PENYUSUNAN PROFIL GENDER TEMATIK: KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

DAN ANAK DI PROVINI SULAWESI SELATAN

(BERDASARKAN DATA SIMFONI-PPA)Disampaikan dalam:

PENYUSUNAN PROFIL GENDER DAN ANAKDP3A 2018

Oleh:SUCIATI SAPTA MARGANI

KABID DATIN GENDER DAN ANAK

SUMBER DATA KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Administrative Data-menyediakan data administratif tentang kasus KTP/A diidentifikasi, dilaporkan, terdaftar, ditangani oleh sektor yang berbeda, termasuk: kesehatan, polisi, keadilan, layanan sosial, pendidikan, dan LSM dan organisasi swasta Catatan administratif (polisi, kesehatan) .

TIDAK cocok untuk memberikan informasi tentang prevalensi KTP/A pada populasi umum.

3

Survey Prevalence Data- memberikan wawasan sosiologis yang lebih umum mengenai prevalensi, sifat, determinan, dan konsekuensi praktik tradisional KTP/A dan praktik tradisional yang merugikan.

Di dunia sudah ada Survey khusus, Studi multi negara 1) WHO tentang kesehatan perempuan dan kekerasan dalam rumah

tangga, dan Survei yang dilakukan oleh European Union Agency for Fundamental Rights (FRA).

Atau 2) "Modul kekerasan dalam rumah tangga (DV)" dalam survei lain Survei

demografi dan kesehatan (modul DV) dan Survei kesehatan reproduksi (modul DV) Modul UNECE untuk mengukur indikator KTP/A PBB

Costing Data - Menyediakan cara untuk menentukan dan menganalisis biaya moneter KTP/A yang ditentukan dengan mengukur dan menghitung berbagai konsekuensi KTP/A untuk individu, rumah tangga, dan ekonomi nasional. Data biaya menganalisis dampak KTP/A di berbagai tingkatan dan di antara berbagai sektor.

DATA SURVEY

Data administratif dapat digunakan untuk menganalisa, memantau, dan melapor pada: ◦Pola dan kecenderungan pelaporan dan pemberian layanan kepada korban KTP/A / korban selamat ◦Efektivitas program dan kebijakan yang mendukung korban KTP/A / korban selamat ◦Perbaikan dalam identifikasi, pelaporan, investigasi, dan penuntutan kasus KTP/A ◦Kemajuan dan pencapaian yang dicapai terhadap target dan indikator SDG

KEGUNAAN DATA ADMINISTRATIF

Data administratif tidak menunjukkan prevalensi KTP/A yang sebenarnya; Namun, hal itu dapat mengungkapkan jumlah insiden yang diidentifikasi dan dilaporkan ke pihak berwenang dan penyedia layanan. Data administratif dapat mengungkapkan: ◦Poin penting untuk masuk dan intervensi, serta akses terhadap layanan perlindungan dan dukungan di seluruh kabupaten dan provinsi.◦Jelajahi pola dan tren historis dalam identifikasi, pelaporan, dan tanggapan.◦Menginformasikan perencanaan dan alokasi sumber daya umum karena data dapat menunjukkan pemanfaatan layanan berbasis masyarakat, tempat penampungan, dan perawatan kesehatan, kesejahteraan sosial, polisi, dan sistem peradilan Perkiraan biaya jasa.

KEGUNAAN DATA ADMINISTRATIF

◦Tingginya tingkat data administratif KTP/A yang hilang atau tidak lengkap

◦Proses penjaminan kualitas data yang tidak konsisten dan / atau terbatas

◦Ketidakkonsistenan bagaimana data terdaftar, dicatat, dan dikumpulkan di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional

◦Ketidakkonsistenan bagaimana KTP/A didefinisikan, sehingga tidak dapat dibandingkan antara sumber data administratif

◦Ketidakkonsistenan akurasi, kelengkapan, dan cakupan data

◦Ketidakkonsistenan bagaimana KTP/A didefinisikan dan dikategorikan di seluruh negara, sehingga tidak memiliki perbandingan antara negara-negara

