peran public relations pada organisasi …...sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang...

62
PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI NON PROFIT PROGRAM KONSERVASI KELAUTAN WWF-INDONESIA FAJRINA NISSA UTAMI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: others

Post on 08-Jul-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI NON

PROFIT PROGRAM KONSERVASI KELAUTAN

WWF-INDONESIA

FAJRINA NISSA UTAMI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat
Page 3: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Public Relations

pada Organisasi Non Profit Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Fajrina Nissa Utami

NIM I34090092

Page 4: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

ABSTRAK

FAJRINA NISSA UTAMI. Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit

Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia. Dibimbing oleh ANNA

FACHTIYA.

Public relations merupakan bentuk komunikasi yang dimiliki oleh setiap

organisasi baik profit maupun non profit, sehingga keberadaanya menjadi hal

yang penting dalam sebuah organisasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat

sejauhmana peran public relations sebagai penasehat ahli, fasilitator pemecahan

masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi di program konservasi

kelautan dan peran apa yang dominan. Penelitian ini juga mencoba menganalisis

budaya dan lingkungan organisasi mempengaruhi dominasi peran public relations.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan didukung data kualitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa public relations telah melakukan peran cukup baik

dan peran yang dominan adalah sebagai fasilitator komunikasi. Budaya dan

lingkungan organisasi yang stabil mempengaruhi peran public relations sebagai

fasilitator komunikasi.

Kata kunci: public relations, organisasi non profit, konservasi kelautan, dominan

ABSTRACT

FAJRINA NISSA UTAMI. The Role of Public Relations in the Non-Profit

Organizations Marine Conservation Programme WWF-Indonesia. Supervised by

ANNA FACHTIYA.

Public relations is a form of communication that every organization is

owned by both profit and non-profit, so that its existence becomes important in an

organization. The purpose of this study is to see the role of public relations as

expert prescriber, problem solving facilitator, communication facilitator, and

communication tehnician. The study also tried to analyze organizational culture

and environment affect the dominace of the role of public relations. This study

used survey methods with qualitative data supported. The results showed that the

role of public relations good enough. The stable culture and environmental affects

the role of public relations as a communication facilitator.

Keywords: public relations, non profit organization, marine conservation

Page 5: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarkat

PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI NON

PROFIT PROGRAM KONSERVASI KELAUTAN

WWF-INDONESIA

FAJRINA NISSA UTAMI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat
Page 7: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

Judul Skripsi : Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program

Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

Nama : Fajrina Nissa Utami

NIM : I34090092

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, M.Si

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, M.S

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

- - --- -

Judul Skripsi: Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

Nama : Fajrina Nissa Utami NIM : I34090092

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, M.Si Pembimbing

Tanggal Lulus: 1 l OT 2 13

- --.

Page 9: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah

dan rahmat-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang

berjudul “Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit Program Konservasi

Kelautan WWF-Indonesia”. Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Anna Fatchiya sebagai dosen

pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan

Laporan Studi Pustaka. Di samping itu, penulis mengucapkan ribuan terima kasih

kepada Ayahanda Dadang Suparman, Ibunda Erna Kurnia, dan adik tercinta

Sabrina Zahra Fitriani atas dorongan semangat dan doanya. Terima kasih banyak

kepada Mas Aul, selaku supervisor penulis pada saat magang di WWF-Indonesia

yang mau direpoti penulis banyak hal, Mba Dewi, Sheyka dan seluruh keluarga

konservasi kelautan WWF-Indonesia. Tidak lupa kepada Iqbaludin Akbar yang

selalu mendampingi penulis dalam suka dan duka juga kritikan dan saran yang

membangun penulis, teman sebimbingan Nindy dan Annisa, teman-teman tercinta

Ayu J, Asti, Anggi I, Zela, Ayu A serta roommate yang selalu memberikan

semangat kepada penulis Femy AAP, Ella, Nina, Fia, Libby, Siska juga keluarga

public relations HIMASIERA 2011- 2012 terutama kaka Onyen, Oji, Navichi,

serta seluruh teman-teman KPM 46.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

