peran pemerintah dalam pelaksanaan e-ktp di...
TRANSCRIPT
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 1
PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN e-KTP DI KECAMATAN
TAMBELAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015
Akbar Dinata
120565201111
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jl. Pati Unus No 59 Tanjungpinang
ABSTRAK
Masalah e-KTP di Indonesia merupakan masalah yang cukup besar dan komplek,
hingga saat ini, bermacam cara/pendekatan telah digunakan oleh pemerintah untuk menanggulangi
masalah e-KTP. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan menghimbau kepada
masyarakat melalui peran pemerintah dalam pelaksanaan e-KTP.Kecamatan Tambelan Kabupaten
Bintan, merupakan Kecamatan yang telah melaksanakan perekaman e-KTP Nasional di luncurkan
oleh pemerintah Indonesia sejak Tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian untuk melihat kinerja tersebut dari hasil
penelitian, maka dilakukan teknik triangulasi. Penelitian ini konsep yang peneliti turunkan
Poerwodarminta yaitu teori peran adalah seseorang atau sekelompok orang dalam suatu tindakan
merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan, dan seperangkat tingkat yang yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat,Dan meliputi indikator-
indikator yang ada di pemerintah dan masyarakat seperti, Faktor pengetahuan, Sumber daya
manusia, hal yang mempengaruhi pelaksanaan, dan keberhasilan suatu program. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, maka dapat penulis berikan saran yaitu, untuk meningkatkan dan
memperbaiki apa saja kekurangan dalam kegiatan yang telah dijalankan oleh pemerintah
kecamatan tambelan dalam pelaksanaan e-KTP, seperti meningkatnya kualitas pelaksanaan e-KTP
kepada masyarakat dalam wujud pelayanan yang cepat, mudah, berkeadilan, berkepastian hukum,
transparan, aman, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. guna dapat memberikan dan
meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan yang dijalankan, supaya semua
masyarakat yang wajib e-KTP bisa menargetkan wajib e-KTP yang ditetapkan oleh pemerintah
Kabupaten Bintan.
Kata Kunci: Peran Kecamatan Tambelan
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 2
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelengaraan pelayanan publik
khusunya pelayanan e-KTP oleh aparatur
pemerintah merupakan amanat dari
Undang-undang no. 23 tahun 2006 dan
serangkaian peraturan lainnya seperti
peraturan undang-undang no 35 tahun 2010
menyatakan aturan tata cara dan
implementasi teknis dari e-KTP yang
dilengkapi dengan sidik jari dan chip,
Program e-KTP diindonesia telah dimulai
semenjak tahun 2009 dengan ditunjuknya
empat kota sebagai proyek percontohan e-
KTP nasional, adapun kota tersebut adalah
seperti yang telah di tenrukan seperti
Makassar, yogyakarta,padang,denpasar.
Ditunjuknya empat ini sesuai dengan surat
Dirjen administrasi kependudukan
Departemen dalam negeri nomor
471.13/3350/MD tentang pelaksanaan e-
KTP berbasis NIK nasional diempat kota
percontohan tersebut. Sedangkan
penerapan e-KTP secara nasional baru
dimulai pada bulan februari 2012 meliputi
2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota
pada tahun 2011 dan di 3886 di kecamatan
dan 300 dikabupaten/kota pada tahun 2012.
(UU no 35 tahun 2010, tentang tata cara dan
implementasi teknis e-KTP)
Untuk melaksanakan serta
merealisasikan hal tersebut, maka pemerintah
harus lebih responsif dan akuntabel guna
memberikan pelayanan prima dan dapat
memuaskan masyarakat. Maka dengan demikian
pelayanan E-KTP dapat ditafsirkan sebagai
tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang
ditujukan untuk kepentingan umum dan
masyarakat yang mengandung adanya unsur-
unsur perhatian dan kesediaan setra kesiapan dari
pelaksana pelayanan tersebut. Untuk itu aparatur
pemerintah kecamatan tentunya lebih
meningkatkan ketrampilan atau keahlian dan
semangat yang tinggi sebagai pelayan umum,
sehingga pelayanan dapat secara maksimal
diterima dan memberikan kepuasan bagi
masyarakat.
Oleh karena itu perlunya suatu
tindakan yang benar-benar mementingkan
kepentingan umum, dalam hal memberikan
pelayanan yang benar-benar baik terhadap
masyarakat. Dalam hal ini calon peneliti mencoba
untuk mencari tahu lewat suatu penelitian dalam
hal yang mengenai kinerja aparatur pemerintah
kecamatan dalam penyelengaraan pelayanan e-
KTP. Karena suatu prilaku melahirkan tindakan,
dan dalam hal pengambilan tindakan khususnya
dalam pelayanan umum, sangat mempengaruhi
pelayanan yang diberikan kepada masyaraka
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 3
Pedoman Pelayanan e-KTP:
a. Setiap Wajib KTP yang ada di database
hasil kegiatan pemutakhiran data
kependudukan Tahun 2010, akan menerima
undangan untuk rekam sidik jari dan foto dari
Camat setempat.
b. Wajib KTP dengan membawa undangan/
Foto copy KK dan Pengantar RT/RW, hadir
secara pribadi (tidak boleh mewakilkan) di
tempat pelayanan (kantor kecamatan) untuk
melakukan proses rekam sidik jari dan foto.
c. Bagi Wajib KTP yang tidak terdapat
dalam databasedi kecamatan.
d. Setelah e-KTP selesai di cetak dan dikirim
oleh Pemerintah Pusat, maka Wajib KTP akan
mendapatkan undangan pengambilan e-KTP
(dengan terlebih dahulu dilakukan proses
pemadanan sidik jari bagi wajib KTP).
e. Penyerahan e-KTP oleh Petugas
Pelayanan e-KTP kepada Wajib KTP dengan
cara menukarkan KTP lama. (Jurnal Nasional
e-KTP)
Hal-Hal Penting yang Harus Dilakukan
Penduduk:
1. Wajib KTP harus hadir sendiri (tidak
boleh mewakilkan) sesuai jam pelayanan
untuk proses perekaman sidik jari dan rekam
foto.
2. Wajib KTP harus membawa undangan
dan KTP saat hadir saat melakukan proses
perekaman sidik jari dan rekam foto.
3. KTP lama masih tetap berlaku sampai
dengan digantinya dengan E-KTP yang
diterima oleh penduduk / wajib KTP.
4. Pelayanan E-KTP tidak dipungut biaya.
5. Pemerintah Kabupaten Bintan sangat
mengharapkan berpartisipasi aktif dari Wajib
KTP untuk datang ke tempat pelayanan e-KTP
(di kantor kecamatan) untuk menghindari
permasalahan kepemilikan e-KTP di
kemudian hari.
Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan
menerapkan program e-KTP bertujuan untuk
mencegah terjadinya peluang tersebut. e-KTP
ini memiliki sebuah chip yang memuat kode
keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat
verifikasi dan validasi data diri seseorang.
Rekaman elektronik ini berisi biodata,
pasfoto, tanda tangan, sidik jari, dan iris (foto
retina) penduduk. Pemerintah Pusat telah
menetapkan 5 (lima) tahapan agar menjamin
keakuratan data dari setiap warga sehingga e-
KTP tersebut tidak dapat diperbanyak atau
digandakan. Berikut 5 (lima) tahap dalam
pembuatan e-KTP, (UU no 23 tahun 2006
tentang administrasi kependudukan) yaitu:
1. Pembacaan biodata; warga datang
berdasarkan waktu yang telah ditentukan
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 4
dengan membawa surat pengantar yang telah
diberikan oleh pihak RT/RW setempat.
2. Foto; Warga diharuskan melakukan foto
diri terlebih dahulu. Foto yang dilakukan
sebaiknya memakai pakaian yang rapi, karena
foto e-KTP ini hanya dilakukan satu kali saja
dan tidak bisa diganti dalam jangka waktu 5
(lima tahun) kecuali kartu tersebut rusak atau
hilang sebelum masa perpanjangan.