KETERBATASAN DATA ADMINISTRATIF

◦Data administratif tidak representatif dan tidak dapat dengan mudah digeneralisasi ke populasi yang lebih besar, karena sejumlah besar korban KTP/A/ korban selamat tidak melaporkan kekerasan yang mereka alami ke agen resmi atau penyedia layanan (kurang dalam pelaporan)◦Seringkali hanya kasus KTP/A paling parah yang dilaporkan dan didaftarkan / direkam

KETERBATASAN DATA ADMINISTRATIF

Sumber DATA ADMINISTRATIF

SIMFONI-PPA

aplikasi online Sistem Pencatatan dan Pelaporan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

dalam upaya mendapatkan data yang akurat dan valid, menuju terwujudnya

SATU DATA KEKERASAN NASIONAL

SIMFONI-PPA merupakan bentuk data administratif untuk menjawab kebutuhan data

kekerasan

◦masih ada perbedaan pemahaman dalam mekanisme pencatatan dan pelaporan kekerasan perempuan dan anak◦lemahnya koordinasi antar lembaga layanan ◦beberapa petugas data di daerah dialihtugaskan ke tempat lain◦tidak ada transfer knowledge kepada petugas yang baru, ◦jaringan internet yang tidak memadai

TANTANGAN DATA ADMINISTRATIF

◦Analisis data administrasi KTP/A terbatas oleh kebanyakan kementerian / lembaga

◦Data jarang dianalisis karena kurangnya pengetahuan dalam hal analisis data dan pelaporan terkait dengan KTP/A

◦Kecenderungan untuk melaporkan jumlah jenis KTP/A yang terbatas pada beberapa variabel dianalisis (hanya jenis kelamin, usia, jenis kekerasan, kabupaten)

◦Kecenderungan untuk melaporkan angka dan tidak menghitung persentase atau proporsi

◦Kurangnya analisis hubungan antara variabel atau analisis varians

◦Tidak tahu bagaimana menggunakan data untuk melacak dan menyajikan tren atau pola Terbatasnya perbandingan proporsi perubahan dari tahun ke tahun

ANALISIS DATA ADMINISTRATIF

◦Data administrasi jarang digunakan dalam perencanaan atau pembuatan kebijakan di tingkat nasional

◦Tidak jelas bagaimana data administratif KTP/A digunakan di tingkat provinsi dan nasional di kementerian / lembaga untuk: Perencanaan dan pengambilan keputusan Pengembangan kebijakan Pengembangan program Intervensi Alokasi sumber daya dan tenaga kerja

◦Kebutuhan untuk pengembangan kapasitas tentang bagaimana menggunakan data administrasi KTP/A ketika berkomunikasi dengan donor, mitra pemerintah, dan penyedia layanan lainnya

◦Kebutuhan untuk pengembangan kapasitas tentang bagaimana menggunakan administrasi KTP/A

ANALISIS DATA ADMINISTRATIF

INDIKATOR KEKERASAN DALAM SDGS

TARGET INDIKATOR KETERANGAN DATA ADMINISTRATIF

5.2 Menghapuskan segalabentuk kekerasan terhadapkaum perempuan di ruangpublik dan pribadi,termasuk perdaganganorang dan eksploitasiseksual, serta berbagai jeniseksploitasi lainnya.

5.2.1 Proporsi perempuan dewasa dananak perempuan (umur 15-64tahun)mengalami kekerasan (fisik,seksual, atau emosional) olehpasangan atau mantan pasangandalam 12 bulan terakhir

Data administratif dapat menangkap kasus-kasus yang dilaporkan dalam 12 bulan terakhir kepada polisi, kesehatan, dan / atau penyedia layanan selama mereka mencatat jenis kekerasan, hubungan dengan pelaku, dan usia korban

5.2.2 Proporsi perempuan dewasa dananak perempuan(umur 15-64 tahun)mengalami kekerasan seksual olehorang lain selain pasangan dalam 12bulan terakhir

