peran komunitas literasi perpus rakyat dalam upaya
TRANSCRIPT
i
PERAN KOMUNITAS LITERASI PERPUS RAKYAT DALAM UPAYA
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S. 1) dalam Ilmu Perpustakaan
Oleh:
MONICA ADE REZA
IPT.160877
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
NOTA DINAS
Pembimbing I : Muhammad Rum, S. Ag., SS., M. Si
Pembimbing II : Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M. M
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora
Kepada Yth,
Ibu Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari Monica Ade Reza yang berjudul “Peran
Komunitas Literasi Perpus Rakyat Dalam Upaya Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat Kota Jambi, telah dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna
melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
sarjana strata satu (S.1) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat
diterima dengan baik.
Demikianlah keterangan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi
kepentingan perpustakaan Perguruan Tinggi dan atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Muhammad Rum, S. Ag, SS., M. Si Syamsuddin, S. Ag, S. IPI, M. M
NIP. 197107112000031003 NIP. 197001072001121002
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
PENGESAHAN
Skripsi ini teiah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada Jum ’at
tanggal 02 Oktober 2020 dan teiah diterima sebagai bagian dari persyaratan yang
harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.l) dalam Ilmu
Perpustakaan dengan nilai B+.
Jambi, November 2020
Mengetahui
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
Pr, H aliiih Pia’for, S,Ag,.M,Fil.I N IP .196012111988032001
Sekr^taris Sidang
Drs. Suwan
N IP.196509171987031005
a Sidang
DrilRaudhm. S.Ag. SS. M.Pd.I
NIP. 197210101999032007
Penguji I
N IP .198209242011012016
Penguji II
Rorv nlLSiTuMIP N IP .199206302018012001
iv
v
MOTTO
MOTTO
م ب لذي ع
رم , ال
ك
ال
ك ورب
رأ
ق , اق
ل من ع
سان
ن
ال
ق
ل
, خ
ق
ل
ذي خ
ال
ك باسم رب
رأ
م , اق
لق
ال
م م يعل
ما ل
سان
ن
م ال
ل 1 ع
Artinya:
”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya”
Artinya:
”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”
1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an Wanita dan Keluarga. (Jakarta: Al Huda Kelompok
Gema Insani, 2016). Q.S. Al-Alaq :1-5. hlm.598
vi
1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an Wanita dan Keluarga. (Jakarta: Al Huda Kelompok
Gema Insani, 2016). Q.S. Al-Alaq :1-5. hlm.598
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah sujud syukur ku persembahkan kepada Allah SWT yang Maha
Kuasa atas segala-NYA, terimakasih atas rahmat dan karunia-NYA sampai saat
ini, sehingga saya dapat mempersembahkan skripsi ini pada orang-orang yang ku
sayangi.
Terimakasih untuk kedua orangtua ku tercinta, Ibu (Desi Liah) dan Bapak
(Anwar) yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang,
penuh cinta serta memberikan dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan
dalam hidup ini. Terimakasih untuk segala ketulusan doa yang kalian lantunkan
tiada hentinya kepada Allah SWT.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas
segala berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu dicurahkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
berjudul “Peran Komunitas Literasi Perpus Rakyat Dalam Upaya Meningkatkan
Minat Baca Masyarakat Kota Jambi”.
Terlepas dari kekurangan dan keterbatasan peneliti, atas izin Allah SWT
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta dukungan, do’a dan bantuan dari
beberapa pihak, baik berupa saran maupun kritik, terlebih bantuan bersifat moral.
Karena itu selayaknya dalam kesempatan istimewa ini peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Muhammad Rum, S.Ag., SS., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Syamsuddin, S.Ag., S.IPI., M.M selaku Dosen Pembimbing II yang
banyak sekali membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph. D selaku Rektor, Ibu Dr.
Rofiqoh Ferawati, SE.,M.El Wakil Rektor I, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd
Wakil Rekor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA Wakil Rektor III
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Halimah Dja’far, S. Ag., M. Fil. I selaku Dekan, Bapak Dr. Ali
Muzakir, M. Ag., Wakil Dekan I , Bapak Dr. Alfian, M. Ed Wakil Dekan II,
dan Ibu Raudhoh, S. Ag., SS, M. Pd. I Wakil Dekan III Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Athiatul Haqqi, S. Ag., S. IPI, M. I. Kom selaku Ketua Prodi Ilmu
Perpustakaan dan Ibu Masyrisal Milliani, SS, M. Hum sebagai Sekretaris
Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
5. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi khususnya dosen Prodi Ilmu Perpustakaan.
6. Kabag, Kasubbag dan Staf Akademik Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Semua anggota pengelola Komunitas Perpus Rakyat dan pengunjung yang
menjadi informan dalam penelitian ini.
8. Kakak tingkat Anis Fajru Laili, S.H., Ali Subro Milisi, S.IP, Arsyad Nuzul
Hikmat, S.IP, Firman Nofeki, A. Md. Sahabat saya M. Nabil, Reja Merlina,
Ovi Rosalinda, Ratih Anggreini, Nur Aini, Intan Pratiwi dan teman-teman
seperjuangan Prodi Ilmu Perpustakaan angkatan 2016.
9. Saudara dan saudari kandung saya Pahlevi Ade Reza dan Mutiara Ade Reza.
Semoga Allah membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik
mereka semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT, dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan orang yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis,
Monica Ade Reza
IPT.160877
x
ABSTRAK
Monica Ade Reza. 2020. Peran Komunitas Literasi Perpus Rakyat Dalam Upaya
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kota Jambi. Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Pembimbing I: Muhammad Rum,
S. Ag, SS, M. Si dan Pembimbing II: Syamsuddin, S. Ag, S. IPI, M. M
Penelitian ini membahas tentang Peran Komunitas Literasi Perpus Rakyat Dalam
Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kota Jambi. Bertujuan untuk
mengetahui peran komunitas literasi Perpus Rakyat dalam meningkatkan minat
baca masyarakat, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi komunitas
literasi Perpus Rakyat dalam meningkatkan minat baca masyarakat, untuk
mengetahui langkah strategis yang digunakan oleh komunitas literasi Perpus
Rakyat dalam upaya mengatasi kendala yang terjadi dalam meningkatkan minat
baca masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas Perpus Rakyat
berperan dalam menyediakan sumber informasi seperti tempat menyediakan
sumber informasi seperti buku, majalah, komik, novel dan jurnal dan sebagai
penghubung antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan dengan para
pengguna. Kendala yang dihadapi Perpus Rakyat ialah waktu dan jarak, anggaran
dana, sumber daya manusia (pengelola yang kurang paham dalam pengelolaan
buku dengan baik), serta koleksi yang dapat dikatakan masih sedikit untuk dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah strategis yang dilakukan oleh
komunitas Perpus Rakyat dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam
meningkatkan minat baca ialah lebih sering mengingatkan anggota komunitas
Perpus Rakyat mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan akan
memanfaatkan transportasi yang ada jika anggota terkendala dengan jarak
melakukan promosi, melakukan kerjasama, dan melalukan perekrutan anggota
yang lebih paham dalam pengelolaan koleksi.
Kata Kunci: Komunitas Literasi, Minat Baca
xi
ABSTRACT
Monica Ade Reza. 2020. The Role of the Community Library Literacy Community
in Efforts to Increase Reading Interest in the City of Jambi. Library Studies
Program Faculty of Adab and Humanities. Advisor I: Muhammad Rum, S. Ag,
SS, M. Si and Advisor II: Syamsuddin, S. Ag, S. IPI, M. M
This study discusses the role of the Community Library Literacy Community in
an Effort to Increase Reading Interest in the City of Jambi. Aims to find out the
role of the Perpus Rakyat literacy community in increasing public reading interest,
to find out what obstacles are faced by the Perpus Rakyat literacy community in
increasing public reading interest, to find out the strategic steps used by the
Perpus Rakyat literacy community in an effort to overcome the obstacles that
occur in increasing interest in reading society. This research is a descriptive
qualitative research. Data collection methods used are observation, interviews and
documentation. The results showed that the Perpus Rakyat community had a role
in providing information sources such as places to provide information sources
such as books, magazines, comics, novels and journals and as a link between
information sources and knowledge with users. The obstacles faced by Perpus
Rakyat are time and distance, budget funds, human resources (managers who lack
understanding in managing books well), as well as collections that can be said to
be still small to meet the needs of the community. Strategic steps taken by the
Perpus Rakyat community in overcoming problems that occur in increasing
interest in attention often remind members of the Perpus Rakyat community about
the activities to be carried out and will take advantage of existing transportation if
members are constrained by distance to promote, collaborate, and carry out
member recruitment who understand better in collection management.
Keywords: Literacy Community, Interest in Reading
xii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
NOTA DINAS .............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ................................. iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
ABSTRACT. ................................................................................................. x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 4
D. Batasan Masalah ......................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Peran ................................................................................. 6
B. Komunitas Literasi ...................................................................... 9
C. Sejarah Literasi di Indonesia ..................................................... 11
D. Pentingnya Komunitas Literasi di Indonesia ............................ 12
E. Peran Komunitas Literasi .......................................................... 14
F. Ciri-ciri Komunitas .................................................................. 14
G. Pilar Pembentukan Komunitas Literasi ..................................... 16
H. Minat Baca ............................................................................... 17
I. Ciri Seseorang yang Mempunyai Minat ................................... 22
J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca .........................23
K. Indikator Minat Baca ................................................................ 24
L. Studi Relevan ............................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian ........................................... 31
xiii
B. Subyek Penelitian ..................................................................... 31
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 31
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 32
E. Metode Analisis Data ................................................................ 34
F. Trianggulasi Data...................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Komunitas Perpus Rakyat
1. Sejarah Berdirinya Komunitas Perpus Rakyat ...................... 37
2. Visi dan Misi Komunitas Perpus Rakyat ............................. 39
3. Struktur Organisasi Komunitas Perpus Rakyat ..................... 39
4. Sarana dan Prasarana Komunitas Perpus Rakyat................... 42
5. Jadwal Kegiatan Komunitas Perpus Rakyat .......................... 43
B. Hasil dan Pembahasan
1. Peran Komunitas Literasi Perpus Rakyat dalam Upaya
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat .................................. 44
2. Kendala Yang Dihadapi Komunitas Literasi Perpus Rakyat
Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat ....................... 59
3. Langkah Strategis Yang Digunakan Oleh Komunitas Literasi
Perpus Rakyat Dalam Upaya Mengatasi Kendala Yang Terjadi
Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat ....................... 63
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................... 67
B. SARAN ..................................................................................... 68
C. PENUTUP .................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA ....................................................
DAFTAR INFORMAN ..................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................
DOKUMENTASI ...........................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Sarana dan Prasarana Komunitas Perpus Rakyat ................. 42
Tabel 4.2 Kegiatan Komunitas Perpus Rakyat. .............................................. 43
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Komunitas Perpus Rakyat ............................. 41
1
A. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Minat baca bukanlah sesuatu hal yang muncul dengan sendirinya pada
diri seseorang. Melainkan minat baca harus dipupuk dan dibina sejak usia
dini. Minat baca dapat menjadi kebiasaan membaca apabila tersedia bahan
bacaan yang sesuai untuk dibaca dan ada waktu yang cukup untuk membaca.
Karena minat baca itu sendiri tumbuh dari masing-masing pribadi seseorang,
apabila seseorang tersebut tertarik dengan apa yang akan dibacanya. Minat
baca dapat diartikan suatu kesadaran yang kuat guna memiliki kemampuan
membaca dalam tingkat konsentrasi tertentu, agar dapat memahami inti
permasalahan dari apa yang dibaca. Minat baca ialah keinginan yang kuat
disertai dengan usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam
kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadarannya sendiri atau dorongan dari luar.2 Berdasarkan pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah kesadaran dan keinginan yang
kuat untuk membaca, agar apa yang dibaca dapat dipahami.
Membaca dapat diartikan dengan suatu proses yang dilakukan dan
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis.3
Membaca merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, mewujudkan keterampilan dalam berbagai bidang untuk
memperbaiki kualitas kehidupannya. Adapun manfaat membaca bagi
pembaca, salah satunya dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
belum diketahui menjadi tahu. Sebab, membaca dapat dilakukan kapanpun
dan dimanapun kita berada, seperti melalui gadget, datang langsung ke
2 Farida Rahim. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara.
2005), hal 28 3 Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
(Bandung: Angkasa. 2005), hal. 7
2
perpustakaan ataupun melalui komunitas literasi yang terdapat di lingkungan
masyarakat tertentu.
Komunitas memiliki peranan yang penting dalam penyebaran
informasi kepada masyarakat sekitar komunitas tersebut. Karena sebagian
masyarakat belum mampu untuk mencapai informasi dengan cara sendiri.
Komunitas literasi ini didirikan sebagai sarana publik yang dapat mendorong
kegemaran dan kebiasaan membaca guna menambah pengetahuan masyarakat
dan terhindar dari berita hoax.
Peran komunitas dalam mendukung minat baca masyarakat salah
satunya dengan cara menyediakan koleksi yang memadai dan memfasilitasi
masyarakat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan agar wawasan dan
pengetahuan masyarakat tersebut berkembang, karena ketersediaannya
koleksi akan berpengaruh pada minat baca masyarakat.
Koleksi yang ada di komunitas literasi umumnya berasal dari bantuan-
bantuan para dermawan, sumbangan dari anggota komunitas itu sendiri dan
ada juga beli dengan menggunakan uang pribadi pemilik komunitas tersebut.
Dengan banyaknya orang-orang yang perduli untuk menyumbangkan buku ke
komunitas tersebut, maka akan banyak koleksi yang beragam dan yang
menarik untuk dibaca. Sehingga dengan hal ini dapat meningkatkan minat
baca masyarakat, agar mereka jadi gemar untuk membaca buku dan
masyarakat tidak buta aksara ataupun buta informasi.
Salah satu komunitas literasi yang aktif di Kota Jambi adalah
Komunitas Perpus Rakyat, komunitas Perpus Rakyat ini berdiri pada 17
November 2017. Yang mana saat ini komunitas literasi perpus rakyat
memiliki 44 anggota sebagai pengelola di komunitas ini. Komunitas Perpus
Rakyat ini telah memiliki legalitas hukum di Kementerian Hukum dan HAM
RI. Pada saat wawancara awal antara penulis dengan pendiri perpustakaan
komunitas Perpus Rakyat, Munthe mengatakan “Awal berdirinya
perpustakaan komunitas ini ialah dikarenakan kondisi minat baca masyarakat
di sekitar komunitas ini mengkhawatirkan sekaligus memperhatinkan. Hal
tersebut didapatkannya saat melakukan survey kecil-kecilan dikosan,
3
kontrakan teman, dan masyarakat sekitar. Bahwasanya, mereka tidak
memiliki buku bacaan untuk dibaca diwaktu yang senggang. Dengan
demikian maka keluarlah ide bagaimana cara menanggulangi masalah
tersebut”. 4
Komunitas Perpus Rakyat memiliki visi dan misi yang mereka buat
untuk tercapainya suatu program yang telah direncanakan bersama. Adapun
visi atau tujuan dari komunitas Perpus Rakyat ini, yaitu : Terbinanya
masyarakat melek literasi demi terwujudnya masyarakat madani.
Serta adapun misi dari komunitas Perpus Rakyat ini, yaitu :
1. Membuka rumah baca / rumah pustaka
2. Membuka program penulisan kreatif
3. Melakukan observasi dan riset, serta kegiatan pendidikan.
Komunitas Perpus Rakyat ini menyediakan berbagai bahan bacaan
seperti buku fiksi dan non fiksi yang dapat dibaca oleh kalangan anak-anak,
remaja, dewasa serta orangtua. Komunitas Perpus Rakyat ini memiliki koleksi
yang berjumlah 421 buku , yang terdiri dari buku sosial, politik, keislaman,
sejarah, dan buku anak-anak. Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini
adalah lapak baca pada Sabtu malam di Car Free Night Kota Baru, kelas
penulisan, diskusi atau bedah buku, kolaborasi antar komunitas seperti
peringatan hari anti korupsi dan bumi puisi, serta ada juga rumah bacanya.
