Kelas V
No Topik Pertanyaan
1. Prestasi siswa dalam pelajaran matematika
2. Informasi berkaitan dengan keaktifan siswa
Cara guru mengajar didalam kelas
Respon siswa ketika guru memberikan pertanyaan atau menunjuk siswa untuk
mengerjakan soal di papan tulis
3. Hasil belajar siswa dalam beberapa bulan terakhir
4. Pemahaman tentang kecemasan
Pengertian kecemasan
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kecemasan
5. Bagaimana sikap ibu mengahadapi kesulitan-kesulitan yang ada
Tabel ini menjelaskan mengenai pedoman wawancara yang digunakan
peneliti untuk mengetahui sebab akibat dan cara penanganan guru terhadap
siswa yang mengalami kecemasan. Dari garis besar pedoman wawancara
tersebut peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan
kepada guru kelas V saat proses wawancara berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.6.2 Pedoman Observasi
Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran matematika kelas V.
Aspek yang diobservasi saat pembelajaran matematika kelas V adalah
keaktifan siswa, respon siswa dan cara penyampaian materi oleh guru. Segala
sesuatu dalam setiap rentang tertentu akan dicatat oleh peneliti, jika ada
kaitannya dengan aspek yang diobservasi. Kisi-kisi yang diobservasi pada
pembelajaran matematika kelas V dapat dilihat melalui tabel 3.3.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika kelas V
No Item Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati
1,2,3 Keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran Siswa mengikuti
pembelajaran matematika
dengan aktif
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengikuti
pembelajaran matematika
dikelas
Siswa sangat antusias dalam
menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru
4,5 Tanggapan siswa terhadap instruksi yang diberikan
oleh guru
Guru memberikan instruksi
dengan jelas
Siswa mampu menjalankan
instruksi yang diberikan oleh
guru
Kegiatan obsevasi dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Pengamatan dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada
lembar observasi yang sudah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.6.3 Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif
Blue-print skala ditampilkan dalam bentuk tabel yang memuat tentang
uraian komponen-komponen yang harus disusun menjadi pernyataan, proposi
pernyataan dalam setiap komponen, dan dalam kasus yang lebih lengkap
sebuah blue-printmemuat indikator-indikator perilaku dalam setiap
komponen (Azwar, 2015). Peneliti menyusun blue-print dalam dua bentuk
yaitu dalam bentuk angka dan dalam bentuk kalimat pernyatan. Blue-print
dalam bentuk angka dapat dilihat dalam tabel 3.3, sedangkan blue-print dalam
bentuk kalimat pernyataan dapat dilihat dalam tabel 3.4.
Tabel 3.3Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif
dalam Bentuk Angka
No Indikator
Kecemasan
Nomor Butir Pertanyaan Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
Fisik
1 Kegugupan 2 3 2
40%
2 Anggota tubuh
gemetaran dan kaku
1,13 2
3 Jantung berdebar
dengan kencang
8,11,17 3
4 Pucat 9 1
5 Gelisah 10 24,25 3
6 Gangguan tidur 15 14,21 3
7 Banyak berkeringat 16 1
8 Gangguan
pencernaan
19,20,22 3
Behavior
9 Perilaku menghindar 7,44,45 6,5 5
15,5% 10 Firasat buruk 12 1
11 Perilaku terguncang 18 1
Kognitif
12 Sulit berkonsentrasi
atau menfokuskan
pikiran
27,28,29 26,23,4 6
44,5% 13 Ketakutan akan
ketidakmampuan
mengatasi masalah
34,30,31 32,38,39,40,43 8
14 Khawatir tentang
sesuatu
33 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
15 Merasa terancam oleh
orang atau peristiwa
yang normalnya
hanya sedikit atau
tidak mendapat
perhatian
35 1
16 Pikiran terasa
bercampur aduk atau
kebingungan
37 36,41 3
17 Khawatir akan
ditinggal sendirian
42 1
Jumlah 14 31 45 100%
Tabel 3.4Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif dalam Bentuk
Kalimat Pernyataan
No Indikator
Kecemasan
Nomor Butir Pernyataan
Favorable Unfavorable
Fisik
1 Kegugupan Saya lesu saat mengikuti
pelajaran matematika.
Saya dapat mengendalikan rasa
takut saat memulai pelajaran
matematika.
2 Anggota tubuh
gemetaran dan kaku
Saya gemetaran saat
mengikuti pelajaran
matematika.
-
Saya akan kaku saat mengikuti
pelajaran matematika.
3 Jantung berdebar
dengan kencang
Jantung saya berdebar dengan
keras saat ditunjuk untuk
mengerjakan soal dipapan
tulis.
-
Jantung saya akan berdetak
begitu cepat saat ujian
matematika.
Saya berdebar-debar saat ujian
matematika.
4 Pucat Saya pucat saat pelajaran
matematika.
-
5 Gelisah Saya merasa cemas saat
mengikuti pelajaran
matematika.
Saya merasa tenang saat
mengikuti pelajaran matematika.
Saya akan tegang saat
mengikuti pelajaran
matematika.
6 Gangguan tidur Saya tidak bisa tidur nyenyak
saat menjelang ujian
matematika.
Saya selalu mimpi indah
menjelang ujian matematika.
Saya sering mimpi buruk saat
menjelang ujian matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
7 Banyak berkeringat Saya mudah berkeringatan
saat pelajaran matematika.
-
8 Gangguan pencernaan Saya tidak bisa menahan air
kencing saat menjelang
pelajaran matematika.
-
Saya merasa perut melilit saat
mengikuti ujian matematika.
Saya merasa mulas ketika
mengikuti ujian matematika.
Behavior
9 Perilaku menghindar Saya malu ketika teman-teman
saya membicarakan hasil
ulangan matematika.
Saya berani maju kedepan kelas
untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
Saya merasa tidak percaya diri
ketika menjawab soal dipapan
tulis.
Saya senang mengikuti
pelajaran matematika meskipun
nilai saya jelek.
Saya ingin duduk di kursi paling
depan saat pelajaran
matematika.
10 Firasat buruk Saya memiliki firasat buruk
saat mengikuti pelajaran
matematika.
-
11 Perilaku terguncang Saya merasa sedih saat
mengikuti pelajaran ujian
matematika.
-
Kognitif
12 Sulit berkonsentrasi
atau menfokuskan
pikiran
Saya merasa daya ingat
menurun saat mengikuti
pelajaran matematika.
Saya dapat menjawab
pertanyaan guru dengan baik
ketika di depan kelas, walaupun
semua teman saya melihat ke
arah saya.
Saya sering lupa secara tiba-
tiba ketika diminta untuk maju
ke depan kelas dan menjawab
pertanyaan dari guru.
Saya dapat berkonsentrasi ketika
mengerjakan soal matematika
walaupun teman-teman saya
ribut.
Saya sulit berkonsentrasi saat
pelajaran matematika.
Saya mudah mengingat materi
yang sudah diajarkan dan dapat
mengerjakan soal tanpa melihat
catatan.
13 Ketakutan akan
ketidakmampuan
mengatasi masalah
Saya merasa tidak percaya diri
ketika menunjukkan hasil
pekerjaan saya kepada teman-
teman saya.
Saya yakin dapat menyelesaikan
semua soal-soal yang diberikan
oleh guru dengan baik.
Saya takut dimarahi guru jika
jawaban saya salah.
Saya berani bertanya kepada
guru jika mengalami kesulitan
dalam memahami materi.
Saya takut di marahi jika
mendapat nilai jelek.
Saya merasa percaya diri ketika
membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal matematika. Saya tidak pernah
menyelesaikan soal yang
menurut saya itu sulit untuk
dikerjakan.
Saya merasa takut jika guru
memperhatikan saya saat
mengerjakan soal matematika.
14 Khawatir tentang Saya khawatir mendapat nilai -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sesuatu jelek dalam mengerjakan soal-
soal yang diberikan guru.
15 Merasa terancam oleh
orang atau peristiwa
yang normalnya hanya
sedikit atau tidak
mendapat perhatian
Saya takut diejek oleh teman-
teman ketika saya
mendapatkan nilai jelek ketika
ulangan harian.
-
16 Pikiran terasa
bercampur aduk atau
kebingungan
Saya merasa tidak mampu
dalam menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru.
Saya selalu berusaha
menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru meskipun sulit.
Saya sering mencontek hasil
kerja teman.
17 Khawatir akan
ditinggal sendirian
- Saya mengerjakan soal
matematika sendiri tanpa
bantuan teman.
Blue-print penyusunan skala tersebut disusun berdasarkan aspek yang
dibutuhkan. Skala ini menggunakan metode penskalaan Likert. Skala Likert
meminta subjek untuk menyatakan kesesuaian atau ketidaksesuaian pada
sebuah kontinum respon setiap penyataan atau aitem soal untuk mengukur
atribut psikologis tertentu. Respon jawaban terhadap pernyatan-pernyataan
dalam skala ini terdiri atas empat respon yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Setiap aitem yang mewakili aspek dibagi dua jenis pernyataan, yaitu
pernyataan yang bersifat favorable merupakan pernyataan yang jika disetujui
maka menunjukan bahwa subjek mendukung atribut yang diukur. Pernyataan
yang bersifat unfavorable merupakan pernyataan yang jika disetujui maka
menunjukan bahwa subjek menolak atribut yang diukur.
Pemberian skor dalam pilihan jawaban untuk item favorable adalah 4
untuk respon “Sangat Sesuai” (SS), skor 3 untuk respon “Sesuai” (S), skor 2
untuk respon “Tidak Sesuai” (TS), dan skor 1 untuk respon “Sangat Tidak
Sesuai” (STS). Sedangkan untuk aitem unfavorable, pemberian skor adalah
sebagai berikut skor 1 untuk respon “Sangat Sesuai” (SS), skor 2 untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
“Sesuai” (S), skor 3 untuk respon “Tidak Sesuai” (TS), dan skor 4 untuk
respon “Sangat Tidak Setuju” (STS).
Tabel 3.5 Skor Penilaian Skala Kecemasan
Respon Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Blue-print penyusunan skala kecemasan aspek kognitif yang termuat
dalam tabel 3.3 dan 3.4 dijadikan pedoman dalam pengembangan produk
skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar. Dengan
pedoman skor yang termuat dalam tabel 3.5. Produk yang akan
dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh ahli psikologi, ahli bahasa, dan
guru kelas. Para ahli dan guru melakukan validasi dengan cara mengisi
lembar kuesioner validasi. Lembar validasi produk dapat dilihat pada tabel
3.6.
Tabel 3.6 Komponen Validasi Produk
No Komponen Penilaian Skor Catatan
1 Tampilan sampul terlihat menarik. 1 2 3 4
2 Terdapat petunjuk pengerjaan yang jelas
tentang cara pengisian skala.
1 2 3 4
3 Pernyataan pada skala sesuai dengan kisi-
kisi atau blue-print penyusunan skala.
1 2 3 4
4 Pernyataan dapat menggali keadaan siswa. 1 2 3 4
5 Ukuran dan jenis huruf pada skala mudah
dibaca oleh siswa.
1 2 3 4
6 Pernyataan ditulis secara rinci sesuai
dengan tingkat pemahaman siswa.
1 2 3 4
7 Penggunaan kata pada setiap pernyataan
mengandung makna tunggal.
1 2 3 4
8 Penggunaan bahasa mudah dipahami
siswa.