Data administratif dapat menangkap kasus-kasus yang dilaporkan dalam 12 bulan terakhir ke polisi, kesehatan, dan / atau penyedia layanan selama mereka mencatat usia, hubungan dengan pelaku, dan tempat terjadinya

TARGET INDIKATOR KETERANGAN DATA ADMINISTRATIF

5.3 Menghapuskan semuapraktik berbahaya, sepertiperkawinan usia anak,perkawinan dini dan paksa,serta sunat perempuan.

5.3.1 Proporsi perempuan umur 20-24tahun yang berstatus kawin atauberstatus hidup bersama sebelumumur 15 tahun dan sebelum umur 18tahun.

Data administratif dapat menangkap kasus-kasus yang tercatat dalam 12 bulan terakhir yang dicatat oleh pendaftar pernikahan atau agensi / organisasi lain, selama mereka mencatat usia

5.3.2 Persentase anak perempuan danperempuan berusia 15-49 tahunyang telah menjalani FGM/C,menurut kelompok umur

Data administratif dapat menangkap kasus-kasus tersebut dalam 12 bulan terakhir yang dicatat oleh rumah sakit atau lembaga / organisasi lainnya, selama mereka mencatat usia

TARGET INDIKATOR KETERANGAN DATA ADMINISTRATIF

5.6 Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati sesuaidengan Programme of Action of the International Conference on Population and Development and the Beijing Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensikonferensi tersebut

5.6.1 Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat keputusan sendiri terkaithubungan seksual penggunaan kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi

Data administratif dapat menangkap jumlah anak perempuan dan perempuan dari klinik kesehatan dan penyedia layanan dalam 12 bulan terakhir yang diidentifikasi

TARGET INDIKATOR KETERANGAN DATA ADMINISTRATIF

11.7 Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka hijau yangaman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas

11.7.2 Proporsi orang yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual menurut jenis kelamin, usia, status disabilitas, dan tempat kejadian (12 bulan terakhir)

Data administratif dapat menangkap kasus-kasus yang dilaporkan ke polisi, kesehatan, pendidikan, urusan perempuan dan / atau penyedia layanan dalam 12 bulan sebelumnya berdasarkan jenis pelecehan, jenis kelamin, usia, status disabilitas, dan tempat terjadinya

TARGET INDIKATOR KETERANGAN DATA ADMINISTRATIF

16.1 Secara signifikanmengurangi segala bentukkekerasan dan terkait angkakematian dimana pun

16.1.1 Angka korban kejahatanpembunuhan per 100.000penduduk berdasarkanumur dan jenis kelamin

Data administratif dapat menangkap kasus perempuan dan anak perempuan yang menjadi korban pembunuhan dalam 12 bulan terakhir berdasarkan usia dan hubungan dengan pelaku mereka

16.1.3 Proporsi penduduk yangmengalami kekerasansecara fisik, psikologi atauseksual dalam 12 bulanterakhir

Data administratif dapat menangkap kasus-kasus yang dilaporkan ke polisi, kesehatan, dan / atau penyedia layanan dalam 12 bulan sebelumnya dengan bentuk kekerasan dan usia

TARGET INDIKATOR KETERANGAN DATA ADMINISTRATIF

16.3 Menggalakkan negaraberdasarkan hukum ditingkat nasional daninternasional dan menjaminakses yang sama terhadapkeadilan bagi semua.

16.3.1 Proporsi korban kekerasandalam 12 bulan lalu yangmelaporkan kepada pihakberwajib atau pihakberwenang yang diakuidalam mekanisme resolusikonflik

Data administratif dapat menangkap data ini dalam 12 bulan terakhir berdasarkan jenis kekerasan dan usia

ANALISIS DATA SIMFONI-PPA PROVINSI

◦ANALISIS DATA DIDASARKAN PADA TANGGAL PELAPORAN KtP/A YG TERCATAT DI LEMBAGA LAYANAN UPT PPA/P2TP2A, UPPA POLDA DAN POLRES, RS BHAYANGKARA, LBH APIK, DAN LEMBAGA PEMERHATI PEREMPUAN DAN ANAK SE SULSEL YG MELAKUKAN PELAYANAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN, SEHINGGA JUMLAH KASUS YG DIANALISIS INI MEMBERIKAN GAMBARAN BESARAN KASUS YG TERLAPORKAN DI TAHUN YBS (BUKAN YG TERJADI DI TAHUN YBS).