Rumah baca ini berlokasi di perumahan Kembar Lestari II, RT. 28 sebelah
rumah-rumah penduduk, sehingga mempermudah akses masyarakat untuk
mendatangi rumah baca tersebut.
Komunitas literasi berperan sebagai fasilitas umum atau publik
melalui apa yang didapat mereka dengan memperoleh pengetahuan dan
berbagai ilmu pendidikan.5 Akan tetapi pada kenyataan di lapangan,
masyarakat sekitar kegiatan belum menggunakan atau memanfaatkan fasilitas
yang telah disediakan oleh komunitas dengan baik. Padahal membaca itu
4 Wawancara Ketua Komunitas : Munthe. Rabu, 02 Oktober 2019. 5 ELIB UNIKOM, jbptunikompp-gdl-satrianasa-39983-8-unikom_s-i.pdf diakses pada
Selasa, 18 Februari 2020, Pukul 23.01 Wib.
4
sangatlah penting, guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang
lebih lagi.
Berdasarkan prolog di atas, maka peneliti akan mencari seberapa besar
peran yang telah dilakukan oleh komunitas Perpus Rakyat di masyarakat.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Peran Komunitas
Literasi Perpus Rakyat Dalam Upaya Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran komunitas literasi Perpus Rakyat dalam upaya
meningkatkan minat baca masyarakat ?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi komunitas literasi Perpus
Rakyat dalam meningkatkan minat baca masyarakat ?
3. Apa langkah strategis yang digunakan komunitas literasi Perpus Rakyat
dalam upaya mengatasi kendala yang terjadi dalam meningkatan minat
baca masyarakat ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui peran komunitas literasi Perpus Rakyat dalam
meningkatkan minat baca masyarakat
b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi komunitas literasi
Perpus Rakyat dalam meningkatkan minat baca masyarakat
c. Untuk mengetahui langkah strategis yang digunakan oleh komunitas
literasi Perpus Rakyat dalam upaya mengatasi kendala yang terjadi
dalam peningkatan minat baca masyarakat
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan secara ilmiah
Dapat menambah wawasan khasanah ilmu perpustakaan khususnya
mengenai komunitas literasi dan minat baca
b. Kegunaan pada lembaga
Berguna sebagai masukan atau pertimbangan dalam pengembangan
5
Komunitas literasi dan Pengembangan Minat Baca Masyarakat.
D. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang ingin tercapai. Peneliti memandang
perlu memberikan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan
agar penelitian dapat dilakukan dengan fokus dan tidak meluas sehingga hasil
yang didapatkan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu
penelitian ini dibatasi oleh penulis yaitu hanya 4 kegiatan dari 6 kegiatan
yang dimiliki oleh komunitas Perpus Rakyat.
6
A. Teori Peran
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang
jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.6 Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial
tertentu. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan
dari seseorang yang mempunyai suatu status tertentu. Dalam arti tertntu,
status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah
seperangkat hak dan kewajiban dan peran adalah pemeranan dari perangkat
kewajiban dan hak-hak tersebut. 7
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka hal itu berarti dia menjalankan suatu peran. Keduanya
tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal
dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan
menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-
kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.8
Peran adalah pola, norma, peraturan dan nilai yang diharapkan
masyarakat atau seseorang atau sesuatu lembaga. Seorang ibu misalnya yang
diharapkan mampu berperan dalam menjaga dan membesarkan anaknya
sesuai dengan budayanya masyarakat disekitar.9
Jika dihubungkan dengan perpustakaan, maka perpustakaan memiliki
peran yang vital dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Istilah peran
6 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai
Pustaka.1984), hal. 735 7 Horton dan Hunt, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga.1999), hal.118. 8 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.2013), hal. 212-213 9 Laksmi. Manajemen lembaga Informasi: Teori dan Praktis. (Jakarta: Penaku,
2008) , hal. 44
7
disini adalah kedudukan, posisi dan tempat perpustakaan beroperasional.
Apakah penting, strategis, sangat menentukan, berpengaruh, atau hanya
sebagai pelengkap saja. Jika memperhatikan konsep dasarnya sebagai pusat
informasi, tentu perpustakaan mendapatkan peran yang cukup strategis di
tengah-tengah masyarakat.10
Peranan perpustakaan dalam masyarakat semakin hari semakin
dirasakan sangat penting. Masyarakat semakin menyadari bahwa
perpustakaan mempunyai fungsi yaitu fungsi penyimpanan, fungsi penelitian,
fungsi informasi, fungsi pendidikan, dan fungsi kultural.11 Berdasarkan
pengertian peran tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa apabila
dihubungkan dengan tema penelitian maka dapat disimpulkan yakni peran
komunitas untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam suatu proses keberlangsungan
kegiatan yang ada dan dapat meningkatkan minat baca masyarakat.
Peranan sebuah perpustakaan adalah bagian dari tugas pokok yang
harus dijalankan di dalam perpustakaan. Oleh karena itu peranan yang harus
dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan
tujuan perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas
dan fungsi perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan
antara lain adalah:
a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan,
penelitian, preservasi, dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat;
b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
tekandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya;
c. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca
10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. hal. 68 11 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama), hal. 6-7.
8
dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat;
d. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fisilitor, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuana dan pengalamannya;
e. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar
secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali,
memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu
pengetahuan;
f. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan
memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan
pemakai (users education), dan pembinaan serta menanamkan
pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak;
g. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi
bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat
manusia yang tak ternilai harganya;
h. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan
masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian
perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan
adanya perpustakaan yang sudah maju pula, sebaliknya masyarakat yang
sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang
memadai dan representative;
i. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam
mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran ,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan tindak indisipliner.12
12Suharyanti. Pengantar Dasar Ilmu Perpustakaan. (Surakarta: LPP UNS dan UNS
Press, 2008), hal.69
9
B. Komunitas Literasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia komunitas yaitu kelompok
organisme (orang dan sebagainya), yang hidup dan saling berinteraksi di
dalam daerah tertentu.13 Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari
beberapa organisasi yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam masyarakat manusia, individu-
individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan sumber daya,
kebutuhan, resiko, mengumbar dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
Komunitas berasal dari communitas latin yang berarti “kesamaan” kemudian
dapat diturunkan dari community yang berarti masyarakat, komunitas dan
persamaan kepentingan.14
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang
sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Faktor-faktor pendorong terbentuknya
komunitas yaitu adanya ikatan wilayah yang sama, adanya perasaan suatu
komunitas, mempunyai seperasaan, sepenanggungan, saling memerlukan.15
Menurut Soetomo, terdapat tiga kriteria dalam pengertian komunitas
yang terdiri atas : a) Konsep komunitas memiliki komponen-komponen fisik,
yang menggambarkan adanya kelompok manusia yang hidup didaerah
tertentu dan saling mengadakan interaksi; b) Anggota-anggota komunitas
pada umumnya memiliki beberapa ciri khas yang sama yang menyebabkan
timbulnya identifikasi mereka sebagai sebuah kelompok; dan c) Suatu
13 Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamus Versi Online), https://kbbi.web.id/komunitas.html. diakses pada Selasa, 07 Januari 2020. pukul 19.32 Wib
14 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka. 2005), hal. 132
15 Wenger, Etienne et al. Cultivating Communities of Practice. (Harvard: Business
School Press,2002), hal. 4
10
komunitas pada umumnya memiliki keserasian dasar dalam hal perhatian dan
aspirasi.16
Secara tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca
dan menulis. Orang yang dapat dikatakan literat dalam pandangan ini adalah
orang yang mampu membaca dan menulis atau bebas buta huruf. Pengertian
literasi selanjutnya berkembang menjadi kemampuan membaca, menulis,
berbicara, dan menyimak. Sejalan dengan perjalanan waktu, defenisi literasi
telah bergeser dari pengertian yang sempit menuju pengertian yang lebih luas
mencakup berbagai bidang penting lainnya. Perubahan ini disebabkan oleh
berbagai faktor, baik faktor perluasan makna akibat semakin luas
penggunanya, perkembangan teknologi informasi dan teknologi, maupun
perubahan zaman dulu dan zaman sekarang.
Masa perkembangan awal, literasi didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan
beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, melihat,
menyajikan, dan berfikir kritis tentang ide-ide. 17
Literasi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan
pembangunan pengetahuan sebelumnya, budaya, dan pengalaman untuk
mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam.
Literasi berfungsi untuk menghubungkan individu dan masyarakat, serta
merupakan alat penting bagi individu untuk tumbuh dan berpatisipasi aktif
dalam masyarakat yang demokratis.
Jadi, komunitas literasi adalah komunitas yang berperan sebagai
fasilitas umum atau publik melalui apa yang didapat mereka dengan
memperoleh pengetahuan dan berbagai ilmu pendidikan. 18
16 Soetomo. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 82
17 Yunus,dkk. Pembelajaran Literasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hlm. 1. 18 ELIB UNIKOM, jbptunikompp-gdl-satrianasa-39983-8-unikom_s-i.pdf diakses
pada Selasa, 18 Februari 2020, Pukul 23.01 Wib.
11
C. Sejarah Literasi di Indonesia
Bangsa Indonesia sudah mengenal dunia literasi sejak jaman kuno,
seperti adanya peninggalan gambar dan tulisan di goa-goa prasejarah, atau
jejak tulisan dalam berbagai prasasti serta candi-candi di jaman kerajaan
Nusantara. Setelah itu di jaman kolonial, kita sudah mengenal bagaimana
literasi semakin dikembangkan, salah satunya yaitu R.A. Kartini rajin
membaca buku dan menuliskan surat untuk sahabatnya di Belanda (yang
kemudian dijadikan buku dengan judul “Habis Gelap, Terbitlah Terang”).
Kemudian dalam narasi sejarah bangsa, diceritakan bahwa perlawanan bangsa
Indonesia dimulai dengan banyaknya produk-produk tulisan para tokoh
pejuang dan penulis surat kabar cetak yang sangat kritis terhadap pemerintah
kolonial Belanda.
Maka tak heran bila kemudian pada masa Kemerdekaan Indonesia,
kemudian Presiden Sukarno sangat bersemangat membangun negara dengan
tidak lagi mengangkat senjata, tetapi mengangkat pena dan buku untuk
memberantas buta huruf dikalangan masyarakat biasa. Oleh sebab itu, sekitar
14 maret 1948, dicanangkanlah program Pemberantasan Buta Huruf (PBH)
walau kondisi masih dalam keadaan darurat perang. Dalam pelaksanaan PBH
yang darurat tersebut, ternyata kegiatannya dapat terlaksana di 18.663 tempat,
dengan melibatkan 17.822 orang guru dan 761.483 orang murid. Sementara
itu penyelenggaraan secara swadaya juga dilakukan di sekitar 881 tempat
dengan melibatkan 515 orang guru dan 33.626 murid. Setidaknya dari
program tersebut dapat menekan angka 90% buta huruf menjadi 40%. ditahun
1960an.
Selanjutnya itu , Presiden Sukarno kembali mengeluarkan komado:
bahwa Indonesia harus terbebas dari buta-huruf hingga tahun 1964. Untuk itu
kemudian seluruh masyarakat Indonesia dikerahkan untuk menyukseskan
program tersebut. Ribuan orang dan organisasi yang bisa membaca-menulis
dikerahkan untuk mengajar secara sukarela kepada masyarakat yang masih
buta huruf. Hasilnya pada tahun 1964, sebagian besar masyarakat usia 13-45
tahun menjadi melek huruf.
12
Pada masa Orde Baru program pemberantasan buta huruf juga ada
namun tidak segreget pada masa Orde Lama. Pada masa program
pemberantasan buta-huruf yang disebut Program Paket ABC. Program
tersebut berbeda dengan program sebelumnya yang memobilisasi besar
besaran massa untuk kegiatan pemberantasan buta aksara, Program ABC
lebih banyak mengandalkan birokrasi pemerintah.
Kemudian pada tahun 1972 dicanangkanlah program Aksarawan
Fungsional, yang merupakan program pemberikan pelajaran membaca,
menulis dan berhitung serta keterampilan tertentu. Pada masa tersebut
program aksarawan fungsional yang hakikatnya sudah dilaksanakan pada
masa Orde Lama, semakin diperbaiki dan diperbarui supaya bisa semakin
mengurangi jumlah masyarakat yang buta huruf.
Selanjutnya pada tahun 1975 diadakan program kegiatan inovasi
pendidikan. Program inovasi ini meliputi semua jenis dan tingkat pendidikan
di dalam (formal) maupun di luar sekolah (non formal). Dalam kegiatan
inovasi pendidikan tersebut terdapat 25 poin yang salah satunya adalah
program wajib belajar (Wajar). Wajar ditetapkan langsung oleh presiden
Soeharto pada tanggal 2 Mei 1984. Program Wajar ini dikhususkan bagi
anak-anak usia 7 – 12 tahun, yaitu usia sekolah dasar atau sederajat.
Jadi soal bagaimana literasi yang bertujuan supaya bangsa Indonesia
“Melek Aksara” memang sudah lama dilakukan dan setiap jamannya selalu
berubah dan berkembang. Bahwa di masa Orde lama dan Orde baru terdapat
kebijakan yang sama sama tujuannya, namun berbeda caranya. 19
D. Pentingnya Komunitas Literasi Di Indonesia
Indonesia sebagai negara yang memiliki berbagai macam budaya,
etnik maupun golongan keagamaan mampu hidup harmonis dengan semangat
cita cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain keanekaragaman
budaya, suku, etnik, maupun golongan. Adapula perbedaan yang dimiliki oleh
19 Sanggar Baca Trilogi, https://www.google.com/amp/s/sanggarbacatrilogi.wordpress.com/2018/09/18/jejak- sejarah-literasi-indonesia-1/amp/ diakses pada Kamis, 20 Februari 2020. pukul 08.21 Wib
13
individu dalam masyarakat, salah satunya perbedaan minat. Minat
didefisinisikan sebagai hal yang melekat dalam diri yang bersifat pribadi
sehingga dapat mendorong seseorang untuk cenderung melakukan sesuatu,
terus-menerus.
Salah satu minat yang populer saat ini adalah minat baca yang dimiliki
oleh individu dalam masyarakat. Meskipun data dari Central Connecticut
State University (2016) menegaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat
ke 60 dari 61 Negara soal minat membaca. Secara harfiah, membaca adalah
kegiatan untuk berpikir sehingga dapat masuk dalam proses memahami,
mengenali kemudian menafsirkan simbol-simbol yang dapat menciptakan
sebuah arti. Manfaat dari membaca selain mampu meningkatkan kecerdasan
dan kualitas diri seseorang juga sebagai tahap untuk memiliki pengetahuan
baru, memperkaya kosakata, menganalisa sesuatu yang akan dikolaborasikan
dengan bahan bacaannya, dan masih banyak lagi dampak baik yang diperoleh
jika sering membaca.
Kentungan yang didapatkan dari membaca dapat dijadikan rujukan
atau motivasi diri dan masyarakat pada umumnnya guna menjadikan
membaca sebagai suatu aktivitas bahkan rutinitas keseharian di sela waktu
kosong. Lalu apa yang menyebabkan minat baca orang Indonesia masih
rendah dan amat memprihatinkan seperti data yang telah disebutkan
sebelumnya? Apakah karena karakter kita yang masa bodoh dengan
ketidaktahuan? Mungkin hal inilah yang menjadi inisiatif munculnya
komunitas-komunitas yang bergerak dalam bidang literasi. Dengan tujuan
meningkatkan minat baca masyarakat demi memperbaiki kondisi kebangsaan.
Benar, bahwa bila dengan membaca kita dapat mengetahui sesuatu yang
sebelumnya belum di ketahui.
Slogan "Buku adalah jendela dunia" seringkali menjadi kalimat
simbolis dalam setiap gerakan sosial komunitas-komunitas literasi saat ini.