3. Perekaman tanda tangan; Warga
diwajibkan melakukan tanda tangan untuk
kemudian direkam ke dalam komputer dan
disimpan untuk identitas warga.
4. Scan sidik jari; Scan sidik jari ini
dilakukan dengan kelima jari warga, jika
warga mengalami kecacatan pada jari, maka
dapat dilakukan dengan jari yang ada saja.
5. Scan retina mata; Tahap ini dilakukan
untuk menjamin keakuratan dari warga
tersebut karena scan jari tidak dapat menjamin
keakuratan e-KTP, bisa saja ketika dilakukan
tahap scan jari, warga tersebut memakai jari
orang lain. Untuk itu dilakukan scan retina
karena retina mata tidak dapat digantikan oleh
orang lain. (Jurnal Nasional e-KTP)
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas
resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kartu ini wajib dimiliki
bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan
Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki
Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah
berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin
atau telah kawin. Anak dari orang tua WNA
yang memiliki ITAP dan sudah berumur 17
tahun juga wajib memilki KTP. KTP bagi
WNI berlaku selama lima tahun dan tanggal
berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan
bulan kelahiran yang bersangkutan. KTP bagi
WNA berlaku sesuai dengan masa Izin
Tinggal Tetap. (UU no 23 tahun 2006 dan UU
no 35 tahun 2010)
Kecamatan Tambelan sendiri sudah
menjalankan penyelenggaraan e-KTP sejak
tahun 2012 ,namun dalam penyelenggaraan
tersebut tidak semua masyarakat yang
terdaftar dan memiliki e-KTP , maka dari itu
berdasarkan pemberitahuan dari camat
mengenai pelayan e-KTP untuk masyarakat
tambelan pelayanan birokrasi dari kantor
camat menjelaskan kepada masyarakat
kecamatan tambelan agar secapatnya
mendaftar ke kantor camat untuk membuat e-
KTP karena penting dalam pendataan dari
aspek kependudukan ,namun dari hal tersebut
maka akan dilanjutkan pada tahun 2015 bagi
warga yang belum memiliki e-KTP
Sebanyak 141.415 Penduduk menepati
Kabupaten Bintan yang terdiri dari 10
Kecamatan, 15 kelurahan dan 36 desa, jumlah
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 5
penduduk Kabupaten Bintan Mencapai
141.415 Jiwa, Pada tahun 2015 populasi
terbanyak berada di Kecamatan Bintan Timur
Yaitu mencapai 40.568 jiwa , Populasi terkecil
berada di Kecamatan Mantang 4.181 Jiwa
Kecamatan Tambelan berada pada posisi
Sembilan dari sepuluh kecamatan yaitu
dengan 5.305 jiwa. (BPS, Disduk Bintan
Tahun 2015)
e-KTP Kecamatan Tambelan
bertujuan Untuk mengatasi masalah
masyarakat yang belum memiliki e-KTP di
Kecamatan Tambelan, dimana agar
secepatnya membuat e-KTP.
Bersasarkan Garis kemiskinan di atas
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bintan
pada tahun 2015 tercatat 9.235 orang atau
mengalami penurunan dari yang sebelumnya
tercatat 6.23.
Masalah yang serius untuk masyarakat
kecamatan tambelan dalam memiliki e-KTP
tersebut dimana 3 desa, yang berada di luar
pulau Tambelan sekian persen masyarakatnya
masih memakai KTP non elektrik di karnakan
meraka tekendala jauhnya jarak desa tersebut
dari Kecamatan Tambelan, kalau ditempuh
melalui pompong dari ketiga desa tersebut
menuju kecamatan tambelan, maka waktu
yang ditempuh selama 8 jam, maka dari itu
membuat masyarakat malas untuk mengurus
atau membuat e-KTP.
Permasalahan yang selanjutnya di
Kecamatan Tambelan ,yaitu seperti di ketahui
Kecamatan Tambelan listrik hanya menyala di
malam hari ,dan pada siang hari listriknya
mati kecuali, hari minggu listrik menyala 24
jam, dan juga bukan hanya itu pelaksanaan
pelayanan dalam membuat e-KTP tersebut
dilakukan hanya 2 hari dalam satu minggu
yaitu hari senin dan kamis dan selesainya
pembuatan E-KTP menunggu sampai 2-3
bulan lamanya, itulah membuat pelaksanaa e-
KTP tersebut sampai di lanjutkan pada tahun
2015, dan juga terkendala dalam pengiriman
e-KTP tersebut ke Kecamatan Tambelan.
Masalah mengenai penyelenggaraan
e-KTP yang dilaksanakan semata untuk
kepastian dan tepat waktu dalam penyelesaian
penyelenggaraan e-KTP ,dimana keluhan
masyarakat Kecamatan Tambelan dalam hal
ini adanya keterlambatan pemberian e-KTP
yang sangat lama yaitu 3-4 bulan baru bisa di
ambil e-KTP tersebut ,selain itu permasalahan
listrik hanya menyala pada hari minggu siang
akan menghambat jalannya penyelenggaraan
e-KTP.
Pentingnya Penelitian Ini ialah peneliti
mencari solusi bagaimana agar masyarakat
Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan bisa
memiliki e-KTP ,maupun dalam proses
pelaksanaan yang telah ditetapkan
pemerintah, sebagai semestinya e-KTP adalah
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 6
untuk indentitas diri seseorang dalam
mempermudah pendataan jumlah penduduk
untuk memudahkan dalam segala urusan
pemilihan umum atau untuk keperluan
pribadi.
Telah dikemukakan bahwa
pemerintahan pada hakekatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat, ia tidaklah
diadakan untuk melayani masyarakat serta
menciptakan kondisi yang memungkinkan
setiap anggota masyarakat mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya demi
mencapai tujuan bersama dari bentuk
pelayanan apapun pemerintahan harus ikut
campur dalam pelayanan dan
penyelenggaraan yang baik agar terciptanya
kepuasan masyarakat, Karena birokrasi publik
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan baik dan profisional,
dengan demikain Penulis mengangkat judul”
Peran Pemerintah Dalam Pelaksanaan e-
KTP Di Kecamatan Tambelan Kabupaten
Bintan Tahun 2015”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas penulis mengemukakan
perumusan masalah adalah sebagai
berikut “Bagaimana Peran
Pemerintah Kecamatan Tambelan
Dalam Pelaksanaan e-KTP Tahun
2015.?
1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah, Untuk mengetahui semua Peran
Pemerintah Kecamatan Tambelan Dalam
Pelaksanaan E-KTP Tahun 2015.
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan akan
memperkaya kajian bagi studi Ilmu
Pemerintahan dan fakultas yang ada di fisp
yang berkaitan dengan peran pemerintah
dalam pelaksanaan pelayanan e-KTP,
Manfaat praktis dari penelitian adalah
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
tentang kondisi di lapangan tentang praktek
penyelenggaraan terhadap pelayanan e-KTP.
1. Secara Praktis
Selain itu digunakan sebagai referensi atau
literatur untuk penelitian selanjutnya yang
serupa. Juga diharapkan dapat memberikan
bahan seperti masukan atau untuk perbaikan
selanjutnya, bagi peneliti kegunaan penelitian
ini dapat menambah pengetahuan di bidang
pelaksanaan proses penelitian mulai dari
pencarian masalah sampai selesai. Dan
Memberikan informasi serta masukan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya
bagi lembaga atau instansi pemerintah,
Membantu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi oleh lembaga pemerintah
(Kecamatan Tambelan) dalam usaha kualitas
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 7
pelayanan Kartu Tanda Penduduk dalam
meningkatkan kepuasan masyarakat.
