peran majelis dzikir sby nurussalam dalam...
TRANSCRIPT
1
PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM DALAM
MENDUKUNG PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO
(STUDY ANALISIS MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM JAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Dalam Ilmu Ushuluddin
Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
Disusun oleh:
NEDY SUGIANTO
NIM : 4104004
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
2
PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM DALAM
MENDUKUNG PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO
(STUDY ANALISIS MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM JAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
(S1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
Disusun oleh:
NEDY SUGIANTO
NIM : 4104004
Semarang, 20 Mei 2011
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
M. Mukhsin Jamil, M.Ag Ahmad Musyafiq, M.Ag
NIP. 197002151997031003 NIP.197207091999031002
3
4
MOTTO
“If your actions inspire others to dream more, learn more, do more, and become
more, you are a leader.”
5
Abstraksi
Majelis dzikir merupakan bagian sentral yang sangat sakral di dalam dunia
tasawuf atau sufisme, sebagai bagian dalam pencapaian kedekatan diri kepada
Allah sang pecinta abadi. Dari kesakralan yang ada pada tasawuf dan majelis
dzikir khususnya, akhir-akhir ini seolah sudah menjadi trend bagi para politisi
memanfaatkannya sebagai sarana komunikasi politik bahkan sebagai wadah
pendulangan suara terutama pada momen menjelang pemilu PILPRES, PILLEG,
PILGUB, PILBUB, PILWAKOT, maupun PILKADES. Para politisi terlihat
gagap dan begitu sigap ketika menyambut momen tersebut dengan maraknya
penyelenggaraan majelis-majelis dzikir yang menjamur seantero jagat nasional.
Ditanah air, semangat berdirinya sebuah majelis dzikir sangat jelas terlihat.
Terlebih menjelang pemilu yang dari yayasan majelis dzikir itulah para politisi
sibuk membungkus rapi semua kepentingannya kedalam bahasa agama yang
pastinya akan memberikan nuansa positif dari apa yang mereka lakukan. Lebih
khususnya citra positif yang akan jelas terbangun dalam masyarakat pada
umumnya.
Majelis dzikir SBY nurussalam adalah satu dari sekian banyaknya majelis-
majelis dzikir yang punya orientasi politik kekuasaan tersebut. Terbukti dengan
didapatnya beberapa data dan fakta yang sudah peneliti lakukan di Yayasan
majelis dzikir SBY nurussalam. Mulai dari perkembangan, aktifitas, dan perannya
dalam pemerintahan SBY. Apalagi majelis ini terbukti mempunyai peran di dalam
pemenangan Pemilu yang lalu dan ketika peneliti konfirmasi kepengurus pusat,
mereka membenarkan semua itu. Ditambah lagi dengan beberapa fakta bahwa
majelis bentukan SBY ini dikawal oleh beberapa pejabat Negara diantaranya para
Menteri, tokoh politik, keluarga, kolega, dan para purnawirawan TNI maupun
POLRI. Oleh karena itu, penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan
penelitian kualitatif yang dapat peneliti deskripsikan sebagai penyajian secara
penuh dan utuh dengan tujuan untuk mengetahui majelis dzikir yang
diselenggarakan oleh majelis dzikir SBY nurussalam dan menggali lebih dalam
dari peran majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY.
Banyak hal yang ingin peneliti gali dari majelis dzikir SBY nurussalam, berawal
dari terinspirasinya peneliti terhadap buku yang berjudul “Gurita cikeas” ditulis
oleh George Yunus Adidjondro yang di dalamnya banyak memaparkan berbagai
macam cara dan strategi dari SBY melakukan KKN dan pemenangan pemilu
dengan berafiliasi dengan beberapa yayasan yang sudah dibentuknya. Diataranya
yayasan majelis dzikir SBY nurussalam yang peneliti lakukan penelitian, yang
pastinya yayasan majelis dzikir tersebut sebagai bagian dari SBY dalam rangka
melanggengkan kekuasaannya serta sebagai alat yang sangat efektif dalam
menggalang kekuatan dan basis massa.
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang sampai sekarang sudah
terbentuk di 33 provinsi se Indonesia. Majelis dzikir SBY Nurussalam ternyata
memang tidak hanya sebagai wadah orang-orang yang selalu berdzikir kepada
sang khaliq, akan tetapi lebih dari itu. Dia bisa dimanfaatkan dan berfungsi
sebagai alat kekuasaan yang sangat efektif diantaranya sebagai counter isu yang
terbungkus rapi kedalam bahasa agama. Dari sini timbul pemikiran dari peneliti,
6
bahwa siapapun yang memiliki orientasi kekusaan dan pemenangan dalam
pemilu, orang tersebut tinggal membuat wadah yang sama atau sejenis dengan
majelis dzikir SBY nurussalam tersebut.
7
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk;
Ibu tercinta Rusmiati yang senantiasa memberikan do’a, support, dan, kasih
sayangnya kepada saya.
Istri tercinta Iffo Wulansari dan Anak tercinta Rahnida Dinairah Al-Banjary
yang senantisa mendampingi disaat jenuh dalam penyelesaian skripsi.
Adik-adikku (Wahidah Risnaini, Linda Anggraini, Muhammad Nazir
Saputra, Alfina Alfiani) Kalian semua sangat Abang sayangi dan sampai
kapanpun kalian istimewa di hati Abang.
“Sahabatku” Ali Imron, Hery Aslam Wahid, dan Amirudin, yang selalu
memberikan semangat dalam setiap mimpi dan cita-citaku.
Sahabat-sahabatku semua yang ada di kampus IAIN Walisongo Semarang,
yang selalu kasih spirit.
“Seniorku” Kanda Abdul Rouf, S.Fil yang selalu mengkaderku ketika di
Jakarta maupun ketika beliau berada di Semarang dan selalu mendukung
setiap aktitifitas gerakanku dalam membangun Networking.
“Seniorku” Kanda H. M. Fatkhuronji, S.Ag, M.Pd.I yang selalu berkenan
dengan penuh keikhlasan meluangkan waktunya buatku CURHAT dalam
berbagai masalah sampai larut malam.
“seniorku” Kang Nur Fuadi, M.Psi yang selalu memberikan semangat
Spiritual dan memahami kondisiku.
“Seniorku” DR. Rizal Ramli (Mantan MENKO/Kepala BULOG Era Gus
Dur) yang selalu memberiku inspirasi dalam menyuarakan kebenaran.
“Seniorku” Bunda Megawati Soekarno Putri (Mantan Presiden RI) yang
ketika bertemu di Jakarta sudi berkenalan dan dari itu semua membangun
komunikasi saya di Megawati Institut sampai sekarang.
“Seniorku” Tjahjo Kumolo, SH (Ketua F-PDIP DPR RI) yang sangat ramah
dan selalu berkenan membangun komunikasi dengan saya. Sekaligus beliau
8
yang mensukseskan acara Seminar Nasional kami dengan merekomendasikan
DR. Arif Budimanta.
“Seniorku” DR.Arif Budimanta (Anggota F-PDIP DPR RI) yang berkenan
hadir di acara seminar yang kami selenggarakan dan membuka akses saya dan
sahabat-sahabat untuk terus berkomunikasi. Khususnya di setiap forum yang
diselenggarakan di Megawati Institut.
“Seniorku” Bang Idrus Marham (F-PG DPR RI) yang tidak sungkan-sungkan
menelpon saya ketika dalam perjalanan ke Jakarta untuk persiapan
pemberangkatan ke MUSPIMNAS PMII di Manado.
“Seniorku” Bang Sutan Bathoegana (F-PD DPR RI) yang selalu
mengapresiasi dan merespon wacana-wacana yang saya lontarkan kepada
beliau.
“Seniorku” Bunda Lily Wahid (F-PKB DPR RI Komisi I) yang dengan
ikhlas sudi membangun komunikasi dengan saya ketika bertemu di acara
peluncuran bukunya DR. Hariman Siregar di Jakarta.
“Seniorku” Bang Laode Ida (Wakil Ketua DPD RI) yang merespon balik
disetiap SMS dan menyatakan kesediaannya berbagi Ilmu dan
pengalamannya kepada saya, sekaligus beliau menginspirasikan
kesederhanaan kepada saya.
“Seniorku” Bunda Dra. Ida Nur Qosim dan Dra. Sa’diyah (DEPAG RI) yang
selalu mensupport saya agar segera menyelesaikan studi.
“Seniorku” Drs. Ahmad Zubaidi, MA (DEPAG RI) yang berkenan
meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan saya tentang skripsi yang saya
bahas dan sekaligus penelitian di Jakarta.
9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa
atas kasih sayang dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Peran Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Dalam Mendukung Pemerintahan SBY” (Studi Kasus Di Yayasan Majelis
Dzikir SBY Nurussalam Jakarta), disusun untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S.1) Fakultas Ushuluddin
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Dalam penusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi
ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Yang terhormat kepada Bapak DR. Nasihun Amin, MA selaku Dekan
Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang beserta para
pembantunya yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Bapak Sulaiman Al-Kumayi, M.Ag, selaku ketua dan sekretaris Jurusan
Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Muchsin Djamil, M.Ag. Selaku pembimbing pertama, yang telah
berkenan meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis, dan Bapak Ahmad Musyafik, selaku pembimbing kedua, yang
telah mengadakan koreksi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, atas
segala kesabaran dan keikhlasannya untuk memberikan ilmu-ilmunya
kepada saya. Dan seluruh karyawan Fakultas Ushuluddin IAIN
Walisongo Semarang. Terimakasih atas pelayanan terbaiknya.
10
5. Kedua orang tuaku, Abah dan Mama, sejagat kasih sayang dan cinta
yang tak dapat terlukiskan oleh apapun, Adik-adikku yang senantiasa
mendorong kesuksesan Abang di segala bidang, terimakasih atas
support dan do’anya. Istriku tercinta dan anakku tersayang, yang selalu
menemani setiap saat.
6. Para senior-seniorku, Mas Abdul Rouf, S.Fil.I, Mas Jamal Lutfi, S.Fil.I,
Mas Muhtasit, M.Ag, Mas Rofiq (Broto), Mas Ali Romdhoni, M.Ag,
Mas Rusmadi, S.Thi, Mas Nur Shoib, S.HI, dan senior-senior yang lain
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas proses
kaderisasi yang kalian dengan penuh keikhlasan membimbingku untuk
meraih masa depan yang lebih baik dan selalu bermafaat buat orang
lain.
7. Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberikan semangat dan inspirasi
yang cemerlang dalam meraih masa depan yang sukses dan penuh
makna, Sahabat-sahabat PMII Rayon Ushuluddin, Sahabat-sahabat
PMII Komisariat Walisongo Semarang, Sahabat-sahabat PMII Cabang
Kota Semarang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semangat
kalian selalu membangkitkan semangatku ketika aku dalam kondisi
yang labil, terus semangat sahabat-sahabatku dan tidak ada kata
menyerah.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh
dari kata sempurna dalam arti yang sebenarnya, namun penulis berharap
semoga skripsi ini dapat membawa manfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan kepada para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 21 Juni 2011
Penulis,
Nedy Sugianto
11
SISTEM TRANSLITERASI 1. KONSONAN
No ARAB LATIN No ARAB LATIN
th ط .a 16 ا .1
z ظ .b 17 ب .2
‘ ع .t 18 ت .3
gh غ .ts 19 ث .4
f ف .j 20 ج .5
q ق .h 21 ح .6
k ك .kh 22 خ .7
l ل .d 23 د .8
m م .dz 24 ذ .9
n ن .r 25 ر .10
w و .z 26 ز .11
h ه .s 27 س .12
` ء .sy 28 ش .13
y ي .sh 29 ص .14
dl ض .15
1. VOKAL PENDEK
= كتب = kataba
= سئل = su’ila
= يذهب = yudzhabu
2. VOKAL PANJANG
ا = قبل = qaala
اي = قيل = qiila
او = يقول = yaqulu
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAKSI.................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... xi
HALAMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Pokok Permasalahan ............................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 8
F. Metode Penulisan Skripsi .................................................... 10
G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................. 14
BAB II : MAJELIS DZIKIR
A. PENGERTIAN MAJELIS DZIKIR ................................... 16
1. Pengertian Dzikir ............................................................ 16
2. Macam-macam Dzikir ..................................................... 26
3. Manfaat Dzikir ............................................................... 30
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN MAJELIS
DZIKIR SBY NURUSSALAM
A. Sejarah Majelis Dzikir SBY Nurussalam ........................... 36
13
1. Struktur Organisasi Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam ..................................................................... 38
2. Visi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam ..................................................................... 39
3. Misi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam ..................................................................... 39
B. Perkembangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ............. 40
C. Aktifitas Majelis Dzikir SBY Nurussalam ........................ 43
D. Pola Kepemimpinan Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam .......................................................................... 46
E. Pengaruh Majelis Dzikir SBY Nurussalam Terhadap
Para Jama’ah ....................................................................... 48
BAB IV : PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM
DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN SBY
A. Perkembangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ............. 53
B. Hubungan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dengan
Pemerintahan SBY .............................................................. 58
C. Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam
Mendukung Pemeritahan SBY .......................................... 62
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 69
B. Saran-Saran ......................................................................... 71
C. Penutup ................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dzikir dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Dzikir secara
harafiah berarti „ingat‟, atau dalam kata yang lebih lengkap biasa
disebut dengan dzikrullah yang berarti „ingat kepada Allah‟. Akan
tetapi dewasa ini, dzikir yang dibalut dalam sebuah majelis ternyata
juga menjadi bagian yang sangat penting dalam pemilu. Karena banyak
majelis dzikir yang di bentuk dan berfungsi sebagai sarana komunikasi
politik untuk menghantarkan para politisi pada tampuk kekuasaan.
Menjelang Pemilu umum, majelis dzikir marak berkumandang
di mana-mana. Para politisi yang sukses memanfaatkan majelis dzikir
dalam Pemilu umum lalu baik eksekutif maupun legislatif, tentu akan
kembali melakukan kolaborasi dalam rangka menggalang dukungan
politik. Para kyai, para habib, para ustad kondang kembali marak
mengisi berbagai kegiatan dzikir dalam berbagai tema dzikir yang
sesuai dengan momen dan peluang strategis yang politisi tersebut
tangkap akan berujung pada dukungan dan pemenangan dalam pemilu
tertentu.
Begitupula yang dilakukan presiden SBY membentuk apa yang
disebut dengan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Majelis ini
telah ada dan menyebar di berbagai pelosok nusantara. Majelis dzikir
ini yang sengaja di bentuk oleh tokoh politik dan Purnawirawan TNI.
Sementara itu majelis dzikir yang dimanfaatkan atau ditunggangi
kepentingan politik jumlahnya ratusan, bahkan mungkin ribuan. Banyak
politisi yang memanfaatkan para tokoh agama dan majelis dzikirnya
untuk berkampanye. Tidak sedikit pula yang menghimpun dukungan di
majelis dzikir dengan berbalut politik uang melalui berbagai bingkisan
ataupun bentuknya bantuan yang lain.
2
Keberadaan majelis dzikir yang kental dengan nuansa politik
karena diusung dan dihadiri oleh banyak tokoh politik, tiba-tiba seorang
kawan balik mengkritik saya sebagai orang yang cepat berburuk sangka
terhadap aktivitas yang katanya jelas-jelas sangat agamis. Diwaktu yang
lain saya memuji keberadaan majelis dzikir yang mengundang para
ustad kondang dan dihadiri oleh ribuan jamaah, tetapi kawan saya justru
mencibir dan mengatakan bahwa majelis dzikir tersebut penuh muatan
politik. Akhirnya saya berkesimpulan, tergantung dari mana kita
melihatnya, karena majelis dzikir adalah sebuah sarana yang terbuka,
yang dapat dimanfaatkan ataupun direkayasa untuk kepentingan politik,
tetapi bersamaan itu tentu saja tetap sebagai sebuah majelis dzikir yang
bernuansa ibadah.
Beberapa fakta dapat menjadi contoh terbuka yang penilaiannya
diserahkan kepada masing-masing orang. Misalnya di Kalimantan
Selatan, tepatnya di kota Banjarmasin dan Tanah Bumbu terdapat
sebuah majelis dzikir yang bernama Darul Azhar. Pendiri dari majelis
dzikir ini adalah dr. H. Zairullah Azhar, Bupati kabupaten Tanah
Bumbu. Nama majelis dzikirnya diambil dari potongan namanya
„Azhar‟ dan jadilah majelis dzikir tersebut dengan nama „darul azhar‟.
Banyak yang menghubungkan keberadaan majelis dzikir ini dengan
berbagai aktivitas politik sang bupati, baik untuk maju kembali sebagai
calon bupati periode berikutnya, maupun maju sebagai calon gubernur
pada Pilkada 2010. Majelis dzikir ini rutin mengadakan kegiatan,
mengundang para kyai, para habib dan ustadz terkenal sehingga dihadiri
oleh banyak jamaah, bahkan ada sebuah koran lokal yang meliput
penuh kegiatan majelis dzikir ini.
Bukan hanya darul azhar yang berskala provinsi, yang nasional
juga ada. Presiden SBY juga membentuk apa yang disebut dengan
majelis dzikir SBY. Majelis ini telah ada dan menyebar di berbagai
pelosok nusantara dan ketika meresmikan majelis dzikir ini langsung di
3
hadiri oleh presiden SBY selaku pemilik nama dari majelis dzikir
tersebut.
Kawan yang baru lulus di Ushuluddin mengatakan bahwa
„dzikir‟ salah satu kegiatan para ahli tarekat, yaitu sebuah cara yang
ditempuh untuk mengenal Allah. Banyak aliran dalam tarekat dan
banyak dzikir di masing-masing tarekat, bahkan konon setiap tarekat
memiliki dzikirnya sendiri sebagai jalan untuk mendekatkan diri pada
Allah. Nah, kalau ada dzikir SBY maka apakah ini satu cara baru atau
tarekat baru dalam mengenal Allah?. Tentu saja pertanyaan itu
diucapkan kawan dengan nada bercanda, karena SBY pastilah bukan
tokoh tarekat melainkan tokoh politik. Dua majelis dzikir di atas adalah
contoh majelis dzikir yang sengaja dibentuk oleh tokoh politik.
Sementara itu majelis dzikir yang dimanfaatkan atau ditunggangi
kepentingan politik jumlahnya ratusan, bahkan mungkin ribuan. Banyak
politisi yang memanfaatkan para tokoh agama dan majelis dzikirnya
untuk berkampanye. Tidak sedikit pula yang menghimpun dukungan di
majelis dzikir dengan yang berbalut politik uang melalui berbagai
strategi yang seolah legal dalam bahasa agama.
Menjelang Pilpres kemarin dan menjelang pemilu 2014 majelis
dzikir kembali marak berkumandang di mana-mana. Para politisi yang
sukses memanfaatkan majelis dzikir dalam Pemilu legislatif lalu, tentu
akan kembali melakukan kolaborasi dalam rangka menggalang
dukungan politik. Para kiai, para habib, para ustad kondang kembali
akan marak mengisi berbagai kegiatan dzikir dalam berbagai tema
dzikir. Susah untuk memilah mana yang politik dan mana yang agama,
karena sebagaimana diungkapkan di atas tergantung dari cara
melihatnya. Majelis dzikir seperti tafsir yang terbuka dan bebas bagi
setiap orang untuk menterjemahkan dan bahkan memanfaatkannya.
Seorang senior menyudahi saya, “semua yang dilakukan bergantung
dari niatnya, hanya dia dan Tuhan yang tahu akan niat masing-masing
4
orang”. Kita hanya bisa berdoa, semoga segala niat segaris lurus dengan
perbuatan dan tindakan.