1 2 3 4
9 Ketepatan pemilihan kata. 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
10 Penggunaan kalimat efektif. 1 2 3 4
11 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan
EYD.
1 2 3 4
Para ahli dan guru memberikan penilaian dengan cara melingkari pada
skor 1,2,3, atau 4 pada setiap komponen penilaian. Setelah itu peneliti akan
menghitung dan menganalis hasil validasi dari para ahli dan guru. Hasil
validasi akan membantu peneliti untuk menjadi pedoman melakukan revisi
produk.
Selain itu peneliti juga memberikan lembar kuesioner tanggapan
produk oleh siswa. Lembar tanggapan produk oleh sswa dapat dilihat pada
tabel 3.7.
Tabel 3.7 Komponen Lembar Tanggapan Produk oleh Siswa
No Komponen Penelitian Skor Catatan
1 Tampilan sampul terlihat menarik 1 2 3 4
2 Terdapat petunjuk pengerjaan yang
jelas tentang cara pengisian skala
1 2 3 4
3 Saya dapat menjawab setiap
pernyataan sesuai dengan kedaan
yang saya alami
1 2 3 4
4 Saya dapat memaham arti dari
setiap pernyataan
1 2 3 4
5 Ukuran dan bentuk tulisan yang
digunakan dapat saya baca dengan
mudah
1 2 3 4
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data
dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian (Sanjaya,2009:106). Data dalam penelitian ini akan dianalisis
secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut :
3.7.1 Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2014:13) mengatakan bahwa metode kualitatif
dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama,
dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat
postpositivisme. Data kualitatif diperoleh pada saat peneliti melakukan
wawancara dan observasi terhadap guru dan siswa. Selanjutnya data yang
sudah didapatkan akan diolah dan dianalisis oleh peneliti. Data dianalisis
dengan cara menyimpulkan hasil dari data-data yang sudah dikumpulkan
sebagai dasar untuk memperbaik dan mengetahui kelayakan produk yang
dihasilkan.
3.7.2 Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan pada
pengolahan data seperti hasil validasi pedoman observasi, wawancara, dan
kuesioner validasi produk oleh ahli. Analisis data dilakukan menggunakan
skala Likert model empat pilihan (skala empat). Setiap skala dilengkapi
dengan kriteria yang digunakan oleh penilai sebagai pedoman memberi
penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kritera yang berbeda-beda
dalam pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat sesuai dengan
instrumen yang digunakan. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada
instrumen validasi produk dapat dilihat pada tabel 3.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.8 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Instrumen Validasi
Produk
Skala Kriteria
4 Skala kecemasan layak digunakan tanpa perbaikan
3 Skala kecemasan layak digunakan namun dengan perbaikan
2 Skala kecemasan kurang layak digunakan dan perlu perbaikan
1 Skala kecemasan tidak layak digunakan
Sedangkan untuk skala kriteria untuk pedoman penilaian pada
instrumen tanggapan produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian pada Instrumen
Tanggapan Produk oleh Siswa
Skala Kriteria
4 Sangat baik (instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki)
3 Baik (instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki)
2 Cukup (instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki)
1 Kurang (instrumen tidak layak)
Hasil yang didapatkan dari penilaian dengan skala Likert model empat
pilihan yang selanjutnya dilakukan perhitungan agar didapatkan rerata
penilaian. Rerata penilian ini dihitung oleh peneliti dengan menggunakan
rumus 3.1
Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala
Likert
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑𝑖𝑡𝑒𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Rerata hasil dari penilaian selanjutnya dikonversikan menjadi data
kualitatif menurut Widoyoko (2015:112). Peneliti memodifikasi pada interval
disetiap kriteria penskoran dengan menyesuaikan skor maksimal, skor
minimal, jumlah pernyataan, dan jumlah responden. Rumus perhitungan jarak
interval dapat dilihat pada rumus 3.2.
Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Jarak Interval
Dari rumus 3.2 maka dapat dilakukan perhitungan secara kuantitatif
untuk memperoleh data kualitatif yang berupa kriteria kelayakan instrumen.
Berikut adalah perhitungan untuk menetapkan rentang skor :
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =4 − 1
4
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =3
4
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 0,75
Diketahui :
Skor tertinggi = 4
Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4
Ditanyakan :
Jarak interval dan rentang skor (sangat baik, baik, cukup, dan kurang )
Dijawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli
yang telah dibuat oleh peneliti dapat dilihat melalui tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kategorisasi skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Skor Kategori Bobot
>3,25 s/d 4,0 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
>2,5 s/d 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
namun perlu perbaikan
>1,75 s/d 2,5 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan
1,0 s/d 1.75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa dapat dilihat dari hasil
perhitungan jawaban yang diberikan oleh siswa pada skala kecemasan. Jumlah
keseluruhan skor dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan setiap skor
jawaban pada setiap pernyataan. Tingkat kecemasan menurut Suprapto
(2013:104) dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Tingkat Kecemasan
Interval Skor Tingkatan
45-71 Tidak cemas
72-98 Kecemasan ringan
99-125 Kecemasan sedang
126-152 Kecemasan berat
153-180 Kecemasan sangat berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berikut ini berisikan uraian mengenai penjelasan dari bab yang
sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
Subbab ini menguraikan proses penelitian dan persiapan sampai
dengan pelaksanaan yang meliputi penelitian dan pengumpulan informasi,
perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, uji coba lapangan
persiapan, dan revisi dan pelaporan hasil pengembangan.
4.1.1 Penelitian dan pengumpulan informasi
Pada tahap penelitian dan pengumpulan informasi, penelitian
melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara serta
menganalisis kebutuhan guru dan siswa. Analisis kebutuhan merupakan
kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana
kebutuhan guru dan kesulitan siswa dalam proses belajar mengajar dikelas.
Selain itu juga tujuan utama dilakukannya analisis kebutuhan ialah untuk
membantu guru dalam mempermudah proses belajar mengajar sehingga
kesulitan dari siswa dalam proses belajar mengajar dapat teratasi dengan baik.
Pengumpulan informasi diawali dengan melakukan observasi dikelas
V pada saat pelajaran matematika yang sedang dilakukan pembelajaran diluar
kelas. Setelah itu peneliti melakukan wawancara dengan guru. Pengumpulan
informasi tersebut akan digunakan untuk bahan pertimbangan bagi peneliti
dalam pembuatan desain produk skala kecemasan untuk aspek kognitif agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah terkait dengan
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dengan menggunakan teknik
observasi dan wawancara. Hasil dari observasi dan wawancara kemudian
dianalisis sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa.
1) Observasi
Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran Matematika pada kelas
V. Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa saat mengikuti
pembelajaran matematika, cara mengajar guru, reaksi yang ditunjukkan
siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal13 September 2017.
Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.
Lembar hasil observasi pada siswa saat pembelajaran matematika dapat
dilihat melalui tabel 4.1.
Lembar hasil observasi dapat dilihat melalui tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika
Objek yang diamati Jawaban Catatan
Siswa mengikuti
pembelajaran matematika
dengan aktif
Tidak Sebagian besar siswa terlihat aktif mengikuti
pembelajaran, akan tetapi ada beberapa dari
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengikuti
pembelajaran matematika
dikelas
Ya Terlihat masih banyak siswa kesulitan karena
pada saat diberi pertanyaan oleh guru, siswa
hanya terdiam dan menundukkan kepala.
Siswa sangat antusias dalam
menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru
Tidak Beberapa dari siswa yang ditunjuk untuk
menjawab pertanyaan dari guru ada yang
bersemangat untuk menjawab, tetapi juga ada
yang menolak untuk menjawab dan
melemparkan ke temannya yang lain .
Guru memberikan instruksi
dengan jelas
Ya Guru memberikan instruksi dengan
menggunkan kalimat yang mudah dipahami
oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Siswa mampu menjalankan
instruksi yang diberikan oleh
guru
Tidak Siswa masih sulit memahami instruksi dari
guru, sehingga guru harus menjelaskan secara
berulang-ulang.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran didalam kelas siswa merasa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran didalam kelas. Kebanyakan dari mereka hanya diam
ketika guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa. Ketika guru
menyampaikan materi pembelajaran guru sudah menggunakan kalimat bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa. Selain itu siswa yang tidak aktif dapat
dilihat ketika guru memberikan pertanyaan dan siswa hanya diam dan
menundukan kepala atau melemperkan pertanyaan tersebut kepada temannya
yang lain untuk menjawab. Ada juga siswa menjawab pertanyaan dari guru
dengan rasa tidak percaya diri, dia menjawab pertanyaan dari guru dengan
suara lirih yang tidak dapat didengar satu kelas. Hasil observasi menunjukkan
bahwa guru sudah baik dalam penyampaian materi, tetapi masih ada siswa
yang masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru. Ketika guru menanyakan mengenai ketidakpamahaman materiyang
disampaikan kepada siswa, siswa hanya diam dan menundukan kepala. Ada
beberapa dari mereka merasa takut dan ragu-ragu untuk bertanya kepada guru
mengenai materi yang disampaikan. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa
mengalami kecemasan dalam mengikuti pembelajaran matematika didalam
kelas.
2) Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V. Rencana
wawancara dengan guru kelas V dapat dilihat melalui tabel 3.1 halaman 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017. Transkrip wawancara
dengan guru kelas dapat dilihat melalui lampiran. Berikut ini adalah hasil
wawancara dengan guru kelas V yang dapat dilihat melalui tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V
Topik
Pertanyaan
No.
Item
Hasil Wawancara
Prestasi siswa
dalam pelajaran
matematika
1 Di SDN Deresan sering mengirimkan siswa untuk mengikuti
olimpiade matematika. Beberapa bulan yang lalu kelas V
mengirimkan salah satu siswa untuk mengikuti olipiade,
meskipun hanya sampai tahap semi fnal. Akan tetapi sekolah
cukup merasa bangga dengan adanya prestasi yang telah
didapat dari siswa tersebut.
Informasi
berkaitan dengan
keaktifan siswa
2 dan 3 Selama proses pembelajaran dikelas maupun diluar kelas,
siswa selalu tidak selalu antusias dan bersemangat untuk
mengikuti pembelajaran. Tergantung materi apa yang
disampaikan oleh guru, jika materi tersebut menurut siswa
sulit maka siswa sudah malas untuk mengikuti pembelajaran.
Dan sebaliknya, jika materi yang disampaikan mudah maka
siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Ketika
guru memancing siswa untuk bertanya, kebanyakan siswa
hanya diam saja. Mungkin siswa masih merasa tidak paham
tetapi tidak tahu cara penyampaiannya.
Hasil belajar
siswa dalam
beberapa bulan
terakhir
4 Guru mengakui bahwa hasil belajar siswa tidak cukup
memuaskan. Siswa dapat menangkap materi pembelajaran.
Tetapi ketika pelaksaan ujian, ketelitian siswa saat
mengerjakan soal sangat kurang. Siswa sangat mengerti dan
tahu cara atau langkah-langkah pengerjaan, tapi karena
kurang ketelitannya sehingga membuat jawaban siswa
menjadi salah. Hasil belajar siswa dalam bidang matematika
sangatlah rendah dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran
lainnya. Karena dipemikirian siswa sudah tertanam bahwa
pelajaran matematika itu sulit. Hal tersebutlah yang membuat
siswa menjadi malas untuk berusaha dalam mengerjakan soal.