Fajrina Nissa Utami

Page 10: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

PRAKATA v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5

Komunikasi 5

Pubilc Relations 5

Peran Public Relations 5

Fungsi Public Relations 7

Faktor Pengaruh Peran Public Relations 7

Organisasi Non Profit 8

Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit 8

Kerangka Pemikiran 9

Hipotesis Penelitian 10

Definisi Operasional 11

METODE 15

Metode Penelitian 15

Lokasi dan Waktu 15

Teknik Pengumpulan Data 15

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 16

PROFIL WORLD WILDLIFE FUND FOR NATURE (WWF-Indonesia) 19

Sejarah World Wildlife Fund for Nature (WWF-Indonesia) 19

Visi dan Misi WWF-Indonesia 19

Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia 20

Struktur Organisasi Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia 21

Jobdesk dan peran public relations program konservasi kelautan WWF-

Indonesia

22

Capaian Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia 23

BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI PROGRAM

KONSERVASI KELAUTAN WWF-INDONESIA

25

Budaya Organisasi 25

Nilai Organisasi 26

Page 11: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

Iklim Organisasi 27

Komitmen Kerja 28

Lingkungan Organisasi 29

Ancaman Organisasi 30

Perubahan Organisasi 31

PERAN PUBLIC RELATIONS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN

33

Peran Public Relations 33

Penasehat Ahli 34

Fasilitator Pemecahan Masalah 35

Fasilitator Komunikasi 36

Teknisi Komunikasi 38

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Peran Public Relations 38

SIMPULAN DAN SARAN 41

Simpulan 41

Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN 45

Page 12: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

DAFTAR TABEL

1. Lingkungan Organisasi dan Peran Public Relations 8

2. Perbedaan Peran Public Relations Organisasi Profit dan Non Profit 9

3. Mapping Jobdesk Comms Marine 22

4. Distribusi staf berdasarkan tingkat budaya organisasi WWF-Indonesia 25

5. Distribusi Staf berdasarkan Tingkatan Budaya Organisasi Sesuai

Unsurnya

26

6. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Nilai Organisasi 26

7. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Iklim Organisasi 27

8. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Komitmen Kerja 29

9. Distribusi Staf berdasarkan Tingkatan Lingkungan Organisasi WWF-

Indonesia

30

10. Distribusi Staf berdasarkan Tingkatan Lingkungan Organisasi Sesuai

Unsurnya

30

11. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Ancaman Organisasi 31

12. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Perubahan Organisasi 32

13. Penilaian Tingkat Peran comms marine oleh Staf 33

14. Distribusi Staf berdasarkan Tingkat Peran Public Relations Sesuai

Unsurnya

34

15. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Penasehat Ahli 35

16. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Fasilitator Pemecahan Masalah 36

17. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Fasilitator Komunikasi 37

18. Distribusi Staf berdasarkan Indikator Teknisi Komunikasi 38

19. Koefisien Korelasi Budaya dan Lingkungan Organisasi terhada Peran

Public Relations Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

39

Page 13: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

DAFTAR GAMBAR

1. Model Komunikasi dalam Public Relations 7

2. Kerangka Pemikiran 8

3. Struktur Organisasi Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia 21

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian 45

2. Pertanyaan Penelitian 50

3. Daftar Responden 51

4. Hasil Chi Square 53

Page 14: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi terbagi menjadi dua golongan, profit dan non profit. Organisasi

profit atau sering disebut dengan perusahaan cenderung memiliki orientasi untuk

mendapatkan keuntungan bagi organisasi melalui penjualan produk atau jasa.