Padahal artikel dalam website daring juga perlu dan penting dijadikan bahan
referensi yang kredibilitas informasi yang telah teruji. Menyinggung
persoalan minat, otomatis akan mengarah pada apa yang telah melekat dalam
14
diri seseorang yang dikembangkan oleh potensi dirinya. Tujuan awal
komunitas literasi memang perlu juga untuk disoroti. Jika minat baca warga
dibiarkan seperti data dari Central Connecticut State University tanpa ada
gerakan sosial dari para komunitas literasi maka sama saja mengamini data
tersebut. Hal ini berakibat pada lahirnya generasi-generasi yang kurang
memiliki pengetahuan baru ditengah terpaan modernitas jaman yang semakin
mengglobal.
Jadi, jika bertanya apakah penting gerakan sosial berbasis literasi
seperti peningkatan minat baca jawabannya cukup singkat "Penting". Karena
dengan gerakan semacam itu, selain mengembangkan potensi dan merawat
akal sehat anak bangsa, mampu meningkatkan minat baca masyarakakat
sekitar komunitas juga sebagai upaya merawat eksistensi karya seseorang.20
E. Peran Komunitas Literasi
Peranan yang dilakukan oleh komunitas literasi di Kota Jambi
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
masyarakat, dan dorongan agar masyarakat lebih mampu dan lebih berdaya
guna meningkatkan minat bacanya, yang pada akhirnya akan mendorong dan
menjadikan masyarakat mandiri dan memiliki pengetahuan serta wawasan
yang luas dalam berfikir untuk mengambil keputusan. Maka dari itu untuk
melaksanakan kegiatan komunitas literasi dalam upaya meningkatkan minat
baca masyarakat diperlukan peran pendukung. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan peran perpustakaan, dikarenakan komunitas literasi ini
merupakan bagian dari perpustakaan.
F. Ciri-ciri Komunitas
Ada beberapa ciri-ciri khusus komunitas menurut Jim & Frank, yang
terbagi menjadi :
20 Aslang Jaya. Apa Pentingnya Komunitas Literasi di Indonesia. https://www.kompasiana.com/aslangjaya6099/5ec10d7fd541df4fd9126632/apa- pentingnya-komunitas-literasi-di-indonesia. diakses pada Minggu, 24 Mei 2020. Pukul 19.21 Wib.
15
1. Skala Manusia
Komunitas melibatkan interaksi-interaksi pada suatu skala yang
mudah dikendalikan dan digunakan oleh individu-individu.
Skalanya terbatas pada orang yang akan saling mengenal di mana
interaksi-interaksinya dapat dengan mudah diakses oleh semua.
Strukturnya berukuran cukup kecil sehingga individu mampu
memiliki dan mengendalikan.
2. Identitas dan Kepemilikan
Komunitas memiliki ciri sebagai sebuah perkumpulan atau
perhimpunan yang mana di dalamnya individu memiliki identiitas
sebagai anggota dan terdapat perasaan saling memiliki. Oleh
karena adanya identitas rasa kepemilikan tersebut, maka komunitas
dapat menjadi bagian dari konsep diri seseorang dan merupakan
sebuah aspek penting baginya terkait bagaimana cara seseorang itu
memandang tempatnya di dunia.
3. Kewajiban-kewajiban
Dalam keanggotaan di komunitas, para anggotanya selain akan
mendapatkan haknya, ia juga harus melaksanakan tanggungjawab
dan kewajibannya yang harus dipenuhi. Bentuk dari pelaksanaan
kewajiban tersebut dapat berupa konstribusi atau partisipasi
terhadap kegiatan-kegiatan komunitas maupun kepada
pemeliharaan struktur komunitas.
4. Gemeinshaft
Dalam pengertian gemeinschaft, komunitas memungkinkan
seseorang untuk berinteraksi dengan sesamanya dalam keragaman
peran yang lebih besar. Peran tersebut akan mendorong seseorang
untuk berinteraksi dengan yang lain sebagai “sebuah warga”
ketimbang sebagai peran atau kategori yang terbatas dan tetap. Hal
tersebut juga memungkinkan individu untuk menyumbangkan
berbagai bakat dan kemampuan untuk keuntungan yang lain dan
komunitas tersebut sebagai suatu keseluruhan.
16
5. Kebudayaan
Suatu komunitas memungkinkan pemberian nilai, produksi, dan
ekspresi dari suatu kebudayaan lokal atau berbasis masyarakat,
yang akan mempunyai ciri-ciri unik yang berkaitan dengan
komunitas yang bersangkutan, yang memungkinkan individu untuk
menjadi produser aktif dari kultural tersebut ketimbang konsumen
yang pasif. 21
Kelima ciri tersebut saling berhubungan dan seharusnya dilihat
bukan sebagai kategori yang mesti berbeda, melainkan sebagai manifestasi
yang berbeda dan fenomena yang sama.
G. Pilar Pembentukan Komunitas Literasi
Pilar-pilar pembentukan sebuah komunitas literasi ada 7 yaitu :
1. Base Camp
Base Camp merupakan tempat untuk berkumpul dalam rangka
merumuskan serta mengevaluasi segala bentuk kegaiatan yang dibuat oleh
sebuah komunitas literasi.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan visi untuk mengembangkan komunitas serta mereka yang
peduli akan pentingkah pengembangan literasi masyarakat.
3. Program
Program dalam sebuah komunitas literasi dapat disesuaikan dengan
kemampuan dan sumber daya yang ada. Program tersebut juga dapat
dikombinasikan dengan memperhatikan sasaran. Beberapa bentuk
program dalam sebuah komunitas menurut Gola Gong ialah bedah buku,
lapak baca, kompetisi menulis, antologi bersama dan pelatihan
kepenulisan berupa essay, novel, puisi, kumcer, memoir, jurnalistik dan
lain-lain yang dirasa perlu.
21 Jim dan Frank Tesoriero. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Translated By Manullang Sastrawan,et al. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), hlm. 191-194.
17
4. Koleksi buku
Koleksi buku merupakan kebutuhan primer dalam sebuah
komunitas, hal ini penting untuk mengembangkan minat anggota
komunitas dalam membaca maupun sasaran yang dituju oleh komunitas
tersebut. Gola Gong pada saat itu memperlihatkan pada peserta seminar
sebuah foto buku di rumah dunia (sebuah base camp miliknya) yang
terdapat banyak sekali buku-buku.
5. Dana
Dana dalam komunitas juga menjadi hal yang penting untuk
membantu pembelian buku, transportasi, administrasi dan lain-lain.
6. Jejaring
Jejaring diperlukan dalam membentuk sebuah komunitas literasi
sebagai sarana bertukar piker antar pegiat dan informasi terkait literasi.
7. Promosi dan publikasi
Hal ini bertujuan untuk mempermudah informasi kepada
masyarakat untuk mengakses komunitas literasi tersebut.22
H. Minat Baca
1. Arti Minat
Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam
melakukan kegiatan dengan baik, sebagai aspek kejiwaan, minat tidak
saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat
mendorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyebabkan
seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada
suatu kegiatan. Maka dari itu, minat adalah “kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. 23
Minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan
respons terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang
22 Novitasari, 7 Pilar Pembentukan Komunitas Literasi, https://kenali.co/berita- 840866-7-pilar-pembentukan-komunitas-literasi.html diakses pada Jum’at, 20 Februari 2020. Pukul 10.52 Wib.
23 Meity H. Idris & Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini. (Jakarta: PT.Luxima Metromedia, 2014), hlm. 6-7
18
menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa kita lebih menyukai suatu hal daripada yang
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk
aktivitas. Kita memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut, karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap suatu materi dapat
memungkinkan kita untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
Masyarakat yang minat terhadap suatu buku, maka ia akan
mempunyai pengetahuan yang luas tentang buku tersebut, seperti yang
dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas
pengetahuannya di bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena itu, bila
buku yang dipelajari tidak sesuai dengan minat kita, kita tidak akan
belajar dengan baik, karena hal tersebut tidak mempunyai daya tarik
untuk mempelajarinya. Kita enggan untuk membaca karena kita tidak
mendapatkan kepuasan dari bacaan tersebut. Di sinilah peran pustakawan
bagaimana bisa membangkitkan minat baca melalui cara-cara yang dapat
merangsang minat membaca pemustaka. Koleksi yang menarik minat
pemustaka akan lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat akan
memberikan semangat dalam membaca.
Pentingnya minat, yaitu sepanjang masa kanak-kanak minat
menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, minat mempengaruhi
bentuk dan intensitas aspirasi anak, minat menambah kegembiraan pada
setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. 24 Minat atau interes bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat
24 Meity H. Idris & Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, hlm. 7
19
dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam
kegiatan.
Dengan demikian, minat adalah suatu unsur psikologis yang ada
dalam diri manusia yang timbul karena adanya rasa simpati, rasa senang,
rasa ingin tahu, dan rasa ingin memiliki terhadap sesuatu. Minat pada
anak ditandai dengan rasa suka dan terakit pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh. Artinya, harus ada kerelaan dari seorang anak
untuk melakukan sesuatu yang disukainya. Timbulnya minat karena
adanya penerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
di luar dirinya. Semakin kuat atau semakin besar hubungan tersebut maka
semakin dekat minat seorang anak. 25
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Menurut Rahmanto
yang dikutip oleh Santy Andriani bahwa minat tersebut timbul dari
beberapa faktor. Faktor-faktor timbulnya minat, antara lain berikut ini:
a. Faktor dorongan dari dalam (internal)
Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat
seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan
penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. Faktor dorongan
dalam yaitu persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri,
harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan prestasi yang
diharapkan.
b. Faktor motif sosial
Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam dan
ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk
mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk
memperoleh penghargaan dari keluarga atau dari teman.
25 Meity H. Idris & Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, hlm. 8
20
c. Faktor emosional
Yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan
meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan
minat seseorang. 26
2. Arti Membaca
Membaca berarti membuka jendela dunia, karena dengan
membaca orang akan terbuka pikiran dan wawasannya, sehingga jendela
dunia akan terbuka lebar untuknya. Orang yang senang membaca akan
mampu menempati bagian sisi dunia mana pun, karena dengan membaca
seseorang akan mengetahui segala hal yang ada di luar dirinya.
Membaca merupakan kegiatan penting dalam kehidupan,
mengingat semua aspek didalam kehidupan dewasa ini selalu melibatkan
kegiatan membaca didalamnya. Untuk menumbuhkan minat membaca,
harus dimulai dari lingkungan seseorang sejak usia dini. Dengan
terbentuknya masyarakat yang gemar membaca dan fasilitas yang
memadai maka akan terwujud suatu budaya membaca. Dengan begitu
kualitas masyarakat lebih meningkat. Jika masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang maju dalam ilmu pengetahuan, maka akan turut serta
dalam pembangunan bangsa ini. Dengan begitu, kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat akan meningkat. 27
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami
arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk
mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia
dapat dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini, sebab hidup
manusia sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dan
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara
membaca.
26 Santy Andiyani, Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTPK UPI, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,2013), hlm. 11-12.
27 Meity H. Idris & Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, hlm.2
21
3. Minat Baca
Minat baca merupakan perpaduan antara keinginan, kemauan, dan
motivasi. Motivasi membaca mengandung pengertian kekuatan dalam
diri yang mampu menarik perhatian individu untuk melakukan aktivitas,
memahami informasi dan makna yang terkandung dalam bahasa tertulis.
Secara umum yang dimaksud dengan minat baca dapat dikaitkan sebagai
dorongan yang timbul, gairah atau keinginan yang besar pada diri
manusia yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada kegiatan
membaca.
Seperti yang kita ketahui, membaca merupakan salah satu upaya
yang sangat penting dalam proses belajar. Selain itu, minat baca juga
merupakan hasil proses sosial budaya. Artinya, minat baca tidak akan
tumbuh secara alami, melainkan memerlukan pembinaan yang positif
agar dapat tumbuh. Minat baca akan tumbuh bila didukung dengan
bahan-bahan bacaan yang memadai dan diminati oleh pembacanya, sebab
dari bahan bacaan itulah seseorang akan menjumpai berbagai hal yang
belum pernah diketahui sebelumnya.
Pada hakikatnya, minat baca telah dimiliki oleh setiap individu
akibat dorongan naluri serba ingin tahu dari setiap individu. Rasa ingin
tahu tersebut mendorong manusia untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan- pertanyaannya. Oleh karena itu, pustakawan harus jeli
memanfaatkan segala potensi itu, dan harus mampu pula mengarahkan
dan memberi bimbingan kepada pengguna perpustakaan yang ingin
memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri
seseorang, akan tetapi, minat baca harus dipupuk dan dibina semenjak
dini. Minat membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi
dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam
tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi yang didapat akibat dari
bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan. Minat
membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa
22
dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang
merupakan pengalaman belajar menggembirakan dan akan
mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-
citanya kelak di masa yang akan datang. Hal tersebut juga adalah bagian
dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat
membaca tidak diperoleh dari lahir.
Minat membaca juga dapat dijelaskan sebagai sebuah motivasi
intrinsik untuk menyalurkan ide dan gagasan atau transmisi pemikiran
yang berpengaruh positif untuk menambah proses pengayaan pribadi,
mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti permasalahan orang
lain, dan mengembangkan konsep diri sebagai sebuah proses
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan
aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung
menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri
agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh
informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan
intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat serta dilakukan
dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka, dan
gembira. 28
I. Ciri Seseorang yang Mempunyai Minat
Seseorang yang memiliki minat maka akan mendorong dirinya maka
akan mendorong dirinya untuk memperhatikan orang lain, benda-benda,
pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan tertentu. Minat juga menjadi suatu
penyebab dari suatu keaktifan dan hasil dari pada keikutsertaan didalam
keaktifan itu. Adapun seseorang memiliki minat menurut Walhito bercirikan
sebagai berikut :
a. Adanya kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang diamati dan dipelajari;
28 Undang Sudarsana, Modul Pembinaan Minat Baca, Diunduh pada 29 April 2019, Pukul 19.13 Wib
23
b. Adanya rasa antusias atau rasa tertarik dan perhatian terhadap sesuatu
yang diamati atau dihadapi;
c. Adanya rasa puas dan senang atau suka terhadap yang sedang dihadapi;
d. Adanya kebutuhan terhadap apa yang diamati dan dipelajari;
e. Adanya tujuan terhadap sesuatu yang diamati dan dipelajari. 29
J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Dawson dan Bamman dalam bukunya Rachman mengemukakan
beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan dan manfaat yang diperoleh setelah membaca, yaitu rasa aman,
status dan kedudukan tertentu, kepuasan afektif dan kebebasan yang
sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembanagan siswa, kebutuhan
itu berpengaruh pada pilihan dan minat baca masing-masing individu;
b. Tersedianya sarana buku bacaan keluarga merupakan salah satu
pendorong terhadap pilihan bacaan dan minat baca siswa dan
kemungkinan bahwa minat baca juga didorong oleh status sosial ekonomi
keluarga;
c. Faktor guru berperan dalam menumbuhkan minat baca setiap individu
karena dengan informasi yang menarik tentang sebuah buku, maka siswa
akan tertarik untuk membacanya dan sekaligus memperoleh sumber
informasi;
d. Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan, jumlah dan ragam bacaan
yang disenangi akan meningkatkan minat baca;
e. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan
pemilihan buku bacaan dan minat baca murid;
f. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong
timbulnya minat baca murid.30
29 Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1981), hlm. 144
30 Abd. Rachman dkk. Minat Baca Murid SD Di Jawa Timur. (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1985). hlm.6.
24
K. Indikator Minat Baca
Indikator minat baca dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Perasaan Senang
Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu
pelajaran, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan
dengan pelajaran tersebut. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut
2. Ketertarikan
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk
cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa
pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3. Perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari
pada itu. Orang yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
4. Keterlibatan
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan
orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari obyek tersebut.31
L. Studi Relevan
Studi relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah
dibuat dan dianggap cukup relevan atau punya keterkaitan dengan judul dan
topik yang akan diteliti berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan
penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.
Peran komunitas sudah pernah diteliti sebelumnya, penulis juga
mencoba melakukan penelitian peran komunitas literasi di masyarakat.
31 Maharani, Dina. Minat Baca Anak-anak Di Kampoeng Baca Kabupaten Jember. Tahun 2017, Vol.3. No.1. Hlm.321. Surabaya : Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
25
Melalui penelitian ini bisa dilihat bagaimana peran komunitas , yang menjadi
studi relevan penulis adalah :
1. Judul penelitian Peran perpustakaan komunitas (Community Library)
dalam upaya meningkatkan akses informasi. Studi kasus: Rumah baca
Duku Anjabi, Sungai kambang Jambi. Oleh Ahmad Rifani Syahdy tahun
2013.