Mungkin dalam hal ini karena ada kesamaan maksud. Dzikir
yang berarti ingat atau mengingat, maka dalam konteks politik ingat
terhadap para calon juga sesuatu yang sangat penting. Di masyarakat
tradisional, „politik‟ yang mampu menghubungkan atau menyandingkan
dengan pemahaman teologis keagamaan maka akan menjadi kuat.
Dalam kontek ini maka majelis dzikir akhirnya dapat menjadi
penghubung antara kebutuhan teologis dengan harapan kesejahteraan
yang dijanjikan para politisi.
Keberadaan majelis dzikir yang kental dengan nuansa politik
karena di usung dan di hadiri oleh banyak tokoh politik dan di satu sisi
keberadaan majelis dzikir juga mengundang para kiai dan ustad
kondang dan dihadir oleh ribuan jamaah mengundang berbagai
interpretasi baik negatif maupun positif datar-datar saja. Karena majelis
dzikir adalah sebuah sarana yang terbuka, maka yang dapat
dimanfaatkan dan bahkan direkayasa untuk kepentingan politik sangat
terbuka lebar, tetapi bersamaan itu tentu saja tetap sebagai sebuah
majelis dzikir yang bernuansa ibadah.
Meskipun susah untuk memilah mana yang politik dan mana
yang agama, karena itu tergantung bagaimana cara melihatnya. Majelis
dzikir seperti tafsir yang terbuka dan bebas bagi setiap orang untuk
menterjemahkan dan bahkan memanfaatkannya. Oleh karena itu, semua
yang dilakukan bergantung dari niatnya, hanya dia dan Tuhan yang tahu
akan niat masing-masing orang.
Majelis Dzikir SBY Nurussalam adalah satu dari sekian banyak
yayasan yang ada di Indonesia. Yang menarik pada majelis ini dan
membedakannya dengan majelis dzikir yang lain adalah majelis ini
didirikan oleh orang nomor satu di Republik ini, yaitu presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam perjalanannya, Yayasan Majelis
Dzikir SBY Nurussalam hampir tidak pernah mendapatkan problem
5
yang berarti, baik secara moral, sosial, maupun finansial. Setiap
program Yayasan terealisasi dengan baik. Kemungkinan besar itu
semua dikarenakan sosok presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
yang juga sebagai inspirator terbentuknya Yayasan tersebut dan
sekaligus sebagai ketua Dewan Pembina. Secara tidak langsung akan
mempermudah yayasan ini berkembang pesat dan mudah dalam
pendanaan maupun sponsorship.
Dalam perjalanan kepemimpinan SBY dengan berbagai
problematika yang ada, beliau masih bisa menjalankan roda
pemerintahan dan meyakinkan rakyat dengan terpilih kembali menjadi
presiden RI yang kedua kalinya. Salah satu faktor dari sekian banyak
faktor yang lain dalam mendukung pemenangan tersebut adalah dengan
adanya peran Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam tim
pemenangan SBY untuk menjadi presiden RI yang juga ditegaskan oleh
salah satu surat kabar di Banten, bahwa pada pemilu PILPRES maupun
PILEG Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam memiliki peranan
yang sangat signifikan dan ditakuti karena jamaahnya yang begitu
banyak dan loyal terhadap pimpinan spiritualnya para Habib dan Kiai
yang punya kharisma. Terbukti dengan adanya itu majlis ini melakukan
gerakan politik yang dinamakan “Sillent Operation”. Di samping
persiapan-persiapan yang bersifat keilmuan atau akademik, juga
membekali mereka dengan persiapan yang bersifat spiritual untuk
menguatkan mental dalam menghadapi pemilu, baik sebelum, saat
pelaksanaan maupun sesudah berlangsungnya pemilu yakni saat
menerima hasil dari KPU. Allah SWT. berfirman :
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah
SWT. dengan sebanyak-banyaknya," (QS Al-Ahzab [33]: 41)
6
Implikasi dari ayat di atas, kita harus sanggup membawa
keinginan kemenangan pemilu itu pada bingkai religiusitas, yakni
sebagai bagian dari ibadah, bagian dari pengabdian kepada Allah SWT.
Dengan begitu, perhatian utamanya adalah pada pelurusan niat dan
penyempurnaan ikhtiar agar tercapai sebagai ibadah. Niat mencalonkan
diri dan keinginan memenangkan pertarungan dalam pemilu adalah
memperoleh keridhoan Tuhan sebagai ultimate goal. Soal hasil menang
atau kalah, serahkanlah semuanya kepada Allah Yang Maha
Mengetahui.
Menarik bagi penulis untuk menelusuri lebih dalam tentang
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tersebut, baik dari profil
sampai pada peranannya dalam pemerintahan SBY. Yakni sampai
sejauh mana Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam memiliki peran
dan mempunyai kontribusi terhadap bangsa dan negara serta
masyarakat secara luas. Dan sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka penulis ingin mengkaji dan meneliti apakah dzikir berpengaruh
terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sesuai dengan
masalah ini, maka penulis tertarik menjadikannya sebuah skripsi
dengan judul " Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam
Mendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (Study Analisis
Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta)".
B. Pokok Permasalahan
Berpijak pada uraian di atas, maka ada beberapa permasalahan
yang penulis anggap dapat dijadikan bahan kajian, yaitu:
1. Bagaimana potret perkembangan dan aktifitas Majelis Dzikir SBY
Nurusssalam?
2. Bagaimanakah hubungan antara Majelis Dzikir SBY Nurussalam
dengan pemerintahan SBY?
3. Bagaimanakah Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam
Mendukung Pemerintahan SBY?
7
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan Formal
Untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
studi pada program strata satu (S-1) dalam ilmu Tasawuf Psikoterapi
pada Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang.
2) Tujuan Material
a. Untuk mengetahui potret perkembangan dan aktifitas Majelis
Dzikir SBY Nurussalam.
b. Untuk mengetahui hubungan antara Majelis Dzikir SBY
Nurussalam dengan pemerintahan SBY.
c. Untuk mengetahui peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Dalam Mendukung Pemerintahan SBY.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah bagi
pengembangan ilmu dalam bidang tasawuf, mengenai
hubungan tasawuf dengan politik.
b. Memberikan kontribusi terhadap masyarakat umum mengenai
pergeseran nilai dari fungsi Tasawuf yang sesungguhnya ke
fungsi tasawuf sebagai bagian dari sarana politik kekuasaan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Yayasan Majelis
Dzikir SBY Nurussalam dalam keefektifannya mengawal
setiap kebijakan SBY dalam kepemimpinannya.
b. Dapat mengetahui seberapa efektif Yayasan Majelis Dzikir
SBY Nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY.
8
E. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini penulis akan mendeskripsikan
beberapa karya ilmiah yang mengilhami penulis mengadakan penelitian
ini. Namun bukan berarti penulis bermaksud menafikan keberadaan
karya ilmiah yang lain yang tidak disebutkan dalam tinjauan pustaka
ini.
Sebagai tinjauan kepustakaan, penelitian tentang dzikir telah
banyak di bahas. Seperti hasil penelitian Agus Ardianto yang berjudul
“Pengaruh Dzikir (Ya Fattahu Ya „Alim) Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa Muslim SMA 8 Semarang”. Dalam penelitian ini,
kancah pembahasannya pada sejauhmana Dzikir Ya Fattahu Ya 'Alim
berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual siswa muslim SMA Negeri.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh saudara Ahmad Nur
Shofi dengan judul " Pengaruh Dzikir Terhadap Kecemasan Siswa
Dalam Menghadapi Ujian Nasional Di MA NU 06 Cepiring".dalam
skripsi ini, membahas tentang dzikir yang berpengaruh terhadap
kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional di MA NU 06
Cepiring
Adapun beberapa buku yang terkait secara langsung ataupun
tidak langsung dengan penelitian ini. Diantaranya adalah; Buku yang
berjudul “Rahasia & Keutamaan Dzikir” karangan Muhammad Al-
Fateh menjelaskan tentang manfaat, faedah dan rahasia dari dzikir.
Begitu pula buku yang berjudul “Al-Hikam, Rampai Hikmah Ibn
„Atha‟illah”. Karangan Ibn ‟Atha‟illah yang diterjemahkan oleh Lisma
Dyawati Fuaida, dalam sub bab dzikirnya yang berisikan tentang
kandungan al-hikam lewat kata-kata bijak yang di susun Ibn
„Atha‟illah. Al-Hikam menyediakan arahan kepada para salik-
penempuh jalan iman dan ibadah untuk mencapai sang khalik.
9
Dan dalam buku “Selalu Dituntun Allah” karangan Imam al-
Syawkani yang di terjemahkan oleh A. kasyful Anwar juga berisi
tentang pembagian, keuntungan, syarat-syarat dan rahasia dari dzikir.
Buku karya Ahmad Khoirul Umam yang berjudul “Kiai &
Budaya Korupsi Di Indonesia”, buku ini menjelaskan tentang peranan
Kiai sebagai tokoh sentaral di kalangan umat Islam yang mempunyai
potensi keterlibatannya dalam politik praktis dan melanggengkan
kekuasaan salah satu calon pejabat tertentu dengan jalan money politik
yang di bingkai ke dalam bahasa agama, sehingga tidak terkesan fulgar.
Buku karya Mahmud Sujuthi yang berjudul “Politik Tarekat”.
Di dalam buku ini menjelaskan tentang keterlibatan organisasi
keagamaan tarekat yang sakral, pada pemerintahan orde baru khususnya
terlibat langsung dalam politik kekuasaan.
Buku karya Abdul Munir Mulkhan yang berjudul “Runtuhnya
Mitos Politik Santri” buku ini menjelaskan tentang pergeseran dunia
politik santri yang pada awal dianggap menjadi mitos oposan dan justru
sampai sekarang semakin berkembangnya politik santri .
Buku karya Dr. Dino Patti Djalal yang berjudul “Harus Bisa!”
buku ini menjelaskan tentang kepemimpinan SBY, dinamika
pengambilan keputusan dan tindakan presiden SBY yang direkam dan
dipotret oleh Dino Patti Djalal, Staf khusus Presiden.
Buku karya Prof. Dr. Hamdi Muluk yang berjudul “Mozaik
Psikologi Politik Indonesia” menjelaskan tentang analisis, kritik, dan
solusi dari berbagai hal yang dapat dibagi dalam beberapa topik.
Pertama, topik tentang watak bangsa dan budaya politik. Kedua, tulisan
tentang perilaku politik para elit politik menyorot perilaku para elit
politik yang kemudian berujung pada masalah bangsa. Ketiga,
membahas tentang kepemimpinan, pengikut, dan konflik elit. Keempat,
melihat tentang identitas kelompok dan konflik sosial. Kelima, memuat
tentang korupsi, masalah sosial, dan kebijakan publik.
10
Berdasarkan uraian di atas, peneliti belum pernah menjumpai
karya ilmiah dan penelitian-penilitian seperti yang peneliti lakukan.
Maka skripsi dengan judul “Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Dalam Mendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (Study
Analisis Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta).” ini, peneliti ajukan
untuk diadakan penelitian lebih lanjut. Hal ini merupakan
keoriginalitasan dalam skripsi ini, karena belum pernah dibahas dalam
penelitian-penelitian sebelumnya.
F. Metode Penulisan Skripsi
Metode yang akan penulis pakai dalam rangka membahas skripsi
ini adalah:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan berada langsung
pada obyeknya, terutama dalam usahanya mengumpulkan data dan
berbagai informasi. Makna yang ingin diperoleh dan dikaji dalam
penelitian kualitatif dilihat sebuah sistem, demikian pola-pola
tindakan yang merupakan perwujudan dari sistem makna tersebut.
Artinya suatu gejala yang ingin dipahami di dalam penelitian
kualitatif selalu dilihat sebagai hal yang mempunyai komponen-
komponen yang lebih kecil. Komponen satu dengan yang lainnya
secara fungsional (saling mempengaruhi). Kalau kita mengabaikan
hubungan tersebut, maka pemahaman yang akan kita peroleh tentang
gejala terebut juga tidak akan lengkap.1 Dalam hal ini penulis akan
mengadakan penelitian di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Jakarta). Dengan kata lain peneliti berada di lapangan.
1 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Rineka
Cipta, Cet Ke- 4 2004, Jakarta : hlm. 57
11
2. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian. Yang dimaksud dari sumber data penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden yaitu yang merespon
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan
tertulis maupun lisan.
a. Data Primer
Yang dimkasud dengan data primer adalah data yang
diperoleh langsug dari lapangan, yaitu data dari :
1. Pengurus Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta
2. Ketua dan Dewan pembina Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam Jakarta.
3. Jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta.
b. Sumber Data Sekunder
Yang di maksud dengan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari data lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari
subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informai secara langsung dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan.
a. Pengurus Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta
b. Ketua dan Dewan Pembina Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam Jakarta.
c. Jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta.
12
b. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Observasi yang digunakan adalah observasi
nonpartisipan yaitu tidak ikut dalam kehidupan orang yang
diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.
c. Metode Dokumentasi
Dokumetasi adalah telaah sistematis atas catatan-catatan
atau dokumen-dokumen sebagai sumber data. Meskipun
dokumen biasanya berisi kalimat tertulis atau tercetak, tetapi
sebenarnya ”dokumen” tidak terbatas. Ia bisa berupa grafik,
gambar, lukisan, kartun, foto, dan sebagainya.dokumen dapat
dikumpulkan dan diklasifikasi untuk dianalisis menurut kriteria
yang sudah ditetapkan. Datanya bisa berupa laporan-laporan
resmi berbagai lembaga atau organisasi, dan bahkan sering dari
perorangan.2
4. Metode Analisis Data
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan dan
dianggap telah cukup memadai, kemudian data tersebut akan di
analisis oleh penulis. Dalam memberikan analisis yang kritis
terhadap data-data tersebut, baik data primer maupun data sekunder,
penulis akan menggunakan metode diskriptif analisis yaitu metode
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan/ menggambarkan/
melukiskan keadaan objek penelitian yang pada saat sekarang
sedang berlaku. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada
2 John W. Best, Metodologi Penelitian dan Pendidikan,
Usaha Nasional, Surabaya, 1982, hlm. 133
13
penemuan fakta-fakta (fact finding) yang tampak atau sebagaimana
adanya.
Analisis data adalah merupakan proses pecandraan
(description) dan penyusunan transkip interview serta material lain
yang telah terkumpul. Maksudnya, agar peneliti dapat
menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk
kemudian menyajikannya kepada orang lain dengan lebih jelas
tentang apa yang telah ditemukan atau didapatkan dari lapangan.3
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian
deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan data.4
Deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.5
b. Analisis Fenomenologis
Pendekatan fenomenologis adalah suatu penelitian untuk
memandang suatu gejala sebagaimana adanya, sebelum
menyatakan suatu kesimpulan.6 Fenomenologis merupakan ide
sentral, peristiwa kejadian, mengenai serangkaian aksi dan
interaksi yang mengacu kepada pengaturan, pemeliharaan atau
serangkaian tempat-tempat yang terkait. Peneliti melakukan
3
Sudarwan Darnim, Menjadi Peneliti Kualitatif, CV. Pustaka
Setia, Bandung, Cet. 1, 2002, hlm. 209 4 Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT.
Rineka Cipta, Jakarta, Cet. 3, 2005, hlm. 138 5 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, Cet. 7, 2005, hlm 234 6 Ces Ham, Ensiklopedi Indonesia, PT. Ikhtisar Baru Van Hoeve,
Jakarta, Edisi Khusus 2, hlm. 98
14
fenomena ini dengan bentuk pertanyaan.7
Fenomenologis
digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada
pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang
ditemui.8
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi kali ini terbagi menjadi lima bab,
dengan perician sebagai berikut:
Bagian awal yang berisi cover, halaman judul, surat persetujuan
pembimbing, surat pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar, abstraksi, dan daftar isi.
Bagian isi yang terdiri dari 5 (lima) bab dengan penjabaran isi
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang menguraikan tantang latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika
penelitian skripsi.
BAB II : Dzikir yang meliputi pengertian dzikir, macam-macam
dzikir, dan manfaat dzikir.
BAB III : Gambaran umum tentang yayasan majelis dzikir SBY
nurussalam. Bab ini meliputi sejarah, perkembangan, dan
aktifitas majelis dzikir SBY nurussalam.
BAB IV : Peran majelis dzikir SBY nurussalam dalam mendukung
pemerintahan SBY, yang meliputi perkembangan majelis
dzikir SBY nurussalam, hubungan majelis dzikir SBY
nurussalam terhadap pemerintahan SBY, peran majelis dzikir
SBY nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY.
7
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian
Kualitatif, Penerjemah: M. Djunaidi Ghony, PT. Bina Ilmu, Surabaya,
Cet. 1,1997, hlm. 109 8 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, Cet. 21, 2005, hlm. 14-15
15
BAB V : Penutup yang berisikan Kesimpulan, Saran-Saran, dan
Penutup. Bagian akhir penulisan skripsi ini adalah yang
terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata
penulis.
16
BAB II
MAJELIS DZIKIR
A. PENGERTIAN MAJELIS DZIKIR
Menurut akar katanya, istilah majelis dzikir terdiri dari
gabungan dua kata : majelis yang berarti (tempat) dan kata dzikir secara
etimologi berakar dari kata dzakara yang artinya “mengingat atau
menyebut”. secara terminologi, dzikir adalah “menyebut atau
mengucapkan asma Allah sambil mengagungkan dan mensucikan-Nya.1
Jadi, yang dimaksud majelis dzikir tersebut adalah orang-orang yang
berkumpul dalam satu tempat untuk mengingat atau menyebut asma
Allah SWT.
Dalam firman Allah SWT:
لا تعد عيناك عنين الرين يدعن زبيناصبس نفسك هع جيو العشي يسيدن بالغداة
كان أهسه فسطا اه اتبع ى لا تطع هن أغفلنا قلبو عن ذكسنا تسيد شينت الحياة الدنيا
Artinya:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang
yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28).2
Dan juga dalam hadist nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah di dalam Shahihnya :
1 Idrus Alkaf, Mengobati Stres Dengan Dzikir Dan Doa, Alina Press, Semarang, hlm. 36. 2 (QS. Al-Kahfi: 28)
17
رح أث هر أثه ع و ع ب سه ت حدث ب وه ب ثهز حدث حدث ى ث حبت د ث ح ب حدث
يبئنخ سبرح فضو ا تتجعى ىيه تجبرك وتعبىى قبه إ ه وسي صيى اىيه عي اىج ع
حتى ثعضب ثأجحته وحف ثعضه عه جيسب فه ذمر قعدوا جبىس اىذمر فإذا وجدوا
اىيه سأىه بء قبه ف ب فإذا تفرقىا عرجىا وصعدوا إىى اىس بء اىد اىس وث ه ب ث يئىا
د عجبد ىل ف اىأرض سجحىل ع ب جئ قىىى ف جئت أ ثه عز وجو وهى أعي
بذا سأىى قبىىا سأىىل جتل قبه وهو دول وسأىىل قبه و ونجرول وهييىل وح
ف ىى رأوا جت قبىىا وستجرول قبه و رأوا جت قبىىا ىب أي رة قبه فن
ف ىى رأوا بري برك ب رة قبه وهو رأوا بري قبىىا ىب قبه فن ستجرو قبىىا
ب استجبروا قبه ب سأىىا وأجرته ته فأعط قىه قد غفرد ىه قبىىا وستغفرول قبه ف
ىب اىقى قىه وىه غفرد ه قبه ف عه ر فجيس ب عجد خطبء إ فيب رة فه قىىى ف
جيسه شقى ثه
Artinya:
Muhammad bin Hatim bin Maimun menuturkan kepada kami.