Sementara non profit memiliki orientasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan

atau issue yang sedang marak terjadi dan tidak mencari keuntungan. Lingkungan,

kesehatan, moral, pendidikan, seni, sosial serta agama merupakan issue yang

sering dijadikan fondasi organisasi non profit. Menurut Morissan (2008)

organisasi non profit terbagi lagi menjadi dua, yaitu organisasi non profit

pemerintah seperti lembaga atau badan pemerintahan, departemen kementerian,

lembaga negara yang biaya operasionalnya ditanggung oleh pemerintah.

Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak

tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

organisasi kemasyarakatan (Ormas), organisasi lingkungan, dan agama.

WWF-Indonesia atau World Wildlife Fund for Nature, merupakan salah

satu organisasi non profit yang bergerak berdasarkan issue lingkungan. WWF-

Indonesia memiliki tujuan untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan

lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan manusia hidup selaras

dengan alam. Berdasarkan tujuan tersebut, WWF-Indonesia melakukan berbagai

kegiatan konservasi lingkungan seperti, konservasi kehutanan, konservasi

kelautan dan konservasi iklim-energi. Setiap program konservasi yang

dilaksanakan dibuat sedemikian rupa agar mendapat perhatian dari publik

sehingga publik ikut mendukung setiap kegiatan yang dibuat oleh masing-masing

program konservasi.

Program konservasi kelautan merupakan salah satu upaya WWF untuk

mencapai tujuannya. Ekosistem laut dan pesisir dan sumberdaya perikanannya di

seluruh dunia berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Eksploitasi ikan yang

berlebihan dan kemunduran kualitas habitat laut dan pesisir, yang kerap

diakibatkan oleh kegiatan manusia, mengancam keanekaragaman hayati dan

penghidupan masyarakat yang tergantung pada sumberdaya laut. WWF menyusun

strategi untuk memecahkan masalah tersebut dengan membangun tiga area baru

konservasi laut Indonesia, minimal satu di setiap ekoregion ada penambahan luas

sekurangnya 750.000 ha untuk kawasan perlindungan laut. Selain itu, ditetapkan

suatu kontribusi dari program kelautan WWF-Indonesia untuk target global dalam

mengurangi pengaruh industri ekstraktif yang berada di dekat kawasan

perlindungan laut.

Kegiatan program konservasi kelautan membutuhkan peran dari public

relations untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dukungan yang kuat baik dari pihak

luar organisasi dan dalam organisasi menjadi faktor utama keberhasilan program

konservasi kelautan. Program konservasi kelautan bergerak banyak bersama

dengan masyarakat, hubungan yang baik harus mampu tercipta antara keduanya.

Public relations merupakan alat bagi organisasi non profit untuk menciptakan

hubungan tersebut dan membangun dukungan kuat dari dalam dan luar organisasi

sehingga tercapai tujuan dari program konservasi kelautan, kehadiran public

Page 15: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

2

relations dalam suatu organisasi merupakan suatu hal yang mutlak, seperti yang

diungkapkan oleh Jefkins (2004) bahwa kita tidak bisa memutuskan untuk secara

sengaja menghadirkan atau mengusir keberadaan public relations. Public

relations senantiasa muncul untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai

tujuannya, tidak harus bernama public relations tetapi selama suatu divisi atau

bagian dari organisasi mengimplementasikan peran dari public relations, maka

dapat dikatakan organisasi tersebut memiliki public relations dalam

merealisasikan tujuan organisasi.

Public relations memiliki peran sebagai penasehat ahli, fasilitator

komunikasi, fasilitator pemecahan masalah dan teknisi komunikasi. Melalui peran

tersebut public relations bekerja pada organisasi non profit, berusaha untuk

mengkomunikasikan kepada publik mengenai tujuan organisasi non profit

sehingga tercipta kepercayaan yang absolut di mata publik. Public relations

berupaya memecahkan masalah tentang issue yang diangkat oleh organisasi

nonprofit melalui program yang dibuat. Lalu, menarik publik untuk turut

berpartisipasi menjadi sukarelawan program tersebut.

