peran kesertaan mahram bagi perempuan dalam...

104
PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM PERJALANAN HAJI DAN UMRAH DI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAHSkripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Ana Dzikriyana NIM: 1113053000016 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2017 M

Upload: lamhanh

Post on 18-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

i

“PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN

DALAM PERJALANAN HAJI DAN UMRAH DI

DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI

DAN UMRAH”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Ana Dzikriyana NIM: 1113053000016

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2017 M

Page 2: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

“PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN

DALAM PERJALANAN HAJI DAN UMRAH DI

DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI

DAN UMRAH”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Ana Dzikriyana

NIM: 1113053000016

Di Bawah Bimbingan:

Hj. Dra. Jundah Sulaiman, MA NIP: 196203031992032001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2017 M

Page 3: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis
Page 4: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua narasumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat, September 2017

Ana Dzikriyana

Page 5: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

i

ABSTRAK

Ana Dzikriyana

Pembimbing: Hj. Dra. Jundah Sulaiman, MA

PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM

PERJALANAN HAJI DAN UMRAH DI DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH

Pada masyarakat awam, sering terjadi salah paham dalam memahami

istilah mahram. Mereka banyak yang menyebutnya dengan istilah muhrim. Dalam

terminologi Bahasa Arab, kata mahram adalah orang-orang yang merupakan

lawan jenis kita, namun haram (tidak boleh) dinikahi. Dalam terminologi, istilah

muhrim (muhrimun) artinya orang yang berihram dalam ibadah haji setelah

tahallul. Mahram tidak hanya berhenti pada masalah perkawinan. Hal tersebut

terbukti dengan adanya ketentuan bagi seorang perempuan dalam melakukan

safar, salah satunya adalah safar umrah dan haji. Umrah dan haji merupakan safar

yang mengharuskan keamanan sebagai syarat isthitho‟ah. Dan merupakan syarat

umum dalam pelaksanaan haji dan umrah.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan pemahaman

dan praktek yang dilakukan Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah

terhadap peran kesertaan mahram oleh badan penyelenggara haji dan umrah

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode

kualitatif menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan tekhnik pengumpulan

data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa bagi jama‟ah haji perempuan yang

tidak disertai mahram nya cukup diikutkan dengan mahram rombongan jama‟ah

haji yang ada. Sedangkan penerapan kesertaan mahram pada jama‟ah umrah

perempuan yang tidak disertai mahram nya, ada ketentuan sesuai dengan usia

jama‟ah tersebut atau dengan membayar sejumlah uang untuk pengeluaran buku

surat keterang mahram dan segala peraturan yang berhubungan dengan haji dan

umrah Kementrian Agama merujuk kepada Negara Arab Saudi termasuk dalam

hal kesertaan mahram ini. Pemerintah dan biro wisata hanya menjalankan dan

memenuhi segala peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.

Kata Kunci: Mahram, Aplikasi, Peran

Page 6: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala Puji dan Syukur senantiasa kita limpahkan kehadirat Illahi Robbi

yang menguasai seluruh alam semesta. Dialah Allah yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, yang memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada seluruh

umat manusia di muka bumi. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada

Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya dan sahabatnya

serta kepada pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan Inayah Allah SWT, serta bantuan dari

berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“Aplikasi Peran Kesertaan Mahram Bagi Perempuan Dalam Perjalanan Haji dan

Umrah Pada Direktorat Penyelenggara Haji dan Umrah”

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan tidak

mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-

pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung dalam proses

penyelesaian skripsi ini, tentunya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto,

Page 7: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

iii

M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan i Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bagian

Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Dr.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Haji dan Umroh beserta Sekretaris

Jurusan Manajemen Dakwah Haji dan Umroh yang telah membantu penulis

menyelesaikan studi di Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.

4. Dr. Sihabuddin Noor, MA selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

membuka jalan saya menuju ujian seminar proposal skripsi dengan

menyetujui judul skripsi yang saya ajukan.

5. Hj. Dra. Jundah Sulaiman, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

dengan besar hati dan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, saran, semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

sehingga akhirnya bisa sampai ke meja Munaqasyah.

6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqasyah baik Ketua Sidang, Penguji I,

Penguji II, Sekretaris dan Pembimbing.

7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mencurahkan

segala kemampuannya guna memberikan ilmu-ilmu yang tak ternilai

harganya. Serta kepada seluruh Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah

Page 8: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

iv

Jakarta yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selaam penulis

menyelesaikan administrasi.

8. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yaitu Abi HM. Idris Noor dan

Ummi Hj. Mudzakiroh yang telah mencurahkan kasih sayangnya, serta tak

putus-putusnya memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam

menempuh pendidikan. Juga kepada Kakak-Adek penulis Mas H. Moch.

Sa‟dun Daaim, S.Pd, L.c, Mbak Hj. Nurul Khariroh, L.c, adek Muhammad

Nor Yasin Mubarok, adek Muhammad Luthfi Anjana, dan adek Muhammad

Farhan Maulana atas segala motivasinya sehingga penulis dapat sampai pada

jenjang terakhir sebagai mahasiswa.

9. Ustadz H. Endang Husna Hadiawan, S.Ag dan Ibuk Hj. Arbiyah Mahfudz,

AH., S.Th.I dan seluruh keluarga besar Pesantren Al-Quran Nur Medina atas

segala kebersamaannya selama ini, yang telah banyak mewarnai kehidupan

penulis kurang lebih 4 tahun ini, juga memberikan tempat tinggal yang baik

kepada penulis untuk terus belajar.

10. Keluarga Besar Pesantren Yatim Cahaya Madinah yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk berproses, mengembangkan diri, menghibur

dan menjadi penyemangat penulis menyelesaikan tugas akhir sebagai

mahasiswi ini.

11. Keluarga Besar Pesantren Nurul Quran Sukolilan Patebon Kendal yang

senantiasa menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir

ini agar bisa segera mengabdi dirumah.

Page 9: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

v

12. Keluarga Besar Pesantren Al Mubarok Mranggen Demak, Pondok Pesantren

Al Islah Al Ishom Gleget Mayong, Pondok Pesantren Asy-Syarifah

Brumbung, Pondok Pesantren Al Islah Mangkang yang sedikit banyak telah

membentuk pribadi penulis dan memberikan banyak pelajaran berharga

kepada penulis selama belajar bersama.

13. Calon Suami Mas Muhammad Minanulloh Yusuf, Lc. yang cinta dan sabarnya

menjadi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman beda atap Dek Ilma Zidna, dek Putri dan dek Moli yang selalu

membuat penulis tambah pusing.

15. Teman-teman terkasih Dewi Lestari, Rosita, Sintia Fajar, Ilza yang sabar

menemani penulis, mengantar penulis bimbingan dan membantu penulis

menghabiskan makanan setiap penulis beli jajan.

16. Teman-teman Program Studi Manajemen Haji dan Umroh angkatan 2013

yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis belajar selama di

bangku kuliah, yang banyak membantu penulis menyelesaikan tugas makalah

dan menuliskan absen ketika penulis izin tidak masuk

17. Serta kepada semua pihak yang telah ikut andil dan berpartisipasi serta

membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal baik mereka

diterima di sisi Allah SWT dan mendapat balasan yang berlipat ganda, amiin.

Akhirnya Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun isinya, karena kemampuan dan

kondisi serta berbagai hal yang berkenaan dengan penulisan skripsi ini, mohon

kiranya kritik dan saran konstruktif bagi penulis. Maka dengan kerendahan hati,

Page 10: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

vi

Alhamdulillah penulis dapat mewujudkan skripsi yang sangat sederhana ini,

walaupun demikian penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Ciputat, September 2017

Ana Dzikriyana

Penulis

Page 11: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 8

C. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 9

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 12

E. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 19

A. Peran ................................................................................................................ 19

1. Pengertian Peran .......................................................................................... 19

2. Jenis Jenis Peran ......................................................................................... 20

B. Mahram ............................................................................................................ 21

1. Pengertian Mahram ..................................................................................... 21

2. Mahram dalam Alquran .............................................................................. 24

3. Mahram Dalam Perspektif Fiqih ................................................................ 24

C. Haji dan Umrah ............................................................................................... 28

1. Pengertian Haji ............................................................................................ 28

Page 12: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

viii

2. Pengertian Umrah ........................................................................................ 32

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTRIAN AGAMA

REPUBLIK INDONESIA ......................................................................................... 35

A. Sejarah Berdiri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah........... 35

B. Visi dan Misi .................................................................................................... 40

C. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah ............................................................................................................... 43

D. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ... 46

BAB IV TEMUAN MASALAH

A. Problem Penerapan Praktek Mahram Pada Perjalanan Haji dan Umrah

Indonesia ................................................................................................................ 47

B. Peran Kesertaan Mahram ................................................................................. 61

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 66

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 66

B. Saran ................................................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementrian Agama Republik Indonesia ............................................................. 71

2. Brosur Perjalanan Umrah .................................................................................... 72

3. Contoh Gambar Visa .......................................................................................... 73

Page 14: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengajuan Judul

2. Lembar ACC Judul Oleh Dosen Pembimbing Akademik

3. Surat Pengajuan Dosen Pembimbing Skripsi

4. Surat Bimbingan Skripsi

5. Surat Izin Penelitian

6. Surat Keterangan Penelitian Skripsi

Page 15: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang lengkap dan Rahmatan li al „alamin.

Sebagai agama yang lengkap, Islam memberikan aturan dan tuntunan pada hampir

seluruh aspek manusia dan kemanusiaan mulai dari ujung kaki hingga ujung

rambut. Begitu pula segala hal ihwal aktifitas manusia mulai dari bangun tidur

sampai tidur lagi juga diatur dalam Islam. Sebagai agama Rahmatan li al „alamin,

Islam menawarkan solusi di setiap aturan dan ketentuan yang diberlakukan –hal

ini, bisa diketahui dengan merenungkan hikmah di setiap aturan syari‟at-. Hampir

tidak ada aturan atau ketentuan syari‟at yang diberlakukan tanpa ada aspek dar‟u

al mafasid (menghindari kerusakan) dan atau aspek jalbu al mashalih

(mendapatkan kemanfa‟atan). Salah satu aturan atau ketentuan syari‟at tersebut

adalah keharusan kesertaan mahram bagi perempuan saat safar.

Pada masyarakat awam, sering terjadi salah paham dalam memahami

istilah mahram. Mereka banyak yang menyebutnya dengan istilah muhrim. Dalam

terminologi Bahasa Arab, kata mahram adalah orang-orang yang merupakan

lawan jenis kita, namun haram (tidak boleh) dinikahi. Dalam terminologi, istilah

muhrim (muhrimun) artinya orang yang berihram dalam ibadah haji setelah

tahallul. Mahram tidak hanya berhenti pada masalah perkawinan. Hal tersebut

terbukti dengan adanya ketentuan bagi seorang perempuan dalam melakukan

safar. Menurut pendapat sebagian ulama, hanya diperbolehkan melakukan safar

Page 16: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

2

jika dibersamai mahram nya. Ketentuan keharusan kesertaan mahram 1

perempuan pada safar bisa ditemukan pada hadis Nabi Saw yang diriwayatkan

oleh Ibnu Abbas.

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة و زهير بن حرب كالهما عن سفيان _ قال أبو بكر حدثنا سفيان بن عيينة_

صلى اهلل عليه وسلم يخطب حدثنا عمرو بن دينار عن أبي معبد قال سمعت ابن عباس يقول سمعت النبي

يقول: ال يخلون رجل بـإ مرأة إال و معا ذو محرم وال تسافر المر أة إال ومع ذى محرم. فقام رجل فقال يا

رسول اهلل إن امرأتى خرجت حاجة و إني اكتتبت في غزوة كذا و كذا. قال انطلق فحج مع امرأتك.

“Janganlah seorang perempuan menyendiri dengan seorang laki-laki

kecuali dengan mahram-nya dan janganlah seorang perempuan

melakukan perjalanan kecuali disertai mahram-nya. Seorang laki-laki

berdiri dan berkata: “wahai Rasulallah istriku bepergian untuk suatu

kepentingan dan Aku mendapat mandat untuk berperang. Rasul saw

menjawab: “Pergilah berhaji bersama istrimu”.2

Dalalah yang ditunjukkan pada hadis tersebut menurut Imam al-Nawawi

adalah bahwa bagi yang berstatus mahram dengan perempuan yang melakukan

suatu perjalanan boleh menemaninya karena tidak boleh menikahi, sedangkan

bagi yang bukan mahram -nya tidak boleh menemani karena boleh menikahi.3

Dari hadits ini, bisa diketahui bahwa seorang perempuan tidak diperbolehkan

berduaan dengan lelaki yang bukan mahramnya dan tidak diperbolehkan

1 Kata mahram berasal dari lafaz haram yang berarti terlarang atau dilarang. Kata

tersebut, merupakan isim maf‟ul, bentuk dasar dari kata harama (fi‟il madhi) atau bisa juga harima

atau aaruma. Kata mahram dengan jama‟nya maharim memilki makna ma la yahillu intihakuha

(sesuatu yang tidak boleh dilanggar). Lihat Luis Ma‟luf , al-Munjid fi al-Lughah wa al-A‟lam,

(Bairut: Dar al-Masyriq, 2007), h.128. lihat juga A.W. Munawwir, Kamus Munawwir Arab-

Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h.257. 2 Imam Bukhârî dan Muslim yang meriwayatkan hadis ini dengan lafaz yang hampir

sama, dalam satu riwayat disebutkan lafaz dari imam Muslim. Imam Muslim, Sahih Muslim, juz 2,

bab Safara Mar‟ah ma‟a Mahramin, no.424, Maktbah al-Syamilah. 3 Imam al-Nawawi, Sahih Muslim bi Syarhi al-Nawawi, (Bairut:Dar al-Fikr, t.t), h.103.

Page 17: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

3

bepergian – walaupun untuk keperluan ibadah sekalipun – tanpa disertai

mahramnya.

Ketentuan hadis ini bukanlah ketentuan yang hanya sifatnya membatasi

perempuan dan mengekang dari segala hal. Justru sebaliknya, hadis ini

memberikan hak kepada wanita untuk beribadah layaknya laki-laki dengan

mempertimbangkan maqasid al-Syari‟ah diantaranya menjaga wanita dari segala

bahaya – baik mengenai nyawa, kehormatan, keturunan - yang mengancam,

sehingga menimbulkan ketidak amanan bagi perempuan tersebut. Hal ini

dimaksudkan agar perempuan tersebut mendapatkan keamanan. Dimana

keamanan merupakan syarat seseorang diperbolehkan bepergian.

Pemahaman mengenai maksud hadis ini sangatlah penting agar tidak

terjadi kesenjangan dan kesalahpahaman antara maksud atau kandungan hadis dan

implementasi lapangan. Sehingga tidak keluar dari koridor maqasid al-Syari‟ah.4

Pemahaman yang tidak sesuai dengan pesan dan kandungan hadis akan

mengakibatkan implementasinya tidak sampai pada maqasid al-Syari‟ah bahkan

menimbulkan kemudharatan.

Kesertaan mahram dalam safar perempuan, merupakan kajian fiqh yakni

hasil dari ijtihad para ulama berdasarkan pada syari‟at yang ada. Ijtihad hukum

yang dihasilkan akan berbeda-beda sesuai masa dan tempat dimana ijtihad itu

dilakukan dan bagaimana keadaan masyarakat pada saat itu. Sebagaimana fiqh

safar di Arab Saudi bagi perempuan yang belum menikah harus ditemani mahram

nya ketika bepergian. Hal ini melihat pada tingkat keamanan di Arab Saudi

4 Muhammad Syahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutik Hukum Islam Kontemporer, alih

bahasa Sahiron Syamsuddin, (Yogyakarta: ELSAQ Press, 2007), h. 216.

Page 18: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

4

terhadap perempuan jika bepergian sendiri. Didukung dengan lingkungan dan

budaya masyarakat Arab. Berbeda dengan di Indonesia, bagi muslimah yang

bepergian, tidak harus ditemani mahram nya baik bepergian di dalam negeri

maupun bepergian ke luar negeri. Hal ini juga melihat pada tingkat keamanan dan

kultur masyarakat Indonesia itu sendiri. Dengan adanya pemahaman dan

penerapan hokum dari ijtihad para ulama tersebut, Arab Saudi juga menerapkan

hukum tersebut sebagai salah satu peraturan yang harus ditepati bagi setiap

muslimah yang akan berkunjung ke Arab Saudi. Diketahui bersama bahwa Arab

Saudi adalah Negara pusat Islam sedunia, haji dan umrah termasuk dalam ruang

lingkup tersebut. Maka haji dan umrah juga harus mengikuti hukum dan sistem

yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Yakni wajibnya bagi seluruh

jama‟ah haji dan umrah perempuan disertai mahram ketika melakukan haji atau

umrah tersebut.

Hadis kesertaan mahram bagi perempuan pada safar ini berlaku pada

semua safar perempuan yang memang memerlukan mahram sebagai pendamping

untuk keamanan. Salah satunya adalah safar umrah dan haji. Umrah dan haji

merupakan safar yang mengharuskan keamanan sebagai syarat isthitho‟ah.5 Dan

merupakan syarat umum dalam pelaksanaan haji dan umrah.6 Akan tetapi

dinamika sosio kultural masyarakat sekarang tentang safar umrah mengantarkan

5 Abȗ Bakr „Usmân bin Muhammad Syath al-Dimyâtî, Hasyyah I‟anatu al-Thalibin „Ala

Hal alfaz Fath al-Mu‟in li Syarhi Qurratu al-„Ain bi Muhimmati al-Din,jilid 2, (Bairut: Dâr al-

Kutub, 2012), h.468. 6 Penjelasan Malik bin Annas dalam sebuah hadis riwayat Abu „Isa Muhammad bin „Isa

bin Surah al-Tirmizi, tentang kesertaan mahram dalam ibadah haji. Pada Babu Ma Ja a Fi

Karahiyati an Tusafiru Fi Mar‟ah Wahdaha, hadis no.15 Maktabah al-Syâmilah dan pendapat

imam Syafi‟I pada masalah istita‟ah dalam ibadah haji dan umrah.

Page 19: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

5

pada pemahaman lain oleh sebagian orang tentang kesertaan mahram perempuan

pada safar umrah.

Dinamika sosio kultural mayarakat tersebut adalah animo masyarakat

untuk melaksanakan umrah dari waktu ke waktu selalu meningkat. Hal ini

dikarenakan terbatasnya kuota haji sehingga menimbulkan waiting list atau daftar

tunggu yang berkepanjangan. Disamping itu kerinduan akan ibadah haji semakin

tak tertahankan, maka umrah dianggap sebagai salah satu solusi instan untuk

segera sampai ke tanah suci.

