peran positif gulma dan pemanfaatan gulma

10
Peran Positif Gulma Gulma juga mempunyai pengaruh positif dalam lingkungan yaitu bermanfaat untuk: 1. Melindunngi tanah dari erosi Imperata cylindrica, paspalum, conjugatan, axonopus Gulma – gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah sehingga dapat menahan air sehingga tidak terjadi erosi. 2. Menyuburkan tanah 3. Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema pubescens, Rureuria Javanica. 4. Sebagai Inang Pengganti Gulma juga dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau pathogen 5. Sebagai Musuh Alami Contoh gulma sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis, Diadema Ecerophaga 6. Sebagai Trop Crop Gulma yang berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada teh, Platylenchus Titonia Diversipolia 7. Sebagai Tanaman Penghalang Contohnya Tagetes patula, Meloidgyne Hapla. 8. Sebagai Herbalium a. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.) Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan tannin. Filantin dan hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik (hepatoprotektor). Meniran berkhasiat membersihkan hati/ sakit kuning (liver),ayan, pereda demam, peluruh kencing, peluruh dahak, peluruh

Upload: rendika-wijayanto

Post on 14-Jul-2016

656 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

EFzdhzhd

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

Peran Positif Gulma

            Gulma juga mempunyai pengaruh positif dalam lingkungan yaitu bermanfaat untuk:

1. Melindunngi tanah dari erosi

Imperata cylindrica, paspalum, conjugatan, axonopus

Gulma – gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah  sehingga dapat menahan air sehingga tidak terjadi erosi.

2. Menyuburkan tanah3. Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema pubescens, Rureuria Javanica.4. Sebagai  Inang Pengganti

Gulma juga dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau pathogen

5. Sebagai Musuh Alami

Contoh gulma sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis, Diadema Ecerophaga

6. Sebagai Trop Crop

Gulma yang berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada teh, Platylenchus Titonia Diversipolia

7. Sebagai Tanaman Penghalang

Contohnya Tagetes patula, Meloidgyne Hapla.

8. Sebagai Herbalium

a. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)

  Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan tannin. Filantin dan hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik (hepatoprotektor). Meniran berkhasiat membersihkan hati/ sakit kuning (liver),ayan, pereda demam, peluruh kencing, peluruh dahak, peluruh haid,disentri, mengobati jerawat dan menambah nafsu makan.

b. Rumput Teki ( Cyperus rotundus )

        Sebuah situs kesehatan menyebutkan, penelitian di Cina menemukan bahwa secara tunggai maupun kombinasi, 6-9 gram rimpang teki bisa membantu meringankan ketidakteraturan siklus haid serta meringankan sindrom pramenstruasi (PMS). Rimpang teki juga sering dipakai untuk meningkatkan nafsu makan, meredakan demam, dan meringankan penyakit hati. Di India digunakan sebagai produk perawatan rambut dan kulit. Kandungan minyak atsirinya digunakan sebagai parfum.

9. Pengaruh menguntungkan pada tanaha. Mampu memompa hara

Page 2: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

b. Perakaran dalam.c. Melindungi tanah dari bahaya erosi

10. Pengaruh pada populasi jasad pengganggu

a. Beberapa jenis parasit tanaman lebih menyukai hidup di gulma dan akan menyerang tanaman budidaya jika gulmanya tidak ada

b. Pengendalian gulma secara total tidak dianjurkan

Manfaat Gulma Ageratum conyzoides L.

Ageratum conyzoides L.merupakan gulam yang tumbuh tegak dengan batang bagian bawah berbaring. Tinggi tumbuhan ini sekitar 30-90 cm dan bercabang. Batang berbentuk bulat dan jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai dan memiliki panjang sampai 7,5 cm, letaknya saling berhadapan dan bersilang. Helaian daun berbentuk bulat telur dengan pangkal membulat, ujung meruncing, tepi bergerigi, dan kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak dipermukaan bawah daun. Batang dan daun ditutupi dengan rambut halus berwarna putih. Bunga yang merupakan ciri khas Asteraceae ini bertipe majemuk, muncul dari ketiak daun, bentuknya menyerupai bongkol yang menyatu menjadi karangan, berbentuk malai rata, tangkai dan kelopak berwarna hijau, mahkota berbentuk lonceng dengan warna putih atau ungu. Babadotan mempunyai buah berbentuk bulat panjang, berukuran persegi lima, gundul atau berambut jarang, berwarna hitam, dengan biji kecil dan hitam, sehingga perbanyakannya dapat dilakukan dengan biji. Bunga dan buahnya mudah tersebar dengan bantuan angin. Tanaman ini banyak tersebar di dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini umum ditemukan di Afrika Barat, beberapa bagian Asia dan Amerika Selatan. Tanaman ini banyak ditemukan di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 100-2.100 m dpl. Tanaman ini mempunyai bau yang tidak sedap, seperti kambing, sehingga diberi nama wedusan, babandotan, billygoat-weed. Seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan baik sebagai tanaman obat maupun untuk pestisida nabati.