Peran public relations dipengaruhi oleh kondisi dari budaya dan

lingkungan organisasi (Cutlip 2000). Budaya dan lingkungan organisasi adalah

faktor pengaruh yang berasal dari organisasi secara keseluruhan. Budaya dan

lingkungan yang tercipta pada organisasi non profit akan memberikan pengaruh

terhadap public relations dalam melakukan keempat perannya yaitu sebagai

penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator pemecahan masalah dan teknisi

komunikasi, serta dapat terlihat peran mana yang dominan dilakukan oleh public

relations di program konservasi kelautan WWF-Indonesia.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui

bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi peran apa yang dominan pada

organisasi non profit WWF-Indonesia yaitu, faktor pribadi berupa pendidikan,

pengalaman profesional dan kepribadian. Faktor kedua berupa supervisi, budaya

dan lingkungan organisasi yang bersumber dari organisasi tersebut. Pada

penelitian ini akan mengkaji faktor budaya dan lingkungan organisasi apa saja

yang mampu mempengaruhi peran public relations WWF-Indonesia pada

Program Konservasi Kelautan. Kemudian secara spesifik penelitian ini akan

memusatkan perhatian pada permasalahan yang disebutkan di bawah ini:

1) Sejauhmana peran public relations sebagai penasehat ahli, fasilitator

pemecahan masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi di program

konservasi kelautan dan peran apa yang dominan?

2) Sejauhmana budaya dan lingkungan organisasi mempengaruhi dominasi peran

public relations?

Page 16: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian adalah

sebagai berikut :

1) Menganalisis peran public relations sebagai penasehat ahli, fasilitator

pemecahan masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi di

program konservasi kelautan dan peran apa yang dominan

2) Menganalisis budaya dan lingkungan organisasi mempengaruhi dominasi

peran public relations

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak

yang berminat terkait faktor lingkungan organisasi yang mempengaruhi peran

public relations yang dominan.

1. Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat

memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitan ini.

2. WWF-Indonesia

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk comms marine dalam

meningkatkan peran public relations bagian konservasi kelautan untuk

bergerak mencapai tujuan organisasi

Page 17: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua atau lebih pihak

untuk saling bertukar informasi, diharapkan terjadi kesepahaman diantara pihak

yang terlibat. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan suatu hal

yang terpenting dalam kehidupan manusia. Maka, dalam menjalankan kegiatan

public relations, kecakapan komunikasi menjadi penting untuk mencapai

efektivitas dari public relations. Tubbs dan Moss (1973) dalam Agung et al

(2009) menungkapkan lima tujuan berkomunikasi. Pertama, agar komunikan

memperoleh pemahaman yang tepat terhadap pesan yang disampaikan

komunikator. Kedua, menyenangkan pelaku-pelaku komunikasi. Ketiga,

Mempengaruhi sikap komunikasn. Keempat, memperbaiki hubungan antar-

manusia. Kelima, mempengaruhi tindakan komunikan ke arah yang diharapkan

oleh komunikator.

Public Relations Public relations adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk

semua jenis organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun non-komersial, di

sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta). Namun pada intinya,

public relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman

melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan

muncul perubahan yang berdampak positif.

Definisi public relations sesuai dengan International Public Relations

Association (IPRA) merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang

direncanakan dan dijalanakan secara berkesinambungan oleh organisasi-

organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh

dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada

hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik

mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan

ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk

memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan

yang berencana dan tersebar luas. Menurut definisi secara umum, maka public

relations memiliki peranan yang penting pada setiap organisasi terutama

organisasi non profit.

Peran Public Relations Public relations, memiliki peranan yang penting dalam organisasi.