Penelitian ini membahas perpustakaan komunitas memiliki andil
yang cukup besar sebagai sarana terbukanya akses masyarakat terhadap
sumber-sumber informasi yang berkualitas. Perpustakaan komunitas juga
berperan sebagai sarana pengembangan kreatifitas masyarakat terutama
anak-anak karena di perpustakaan komunitas biasanya diadakan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan kreatifitas.
Permasalahannya adalah bagaimana perpustakaan komunitas
mewujudkan perannya dimasyarakat. Penelitian ini adalah penelitian
Kualitatif deskriptif, dan pengumpulan data melalui metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan keabsahan data.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat peran rumah baca Duku Anjabi
dimasyarakat adalah sebagai tempat pendidikan karena perpustakan
komunitas adalah tempat belajar masyarakat secara mandiri, berperan
dengan menyediakan sumber-sumber informasi, berperan dalam
mengembangkan kegiatan positif, berperan sebagai agen kebudayaan, dan
yang terakhir adalah berperan dalam menumbuhkan modal sosial. Rumah
baca Duku Anjabi juga tidak lepas dari hambatan-hambatan, namun
walaupun memiliki hambatan, rumah baca Duku Anjabi dapat
mewujudkan perannya dimasyarakat dengan menjadi sarana masyarakat
terutama anak-anak untuk belajar, memperoleh sumber bacaan untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya, mengembangkan kegiatan
positif, dan menjadi sarana berkumpulnya masyarakat.
26
2. Judul penelitian ini adalah perkembangan perpustakaan berbasis
komunitas. Studi kasus: Rumah Cahaya Melati Taman Baca dan Kedai
Baca Sanggar Barudak. Oleh Ratri Indah Septiana tahun 2007.
Permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah keberadaan
perpustakaan berbasis komunitas yang semakin berkembang dalam 5
(lima) tahun terakhir, sedangkan pemerintah sudah mendirikan
perpustakaan umum yang ditunjukan bagi masyarakat. Tujuan penelitian
ini adalah menggambarkan tujuan dan alasan pendirian perpustakaan
berbasis komunitas, termasuk di dalamnya latar belakang pendirian,
fungsi, nilai dan norma yang yang ditanamkan kepada masyarakat, serta
hambatan yang dialami.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif
berbentuk studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Penentuan sampel
dilakukan secara purposive dengan jumlah sampel sebanyak 9 (sembilan)
orang informen yaitu pendiri perpustakaan berbasis komunitas,
sukarelawan dan pengurus perpustakaan berbasis komunita, sukarelawan
dan pengurus perpustakaan berbasis komunitas serta pengguna
perpustakaan berbasis komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hadirnya perpustakaan berbasis komunitas disebabkan oleh berbagai
macam faktor, diantaranya adalah kekecewaan terhadap perpustakaan
umum secara kuantitas dan kualitas. Jumlah perpustakaan umum tidak
sebanding dengan jumlah penduduk dan kebutuhan informasi masyarakat
dan kualitas jasa dan layanan perpustakaan jauh dari memuaskan. Selain
faktor tersebut, faktor lainnya yang turut berpengaruh terhadap
perkembangan perpustakaan berbasis komunitas adalah perpustakaan
dijadikan sebagai wadah untuk menjalankan visi dan misi sebuah
komunitas tertentu. Sehingga ada penanaman nilai dan norma dalam
perpustakaaan yang disesuaikan dengan visi dan misi komunitas tersebut.
Pada mumumnya kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh perpustakaan
berbasis komunitas adalah minimnya dana, sumber daya manusia dan
27
sulitnya mendapatkan lokasi perpustakaan yang strategi. Dengan demikian
saran untuk perpustakaan berbasis komunitas adalah bekerjasama dengan
lembaga terkait maupun perpustakaan umum atau daerah, meningkatkan
komitmen antara sukarelawan, dan mengadakan pengembangan
perpustakaan agar dapat mempertahankan eksistensi dan dapat
meningkatkan kualitas masyarakat melalui program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Penelitian ini berjudul Peran Taman Baca Masyarakat dalam Membentuk
Masyarakat Informasi. (Studi Kasus: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Andalusia) Kecamatan Jambi Timur.
Metode Kualitatif Deskriptif subjek penelitiannya yaitu Purfosive
Sampling teori yang digunakan oleh peneliti yaitu pengertian perpustakaan
masyarakat, ciri-ciri perpustakaan masyarakat pengertian taman baca,
tujuan didirikan taman baca masyarakat peran taman baca masyarakat,
fungsi taman baca masyarakat, pengertian masyarakat informasi,
kebutuhan informasi, aspek sosiologi dalam kelembagaan informasi, ciri-
ciri masyarakat informasi, faktor-faktor pembentukan masyarakat. Hasil
penelitian ini adalah menunjukan bahwa peran taman baca masyarakat
dalam membentuk masyarakat informasi.
Sebagai agen perubahan dan sebagai agen kebudayaan dengan
beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh taman baca masyarakat,
seperti menyediakan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan
masyarakat dalam mengenalkan kembali atas kebudayaan yang telah
dimiliki. dengan beberapa kendala yang dihadapi membuat peran taman
baca masyarakat sebagai agen pembangunan dan pengembangan ilmu
pengetahuan kurang terealisasiakan.
4. Penelitian ini berjudul Peran Perpustakaan Keliling Kabupaten Semarang
dalam Interaksi Sosial Masyarakat di Desa Jetis Kecamatan Bandungan.
Oleh Roro Isyawati Permata Ganggi.
28
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran perpustakaan keliling Kabupaten Semarang dalam interkasi sosial
yang dilakukan dengan masyarakat Desa Jetis Kecamatan Bandungan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6
orang, 4 orang merupakan pemustaka/ pengunjung perpustakaan keliling,
dan 2 orang pustakawan, yaitu seorang pustakawan perpustakaan keliling
Kabupaten Semarang, serta pustakawan perpustakaan Desa Jetis. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Keliling
Kabupaten Semarang menjalin interaksi sosial yang positif dengan
masyarakat Desa Jetis, hal tersebut ditandai dengan adanya bentuk-bentuk
assosiatif yang dihasilkan dalam interaksi tersebut. Perpustakaan keliling
memposisikan diri sebagai individu dalam interaksi sosial sehingga
menghasilkan hubungan yang erat antara perpustakaan dan masyarakat.
Selain itu perpustakaan keliling juga menjadi sebuah “wadah” bagi
masyarakat, memfasilitasi masyarakat dalam bersosialisasi.
5. Penelitian ini berjudul Peran Perpustakaan Komunitas dalam
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat. Oleh Elvara Ika Yandini.
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana peran perpustakaan
komunitas berdasarkan konsep dari Sutarno NS dapat dilihat dalam tiga
aspek yaitu, koleksi yang dimiliki, promosi yang dilakukan, dan juga
pelayanan yang diberikan.
Penelitian ini menggunakan Purposive Random Sampling sebanyak
100 orang responden yang tersebar dari tiga perpustakaan komunitas yaitu
Halaman Baca, TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Jambu, dan Sae Alit.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat membaca yang
ada di kota Pare yaitu minat membaca rendah 22%, sedang 55%, dan
tinggi 23%. Selain itu juga peran perpustakaan komunitas dalam
meningkatkan minat baca masyarakat cukup baik dengan koleksi yang
29
dimiliki oleh mereka mencapai persentase 21%, untuk promosi mencapai
10%, dan pelayanan 6% yang dapat membuat masyarakat memiliki tingkat
membaca yang tinggi. Dari penelitian bisa ditemukan juga, apabila peran
perpustakaan komunitas yang paling besar pengaruhnya dalam
meningkatkan minat membaca masyarakat di kota Pare adalah dari segi
koleksi yang mereka miliki.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan cara yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 32
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kualifikasi lainnya. 33
B. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Komunitas Literasi Perpus Rakyat
yang diteliti hanya pada 4 kegiatan dari 6 kegiatan yaitu :
1. Kegiatan lapak baca pada Sabtu malam di Car Free Night Kota Baru
Jambi;
2. Kegiatan bedah buku;
3. Kegiatan Diskusi;
4. Kegiatan di rumah Baca milik komunitas Perpus Rakyat.
C. Subjek Penelitian
Secara keseluruhan yang menjadi subjek penelitian tertuju pada
informan yaitu pendiri sekaligus ketua, pengelola komunitas Perpus Rakyat
dan masyarakat komunitas Perpus Rakyat Kota Jambi. Teknik yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. pertimbangan tertentu ini,
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.34
32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung:
Alfabeta, 2007), hlm. 3. 33Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm. 6.
31
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan
disajikan dari sumber utama.35
Karena penelitian ini berbentuk kualitatif maka data primer
diperoleh dengan cara wawancara dan observasi. Dalam hal ini
peneliti mencari dan mengumpulkan data yang berkenaan dan
langsung berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.
Data primer yang peneliti maksud dalam penelitian ini data observasi
dan wawancara mengenai peran komunitas Perpus Rakyat dalam
upaya meningkatkan minat baca masyarakat
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak didapat langsung dari
sumber utama, melainkan lewat orang atau lewat dokumen.36 Data
tersebut diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti
dari objek penelitiannya.37 Adapun yang menjadi sumber data berupa
skripsi, buku Profil komunitas Perpus Rakyat, Akta Notaris milik
Perpus Rakyat, dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata,
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain. berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi
kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis
foto.38
34 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 96 35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D hlm. 308. 36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D hlm. 309. 37Saifuddin Azwar, Metode Penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998), hlm.
91. 38Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif . hal. 157
32
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.39
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat
terjadinya peristiwa. Sehingga observasi bersama objek yang diselidiki.
Objek observasi tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
alam yang lain.40
Dalam pengamatan ini, peneliti tidak hanya mengandalkan mata
dan telinga sebagai alat perekam data untuk merekam obrolan, guyonan,
gosip-gosip, tanggapan atas beberapa perilaku orang atau peristiwa yang
berlangsung pada saat itu, tetapi pengamat juga mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dalam wawancara informal untuk memenuhi rasa
keingintahuan terhadap suatu peristiwa. Oleh karena itu pengamatan
langsung ini merupakan metode pengumpulan data yang paling utama
dalam penelitian ini. Dalam melakukan pengamatan, pertanyaan
penelitian tetap merupakan patokan yang menerangi kegiatan ini dengan
kata lain, kerangka konseptual harus tetap dijadikan rujukan dalam
menentukan langkah-langkah pengamatan.41
Peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari subyek
yang menjadi sumber data penelitian. Dengan pengamatan ini maka data
yang diperoleh akan lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang nampak. Metode observasi ini digunakan
untuk melihat aktivitas dan peristiwa yang terjadi di komunitas Perpus
Rakyat.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
39Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. hlm. 64. 40Narbuko, Cholid, dan Achmadi Abu, Metode Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hlm. 76. 41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. hlm. 24.
33
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.42 Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Teknik ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau Self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Pada metode
wawancara ini, peneliti mendapatkan data dengan cara bertatap muka
dengan para informan.
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur
atau seringkali disebut sebagai suatu wawancara terfokus,43 yaitu
wawancara yang peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dengan wawancara ini setiap informan
diberikan pertanyaan yang sama, dan peneliti akan mencatatnya.44
Menggunakan bentuk isi catatan deskriptif, yaitu catatan informasi
faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya.45
Peneliti juga memakai alat bantuan berupa perekam dalam
HandPhone, agar peneliti mendapatkan informasi dan data yang tak
terlewatkan sampai sekecil-kecilnya. Karena kadangkala sesuatu yang
dianggap kecil merupakan data yang penting.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang tidak kalah
pentingnya dari metode-metode yang lain. Metode ini mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dll.46
42Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. hlm. 317. 43Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kuaitatif. (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2016), hlm. 121. 44 Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kuaitatif. hlm. 319. 45Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2008), hlm. 56. 46Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hlm. 274
34
F. Metode Analisis Data
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi dakan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik,
atau dengan memberikan kode-kode pada aspek tertentu.47 Reduksi data
dilakukan dengan cara membaca transkrip wawancara, catatan
pengamatan atau dokumen-dokumen yang akan dianalisis lalu membuat
catatan atau memo atas data tersebut.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Jika dalam penelitian kuantitatif, display data dilakukan
dalam bentuk table, grafik, pie chard, pictogram dan sejenisnya. Maka
dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan anta kategori, Flow Chart, dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan adalah penyajian dengan teks
yang bersifat naratif.48
3. Verifikasi Data (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
47Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik.hal. 338. 48Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik hal. 341.
35
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.49
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori.
G. Trianggulasi Data
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut, untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik
trianggulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber-
sumber lainnya. Patton mengungkapkan yang dikutip oleh Moleong,
trianggulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diproleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif, hasil ini dapat dicapai dengan:
1. Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa
yang di katakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.50
Teknik trianggulasi dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan
data yang peneliti temukan dari hasil wawancara dengan para informan dalam
penelitian kualitatif. Kemudian peneliti mengkonfimasikan dengan studi
49Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik hal. 345. 50Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. hal. 330-331.
36
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta dari hasil pengamatan
yang peneliti lakukan di lapangan, sehingga kemurnian dan keabsahan data
terjamin. Berdasarkan teknik tersebut, maka peneliti melakukan trianggulasi
data dari semua sumber hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
sehingga dapat dipertanggung jawabkan keseluruhan data
yang diperoleh dilapangan dalam penelitian tersebut.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Komunitas Perpus Rakyat
1. Sejarah Berdirinya Komunitas Perpus Rakyat
Komunitas Perpus Rakyat adalah salah satu komunitas yang
bergerak dibidang literasi. Komunitas ini juga merupakan salah satu
komunitas yang aktif di Kota Jambi. Berdiri atas kesepakatan bersama di
Angkringan 99 Valencia pada hari Jum’at, 17 November 2017 pukul 17.39
WIB dan diberi nama komunitas Perpus Rakyat. Pendiri komunitas perpus
rakyat ini ada 4 orang yaitu Lukman Hakim Dalimunthe, Andal Andrizal,
Andri Setiawan, dan Aulizar Rahman. Akan tetapi, pendiri komunitas
tersebut saat ini hanya 2 orang saja yang aktif, yaitu Lukman Hakim
Dalimunthe dan Andal Andrizal, dikarenakan dua orang pendiri lainnya
sedang diluar kota dalam setahun terakhir. Telah disepakati bersama
anggota lainnya, bahwa komunitas perpus rakyat ini diketuai oleh Lukman
Hakim Dalimunthe yang merupakan mahasiswa yang pernah berkuliah di
Universitas Jambi (UNJA) di Jurusan Peternakan dan saat ini sedang
melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Nurdin
Hamzah (STISIP NH) Jambi di jurusan komunikasi.
Komunitas perpus rakyat ini pada awalnya hanya memiliki 5 anggota
saja, seiring berjalannya waktu hingga saat ini, komunitas perpus rakyat
telah mempunyai 40 anggota pengelola. Yang mana, komunitas perpus
rakyat ini telah memiliki 4 bidang dalam struktur organisasi, yaitu bidang
gelaran, bidang komunikasi dan informasi, bidang sumber daya manusia
dan bidang usaha. Bidang gelaran ialah salah satu bidang yang bertugas
untuk membuka dan menutup lapak baca gratis milik komunitas perpus
rakyat di Car Free Night Kota Baru. Bidang komunikasi dan informasi
bertugas sebagai memegang akun sosial media, membuat flayer atau
pamflet kegiatan, dan menyebarkan seluruh kegiatan di sosial media.
Bidang Sumber Daya Manusia bertugas sebagai mengatur jadwal dan
menyelenggarakan diskusi, bedah buku, kelas penulisan, dan kegiatan
38
lainnya yang berkaitan dengan pengembangan literasi. Bidang sumber
daya manusia bertugas sebagai membuat usaha produktif untuk dana
berjalannya komunitas Perpus Rakyat.