Hal tersebut dibuktikan dengan data dari Kementerian Agama RI pada

tahun 2016. Berdasarkan laporan dari Kantor Urusan Hai (KUH) Indonesia di

Jeddah, mulai dari 1 Januari hingga 16 April tercatat 31.425 jamaah umrah.

jamaah tersebut berangkat melalui 85 travel atau Penyelenggara Pelaksana Ibadah

Umrah (PPIU). Data tersebut meningkat jika dibandingkan dengan rekapitulasi

per 2 April yaitu sebanyak 21.701 jamaah umrah. dengan rata rata sekitar 266

jamaah umrah yang terbang ke Saudi setiap hari. Perkembangan selanjutnya

rekapan data per 30 April jamaah mencapai 26.411 dan terus meningkat rekapan

data 1 Januari hingga 7 Mei 2017 Jamaah mencapai 34.869 jamaah. Maka dapat

diperkirakan rata rata 5.602 jamaah umrah Indonesia yang berangkat umrah setiap

bulan. Peningkatan ini akan semakin berlipat-lipat pada bulan Ramadhan dan hari

hari besar Islam lainnya.7

Sedangkan kasus pada September 2016, ditemukan 30 jama‟ah haji

Indonesia tanpa masuk kuota haji nasional Indonesia. Baik kuota nasional haji

7 http://haji.kemenag.go.id/tingginya-minat-umrah. Kementrian Agama R.I Direktorat

Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Affan Rangkuti, Rabu 29 April 2015, Senin 11 Mei

2015. Diakses pada 18 Februari 2017, pukul 10. 30 WIB.

Page 20: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

6

regular maupun kuota nasional haji khusus. Mereka masuk ke Arab Saudi

menggunakan visa ziarah. Mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) menjelaskan bahwa nasib 30 jama‟ah haji nonkuota ini spekulatif sekali.

Sebab belum ada jaminan mereka lolos masuk kawasan Armina. Sejumlah masuk

kawasan Armina, ada pos penjagaan (check point). Disetiap pos ini, jama‟ah haji

akan diperiksa legalitas visa hajinya. Jama‟ah haji nonkuota yang boleh masuk ke

Armina adalah jama‟ah kategori undangan kerajaan Arab Saudi. Menurut

pengamat jama‟ah haji, bahwa masyarakat umumnya nekat menjadi jama‟ah haji

nonkuota karena tidak sabar menunggu lamanya antrian haji. Antrian jama‟ah haji

ini, semakin membengkak karena adanya pemotongan kuota atau jumlah jama‟ah

haji Indonesia mencapai 20 persen pertahun. Kuota normal jama‟ah haji mencapai

211.000 dengan adanya potongan jama‟ah kini tinggal 168.800 orang. Menurut

laporan, bahwa kuota akan dinormalkan kembali jika renovasi masjidil haram

telah selesai. Pemerintah Arab Saudi berjanji akan menyelesaikan renovasi

masjidil haram pada tahun 2016 ini.8 Sedangkan menurut wakil ketua komisi VIII

DPR RI, Ledia Hanifa Amalia menyatakan bahwa ditambahnya kuota calon

jama‟ah haji Indonesia akan mengurangi antrian calon jama‟ah haji Indonesia.

Namun, untuk calon jama‟ah umrah tidak akan berkurang, karena faktor antrian

haji masih cukup lama. Penambahan kuota haji, tidak mengubah keinginan

masyarakat untuk pergi umrah karena jama‟ah umrah banyak dan travel

bermacam-macam. Dengan ini, Ledia berharap Direktorat Pembinaan Haji dan

Umrah Dalam Negeri untuk mengontrol travel umrah yang ada di Indonesia.

8 www.radarpekalongan.com, 8 September 2017, diakses pada Rabu 9 Agustus 2017,

pukul 13.00 WIB.

Page 21: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

7

Pengecekan harus dilakukan secara rutin, karena penyelenggara tidak hanya

dipusat, namun didaerah-daerah.9 Pengecekan tersebut penting karena adanya

kasus jama‟ah haji Indonesia menggunakan paspor Negara lain. Seperti kasus

pada Agustus 2016, 177 jama‟ah haji Indonesia menggunakan paspor Filipina.

Menurut salah satu pengurus ormas Islam bahwa praktek penggunaan paspor

Negara lain terutama Filipina, Thailand dan Vietnam untuk menunaikan ibadah

haji sudah sering dilakukan oleh WNI, karena terbatasnya kuota ibadah haji

Indonesia.10

Dari animo masyarakat tersebut, perlu dilihat bagaimana praktek haji dan

umrah yang dilaksanakan oleh agen perjalanan ibadah haji dan umrah. Sebagian

hal yang telah diketahui bersama oleh para jama‟ah atau sebagian masyarakat

bahwa setiap agen memiliki berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku.

Diantaranya adalah adanya ketentuan keharusan jama‟ah umrah perempuan

berusia dibawah empat puluh tahun yang tidak disertai mahram, membayar uang

mahram sesuai ketentuan yang ada. Sedangkan bagi jama‟ah perempuan yang

berusia diatas empat puluh tahun tanpa disertai mahram tidak diberlakukan hal

tersebut. Tentu praktek tersebut perlu diketahui bagaimana landasan hukum atau

ketentuan syari‟at yang dipahami sehingga terjadi dan dilaksanakan pada setiap

umrah perempuan yang tanpa disertai mahram.

Dari kenyataan tentang kebijakan ini, penulis menduga ada kesenjangan

antara teks hadis kesertaan mahram perempuan pada safar dengan praktik pada

9 Jurnal Haji dan Umrah, Rabu 4 Muharram 1438 H/ 5 Oktober 2016. Diakses pada Rabu,

9 Agustus 2017, pukul 13.30 WIB. 10

www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/16. Diakses pada 9 Agustus 2017,

pukul 14.24 WIB.

Page 22: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

8

agen perjalanan ibadah haji dan umrah. Letak kesenjangan tersebut adalah

keharusan kesertaan mahram diganti dengan kebijakan membayar uang mahram.

Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian terkait peran

kesertaan mahram bagi perempuan pada safar (umrah).

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulisan

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kontekstualisasi konsep mahram menurut

pandangan ulama?

b. Bagaimanakah pengaplikasian kontekstualisasi hadis tentang

kesertaan mahram dalam safar perempuan terhadap realita sosial

sekarang?

c. Apakah dasar ketentuan persyaratan membayar uang mahram bagi

jamaah umrah perempuan usia dibawah 40 tahun?

d. Apakah pemerintah selaku penyelenggara ibadah haji atau umrah

mengatur tentang mahram?

e. Bagaimanakah pemahaman dan praktek yang dilakukan terhadap

kesertaan mahram oleh badan penyelenggara pemberangkatan haji

dan umrah?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis akan lebih

fokus pada poin-poin tertentu saja, melihat pada dalil yang menjadi

Page 23: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

9

dasar hukum, melihat pemahaman dan praktek yang dilakukan oleh

badan penyelenggara haji dan umrah terhadap peran kesertaan

mahram bagi perempuan pada safar haji dan umrah.

3. Perumusan Masalah

1. Apa problematika yang dihadapi dalam penerapan peran

kesertaan mahram bagi perempuan dalam perjalanan haji dan

umrah di Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah?

2. Bagaimanakah peran kesertaan mahram bagi perempuan pada

perjalanan haji dan umrah?

C. Tinjauan Pustaka

Penelitian seputar fiqh Haji khususnya pada persoalan mahram maupun

perempuan masih sangat jarang ditemukan mengingat jurusan Manajemen Haji

dan Umrah ini tergolong jurusan baru dalam daftar penjruusan yang ada adi

kalangan universitas. Berikut beberapa yang dapat penulis cantumkan berikut

dengan keabsahan teori sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya.

1. Jurnal Musawa Studi Gender dan Islam, diterbitkan oleh UIN

Yogyakarta, tahun 2005. Jurnal ini, membahas tentang persoalan

mahram dari sudut pandang al-Qur‟an dan Hadis serta komentar

ulama tentang makna dan pemahan hadis secara tekstual dan

kontekstual. Dalam jurnal tersebut belum memperlihatkan

bagaimana implementasi atau praktek mahram yang diterapkan.

Page 24: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

10

Sedangkan tulisan ini akan menarasikan bagaimana kerja atau

praktek mahram yang berlaku untuk melihat kesesuainan dengan

syari‟at tentunya berdasarkan pada al-Qur‟an dan hadis dan tidak

lepas dari koridor maqasid al-Syari‟ah.

2. Skripsi yang berjudul Wanita dalam perspektif As Sunnah disusun

oleh Nur Hamidah pada tahun 2000 dari Pasca Sarjana Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang membahas tentang

peran wanita pada masa rasul dalam kehidupan sosial, pembinaan

wanita dalam ilmu pengetahuan, sosial, dakwah, akhlak dan jiwa.

Namun tidak membahas tentang aplikasinya hal tersebut dimasa

sekarang. Menurut penulis,akan lebih baik jika dilengkapi dengan

contoh aplikasi pada masa sekarang dengan berdasar melihat

kontekstual atau fenomena yang ada termasuk mengenai safar

perempuan.

3. Skripsi yang berjudul Kontekstualisasi Hadis Penyertaan Mahram

dalam Perjalanan Seorang Perempuan. Disusun oleh Nur Laila

Syahidah pada tahun 2013, pembahasan lebih focus kepada

pemahaman secara kontekstual terhadap beberapa hadis yang

dianggap dapat mewakili tentang persoalan mahram pada safar

perempuan dan melihat sekilas pandangan ulama klasik serta ruang

lingkup pembahasan yang sederhana.

4. Skripsi yang berjudul Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Ditjen

Page 25: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

11

PHU) Kementrian Agama Republik Indonesia Tahun 2010-2011.

Disusun oleh Abdus Somad pada tahun 2013, dalam penelitian

dipaparkan semua tugas, fungsi yang ada di lingkungan kerja Ditjen

PHU, dipaparkan juga deskripsi penyelenggaraannya pada tahun

2010 dan 2011 namun disana tidak dibahas secara rinci masing

masing subbab termasuk mengenai keamanan dan perlindungan

Jamaah Haji yang dalam hal ini termasuk peran kesertaan mahram

bagi perempuan dibawah umur 45 tahun.

Adapun yang membedakan pembahasan ini dengan beberapa pustaka

tersebut adalah bahwa penelitian ini berusaha mengkaji lebih mendalam tentang

mahram yang dianggap dapat mewakili untuk mencapai pembahasan, yang

kemudian akan disajikan dalam bentuk kesimpulan yang berisi bagaimana peran

kesertaan mahram dan kedudukannya bagi perempuan pada perjalanan umrah

serta pengaplikasiannya dalam realita sosial sesuai dengan kebijakan yang

disepakati oleh Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah. Hal inilah yang menurut

penulis belum dibahas dalam penelitian khususnya dalam skripsi Jurusan

Manajemen Dakwah Haji dan Umrah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dengan penelitian ini, diharapkan praktek peran kesertaan

mahram pada perjalanan perempuan dalam ibadah umrah dapat dilaksanakan dan

dipahami sebagaimana mestinya.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

Page 26: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

12

1. Untuk mengetahui konsep mahram

2. Untuk mengetahui hubungan pemahaman dan praktek yang dilakukan

Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah terhadap peran

kesertaan mahram oleh badan penyelenggara haji dan umrah.

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk:

1. Teoritis, yaitu penelitian ini diharapkan bisa menjadi khazanah

keilmuan manajemen dakwah dalam lingkup manajemen haji oleh

Kemenag RI dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam

berbagai penulisan karya ilmiah.

2. Akademis, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi teoritis dan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan

mengenai praktek yang sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh

Ditjen PHU untuk mencapai penyelenggaraan haji yang mabrur dan

ideal.

3. Praktisi/Masyarakat, yaitu memberikan gambaran dan informasi

kepada masyarakat umum khususnya pada mahasiswa Manajemen

Dakwah Haji dan Umroh bagaimana pentingnya peran kesertaan

mahram bagi perempuan pada perjalanan khususnya haji atau umrah.

E. Metodologi Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian yang dianggap lebih

komprehensif dan lebih mudah dipahami. Antara lain:

1. Metode Pengumpulan Data

Page 27: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

13

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan

(library research) atas buku buku yang terkait dengan pembahasan dan aspek-

aspek yang terkait dengan pembahasan. Kemudian penulis mengumpulkan

data-data yang telah dihasilkan dari kepustakaan, menelitinya dan membuat

kesimpulan. Kemudian penulis menawarkan solusi sebagai sebuah tanggapan

atas masalah yang ada di masyarakat dengan teori yang ada.

2. Metode Penelitian

a. Metode Penelitian

Adapun metode pembahasan skripsi ini, penulis akan

menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode

penelitian yang mengumpulkan dan menganlisis data kualitatif, yaitu kata-

kata dan perbuatan manusia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

lapangan, karena yang diteliti adalah sesuai dengan yang ada di lapangan

secara langsung. Menurut Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian. Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini,

penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.

b. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan angka-angka. Data tersebut berasal dari penelitian

langsung kepada objek dengan teknik wawancara langsung.

c. Waktu Penelitian

Page 28: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

14

Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu pada bulan April s.d

September 2017

d. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kantor Kementrian

Agama Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang

didalamnya terdapat sekelompok orang yang dapat memberikan informasi

representatif, mereka terdiri dari Kepala Bagian Umum dan Kepala Seksi

Bidang Pembinaan/Bimbingan Jamaah Haji, staff dan jajarannya.

Travel/Biro Wisata penyelenggara Haji dan Umrah.

e. Lokasi Penelitian

Kantor Kementrian Agama Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta 10710

Travel Al Isya Nurul Baqi Tour and Travel, Jalan Cirendeu Raya

No. 1C, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang.

PT. Wanda Fathimah Zahra, Jalan MH. Thamrin No. 138

Pekunden Semarang

f. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah

menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, data yang dilakukan

dalam penulisan ini melalui data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

badan tertentu. Seperti hasil wawancara atau hasil kuesioner yang

dilakukan oleh peneliti.

Page 29: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

15

Sedangkan data sekunder, berupa data primer yang telah diolah

lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau

pihak lain. Adapun topik penelitian ini, terfokus pada bidang hadis dan

pemahaman serta implementasi terhadap hadis tentang kesertaan mahram

oleh badan penyelenggara haji dan umrah. Sedangkan data sekunder pada

penelitian ini adalah data pendukung yang diperoleh dari literatur yang

digunakan yaitu; pertama, Alquran dan kitab-kitab hadis khususnya kutub

al-Tis‟ah untuk mengkaji hadis-hadis yang berhubungan dengan mahram.

Kedua, literatur-literatur hadis atau kitab syarah yang menjelaskan tentang

hadis-hadis tersebut dan berhubungan dengannya. Ketiga, literature yang

berhubungan dengan pandangan ulama klasik hingga kontemporer dalam

memandang konsep maẖram sehingga dapat meninjau lebih luas untuk

pengaplikasian hadis yang berhubungan dengan persoalan mahram yang

ada.

Mengingat penelitian ini adalah penelitian lapangan maka untuk

mendapatkan data-data tentang pengetahuan yang berhubungan dengan

pemahaman objek yang dikaji, akan dilakukan wawancara kepada badan

atau objek tertentu yang berhubungan dengan penelitian. Untuk

memperoleh data pendukung dilakukan juga kajian literature11

atau bahan-

bahan yang bersifat kepustakaan, sedangkan pendekatan yang digunakan

11

Disebut juga kajian teori, studi pustaka, studi kepustakaan yang banyak menguraikan

landasan-landasan berfikir yang mendukung penyelesaian masalah penelitian. Lihat, M. Subana

dan Sudrajat, Dasar-Dasar Ilmu Penelitian Ilmiah. (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.77.

Page 30: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

16

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif 12

. Hal ini, bertujuan agar

penelitian mencapai maksud dari penelitian dan selalu dapat mengikuti

pertanyaan penelitian serta dapat melaporkan pandangan informan dengan

terperinci dan ilmiah.

3. Metode Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan secara

mendalam yaitu menggunakan teknik wawancara terstruktur. Wawancara

terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila penelitian atau

pengumpul data telah mengtahui dengan pasti tentang informasi apa saja yang

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data

telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur, adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar dari permasalahan yang akan ditanyakan.

12

Pendekatan kualitatif didefinisikan sebagai proses investigasi dimana peneliti berusaha

memahami fenomena sosial secara bertahap dengan membedakan, membandingkan dan meniru

serta mengkatalogkan objek studi. Lihat, John W. Creswell, Research Design; Qualitative &

Quantitative (terj.). cet II. (Jakarta: KIK Press, 2003), h. 4-6. Kualitatif merupakan penelitian

berupa pengumpulan data lebih dalam bentuk deskriptif dengan kata-kata atau gambar. Lihat Prof.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Rajawali Press: Jakarta, 2011), h.3.

Page 31: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

17

4. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif dan analitis. Yakni menganalisis data-data yang berhubungan

dengan persoalan mahram yang terjadi dimasyarakat serta hadis-hadis dan

analisis hadis yang terdapat dalam kitab-kitab klasik maupun kontemporer.

Untuk memperoleh pemahaman konsep mahram yang dipahami oleh badan

penyelenggara haji dan umrah, maka dilakukan wawancara secara langsung

dengan personil-personil yang berhubungan dengan penyelenggaraan haji dan

umrah. hal ini dilakukan agar lebih mengetahui pandangan para personil yang

mendukung terselenggaranya praktek mahram pada jama‟ah haji dan umrah,

serta melihat pada suatu ketentuan atau peraturan-peraturan yang ada

didalamnya.

5. Tekhnik Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman

Akademik Strata I 2013/2014 yang disusun oleh tim penulis Hamid Nasuhi,

dkk dan diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tahun 2013.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada tiap-tiap bab

terdiri dari beberapa sub bab.

Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah,. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tinjauan

Page 32: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

18

Pustaka, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

Bab II, berisi tentang tinjauan teoritis yang terdiri dari: Pengertian

Aplikasi, Pengertian Peran, Pengertian Mahram, Pengertian Haji dan Umrah.

Bab III, berisi tentang gambaran umum Direktorat Jenderal

Penyelenggara Haji dan Umroh mulai dari Sejarah berdiri, Visi dan Misi, Tugas

Pokok dan Fungsi dan Struktur Organisasi.

Bab IV, tinjauan terhadap pemahaman dan praktek yang dilakukan tentang

peran kesertaan mahram pada safar perempuan oleh Direktorat Jenderal

Penyelenggara Haji dan Umrah.