Pemahaman
tentang
kecemasan
5 dan 6 Guru mengukapkan sangat sering mendengar kata-kata
kecemas, tetapi tidak mengerti pengertian yang lebih
mendalam mengenai kecemasan tu sendiri. Menurut
sepahaman guru siswa kelas V tidak ada yang mengalami
kecemasan yang begitu cemas. Kebanyakan siswa jika
mereka tidak mengerti dari materi yang disampaikan atau
tidak bisa mengerjakan soal mereka enjoy atau hanya diam,
tidak ada siswa yang sampai garuk-garuk kepala, bolak-balik
ke kamar kecil atau terlihat pucat. Dan ketika beberapa siswa
mendapat nilai ulangan yang jelek, tidak ada siswa yang
sampai frustasi berat. Mereka hanya diam jikalaupun diejek
sama teman-teman yang lain juga hanya diam dan masih
menunjukkan raut wajah yang biasa-biasa saja.
Bagaimana sikap
ibu mengahadapi
kesulitan-
kesulitan yang
ada
7 Usaha yang telah guru lakukan untuk mengatasi kesulitan
tersebut adalah beberapa kali guru membuat inovasi
pembelajaran yang lebih menarik dan tidak monoton.
Sehingga membuat siswa lebih rilex dalam menghadapi
pelajaran matematika. Contohnya, guru membuat sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
games matematika yang dilakukan diluar kelas, hal tersebut
bertujuan supaya menanam pemikiran kepada siswa bahwa
matematika itu tidaklah sulit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang
masih dianggap sulit dan ditakutkan bagi siswa. Peneliti mengetahui guru
sudah memahami pengertian dari kecemasan walaupun tidak mendalam. Guru
juga mengungkapkan terdapat 10 siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika, mereka kebanyakan hanya diam ketika mengikuti
pembelajaran. Selain itu juga kesepuluh siswa ini juga mendapatkan nilai
matematika dibawah rata-rata teman-teman yang lain. Selain itu juga ketika
peneliti melakukan wawancara kepada siswa, terkadang siswa merasa
kebingungan dengan materi yang disampaikan oleh guru. Tetapi ketika siswa
mau bertanya kepada guru mengenai materi tersebut, siswa merasa takut dan
bingung cara menyampaikan pertanyaan kepada guru dan lebih memilih
untuk tidak bertanya. Hal inilah yang membuat guru sangat membutuhkan
skala kecemasan aspek kognitif untuk mengetahui tngkat kecemasan dari
siswa.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan desain produk
skala kecemasan yang bertujuan untuk mengkaji kebutuhan produk skala
kecemasan bagi guru dan siswa. Berikut ini merupakan paparan mengenai
analisis karakterstik siswa dan produk skala kecemasan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1) Analisis Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa dianalisis sesuai dengan hasil observasi
pembelajaran matematika kelas V SDN Deresan. Observasi yang dilakukan
pada tanggal 13 September 2017. Hasil dari observasi yang telah dilakukan
peneliti yaitu siswa masih merasa kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan selain itu ketika materi yang disampaikan sulit untuk dipahami
siswa maka siswa kebanyakan diam dan tidak mau bertanya kepada guru.
Sehingga membuat guru bingung apakah siswa sudah paham atau belum pada
materi yang disampaikan. Ketika guru memberikan contoh soal kepada siswa,
siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh akan tetapi ketika diperiksa
bersama-sama jawaban siswa kebanyakan salah. Hal ini dikarenakan siswa
mengerti langkah-langkah pengerjaan soal, akan tetapi siswa masih kurang
teliti dalam menghitung maka dari itu kebanyakan siswa salah menjawab soal
yang diberikan guru.
4.1.2 Perencanaan
Tahap yang kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada
tahap ini, peneliti merancang sebuat desain produk skala kecemasan aspek
kognitif untuk siswa kelas V SD. Perencanaan ini berdasarkan hasil dari
identifikasi masalah dan analisis kebutuhan pada subbab sebelumnya. Pada
subbab sebelumnya guru mengungkapkan bahwa membutuhkan skala
kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar. Maka dari itu
peneliti merancang skala yang diawali dengan kajian teori yang telah
diuraikan pada bab II dan kemudian peneliti juga membuatblue-print skala
kecemasan dan instrumen validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.1.2.1 Penyusunan Blue-print Skala kecemasan Aspek Kognitif
Dalam penyusunan blue-print, perumusan indikator kecemasan yang
operasional dan jelas adalah sangat penting sebagai acuan utama bagi penulis
aitem dalam pernyataan pada skala kecemasan. Aitem yang ditulis berdasar
indikator yang jelas akan menjadi aitem yang selaras fungsinya dengan tujuan
pengukuran yang dikehendaki dan akan memiliki daya pembeda yang
tinggi.Dimensi atau aspek kecemasan harus menggambarkan atribut yang
diukur sebagaimana dikehendaki oleh teori yang mendasarinya. Rumusan
dimensi tidak boleh keluar dari lingkup teorinya, dan setiap aspek harus
terwakili oleh aitem-aitem dalam skala agar objek ukur tersebut tetap utuh.
Dengan demikian, aitem-aitem dalam skala mendukung validasi isi skala
yang bersangkutan. Menurut Nevid (2003:164) kecemasan dapat dilihat dari
tiga aspek yaitu aspek fisik, aspek behavioral, dan aspek kognitif. Setiap
aspek memiliki indikator kecemasan masing-masing. Indikator-indikator
kecemasan dalam setiap aspek dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Indikator-indikator Kecemasan menurut Nevid
No Aspek Indikator-indikator
1 Fisik Kegelisahan, kegugupan Tangan atau anggota tubuh yang
bergetar atau gemetaran
Sensasi dari pita ketat yang mengikat
di sekitar dahi
Kekecangan pada pori-pori kulit
perut atau dada
Banyak berkeringat Sulit berbicara
Sulit bernafas Pusing
Sering buang air kecil Diare
Mudah marah
2 Behavioral Perlaku menghindar Perilaku melekat
Perlaku terguncang
3 Kognitif Khawatir tentang sesuatu Perasaan terganggu akan
ketakutan
Terpaku pada sensasi ketubuhan Ketakutan akan kehilangan
Khawatir akan ditinggal sendirian Sulit berkonsentrasi
Berpikir tentang hal mengganggu
yang sama secara berulang-ulang
Berpikir bahwa harus kabur dari
keramaian
Pikiran terasa bercampur aduk atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kebingungan
Khawatir tentang sesuatu
Terpaku pada sensasi ketubuhan
Merasa terancam oleh orang atau
peristiwa yang normalnya hanya
sedikit atau tidak mendapat perhatian
Ketakutan akan ketidakmampuan
untuk mengatasi masalah
Dari tabel diatas dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antara
aspek dan indikator yang mengacu kepada atribut yang akan diuji dalam
perancangan skala. Peneliti tidak menggunakan semua indikator yang ada
dalam penyusunan produk skala kecemasan aspek kognitif. Peneliti memilih
indikator yang sesuai dengan karakteristik siswa yang akan diukur dan yang
mendukung pada aspek kognitif pada siswa. Setelah peneliti menentukan
indikator kecemasan selanjutnya akan disusun menjadi sebuah blue-print
penyusunan skala kecemasan aspek kognitif siswa kelas V sekolah dasar.
Blue-print penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V
sekolah dasar dapat dilihat pada tabel 3.3. blue-print yang telah dibuat oleh
peneliti telah mendapatkan kritik dan saran bahwa jumlah aitem favorabel
dan unfavorabel dibuat kurang lebih sama banyak pada masing-masing
indikator. Yang dimaksud dengan favorabel yaitu konsep kecemasan yang
sesuai atau mendukung atribut yang akan diukur, sedangkan unfavorabel
yaitu yang isinya bertentangan atau tidak mendukung ciri kecemasan yang
dikehendaki oleh indikator kecemasanya. Berdasarkan saran tersebut maka
peneliti memperbaiki blue-print penyusunan skala kecemasan aspek fisik
untuk siswa kelas V sekolah dasar yang dapat dilihat pada tabel 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.4 Perbaikan blue-print penyusunan skala kecemasan aspek
kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar
No Indikator
Kecemasan
Nomor Butir Pertanyaan Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
Fisik
1 Kegugupan 3 2 2
27%
2 Anggota tubuh
gemetaran dan
kaku
1 - 1
3 Jantung berdebar
dengan kencang
8,11 - 2
4 Gelisah 25 10 2
5 Gangguan tidur 14,21 - 2
6 Banyak
berkeringat
16 - 1
7 Gangguan
pencernaan
19,22 - 2
Behavior
8 Perilaku
menghindar
6,5 7,44,45 5
15,5% 9 Firasat buruk 12 - 1
10 Perilaku
terguncang
18 - 1
Kognitif
11 Sulit
berkonsentrasi
atau menfokuskan
pikiran
26,23,4 27,28,29 6
57,5%
12 Ketakutan akan
ketidakmampuan
mengatasi
masalah
15,24,32,38
,39,40,43
34,30,31,20 11
13 Khawatir tentang
sesuatu
33 - 1
14 Merasa terancam
oleh orang atau
peristiwa yang
normalnya hanya
sedikit atau tidak
mendapat
perhatian
35 - 1
15 Pikiran terasa
bercampur aduk
atau kebingungan
36,41 37 3
16 Khawatir akan
ditinggal sendirian
- 42 1
17 Perasaan
terganggu akan
ketakutan
9 13 2
18 Merasa terancam
oleh orang atau
peristiwa yang
normalnya hanya
17 - 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sedikit atau tidak
mendapat
perhatian
Jumlah 30 15 45 100%
Blue-print juga disusun dalam bentuk kalimat pernyataan yang dapat
dilihat pada tabel 3.4. Hasil perbaikan blue-print yang disusun dalam bentuk
kalimat pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbaikan Blue-print Pernyataan Skala Kecemasan Aspek
Kognitif dalam Bentuk Kalimat Pernyataan
No Indikator
Kecemasan
Nomor Butir Pernyataan
Favorable Unfavorable
Fisik
1 Kegugupan Ketika menjawab pertanyaan
guru, pembicaraan saya
menjadi berloncat-loncat saat
semua perhatian tertuju kearah
saya
Saya dapat mengendalikan rasa
takut saat memulai pelajaran
matematika.
2 Anggota tubuh
gemetaran dan kaku
Saya gemetaran saat
mengikuti pelajaran
matematika.
-
3 Jantung berdebar
dengan kencang
Jantung saya berdebar dengan
keras saat ditunjuk untuk
mengerjakan soal dipapan
tulis.
-
Jantung saya akan berdetak
begitu cepat saat ujian
matematika.
4 Gelisah Saya merasa cemas saat
mengikuti pelajaran
matematika.
Saya merasa tenang saat
mengikuti pelajaran matematika.
5 Gangguan tidur Saya tidak bisa tidur nyenyak
saat menjelang ujian
matematika.
-
Saya sering mimpi buruk saat
menjelang ujian matematika.
6 Banyak berkeringat Saya mudah berkeringat saat
pelajaran matematika.
-
7 Gangguan pencernaan Saya tidak bisa menahan
buang air kecil saat menjelang
pelajaran matematika.
-
Saya merasa mulas ketika
mengikuti ujian matematika.
Behavior
8 Perilaku menghindar Saya malu ketika teman-teman
saya membicarakan hasil
ulangan matematika.