Dia berkata; Bahwa menuturkan kepada kami. Dia berkata; Wuhaib
menuturkan kepada kami. Dia berkata; Suhail menuturkan kepada kami
dari ayahnya dari Abu Hurairah radhiyallahu‟anhu dari Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
tabaraka wa ta‟ala memiliki para malaikat khusus yang senantiasa
berkeliling mencari di mana adanya majelis-majelis dzikir. Apabila
mereka menemukan sebuah majelis yang padanya terdapat dzikir maka
mereka pun duduk bersama orang-orang itu dan meliputi mereka satu
sama lain dengan sayap-sayapnya sampai-sampai mereka memenuhi
jarak antara orang-orang itu dengan langit terendah, kemudian
apabila orang-orang itu telah bubar maka mereka pun naik menuju ke
atas langit.” Nabi berkata, “Maka Allah „azza wa jalla pun bertanya
kepada mereka sedangkan Dia adalah yang paling mengetahui
18
keadaan mereka, „Dari mana kalian datang?‟. Para malaikat itu
menjawab, „Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu yang ada di bumi.
Mereka mensucikan-Mu (bertasbih), mengagungkan-Mu (bertakbir),
mengucapkan tahlil, dan memuji-Mu (bertahmid), serta meminta
(berdo‟a) kepada-Mu.‟ Lalu Allah bertanya, „Apa yang mereka minta
kepada-Ku?‟. Para malaikat itu menjawab, „Mereka meminta kepada-
Mu surga-Mu.‟ Allah bertanya, „Apakah mereka telah melihat surga-
Ku?‟. Mereka menjawab, „Belum wahai Rabbku.‟ Allah mengatakan,
„Lalu bagaimana lagi jika mereka benar-benar telah melihat surga-
Ku?‟. Para malaikat itu berkata, „Mereka juga meminta perlindungan
kepada-Mu.‟ Allah bertanya, „Dari apakah mereka meminta
perlindungan-Ku?‟. Mereka menjawab, „Mereka berlindung dari
neraka-Mu, wahai Rabbku‟. Maka Allah bertanya, „Apakah mereka
pernah melihat neraka-Ku?‟. Mereka menjawab, „Belum, wahai
Rabbku.‟ Lalu Allah mengatakan, „Lalu bagaimanakah lagi jika mereka
telah melihat neraka-Ku.‟ Mereka mengatakan, „Mereka meminta
ampunan kepada-Mu.‟ Maka Allah mengatakan, „Sungguh Aku telah
mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka minta
dan Aku lindungi mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung
darinya.‟.” Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata, „Wahai
Rabbku, di antara mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah
banyak melakukan dosa, sesungguhnya dia hanya lewat kemudian
duduk bersama mereka.‟.” Nabi mengatakan, “Maka Allah berfirman,
„Dan kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu adalah
sebuah kaum yang teman duduk mereka tidak akan binasa.”3 (HR.
Muslim)
Sedangkan menurut Al-Imam Atha‟ Al-Khurasani (seorang
ulama tabi‟in) berkata bahwa majelis dzikir yaitu :
3 (HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du‟a wa at-Taubah wa al-
Istighfar, hadits no. 2689, lihat Syarh Muslim [8/284-285] cetakan Dar
Ibn al-Haitsam)
19
هجالس الركس ىي هجالس الحالل الحسام كيف تشتسي تبيع تصلي تصم تنكح تطلق
تحج أشباه ىرا
“Majelis dzikir adalah majelis halal dan haram. Bagaimana
kamu membeli, menjual. Bagaimana kamu shalat, berpuasa, berhaji
dan semisalnya.”
(Tarikh Damsyiq: 40/431-2, Mir‟atul Mafatih Syarh Misykatul
Mashabih: 7/377, Kifayatul Akhyar: 1/8).4
Dan telah benar Al-Imam Atha‟ yang menjelaskan bahwa majelis
dzikir adalah majelis ilmu Al-Kitab was Sunnah (bukan majelis dzikir
berjamaah ala kaum sufi) karena hadits-hadits Nabi adalah saling
menafsirkan dan saling melengkapi.
Dan dalam prakteknya, Majelis dzikir dapat menjadi salah satu
lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi
jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta. Dengan
demikian majelis dzikir juga dapat menjadi lembaga pendidikan
keagamaan alternatif bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga,
waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama di jalur pendidikan
formal.
Untuk pembahasan dzikir akan diterangkan lebih detail di sub
dalam bab ini.
1. Pengertian Dzikir
Kata dzikir secara etimologi berakar dari kata dzakara yang
artinya “mengingat atau menyebut”. Secara terminologi, dzikir adalah
“menyebut atau mengucapkan asma Allah sambil mengagungkan dan
mensucikan-Nya.5 Dan dzikir adalah sebagai bentuk cinta (al-hub) kita
kepada Allah. Sedangkan dalam pengertian ibadah, dzikir berarti suatu
4 http://sulaifi.wordpress.co dr. M Faiq Sulaifi Majelis Dzikir Bersama ala Arifin
Ilham, Bid’ahkah? Maret 13, 2010 5 Idrus Alkaf, Mengobati Stres Dengan Dzikir Dan Doa, Alina Press, Semarang, tth,
hlm. 36.
20
amal yang disebut berdzikir. Jadi dzikir Allah atau Dzikrullah, artinya
ingat kepada Allah atau menyebut Allah.6
Menurut M. Afif Anshori7
, kata dzikir berakar pada kata
dzakara, yang berarti mengingat, memperhatikan, mengenang,
mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti. Adapun secara
terminologi yang di maksud dengan dzikir yaitu menyebut atau
mengingat nama-nama Allah sebagai bentuk rangkaian dalam beribadah,
sebagaimana yang dilakukan para sufi atau amalan-amalan yang
dikerjakan dalam tarekat, sebagai bentuk aktifitas (maqam) untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, kata dzikir berasal dari
bahasa Arab, yaitu kata dzikr makna asalnya antara lain, mengingat,
menyebut, dan mengucapkan.8 Dalam Ensiklopedi juga disebutkan, bahwa
dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, mengerti, dan berbuat baik.
Dzikir juga berarti ucapan dengan lisan, gerakan dengan tingkah laku,
maupun gerakan hati yang sesuai dengan yang diajarkan Islam dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah.9 Dalam kitab Al-Hikam dinyatakan
bahawa tidaklah tampak dzikir kecuali bila timbul dari penyaksian dan
perenungan. Kalau engkau berada dalam keadaan mengingat dan berdzikir
pada Allah yang sesungguhnya, tentu perenungan dan kegembiraan hati juga
menjadi keadaan batinmu.10
Dzikir adalah upaya yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang
beriman dalam mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Dzikir
dapat berupa lantunan kalimat syahadat, yaitu la ilahaillallah (tidak ada
6 Ibid., hlm. 55.
7 M. Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003,
hlm. 16. 12
Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam di Indonesia,
Djambatan, Jakarta, 1992, hlm. 1008.x 9 Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid V, Ihtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta, 1993, hlm. 235. 10
Syekh Fadhlalla Haeri, Al-Hikam Rampai Hiknah Ibn Atha‟illah, Jakarta 2004,
hlm. 350.
21
Tuhan selain Allah SWT.), atau kalimat-kalimat yang lainnya, seperti
tasbih, do'a dan lain-lain.11
Sementara menurut Utsman Sa‟id Sarqawi dalam bukunya yang
berjudul Dzikir Itu Nikmat12
menyebutkan, bahwa dzikir adalah jalan
yang menyampaikan kepada kecintaan Allah dan keridhaan-Nya, dan
dzikir adalah pintu yang amat besar untuk naik dan memperoleh
kemenangan, serta dzikirlah yang dapat menyelamatkan dari siksa Allah.
Dzikir menerangi wajah dan hati, menghilangkan ketakutan dan
kesedihan antara seorang abdi dengan Tuhannya. Dzikir juga dapat
menghilangkan kebingungan dan kegundahan hati. Dzikir pula yang
menjadikan hati menjadi jernih, tenang, tentram, dan bahagia.
Sementara itu menurut Imam Al-Syawkani dalam bukunya
berjudul Selalu Dituntun Allah menyatakan bahwa Bukhari
meriwayatkan, Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah
yang paling berbahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat?” Beliau
menjawab, “Aku kira belum pernah orang menanyakan hal ini
sebelumnya. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari
kiamat adalah orang yang mengucapkan la ilaha illa Alllah dengan
ikhlas dari lubuk hatinya.” Hadis-hadis yang berkenaan dengan janji
surga bagi orang yang mengucapkan kalimat ini diriwayatkan secara
mutawatir.13
Maksud dari dzikir yaitu tidak hanya sekedar diucapkan dalam
lisan, tetapi juga harus diresapi dalam hati. Taubat, tafakur dan menuntut
ilmu juga termasuk dzikir. Setiap usaha yang dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah adalah termasuk dzikir.14
Adapun pengertian dzikir yang sempurna ialah menyebut asma‟
Allah dengan membaca tasbih, tahmid, takbir, membaca basmalah,
11
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, terj. Ija Suntana,
Hikmah, Jakarta, 2004, hlm. 27. 12
Usman Sarqawi, Dzikir itu Nikmat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.
1. 13
Imam al-Syawkani, Selalu Dituntun Allah, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 102 14
Hasan al Banna, Dzikir dan Do'a, Media Dakwah, Jakarta, 1993, hlm. 7
22
tahlil, dan membaca do'a-do'a.15
Dzikir merupakan salah satu kata
penting di dalam kerangka pemahaman agama Islam, karena dzikir
merupakan bentuk manifestasi dari ketaatan seorang hamba kepada
Khaliknya. Bahkan Allah menggunakan kata dzikir yang berarti
peringatan, sebagai salah satu nama julukan kitab suci al-Qur'an. Hal ini
ditegaskan oleh Allah SWT. dalam al-Qur'an surat al Hijr ayat 9 :
Artinya :
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya". (QS. Al-Hijr [15] : 9)
Sementara itu ada ulama yang mengatakan, bahwa dzikir adalah
berulang-ulang menyebut nama yang disebut (Allah) dengan hati dan
lidah, baik menyebutnya dengan lafal jalalah, yaitu Allah, atau menyebut
salah satu sifat-sifat keagungan-Nya, atau dengan mengingat para Nabi
dan Rasul-Nya, atau mengingat hamba-hamba Allah yang memperoleh
keridhaan dan kemuliaan dari-Nya dengan suatu sebab atau suatu amal
perbuatan.16
Amal perbuatan itu dapat berupa membaca firman Allah, hadits-
hadits Nabi, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan ajaran agama
Allah dan Rasul-Nya. Dapat juga berupa ketekunan berdzikir, baik
dzikir itu berbentuk syair maupun berbentuk puji-pujian yang diucapkan
dengan irama dan lagu. Selain itu zikir juga dapat berupa muhadarah
(diskusi tentang agama Islam) dan dapat pula berupa penyampaian kisah-
kisah yang bertema kebenaran Allah, para Nabi dan Rasul-Nya.
Dengan demikian, orang yang berbicara tentang kebenaran agama
Allah, ia adalah orang yang berdzikir. Orang-orang yang mengingatkan
orang lain tentang perintah dan larangan Allah, ia pun termasuk orang
15
Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do'a, Bulan Bintang, Jakarta, 1994,
hlm.36 16
Ibid.
23
yang berdzikir. Terlebih lagi orang yang merenung (bertafakur)
memikirkan keagungan dari kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, dan tanda-
tanda yang membuktikan kemahakuasaan-Nya, seperti langit dan bumi
beserta segala isinya dan benda-benda cakrawala lainnya. Orang yang
demikian itu juga termasuk orang yang berdzikir. Begitu pula orang yang
patuh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka
semua adalah orang-orang yang berdzikir, yakni orang-orang yang senantiasa
ingat kepada Allah SWT. Dan banyak lagi batasan-batasan yang
diberikan oleh ulama sufi tentang dzikir ini, sesuai dengan pemahaman
dan musyahadah-nya masing-masing. 17
Dzikir dianggap sebagai hal terpenting dalam tarekat para sufi.
Bahkan, menurut Al-Qusyairi sebagimana dikutip Amin An-Najar18
,
dzikir adalah tonggak utama tarekat kaum sufi. Seseorang tidak akan
sampai kepada Allah SWT. kecuali dengan mendawamkan dzikir.
Al-Qusyairi juga mendefinisikan dzikir secara mendalam. Ia
berkata; dzikir adalah menenggelamkan ingatan dalam penyaksian
terhadap yang di ingat (Allah SWT.), kemudian menghanyutkan dalam
wujud yang diingat sehingga tidak ada bekas apa pun yang tersisa
darimu.19
Dalam dunia tasawuf, dzikir mempunyai kedudukan yang penting
dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Menurut Muhammad
Lukman Hakim yang di kutip oleh M. Solihin20
, dzikir kepada Allah
menempati posisi sentral amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena
dzikrullah adalah keseluruhan getaran hidup yang digerakkan oleh qolbu
dalam totalitas Illahi. Totalitas inilah yang kemudian mempengaruhi
aktivitas, gerak-gerik, kediaman, serta kontemplasi seorang hamba dan saat-
saat hamba tersebut istirahat dalam tidurnya. Karena totalitas inilah,
17
Idrus Alkaf, op.cit., hlm. 37. 18
Amir An-Najar, op. cit., hlm. 28. 19
Ibid., hlm. 28. 20
M. Solihin, Terapi Sufistik: Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf,
Pustaka Setia, Bandung, 2004, hlm. 82.
24
kaum sufi memandang bahwa dzikir mempunyai peranan penting dalam
upaya mengobati penyakit rohani manusia.
Termasuk dalam pengertian dzikir ialah doa, membaca Al-Quran,
tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istighfar, dan lain-lain. Ada dzikir yang
menyatu dengan ibadah lainnya seperti salat, thawaf, sa 'i, wukuf , dan lain-
lain. Ada pula dzikir yang dilakukan tersendiri dan diucapkan pada saat
tertentu atau pada setiap saat. Juga ada dzikir yang jumlahnya tidak di
tentukan oleh syara' dan ada juga dzikir yang jumlahnya ditentukan oleh
syara', baik dengan pernyataan Nabi Muhammad SAW. Maupun dengan
contoh amalan beliau.21
Dzikir dalam pengertian mengingat Allah, sebaikya dilakukan
setiap saat, baik secara lisan maupun dalam hati. Artinya, kegiatan
apapun yang dilakukan oleh seorang Muslim sebaiknya jangan sampai
melupakan Allah SWT, sehingga akan menimbulkan cinta beramal saleh
kepada Allah SWT serta malu berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya.22
Dzikir dalam arti menyebut nama Allah yang diamalkan secara rutin,
biasanya disebut wirid atau jamaknya disebut aurad. Dzikir dalam menyebut
nama Allah ini termasuk ibadah mahdhah, yaitu ibadah langsung kepada
Allah SWT. Sebagai ibadah mahdhah, dzikir jenis ini terikat dengan
norma-norma ibadah langsung kepada Allah, yaitu mesti ma'syur dalam
arti ada contoh atau ada ijin dari Rasul SAW. Artinya dzikir jenis ini tidak
boleh dikarang oleh seseorang. Dzikir hanyalah dengan mengingat atau
menyebut nama Allah atau nama-nama Allah atau kalamullah, Al-Qur'an.
Tidak dengan menyebut nama seseorang atau sesuatu, selain Allah dan
selain kalamullah.23
21
Ibid. 22
In‟amuzzahidin Masyhudi dan Nurul Wahyu Arvitasari, Berdzikir dan Sehat Ala
Ustadz H. Haryono Pengobatan Penyakit dengan Daya Terapi Dzikir, Syifa Press,
Semarang, 2006, hlm. 7. 23
M. Solihin, op. cit., hlm. 86.
25
Ibnu Qayyim sebagaimana dikutip Muhammad Soleh24
menjelaskan, bahwa secara umum terjemahan dzikir yang terpopuler adalah
ingatan dan sebutan. Kedua terjemahan ini diarahkan pada satu sumber
dari segala sumber nama, yakni pemilik nama-nama Agung (Al-Asma
Al-Husna), yakni Allah SWT. Ini nama-nama suci yang berhak di sebut
oleh semua ciptaan Allah khususnya manusia. Mengapa sosok manusia
menjadi sesuatu yang dekat dalam hal ini, dikarenakan manusia adalah
sosok abdun yang sadar bertuhan dan mengakui kebenaran posisi dirinya
sebagai pelayan Allah. Setiap abdun akan menyadari dirinya berkewajiban
mengabdi pada-Nya. Dari sini, secara otomatis Allah-lah sebagai satu-
satunya sumber ingatan dan sebutan yang selalu hidup dalam hati para
abdun.
Secara esensial, dzikir adalah solusi kejiwaan dan merupakan
ketenteraman bagi hati yang galau dan takut bagi jiwa yang lemah dan
tenggelam dalam materi dan syahwat.25
Ketika seorang manusia
mengingat Tuhannya secara benar dan ikhlas, hatinya akan tenang dan
jiwanya pun tenteram. Sebagaimana Firman Allah SWT :
Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan zikir kepada Allah
hati menjadi tenang," (QS Ar-Ra'd [13] : 28)
Dalam Islam, dzikir selain untuk mendatangkan ketenangan dan
ketentraman hati, dzikir juga merupakan jalan atau alat satu-satunya
yang dapat mengantarkan seorang hamba untuk mendekatkan diri
kepada-Nya. Menurut sebagian ulama, bahwa seseorang tidak akan bisa
24
Muhammad Soleh, Tahajjud: Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, cet.
1, Forum Studi HIMANDA dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 113. 25
Amir An-Najar, op. cit., hlm. 32.
26
sampai pada hadirat Allah apabila orang tersebut tidak terus-menerus
mengingat-Nya (berdzikir), oleh karena itu dzikir merupakan ungkapan
yang diamalkan dengan terus-menerus dan berulang kali dengan menyebut
nama-nama Allah.26
Jadi, dzikir merupakan satu istilah yang tidak pasif dan selalu on
(hidup) lewat penyebutan-penyebutan, baik dengan jahr ataupun ghairu
jahr dalam tiap-tiap qolbun hamba Allah. Satu kelebihan yang
didapatkan oleh dzakir (orang yang berdzikir) adalah dengan dibukanya
pintu untuk bersepi-sepi dan menyendiri di tempat yang sunyi dari suara dan
gerakan.27
2. Macam-Macam Dzikir
Dalam Tafsir Al Misbah karya M. Quraish Shihab28
, menjelaskan
sebagaimana dalam Al-Qur‟an, bahwa dzikir digolongkan ke dalam
empat bentuk, yaitu dengan lidah melalui ucapan, dengan anggota tubuh
melalui pengamalan, dengan pikiran melalui perenungan yang mengantar
kepada pengetahuan, serta dengan hati melalui kesadaran akan kebesaran-
Nya yang menghasilkan emosi keagamaan dan keyakinan yang benar. Dzikir
tersebut yang pada akhirnya harus dapat menghasilkan amal kebajikan. Dan
apabila seseorang mampu menerapkan sampai pada taraf sebagaimana
yang di kemukakan Quraish Shihab tersebut di atas, maka tidak menutup
kemungkinan dengan sendirinya dzikir akan mampu memberikan
pengaruh pada diri (pengamal) dzikir tersebut.
Sementara itu ada berbagai pembagian dzikir yang diuraikan
dalam berbagai kriteria, seperti halnya Arifin Ilham dalam bukunya
26
TB. Aca Hasan Sadzali, Arifin Ilham Dai Kota Penabur Kedamaian Jiwa, Hikmah,
Jakarta, 2005, hlm. 60. 27
Ibid. 28
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Keserasian al-Qur'an, Volume I,
Lentera Hati, Jakarta, 200, hlm. 48.