A.     Kandungan senyawa

1.     Mono dan Sesquiterpene

Kandungan minyaknya bisa didapatkan dengan cara distilasi, yaitu 0,11-0,58% untuk daun dan 0,03-0,18% untuk akar tergantung pada musim. Dari distilasi pada bunga segar didapatkan 0,2%. Di Nigeria dari semua bagian tanaman A. conyzoides setelah dianalisis dengan GC-MS didapatkan 51 unsur, termasuk 20 monoterpen (6,4%) dan 20 senyawa Sesquiterpene (5,1%). Pada monoterpen terdapat sabinene dan beta-pinene 1,6%, beta phellandrene 1,8-cineole dan limonene 2,9%, terpinen-4-ol 0,6% dan alpha terpineol 0,5%. Senyawa utama Sesquiterpene adalah beta-kariofilen 1,9%. Di Kamerun didapatkan 10,5% dan Pakistan didapatkan 14-17%. Di india, sesquiterpene lain, seperti cadinene terdapat ± 4,3%, sesquiphellandrene dan epoxide kariofilen didapatkan 0,5-1,2% (Okunade, 2002).

2.     Chromene, chromone, benzofurans, dan kumarin

Page 3: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

Komponen minyak atsiri lain yang umum pada tanaman ini adalah precocene I (7-metoksi-2,2-dimethylchromene) dan precocene, 6,7-dimetoksi serta turunannya dengan persentase antara 30% di Vietnam dan 93% di Kongo, didapatkan pula asetil chromenes. Benzofuran dan turunannya diperoleh dalam jumlah yang sedikit dan kumarin 1,24% di Brazil (12,16). Dari hasil isolasi didapatkan minyak atsiri 12-6-metil asam heptadecenoic. Ini menunjukkan bahwa tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida untuk mengendalikan belalang (Okunade, 2002).

3.     Flavonoid dan alkaloid

A.conyzoides kaya akan flavonoid polyoxygenated, 21 diantaranya telah dilaporkan di seluruh tanaman, serta terdapat 14 polymethoxylated flavon. Polyhydroxyflavones termasuk quercetin, kaempferol dan glikosida, dua yang utama yaitu sterol sitosterol dan stigmasterol yang diisolasi dengan triterpene friedelin. Alkaloid pyrrolizidin banyak terdapat pada tanaman famili Asteraceae, seperti lycopsamine dan echinatine ditemukan. Senyawa lainnya yaitu sesamine, asam fumarat, asam caffeic, fitol, dan rantai panjang hidrokarbon (C27 H56 untuk H66 C32) (Okunade, 2002).

 

B.    Manfaat Ageratum conyzoides L.

Tanaman ini dikenal secara luas sebagai tanaman obat juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Sebagai tanaman obat, di Indonesia, bagian akar dari tumbuhan ini digunakan untuk menurunkan demam, sedangkan bagian daunnya digunakan sebagai pencuci mata serta mengobati sakit perut dan luka. Di Malaysia, daun A. conyzoides digunakan untuk mengurangi sakit gigi, keseluruhan tumbuhan digunakan untuk mengobati asma dan akarnya digunakan untuk mengobati batuk. Di Brazil larutan ekstrak daun atau keseluruhan tanaman ini digunakan untuk mengobati kolik, demam, flu, diare, rematik, kejang- kejang atau sebagai tonik. Sebagai pestisida nabati, ekstrak kloroform tanaman ini telah diuji toksisitasnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kloroform A. conyzoides mempunyai efek toksik terhadap larva Artemia salina. Ekstrak metanol daun dan akar tanaman ini juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. pyogenes. Daun yang diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 1% beracun terhadap serangga. Tepung daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva serangga menjadi pupa, seperti nyamuk, hama pascapanen (Sitophilus sp. dan Callosobruchus sp.), nematoda (Meloidogyne incognita) dan sebagainya.