Bab V, penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 33: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran

1. Pengertian Peran

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya

seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan suatu peran.13

Secara etimologi dalam kamus modern “peran” berarti sesuatu yang

menjadi kegiatan atau memegang pimpinan yang utama, memerankan,

memainkan sesuatu, peran lakon, bagian utama.14

Sedangkan menurut tokoh,

berbeda-beda argumen yang diutarakan. Menurut Jenning peran yaitu cara

berinteraksi yang melibatkan tingkah laku individu dalam masyarakat, yang

pada akhirnya ada proses penempatan status peranan seseorang dala, keluarga,

organisasi atau lembaga, masyarakat dan lain sebagainya.

Menurut Gross Masson dan A. W. Mc. Eachern sebagaimana dikutip

oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan

yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.15

Sarlito Wirawan Sarwono menerangkan dalam bukunya bahwa “peran adalah

harapan-harapan lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas

dan semestinya dilakukan oleh seseorang yang memiliki peran

13

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,

(Jakarta: Prenada Media kencana Group 2007), cet. Ke-3, h. 159 14

Poerwadarminta, WJS, Kamus Modern,(Jakarta:jembatan 1976), cet. Ke-2, h.473) 15

N. Gross, W. S. Mason, and A. W. Mc Eachern. Explotation in Role Analysis, dalam

David Berry, pokok-pokok pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995), cet.

Ke-5, h. 99

Page 34: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

20

tertentu.16

Sedangkan menurut Abu Ahmadi dalam buku Psikologi Sosialnya

menulis bahwa “peran adalah suatu penghargaan manusia terhadap cara

individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status

dan fungsi sosialnya.17

Dan dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam

teori peran dalam golongan yaitu istilah-istilah yang menyangkut:

1) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut.

2) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.

3) Kedudukan orang-orang dalam perilaku.

4) Kaitan antara orang atau perilaku

Dari beberapa definisi diatas maka jelaslah bahwa peran merupakan

suatu kegiatan yang berkaitan dalam kehidupan manusia karena peran

seseorang merupakan bagian dalam interaksi sosial dan dalam interaksi

tersebut akan memunculkan perilaku. Perilaku yang diharapkan tidak berdiri

sendiri, melainkan selalu berkaitan dengan adanya orang lain yang dimiliki

oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.

2. Jenis- Jenis Peran

a. Role Position, adalah kedudukan sosial yang sekaligus menjadi status

atau kedudukan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi

orang/lembaga tersebut dalam struktur posisi tertentu

b. Role Behaviour, adalah cara seseorang/lembaga dalam memainkan

perannya.

16

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984),

cet. Ke-1, h. 235 17

Abu Ahmad, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta 1991), h. 14

Page 35: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

21

c. Role Perception, adalah bagaimana seseorang/lembaga memandang

peranan sosialnya serta bagaimana ia harus bertindak dan berbuat atas

dasar pandangannya tersebut.

d. Role Expectation, adalah peranan seseorang/lembaga terhadap peranan

yang dimainkannya bagi sebagian besar masyarakat.

B. Mahram

1. Pengertian Mahram

Dikalangan masyarakat sering terjadi kekeliruan dalam menggunakan

istilah mahram dan muhrim. Mahram secara etimologi berasal dari kata حرم

yang berbentuk masdar mim حمرم yang artinya “yang haram, kerabat yang

haram dinikahi, terlarang”.18

Secara terminologi mahram adalah orang yang

haram untuk dinikahi, baik mahram yang bersifat selamanya (mu‟abbad)

maupun sementara (muaqqat).19

Maẖram yang bersifat selamanya

(mu‟abbad) menyebabkan seorang laki-laki diharamkan20

untuk menikahi

seorang perempuan untuk selamanya, kapanpun. Sedangkan mahram muaqqat

hanya mengharamkan seorang laki-laki menikahi perempuan selama waktu

tertentu dan keadaan tertentu. Jika status hubungan yang menjadikan mereka

mahram berubah dan mereka bukan mahram lagi, maka pernikahan mereka

18

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab- Indonesia Terlengkap,

(Surabaya: Pustaka Progressif: 2002), h. 257 19

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid 2, (al-Qahirah: Dar al-Hadis, 2009), h.46 20

Al-Raghib al-Asfahani menjelaskan tentang haram yaitu sesuatu yang dilarang (al-

mamnu minhu), baik larangan yang bersifat paksaan atau karena pertimbanagn akal sehat, syara‟

atau pertimbanagn orang yang mengetahui masalah tersebut. Lihat al-Raghib al-Asfahani, Mu‟jam

Mufradat al-Fazh al-Qur‟an, (Bairut: Dar al-Fikr, tt), h. 113

Page 36: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

22

halal untuk dilaksanakan.21

Sedangkan istilah muhrim, berarti seorang yang

sedang melakukan ihram haji atau umrah dengan memakai pakaian ihram.

Ketika itu, ia tidak diperbolehkan melakukan beberapa hal yang menjadi

larangan bagi orang yang sedang ihram. Seperti memakai wangi-wangian,

memakai pakaian yang berjahit, berburu, merusak tanaman dan hal lainnya

yag menjadi larangan bagi orang yang sedang ihram, sampai ia selesai

tahallul.22

Menilik kembali makna lafaz حرم yang melahirkan term محرم memiliki

pesan moral dari adanya konsep mahram yakni memperlihatkan selayaknya

para perempuan dihormati, dimulyakan dan dijaga kehormatannya dengan

konsekuensi bahwa perempuan mahram tidak sepantasnya untuk dinikahi oleh

laki-laki yang menjadi mahram nya.23

Larangan menikahi perempuan yang

menjadi mahram seseorang, bukan lahir dari praktik masyarakat, akan tetapi

karena tidak sejalan dengan akal sehat naluri manusia. Hal tersebut juga telah

menjadi rambu-rambu dalam surah al-Nisa‟: 23 yang juga berkaitan dengan

konteks munasabah pada ayat sebelumnya Yakni merupakan salah satu

kebiasaan orang-orang jahiliyyah menikahi mahram nya.24

Imam Fakhruddin

al-Razi dalam tafsir al-Kabîr, menegaskan bahwa keharaman menikahi ibu

21

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid 2, (al-Qahirah: Dar al-Hadis, 2009), h.57 22

Merupakan salah satu ritual haji atau umrah, yakni mencukur rambut sebagai tanda

bahwa haji atau umrah sudah selesai, diaman seseorang dihalalkan kembali melakukan hal-hal

yang dilarang disaat ihram haji atau umrah. Lihat Abi Hamid Muhammad al-Ghazali, Mukhtashar

Ihya‟ „Ulum al-Din, (Cairo: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2004), h. 53 23

Abdullah Mustaqim, Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam no.9, 1 januari 2010, h. 6 24

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, Vol. 2,

Edisi Baru Cet. 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), h. 470

Page 37: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

23

dan anak-anak perempuannya sendiri sudah diterapkan sejak nabi Adam A.S

bahkan tidak ada agama Ilahi manapun yang memperbolehkannya.25

Melihat dasar konsep mahram yang telah ditetapkan dalam Syari„at,

maka mahram memiliki hubungan dengan kesertaan pada safar perempuan.

Artinya mereka yang dimaksud untuk menemani perempuan ketika bepergian

adalah mereka yang telah menjadi mahram nya. Mahram dalam safar ini

menurut ulama hadis, salah satunya imam Nawawi berpendapat bahwa

mahram adalah mereka yang haram dinikahi selamanya karena hubungan

nasab, rada‟ (persusuan) dan hubungan pernikahan. Penekanan kata selamanya

disini, berindikasi pada keharaman atas saudara ipar perempuan atau bibi dari

istri akan hilang keharamannya untuk dinikahi ketika istri meninggal dunia.26

Begitu juga menurut kamus istilah haji dan umrah, bahwa yang dimaksud

mahram dalam haji atau umrah adalah laki-laki atau perempuan yang haram

untuk dinikahi karena masih mempunyai hubungan darah dekat (nasab),

hubungan sesusuan dan hubungan pernikahan.27

Dari pengertian yang telah

dipaparkan tersebut maka, muncullah batasan bagi mereka yang menemani

perempuan untuk bepergian yakni mereka yang memiliki hubungan nasab,

hubungan sesusuan atau hubungan perkawinan. Hal ini terlepas dari

pemahaman teks hadis tentang mahram dalam safar perempuan baik secara

tekstual maupun kontekstual.

25

Muhammad Fakhruddin al-Razi, Tafsir Fakhru al-Din al-Razi al-Musytahidu bi al-

Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, juz. 10, (Bairut: Dar al-Fikr, tt), h. 27 26

Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Ibn Mura al-Hizami, Sa Muslim Bisyarhi al-Nawawi,

Babu Safara al-Mar‟ati Ma„a Mahramin Ila Hajjin Wa Ghairihi, (Lebanon: Dar al-Kutub al-

„Ilmiyyah, tt), h. 105 27

Sumuran Harahab, Kamus Istilah Haji dan Umrah, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008),

h. 354

Page 38: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

24

2. Mahram Dalam Alqur’an

Seperti yang telah disebutkan di atas, dalam al-Qur‟an , kata haram

dengan segala derivasinya disebut delapan puluh tiga kali dalam berbagai

konteks yang berbeda-beda. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an

, surat An-Nisa ayat 22-24 sebagai berikut:

حرمت {22} سبيال وال تنكحوا ما نكح آباؤكم من النساء إال ما قد سلف إنه كان فاحشة ومقتا وساء

مهاتكم الالتي عليكم أمهاتكم وبـناتكم وأخواتكم وعماتكم وخاالتكم وبـنات األخ وبـنات األخت وأ

بكم الالتي في حجوركم من نسآئكم الالتي دخلتم أرضعنكم وأخواتكم من الرضاعة وأمهات نسآئكم وربائ

نائكم الذين من أصالبك م وأن تجمعوا بـين بهن فإن لم تكونوا دخلتم بهن فال جناح عليكم وحالئل أبـ

{22ف إن الله كان غفورا رحيما }األختـين إال ما قد سل

“Dan janganlah kamu nikahi perempuan-perempuan yang telah

dinikahi oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.

Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-

buruk jalan (yang ditempuh)”. Diharamkan atas kamu (menikahi)

ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang

perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-

saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-

saudara yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-

saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu,

saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu isterimu (mertua), anak-

anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, dan istri yang telah kamu

campuri,tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah

kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya, (dan

diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan

menghimpunkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang

bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau,

sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

3. Mahram Dalam Perspektif Fiqih

Mahram merupakan masalah yang penting dalam Islam karena ia

memiliki beberapa pengaruh dalam tingkah laku, hukum-hukum halal atau

Page 39: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

25

haram. Selain itu juga, mahram merupakan kebijaksanaan Allah

dan kesempurnaan agama-Nya yang mengatur segala kehidupan. Untuk itu,

seharusnya kita mengetahui siapa-siapa saja yang termasuk mahram dan hal-

hal yang terkait dengan mahram.

A. Mahram Yang Bersifat Selamanya

Mahram muabbad adalah keharaman untuk menikahi seseorang yang

termasuk dalam mahram nya, yang bersifat selamanya. Berdasarkan surat an-

Nisa ayat 23, maka sebab-sebab seorang laki-laki haram menikahi seorang

perempuan selama-lamanya terbagi menjadi tiga, yaitu nasab (keturunan),

perkawinan dan persusuan.

a. Pengharaman Karena Nasab (Keturunan)

1) Ibu. Ibu di sini adalah perempuan yang mengandung dan melahirkan

anak laki-laki. Hubungan antara ibu dan anak inilah yang menyebabkan

adanya ikatan mahram. Lalu ibunya dari ibu, yaitu nenek hingga ke

atas, baik dari jalur bapak atau jalur ibu.28

2) Anak Perempuan. Anak perempuan di sini adalah anak yang dilahirkan

oleh istri maupun anak kandung. Anak perempuan hingga ke bawah

baik cucu perempuan dari anak laki-laki dan cucu perempuan dari anak

perempuan. Termasuk anak kandung dan tiri, cucu dan cicit dengan

semua tingkatannya.

3) Saudara Perempuan, yaitu saudara-saudara perempuan sekandung,

28

Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh, Fatwa-fatwa tentang Wanita Penerjemah

Majmuah (Jakarta: Darul Haq, 2011), h. 148

Page 40: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

26

sebapak atau seibu.

4) „Ammah, yaitu bibi dari pihak ayah, perempuan yang menjadi saudara

kandung ayah, atau saudara perempuan ayah dari salah satu orang tua

ayah. Termasuk saudara-saudara perempuan kakek, baik sekandung,

sebapak dan seibu.

5) Khalah, yaitu bibi dari pihak ibu. Saudara-saudara ibu atau saudara-

saudara nenek yang perempuan hingga ke atas, baik sekandung,

sebapak atau seibu.

6) Anak perempuan dari saudara laki-laki. Mereka adalah keponakan,

anak perempuan dari saudara laki-laki, baik kandung maupun anak tiri.

7) Anak perempuan dari saudara perempuan. Mereka adalah keponakan,

anak perempuan dari saudara perempuan, baik sekandung, sebapak atau

seibu.

b. Pengharaman Karena Perkawinan29

1) Mertua perempuan, nenek perempuan istri dan seterusnya ke atas, baik

dari garis ibu atau ayah.

2) Anak tiri, dengan syarat kalau telah terjadi hubungan kelamin antara

suami dengan ibu anak tersebut. Termasuk juga cucu perempuan baik

dari anak laki-laki maupun anak perempuan.30

3) Menantu, yaitu istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah.

4) Ibu tiri, yaitu bekas istri ayah, untuk ini tidak disyaratkan harus adanya

29

H.M.A. Tihami dan Sohari Sahran, Fikih Munakahat (Jakarta: Rajawali Press, 2009),

h. 69 30

Abd al-„Azim, al-Wajiz fi Fiqh al-Sunnah wa al-Kitab al-„Aziz (Madinah: Dar al-

Taqwid, 1995), h. 287

Page 41: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

27

hubungan seksual antara ibu dan ayah.

c. Pengharaman Karena Persusuan

Berdasarkan ayat di atas, Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh al- Sunnah

menjelaskan bahwa pengharaman karena sepersusuan terbagi menjadi berikut :

1) Ibu susuan (perempuan yang menyusui, karena ia berada di posisi ibu

bagi anak yang disusuinya).

2) Ibu dari ibu susuan, karena ia berstatus nenek bagi anak yang disusui.

3) Ibu dari suami ibu susuan (mertua ibu susu), karena ia juga nenek bagi

anak yang disusui.

4) Saudara perempuan ibu susuan, karena ia adalah bibi baginya.

5) Saudara perempuan dari suami ibu susuan.

6) Anak keturunan ibu susuan, baik dari pihak ayah dan ibu susuan

maupun salah satu pihak saja.

7) Saudara perempuan sesusuan, baik dari pihak ayah dan ibu susuan

maupun salah satunya saja.

Penjelasan seputar susuan ini dapat dikemukakan beberapa hal:

a. Susuan yang mengakibatkan keharaman perkawinan ialah susuan yang

diberikan pada anak yang memah masih memperoleh makanan dari air

susu.

B. Mahram Yang Bersifat Sementara

Mahram Muaqqat yaitu orang-orang yang haram dinikahi karena sebab

tertentu dan bersifat sementara, yakni apabila penyebab kemahraman itu hilang,

Page 42: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

28

hubungan mahram juga terputus

Adapun perempuan-perempuan yang haram dinikahi untuk sementara

adalah sebagai berikut :

1. Dua perempuan bersaudara haram dinikahi oleh seorang laki-laki dalam

waktu bersamaan, maksudnya mereka haram dimadu dalam waktu yang

bersamaan.

2. Perempuan yang terikat perkawinan dengan laki-laki lain.

3. Perempuan yang sedang masa „iddah.

4. Perempuan yang ditalak tiga haram dinikahi dengan bekas suaminya,

kecuali kalau sudah dinikahi lagi dengan orang lain dan telah berhubungan

serta dicerai oleh suami terakhir dan telah habis masa „iddah-nya.

5. Perempuan yang sedang melakukan ihram, baik ihram haji maupun umroh.

C. Haji dan Umrah

1. Pengertian Haji

Dalam ensiklopedi Islam, haji berarti menyengaja menuju dan

mengunjungi. Ia diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji

mempunya arti qashd, yakni tujuan, maksud dan menyengaja. Menurut istilah

syara‟, haji ialah menuju ke Baitullah dan ke tempat-tempat tertentu31

dalam

definisi diatas, selain Ka‟bah dan Mas‟a (tempat Sa‟i), juga Arafah,

Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah

bulan-bulan haji yang dimulai Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan

31

Abdul Rahman Al-Zaziri, Fikih Empat Madzab Bagian Ibadah (Puasa, Zakat,

Haji,Kurban). (Jakarta: Darul Ulum Press, 1996), Cet: ke-1, h. 77

Page 43: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

29

Dzulhijjah.sedangkan amal ibadah tertentu adalah Thawaf, Sa‟i, Wukuf, Mabit

di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina dan lain-lain.32

Haji adalah

berkunjung ke Baitullah untuk melakukan beberapa amalan demi memenuhi

panggilan Allah SWT dan mengharapkan Ridho-Nya.

Ibadah haji mulai diperintahkan pada akhir tahun ke-9 Hijriah (setelah

Nabi berada di Madinah), dengan diturunkannya ayat yang berkaitan dengan

kewajiban itu. Yaitu ayat 97, S. Ali Imron (3): yang berbunyi:

على النا {79س حج البيت مه استطاع إليه سبيال ومه كفر فإن هللا غني عه العالميه }ولله

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke

Baitullah (QS. Ali Imran: 97)

Menurut cara pelaksanaannya, haji terbagi menjadi tiga macam, yaitu

haji ifrad, haji tamattu‟ dan haji qiran. Haji Ifrad adalah haji yang

dilaksanakan dengan mendahulukan umrah daripada ibadah haji, sedangkan

haji Tamattu‟ adalah ibadah haji yang dikerjakan dengan mendahulukan ihram

umtuk umrah lalu kemudian baru melaksanakan ihram haji setelah pekerjaan-

pekerjaan umrah lainnya telah selesai dikerjakan. Sedangkan haji Qiran adalah

melakukan ihram untuk ibadah haji sekaligus bersamaan dengan niat untuk

umrah.

Ibadah haji merupakan ibadah besar yang setiap saat orang dapat

menunaikannya, karena melaksanakan ibadah haji membutuhkan kekuatan

fisik, disamping kekuatan dana, keselamatan, keamanan khususnya bagi

perepuan yang tinggal jauh dari makkah seperti Indonesia. Oleh karena itu

32

Direktorat Jenderal Haji Kementrian Agama dan Persprektif Haji Indonesia (Jakarta:

Kemenag RI, 2010) h. 87

Page 44: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

30

Allah hanya mewajibkan bagi orang-orang yang mampu.