Menurut Dozier&Boom yang dikutip Ruslan (2003) mengungkapkan peran

public relations yaitu, pertama sebagai penasehat ahli bagi manajemen yang

bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan dari

pakar public relations untuk memecahkan masalah. Kedua, fasilitator komunikasi

yang bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu manajemen

mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Ketiga, fasilitator

pemecah masalah membantu manajemen melakukan tindakan eksekusi dalam

Page 18: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

6

mengatasi persoalan dan krisis yang tengah dihadapi secara rasional. Keempat,

teknik komunikasi dimana public relations sebagai journalist in resident yang

hanya menyediakan layanan teknis komunikasi seperti memproduksi tulisan

(press release, news letter, artikel terkait perusahaan), mengelola website dan

pada masa kini berkembang media social (twitter, facebook, instagram dan

lainnya), merupakan penghubung tercepat antara publik dengan perusahaan dan

memiliki respons cepat diantara keduanta. Ruslan (2003) menganggap bahwa tiga

peranan tersebut ( penasehat ahli, fasilitator pemecahan masalah, fasilitator

komunikasi) termasuk ke dalam peran messo atau manajerial, ada pula peran

public relations lain yaitu peranan teknis (teknisi komunikasi).

Cutlip (2000) menjabarkan peran public relations menjadi empat yaitu,

1. Communication tehnician (teknisi komunikasi)

Beberapa praktisi dunia public relations berpendapat bahwa peranan ini

termasuk ke dalam peran teknis. Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan

komunikasi sangat diperlukan. Public relations diarahkan untuk ahli

berperan menulis, menulis news letter, in house journal, news release dan

feature. Biasanya public relations dalam peran ini tidak hadir pada saat

manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen

sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penulisan tools

dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know"

2. Expert prescriber (penasehat ahli)

Praktisi public relations sebagai pendefinisi problem, pengembang

program dan memegang tanggung jawab penuh dalam

mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer

yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si

"komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka

yang lainnya. Peran public relations ini diberikan kepercayaan tinggi oleh

atasan, tetapi karena tidak adanya keterlibatan top manajemen dalam peran

public relations maka public relations seolah jauh dari perusahaan. Di

pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada public

relationsnya. Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas–tugas teknis

public relations, padahal seperti diketahui seharusnya tugas public

relations harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah

perusahaan.

3. Communication facilitator (fasilitator komunikasi)

Public relations sebagai pendengar setia dan broker informasi.

Mereka sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi

dan publiknya. Mereka mengelola komunikasi dua arah dengan cara

membuka rintangan komunikasi yang ada. Tujuannya dalam hal ini adalah

untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat

kesepakatan yang melibatkan dua pihak.

4. Problem solving facilitator (fasilitator pemecah masalah)

Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan

memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen strategi

perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan

Page 19: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

7

program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan public

relations sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan

manajemen yang lain. Public relations berfungsi sebagai bagian penting

penganalisis situasi, memiliki peran yang intens dalam pengembangan

prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahaan. Mereka juga memiliki

kekuatan untuk mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Mereka harus

terlibat dalam segala bentuk perubahan organisasi

Fungsi Public Relations

Selain peran, public relations juga memiliki fungsi-fungsi tertentu. Ketika

seorang public relations mengetahui perannya dalam organisasi, lalu

menjalankannya maka fungsi sebagai public relations akan berjalan pula. Banyak

ahli berpendapat tentang fungui public relations, diantaranya adalah:

1. Menciptakan hubungan baik dan harmonis terhadap publik organisasi

melalui kegiatan-kegiatan yang telah dirancang. Efek dari kegiatan

tersebut sangat berguna bagi organisasi yang bersangkutan

2. Menciptakan kegiatan secara menyeluruh dan berkesinambungan agar

hubungan dengan publik dapat terus terjaga.

3. Menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dengan benar

dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan (komunikasi dua

arah)

4. Membangun citra positif dari publik sehingga organisasi dapat

mempertahankan eksistensinya.