 

C.    Pengaruh allelopati

Gulma A.conyzoides ini menunjukkan potensi allelopati terhadap tanaman lainnya. Allelopati adalah pelepasan suatu senyawa kimia oleh suatu tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman lainnya. Dalam uji coba di laboratorium, minyak atsirinya dapat menghambat tanaman lain pada 60 mikrogram/ml, pada 300 µg/ml menjadi dosis yang mematikan. Oleh karena itu tanaman ini dapat mendominasi di lapangan sebagai gulma

Page 4: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

(Okunade, 2002). Flavones yang dikeluarkan oleh A.conyzoides dapat digunakan untuk mengendalikan patogen jamur sebagai fungisida alami yang sebanding dengan Carbenzin (Okunade, 2002). Dari hasil uji coba di lapangan, emulsi minyak atsirinya disemprotkan pada anggrek dapat menurunkan populasi tungau, namun minyak atsirinya hanya bertahan sampai 48 jam saja karena mudah menguap (Okunade, 2002).

Dengan mengetahui berbagai kandungan kimia dan manfaat dari tanaman ini diharapkan gulma A. conyzoides ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herba dan pestisida nabati untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

Referensi

Okunade AL (2002) Ageratum conyzoides L. (Asteraceae) (Review) Fitoterapia.

http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-209-manfaat-gulma-ageratum-conyzoides-l-.html

Keragaman dan Potensi Gulma Padi di Indonesia untuk Pakan Ternak Ruminansia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baru 26 spesies yang umum digunakan sebagai pakan ternak.  Rata-rata produksi gulma di daerah persawahan maupun di galengan pada musim ini berkisar antara 890 g/m2 hingga 2300 g/m2 dengan kandungan bahan kering sekitar 12,0 – 16% dan protein kasar  bisa mencapai 13%.  Hal ini menunjukkan bahwa gulma padi secara kumulatif dari berbagai hijauan yang digunakan memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber bahan pakan ternak ruminansia dilihat produktivitas dan kandungan nutrien. 

Sumber: Executive Summary Laporan Hasil Penelitian berjudul: Keragaman Komunitas Gulma Padi di Lahan Pertanian Beririgasi Pulau Jawa, Indonesia, DIPA BIOTROP 2012

Pemanfaat Gulma

Sebagai Pupuk Organik

C. odorata memiliki keunikan tersendiri, selain dapat berkembang dengan cepat, gulma ini juga mampu tumbuh di lahan marginal dan miskin air (Jamilah 2005). Jika dipangkas, maka 3 (tiga) bulan kemudian akan tumbuh kembali bahkan dapat menghasilkan 4 ton/ha atau setara 1,2 ton/ha bahan kering kandungan pupuk buatan (73 kg Urea, 97 kg SP-36 dan 84 kg KCl). Pengolahan gulma ini lebih lanjut hingga menjadi kompos, dapat menghasilkan nilai kandungan hara lebih tinggi di bandingkan dengan kandungan pada pupuk kandang dari kotoran sapi (Kastono 2005),dengan komposisi 2.42 %N, 0.26 %P, 50.40 %C, dan 20.82 C/N. Selain itu, daun dan ranting hijaunya dapat dipakai untuk membuat pupuk cair.

Sebagai Biopestisida

a. Sebagai insektisida

Page 5: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

Pemanfaatan daun C. odorata sebagai pestisida nabati telah dimulai pada beberapa hama antara lain pada ordo Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan Isoptera. Variasi aktivitasnya dapat berupa efek insektisidal atau repelen, tergantung spesies hamanya. Gulma ini diketahui mengandung sejenis alkaloid Pyrolizidine Alkaloids (PAs), yang berfungsi sebagai penghambat makan dan insektisidal (Moder 2002; cit Haryati et al., 2004).