Secara Teoritis
Yaitu sebagai ajang analisis ilmu-ilmu
ataupun teori-teori didapatkan selama
perkuliahan.banyak hal yang baru ditemukan
dalam proses pelaksanaan penelitian sehingga
menambah pengetahuan dan dapat secara
langsung menerapkan dari berbagai teori yang
dipelajari sangat idealis, dan Sebagai
sumbangan bagi ilmu pengetahuan, Dapat
dijadikan dasar acuan untuk membangun Ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang kualitas
pelayanan Kartu Tanda Penduduk serta
dengan adanya model yang baru diharapkan
meningkatkan kualitas pelaksanaa Kartu
Tanda Penduduk dalam meningkatkan
kepuasan masyarakat yang berdampak pada
terlaksananya good governance.
1.4. Kerangka Teori
Peran menurut Poerwodarminta
(2002:15-16) merupakan tindakan yang
dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu tindakan merupakan
perangkat tingkah laku yang diharapkan,
dan seperangkat tingkat yang yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat,
kesadaran dan keinginan masyarakat
untuk andil dalam setiap kegiatan
pemerintah yang melaksanakan
kebijakan dan merespon keikusertaan
masyarakat sebagai warga negara.
Dalam rangka mengoptimalkan peran
dari pemerintah, maka peran serta
masyarakat perlu menjadi sorotan
utama, karena masyarakat merupakan
subjek dan objek dari kebijakan dan juga
menentukan seberhasilan suatu program
Adapun meliputi indikator-indikator
sebagai berikut:
Faktor Pengetahuan.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Hal yang mepengaruhi Pelaksanaan
Keberhasilan Suatu Program
Pemerintahan Kecamatan
Adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kabupaten
atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa
atau kelurahan-kelurahan. Kecamatan atau
sebutan lain adalah wilayah kerja camat
sebagai perangkat daerah kabupaten/kota (PP.
19 tahun 2008). Kedudukan kecamatan
merupakan perangkat daerah kabupaten/kota
sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu dan
dipimpin oleh camat. Pembentukan
kecamatan adalah pemberian status pada
wilayah tertentu sebagai kecamatan di
kabupaten/kota. Wilayah kecamatan
merupakan gabungan dari beberapa desa dan
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 8
atau kelurahan. Berbeda dengan kepala desa
dan lurah, kecamatan dipimpin oleh seorang
camat. Dalam menjalankan tugasnya camat
dibantu oleh sekretaris camat (sekcam).
Pemerintahan di Kecamatan Camat
adalah merupakan kepala wilayah kecamatan.
Tugas camat adalah menjalankan sebagian
wewenang bupati atau walikota yang
dilimpahkan kepada camat untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya,
pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan
kecamatan, pemberdayaan masyarakat, dan
sumber daya kecamatan.
Tugas Camat adalah sebagai berikut:
a. Mengoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
b. Mengoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum.
c. Mengoordinasikan penerapan dan
penegakan peraturan perundang-undangan.
d. Mengoordinasikan penyelenggaraan
pemeliharaan prasana dan fasilitas pelayanan.
e. Mengoordinasikan penyelenggaraan dari
semua kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan.
f. Membina penyelenggaraan pemerintahan
desa atau kelurahan.
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat
yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Juga
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan
desa dan atau kelurahan
Camat diangkat oleh bupati atau
walikota atas usul sekretaris daerah
kabupaten/kota. Seorang camat harus berasal
dari pegawai negeri sipil yang menguasai
pengetahuan teknis pemerintahan dan
memenuhi persyaratan. Dalam menjalankan
tugasnya, camat dibantu perangkat
kecamatan. Perangkat kecamatan
bertanggung jawab kepada camat. Camat
harus mem pertanggungjawabkan tugas-
tugasnya kepada bupati/walikota melalui
sekretaris daerah kabupaten/kota. Dengan
demikian, camat tidak dapat bertindak dan
berperilaku secara sewenang-wenang dalam
menjalankan tugasnya.
C. e-KTP
Adalah Kartu Tanda Penduduk yang
dibuat secara elektronik, dalam artian baik
dari segala segi fisik maupun penggunaannya
di mana berfungsi secara komputerisasi,
Program e-KTP diluncurkan oleh
Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana
pelaksanannya terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan
berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup
67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 9
kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua
mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di
300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
Secara keseluruhan, pada akhir 2012.
e-KTP sangat perlu untuk dapat
menciptakan sistem administrasi
kependudukan yang rapi dan teratur dalam
rangka mempermudah pemberian pelayanan
publik oleh pemerintah kepada seluruh
masyarakat. Pemanfaatan e-KTP diharapkan
dapat berjalan lancar karena memiliki fungsi
dan kegunaan yang sangat membantu
pemerintah dan masyarakat yang
bersangkutan dalam hal pemberian dan
pemanfaatan pelayanan publik.
e-KTP juga mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan KTP biasa/KTP
nasional, keunggulan-keunggulan tersebut
diantaranya:
1. Identitas jati diri tunggal.
2. Tidak dapat dipalsukan.
3. Tidak dapat digandakan.
4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam
Pemilu atau Pilkada.
Selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap
wajib e-KTP adalah seluruh jari (berjumlah
sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya
dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan
telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai
autentikasi untuk e-KTP karena memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a. Biaya paling murah, lebih ekonomis
daripada biometrik yang lain
b. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena
gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk
semula walaupun kulit tergores
c. Unik, tidak ada kemungkinan sama
walaupun orang kembar.
Kelemahan e-KTP Dalam pelaksanaannya,
penggunaan e-KTP terbukti masih memiliki
kelemahan. Misalnya tidak tampilnya tanda
tangan sipemilik di permukaan KTP. Tidak
tampilnya tanda tangan di dalam e-KTP
tersebut telah menimbulkan kasus tersendiri
bagi sebagian orang. Misalnya ketika
melakukan transaksi dengan lembaga
perbankan, e-KTP tidak di akui karena tidak
adanya tampilan tanda tangan. Ada beberapa
kasus pemegang e-KTP tidak bisa
bertransaksi dengan pihak bank karena tidak
adanya tanda tangan. Tanda tangan yang
tercetak dalam chip itu tidak bisa dibaca bank
karena tak punya alat (card reader).
Pelaksanaan Menurut (Agus
pramusinto 2009:21) adalah sebagai usaha-
usaha yang dilakukan untuk melaksanakan
semua rencana dan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan
melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 10
diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan
waktu dimulainya.
Menurut (Bintoro Tjokroadmudjoyo
2005:13), Pengertian Pelaksanaan ialah
sebagai proses dalam bentuk rangkaian
kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna
mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu
diturunkan dalam suatu program dan proyek.
Selain itu perlu adanya batasan waktu
dan penentuan tata cara pelaksanaan. Berhasil
tidaknya proses inplementasi, Menurut
Edward, yang dikutip oleh Abdullah (2010:
13-17), dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
merupakan syarat terpenting berhasilnya suatu
proses implementasi.
1.4. Konsep Operasional
Untuk Mencapai Realitas dalam
rangka penelitian secara emperis, maka
sejumlah konsep yang masih abstrak perlu
dioperasionalkan agar benar-benar menyetuh
fenomena yang akan diteliti. Peran
Pemerintah dalam Pelaksanaan e-KTP di
Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan
Tahun 2015, upaya sejauh mana dilihat dari
indikator-indikator dalam sebuah teori.
Peran menurut Poerwodarminta
(2002:15-16) merupakan tindakan yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu tindakan merupakan perangkat
tingkah laku yang diharapkan, dan
seperangkat tingkat yang yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat, kesadaran dan keinginan
masyarakat untuk andil dalam setiap kegiatan
pemerintah yang melaksanakan kebijakan dan
merespon keikusertaan masyarakat sebagai
warga negara. Dalam rangka mengoptimalkan
peran dari pemerintah, maka peran serta
masyarakat perlu menjadi sorotan utama,
karena masyarakat merupakan subjek dan
objek dari kebijakan dan juga menentukan
seberhasilan suatu program.
a. Faktor Pengetahuan.