Saya berani maju kedepan kelas
untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Saya merasa tidak percaya diri
ketika menjawab soal dipapan
tulis.
Saya senang mengikuti
pelajaran matematika meskipun
nilai saya jelek.
Saya ingin duduk di kursi paling
depan saat pelajaran
matematika.
9 Firasat buruk Saya memiliki perasaan tidak
nyaman saat mengikuti
pelajaran matematika.
-
10 Perilaku terguncang Saya merasa sedih saat
mengikuti pelajaran ujian
matematika.
-
Kognitif
11 Sulit berkonsentrasi
atau menfokuskan
pikiran
Saya merasa daya ingat
menurun saat mengikuti
pelajaran matematika.
Saya dapat menjawab
pertanyaan guru dengan baik
ketika di depan kelas, walaupun
semua teman saya melihat ke
arah saya.
Saya sering lupa secara tiba-
tiba ketika diminta untuk
menjawab pertanyaan dari
guru didepan kelas.
Saya dapat berkonsentrasi ketika
mengerjakan soal matematika
walaupun teman-teman saya
ribut.
Saya sulit berkonsentrasi saat
pelajaran matematika.
Saya mudah mengingat materi
yang sudah diajarkan dan dapat
mengerjakan soal tanpa melihat
catatan.
12 Ketakutan akan
ketidakmampuan
mengatasi masalah
Saya merasa tidak percaya diri
ketika menunjukkan hasil
pekerjaan saya kepada teman-
teman saya.
Saya yakin dapat menyelesaikan
semua soal-soal yang diberikan
oleh guru dengan baik.
Saya takut dimarahi guru jika
jawaban saya salah.
Saya berani bertanya kepada
guru jika mengalami kesulitan
dalam memahami materi.
Saya takut di marahi jika
mendapat nilai jelek.
Saya merasa percaya diri ketika
membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal matematika.
Saya tidak pernah
menyelesaikan soal yang
menurut saya itu sulit untuk
dikerjakan.
Saya merasa senang, jika teman-
teman saya membantu ketika
saya kesulitan dalam memahami
materi pelajaran matematika
Saya merasa takut jika guru
memperhatikan saya saat
mengerjakan soal matematika.
Ketika berdiskusi dalam
kelompok, lebih baik saya
mengatakan “setuju” dari pada
harus banyak bicara
Ketika tugas kelompok, saya
lebih suka ditugaskan menjadi
penulis daripada menjadi
ketua kelompok dalam
diskusi.
13 Khawatir tentang
sesuatu
Saya khawatir mendapat nilai
jelek dalam mengerjakan soal-
soal yang diberikan guru.
-
14 Merasa terancam oleh Saya takut diejek oleh teman- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
orang atau peristiwa
yang normalnya hanya
sedikit atau tidak
mendapat perhatian
teman ketika saya
mendapatkan nilai jelek ketika
ulangan harian.
15 Pikiran terasa
bercampur aduk atau
kebingungan
Saya merasa tidak mampu
dalam menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru.
Saya berusaha menyelesaikan
soal-soal yang diberikan guru
meskipun sulit.
Saya sering mencontek hasil
kerja teman.
16 Khawatir akan
ditinggal sendirian
- Saya mengerjakan soal
matematika sendiri tanpa
bantuan teman.
17 Perasaan terganggu
akan ketakutan
Saya merasa tertekan ketika
menjawab pertanyaan dari
guru
Saya merasa santai dan rileks
dalam mengutaran jawaban saya
ketika ditunjuk oleh guru
18 Merasa terancam oleh
orang atau peristiwa
yang normalnya hanya
sedikit atau tidak
mendapat perhatian
Lebih baik saya tidak datang
belajar kelompok toh teman-
teman saya tidak
mendengarkan pendapat saya
-
Blue-print yang telah diperbaiki oleh peneliti, akan menjadi pedoman
dalam penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V
sekolah dasar. Penyusunan produk skala kecemasan akan dijelaskan lebih
lanjut pada subbab berikutnya.
4.1.2.2 Penyusunan Istrumen Validasi Produk
Produk yang telah disusun oleh peneliti selanjutnya akan divalidasi
oleh para ahli. Sebelum Validasi dilakukan oleh ahli psikologi, ahli bahasa,
dan guru kelas V. Validasi dilakukan untuk mengetahui kualitas dari produk
yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti melakukan revisi pada instrumen
validasi produk karena para ahli memberikan komentar. Instrumen validasi
yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.6. Selanjutnya peneliti
mengkaji hasil validasi untuk melihat kualitas dari produk yang telah
disusun. Hasil validasi dapat dilihat pada tahap pengembangan bentuk awal
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Pada tahap pengembangan bentuk awal produk, peneliti membuat
skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar
berdasarkan desain yang telah dirancang. Berikut akan dijabarkan mengenai
pengembangan bentuk awal produk yang berkaitan dengan sampul buku, isi
buku, dan validasi dari para ahli.
4.1.3.1 Sampul Buku Skala Psikologi
Dalam penyusunan skala psikologi sampul merupakan bagian yang
terpenting. Tampilan sampul yang menarik akan membuat siswa merasa
senang untuk membaca bagian isi dalam skala. Hal tersebutlah yang membuat
peneliti membuat sampul buku semenarik mungkin. Sampul buku disusun
dengan menggunakan aplikasi Corel Draw, dan peneliti juga memilih gambar
sampul yang full colour untuk menarik daya tarik siswa untuk membaca.
Gambar sampul buku dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Sampul Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Peneliti memilih warna latar putih karena warna gambar sudah full
colour sehingga dapat mengimbangi warna gambar. Selain itu makna dari
warna putih adalah bersih, ringan, kebebasan, dan suci. Pemilihan warna ini
bertujuan agar siswa merasa bebas dalam mengerjakan setiap aitem
pernyataan pada skala kecemasan aspek kognitif yang telah disusun oleh
peneliti.
Terdapat gambar sebuah pohon dan dikelilingi angka-angka dan
beberapa anak sedang melakukan aktivitas disekolah. Hal ini menggambarkan
aspek kognitif yang akan diukur sedangkan angka-angka menunjukan aspek
kognitif pada pelajaran matematika yang akan diukur kecemasan pada
peneliti. Selain itu pemilihan gambar yang ringan dan menyenangkan akan
membawa perasaan bahagia pada siswa yang mengisi skala kecemasan.
Sampul buku pada skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti
berjudul ”SKALA PSIKOLOGI SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR”dengan tujuan agar siswa tidak mengetahui arah atau tujuan akhir
dari pengisian skala. Jika siswa mengetahui dengan jelas maka siswa akan
merasa tidak nyaman dalam mengisi skala tersebut. Judul ditulis
menggunakan jenis huruf Impact ukuran 40pt. Jenis huruf tersebut dipilih
oleh peneliti karena dapat memperjelas penulisan dari judul dan mudah untuk
dibaca oleh siswa. Penulisan judul diletakkan dibagian atas tengah sampul
dengan spasi 2 mm. Sampul buku dicetak dengan menggunakan kertas ivory
230.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.1.3.2 Isi Buku Skala Psikologi
Langkah selanjutnya, peneliti kemudian menyusun bagian isi dari
booklet skala kecemasan. Isi buku terdiri dari lembar permohonan, petunjuk
pengisian skala dan skala kecemasan. Penulisan isi skala kecemasan
menggunakan jenis hurufArial Unicode MSdan ukuran 14pt sehingga siswa
mudah untuk membaca dan mengerjakan. Isi buku dicetak menggunakan
kertas HVS 80 gram.
Pada lembar permohonan berisi tentang salam pembuka, permohonan
dari peneliti untuk meminta bantuan dari siswa dalam mengisi skala
kecemasan, serta menerangkan bahwa hasil jawaban siswa pada pengisian
skala tidak mempengaruhi nilai siswa, dan yang terakhir adalah ucapan terima
kasih dari peneliti. Lembar permohonan pengisian skala dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2 Lembar Permohonan Pengisian Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada lembar selanjutnya, peneliti menyusun petunjuk pengisian skala.
Petunjuk pengisian skala ini dibuat dengan jelas tapi cukup ringkas, langsung
menunjuk kepada cara memberikan jawaban. Hal ini bertujuan agar siswa
mengetahui cara-cara pengisian dari skala kecemasan. Peneliti juga
menggunakan jenis huruf Arial Unicode MSdengan ukuran 14pt. Petunjuk
pengisian skala dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Petunjuk Pengisian
Selanjutnya peneliti menyusun skala kecemasan aspek kognitif
sebanyak 45 butir pernyataan. Dalam setiap aitem pernyataan dikembangkan
dari indikator kecemasan yang telah disusun oleh peneliti. Dalam penyusunan
aitem skala kecemasan, peneliti menggunakan kalimat sederhana dan kalimat
anak-anak sehingga tidak menyulitkan siswa dalam memahami maksud dari
setiap aitem. Dan siswa tidak akan salah paham dan akibatnya tentu saja
jawaban yang siswa berikan tidak akan memberikan gambaran yang benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengenai dirinya. Sedangkan kalimat yang sulit dipahami oleh siswa dapat
mengurangi minat dan kesungguhan siswa dalam menjawab.
Setiap butir pernyataan berpedoman pada indikator kecemasan yang
dapat dilihat pada Blue-print penyusunan skala kecemasan aspek kognitif
yang dapat dilihatpada tabel 4.4 dan 4.5. Peneliti dalam menyusun aitem
skala kecemasan menggunakan jens huruf Arial Unicode MSdengan ukuran
14pt. Lembar penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas
V sekolah dasar dapat dilihat pada gambar 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.4 Lembar Skala Kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4.1.3.3 Hasil Validasi oleh Para Ahli
Peneliti melakukan validasi produk untuk menilai kelayakan produk
skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar yang telah
dibuat. Validasi produk ini dilakukan oleh empat validator, yaitu 2 ahli
psikologi, 1 ahli bahasa, dan 1 guru kelas V. Hasil validasi dari para ahli
kemudian dianalisis oleh penelti untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
melakukan perbaikan produk. Berikut adalah hasil validasi produk oleh para
ahli.
1) Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi
Produk skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah
dasar divalidasi terlebih dahulu oleh dua validator psikologi, yaitu ahli
psikologi 1 dan ahli psikologi 2. Setiap validator ahli psikologi memberikan
penilaian, kritik, dan saran untuk peneliti dalam penyusunan skala
kecemasan. Berikut ini adalah hasil validasi produk skala kecemasan aspek
kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar oleh para ahli psikologi yang
dapat dilihat melalui tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikologi 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 41 3,72
Psikologi 2 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 32 2,9
Rerata 36,5 3,31
Berdasarkan hasil validasi oleh ahli psikologi pada tabel 4.6 tersebut,
didapatkan rerata skor sebesar 3,31. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
halaman 54, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 3,25 sehingga termasuk
dalam katergori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa produk skala
kecemasan sudah valid dan layak untuk digunakan. Selain itu juga ahli
psikologi memberikan komentar masukan untuk peneliti terhadap skala
kecemasan yang dibuat. Peneliti menggunakan komentar tersebut sebagai
pertimbangan dalam melakukan perbaikan pada skala kecemasan.Berikut ini
adalah rekapitulasi catatan dan komentar yang diberikan oleh ahli psikologi
yang dapat dilhat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Catatan dan Komentar Umum oleh Ahli
Psikologi
Ahli No.