Berdasarkan hasil penelitian Hidayah (2010), C. odorata cukup efektif dalam mengendalikan beberapa OPT penting, termasuk S.litura pada tanaman tembakau.

b. Sebagai Larvasida

C. odorata mengandung senyawa fenol, alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid (eupatorin) dan limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh adalah sebesar 2,56% (Romdonawati 2009). Senyawa inilah yang dapat digunakan sebagai larvasida alami pada nyamuk Aedes aegypti.

c. Sebagai Nematisida

Menurut Haryati dkk (2004), C. odorata mampu memberikan efek kronik pada nematoda parasit (Radhopolus similis), dan beberapa jenis serangga seperti rayap, Sitophilus zeamais, Prostephanus truncatus, Plutella xylostella, Spodoptera litura, dan Spodoptera exigua. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa metabolik sekunder yang dikandungnya.

Dari isolasi gulma ini berhasil ditemukan sejumlah alkohol, flavononas, flavonas, khalkones, asam aromatik dan minyak esensial. Minyak esensial dari daun gulma ini diduga dapat menimbulkan efek pestisidal dan nematisidal.

d. Sebagai termitisida

Berdasarkan hasil penelitian Hadi (2010), ekstrak daun kirinyuh pada kertas dengan konsentrasi 2,5 % (LC-50) mampu menimbulkan efek anti feedant pada rayap, bahkan bersifat toksik sehingga rayap mengalami mortalitas.

e. Sebagai fungisida

Panggabean (2009) menyatakan bahwa ekstrak kirinyuh yang diaplikasikan secara pengolesan dapat menghambat perkembangan gejala penyakit busuk buah kakao pada tingkat konsentrasi 70%.

f. Sebagai Herbisida

Senyawa alelopati yang diproduksi oleh gulma ini dapat menjadi racun bagi tanaman lain. Hasil penelitian Darana (2006) menunjukkan bahwa ekstrak daun C. odorata dapat menghambat pertumbuhan gulma di perkebunan teh.

Sebagai Pakan Hewan

Page 6: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

Disamping efek mematikan pada beberapa jenis OPT, gulma ini ternyata memiliki kandungan protein cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan dalam campuran pakan ternak. Sesuai pernyataan Marthen, (2007), C. odorata mengandung protein (21-36%), alanine (4,03%), arginine (4,96%), glysine (4,61%), lysine (2,01%), methionine (1,58%), cystine (1,30%), leucine (7,01%), valine (6,20), dan asam glutamic (9,38%) setara dengan turi, lamtoro dan gamal; produksi protein kasar sebesar 15 ton/thn. Gulma ini memiliki keseimbangan asam amino yang baik untuk ternak monogastrik. Palatabilitas lebih baik dari gamal, dan suplementasi dalam ransum mencapai 30% mampu meningkatkan konsumsi serta pertumbuhan ternak kambing.

Penelitian di Pakistan oleh Bamikole dan Osemwenkhoe (2004) menunjukkan bahwa pemberian tepung daun C. odorata sebagai konsentrat sebanyak 30% pada pakan kelinci dapat menambah bobot badan. Demikian pula halnya penambahan tepung 10% pada pakan burung puyuh dan ayam pedaging (Ginting 2009). Selain itu, gulma ini juga mengandung senyawa anti helmintik/obat anti cacing. Namun demikian pemanfaatan gulma ini perlu dikaji lebih jauh karena memiliki zat anti nutrisi. Sesuai pernyataan Ikhimioya (2003), C. odorata mengandung Haemagglutinnin 9.72 mg/g, Oxalate 1.89 %, Phytic acid 1.34 % dan Saponin 0.50 %.

 Sebagai Obat

Laporan dari berbagai daerah menunjukkan bahwa daun kirinyuh berkhasiat dan bisa digunakan sebagai obat. Daun segarnya dipakai untuk menyembuhkan luka-luka, mengobati malaria, serta gangguan maag dan mata.

Farizza S.p . 2013. Kirinyuh (Chromolaena odorata), Gulma dengan banyak potensi manfaat. Situs http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-226-kirinyuh-chromolaena-odorata-gulma-dengan-banyak-potensi-manfaat.html

Gulma dimanfaatkan sebagai bahan industri kertas dan kerajinan

Gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan indutri kertas dan kerajinan, misalnya jenis Eichornia crassipes.

Page 7: Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma

Gulma dimanfaatkan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias

Gulma dimanfaatkan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias, contohnya Crotalaria anagyroides, Clitoria ternatea, Tithonia diversifolia.

Clitoria ternatea

http://kejarlingkunganhidupspensya.blogspot.com/2012/07/pengaruh-gulma-yang-menguntungkan-bagi.html