Komunitas perpus rakyat ini memiliki media sosial yang digunakan
untuk menyebarkan tulisan, informasi kegiatan yang akan dilaksanakan
dan dokumentasi kegiatan yang telah mereka lakukan. Media sosial
tersebut berupa Instagram yaitu @perpusrakyat, Facebook yaitu Perpus
Rakyat, Twitter yaitu @perpus_rakyat, Email yaitu
[email protected] dan website yaitu www.perpusrakyat.com/ .
Awal berdirinya komunitas ini ialah, karena minat baca masyarakat
sekitar kegiatan, serta teman-teman lainnya rendah, dan saat duduk
bersama membahas suatu tema tertentu, teman- teman tidak memiliki
referensi buku terkait. Dengan demikian, para pendiri komunitas perpus
rakyat ini berinisiatif untuk mendirikan komunitas ini. Komunitas perpus
rakyat memiliki berbagai kegiatan, seperti Lapak baca gratis yang
dilaksanakan pada malam hari, tepatnya pada malam Minggu dalam event
Car Free Night Kota Baru di Tugu Kris Siginjai Kota Jambi. Bedah buku
dan kelas penulisan yang tempat dan waktunya dilaksanakan sesuai
kesepakatan bersama antara ketua dan pengelolanya. Dan ada juga rumah
bacanya. Rumah baca ini, awalnya berdiri di Perumahan Mendalo Indah,
RT.08, RW.02, No.33. Akan tetapi rumah baca di alamat ini tidak menetap
selamanya, hanya sampai 1 tahun saja. Dikarenakan masa kontrakan yang
ditempati telah habis. Dan kini, rumah baca ini telah pindah di Perumahan
Kembar Lestari 2, RT.28, Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar
Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Buku yang saat ini di miliki oleh
komunitas perpus rakyat sebanyak 421. Semua buku ini berasal dari
sumbangan, dan ada juga menggunakan uang pribadi milik ketua
komunitas. Komunitas perpus rakyat pernah menjadi donatur buku ke
sebuah desa pada tahun 2019 dan desa itu bernama desa Bunga Tanjung
yang berada di kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
39
2. Visi dan Misi Komunitas Perpus Rakyat
Adapun visi dan misi dari komunitas perpus rakyat ini ialah sebagai
berikut :
Visi : Terbinanya masyarakat melek literasi demi terwujudnya masyarakat
madani.
Misi : 1. Membuka rumah baca / rumah pustaka
2. Membuka program penulisan kreatif
3. Melakukan observasi dan riset, serta kegiatan pendidikan.
3. Struktur Organisasi Komunitas Perpus Rakyat
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
setiap bagian juga posisi yang ada pada suatu organisasi atau suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Struktur organisasi
memiliki suatu fungsi yaitu kejelasan tanggung jawab, setiap anggota
organisasi harus bertanggung jawab dengan struktur yang telah
diamanahkan. Fungsi lainnya yaitu kejelasan uraian tugas, tugas dalam
struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan
pengawasan dan pengendalian, dengan demikian suatu pekerjaan akan
terutai dengan jelas. 51
Berdirinya suatu lembaga organisasi, pasti memiliki unsur-unsur
penting didalamnya. Unsur-unsur penting tersebut seperti : Pendiri, Ketua,
Sekretaris, Bendahara, dan Anggota pengelola lainnya yang termasuk
dalam suatu susunan struktur organisasi. Maka, begitu pula dengan
komunitas perpus rakyat ini. Komunitas ini memiliki ketua, dimana ketua
ini harus berperan aktif, cakap dalam berbicara, agar kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Jika komunitas belum maju,
maka pendiri sekaligus ketua dan anggota pengelola lainnya saling
membantu, berinisiatif memberikan ide, dan bekerja keras untuk
memajukkan komunitas tersebut. Oleh karena itu, untuk kelancaran dan
51 Dewi Samsya, Pengertian Arti Defenisi Struktur Organisasi. https://www.academia.edu/9181489/A._Pengertian_Arti_Defenisi_Struktur_Organisasi. diakses pada Jum’at 28 Februari 2020, pukul 22.01 Wib.
40
kemajuan komunitas ini, maka terbentuklah struktur organisasi di
komunitas perpus rakyat ini guna kelancaran tugas dan suatu kegiatan
yang dilaksanakan. Adapun struktur organisasi komunitas perpus rakyat
yaitu sebagai berikut:
41
Gambar. 4.1.
Struktur Organisasi Komunitas Perpus Rakyat
STRUKTUR ORGANISASI KOMUNITAS PERPUS RAKYAT
PERIODE 2018-2023
Pendiri Komunitas Perpus Rakyat
1. Lukman Hakim Dalimunthe
2. Andal Andrizal
3. Andri Setiawan
4. Aulizar Rahman
Ketua
Lukman Hakim Dalimunthe
Sekretaris
Andal Andrizal
Bendahara
Nurul Fathiah
Bidang Gelaran
Ketua :
Rina Hasanah
Anggota :
Cica Amalinda B.
Bidang Komunikasi &
Informasi
Ketua :
Abdul Fauzi
Anggota :
Deki Azhari
Dedi Susanto
Bidang Sumber Daya
Manusia
Ketua :
Noval
Anggota :
Elvina Naibaho
Aziana
Bidang Usaha
Ketua :
Rahman Kahfi
Anggota :
Zubaidah
42
Adanya susunan struktur organisasi ini, diharapkan pengurus serta anggota
lainnya yang tergabung dalam komunitas perpus rakyat dapat
bertanggungjawab dengan tugas-tugas yang diberikan agar berjalan dengan baik
dan lebih terarah. 52
4. Saran Dan Prasarana Komunitas Perpus Rakyat
Sarana adalah alat yang dapat digunakan untuk mejadi penunjang
utama dalam suatu aktivitas. Sarana dapat berbentuk benda bergerak
ataupun tidak bergerak dan umumnya berbentuk kecil dan bisa dipindah-
pindah. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang
secara langsung atau tidak langsung segala jenis sarana. Umumnya,
prasarana dimiliki dan dibangun oleh pemerintah dalam bentuk benda
tidak bergerak. 53
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang penting
dalam penyelenggaraan suatu lembaga, apabila sarana dan prasarana tidak
mendukung dengan baik maka kegiatan atau tujuan lembaga tersebut tidak
berjalan dengan baik. Dan apabila sarana dan prasana yang dimiliki
lengkap dan mendukung maka kegiatan atau tujuan akan mudah untuk
tercapai, karena dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap maka
akan memberikan kemudahan dalam proses kegiatan.
Berikut adalah tabel sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
komunitas Perpus Rakyat :
Tabel. 4.1.
Jumlah Sarana dan Prasarana Milik Komunitas Perpus Rakyat
No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1. Ruang Baca 1 Unit Baik
2. Meja 1 Unit Baik
3. Papan Tulis 1 Unit Baik
4. X Banner 1 Unit Baik
5. Spanduk 1 Unit Baik
6. WC 1 Unit Baik
7. Rak Buku 5 Unit Baik
52 Dokumen Milik Komunitas Perpus Rakyat 53 Salamadian. Sarana dan Prasarana : Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya. https://salamadian.com/pengertian-sarana-dan-prasarana/ . diakses pada Minggu, 22 Maret 2020. pukul 01.03 Wib.
43
Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah baca Perpus Rakyat tahun
2020 belum cukup memadai. Sarana dan prasarana yang dimaksud di sini
adalah alat-alat yang dipergunakan atau diperlukan dalam mempelancar
kegiatan membaca di rumah baca Perpus Rakyat, baik itu berupa gedung
ataupun alat-alat lainnya yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.54
5. Jadwal Kegiatan Komunitas Perpus Rakyat
Jadwal kegiatan merupakan daftar atau tabel suatu kegiatan yang
berfungsi untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilaksanakan.
Komunitas Perpus Rakyat mempunyai jadwal kegiatan. Kegiatannya
seperti Lapak Baca di Car Free Night Kota Baru setiap Sabtu malam,
Bedah buku yang diadakan minimal 1 bulan sekali, dan rumah baca yang
di buka pada hari Senin-Jum’at. Berikut ini merupakan tabel jadwal
kegiatan milik Komunitas Perpus Rakyat :
Tabel. 4.2.
Jadwal Kegiatan Komunitas Perpus Rakyat
Jenis kegiatan Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
Lapak Baca
(Car Free
Night Kota
Baru)
Bedah Buku Diadakan minimal 1 bulan dua kali
Rumah Baca
Perpus Rakyat
54 Dokumen Perpus Rakyat
44
B. Hasil dan Pembahasan
1. Peran Komunitas Literasi Perpus Rakyat dalam Upaya
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat.
a. Berperan sebagai tempat menyediakan sumber-sumber
informasi.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“ Di komunitas Perpus Rakyat ini kami menyediakan sumber
informasi bagi masyarakat yang membutuhkan, di sini kami
menyediakan berbagai bahan bacaan, seperti buku anak-anak,
buku filsafat dan pemikiran lainnya, menyediakan novel,
komik, jurnal serta majalah. Semua itu tidak bayar (gratis),
pernah juga koleksi di sini dipinjam oleh teman. Semua bahan
koleksi ini bertujuan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat,
serta bermanfaat juga bagi mahasiswa yang membutuhkan
referensi untuk tugas atau bahan penelitiannya.” 55
Peneliti juga mewawancarai Andal selaku salah satu pengelola
yang aktif di komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“ Di komunitas ini kami menyediakan bahan koleksi sebagai
sumber informasi bagi rakyat yang membutuhkan, meliputi
buku, majalah, jurnal. Komunitas ini pun juga punya rumah
baca, rumah baca ini awalnya berada di daerah mendalo.
Banyak anak-anak yang baca disana, akan tetapi ketika kami
pindah rumah di kembar lestari, jadi masih sepi dan mungkin
belum ada yang tau. Cuma teman-teman kuliah saja yang tau
daerah situ dan berkunjung untuk membaca buku disana.” 56
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Nurul selaku salah satu
pengelola yang aktif di komunitas Perpus Rakyat ia mengatakan :
“Di komunitas ini ada website yang dapat diakses melalui
https://perpusrakyat.com/ yang digunakan untuk menulis
seperti menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan, ataupun
mengenai kegiatan yang telah dilakukan oleh komunitas ini,
misalnya hari Sabtu kami mengadakan bedah buku. Nah, hasil
dari bedah buku tadi dituangkan ke website tersebut dan dapat
55 Wawancara : Munthe. Sabtu ,7 Maret 2020 56 Wawancara : Andal. Sabtu, 7 Maret 2020.
45
di baca oleh banyak orang. Kami juga menyediakan media
sosial seperti instagram, facebook yang kami gunakan untuk
memberikan informasi mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan ataupun yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang
kami lakukan seperti tempat kegiatan bedah buku, kami
laksanakan ditempat yang nyaman dan itu gratis, sama sekali
tidak bayar. Ya, bertujuan agar mereka nyaman, aman, dan
dapat menerima materi dengan baik.” 57
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan peneliti
bahwasannya komunitas Perpus Rakyat ini memang telah
menyediakan sumber-sumber informasi seperti buku, majalah, komik,
novel dan jurnal. Dalam kegiatan lapak baca, saya melihat koleksi
yang mereka sediakan ada novel, komik, dan juga menyediakan
banyak buku-buku mengenai pemikiran seperti buku filsafat. Di
rumah baca mereka menyediakan sumber-sumber informasi yang
sama dengan di lapak baca, yang membedakannya ialah di rumah baca
ada jurnal dan majalah.
Peneliti mewawancarai salah satu pengunjung yang
berkunjung dalam kegiatan lapak baca bernama Niko ia
mengungkapkan :
“Saya kesini sudah sering, setiap malam Minggu jika Perpus
Rakyat melapak saya kemari untuk baca buku. Saya orangnya
emang hobi baca, jadi kalau lagi baca seperti sekarang ini, itu
seperti mendapatkan harta karun (ilmu lebih). Di sini saya bisa
membaca dan mendapatkan ilmu lain dari buku-buku yang
belum pernah saya baca, misal buku tentang filsafat islam,
saya pribadi tidak semuanya tahu mengenai filsafat islam
untuk memperdalamnya saya baca bukunya. Untuk kegiatan
lapak baca yang diselenggarakan oleh Perpus Rakyat ini
menurut saya sangat bagus diadakan, buku-bukunya banyak
dan layak untuk dibaca, lokasi juga yang strategis membuat
pengunjung bisa langsung datang untuk membaca dan ini
gratis tanpa bayar” 58
57 Wawancara : Nurul. Sabtu, 14 Maret 2020. 58 Wawancara : Niko. Sabtu, 14 Maret 2020
46
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Jimmy yang
berkunjung ke lapak baca Perpus Rakyat mengungkapkan :
“Kalau ga ada kegiatan saya sering kesini. Saya kesini buat
baca-baca untuk menambah ilmu pengetahuan. Saya juga
pernah pinjam buku, komik, novel dan kadang juga buku-buku
tentang kuliah juga pernah saya pinjam.59
Menurut hasil analisis peneliti, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah dilakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat mempunyai peran sebagai
tempat menyediakan sumber informasi seperti buku, majalah, novel,
komik dan jurnal. Sumber-sumber informasi yang dimiliki oleh
Perpus Rakyat bisa membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan
informasinya baik dalam hal formal maupun informal. Misalnya,
meminjamkan buku bagi yang membutuhkan untuk mengerjakan
tugas ataupun referensi bagi tugas kuliahnya. Dengan hal ini, dapat
membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Komunitas Perpus Rakyat juga memiliki website yang bisa
diakses melalui https://perpusrakyat.com/, serta akun media sosial
lainnya yang dipergunakan untuk memberikan informasi yang terkait
dengan kegiatan yang mereka laksanakan.
b. Berperan sebagai penghubung antara sumber informasi dan ilmu
pengetahuan dengan para pengguna.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Ia, selain menyediakan buku, kita juga menyediakan jurnal-
jurnal keislaman, majalah dan itu ada di rumah baca yang
dapat dibaca oleh pengunjung. Dan juga kami ada kegiatan
yang namanya kegiatan bedah buku. Kegiatan ini dilaksanakan
minimal 1 bulan sekali, gratis dan tidak bayar dan ini
pesertanya terbatas. Selain itu ada juga namanya diskusi kecil-
59 Wawancara : Jimmy. Sabtu, 14 Maret 2020
47
kecilan, kadang yang ngisi diskusi ini dari kami, terkadang
juga kami datangkan orang yang paham mengenai diskusi yang
akan di bahas. kedua kegiatan tersebut dilaksanakan supaya
orang-orang yang belum tahu mengenai isi buku tersebut bisa
menjadi tahu dan menambah ilmu pengetahuan” 60
Peneliti juga mewawancarai Andal selaku salah satu pengelola
yang aktif di komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Selain lapak baca dan rumah baca, di komunitas ini kami ada
mengadakan kegiatan bedah buku dan diskusi. Siapa saja boleh
ikut jika mau bergabung, untuk tema kami ambil dari buku
yang kami punya dan ingin didiskusikan. Dan juga biasanya
kami mengambil tema dari kejadian yang sedang viral.
Menurut saya, ada penghubung antara sumber informasi dan
ilmu pengetahuan yang terkandung dalam koleksi yang
menjadi tema dalam kegiatan tersebut. Maksudnya di sini, bagi
peserta yang awalnya tidak tau mengenai isi buku yang
dibahas, maka setelah dibahas mereka akan paham dan dapat
menambah wawasan mereka.” 61
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Nurul selaku salah satu
pengelola yang aktif di komunitas Perpus Rakyat ia mengatakan :
“Menurut saya ada, karena dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh komunitas ini seperti lapak baca, rumah
baca, diskusi kecil-kecilan dan bedah buku itu semua jembatan
penghubung kalau menurutku, penghubung antara sumber
informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam
koleksi. Karena koleksi ini digunakan oleh pengunjung atau
peserta untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru.” 62
Menurut hasil observasi peneliti yang disertai dengan
dokumentasi, bahwasanya komunitas Perpus Rakyat memang benar
ada melakukan kegiatan seperti bedah buku, dan diskusi kecil-kecilan.