Item Catatan/komentar Tindak lanjut
Psikologi 1 - - -
Psikologi 2
6
Ada yang perlu diperbaiki, lihat
skala
Peneliti memperbaiki
penulisan pada aitem skala
sehingga lebih sesuai dengan
tingkat pemahaman siswa
7
Ada yang perlu diperbaiki, lihat
skala
Meneliti kembali dan
memperbaiki penggunaan
kata pada setiap aitem
pernyataan yang belum
mengandung makna tunggal
Komentar
umum
dan dan
saran
perbaikan
Perbaiki sesuai saran Peneliti memperbaiki sesuai
saran yang telah diberikan
oleh validator ahli psikologi
Berdasarkan catatan dan komentar umum dari ahli psikologi 2,
peneliti melakukan perbaikan pada aitem-aitem yang memiliki catatan
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa
Pada penelitian ini juga produk divaldasi oleh ahli bahasa. Instrumen
yang digunakan oleh ahli bahasa sama dengan instrumen validasi yang
digunakan oleh ahli psikologi. Hasil validasi dari ahli bahasa kemudian
dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan dari produk yang telah
disusun oleh peneliti. Hasil validasi dari ahli bahasa dapat dilihat pada tabel
4.8.
Tabel 4.8 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahasa 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 36 3,27
Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli bahasa pada tabel 4.9
tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,27. Jika dibandingkan dengan tabel
3.10 halaman 54, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 3,25 sehingga
termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa produk
sudah valid dan layak untuk digunakan. Selain itu, ahli bahasa juga
memberikan komentar terhadap produk skala kecemasan yang dibuat. Peneliti
menggunakan komentar tersebut sebagai pertimbangan dalam melakukan
perbaikan produk skala kecemasan. Berikut ini adalah rekapitulasi komentar
validasi produk skala kecemasan oleh ahli yang dapat dilihat melalui tabel
4.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.9 Rekapitulasi Catatan dan Komentar Umum oleh Ahli Bahasa
Ahli No.
Item Catatan/komentar Tindak lanjut
Bahasa
2
- Perhatikan penulisan kata
depan “di” dipisah/sambung
- Format penulisan petunjuk
dirapikan lagi
Peneliti memperbaiki
penulisan kata yang belum
tepat pada lembar pengerjaan
5
Gunakan huruf Arial agar lebih
luwes
Peneliti mengikuti saran dari
validator untuk mengganti
jenis huruf sehingga terlihat
lebih luwes
Komentar
umum
dan dan
saran
perbaikan
Perhatikan jenis huruf pilih
jenis huruf yang lebih luwes
Peneliti memperbaiki jenis
huruf sesuai saran validator
Berdasarkan komentar dari para ahli pada tabel 4.9 tersebut, peneliti
memutuskan untuk melakukan perbaikan pada produk skala kecemasan
sesuai dengan saran ahli bahasa.
3) Hasil Validasi oleh Guru Kelas V
Selanjutnya, peneliti juga memberikan lembar validasi kepada guru
kelas V. Hal ini bertujuan agar guru dapat menilai kualitas produk sebelum
diberikan kepada siswa kelas V yang nantinya produk skala kecemasan ini
juga akan digunakan oleh guru untuk membantu mengetahui tingkat
kecemasan dari siswa kelas V sekolah dasar. Hasil validasi oleg guru kelas V
dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Hasil Validasi oleh Guru Kelas V
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru Kelas V 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 37 3,36
Dari hasil validasi oleh guru kelas pada tabel 4.11 tersebut, didapatkan
rerata skor sebesar 3,36. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 54,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
rerata tersebut memiliki skor lebih dari 3,25 sehngga termasuk dalam
katergori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa produk skala kecemasan
sudah valid dan layak untuk digunakan. Selain itu juga guru kelas V
memberikan komentar masukan untuk peneliti terhadap skala kecemasan
yang dibuat. Peneliti menggunakan komentar tersebut sebagai pertimbangan
dalam melakukan perbaikan pada skala kecemasan. Berikut ini adalah
rekapitulasi komentar validasi produk skala kecemasan oleh ahli yang dapat
dilihat melalui tabel 4.11.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Catatan dan Komentar Umum oleh Guru Kelas V
Ahli No.
Item Catatan/komentar Tindak lanjut
Guru Kelas V - - -
Komentar
umum
dan dan
saran
perbaikan
Secara keseluruhan sudah
bagus, sesuai dengan blue-print
dan indikator kecemasan, hanya
ada beberapa aitem yang hampir
sama isinya. Tetapi hal tersebut
justru menjadi poin lebih untuk
menilai konsistensi jawaban
subjek peneliti. Sedangankan
favorabel dan unfavorabel
mohon diperbaiki kembali,
disesuaikan dengan aitem dan
konsep blue-print
Peneliti memeriksa kembali
dan memperbaiki aitem yang
belum hampir memiliki
makna yang sama. dan
peneliti mengecek kembali
kesesuaian aitem pernyataan
dengan konsep blue-print dan
memperhatikan favorabel dan
unfavorabel.
Berdasarkan komentar dan saran yang telah diberikan oleh para ahli,
peneliti membuat perbaikan sesuai dengan saran yang telah para ahli berikan
kepada peneliti untuk membuat produk skala kecemasan menjadi lebih baik
lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4) Rekapitulasi Hasil Validasi
Dari hasil validasi yang telah diberikan oleh para ahli, langkah peneliti
merekapitulasi hasil validasi dari para ahli. Hasil validasi rekapitulasi dari
keempat ahli tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Validasi
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikologi 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 41 3,72
Psikologi 2 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 32 2,9
Bahasa 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 36 3,27
Guru Kelas V 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 37 3,36
Rerata 146 3,65
Berdasarkan hasil validasi dari para ahli terhadap produk skala
kecemasan pada tabel 4.12 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,65 yang
menunjukkan bahwa rerata skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti
mendapat skor lebih dari 3,25 sehingga termasuk kedalam kategorisangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa produk skala kecemasan sudah valid dan
layak untuk digunakan. Peneliti mendapat catatan untuk memperbaiki produk
skala kecemasan dari para ahli psikologi yang dapat dilihat pada tabel 4.6,
serta ahli bahasa yang dapat dilihat pada tabel 4.8, dan guru kelas V yang
dapat dilihat pada tabel 4.10. Berdasarkan komentar dan saran dari para ahli ,
peneliti melakukan perbaikan pada produk skala kecemasan. Berikut hasil
revisi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.13Hasil Revisi Skala Kecemasan
No. Item Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
2
Perhatikan penulisan kata depan
“di” dipisah/sambung.
Peneliti memperbaiki penulisan
kata depan yang belum tepat
pada lembar pengerjaan.
Format penulisan petunjuk
dirapikan lagi.
Peneliti memperbaiki format
penulisan petunjuk sehingga
tampil lebih rapi.
5 Gunakan huruf Arial agar lebih
luwes.
Peneliti mengganti jenis huruf
dari Times New Roman menjadi
Arial Uicode MS.
6 Ada yang perlu diperbaiki lihat
skala.
Peneliti memperbaiki pernyataan
pada setiap aitem yang ditandai
jka terdapat kesalahan.
7 Penggunaan kata pada setiap
pernyataan mengandung makna
tunggal.
Peneliti memeriksa kembali
pernyataan yang masih memiliki
makna yang belum tunggal.
Komentar umum
dan saran
perbaikan
Perbaikan sesuai saran Peneliti memperbaiki semua
aitem pernyataan sesuai saran
yang sudah diberikan
Perhatikan jenis huruf pilih jenis
huruf yang lebih luwes
Peneliti mengganti jenis huruf
sesuai saran dari ahli bahasa
Secara keseluruhan sudah bagus,
sesuai dengan blue-print dan
indikator kecemasan, hanya ada
beberapa aitem yang hampir sama
isinya. Tetapi hal tersebut justru
menjadi poin lebih untuk menilai
konsistensi jawaban subjek peneliti.
Sedangankan favorabel dan
unfavorabel mohon diperbaiki
kembali, disesuaikan dengan aitem
dan konsep blue-print
Peneliti memeriksa kembali dan
memperbaiki aitem yang belum
hampir memiliki makna yang
sama. dan peneliti mengecek
kembali kesesuaian aitem
pernyataan dengan konsep blue-
print dan memperhatikan
favorabel dan unfavorabel.
Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan komentar yang diberikan
oleh pada ahli. Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan tabel 4.13 pada
item 2 dapat dilihat pada tabel 4.14. Perbaikan ini pada bagian kata depan
“di” dan format penulisan petunjuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.14 Perbaikan Pernyataan Sesuai Indikator
No
Pernyataan
Indikator Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
6 Perilaku menghindar Saya tidak percaya diri
ketika menjawab soal
dipapan tulis
Saya tidak percaya diri
ketika menjawab soal di
papan tulis
8 Jantung berdebar
dengan kencang
Jantung saya berdedar
dengan keras saat
ditunjuk untuk
mengerjakan soal
dipapan tulis
Jantung saya berdedar
dengan keras saat di
tunjuk untuk mengerjakan
soal di papan tulis
- Petunjuk Pengisian Kolom identitas diisi
secara lengkap sesuai
dengan diri kalian
masing-masing
Kolom identitas di isi
secara lengkap sesuai
dengan diri kalian masing-
masing
Jawaban diatas
mencerminkan bahwa
pernyataan sesuai
dengan kondisi kalian
Jawaban di atas
mencerminkan bahwa
pernyataan sesuai dengan
kondisi kalian
Sedangkan perbaikan pada format penulisan pada lembar petunjuk
pengisian dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Perbaikan Format penulisan pada lembar petunjuk
pengisian
Perbaikan sesuai dengan saran yang sesuai dengan lembar validasi
pada item 5 pada tabel 4.13 dapat dilihat pada gambar 4.6. Perbaikan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dilakukan pada jenis huruf yang digunakan pada lembar skala kecemasan
aspek kognitif.
Gambar 4.6 Perbaikan jenis huruf pada lembar skala kecemasan aspek
kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Selanjutnya perbaikan sesuai dengan saran yang sesuai dengan lembar
validasi pada item 6 pada tabel 4.13 dapat dilihat pada tabel 4.15. Perbaikan
ini dilakukan pada penulisan pernyataan yang rinci sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa pada lembar skala kecemasan aspek kognitif.
Tabel 4.15 Perbaikan pada penulisan pernyataan yang lebih rinci dan
sesuai pemahaman siswa
No
Pernyataan
Indikator Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
26 Sulit berkonsentrasi
atau menfokuskan
pikiran
Saya sering lupa secara
tiba-tiba ketika diminta
untuk maju kedepan
kelas dan menjawab
pertanyaan dari guru
Saya sering lupa secara
tiba-tiba ketika diminta
untuk menjawab
pertanyaan dari guru
didepan kelas.
9 Pucat Saya pucat saat
pelajaran matematika
Saya merasa tertekan
ketika menjawab
pertanyaan dari guru
12 Firasat buruk Saya memiliki firasat
buruk saat mengikuti
pelajaran matematika
Saya memiliki perasaan
tidak nyaman saat
mengikuti pelajaran
matematika
13 Anggota tubuh
gemetaran dan kaku
Saya akan kaku saat
mengikuti pelajaran
matematika
Saya merasa santai dan
rileks dalam
mengutarakan jawaban
saya ketika ditunjuk oleh
guru
15 Gangguan tidur Saya selalu mimpi
indah menjelang ujian
matematika
Ketika berdiskusi dalam
kelompok, lebih baik saya
mengatakan “setuju” dari
pada harus banyak bicara
19 Gangguan
pencernaan
Saya tidak bisa
menahan air kencing
saat menjelang
pelajaran matematika.