27
Sulaiman Al Kumayyi29
, yang mengklasifikasikan dzikir dalam empat
macam, antara lain ;
a. Dzikir Qalbiyah
Dzikir Qalbiyah (dzikir hati), yakni merasakan kehadiran
Allah. Menurut Arifin Ilham, seseorang yang akan melakukan
suatu tindakan atau perbuatan, selalu tertanam dalam hatinya
bahwa Allah senantiasa bersamanya. Sadar bahwa Allah selalu
melihatnya. Dia Maha Melihat, Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Artinya:
"Tidak ada yang bersembunyi dari pengetahuan-Nya,
seberat atom pun yang di langit maupun di bumi" (QS. Saba;
[34]: 3).
b. Dzikir Aqliyah
Dzikir Aqliyah, istilah ini dirujuk oleh Arifin Ilham dari
firman Allah :
.
Artinya:
29
Sulaiman Al-Kumayyi, Menuju Hidup Sukses Kontribusi Spiritual-Intelektual AA
Gym dan Arifin Ilham, Pustaka Nuun, Semarang, 2005, hlm. 153.
28
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka."
(QS. Ali Imran [3]; 190-191).
Dari firman tersebut, dijelaskan bahwa Dzikir Aqliyah
yaitu kemampuan menangkap bahasa Allah dibalik setiap gerak
alam ini. Menyadari bahwa semua gerak alam, Allah-lah yang
menjadi sumber gerak dan menggerakkannya.30
c. Dzikir Lisan
Dzikir Lisan adalah buah dari dzikir hati dan akal. Setelah
melakukan dzikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk
senantiasa berdzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah
SWT. Selanjutnya lisan berdoa dan berkata-kata dengan benar,
jujur, baik dan bermanfaat. Dengan kata lain, dzikir Lisan ini
merupakan ekspresi riil dari dzikir qalbiyah dan aqliyah.31
d. Dzikir Amaliyah
Puncak atau tujuan akhir dari dzikir adalah dzikir
Amaliyah. Dzikir ini secara singkat termanifestasi dalam kata
taqwa, yang sekaligus menjadi akhlak yang mulia. Karena dalam
pandangan Allah, hamba yang terbaik adalah hamba yang
bertaqwa kepada-Nya. Sesuai janji Allah SWT :
Artinya:
30
Ibid, hlm. 158. 31
Ibid, hlm. 161.
29
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."
(Al-Hujarat [49]: 13).
Buah dari ketaqwaan itu, seseorang akan memperoleh tiga
hal penting dari Allah. Pertama, ia akan diberi furqan
(kemampuan untuk membedakan). Kedua, Allah akan memberikan
limpahan cahaya (nur) dan ampunan atas dosa-dosa yang telah
lampau. Dan Ketiga, Allah akan memberikan petunjuk jalan yang
benar dan terbaik sebagai jalan keluar dari berbagai tantangan dan
masalah kehidupan. Berikutnya Allah akan memberi rezeki
berlimpah yang datangnya tak disangka-sangka.32
Sementara itu, menurut Muhammad Al-Fateh33
, dzikir bisa
dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu :
1. Dzikir Qauli
Dzikir Qauli adalah dzikir yang berhubungan dengan
suara dan lidah seperti menyebut Subhanallah, Alhamdulillah,
atau Allahu Akbar yang dapat di dengar.
2. Dzikir Qalbi
Dzikir Qalbi adalah dzikir yang berhubungan dengan hati,
yaitu hati seorang Muslim senantiasa mengingat Allah SWT dan
merasakan Allah SWT senantiasa mengawasi setiap tindak-
tanduknya. Dzikir Qalbi ini susah untuk dipraktekkan kecuali
bagi mereka yang bersungguh-sungguh serta melalui dzikir
Qauli terlebih dahulu. Selain itu, pelaku dzikir ini mestilah
memahami serta menghayati makna dzikir yang diucapkannya
itu. Biasanya dzikir Qauli yang telah mendarah-daging, serta
otomatis akan beralih ke hati.
3. Dzikir Fi‟li
32
Sulaiman Al Kumayyi, op.cit., hlm. 164. 33
Muhamad Al-Fateh, Rahasia dan Keutamaan Dzikir, Lintas Pustaka, Jakarta, 2002,
hlm. 1-2.
30
Dzikir Fi‟li ialah seseorang yang telah bersyariat dan
bertarekat ataupun seseorang yang memahami seluruh hukum
Allah SWT dan terus-menerus mengamalkannya. Seluruh
perbuatan yang memenuhi tuntutan syariat dan tarekat sama
dengan berahmat mencari rizki, mempererat silaturahmi,
memelihara keluarga, beribadah, dan berjuang serta berjihad.
Dari pembagian dzikir di atas, patutlah jadi sebagai pembanding
dan pelengkap apa yang ditulis oleh seorang wali yang paling diakui
kewaliannya adalah Syekh Abu Muhammad Abd al-Qodir al-Jilani
dalam kitabnya yang berjudul Sirr al-Asrar Fima Yahtaj Ilayh al-Abrar
diterjemahkan dengan judul Rahasia Sufi adalah Dzikrullah yang hanya
diucapkan oleh mulut, hanya manifestasidari hati agar tidak melupakan
Allah SWT. Dzikir senyap atau dzikir hati adalah pergerakan emosi atau
perasaan. Dzikir hati muncul melalui ‟rasa‟, yaitu rasa tentang
penzahiran keagungan dan keindahan Allah SWT.
Dzikir ruh lahir melalui sinar Nurullah (Cahaya Allah) yang
dipancarkan oleh keagungan dan keindahan Allah SWT. Dzikir
peringkat rahasia lahir melalui Dzawq yang dirasakan dari hasil melihat
rahasia Allah SWT. Dzikir peringkat terakhir ialah dzikir Khafiy al-
Akhfa; yaitu yang paling dalam dan paling tersembunyi. Ini membawa
kita keperingkat perasaan fana atau lenyap diri dan perasaan dan terpadu
dengan Allah SWT. Pada hakikatnya, tidak seorangpun kecuali Allah
yang menetahui keadaan seseorang yang telah memasuki peringkat itu,
yang didalamnya terkandung semua ilmu.34
3. Manfaat Dzikir
Di dalam Al Quran tidak sedikit ayat-ayat yang menyuruh kita
mengingat Allah atau menganjurkan orang berdzikir dan menyatakan
keutamaan dzikirullah. Demikian pula dalam hadits Nabi Muhammas
34
Syekh Abd Al-Qadir Al-Jilani, Rahasia Sufi, Pustaka Sufi, Yogyakarta, 2005, hlm.
102-103
31
SAW, atsar sahabat dan tabi'in banyak sekali yang menyebutkan fadhilah
dzikir, seperti dalam Al-Qur‟an surah al-Jumu 'ah : 10:
Artinya:
"Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu mendapat
kemenangan." (QS. al-Jumu'ah [62] : 10)
Ayat ini dengan jelas memerintahkan kepada orang-orang yang
beriman (mukmin) pria dan wanita, supaya berdzikir mengingat Allah
sebanyak-banyaknya setiap waktu. Dan diperintahkan pula banyak-
banyak membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir
(Allahu Akbar) di waktu pagi dan petang.35
Di dalam bukunya Sri Muryanto
yang berjudul Ajaran Manunggaling Kawula-Gusti menyebutkan bahwa
dzikir adalah amalan yang lebih besar dari sholat. Karena sholat dikerjakan
secara rutin dan formal selama lima kali sehari semalam, sedangkan dzikir itu
dilaksanakan setiap saat. Dzikir dapat dikerjakan pada saat sedang duduk,
berbaring, atau sedang berjalan. Jadi dengan demikian seseorang ingat kepada
Allah terus-menerus tidak pandang bulu di mana ia berada dan kapan saja.
Betapa terjaga dan mulianya hati orang yang selalu ingat Allah. Karena orang
yang selalu mengingat Allah dalam kalbunya baik di saat sunyi sepi atau di
keramaian maka Allah telah berjanji akan mengingat pula orang itu dan akan
menganugerahkan cahaya-Nya. Orang itu akan dijaga siang dan malam.36
Dalam penjelasan mengenai manfaat dzikir, bahwa intinya adalah
semua dzikir dapat dirasakan oleh hati manusia dan didengarkan oleh
malaikat hafazah (Malaikat yang bertugas menjaga manusia). Sedangkan
manfaat dzikir sendiri sungguh tidak sedikit, tak ada jalan untuk
membatasinya. Antara lain 37
:
1) Mematahkan rongrongan setan.
35
M. Zain Abdullah, Tasawuf dan Dzikir, Ramadhani, Solo, 1993, hlm. 56. 36
Sri Muryanto, Ajaran Manunggaling Kawula-Gusti, Kreasi Wacana, Yogyakarta,
2004, hlm. 139-140. 37
Idrus Alkaf, op.cit., hlm. 45.
32
2) Mendatangkan keridhaan Allah.
3) Menghilangkan kesedihan dan kesusahan.
4) Mendatangkan kegembiraan dan keceriaan.
5) Menguatkan hati dan badan.
6) Membangkitkan hati dan perasaan.
7) Mendatangkan rezeki dan memudahkannya.
Sesungguhnya dzikir dapat menyucikan hati dari berbagai
penyakitnya dan jiwa dari berbagai kotorannya. Dzikir dapat
memberikan keamanan, ketenangan, keadilan dan ketenteraman ke
dalam jiwa. Dzikir dapat menghidupkan optimisme dan cita-cita.38
Oleh
karena itu, Allah SWT. berfirman :
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah
SWT. dengan sebanyak-banyaknya," (QS Al-Ahzab [33] : 41)
Syekh Ghulam Moinuddin39
dalam bukunya Penyembuhan Cara
Sufi menuturkan beberapa manfaat dari dzikir yaitu; pertama,
menghilangkan kekuatan setan dan menghacurkannya, kedua, menarik
mata pencaharian, ketiga, membuat kepribadian mengesankan dan
terhormat, keempat, memberikan jalan untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT, kelima, memulihkan dan menghidupkan hati, keenam,
menghilangkan sifat kepura-puraan atau sifat munafik.
Ibnu Qayyim sebagaimana dikutip Djamaluddin Ahmad Al
Bunny40
, menjelaskan fadhilah dzikrullah yaitu:
1) Mengharapkan ridha dari Yang Maha Rahman.
38
Amir An-Najar, op. cit., hlm. 32. 39
Syekh Ghulam Moinuddin, Penyembuhan Cara Sufi, Adipura, Yogyakarta, 2000,
hlm. 234 40
Djamaluddin Ahmad Al Bunny, Menatap Akhlaklaqus Shufiyah, Pustaka Hikmah
Perdana, Surabaya, 2001, hlm. 171.
33
2) Melenyapkan kecemasan dan kegelisahan kalbu sehingga hati
menjadi tenang dan gembira.
3) Memberikan kekuatan kepada tubuh dan kesegaran pikiran
sehingga memberikan cahaya pada wajah dan hati.
4) Melancarkan rizki setelah berikhtiar.
5) Mewariskan „inabah dan muraqabah kepada Allah yang akan
mengantarkan ke pintu ihsan.
6) Kesibukan lisan karena dzikir yang bersambung, maka ia akan
terhindar dari kesibukan yang membawa dosa.
7) Ketika seseorang selalu sibuk dengan dzikir dimanapun berada,
maka ia akan selalu diingatkan Sang Khaliknya. Sehingga akan
terhindar dari perbuatan dosa dengan selalu menghiasi hari-
harinya dengan kebaikan. Terhadap orang lainpun akan selalu
menjaga diri untuk tidak menyakiti dan membuat kesalahan.
8) Melahirkan kecintaan dan loyalitas (al mahabbah) sebagai ruh
Islam, ujung tombak agama. Karenanya dapat diraih kebahagiaan
dan keselamatan yang hakiki. Allah SWT telah menjadikan segala
sesuatu ada sebab-sebabnya. Dia menjadikan sebab al mahabbah
dengan melanggengkan dzikir. Barang siapa yang ingin meraih
cinta Allah, hendaknya senantiasa mengingat-Nya. Karena ia
adalah sebuah pelajaran dan pengingat. Sebagaimana ia adalah
pintu dari berbagai ilmu. Jadi dzikir adalah pintu mahabbah,
sebagai jalan yang paling mulia dan lurus untuk meraih cinta
Allah SWT.
9) Tidak akan lalai dengan dirinya dan Allah-pun tidak akan
melalaikannya. Melanggengkan dzikir kepada Allah dapat
menghindarkan hambanya dari kelalaian, karena sesungguhnya
kelalaian dari mengingat Allah adalah sebab kesengsaraan hidup
di dunia dan akhirat. Pada hakekatnya melalaikan dari dzikir
kepada Allah adalah melalaikan dirinya sendiri dan melalaikan
maslahat yang ia miliki. Kalau seseorang sudah melalaikan
34
dirinya, maka ia tidak akan memperhatikan lagi kemaslahatan
yang ia miliki sehingga ia benar-benar disibukkan oleh
kelalaiannya sampai ia sendiri jatuh pada jurang kehancuran.
10) Menyebabkan seseorang berlaku pemurah terhadap orang lain dan
melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain.
Dari beberapa manfaat dzikir ini, sudah jelas bahwa dzikir tidak
saja berpengaruh terhadap kualitas ibadah seseorang, tetapi dapat juga
berpengaruh pada kekuatan batin dan lahir sekaligus.
Menurut Dadang Hawari sebagaimana dikutip Sulaiman Al
Kumayyi menjelaskan secara ilmiah bahwa pelaksanaan dzikir, langsung
atau tidak langsung memberi pengaruh yang luar biasa pada percepatan
penyembuhan penyakit mental dan fisik. Dadang Hawari menyatakan,
bahwa dipandang dari sudut kesehatan jiwa, dzikir dan doa mengandung
unsur psikoterapeutik yang mendalam. Menurutnya, dzikir mengandung
kekuatan-kekuatan spiritual atau kerohanian yang membangkitkan rasa
percaya diri dan optimisme (harapan kesembuhan).41
Selain itu, dzikir dapat mendorong kita untuk mencapai
kemajuan dan kemenangan secara terus-menerus, ketika kita beristirahat
atau dimanapun kita beraktivitas, serta dalam keadaan apapun. Pendek
kata, tidak ada suatu apapun yang menyebabkan kita mencapai kemajuan
dan kemenangan secara terus menerus kecuali dengan dzikir.42
Dzikir sebagai
salah satu dari berbagai amalan ibadah dalam Islam. Apabila dilakukan
dengan sepenuh hati, maka dzikir tersebut niscaya akan mampu
memberi manfaat bagi pelakunya, antara lain :
1) Dzikir memberikan keselamatan dunia dan akhirat.
2) Dzikir memberikan ketenangan atau ketenteraman.
3) Dzikir memberikan keberuntungan.
4) Dzikir menghilangkan kemunafikan.
5) Dzikir mengusir setan dan pengaruhnya dari hati qolbu.
41
Sulaiman Al Kumayyi, op.cit., hlm. 168. 42
Muhammad Al Fateh, op.cit., hlm. 84.
35
6) Dzikir menyebabkan datangnya rezeki yang berlimpah.
7) Dzikir menghapus dosa dan maksiat.
8) Dzikir membukakan pintu makrifat pada Allah.43
Dzikir yang tulus kepada Allah SWT. adalah salah satu cara
terapi jiwa, sebab ia dapat mengkilapkan hati. Dzikir yang tulus dapat
mengubah ketakutan menjadi keamanan dan permusuhan menjadi
kecintaan. Dzikir yang tulus dapat mengalihkan guncangan, kerisauan
dan kebimbangan kepada ketenangan, mengalihkan ketegangan dan
kegetiran kepada ketenangan.44
Allah SWT. berfirman:
Artinya :
"Maka Allah SWT. mengetahui apa yang ada dalam hati-hati
mereka, maka Ia menurunkan ketenangan kepada mereka dan memberi
balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)."
(QS al-Fath [48] : 18).
Orang yang senantiasa dzikir, keraguannya akan terlibas oleh
kekuatan ruhaninya sehingga ia mengetahui bahwa keraguan adalah
bisikan-bisikan setan dan kebimbangan adalah kewas-wasan yang
dihembuskannya. Semua itu merupakan upaya penggertakan yang
dilakukan oleh setan untuk menggoyahkan dan mengguncangkan jiwa
manusia. Jika seorang hamba ikhlas dalam beribadah dan menaati
Tuhannya serta merasa sangat butuh kepada-Nya, maka ia akan diurus
oleh Allah SWT : berbagai kesusahan dan kebingungannya akan
dihilangkan darinya. Dengan demikian, seorang manusia yang selalu
dzikir akan sibuk selamanya bersama Allah SWT.45
43
Ibid., hlm.79-93. 44
Amir An-Najar, op. cit., hlm. 35. 45
Ibid.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN MAJELIS DZIKIR
SBY NURUSSALAM
A. Sejarah Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Menurut kepala sekretariat yang juga pelaksana harian Majelis
Dzikir SBY Nurussalam H.M. Utun Tarunadjaja, bahwa sejarah dari
munculnya Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sudah ada sebelum
SBY jadi presiden yakni pada tahun 2000 masih aktif sebagai tentara.
Pada waktu itu beliau menunaikan ibadah haji bersama ibu Ani, seperti
pada umumnya jama’ah haji dengan melepas keberangkatan
sebelumnya melafazkan lantunan adzan dan do’a. seperti itu juga yang
dilakukan anggota majelis melepas SBY dari Cikeas dengan adzan dan
doa. Setiap malam jum’at, seluruh jama’ah membaca Yasin dan ratib
dalam rangka berniat mendoakan SBY agar selamat, sehat dan menjadi
haji mabrur. Kegiatan rutin ini terus berlanjut yang dimotori oleh bapak
H. Harris Thahir sampai akhirnya pada tahun 2004 SBY menjadi salah
satu calon presiden.
Dari situlah setiap malam jum’at di Cikeas secara rutin
melaksanakan dzikir dengan beberapa orang jamaah yang pada awalnya
tidak begitu banyak. Lama kelamaan tidak tahu mendapat informasi
dari mana, para jama’ah berdatangan dari berbagai tempat dan daerah
sehingga sampai tidak tertampung karena banyaknya jama’ah yang
berniat mendoakan SBY sebagai calon presiden. Akhirnya kegiatan
yang pada awalnya dilaksanakan di sebuah perpustakaan kediaman
SBY di Cikeas dipindahkan dengan dibangunnya pendopo di samping
rumah tersebut. Di situlah jama’ah ditampung yang jumlahnya begitu
luar biasa banyaknya. Berawal dari situlah mereka bergabung dalam
kegiatan dzikir setiap malam jumat.
Karena banyaknya jama’ah, tokoh, dan ulama yang datang dari
berbagai daerah maka waktu itu diaklamasikanlah di depan SBY dalam
37
rangka pengajuan nama Majelis. Karena majelis pada waktu itu belum
ada namanya sehingga di aklamasikan pada waktu itu Majelis Dzikir
SBY. Hampir lima ribu orang lebih yang hadir pada waktu itu di
Cikeas, yang akhirnya disambut para jama’ah dengan kalimat
Allahuakbar. Dengan berjalannya waktu, ternyata dari hasil koalisi
dengan Majelis Dzikir yang jumlah jamaah yang sangat potensial ini,
sangat efektif menghantarkan SBY pada waktu itu terpilih sebagai
presiden Republik Indonesia.
