peramalan curah hujan di pos hujan ledok ...repository.usd.ac.id/34914/2/151414034_full.pdftabel 2.3...

104
PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Christina Candra Aditya NIM: 151414034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO

    KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

    METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

    (ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Matematika

    Oleh:

    Christina Candra Aditya

    NIM: 151414034

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO

    KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

    METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

    (ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Matematika

    Oleh:

    Christina Candra Aditya

    NIM: 151414034

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    SKRIPSI

    PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO

    KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

    METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

    (ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

    Disusun oleh:

    Christina Candra Aditya

    NIM: 151414034

    Telah disetujui oleh:

    Dosen Pembimbing,

    Eko Budi Santoso, S.J. S.Pd., Ph.D. Tanggal: 14 Juni 2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    SKRIPSI

    PERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO

    KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

    METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

    (ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10

    Disusun oleh:

    Christina Candra Aditya

    NIM: 151414034

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

    pada tanggal 20 Juni 2019

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji

    Nama Lengkap Tanda Tangan

    Ketua : ..................

    Sekretaris : ..................

    Anggota I : ..................

    Anggota II : ..................

    Anggota III : ..................

    Yogyakarta, 20 Juni 2019

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan ucapan penuh rasa syukur, saya mempersembahkan skripsi saya ini untuk:

    1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menemani dan menguatkan saya dalam setiap

    langkah hidup saya.

    2. Kedua orang tua saya, Edy Mulyono dan Endang yang selalu mendukung saya

    baik motivasi, doa maupun materi dan menjadi tempat berkeluh kesah saya

    selama proses pengerjaan skripsi.

    3. Romo Eko Budi Santoso, S.J. S.Pd., Ph.D. sebagai dosen pembimbing saya.

    4. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang

    memberikan kesempatan bagi saya untuk berkuliah dan menyelesaikan kuliah

    Program Sarjana serta memfasilitasi selama saya berkuliah di Universitas

    Sanata Dharma.

    5. Partner saya, Kevin yang selalu mendukung, memotivasi dan menghibur saya

    selama proses pengerjaan skripsi.

    6. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani saat pengerjaan skripsi dan juga

    menjadi tempat saya berkeluh kesah.

    Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    β€œJanganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetap nyatakanlah dalam

    segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

    syukur”. (Filipi 4:6)

    β€œBerbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah

    tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada

    barangsiapa yang mengasihi Dia”. (Yakobus 1:12)

    β€œSebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai

    kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”.(Matius 6:34)

    β€œPercayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada

    pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan

    jalanmu”. (Amsal 3:5-6)

    β€œSegala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

    kepadaku”. (Filipi 4:13)

    β€œBersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah

    dalam doa!”. (Roma 12:12)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 20 Juni 2019

    Penulis,

    Christina Candra Aditya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

    Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Christina Candra Aditya

    Nomor Induk Mahasiswa : 151414034

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    β€œPERAMALAN CURAH HUJAN DI POS HUJAN LEDOK NONGKO

    KECAMATAN TURI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

    METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

    (ARIMA) BOX-JENKINS MENGGUNAKAN SOFTWARE EVIEWS 10”

    Dengan demikian, saya memberikan hak sepenuhnya kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

    lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas

    dan mempublikasinya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

    perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

    mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Yogyakarta, 20 Juni 2019

    Yang menyatakan,

    Christina Candra Aditya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,

    peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul β€œPeramalan Curah Hujan

    di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

    dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (Arima) Box-

    Jenkins Menggunakan Software Eviews 10”. Tugas akhir ini sebagai syarat

    memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

    Universitas Sanata Dharma.

    Peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian

    tugas akhir ini. Tanpa pihak tersebut, peneliti tidak dapat menyelesaikan tugas akhir

    ini dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

    pihak-pihak tersebut, yaitu:

    1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan.

    2. Bapak Beni Utomo M.Sc sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

    Matematika.

    3. Romo Eko Budi Santoso, S.J. S.Pd., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsi

    peneliti yang telah merelakan diri untuk meluangkan waktu, tenaga serta

    pikiran untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata

    Dharma yang telah memberikan bekal kepada peneliti selama mengikuti

    perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    5. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti selama

    berkuliah di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata

    Dharma.

    6. Kedua orang tua, Bapak Silvester Edi Mulyono dan Ibu Endang Setyowati

    yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada peneliti selama proses

    penelitian skripsi ini.

    7. Kornelius Septiawan Kevin Supriyanto yang sudah memberikan doa dan

    dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

    8. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2015 yang telah memberikan

    semangat bagi peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini.

    Tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Walaupun demikian, peneliti

    berharap hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti lain.

    Semoga tulisan ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

    LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    MOTTO ......................................................................................................... v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ....................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

    DAFTAR SIMBOL ..................................................................................... xvi

    ABSTRAK ................................................................................................. xvii

    ABSTRACT ................................................................................................ xviii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

    C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4

    D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

    F. Jenis Penelitian ................................................................................... 5

    G. Sistematika Penelitian ........................................................................ 5

    BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6

    A. Konsep Hujan ..................................................................................... 6

    B. Runtun Waktu .................................................................................. 11

    C. Analisis Runtun Waktu .................................................................... 13

    D. Metode Autoregrresive Integrated Moving Averagre (ARIMA) ..... 14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    E. Tahap-Tahap Peramalan ARIMA .................................................... 17

    F. Penelitian yang Sejenis .................................................................... 33

    BAB III METODE KEGIATAN ................................................................. 35

    A. Objek Penelitian ............................................................................... 35

    B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 35

    C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 35

    D. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 36

    E. Teknik Analisis Data pada Software EVIews 10.............................. 36

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58

    A. Statistik Deskriptif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko

    Kec.Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta........................................... 58

    B. Peramalan Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko

    Kec.Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta........................................... 60

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 73

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 73

    B. Saran ................................................................................................. 74

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 75

    LAMPIRAN ................................................................................................. 77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kec.Turi

    Daerah Istimewa Yogyakarta ............................................................ 11

    Tabel 2.2 Data Runtun Waktu Penjualan Sepeda Motor Honda

    CBR150R, Yamaha R15 dan Suzuki GSX-R150 di Indonesia

    pada Tahun 2017 ............................................................................... ..12

    Tabel 2.3 Nilai Ulangan Matematika Kelas 8A .................................................. 13

    Tabel 2.4 Daerah Penerimaan dan Estimasi Awal Beberapa Proses ................... 23

    Tabel 4.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kec.Turi

    Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005-2014 ............................... 59

    Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok

    Nongko, Kec.Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta .............................. 59

    Tabel 4.3 Uji Stasionaritas dengan Uji ADF ....................................................... 61

    Tabel 4.4 Uji Stasionaritas dengan Uji PP .......................................................... 63

    Tabel 4.5 Uji Stasionaritas dengan Uji KPSS ..................................................... 64

    Tabel 4.6 Nilai P-Value Masing-Masing Model ARIMA .................................. 67

    Tabel 4.7 Kesimpulan Kandidat Model ARIMA Tahap Estimasi Parameter ..... 68

    Tabel 4.8 Nilai P-Value Masing-Masing Model ................................................. 69

    Tabel 4.9 Uji Kenormalan Residual Model ARIMA ......................................... 69

    Tabel 4.10 AIC dan SC pada Model MA(14) dan MA(22) .................................. 71

    Tabel 4.11`Data Peramalan Curah Hujan (mm) di Pos Hujan Ledok Nongko,

    nnnnnnnnnDIY Tahun 2005-2015 ......................................................................... 71

    Tabel 5.1 Hasil Peramalan Data Curah Hujan Tahun 2015 ................................ 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Pola Curah Hujan Ekuatorial....................................................... 7

    Gambar 2.2 Pola Curah Hujan Monsoon ........................................................ 8

    Gambar 2.3 Pola Curah Hujan Lokal .............................................................. 9

    Gambar 2.4 Pluviometer Standar .................................................................. 10

    Gambar 2.5 Algoritma Sederhana Analisis Runtun Waktu .......................... 18

    Gambar 2.6 Algoritma Tahap-Tahap Peramalan ARIMA ............................ 32

    Gambar 3.1 Ikon Software EViews 10 .......................................................... 39

    Gambar 3.2 Halaman Awal Software EViews 10 ......................................... 40

    Gambar 3.3 Workfile Create EViews 10 ....................................................... 40

    Gambar 3.4 Lembar Kerja EViews 10 .......................................................... 41

    Gambar 3.5 Data Curah Hujan Telah Dimasukkan dalam Lembar Kerja

    EViews 10 ................................................................................. 42

    Gambar 3.6 Grafik Data Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko

    Kec.Turi, DIY Tahun 2005-2014 .............................................. 42

    Gambar 3.7 Workfile UNTITLED ................................................................ 43

    Gambar 3.8 Tampilan Lembar Kerja curah_hujan ....................................... 43

    Gambar 3.9 Membuka Lembar Kerja Unit Root Test ................................... 44

    Gambar 3.10 Kotak Dialog Unit Root Test .................................................... 44

    Gambar 3.11 Tabel Uji Stasionaritas dengan Uji ADF .................................. 45

    Gambar 3.12 Tabel Uji Stasionaritas dengan Uji PP ...................................... 46

    Gambar 3.13 Tabel Uji Stasionaritas dengan Uji KPSS ................................. 47

    Gambar 3.14 Membuka Correlogram Specification ....................................... 48

    Gambar 3.15 Pilih Level pada Kotak Dialog Correlogram Specification ..... 48

    Gambar 3.16 ACF dan PACF pada Correlogram ........................................... 49

    Gambar 3.17 Membuka Equation Estimation ................................................. 50

    Gambar 3.18 Kotak Dialog Equation Estimation pada AR(1) ....................... 50

    Gambar 3.19 Tabel Estimasi Parameter pada Model AR(1).......................... 51

    Gambar 3.20 Kotak Dialog Equation Estimation pada MA(1) ........................ 52

    Gambar 3.21 Tabel Estimasi Parameter pada Model AR(1)............................ 52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    Gambar 3.22 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(22) .......................... 53

    Gambar 3.23 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(14) .......................... 53

    Gambar 3.24 Tabel Uji Independensi Residual pada Model MA(22) .............. 54

    Gambar 3.25 Tabel Uji Independensi Residual pada Model MA(14) .............. 54

    Gambar 3.26 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(22) .......................... 55

    Gambar 3.27 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(14) .......................... 55

    Gambar 3.28 Kotak Dialog Workfile Structure ............................................... 56

    Gambar 3.29 Kotak Dialog Forecast ................................................................. 57

    Gambar 3.30 Grafik Forecasting&Actuals ....................................................... 57

    Gambar 4.1 Diagram Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko

    Kec.Turi, DIY ............................................................................. 58

    Gambar 4.2 Penjelasan ACF dan PACF ......................................................... 65

    Gambar 4.3 Grafik Data Aktual dan Data Peramalan Data Curah Hujan di

    Pos Hujan Ledok Nongko, Kec.Turi, DIY Tahun 2005-2014 ..... 72

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 4.6 Tabel Hasil Uji Signifikansi Model ARIMA Menggunakan

    Sofware EViews 10 ................................................................74

    Lampiran 4.7 Tabel Hasil Uji Signifikansi Model ARIMA Menggunakan

    Sofware EViews 10 ................................................................77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR SIMBOL

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π‘π‘‘βˆ’π‘– = data pada waktu 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π›Όπ‘‘βˆ’π‘– = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    βˆ…0 = konstanta model Autoregressive (AR)

    βˆ…π‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada model Autoregressive (AR)

    πœƒ0 = konstanta model Moving Average (MA)

    πœƒπ‘– = koefisien dari π›Όπ‘‘βˆ’π‘– pada model Moving Average (MA)

    πœ€ = galat (error) pada uji stasionaritas

    π‘˜ = lag (baris pada Auto Correlation Function (ACF) dan pada Partial Auto

    nnCorrelation Function (PACF))

    π‘š = lag maksimal pada ACF dan PACF

    π‘Ÿπ‘˜ = korelasi antara 𝑍𝑑 dan π‘π‘‘βˆ’π‘˜ pada Auto Correlation Function (ACF)

    βˆ…π‘˜π‘˜ = himpunan autokorelasi parsial untuk berbagai lag-π‘˜ pada Partial Auto

    nnCorrelation Function (PACF)

    π‘Ÿπ‘˜(𝑒) = residual autokorelasi lag-k

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    ABSTRAK

    Christina Candra Aditya. 2019. Peramalan Curah Hujan di Pos Hujan Ledok

    Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Metode

    Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Box-Jenkins

    Menggunakan Software Eviews 10. Skripsi. Program Studi Pendidikan

    Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa.

    Karena Indonesia dikelilingi oleh lautan maka di banyak daerah memiliki potensi

    curah hujan yang tinggi. Ketika musim hujan, curah hujan yang tinggi tersebut

    mengakibatkan bencana banjir pada daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu,

    peneliti berpendapat bahwa ketepatan dalam memperkirakan curah hujan menjadi

    sesuatu yang penting untuk menghindari kerugian material maupun hilangnya jiwa

    manusia akibat bencana tersebut. Salah satu metode peramalan yang dapat

    digunakan adalah metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

    seperti yang digunakan dalam penelitian ini.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model terbaik yang dibentuk dari

    data curah hujan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 dan untuk memprediksi

    curah hujan pada tahun 2015 di Pos Hujan Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

    Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah studi pustaka.

    Ada empat tahap yang dilakukan pada peramalan menggunakan metode

    ARIMA, yaitu identifikasi model, estimasi parameter, verifikasi model, dan

    peramalan. Berdasarkan tahapan-tahapan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan

    bahwa model ARIMA terbaik dari data curah hujan dari tahun 2005 sampai dengan

    tahun 2014 di Pos Hujan Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa

    Yogyakarta adalah model MA(14). Grafik yang terbentuk dari data aktual dan data

    peramalan menunjukkan kemiripan. Pada hasil peramalan tahun 2015, curah hujan

    tertinggi akan terjadi pada bulan Agustus dengan perkiraan sebesar 240 milimeter.

    Sedangkan pada bulan Maret, September, Oktober, November, dan Desember, data

    peramalan menunjukkan bahwa tidak ada hujan. Rata-rata curah hujan pada tahun

    2015 yang diamati dari Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah

    Istimewa Yogyakarta adalah 84,25 milimeter.

    Kata kunci: Data curah hujan, ARIMA, Runtun Waktu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    ABSTRACT

    Christina Candra Aditya. 2019.Rainfall Forecasting at Ledok Nongko Rain

    Post, Turi District, Special Region of Yogyakarta with Autoregressive

    Integrated Moving Average (ARIMA) Box-Jenkins Method using EViews 10

    Software. Unergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program,

    Department of Mathematics and Sciences Education, Faculty of Teacher

    Training and Education, Sanata Dharma University.

    Indonesia is an archipelago that located in the equator. Because Indonesia is

    surrounded by oceans, in many areas there is a high potential for rainfall. During

    the rainy season, the high rainfall can cause a flood in these areas. Therefore, the

    researchers argue that the accuracy in estimating rainfall is important to avoid

    material losses and loss of human lives due to the disaster. One of the forecasting

    methods that can be used is Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

    method as used in this research.

    The purposes of this research are to obtain the best model rainfall data from

    2005 to 2014 and to forecast rainfall in 2015 at Ledok Nongko Rain Post, Turi

    District, Special Region of Yogyakarta. The type of research is library research.

    There are four steps to forecast using ARIMA method, that are model

    identification, parameter stimation, model verification and forecasting. Based on

    the steps, researchers concluded that the best ARIMA’s model of rainfall data from

    2005 to 2014 at the Ledok Nongko rain post, Turi District, Special Region of

    Yogyakarta is MA(14). Graph from actual data an forcasting data is similarities.

    The results of forecasting in 2015 are the highest rainfall will occur on August with

    an estimate of 240 milimeters and on march, September, October, November and

    December, data forecasting show that there is no rain. The average rainfall in 2015

    at Ledok Nongko post rain, Turi District, Special Region of Yogyakarta is 84,25

    milimeters.

    Keywords: Rainfall data, ARIMA, Time Series

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah

    khatulistiwa. Karena Indonesia dikelilingi oleh lautan maka di banyak daerah

    memiliki potensi curah hujan yang tinggi. Ketika musim hujan, curah hujan

    yang tinggi tersebut mengakibatkan bencana banjir pada daerah-daerah

    tersebut. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa ketepatan dalam

    memperkirakan curah hujan menjadi sesuatu yang penting untuk menghindari

    kerugian material maupun hilangnya jiwa manusia akibat bencana tersebut.

    Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi

    secara horisontal yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (π‘šπ‘š). Curah

    hujan satu milimeter adalah banyaknya air hujan yang tertampung dalam suatu

    tempat yang datar dengan luasan 1 meter persegi dan setinggi satu milimeter.

    Curah hujan juga diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul pada

    tempat yang datar yang dihitung di saat air hujan tidak menguap, tidak meresap

    dan tidak mengalir. Salah satu aspek yang mempengaruhi curah hujan adalah

    ketinggian daerah. Karena Indonesia memiliki ketinggian daerah yang

    berbeda-beda, maka bervariasi pulalah angka curah hujan di Indonesia.

    Selain dipengaruhi oleh ketinggian lokasi, aspek lain yang kini

    mempengaruhi curah hujan adalah pemanasan global. Pemanasan global

    menjadi penyebab kacaunya periode musim hujan dan musim kemarau. Hal ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    berakibat pada sulitnya memprediksi kapan dimulainya musim hujan dan

    musim kemarau. Hal itu berakibat langsung pada sistem pola tanam dan

    produksi pertanian serta persediaan pangan. Data curah hujan termasuk dalam

    kategori data runtun waktu. Data runtun waktu merupakan barisan data hasil

    observasi yang dilakukan pada waktu tertentu. Curah hujan masuk ke dalam

    data runtun waktu karena data curah hujan merupakan data yang dapat

    diobservasi dan observasi tersebut dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

    Penelitian ini dilakukan di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

    Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Turi di Daerah Istimewa Yogyakarta

    merupakan daerah yang memiliki potensi unggulan dalam komoditi pertanian

    salak pondoh. Waktu tanam bibit salak pondoh adalah pada awal musim

    penghujan. Para petani salak di Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

    seringkali mengalami gagal panen akibat hujan, seperti contohnya pada berita

    di antaranews.com hari Jumat tanggal 21 Juni 2013, petani salak di daerah Turi

    mengalami gagal panen akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi dalam

    beberapa waktu yang menyebabkan proses penyerbukan tidak optimal. Oleh

    sebab itu, peneliti memandang perlu adanya metode matematika untuk

    mengantisipasi terjadinya kejadian-kejadian alam yang ekstrim. Peneliti

    merasa perlu adanya metode matematika untuk melakukan analisis frekuensi

    curah hujan.

    Untuk melalukan peramalan curah hujan, peneliti menggunakan

    metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Box-Jenkins.

    Metode ARIMA Box-Jenkins banyak digunakan dalam peramalan-peramalan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    karena ARIMA memiliki sifat yang fleksibel (mengikuti pola data), memiliki

    tingkat akurasi peramalan yang cukup tinggi dan cocok digunakan untuk

    meramal sejumlah variabel dengan cepat, sederhana, akurat karena hanya

    memerlukan data historis untuk melakukan peramalannya. Peramalan dalam

    penelitian ini juga dibantu oleh software EViews 10. EViews merupakan

    program berbasis Windows yang dapat digunakan untuk ekonometrika data

    runtun waktu atau data time series, membuat model peramalan, statistik

    inferensial yang sederhana, analisis deskriptif bahkan analisis multivariat.

    Penelitian ini akan membuat model untuk peramalan curah hujan tahun

    2015 berdasarkan data curah hujan tahun 2005 sampai dengan 2014 dari Pos

    Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

    menggunakan software EViews 10.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah-masalah yang

    akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana model ARIMA terbaik yang dibentuk dari data curah hujan dari

    tahun 2005-2014 di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Sleman,

    Daerah Istimewa Yogyakarta?

    2. Bagaimana prediksi curah hujan pada tahun 2015 di Pos Hujan Ledok

    Nongko, Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    C. Pembatasan Masalah

    Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Model ARIMA yang digunakan adalah model Box-Jenkins dengan

    menggunakan software EViews 10.

    2. Model ARIMA hanya digunakan untuk memprediksi curah hujan di Pos

    Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa

    Yogyakarta pada tahun 2015.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk:

    1. Mendapatkan model ARIMA terbaik yang dibentuk dari data curah hujan

    dari tahun 2005-2014 di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

    Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    2. Memprediksi curah hujan pada tahun 2015 di Pos Hujan Ledok Nongko,

    Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebgai berikut:

    Informasi prediksi curah hujan sangat bermanfaat dalam berbagai bidang,

    misal bidang perhubungan. Informasi mengenai curah hujan dapat membantu

    pilot untuk mengambil tindakan selama proses penerbangan. Bidang lainnya

    adalah bidang pertanian, agar para petani dapat memprediksi pola tanam.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    F. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penyusunan tugas akhir

    yaitu studi pustaka. Studi pustaka yaitu jenis penelitian dengan mempelajari

    buku atau jurnal ilmiah yang membahas mengenai topik tertentu. Penelitian ini

    menggunakan jenis penelitian studi pustaka dengan mempelajari buku dan

    jurnal ilmiah yang membahas mengenai curah hujan dan metode ARIMA Box-

    Jenkins serta pengaplikasiannya menggunakan software EViews 10.

    G. Sistematika Penelitian

    Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang

    membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

    serta jenis penelitian. Pada bab II, didiskusikan konsep-konsep dasar yang

    dipakai dalam penelitian ini, yaitu tentanng curah hujan, data runtun waktu,

    analisis data runtun waktu, dan metode Autoregressive Integrated Moving

    Average (ARIMA) serta tahap-tahapnya. Pada bab III, peneliti membicarakan

    objek, metode, dan desain penelitian serta teknik pengolahan data, waktu dan

    tempat penelitian. Pada akhir bab ini, peneliti mendiskusikan teknik analisis

    data metode ARIMA dengan menggunakan software EViews 10. Bab IV

    mendeskripsikan hasil penelitian. Akhirnya, kesimpulan penelitian dan saran

    untuk penelitian berikutnya dituliskan dalam bab V.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Konsep Hujan

    1. Pengertian Curah Hujan

    Hujan adalah peristiwa jatuhnya butiran-butiran air dalam bentuk

    cair atau padat menuju bumi (Hestiyanto, 2006). Banyak sedikitnya hujan

    yang turun ke bumi disebut curah hujan dan dihitung dengan mengukur air

    yang ditampung pada sebuah permukaan yang datar seluas satu meter

    persegi. Dengan demikian curah hujan satu milimeter (1 π‘šπ‘š) adalah

    banyaknya air hujan yang tertampung dalam suatu tempat yang datar

    dengan luasan 1 meter persegi (1π‘š2) setinggi satu milimeter. Dalam

    pengukuran curah hujan, diasumsikan bahwa air hujan yang terkumpul

    pada tempat yang datar tersebut tidak menguap, tidak meresap, dan tidak

    mengalir.

    Besarnya curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

    arus udara, besar kecilnya perairan atau daratan, intensitas panas matahari,

    ketinggian tempat, dan pengaruh polusi asap pabrik serta kendaraan

    bermotor. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya, maka kuantitas hujan

    pun akan semakin rendah karena suhu yang rendah akan mengurangi

    penguapan di tempat tersebut. Karena Indonesia memiliki ketinggian

    daerah yang berbeda-beda, maka bervariasi pulalah curah hujan di

    Indonesia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    2. Pola Curah Hujan di Indonesia

    Berdasarkan faktor-faktor yang menentukan curah hujan, maka

    curah hujan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga pola (Hestiyanto,

    2006) yaitu Pola Ekuatorial, Pola Monsoon dan Pola Lokal.

    a. Pola Ekuatorial ialah pola hujan yang terjadi di sekitar khatulistiwa.

    Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk

    bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret

    dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks yaitu saat posisi matahari

    berada di ekuator. Pola ini ditemukan di daerah Nangroe Aceh

    Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,

    Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Kalimantan

    Tengah.

    Gambar 2.1 Pola Curah Hujan Ekuatorial

    (https://1.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvA05HkCI/A

    AAAAAAAA0Y/_futhEswmHU/s1600/equatorial+type.jpg)

    b. Pola Monsoon ialah pola hujan yang ditentukan oleh monsoon barat

    dan monsoon timur. Tipe curah hujan ini bersifat unimodial atau satu

    puncak musim hujan yang terjadi karena monsoon barat. Monsoon

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://1.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvA05HkCI/AAAAAAAAA0Y/_futhEswmHU/s1600/equatorial+type.jpghttps://1.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvA05HkCI/AAAAAAAAA0Y/_futhEswmHU/s1600/equatorial+type.jpg

  • 8

    barat mengakibatkan musim hujan pada wilayah tersebut sedangkan

    monsoon timur mengakibatkan musim kemarau. Pola ini terdapat di

    daerah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa

    Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB),

    Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan dan Sulawesi

    Selatan.

    Gambar 2.2 Pola Curah Hujan Monsoon

    (https://2.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvAhJRiKI/AAA

    AAAAAA0Q/pENHZUUxk6Q/s1600/monsoon+type.jpg)

    c. Pola Lokal ialah pola hujan yang wilayahnya memiliki distribusi

    hujan bulanan kebalikan dengan pola monsoon. Pola lokal dicirikan

    oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan) tetapi

    bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsoon. Pola ini terdapat

    di daerah Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

    Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Gambar 2.3 Pola Curah Hujan Lokal

    (https://3.bp.blogspot.com/_SJHzAop4PKs/TEBvAAD8vGI/AAA

    AAAAAA0I/ZgKK8FHFbsM/s1600/local+type.jpg)

    3. Pengaruh Curah Hujan

    Karena curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun pada suatu

    tempat, maka besar kecilnya curah hujan pasti akan berpengaruh pada

    tempat tersebut atau sekitarnya. Misalnya, curah hujan yang tinggi di

    daerah Bogor akan mengakibatkan banjir di Kota Jakarta. Curah hujan

    yang tinggi di daerah Bandung, akan mengakibatkan banjir di Bandung

    bagian selatan. Sebaliknya, rendahnya curah hujan pada suatu kawasan

    akan mengakibatkan kawasan tersebut mengalami kekeringan.

    Tinggi rendahnya curah hujan tidak hanya berpengaruh pada

    sedikit atau banyaknya persediaan air di suatu daerah. Curah hujan juga

    memiliki pengaruh yang lebih luas. Misalnya, rendahnya curah hujan tidak

    hanya mengakibatkan kekeringan, tetapi lebih dari itu, bisa menyebabkan

    bencana kebakaran hutan yang memiliki akibat sangat luas. Kekeringan

    juga mengakibatkan rendah produk pertanian. Hal yang sama juga berlaku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    jika curah hujan terlalu tinggi. Bencana alam seperti banjir, longsor, dan

    gagal panen juga terjadi karena curah hujan yang terlalu tinggi.

    4. Metode Pengukuran Curah Hujan

    Alat yang dipergunakan untuk mengukur jumlah curah hujan

    disebut pluviometer atau penakar hujan (rain gauge). Beberapa jenis satu

    alat penakar hujan diperlihatkan dalam gambar 2.4. Seperti telah dibahas

    di depan, angka-angka pada penakar hujan tersebut menunjukkan

    ketinggian curah hujan dalam milimeter, yang berarti ketinggian air hujan

    yang tertampung pada bidang datar 1 meter persegi dengan tinggi 1

    milimeter.

    Gambar 2.4 Pluviometer Standar

    (https://id.wikipedia.org/wiki/Pluviometer)

    Pengukuran curah hujan biasanya dilakukan pada pukul 07.00

    waktu setempat. Karena dalam pengukuran tidak selalu didapatkan angka

    bulat, maka harus dilakukan pembulatan dengan cara pembulatan ke

    bawah jika kurang dari 0.5 milimeter dan pembulatan ke atas jika lebih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/wiki/Pluviometer

  • 11

    dari atau sama dengan 0.5 milimeter (Tjasyono, 1999). Dengan demikian,

    data curah hujan selalu merupakan bilangan bulat. Sebagai ilustrasi, Tabel

    2.1 berikut menyajikan curah hujan rerata bulanan di Ledok Nongko

    Kecamatan Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2014.

    Tabel 2.1 Data Curah Hujan di Pos Hujan

    Ledok Nongko, Kec. Turi Tahun 2014

    Bulan Banyaknya Curah

    Hujan (mm)

    Januari 338

    Februari 362

    Maret 202

    April 259

    Mei 125

    Juni 171

    Juli 91

    Agustus 3

    September 0

    Oktober 3

    November 448

    Desember 190

    Jumlah Curah

    Hujan

    dalam 1 tahun

    2.192

    B. Runtun Waktu

    Dalam pembahasan bagian A telah didiskusikan data curah hujan pada

    suatu kawasan. Data pada Tabel 2.1 merupakan himpunan observasi curah

    hujan selama tahun 2014 di Pos Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi,

    Daerah Istimewa Yogyakarta. Data-data tersebut disebut dengan data runtun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    waktu (time series). Jadi, runtun waktu didefinisikan sebagai barisan hasil

    observasi yang dilakukan pada waktu tertentu (Box, et al., 2016: 1). Semua

    bentuk hasil observasi yang dinyatakan sebagai sebuah barisan berdasarkan

    urutan waku tertentu bisa dikatakan sebagai data runtun waktu. Menurut Box

    et. al., himpunan data tersebut bisa berupa data harian, bulanan, atau tahunan,

    misal banyaknya kecelakaan lalu lintas bulanan atau perubahan reaksi kimia

    yang diobservasi setiap jam. Data runtun waktu bisa termasuk dalam bidang

    ekonomi, bisnis, teknik, ilmu alam (khususnya meteorologi dan geofisika),

    juga ilmu-ilmu sosial. Tabel 2.2 berikut menyajikan data penjualan sepeda

    motor Honda CBR150R, Yamaha R15, dan Suzuki GSX-R150 di Indonesia

    pada tahun 2017.

    Tabel 2.2 Data Runtun Waktu Penjualan Sepeda Motor Honda

    CBR150R, Yamaha R15, dan Suzuki GSX-R150 di Indonesia Pada

    Tahun 2017

    Honda CBR 150 Yamaha R15 Suzuki GSX-R150

    Jan-17 7.513 2.116 1.552

    Feb-17 7.568 2.268 4.128

    Mar-17 5.591 1.697 1.954

    Apr-17 5.139 5.820 1.633

    Mei-17 7.241 8.474 3.897

    Jun-17 4.062 2.932 3.779

    Jul-17 6.338 4.656 3.622

    Agu-17 6.497 5.837 2.371

    Sep-17 7.613 6.250 2.317

    Okt-17 6.053 5.530 1.497

    Nov-17 4.942 2.375 927

    Des-17 3.662 2.791 1.323

    Jan-18 4.642 5.061 2.330

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Perlu diperhatikan bahwa tidak semua data hasil observasi bisa

    dikategorikan sebagai runtun waktu. Tabel 2.3 berikut, yang merupakan nilai

    ulangan sebuah kelas, diurutkan dari nilai tertinggi, bukan merupakan data

    runtun waktu.

    Tabel 2.3 Nilai Ulangan Matematika

    Kelas 8A

    Nama Nilai

    Akbar 100

    Budi 100

    Chika 98

    Dodi 96

    Ema 96

    Fani 90

    Gita 84

    Hana 82

    Ian 80

    C. Analisis Runtun Waktu

    Dalam tabel 2.1 diberikan data curah hujan selama tahun 2014 di Pos

    Hujan Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta. Data-

    data tersebut tidak hanya disimpan sebagai data laporan saja. Data-data tersebut

    bisa digunakan untuk memprediksi curah hujan pada waktu-waktu yang akan

    datang. Tentu saja, semakin banyak data yang pernah tercatat akan membantu

    untuk mendapatkan sebuah model yang baik untuk meramalkan curah hujan.

    Proses ini biasa disebut sebagai analisis runtun waktu. Dengan demikian,

    analisis runtun waktu, menurut Box et.al (2016), adalah pengolahan data

    runtun waktu untuk melakukan prediksi pada waktu yang akan datang. Analisis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    runtun waktu bisa diaplikasikan pada beberapa bidang, misalnya untuk

    meramalkan curah hujan atau meramalkan penjualan sebuah produk.

    Peramalan suatu data runtun waktu memiliki empat tipe atau pola yaitu

    pola horizontal, pola trend, pola musiman dan pola siklis (Hanke dan Wichren,

    2005: 158). Pola horizontal adalah peramalan yang dilakukan pada kejadian

    tidak terduga dan bersifat acak tetapi kemunculannya dapat mempengaruhi

    fluktuasi data runtun waktu. Selanjutnya, adalah pola trend yang digunakan

    dalam peramalan jangka panjang dapat berupa kenaikan maupun penurunan.

    Pola musiman adalah peramalan yang dilakukan pada data yang terjadi secara

    periodik dalam kurun waktu tahunan, triwulan, kuartalan, bulanan, mingguan

    maupun harian. Sedangkan pola siklis merupakan fluktuasi dari data untuk

    waktu yang lebih dari satu tahun. Data runtun waktu yang berkaitan dengan

    curah hujan termasuk dalam pola periodik.

    D. Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

    Ada beberapa analisis runtun waktu yang dipergunakan untuk

    memperkirakan data pada waktu yang akan datang. Pemilihan metode analisis

    runtun waktu salah satunya ditentukan oleh pola data (horizontal, trend,

    musiman atau siklis). Metode paling sederhana adalah dengan analisis regresi.

    Metode analisis regresi biasanya cocok untuk data trend. Namun, metode

    tersebut tidak mencukupi untuk analisis data runtun waktu yang kompleks.

    Salah satu metode yang banyak dipakai dalam peramalan dikembangkan oleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Box dan Jenkins yang diberi nama metode Autoregressive Integrated Moving

    Average (ARIMA).

    ARIMA adalah salah satu metode analisis data runtun waktu yang

    diperkenalkan pada tahun 1930-1940 oleh insinyur mesin Norbert Wiener

    (Nau, 2014). Pada tahun 1970an dua statiskawan George Box dan Gwilym

    Jenkins mengembangkan metode tersebut pada bidang bisnis dan ekonomi.

    Metode ini sekarang dikenal dengan nama Model Box-Jenkins. Tujuan dari

    metode ARIMA adalah menentukan hubungan statistik yang baik antar

    variabel yang diramal dengan historis variabel-variabel tersebut. ARIMA

    sangat baik untuk peramalan jangka pendek namun kurang baik dalam

    peramalan jangka panjang karena biasanya akan cenderung flat

    (mendatar/konstan). ARIMA merupakan analisis data dependen karena untuk

    melakukan peramalan ARIMA menggunakan data masa lalu (π‘π‘‘βˆ’1) dan data

    sekarang (𝑍𝑑) untuk menghasilkan ramalan jangka pendek yang akurat.

    Bentuk umum dari ARIMA adalah ARIMA(p,d,q). Tiga unsur dalam

    ARIMA(p,d,q) adalah AR(p), I(d) dan MA(q), dimana p,d,q merupakan

    bilangan bulat tidak negatif. Nilai p merupakan derajat autoregresi (lags of the

    stationarized series), nilai d merupakan derajat integrasi (series which needs to

    be differenced to be made stationary) dan nilai q merupakan kesalahan

    perkiraan (lags of the forecast errors). ARIMA(p,d,q) memiliki tiga klasifikasi

    model yaitu AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q).

    Berikut ini merupakan beberapa contoh bentuk khusus dari persamaan

    AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q):

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    1. Autoregressive Model (AR(p))

    𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ…2π‘π‘‘βˆ’2 + β‹― + βˆ…π‘π‘π‘‘βˆ’π‘ + 𝛼𝑑

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π‘π‘‘βˆ’π‘– = data pada waktu 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    βˆ…0 = konstanta model Autoregressive (AR)

    βˆ…π‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada model Autoregressive (AR)

    Bentuk khusus dari persamaan Autoregressive Model (AR(p)), antara lain:

    a. Model AR(1): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + 𝛼𝑑

    b. Model AR(2): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ…2π‘π‘‘βˆ’2 + 𝛼𝑑

    c. Model AR(3): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ…2π‘π‘‘βˆ’2 + βˆ…3π‘π‘‘βˆ’3 + 𝛼𝑑

    d. Model AR(4): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ…2π‘π‘‘βˆ’2 + βˆ…3π‘π‘‘βˆ’3 + βˆ…4π‘π‘‘βˆ’4 + 𝛼𝑑

    2. Moving Average Model (MA(q))

    𝑍𝑑 = πœƒ0 + 𝛼𝑑 βˆ’ πœƒ1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ πœƒ2π›Όπ‘‘βˆ’2 βˆ’ β‹― βˆ’ πœƒπ‘žπ›Όπ‘‘βˆ’π‘ž

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π›Όπ‘‘βˆ’π‘– = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    πœƒ0 = konstanta model Moving Average Model (MA(q))

    πœƒπ‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada Moving Average Model (MA(q))

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Bentuk khusus dari persamaan Moving Average Model (MA(q)), antara

    lain:

    a. Model MA(1): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + 𝛼𝑑 βˆ’ βˆ…1π›Όπ‘‘βˆ’1

    b. Model MA(2): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + 𝛼𝑑 βˆ’ βˆ…1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ πœƒ2π›Όπ‘‘βˆ’2

    c. Model MA(3): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + 𝛼𝑑 βˆ’ βˆ…1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ πœƒ2π›Όπ‘‘βˆ’2 βˆ’ πœƒ3π›Όπ‘‘βˆ’3

    d. Model MA(4): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + 𝛼𝑑 βˆ’ βˆ…1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ πœƒ2π›Όπ‘‘βˆ’2 βˆ’ πœƒ3π›Όπ‘‘βˆ’3 βˆ’ πœƒ4π›Όπ‘‘βˆ’4

    3. Autoregressive Moving Average (ARMA(p,q))

    𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + … + βˆ…π‘π‘π‘‘βˆ’π‘ + 𝛼𝑑 βˆ’ πœƒ1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ β‹― βˆ’ πœƒπ‘žπ›Όπ‘‘βˆ’π‘ž

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π‘π‘‘βˆ’π‘– = data pada waktu 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

    π›Όπ‘‘βˆ’π‘– = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    βˆ…0 = konstanta model Autoregressive (AR)

    βˆ…π‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada model Autoregressive (AR)

    πœƒπ‘– = koefisien dari π›Όπ‘‘βˆ’π‘– pada model Moving Average (MA)

    Bentuk khusus dari persamaan Moving Average Model (MA(q)), antara

    lain Model ARMA(1,1): 𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + 𝛼𝑑 βˆ’ βˆ…1π›Όπ‘‘βˆ’1

    E. Tahap-Tahap Peramalan ARIMA

    Jika digambarkan dengan sebuah gambar secara sederhana, maka

    tahap-tahap peramalan ARIMA diperlihatkan pada Gambar 2.5 di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Ada Model Yang Memenuhi Tidak Ada Model Yang Memenuhi

    Gambar 2.5. Algoritma Analisis Runtun Waktu

    Adapun penjelasan dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

    1. Identifikasi Model

    Pada tahap identifikasi model, ada dua uji yang dilakukan yaitu uji

    stasionaritas dan uji korelasi. Data dikatakan stasioner jika fluktuasi data

    berada di sekitar rata-rata nilai yang konstan dan variansi data dari waktu

    ke waktu mempunyai fluktuasi yang tetap atau konstan. Stasioner atau

    tidaknya data dapat dilihat dengan grafik yang terbentuk. Namun, untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    lebih pastinya ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan

    menggunakan ADF (Augmented Dickey-Fuller), PP (Philips-Perron) dan

    KPSS (Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin).

    a. ADF (Augmented Dickey-Fuller)

    ADF adalah pengembangan versi pengujian Dickey-Fuller. Uji ini

    dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Enders,

    1995):

    βˆ†π‘π‘‘ = 𝛼0 + 𝛼1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ‘ π›Όπ‘–βˆ†π‘π‘‘βˆ’1 + πœ€π‘‘

    𝑛

    𝑖=1

    Keterangan:

    𝛼𝑖 = parameter (𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛)

    𝑑 = waktu trend variabel

    πœ€ = galat (error)

    Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji ADF

    (Augmented Dickey-Fuller) adalah sebagai berikut:

    a) Menentukan 𝐻0 dan π»π‘Ž

    𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

    π»π‘Ž = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

    b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

    𝛼 = 0,05

    c) Menentukan nilai statistik uji

    Nilai |𝐴𝐷𝐹| dan nilai |𝑑 βˆ’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘π‘ |

    d) Menentukan Wilayah Kritis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    |𝐴𝐷𝐹| < |𝑑 βˆ’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘π‘ |

    e) Menghitung nilai statistik uji

    f) Kesimpulan

    b. PP (Philips-Perron)

    Pengujian ini diperkenalkan oleh Philips dan Perron dengan membuat

    beberapa modifikasi pada t-statistic dan Dickey-Fuller.

    Persamaannya adalah (Enders, 1995):

    βˆ†π‘π‘‘ = 𝛼0 + 𝛼1π‘π‘‘βˆ’1 + πœ€π‘‘

    Keterangan:

    𝛼0, 𝛼1 = parameter

    𝑑 = waktu trend variabel

    πœ€ = galat (error)

    Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji PP (Philips-

    Perron) adalah sebagai berikut:

    a) Menentukan 𝐻0 dan π»π‘Ž

    𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

    π»π‘Ž = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

    b) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

    𝛼 = 0,05

    c) Menentukan nilai statistik uji

    Nilai |𝑃𝑃| dan nilai |𝑑 βˆ’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘π‘ |

    d) Menentukan Wilayah Kritis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    |𝑃𝑃| < |𝑑 βˆ’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘π‘ |

    e) Menghitung nilai statistik uji

    f) Kesimpulan

    c. KPSS (Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin)

    KPSS juga dapat digunakan untuk menguji stasioner atau

    nonstasioner data, dengan persamaan (Pani, 2010):

    𝑍𝑑 = 𝛼0 + πœ€π‘‘

    Keterangan:

    𝛼0 = parameter

    𝑑 = waktu tren variabel

    πœ€ = galat

    Langkah-langkah hipotesis dengan menggunakan uji KPSS

    (Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin) adalah sebagai berikut:

    1) Menentukan 𝐻0 dan π»π‘Ž

    𝐻0 = Data Unit Root Test (data tidak stasioner)

    π»π‘Ž = Data tidak Unit Root Test (data stasioner)

    2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

    𝛼 = 0,05

    3) Menentukan nilai statistik uji

    Nilai |𝐾𝑃𝑆𝑆| dan nilai |𝑑 βˆ’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘π‘ |

    4) Menentukan Wilayah Kritis

    |𝐾𝑃𝑆𝑆| > |𝑑 βˆ’ π‘ π‘‘π‘Žπ‘‘π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘π‘ |

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    5) Menghitung nilai statistik uji

    6) Kesimpulan

    Jika uji stasionaritas menemukan bahwa data belum stasioner,

    maka harus dilakukan differencing. Differencing merupakan transformasi

    data dimana data sekarang (𝑍𝑑) dikurangi dengan data sebelumnya (π‘π‘‘βˆ’1)

    sehingga mendapatkan data yang baru. Jika data yang baru sudah stasioner

    maka diperoleh d=1 yang artinya untuk memperoleh data yang stasioner

    diperlukan satu differencing. Jika pada differencing pertama data belum

    stasioner, maka perlu dilakukan differencing kedua (d=2), ketiga dan

    seterusnya hingga data menjadi stasioner. Jika data sudah stasioner tanpa

    differencing maka nilai d=0. Banyaknya differencing pada uji

    stasioneritas ini nantinya akan berpengaruh pada I(d) di ARIMA(p,d,q).

    Jika data sudah stasioner, maka selanjutnya akan dilakukan uji

    korelasi. Uji Korelasi dilakukan dengan cara menentukan ACF dan PACF

    seperti berikut.

    a. Auto Correlation Function (ACF)

    ACF atau korelasi antara 𝑍𝑑 dan π‘π‘‘βˆ’π‘˜ dinotasikan dengan π‘Ÿπ‘˜. Secara

    matematis sebagai berikut (Cryer, 2008):

    π‘Ÿπ‘˜ =βˆ‘ (𝑍𝑑 βˆ’ οΏ½Μ…οΏ½)(π‘π‘‘βˆ’π‘˜ βˆ’ οΏ½Μ…οΏ½)

    𝑛𝑑=π‘˜+1

    βˆ‘ (𝑍𝑑 βˆ’ οΏ½Μ…οΏ½)2𝑛𝑑=1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    b. Partial Auto Correlation Function (PACF)

    PACF dinotasikan dengan {βˆ…π‘˜π‘˜; π‘˜ = 1,2,3, … } yaitu himpunan

    autokorelasi parsial untuk berbagai lag-k yang secara matematis dapat

    dituliskan sebagai berikut:

    βˆ…π‘˜π‘˜ =π‘Ÿπ‘˜βˆ’βˆ‘ βˆ…π‘˜βˆ’1,π‘—π‘Ÿπ‘˜βˆ’π‘—

    π‘˜βˆ’1𝑗=1

    1βˆ’βˆ‘ βˆ…π‘˜βˆ’1,π‘—π‘Ÿπ‘—π‘˜βˆ’1𝑗=1

    dan,

    βˆ…π‘˜π‘— = βˆ…π‘˜βˆ’1,𝑗 βˆ’ βˆ…π‘˜π‘˜βˆ…π‘˜βˆ’1,π‘˜βˆ’π‘— untuk 𝑗 = 1,2, … , π‘˜ βˆ’ 1

    Jika sudah ditentukan nilai ACF dan PACFnya maka maka

    langkah-langkah selanjutnya adalah menetapkan kandidat model AR, MA,

    ARMATabel 2.4 menunjukkan daerah penerimaan dan estimasi awal

    beberapa proses menurut Soejoeti(1987: 5), yaitu:

    Tabel 2.4 Daerah Penerimaan dan Estimasi Awal Beberapa Proses

    Proses ACF PACF

    AR(1) βˆ’1 < π‘Ÿ1 < 1 βˆ…0 = π‘Ÿ1

    AR(2)

    βˆ’1 < π‘Ÿ1 < 1

    111 <

    1

    1(π‘Ÿ2 + 1)

    βˆ…10 =11111111

    11111

    βˆ…20 =11111

    1

    11111

    MA(1) βˆ’0,5 < π‘Ÿ1 < 0,5 βˆ…0 =

    111111111Μ…Μ… Μ…Μ… Μ…Μ… Μ…Μ… Μ…

    111

    ARMA(1,1) 2π‘Ÿ1|π‘Ÿ1| < π‘Ÿ2 < |π‘Ÿ1| βˆ…0 =

    1111

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    βˆ…0 =11√1111

    1 dengan

    𝑏 = 1 βˆ’ 2π‘Ÿ2 + βˆ…11

    dan tandanya dipilih

    untuk menjamin

    |βˆ…0| < 1

    Model AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q) memiliki persamaan umum

    sebagai berikut:

    a. Model Autoregressive atau AR(p)

    AR(p) adalah model linear yang paling dasar untuk proses yang

    stasioner. Persamaan umum AR(p) adalah sebagai berikut:

    𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ…2π‘π‘‘βˆ’2 + β‹― + βˆ…π‘π‘π‘‘βˆ’π‘ + 𝛼𝑑

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π‘π‘‘βˆ’π‘– = data pada waktu 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑 , 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    βˆ…0 = konstanta model Autoregressive (AR)

    βˆ…π‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada model Autoregressive (AR)

    b. Persamaan umum MA(q) adalah sebagai berikut:

    𝑍𝑑 = πœƒ0 + 𝛼𝑑 βˆ’ πœƒ1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ πœƒ2π›Όπ‘‘βˆ’2 βˆ’ β‹― βˆ’ πœƒπ‘žπ›Όπ‘‘βˆ’π‘ž

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π›Όπ‘‘βˆ’π‘– = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    πœƒ0 = konstanta model Moving Average (MA)

    πœƒπ‘– = koefisien dari π›Όπ‘‘βˆ’π‘– pada model Moving Average (MA)

    c. Model Autoregressive Moving Average atau ARMA(𝑝, π‘ž)

    Model ini merupakan gabungan dari AR(p) dan MA(q). Bentuk umum

    dari model ARMA(𝑝, π‘ž) adalah sebagai berikut:

    𝑍𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + … + βˆ…π‘π‘π‘‘βˆ’π‘ + 𝛼𝑑 βˆ’ πœƒ1π›Όπ‘‘βˆ’1 βˆ’ β‹― βˆ’ πœƒπ‘žπ›Όπ‘‘βˆ’π‘ž

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    π‘π‘‘βˆ’π‘– = data pada waktu 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

    π›Όπ‘‘βˆ’π‘– = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    βˆ…0 = konstanta model Autoregressive (AR)

    βˆ…π‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada model Autoregressive (AR)

    πœƒπ‘– = koefisien dari π›Όπ‘‘βˆ’π‘– pada model Moving Average (MA)

    Jika untuk menstasionerkan data diperlukan differencing maka

    model yang dipakai adalah ARIMA (p,d,q) dengan persamaan sebagai

    berikut:

    𝑍𝑑 = βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 + βˆ…2π‘π‘‘βˆ’2 + β‹― + βˆ…π‘π‘π‘‘βˆ’π‘ + 𝛼𝑑 + πœƒ1π›Όπ‘‘βˆ’1 + β‹―

    + πœƒπ‘žπ›Όπ‘žβˆ’1

    Keterangan:

    𝑍𝑑 = data pada waktu 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    π‘π‘‘βˆ’π‘– = data pada waktu 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑝

    π›Όπ‘‘βˆ’π‘– = error pada periode 𝑑 βˆ’ 𝑖, 𝑖 = 1,2,3, … , π‘ž

    𝛼𝑑 = error pada periode 𝑑, 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    βˆ…0 = konstanta model Autoregressive (AR)

    βˆ…π‘– = koefisien dari π‘π‘‘βˆ’π‘– pada model Autoregressive (AR)

    πœƒπ‘– = koefisien dari π›Όπ‘‘βˆ’π‘– pada model Moving Average (MA)

    2. Estimasi Parameter

    Setelah identifikasi model, langkah selanjutnya yang dilakukan

    adalah mengestimasi parameter atau taksiran model. Pada langkah ini akan

    dipilih model yang terbaik atau paling efisien untuk parameter-parameter

    dalam model. Model yang terbaik adalah model yang memiliki jumlah

    kuadrat kekeliruan (error) minimum. Setelah itu, asil estimasi diuji apakah

    signifikan atau belum dengan membandingkan p-value dengan 𝛼.

    Jumlah kuadrat kekeliruan (error) persamaan time series analog

    persamaan jumlah kuadrat error pada regresi linear sederhana (Sembiring,

    2003). Adapun persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut:

    �̂�𝑖 = 𝛼 + 𝛽π‘₯𝑖; 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛

    Sedangkan persamaan jumlah kuadrat error regresi linear

    sederhana adalah sebagai berikut:

    𝐽 = βˆ‘ 𝑒𝑖2 = βˆ‘(𝑦𝑖 βˆ’ �̂�𝑖)

    2

    𝑛

    𝑖=1

    𝑛

    𝑖=1

    ; 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Sedangkan persamaan jumlah kuadrat error time series adalah

    sebagai berikut:

    �̂�𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1

    Jika pada persamaan regresi sederhana π‘₯𝑖 diganti dengan π‘π‘‘βˆ’1, 𝛽

    diganti dengan βˆ…1, 𝑦𝑖 diganti dengan 𝑍𝑑 dan 𝛼 diganti dengan βˆ…0, maka

    persamaan menjadi:

    �̂�𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1; 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    Kemudian jika pada persamaan jumlah kuadrat error regresi linear

    sederhana 𝑦𝑖 diganti dengan 𝑍𝑑 dan 𝑒𝑖 diganti dengan 𝛼𝑑, maka persamaan

    menjadi:

    𝐽 = βˆ‘ 𝛼𝑑2 = βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ �̂�𝑑)

    2

    𝑛

    𝑑=1

    𝑛

    𝑑=1

    , 𝑑 = 1,2,3, … , 𝑛

    Dengan mendistribusikan persamaan �̂�𝑑 = βˆ…0 + βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1 ke

    persamaan 𝐽 = βˆ‘ 𝛼𝑑2 = βˆ‘ (𝑍𝑑 βˆ’ �̂�𝑑)

    2𝑛𝑑=1

    𝑛𝑑=1 , maka persamaan baru yang

    diperoleh adalah:

    𝐽 = βˆ‘ 𝛼𝑑2 = βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)

    2

    𝑛

    𝑑=1

    𝑛

    𝑑=1

    Meminimumkan kuadrat error berarti menurunkan βˆ…0 dan βˆ…1 pada

    persamaan.

    a. Menurunkan βˆ…0

    πœ•π½

    πœ•βˆ…0= 0

    πœ•

    πœ•βˆ…0βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)

    2

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    2 βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)(βˆ’1)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ’2 βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘ 𝑍𝑑 βˆ’

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ‘ βˆ…0

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘ 𝑍𝑑 βˆ’

    𝑛

    𝑑=1

    π‘›βˆ…0 βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    π‘›βˆ…0 = βˆ‘ 𝑍𝑑 βˆ’

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ…0 =βˆ‘ 𝑍𝑑 βˆ’

    𝑛𝑑=1 βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    𝑛

    βˆ…0 = 𝑍�̅� βˆ’ βˆ…1οΏ½Μ…οΏ½π‘‘βˆ’1

    b. Menurunkan βˆ…1

    πœ•π½

    πœ•βˆ…1= 0

    πœ•

    πœ•βˆ…1βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)

    2

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    2 βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)(βˆ’π‘π‘‘βˆ’1)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ’2 βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)(π‘π‘‘βˆ’1)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ βˆ…0 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’1)(π‘π‘‘βˆ’1)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘(π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1 βˆ’ βˆ…0π‘π‘‘βˆ’1 βˆ’ βˆ…1π‘π‘‘βˆ’12)

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ βˆ…0 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’12

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ (βˆ‘ 𝑍𝑑 βˆ’

    𝑛𝑑=1 βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    𝑛) βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’12

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ (βˆ‘ 𝑍𝑑

    𝑛𝑑=1

    π‘›βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’ βˆ…1βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    π‘›βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    ) βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’12

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    βˆ’βˆ‘ 𝑍𝑑

    𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    𝑛+ βˆ…1

    βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    π‘›βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    2

    𝑛

    𝑑=1

    = 0

    βˆ…1βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    π‘›βˆ’ βˆ…1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    2

    𝑛

    𝑑=1

    = βˆ’ βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    +βˆ‘ 𝑍𝑑

    𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    𝑛

    βˆ…1 (βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    π‘›βˆ’ βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    2

    𝑛

    𝑑=1

    ) = βˆ’ βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛

    𝑑=1

    +βˆ‘ 𝑍𝑑

    𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    𝑛

    βˆ…1 =βˆ’ βˆ‘ π‘π‘‘π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1 +

    βˆ‘ 𝑍𝑑𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    π‘›βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1 βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    𝑛𝑑=1

    𝑛 βˆ’βˆ‘ π‘π‘‘βˆ’1

    2𝑛𝑑=1

    Pada tahap ini, nilai koefisien-koefisien pada masing-masing

    model yang diduga menjadi model terbaik akan diuji signifikasinya

    dengan langkah-langkah hipotesis sebagai berikut:

    1) Menentukan 𝐻0 dan π»π‘Ž

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    𝐻0 = parameter tidak signifikan

    π»π‘Ž = parameter signifikan

    2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

    𝛼 = 0,05

    3) Menentukan nilai P-value

    4) Menentukan Wilayah Kritis

    𝑃 βˆ’ π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ < 𝛼

    5) Kesimpulan

    Jika 𝑃 βˆ’ π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak, yang artinya parameter

    signifikan.

    3. Verifikasi Model

    Pada tahap verifikasi model dilakukan dua uji yaitu uji

    independensi residual dan uji kenormalan residual.

    a. Uji Independensi Residual

    Uji ini dilakukan untuk mendeteksi independensi antar residual.

    Dapat dilihat dari ACF dan PACF residual. Independensi residual

    dapat juga dilihat pada kerandoman residual. Kerandoman residual

    dapat diuji dengan uji statistik seperti di bawah ini.

    𝑄 = 𝑛(𝑛 + 2) βˆ‘π‘Ÿπ‘˜

    2(𝑒)

    𝑛 βˆ’ π‘˜

    π‘š

    𝑛=1

    Langkah-langkah uji hipotesis pada independensi residual adalah

    sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    1) Menentukan 𝐻0 dan π»π‘Ž

    𝐻0 = residual adalah acak

    π»π‘Ž = residual tidak acak

    2) Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)

    𝛼 = 0,05

    3) Menentukan nilai P-value

    4) Menentukan Wilayah Kritis

    𝑃 βˆ’ π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ < 𝛼

    5) Kesimpulan

    Jika 𝑃 βˆ’ π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak, yang artinya residual acak.

    b. Uji Kenormalan Residual

    Hal ini dilakukan dengan cara melihat nilai MSE (Mean Squared

    Error) dari model lain yang memiliki kemungkinan cocok dengan

    data. Jika nilai MSE (Mean Squared Error) hampir sama maka pilih

    model yang paling sederhana (prinsip parsimony). Tetapi, jika terjadi

    perbedaan yang cukup besar, maka dipilih model dengan MSE (Mean

    Squared Error) yang terkecil. Adapun rumus MSE (Mean Squared

    Error) adalah sebagai berikut:

    𝑀𝑆𝐸 =βˆ‘(𝑍𝑑 βˆ’ �̂�𝑑)

    2

    𝑛

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    4. Peramalan atau forecasting

    Peramalan atau forecasting adalah perkiraan yang akan terjadi pada

    waktu yang akan datang. Peramalan atau forecasting merupakan salah satu

    unsur yang sangat penting dalam mengambil keputusan sebab efektif tidaknya

    suatu keputusan juga didasarkan pada peramalan. Pada peralaman ada dua jenis

    data yaitu data training dan data testing. Data training yaitu peramalan dengan

    menggunakan data aktual. Sedangkan, data testing yaitu peramalan yang tidak

    menggunakan data aktual tetapi menggunakan data training untuk melakukan

    peralaman. Kedua jenis data ini nantinya akan digunakan dalam peramalan atau

    forecasting. Algoritma tahap-tahap peramalan ARIMA disajikan pada Gambar

    2.6.

    Gambar 2.6 Algoritma Tahap-Tahap Peramalan ARIMA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Jika data yang diolah menghasilkan model yang memenuhi semua tahap-tahap

    peramalan ARIMA, maka model tersebut merupakan model terbaik.

    Selanjutnya adalah melakukan peramalan dengan menggunakan persamaan

    umum model terbaik yang disesuaikan dengan nilai p,d atau q.

    F. Penelitian yang Sejenis

    Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Penelitian dengan judul β€œVerifikasi Model ARIMA Musiman

    Menggunakan Peta Kendali Moving Range (Studi Kasus: Kecepatan Rata-

    Rata Angin di BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Semarang” oleh Kiki

    Febri Azriati, Abdul Hoyyi dan Moch. Abdul Mukid. Dalam penelitian ini,

    Azriati, Hoyyi dan Mukid menentukan model ARIMA musiman yang dapat

    digunakan untuk peramalan kecepatan rata-rata angin di wilayah Pelabuhan

    Tanjung Mas Semarang pada tahun 2014. Mereka menggunakan data rata-

    rata kecepatan angin di wilayah tersebut mulai bulan Januari 2008 sampai

    dengan bulan Desember 2013.

    2. Penelitian yang berjudul β€œPenggunaan Metode ARIMA dalam Meramal

    Pergerakan Inflasi” oleh Hartati tahun 2017. Dalam penelitian ini, Hartati

    menggunakan metode Autoregressive Integrated Moving Average

    (ARIMA) untuk mendapatkan model peramalan terhadap inflasi di

    Indonesia. Data yang digunakan adalah data inflasi dari bulan Februari 2011

    sampai dengan Februari 2016.

    3. Penelitian dengan judul β€œModel Autoregrresive Moving Average (ARMA)

    untuk Prediksi Curah Hujan di Kabupaten Semarang-Jawa Tengah-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Indonesia” oleh Adi Nugroho dan Bistok Hasiholan Simanjuntak

    menggunakan data curah hujan di Kabupaten Semarang mulai Januari 2002

    hingga Desember 2013, Nugroho dan Simanjuntak menentukan model

    ARIMA (6,0,3) untuk memprediksi curah hujan tahun 2014.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    BAB III

    METODE KEGIATAN

    A. Objek Penelitian

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan di

    Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan Turi di kota Daerah Istimewa

    Yogyakarta pada tahun 2005-2014. Dari data tersebut akan dibuat peramalan

    data curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan Turi di kota Daerah

    Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015.

    B. Metode dan Desain Penelitian

    Metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode literatur. Metode literatur yaitu metode penelitian yang

    informasi-informasi untuk penelitian tersebut diperoleh dari membaca buku,

    referensi, jurnal ilmiah dan berbagai sumber ilmiah lainnya. Informasi-

    informasi tersebut digunakan untuk memberikan landasan teoritis dan mencari

    pemecahan dari berbagai permasalahan yang diajukan.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari database online

    Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG) secara khusus untuk

    Pos Hujan di Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    tahun 2005-2014. Data tersebut seanjutnya diolah dengan tahap-tahap ARIMA

    Box-Jenkins dan menggunakan software EViews 10.

    D. Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari hingga bulan Mei 2019.

    Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019.

    2. Tempat Penelitian

    Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari database online

    BMKG.

    E. Teknik Analisis Data pada Software EViews 10

    Data curah hujan yang telah disusun berdasarkan interval waktu,

    kemudian dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut:

    1. Identifikasi Model. Pada tahap ini peneliti akan melakukan uji

    stasionaritas dan uji korelasi terhadap data yang ada. Pertama-tama, data

    dimasukkan ke dalam lembar kerja software EViews 10. Kemudian data

    akan dilakukan dua uji, yaitu sebagai berikut:

    a. Uji stasionaritas. Uji stasionaritas pada EViews 10 dapat menggunakan

    uji Augmented Dickey-Fuller (ADF), uji Philips-Perron (PP), uji

    Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin (KPSS), uji Dickey-Fuller GLS

    (ERS), uji Elliot-Rotthenberg-Stock Point-Optimal dan uji Ng-Perron.

    Namun, pada penelitian ini digunakan tiga uji yaitu uji Augmented

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Dickey-Fuller (ADF), uji Philips-Perron (PP) dan uji Kwiatkowski-

    Philips-Schmidt-Shin (KPSS) karena tiga uji tersebut merupakan uji

    stasioner yang populer digunakan dalam peramalan menggunakan

    metode ARIMA. Jika data belum stasioner, maka perlu dilakukan

    differencing. EViews 10 dapat melakukan differencing maksimal

    sebanyak dua kali. Jika data hasil differencing kedua belum stasioner,

    maka sebaiknya dilakukan penggantian data.

    b. Uji Korelasi. Jika data sudah stasioner maka dapat dilakukan uji

    korelasi. Pada EViews 10, uji korelasi dilaksanakan dengan melihat

    pola Autocorrelation Fumction (ACF) dan Partial Autocorrelation

    Fumction (PACF) pada lag data. Pola Autocorrelation Fumction

    (ACF) dan Partial Autocorrelation Fumction (PACF) pada lag data

    inilah yang nantinya akan dipakai sebagai acuan dalam memilih

    kandidat model ARIMA terbaik. Model ARIMA dapat berupa AR(p),

    MA(q) ataupun ARMA(p,q). Pemilihan model AR(p), MA(q) ataupun

    ARMA(p,q) disesuaikan dengan spesifikasi ACF dan PACF yang

    terbentuk. Lampiran 5 menunjukkan spesifikasi ACF dan PACF pada

    model AR(p), MA(q) dan ARMA(p,q).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    2. Estimasi Parameter. Pada tahap ini, peneliti akan melakukan uji

    signifikansi. Kandidat model ARIMA yang diperoleh pada tahap

    identifikasi model akan diuji signifikansinya. Jika model tidak signifikan

    maka model tersebut dieleminasi. Model ARIMA yang signifikan akan

    diverifikisi pada tahap selanjutnya yaitu tahap verifikasi model. Namun,

    jika pada tahap estimasi parameter, tidak ada model yang signifikan, maka

    perlu diulangi lagi pada tahap identifikasi model yaitu saat menentukan

    kandidat-kandidat model ARIMA. Signifikansi dapat dilihat dari nilai P-

    Value dan nilai 𝛼. Jika nilai P-Value kurang dari 𝛼 maka parameter

    signifikan. Begitu juga sebaliknya, jika nilai P-Value lebih dari 𝛼 maka

    model tidak signifikan.

    3. Verifikasi Model. Pada tahap ini, peneliti akan melakukan uji kenormalan

    residual dan uji independensi residual. Pada software EViews 10, model

    ARIMA dikatakan normal jika histogram yang terbentuk menyerupai

    lonceng (kurva normal) dan nilai 𝑃 βˆ’ π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’ lebih dari 𝛼. Sedangkan untuk

    uji independensi residual, model ARIMA dikatakan independen jika garis-

    garis Autocorrelation Fumction (ACF) dan Partial Autocorrelation

    Fumction (PACF) seluruhnya sudah berada dalam garis Bartlet (garis

    putus-putus). Garis Bartlet merupakan garis yang menunjukkan

    homogenitas variansi data. Misal, PACF lag data ke-p berada dalam

    interval garis Bartlet maka variansi pada lag data tersebut tidak homogen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Sebaliknya, jika PACF lag data ke-p terpotong dengan garis Bartlet maka

    variansi pada lag data tersebut homogen, artinya terjadi pola musiman.

    4. Peramalan atau forecasting. Pada tahap ini, peneliti akan melakukan

    penambahan Range Data, yang mulanya dari tahun 2005 sampai dengan

    tahun 2014, menjadi tahun 2005 sampai dengan tahun 2015. Model

    ARIMA biasanya bagus untuk peramalan jangka pendek, dalam konteks

    ini satu tahun setelah data aktual karena data runtun waktu hasil peramalan

    ARIMA bersifat dependen terhadap data runtun waktu sebelumnya.

    Maksud dari dependen adalah data ramalan bergantung pada data aktual

    sebelumnya.

    Berikut adalah tahap-tahap analisis data curah hujan dengan

    menggunakan software EViews 10.

    1. Identifikasi Model

    a. Langkah-langkah input data ke software EViews 10

    1) Aktifkan software EViews 10 yang sudah diunduh dan diinstal

    sebelumnya.

    Gambar 3.1 Ikon Software EViews 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    2) Pada kotak dialog EViews 10, klik Create a new EViews

    workfile.

    Gambar 3.2 Halaman Awal Software EViews 10

    3) Kotak dialog Workfile Create akan muncul seperti pada tampilan

    berikut.

    Gambar 3.3 Workfile Create Software EViews 10

    Pada tabel Frequency, kita dapat memilih bentuk waktu yang

    sesuai dengan jenis data. Karena data curah hujan dihitung tiap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    bulannya maka pada tabel Frequency kita pilih Monthly dengan

    awal bulan dan tahun data yang diperoleh pada bulan Januari tahun

    2005 dan akhir tahun data pada bulan Desember tahun 2014. Maka

    pada Start Date kita tulis 2005:01 dan pada End Date kita tulis

    2014:12. Kemudian klik OK.

    4) Pada Command kita klik β€œData” lalu Enter. Kemudian akan

    muncul lembar kerja seperti gambar di bawah ini.

    Gambar 3.4 Lembar Kerja EViews 10

    5) Langkah selanjutnya adalah masukkan data curah hujan yang

    sudah kita peroleh.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Gambar 3.5 Data Curah Hujan Telah

    Dimasukkan dalam Lembar Kerja EViews 10

    b. Uji stasionaritas

    1) Dengan Grafik

    Klik View -> Graph -> Klik OK. Kemudian akan muncul

    grafik data curah hujan.

    Gambar 3.6 Grafik Data Curah Hujan di Pos Ledok

    Nongko Kecamatan Turi, DIY Tahun 2005-2014

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    2) Dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF)

    a) Klik Workfile UNTITLED

    Gambar 3.7 Workfile Untitled

    b) Klik data curah_hujan.

    Gambar 3.8 Tampilan Lembar Kerja

    curah_hujan

    c) Klik view -> Unit Root Tests -> Standard Unit Root Test

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Gambar 3.9 Membuka Lembar Kerja Unit Root Test

    d) Kemudian pada kotak dialog Unit Root Test, pilih

    Augmented Dickey-Fuller pada Test Type dan pilih Level,

    kemudian klik OK.

    Gambar 3.10 Kotak Dialog Unit Root Test

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    e) Kemudian akan tampil uji stasioner dengan ADF seperti di

    bawah ini.

    Gambar 3.11 Tabel Uji Stasionaritas dengan

    Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)

    3) Dengan Philips-Perron (PP)

    a) Klik view -> Unit Root Tests -> Standard Unit Root Test

    (Lihat Gambar 3.8)

    b) Kemudian pada kotak dialog Unit Root Test, pilih Philips-

    Perron pada Test Type dan pilih Level, kemudian klik OK.

    (Lihat Gambar 3.9)

    c) Kemudian akan muncul uji sasioneritas dengan PP seperti

    gambar di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Gambar 3.12 Tabel Uji Stasionaritas dengan

    Uji Philips-Perron (PP)

    4) Dengan Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin (KPSS)

    a) Klik view -> Unit Root Tests -> Standard Unit Root Test.

    (Lihat Gambar 3.8)

    b) Kemudian pada kotak dialog Unit Root Test, pilih

    Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin pada Test Type dan pilih

    Level, kemudian klik OK. (Lihat Gambar 3.9)

    c) Kemudian akan muncul Uji stasionaritas dengan KPSS seperti

    gambar di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Gambar 3.13 Tabel Uji Stasionaritas dengan

    Kwiatkowski-Philips-Schmidt-Shin (KPSS)

    c. Autocorrelation Fumction (ACF) dan Partial Autocorrelation

    Fumction (PACF)

    Langkah-langkah untuk menentukan nilai Autocorrelation Fumction

    (ACF) dan Partial Autocorrelation Fumction (PACF) data dengan

    menggunakan software EViews 10 adalah sebagai berikut:

    1) Klik data curah_hujan -> klik view -> klik Correlogram.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Gambar 3.14 Membuka Correlogram Specification

    2) Kemudian klik Level dan OK

    Gambar 3.15 Pilih Level pada Kotak Dialog Correlogram

    Specification

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Banyaknya lag data adalah 𝑁

    4 dengan 𝑁 adalah banyaknya data.

    Banyaknya data pada penelitian ini ada 120 sehingga banyaknya

    lag adalah 30.

    3) Maka akan muncul ACF dan PACF dari data curah_hujan.

    Gambar 3.16 ACF dan PACF pada Correlogram

    2. Estimasi Parameter

    a. Untuk Model AR(1)

    Langkah-langkah estimasi parameter untuk model AR(1) adalah

    sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    1) Klik Quick -> Estimate Equation, maka muncul tampilan seperti

    pada gambar di bawah ini:

    Gambar 3.17 Membuka Equation Estimation

    2) Kerikkan curah_hujan AR(1) pada Equation Specification

    kemudian klik OK.

    Gambar 3.18 Kotak Dialog Equation Estimation pada AR(1)

    3) Maka akan muncul estimasi parameter seperti gambar di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Gambar 3.19 Tabel Estimasi Parameter pada Model AR(1)

    Untuk AR(p), cara analog.

    b. Untuk Model MA(1)

    Langkah-langkah estimasi parameter untuk model MA(1) adalah

    sebagai berikur:

    1) Klik Quick -> Estimate Equation, maka muncul tampilan seperti

    pada Gambar 3.17.

    2) Ketikkan curah_hujan MA(1) pada Equation Specification

    kemudian klik OK.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Gambar 3.20 Kotak Dialog Equation Estimation pada

    MA(1)

    3) Maka akan muncul estimasi parameter untuk model MA(1) seperti

    gambar di bawah ini:

    Gambar 3.21 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(1)

    Untuk MA(q), cara analog.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    3. Verifikasi Model

    a. Uji Kenormalan Residual

    Langkah-langkah uji kenormalan residual adalah dengan klik View -

    > Residual Diagnostics -> Histogram Normality Test.

    Gambar 3.22 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(22)

    Gambar 3.23 Uji Kenormalan Residual pada Model MA(14)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    b. Uji Independensi Residual

    Langkah-langkah untuk uji independensi residual adalah dengan klik

    View -> Residual Diagnostics -> Correlogram Square Residual

    kemudian masukkan lag lalu klik OK.

    Gambar 3.24 Tabel Uji

    Independensi Residual pada

    Model MA(22)

    Gambar 3.25 Tabel Uji

    Independensi Residual pada

    Model MA(14)

    Karena model MA(22) dan MA(14) masih memenuhi uji

    kenormalan residual dan uji independensi residual, maka langkah

    selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melihat Akaike Info

    Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion (SC). AIC dan SC digunakan

    untuk melihat error dalam model-model ARIMA. Model terbaik ialah

    model ARIMA yang memiliki error terkecil, dengan kata lain memiliki

    AIC dan SC yang lebih kecil. Dengan melakukan langkah-langkah yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    sama pada tahap estimasi parameter, maka diperoleh Gambar 3.26 dan

    Gambar 3.27 sebagai berikut.

    Gambar 3.26 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(22)

    Gambar 3.27 Tabel Estimasi Parameter pada Model MA(14)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    4. Peramalan atau Forecasting

    Langkah-langkah peramalan atau forecasting menggunakan

    EViews 10, sebagai berikut:

    a. Doube Click pada Range sehingga akan tampil kotak dialog Workfile

    Structure dan gantilah End date sesuai dengan penelitian, kemudian

    kiik OK.

    Gambar 3.28 Kotak Dialog Workfile Structure

    b. Selanjutnya, buka hasil estimasi parameter MA(14) kemudian klik

    Forecast sehingga muncul kotak dialog Forecast. Pada Method pilih

    Static forecast dan pada Output piih Forecast & Actuals. Kemudian

    klik OK.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    Gambar 3.29 Kotak Dialog Forecast

    c. Kemudian akan muncul grafik Forecasting & Actuals seperti gambar

    di bawah ini.

    Gambar 3.30 Grafik Forecasting & Actuals

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 58

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Statistik Deskriptif Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan

    Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta

    Data penelitian ini adalah data curah hujan yang diamati dari Pos Hujan

    Ledok Nongko, Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta dari bulan

    Januari tahun 2005 sampai dengan bulan Desember tahun 2014. Agar lebih

    jelas, data curah hujan disajikan dengan diagram di bawah ini.

    Gambar 4.1 Diagram Curah Hujan di Pos Hujan Ledok Nongko

    Kecamatan Turi, DIY

    Gambar 4.1 menunjukkan bahwa curah hujan di Pos Hujan Ledok

    Nongko Kecamatan Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami perubahan

    setiap tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar

    4.670 milimeter dan curah hujan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar

    1.829 milimeter. Data curah hujan di Pos Hujan Ledok Nongko Kecamatan

    Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta (7.64467 LS dan 110.35761 BT) pada tahun

    2005 hingga tahun 2014 dituliskan secara lengkap pada Tabel 4.1 di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 59