Saya tidak bisa menahan
buang air kecil saat
menjelang pelajaran
matematika.
Selanjutnya perbaikan sesuai dengan saran yang sesuai dengan lembar
validasi pada item 7 pada tabel 4.13 dapat dilihat pada tabel 4.16. Perbaikan
ini dilakukan pada penggunaan kata yang tidak mengandung makna tunggal
pada lembar skala kecemasan aspek kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.16 Perbaikan pada penggunaan kata yang tidak mengandung
makna tunggal
No
Pernyataan
Indikator Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
17 Jantung berdebar
dengan kencang
Saya berdebar-debar
saat ujian matematika
Lebih baik saya tidak
datang belajar kelompok
toh teman-teman saya
tidak mendengarkan
pendapat saya
20 Gangguan
pencernaan
Saya merasa melilit
saat mengikuti ujian
matematika
Saya merasa senang, jika
teman-teman saya
membantu ketika saya
kesulitan dalam
memahami materi
pelajaran matematika
24 Gelisah Saya akan tegang saat
mengikuti pelajaran
matematika
Ketika tugas kelompok,
saya lebih suka ditugaskan
menjadi penulis dari pada
menjadi ketua kelompok
dalam diskusi.
Produk skala kecemasan aspek kognitif yang telah diperbaiki oleh
peneliti kemudian dicetak dan digunakan dalam uji coba lapangan persiapan.
4.1.4 Uji Coba Lapangan Persiapan
Uji coba lapangan persiapan dilakukan terhadap 10 siswa kelas V
SDN Deresan. Kesepuluh siswa tersebut dipilih oleh peneliti berdasarkan
rekomendasi dari guru kelas. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 13 April
2018 pada pukul 09.00-10.00 WIB. Tempat untuk melaksanakan uji coba
lapangan persiapan ini di ruangan Lab IPA, supaya tidak mengganggu
pembelajaran didalam kelas.
Kesepuluh siswa yang sudah dipilih oleh peneliti kemudian diajak
untuk masuk keruangan Lab IPA, setelah siswa sudah duduk rapi didalam
Lab IPA lalu peneliti membagikan booklet skala kecemasan kepada
kesepuluh siswa tersebut. Sebelum siswa mengisi skala kecemasan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dibagi, peneliti memberikan arahan kepada siswa mengenai petunjuk cara
pengisian skala kecemasan. Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa
untuk memastikan jika siswa sudah paham mengenai petunjuk cara pengisian
skala kecemasan. Serta peneliti memberi pengarahan bahwa nilai dari hasil
skala kecemasan yang telah siswa isi tidak akan berdampak kepada nilai
pelajaran siswa.
Sebelum siswa mengisi skala kecemasan, siswa diajak untuk mengisi
data identitas siswa terlebih dahulu. Setelah itu peneliti mempersilakan siswa
untuk mengisi skala kecemasan yang telah dibagikan. Selama proses
pengisian skala kecemasan ada beberapa siswa yang masih kurang paham
terhadap istilah-istilah yang dianggap mereka itu kata-kata baru. Maka dari
itu peneliti selalu mengawasi setiap pekerjaan siswa sehingga mereka dapat
mengerjakan dengan benar dan sesuai dengan kondisi siswa. Setelah selesai,
peneliti kemudian menganalisis dan menghitung hasil jawaban siswa. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Analisis Jawaban Siswa
Nama Skor Total Tingkat Kecemasan
MRY 107 Kecemasan sedang
AHS 86 Kecemasan ringan
HBY 129 Kecemasan berat
NRH 79 Kecemasan ringan
ORP 84 Kecemasan ringan
EDA 100 Kecemasan sedang
HAM 93 Kecemasan ringan
MFNP 79 Kecemasan ringan
AM 86 Kecemasan ringan
RHP 92 Kecemasan ringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari tabel 4.17 peneliti mengetahui bahwa terdapat 7 siswa yang
berada dalam kategori kecemasan ringan, sedangkan siswa yang berada
dalam kategori kecemasan sedang ada 2 siswa, dan 1 siswa yang berada
dalam kategori kecemasan berat.
Setelah siswa mengisi skala kecemasan, peneliti juga membagikan
kuesioner tanggapan mengenai produk buku skala kecemasan aspek fisik
untuk siswa kelas V sekolah dasar.
4.1.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan
Pada tahap ini, peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil analisis
kuesioner pada tanggapan siswa mengenai produk booklet skala kecemasan
aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar. Berikut ini adalah
tanggapan siswa mengenai booklet skala kecemasan aspek kognitif untuk
siswa kelas V sekolah dasar yang dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Tanggapan mengenai Produk Skala Kecemasan oleh Siswa
Siswa No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5
MRY 4 3 4 3 3 17 3,4
AHS 3 3 4 4 3 17 3,4
HBY 4 3 3 3 3 16 3,2
NRH 3 4 3 4 3 17 3,4
ORP 4 4 4 4 3 19 3,8
EDA 3 4 4 3 4 18 3,6
HAM 4 3 4 3 4 18 3,6
MFNP 4 4 4 4 3 19 3,8
AM 4 3 4 3 3 17 3,4
RHP 3 3 3 4 4 17 3,4
Rerata 17,5 3,5
Berdasarkan hasil tanggapan mengenai produk skala kecemasan aspek
kognitif oleh siswa melalui tabel 4.18 didapatkan hasil rerata skor sebesar 3,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 pada halaman 54, yang menunjukkan
bahwa rerata skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti mendapat skor
lebih dari 3,25 sehingga termasuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa produk skala kecemasan sudah valid dan layak untuk
digunakan. Lembar hasil tanggapan mengenai produk skala kecemasan aspek
kognitif oleh siswa dapat dilihat melalui lampiran.
4.2 Pembahasan
Pada subbab ini membahas tentang prosedur dan kualitas penyusunan
skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar.
4.2.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif untuk
Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Prosedur dalam penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk
siswa kelas V sekolah dasar terdiri dari lima tahap yaitu penelitian dan
pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk,
uji coba lapangan persiapan, revisi dan laporan hasil pengembangan. Tahap
pertama pada penelitian dan pengumpulan informasi, pada tahap ini peneliti
melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara serta
menganalisis kebutuhan guru dan siswa. Berdasarkan hasil identifikasi
masalah melalui observasi dan wawancara diketahui bahwa terdapat 10 siswa
yang mengalami kecemasan. Durand & Barlow (2006:158) menyebutkan
bahwa kecemasan adalah suasana perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-
gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa
depan. Ketika wawancara guru juga menjelaskan bahwa kesepuluh siswa ini
mudah khawatir dan sering mengeluh dalam memahami pelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
sehingga membuat siswa terlambat dalam proses pembelajaran. Nevid (2005
:164) berpendapat bahwa aspek kecemasan terdiri aspek fisik (sulit bernapas,
jantung berdebar keras, gangguan pencernaan, gangguan tidur dan ekspresi
wajah), Aspek behavioral (menghindar, melekat dan dependen, terguncang),
Aspek Kognitif (sulit berkonsentrasi, khawatir akan sesuatu, merasa
terancam, dan ketakutan akan ketidakmampuan mengahadapi masalah). Dari
ketiga aspek tersebut, 10 siswa ini tidak mengalami ketiga aspek kecemasan
sekaligus, tetapi hanya beberapa aspek dari indikator-indikator yang ada pada
aspek tertentu. Berdasarkan observasi, peneliti mengamati beberapa siswa
hanya membolak balik buku catatan dan buku paket saat guru meminta siswa
mengerjakan soal, dan menolak untuk mengerjakan soal di papan tulis dengan
alasan belum selesai mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Pada saat
wawancara juga guru menyatakan bahwa guru sangat memerlukan sebuah
alat untuk membantu guru dalam memahami tingkat kecemasan siswa.
Tahap kedua yaitu perencanaan, pada tahap ini peneliti menyusun
blue-print skala kecemasan dalam bentuk angka dan kalimat. Penyusunan
blue-print dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4. Blue-print yang telah disusun
oleh peneliti berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa yang didapat dari
wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan. Pada penelitian ini
peneliti memakai jenis skala Likert model empat pilihan jawaban. Alasan
peneliti memilih model empat jawaban agar menghindari jawaban tengah
yaitu jawaban netral. Penelti mendapatkan saran dari guru dan dosen
pembimbing bahwa komponen indikator pada fisik terlalu dominan sehingga
tidak akan nampak pada aspek kognitifnya yang akan diukur. Azwar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(2012:31) berpendapat satu aspek dapat lebih berperan dan kontribusinya juga
lebih menentukan dibanding aspek lainnya. Oleh karenanya aspek yang lebih
penting harus mendapat bobot yang lebih besar atau memperoleh porsi yang
lebih banyak dari keseluruhan jumlah aitem.Berdasarkan saran tersebut maka
peneliti memperbaiki blue-print penyusunan skala kecemasan aspek kognitif
untuk siswa kelas V sekolah dasar yang dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.
selanjutnya peneliti menyusun lembar validasi yang akan digunakan untuk
menilai kelayakan produk skala oleh para ahli.
Tahap ketiga yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan bentuk
awal produk, pada tahap ini peneliti merancang desain produk skala
kecemasan aspek kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar. Azwar
(2012:97) hal ini sangatlah penting dikarenakan tampilan skala yang menarik
akan membangkitkan minat responden dan mendorong responden untuk
menyikapinya dengan kesungguhan hati. Setelah peneliti merancang desain
skala selanjutnya peneliti mencetak menjadi sebuah buku yang akan di isi
oleh siswa. Sebelum disebarkan kepada siswa produk tersebut akan divalidasi
oleh keempat validator, yaitu 2 ahli psikologi, 1 ahli bahasa, dan 1 guru kelas
V. Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan oleh keempat ahli, peneliti
mendapatkan kritik dan saran untuk melakukan perbaikan pada produk skala.
Perbaikan yang dilakukan oleh para ahli dapat dilihat pada tabel 4.13.
Menurut hasil validasi yang dilakukan oleh keempat validator yaitu ahli
psikologi 1 memperoleh rerata 3,72, ahli psikologi 2 memperoleh rerata 2,9,
ahli bahasa memperoleh rerata 3,27, dan guru kelas memperoleh rerata 3,36.
Dari keempat ahli produk skala yang disusun oleh peneliti mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
rerata skor sebesar 36,5 yang menunjukkan bahwa rerata skala kecemasan
yang telah disusun oleh peneliti mendapat skor lebih dari 2.50 sehingga
termasuk kedalam kategori sangat baik.
Tahap keempat yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba lapangan
persiapan, pada tahap ini peneliti melakukan uji coba lapangan persiapan di
SDN Deresan kepada kesepuluh siswa kelas V. Peneliti membagikan skala
kecemasan aspek kognitif yang akan diisi oleh siswa. Setelah siswa mengisi
skala kecemasan, selanjutnya skala tersebut dianalisis oleh peneliti. Hasil
analisis dapat dilhat pada tabel 4.17 yang memperoleh hasil 7 siswa yang
berada dalam kategori kecemasan ringan, sedangkan siswa yang berada
dalam kategori kecemasan sedang ada 2 siswa, dan 1 siswa yang berada
dalam kategori kecemasan berat.