Setelah SBY mengambil keputusan untuk tinggal di Istana,
kemudian kegiatan dzikir yang semula di rumah SBY di Cikeas, SBY
meminta untuk dialihkan ke Masjid Baiturrahim Istana dengan kegiatan
rutin setiap malam jum’at dan jama’ah juga semakin banyak yang
dimungkinkan karena faktor masjid tersebut ada di istana dan banyak
juga karena kebanyakan dari jama’ah belum pernah masuk atau belum
pernah tahu istana. Jadi sebuah kebanggaan dan motifasi tersendiri bagi
para jama’ah sehingga setiap malam jum’at banyak para jama’ah yang
datang ada yang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung dan
daerah-daerah lain. Berawal dari terinspirasi banyaknya jama’ah yang
datang dan bergabung ke dalam Majelis dari berbagai daerah, SBY
punya inisiatif untuk melakukan penambahan nama yang semula
Majelis Dzikir SBY menjadi Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Yang
artinya cahaya kedamaian, cahaya keselamatan, dan pemersatu antar
umat.
Dari situ juga dibuat akte notaris dan resmilah menjadi sebuah
yayasan yang ketua dewan pembinanya SBY, pengawas Drs. Kurdi
Musthofa dan Habib Abdurrahman Al- Habsyi (pimpinan Islamic
Centre Kwitang), ketua H. Haris Thahir, dan beberapa pengurus lain.
Karena majelis atau kegiatan ini tidak lahir dari unsur partai politik
38
manapun termasuk demokrat, jadi secara organisatoris Majelis Dzikir
SBY Nurussalam tidak berpolitik.1
1. Struktur Organisasi Yayasan Majelis Dzikir Susilo Bambang
Yudhoyono Nurussalam
Pembina : DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Ir. M. Hatta Rajasa
Sudi Silalahi
M. Maftuh Basyuni, SH
Pengawas : Drs. Kurdi Mustofa, MM
Habib Abdul Rahman M. Al-
Habsyi
Ketua Umum: H. Harris Thahir
Sekretaris : H. Edhie Baskoro Yudhoyono
H. M. Utun Tarunadjaja
Bendahara : H. Aziz Mochtar
H. Hartanto Edhie Wibowo
Kepala Sekretariat : H. M. Utun Tarunadjaja
Imam Dzikir : Habib Abdul Rahman M. Al- Habsyi
Habib Ali bin Abdul Rahman Al-
Habsyi
Ustad Usman Syarif Sangaji
Seksi Sosial : H. Yayat Priyatna
H. Muhammad Andi
Seksi Humas : H. Dedi Afriadi, SE
Kompol. Heri Guritno
Koordinator Umum : KH. Abdul Wahid
H. Effen Rochendi
H. Abbas Hilmi
1 Wawancara, dengan H. M. Utun tarunadjaja, di Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam Jakarta,selaku sekretaris sekaligus kepala skretariat, hari senin, tgl. 27
Desember
39
H. Ahmad Kosasih
Habib Ahmad Al- Aidit
Pelaksana Harian :
Kepala Sekretariat : H. M. Utun Tarunadjaja
Staf Sekretariat : Heri Cahyadi
Achmad Rifai
Wawan Kusnanda.2
2. Visi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir Susilo Bambang
Yudhoyono Nurussalam
Yayasaan Majelis Dzikir Susilo Bambang Yudhoyono
Nurussalam (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup di
singkat dengan “Yayasan”), berkedudukan dan berkantor pusat di
Jakarta. Yayasan ini juga dapat membuka cabang atau perwakilan
di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik
Indonesia berdasarkan keputusan pengurus dengan persetujuan
pembina. Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang
sosial dan keagamaan.3
3. Misi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir Susilo Bambang
Yudhoyono Nurussalam
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan tersebut,
maka di tetapkan misi sebagai berikut:
a. Mengadakan majelis taklim secara rutin bagi wanita, laki-
laki, remaja dan anak-anak
b. Memberatas buta huruf, buta tulis, dan buta baca/ tulis Al-
qur’an
c. Menghimpun dan mengelola zakat, infag, dan shodaqoh
d. Mengadakan kelompok diskusi keagamaan dan Tablig Akbar
2 Majalah Dzikir, Jakarta, Januari 2009, hlm. 36.
3 Syarifah Chozie, SH. Notaris, Akta Pendirian Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam,No. 14, hlm. 2-3.
40
e. Menyelenggarakan bimbingan haji dan umroh serta tour
ziarah
f. Memakmurkan masjid
g. Pelaksanaan perawatan jenazah
h. Pelaksanaan Aqiqah
i. Pelaksanaan nasehat pra perkawinan calon pengantin wanita
j. Pelaksanaan tasyakuran
k. Mendirikan pesantren dan panti jompo
l. Mengadakan pelatihan dasar kepemimpinan, pesantren kilat,
dan bimbingan belajar
m. Membuka kursus-kursus, balai pelatihan kerja, lembaga
pendidikan keterampilan sebagai tenaga siap pakai
n. Meningkatkan sumber daya insani
o. Menyadarkan masyarakat tentang arti penting Ukhuah
Islamiyah sebagai misi suci Yayasan
p. Menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan di dalam
upaya memasyarakatkan keberadaan Yayasan
q. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat
r. Menyelenggarakan fungsi kehumasan lainnya yang
menunjang maksud dan tujuan Yayasan.4
B. Perkembangan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Sampai sekarang perkembangan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam meningkat tajam seiring dengan berjalannya waktu.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut, diantaranya
dikarenakan majelis dzikir memakai nama presiden dan sekaligus
dewan pembinanya SBY sendiri, hampir di setiap kegiatannya
dilaksanakan di lokasi Istana Negara. Ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi para jama’ah yang pada awalnya tidak kenal SBY dan yayasan
majelis dzikirnya menjadi kenal, yang kenal menjadi mencintai, yang
mencintai menjadi memilih. Terbukti untuk kedua kalinya SBY
4 Ibid, hlm. 2-3.
41
mendapat kepercayaan penuh dari rakyat dengan terpilih kembali
menjadi Presiden RI.
Salah satu faktor pendukung terpilihnya SBY menjadi Presiden
adalah dimotori oleh Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam sebagai
kendaraan politik, yang ini semua diakui oleh Pengurus pusat maupun
daerah Keefektifannya dalam pendulangan suara dan ditakuti oleh
lawan politiknya dikarenakan militansi para Jamaah dan Santri yang
patuh pada Kiai atau Ulama yang sudah menyatakan dukungannya
kepada SBY melalui Majelis Dzikir. Para ulama, kiai, ustad, dan habib
selalu dirangkul oleh Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dengan
berbagai kegiatan yang sering selenggarakan. Diantaranya Umroh
Gratis untuk para Ulama, dengan diadakannya aktifitas Dakwah baik di
Majalah Dzikir maupun forum-forum Dzikir dan pengajian sebagai
bagian dari wadah para ulama yang setia pada SBY.
Sampai saat ini eksistensi pengajian dan dzikir yang dilakukan
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam membuktikan diri dengan
sudah terbentuknya 33 provinsi dari Aceh sampai Papua, bahkan
kabupaten dan kotamadya sudah banyak terbentuk. Untuk Jawa Barat
saja sudah sampai kecamatan dan tingkat kota Bandung pelantikan 30
kecamatan, tidak kalah penting perkembangan yang sangat signifikan di
Jawa Timur pada tanggal 24 Februari 2008 sudah terbentuk
kepengurusan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tingkat II Jawa Timur
meliputi 33 wilayah kabupaten/kota yang semua orang tahu bahwa
Jawa Timur basis massa/penduduk terbesar di Indonesia.
Ketika penulis konfirmasi tentang eksistensi majelis dzikir SBY
Nurussalam pasca SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden,
dengan ekspresi yang santai kepala sekretariat menuturkan bahwa tidak
ada salahnya majelis ini terus berkembang. Karena sekarang sudah
dibangun sebuah padepokan di Ciamis yang sekaligus di bangun masjid
paling megah dengan nama masjid At- Thohirin yang terletak di daerah
sukabumi Jawa Barat dan pesantren yang sudah aktif dan berjalan
42
sampai sekarang. Oleh karena itu jumlah jama’ah Majelis Dzikir SBY
Nurussalam sampai sekarang hampir mencapai Delapan Juta lebih.
Sebagian dari banyaknya tokoh-tokoh yang di rekrut oleh
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam adalah DR. M. Musaad
sebagai ketua Majelis Dzikir SBY Nurussalam Papua yang menjabat
Bupati Pakpak selama dua periode dan digadang-gadang akan maju
sebagai CAGUB pada PILGUB Papua Barat. DR. M. Attammimi
(matan Rektor IAIN di Maluku) sekarang kepala KANWIL DEPAG
Maluku sebagai ketua Majelis, M. Noor Ashari kepala KANWIL
DEPAG Pekanbaru Riau sebagai ketua majelis, Gubernur Maluku Utara
sebagai ketua Pembina Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Dan masih
banyak lagi daerah-daerah yang Bupati, SEKDA, Walikota, dan
Gubernur yang mereka semua menjadi Pembina, Ketua, dan Pengurus
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam5.
Majelis dzikir ini juga di dalam perkembangannya banyak
memakai media dakwah seperti menerbitkan majalah bulanan maupun
buletin jum’atan yang tersebar ke masjid-masjid.
Banyak hal yang cukup menarik dalam perkembangan majelis
dzikir SBY Nurussalam diantaranya terkait dengan dukungan kalangan
para kiai dan kalangan santri atau umat muslim yang mulai memudar,
terbukti dengan apa yang sudah mulai terlihat apa yang dilakukan oleh
pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda, KH Abdul Wahid yang
juga aktivis di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam menyatakan
mengalihkan dukungannya pada PILPRES 2009 yang lalu, dari semula
ke SBY Berbudi berpindah menjadi ke JK Wiranto. Alasannya
sederhana saja, JK dan Wiranto mempunyai istri yang telah
mengenakan jilbab pada kehidupan kesehariannya.6
5 Ibid, Wawancara.
6 http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/majelis-dzikir-nurussalam-sby-juga-
membelot/
43
C. Aktifitas Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Seiring dengan terbentuk cabang-cabang Majelis Dzikir SBY
Nurussalam di berbagai daerah diantaranya sudah 33 provinsi sudah
resmi terbetuk dalam satu wadah yaitu Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam. Seiring dengan itu juga, aktifitas dan kegiatan Majelis
Dzikir SBY Nurussalam semakin bertambah banyak baik aktifitas yang
dilakukan oleh pengurus pusat maupun pengurus daerah. Seperti yang
dilakukan pengurus pusat dengan melakukan kegiatan dzikir rutin di
Masjid komplek Istana yang juga dihadiri oleh jama’ah dari berbagai
daerah. Seperti Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB, NTT,
Papua, dan wilayah Jabodetabek.
Sejak Ba’da Asyar telah berbondong-bondong para jamaah
memadati halaman dan Masjid Baiturrohim yang terletak di komplek
areal Istana Negara Jakarta. Selain banyaknya para jamaah yang
menghadiri acara Dzikir dan Doa tersebut, turut hadir beberapa Ulama,
Kiai. Sedangkan untuk aktifitas rutin yang dilakukan cabang-cabang di
daerah antara lain dzikir rutin yang dilakukan secara berkala ada yang
sebulan 2x dan ada yang sebulan sekali dengan cara berpindah-pindah
tempat dan ada juga yang dilakukan dari masjid ke masjid sesuai
kondisi dan wilayah masing-masing.
Seperti di NTT dan Kupang berjalan dengan baik meski di sana
Majelis Dzikir SBY Nurussalam minoritas bahkan di Sumatera Utara
kabupaten Nias yang Muslimnya hanya 7% Majelis Dzikir SBY
Nurussalam sudah terbentuk dan kiprahnya juga sangat luar biasa dalam
mereka menunjukkan eksistensi sebagai bagian dari komitmen dan
pengaruh keIslamannya walaupun di sana mereka minoritas.
Diantara program kerja sekaligus aktifitas rutin dan kegiatan
lainnya yang dilakukan Majelis Dzikir SBY Nurussalam adalah dengan
memberangkatkan para Ulama Khos Umroh, menyantuni anak-anak
yatim piatu, melaksanakan sunatan massal, pengobatan gratis bagi
masyarakat yang tidak mampu, memberikan bea siswa kepada siswa-
44
siswi tidak mampu, membetuk BKMT pinjaman kepada para pedagang
kecil, pendampingan secara intens kepada para muallaf baik yang ada di
pusat maupun di daerah, mengadakan doa dan dzikir Akbar yang
dilakukan secara berkala di hampir disetiap momen dan hari-hari besar,
dakwah seperti khutbah dan memperingati hari-hari besar Islam yang
sifatnya mengajak umat untuk bersatu tidak terkotak-kotak karena
berbeda Ras, budaya, agama, dan ideologi.
Oleh karena itu banyak kalangan baik Ormas seperti (NU,
Muhammadiyah, PERSIS), Parpol diantaranya (PPP dan PKB), Polisi,
TNI yang bergabung menjadi anggota dan pengurus Majelis Dzikir
SBY Nurussalam. Selain dari itu semua, majelis ini juga sebagai alat
untuk SBY dalam memintai pertimbangan dan masukan terkait kondisi
bangsa yang konteksnya keagamaan maupun sebagai support buat SBY
melalui dzikir dan do’a seperti banyaknya tudingan-tudingan miring
yang seringkali dialamatkan kepada SBY. Dari berbagai kegiatan-
kegiatan rutinitas di atas, Majelis Dzikir SBY Nurussalam juga
berperan penting dalam proses komunikasi dan membangun Citra
Positif di kalangan umat Islam, para ulama, kiai, habib, ustad, para
santri dan Tokoh-tokoh kalangan Pondok Pesantren.
Yayasan Majelis Dzikir inilah bagian dari jalan SBY bisa dekat
dengan umat Islam dan sekaligus memiliki tempat khusus di para
Tokoh dan Ulama Nusantara. Terbukti di setiap momen ketika SBY
berkunjung keberbagai daerah di Nusantara bertemu dengan para
Ulama, Tokoh dan Santri Pondok Pesantren tidak terlepas dari peran
serta dari Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam baik pusat maupun
daerah.
Bogor, CyberNews memberitakan aktifitas dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara bersilaturahmi dengan
keluarga besar Majelis Dzikir Nurussalam dalam rangka menyambut
tahun baru Islam 1431 H di Padepokan H Harris Thahir, Jalan Raya
Sukabumi, Rancamaya, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu
45
sore. Acara yang dihadiri sedikitnya 1.000 anggota Majelis Dzikir
Nurussalam itu bertema "Hindarkan fitnah, tebarkan benih-benih
kebaikan di antara anak bangsa. Mari kita bersatu membangun negeri
dengan akhlak mulia".
Presiden Yudhoyono yang sore itu mengenakan kemeja koko
berwarna putih dengan didampingi oleh putra bungsunya Edhie
Baskoro, langsung melaksanakan salat Tahyatul Masjid begitu
memasuki masjid. Acara yang berlangsung lebih kurang dua jam itu
diawali dengan pembacaan Qisoh Maulid dan siraman rohani oleh KH
M Hidayat. Dalam siraman rohaninya Hidayat mengatakan bahwa
orang-orang yang mudah memfitnah tidak akan bisa mencium bau
surga. Ia menegaskan bahwa mencari kebenaran tidak perlu dilakukan
melalui fitnah. Ia kemudian mengatakan tiga hal yang harus dilakukan
seseorang jika ingin dosa fitnahnya diampuni. "Pertama, yang
memfitnah harus datang ke kerumunan orang tempat ia menyebarkan
fitnah dan memberikan klarifikasi. Kedua, orang yang memfitnah harus
datang kepada korban yang difitnah dan meminta maaf. Ketiga,
bertobat kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan
fitnah. Memfitnah itu artinya sama seperti memakan daging saudara
sendiri," katanya.7
Sementara itu Presiden Yudhoyono selaku Ketua Dewan
Pembina Mejelis Dzikir Nurussalam, membuka sambutannya dengan
menceritakan sejarah singkat pembentukan Majelis Dzikir Nurussalam
di Cikeas pada tahun 2004, serta makna nama dari Nurussalam. "Lima
tahun sejak berdirinya Majelis Dzikir telah menjalankan ibadah dan
peran yang baik untuk mengajak umat berdzikir, membimbing umat
menuju jalan yang benar, dan yang terus mendampingi saya selaku
7
http://Suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/12/12/41922/Presiden-
Bersilaturrahim-Dengan-Majelis-Dzikir-Nurussalam diambil pada tanggal 14 Mei
2011
46
kepala negara di dalam memimpin bangsa dan negara, membangun hari
esok yang lebih baik," katanya.
Pada kesempatan itu presiden juga mengajak seluruh anggota
Majelis Dzikir untuk menghindarkan fitnah, melainkan harus terus
mampu menebar benih-benih kebaikan diantara anak bangsa dan
bersatu membangun negeri dengan akhlak mulia. "Saya setuju, jangan
main-main dengan fitnah, kebohongan dan berita dusta karena luar
biasa azab yang akan diterimakan kepada mereka kecuali mereka
bertobat," katanya. Melalui forum itu, presiden juga menyeru semua
pihak untuk menjalani kehidupan tanpa kekerasan yang jauh dari akhlak
dan tata krama. "Berpolitik pun tidak boleh menjalankan politik
kekerasan, kotor, yang tidak bersih bukan politik yang mulia. Politik
Islami yang ingin sama-sama kita tegakkan," katanya.
Turut mendampingi Kepala Negara antara lain Ketua Majelis
Dzikir SBY Nurussalam Harris Thahir, Menteri Agama Suryadharma
Ali, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi,
Menteri ESDM Darwin S Saleh, Menteri Negara BUMN Mustafa
Abubakar, Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief Hassan,
Mendiknas M Nuh dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang
sempat dielukan oleh massa.
Adapun materi Dzikir dan doa yang diamalkan yayasan majelis
dzikir SBY Nurussalam adalah amalan-amalan yang sudah terlampir
diantaranya Surah Yasin, Ratib Al Attas, Asma-ul Husna, Do’a Asma-
ul Husna, Wirdul Habib Ali bin Abi Bakar Syakran, dan Ratib Al
Haddad.
D. Pola Kepemimpinan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Dari hasil penelitian dan pengamatan penulis, pola
kepemimpinan yang dijalankan dalam kepengurusan Majelis Dzikir
SBY Nurussalam sistem komando ala Militer walaupun memang tidak
begitu mencolok, akan tetapi ini mempertegas bahwa Majelis Dzikir ini
47
bagian dari SBY. Mulai dari security yang mengamankan di kantor
Pusat Yayasan Majelis Dzikir mengenakan seragam mirip dengan
seragam yang dikenakan oleh TNI. Struktur organisasi yang
kebanyakan yang berlatar belakang TNI mulai dari Ketua Dewan
Pembinanya SBY sendiri, Jend. Purn. Sudi Silalahi, Ketua Yayasan
majelis dzikir Jend. H. Harris Thahir, Ketua Dewan Pengawas Jend.
Kurdi Musthofa, Seksi Humas berlatar belakang Polisi yaitu Kompol
Heri Guritno. Belum lagi yang ada di daerah-daerah. Diantaranya
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Wilayah Jawa Tengah yang
diketuai Purn. TNI. Drs. Ahmad Musyafir.
Pembentukan kepengurusan yang tidak hanya di 33 Provinsi
bahkan sudah ketingkat kabupaten/kota dan sampai pada tingkat
kecamatan, ini semua tidak bisa terlepas dari peran serta anggota TNI
yang punya kekuatan dan pengorganisir massa yang sangat efektif.
Strategi ini juga sudah dibuktikan oleh pendahulu SBY yang juga
berlatar belakang militer yaitu Rezim Orde Baru. Dimana kekuatan TNI
sangat dominan pengaruhnya.
Terbukti pada pemilu yang lalu keefektifan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam yang secara otomatis digerakkan oleh orang-orangnya SBY
(TNI). Mereka melakukan operasi dalam pemenangan SBY sebagai
Presiden RI dan menghantarkan 70 Calon Legislatif menduduki kursi di
DPR, Operasi ini dinamakan “Sillent Operation” ( Operasi Senyap). Ini
membuktikan bahwa hanya orang-oraang mempunyai kemampuan
Intelijen yang bisa melakukan operasi dan strategi semacam ini yaitu
TNI/Militer. Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekretariat H. M.
Utun Tarunadjaja juga mengatakan bahwa SBY dengan H. Haris Thahir
sudah kenal dekat sejak masih aktif di TNI dan mereka sudah seperti
saudara.8
Maka dari itu, semua tanggung jawab Yayasan Majelis Dzikir
SBY Nurussalam sepenuhnya dipercayakan kepada H. Haris Thahir.
8 Ibid, Wawancara.
48
Dan hampir setiap kegiatan dan aktifitas Yayasan Majelis Dzikir di
motori oleh Purnawirawan Jenderal H. Haris Thahir yang secara tidak
langsung bagian dari TNI dan SBY.
E. Pengaruh Majelis Dzikir SBY Nurussalam Terhadap Para
Jama’ah
Pengaruh Majelis dzikir SBY nurussalam yang dipimpin oleh H.
Harris Thahir dan ketua dewan pembinanya SBY yang secara kebetulan
sekarang Presiden Republik Indonesia. Secara perlahan tapi pasti,
pengaruh faktor itu semua menjadi prasyarat cukup penting bagi para
jama’ah majelis dzikir SBY Nurussalam untuk terus eksis dalam
majelis dzikir SBY Nurussalam karena kebanyakan motivasi para
jama’ah tersebut, baik secara tersurat maupun secara tersirat melihat
figur SBYnya yang sekarang sebagai orang nomor satu di Republik ini.
Berikut ini akan peneliti bahas dari hasil wawancara dengan beberapa
jama’ah yang kebetulan penulis secara langsung mengikuti pengajian
yang dilaksanakan secara rutin oleh majelis dzikir SBY Nurussalam di
Masjid Baiturrahim komplek Istana Negara RI.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Samsul umur 39 tahun, ia
posisinya sebagai anggota dari majelis dzikir SBY Nurussalam
Sukabumi. Ketika waktu itu penulis konfirmasi dengan beberapa
pertannyaan, diantaranya terkait dengan perkembangan majelis ini,
beliau menjawab karena baru dua kali ikut pengajian yang
diselenggarakan di istana maka belum tahu persis perkembangan
sekarang. Sedangkan untuk motivasi awal beliau bergabung kedalam
majelis dzikir SBY Nurussalam adalah sedikit mengambil wasilah dari
majelis. Kebetulan sebelum ke komplek masjid istana ini, jalan-jalan ke
Istiqlal, Monas, dan ziarah dulu ke makam Mbah Priuk. Kebanyakan
ada yang termotivasi ikut jalan-jalannya saja dan ada juga yang
memang secara rutin mengikuti pengajian yang diselenggarakan di
Masjid komplek Istana ini.
49
Sampai sejauh ini bagaimana dengan kepemimpinan SBY?
“Alhamdulillah dengan mengadakan pengajian yang semacam ini lebih
khususnya buat masyarakat jadi seminimal mungkin bisa meningkatkan
kualitas ketaqwaannya. Kadang-kadang dengan banyaknya bencana
yang kita alami ini, kemungkinan besar dengan berdzikir bisa
mencegah. Ada baiknya juga kalau para pejabat minimal bisa berbagi
rizkinya, berawal dari ini kami bisa menikmati rizkinya dari bapak
Presiden. Karena kalau tidak begini kapan lagi kita bisa menikmati rizki
itu, kalau beliau sendiri belum pernah bertemu langsung dengan SBY.
Beliau berharap SBY bisa hadir terus di majelis tersebut dengan alasan
SBY bisa memotivasi dan ketemu langsung dengan sang presiden”.
Apa ada nuansa politis dari majelis dzikir SBY Nurussalam ini?
“Pastinya ada, karena sangat banyak majelis dzikir atau pengajian yang
secara langsung maupun tidak langsung terpengaruh politik. Dengan
majelis dzikir ini, masyarakat akan tau dan melihat bahwa SBY ini
sangat Islami. Mungkin juga dari para pengurus majelis dzikir SBY
Nurussalam memiliki agenda tertentu kepada umat muslim
terutamanya. Karena terus terang saja dengan kita sudah mengenal,
maka secara otomatis kalau sudah kenal minimal akan muncul rasa
simpatik. Seperti pepatah lama mengatakan “tak kenal maka tak
sayang”. Dengan sering datang ke majelis ini pasti akan muncul rasa
simpatik tersebut”.
Kalau SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden apa
bapak masih tetap eksis di majelis dzikir SBY Nurussalam ini? “Kalau
saya tergantung nanti, artinya tergantung pada niatannya. Kalau punya
keinginan untuk menghidupkan agama Allah ada baiknya terus saja.
Siapapun nanti pemimpinnya, jangan majelis dzikir ini hanya ada pada
kepemimpinan SBY saja. Mungkin kalau bisa presiden yang sekarang
ini bisa diteruskan dengan presiden yang berikutnya, karena masjid
Istana bukan milik SBY itu juga bisa menjadi bahan pertimbangan.
Akan berbeda lagi masalahnya kalau masjid itu milik SBY pribadi.
50
Masyarakat pasti mendukung. Siapapun presidennya bisa ganti, tapi
yang masyarakat muslim yang seolah berdzikir kepada Allah ini bagian
yang sangat penting, maka dari itu semua bukan hanya terbatas pada
pergantian presiden. Harusnya majelis ini jalankan terus. Ada
kemungkinan lain majelis dzikir ini terus berkembang dan tetap eksis
itu semua juga dikarenakan majelis ini sudah terorganisir secara rapi
dan managemennya profesional. Jelas terlihat dari perkembangan yang
ada di Sukabumi, sampai saat ini masih merekrut jama’ah yang siap
bergabung ke dalam majelis dzikir SBY Nurussalam. Rombongan dari
Sukabumi dan Bogor saja sebanyak sepuluh bis yang datang”.9
Jama’ah yang lain dengan Ibu Iis dari Bandung, apa motivasi
untuk masuk ke dalam majelis dzikir SBY Nurussalam? “Niat belajar
dan memperkuat iman biar bisa merasakan ibadah yang lebih
mendalam. Berawal dari majelis dzikir ini, belajar dari nol, biar nanti
kalau ada waktu dan kesempatan ke tanah suci sudah tidak kerepotan
lagi karena sudah sedikit banyaknya belajar dari majelis dzikir SBY ini.
Meskipun mengikuti pengajian di komplek istana ini baru pertama kali,
namun di setiap pengajian yang diselenggarakan di Bandung sering
mengikuti dengan saya aktif dimulai pada tahun 2006, saya punya
keyakinan ini adalah langkah awal yang baik buat saya pribadi maupun
masyarakat secara luas”.
“Kalau SBY sudah tidak lagi sebagai seorang presiden, saya
dengan penuh keyakinan akan terus aktif disetiap aktifitas majelis dzikir
SBY Nurussalam. Karena memang dari awal terlibat dalam majelis
dzikir SBY Nurussalam adalah dengan niatan ibadah. Sampai sejauh ini
pola kepemimpinan SBY sangat baik, penuh tanggung jawab, dan
perhatian kepada rakyat kecil. Unsur politis dalam majelis dzikir SBY
nurussalam sampai sejauh ini tidak terlihat, karena dari awal
9 Wawancara, kepada jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam di Masjid Baiturrahim
Komplek Istana Negara, yang bernama Samsul dari Sukabumi, hari sabtu 15 Januari.
51
pembetukan majelis ini nuansanya ibadah yang sesuai dengan tuntunan
Nabi Muhammad SAW”.10
Jama’ah yang bernama Ibu Hj. Sri dari Banten menuturkan,
bahwa beliau mengikuti kegiatan pengajian di majelis dzikir SBY
Nurussalam hanya ikut dengan jama’ah yang sudah sering kepengajian
dan dzikir bersama yang selenggarakan di masjid Baiturrahim komplek
istana. Sampai sekarang beliau belum menjadi anggota resmi seperti
para jama’ah lainnya yang sudah punya kartu anggota. Motivasi beliau
mengikuti majelis dzikir tersebut dalam rangka niat mendoakan bangsa
dan negara yang selama ini diuji oleh Allah dengan banyaknya masalah,
bencana, dan berbagai permasalahan yang sangat komplek lainnya.
Faktor lain juga karena ketokohan SBYnya yang sekarang sebagai
Presiden.
Menurut Ibi Sri, perkembangan majelis dzikir SBY Nurussalam
sampai sejauh ini perkembangannya sangat signifikan. Terutama juga
dengan sering juga majelis dzikir ini diselenggarakan di kediamaan
pribadi SBY di Cikeas. Ini mebuat para jama’ah yang mengikuti
pengajian tersebut membeludak. Mungkin dikarenakan acara tersebut
secara langsung di kediaman SBY dan ada keinginan dari para jama’ah
agar bisa bertemu langsung dengan sang Presiden dan sekaligus
Pembina dari yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam tersebut.
Sangat jelas terlihat bahwa majelis dzikir ini penuh dengan
nuansa politisnya. Karena di setiap Parpol pasti ada organisasi yang
lebih fokus membidangi keagamaan tertetu karena bagian dari langkah
strategis dalam menjangkau kantong-kantong basis massa tertetu.
Apalagi yang membidangi lahirnya majelis dzikir ini adalah SBY
sendiri yang sekaligus sebagai ketua dewan pembinanya, pastinya orang
akan menilai semua itu pastilah ada hubungannya dengan agenda
politik sang presiden dan partainya Demokrat. Kalau seluruh jajaran elit
10
Wawancara, kepada jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam di Masjid
Baiturrahim Komplek Istana Negara, yang bernama Iis dari Bandung, hari sabtu 15
Januari.
52
dari yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam memang murni hanya
fokus pada dzikir dan sholawat, pasti tidak akan ada yang menilai
bahwa majelis dzikir ini hanya sebagai alat melanggengkan
kekuasaannya.
Menurut Ibu Hj. Sri mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
SBY dari awal sampai pada periode kedua memimpin bangsa ini,
kurang tegas. ibu Sri berkeyakinan kalau saja SBY dari awal tegas,
mungkin Negara ini tidak akan seperti ini. Banyaknya kasus demi kasus
yang ujung-ujungnya tidak jelas penyelesainnya sampai kapan, mafia
hukum dan mafia pajak semakin meraja, banyak kasus korupsi yang
pada akhinya menyandera para politisi atau penguasa, dan silih berganti
bencana alam yang bangsa kita alami akhir-akhir ini. Itu semua tidak
terlepas dari perilaku para pemimpin dan orang-orang yang
dipimpinnya yang terlalu cinta pada dunia, lantas bisa menghalalakan
segala cara yang pada prinsipnya tidak dibenarkan oleh agama.11
11
Wawancara, kepada jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam di Masjid
Baiturrahim Komplek Istana Negara, yang bernama Hj. Sri dari Banten, hari sabtu 15
Januari.
53
BAB IV
PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM DALAM
MENDUKUNG PEMERINTAHAN SBY
A. Perkembangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
Di awal proses konsolidasi menghadapi Pilpres 2009 yang lalu,
Demokrat berusaha mengajak ke empat partai Islam yang sudah lolos
ke Senayan untuk berkoalisi mendukung pencalonan SBY untuk masa
jabatan kepresidenannya yang ke dua. Namun ada dua kejadian yang
sempat mengancam keutuhan koalisi itu. Pertama, usaha Demokrat
merangkul PDIP untuk berkoalisi dalam kampanye Pilpres, dengan
harapan PDIP tetap berkoalisi dengan Demokrat dalam menyusun
pemerintahan baru nantinya, dan menguasai blok mayoritas di
parlemen. Kedua, penetapan Gubernur BI, Boediono, sebagai running
mate SBY dalam Pilpres mendatang.1
Kedua peristiwa itu nyaris 'menggoyahkan iman' ke empat partai
Islam yang lolos ke Senayan, khususnya PKS dan PAN, untuk tetap
berkoalisi dengan Demokrat. Soalnya, PKS sejak awal tidak suka
berkoalisi dengan PDIP, karena PKS tidak dapat menerima Presiden
perempuan. Selain itu, hanya PKS-lah partai berbasis massa Islam yang
paling eksplisit memperjuangkan syariat Islam. Sedangkan PKB dan
PAN, walaupun diprakarsai oleh tokoh-tokoh politik NU dan
Muhammadiyah, mengklaim diri sebagai partai yang terbuka, dengan
menerima anggota dan caleg non-Muslim.2
Namun soal ideologi, sesungguhnya para tokoh PKS terbagi
dalam tiga faksi. Pertama, faksi Anis Matta, Sekjen PKS yang didukung
oleh Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin; kedua, faksi Tifatul
Sembiring, Presiden PKS yang didukung oleh Hidayat Nur
1 (Antara News, 16 Sept. 2008; www.majalahdzikie.com, diakses tanggal 14 Mei
2011) 2 Ibid
54
Wahid (HNW), mantan Presiden PKS yang kini Ketua MPR-RI; dan
ketiga, faksi kader-kader PKS yang sudah terjun dalam Kabinet SBY-
JK, seperti Menteri Pertanian Anton Apriyantono.
Faksi Anis Matta dan Hilmi Aminuddin ditengarai dekat dengan
keluarga Cendana, dan berada di balik iklan PKS yang menjuluki
Soeharto sebagai “guru bangsa”, sejajar dengan Bung Karno, KH
Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Ashari. Faksi ini juga yang mendorong
PKS untuk mendukung pasangan capres dan cawapres Wiranto dan
Sholahuddin Wahid dalam Pilpres 2004. Sementara itu, Faksi Tifatul
dan HNW berasal dari gerakan Tarbiyah yang ingin mentransplantasi
ideologi Ikhwanul Muslimin dari Mesir dan ideologi keagamaan
Wahabi dari Arab Saudi. Boleh dikata, merekalah peletak dasar
ideologi PKS. Sedangkan faksi ketiga, lebih bersifat teknokratis.3
Dengan demikian, dukungan ribuan anggota PKS mungkin akan
terbagi tiga: sebagian (???) mendukung SBY + Boediono, sebagian (??)
mendukung pasangan JK + Wiranto, dan sebagian (?) mendukung
Megawati + Prabowo, karena sejarah kedekatan Prabowo dengan
kelompok-kelompok Muslim militan. Polarisasi suara grassroot partai-
partai Islam yang lain, baik yang lolos maupun yang tidak lolos ke
Senayan, juga bisa terbagi di antara ketiga pasangan capres dan
cawapres itu.
Terbukti, walaupun pimpinan Sekjen PAN hadir dalam
deklarasi pasangan ini di Bandung, Jumat, 15 Mei lalu, ada anggota
DPR-RI dari Fraksi PAN, Drajat Wibowo, turut menemani JK dan
Wiranto, waktu pasangan ini datang mendaftarkan diri di kantor KPU,
hari Sabtu pagi, 16 Mei lalu. Selain Drajat Wibowo, juga hadir dalam
acara itu, seorang anggota DPR-RI dari Partai Bulan Bintang, Ngabali,
yang tegas-tegas menyatakan dukungannya kepada pasangan JK-
Wiranto.4
3 Ibid
4 Ibid
55
Berarti, kehadiran pimpinan PKS, PAN, PKB, dan PPP dalam
upacara bergelimang kemewahan di Sasana Budaya Ganesha di kampus
ITB, belum merupakan jaminan bahwa sebagian besar anggota keempat
partai akan mendukung pasangan SBY-Boediono dalam Pilpres, 9 Juli
mendatang. Belum lagi anggota partai-partai berbasis Islam yang tidak
lolos ke Senayan, tapi dapat menyalurkan suara mereka ke ketiga
pasangan capres-cawapres yang telah terdaftarkan di KPU. PKNU
misalnya, berbeda dengan induknya (PKB), telah menyatakan
dukungannya ke pasangan Megawati-Prabowo. Sedangkan PRB,
menyatakan dukungannya ke pasangan SBY-Boediono.5
Maka dari pembacaan itulah, para pendukung SBY tidak hanya
mengandalkan dukungan suara keempat partai berbasis Islam itu untuk
memenangkan pasangan mereka dalam Pilpres mendatang. Sejak 2004,
para pendukung SBY telah aktif membangun citra sang Presiden
sebagai “pengayom Islam” melalui pendirian Yayasan Majelis Dzikir
SBY Nurussalam. Tiga orang Menteri dalam Kabinet SBY-JK, yakni
Mensekneg M. Hatta Rajasa, Mensekkab Sudi Silalahi, dan Menteri
Agama M. Maftuh Basyuni, menjadi pembina yayasan itu. Salah
seorang pengawasnya adalah Brigjen Kurdi Mustofa, sekretaris pribadi
Presiden. Putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, menjadi salah
seorang sekretaris yayasan itu, dan salah seorang bendahara yayasan itu
adalah Hartanto Edhie Wibowo, adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono.
Sedangkan ketua umum yayasan itu, Harris Thahir, sudah kenal SBY
sejak menjabat sebagai Danrem di Yogya.6
Melalui yayasan ini, para pendukung SBY merangkul
komunitas Betawi, dengan mengangkat Imam Masjid Kwitang, Habib
Abdul Rahman al-Habsyi sebagai pengawas yayasan, mendampingi
5 Ibid
6 Ibid
56
Brigjen Kurdi Mustofa, mantan anggota tim kampanye SBY dalam
Pilpres 2004.7
Majelis dzikir yang bermarkas di Tebet Timur, Jakarta,
memang salah satu komponen pendukung SBY sejak Pilpres 2004.
Sebelum Pemilu 2004, majelis ini tiap Kamis malam melafalkan doa-
doa di pendopo Puri Cikeas. Dzikir rutin itu hijrah ke Masjid
Baiturrahim di kompleks Istana Negara sejak Desember 2004, setelah
SBY terpilih jadi Presiden. Sejak saat itu, berdzikir bersama SBY di
Masjid Baiturrahim di malam Tahun Baru dijadikan kebiasaan. Malam
Tahun Baru 2008, antara 3.000 sampai 4.000 jemaah Majelis Dzikir
SBY Nurussalam berdzikir bersama SBY.8
Kegiatan yayasan ini tidak terbatas pada penyelenggaraan dzikir
bersama SBY di masjid istana. Majelis dzikir yang punya cabang di
hampir seluruh provinsi dan sering menggelar dzikir bersama ke
berbagai kota,9
juga menerbitkan majalah dan buku. Kegiatan ini
menghubungkan pendukung SBY dengan MUI, sebab wakil pemimpin
umum Majalah Dzikir adalah Ustadz H. Mohammad Hidayat, khatib
anggota Dewan Syariah Nasional MUI Pusat.10
Penerbitan, bukanlah kegiatan yayasan ini yang paling banyak
menghabiskan dana. Yang lebih banyak menyedot dana adalah
pemberangkatan ibadah umroh untuk ulama. Sampai September 2008,
yayasan ini telah lima kali memberangkatkan rombongan umroh sekitar
50 orang. Dalam 'kloter' kelima termasuk beberapa ulama karismatik,
seperti Jafar Umar Thalib, mantan panglima Lasykar Jihad, dan KH
Nurul Arifin, mantan Panglima Lasykar Berani Mati pendukung Gus
Dur.11
7 Ibid
8 (Kompas, 31 Des. 2007; Tempo, 13 Jan. 2008: 34)
9 (Tempo, 13 Mei 2008)
10 (www.kabarindonesia.com, 21 Agustus 2007).
11 (Antara News,16 Sept. 2008).
57
Pemberangkatan ibadah umroh ratusan orang ulama itu
menimbulkan dua pertanyaan. Pertama, apakah kegiatan yayasan ini
bukan merupakan wahana mobilisasi dukungan para ulama bagi
kepresidenan SBY, apalagi dengan melihat bagaimana ulama-ulama
militan seperti Jafar Umar Thalib dan Nurul Arifin juga disponsori oleh
yayasan ini. Kedua, dari mana dana untuk membiayai kegiatan semi-
politis ini?
Menjawab pertanyaan kedua diajukan ke ketua umum yayasan
ini, Harris Thahir dan Utun Tarunadjaja hanya mengatakan, semua
pemberangkatan ibadah umroh bagi ulama-ulama itu dari dana
pribadinya, dan “tidak ada pembiayaan dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono”.12
Tapi apa mungkin seorang Harris Thahir punya dana
pribadi sebanyak itu?
Jawaban yang lebih masuk akal dapat dilihat dari siapa yang
diangkat menjadi bendahara yayasan ini, yakni Aziz Mochdar. Mitra
Bambang Trihatmojo ini menguasai 30% saham PT Asriland,
sementara Bambang dan Halimah menguasai 70% saham. Investment
vehicle Bambang Trihatmojo ini menguasai 10% saham PT Global
Mediacom, yang memiliki saham stasiun televisi RCTI, TPI, Global TV
dan perusahaan TV cable Indovision.13
Seorang itu, adik Aziz, Mochsin Mochdar, adalah adik ipar BJ
Habibie, yang bersama isterinya, Siti Rahayu Fatimah alias Yayuk
Habibie, menguasai Citra Harapan Group. Kelompok ini meliputi 14
perusahaan, yang ikut dibesarkan oleh proyek-proyek yang dulu
dikuasai oleh BJ Habibie. Bendahara Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam yang kedua, Hartanto Edhie Wibowo, adalah anggota
keluarga besar SBY yang sudah terjun ke dunia bisnis, di samping
12
Ibid 13
(Aditjondro 1998: 93-4; Aditjondro 2006: 85; Ardi & Amri 2008: 642, 710)
58
Gatot Mudiantoro Suwondo, Direktur Utama BNI, yang juga adik
kandung Ny. Ani Yudhoyono.14
Hartanto Edhie Wibowo, yang juga Ketua Departemen BUMN
DPP Partai Demokrat ini tercantum sebagai Komisaris Utama PT
Power Telecom. Sedangkan Komisaris Independen perusahaan ini
adalah pakar telematika KRMT Roy Suryo Notodiprodjo, yang Ketua
Departemen Kominfo DPP Partai Demokrat. Sedangkan di jajaran
direksi ada adik kandung Menteri Sekneg M. Hatta Rajasa, yakni
Achmad Hafisz Tohir. Perusahaan milik keluarga Tjokrosaputro,
pemilik Batik Keris, Solo, di tahun 2007 menandatangani kontrak 20
tahun dengan PT Kereta Api, untuk memasang jaringan telekomunikasi
fibre optic sepanjang jaringan rel PT KA.15
Kesimpulannya, melihat
latar belakang kedua Bendahara Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam, maka bisa dikatakan bahwa fungsi yayasan ini, selain
membantu mobilisasi dukungan dari komunitas Islam bagi SBY, adalah
untuk membantu menciptakan citra positif bisnis keluarga Soeharto,
keluarga Habibie, keluarga Tjokrosaputro, dan keluarga besar SBY
sendiri.16
B. Hubungan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Terhadap
Pemerintahan SBY
Majelis Dzikir Nurussalam bukanlah majelis kelas kampung.
Majelis ini didirikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan
menjelma menjadi sebuah yayasan. Punya cabang di seluruh provinsi,
sejumlah kerabat dan kolega SBY duduk sebagai pengurus yayasan,
sementara penyokong dananya adalah sejumlah pengusaha. Tidak ada
yang salah dengan keberadaan sebuah majelis zikir. Sebagai wadah
untuk mengingat Tuhan, majelis zikir tentulah diharapkan membawa
14
(Tribun Batam, 7 Febr. 2008) 15
(Tempo, 27 April 2009; www.indonesia-monitor.com, & & 14 April 2009, diakses
tgl. 16 Mei 2009; www.jakartapress.com, diakses tgl 14 April 2009) 16
Ibid
59
perubahan positif pada perilaku manusia khususnya jama’ah majelis
dzikir tersebut. Mungkin karena itu, Presiden SBY merasa perlu
mendirikan majelis zikir, yang dia beri nama Nurussalam atau cahaya
keselamatan. Majelis yang didirikan SBY sejak Pemilu Presiden 2004
belakangan dikelola oleh sebuah yayasan tersendiri.17
Disisi lain,
yayasan majelis dzikir SBY nurussalam ini sudah sangat jelas terlihat
dan terbaca bahwa majelis ini tidak bisa dipisahkan dari SBY dan
dalam kelanggengan pemerintahan SBY semasa berkuasa. Seperti apa
yang sudah peneliti jelaskan pada pembahasan sebelumnya.
Selama tujuh tahun berdiri majelis ini sudah sering menggelar
acara zikir bersama di berbagai kota. Salah satu contoh Pada 24
Februari silam, misalnya, majelis dzikir SBY nurussalam Jawa Timur
mengadakan acara zikir dan doa bersama di Masjid al Akbar, Surabaya.
Suara Surabaya menulis, sekitar 40 ribu orang datang ke al Akbar untuk
mengikuti acara zikir dan doa tersebut.
Dzikir di dalam majelis dzikir SBY nurussalam sangat jelas
terlihat adalah sebagai bagian membangun citra positif SBY di
kalangan umat muslim khususnya, majelis dzikir SBY Nurussalam
yang dibentuk oleh pimpinan Drs. H. Kurdi Musthofa dan H. Haris
Thahir. Dikarenakan agama dan dzikir khususnya tampak tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan umat, pengingkaran manusia terhadap agama
agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh
kepribadian atau lingkungan masing-masing. Ternyata manusia
memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk
kepada zat yang gaib, yang biasanya terlihat dengan amalan dzikir baik
secara pribadi maupun berjama’ah. Pada wilayah inilah lahan yang
memungkinkan bisa dimanfaatkan oleh para politisi.
Antara tahun 2004-2006 saja telah didirikan dua yayasan yang
berafiliasi ke SBY, yakni Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam
17
http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/majelis-dzikir-nurussalam-sby-juga-
membelot/
60
yang didirikan tahun 2004 dan berkantor di Tebet, Jakarta Selatan, tapi
selalu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dzikirnya di Masjid
Baiturrahim di Istana Negara, serta Yayasan Kepedulian Sosial Puri
Cikeas, disingkat Yayasan Puri Cikeas, yang didirikan tanggal 11 Maret
2006 di kompleks perumahan Cikeas Indah.18
Kedua yayasan ini melibatkan sejumlah menteri ada yang
sekarang mantan menteri, sejumlah perwira tinggi, sejumlah pengusaha,
serta anggota keluarga besar SBY. Edhi Baskoro Yudhoyono, putra
bungsu SBY dan Ny. Ani Yudhoyono, menjabat sebagai salah seorang
Sekretaris Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, dan Hartanto
Edhie Wibowo, adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono sebagai salah seorang
bendahara.19
Menjelang Pemilu 2009, yayasan penopang kekuasaan SBY
bertambah satu yaitu Yayasan Kesetia kawanan dan Kepedulian
(YKDK), yang dipimpin oleh Arwin Rasyid. Empat orang anggota
Dewan Pembinanya sudah masuk ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu
(KIB) Jilid II, yakni Djoko Suyanto, Purnomo Yusgiantoro, Sutanto,
dan MS Hidayat.Yayasan ini dikelola oleh orang-orang yang punya
banyak pengalaman di bidang perbankan. Ketua Umumnya, Arwin
Rasyid, Presiden Direktur CIMB Bank Niaga, sedangkan Bendahara
Umumnya, Dessy Natalegawa. Dessy adalah adik kandung Menlu
Marty Natalegawa yang sudah diproyeksikan akan diangkat menjadi
Menlu dalam KIB II.20
Mereka tidak perlu lagi bingung memikirkan
penggalangan dana (fund raising) bagi yayasan ini, yang telah
mendapat kucuran dana sebesar US$ 1 juta dari Djoko Soegiarto
Tjandra, pemilik Bank Bali dan buron kelas kakap BLBI.21
18
George Junus Aditjondro, Membongkar Gurita Cikeas; Dibalik Skandal Bank
Century, Galang Press, Yogyakarta, cet.1, 2010, hlm. 35 19
Ibid, hlm, 36 20
(Gatra, 28 Okt 2009:16) 21
Ibid, hlm. 36
61
Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam,
dan Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian punya beberapa ciri yang
sama. Ketiga yayasan itu tidak dipimpin oleh SBY sendiri, tapi oleh
orang-orang dari inner circlenya. Pola operasinya sama, memadu
kedermawanan dengan mobilisasi dukungan politik dan ekonomi.
Sejumlah perusahaan pendukung ketiga yayasan itu bukannya tidak
mengharapkan keuntungan. Padahal, jangkauan kedermawanan ketiga
yayasan itu membutuhkan dana yang sangat besar. Lagi pula, hasil audit
ketiga yayasan itu oleh auditor publik yang betul-betul independen,
belum pernah dilaporkan ke parlemen dan media massa. Soalnya, ketiga
yayasan itu melibatkan sejumlah Menteri dan staf harian Presiden, serta
menguasai dana milyaran rupiah.22
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tadinya melibatkan
tiga orang Menteri (Hatta Rajasa, Sudi Silalahi, dan M. Maftuh
Basyuni, yang tadinya Menteri Agama) sebagai Pembina, serta Brigjen
Kurdi Mustofa, Sekretaris Pribadi Presiden SBY, sebagai Pengawas.
Kegiatan yayasan ini telah menelan dana yang sebagian mungkin
berasal dari anggaran negara. Misalnya, dana untuk kegiatan zikir dan
doa di Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Negara di akhir 2007
dan 2008, yang diikuti antara 3000 dan 4000 jemaah. Setelah selesai
berdoa, mereka diundang makan malam di Istana Negara.23
Biaya makan malam ribuan jemaah zikir itu mungkin dapat
diambil dari anggaran rutin kepresidenan yang telah disetujui oleh
DPR-RI. Tapi bagaimana yayasan ini mensponsori biaya ibadah umroh
bagi lima rombongan ulama (@50 orang per rombongan) di mana
setiap orang menelan biaya seribu real.24
Boleh jadi, selain dari uang
rakyat, melalui anggaran kepresidenan, pembiayaan yayasan ini dibantu
oleh kedua orang bendaharanya. Selain Hartanto, ada bendahara lain,
yakni Aziz Mochdar, mitra bisnis Bambang Trihatmodjo dan adik
22
Ibid, hlm. 36-37 23
Ibid, hlm. 37 24
Ibid, hlm. 37
62
Muchsin Mochdar, ipar mantan Presiden B.J. Habibie. Selain itu, Aziz
juga mitra Gunawan Yusuf, pemilik Sugar Group Company (SGC)
yang sedang berkonflik dengan Anthony Salim tentang kepemilikan
sejumlah perkebunan tebu di Lampung.25
seperti yang sudah penulis
bahas di atas.
C. Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung
Pemerintahan SBY
Sejarah dari munculnya Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang
telah diterangkan di bab III, Berawal dari situlah para jama’ah
bergabung dalam kegiatan dzikir berjama’ah. Dengan berjalannya
waktu, hasil koalisi antara majelis dzikir SBY Nurussalam dengan SBY
beserta partai demokrat yang menjadi salah satu faktor sangat efektif
menghantarkan SBY sebagai presiden Republik Indonesia. Jadi, jika
terlebih dulu dilakukan tinjauan dan kajian teoritik ternyata dipandang
ada relevani dalam proses memahami hubungan majelis dzikir dengan
politik.
Meskipun banyak batasan yang dikemukakan orang tentang
majelis dzikir, namun secara umum dapat dikemukakan bahwa majelis
dzikir adalah suatu bentuk kegiatan bersama-sama atau berjama’ah
untuk melakukan prosesi dzikrullah atau mengingat Allah SWT, yang
menekankan kebersihan dan kesucian hati dengan banyak melakukan
dzikir agar mencapai ma’rifat: hubungan yang dekat dengan Allah
untuk memperoleh ridha atau perkenan-Nya.
Dengan demikian, secara normatif yayasan majelis dzikir SBY
nurussalam merupakan kegiatan keagamaan murni yang tidak ada
hubungannya dengan politik. Namun, secara historis-empiris, yayasan
majelis dzikir ataupun yang lain bentuknya seringkali mempunyai
muatan politik. Karena itu perlu dilacak asal usul majelis dzikir, sejarah
pertumbuhan dan perkembangannya sampai terbentuknya sebuah
25
Ibid, hlm. 40
63
yayasan majelis dzikir SBY nurussalam sebagai salah satu bentuk
komunitas keagamaan Islam. Selanjutnya akan dikaji secara historis-
empiris hubungan yayasan majelis dzikir SBY nurussalam dan politik.
Kajian ini tidak bermaksud menyelidiki substansi ajaran
tentang dzikir yang dilakukan oleh yayasan majelis dzikir SBY
Nurussalam. dalam arti keyakinan, ritual maupun pengalaman
keagamaan pengamal dzikir, melainkan akan mengkaji peran komunitas
keagamaan Islam. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengkaji
sejauhmana peran yayasan majelis dzikir SBY nurussalam terhadap
pengaruh perspektif sosial politik dan pemerintahan SBY.
Komunitas majelis dzikir ini merupakan bagian dari komunitas
keagamaan Islam, yang pada gilirannya merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dalam kajian tentang hubungan
yayasan majelis dzikir SBY nurussalam dan politik dipandang perlu
dikemukakan tinjauan tentang hubungan pemerintah dan masyarakat,
serta politik Islam pemerintahan SBY. Berdasarkan alur pikir tersebut,
maka dalam bagian ini akan dibicarakan peran yayasan majelis dzikir
SBY Nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY.
Adapun bentuk peran yang ditunjukkan Yayasan Majelis Dzikir
SBY Nurussalam menurut penulis dalam menunjukkan Loyalitas dan
menunjukkan bahwa Majelis Dzikir ini sebagai bagian dari SBY.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sebagai alat
komunikasi yang efektif kepada warga mayoritas muslim,
khususnya kepada para Ulama, Kiai, Mubalig, Ustad, dan kepada
para santri atau kalangan Pondok Pesantren. Seperti yang sudah di
sampaikan pada BAB III, bahwa posisi para tokoh yang memiliki
kharisma para Ulama, Kiai, Ustad, dan para tokoh berpengaruh
lainnya memiliki peranan yang sangat penting di Majelis Dzikir
64
SBY Nurussalam. Kerena disinilah kekuatan sentral dalam
mendukung pemeritahan SBY. Majelis Dzikir SBY Nurussalam
memiliki kesamaan dengan beberapa tarekat yang lebih banyak
keterlibatannya kedalam kancah politik pada masa orde baru.
Tarekat sebagai komunitas keagamaan Islam bukan merupakan
organisasi formal, namun dalam perkembangannya terutama
dikalangan NU, dengan terbentuknya Jamiyah Tariqah Al-
Mu’tabarah Al-Nahdiyah tahun 1979, secara formal terbentuklah
organisasi para pengamal tarekat yang berafiliasi kepada NU, yang
mewadahi 45 aliran tarekat mu’tabarah (yang diakui
keabsahannya)26
. meskipun telah terhimpun dalam wadah
organisasi formal, namun dalam kenyataannya yang berjalan adalah
organisasi informal, yaitu komunitas kaum tarekat yang dipimpin
oleh seorang mursyid dengan jaringan sosial yang luas dan kuat
antara mursyid – khalifah – murid, yang tersebar di berbagai
daerah. Dengan kata lain, kekuatan terekat bukan pada organisasi
formalnya, melainkan pada organisasi informalnya, di bawah
kendali mursyid yang kharismatik. Dikalangan tarekat sendiri,
hubungan mursyid dan murid, sebagaimana hubungan Kiai
2. Santri dan masyarakat sekitarnya tidak ada hubungan yang
demokratis. posisi kiai dalam pesantren adalah tokoh karismatik,
sedangkan kharisma dan demokrasi tidak bisa ketemu (Bruinessen
dalam Dharwis, 1994: 77-78).27
3. Bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam juga sebagai alat
Counter Isu miring tentang SBY, yang di situ dibahasakan kedalam
bahasa agama dan memakai dalil-dalil di dalam Al-qur’an disetiap
penjelasannya kepada para jamaah.
4. Bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sebagai
doktrinasi kepada para jamaah dengan dalam bahasa agama sebagai
26
Mahmud Sujuthi , Politik Tarekat, Galang Press, Yogyakarta, 2001, hlm 194 27
Ibid
65
bagian dari meloyalitaskan para jamaah/pendukung supaya tetap
militan kepada SBY dalam kondisi apapun posisi SBY.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY
Nurussalam memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam
mendukung dan sekaligus mengawal pemerintahan SBY. seperti apa
yang sudah dijelaskan pada BAB III, bahwa Majelis Dzikir SBY
Nurussalam sebagai alat masukan dan pertimbangan buat SBY dalam
mempertimbangkan persoalan Bangsa dan Negara dengan bahasa
agama. sebagai contoh dalam masalah pemberantasan korupsi yang
memang pada periode pertama kepemimpinan SBY diakui banyak
pihak tentang kesuksesannya dalam pemberantasan korupsi. Dan peran
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam mendukung
pemerintahan SBY sebagai bagian dari sarana Spiritualitas, Dakwah,
dan Ukhuwah Islamiyah, disamping yayasan ini juga efektif dalam
pendulangan suara, counter isu, dan komunikasi politik terutama dari
kalangan umat islam.
Bagi penulis majelis dzikir yang pada hakikatnya suci dan
sakral, sekarang sudah kehilangan makna sesungguhnya yakni sebagai
bagian dari jalan spiritualitas untuk mendekatkan diri kepada Allah
berubah fungsi menjadi alat politik kekuasaan. Terbukti beberapa waktu
lalu kritik keras para tokoh lintas agama bersama kalangan pemuda
serta LSM membeberkan 18 kebohongan publik yang dilakukan
pemeritahan Presiden SBY, di mana ada 9 kebohongan lama dan 9
kebohongan baru28
. Dari pernyataan ini menbuat SBY dan para
pendukungnya cemas, termasuk diantaranya majelis dzikir nurussalam.
Ketika kegiatan rutin dzikir dan pengajian di masjid komplek
Istana Negara, para pengurus dan penceramah menegaskan dengan nada
meyakinkan kepada para jamaah, bahwa kewajiban rakyat untuk selalu
taat terhadap pemimpinnya meskipun belum bisa mencapai target
28
DUTA Masyarakat, SBY cemas dituduh bohong, Koran Jakarta 2011, hal 7
66
dengan mengacu pada al-qur’an yang berbunyi “atiullah wa ati urrosul
wa ulil amri”. Ayat ini lah yang dijadikan pembenaran dan dokrin
kepada para jamaah. Ketika penulis konfirmasi kepada kepala
sekretariat H. M. Utun Tarunadjaja, apakah di setiap pertemuan majelis
dan ketika ada isu yang berkembang di masyarakat majelis selalu ambil
bagian dari counter isu tersebut. Beliau menyatakan bahwa itu bagian
dari ketaatan kepada Allah dan rasul apapun kekuran yang ada pada
pemimpin tersebut. Karena ketika taat kepada Allah dan rasul, maka
juga harus taat kepada pemimpinnya dalam hal ini presiden.
Majelis Dzikir SBY Nurussalam juga menerbitkan sebuah
majalah yang diberi nama “ Majalah Dzikir” dan Buletin Jum,at. Yang
disitu sebagai bagian dari pemerintahan SBY. Dan Majelis ini juga
punya daya tarik tersendiri bagi para jamaah non muslim untuk
menanggalkan agamanya yang selama ini mereka anut dengan suka rela
untuk masuk agama islam menjadi seorang muallaf.
Ada beberapa poin perbedaan yang cukup mendasar dari majelis
dzikir SBY Nurussalam dengan Yayasan Majelis dzikir pada umumnya
diantaranya:
1. Majelis Dzikir ini dikelola dengan sistem semi militer, terbukti
dengan banyaknya pengurus yang berlatar belakang Punawirawan
TNI dan POLRI. Diantara orang-orang itu adalah Jend. Susilo
Bambang Yudhoyono (TNI) sendiri, Jend. Sudi silalahi (TNI), Drs.
Jend. Kurdi Mustofa (TNI), H. Harris Thahir (TNI), dan Kompol.
Heri Guritno (POLRI). Dan masih banyak lagi pengurus yang
berlatar belakang TNI dan POLRI terutamanya cabang-cabang
Yayasan Majelis di daerah-daerah.
2. Ketika ada perintah dari pengurus ke staf-stafnya, staf selalu
merespon dengan kata “siap” dengan nada tegas ala Militer yang
67
memang selalu dipakai oleh kalangan militer di dalam setiap
komando.
3. Security yang tidak pada umumnya, mereka mengenakan seragam
seperti layaknya seragam TNI kenakan meskipun embel-embel
pangkat tidak sama.
4. Kegiatan dzikir yang sering kali diperuntukkan kepada para prajurit
TNI.
5. Sebagai alat komunikasi politik dan counter Isu terhadap berbagai
serangan kepada SBY dan pemerintahannya. Sebagai contoh:
Ketika beberapa waktu yang lalu ada pernyataan sikap dari
forum Tokoh lintas agama, pemuda dan LSM menyatakan bahwa
pemerintahan SBY berbohong atas pencapaiannya. Dari pernyataan
tersebut membuat lingkaran Istana merasa gerah, termasuk di
antaranya Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ketika
kegiatan dzikir rutin yang dilakukan di Masjid Baiturrahim
komplek Istana Negara. Di situ dijadikan ajang Counter balik dan
penegasan kepada para jama’ah.
6. Bagian dari Doktrinasi dan politisasi Agama terbukti dengan
penegasannya mengutip ayat Al- qur’an Atiiullaha Wa Atiurrosul
Waulilamriminkum. Bahwa para jamaah diwajibkan untuk taat
kepada pemimpinnya dalam hal ini presiden. Meskipun presiden
ada kesalahan.
7. Memiliki daya tarik bagi warga non muslim yang berkeinginan
masuk Islam dan minta di bai’at oleh pengurus atau ustad di
Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Ini dikarenakan figur
SBY sebagai seorang presiden yang menjadi Ketua Dewan
Pembinanya.
Ada hal yang cukup menarik yang dapat dijadikan reverensi dari
Negara Iran yang dulu di pimpin oleh rezim Syah pahlevi dengan posisi
sebuah yayasan yang mempunyai hubungan khusus terhadap
pemerintahan seperti pada awal tahun 1970, keluarga Syah Pahlevi
68
merupakan keluarga pengusaha paling kaya di Iran. Syah sendiri punya
dua perusahaan permesinan, dua pabrik mobil, dua perusahaan batu
bara, tiga perusahaan pertambangan, tiga perusahaan tekstil dan empat
perusahaan konstruksi. Sepupunya, Puteri Syahram, adalah pemegang
saham didelapan perusahaan konstruksi, asuransi, semen, tekstil, dan
transportasi. sumber kekayaan terakhir keluarga Pahlevi adalah Pahlevi
Foundation. Menurut Bankir Barat, yayasan ini menerima subsidi setiap
tahunnya di atas US$ 40 juta, menjadi surga bebas pajak untuk semua
perusahaaan berbendera Pahlevi dan karenanya bisa merasup kehampir
semua pojok ekonomi. Pada 1988, yayasan punya saham di 207
perusahaan, termasuk 8 perusahaan tambang, 10 perusahaan semen, 17
bank dan asuransi, 23 hotel, 25 perusahaan bajak, 25 perusahaan
agroindustri, dan 45 perusahaan konstruksi. Harian The New York
Times menuliskan, “di balik aktifitas kemanusiaan, yayasan adalah alat
untuk memperkuat cengkraman di sektor vital ekonomi29
.
29
Muhsin labib, Ibrahim muharam, Musa kazhim, Alfian hamzah, AHMADINEJAD!
David di Tengah Angkara dalam Goliath Dunia, Hikmah (PT. Mizan Publika) Jakarta
Selatan Cet. V
69
BAB V
PENUTUP
Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan menyampaikan
beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan dari analisis terhadap data
penelitian. Disamping itu juga penulis sampaikan beberapa saran yang
diharapkan bermanfaat, khususnya bagi pihak Yayasan Majelis Dzikir
SBY Nurussalam guna meningkatkan kegiatan dzikir yang benar-benar
murni ibadah dan terlepas dari berbagai kepentingan apapun, umumnya
juga kepada seluruh lapisan masyarakat agar lebih kritis dan tidak
mudah terjebak atau terbawa arus politik yang dibungkus rapi dengan
bahasa agama dan atas nama agama.
A. Kesimpulan
Dzikir dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Dzikir secara
harafiah berarti „ingat‟, atau dalam kata yang lebih lengkap biasa
disebut dengan dzikrullah yang berarti „ingat kepada Allah‟. Tapi
ternyata dzikir juga menjadi bagian yang sangat penting dalam suksesi
Pemilu. Karena banyak majelis dzikir yang dibentuk dan berfungsi
sebagai sarana komunikasi politik. Jadi bukan lagi dimanfaatkan murni
sebagai jalan yang sakral dan “sakti” untuk mendekatkan diri kapada
Allah sang pencipta, tetapi sengaja dibentuk sebagai sarana politik.
Mungkin karena ada kesamaan maksud. Dzikir yang berarti
ingat atau mengingat, maka dalam konteks politik ingat terhadap para
calon juga sesuatu yang sangat penting. Di masyarakat tradisional,
„politik‟ yang mampu menghubungkan atau menyandingkan dengan
pemahaman teologis keagamaan maka akan menjadi kuat. Dalam
kontek ini maka majelis dzikir akhirnya dapat menjadi penghubung
antara kebutuhan teologis dengan harapan kesejahteraan yang
dijanjikan para politisi.
6
7
70
Keberadaan majelis dzikir yang kental dengan nuansa politik
karena disusung dan dihadiri oleh banyak tokoh politik, majelis dzikir
tersebut penuh nuansa politis. Saya sebagai peneliti berkesimpulan,
melihat fenomena akhir-akhir ini yang banyak agama sebagai alat
media dakwah dan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah,
sekarang sudah berubah fungsi dari fungsi aslinya.
Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan menyampaikan
beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan dari analisis terhadap data
penelitian. Disamping itu juga penulis sampaikan beberapa saran yang
diharapkan bermanfaat, khususnya bagi pihak jamaah Yayasan Majelis
Dzikir SBY Nurussalam guna meningkatkan kredibilitas dan kualitas
baik bagi jamaah majelis dzikir, umumnya bagi masyarakat secara luas.
Dari pelaksanaan dzikir yang dilakukan di majelis dzikir SBY
Nurussalam dapat membentuk perilaku keagamaan jama‟ah sekaligus
membentuk jama‟ah yang menjadi pendukung setia SBY dalam
mendukung pemerintahan dan kepemimpinan SBY selama berkuasa.
Majelis dzikir SBY nurussalam juga sangat efektif sebagai alat politik
kekuasaan itu dilakukan dengan baik melalui metode atau materi yang
disampaikan oleh para ulama dan tokoh yang dihadirkan setiap dzikir
bersama, sehingga mengantarkan jama‟ahnya tidak hanya sekedar
menjalankan ajaran Islam yang dinamakan “ihsan” dengan jalan
Dzikrullah, akan tetapi majelis ini memang sangat membantu dalam
melanggengkan kekuasaan dalam mendukung pemerintahan SBY,
terutama menggalang kekuatan massa di kalangan umat Islam. Dari
penelitian yang saya dapatkan di lapangan tersebut, menunjukkan
keefektifan Yayasan Majelis Dzikir dan sekaligus menjawab dari pokok
permasalahan yang ada di antaranya:
1. Bagaimanakah potret perkembangan dan aktifitas majelis dzikir
SBY nurussalam? Yayasan majelis dzikir ini sampai sekarang terus
berkembang sampai pada tingkat kecamatan disamping sudah
terbentuk cabangnya di 33 Provinsi dan dipimpin oleh para tokoh
71
yang berpengaruh dan memiliki posisi penting di daerahnya
masing-masing. Sedangkan aktifitas rutin sebagai wahana dakwah
dan dzikir serta nuansa politis terus berlangsung juga.
2. Bagaimanakah hubungan antara majelis dzikir SBY nurussalam
dengan pemerintahan SBY? Yayasan majelis dzikir SBY
Nurussalam adalah bagian dari SBY dan memang tidak bisa
terpisahkan diantara keduanya (simbiosis mutualisme). Di mana
majelis dzikir ini berfungsi efektif sebagai basis massa disamping
wadah komunikasi kepada kalangan umat Islam dalam berbagai
macam kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan SBY.
Sedangkan di sisi yang lain, bahwa majelis ini sangat tergantung
dengan sosok SBY yang sekaligus sebagai presiden dan tokoh
sentral dari majelis dzikir ini.
3. Bagaimanakah peran majelis dzikir SBY nurussalam dalam
mendukung pemerintahan SBY? Peran dari majelis dzikir SBY
Nurussalam adalah sebagai bagian dari alat politik (bargaining
position), majelis dzikir ini terbukti bisa membuat citra positif
kedalam pemeritahan SBY.
B. Saran-saran
Dengan mengamati pelaksanaan dzikir di majelis dzikir SBY
Nurussalam serta beberapa persoalan yang muncul dari penelitian
penulis, maka ada beberapa hal yang dapat penulis kemukakan sebagai
saran, antara lain :
1. Dari fakta dan data yang penulis dapatkan, dalam pelaksanan
majelis dzikir SBY Nurussalam, selain dzikir maupun tausyiah yang
disampaikan, akan lebih baik bila dilakukan sebuah tanya jawab
tentang keagamaan yang tidak terkesan sebagai doktrinasi dan
sebagai alat counter isu.
2. Peneliti berikutnya paling tidak bisa lebih luas untuk membedah
peranan perangkat-perangkat pendukung dalam pemerintahan SBY
72
yang ada pada majelis dzikirnya lebih khusus majalah Dzikir yang
mereka terbitkan yang majalah itu diberikan secara cuma-cuma.
3. Pada penelitian berikutnya penulis menyarankan ada baiknya
melakukan kajian yang lebih mendalam meneliti motif atau
motivasi para jama‟ah majelis dzikir SBY Nurussalam.
4. Penulis memberikan saran kepada yayasan majelis dzikir SBY
Nurussalan dengan melaksanaan dzikir yang konsisten pada
spiritualatas terlebih buat pembentukan karakter dan mental positif
buat para jama‟ahnya dan tidak hanya politik kekuasaan, karena
dengan begitu arah dan tujuan majelis dzikir SBY akan mendapat
penilaian secara positif juga baik di internal para jama‟ah maupun di
luar jama‟ahnya.
5. Penulis menyarankan kepada yayasan majelis dzikir SBY
Nurussalam dengan menjadikan majelis dzikir berada pada jalur
kesakralannya dan tetap “sakti” yang semestinya sebagai jalan
ampuh untuk meraih ridho Allah dan tidak ditunggangi oleh
kepentingan apapun yang sifatnya politis keduniawian.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillahi rabbil „alamin, dengan limpahan
rahmat dan hidayah dari Allah Swt, sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW. Maka dengan
berkah itu semua penulis dapat menyelesaian skripsi ini. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi
ini, masih banyak kekurangan, baik dari sisi bahasa, penulisan,
pengkajian, sistematika, pembahasan maupun analisisnya. Maka penulis
tidak menutup diri atas segala masukan dalam bentuk kritik dan saran.
Kesemuanya itu akan penulis jadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam perbaikan kelak di kemudian hari.
Akhirnya dengan memanjatkan doa, mudah-mudahan skripsi ini
membawa manfaat bagi pembaca dan diri penulis, selain itu juga
73
mampu memberikan khasanah ilmu pengetahuan yang positif bagi
Fakultas Ushuluddin lebih khususnya pada jurusan Tasawuf
Psikoterapi. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Zain, Tasawuf dan Dzikir, Solo: Ramadhani, 1993
Aditjondro, George Junus, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal
Bank Century, Yogyakarta: Galangpress, 2010, cet. I
Akta Notaris Pendirian Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam No. 14
Al-Banna, Hasan, Dzikir dan Do’a, Jakarta: Media Dakwah, 1993
Al-Bunny, Djamaluddin Ahmad, Menatap Akhlaklakus Shufiyah, Surabaya:
Pustaka Hikmah Perdana, 2001
Al-Fateh, Muhamad, Rahasia dan Keutamaan Dzikir, Jakarta: Lintas
Pustaka, 2002
Al-Jilani, Syekh Abd Al-Qadir, Rahasia Sufi, Yogyakarta: Pustaka Sufi,
2005
Alkaf, Idrus, Mengobati Stres Dengan Dzikir dan Do’a, Semarang: Alina
Press
Al-Kumayyi, Sulaiman, Menuju Hidup Sukses Kontribusi Spiritual-
Intelektual AA Gym dan Arifin Ilham, Semarang: Pustaka Nuun,
2005
Al-Shiddieqy, Hasbi Ash, Pedoman Dzikir dan Do’a, Jakarta: Bulan
Bintang, 1994
Al-Syawkani, Imam, Selalu Dituntun Allah, Jakarta: Serambi, 2003
An-Najar, Amir, Psikoterapi Sufistik Dalam Kehidupan Modern, (terj. Ija
Suntana), Jakarta: Hikmah, 2004
Anshori, M. Afif, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005,
cet. VII
Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004,
cet. IV
Best, John W, Metodologi Penelitian dan Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional, 1982
Ces Ham, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeve, edisi
khusus II
Darnim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kuantitatif, Bandung: Pustaka Setia,
2002, cet. I
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnya Juz 1 - 30, Surabaya:
Mekar Surabaya, 2004
Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 1993, jilid V
Duta Masyarakat, SBY Cemas Dituduh Bohong, Jakarta: 2001
Gatra, 28 Okt. 2009
Haeri, Syekh Fadhlalla, Al-Hikam Rampai Hikmah Ibn Atha’illah, Jakarta:
2004
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/12/12/41922/preside
n-bersilaturahmi-dengan-majelis-dzikir-nurussalam
http://sulaifi.wordpress.co dr. M Faiq Sulaifi, Majelis Dzikir Bersama Ala
Arifin Ilham, Bid’ahkah?
http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/majelis-dzikir-nurussalam-sby-
juga-membelot
Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, (HR. Muslim,
Hadist No. 2689, cet. Dar Ibn al-Haitsam)
Kompas, 31 Des. 2007
Labib, Muhsin, Ibrahim Muharam, Musa Kazhim, dan Alfian Hamzah,
AHMADINEJAD! David di Tengah Angkara Goliath Dunia,
Jakarta Selatan: Hikmah, 2007, cet. V
M. Solihin, Terapi Sufistik: Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif
Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2004
Masyhudi, In’amuzzahidin, dan Nurul Wahyu Arvitasari, Berdzikir dan
Sehat Ala Ustadz H. Haryono Pengobatan Penyakit Dengan Daya
Terapi Dzikir, Semarang: Syifa Press
Moinuddin, Syekh Ghulam, Penyembuhan Penyakit Cara Sufi, Yogyakarta:
Adipura, 2000
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Kosdakarya, 2005, cet. XXI
Muryanto, Sri, Ajaran Manunggaling Kawulo-Gusti, Yogyakarta: Kreasi
Wacana, 2004
Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2005, cet. V
Sadzali, TB. Aca Hasan, Arifin Ilhan Dai Kota Penabur Kedamaian Jiwa,
Jakarta: Hikmah, 2005
Sarqawi, Usman, Dzikir Itu Nikmat, Bandung: Remaja Kosdakarya, 2001
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Jakarta: Lentera Hati, 2000, vol. I
Soleh, Muhammad, Tahajjud: Manfaat Praktis Ditinjau Dari Ilmu
Kedokteran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, cet. I
Strauss, Anselm, dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (terj.
M. Djunaidi Ghony) Surabaya: Bina Ilmu, 1997, cet. I
Sujuthi, Mahmud, Politik Tarekat, Yogyakarta: Galangpress, 2001
Tempo, 13 Jan. 2008: 34
Tempo, 13 Mei 2008
Tempo, 27 April 2009
Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Di Indonesia,
Jakarta: Djambatan, 1992
Tribun Batam, 7 Febr. 2008
Wawancara pada Senin, 27 Des.2010, H. M. Utun Tarunadjaja, (sekretaris
& kepala sekretariat Yayasan MD SBY N Jakarta)
Wawancara, Hj. Sri, (Jama’ah MD SBY N dari Banten)
Wawancara, Iis, (Jama’ah MD SBY N dari Bandung)
Wawancara, Samsul, (Jama’ah MD SBY N dari Sukabumi)
www.indonesia-monitor.com
www.jakartapress.com
www.kabarindonesia.com
www.majalahdzikir.com/antaranews/2008/09/16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nedy Sugianto
Nomor Induk Mahasiswa : 4104004
Jurusan : Tasawuf dan Psikoterapi (TP)
TTL : Kuala Pembuang, 26 Juli 1986
Alamat Asal : Jln. Patimura RT.31 Kec. Seruyan Hilir
Kab. Seruyan, Prov. Kalimantan Tengah
Pendidikan Formal :
1. SDN 1-4 Kuala Pembuang, Kab. Seruyan, Kalimantan Tengah
2. SMP N 1 Kuala Pembuang, Kab. Seruyan, Kalimantan Tengah
3. SMA N 1 Kuala Pembuang, Kab. Seruyan, Kalimantan Tengah
4. IAIN Walisongo Semarang Fak. Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
(TP)
Pengalaman Organisasi Intra Kampus :
Anggota IDEA Fakultas Ushuluddin (2005-2006)
Anggota DPMF (Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas) (2005-2006)
Pengurus BEM-J Tasawuf dan Psikoterapi (2006-2007)
Pengurus KSMW (Kelompok Studi Mahasiswa IAIN Walisongo) (2006-
2007)
Pengalaman Organisasi Ekstra Kampus :
Pengurus dan Anggota Perguruan Pencak Silat Sendeng Kalimantan Tengah
(2001-2002)
Pengurus dan Anggota Perguruan Pencak Silat Sunan Gunung Jati Cirebon
Cabang Seruyan Kalimantan Tengah (2002-2003)
Ketua Umum PPM (Partai Pembaruan Mahasiswa) Wilayah Fak. Ushuluddin
(2006-2007)
Ketua Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon
Ushuluddin Komisariat IAIN Walisongo (2006-2007)
Ketua Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat
IAIN Walisongo (2007-2008)
Ketua Bidang Jaringan Luar PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
Cabang Kota Semarang (2008-Sekarang)
Anggota Jama’ah Thoriqah Naqsyabandiyah Kab. Seruyan KALTENG
(2003-Sekarang)
Peserta Workshop Jimly School of Law and Government Jakarta (2011)
Peserta Diskusi Refleksi akhir tahun di Megawati Institute Jakarta (2010)
Peserta Seminar Sehari Indonesia Economic Outlook (Negara, Pasar, dan
Konstitusi) di Jakarta (2011).
Sekretaris Biro PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) Jakarta Pusat Periode (2011-2013).