Dalam pelaksanaan ibadah haji ada beberapa hal penting terkait syarat,

rukun, wajib dan sunnah haji yang perlu diperhatikan agar menghasilkan

ibadah haji yang mabrur.

a. Syarat Haji

Syarat adalah segala hal yang harus dilakukan sebelum melakukan

sebuah ibadah, tidak sah ibadahnya jika tidak memenuhi syarat. Dalam

pelaksanaan ibadah haji dan umrah pun juga ada beberapa syarat yang

harus dijalani oleh calon jamaah, tidak hanya semata-mata mampu dalam

hal pembiayaan, namun juga ada beberapa syarat utama yang harus

dimiliki oleh calon jamaah haji, antara lain:

1) Beragama Islam

2) Telah mencapai usia berakal (Baligh)

3) Berakal sehat

4) Merdeka (bukan hamba sahaya)

5) Pengetahuan tentang manasik haji dan umrah

6) Kemampuan (istita‟ah)

7) Dilaksankan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan

8) Kelengkapan dokumen perjalanan (paspor) dan izin masuk ke negara

tujuan (visa)

b. Rukun Haji

Rukun adalah segala sesuatu yang mendasar dan harus dikerjakan

selama satu ibadah berlangsung tidak sah jika meninggalkan satu

Page 45: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

31

rukunnya. Adapun yang termasuk dalam rukun-rukun haji adalah enam

hal33

, antara lain:

1) Ihram, yaitu berniat untuk memulai ibadah haji

2) Wuquf di Arafah

3) Thawaf di Baitullah

4) Sa‟i antara bukit Shafa dan Marwah

5) Tahallul, yaitu mencukur atau memotong sedikit atau seluruh bagian

rambut

6) Tertib, yaitu berurutan mengerjakan rukun haji

c. Wajib Haji

Wajib haji atau umrah adalah sesuatu hal yang apabila

ditinggalkan, haji atau umrahnya sah, akan tetapi wajib membayar dam.

Wajib haji meliputi:

1) Melakukan ihram dari miqat

2) Mabit di Muzdalifah

3) Melempar jumrah aqabah (10 Zulhijjah)

4) Mabit di Mina dan melontar jamrah pada hari-hari Tasyriq, dan

5) Menghindari segala yang diharamkan dalam ihram34

Sementara untuk wajib umrah menurut Syafi‟iyyah ada dua, yaitu

ihram dari miqat dan menghundari semua larangan-larangan ihram.35

d. Sunnah Haji

Sunnah adalah amalan-amalan yang apabila dilaksanakan

33

Zakaria al-Anshari, Fat al-Wahhab, (Surabaya: al-Hidayah, t. th), Juz I, h. 258 34

Ibid, Juz I, h. 666 35

Ibid, Juz I, h. 665

Page 46: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

32

mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak dikenakan apa-apa.36

1) Melakukan haji dengan Ifrad

2) Talbiyah

3) Thawaf Qudum

4) Bermalam di Muzdalifah

5) Shalat thawaf dua rakaat37

2. Pengertian Umrah

Pengertian umrah menurut bahasa berarti ziarah yang bertujuan untuk

menyuburkan rasa cinta.38

Kata umrah berasal dari i‟timar yang berarti ziarah,

yakni menziarahi ka‟bah dan berthawaf disekelilingnya, kemudian bersa‟i

antara shafa dan marwa, serta mencukur rambut (tahallul) tampa wukuf di

arafah. Dalam buku Bimbingan Manasik Haji Departemen Agama RI,

Umrah ialah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan thawaf, sa‟i dan

bercukur demi mengharap ridha Allah.39

Umrah dapat dilaksanakan kapan saja kecuali di waktu-waktu

tertentu yang dimakruhkan (Hari Arafah, Nahar, dan hari Tasyrik)

Dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah ada beberapa hal penting

terkait syarat, rukun, wajib dan sunnah haji yang perlu diperhatikan agar

menghasilkan ibadah haji yang mabrur.

36

Muhammad al-Bakri Syata al-Dimyati, I‟anah al-Talibin, Juz I, h. 55 37

Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Wacana Ilmu, 1995) h. 213 38

Ahmad Warson Munawir, Op. Cit., h. 1042 39

Departemen Agama RI Bimbingan Manasik Haji, (Jakarta: 2003), h. 3

Page 47: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

33

a. Syarat Umrah

Syarat adalah segala hal yang harus dilakukan sebelum melakukan

sebuah ibadah, tidak sah ibadahnya jika tidak memenuhi syarat. Dalam

pelaksanaan ibadah umrah pun juga ada beberapa syarat yang harus

dijalani oleh calon jamaah, tidak hanya semata-mata mampu dalam hal

pembiayaan, namun juga ada beberapa syarat utama yang harus dimiliki

oleh calon jamaah, antara lain:

1) Beragama Islam

2) Telah mencapai usia berakal (Baligh)

3) Berakal sehat

4) Merdeka (bukan hamba sahaya)

5) Pengetahuan tentang manasik haji dan umrah

6) Kemampuan (istita‟ah)

7) Dilaksankan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan

8) Kelengkapan dokumen perjalanan (paspor) dan izin masuk ke negara

tujuan (visa)

b. Rukun Umrah

Rukun adalah segala sesuatu yang mendasar dan harus dikerjakan

selama satu ibadah berlangsung tidak sah jika meninggalkan satu

rukunnya. Adapun yang termasuk dalam rukun-rukun haji adalah enam

hal40

, antara lain:

1) Ihram, yaitu berniat untuk memulai ibadah umrah

40

Zakaria al-Anshari, Fat al-Wahhab, (Surabaya: al-Hidayah, t. th), Juz I, h. 258

Page 48: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

34

2) Wuquf di Arafah

3) Thawaf di Baitullah

4) Sa‟i antara bukit Shafa dan Marwah

5) Tahallul, yaitu mencukur atau memotong sedikit atau seluruh bagian

rambut

6) Tertib, yaitu berurutan mengerjakan rukun umrah

c. Rukun Umrah

Rukun umrah menurut Imam Syafi‟i ada lima, yaitu:

1) Ihram

2) Tawaf

3) Sa‟i

4) Memotong rambut, dan

5) Tertib

d. Wajib Umrah

Wajib umrah adalah sesuatu hal yang apabila ditinggalkan, haji

atau umrahnya sah, akan tetapi wajib membayar dam. Sementara untuk

wajib umrah menurut Syafi‟iyyah ada dua, yaitu ihram dari miqat dan

menghundari semua larangan-larangan ihram.41

e. Sunnah Umrah

Sunnah adalah amalan-amalan yang apabila dilaksanakan

mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak dikenakan apa-apa.42

41

Ibid, Juz I, h. 665 42

Muhammad al-Bakri Syata al-Dimyati, I‟anah al-Talibin, Juz I, h. 55

Page 49: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

35

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMROH KEMENTRIAN AGAMA

REPUBLIK INDONESIA

A. Sejarah Berdiri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Sejarah penyelanggaraan haji di Indonesia telah mengalami waktu yang

sangat lama. Bermula dari masuknya agama Islam hingga masuknya pada masa

reformasi. Menurut sejarah umat Islam Nusantara Indonesia menunaikan ibadah

haji sejak Islam masuk Nusantara pada abad ke-10 pada saat itu ibadah haji

dilakukan secara massal seperti saat ini.43

Sejarah penyelenggaraan haji memiliki dinamika yang bermuara pada

persoalan pokok yaitu peraturan menyangkut hubungan bilateral atara dua negara

yang memiliki perbedaan sosio-budaya, bentuk pemerintahan, dan status

kenegaraan. Indonesia menganut sistem pemerintahan, sementara Arab Saudi

menganut sistem kerajaan.

1. Penyelenggaraan Haji Masa Penjajahan

Faktor dominan dalam masalah perjalanan haji pada masa ini

(penjajahan) yaitu faktor keamanan di perjalanan dan fasilitas angkutan

jamaah haji yang masih sangat minim. Akan tetapi, kendala itu tidak

mengurangi keinginan umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji, bahkan

jumlahnya mulai meningkat cepat yang diperkirakan mulai pada tahun 1910

43

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, (Jakarta:

Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh, 2012), h. 8

Page 50: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

36

dengan melihat beberapa faktor tersebut, maka penguasa pada saat itu perlu

mengadakan ketentuan yang mengatur pelaksanaan ibadah haji.44

2. Penyelenggaraan Haji Pasca Kemeredekaan

Penyelenggaraan pada masa ini dilakukan sepenuhnya oleh

Penyelenggara Haji Indonesia (PHI) yang berada di setiap Karesidenan,

karena saat itu karesidenan merupakan pemerintahan daerah yang mengatur

dan mengelola serta mengadministrasikan segala urusan permasyarakatan,

termasuk didalamnya memudahkan semua urusan yang berhubungan dengan

calon jamaah haji.

Dalam perkembangan selanjutnya, untuk lebih memberikan kekuatan

legalitas penyelenggaraan haji, pada tanggal 21 Januaari 1950 Badan Kongres

Muslimin Indonesia (BKMI) mendirikan sebuah yayasan yang secara khusus

menangani kegiatan penyelenggaraan haji, yaitu Panitia Perbaikan

Penyelenggaraan Haji (PPHI) yang diketahui oleh KHM Sudjak.. Kedudukan

PPHI lebih dikuatkan lagi dengan dikeluarkannya surat Kementerian Agama

yang ditanda tangani oleh Menteri Agama RIS K.H. Wahid Hasyim No. 3170,

tanggal 6 Februari 1950, kemudian disusul dengan surat edaran Menteri

Agama di Yogyakarta Nomor A.III/I/648 tanggal 9 Februari 1950 yang

menunjukan Panitia Perbaikan Penyelenggaraan Haji Indonesia (PPHI)

sebagai satu-satunya wadah sah disamping pemerintah untuk mengurus dan

menyelenggarakan perjalanan haji Indonesia.

44

Achmad Nijam Alatif Hanan, Manajemen Hajji, (Jakarta: Nizam Press, 2004), h.20

Page 51: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

37

3. Penyelenggaraan Haji Masa Reformasi

Era reformasi yang mulai menggema pada tahun 1999 merupakan awal

dari sistem keterbukaan dan transparansi, menuntut setiap bentuk kebijakan.

Setiap kebijakan yang menimbulkan ketidakpuasan masyarakat akan

mendapat respond dan kritik yang gencar. Pemerintah di tuntut untuk

menyempurnakan sistem penyelenggaraan haji dengan menekankan pada

pelayanan, perlindungan dan pembinaan secara optimal.

Perubahan lingkungan baik eksternal maupun sosial, budaya, politik,

ekonomi, dan teknologi memacu pemerintah untuk melakukan perubahan

dalam manajemen birokrasi tradisional yang diimplementasikan selama ini.

Seperti penerapan sistem komputerisasi haji (pendaftaran online dan real time)

serta informasi yang memanfaatkan media internet.

Setelah 54 tahun payung hukum tentang penyelenggaraan ibadah haji

adalah keputusan Presiden, maka pada tahun 1999 diterapkan undang-undang

No. 17 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Isi dari undang-

undang tersebut menekanka kepada pelayanan, pembinaan dan perlindungan

kepada jamaah haji serta mengarah kepada sistem yang lebih professional.45

Pada tahun 2008 pemerintah menerbitkan undang-undang No. 13 tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang baru sebagai pengganti UU

No. 17 tahun 1999. Penyempurnaan kebijakan paling mendasar dalam undag-

45

Ibid., h. 53

Page 52: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

38

undang yang baru adalah penyelenggaraan haji. ada 4 hal yang baru dalam

undang-undang No. 13 tahun 2008 tersebut, yaitu:46

1. Adanya komisi pengawas khusus dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Pemerintah yang dipresentasikan melalui Departemen Agama sebagai

penyelnggara ibadah haji harus didampingi oleh suatu lembaga independen

yang bertugaas untuk mengawasi penyelenggaraan mulai dari

pernecanaan, pengorganisasian, pelaksaaan, sampai selesai operasional

haji. lembaga yang harus mendampingi adalah Komisi Pengawas Haji

Indonesia. (KPHI)

2. Meningkatnya peran masyarakat dalam keuangan hasil dari efisiensi dari

biaya penyelenggaraan ibadah haji. Sehingga adanya pembentukan Badan

Pengelola Dana Abadi Umat (BPDAU). Pengelola DAU harus dilakukan

oleh badan pengelola yang terdiri dari dua dewan pengelolaan, yaitu

Dewan Pengawas dan Dewan Pelaksana.

3. Adanya penguatan Hirarkis Kebijakan dalam undang-undang yang baru

sehingga perlunya Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden

(Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), Peraturan Menteri Agama

(PMA) dan Peraturan Daerah yang mengatur transportasi di daerah.

4. Semakin menguatkan perlindungan kepada jamaah haji dan umrah. Hal ini

merupakan bentuk komitmen dari undang-undang No. 13 tahun 2008 yang

menyebutkan, bagi penyelenggara haji khusus dan perjalanan umroh yang

46

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, (Jakarta:

Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh, 2012), h. 86

Page 53: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

39

tidak bisa memenuhi ketentuan sesuai undang-undang no. 13 tahun 2008

dan peraturan pemerintah maka akan dikenakan sanksi administrative.

Selanjutnya undang-undang No. 13 tahun 2008 menyatakan bahwa

Menteri Agama sebagai koorinator terhadap penyelenggaraan ibadah haji. dalam

pelaksanaan teknis sehari-hari, Menteri Agama dibantu oleh Dirjen Penyelenggara

Haji dan Umrah (DPHU), gubernur dibantu oleh Kepala Kanwil Kemenag

Provinsi selaku kepala staf penyelenggara haji di tingkat Provinsi,

Bupati/Walikota dibantu oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota selaku

kepala staf penyelenggara haji di tingkat kabupaten/kota. Sementara Duta Besar

dibantu oleh Konjen RI selaku coordinator harian dan Konsul haji selaku Kepala

Staf Penyelenggara Haji di Arab Saudi.47

Akan tetapi undang-undang tahun 2008 diubah setelah ada kebijakan dari

Pemerintah Arab Saudi yang menetapkan bahwa sejak tahun 1430 H jamaah haji

dari seluruh negara yang akan menunaikan ibadah haji harus menggunakan

passport biasa. Maka dari itu beberapa point pada undang-undang No. 13 tahun

2008 diubah dan ditetapkan undang-undang baru no. 34 tahun 2009 untuk

mengakomodir dan menghormati peraturan yang dikeluarkan Pemerintah Arab

Saudi.

Pengelolaan haji dikelola Kementrian Agama sudah berdiri sejak tahun

1964 dan sudah mengalami 11 kali pergantian pemimpin sebagai berikut:

Nama Jabatan Masa Bakti

Prof. KH. Farid Ma‟ruf Menteri Urusan Haji 1964-1965

47

Ibid., h. 180

Page 54: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

40

Dirjen Urusan Haji 1965-1973

H.Burhani Tjokrohandoko Dirjen Urusan Haji

Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

1973-1979

1979-1984

H.A. Qadir Basalamah Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

1984-1989

H. Andi lolo Tonang, SH Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

1989-1991

Drs. H. Amidhan Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

1991-1995

Drs. H. A. Ghazali Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

1995-1996

Drs. H. Mubarok, M.Si Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

1996-200

Drs. H. Taufiq Kamil Dirjen Bimas Islam dan

Urusan Haji

2000-2005

Drs. H. Slamet Riyanto,

M.Si

Dirjen Bimas Islam dan

urusan Haji

Dirjen Penyelenggara

Haji dan Umroh

2005-2006

2006-2012

Dr. H. Anggito Abimanyu Dirjen Penyelenggara

Haji dan Umrah

2012-2014

Prof. Dr. H. Abdul Djamil,

MA

Dirjen Penyelengga Haji

dan Umrah

2014-sekarang

B. Visi dan Misi

Direktorat jenderal sebagai unsur pelaksana Kementerian Agama dalam

visinys, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju,

sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar sesama pemeluk agama

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara

Page 55: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

41

Kesatua Republik Indonesia, maka peningkatan kualitas penyelenggaraan haji dan

umroh adalah prospek yang sangat penting di kembangkan.

Untuk penyelenggaraan haji dan umrah melibatkan beberapa instansi

pemerintah. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (DITJEN PHU)

menangani tugas pokok penyelenggaraan haji, pelayanan kesehatan ditangani oleh

Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaj) Kementerian Kesehatan, untuk transportasi

jamaah haji ditangani oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Kementerian

Perhubungan). Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan penyediaan dokumentasi

perjalanan, dan Kementerian Hukum dan Kementerian Hak AsasiManusia

(HAM).

Mengacu pada keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umroh: D/54 tahun 2010 tentang Visi dan Misi Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, maka ditetapkan:

1. Visi

Visi dan misi Ditjen PHU adalah gambaran dari harapan dan tantangan

dalam mewujudkan harapat tersebut, pencapaian tersebut merupakan

implementasi dari tugas pokok dan fungsi dan kewenangan Ditjen PHU

melalui tujuan strategis dan pelaksanaan program dengan memperhatikan

karakteristik, nilai, dan prinsip yang ditetapkan.

Demi tercapainya peningkatan kualitas dan perbaikan pencapaian

penyelenggaraan haji dan umrah di Indonesia maka DITJEN PHU menetapkan

visi yaitu: terwujudnya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada

Page 56: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

42

jamaah haji dan umrah berdasarkan asas keadilan, transparansi, akuntabel,

dengan prinsip nirlaba, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Pembinaan diwujudkan dalam bentuk pembimbingan, penyuluhan, dan

penerangan kepada masyarakat dan jamaah haji. Sedangkan

pembinaan petugas diarahkan pada profesionalisme dan dedikasinya.

b. Pelayanan diwujudkan dalam bentuk pemberian pelayanan

administrasi dan dokumen, transportasi, kesehatan serta akomodasi

dan konsumsi.

c. Perlindungan diwujudkan dalam bentuk jaminan keselamatan dan

keamanan jamaah haji dari mendapat Surat Pemanggilan Masuk

Asrama (SPMA), di Arab Saudi sampai pulang kembali ke tanah air.

d. Asas Keadilan tergambar dari penyelenggaraan ibadah haji yang harus

berpegang teguh pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak,

dan tidak sewenang-wenang dalam penyelenggaraannya.

e. Transparan yaitu segala sesatu yang dilakukan selama proses

penyelenggaraan ibadah haji dapat diketahui oleh masyarakat dan

jamaah haji.

f. Akuntabel dengan prinsip nirlaba, adalah rangkaian penyelenggaraan

ibadah haji dilakukan secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum dengan prinsip tidak

mencari keuntungan atau laba.