Tahap kelima yang dilakukan oleh peneliti adalah pelaporan hasil
pengembangan. Pada tahap ini peneliti membagikan kuesioner tanggapan
siswa terhadap produk yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan dari hasil
analisis tanggapan siswa mendapat rerata 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa
produk skala kecemasan sudah termasuk kedalam kategori sangat baik.
4.2.2 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif untuk
Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Kualitas penyusunan skala kecemasan aspek kognitif utuk siswa kelas
V sekolah dasar dapat dilihat dari hasil validasi produk yang dilakukan oleh
para ahli, yaitu ahli psikologi 1 memperoleh rerata 3,72, ahli psikologi 2
memperoleh rerata 2,9, ahli bahasa memperoleh rerata 3,27, dan guru kelas
memperoleh rerata 3,36. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel 4.12 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mendapat rerata 3,65 yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa penyusunan skala kecemasan aspek kognitif untuk siswa
kelas V sekolah dasar memiliki kualitas yang sangat baik dan layak untuk
digunakan.
Selain dari para ahli, kualitas penyusun skala kecemasan aspek
kognitif untuk siswa kelas V sekolah dasar dapat dilihat dari hasil tanggapan
siswa mengenai produk yang telah disusun oleh peneliti. Hasil tanggapan
mengenai produk skala dapat dilihat pada tabel 4.18 yang mendapat rerata
3,5. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk termasuk kedalam kategori
sangat dan layak untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
PENUTUP
Bab V berikut ini berisikan uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk penelitian yang selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Prosedur penelitian penyusunan skala kecemasan aspek kognitif pada
siswa kelas V sekolah dasar memakai lima tahap dari Borg and Gall
yaitu : 1) penelitian dan pengumpulan informasi, peneliti melakukan
identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara serta
menganalisis kebutuhan guru dan siswa, 2) perencanaan, peneliti
membuat rancangan desain penyusunan blue-print skala kecemasan
aspek kognitif pada siswa kelas V sekolah dasar dan lembar validasi
produk, 3) pengembangan bentuk awal produk, peneliti membuat
desain skala kecemasan aspek kognitif yang akan dicetak menjadi
sebuah buku. Sebelum disebarkan kepada siswa kelas V, produk
tersebut akan divalidasi kepada keempat ahli untuk melihat kelayakan
dari produk skala yang disusun peneliti, 4) uji coba lapangan persiapan,
produk yang sudah dicetak menjadi buku selanjutnya di uji cobakan
pada kesepuluh siswa kelas V, 5) pelaporan hasil pengembangan, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tahap ini peneliti membagikan kuesioner tanggapan siswa terhadap
produk yang telah diisi oleh siswa.
5.1.2 Kualitas penyusunan skala kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas
V sekolah dasar adalah sangat baik yang dapat dilihat dari hasil validasi
produk oleh ahli psikologi, ahli bahasa, dan guru kelas dengan
perolehan rerata skor 3,65. Selain itu, hasil kuesioner tanggapan dari
kesepuluh siswa mendapatkan rerata 3,5 yang juga termasuk kedalam
kategori sangat baik. Oleh karena itu, penyusunan skala kecemasan
aspek kognitif pada siswa kelas V sekolah dasar dapat membantu guru
dalam mengetahui tingkat kecemasan siswa pada pelajaran matematika.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5.2.1 Uji coba lapangan dilakukan dengan sedikit terburu-buru karena guru
hanya memberikan waktu 1 jam pelajaran untuk siswa mengisi skala
kecemasan.
5.3 Saran
Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut :
5.3.1 Pertimbangan waktu yang cukup dan komunikasi dengan pihak sekolah
dalam melakukan uji coba lapangan agar tidak terburu-buru sehingga
didapatkan hasil yang maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2013). Pembelajaran Kooperatif dalam Mengatasi Kecemasan
Matematika dan Mengembangkan Self Efficacy Matematika Siswa SD.
Jurnal. Lampung: Universitas Lampung.
Amir, Nyak. (2012). Pengembangan Alat Ukur Kecemasan Olahraga. Jurnal.
Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala Banda Aceh.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi .Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Djiwandono, Sri E. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Grasindo.
Durand & Barlow, David. (2006). Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Pusat Bahasa.
Lubis, Namora L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana.
Mulyatiningsih, Endang. (2014). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nevid, Jeffrey S. (2003). Psikologi Abnormal . Jakarta: Penerbit Erlangga.
Prabawati, Karina. (2011). Tngkat Kecemasan Siswa SMA Menghadapi Ulangan
Umum Akhir Semester Antara Siswa yang Bertempat Tinggal Bersama
Orang Tua dan Siswa yang Bertempat Tinggal di Kos. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Samosir, Epi. (2013). Kecemasan Matematika pada Siswa SD. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Stuart & Arthur J. (2001). Pharmacology in Respiratory Care. New York:
McGraw-Hill Company.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaraan. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Wibowo, Fransiscus C. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD
Mater Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubunya Berbasis
Metode Montesori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Widoyoko, Eko P. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Widyaningrum, A.S. (2011). Hubungan Antara Kecemasan Menjelang Ujian
Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 1 Surat Penelitian
1.1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2.2 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 2 Hasil Wawancara
2.1 Transkip Wawancara dengan Guru Kelas V
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU KELAS V
Peneliti : selamat pagi bu, pertanyaan pertama apakah siswa dikelas V ada
yang memiliki prestasi di bidang Matematika?
Guru Kelas V : ee.... kemarin ada lomba olimpiade MIPA Primagama dikelas V
ada yang masuk semifinal, yaaa walaupun belum mendapatkan
juara. Tapi Alhamdulilah sudah masuk lima besar dari ratusan
siswa yang diambil.
Peneliti : wahh cukup hebat ya bu, itu ada berapa siswa yang diutus ikut
olimpiade itu bu?
Guru Kelas V : tahun ini cuman 1 mbak heheh Insyaallah tahun besok bisa
nambah.
Peneliti : kemarinkan habis ulangan harian bu bagaimana hasil belajar
siswa dalam bidang matematika?
Guru Kelas V : yoo menurut saya hasilnya kurang begitu memuaskan. Anak-anak
itu bisa menangkap pelajarannya, misalnya bagaimana cara
mengerjakannya hitungan campuran, tetapi pada pelaksanaanya dia
ujian ketelitiannya kurang. Jadi dalam matematika jika
ketelitiannya kurang itu kurang satu angka sajakan sudah salah
mbak. Nahh itu penyebabnya mbak, mungkin dia bisa hapal rumus-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
rumusnya, dia bisa tahu langkah-langkahnya dalam mengerjakan
soal tapi karena kurang ketelitiannya maka dia akan mendapatkan
nilai yang tidak memuaskan.
Peneliti : ohh jadi faktor itu ya bu yang menyebabkan siswa mendapatkan
nilai yang kurang baik.
Guru kelas V : iya mbak
Peneliti : terus bu, itu tadi hasil belajar siswa pada bidang matematika, jika
dibandingkan dengan pelajaran yang lain apakah rata-rata pelajaran
matematika sudah mencukupi KKM atau jauh dibawah pelajaran
yang lain bu?
Guru Kelas V : yaa kalo matematika, ee.. pada umumnya anak-anak memang
merasa lebih sulit dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya.
Anak-anak itu mungkin dipikirannya itu sudah ohh matematika tu
susah, jadinya kalo sudah dipikirannya itu sulit jadi kalau mau
diberi materi apa saja kan mereka sudah membuat siswa itu jadi
males untuk mikir. Jadi matematika itu tetap menjadi pelajaran bagi
anak-anak itu yaa pelajaran yang sulit.
Peneliti : ohh jadi masih dibawah pelajaran-pelajarajan yang lain ya bu?
Guru Kelas V : iya mbak
Peneliti : lalu bu, ketika ibu mengajar matematika dikelas atau seperti tadi
diluar kelas. Bagaimana keaktifan siswa dalam menjawab atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
menganggapi pertanyaan dari ibu, misalnya antusias atau hanya
diam saja?
Guru Kelas V : yaa tergantung anak-anak, kadang-kadang kalo anak-anak bisa
ohh langsung antusias, tapi jika mendapatkan materi yang sulit
sedikit, sudah mereka sudah males mikir dan ribut sendiri-sendiri.
Jadi tergantung materi yang diajarkan, oh misalnya sekiranya
gampang ada pertanyaan langsung. Jadi untuk memancing anak-
anak untuk bertanya agak susah. Karena ketika saya memberi
pertanyaan, anak-anak hanya diam saja mau mereka jelas atau tidak
mereka akan bilang jelas, bergitu mbak.
Peneliti : oh begitu bu, tetapi maaf bu apakah ibu pernah mendengar kata
atau pengertian dari kecemasan tidak bu?
Guru Kelas V : pernah mbak, tapi ya itu saya hanya tahu pengertian yang secara
umum saja tidak mengerti pengertian yang lebih mendalamnya.
Peneliti : oh begitu bu, tetapi apakah menurut ibu dikelas ibu ada anak yang
menngalami kecemasan saat mengikuti pelajaran matematika?
Guru Kelas V : mungkin ada mbak, tetapi kecemasan disini bukan dalam artian
kalo mereka tidak tahu langsung panik, atau garuk-garuk kepala.
Tidak seperti itu, tapi mereka mau tahu atau tidak tahu mereka
tetap enjoy, santai yaa padahal mereka sebenarnya tidak mengerti.
Mungkin saja mereka masuk kedalam kategori kecemasan yang
ringan begitu kali ya mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Peneliti : tapi bu apakah ketika ibu menunjuk salah satu murid untuk
mengerjakan soal di papan tulis, bagaimana respon dari siswa
tersebut?
Guru Kelas V : ketika saya tunjuk, misalnya Habib maju ya terkadang mereka
menolak, tapi terkadang mereka mau maju walaupun nanti
jawabanya benar atau salah. Tergantung materi yang dajarkan
mbak, jika materinya sulit dan mereka tidak mengerti yang mereka
tidak akan mau maju karna takut salah tapi jika materinya menurut
mereka mudah mereka akan PD untuk maju mengerjakan.
Peneliti : oke bu, melihat kondisi seperti itu apakah menurut ibu. Ibu perlu
memerlukan suatu alat atau skala untuk mengetahui tingkat
kecemasan siswa bu?
Guru Kelas V : yaa mbak, sebernarnya perlu sehingga kita bisa mengetahui
kondisi dari siswa kita dan kita sebagai guru dapat mempersiapkan
diri kita jika ada siswa yang mengalami kesulitan atau kecemasan.