Kegiatan bedah buku yang saya hadirin ialah kegiatan yang
dilaksanakan di Cafe Djangkobe pada tanggal 29 Februari 2020,
dengan judul Setrika Arang di Belakang Bioskop Mega yang dihadiri
oleh 32 peserta. Kegiatan diskusi yang saya hadiri bertempat di Car
60 Wawancara : Munthe. Sabtu, 7 Maret 2020
61 Wawancara : Andal. Sabtu, 7 Maret 2020. 62 Wawancara : Nurul. Sabtu, 14 Maret 2020.
48
Free Night Kota Baru Jambi, kegiatan ini berlangsung bersamaan
dengan kegiatan Lapak Baca oleh Komunitas Perpus Rakyat. Mereka
membahas mengenai rasis. Adapun kegiatan WikiLatih Jambi,
merupakan kegiatan kerjasama antara komunitas Wikimedia dengan
Komunitas Perpus Rakyat, dalam kegiatan ini membahas mengenai
penulisan maupun mengedit di Wikimedia.
Hal ini pun dituturkan oleh salah satu peserta bernama Dewi
dalam kegiatan bedah buku ia mengatakan :
“Saya telah mengikuti bedah buku yang diadakan oleh
komunitas Perpus Rakyat sudah 3 kali. Menurut saya, kegiatan
seperti bedah buku ini bagus dilaksanakan. Selain menambah
ilmu pengetahuan , di satu sisi karena di Jambi sendiri masih
sangat minim orang-orang yang sadar akan hal-hal yang
bersinggungan dengan literasi. sehingga, bagi saya komunitas
Perpus Rakyat sendiri menjadi tempat yang meruangi sejumlah
orang untuk berkecimpung di dunia literasi. Saya pribadi tidak
memiliki buku yang dibedah tadi, jadi keuntungan yang saya
dapatkan ialah saya tidak memiliki koleksi buku tersebut akan
tetapi dengan mengikuti kegiatan seperti ini ilmu pengetahuan
saya pun bertambah.” 63
Dan dituturkan pula oleh Niko selaku pengunjung lapak baca
Perpus Rakyat mengungkapkan :
“Ya, selain saya sering hadir di lapak baca, saya juga sering
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Perpus Rakyat,
semisalnya kegiatan bedah buku, serta kegiatan diskusi yang
diadakan oleh komunitas Perpus Rakyat. Kegiatan seperti ini,
bagi saya itu sangat menguntungkan, karena saya mendapatkan
ilmu pengetahuan lebih selain dari buku yang dibedah dan di
diskusikan dapat pula ilmu dari narasumber yang dihadirkan
oleh komunitas ini.” 64
Menambah ilmu pengetahuan itu penting, tidak hanya dari
membaca saja, dari mengikuti kegiatan diskusi kecil kita mampu
untuk menambah ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak kita
ketahui.
63 Wawancara : Dewi. Sabtu, 29 Februari 2020. 64 Wawancara : Niko. Sabtu, 14 Maret 2020.
49
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat mempunyai peran sebagai
tempat media atau jembatan yang berfungsi sebagai penghubung
antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan dengan para pengguna.
Hal ini seperti contoh dalam kegiatan lapak baca, diskusi kecil-kecilan
bahkan dalam kegiatan bedah buku yang diadakan oleh komunitas Perpus
Rakyat. Menurut pengakuan peserta yang hadir dalam kegiatan yang
diadakan oleh komunitas Perpus Rakyat, mereka mengatakan bahwa
komunitas ini berperan seperti jembatan penghubung antara sumber
infomasi dengan pribadi diri mereka. Dengan adanya kegiatan yang
dilakukan oleh komunitas Perpus Rakyat, perlahan ilmu pengetahuan
mereka bertambah.
c. Berperan mengembangkan minat baca, dan kebiasaan membaca
masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Ya, disini kami berusaha untuk bisa mengembangkan minat
baca dengan cara seperti kami juga ikut membaca dan kami
juga menyediakan beberapa buku yang sesuai dengan
keinginan pembaca dan layak untuk dibaca, dengan hal itu kan
maka pengunjung jadi suka membaca, dan lama kelamaan
tanpa disadari akan timbul dengan sendirinya kebiasaan
membaca atau budaya baca tersebut” 65
Peneliti juga mewawancari Andal yang merupakan salah satu
pengelola di komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Ya, kami menyediakan beberapa bahan koleksi yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat, seperti novel, dan
juga buku filsafat yang masih sering dibaca oleh mahasiswa
yang berkunjung. Dan dari bahan koleksi yang kami punya,
65 Wawancara : Munthe. Sabtu, 7 Maret 2020.
50
kami berusaha untuk terus menumbuhkan budaya baca dan
meningkatkan minat baca masyarakat”. 66
Menurut hasil observasi peneliti yang disertai dengan
dokumentasi, bahwasanya komunitas Perpus Rakyat menyediakan
koleksi yang diinginkan oleh masyarakat. Koleksi tersebut berupa
novel, buku anak-anak , buku pemikiran islam seperti filsafat dan
sejenisnya, majalah, dan jurnal. Dengan koleksi seperti ini, maka
mampu mengembangkan minat baca dan kebiasaan membaca dalam
diri masyarakat.
Hal ini pun dituturkan oleh salah satu pengunjung lapak baca
bernama Jimmy ia mengatakan :
“Saya berkunjung kemari lumayan sering, hal yang saya
dapatkan disini adalah pengalaman, teman baru juga karena
dapat kenalan dengan pengelola komunitas Perpus Rakyat ini,
menurut saya peran dari kegiatan yang mereka adakan ini ialah
sebagai sumber informasi, karena mereka menyediakan bahan
bacaan yang layak untuk dibaca pengunjung. Melihat
pengelolanya membaca, saya pun juga ikut membaca, dengan
hal ini minat baca saya meningkat selain itu bertambah juga
ilmu pengetahuan yang saya dapatkan. 67
Selain itu peneliti mewawancarai Ridho yang merupakan
pengunjung aktif di rumah baca Perpus Rakyat mengatakan :
“Menurut saya, bahan koleksi yang disediakan oleh komunitas
Perpus Rakyat ini hampir memadai. Layak untuk dibaca, dan
sesuai juga untuk kebutuhan masyarakat, dan ini menurut saya
mampu untuk meningkatkan minat baca dan kebiasaan
membaca masyarakat. Seperti saya, saya masih kuliah dan
disini banyak buku-buku yang sesuai dengan perkuliahan saya
misalnya buku filsafat ini, nah ini saya pernah jadikan referensi
untuk tugas saya. Selain itu, buku-buku disini dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi saya dan pengunjung
lain,”68
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
66 Wawancara : Andal. Sabtu, 7 Maret 2020. 67 Wawancara : Jimmy. Sabtu, 14 Maret 2020. 68 Wawancara : Ridho. Selasa, 24 Maret 2020.
51
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat mempunyai peran dalam
mengembangkan minat baca, dan kebiasaan membaca masyarakat
melalui ketersediaan berbagai bahan bacaan di Perpus Rakyat.
Membaca bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan yang
lebih luas, semakin sering membaca maka pengetahuan semakin
bertambah dan minat baca dalam diri semakin meningkat.
d. Berperan aktif dalam kegiatan ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Ya, kami sering mengadakan diskusi kecil-kecilan diselah-
selah ngelapak ini. Nah, nanti ada teman kuliah yang mampir
disini untuk ikut bergabung dalam diskusi. Apabila teman-
teman tidak paham mengenai diskusi yang sedang
berlangsung, maka saya sendiri atau kami dari pengelola
Perpus Rakyat membantu membuat mereka paham tentang
diskusi ini. Dan disini kami jadi fisiliator bagi mereka. Dan
kami juga sering memotivasi teman-teman yang berkunjung
kemari, atau berbicara dalam diskusi kecil-kecilan bahwa kita
itu harus banyak membaca, dan tanamkan niat dalam diri untuk
terus membaca. 69
Peneliti juga mewawancarai Andal selaku pengelola di
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Komunitas Perpus Rakyat ada kegiatan yang namanya bedah
buku, yang mana bedah buku ini mendatangkan pemateri yang
memang paham mengenai isi buku tersebut. Misalkan bedah
buku yang baru-baru ini dilaksanakan mengenai dunia tulis
menulis. Nah disini komunitas Perpus Rakyat menjadi
Mediatornya. Keuntungan bagi peserta ialah, mereka dapat
pengetahuan baru, dan untuk yang memang sudah punya bakat
tulis menulis, kemungkinan besar makin mengasah dan
mengembangkan bakatnya tersebut.70
Menurut hasil observasi peneliti yang disertai dengan
dokumentasi, bahwasanya komunitas Perpus Rakyat memang aktif
69 Wawancara : Munthe. Sabtu, 07 Maret 2020 70 Wawancara : Andal. Sabtu, 07 Maret 2020
52
dalam melaksanakan kegiatan ilmiah. Seperti kegiatan bedah buku
dan diskusi.
Hal ini pun dituturkan oleh Pak Dwi Rahariyoso seorang
penulis yang mengisi materi dalam kegiatan bedah buku Setrika
Arang mengatakan :
“ Menurut saya, kegiatan seperti ini kayak kebutuhan (asupan
sehari-hari). Kalau ini tidak sinergik dengan diskusi maka
orang-orang tidak akan paham, kenapa karena tidak semua
yang tertuliskan itu bisa dipahami. Semakin banyak kegiatan
seperti ini diadakan , baik itu dari komunitas Perpus Rakyat
ataupun oleh komunitas lainnya ini merupakan bentuk sinyal
yang positif, semacam kebangkitan kultur literasi di Jambi.
Dan menurut saya, komunitas Perpus Rakyat ini telah menjadi
mediator bagi para peserta yang ikut dalam acara yang
dilaksanakan ini. Ya bisa saja setelah ini ada yang makin
mengembangkan bakatnya di dunia literasi”71
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Niko, peserta bedah
buku mengatakan :
“Kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas ini bagus,
mereka terlihat perannya selain sebagai fisiliator mereka juga
berperan aktif sebagai mediator. Temanya tadi tentang
kepenulisan, menurut saya kegiatan seperti ini juga positif,
dapat menambah pengalaman selain itu dapat menambah ilmu
dan meningkatkan pengetahuan juga.”72
Penulis juga mewawancarai Rizwan yang merupakan peserta
kegiatan bedah buku mengatakan :
“Saya ikut bedah buku sudah 3x, saya ikut ini untuk
menambah dan memperluas wawasan, nyari pengalaman juga.
Pandangan saya terhadap komunitas yang telah mengadakan
kegiatan bedah buku tentang tema kepenulisan seperti ini
adalah sangat bagus. Komunitas yang seperti ini penting untuk
generasi muda zaman saat ini, dimana yang saya lihat anak
muda zaman sekarang rata-rata sudah apatis dengan dunia
kepenulisan. Selain itu dengan diadakannya kegiatan seperti
ini, kami para peserta yang hadir bertambah ilmu
pengetahuan.”73
71 Wawancara : Dwi Rahariyoso. Sabtu, 29 Februari 2020 72 Wawancara : Niko. Sabtu, 29 Februari 2020 73 Wawancara : Rizwan. Sabtu, 29 Februari 2020
53
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat berperan aktif sebagai
fisiliator, mediator dan motivator hal ini terdapat terlihat jelas dalam
kegiatan bedah buku dan diskusi. Peserta yang hadir merasakan
bahwa komunitas ini berperan sebagai mediator, antara bahan bacaan,
narasumber dan diri mereka sendiri.
e. Anggotanya dapat berperan sebagai media pembimbing.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Kalau secara umum sih tidak ada, tapi kalau secara pribadi
ada. Misal kek gini, kenapa harus baca ? maka kami dari
pengelola menjelaskan kalau membaca itu hal yang sangat
penting untuk hidup mereka, dan membaca tidak harus di lapak
baca, rumah baca. Tapi bisa juga melalui gadget dan
perpustakaan. ”74
Peneliti juga mewawancarai Andal selaku pengelola di
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Benar apa yang dikatakan oleh Munthe, bahwasannya secara
umum itu tidak ada, tapi secara pribadi ada. Misalkan, baca
buku itu penting, setidaknya dalam satu hari luangkan waktu
buat membaca, karena dapat menambah ilmu pengetahuan.”75
Selain itu peneliti juga mewawancarai Nurul selaku pengelola di
komunitas perpus Rakyat mengatakan :
“Setahu saya, secara umum gak ada. Ya, Cuma waktu itu seperti
menjelaskan ke pengunjung bahwa membaca itu penting. Untuk
kehidupan. Dan jika semakin rajin buat membaca, maka minat
74 Wawancara : Munthe. Sabtu, 07 Maret 2020 75 Wawancara : Andal. Sabtu , 07 Maret 2020
54
baca mereka tumbuh. Dan keuntungan bagi mereka
bertambahnya ilmu pengetahuan.”76
Peneliti juga mewawancarai Jimmy, mengatakan :
“Waktu baru-baru kemari untuk membaca, saya ingat di sini lagi
ngadain diskusi kecil-kecilan tentang pentingnya membaca.
Mereka berkata, setidaknya dalam satu hari itu harus membaca.
Nah sejak itu saya coba terus untuk membaca, walau hanya
beberapa lembar. Setidaknya dalam satu hari itu ada yang
dibaca.”77
Selain itu peneliti juga mewawancarai Rizwan, mengatakan :
“Saya pernah di beri masukkan oleh salah satu pengelola
komunitas ini, masukkannya seperti harus rajin-rajin baca.
Walau awalnya tidak menyukai baca, setidaknya cari buku yang
menurut kita covernya bagus, judulnya menarik dan unik. Di
baca aja sedikit demi sedikit, maka kebiasaan baca dan minat
baca akan tumbuh dengan sendirinya.”
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat anggotanya dapat berperan
sebagai media pembimbing dan memberikan konsultasi kepada
pemakai dan menanamkan pemahaman tentang pentingnya membaca.
Dengan hal seperti ini, maka masyarakat yang awalnya tidak
menyukai membaca, lama kelamaan akan tumbuh sedikit demi sedikit
minat baca dalam diri mereka.
f. Berperan dalam melestarikan sumber informasi.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
76 Wawancara : Nurul. Sabtu, 14 Maret 2020 77 Wawancara : Jimmy. Sabtu, 14 Maret 2020
55
“ Kalau di sini tu ya, ada buku yang paling lama milik Gus dur,
terbitan tahun 1981. Kalau buku sobek, itu hanya kami lem saja
menggunakan lem bening. Dan sebagian kami sampulin pake
sampul plastik yang bening.” 78
Peneliti juga mewawancarai Andal selaku pengelola di
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Kalau ada koleksi yang sobek kami lem, terus sebagian koleksi
kami beri sampul plastik. Itu aja sih cara pelestarian yang
dilakukan oleh komunitas ini.” 79
Selain itu peneliti juga mewawancarai Nurul selaku pengelola di
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Di komunitas ini, sebagian koleksinya kami sampulin pake
sampul plastik, lalu kalau ada buku yang robek itu kami lem pakai lem
bening.” 80
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat anggotanya dapat berperan
dalam melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan
baik. Peneliti telah langsung observasi dan mendokumentasikan
bahwasannya mereka memang ada koleksi lama yang dilestarikan
dengan cara buku tersebut dijaga dengan baik. Bila ada koleksi yang
robek dan rusak, mereka memperbaikinya dengan cara disampul
plastik dan di lem.
g. Peran komunitas literasi Perpus Rakyat ialah sebagai ukuran
(Barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas
kunjungan dan pemakaian komunitas.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
78 Wawancara : Munthe. Sabtu, 07 Maret 2020 79 Wawancara : Andal. Sabtu, 07 Maret 2020. 80 Wawancara : Nurul. Sabtu, 14 Maret 2020
56
“Kalau untuk lapak baca ini, kami awalnya ada absensinya.