Page 57: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

43

Untuk tercapainya visi tersebut perlu diciptakan kualitas sistem

penyelenggaraan ibadah haji dan pembinaan ibadah haji dan umroh yang taat

asas dan menciptakan kemandirian terampil, serta akhlak mulia.

2. Misi

a. Meningkatkan profesionalisme dan dedikasi petugas haji.

b. Meningkatkan kualitas penyuluhan, bimbingan, dan pemahaman

manasik haji.

c. Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji

melalui pembinaan haji khusus, umrah, dan kelompok bimbingan

ibadah haji.

d. Meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan dukungan teknis

lainnya dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

e. Meningkatkan pelayanan pendaftaran, dokumen, akomodasi,

transportasi, dan catering sesuai standar pelayanan minimal

penyelenggaraan ibadah haji.

f. Memberikan perlindungan kepada jamaah sehingga mendapatkan rasa

aman, adil, dan kepastian melaksanakan ibadah haji.

g. Meningkatkan akuntabilitas dana haji serta pengembangan sistem

informasi haji.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umroh

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) menganut

sistem kerja yang teratur dengan beberapa rencana strategis sebagai berikut:

Page 58: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

44

1. Tugas : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ( Ditjen

PHU) mempunyai tugas untuk merumuskan sertas melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis dibidang penyelenggaraan haji dan

pembinaan umroh berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri.

2. Fungsi :

a. Perumusan dan penetapan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang

penyelenggaraan haji dan umroh.

b. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di

bidang penyelenggaraan haji dan pembinaan umroh.

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan

pembinaan umroh.

d. Pemberian pembinaan teknis dan evaluasi pelaksana tugas.

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.48

Adapun Jenis fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

antara lain sebagai berikut:

a. Merencanakan dan memastikan keberangkatan jamaah haji seluruh

Indonesia.

b. Memastikan jumlah jamaah haji yang akan diberangkatkan

berdasarkan jumlah kuota jamaah haji Indonesia.

c. Memastikan bahwa seluruh embarkasi telah siap untuk

melaksanakan operasional pemberangkatan jamaah haji dengan

segala sarana dan prasarana.

48

Pasal 224 Peraturan Menteri Agama No. 10 tahun 2010

Page 59: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

45

d. Memastikan sarana transportasi udara yang akan menerbangkan

jemaah haji ke Arab Saudi telah siap di seluruh bandara embarkasi.

e. Memastikan bahwa seluruh dokumen haji (paspor) seluruh jemaah

sudah siap.

f. Memastikan bahwa pemondokan jemaah haji di Madinah dan di

Makkah sudah siap, termasuk bus salawat antar jemput jamaah haji

dari pondok ke Masjidil Haram pulang pergi.

g. Memastikan kesiapan catering sudah siap di Bandara Arab Saudi ,

di Madinah, di Makkah dan di Armina.

h. Memastikan sarana prasarana pelayanan jemaah haji, yaitu

pelayanan umum, pelayaan kesehatan, pelayanan bimbingan

ibadah dan manasik haji haji serta pengamanan jemaah selama di

Arab Saudi.

i. Melakukan koordinasi dengan Kementerian dan lembaga terkait

dalam rangka kelancaran operasional penyelenggaraan ibadah haji,

baik dalam negeri maupun luar negeri.

j. Memantau operasional penyelenggaraan ibadah haji sejak

keberangkatan jamaah dari masing-masing embarkasi, selama di

Arab Saudi sampai kembali pulang di tanah air.49

49

Ahmad Kartono, Manajemen haji dan umroh, h.44-45

Page 60: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

46

D. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (Ditjen

PHU) dalam pelaksanaan teknis penyelenggaraan ibadah haji didasarkan atas

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 92 tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi Kementrian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementrian Negara serta Peraturan Mentri Agama (PMA) No. 10 tahun 2010

tentang organisasi Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Agama.

Sesuai Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 10 tahun 2010, Ditjen PHU

terdiri dari secretariat, Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah, Direktorat

Pelayanan Haji, dan Direktorat Pengelolaan Dana Haji.

Gambar. 150

50

www.kemenag.go.id , gambar ini di akses pada tanggal 8 juni 2017 pukul 14.30

Page 61: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

47

BAB IV

TEMUAN MASALAH

A. Problematika Praktek Kesertaan Mahram Bagi Perjalanan Haji dan

Umrah

Selaku badan pengendali urusan keagamaan di Indonesia, perjalan ibadah

haji dan umrah di Indonesia dibawah pengawasan kementrian agama R.I. Dalam

hal pelaksanaan ibadah haji, kementrian agama memiliki peran penting. Mulai

dari pendataan pendaftaran jama„ah, antrian keberangkatan, persiapan

keberangkatan hingga pelayanan jama„ah ketika berada di tanah suci. Peran

kementrian agama dalam hal ini sangat penting, yakni sebagai penyelenggara

utama dalam pelaksaan ibadah haji. Oleh karena itu, kementrian agama memiliki

peraturan-peraturan dan perundang-undangan dalam mengatur tata tertib

perjalanan haji dan umrah bagi seluruh jama„ah Indonesia.

1. Kebijakan Kementrian Agama Pada Perjalanan Haji dan Umrah

Mengenai peraturan ibadah haji kementrian agama memiliki undang-

undang dan segala hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Seperti tentang

kebijakan tanggung jawab kementrian agama atas pelaksanaan ibadah haji,

disebutkan dalam pasal 4 (ayat 1): “Pemerintah bertanggung jawab terhadap

kebijakan penyelenggaraan ibadah Haji Reguler secara Nasional.”51

Dengan

ada nya undang-undang tersebut, menguatkan pernyataan bahwa kementrian

51

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 79 Tahun 2012 Tentang

Pelaksanaa Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Bab II,

Kebijakan, (Kemenag: Jakarta, 2015), h. 102.

Page 62: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

48

agama benar-benar menjadi badan utama penyelenggaraan ibadah haji. Selain

oleh pemerintah, ibadah haji juga sebagian ditangani oleh badan-badan swasta.

Mereka sebagai perantara sampainya para jama‟ah ke tanah suci. Menurut

pengakuan para petugas biro haji dan umrah, mereka tidak paham secara detil

bagaimana syari‟at mengatur urusan yang berkaitan dengan haji dan umrah,

terutama masalah mahram. Mereka hanya menjalankan dan bekerja sesuai

peraturan yang ada dari pihak-pihak yang berwenang.52

Dalam

penyelenggaraan ibadah haji di musim haji ini, pemerintah bekerja sama

dengan pemerintahan atau kerajaan Arab Saudi. Hal ini untuk menjaga

komunikasi dalam pengaturan keluar masuk jama„ah dan pelayanan jama„ah

selama di Arab Saudi hingga selesainya musim haji.53

Segala sesuatu

mengenai pelayanan dan peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan

ibadah haji telah diatur oleh pemerintah Arab Saudi yang tertera dalam

undang-undang yang telah di tetapkan.54

Sedangkan ibadah umrah, yang memiliki rentang waktu cukup panjang

dibanding dengan penyelenggaraan ibadah haji juga dibawah pengawasan

kementrian agama. Namun, dalam hal ini kementrian agama lebih mengawasi

secara umum, sebagaimana tertera dalam pasal 4 (ayat 1): “Penyelenggaraan

ibadah umrah dapat dilakukan oleh pemerintah dan atau biro perjalanan wisata

52

Wawancara dengan provider, 16 Februari 2016. 53

Lihat Ta„limatul Hajj, Bab III, (Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah:2015), h. 21-26. 54

Lihat Ta„limatul Hajj, (Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Direktorat Pembinan Haji dan Umrah:2015).

Page 63: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

49

yang ditetapkan oleh Menteri”.55

Ibadah umrah dilaksanakan oleh badan-

badan biro perjalanan wisata dengan beberapa ketentuan yang dikeluarkan

oleh kementrian agama RI.56

Sedangkan dalam pengawasan dan layanan

secara khusus semua ditangani oleh badan swasta atau biro perjalnan

pariwisata yang disebut juga travel-travel perjalanan haji dan umrah, yang

tertera dalam undang-undang penyelenggaraan ibadah haji dan umrah pasal 1

(ayat 3): “Penyelenggara perjalanan ibadah umrah yang selanjutnya disingkat

PPIU adalah biro perjalanan wisata yang telah mendapat izin dari menteri

untuk menyelenggarakan perjalanan ibadah umrah”.57

Untuk menjadi PPIU

haruslah memiliki izin operasional dari Menteri dengan memenuhi beberapa

syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.58

Dengan adanya izin operasional

55

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab II, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah, (Kemenag:

Jakarta, 2015), h. 202. 56

Mengenai ketentuan perizinan biro pariwisata penyelenggara ibadah Haji dan Umrah

diatur dalam Pasal 5, ayat:

1) Penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah oleh biro perjalanan wisata wajib mendapat

izin operasional sebagai PPIU.

2) Izin operasional PPIU sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan oleh Menteri.

3) Izin operasional sebagai PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh

Direktur Jendral atas nama Menteri setelah biro perjalnan memenuhi persyaratan.

Lihat Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab III, Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, (Kemenag:

Jakarta, 2015), h. 202. 57

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab I, Ketentuan Umum, (Kemenag: Jakarta, 2015), h. 201. 58

Izin operasional sebagai PPIU diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri setelah

biro perjalanan memiliki persyaratan sebagai berikut:

1) Memilki data akta perusahaan, Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan tidak

sebagai pemilik PPIU lain

2) Memiliki susunan kepengurusan perusahaan

3) Memilki izin usaha biro perjalanan wisata dari dinas pariwisata setempat yang sudah

beroprasi paling singkat dua tahun

4) Memiliki akta notaris pendirian perseroan terbatas dan atau perubahannya sebagai biro

perjalanan wisata yang memiliki bidang keagamaan/perjalanan ibadah yang telah

mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Page 64: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

50

ini, maka PPIU terdaftar sebagai PPIU resmi.59

Badan ini melaporkan kepada

kementrian agama tentang kesiapan jama„ah yang akan diberangkatkan ke

tanah suci, kesiapan pelayanan meliputi transportasi, konsumsi, kesehatan dan

pendamping jama„ah. Hal ini juga diatur dalam pasal 3:“ Penyelenggaraan

perjalanan ibadah umrah bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan

dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada jemaah, sehingga jemaah dapat

menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan syariat Islam”.60

Sedangkan dalam masalah mahram yang ditetapkan oleh kementrian

agama adalah dengan menyertakan mahram jama„ah haji, mahram disini

sebagaimana mahram yang dimaksud dalam hubungan nasab dan pernikahan.

Hal ini diatur dalam aturan pendaftaran jama„ah haji dan berhubungan dengan

bagian tata usaha dalam pelayanan haji dan umrah. Yakni dengan aturan

bahwa jama„ah yang disertai mahram nya disebut juga jama„ah haji yang ber-

mahram gabungan, seperti suami atau istri dibuktikan dengan kutipan akta

5) Memiliki surat keterangan domisili perusahaan dari pemerintah setempat yang masih

berlaku

6) Memiliki surat keterangan terdaftar dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian

Keuangan dan fotocopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan dan

pipinan perusahaan

7) Memiliki laporan keuangan perusahaan yang sehat satu tahun terakhir dan telah diaudit

akuntan public yang terdaftar dengan opini minimal Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

8) Memiliki surat rekomendasi asli dari instansi pemerintah daerah provinsi dan atau

kabupaten/ kota setempat yang membidangi pariwisata yang masih berlaku

9) Memiliki surat rekomendasi asli dari Kanwil setempat yang dilampiri berita acara

peninjauan lapangan

10) Menyerahkan jaminan dalam bentuk bank garansi atas nama Biro Perjalanan Wisata

yang diterbitkan oleh Bank Syariah dan atau Bank Umum Nasional disertai surat kuasa

pencairan yang ditujukan dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Lihat Kementrian

Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab II, Ketentuan Umum, (Kemenag: Jakarta, 2015), h.

203. 59

Contoh nama-nama PPIU resmi terlampir. 60

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab I, Ketentuan Umum, (Kemenag: Jakarta, 2015), h. 202.

Page 65: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

51

nikah atau kartu keluarga. Sedangkan penggabungan mahram anak atau orang

tua dibuktikan dengan akta kelahiran.61

Untuk ketentuan bagi jama„ah yang

lanjut usia minimal diatas 75 tahun, boleh menyertakan pendamping dengan

beberapa catatan yang telah ditentukan.62

Hal tersebut dikuatkan oleh

pernyataan bagian tata usaha, yang menjelaskan bahwa jika ada jama„ah haji

yang mempunyai hubungan mahram dengan nomor urut (tahun)

keberangkatan yang berbeda, maka dapat diberangkatkan secara bersamaan

mengikuti keberangkatan urutan tercepat diantara keduanya. Hal tersebut

dilakukan untuk memudahkan jama„ah ketika melaksanakan ibadah.63

Sedangkan bagi jama„ah yang tidak beserta dengan mahram cukup di-

mahramkan mengikuti rombongan jama„ah (mahram jama‟ah).

Sedangkan mahram dalam ibadah umrah, belum ditemukan ketentuan

secara rinci sebagaimana pada jama„ah haji. Kementrian agama hanya

memberikan rambu-rambu dan peraturan secara umum kepada pihak biro

wisata yang memberangkatkan jama„ah umrah. Namun, tetap dibawah

pengawasan kementrian agama.64

Hal tersebut dibuktikan dengan laporan bagi

biro wisata yang akan memberangkatkan jama„ah nya kepada subdit umrah

61

Surat Penyampaian Peraturan Pelaksanaan Pelunasan BPIH Reguler, dari Direktur

Jenderal kepada Direktur Pelayanan Haji dan Umrah. Nomor Nota Dinas:

Dj/Set.VII/2/OT.01/664/2015, dikeluarkan pada 11 Mei, 2015, h. 10. 62

Diantara ketentuan jama„ah lansia minimal 75 tahun boleh disertai dengan pendamping

(maẖram):

1) Jama„ah lanjut usia tidak mampu mandiri (udzur) yang dinyatakan dengan surat

keterangan dokter.

2) Pendamping mempunyai hubungan keluarga yakni istri, suami, anak kandung atau adik

kandung yang dibuktikan dengan kartu keluarga, akta nikah, akta kelahiran yang relevan

dengan jama„ah lansia. Lihat Surat Penyampaian Peraturan Pelaksanaan Pelunasan

BPIH Reguler, dari Direktur Jenderal kepada Direktur Pelayanan Haji dan Umrah.

Nomor Nota Dinas: Dj/Set.VII/2/OT.01/664/2015, dikeluarkan pada 11 Mei, 2015, h. 15. 63

Wawancara dengan Kabag T.U pelayanan Haji dan Umrah, pada 13Maret 2016. 64

Wawancara dengan Kabag T.U, Subdit Umrah dan badan pelayanan lainnya yang

berhubungan dengan pelayanan Haji dan Umrah, pada Selasa, 8 Maret 2016.

Page 66: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

52

kementrian Agama. Jika dianggap sudah memenuhi ketentuan yang telah

ditetapkan oleh kementrian agama maka mereka mendapat izin untuk

memberangkatkan jama„ah. Hal-hal yang dilaporkan berupa kesiapan dari segi

pelayanan bimbingan ibadah umrah,65

pelayanan akomodasi,66

kesiapan

perlengkapan kesehatan,67

transportasi68

dan hal lainnya yang berhubungan

65

Peraturan pelayanan bimbingan Jama‟ah umrah, Pasal 11 ayat:

1) Pelayanan bimbingan Jemaah Umrah diberikan oleh pembimbing ibadah sebelum

keberangkatan, dalam perjalanan dan selama di Arab Saudi

2) Pelayanan bimbingan Jemaah Umrah meliputi materi bimbingan manasik dan perjalanan

umrah

3) Pembimbing ibadah, diangkat oleh pimpinan PPIU dan wajib memiliki standar

kompetensi meliputi pengetahuan dibidang manasik haji/umrah dan telah melaksanankan

haji/umrah. Lihat Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18

Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab III, Pendaftaran dan

Pelayanan, (Kemenag: Jakarta, 2015), h. 206. 66

Peraturan pelayanan akomodasi jama‟ah Umrah:

1) Pelayanan akomodasi selama Jemaah berada di Arab Saudi

2) Pelayanan akomodasi wajib dilakukan PPIU dengan menempatkan Jemaah pada hotel

minimal bintang tiga

3) Pelayanan konsumsi harus memenuhi standart menu, higienitas dan kesehatan. Lihat

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab III, pendaftaran dan pelayanan, (Kemenag:

Jakarta, 2015), h. 206. 67

Peraturan pelayanan kesehatan:

1) Penyediaan petugas kesehatan

2) Penyediaan obat-obatan

3) Pengurusan bagi Jemaah Umrah yang sakit selama di perjalanan dan di Arab Saudi. Lihat

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab III, Pendaftaran dan Pelayanan, Pasal 14,

(Kemenag: Jakarta, 2015), h. 207. 68

Peraturan pelayanan transportasi:

1) Pelayanan transportasi Jemaah Umrah oleh PPIU meliputi pelayanan pemberangkatan ke

dan dari Arab Saudi dan selama di Arab Saudi

2) Transportasi Jemaah Umrah paling banyak satu kali transit dengan menggunakan

maskapai penerbangan yang sama dan memiliki izin mendarat di Indonesia dan Arab

Saudi

3) Transportasi darat selama di Arab Saudi wajib memiliki tasreh izin untuk pelayanan

umrah

4) Transportasi Jemaah Umrah wajib memperhatikan kenyamanan, keselamatan dan

keamanan. Lihat Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18

Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab III, Pendaftaran dan

pelayanan, pasal 12, (Kemenag: Jakarta, 2015), h. 206.

Page 67: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

53

dengan kebutuhan jama‟ah.69

Hal tersebut wajib dilaporkan sebagai wujud

pengawasan kementerian Agama terhadap kinerja biro wisata.

2. Pemahaman dan Penerapan Kesertaan Mahram Pada Biro Wisata

Berbicara seputar kesertaan mahram dalam perjalanan ibadah haji dan

umrah, ada beberapa hal yang kurang dipahami oleh pihak-pihak yang

berhubungan dengan pelaksanaan haji dan umrah. Pihak-pihak tersebut hanya

mengikuti peraturan dan undang-undang yang ditetapkan oleh kementrian

Agama dan kedutaan Arab Saudi. Termasuk penerapan yang dijalankan oleh

biro wisata perjalanan haji dan umrah. Seperti peraturan kesertaan mahram,

menurut pengakuan dari sebagian besar pihak biro wisata yang menangani haji

dan umrah, mereka hanya menjalankan segala peraturan dan undang-undang

yang telah ditetapkan oleh kementrian agama dan atau kedutaan Arab Saudi.

Dari peraturan yang ada mereka berusaha untuk memenuhinya. Seperti tentang

peraturan kesertaan mahram bagi jama‟ah haji dan umrah perempuan. Ada

perbedaan dalam penerapan kesertaan mahram antara jama‟ah haji dan

jama‟ah umrah perempuan. Yakni bagi jama‟ah haji perempuan yang tidak

disertai mahram nya cukup diikutkan dengan mahram rombongan jama‟ah

69

PPIU wajib memberikan layanan berupa:

1) Bimbingan ibadah Umrah

2) Transportasi jemaah Umrah

3) Akomodasi dan konsumsi

4) Kesehatan Jemaah Umrah

5) Perlindungan Jemaah Umrah dan petugas Umrah

6) Administrasi dan dokumentasi Umrah. Lihat Kementrian Agama RI, Himpunan

Peraturan Perundang-Undangan Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan

Umrah,Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah

Umrah. Bab II, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah, Pasal 10, (Kemenag: Jakarta,

2015), h. 205

Page 68: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

54

haji yang ada.70

Dalam hal kesertaan mahram pada jama‟ah haji yang

diterapkan oleh biro wisata sebagaimana yang diterapkan oleh kemeterian

Agama. Hanya saja karena pada biro wisata tidak sampai menumpuk antrian

jama‟ah haji yang cukup panjang, maka mereka tidak mengupayakan untuk

menyertakan bersama kerabat dari calon jama‟ah yang akan diberangkatkan.

Sedangkan penerapan kesertaan mahram pada jama‟ah umrah

perempuan yang tidak disertai mahram nya, ada ketentuan sesuai dengan usia

jama‟ah tersebut. Peraturan ini diikuti oleh pihak biro wisata sesuai dengan

ketentuan oleh kedutaan Arab Saudi. Ketika jama‟ah perempuan berusia

kurang dari 40 tahun, harus disertai oleh mahram-nya. Maka untuk dapat

memenuhi peraturan tersebut, pada visa mereka diberikan keterangan

kesertaan mahram. Sedangkan untuk jama‟ah perempuan yang berusia diatas

40 tahun, tidak diwajibkan demikian. Pernyataan biro wisata ini dapat

dikuatkan dengan praktek lapangan bahwa pada antrian imigrasi di Arab

Saudi, ketika jama‟ah akan memasuki bandara Arab Saudi, terkadang

dikelompokkan antrian jama‟ah yang berusia diatas 40 tahun untuk mengantri

di satu loket antrian khusus. Hal ini untuk lebih mempercepat proses

pemeriksaan passport dan visa. Karena berdasarkan kebijakan yang

dikeluarkan Arab Saudi, bahwa pada visa jama‟ah yang berusia lebih dari

empat puluh tahun tidak ada keterangan beserta dengan mahram-nya atau

hanya cukup mahram jama‟ah. Sedangkan bagi jama‟ah perempuan di bawah

usia 40 tahun, sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan Arab Saudi,

70

Hasil wawancara pada salah satu staf biro wisata perjalanan haji dan umrah, pada 23

Februari 2017, pukul 10.00 WIB.

Page 69: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

55

mereka harus disertai mahram-nya baik mahram keluarga atau berupa

keterangan yang disertakan pada visa berupa keterangan kesertaan mahram.

Akan tertulis pada visa mereka keterangan mahram yang menyertainya. Hal

ini berdampak pada pemeriksaan visa, artinya mereka harus selalu bersamaan

ketika ada pemeriksaan tersebut. Baik ketika memasuki Arab Saudi maupun

ketika akan meninggalkan Arab Saudi.71

Kesertaan tersebut untuk

membuktikan bahwa mereka benar-benar berstatus mahram, sehingga tidak

dianggap melanggar peraturan yang diterapkan oleh Negara Arab Saudi.

Untuk pembuatan visa, bagi agen atau travel yang belum memiliki

surat izin resmi dari kementrian agama, mereka belum dapat mengeluarkan

surat izin yang disebut mofa. Mofa ini adalah keterangan tentang jama‟ah

berdasarkan data-data sebelum diolah menjadi visa. Prosedurnya, dalam

pembuatan mofa ini mereka harus bekerjasama dengan travel atau biro wisata

yang telah memiliki surat izin, biro wisata ini disebut provider.72

Provider

merupakan istilah bagi biro wisata atau travel yang telah memiliki surat izin

resmi dari kementrian agama R.I. dan mereka memiliki kontrak kerjasama

71

Contoh seorang jama‟ah perempuan bernama Azizah berusia 35 tahun, tanpa disertai

maẖram. Ia mendapat visa dengan keterangan mahram dengan Salim. Salim pada visa tersebut

sebagai saudara kandungnya. Maka Azizah dan Salim dalam pemeriksaan visa harus bersamaan,

ketika mereka berada pada imigrasi memasuki Arab Saudi maupun ketika akan meninggalkan

Arab Saudi. Lihat contoh visa usia dibawah 40 tahun dan diatas 40 tahun, terlampir. 72

Undang- undang terkait pengurusan visa:

1) Pengurusan visa dilakukan oleh PPIU yang memiliki kontrak kerja sama dengan

perusahaan pelayanan umrah dan telah mendapatkan pengesahan dari kementerian terkait

2) PPIU yang memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan umrah di Arab

Saudi dapat menjadi provider visa. Lihat Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan

Perundang-Undangan Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,Peraturan

Pemerintah RI No. 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Bab II,

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah, Pasal 18, (Kemenag: Jakarta, 2015), h. 208.

Page 70: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

56

dengan perusahaan pelayanan haji dan umrah di Arab Saudi.73

Dengan meng-

input data-data74

para jama„ah yang akan melaksanakan haji atau umrah,

mereka harus menunggu beberapa waktu untuk menjadi mofa. Agar tidak

terjadi antrian yang cukup lama, agen yang belum memiliki izin resmi ini,

harus bekerja sama dengan beberapa provider. Setelah data di-input menjadi

surat izin yang disebut mofa. Untuk menjadi visa, pihak travel harus

mengantarkan mofa tersebut ke kantor kedutaan Arab Saudi untuk di stampel.

Masa berlaku mofa, hanya dua minggu maka pihak biro wisata yang belum

menjadi provider harus bekerjasama dengan beberapa provider agar mofa

tidak kadaluarsa.

Demikian praktek mahram dan beberapa peraturan yang didapat,

ketentuan tentang batasan usia dan kesertaan mahram menurut pengakuan biro

wisata, tidak tertulis. Pihak biro wisata hanya mengikuti perkembangan

informasi yang telah diberikan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi. Perubahan

yang sering terjadi hanya masalah jangka waktu tersedianya visa dan kesiapan

visa bagi jama„ah sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.

Dari hasil penelitian praktek kesertaan mahram pada biro wisata

kepada jama‟ah haji dan umrah tersebut, terlihat perbedaan antara praktek

pada jama‟ah haji dan jama‟ah umrah. Yakni pada jama‟ah haji mahram

diupayakan sebisa mungkin untuk menyertai jama‟ah dan jika benar-benar

tidak ada mahram nya pada daftar calon jama‟ah haji ditahun-tahun berikutnya

73

Travel dapat menjadi provider memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Persyaratan tersebut, telah ditentukan oleh badan perizinan yang bekerjasama dengan mereka.

Daftar beberapa travel yang telah mendapat surat izin, terlampir. 74

Contoh data-data yang harus di input terlampir.

Page 71: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

57

maka akan diikutkan mahram jama‟ah atau mahram rombongan. Sedangkan

pada penerapan untuk jama‟ah umrah, mereka benar-benar harus disertai

mahram personal dan tidak diikutkan pada mahram rombongan. Sehingga jika

tidak disertai mahram mereka, pihak biro wisata menunjuk salah satu jama‟ah

laki-laki untuk dijadikan mahram dan diberi keterangan pada visa bahwa

mereka memiliki hubungan mahram. Jama‟ah perempuan tersebut harus

membayar uang mahram sesuai ketentuan dari masing-masing biro perjalanan

haji dan umrah.

3. Problem Penerapan Praktek Mahram Pada Perjalanan Haji dan

Umrah Indonesia

Perjalanan ibadah haji dan umrah yang diselenggarakan oleh travel-

travel yang ada, harus menjalani beberapa prosedur. Mulai dari pendaftaran,

pengurusan visa, jadwal manasik sampai penentuan hari keberangkatan. Salah

satu hal yang menjadi problem dalam prosedur keberangkatan haji dan umrah

adalah bagi jama‟ah perempuan yang tidak disertai mahram-nya memiliki

beberapa ketentuan. Salah satu ketentuan yang telah dijalankan oleh beberapa

pihak biro perjalanan haji dan umrah adalah adanya batas usia bagi jama„ah

perempuan yang pergi tanpa mahram. Yakni bagi mereka yang berusia kurang

dari empat puluh tahun, harus membayar uang mahram dengan mahram yang

telah ditentukan oleh pihak tertentu. Sedangkan bagi jama„ah yang berusia

lebih dari empat puluh tahun, mereka tidak dikenakan uang mahram. Menurut

pengakuan pihak biro wisata, ketentuan tersebut salah satu kebijakan Arab

Saudi yang memang harus dijalankan oleh pihak travel atau agen-agen

Page 72: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

58

pemberangkatan haji dan umrah. Selain itu, fungsi dari mahram yang telah

ditentukan hanyalah berlaku pada awal pemeriksaan visa di bandara pertama

jama„ah mendarat. Untuk selanjutnya, fungsi dari mahram itu sendiri tidak

sebagaimana mestinya mahram yang sebenarnya. Berikut contoh brosur

penawaran paket umrah beserta ketentuan pembayaran uang mahram:

Brosur tersebut adalah contoh penawaran beberapa paket umrah, salah

satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh jama‟ah diluar biaya paket umrah

yang telah ditentukan adalah surat keterangan mahram dengan biaya sebesar

tiga ratus ribu rupiah.

Bagi jama‟ah perempuan yang dikenakan membayar uang mahram,

setiap travel atau biro wisata haji dan umrah memiliki ketentuan yang

berbeda-beda dalam jumlah pembayarannya. Yakni sebesar tiga ratus ribu

sampai lima ratus ribu rupiah. Uang tersebut digunakan untuk operasional

pembuatan keterangan kesertaan mahram. Menurut pengakuan dari pihak

Page 73: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

59

travel, sebenarnya dari provider tidak menentukan sebesar itu, mereka hanya

menentukan sebesar dua ratus ribu rupiah.

Dalam proses pembuatan visa, dengan dalih mematuhi dan memenuhi

persyaratan dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi. Bahwa jama‟ah

yang berusia dibawah 40 tahun harus disertai mahram-nya. Maka pihak biro

wisata menyatakan untuk melayani masyarakat dan memenuhi kebijakan yang

ada, mereka berusaha agar jama‟ah tetap dapat berangkat ketanah suci walau

belum bisa bersama keluarga atau mahram-nya. Mereka menyatakan bahwa,

mungkin masyarakat yang dalam keadaan demikian karena keterbatasan

ekonomi dan hal lainnya sehingga belum bisa mengajak keluarga atau

mahram-nya untuk ke tanah suci. Oleh karena itu, mereka sebagai salah satu

badan yang bergerak pada perjalanan ibadah ketanah suci (biro wisata)

mereka berniat untuk membantu masyarakat dalam hal ibadah tersebut.

Dengan sekian peraturan dan kebijakan yang harus dipatuhi baik dari

kementrian Agama maupun dari kebijakan Arab Saudi, mereka mengupayakan

untuk memenuhi persyaratan tersebut. Salah satunya adalah kesertaan mahram

atau keterangan kesertaan mahram bagi jama‟ah perempuan yang tidak

berangkat beserta mahram-nya. Cara pembuatannya semua berdasarkan pada

data dan dokumen-dokumen yang menguatkan data tersebut sebagai bukti

kefalitan data itu. Contohnya jama‟ah perempuan bernama Azizah yang

berusia dibawah 40 tahun, akan melaksanakan umrah tanpa disertai oleh

mahram-nya. Maka ia harus dibuatkan keterangan kesertaan mahram pada

visanya. Misalnya ia akan di-mahram-kan dengan jama‟ah yang ada dalam

Page 74: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

60

rombongannya bernama Salim, dalam keterangan mahram ini Salim akan di-

mahram-kan sebagai pamannya. Maka dalam nasabnya kakek Azizah dan

ayah Salim akan bertemu sebut saja Abdullah. Untuk mengolah data ini,

diperlukan dokumen-dokumen dari Azizah dan Salim untuk menyiasati data.

Maka dibuat data sedemikian rupa bahwa Azizah dan Salim adalah mahram.

Yakni Azizah keponakan Salim dengan kakek Abdullah dan ayah Salim

adalah Abdullah. Dari data yang didapat kemudian di input pada sistem data

jama‟ah. Data yang telah masuk pada sistem ini, akan terbaca pada kedutaan

dan badan semacam biro wisata di Arab Saudi yang bekerja sama dengan biro

wisata Indonesia yang telah menjadi provider. Dengan demikian visa Salim

atau Azizah akan ada keterangan bahwa Azizah bersama dengan mahram-nya

yaitu Salim sebagai pamannya. Untuk proses pembuatan surat keterangan

mahram, pada biro wisata dikenakan administrasi sebesar 300 sampai 500 ribu

rupiah. Hal ini, ditentukan oleh pihak travel sendiri.

Keterangan kesertaan mahram tertera pada visa jama‟ah, baik jama‟ah

perempuan maupun jama‟ah laki-laki yang menjadi mahram nya. Maka

pembuatan keterangan maẖram berkaitan dengan pembuatan visa jama‟ah.

Visa dikeluarkan oleh kedutaan Arab Saudi sedangkan untuk membuat

keterangan mahram diperlukan data-data atau dokumen-dokumen pendukung

yang didapat dari jama‟ah. Data-data atau dokumen-dokumen ini, disiapkan

oleh pihat biro wisata yang langsung bertemu dengan jama‟ah, jika biro wisata

yang bertemu dengan jama‟ah belum termasuk provider, maka biro wisata ini

melaporkan kepada provider. Proses selanjutnya data tersebut dikelola oleh

Page 75: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

61

pihak provider. Hasil pengelolaan data tersebut dilaporkan pada kedutaan

Arab Saudi untuk disertakan pada visa yang akan dikeluarkan oleh pihak

kedutaan Arab Saudi. 75

Dari proses dan tahapan-tahapan tersebut, terlihat

bahwa keterangan kesertaan mahram dikeluarkan oleh pihak travel atau biro

wisata yang telah menjadi provider disertakan langsung bersama dengan visa

jama‟ah. Keterangan mahram pada visa sebagai penguat atas kesertaan

mahram jama‟ah perempuan yang tidak disertai mahram-nya. Proses

pembuatan keterangan kesertaan mahram ini pada biro wisata perjalanan haji

dan umrah hanya berlaku pada jama‟ah umrah perempuan yang tidak disertai

mahram nya. Sedangkan untuk jama‟ah haji perempuan yang tidak disertai

mahram nya cukup di sertakan dengan mahram rombongan.

B. . Peran Kesertaan Mahram

Melihat pada kebiajkan yang diterapkan oleh kementerian Agama dan

badan-badan penyelenggara haji dan umrah, terutama dalam hal kesertaan

mahram terlihat ada beberapa hal yang perlu ditelaah kembali. Pertama,

penerapan kesertaan mahram yang diterapkan oleh kementerian Agama bagi

jama‟ah haji perempuan. Dengan antrian keberangkatan jama‟ah haji yang cukup

panjang, mengupayakan bagi jama‟ah haji perempuan yang memiliki mahram

pada daftar antrian keberangkatan haji di tahun yang berbeda, untuk berangkat

bersama mahram nya. Yakni dengan mengajukan antrian keberangkatan bagi

jama‟ah perempuan yang memiliki antrian keberangkatan pada tahun yang

75

Sebagaimana terlampir

Page 76: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

62

berbeda dengan mahram nya. Jika tidak ada mahram nya pada daftar jama‟ah

keberangkatan haji, maka diikutkan dengan maẖram rombongan.76

Hal ini juga

dilakuakan oleh biro wisata perjalanan haji dan umrah. Yakni bagi jama‟ah haji

perempuan jika tidak disertai mahram nya cukup diikutkan atau disertakan dengan

mahram rombongan. Penerapan kesertaan mahram pada jama‟ah perempuan yang

akan melakukan haji fardlu, masih diperdebatkan keharusannya. Menukil

pendapat imam imam al-Sonʻani dalam subul al-Salam, beliau menukil pendapat

Ibn Daqiq al-„Id dikaitkan dengan penafsiran ayat tentang kewajiban menunaikan

haji ke baitullah (Q.S. Ali „Imran: 97). Bahwa ayat tersebut bersifat umum yakni

kewajiban menunaikan haji umum bagi laki-laki dan perempuan. Maka

pemaknaan hadis “perempuan tidak boleh safar kecuali bersama mahramnya”

juga bersifat umum bagi setiap perjalanan, oleh karena itu dianggap bertentangan

antara kedua dalil yang bersifat umum tersebut. Keumuman kedua dalil tersebut,

salah satunya dapat mentakhsis. Yakni keumuman ayat ditakhsis dengan hadis,

yang menunjukkan keumuman pada ayat adalah kewajiban ibadah haji bagi

seluruh ummat laki-laki atau perempuan, namun ditakhsis dengan hadis tersebut

tidak boleh seorang perempuan safar kecuali dengan mahramnya. Sedangkan haji

termasuk safar bagi perempuan, maka husus bagi perempuan boleh melaksanakan

haji jika ada mahramnya. Dan hadis ini berlaku umum bagi perempuan muda

(syaibah) dan perempuan cukup usia („ajuz). Imam al-Sonʻani juga menyatakan

76

Contoh: jama‟ah haji perempuan bernama Azizah, terdaftar pada kementerian Agama

sebagai jama‟ah dengan keberangkatan tahun 2015 tanpa mahram. Selanjutnya dicari jama‟ah

yang mungkin masih mempunyai hubungan mahram pada daftar keberangkatan jama‟ah haji

ditahun yang akan datang atau tahun-tahun berikutnya. Ternyata ditemukan Aziz suami Azizah

sebagai jama‟ah haji dengan tahun keberangkatan 2019 maka diupayakan Aziz akan berangkat haji

bersama Azizah pada tahun 2015. Hasil wawancara dengan salah satu subdit T.U. haji dan umrah

pada Kementerian Agama Jakarta Pusat, Jl. Lapangan Banteng Utara.