Yaitu kemampuan atau ilmu yang
didapatkan oleh seorang melalui pendidkan
dan pelatihan serta pelajaran yang diperoleh
seseorang baik secara formal maupun
informal dengan sumber komunikasi dan
informasi yang memadai serta dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, seperti
pengetahuan menganai teknis dan sebuah
program, pengetahuan petugas dan
penyelesaian suatu sistem.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Peran Masyarakat harus memadai
dalam suatu proses pelaksanaan sesuatu
program, dimana Sumber Daya Manusia
sangatlah penting dan berpotensi sangat besar
dalam menjalankan sebuah peran yang akan
dilakukan oleh pemerintah dan kesadaran dan
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 11
keikutsertaan masyarakat dalam
mengoptimalkan kuantitas suatu program
dengan baik, dan bisa mempermudah dan
mempercepat segala proses pelaksanaan yang
akan dilakukan dan peran pemerintah akan
mudah berjalan yang diharapkan oleh
masyarakat itu sendiri.
c. Hal Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Peran pemerintah dalam suatu
pelaksanaan akan terpengaruh apabila adanya
faktor yang mengakibatkan suatu kebijakan
tidak terlaksana dengan baik, yang meliputi
norma-norma pemerintah dalam
menjalankannya, dimana masyarakat yang
terlibat tidak bisa mengikuti peran yang telah
diterapkan oleh pemerintah dalam melakukan
proses pelaksanaan suatu program, kalau
masyarakat sendiri belum semaksimal dan
kurangnya kesadaran dan kejelasan dan
kurangnya sosialisasi pemerintah kepada
masyarakat maka akan menyebabkan
ketidaktahuan masyarakat, maka akan
mempengatuhi berjalannya suatu pelaksanaan
tersebut.
d. Keberhasilan Suatu Program
Pemerintah juga berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu program yang
dilaksanakan, dimana program yang penting
dan berkaitan dengan kepentingan
masyarakat, hal yang mendasar apabila
kebijakan sudah berjalan dengan semestinya,
maka akan ada keinginan pemerintah untuk
menjalankan program yang sama dengan
prosedur yang lebih baik dan mencapai target,
dan juga harus di menunjukkan kinerja
penilaian dan evaluasi dari masyarakat,
sebagaimana kebijakan yang sebelumnya
dilakukan pemerintah harus baik dan benar
dan dinilai baik dimata masyarakat, maka
pemerintah bisa menjalankan peran yang
selanjutnya kepada masyarakat.
1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif
adalah suatu metode penelitian yang
berlandasan pada filsafat, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive,teknik
pengumpulan dengan triangulasi, analisis data
induktif/kualitatif, Penelitian kualitatif
bertumpu pada latar belakang alamiah secara
holisik, memposisikan manusia sebagai alat
penelitian, data secara induktif,
1.6.2. Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian Penulisan ini
bersifat Deskriptif Kualitatif, yaitu dengan
memberikan uraian secara deskriptif terhadap
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 12
peran pemerintah dalam Pelaksanaan e-KTP
Di Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan
Tahun 2015.
1.6.2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
orang-orang yang dianggap mengetahui dan
mempunyai sebuah pengalaman dengan fokus
penelitian dan bisa diharapkan dapat
memberikan informasi. Informan yang akan
diambil dalam penelitian ini berjumlah 13
informan, yang terdapat di Kecamatan
Tambelan
1.6.4. Sumber Data
a. Data Primer yang diperoleh dari hasil
wawancara terhadap informan dan hasil
observasi terhadap objek penelitian.
b. Data Sekunder diperoleh dari dokumen
yang dimiliki oleh informan dan diperoleh
dari studi pustaka yaitu buku, penelitian
lain yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
1.6.5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri.Oleh karena itu, peneliti
sebagai instrumen harus divalidasi seberapa
jauh peneliti kualitatif siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun ke
lapangan.Instrumen penelitian yang
digunakan peneliti selain peneliti itu sendiri
adalah ,kamera, dan pedoman wawancara
1.6.6. Teknik Dan Alat Pengumpulan
Data
a) Teknik Wawancara, Merupakan teknik
pengumpulan data dengan melakukan
wawancara mendalam kepada subyek
penelitian untuk mendapatkan data primer
terkait dengan penelitian. Teknik wawancara
dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan wawancara terhadap informan dan
key informan dimana mencari fakta yang ada
dilapangan yang terdapat dari narasumber
yang telah ditetapkan.
b) Dokumentasi, Merupakan teknik
pengumpulan data dengan pembelajaran
sumber-sumber yang dapat dijadikan rujukan
dari sumber data atau literatur - literature yang
telah ada .
1.6. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2005:89), Analisa
data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematik data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilihmana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 13
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
LANDASAN TEORI
1.1. Pemerintahan
Pemerintahan dapat diartikan dalam
arti sempit dan dalam arti luas. Dalam sempit
dapat dipandang sebagai aktifitas pemerintah
yang dilakukan oleh pemerintah (eksekutif
saja) dan jajarannya guna mencapai tujuan
Negara. Sedangkan pemerintahan dalam arti
luas dapat diartikan sebagai aktifitas
pemerintah yang dilakukan oleh organ-organ
atau badan-badan legislative, yudikatif, dan
eksekutif dalam mencapai tujuan negara
(Erlina Hasan, 2005:2)
2.1.1. Peran
Peran menurut Poerwodarminta
(2002:15-16) merupakan tindakan yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu tindakan merupakan perangkat
tingkah laku yang diharapkan, dan
seperangkat tingkat yang yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat, kesadaran dan keinginan
masyarakat untuk andil dalam setiap kegiatan
pemerintah yang melaksanakan kebijakan dan
merespon keikusertaan masyarakat sebagai
warga negara. Dalam rangka mengoptimalkan
peran dari pemerintah, maka peran serta
masyarakat perlu menjadi sorotan utama,
karena masyarakat merupakan subjek dan
juga menentukan keberhasilan suatu program.
Peran menurut Soekanto (2006:213)
mengatakan peran adalah. Seseorang
melaksanakan hak dan kewajiban, berarti
telah menjalankan suatu peran. kita selalu
menulis kata peran tetapi kadang kita sulit
mengartikan dan peran biasa juga
disandingkan dengan fungsi, bermacam-
macam peran yang dijalankan dalam
pergaulan hidupnya di masyarakat. Peran
menentukan apa yang diperbuat seseorang
bagi masyarakat.
Menurut (Darsono 2011:14) Peran
adalah orang yang menjadi atau melakukan
sesuatu yang khas, atau perangkat tingkah
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat”. Jika ditujukan
pada hal yang bersifat kolektif di dalam
masyarakat, seperti himpunan, gerombolan,
atau organisasi, maka peranan berarti
“perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki
oleh organisasi yang berkedudukan di dalam
sebuah mayarakat Peranan memiliki aspek
dinamis dalam kedudukan seseorang.
Sedangkan menurut Merton (dalam
Raho 2007: 67) mengatakan bahwa peranan
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang
diharapkan masyarakat dari orang yang
menduduki status tertentu. Sejumlah peran
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 14
disebut sebagai perangkat peran (role-set).
Dengan demikian perangkat peran adalah
kelengkapan dari hubungan-hubungan
berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang
karena menduduki status-status social
khusus., dan juga teori peran mencangkup
mengenai bermacam tipe peran yaitu, Persepsi
Peran, Ekspektasi peran dan konflik peran.
2.1.2. Pelaksanaan
Pengertian Pelaksanaan Menurut
Siagian S.P (2008:14) adalah sebagai usaha-
usaha yang dilakukan untuk melaksanakan
semua rencana dan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan
melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang
diperlukan, siapa yang akan melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya dan kapan
waktu dimulainya proses pemberian motivasi
bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa, sehingga pada akhirnya mereka mau
bekerja secara ikhlas agar tercapai tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti
(2015:21), “implementasi kebijakan intinya
adalah kegiatan untuk mendistribusikan
keluaran kebijakan yang dilakukan oleh para
implementor kepada kelompok sasaran (target
group) sebagai upaya untuk mewujudkan
kebijakan yang baik dan benar seperti,
pengalaman, pengetahuan dan penilaian atau
evaluasi yang mana suatu hasil yang sesuai
dengan tujuan dan sasaran kebijakan itu
sendiri.