Jadi tiap malam itu tau pengunjungnya ada berapa. Pernah
awal ngelapak disini, ada berbagai kalangan yang baca ada
anak-anak jual tissue juga ikut gabung baca disini, dosen, dan
juga ada masyarakat biasa. Tapi, sekarang tidak tau kenapa
tidak seramai awal. Kalau untuk rumah baca, kami tidak
menyediakan absen. Jadi kami Cuma buat absen untuk
kegiatan bedah buku saja, dan alhamdulillah setiap kegiatan
yang dilaksanakan banyak yang datang dan bertambah dari
sebelum-sebelumnya.” 81
Peneliti juga mewawancarai Andal selaku pengelola di
komunitas Perpus Rakyat mengungkapkan :
“Kami itu tidak punya daftar hadir pengunjung untuk lapak
baca dan rumah baca. Kami hanya mempunyai daftar hadir
dari kegiatan bedah buku. Dan alhamdulillah, di kegiatan
bedah buku ada peningkatan peserta dari kegiatan bedah buku
sebelum-sebelumnya.”82
Selain itu peneliti juga mewancarai Nurul selaku pengelola di
komunitas Perpus Rakyat mengungkapkan :
“Kemajuan yang terlihat itu di kegiatan bedah buku, tapi kalau
untuk lapak baca dan rumah baca tidak terlalu terlihat sih,
soalnya kan kalau di kegiatan bedah buku kami ada absen
pesertanya. Tapi kalau untuk di lapak baca sama rumah baca
ini gak ada. Dulu sih ada, Cuma semenjak absen lama hilang,
jadi ga ada buat lagi sih.” 83
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas Perpus Rakyat berperan peran sebagai
ukuran (Barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas
kunjungan dan pemakaian komunitas. Mereka mengetahuinya dengan
cara menggunakan absen kehadiran peserta. Akan tetapi, absensi ini
hanya ada dalam kegiatan bedah buku. Karena, absensi rumah baca
yang lama hilang. Untuk rumah baca yang baru, absensinya belum
81 Wawancara : Munthe. Sabtu, 7 Maret 2020 82 Wawancara : Andal. Sabtu, 7 Maret 2020 83 Wawancara : Nurul. Sabtu, 14 Maret 2020
57
ada. Karena kegiatan di rumah baca yang baru belum ada kegiatan,
karena komunitas ini baru pindah dan masyarakat sekitar belum
banyak tahu tentang keberadaan komunitas ini.
h. Rumah baca belum banyak diketahui masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Sebelum pindah ke Kembar Lestari, awalnya kami dirikan
rumah baca di Mendalo Indah. Sama seperti sekarang, rumah
bacanya masih dilingkungan masyarakat. Waktu di sana
banyak anak-anak yang berkunjung untuk membaca di rumah
baca. Tapi di Kembar Lestari ini belum ada yang berkunjung
masyarakatnya, karena kami belum ada promosi. Tapi
pengunjung yang datang ke rumah baca ada. Itu mahasiswa,
teman kami, pengunjung yang sering ke rumah baca di
Mendalo Indah dulu dan tahu kalau kami punya rumah baca
baru. Makanya dia sering kerumah baca yang sekarang. Yah,
untuk sekarang baru itu yang tahu keberadaan rumah baca di
sini.” 84
Hal ini pun dituturkan oleh Ria selaku masyarakat sekitar
rumah baca Perpus Rakyat mengatakan :
“Saya warga sini, setahu saya mereka baru pindah kesini
sekitar 1 bulan yang lalu. Tapi, saya tidak mengetahui kalau
disini ada rumah baca. Mereka tidak ada memberitahu, ataupun
mempromosikannya. Jadi kalau menurut saya, perannya belum
terlihat karena keberadaan rumah baca ini belum diketahui” 85
Dan peneliti juga mewawancarai Indah selaku masyarakat
sekitar Rumah Baca mengatakan :
“Adik-adik ini pindah ke rumah sebelah itu kurang lebih 1
bulan yang lalu kalau ga salah. Tapi kami tidak tau kalau
mereka ada rumah baca”. 86
84 Wawancara : Munthe. Minggu, 22 Maret 2020. 85 Wawancara : Ria. Minggu, 22 Maret 2020. 86 Wawancara : Indah. Selasa, 24 Maret 2020.
58
Peneliti mewawancarai Ridho selaku pengunjung rumah baca
Perpus Rakyat mengatakan :
“Saya sering kesini kalau lagi tidak ada kegiatan diluar. Kesini
baca buku, kadang juga kalau belum selesai saya pinjam dan
bawa pulang bukunya.” 87
Dapat disimpulkan, bahwa rumah baca milik Perpus Rakyat
belum ada promosi ataupun hal lain yang bertujuan untuk
memberitahu kepada masyarakat sekitar bahwa disekitar mereka ada
rumah baca. Jika tidak di promosikan rumah baca ini, maka rumah
baca yang mereka miliki tidak akan diketahui oleh masyarakat.
87 Wawancara : Ridho. Selasa, 24 Maret 2020.
59
2. Kendala yang Dihadapi Komunitas Literasi Perpus Rakyat Dalam
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
a. Waktu Dan Jarak
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Kami terkendala dengan waktu, karena tidak semua pengelola disini
itu mempunyai waktu yang banyak. Jadi, kalau untuk melapak baca
seperti sekarang ini, tidak banyak yang bisa hadir. Karena masing-
masing mempunyai kegiatan yang lebih penting lainnya. Kami juga
mengadakan kegiatan lapak baca pukul 20.00 dan terkadang jam
segitu juga belum buka, karena lokasi rumah ke sini itu jauh.” 88
Hal ini juga diungkapkan oleh Andal selaku salah satu
pengelola komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Semua anggota dari komunitas Perpus Rakyat ini merupakan
mahasiswa. Saya juga mahasiswa, kadang saya juga tidak bisa hadir
dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas Perpus Rakyat ini
dikarenakan ada tugas kuliah dari dosen. Nah, teman-teman yang lain
juga begitu, ada juga yang punya kegiatan yang lain diluar dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas ini.” 89
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Nurul selaku pengelola
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Kalau menurut saya kendala yang dihadapai itu berupa waktu, karena
saya pribadi masih seorang mahasiswi, tugas-tugas dari dosen pun
banyak. Jadi sulit untuk membagi waktu, dan juga jarak tempat tinggal
saya dengan lokasi kegiatan lumayan jauh. Apalagi jika kegiatan
dilakukan pada malam hari, seperti kegiatan lapak baca. Minggu lalu
komunitas ini melapak, tapi saya tidak dapat hadir karena ada tugas
dosen yang deadline pada malam itu.” 90
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas mengalami kendala yaitu mengenai waktu
88 Wawancara : Munthe. Selasa, 31 Maret 2020 89 Wawancara : Andal. Selasa, 31 Maret 2020 90 Wawancara : Nurul. Selasa, 31 Maret 2020
60
dan jarak. Waktu dan jarak yang membuat pengelola terhambat untuk
melakukan kegiatan-kegiatan rutin komunitas Perpus Rakyat,
sehingga dengan hal ini terkendala dalam meningkatkan minat baca
masyarakat. Hal ini terbukti, ketika mereka ingin megadakan kegiatan
lapak baca pukul 20.00 Wib di Car Free Night Kota Baru, saya datang
sebelum jam kegiatan dilaksanakan, setelah saya sudah di lokasi jam
20.00 mereka juga belum datang. Dikarenakan jarak rumah mereka
dengan lokasi kegiatan itu jauh. Selain itu, para anggota komunitas
Perpus Rakyat ada yang tidak dapat hadir, karena lokasi rumah jauh
dan mereka ada tugas dosen yang belum terselesaikan.
b. Anggaran Dana
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Kami kan semuanya disini anak rantau dan jauh dari keluarga. Kami
juga masih kuliah, belum bekerja. Jadi untuk beli buku itu ada pakai
uang pribadi saya. Tidak semua uang saya belikan buku, pasti
terbatas. Kalau untuk melakukan kegiatan, seperti beli air minum
gelas, itu ada juga pakai uang pribadi. Namanya juga anak kos, uang
yang dikasih pun tidak terlalu banyak.”91
Hal ini pula diungkapkan oleh Andal selaku pengelola
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
“Anggaran dana sangat berpengaruh dalam keberlangsungan setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas Perpus Rakyat. Misal,
untuk kegiatan bedah buku dan diskusi itu kan gratis tidak bayar, jadi
untuk konsumsinya ya dari uang pribadi. Setelah itu untuk menambah
koleksi, atau hal lainnya yang membutuhkan dana serta masih
bersangkut paut dengan komunitas ini. Sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh komunitas ini pun masih terbatas karena minimnya
pendanaan.” 92
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Nurul selaku pengelola
komunitas Perpus Rakyat mengatakan :
91 Wawancara : Munthe. Selasa, 31 Maret 2020 92 Wawancara : Andal. Selasa, 31 Maret 2020
61
“Ya, dana menjadi dalah satu kendala utama kami, karena pada
dasarnya kami menggunakan uang pribadi untuk membeli koleksi dan
sarana dan prasarana lainnya. Dengan minimnya dana, kegiatan kami
terhambat, selain itu saran dan prasarana di komunitas Perpus Rakyat
ini masih belum dikatakan lengkap dan memadai, masih banyak
kurangnya.”93
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas mengalami kendala yaitu mengenai Dana.
Kendala masalah dana sepertinya menjadi sangat mendasar dan
penting untuk dicari jalan keluarnya, yang mana pendanaan ini
sebagai penunjang segala kegiatan di komunitas dan sebagai penyedia
sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh komunitas Perpus Rakyat.
Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan sarana dan
prasarana dalam menunjang peran komunitas Perpus Rakyat sebagai
wadah untuk menyediakan sumber-sumber informasi dan
meningkatkan minat baca masyarakat. Namun, karena dananya yang
sangat minim, membuat segala kegiatan komunitas Perpus Rakyat
menjadi sangat terbatas untuk mewujudkan peran dan tujuannya.
c. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan :
“Kendala yang kami hadapi yaitu pengelola yang kurang paham cara
pengelolaan buku dengan baik. Seperti saya, saya kan tidak paham
betul cara mengelola buku agar yang diinginkan pengunjung bisa
mudah ditemukan. Jadi buku-buku yang dirumah baca kami susun saja
biar terlihat rapi.” 94
Hal ini pula diungkapkan oleh Nurul selaku pengelola
komunitas Perpus Rakyat mengatakan:
“Di Perpus Rakyat ini ada 40 anggota. Tapi tidak semuanya masuk
dalam struktur organisasi. Karena yang masuk dalam struktur tersebut
93 Wawancara : Nurul. Selasa, 31 Maret 2020 94 Wawancara : Munthe. Selasa, 31 Maret 2020
62
ialah orang-orang yang sudah ikut pelatihan. Sedangkan selebihnya itu
belum. Nah, kendalanya itu anggota banyak akan tetapi tidak aktif.
Karena punya kegiatan masing-masing. Jadi yang datang hanya
anggota itu-itu saja saja. Jika anggota yang biasa aktif tidak dapat
hadir, maka kegiatan ditunda.” 95
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
diketahui bahwa komunitas mengalami kendala yaitu mengenai
sumber daya manusia. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud
ialah pengelola. Pengelola yang kurang paham cara mengelola koleksi
dengan baik dan pengelola komunitas yang kurang aktif. Seharusnya
anggota lain harus berperan aktif, agar komunitas Perpus Rakyat
semakin terlihat eksistensinya di masyarakat.
d. Koleksi
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan:
“Komunitas ini masih baru, jadi koleksi yang ada saat ini masih sangat
minim. Jadi kendalanya itu adalah koleksi yang minim sehingga
kurang memenuhi kebutuhan para pengguna. Dan ini sepertinya
membuat masyarakat kurang berminat untuk berkunjung ke rumah
baca ataupun ke lapak baca”. 96
Hal ini pula diungkapkan oleh Andal selaku pengelola
komunitas Perpus Rakyat mengatakan:
“Ya, benar. Bahwasannya kami juga terkendala dengan koleksi.
Karena koleksi di komunitas Perpus Rakyat ini masih minim dan
dikatakan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat
pengguna. Soalnya pada saat kerjasama, kan koleksi kita tidak bisa
menentukan mau bahan bacaan seperti apa. Tapi, kami tetap berusaha
untuk memenuhi keinginan pengguna.” 97
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara di sertakan
dokumentasi, dan observasi yang telah saya lakukan maka dapat
95 Wawancara : Nurul. Selasa, 31 Maret 2020 96 Wawancara : Munthe. Selasa, 31 Maret 2020 97 Wawancara : Andal. Selasa, 31 Maret 2020
63
diketahui bahwa komunitas mengalami kendala yaitu koleksi bahan
pustaka. Bahwasanya koleksi yang tersedia di komunitas Perpus
Rakyat sebanyak 421 buku. Dan itu masih terbilang koleksi yang
masih sedikit untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketika
peneliti ke lokasi untuk melihat langsung koleksi, kebanyakan koleksi
di Perpus Rakyat mengenai Pemikiran Islam dan Filsafat. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi oleh komunitas Perpus
Rakyat salah satunya koleksi yang sangat minim, dan hampir sebagian
koleksi kurang mendukung dengan kebutuhan masyarakat.
3. Langkah Strategis yang Digunakan Oleh Komunitas Literasi Perpus
Rakyat Dalam Upaya Mengatasi Kendala Yang Terjadi Dalam
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat.
a. Lebih Sering Mengingatkan Anggota Komunitas Perpus Rakyat
Mengenai Kegiatan yang Akan Dilaksanakan dan Akan
Memanfaatkan Transportasi yang Ada Jika Anggota Terkendala
dengan Jarak.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan:
“Mengenai waktu, kami akan lebih sering mengingatkan anggota
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh komunitas Perpus
Rakyat 2 atau 3 hari sebelum kegiatan, agar anggota yang lain bisa
meluangkan waktunya. Sedangkan untuk jarak, kedepannya kami
akan memanfaatkan transportasi seperti motor, nah bagi yang
terkendala jarak maka akan kami jemput.” 98
Selain itu, peneliti juga mewawancarai Andal selaku pengelola
di komunitas Perpus Rakyat mengungkapkan:
“Kalau menurut saya, dari awal ingin melaksanakan kegiatan tersebut
selalu diingatkan kepada anggota yang lain agar mempersiapkan diri
dan waktu supaya tidak terbentur antara kegiatan yang dilaksanakan
komunitas Perpus Rakyat dengan kegiatan lain milik mereka. Kalau
98 Wawancara : Munthe. Selasa, 31 Maret 2020
64
mengenai jarak, bagi yang tidak bisa ke lokasi karena jauh atau tidak
ada kendaraan, akan kami jemput.”99
b. Melakukan Kerjasama dalam Pengadaan Koleksi, Anggaran
Dana dan Kerjasama Antar Anggota Agar Komunitas Menjadi
Lebih Aktif
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Andal
selaku pengelola di komunitas Perpus Rakyat mengungkapkan:
“Komunitas Perpus Rakyat memiliki koleksi yang minim, kami
mengatasainya dengan cara menjalani kerjasama. Kami telah
melakukan kerjasama dengan PBI dan Anak Bertanya.com. Jadi,
mereka mendatangkan buku-buku ke komunitas Perpus Rakyat. Selain
itu kami akan melakukan kerjasama dalam mengenai anggaran dana,
kami akan miminta sumbangan, mengaktifkan kembali uang kas yang
sempat berhenti.” 100
Dan peneliti juga mewawancarai Nurul selaku pengelola di
Komunitas Perpus Rakyat mengatakan:
“Menurut saya langkah strategisnya ialah anggota kelompok harus
saling kerjasama satu sama lain. Misalkan, saya, Andal, dan Munthe
tidak dapat melaksanakan kegiatan karena ada kegiatan yang lain
diluar dari komunitas ini, maka anggota lain membantunya agar
kegiatan yang rutin dilaksanakan tetap berjalan dengan baik.” 101
C. Melakukan Rekruitmen Sumber Daya Manusia Terkhususnya yang
Lebih Paham dalam Pengelolaan Koleksi
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe
sebagai pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat
mengungkapkan:
“Rencananya kami dari komunitas Literasi Perpus Rakyar akan
melakukan rekruitmen anggota, disini kami mengutamakan anggota
yang paham dalam pengelolaan koleksi agar koleksi yang kami miliki
lebih terjaga dan lebih bermanfaat untuk pengunjung” 102
99 Wawancara : Andal. Selasa, 31 Maret 2020 100 Wawancara : Andal. Selasa, 31 Maret 2020. 101 Wawancara : Nurul. Selasa, 31 Maret 2020. 102 Wawancara : Munthe, 3 November 2020.