Karenakan setiap siswa memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-
beda sehingga kita tahu dan kita dapan menanganinya dengan cara
kita sendiri. Selain itu saya juga kurang mengetahui psikologi anak
secara menyeluruh sehingga jika ada sebuah alat untuk mengukur
tingkat kecemasan akan lebih baik lagi dalam membantu saya
untuk mengenal peserta didik saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 3 Hasil Validasi
3.1 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi
3.1.1 Hasil Validasi Psikologi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3.1.2 Hasil Validasi Psikologi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3.2 Hasil Validasi Ahli Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3.3 Hasil Validasi Guru Kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3.4 Hasil Validasi Siswa Melalui Kuesioner Tanggapan Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 4 Hasil Belajar Siswa
NILAI MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER 2
NO NAMA UL 1 UL 2 UL 3 UTS
1 HANAN ARKAN MURSYID
65 55 70 50
2 NOSA RAHOMI HAMGARRAYA
60 55 75 50
3 RENDRA HARI PRATAMA
30 60 60 37
4 ADAM HAKIM SAPUTRA
40 40 80 75
5 OLIVIA RAFI PAWESTRI
65 70 75 60
6 HABIB MALIKIYATUN
75 65 80 37
7 MUHAMMAD RAFLI YUNUS
60 65 75 50
8 AMIR MURSALIM
70 50 60 37
9 MUHAMMAD FAUZAN NUR P
70 70 80 52
10 ELSA DWI ANGGRAINI
60 60 70 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 5 Perhitungan Jawaban Siswa dalam Skala Kecemasan Aspek
Kognitif
Nama A B C D E F G H I J
Sk
or
Item
1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2
2 2 1 3 1 2 2 1 2 2 1
3 2 3 4 2 1 2 1 2 2 3
4 3 2 3 1 2 2 1 1 2 2
5 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2
6 2 3 3 2 2 3 1 1 2 3
7 2 2 4 1 2 2 1 2 1 1
8 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2
9 2 1 3 1 2 1 1 1 2 2
10 3 1 4 3 2 3 2 2 2 2
11 3 3 2 2 2 3 2 1 2 1
12 3 2 4 2 2 1 3 2 2 2
13 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1
14 2 1 4 1 1 2 1 1 2 1
15 3 4 4 2 2 3 4 2 2 2
16 3 1 3 2 1 2 4 1 2 2
17 3 1 4 2 1 3 3 1 2 1
18 2 1 4 1 2 2 2 1 2 2
19 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2
20 2 1 4 2 1 1 4 2 2 2
21 2 1 3 2 1 1 3 1 1 2
22 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2
23 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1
24 3 3 1 2 2 2 1 2 1 3
25 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3
26 3 1 2 2 3 3 2 2 2 4
27 2 2 2 1 1 3 4 1 2 1
28 3 2 4 1 1 2 3 1 2 2
29 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2
30 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
32 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
33 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3
34 2 2 4 1 2 2 1 2 2 2
35 1 2 2 2 3 3 3 2 2 1
36 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
37 2 1 3 1 4 2 2 1 2 3
38 2 1 3 2 1 2 1 3 2 3
39 2 4 3 2 3 3 1 3 2 3
40 3 3 3 2 4 2 1 2 2 1
41 3 3 1 1 1 2 1 2 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
42 3 3 3 1 1 2 2 3 2 4
43 2 2 3 1 1 4 3 2 2 1
44 3 2 3 2 1 1 1 2 2 4
45 3 3 2 3 4 2 3 3 2 4
Total 107 86 129 79 84 100 93 79 86 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 6 Dokumentasi
Peneliti membagikan buku skala Peneliti menjelaskan bagaimana
kecemasan kepada siswa mengisi skala kecemasan
Siswa mengisi skala kecemasan Siswa mengecek ulang,
jika ada pernyataan yangterlewat
Peneliti membantu siswa Peneliti membimbing siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 7 Produk Skala Kecemasan Aspek Kognitif oleh Siswa Kelas V
Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Dengan hormat,
Berkaitan dengan penelitian mengenai penyusunan skala
kecemasan aspek kognitif, perkenankan saya memohon
bantuan kepada para siswa kelas V SDN Deresan untuk
mengisi skala penelitian. Skala ini berisi pernyataan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman sehari-hari. Para
siswa diminta untuk mengisi pilihan jawaban yang tertera di
dalam skala, hasil jawabanmu tidak akan mempengaruhi nilai
apapun
Demikian permohonan saya, atas kerjasama dan bantuan
siswa-siswi SDN Deresan saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Ignatia Dita Sucianti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca dan pahamilah pernyataan-pernyataan pada skala
berikut.
2. Kolom identitas diisi secara lengkap sesuai dengan diri
kalian masing-masing.
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban sesuai
dengan keadaan diri kalian, dengan cara memberi tanda
contreng (). Adapun pilihan jawaban yang disediakan
adalah sebagai berikut:
SS : Jika pernyataan sangat sesuai dengan kondisi
kalian.
S : Jika pernyataan sesuai dengan kondisi kalian.
TS : Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi
kalian.
STS : Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan
kondisi kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4. Contoh pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya lebih suka mengerjakan
Pekerjaan Rumah (PR) dikelas
daripada dirumah
Jawaban diatas mencerminkan bahwa pernyataan sesuai
dengan kondisi kalian.
5. Apabila ingin mengubah jawaban, kalian dapat
memberikan tanda dua garis mendatar (=) pada jawaban
kalian, kemudian kalian dapat menggantikan jawaban
terbesebut dengan jawaban yang lebih sesuai dengan diri
kalian.
Contoh :
Pernyataan SS S TS STS
Saya lebih suka mengerjakan
Pekerjaan Rumah (PR) dikelas
daripada dirumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Artinya, kalian mengubah jawaban dari sesuai menjadi
tidak sesuai.
6. Semua jawaban yang kalian berikan adalah benar bila hal
itu sesuai dengan diri kalian masing-masing.
7. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah
kalian berikan. Selamat mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya gemetaran saat mengikuti
pelajaran matematika.
2 Saya dapat mengendalikan rasa
takut saat memulai pelajaran
matematika.
3 Ketika menjawab pertanyaan
guru, pembicaraan saya menjadi
berloncat-loncat saat semua
perhatian tertuju kearah saya
4 Saya sulit berkonsentrasi saat
pelajaran matematika.
5 Saya malu ketika teman-teman
saya membicarakan hasil
ulangan matematika.
6 Saya merasa tidak percaya diri
ketika menjawab soal dipapan
tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Pernyataan STS TS S SS
7 Saya berani maju kedepan kelas
untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
8 Jantung saya berdebar dengan
keras saat ditunjuk untuk
mengerjakan soal dipapan tulis.
9 Saya merasa tertekan ketika
menjawab pertanyaan dari guru
10 Saya merasa tenang saat
mengikuti pelajaran matematika.
11 Jantung saya akan berdetak
begitu cepat saat ujian
matematika.
12 Saya memiliki perasaan tidak
nyaman buruk saat mengikuti
pelajaran matematika.
13 Saya merasa santai dan rileks
dalam mengutarakan jawaban
saya ketika ditunjuk oleh guru
14 Saya tidak bisa tidur nyenyak
saat menjelang ujian
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
No Pernyataan STS TS S SS
15 Ketika berdiskusi dalam
kelompok, lebih baik saya
mengatakan “setuju” dari pada
harus banyak bicara
16 Saya mudah berkeringat saat
pelajaran matematika.
17 Lebih baik saya tidak datang
belajar kelompok toh teman-
teman saya tidak mendengarkan
pendapat saya
18 Saya merasa sedih saat
mengikuti pelajaran ujian
matematika.
19 Saya tidak bisa menahan buang
air kecil saat menjelang
pelajaran matematika.
20 Saya merasa senang, jika
teman-teman saya membantu
ketika saya kesulitan dalam
memahami materi pelajaran
matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No Pernyataan STS TS S SS
21 Saya sering mimpi buruk saat
menjelang ujian matematika.
22 Saya merasa mulas ketika
mengikuti ujian matematika.
23 Saya merasa daya ingat
menurun saat mengikuti
pelajaran matematika.
24 Ketika tugas kelompok, saya
lebih suka ditugaskan menjadi
penulis daripada menjadi ketua
kelompok dalam diskusi.
25 Saya merasa cemas saat
mengikuti pelajaran matematika.
26 Saya sering lupa secara tiba-
tiba ketika diminta untuk
menjawab pertanyaan dari guru
didepan kelas.
27 Saya dapat menjawab
pertanyaan guru dengan baik
ketika di depan kelas, walaupun
semua teman saya melihat ke
arah saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No Pernyataan STS TS S SS
28 Saya dapat berkonsentrasi
ketika mengerjakan soal
matematika walaupun teman-
teman saya ribut.
29 Saya mudah mengingat materi
yang sudah diajarkan dan dapat
mengerjakan soal tanpa melihat
catatan.
30 Saya berani bertanya kepada
guru jika mengalami kesulitan
dalam memahami materi.
31 Saya percaya diri ketika
membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal matematika.
32 Saya merasa tidak percaya diri
ketika menunjukkan hasil
pekerjaan saya kepada teman-
teman saya.
33 Saya khawatir mendapat nilai
jelek dalam mengerjakan soal-
soal yang diberikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No Pernyataan STS TS S SS
34 Saya yakin dapat
menyelesaikan semua soal-soal
yang diberikan oleh guru
dengan baik.
35 Saya takut diejek oleh teman-
teman ketika saya mendapatkan
nilai jelek ketika ulangan harian.
36 Saya merasa tidak mampu
dalam menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru.
37 Saya berusaha menyelesaikan
soal-soal yang diberikan guru
meskipun sulit.
38 Saya takut dimarahi guru jika
jawaban saya salah.
39 Saya takut di marahi jika
mendapat nilai jelek.
40 Saya tidak pernah
menyelesaikan soal yang
menurut saya itu sulit untuk
dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Pernyataan STS TS S SS
41 Saya sering mencontek hasil
kerja teman.
42 Saya mengerjakan soal
matematika sendiri tanpa
bantuan teman.
43 Saya merasa takut jika guru
memperhatikan saya saat
mengerjakan soal matematika.
44 Saya senang mengikuti
pelajaran matematika meskipun
nilai saya jelek.
45 Saya ingin duduk di kursi paling
depan saat pelajaran
matematika.
Terima kasih atas bantuannya.
Periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang
terlewat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 8 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Ignatia Dita Sucianti adalah anak terakhir dari dua
bersaudara. Lahir di Tangerang, 27 Maret 1997. Sudah
memperoleh pendidikan dasar di SD Xaverius Pagaralam
dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah pertama
diperoleh di SMP Xaverius Pagaralam dan lulus pada tahun
2011. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA
Xaverius Pringsewu dan lulus pada tahun 2014. Kemudian
di tahun 2014, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Unversitas Sanata Dharma
Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan untuk mengembangkan soft
skills selama menempuh pendidikann di PGSD. Berikut merupakan daftar
kegiatan yang diikut oleh peneliti beserta dengan peran peneliti dalam kegiatan
tersebut:
1. Inisiasi Fakultas ( 06 September 2014 – 07 September 2014) sebagai peserta.
2. Inisiasi Prodi (25 September 2014 – 27 September 2014) sebagai peserta.
3. PPKM-1 (19 Januari 2015 – 24 Januari 2015) sebagai peserta.
4. PPKM-2 (12 November 2015 – 27 November 2015) sebagai peserta.
5. KMD ( 26 Januari 2015-31 Januari 2015) sebagai peserta.
6. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif (22 Febuari 2017 – 22 Febuari 2017)
sebagai peserta.
7. Fesadha (10 September 2016 – 22 September 2016) sebagai panitia.
8. Reinventing Childhood Education (27 Oktober 2015 – 28 Oktober 2015)
sebagai peserta.
9. Week-End Moral (11 Mei 2015 – 11 Mei 2015) sebagai peserta.
10. English Club (05 Agustus 2014 – 23 Mei 2016) sebagai peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI