peran kebijakan fiskal umar bin khattab dalam pengentasan.docx
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
1/21
Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab
Dalam Pengentasan Kemiskinan
Posted byAnas MalikApril 4, 2012
Tinggalkan komentar
2 Votes
By: Anas Malik.SE.I
Satu hal yang harus diperhatikan, bahwa Umar bin Khattab memilik keunikan dalam
upanya mengentaskan kemiskinan. Sepertinya beliau menginginkan adanya perubahan
sistem yang berlaku, yaitu sistem hubungan kekerabatan dengan rasulullah dan siapa
yang lebih awal masuk Islam kepada sistem persamaan. Dengan demikan, terjadilah
perubahan sistem jatah untuk menyelesaikan maslah ini. Keinginan Umar tidak
terbatas dalam pemerataan kesejahtraan, namun beliau juga tidak ingin melewatkan
hak tiap orang, meski orang itu hanya diam dirumah saja. Ini diibaratkan dengan
orang yang punya hak dan tinggal di gunung Shana, maka beliau tetap akan
memeberi jatahnya.1
Sungguh Umar telah mengerti tentang tanggung jawabnya terhadap rakyatnya yang
miskin dan ia sangat antusias untuk menutupi kebutuhan mereka. Diantaranya yangmenjelaskan tersebut, bahwa ketika beliau datang ke Syam, maka dibuatkanlah
makanan yang beliau belum pernah melihat yang sepertinya. Ketika makanan itu
dibawa kepadanya, beliau berkata. Ini untuk kami! Lalu apa yang untuk kaum
muslimin yang miskin selalu tidak kenyang dari roti gandum? Khalid bin Walid
berkata, Bagi mereka surga maka berderailahlah kedua mata Umar, lalu berkata,
jika ini bagian kami, dan bagi mereka surga, maka sesungguhnya mereka meiliki
keutamaan yang lebih jauh.2
http://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/http://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/http://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/http://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/bunga-2/http://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/ -
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
2/21
Dalam beberapa riwayat, Umar menjelaskan syarat terpenting yang harus terpenuhi
bagi orang yang mendaptkan jaminan sosial dari kalangan fakir miskin, yaitu tidak
mampu bekerja, atau pemasukanya tidak mencukupi kebutuhanya. Sedangkan riwayat
yang menjelaskan pembatasan kecukupan dengan jumlah tertentu itu tidak berati
tetapnya jumlah tersebut dalam setiap masa atau kota, namaun penentuan batasan
kekayaan yang menghambat keberhakan zakat pada masa Umar.3
Umar bin Khattab berpendapat agar orang miskin diberikan dari zakat sesuai dari
kadar yang mencukupinya, bukan sekedar mencukupi kelaparanya dengan beberapa
suap makanan atau mengurangi kesulitannya dengan beberapa dirham yang tidak
merubah kondisi ekonominya. Akan tetapi beliau melakukan politiknya dalam hal
tersebut berdasarkan prinsip yang dinyatakan dengan perkataanya, Jika kamu
memberi makan, maka cukupkanlah, dab beliau berkata kepada para Amil zakat,
Ulangilah pemberian zakat kepada mereka, meskipun seseorang dari mereka pergi
dengan membawa seratus unta. dan beliau mengatakan,sungguh aku akan
memberikan zakat kepada mereka, mesipun seseorang diantara mereka pergi dengan
seratus unta.4
Dalam Islam, kebijakan fiskal hanyalah salah satu mekanisme untuk menciptakan
distribusi ekonomi yang adil. Karenanya kebijakan fiskal tidak akan berfungsi dengan
baik bila tidak didukung oleh mekanisme-mekanisme lainnya yang diatur melalui
syariat Islam, seperti mekanisme kepemilikan, mekanisme pemanfaatan dan
pengembangan kepemilikan, dan mekanisme kebijakan ekonomi negara.
Maka dari itu zakat sebagai instrumen kebijakan fiskal pada masa khalifah Umar bin
Khattab sangat berperan besar dalam peningkatan kesejahtraan rakyat. Umar bin
Khattab telah memposisikan dana zakat sebagai alokasi penerimaan dan pengeluaran
negara pada masa pemerintahanya. Oleh karena itu Umar sangat berhati-hati dalam
mengalokasikan dana zakat terhadap fakir-miskin. Jangan sampai ada pegawai yang
menyelewengkan atau tidak tepat sasaran.
Selain dana zakat, Umar juga menggunakan seluruh instrument fiskal agar dapat
bersinergi dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dalam keadilan
pendistribusian pengeluaran negara yang telah ditetapkan Al-Quran dan As-Sunah
beserta Ijtihad Umar sendiri. Tujuan utama pertumbuhan ekonomi Umar adalahkesejahtraan rakyatnya.
Umar selalu meninjau kembali kebijakan dan sirkulasi ekonomi pada masanya. Beliau
mengambil berbagai keputusan dan mengumumkan didepan rakyat. Beliau akan
melakukan pengawasan (controlling), jika beliau masih hidup tahun mendatang.
Berikut ini keputusan yang diambil dalam bentuk pembicaraan atau pidato yang
dilontarkan dalam berbagai kesempatan. Beliau berkata,5
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
3/21
Kalau aku menghadapi urusanku , maka aku tidak akan mundur dan aku akan mengambil sisa
harta para kaum kaya, kemudian aku bagikan kepada kaum fakir miskin,
Demi Allah, kalu aku masih hidup ditahun mendatang, maka aku akan mengantarkan orang-
orang dibawah standar untuk aku angkat kederajat orang-orang yang ada dal;am standar. Aku
akan menjadikan bagian pemberian seorang muslim 3000 dirham; 1000 untuk tunggangan dansenjatanya, 1000 untuk biaya hidupnya, dan 1000 untuk biaya hidup keluarganya,
Aku berharap kalau aku hidup sebentar atau lama agar aku dapat berlaku benar kepadakalian, Insya Allah. Hendaknya tidak tersissa seorangpun darikaum muslimin meskipun ia
dirumah kcuali ia akan diberikan bagian, dan bagianya adalah dari harta Allah meski dirinya
tida bekerja untuk itu dan hartanya tidak dikenakan beban
Kalau akau masih hidup. InsyaAllahaku akan berjalan mengunjungi rakyat selama setahun
sehingga rakyat dapat menyampaikan keperluanya padaku. Sedangkan dalam masalah usaha,
sayangnya mereka tidak meminta pendapatku. Meemang mereka tidak bisa datang kepadaku,
sehingga aku yang harus datang kepada mereka.
About these ads
Kebijakan Ekonomi di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab
ByFarah MajdionWednesday, January 1, 2014 at 8:17pm
Kebijakan Ekonomi di Masa Pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab
A. Pendahuluan
Kajian tentang sejarah sangat penting bagi ekonomi, karenasejarah adalah laboratarium umat manusia. Ekonomi sebagai salah satu ilmu sosial, perlu
kembali kepada sejarah agar dapat melaksanakan eksperimen-eksperimennya dan
menurunkan kecenderungan-kecenderungan jangka panjang dalam berbagai variabelekonomiknya. Sejarah memberikan dua aspek utama kepada ekonomi, yaitu sejarah
pemikiran ekonomi dan sejarah unit-unit ekonomi seperti individu-individu, badan-badan
usaha dan ilmu ekonomi (itu sendiri). [1]
Kajian tentang sejarah pemikiranekonomi dalam Islam seperti ini akan membantu menemukan sumber-sumber pemikiran
ekonomi Islam kontemporer, di satu pihak, dan di pihak lain, akan memberi kemungkinan
kepada kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perjalananpemikiran ekonomi Islam selama ini. Kedua-duanya akan memperkaya ekonomi Islamkontemporer dan membuka jangkauan lebih luas bagi konseptualisasi dan aplikasinya.
[2]
Di antara beberapa kajian sejarah pemikiran ekonomi adalah kajian ekonomi
di zamanKhulaf Rsyidndan sistem perekonomian yang dibangun pada masapemerintahan mereka. Di zaman itu, terdapat beberapa sistem perekonomian Islam,
seperti penarikan zakat yang tegas di zaman Abu Bakar, dan beberapa reformasi dan
perombakan sistem yang digalakkan pada masa khalifah Umar bin Khattab, bahkan ada
http://wordpress.com/about-these-ads/http://wordpress.com/about-these-ads/https://www.facebook.com/adridin.alkarofihttps://www.facebook.com/adridin.alkarofihttps://www.facebook.com/adridin.alkarofihttps://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/adridin.alkarofihttp://wordpress.com/about-these-ads/ -
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
4/21
sistem yang baru dikenal dan dicetuskan dalam sejarah Islam di periode
pemerintahannya. Kemudian sumber daya alam dikembangkan di zaman Utsman binAffan dan penghargaan terhadap para pensiunan pada masa Ali bin Abi Thalib menjadi
khalifah.
Salah satu khalifah yang paling sukses dari Khulaf Rsyidntersebut
dalam memimpin dan mensejahterakan rakyatnya adalah Umar bin Khattab. Sosok Umar
dikenal tegas dalam memimpin, sederhana dalam kehidupan sehari-harinya, dan taatdalam beragama. Sosok kepemimpinan seperti ini sangat jarang, bahkan tidak ditemukan
di zaman sekarang ini. Karena itulah diperlukan suatu kajian tentang kesuksesan Umar
dalam memimpin, agar bisa dijadikan teladan oleh para pemimpin manapun.
Aspek yang bisa dikaji dalam makalah ini adalah kajian terhadap reformasi
sistem ekonomi yang telah diberlakukannya. Karena bidang ekonomi merupakan salah
satu bidang yang paling utama dalam mengukur kesuksesan suatu pemerintahan. Banyakkalangan sejarawan yang menilai bahwa Umar sukses mensejahterakan perekonomian
umat muslim dan non-muslim saat itu. Maka dalam tulisan makalah yang sederhana ini,
penulis akan mengulas kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Umar bin Khattab di
bidang ekonomi saat menjabat sebagai khalifah. Kajian kebijakan ekonomi Umar ini
difokuskan pada tiga kebijakan, yaitu pendirian lembagabaitul mal, pendirian lembagaal-hisbah, dan reformasi kepemilikan tanah, berdasarkan pada data-data sejarah yang
penulis kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga tulisan makalah ini dapat menambahkhazanah keilmuan kita di kemudian hari.
B. Pembahasan
1. Sekilas
tentang Umar bin Khattab
Nama beliau adalah Umar bin Khattab, putera dari
Nufail al-Quraisy, dari suku Bani Aidi. Di masa jahiliyyah, Umar bekerja sebagai seorang
saudagar. Dia menjadi duta kaumnya di kala timbul peristiwa-peristiwa penting antarakaumnya dengan suku Arab yang lain. [3]Umar masuk Islam tatkaka berumur dua puluh
enam tahun. [4]
Beliau diberi gelar dengan nama al-Frq, karena dengan
pribadi Umar itulah Allah membedakan antara yang hak dan yang batil. Sesuai dengandoa Nabi saw terhadapnya: Ya Allah! Muliakan Islam dengan kehadiran Umar.
[5]
Umar menerima jabatan khalifah dengan wasiat dari Abu Bakar ra, kemudiandisepakati oleh kaum muslimin saat itu. Abu Bakar mengambil inisiatif seperti ini, karena
ia berpikir jika tidak dicalonkan siapa yang akan menggantikannya, ia khawatir akanterjadi perpecahan di kalangan umat Islam seperti sebelum pengangkatannya sebagai
khalifah. Ketika itu hampir saja terjadi perebutan kekuasaan pemerintahan antar kaum
muslimin. Terlebih lagi saat itu umat Islam sedang berperang menghadapi bangsa Persiadan Romawi.
Ketika Umar memegang tampuk kursi khilafah menggantikan Abu
Bakar ra pada tahun 13 H, ia menyebut dirinya dengan gelar Khalfatu khalfati
Raslillh, yaitu pengganti penggantinya Rasulullah saw. Selain itu, gelar yang disandangoleh Umar dalam memegang urusan khilafah adalah amrul mukminn. Hal ini
disebabkan karena gelar khalfatu khalfati Raslillh terlalu panjang hingga sebagian
sahabat berkumpul dan mengeluarkan ide dengan gelar baru: Kami adalah orang -orangberiman sedangkan Umar adalah pemimpinnya (amir). [6]Sejak itulah gelar amrulmukminn untuk sang khalifah populer, dan Umar merupakan orang yang pertama kali
mendapat gelar tersebut sebagai khalifah.
Saat Umar memerintah, wilayah
kekuasaan Islam sudah begitu meluas, yang mana meliputi jazirah Arab, sebagain wilayahkekuasaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh kekuasaan Persia,
termasuk Irak. [7]Karena luasnya wilayah kekuasaan Islam, maka Umar memerlukan
usaha yang keras dan kontinyu, baik optimalisasi devisa negara, perencanaan sistem
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
5/21
ekonomi, anggaran, operasional kerja ataupun pengawasannya.
Selama Umar
memimpin pemerintahan, ia sangat memperhatikan rakyat yang dipimpinnya. Ia selalumendengarkan keluhan dan protes rakyatnya, jalan ke pasar, keliling mengontrol
rakyatnya di jalan, bahkan sering dengan menyamar sebagai rakyat biasa, sebab sulit
membedakan antara penampilan dirinya dengan rakyat biasa jika tidak pernah
mengenalnya.
Umar wafat pada hari rabu bulan dzulhijjah 23 H. Ia ditikam olehseseorang yang bernama Abu Lu`lu`ah, ketika sedang memimpin solat subuh berjamaah.
Periode pemerintahannya berlangsung selama 10 tahun 5 bulan 21 malam. [8]
2.
Membangun LembagaBaitul Ml
Al-Mawardi menyebutkan bahwa baitulmladalah semacam pos yang dikhususkan untuk semua pemasukan dan pengeluaran
harta yang menjadi hak kaum muslimin. Tiap hak yang wajib dikeluarkan untuk
kepentingan kaum muslimin maka hak tersebut berlaku untukbaitul ml, maka hartatersebut telah menjadi bagian dari pengeluaranbaitul ml, baik dikeluarkan dari kasnya
maupun tidak. [9]
Adapun kewajiban baitul mladalah untuk mengamankan harta
benda yang tersimpan di kas, dan untuk mengurus penerimaan kekayaan perbendaharaan
yang meliputi: [10]
1.Mengurus nilai yang diterima, umpamanya dengan cara
kompensasi untuk membayar para serdadu atau harga senjata dankuda.
2.Mengurus kepentingan umum.
Sebenarnya gagasan sistem baitul
ml(puclic treasury) ini sudah ada dan dikenal di zaman Rasulullah saw dan khalifah yangpertama, Abu Bakar ash-Shiddiq ra, namun tidak secara kelembagaan. Di zaman
pemerintahan Umar bin Khattab, fungsibaitul mllebih dikembangkan dan diefektifkan
lagi, dengan mendirikan lembaga khusus untuk pengurusan dan
pengelolaannya.
Dalam catatan sejarah, pembangunan institusi baitulmldilatarbelakangi oleh kedatangan Abu Hurairah yang ketika itu menjabat sebagai
gubernur Bahrain dengan membawa harta hasil pengumpulan pajakal-kharjsebesar
500.000 dirham. Hal ini terjadi pada tahun 16 H. Oleh karena itulah, Umar mengambilinisiatif memanggil dan mengajak bermusyawarah para sahabat terkemuka tentang
penggunaan harta hasil pengumpulan pajak tersebut. Maka seluruh anggota kabinet(syr) bersidang dan diminta pendapat mereka tentang penggunaan uang tersebut.
Sahabat Ali lebih cenderung membagikannya kepada umat, tapi khalifah Umar menolak.Pada saat-saat yang menentukan itu, Walid bin Hisyam menyatakan bahwa dia pernah
melihat raja Syria menyimpan harta benda secara terpisah dari badan eksekutif. Umar
menyetujui pendapat ini dan lembaga perbendaraan umat Islam pun mulai terbentuknyata. Harta benda tersebut pertama kali disimpan di ibukota Madinah. Dan untuk
menangani lembaga tersebut, Umar menunjuk Abdullah bin Arqam sebagai bendahara
negara dengan Abdurrahman bin Ubaid al-Qari dan Muayqab sebagai wakilnya.[11]
Riwayat pendirian baitul mlsecara institusional di atas mengisyaratkan
bahwa ide pendirian tersebut tidak orisinil dari Islam, akan tetapi berasal dari pengaruh
pemerintahan-pemerintahan yang ada di masa itu, seperti pemerintahan kerajaan Romawidan Persia. Adopsi sistem keuangan tersebut tidak lantas menyebabkan Umar akanmengaplikasikannya sama seratus persen dengan sistem pemerintahan kerajaan yang lain.
Akan tetapi sistem dari non-Islam itu tetap dipilah dan dipilih sehingga tidak menyalahi
aturan ketentuan syariat Islam.
Kebijakan yang diterapkan oleh Umar dalamlembagabaitul mldi antaranya adalah dengan mengklasifikasikan sumber pendapatan
negara menjadi empat, yaitu:
1.Pendapatanzakatdan`ushr. Pendapatan ini
didistribusikan di tingkat lokal dan jika terdapat surplus, sisa pendapatan tersebut
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
6/21
disimpan dibaitul mlpusat dan dibagikan kepada delapanashnf, seperti yang telah
ditentukan dalam al-Qur`an.
2.Pendapatankhumsdan sedekah. Pendapatan inididistribusikan kepada fakir miskin atau untuk membiayai kesejahteraan mereka tanpa
membedakan apakah ia seorang muslim atau
bukan.
3.Pendapatankharj,fai,jizyah,`ushr, dan sewa tanah. Pendapatan ini
digunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan serta untuk menutupi biayaoperasional administrasi, kebutuhan militer, dan sebagainya.
4.Pendapatan lain-
lain. Pendapatan ini digunakan untuk membayar para pekerja, pemeliharaan anak-anak
terlantar, dan dana sosial lainnya. [12]
Klasifikasi sumber pendapatan negara diatas sangat penting untuk diterapkan dalam pemerintahan Islam. Salah satu tujuannya
adalah agar suatu sumber pendapatan tidak tercampur dengan sumber pendapatan yang
lain. Seperti zakat dan pajak. Redistribusi pendapatan hasil zakat, sudah ditentukan olehAllah dan Rasul-Nya, yaitu kepada 8 golongan (ashnf) yang berhak menerima zakat. Dan
jika terdapat sisa dari hasil pengumpulan zakat, maka khalifah dapat mengambil
kebijakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan social. Sedangkan redistribusi pajak
dapat ditentukan oleh khalifah. Dan umumnya hasil pemungutan pajak ditujukan untuk
pembangunan negara. Karena itulah, para pejabatbaitul mltidak mempunyai wewenangdalam membuat suatu keputusan terhadap hartabaitul ml yang
berupazakat.
Selanjutanya dalam mendistribusikan harta baitul ml, Umarmendirikan beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti: [13]
1.Departemen
pelayanan militer. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan
kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan. Besarnya jumlah dana bantuan
ditentukan oleh jumlah tanggungan keluarga setiap penerima dana.
2.Departemenkehakiman dan ekskutif. Departemen ini bertanggung jawab terhadap pembayaran gaji
para hakim dan pejabat ekskutif. Besarnya gaji ini ditentukan oleh dua hal, yaitu jumlah
gaji yang diterima harus mencukupi kebutuhan keluarganya agar terhindar dari praktiksuap dan jumlah gaji yang diberikan harus sama dan kalaupun terjadi perbedaan, hal itu
tetap dalam batas-batas kewajaran.
3.Departemen pendidikan dan pengembanganIslam. Departemen ini mendistribusikan bantuan dana bagi penyebar dan pengembang
ajaran Islam beserta keluarganya, seperti guru dan juru dakwah.
4.Departemenjaminan sosial. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada
seluruh fakir miskin dan orang-orang yang menderita.
Di samping mendirikan
beberapa departemen dalam pendistribusian hartabaitul ml, Umar juga menerapkanprinsip keutamaan dalam mendistribusikannya. Ia tidak senang memberikan bagian yang
sama kepada orang-orang yang pernah berjuang menentang Rasulullah saw dengan
orang-orang yang telah berjuang membela beliau. Menurut pendapatnya bahwa kesulitanyang dihadapi umat Islam harus diperhitungkan jika menetapkan bagian seseorang dari
kelebihan harta bangsa itu. Prinsip keadilan menghendaki bahwa usaha seseorang serta
tenaga yang telah dicurahkan dalam memperjuangkan Islam harus dipertahankan dandibalas dengan sebaik-baiknya. [14]
Karena hal itu, Umar membentuk sistemdwn,yang menurut pendapat terkuat mulai dipraktekkan untuk pertama kalinya pada
tahun 20 H. Dalam rangka ini, ia menunjuk sebuah komitenassbternama yang terdiri
dari Aqil bin Abu Thalib, Mahzamah bin Naufal, dan Jabir bin Mut`im untuk membuatlaporan sensus penduduk.
Setelah semua penduduk terdata, Umar
mengklasifikasikan beberapa golongan yang berbeda-beda dalam pendistibusian
hartabaitul mlsebagai
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
7/21
berikut:
No.
Penerima
Jumlah
1.
Aisyah dan
Abbas bin Abdul Muthallib
@ 12.000 dirham
2.
Para istri Nabiselain Aisyah
@ 10.000 dirham
3.
Ali, Hasan, Husain, dan para
pejuang Badr
@ 5.000 dirham
4.
Para pejuang Uhud dan migran
ke Abysinia
@ 4.000 dirham
5.
Kaum muhajirin sebelum peristiwa
Fathu Mekah
@ 3.000 dirham
6.
Putra-putra para pejuang Badr,orang-orang yang memeluk Islam ketika terjadi peristiwa Fathu Mekah, anak-anak kaum
muhajirin dan anshar, para pejuang perang Qadisiyyah, Uballa, dan orang-orang yang
menghadiri perjanjian Hudaibiyyah.
@ 2.000 dirham
Orang-orang Mekahyang bukan termasuk kaum muhajirin mendapat tunjangan 800 dirham, warga Madinah
25 dinar, kaum muslimin yang tinggal di Yaman, Syria dan Irak memperoleh tunjangan
sebesar 200 hingga 300 dirham, serta anak-anak yang baru lahir dan yang tidak diakuimasing-masing memperoleh 100 dirham. [15]Di samping itu, kaum muslimin memperoleh
tunjangan pensiun berupa gandum, minyak, madu, dan cuka dalam jumlah yang tetap.
Kualitas dan jenis barang berbeda-beda di setiap wilayah. Peran negara yang turut
bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan pakaian bagi setiap
warga negaranya ini merupakan hal yang pertama kali terjadi dalam sejarah dunia.[16]
Sebagaimana yang diketahui tentang sosok Umar yang tegas dan
bertanggungjawab, maka Umar melarang pihak ekskutif turut campur dalam mengelolahartabaitul ml. [17]Kebijakan Umar ini bertujuan agar tidak terjadi penyalahgunaan
wewenang dalam tugas, atau penyalahgunaan pendistribusian pendapatan negara untuk
kepentingan pribadi.
3. Membangun lembagaHisbah.
Hisbahadalah kantor
atau lembaga yang berfungsi untuk mengontrol pasar dan moral (adab) secara umum.[18]Dalam implementasinya, lembagaal-hisbahmemiliki empat rukun,
yaitu:
1.Muhtasib(Pengelolaal-hisbah).
Muhtasibadalah orang yang
menjalankan tugas-tugasal-hisbah. Pengelola ini harus memenuhi persyaratan seperti:muslim, mukallaf, merdeka, mendapat rekomendasi dari pemerintah setempat, mampu,
dan berilmu.
1.Muhtasab `alaih, yaitu orang atau pihak yang melakukanperbuatan-perbuatan atau meninggalkan jenis-jenis perbuatan tertentu yang wajib atau
boleh dikenakan tindakanal-hisbah. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang muhtasibtidak boleh pilih kasih dalam menindak dan mengenakanal-hisbahatas
mereka.
2.Mushatab fh, yaitu obyekal-hisbahyang meliputi berbagai macam
perbuatan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Pelanggaran yang dilakukanolehmuhtasab fhini harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1.Kemungkaran tersebut harus nyata, lahir dan
diketahui.
2.Kemungkaran tersebut sedang berlaku.
3.Kemungkarantersebut disepakati oleh konsensus ulama fiqih.
1.Nafs al-ihtisb, yaitu cara atau
tindakanal-hisbah.
Tujuan dari tindakan al-hisbahadalah penghapusan segala
tindakan kemungkaran sekaligus menggantinya dengan kebajikan dan kemaslahatansehingga tercipta rasa aman dan tentram serta keadilan dalam komunitas masyarakat.[19]
Adapun segmen kegiatan al-hisbahterhadap kontrol ekonomi itu di antaranya
adalah:
1.Membuat ketentuan hukum yang jelas agar tidak terjadi penyelewengan
dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
2.Mengontrol kesempurnaan alattakaran dan timbangan para penjual.
3.Pedagang tidak dibenarkan untuk
menyembunyikan kerusakan atau cacat yang ada pada barang perniagaannya dan
dilarang bersumpah palsu dalam transaksi jual beli.
4.Mengawasi jalur
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
8/21
perdagangan tetap terbuka. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan-penyimpangan atau penimbunan barang dari segelincir orang yangberakibat pada kelangkaan beberapa jenis barang, yang pada gilirannya berimplikasi
pada terjadinya inflasi.
5.Pedagang dilarang mengadakan monopoli terhadap
suatu produk pasar tertentu.
6.Menentukan harga standar bagi produk-produk
yang akan dipasarkan.
7.Dalam urusan kredit, seorangmuhtasibhendaklahmemastikan segala urusan perniagaan terbebas dari unsur
riba.
8.Seorangmuhtasibmemiliki wewenang untuk memaksa peminjam agar
membayar pinjamannya jika dianggap mampu, sebaliknya ia juga berkuasa untukmenangguhkan hutang sampai orang yang berhutang dianggap mampu membayar
hutangnya.
9.Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan
kemudahan pada rakyatnya seperti makanan, pekerjaan, perumahan, dan lain sebagainya.Selain itu, orang-orang miskin dan tidak mampu, diberi modal usaha yang dananya
diperoleh dari dana infaq dan sedekah sehingga kemiskinan dapat teratasi.
[20]
Menilik sejarah, tanggung jawab al-hisbahmulanya dipikul oleh Rasulullah
saw sehubungan dengan adanya perintah Allah kepada Nabi saw sebagai rasul untuk
selanjutnya disampaikan kepada umatnya agar senantiasa mengajak kepada kebaikan danmenghindari kemungkaran. Kemudian beliau mengangkat beberapa orang sahabat yang
diberi tugas untuk mengawasi jalannya suatu transaksi bisnis. Di kota Madinah itulah,beliau mengangkat Said bin Ash dan seorang wanita yang bernama Samra binti Nuhak
sebagai pengawas pasar.
Lembaga al-hisbahini dihidupkan kembali oleh Umar
dengan mengangkat seorang sahabat wanita yang bernama asy-Syifa binti Abdullah, yang
bertugas sebagai pengawas pasar di kota Madinah. Di samping itu, Umar jugamengangkat Abdullah bin Utbah sebagai inspektur pasar sekaligus bertindak sebagai
hakim (qdhi). [21]Perbedaannya, di masa Rasulullah,al-hisbahmasih belum berbentuk
lembaga. Sedangkan di masa Khalifah Umar,al-hisbahini sudah menjadi lembaga khususdalam mengawasi hal-hal yang terjadi dalam pasar.
4. Reformasi atas hak
tanah.
Problem hak kepemilikan tanah memang merupakan masalah yang rumituntuk dipecahkan dari zaman ke zaman. Tidak jarang terjadi persengketaan, bahkan
pertumpahan darah, akibat dari persoalan hak kepemilikan tanah ini. Seiring denganpertambahan penduduk, tanahpun menjadi semakin langka atau sempit, dan harganya
juga kian meningkat. Alasan utama meningkatnya harga tanah memang pertambahan
penduduk. Karena secara alamiah, semakin banyak penduduk di suatu daerah, lahanuntuk tempat dan garapan tempat tinggal akan kian dibutuhkan.
Ada tiga sifat
tanah yang harus diingat, dan ini tidak dipunyai oleh unit-unti produktif lainnya: (i) tanah
dapat memenuhi kebutuhan pokok dan permanen bagi manusia, (ii) tanah kuantitasnyaterbatas, (iii) tanah bersifat tetap, (iv) tanah bukan produk tenaga kerja. Jadi segala
sesuatu yang selain tanah adalah produk tenaga kerja. Tetapi bumi pun akan memberikan
hasil baik jika digarap dengan baik. [22]Sifat-sifat tanah ini harus diketahui terlebihdahulu sebelum mengambil kebijakan dalam persoalan hak kepemilikantanah.
Sepanjang pemerintahan Umar, banyak daerah yang ditaklukkan melalui
perjanjian damai. Penaklukkan ini memunculkan banyak masalah baru. Di antaranya
mengenai hak kepemilikan tanah yang sudah ditaklukkan. Islam memandang tanah dansemua yang terkandung di dalamnya harus digunakan untuk kepentingan umum dan
rakyat, dan setiap orang berhak mendapatkan makanan dari pengelolaan
tanah.
Dari sudut Islam, tanah sesungguhnya milik Allah, dalam pengertian milik
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
9/21
setiap kelompok masyarakat (komunitas). Dan tak seorang pun boleh mendapatkan hak
istimewa atasnya, oleh karena itu siapa yang mengerjakan tanah yang terlantar, makadialah pemiliknya. Ini sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah dari penuturan Aisyah:
Pengolahan tanah terbengkalai yang bukan milik siapapun, maka dialah yang
memilikinya (HR. Bukhari). [23]
Umar menafsirkan hadits tersebut bahwa
Rasulullah menginginkan agar tanah-tanah luas yang telah dikuasai kaum musliminharuslah dipikirkan pemanfaatannya di masa depan. Maka ketika para pejuang mendesak
dengan sangat agar tanah taklukan dibagi-bagikan kepada mereka, bersama beberapa
rampasan perang lainnya, Umar menolak dengan tegas. Ia tidak mau menyerahkan tanahperkebunan dari tanah taklukan lainnya kepada para prajurit.
Dari sini ia sampai
kepada kesimpulan akan perlunya pengawasan yang ketat dalam pendistribusian tanah
untuk mencegah terjadinya pembagian yang tidak adil. Hak kepemilikan tanah dicabutdari pemilik aslinya, dan kemudian si pemilik asli beralih menjadi petani biasa atau
hamba atau budak pengelola tanah. Selanjutnya hak kepemillikan diberikan menurut
ketentuan-ketentuan baru. Jika salah seorang pemilik baru menjual tanahnya,
pengelolaannya itu dialihkan kepada pembeli berikut tanahnya. [24]
Umar
menetapkan beberapa ketentuan, di antaranya jika suatu saat komunitas muslim semakinbertambah banyak, maka negara berhak untuk mengambil kembali tanah tersebut sebagai
perbendaharaan guna memenuhi kebutuhan negara. Jadi jelas meskipun berwenangmengambil alih hak kepemilikan, negara juga harus dan berhak mengatur jangka waktu
pemilikan tanah. Bisa saja tanah dijadikan milik pribadi dengan mengenakan pajak tanah
atasnya, tapi negara juga bisa menguasai tanah yang luas dengan memberi ganti rugi dan
kemudian menjadikannya milik umum.
Umar menyadari pentingnya sektorpertanian untuk memajukan ekonomi negeri. Karena itu beliau mengambil langkah-
langkah pengembangan dan mengembalikan kondisi orang-orang yang bekerja di bidang
itu. Dia menghadiahkan kepada orang yang sejak awalnya mengolahnya. Tapi siapa sajayang selama tiga tahun gagal mengolahnya, maka yang bersangkutan akan kehilangan hak
kepemilikannya atas tanah tersebut. [25]
Semasa Umar, tanah yang dinyatakansebagai milik negara berjumlah sekitar 4.000.000 hektar. Pendapatan dari tanah ini
mencapai 7.000.000 dinar setiap tahun, yang semata-mata digunakan untuikkesejajahteraan umat. Jumlahkharjdari Iraq berkisar 86.000.000 dirham setiap tahun.
Dengan penerapan sistem ini, tanah-tanah yang sebelumnya tidak terurus, kemudian
terolah baik, sehingga pada tahun kedua terjadi lonjakan pendapatan yang tinggi sekali,dari 86.000.000 menjadi 100.020.000 dirham. [26]
5. Keutamaan dan Kelemahan
Kebijakan Ekonomi Umar bin Khattab
Abu Ubaid pernah menuturkan sebuah
riwayat tentang kesuksesan Umar dalam kitabnyaal-Amwlsebagai berikut: [27]Padamasa Umar, Muadz bin Jabal pernah mengirimkan hasil zakat yang dipungutnya di
Yaman kepada Umar di Madinah, [28]karena Muadz tidak menjumpai orang yang berhak
menerima zakat di Yaman. Namun Umar mengembalikannya. Ketika Muadzmengirimkan kembali sepertiga hasil zakat tersebut, Umar juga kembali menolaknya danberkata: Aku tidak mengutusmu sebagai kolektor upeti, tetapi aku mengutusmu untuk
memungut zakat dari orang-orang kaya di sana dan membagikannya kepada kaum miskin
dari kalangan mereka juga. Muadz menjawab: Seandainya aku menjumpai orangmiskin di sana, tentu aku tidak akan mengirimkan apa pun kepadamu.
Pada
tahun kedua setelah itu, Muadz mengirimkan separuh hasil zakat yang dipunugutnya di
Yaman kepada Umar, tetapi Umar mengembalikannya. Dan pada tahun ketiga, Muadz
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
10/21
berkata: Aku tidak menjumpai seorang pun yang berhak menerima bagian zakat yang
aku pungut.
Riwayat di atas menunjukkan kesuksesan Umar dalam memerintah,khususnya dalam bidang ekonomi. Namun bukan berarti semua kebijakan yang ia ambil
itu sempurna. Salah satunya adalah prinsip keutamaan yang ia terapkan dalam
mendistribusikan uang negara kepada rakyatnya. Prinsip ini menyebabkan ketimpangan
di bidang ekonomi dan sosial. Dan sikapnya ini mengundang reaksi dari salah seorangsahabat yang bernama Hakim bin Hizam. Menurutnya, tindakan Umar ini akan memicu
lahirnya sifat malas di kalangan para pedagang yang berakibat fatal bagi kelangsungan
hidup mereka sendiri, jika suatu saat pemerintah menghentikan kebijakan tersebut.[29]
Umar menyadari kekeliruannya ini dan mengubah pendapatnya serta
bersumpah jika ia masih hidup di tahun yang akan datang, ia akan menyamakan semua
bantuan dan pembagian kepada seluruh rakyatnya. Dalam pernyataannya yang populerberbunyi: Aku bersumpah demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya
tidak ada seorangpun yang tidak mempunyai hak atas kekayaan (harta) ini (yang diterima
dari orang banyak) meskipun dalam prakteknya ia mungkin memperoleh atau memiliki
hak melebihi dari yang lainnya selain seorang budak. Kedudukanku dalam hal ini sama
dengan kalian dan derajat kita akan ditentukan berdasarkan Kitab Allah dan Rasulullahsaw. Demi Allah! Sesungguhnya jika aku masih hidup, maka pengembala di bukit sanapun
akan memperoleh bagian dari harta ini di tempatnya sendiri. [30]Namun sayangnya,Umar wafat sebelum harapannya tersebut belum dapat ia realisasikan dalam
kepemimpinannya. Meskipun demikian, Umar tetap merupakan salah satu pemimpin yang
disegani oleh rakyatnya, baik muslim maupun non-muslim, bahkan ia adalah salah satu
sosok pemimpin yang banyak dikagumi sampai saat ini.
C.Penutup
Berdasarkan uraian makalah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Pertama, Umar bin Khattab telah memberikan kontribusi yang
sangat berharga bagi manajemen keuangan negara dalam sejarah Islam, yaitu denganmendirikanbaitul mlsecara institusional. Karena jika lembagabaitul mltersebut tidak
segera dibentuk, seiring dengan semakin meluasnya wilayah pemerintahan Islam saat itu,maka tentunya akan menyulitkan pemerintahan Islam sendiri dalam mengelola keuangan
negara.
Kedua, selain menjadikanbaitul mlsebagai sebuah lembaga otonomdalam pemerintahannya, Umar juga menjadikan pengawasan pasar (al-hisbah) yang telah
digagas oleh Rasulullah Saw menjadi sebuah lembaga tersendiri. Lembaga ini sangat
membantu pemerintahan Umar untuk mengontrol harga barang di pasar dan menindakpara pelaku pasar jika melakukan penyelewengan dan kecurangan dalam jual
beli.
Ketiga, Umar mereformasi hak kepemilikan tanah. Sebelum masa Khalifah
Umar, tanah taklukan dibagi-bagikan kepada para prajurit muslim yang ikut berperandalam penaklukannya secara langsung. Namun ketika Umar menjabat sebagai Khalifah,
tanah-tanah yang ditaklukkan oleh kaum muslimin sudah tidak dibagi-bagikan lagi secara
langsung, akan tetapi diserahkan kepada penduduk yang ditaklukkan untuk dikelola dandiberdayakan secara produktif sehingga memberikanoutputdan menambahincomeyangsangat besar bagi keuangan negara.
Gagasan, kebijakan dan sistem yang
diterapkan oleh Umar, baik dalam pemerintahannya secara umum ataupun dalam
menangani masalah perekonomian ini patut untuk diteladani. Namun perlu diketahuibahwa sebaik apa pun kebijakan dan sistem yang dijalankan, tidak akan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan jika sikap dan kepribadian para pemimpin masih mementingkan
diri sendiri dan kurang memperhatikan nasib rakyatnya.
Wallhu
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
11/21
alaim
DAFTAR ISTILAH
-Dinaradalah koin uang yang terbuat dari
emas. Kandungan emas yang ada dalam koi uang dinar adalah 22 karat dan beratnya 4,25gram. Sejak zaman Rasulullah Saw hingga masa Khalifah V Bani Umayyah yaitu Khalifah
Malik bin Marwan, dinar yang digunakan oleh umat Islam adalah dinar yang berasal dari
kerajaan Romawi.
-Dirhamadalah koin uang yang terbuat dari perak. Kandungan
perak yang ada dalam koin uang dirham adalah 15 karat dan beratnya 3,98 gram. Sejakzaman Rasulullah Saw hingga masa Khalifah Umar bin Khattab, dirham yang digunakan
oleh umat Islam sebagai alat tukar dirham yang berasal dari kerajaan Persia. Pada tahun
18 H, Khalifah Umar bin Khattab mencetak mata uang dirham pertama kali dalam Islamdengan bertuliskanalhamdulillhdan di baliknya bertuliskanMuhammad
Raslullh.
-Diwanadalah suatu daftar yang di dalamnya tercatat nama-nama
prajurit untuk pembayaran gaji dan pensiun.
-Faiadalah semua harta benda yangdidapati dari musuh tanpa menjalani perang yang nyata. Termasuk dalamkategorifayadalahkharj,jizyah
, dan`ushr. Hartafayini juga dibagi lima, diqiyaskan
denganghanmah, yaitu segala sesuatu yang diperoleh kaum muslim setelah mengalahkan
orang-orang kafir dalam peperangan. Empat per lima dari harta rampasan perang
dibagikan untuk para tentara atau panglima yang ikut berperang, dan kuda yang ikutberperang. Sedangkan satu perlimanya diperuntukkan pada Rasulullah, kerabat rasul,
yang mana dikemudian hari diambil oleh negara, dan akan dinafkahkan untuk golonganyang sudah ditentukan oleh Allah dalam al-Qur`an (QS. Al-Anfal: 41).
-
Jizyahadalah pajak yang dibebankan kepada orang-orang non-muslim, khususnya ahli
kitab, sebagai jaminan perlindunan jiwa, harta milik, kebebasan menjalankan ibadah,
serta pengeculian dari wajib militer. Besarnyajizyahadalah satu dinar per tahun untuksetiap orang laki-laki dewasa yang mampu membayarnya. Jizyah ini ada dua jenis:
Pertama,jizyahyang diwajibkan berdasarkan persetujuan dan perjanjian, dengan jumlah
yang ditentukan bersesuaian dengan syarat-syarat persetujuan dan perjanjiantersebut.Jizyahbentuk ini tidak dapat diubah-ubah meskipun pada hari kemudian.
Kedua,jizyahyang diwajibkan, secara paksa kepada penduduk suatu daerahpenaklukan.
-Kharajadalah pajak tanah yang dipungut dari kaum non-
muslim.
-Khumsadalah segala kekayaan yang datang tanpa usaha, menanammodal atau tidak, melalui rampasan perang, perdagangan, pertanian atau industri.
Rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin dalam menaklukkan suatu daerah, 1/5
nya harus diserahkan untukbaitul mal.
-Ushradalah bea impor yang dikenakankepada semua pedagang dan dibayar hanya sekali dalam setahun serta hanya berlaku
terhadap barang-barang yang bernilai lebih dari 200 dirham. Tingkat bea yang dikenakan
kepada para pedagang non-muslim yang dilindungi (ahl-adz-dzimmi) adalah sebesar 5%,sedangkan pedagang muslim sebesar 2,5%, dan untuk kafir harbi sebesar 10%. Di negara
Islam, permulaan diterapkannya `ushr ini pada masa khalifah Umar ibn
Khattab.
-Zakatadalah sebagian harta tertentu yang dikeluarkan oleh seorangmuslim untuk diberikan kepada yang berhak menurut beberapa syarat tertentu. Zakat inihukumnya wajib. Dan kadarnya sudah ditentukan oleh syariat Islam. Zakat yang boleh
dimasukkan ke dalam kas baitul mal, hanya zakat dari jenis hasil bumi dan
binatang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Wahab Afif,Mengenal Sistem EkonomiIslam. MUI Provinsi Banten
Adiwarman Azwar Karim,Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, September 2004, cet. Ke-1, edisi
kedua.
Afzalurrahman,Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
12/21
1995, jilid I..
Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn
al-Mughirah,Shahh al-Bukhri, Semarang: Maktabah wa Mathbaah Thaha Putra, tt, juz3.
Al-Jauzi, Ibnu,Manqib Amr al-Mukminn Umar ibn Khattb. Beirut: Dar wa
Maktabat al-Hilal.
Al-Mawardi, Abu al-Husain Ali ibn Muhammad,al-Ahkm as-
Sulthniyyah, Dar al-Fikr, 1960, cet. Ke-1.
Ath-Thabari, Muhammad ibn
Jarir,Trkh ath-Thabari, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, cet. Ke-1, juz2..
Essays on Iqtisd. Editor: Dr. Baqir al-Hasani dan Dr. Abbas Mirakhor. USA:
NUR, 1989.
Kahf, Monzer,Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi
Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar, September 1995, cet. Ke-1.
Mannan, M. Abdul,Ekonomi Islam: Teori dan Paktek, Yogyakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa, 1997, terj. Nastangin.
Muhammad, Quthb Ibrahim,Kebijakan
Ekonomi Umar ibn Khattab. Pustaka Azzam, Juni 2002, Terj. Ahmad Syarifuddin Shaleh,cet. Ke-1.
Ra`ana, Irfan Mahmud,Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar ibn
Khattab. Pustaka Firdaus, 1977, Terj. Mansuruddin Djoely, cet. Ke-2.
Sallam, Abu
Ubaid Qasim ibn,Kitb al-Amwl, Kairo: Darus Salam, 2009, cet. Ke-1.
Syalabi,
Ahmad,Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, Juli 2003, cet.
Ke-6, jilid I.
[1] Kahf, Monzer, Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap FungsiSistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar, September 1995, cet. Ke-1, hal.
7.
[2] Ibid., hal. 8.
[3] Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam,Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, Juli 2003, cet. Ke-6, jilid I, hal. 203.
[4] Al-Jauzi,
Ibnu, Manqib Amr al-Mukminn Umar ibn Khattb, Beirut: Dar wa Maktabat al-Hilal,
hal. 15.
[5] Ibid., hal. 32.
[6] Ath-Thabari, Muhammad ibn Jarir, Trkh
ath-Thabari, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, cet. Ke-1, juz 2, hal. 569.
[7]Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,
September 2004, cet. Ke-1, edisi kedua, hal. 58.
[8] Al-Jauzi, op.cit., hal.
268.
[9] Al-Mawardi, Abu al-Husain Ali ibn Muhammad,al-Ahkm as-Sulthniyyah, Dar al-Fikr, 1960, cet. Ke-1, hal. 213.
[10] Mannan, M. Abdul,
Ekonomi Islam: Teori dan Paktek, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997, Terj.Nastangin, hal. 180.
[11] Ra`ana, Irfan Mahmud, Sistem Ekonomi Pemerintahan
Umar ibn Khattab, Pustaka Firdaus, 1977, Terj. Mansuruddin Djoely. cet. Ke-2, hal.150.
[12] Adiwarman, op.cit., hal. 74.
[13] Afzalurrahman, Doktrin
Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid I, hal. 169-173.
[14]
Afzalurrahman, op.cit., hal. 164. Kebijakan Umar ini berbeda dengan kebijakan KhalifahAbu Bakar ra sebelumnya, di mana ia menerapkan prinsip persamaan dalam
pendistribusian hartabaitul mlkepada rakyat.
[15] Essays on Iqtisd. Editor: Dr.
Baqir al-Hasani dan Dr. Abbas Mirakhor, (USA: NUR, 1989, hal. 159-160.
[16]Ra`ana, op.cit., hal. 160.
[17] Ra`ana, op.cit., hal. 61.
[18] A. Wahab Afif,
Mengenal Sistem Ekonomi Islam, MUI Provinsi Banten, hal. 85.
[19] Ibid., hal. 72-
73.
[20] Ibid., hal. 74-75.
[21] Ibid., hal. 86.
[22] Ra`ana, op.cit., hal.18-19.
[23] Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah,Shahh al-Bukhri, Semarang: Maktabah wa Mathbaah Thaha Putra, tt, juz 3,
hal. 70.
[24] Ibid., hal. 32.
[25] Ibid., hal. 39. dan Muhammmad, Quthb
Ibrahim,Kebijakan Ekonomi Umar ibn Khattab, Pustaka Azzam, Juni 2002, Terj. AhmadSyarifuddin Shaleh, cet. Ke-1, hal. 95.
[26] Ibid., hal. 127.
[27]Sallam, Abu
Ubaid Qasim ibn,Kitb al-Amwl, Kairo: Darus Salam, 2009, cet. ke-1 hal.
596.
[28]Muadz bin Jabal adalah seorang sahabat sekaligus staf Rasulullah saw
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
13/21
yang diutus untuk memungut zakat di wilayah Yaman. Pada masa Khalifah Abu Bakar
dan Umar, Muadz terus bertugas di sana.
[29] Adiwarman, op.cit., hal. 64.
[30]Afzalurrahman, op.cit., hal. 176.Umar bin Khattab
Khalifah Memanggul Gandum
Umar bin Khattab adalah seorang sahabat rasulullah Muhammad saw yang menjadi
khalifah kedua setelah Abu Bakar. Beliau sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya.
Menurutnya, zakat, sadaqah, dan infaq yang dihimpun dari rakyat haruslah digunakan untuk
kesejahteraan rakyat pula. Beliau berharap tidak seorangpun dari mereka yang hidup dalam
kekurangan pangan. Beliau dikenal sebagai seorang khalifah yang sangat memperhatikan
keadaan rakyat.
Setiap hari khalifah Umar bin Khattab meminta laporan dari bawahannya, apakah
ada di antara rakyat yang hari ini hidup dalam kelaparan, apabila ada, maka beliau segera
mengutus bawahan untuk mengirimkan bahan pangan kepada mereka. Sudah tidak terhitung
berapa jumlah harta kekhalifahan yang digunakan untuk membantu mengatasi kemiskinan,
terutama untuk mengatasi kekurangan pangan.
Pada suatu hari, khalifah Umar bin Khattab berniat pergi mengelilingi wilayah
sendirian guna mengetahui kehidupan rakyat dari dekat, sekaligus untuk membuktikan apakah
laporan yang diterima dari bawahan tentang keadaan rakyat memang benar demikian, atau
hanya sekedar menyenangkan dirinya sebagai kepala pemerintahan.
Keinginan khalifah Umar bin Khattab mendapat dukungan dari sahabat dekat,
mereka bahkan bersedia mengawal beliau, tetapi beliau menolak, karena kalau sampai
rombongan mereka terlihat orang-orang yang hendak dikunjungi, pastilah mereka akan
menyiapkan segala sesuatunya sebagai penghormatan atas kunjungan khalifah. Beliau
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
14/21
berterimakasih atas kesediaan para sahabatnya, tetapi beliau tetap ingin mengetahui keadaan
rakyatnya sendirian.
Suatu malam, selepas salat Isya, khalifah Umar bin Khattab mulai mengayunkan
langkah menyusuri jalan-jalan kota Madinah. Beliau mengadakan penyamaran denganmemakai pakaian lama yang sudah jelek. Hal ini disengaja agar rakyat tidak mengenali dirinya.
Langkah demi langkah khalifah Umar bin Khattab menyusuri jalan dan lorong hunian
rakyat. Beliau mendapati sebagian besar rakyatnya sedang berkumpul bersama keluarganya,
ada yang sedang membaca Al Quran di masjid, dan sebagian yang lain ada pula yang sedang
berbincang-bincang secara berkelompok. Isi perbincangan mengenai mulai dari kesulitan
mencari nafkah sampai soal kebijakan pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.
Dari perbincangan kelompok, beliau mengetahui apa yang yang dirasakan dan
diinginkan rakyatnya. Bila ada perbincangan pujian tentang kepemimpinannya, maka akan
dijadikan semangat untuk meningkatkan pelayanannya kepada rakyat, tetapi bila ada kritikan
mereka, maka akan dijadikan sebagai koreksi, dan beliau tidak marah, bahkan beliau sangat
berterimakasih karena ada yang memperhatikan kebijakan pemerintahannya. Khalifah Umar bin
Khattab merasa senang dapat mengetahui keadaan rakyatnya dari dekat. Sampai sejauh ini,
tidak seorangpun dari rakyat yang mengenali penyamaran beliau.
Menjelang tengah malam, perjalanan khalifah Umar bin Khattab sampai pada satu
tempat di pinggiran kota madinah. Dari jauh beliau melihat sepercik cahaya datang dari sebuah
rumah di pinggir kampung. Adakah rakyatku yang masih bekerja pada tengah malam begini,
pikir beliau. Penasaran, beliau segera bergegas mendekati asal cahaya.
Setelah dekat dengan sumber cahaya, khalifah Umar bin Khattab barulah tahu,
cahaya tersebut berasal dari sebuah rumah kecil tidak berpintu yang hampir roboh, karena batu
batanya banyak yang rusak. Pemilik rumah adalah seorang perempuan setengah baya
bernama Khafsah, yang terlihat duduk mengantuk kelelahan. Ia sedang menunggui api tungkuyang sedang menyala, kiranya inilah asal cahaya yang dilihat khalifah Umar bin Khattab dari
jauh. Sementara di atas alas tidur tidak jauh dari tungku, terlihat tiga anak kecil sedang tertidur
pulas.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
15/21
Sebelum masuk ke rumah, khalifah Umar bin Khattab mengawasi gerak-gerik ibu
Khafsah. Tampak perempuan tersebut terjaga dari duduk kantuknya, ia segera meniup
perapian kayu bakar, rupanya ia menjaga agar nyala api tungku tidak padam.
Ibu Khafsah segera bangkit dari duduknya sewaktu mendengar anak terkecilnyabangun dan menangis. Kedua kakaknya ikut terbangun mendengar tangisan adiknya, oleh
ibunya mereka disuruh tidur lagi. Sudah, diam jangan menangis, sebentar lagi matang.
Sebaiknya tidur dulu ya, nak. Nanti kalau sudah matang kita makan bersama, ujar perempuan
itu sambil mengusap kepala anak-anaknya. Tak lama kemudian ketiga anak telah tertidur lagi.
Setelah mereka teridur, perempuan itu kembali ke depan tungku, menuangkan air ke dalam
kuali di atas tungku, dan selanjutnya duduk menunggu.
Seluruh gerak-gerik penghuni rumah kecil tidak luput dari pengamatan khalifah Umar
bin Khattab, rasanya tidak pantas pada malam-malam begini bertamu ke rumah orang, terlebih
sejak tadi sama sekali belum terlihat suami penghuni rumah, pikir beliau, namun karena rasa
ingin tahunya semakin besar, yakni sampai selarut ini masih ada di antara rakyatnya yang
masih terjaga melakukan kegiatan rumah, maka dengan memberanikan diri beliau mendekati
pintu rumah.
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, ucap khalifah Umar bin Khattab
sambil mendekati pintu.
Waalaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh, jawab perempuan penghuni
rumah.
Maaf, ibu, sejak tadi saya mengamati ibu selalu sibuk melakukan kegiatan sendiri,
mana suami ibu ? tanya khalifah Umar bin Khattab.
Sudah meninggal dunia, jawab ibu Khafsah.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, kalau boleh tahu, meninggal karena sakit, ataukah
karena
Gugur sewaktu perang Mutah, potong ibu Khafsah sebelum pertanyaan khalifah
Umar bin Khattab selesai.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
16/21
Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan gugur sebagai syuhada, Amin, doa
khalifah Umar bin Khattab.
Amin, sambut ibu Khafsah.
Maaf, Bu, sudah selarut ini ibu masih melakukan kegiatan di dapur, kalau boleh
tahu, ibu sedang masak apa ? tanya khalifah Umar bin Khattab.
Mari, tuan kata ibu Khafsah sambil berjalan mendekati tungku. Segera tangannya
membuka penutup kuali. Mari, coba tuan lihat sendiri ulang ibu Khafsah sambil memandang
khalifah Umar bin Khattab.
Khalifah Umar bin Khattab merasa ragu, tetapi beliau segera bergegas mendekati
kuali yang telah dibuka perempuan itu, beliau mendapati air mendidih di dalam kuali, beberapa
benda keras tersembul dari air yang mendidih. Beliau tidak dapat melihat benda keras dalam
kuali karena cahaya tidak cukup menerangi benda dalam penglihatan beliau.
Merebus apa, Bu ? tanya khalifah Umar bin Khattab penasaran.
Batu. jawab ibu Khafsah.
Batu ? tanya khalifah Umar bin Khattab seakan tidak percaya, untuk apa merebus
batu ?
Untuk mengelabui mereka. berkata demikian ibu Khafsah sambil menunjuk ke arah
tiga anaknya yang sedang tidur. Sejak tadi pagi mereka belum makan, kami sudah tidak punya
bahan pangan lagi, maka terpaksa saya merebus batu, setiap kali mereka minta makan, selalu
kujawab belum matang, sampai mereka tertidur. cerita ibu Khafsah terhenti. Tiba-tiba isak
tangisnya meledak. Khalifah Umar bin Khattab tertegun bingung menyaksikan ibu Khafsah
menangis, tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.
Setiap mereka terbangun dan minta makan, saya katakan makanannya belum
matang, saya suruh mereka tidur dulu, demikian seterusnya sampai sekarang. Tidak tahu apa
yang harus saya lakukan untuk besok pagi, hanya Allah yang Maha Tahu. berkata demikian
ibu Khafsah menunduk sedih.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
17/21
Apa tidak ada petugas dari kekhalifahan yang mendatangi memberi bantuan
kepada ibu ? tanya khalifah Umar bin Khattab.
Mana mereka tahu. Saya tidak menyalahkan mereka, karena tempat tinggal kami di
pinggiran kota. Seharusnya yang bertanggungjawab adalah Umar bin Khattab, sebagai seorangkhalifah, dia tidak boleh duduk-duduk menunggu laporan bawahan. Seorang khalifah
seharusnya mengetahui keadaan rakyatnya. Membantu bila ada yang sedang kekurangan,
karena jabatan khalifah adalah sebuah amanat. Saya tidak tahu, apa yang akan
dipertanggungjawabkan Umar bin Khattab kelak di hadapan Allah atas kekhalifahannya. ujar
ibu Khafsah melanjutkan.
Maka seakan tersambar petir, khalifah Umar bin Khattab berkata kepada ibu
Khafsah, Maaf, Bu, tolong jangan ditutup dulu pintu rumah ibu, saya akan segera kemari lagi.
Belum sempat perempuan ibu Khafsah menyahut, khalifah Umar bin Khattab
bergegas meninggalkan rumah kecil itu. Setengah berlari beliau pulang ke rumah, mengambil
semua uang yang dimilikinya. Setelah mengantongi uang, beliau bergegas menuju gudang
penyimpanan harta kekhalifahan.
Penjaga gudang yang sedang tertidur lelap segera dibangunkan. Beliau meminta
kunci gudang. Kantuk penjaga belum lagi lenyap, kunci gudang segera diserahkan kepada
khalifah Umar bin Khattab.
Ada apa, Tuan Khalifah, apa yang bisa saya Bantu ? tanya penjaga gudang
keheranan.
Tidak, tidak ada. jawab khalifah Umar bin Khattab singkat sambil menuju pintu
gudang. Beliau segera membuka sendiri pintu gudang, masuk, mengambil sekarung gandum
dan keluar dari gudang. Pintu gudang ditutup dan dikunci kembali.
Tolong, simpan kembali kunci gudang ini. kata khalifah Umar bin Khattab kepada
penjaga gudang sambil menyerahkan kunci gudang. Selanjutnya beliau segera memanggul
karung yang berisi gandum ke atas pundak.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
18/21
Khalifah Umar bin Khattab bergegas melangkah pergi menuju ke rumah perempuan
dengan tiga anaknya. Penjaga gudang membuntuti dari belakang, Tuan Khalifah, mari saya
bantu memanggul karung. Ujar penjaga gudang.
Tidak, tak usah, biar aku sendiri yang memanggulnya. jawab khalifah Umar binKhattab, Lebih baik kau kembali menjaga gudang.
Penjaga yang satunya sudah ada, Tuan, biarkan saya membantu Tuan. Pinta
penjaga gudang sekali lagi.
Tidak usah! jawab khalifah Umar bin Khattab dengan nada tinggi.
Penjaga gudang mundur kaget dan sedikit ketakutan. Tidak biasanya tuan khalifah
berkata demikian, pikir penjaga gudang. Ia bertekad mencari tahu penyebabnya, mengapa
khalifah Umar bin Khattab bersikap aneh tidak seperti biasanya. Penjaga gudang berjalan
perlahan-lahan di belakang khalifah Umar bin Khattab. Ia mengatur jarak agar langkah
membuntuti tidak diketahui khalifah Umar bin Khattab.
Setelah lama berjalan, sampailah khalifah Umar bin Khattab ke rumah ibu Khafsah
dengan ketiga anaknya. Sementara penjaga gudang diam-diam berada di luar rumah
mengawasi khalifahnya, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, ucap khalifah Umar bin Khattab
di depan pintu.
Waalaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh, jawab ibu Khafsah.
Saya kembali lagi, Bu, seperti janji saya pada Ibu. ujar khalifah Umar bin Khattab
memulai pembicaraan. Ini, ada sedikit gandum, mungkin berguna bagi keluarga Ibu. berkata
demikian khalifah Umar bin Khattab menyerahkan kantung yang berisi uang pribadinya.
Alhamdulillah, Allah benar-benar Rahman dan Rahim, di malam selarut ini berkenan
mengirimi kami bahan makanan. Terimakasih, terimakasih. Ucap perempuan itu sambil
menangis haru.
Mendengar suara ribut-ribut, ketiga anaknya terbangun. Seperti biasa mereka
menanyakan, Sudah matang, Bu, aku sudah lapar. Rintihan mereka bertiga.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
19/21
Tunggu sebentar, ya, Nak. Insya Allah tidak lama lagi makanan kita benar-benar
akan matang. berkata demikian perempuan itu sambil mulai menyiap makanan yang
sebenarnya.
Oh, ya, Tuan, maaf sampai lupa. Anda harus makan bersama kami, mau ya, Tuan.pinta ibu Khafsah kepada khalifah Umar bin Khattab.
Terimakasih, Bu. Aku sekarang merasa sudah kenyang, seakan -akan aku habis
makan makanan yang sangat banyak dan lezat. Terimakasih, Bu jawab khalifah Umar bin
Khattab.
Aduh, bagaimana ini, kami menjadi tidak enak rasanya. Terimakasih atas semua
pemberian Tuan. Andaikata Tuan yang menjadi khalifah kami, tentu semua rakyat akan merasa
senang, karena selalu diperhatikan khalifahnya.
Bersyukurlah kepada Allah, Bu, karena semua rizki ini berasal dari-Nya, dan saya
juga sangat bersyukur karena terbebas dari satu tuntutan amanah di akhirat. sambut khalifah
Umar bin Khattab.
Oh, ya Tuan, kalu boleh tahu, Nama Tuan siapa, dan tempat tinggalnya di mana ?
tanya perempuan itu khawatir tidak mengenali orang yang telah memberinya bahan pangan dan
uang.
Nama saya kira tidak begitu penting, Bu.
Tidak Tuan, bagi kami sangat penting, kelak di akhirat saya yang akan memberi
kesaksian kepada Allah, bahwa malam ini Tuan telah memberikan sebagian rizkinya kepada
kami.
Khalifah Umar bin Khattab.diam gemetar, kiranya Allah telah memberi teguran
kepadanya lewat bibir perempuan itu. Astagfirullahal azimi. Berulang-ulang khalifah Umar bin
Khattab memohon ampunan Allah.
Tuan, tuan kenapa ?
Tidak apa-apa, Bu. Hati saya sekarang menjadi terasa lega.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
20/21
Oh,ya, nama Tuan siapa ?
Umar. jawab khalifah Umar bin Khattab singkat.
Umar siapa, Tuan ? tanya ibu Khafsah semakin penasaran.
Sayalah Umar bin Khattab yang baru saja Ibu tolong dari tuntutan amanah di
akhirat. jawab khalifah Umar bin Khattab dengan suara berat.
Subhanallah, jadi Tuan adalah khalifah kami. ujar perempuan itu dengan nada
gemetar ketakutan akan menerima hukuman dari khalifah. Tiba-tiba ibu Khafsah hendak
bersimpuh di depan kaki khalifah Umar bin Khattab, tetapi dengan cepat beliau dapat
menghindarinya.
Sudahlah, Bu, bangunlah. Saya sangat berterimakasih karena Ibu telah
mengingatkan amanah yang seharusnya saya laksanakan. Ibu tidak bersalah apapun kepada
saya, sebaliknya sayalah yang sangat bersalah kepada Ibu.
Barangkali sampai di sini dulu pertemuan kita, Insya Allah lain waktu saya akan
kemari. ujar khalifah Umar bin Khattab berpamitan.
Ibu Khafsah memberi isyarat kepada ketiga anaknya agar menjabat tangan khalifah
Umar bin Khattab. Sejenak berikutnya beliau meninggalkan rumah perempuan dengan ketiga
anaknya. Tampak perempuan itu merasa senang karena rumahnya telah disinggahi dan
mendapat bantuan dari Sang khalifah sendiri. Ketiga anak-anaknya segera makan dengan
lahapnya, karena sejak pagi hari mereka belum makan.
Di luar rumah khalifah Umar bin Khattab disambut penjaga gudang, yang merasa
lega karena tidak terjadi apa-apa pada khalifahnya.
Ketahuilah, mengapa aku lebih suka memanggul sendiri karung gandum, meskipun
terasa berat, bagiku masih belum seberapa dibanding berat siksaanku kelak diakhirat karena
mengabaikan amanat yang kusandang. kata khalifah Umar bin Khattab.
Mulai besok, kau harus mengantarkan gandum sendiri ke rumah perempuan itu,
ambilkan dari bagianku.
-
5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx
21/21
Baik Tuan. jawab penjaga gudang.
Selanjutnya mereka berjalan menyusuri kegelapan malam yang hampir usai, kembali
ke rumah. Sampai di pintu rumah keduanya disambut fajar siddiq diufuk timur.