◦DARI 24 KAB/KOTA DI SULSEL, BELUM SEMUANYA AKTIF SECARA RUTIN MELAKUKAN INPUT DATA LAPORAN KASUS YG DISEBABKAN OLEH KETERBATASAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN KETERSEDIAAN JARINGAN DATA, SEHINGGA KAB/KOTA YG TERCATAT SANGAT RENDAH JUMLAH KASUSNYA BELUM TENTU SESUAI DENGAN KONDISI RIIL DI KAB TSB (CONTOH ; KAB. BARRU, PINRANG, PALOPO, SELAYAR)

PERBANDINGAN JUMLAH KASUS KEKERASAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DI SULSEL = 0,018

RASIO PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DI SULSEL (PER 100.000 PEREMPUAN )= 27.12

RASIO ANAK KORBAN KEKERASAN (PER 10.000 ANAK) = 2.64

Kab/KotaJenis Kelamin

L P JumlahKabupaten Bantaeng 21 40 61Kabupaten Barru 0 2 2Kabupaten Bone 16 60 78Kabupaten Bulukumba 36 88 124Kabupaten Enrekang 12 16 28Kabupaten Gowa 12 36 48Kabupaten Jeneponto 9 17 26Kabupaten Luwu 9 14 23Kabupaten Luwu Timur 9 46 55Kabupaten Luwu Utara 5 21 26Kabupaten Maros 16 70 86Kabupaten Pangkep 16 23 39Kabupaten Pinrang 1 12 13Kabupaten Selayar 9 13 22Kabupaten Sidrap 3 13 16Kabupaten Sinjai 10 10 20Kabupaten Soppeng 3 20 23Kabupaten Takalar 11 20 31Kabupaten Toraja 7 20 27Kabupaten Toraja Utara 11 27 38Kabupaten Wajo 19 31 50Kota Makassar 157 530 687Kota Palopo 0 1 1Kota Parepare 7 55 62Total 399 1185 1584

JUMLAH KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK MENURUT JENIS KELAMIN YG DILAPORKAN, TAHUN 2017

JUMLAH PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN 3X LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN LAKI-LAKI, 2,51 %NYA ADALAH

PENYANDANG DISABILITAS

Kab/KotaAnak (<18 TAHUN) Dewasa (> 18 TAHUN)

L P Jumlah L P JumlahKabupaten Bantaeng 20 22 42 1 18 19Kabupaten Barru 0 1 1 0 1 1Kabupaten Bone 15 15 30 1 45 46Kabupaten Bulukumba 31 46 77 5 42 47Kabupaten Enrekang 10 11 21 2 5 7Kabupaten Gowa 10 18 28 2 18 20Kabupaten Jeneponto 7 7 14 2 10 12Kabupaten Luwu 7 9 16 2 5 7Kabupaten Luwu Timur 8 28 36 1 18 19Kabupaten Luwu Utara 4 14 18 1 7 8Kabupaten Maros 14 24 38 2 46 48Kabupaten Pangkep 12 8 20 4 15 19Kabupaten Pinrang 1 8 9 0 4 4Kabupaten Selayar 8 9 17 1 4 5Kabupaten Sidrap 3 5 8 0 8 8Kabupaten Sinjai 10 7 17 0 3 3Kabupaten Soppeng 3 16 19 0 4 4Kabupaten Takalar 10 5 15 1 15 16Kabupaten Toraja 7 11 18 0 9 9Kabupaten Toraja Utara 9 18 27 2 9 11Kabupaten Wajo 18 16 34 1 15 16Kota Makassar 139 106 245 18 424 442Kota Palopo 0 1 1 0 0 0Kota Parepare 6 11 17 1 44 45Total 352 416 768 47 769 816

ANAK YG MENJADI KORBAN KEKERASAN MENCAPAI 48.48 PERSEN (HAMPIR SAMA BANYAK KORBAN

DEWASA)

Perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan, dijumpai sejak anak sekolah di Taman Kanak-kanak.