Menurut Agustino (2008:139),
“implementasi merupakan suatu proses yang
dinamis, dimana pelaksana kebijakan
melakukan suatu aktivitas atau kegiatan,
sehingga pada akhirnya akan mendapatkan
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau
sasaran kebijakan itu sendiri”.
Menurut Mazmanian dan Sebastiar
(dalam Wahab, 2008: 68) Implementasi
adalah pelaksanaan keputusan kebijakan
dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang,
namun dapat pula berbentuk perintah-perintah
atau keputusan-keputusan eksekutif yang
penting atau keputusan badan peradilan.
Menurut (Bintoro Tjokroadmudjoyo
2005:13), Pengertian Pelaksanaan ialah
sebagai proses dalam bentuk rangkaian
kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna
mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu
diturunkan dalam suatu program dan proyek.
2.1.3. Pelayanan
Menurut Ndraha (2003:64-65)
pelayanan adalah proses output, produk hasil,
dan manfaat. Proses produksi, distribusi, dan
seterusnya sampai consumer mendapat
manfaat (outcome) yang diharapkan, disebut
pelayanan jadi pelayanan dalam kyebemologi
adalah pelayanan public dan pelayanan civil
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 15
dalam arti proses, produk dan outcome yang
bersifat istimewa yang dilakukan oleh
manusia yang diproses sesuai dengan aspirasi
manusia pula.
2.2. Pemerintahan Kecamatan
Adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kabupaten
atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa
atau kelurahan-kelurahan. Kecamatan atau
sebutan lain adalah wilayah kerja camat
sebagai perangkat daerah kabupaten/kota (PP.
19 tahun 2008). Kedudukan kecamatan
merupakan perangkat daerah kabupaten/kota
sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang
mempunyai wilayah kerja tertentu dan
dipimpin oleh camat. Pembentukan
kecamatan adalah pemberian status pada
wilayah tertentu sebagai kecamatan di
kabupaten/kota. Wilayah kecamatan
merupakan gabungan dari beberapa desa dan
atau kelurahan. Berbeda dengan kepala desa
dan lurah, kecamatan dipimpin oleh seorang
camat. Dalam menjalankan tugasnya camat
dibantu oleh sekretaris camat (sekcam).
Pemerintahan di Kecamatan Camat
adalah merupakan kepala wilayah kecamatan.
Tugas camat adalah menjalankan sebagian
wewenang bupati atau walikota yang
dilimpahkan kepada camat untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya,
pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan
kecamatan, pemberdayaan masyarakat, dan
sumber daya kecamatan.
Tugas Camat adalah sebagai berikut:
a. Mengoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
b. Mengoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum.
c. Mengoordinasikan penerapan dan
penegakan peraturan perundang-undangan.
d. Mengoordinasikan penyelenggaraan
pemeliharaan prasana dan fasilitas pelayanan.
e. Mengoordinasikan penyelenggaraan dari
semua kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan.
f. Membina penyelenggaraan pemerintahan
desa atau kelurahan.
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat
yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Juga
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan
desa dan atau kelurahan
2.3. e-KTP
Adalah Kartu Tanda Penduduk yang
dibuat secara elektronik, dalam artian baik
dari segala segi fisik maupun penggunaannya
di mana berfungsi secara komputerisasi,
Program e-KTP diluncurkan oleh
Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 16
pelaksanannya terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan
berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup
67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197
kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua
mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di
300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
Secara keseluruhan, pada akhir 2012.
2.3.1. Tujuan e-KTP
Tujuan umum e-KTP adalah adalah
dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan / pengendalian baik dari sisi
administrasi ataupun teknologi informasi
dengan berbasis pada database kependudukan
nasional. Penduduk hanya diperbolehkan
memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor
Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan
identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku
seumur hidup, Nomor NIK yang ada di e-KTP
nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi
(SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan
penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal
13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)
2.3.2. Kegunaan Program e-KTP
a. Digunakan Sebagai Kartu Identitas Diri
Setiap warga negara yang telah
memenuhi persyaratan kepemilikan KTP
harus segera mengurusnya supaya
identitasnay dapat didata oleh pemerintah.
b. Merupakan Persyaratan Utama dalam
Banyak Hal
Ketika seseorang mengurus keperluan
yang berkaitan dengan adminitrasi, sudah
pasti diutamakan menyerahkan atau sekedar
menunjukan kartu tanda penduduk yang asli.
c. Sebagai Jaminan yang Terpecaya
Ketika meminjamkan sejumlah uang
dilembaga tertentu, maka kartu Tanda
Penduduk atau KTP biasanya dijadikan
sebagai salah satu jaminan sebelum anda
mengembalikan sejumlah uang tersebut. KTP
ini merupakan salah satu syarat yang
diutamakan dalam proses peminjaman uang.
d. Sebagai Kartu Multi Fungsi
Selain untuk proses transaksi yang
berhubungan dengan registrasi, ternyata Kartu
Tanda Penduduk merupakan kartu yang
mempunyai banyak fungsi.
e. Proses Penerimaan Bantuan dengan
Kepemilikan
Dalam menyalurkan bantuan tertentu
pihak pemerintah menggunakan KTP sebagai
persyaratan pengambilan barang bantuan
tersebut.
f. Tanda Pengenal yang Diakui secara
Internasional
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 17
KTP dalam bentuk elektrik nyatanya tidak
hanya digunakan di Indonesia saja akan tetapi
di beberapa negara maju sudah
menggunakannya terlebih dahulu.
g. Sebagai Pengenal Ketika Terjadi
Kecelakaan
2.3.3. Prinsip Dasar e-KTP Kecamatan
e-KTP yang dilakukan dikecamaan
menekankan prinsip-prinsip dasar berikut
(Jurnal e-KTP Nasional)
a. Bertumpuk pada keinginan manusia,
Pelaksanaan e-KTP Kecamatan senantiasa
bertumpu pada baik ad atau tidaknya
peningkatan harkat martabat manusia
seutuhnya.
b. Kewajiban. Dalam pelaksanaan e-KTP,
masyarakat memiliki kewenangan secara
mandiri untuk berpartisipasi dalam
menentukan dan mengelola kegiatan suatu
program pemerintah secara sesama.
c. Desentralisasi. Kewenangan dan
partisipasi yang sangat kuat dilimpahkan
kepada pemerintah daerah atau masyrakat
atau sesuai dengan kapasitasnya.
d. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara
aktif dalam setiap proses pengambilan
keputusan secara gotong royong dalam
pelaksanaan yang ada.
e. Ketepatan waktu. Dimana waktu yang
telah ditetapkan dalam pelaksanaan, harus
sesuai tidak melanggar yang sudah ditetapkan.
2.3.4. Dasar Hukum
Dasar hokum dari e-KTP itu sendiri
mencangkup:
a. Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, dijelaskan bahwa:
"penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1
(satu) KTP yang tercantum Nomor Induk
Kependudukan (NIK). NIK merupakan
identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku
seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP
nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi
(SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan
penerbitan dokumen identitas lainnya.
b. Peraturan Presiden Nomor 26
Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis
Nomor Induk Kependudukan, yang berbunyi
1. KTP berbasis NIK memuat kode
keamanan dan rekaman elektronik sebagai
alat verifikasi dan validasi data jati diri
penduduk
2. Rekaman elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat berisi biodata, tanda
tangan, pas foto, dan sidik jari tangan
penduduk yang bersangkutan.