Page 77: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

63

bahwa bolehnya kedudukan mahram digantikan dengan perempuan yang

terpercaya, hal tersebut berdasarkan apa yang pernah dilakukan para sahabat.

Namun, Imam Syafiʻi juga berpendapat bahwa bolehnya bagi seorang perempuan

safar bersama dengan rombongan. Jika keamanan bagi perempuan tersebut sudah

dianggap cukup atau terjamin.77

Maka penerapan kesertaan mahram pada jama‟ah

haji yang telah diterapkan oleh kementerian Agama dan biro wisata sesuai dengan

pendapat para ulama yang telah dipaparkan pada syarh hadis tentang kesertaan

mahram tersebut. Yakni mengupayakan disertakan dengan mahram nya walaupun

dengan antrian keberangkatan pada tahun yang berbeda atau menyertakan jama‟ah

perempuan dengan maẖram rombongan.

Kedua, pada peraturan yang diterapkan oleh mayoritas biro wisata haji dan

umrah. Yakni batasan usia yang menjadi persyaratan kesertaan mahram. Bagi

jama‟ah perempuan yang berusia dibawah 40 tahun, diwajibkan akan kesertaan

mahram dan jika tidak beserta mahram, akan diganti dengan mahram yang

ditentukan dari pihak biro haji dan umrah. Mengenai batasan usia menurut asumsi

sebagian dari pihak biro haji dan umrah, bahwa perempuan yang berada pada usia

kurang dari 40 tahun masih dalam usia produktif dan masih menimbulkan gairah

bagi laki-laki yang melihatnya, sehingga perlu didampingi dan disertai mahram.

Apalagi haji atau umrah merupakan suatu ibadah yang membutuhkan perjalanan

cukup jauh. Sedangkan bagi jama‟ah perempuan yang berusia diatas 40 tahun

77

Muhammad bin Isma‟il bin Shalah bin Muhammad bin „Ali al-Kahlani, Subul al-

Salam, Kitab al-Hajji, Babu Tahrimu al-Khalwah bi al-Aj Nabiyyati wa Safariha min Ghairi

mahramin, al-Maktabah al-Syâmilah, h. 608. Lihat juga Muhammad bin „Ali bin Muhammad bin

„Abd Allah bin Husain al-Syaukani, Nail al- AutharSyarhu Muntaq al-Akhbar min Ahadisi Sayyidi

al-Akhyar,Kitabu al-Manasik, Bab al-Nahyu „an Safari al-Mar‟ah li al-Hajji aw Ghairihi Illa bi

Mahramin, al-Maktabah al-Syamilah, h. 355.

Page 78: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

64

tidak di syaratkan demikian. Maka jika dilihat dari sisi kemanan baik bagi

perempuan syaibah maupun „ajuz masing-masing memiliki kebutuhan terhadap

keamanan tersebut. Bagi mereka yang berusia dibawah 40 tahun selain masih usia

produktif juga sangat membutuhkan kemanan bagi perempuan ketika dalam suatu

perjalanan. Lebih-lebih bagi usia diatas 40 tahun, walaupun dianggap usia kurang

produktif tetapi justru mereka lebih membutuhkan bantuan selain keamanan juga

bantuan fisik, karena fisik yang mulai melemah. Sehingga tidak mengganggu

jama‟ah lain yang akan melakukan ibadah. Hal ini jika memang benar-benar peran

kesertaan mahram akan diterapkan secara tekstual sebagaimana pada hadis yang

telah dipaparkan.

Ketiga, adanya ketentuan membayar uang mahram bagi jama‟ah umrah

perempuan yang berusia dibawah 40 tahun dan tidak disertai mahramnya. Uang

ini digunakan sebagai biaya pembuatan visa besertakan keterangan mahram yang

mendampingi.78

Dalam hal ini, apakah tidak dapat cukup diberlakukan mahram

rombongan saja sebagaimana pada ibadah haji yang tidak disertai mahramnya.

Sehingga, tidak diberlakukan uang mahram untuk jama‟ah umrah perempuan atau

mengikuti pendapat imam Hasan al-Bashri bahwa seorang muslim adalah

mahram, jika tidak ada mahram nasab atau mahram pernikahan maka dapat

digantikan dengan muslim lainnya. Sehingga tidak ada perubahan identitas dan

pembayaran uang mahram. Namun, pendapat imam Hasan al-Bashri perlu

dipertimbangkan kembali, karena melihat pada praktek lapangan yang ada

kesertaan mahram bersama muslim lainnya berfungsi hanya pada pemeriksaan

78

Contoh visa sebagaimana terlampir.

Page 79: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

65

saja. Karena mahram pada jama‟ah umrah perempuan -yang tidak disertai

mahram nasab atau suaminya- yang tertera dalam keterangan visa, tidak dapat

berlaku sebagaimana mahram yang dimaksud syari‟at karena pada dasarnya

mereka bukan mahram. Fungsi mahram sebagai pendamping sangat perlu bagi

perempuan. Contoh kecil seperti ketika melakukan rangkaian ibadah umrah,

dalam tawaf dan sa‟i. Seorang perempuan membutuhkan pendamping, ketika

berdesak-desakan dengan sekian banyak jama‟ah dari berbagai penjuru dunia.

Ketika bersama dengan mahram yang ditunjuk tersebut, dalam situasi

melaksanakan rangakaian ibadah umrah ini, mahram tidak dapat berfungsi. Maka

penyertaan mahram bersama sesama muslim kurang tepat. Apalagi penerapan

sebagaimana yang telah terjadi di lapangan dengan melalui proses perubahan data

menjadi sedemikian rupa, sehingga dapat tertera keterangan pada visa jama‟ah

perempuan tersebut bersama dengan mahram nya (sebagai paman, saudara

kandung atau mahram yang lainnya). Jika memang adanya ketentuan harus

beserta mahram, pendapat ulama yang lebih tepat untuk diterapkan diantaranya

pendapat imam Syafi‟i yang mensyaratkan keamanan. Yakni sebagaimana pada

penerapan mahram bagi jama‟ah haji diikutkan dengan mahram rombongan.

Ketika melaksanakan rangakaian ibadah haji atau umrah, dapat berdampingan

beserta jama‟ah perempuan yang lainnya. Sehingga tidak harus melewati proses

perubahan data sedemikian rupa dan pembayaran uang mahram.

Page 80: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Problematika yang dihadapi dalam penerapan peran kesertaan mahram

bagi perempuan dalam perjalanan haji dan umrah di Direktorat Penyelenggaraan

Haji dan Umrah adalah

1. Pada jama‟ah haji mahram diupayakan sebisa mungkin untuk

menyertai jama‟ah dan jika benar-benar tidak ada mahram nya pada

daftar calon jama‟ah haji ditahun-tahun berikutnya maka akan

diikutkan mahram jama‟ah atau mahram rombongan. Sedangkan pada

penerapan kesertaan mahram untuk jama‟ah umrah, mereka benar-

benar harus disertai mahram personal dan tidak diikutkan pada

mahram rombongan. Sehingga jika tidak disertai mahram mereka,

pihak biro wisata menunjuk salah satu jama‟ah laki-laki untuk

dijadikan mahram dan diberi keterangan pada visa bahwa mereka

memiliki hubungan mahram. Jama‟ah perempuan tersebut harus

membayar uang mahram sesuai ketentuan dari masing-masing biro

perjalanan haji dan umrah.

2. Adanya kewajiban bagi jama‟ah perempuan yang tidak disertai

mahram-nya untuk mengikui beberapa ketentuan, salah satu ketentuan

yang telah dijalankan oleh beberapa pihak biro perjalanan haji dan

umrah adalah adanya batas usia bagi jama„ah perempuan yang pergi

Page 81: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

67

tanpa mahram. Yakni bagi mereka yang berusia kurang dari empat

puluh tahun, harus membayar uang mahram dengan mahram yang

telah ditentukan oleh pihak tertentu. Sedangkan bagi jama„ah yang

berusia lebih dari empat puluh tahun, mereka tidak dikenakan uang

mahram.

Peran kesertaan mahram bagi perempuan dalam perjalanan haji dan umrah

adalah sebagai salah satu solusi dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi

selaku negara yang akan menjadi tujuan perjalanan dan ibadah yang berdasarkan

peraturan-peraturan syariat bahwa setiap warga negara asing perempuan yang

datang maka harus disertai dengan mahramnya, kebijakan tersebut juga sesuai

dengan dalil yang menjadi dasar hukum kewajiban perempuan bersama

mahramnya dalam seluruh safar demi keamanan. Maka dalam hal kesertaan

mahram ini menurut pengakuan dari biro perjalanan wisata dan kementrian

agama, mereka hanya menjalankan dan memenuhi segala peraturan dan ketentuan

yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.

B. Kritik dan Saran

Kementrian agama sebagai badan tertinggi pengawas haji dan umrah,

hendaknya lebih mengawasi dan memperhatikan biro wisata terutama dalam hal

kesertaan mahram bagi jama‟ah perempuan. Selain itu, memberikan solusi kepada

biro wisata untuk mencapai peraturan kesertaan mahram dalam umrah. Dapat

dilakukan dengan membicarakan hal ini kepada pihak-pihak keagamaan di

Indonesia dan kepada Negara Arab Saudi.

Page 82: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

68

Untuk biro perjalanan haji dan umrah yang memiliki tujuan baik,

menyampaikan dan melayani masyarakat melaksanakan ibadah ke tanah suci,

hendaknya tidak semena-mena dalam menentukan uang mahram atau membuat

suatu kebijakan. Sehingga tidak menimbulkan tuduhan dari pihak-pihak lain atas

diberlakukannya uang mahram tersebut.

Page 83: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

68

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, Metode penelitian Kualitatif, Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2016.

A.W. Munawwir. Kamus Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. 1997. Surabaya:

Pustaka Progressif.

Basyuni, Muhammad Maftuh, Reformasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press.

2008.

Creswell, John W. Research Design; Qualitative & Quantitative. (terj.).cet II.

2003. Jakarta: KIK Press.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, Edisi ke-3 Cetakan ke-2, 2002.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dinamika dan Perspektif

Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Peraturan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Kementrian Agama Republik

Indonesia. 2012.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.2011. Rajawali Press:

Jakarta.

Harahab, Sumuran. Kamus Istilah Haji dan Umrah. 2008. Jakarta: Mitra Abadi

Press.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba

Humanika, 2010.

John W. Creswell. Research Design; Qualitative & Quantitative (terj.).cet II.

2003. Jakarta: KIK Press.

Kartono, Ahmad. Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Jakarta.

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. 2015. Kemenag: Jakarta.

M. Subana dan Sudrajat. Dasar-Dasar Ilmu Penelitian Ilmiah. 2001. Bandung:

Pustaka Setia.

Page 84: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

69

Mulia, Siti Musdah dan Ahmad Thib Raya. Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam

Islam. Bogor: Prenada Media. 2003.

Mulyanto, Agus. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009.

Mustaqim, Abdullah. Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam no.9, 1 januari

2010.

Najwa, Nurun. Wacana Spiritualitas Perempuan (Prespektif Hadis). 2008.

Yogyakarta: Cahaya Pustaka.

Peraturan tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2012.

Putuhena, Saleh. Historiografi Haji di Indonesia. 2007. Yogyakarta: LKIS.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an.

Vol. 2. 2009. Jakarta: Lentera Hati.

Rofi‟i. Harun, dan Edi Mulyono. Panduan Praktis dan Terlengkap Ibadah Haji

dan Umrah. Yogyakarta: Safira. 2013.

Syahrur, Muhammad. Prinsip dan Dasar Hermeneutik Hukum Islam

Kontemporer. 2007. Yogyakarta: ELSAQ Press.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

2010.

Ta„limatul Hajj. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Direktorat

Pembinaan Haji dan Umrah:2015.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik

Program Strata 1 2013/2014. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2013

Hamidah, Nur. Wanita dalam perspektif As Sunnah. Thesis dari Pasca Sarjana

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Syahidah, Nur Laila. Kontekstualisasi Hadis Penyertaan Mahram dalam

Perjalanan Seorang Perempuan. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.

Page 85: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

70

Somad, Abdus. Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Ditjen PHU) Kementrian Agama

Republik Indonesia Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.

Page 86: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

71

Lampiran 1

Hasil wawancara 5 Februari 2017, pada salah satu staf biro wisata haji dan umrah.

Transkrip Wawancara:

T: Bagaimana ketentuan kesertaan mahram yang berlaku kak?

J: Untuk mahram ya, yang sudah punya mahram sendiri, tinggal di input

datanya, kalau yang belum punya, ketentuannya di bawah usia 40 tahun harus

bayar uang mahram kalau diatas usia 40 tahun ya gak papa gak bayar uang

mahram dan gak pakai mahram

T: ketentuan itu siapa yang nentuin kak?

J: Udah dari sananya, dari Provider yang kasi tau kita, provider dari kedutaan

Arab Saudi.

T: Provider? Badan apa itu kak?

J: Provider itu perusahaan yang mengeluarkan surat izin buat ke Arab Saudi

T: Maksudnya? Visa?

J: Bukan, itu sebelum jadi visa disebut Mofa. Ketika Mofa sudah di stampel

oleh KEDUBES Arab Saudi, itu baru jadi Visa.

T: Mofa berapa lama masa berlakunya kak?

J: Cuma dua minnggu, kalau Visa 30 hari.

T: Dua minggu? Jadi kalau ngantri di Provider nya gimana?

J: Ya kita kerjasamanya gak sama satu provider, kita kerjasama dengan

beberapa provider.

T: Perusahaan yang bisa jadi provider itu, apa syarat-syaratnya kak?

J: Wah… kurang tahu saya ya….

T: Intinya berarti dia kerjasama dengan KEDUBES ya kak, buat bisa

ngeluarin Mofa tadi?

J: Iya.

T: Kalau sampai masa berlaku Mofa habis gimana kak, sebelum di stampel?

J: Ya itu dia jangan sampai habis, Kita harus kerjasama dengan beberapa

provider.

Page 87: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

72

T: Berapa lama Mofa itu jadi kak?

J: Gak lama kok, tergantung juga. Misalnya kita masukin data pagi nih…

malam atau besok udah bisa jadi. Tapi kalau lagi ngantri, ya ngantri.

T: Untuk masalah mahram yang bayar tadi kak, berapa bayarnya?

J: 300 ribu

T: Itu untuk operasional apa aja?

J: Ya itu udah ketentuan dari provider-nya

T: Jadi bayarnya ke provider?

J: Iya

T: Emang segitu kak?

J: Gak sih… kalau dari sananya paling 200 ribu, kita ambil seratus buat

operasionalnya.

T: Untuk pemeriksaan mahram itu dimana sih kak, imigrasi ya?

J: Bukan, diterminal kita mau masuk Arab Saudi

T: Terus setelah itu, dimana lagi?

J: Udah gak ada lagi

T: Terus, praktek di lapangannya ketika umrah gimana?

J: Ya gak ada, Cuma buat pemeriksaan aja.

T: Problem tentang mahram yang bayar itu apa aja kak, yang pernah terjadi?

J: Ya… kadang pernah, mahram sakit, jadi gak bisa berangkat

T: Terus gimana?

J: Ya kita konfirmasi ke Provider, nanti di kasi stempel keterangan ganti

mahram, tapi bahasa Arab tulisannya.

T: Jadi ditunda kak, keberangkatannya?

J: Iya.

T: Untuk persyaratan ke Arab Saudi harus disertai mahram siapa yang

menentukan kak?

J: Muassasah Arab Saudi

T: Jadi dari KEDUBES yang kasi tau ya?

J: Iya

T: Provider?

Page 88: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

73

J: Provider Cuma dibawah KEDUBES

T: Intinya semua ketentuan dari KEDUBES, provider yang kasi tahu ke travel

kak?

J: Iya

T: Ada ketentuan-ketentuan atau kayak undang-undang secara tertulis kak,

dari Arab Saudi?

J: Gak ada, kami Cuma dikasi tau aja sama provider

T: Jadi, Cuma diinfokan aja?

J: Iya.

T: Emang sering ada perubahan kak?

J: Ya kadang mungkin, Cuma kasi tau kalau berapa hari sebelum

keberangkatan visa harus jadi, itu yang berubah-ubah.

T: Owh.. jadi Cuma masalah jangka waktu jadinya visa sebelum

keberangkatan aja?

J: Iya.

T: Kembali lagi ya kak, untuk pemeriksaan mahram yang katanya diterminal

tadi, itu ketat gak kak?

J: Ya kadang ketat, kadang gak juga sih… tergantung keadaan. Saya pernah

berangkat juga, mahram saya sakit, jadi saya tetap berangkat aja, cari Air

Line yang mau berangkatin nanti disananya bisa ngelolosin masuk gak pakai

mahram

T: Jadi Air Line juga bisa berpengaruh kak?

J: Ya.. saya kemarin gitu

T: Terakhir ni kak, buat data yang di input untuk jadi Mofa itu apa aja?

J: Owh ya ini, kayak gini contohnya (sambil memperlihatkan computer ke

saya dan menjelaskan keterangan-keterangannya)

T: Boleh saya minta data itu, buat sample?

J: Owh ya… saya printkan aja.

Ok… Makasih kak…

Page 89: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

74

Lampiran 2

Hasil wawancara 13 Februari 2017, pada salah satu staf biro wisata haji dan

umrah.

Transkrip Wawancara:

P: Bagaimanakah ketentuan yang diterapkan dalam travel ini bagi jama„ah haji

atau umrah perempuan yang tidak disertai mahram -nya?

N: kami menentukan tidak adanya surat mahram, jadi mereka harus disertai

mahram -nya, karena saya berpegang pada pemahaman hadis tentang mahram

bahwa memang seorang perempuan harus disertai mahram nya. Hal tersebut

karena pengalaman saya ketika haji adanya jama„ah perempuan tanpa disertai

mahram nya, ia mengalami cedera kakinya didepan masjid al-haram, dan kami

sebagai satu rombongan tidak tahu ia dirawat dimana. Karena tidak ada mahram

yang menyertainya. Selain itu juga pernah ada dalam satu rombongan saya,

pemimpin rombongan yang memebawa istrinya ketika haji, ia memperhatikan

jama„ah perempuan yang lain sehingga kurang memperhatikan istrinya. Sampai-

sampai istrinya marah, merasa terlantar. Jadi saya berfikir bahwa lebih kuat

pemahaman hadis tentang mahram ini jika dipahami ya memang perempuan pergi

harus dengan mahram (dalam ibadah haji atau umrah). Memang benar ada

pendapat boleh di mahram kan rombongan, asalakan aman. Tetapi dengan

pengalaman saya tadi, dapat merepotkan orang lain jika demikian. Sedangkan

akhir-akhir ini saya mendengar untuk peraturan jamaah perempuan yang dibawah

usia 45 tahun harus dengan mahram, untuk yang diatas itu tidak. Tetapi, orang

Arab jika musim haji justru banyak orang-orang dari suku-suku luar, yang mereka

ketika melihat lawan jenis hasratnya kuat. Dengan berbagai pengalaman tentang

kejadian-kejadian perempuan yang dibawa orang Arab. Hadis ini bersifat

universal dalam memahaminya karena hadis juga termasuk wahyu karena

disampaikan oleh Rasul yang dibawah control Allah swt.

P : bagaimana dengan biro perjalanan yang memiliki kebijakan lain?

N : untuk masalah itu, orang Arab Saudi percaya dengan data yang dibawa

jama„ah. Di imigrasi, jama„ah dipanggil untuk diperiksa identitasnya, tetapi

petugas percaya saja dengan data yang ada. Tapi akahir-akhir ini saya mendengar

pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini sudah menyangkut bisnis oriented, artinya

semakin banyak orang yang masuk ke negaranya, semakin banyak income

Negara. Sehingga bagi mereka asal ada formalitas yaudah…. bisa, tapikan kita

gak bisa main-main dari segi hukumkan…. Ini artinya melanggar agama.

Page 90: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

75

Kemudian dari ijtihad mereka, ada yang mengatakan mahram rombongan itu,

dalam rombongan ada orang yang dipercaya gitu.. tapi ya itu tadi, melihat

pengalaman kejadian-kejadian tadi. Kecuali kalau benar-benar ikhlas membantu (

sebagai mahram) dan tidak mengganggu aktivitas orang lain. tapikan jarang….

P : jadi kebijakan itu, (tentang pembayaran uang mahram ) yang mengeluarkan

kementrian agama?

N : iya saya pikir kementrian agama, atau saya anggap apakah kementrian agama,

atau orang Indonesia yang membodohi pemerintah Arab Saudi atau petugas

imigrasi atau juga Karena pemerintah Arab Saudi yang penting uang masuk,

sehingga tidak ketat dalam persoalan mahram, sehingga kementrian agama ketika

mengeluarkan perintah surat mahram, atau dengan pemahaman mereka dengan

berjalan bersama-sama bisa dipercaya. Memang bisa dipercaya, tapi ya

dampaknya, gitu…

P : lalu bagaimana dengan penentuan mahram, memang dilegalkan dari

kementrian agama atau bagaiamana?

N : naa… itu, ya kementrian agama yang melegalkan, seperti ONH misalnya

dalam satu rombongan di pasang-pasangkan ini dengan ini misalnya. Ya seperti

yang saya bilang, Allah kok dikibulin gitu, padahalkan ini hukum.

P : jadi sebenarnya pemerintah Arab Saudi tau gak si pak, sebenarnya dengan

keadaan yang terjadi di Indonesia seperti ini dan dampaknya?

N : mungkin pemerintah Arab Saudi ada jaminan dari pemerintah Indonesia

kemudian ada uang masuk jugakan bagi mereka, seperti itu…

P : apakah memang kebijakan itu tidak ada perubahan ya pak, dari Arab Saudi?

N : ya kalau kebijakan mahram itu, baru beberapa tahun belakangan ini. Kalau

dulu semuanya harus pakai mahram, tapi ya dulu ada keterangan surat mahram

itu.

P : bagaimana dengan realita sekarang di Indonesia pak, bagaimana cara kita

menyikapi dengan bertambah banyaknya orang-orang yang ingin berangkat umrah

dan banyaknya travel-travel yang kebanyakan tidak menggunakan kebijakan

seperti yang bapak terapkan disini?

N : jadi ya itu memang problem, ketika saya diajak masuk kesini itu ya saya

minta satu saya mau, tapi betul-betul melaksanakan al-Qur‟an dans sunnah.

Karena yang seperti saya teliti dan say plajari, pertama uangnya tidak halal, kedua

tidak kondusif prosesi ibadahnya.

Page 91: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

76

P : jadi menurut bapak, pemahaman dari pemerintah Arab Saudi tentang hadis ini

ya seperti dalam matannya pak?

N : iya… ya kemudian petugas imigrasi yang menjalankan.

P : untuk kementrian agama mengeluarkan kebijakan itu, ada secara tertulisnya

gak pak?

N : ya artinya ada didalam persyaratan itu ada seperti passport, jaminan kesehatan,

surat mahram ya seperti itu, jadi ya merupakan persyaratan. Karena Arab Saudi

mengatakan harus dengan mahram, sementara orang Arab Saudi tidak mengerti

bahwa menimbulkan dampak seperti itu.

Page 92: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

77

Lampiran 3

Hasil wawancara 20 Februari 2017, pada salah satu staf biro wisata haji dan

umrah.

Transkrip Wawancara:

P : bagaimana ketentuan jama„ah haji atau umrah yang mereka tidak disertai

mahram ?

N : untuk pertanyaan mbak, seputar mahram memang kita tidak mempunyai

peraturan sendiri, tetapi berbalik kepada peraturan kedutaan Arab Saudi. Dan itu

memang salah satu syari„at yah…. Secara logikanya memang perempuan harus

didampingi oleh mahram nya. Tapi ada ketentuan bahwa jama„ah umrah yang

perlu di mahram kan adalah wanita yang usia di bawah 45 tahun , jadi diatas usia

45 tahun itu boleh tanpa diserta oleh mahram nya. Itu ketentuan dari kedutaan

Saudinya plus proses visa umrahnya. Atas dasar itu, banyak gejala yang muncul

terutama beberapa calon jama„ah mahram yang akan berangkat karena terkendala

biaya. Mungkin Dia bekerja gitukan, yang belum bisa memberangkatkan sama

kakaknya, orang tuanya atau saudaranya ya kan yang menjadi mahram nya. Jadi

suatu permasalahan tersendiri yang harus diakomodir, bagaimana bisa

memberangkatkan jama„ah wanita. Nah… kitakan travel ya, setiap travel itu

namanya agent, agent itu punya klue baik itu klue air lines, hotel, departemen

agama, kedutaan dan agent harus mengumpulkan semuanya dan atas dasar itu dari

kedutaan menjadi sebuah keharusan bagi jama„ah perempuan untuk disertai

mahram nya. Tapi mungkin inilah beberapa kendala-kendala yang terjadi bahwa

bagaiamana dalam tanda kutip mensiasati kebijakan ini. Dan ini pernah berjalan

dibuatkan mahram, misalkan mbak Syahidah usia kurang dari 45 tahun misalkan

ada paman, paman aslinya ini tidak tahukan kedutaan lebih tepatnya kedutaan

Saudi. Maka misalnya Azizah itukan di mahram kan dengan Abdullah sebagai

pamannya dan kita mengajukan surat keterangan mahram kepada kementrian

agama. Sedangkan alat-alat pendukungnya, misalkan akta kelahira, misalkan

Azizah di akta kelahirannya bin Yahya sedangkan di akte kelahirannya Abdullah,

misalkan Abdullah bin Salim, nah nanti diruntut kakeknya, brarti Dia masih ada

hubungan kakek kan dengan Salim karena pamannya. Nanti bisa dilihat biasanya

di kartu keluarga bapaknya Azizah harusnya ada keterangan bapaknya Salim, nah

nanti bukti-bukti itu yang dibutuhkan oleh kementrian agama untuk mahram nya.

Menjadi bukti bahwa Azizah keponakan Abdullah dan nanti diselipkan surat

keterangan mahram nya. Dan di system disebutkan bahwa Azizah nomer passport

sekian-sekian, lahir tanggal sekian terdeteksi Dia masih berusia di bawah 45 tahun

Page 93: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

78

kan, disebutkan mahram nya siapa. Kemudian Abdullah bin Salim juga nanti ada

keterangan bahwa Abdullah adalah mahram nya Azizah. Kemudian nanti

Abdullah dan Azizah didekatkan, setelah itu sudah tinggal stamp visa. Selanjutnya

adalah keberangkatan, keberangkatan itu tinggal…. Tahun-tahun terakhir ini, satu

tahun terakhir ini sampai di Jeddah nanti ada antrian imigrasi. Dalam proses ini

nanti akan kita dekatkan dengan mahram nya. Seperti Azizah jangan jauh-jauh

dari Abdullah. Dating dengan mahram, kemudian pas pulang juga harus dengan

mahram nya. Dilihat passport Azizah udah ok, Abdullah nya mana nih… kalau

Abdullahnya gak ada gak bisa pulang. Begitu juga kalau Abdullah nya kalau

Abdullahnya pulang duluan gak ada Azizah juga gak bisa. Tapi kalau misalnya

Dia (jama„ah) dengan berangkat dengan mahram aslinya kan misalnya dengan

bapaknya, ya udah gak ada masalah. Dilihat dari akta anaknya, ketrangan

bapaknya sebagai penanggung jawab anak laki-lakinya misalnya dibawah usia 18

tahun gitu kan… nah itu beda lagi artinya tidak dibutuhkan surat mahram. Dari

kedutaan langsung mengetahui bahwa ini bapaknya. Brarti dokumennya dokumen

kelahiran, surat nikah kalau dengan istrinya dan tidak perlu surat mahram.

Sedangkan untuk yang menggunakan surat mahram tadi kan terlihat jauh

hubungannya, makannya di kuatkan dengan surat-surat keterangan yang lainnya.

Kalau untuk di haji tidak seribet di mahram, karena ya kadang bisa jadi istri sama

suaminya mendaftar dengan tahun yang berbeda istrinya dulu misalkan, lalu

suaminya. Maka bisa saja berangkat bareng, yang jelas saya lihat kalau di haji

tidak seribet di umrah dan hampir-hampir tidak ada surat keterangan maẖram.

P : kalau untuk maslah biaya pembuatan surat mahram itu ada pak ?

N : ada…

P : sekitar berapa pak?

N : sekitar… maksimal 100 sampai 300 ribuan

P : terus nanti biayanya kemana larinya pak? Ke kementrian agama?

N : mmmm… he em ke kementrian agama, tapi saya kurang tahu juga… yaa…

kalau sekarang, agak longgar akhir-akhir ini… kemarin umrah pakai mahram ?

P : ya pakai, tapi kayaknya gak begitu ketat, gimana itu?

N : ya memang dua tahun terakhir ini, sudah agak longgar. Malah sekarang lebih

sering laki-laki sendiri di sebelah sana.

P : jadi surat mahram itu yang ngeluarin dari mana?

N : dari Kanwil kementrian agama.

Page 94: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

79

P : itu biaya masuknya ke kanwil atau kemana sih ke kanwil atau kedutaan?

N : ke travel biasanya atau ke kanwil, gak kalau ke kedutaan.

P : travel provider itu, ada hubungannya dengan prosedur pembuatan surat

maẖram itu tadi?

N : menurut saya ada tiga macam perizinan ya… izin ke kementrian agama, subdit

Haji, subdit umrah dan perizinan visa. Untuk provider ini, berkenaan dengan

perizinan visa. Dia harus punya perizinan umrah, izin haji dan izin visa atau

perizinan provider. Kalau travelnya sendiri ada sekitar 650 travel yang ada

perizinan umrah. Untuk yang punya perizinan visa atau provider, dari 650 itu

mungkin sekitar 120 an. travel yang sebagai provider ini yang mengurusi data

jama‟ah mulai dari entry data sampai pada visa. Jadi travel ini punya hubungan

system langsung dengan kementrian Saudi, dan travel ini sudah mempunyai izin

umrah. Ketika dimsukkan datanya, kemudian diproses disana sudah dapat nomor

Mova, kemudian diproses disini kemudian disiapkan data legalnya baru

dimasukkan ke kedutaan. Jadi setiap provider visa punya izin umrah. Setiap

kantor-kantor travel yang belum punya izin umrah sendiri, dia akan mengajukan

perizinan jama‟ah umrahnya di provider visa. Dengan menyertakan data-data

yang lengakap itu, di Makkah dimana, di Madinah di hotel mana, berapa hari.

Kemudian maẖram nya siapa semua data lengakap. Karena nanti jika terjadi

kesalahan disitu, terjadi kesalaahan di system. Kalau dulu semua yang mengurusi

kedutaan, mulai dari entry data sampai visa, tapi kalau sekarang sudah ada yang

namanya proider visa. Mungkin ya sekitar 80 % di kerjakan ditravel kemudian

datanya dikirim ke kedutaan di cocokkan dengan ,berkas aslinya kemudian di

print baru dicetak di kasi stampel visa baru selesai.

P : bagaimana dengan problem, tentang surat maẖram ini apakah ada? Misalnya

masalah kesertaan mahram nya gimana aplikasi ketika umrah?

N : untuk problem ya, selama kita mengikuti peraturan kedutaan ya, insyallah gak

pernah ada problem. Kecuali kalau terjadi kesalahan dalam penulisan data yang

tidak sesuai dengan aslinya pada system. Jika terjadi demikian bisa jadi tidak

keluar visa atau keluar visa tapi gak bisa berangkat. Karena kalau sekarang saya

gak tahu ya, kalau dulu iyu ada tertulis nama mahram nya di passport yang laki-

Page 95: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

80

laki atau perempuan yang di mahram kan. Yang kemudian berdampak kalu mau

keluar dari Saudi keduanya harus bareng, karena di masing-masing passport sudah

tertulis.

P : ketentuan mahram itu dari mana?

N : Kedutaan Arab Saudi

P : ada gak peraturan secara tertulis nya tentang mahram atau hanya sekedar info?

N : sejauh ini sih, tidak ada ketentuan secara tertulis, tapi menjadi syarat.

Misalnya untuk kita ke America boleh hanya dengan code booking saja bisa. Tapi

untuk Saudi peraturannya memang tiket harus asli. Untuk peraturannya tertulis

kapan kita juga gak tahu, tapi kalau untuk peraturan secara tertulis itu biasanya

Cuma dilayangkan kabar di madding kedutaan gak ke travel-travel gitu ya,

misalnya tentang tanggal berapa kedutaan tidak menerima tiket maskapai blaa..

blaa.. blaa… yaudah besok kita kasi tahu ke travel-travel. Lo pakai maskapai ini

ya? Gak bisa di panding dulu. Karena nya kenapa, ya kita gak tahu. Artinya

kewenangan, semuanya pengeluaran visa, kemudian ketentuan persyaratan,

apapun itu semua menjadi kewenangan Saudi. Kita apalagi travel ya, kalau mau

jadi provider ya harus mengikuti, kalau gak merekapun gak mengemis. Ya tahu

sendrikan ketentuan untuk perjalanan ibadah haji dan umrah semuanya dari Saudi

gak hanya di Indonesia, di Malaysia pun dan seluruh dunia itu pasti Saudi yang

punya wewenang. Ya paling kita mengapresiasi dengan kementrian Agama gitu

ya, menjaga hubngan dengan konsulat visa nya, dengan duta besarnya kalau ada

yang memberatkan kita bisa saling komunikasi dengan kementrian agama,

konsulat juga untuk merubah itu semua tidak mudah karena memenag kebijakan

mereka. Asal kita mengikuti sih.. sebenarnya mudah, jangan melawan gitu kan…

ya kita tinggal kasi tahu ke masyarakat bahwa ini persyaratannya.

P : dengan adanya hal demikian bagaimana dengan jumlah jama‟ah umrah?

N : ya semakin meningkat, untuk grafik jama‟ah semakin meningkat. Ditambah

dengan umrah yang murah yang mudah terjangkau, jadi masyarakat luas jadi

mudah mengakses kesitukan. Dengan menyediakan fasilitas yang terjangkau

untuk jama‟ah.

P : baik.. kesimpulan yang dapat saya ambil, agent (travel) hanya menjalankan

peraturan dari kedutaan dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Dan

kementrian agama yang menetapkan dan mengeluarkan suarat mahram itu…?

N : kementrian Agama, tapi mungkin perlu di up date lagi untuk sekarang-

sekarang masih ngeluarin surat mahram apa gak. Tapi beberapa tahun terahir ini

Page 96: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

81

ya, sudah tidak mengeluarkan surat keterangan mahram setahu saya ya… tapi ini

musti nanti ditinjau lagi. Kalau tidak berarti travel yang menjamin gitu ya…

(mengeluarkan) surat keterangan mahram.

P : kenapa kadang-kadang di imigrasi itu seperti tidak begitu diperhatikan

peraturan yang sudah ditentukan dari kedutaan tadi?

N : ya kadang memang seperti itu, kita dari agent tidak membuat peraturan, hanya

mengikuti dari kedutaan saja.

P : bisa gak, peraturan itu kadang longgar karena antrian jama‟ah yang di imigrasi

itu terlalu panjang? Karena saya lihat kok seperti untung-untungan?

N : ya kadang bisa dibilang begitu, tapi kalau alasannya seperti itu, itu kan

peraturan dari mereka. Bisa dong seharusnya kalau antrian jama‟ah panjang

mereka buka konter lagi. Tapi gmana ya.. dari panitia atau petugas imigrasi yang

kurang piyawai ya… disaat jama‟ah udah capek, baru dating sudah dipusingkan

dengan antrian imigrasi yang membingungkan. Tapi ya gitu, gak Indonesia aja,

semua Negara mengalami itu. Kita bukan menjelekkan ya.. tapi ya… kadangan

mereka kalau lagi kurang mood nya ditutup antriannya. Ya begitulah…

Kita sebagai agent hanya mengikuti peraturan dari kedutaan dan

menjalankannya, adapun kementrian dan kedutaan sebagai mitra kerja kami.

Apalagi kementrian Agama sebagai orang tua kami. Kami hanya menjembatani

antara keinginan masyarakat dengan peraturan yang ada, yang telah dibuat oleh

kedutaan. Bagaimanapun kementrian Agama sebagai pelenggara haji ingin

menyelenggarakan lebih baik.

P : baik terima kasih sekali… atas informasinya, saya mohon maaf apabila ada

kata-kata yang kurang berkenan dan pertanyaan yang kurang pas… semoga

infonya dapat memperlancar penelitian saya.

Page 97: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

82

Gambar.1

Page 98: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

83

Gambar.2

Page 99: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

84

Gambar.3

Page 100: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

85

Page 101: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

86

Page 102: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

87

Page 103: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

88

Page 104: PERAN KESERTAAN MAHRAM BAGI PEREMPUAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37115/1/ANA... · surat keterang mahram dan segala . ... Juga kepada Kakak-Adek penulis

89