Berdasarkan pendidikan, korban yang melaporkan kasusnya kebanyakan tidak teridentifikasi jenjang pendidikannya. Identifikasi jenjang pendidikan penting untuk diketahui agar dapat dianalisis lebih jauh apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan dan kerentanan menjadi korban kekerasan.

Jika diperhadapkan dengan data jumlah korban menurut kelompok umur, dapat diketahui bahwa anak usia 13-17 tahun, paling banyak menjadi korban kekerasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa anak usia SLTA dan SLTP rentan menjadi korban kekerasan.

Kab/KotaJumlah Korban

L P JumlahKabupaten Bantaeng 0 0 0Kabupaten Barru 0 0 0Kabupaten Bone 2 27 29Kabupaten Bulukumba 2 35 37Kabupaten Enrekang 5 4 9Kabupaten Gowa 1 10 11Kabupaten Jeneponto 2 7 9Kabupaten Luwu 0 5 5Kabupaten Luwu Timur 2 11 13Kabupaten Luwu Utara 0 2 2Kabupaten Maros 4 40 44Kabupaten Pangkep 0 11 11Kabupaten Pinrang 0 4 4Kabupaten Selayar 1 1 2Kabupaten Sidrap 1 6 7Kabupaten Sinjai 0 2 2Kabupaten Soppeng 1 4 5Kabupaten Takalar 0 6 6Kabupaten Toraja 1 8 9Kabupaten Toraja Utara 2 4 6Kabupaten Wajo 1 11 12Kota Makassar 4 123 127Kota Palopo 0 0 0Kota Parepare 1 27 28Total 30 348 378

23,86 PERSEN KORBAN MENGALAMI KEKERASAN DI DALAM RUMAH TANGGA

JUMLAH KASUS KEKERASAN THD PEREMPUAN DAN ANAK YG DILAPORKAN PD TAHUN 2017 MENCAPAI 1.502 KASUS.

7 KAB/KOTA MENEMPATI URUTAN TERTINGGI ADALAH MAKASSAR, BULUKUMBA, MAROS, BONE, PAREPARE,

BANTAENG, DAN LUWU TIMUR

47 PERSEN dari total kasus TERJADI DI DALAM RUMAH TANGGA

BENTUK KEKERASAN YANG DIALAMI OLEH PEREMPUAN DAN ANAK MELIPUTI KEKERASAN FISIK, PSIKIS, SEKSUAL, EKSPLOITASI, TRAFIKING, PENELANTARAN, DAN LAINNYA.

PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL, PADA UMUMNYA JUGA MENGALAMI KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS.

BENTUK KEKERASAN YANG PALING BANYAK ADALAH KEKERASAN FISIK, (68%.) DAN SEKSUAL (21%)

PARA KORBAN KEKERASAN MEMPEROLEH LAYANAN DI BEBERAPA LEMBAGA YG BERJEJARING DALAM PENANGANAN KASUS KtP/A, diantaranya UPT PPA/ P2TP2A, OBH, APH, TOGA, RUMAH SAKIT, DAN LAINNYA.

LAYANAN PENGADUAN, PENEGAKAN HUKUM, DAN KESEHATAN MERUPAKAN JENIS LAYANAN YG PALING BANYAK DIBERIKAN KEPADA KORBAN.

BENTUK KEKERASAN DAN JENIS LAYANAN KORBAN DI SULAWESI SELATAN TAHUN

2017

OUTLINE PROFIL GENDER THEMATIK:

PROFIL KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN

ANAK DI PROVINSI

OUTLINE “STATISTIK GENDER THEMATIK”

OUTLINE “STATISTIK GENDER THEMATIK”(2)