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 18
3. Rekaman seluruh sidik jari tangan
penduduk disimpan dalam basis data
kependudukan
4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan
penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan pada saat pengajuan
permohonan KTP berbasis NIK, dengan
ketentuan: Untuk WNI, dilakukan di
kecamatan; dan untuk orang asing yang
memiliki izin tinggal tetap dilakukan di
instansi pelaksana.
5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang
dimuat dalam KTP berbasis NIK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari
telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan
kanan penduduk yang bersangkutan.
6. Rekaman seluruh sidik jari tangan
penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
perekaman sidik jari diatur oleh Peraturan
Menteri.
2.4. Implementasi Kebijakan
Menurut Carl Friedrich (dalam leo
agustino, 2008:7), Kebijakan adalah
serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
oleh seseorang, atau kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
dimana terdapat hambatan-hambatan mikro
atau kendala teknis dan lain-lain menghambat
berjalannya proses pelakaksanaan, guna
mencapai tujuan yang dimaksud.
TINJAUAN PENELITIAN
3.1. Sejarah Singkat Kecamatan Tambelan
Kecamatan Tambelan, Kabupaten
Bintan memiliki andil besar dalam sejarah
Kerajaan Johor Riau. Kecamatan terpencil di
Bintan itu pernah menjadi pusat pemerintahan
Johor Riau di masa Sultan Johor VII Sultan
Abdullah Ma'ayat Syah ketika dalam pelarian
dari Lingga. Sultan mangkat di Tambelan dan
dikebumikan di sana. Bagaimana-jejak-jejak
sejarah itu. Secara geografis, letak Tambelan
di Laut China Selatan, 210 mil dari Pulau
Bintan. Waktu yang ditempuh untuk sampai di
Tambelan sekitar 21 jam. Jika gelombang
besar, waktu perjalanan bisa bertambah 10
jam. Dengan jumlah penduduk 5.000 jiwa,
Tambelan memiliki 8 desa, satu kelurahan.
3.2. Kondisi Geografis
3.2.1. Letak Dan Luas Wilayah
Kecamatan Tambelan terletak di
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau
yang merupakan Kecamatan Terluar dari
Kabupaten Bintan dan Propinsi Kepulauan
Riau dan berbatasan dengan:
a. Utara berbatasan dengan Kabupaten
Natuna.
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 19
b. Selatan berbatasan dengan Propinsi
Bangka Belitung.
c. Barat berbatasan dengan Pulau Bintan.
d. Timur berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Barat.
3.2. Pemerintahan
Pemerintahan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Camat
dalam lingkup Pemerintahan sekretaris
camat sebagai pembantu sedikit
berjalannya pemerintahan kecamatan.
Kecamatan Tambelan
merupakan salah satu dari Sepuluh
kecamatan yang ada di Kabupaten
Bintan. Kecamatan Tambelan Terdiri
dari 7 Desa dan 1 Kelurahan. Adapun
Pemerintah di Tingkat terendah yaitu
RT berjumlah 30 kemudian diikuti RW
sejumlah 15.
3.3. Penduduk
Penduduk merupakan modal dasar
bagi pembangunan disuatu daerah jika
dikelola dengan baik. Sebaliknya penduduk
juga akan menjadi beban bagi daerah jika laju
pertumbuhannya tinggi, tidak terkendali, dan
kualitas sumberdaya manusianya rendah,
sehingga menyebabkan ketidak seimbangan
antara jumlahnya yang besar dengan daya
dukung lingkungan.
3.7. Awal Pelaksanaan e-KTP Kecamatan
Tambelan
Pada tahun 2012 Kecamatan
Tambelan melaksanakan sebuah program e-
KTP. Sebagaimana diketahui pemerintah
sudah membuat kebijakan mengenai e-KTP.
Kepada masyarakat tambelan khususnya
diberitahukan oleh pemerintah kecamatan
untuk membuat e-KTP. Guna membantu
proses berjalannya kebijakan tersebut agar
identitas masyarakat bisa terekam dengan
menggunakan e-KTP.
Disduk Kabupaten Bintan
Menetapkan Untuk Kecamatan Tambelan
yang wajib e-KTP. Yaitu Sebanyak 2.770
Masyrakat yang harus memiliki e-KTP Dari
total yang terdiri dari satu kelurahan dan pada
tahun 2015, dan tujuh desa yang dimana
terdapat desa yang terbanyak dalam wajib e-
KTP.Yaitu desa Hilir dengan jumlah
masyarakat yang wajib e-KTP sebesar 670,
Dan yang terendah. Yaitu desa pulau pengikik
dengan 120.
Hasil Rekapitulasi Penduduk yang belum
perekaman di Kantor camat Tambelan, yaitu
yang paling banyak masyarakat yang belum
perekaman yang dimana telah ditetapkan
oleh disduk bintan. Desa pulau pinang
dengan jumlah 127 yang belum perekaman,
desa mentebung dengan jumlah 100 yang
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 20
belum perekaman dan pengikik 74 dari
jumlah yang telah diwajibkan sebanyak 120.
PERAN PEMERINTAH DALAM
PELAKSANAAN e-KTP DI
KECAMATAN TAMBELAN
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015
Pemerintah Kecamatan Tambelan
telah menjalankan pelaksanaan e-KTP sejak
Tahun 2012. Dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten
Bintan.
4.1.1. Pengetahuan Petugas
Mengenai Pelaksanaan Teknis
Dan Administratif Program E-
KTP
Dalam hal ini petugas yang bekerja
untuk perekaman e-KTP tentunya sudah
memiliki pengetahuan dalam proses atau cara
merekam sebuah e-KTP dan petugas sudah
bisa mempelajari teknis yang ada dalam suatu
program percetakan e-KTP. Dan bagian
petugas admisistratif dalam pelaksanaan e-
KTP agar berjalan dengan lancar, tentunya
dengan admistrasi yang tepat tanggap agar
tidak ada keluhan dari masyarakat dalam
pelekasanaan e-KTP tersebut,
4.1.2. Pengetahuan Petugas Tentang
Pelayanan Kepada Masyarakat dan
Penyelesaian Masalah Teknis dan Sistem
Petugas juga harus baik dalam segi
pelayanan terhadap masyarakat dimana agar
masyarakat sendiri puas dengan hasil yang
telah diberikan oleh petugas kepada
masyarakat, petugas harus paham betul
mengenai masalah teknis dan sistem dalam
pembuatan e-KTP. Agar tidak terjadinya
kerusakan pada mesin perekam e-KTP supaya
agar semua masyrakat bisa membuat e-KTP.
4.2. Peran Pemerintah Kecamatan
Tambelan Dalam Pelaksanaan e-KTP
Berdasarkan Faktor Sumber Daya
Manusia
Dalam Menjalankan Suatu Program
harus memiliki SDM yang memadai dimana
juga mempermudah aktifitas dalam
melaksanakan program pemerintah di
Kecamatan Tambelan memiliki SDM yang
cukup untuk melakukan sebuah pelaksanaan
e-KTP, dimana sebagian besar ada kesadaran
masyarakat dalam membuat e-KTP, Namun
juga banyaknya ketidak sadaran masyarakat
akan pentingnya e-KTP tersebut dalam
mempermudah proses segala hal.
a. Optimalisasi Kuantitas Peralatan
Dalam Pelaksanaan Program e-KTP
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 21
Optimal dalam segala program
pemerintah harus disikapi dengan baik dan
benar agar terciptanya kenyamanan dan
kemudahan dalam pelaksanaan suatu
program, dan juga sebuah kuantitas peralatan
yang masih layak dipakai untuk menjalankan
sebuah program pemerintahan, peralatan yang
sudah tidak layak atau rusak secara garis besar
bisa menghambat berjalannya program e-KTP
Di Kecamatan Tambelan, dimana penjagaan,
pemakaian dan perawatan alat harus baik agar
tidak mudah rusak dan error.
b. Kelayakan Lingkungan Kerja
Dalam Pemberian Pelayanan Kepada
Masyarakat
Kelayakan dalam sebuah pelaksanaan
suatu program ialah harus sesuai dengan apa
yang diinginkan masyarakat agar masyarakat
bisa menilai yang telah diberikan oleh
pemerintah setempat, Pelayanan yang baik
adalah hal yang diinginkan masyarakat, ada
bermacam jenis-jenis pelayanan yang
diperlukan manusia yaitu ada dua:
1. Layanan fisik yang sifatnya pribadi
sebagai manusia.