65
Selain itu peneliti juga mewawancarai Andal selaku pengelola di
Komunitas Perpus Rakyat mengatakan:
“Iya bener, kami berencana membuka rekruitmen anggota yang paham
mengenai pengelolaan koleksi.” 103
D. Melakukan Promosi Koleksi
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Munthe sebagai
pendiri sekaligus ketua dari komunitas Perpus Rakyat mengungkapkan:
“Langkah strategis yang kami lakukan ialah kami tetap melakukan
promosi di media sosial dan melakukan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan literasi. Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh
Perpus Rakyat merupakan langkah strategis.Selain itu kami juga akan
mempromosikan koleksi yang dimiliki Perpus Rakyat dengan cara
begitu minat baca masyarakat akan bertambah bertambah.”104
Menurut hasil analisis saya, dari wawancara dan observasi yang telah
saya lakukan maka dapat diketahui bahwa langkah strategis yang
dilakukan oleh komunitas Perpus Rakyat dalam upaya mengatasi
kendala yang terjadi dalam meningkatkan minat baca masyarakat ialah
lebih sering mengingatkan anggota komunitas Perpus Rakyat mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan dan akan memanfaatkan transportasi
yang ada jika anggota terkendala dengan jarak. Melakukan promosi.
Promosi yang dimaksudkan disini ialah mempromosikan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh komunitas Perpus Rakyat. Selain
itu langkah strategis lainnya ialah melakukan kerjasama. Kerjasama di
sini dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu kerjasama dalam pengadaan
koleksi dengan pihak terkait, kerjasama dalam anggaran dana dan
kerjasama antar anggota agar komunitas lebih aktif. Jika komunitas
lebih aktif, maka akan berpengaruh kepada minat baca masyarakat.
Langkah strategis yang terakhir ialah pengrekrutan anggota yang ingin
menjadi bagian dari komunitas Perpus Rakyat, mereka mencari anggota
103 Wawancara : Andal, 3 November 2020. 104 Wawancara : Munthe. Selasa, 31 Maret 2020
66
yang lebih paham mengenai pengelolaan koleksi agar koleksi yang
mereka miliki lebih terjaga dan lebih sering dipakai oleh pengguna.
67
A. Kesimpulan
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan skripsi di atas, setelah
penulis mengkaji dan membahas mengenai peran komunitas literasi Perpus
Rakyat dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat Kota Jambi. Maka
dapat disimpulkan bahwa peran Komunitas Perpus Rakyat dalam upaya
meningkatkan minat baca masyarakat Kota Jambi yaitu:
1. Sebagai tempat menyediakan sumber informasi seperti buku, majalah,
komik, novel dan jurnal;
2. Sebagai penghubung antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan
dengan para pengguna;
3. Berperan dalam mengembangkan minat baca, dan kebiasaan membaca
masyarakat melalui ketersediaan berbagai bahan bacaan di Perpus Rakyat;
4. Berperan aktif sebagai fisiliator, mediator dan motivator hal ini terdapat
terlihat jelas dalam kegiatan bedah buku dan diskusi;
5. Anggotanya dapat berperan sebagai media pembimbing dan memberikan
konsultasi kepada pemakai dan menanamkan pemahaman tentang
pentingnya membaca;
6. Berperan dalam melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam
keadaan baik;
7. Sebagai ukuran (Barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari
intensitas kunjungan dan pemakaian komunitas.
Kendala yang dihadapi Perpus Rakyat ialah waktu dan jarak, karena
waktu dan jarak yang membuat pengelola terhambat untuk melakukan
kegiatan-kegiatan rutin komunitas Perpus Rakyat dikarenakan pengelola
masih merupakan mahasiswa yang harus membagi waktu kuliah dan kegiatan
dan juga jarak, karena ada beberapa pengelola yang terkendala oleh jarak
antara tempat tinggal dan lokasi kegiatan. Selain itu kendala yang dihadapi
oleh komunitas Perpus Rakyat ialah mengenai anggaran dana, sumber daya
manusia (pengelola yang kurang paham dalam pengelolaan buku dengan
68
baik), serta koleksi yang dapat dikatakan masih sedikit untuk dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Langkah strategis yang dilakukan oleh komunitas Perpus Rakyat
dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam meningkatkan minat baca ialah
melakukan promosi. Promosi yang dimaksudkan di sini ialah lebih sering
mengingatkan anggota komunitas Perpus Rakyat mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan dan akan memanfaatkan transportasi yang ada jika anggota
terkendala dengan jarak. Mempromosikan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh komunitas Perpus Rakyat. Dan juga melakukan kerjasama.
Kerjasama di sini dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu kerjasama dalam
pengadaan koleksi dengan pihak terkait, kerjasama dalam anggaran dana dan
kerjasama antar anggota agar komunitas lebih aktif. Jika komunitas lebih
aktif, maka akan berpengaruh kepada minat baca masyarakat. Langkah
strategis yang terakhir ialah perekrutan anggota yang ingin menjadi bagian
dari komunitas Perpus Rakyat, mereka mencari anggota yang lebih paham
mengenai pengelolaan koleksi agar koleksi yang mereka miliki lebih terjaga
dan lebih sering dipakai oleh pengguna.
B. Saran
Melalui penulisan skripsi ini, ada beberapa saran dan masukkan yang
ingin peneliti berikan untuk komunitas Perpus Rakyat. Berdasarkan
kesimpulan diatas, dapat ditarik saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada pendiri dan ketua komunitas Perpus Rakyat, harus lebih aktif dan
lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pengguna, seperti koleksi yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Agar tumbuh
budaya baca dan juga meningkatnya minat baca masyarakat;
2. Kepada ketua dan pengelola komunitas Perpus Rakyat diusahakan untuk
lebih meningkatkan mutu pelayanan, agar pengunjung merasa puas dan
komunitas mendapatkan kesan terbaik;
3. Kepada pengelola komunitas Perpus Rakyat yang namanya tercantum atau
tidak di struktur organisasi, mereka harus lebih akti, dan saling
69
bekerjasama untuk kepentingan dan kemajuan komunitas Perpus Rakyat
agar tercapainya visi-misi komunitas Perpus Rakyat yang kalian minati;
4. Kepada pendiri, ketua, dan anggota pengelola komunitas Perpus Rakyat,
perlu diadakannya kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak
terkait, seperti dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jambi, dan bila perlu
kerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik;
5. Kepada ketua dan semua anggota komunitas Perpus Rakyat untuk aktif
dalam melakukan promosi. Seperti rumah baca, hal ini harus mendapatkan
perhatian yang lebih lagi. Dikarenakan rumah baca tersebut masih baru
dan harus lebih aktif mempromosikannya di lingkungan masyarakat.
Supaya mastarakat lebih mengenal dan mengetahu keberadaan rumah baca
disekitar lingkungan mereka;
6. Untuk rumah baca dan lapak baca, diharapkan pengelola membuatkan
daftar hadir pengunjung yang berkunjung ke rumah baca maupun lapak
baca. Supaya lebih mengetahui apakah pengunjung semakin meningkat
atau malah menurun.
C. Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT yang
telah menganugrahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dalam bentuk sederhana.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dengan baik dari
segi pengaturannya maupun dari segi bahasanya. Dalam hal ini penulis selalu
berlapang dada dan senang hati menerima tegur sapa dan kritiknya yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah berpartisipasi
membimbing dan membantu penyelesaian skripsi ini.
Jika terdapat kejangkalan dan kesalahan terlebih dahulu penulis mohon
maaf sedalam-dalamnya. Akhir kata penulis mendoakan semoga kita selalu
dilindungi oleh Allah SWT, Aamiin Ya Robbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ahmadi, Rulam. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.
Arikunto, Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : suatu pendekatan
praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.
Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Rachman, Abd. dkk. 1985. Minat Baca Murid SD Di Jawa Timur. Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Departemen Agama RI. 2016. Al-Qur’an Wanita dan Keluarga. Jakarta: Al Huda
Kelompok Gema Insani.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Horton dan Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Jim dan Frank Tesoriero. 2008. Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Translated By Manullang
Sastrawan,et al. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Laksmi. 2008. Manajemen lembaga Informasi: Teori dan Praktis. Jakarta:
Penaku.
Meity H. Idris & Izul Ramdani. 2014. Menumbuhkan Minat Membaca Pada
Anak Usia Dini. Jakarta: PT.Luxima Metromedia.
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Narbuko, Cholid, dan Achmadi Abu. 2012. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rahim, Farid. 2005 Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara. .
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Soetomo. 2008. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sudarsana, Undang. Modul Pembinaan Minat Baca, Diunduh pada 29 April 2019,
Pukul 19.13 Wib
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharyanti. 2008. Pengantar Dasar Ilmu Perpustakaan. Surakarta: LPP UNS dan
UNS Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2005. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
W.J.S. Poerwadarminto. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN
Balai Pustaka.
Wenger, Etienne et al.2002. Cultivating Communities of Practice. Harvard:
Business School Press.
Yunus,dkk.2008. Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
WEBSITE
Aslang Jaya. Apa Pentingnya Komunitas Literasi di Indonesia.
https://www.kompasiana.com/aslangjaya6099/5ec10d7fd541df4fd9126632
/apa-pentingnya-komunitas-literasi-di-indonesia. diakses pada Minggu, 24
Mei 2020. Pukul 19.21 Wib.
Dewi Samsya, Pengertian Arti Defenisi Struktur Organisasi.
https://www.academia.edu/9181489/A._Pengertian_Arti_Defenisi_Struktu
r_Organisasi. diakses pada Jum’at 28 Februari 2020, pukul 22.01 Wib.
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamus Versi Online),
https://kbbi.web.id/komunitas.html. diakses pada Selasa, 07 Januari 2020.
pukul 19.32 Wib
ELIB UNIKOM, jbptunikompp-gdl-satrianasa-39983-8-unikom_s-i.pdf diakses
pada Selasa, 18 Februari 2020, Pukul 23.01 Wib.
Novitasari, 7 Pilar Pembentukan Komunitas Literasi, https://kenali.co/berita-
840866-7-pilar-pembentukan-komunitas-literasi.html diakses pada Jum’at,
20 Februari 2020. Pukul 10.52 Wib.
Salamadian. Sarana dan Prasarana : Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya.
https://salamadian.com/pengertian-sarana-dan-prasarana/ . diakses pada
Minggu, 22 Maret 2020. pukul 01.03 Wib
Sanggar Baca Trilogi,
https://www.google.com/amp/s/sanggarbacatrilogi.wordpress.com/2018/0
9/18/jejak-sejarah-literasi-indonesia-1/amp/ diakses pada Kamis, 20
Februari 2020. pukul 08.21 Wib
JURNAL
Maharani, Dina.2017. “Minat Baca Anak-anak Di Kampoeng Baca Kabupaten
Jember”. Tahun 2017, Vol.3. No.1. Hlm.321. Surabaya : Pendidikan Dasar
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
SKRIPSI
Santy Andiyani. 2013 Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Teknologi Agroindustri FPTPK UPI. Skripsi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Instrumen Pengumpulan Data
A. Observasi
1. Mengamati langsung lokasi penelitian komunitas literasi perpus
rakyat
2. Mengamati secara langsung kegiatan komunitas literasi perpus
rakyat
3. Mengamati secara langsung antusias masyarakat di kegiatan
komunitas literasi perpus rakyat.
4. Mengamati secara langsung ketersediaan koleksi yang dimiliki
oleh komunitas literasi perpus rakyat.
B. Wawancara
1. Pendiri & Ketua
a. Komunitas literasi perpus rakyat menyediakan sumber informasi,
pendidikan, penelitian, preservasi, dan pelestarian khasanah
budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan
bermanfaat.
b. Komunitas literasi perpus rakyat menyediakan media atau
jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber
informasi dan ilmu pengetahuan.
c. Komunitas literasi perpus rakyat berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan
membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan
bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
d. Komunitas literasi perpus rakyat berperan aktif sebagai fisiliator,
mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari,
memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pengalamannya
e. Komunitas literasi perpus rakyat berperan sebagai lembaga
pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung
komunitas
f. Petugas komunitas literasi perpus rakyat dapat berperan sebagai
media pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai
dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya perpustakaan bagi orang banyak
g. Komunitas literasi perpus rakyat berperan dalam menghimpun
dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan
baik
h. Komunitas literasi perpus rakyat dapat berperan sebagai ukuran
(Barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas
kunjungan dan pemakaian komunitas
i. Secara tidak langsung, apakah komunitas literasi perpus rakyat
yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan
remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
dan tindak indisipliner (tidak patuh pada peraturan)
j. Faktor yang menjadi kendala dalam upaya meningkatkan minat
baca masyarakat Kota Jambi.
k. Langkah strategis yang dilakukkan, untuk mengatasi kendala
yang terjadi dalam meningkatan minat baca masyarakat Kota
Jambi.
2. Pengelola Komunitas Perpus Rakyat
a. Komunitas literasi perpus rakyat menyediakan sumber informasi,
pendidikan, penelitian, preservasi, dan pelestarian khasanah
budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan
bermanfaat.
b. Komunitas literasi perpus rakyat menyediakan media atau
jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber
informasi dan ilmu pengetahuan.
c. Komunitas literasi perpus rakyat berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan
membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan
bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
d. Komunitas literasi perpus rakyat berperan aktif sebagai fisiliator,
mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari,
memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pengalamannya
e. Komunitas literasi perpus rakyat berperan sebagai lembaga
pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung
komunitas
f. Petugas komunitas literasi perpus rakyat dapat berperan sebagai
media pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai
dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya perpustakaan bagi orang banyak
g. Komunitas literasi perpus rakyat berperan dalam menghimpun
dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan
baik
h. Komunitas literasi perpus rakyat dapat berperan sebagai ukuran
(Barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas
kunjungan dan pemakaian komunitas
i. Secara tidak langsung, apakah komunitas literasi perpus rakyat
yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan
remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
dan tindak indisipliner (tidak patuh pada peraturan)
j. Faktor yang menjadi kendala dalam upaya meningkatkan minat
baca masyarakat Kota Jambi.
k. Langkah strategis yang dilakukkan, untuk mengatasi kendala
yang terjadi dalam meningkatan minat baca masyarakat Kota
Jambi.
3. Masyarakat Sekitar Rumah Baca
a. Menurut anda, adakah peran dari komunitas perpus rakyat ini
seperti rumah bacanya terhadap diri anda ?
4. Masyarakat Yang Mengikuti Kegiatan Komunitas Perpus Rakyat
a. Bagaimana pendapat anda mengenai dengan keberadaan
komunitas perpus rakyat ini di masyarakat?
DAFTAR INFORMAN
No. Nama Keterangan
1 Lukman Hakim
Dalimunthe Pendiri & Ketua Komunitas Perpus Rakyat
2 Andal Andrizal Pengelola Komunitas Perpus Rakyat
3 Nurul Fathiah Pengelola Komunitas Perpus Rakyat
4 Niko Pengunjung Lapak Baca
5 Jimmy Pengunjung Lapak Baca
6 Dewi Peserta Bedah Buku
7 Rizwan Peserta Bedah Buku
8 Dwi Rahariyoso Pemateri Bedah Buku
9 Ridho Pengunjung Rumah Baca
10 Ria Masyarakat Sekitar Rumah Baca
11 Indah Masyarakat Sekitar Rumah Baca
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Monica Ade Reza
Nim : IPT.160877
Fak/Jurusan : Adab dan Humaniora / Ilmu Perpustakaan
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 21 September 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Bapak : Anwar
Nama Ibu : Desi Liah
Anak Ke- : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Jl. Pattimura, Perumahan Wisma Bunga, No.A16, RT.
50, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo,
Kota Jambi
Pendidikan Formal : SD Negeri 219/IV Kota Jambi
SMP Negeri 11 Kota Jambi
SMA Negeri 5 Kota Jambi
Pekerjaan : Mahasiswi
No.Hp 082390609766