2. Pelayanan administrasi yang diberikan
oleh orang lain selaku anggota organisasi
(organisasi massa atau organisasi negara).
Layanan umum yang dilakukan oleh
siapapun, bentuknya tidak terlepas dari tiga
macam, yaitu:
a. Layanan dengan lisan Layanan dengan
lisan dilakukan dengan petugas-petugas
dibidang hubungan masyarakat, bidang
pelayanan informasi dan bidang-bidang lain
yang tugasnya memberikan penjelasan atau
keterangan kepada siapapun yang
memerlukan.
b. Layanan melalui tulisan Layanan melalui
tulisan ini merupakan bentuk pelayanan yang
paling menonjol dalam pelaksanaan tugas,
tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari
segi peranannya, apabila kalau diingat bahwa
sistem pelayanan pada abad reformasi ini
mengemukakan sistem layanan yang serba
canggih dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya
layanan melalui tulisan sangat efesien
terutama bagi layanan jarak jauh karena faktor
biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan
dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu
hal yang harus diperhatikan ialah faktor
kecepatan, baik dalam pengolahan masalah
maupun dalam proses penyelesaian
(pengetikan, penandatanganan dan
pengiriman kepada yang bersangkutan).
c. Layanan yang berbentuk perbuatan
Pelayanan yang berbentuk perbuatan 70-80 %
dilakukan oleh petugas-petugas tingkat
menengah dan bawah. karena itu faktor
keahlian dan keterampilan petugas tersebut
sangat menentukan terhadap hasil perbuatan
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 22
dan hasil pekerjaan. (Muhammad
Iqbal,2013:14)
C. Pemanfaatan Teknologi Secara
Optimal
Pemanfaatan teknologi adalah
mendukung berjalannya sebuah pelaksanaan
yang berjalan sesuai kebijakan, agar tidak ada
permasalah yang berarti secara keseluruhan
dan kendala dalam sebuah program yang
dilaksanakan, dimana alat untuk
mempermudah pembuatan e-KTP, yang telah
diberikan harusnya dijaga dan dirawat dengan
sebaik-baiknya, Teknologi untuk pengiriman
data perekaman e-KTP dari Tambelan untuk
mengirim kedisduk bintan seharusnya bisa
diperbaiki atau dipercepat dengan adanya
perbaikan secara teknis, yang mana
mendukung kerja yang secara optimal untuk
sebuah program yang akan terlaksanan dengan
sebaik-baiknya, agar tidak ada lagi
permasalahan yang mengganggu kinerja
pemerintah Kecamatan Tambelan dalam
menjalankan program dari pemerintah
Indonesia, yaitu program pelaksanaan e-KTP
untuk masyarakat yang tinggal di daerah yang
terisolir/terpencil agar bisa mempunyai e-KTP
yang mana adalah penting bagi setiap
masyarakat, untuk indetitas pengenal maupun
dalam proses pebuatan dalam segi
administrasi atau bantuan dari pemerintah
dengan adanya e-KTP dengan mudah
masyarakat dalam proses administrasinya.
4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan e-KTP Di Kecamatan
Tambelan Kabupaten Bintan Tahun
2015
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan
e-KTP yang dilaksanakan di Kecamatan
Tambelan maka untuk melihat factor yang
mempengaruhi pelaksanaannya penulis
menggunakan Model Konsep Operasional
Peran menurut Poerwodarminta.
1. Jaringan Aktor Yang Terlibat
Menurut Thomas R. Dye (2012:39)
dalam (Adipurnawidagdo, Hal 6), dalam
sebuah kebijakan publik terdapat 3 sub yang
saling berinteraksi dalam satu kesatuan
tindakan. Salah satunya sub sistem stakeholder
(pelaku kebijakan) berinterkasi dengan
lingkungan kebijakan (policy environment)
dan dengan kebijakan publik (public policy).
Interaksi berlangsung secara timbal balik
dalam pengertian para stakeholder yang
berperan terhadap lingkungannya dan
sebaliknya lingkunagan memliliki peran
terhadap para pelaku kebijakan.
a. Masyarakat adalah pelaku utama dalam
pelaksanaan e-KTP yang dilakukan di
Kecamatan Tambelan Yang dimaksud adalah
masyarakat itu sendiri, sedangkan pelaku-
pelaku lainnya di Kecamatan, Kabupaten dan
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 23
seterusnya berfungsi sebagai pelaksana,
fasilitator, pembimbing dan Pembina agar
tujuan, dan prinsip, kebijakan prosedur yang
telah ditetapkan sesuai standart yang berlaku
harus maksimal dan secara benar dan
konsisten.
b. Camat, Peran camat yaitu sebagai pemberi
saran dan sekaligus terjun kelapangan untuk
sosialisasi mengenai program e-KTP, agar bisa
terlaksana dengan capat, baik dan sekaligus
maksimal, guna memberi hal yang baik di mata
masyarakat setempat.
c. Sosialisasi Kepada Masyarakat
Desa/Kelurahan
Sosialisasi adalah hal yang terpenting dalam
pemberitahuan kepada masyarakat yang belum
tahu adanya pengurusan pembuatan e-KTP dan
pentingnya e-KTP untuk pegangan
masyarakat, Sosialisasi juga tidak harus camat
langsung yang turun tangan dalam memberi
tahu kepada masyarakat mengenai e-KTP,
namun ada juga ikut campur tangan Lurah dan
kades ikut serta mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat yang ada di desa/kelurahan
masing-masing, guna mempercepat proses agar
semua masyarakat kecamatan tambelan bisa
memiliki e-KTP, sebagaimana semestinya
kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Transfortasi laut penghambat Masyarakat
untuk melakukan perekaman e-KTP Di
Kecamatan Tambelan
Salah satu indikator penghambat
berjalannya proses program e-KTP di
Kecamatan Tambelan ialah terletak di
transfortasi laut, yaitu dimana masyarakat
desa yang berada di luar Kecamatan Tambelan
harus menempuh sekitar 7-8 jam untuk sampai
di Kecamatan Tambelan, hal ini menyebabkan
masyarakat desa yang berada di luar
Tambelan tidak bisa perekaman e-KTP, maka
dari itu kalau masyarakat yang ingin membuat
e-KTP masyarakatnya sendiri yang harus
datang ke kantor camat untuk melakukan
perekaman, karena tidak boleh diwakilkan
dengan orang lain, karena berkaitan dengan
identitas diri seseorang atau tanda pengenal
jati dan status kedudukan yang sah, dan lain
lagi mengenai penghambat proses ini, yaitu
setelah perekaman yang mana masyarakat
harus menunggu e-KTP tersebut jadi atau
tercetak dari Kabupaten Bintan, maka dari itu
transfortasi untuk pengiriman e-KTP dari
Bintan Ke Tambelan Mengalami
keterlambatan pengiriman dan lambat
diberikan kepada masyarakat, inilah salah satu
factor membuat masyarakat Kecamatan
Tambelan enggan melakukan
perekaman/membuat e-KTP tersebut.
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 24
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan lapangan
mengenai pelaksanaan dan factor yang
mempengaruhi pelaksanaan e-KTP
Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan e-KTP Kecamatan pada
tahap pelaksanaan ataupun pelayanan bisa
dikatakan cukup berhasil, hal ini
Penyelenggaraannya lebih responsif atas
kebutuhan masyarakat dan penyelenggaraan
pelayanan publik yang transparan dan
partisipatif. Masyarakat mengharapkan dalam
penyelenggaraan pelaksanaan e-KTP ini,
antara lain semakin meningkatnya kualitas
pelaksanaan e-KTP kepada masyarakat dalam
wujud pelayanan yang cepat, mudah,
berkeadilan, berkepastian hukum, transparan,
aman, tepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Khususnya pada Pelaksanaan e-KTP
dapat di Dalam hal pelaksanaannya Kartu
Tanda Penduduk, masyarakat menginginkan
pelayanan yang benar-benar berkualitas. Dan
Pemerintahan Kecamatan Tambelan sudah
Berperan berusaha dengan baik dalam kualitas
pelaksaaan walaupun banyak kendala yang
ada, untuk memberikan sedikit kepuasan
kepada masyarakat di bidang e-KTP. Hal ini
bisa dilihat dari hasil laporan pada informan
dalam wawancara.
c. Kualitas pelaksanaan sudah dikatakan
cukup baik bisa dilihat dari aspek
Profesionalisme yang meliputi kemampuan
pegawai dalam mempergunakan peralatan,
aspek mentaati segala peraturan yag
melandasi bidang pekerjaan, aspek Kejelasan
yang meliputi prosedur pelayanan yang baik
serta rincian tanpa biaya atau tarif pembuatan
e-KTP seluruh lapisan masyarakat Kecamatan
Tambelan Kabupaten Bintan.
d. Sedangkan factor yang mempengaruhi
pelaksanaan e-KTP khususnya yang
dilaksanakan di Kecamatan Tambelan, dapat
disimpulkan bahwa jaringan actor yang
terlibat didalamnya kurang memberikan
perhatian, seperti: ketepatan dalam pemberian
e-KTP kepada warga, menyampaikan
sosialisasi bahwa pentingnya masyarakat
harus memiliki e-KTP, dan juga mengenai
terganggunya proses pelaksanaan e-KTP,
yaitu keterbatasan transfortasi, dan rusaknya
alat untuk perekaman e-KTP, maka dari itu
harus ada perhatian pemerintah dalam hal
tersebut agar terciptanya kemudahan
pelaksanaan program e-KTP tersebut.
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 25
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan
terhadap Peran Pemerintah Kecamatan Dalam
pelaksanaan e-KTP Kecamatan Tambelan
dalam Meningkatkan Kepuasan pada
Masyarakat di Kecamatan Tambelan, adalah
sebagai berikut:
1. Bagi jaringan aktor dalam pelaksanaan e-
KTP yang terlibat secara langsung hendaklah
sesering mungkin menyampaikan mengenai
pentingnya e-KTP bagi masyarakat, karena e-
KTP penting untuk mengurus segala sesuatu
atau melakukan hal yang berkaitan dengan
administrasi.
2. Peran Pemerintah Kecamatan agar
secepatnya mengatasi kendala yang ada di
Kecamatan Tambelan yang mana
menghambat proses bejalannya pelaksanaan
e-KTP, seperti terjadinya kerusakan mesin
perekam dan satellite pengiriman data
penduduk dari tambelan ke bintan.
3. Pemerintah Kecamatan harus bisa
menargetkan jumlah wajib e-KTP yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan
sebagimana semestinya, supaya masyarakat
bisa mempunyai e-KTP, dan juga desa diluar
Tambelan agar bisa melakukan perekaman
secepatnya.
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 26
Daftar Pustaka
Buku:
Abdullah, 2010, Impelentasi Birokrasi Indonesia, Gava Media, Jakarta
Agustio, Leo, 2008, Dasar-dasar Kebijakan Publik, Alfabeta Bandung
Agus Pramusinto & Erwan Agus, 2009, Reformasi Birokrasi Kepemimpinan Dan
Pelayanan Publik: Kajian Tentang pelaksanaan otonomi daierah di
Indonesia, Gava Media, Jakarta
Ali, Faried & Syamsu alam, 2012, Studi Kebijakan Pemerintah, Refika Aditama,
Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan(BPS) Tahun 2015
Dwiyanto, 2006, Pelayanan Publik, Bumi Askara, Bandung
Darsono, 2011, Peran Pemerintah Dalam Pembangunan, UNS Press, Bandung
Hasan, Erlina, 2005, Komunikasi Pemerintahan, Refika Aditama, Bandung
Iqbal, Muhammad, 2013, Pelayanan Yang Memuaskan,Bumi Askara, Bandung.
Miftah Thoha, 2008, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Ndraha, Taliziduhu, 2003, Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru 1), Renika Cipta,
Jakarta
Ndraha, Taliziduhu, 2005, Kybernologi sebuah rekonstruksi ilmu pemerintahan,
Renika Cipta, Jakarta
Nugroho, Iwan Dan Rokhmin, Duhari, 2012, Pembangunan Wilayah: Persfektif
Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, Jakarta: LP3ES
Poerwodarminta, 2002, Peran pemerintah dalam suatu kebijakan, Bumi Askara,
Bandung
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 27
Nugroho, Riant, 2012 Public Pilicy, Jakarta: Alex Media Komputindo, Jakarta
Purwanto,Erwan Agus, & Diah, Ratih 2015, Implementasi Kebijakan Publik, Gava
Media, Jakarta
Raho, Bernard, 2007, Teori Sosiologi Modern, Prestasi Pustaka, Jakarta
Siagian Sondang P, 2008, Filsafat Administrasi, Bumi Askara, Bandung
Syafiie, Ini Kencana, 2005, Perencanaan pembangunan Daerah Otonom &
Pemberdayaan Masyarakat, Citra Utama, Jakarta
Syafiie, Inu Kencana, 2005, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Refika Aditama,
Bandung
Sugiono, 2009, Penelitian Kuantitatif R&D, Alfabeta, Bandung
Sufianto, Dadang, 2010, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Pustaka Setia, Jakarta
Soekanto, Soerjono, 2006, Sosiologi suatu pengantar, Rajawali Pers, Jakarta
Tjokroadmudjoyo, Bintoro, 2005, Manajemen Pelaksanaan, Pustaka Pelajar,
Yogjakarta
Wahab, Abdul Solichin, 2008, Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Penyusunan
Model-Model Implementasi Kebijakan, Bumi Askara, Bandung
Winarno, budi, 2012, Kebijakan Publik: Teori, Proses, Dan Studi Kasus Edisi Dan
Revisi Terbaru, Yogyakarta
Skripsi Dan Jurnal:
Adipurnawidagdo, Implementasi Program TIC (TOURISM INFORMATION
CENTER) Di kota Surabaya, Mahasiswa Studi Ilmu Administrasi Negara,
FISP, Universitas Airlangga.
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 28
Djatmiko, Dwi, 2012, Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dalam
Meningkatkan Kepuasan Masyarakat (Studi Di Kecamatan Grobogan
Kabupaten Grobogan) Kota Serang Tahun 2008, Skripsi Program Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Fakultas FISP, Universitas 17 Agustus
Semarang.
Gondohanindijo, Jutono, 2011, JURNAL NASIONAL e-KTP Bagi Penduduk
Indonesia, Kota Semarang, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AKI.
Putra, Robi Eka, 2012, Kinerja Pemerintah Kecamatan Padang Selatan Dalam
Pelaksanaan Program Electronic Ktp (e-KTP) Di Kecamatan Padang
Selatan, Kota Padang Tahun 2008, Skripsi Program Sarjana Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas FISIP, Universitas Andalas
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan.
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentangpenerapan KTP Berbasis Nomor
Induk Kependudukan
UU No 35 Tahun 2010, Tentang tata cara Implementasi Teknis e-KTP
Internet:
BPS Kabupaten Bintan (2014), Bintan Dalam Angka 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan(LAKIP) Tahun 2013
Kecamatan Tambelan
http://statistik-disdukbintan.blogspot.co.id/Di unduh Tanggal 7 agustus 2016
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 29
Jurnal Skripsi e-KTP Kecamatan Tambelan | 30