Faktor Pengaruh Peran Public Relations

Terdapat faktor yang mempengaruhi peran yang dijalankan secara

dominan oleh public relations dalam organisasi. Faktor tersebut diantaranya

adalah pendidikan, pengalaman professional dan kepribadian dari individu public

relations. Serta, supervisi, budaya dan lingkungan organisasi merupakan faktor

yang berasal dari internal organisasi. Adanya pengaruh kuat dari lingkungan

organisasi akan menentukan peran apa yang dominan untuk dijalankan oleh suatu

organisasi tersebut termasuk WWF Indonesia. Peran public relations sebagai

teknisi komunikasi cenderung bekerja pada organisasi dengan lingkungan yang

relatif stabil dan rendah ancaman. Peran sebagai fasilitator komunikasi menonjol

pada organisasi dengan keadaan relative bergolak dan dengan sedikit ancaman.

Peran sebagai fasilitator proses pemecahan masalah dan penentu atau penasehat

ahli bekerja pada organisasi dengan lingkungan yang mengandung ancaman

(Tabel 1).

Organisasi dengan lingkungan yang relatif stabil, fasilitator proses

pemecahan masalah akan berperan dominan. Penentu ahli mendominasi

lingkungan yang berubah cepat, berperan ketika perlu ada tindakan segera,

sementara peran dominan fasilitator proses pemecahan masalah lebih disukai jika

ada waktu untuk menjalani proses kolaborasi dan pemecahan masalah bersama.

Jadi, untuk melihat peran apa yang mendominasi dalam organisasi non profit

seperti WWF Indonesia, perlu dilakukan analisis lingkungan publik internal dari

WWF Indonesia.

Page 20: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

8

Tabel 1. Lingkungan organisasi dan peran public relations (Cutlip 2005)

Ancaman Organisasi Ancaman Tinggi

Perubahan Sedikit Teknisi Komunikasi Fasilitator Pemecahan

Masalah

Perubahan Banyak Fasilitator Komunikasi Penentu Ahli

Organisasi Non Profit

Organisasi terbagi menjadi dua, organisasi profit dan organisasi non profit.

Organisasi non profit bergantung kepada fund raising yang kerap diadakan untuk

menunjang operasionalnya, donatur dapat berasal dari perorangan, organisasi,

perusahaan atau bisa juga lembaga pemerintah yang bersimpati dengan gerakan

atau tujuan organisasi yang bersangkutan Morissan (2008). Tujuan organisasi non

profit tidak untuk mendapatkan keuntungan, tetapi mencari upaya yang dapat

mengatasi, mengurangi hingga menyelesaikan suatu issue yang sedang marak

terjadi. Organisasi non profit melakukan upaya yang lebih untuk mendapat

kepercayaan di mata publik, serta posisi yang baik untuk menjamin

keberlangsungan organisasi non profit. Sementara organisasi profit memiliki

tujuan untuk memperoleh keuntungan pada setiap interaksi yang dihasilkan.

Organisasi profit juga memiliki barang dan jasa sebagai suatu produk yang

ditawarkan kepada public

Cutlip (2006) menerangkaan lima kriteria organisasi non profit :

1. Organized, adanya kesatuan institusional, yang berarti bahwa

organisasi memiliki kesepakatan, pertemuan berkala, petugas-petugas,

peraturan, atau indicator-indikator lain yang relative permanen.

2. Private, organisasi non profit secara institusional terpisah dari

pemerintah, ini berarti organisasi non profit bukanlah agensi miliki

pemerintah atau agensi yang dikontrol oleh pemerintah walaupun

mereka mungkin saja menerima pendanaan dari pemerintah.

3. Non profit distributing, organisasi non profit hadir tidak untuk

menghasilkan profit kepada pemilik atau direkturnya. Hal ini bukan

berarti organisasi non profit tidak menghasilkan profit. Namun jika

mendistribusikan profit kepada yang mengatur atau mengembangkan

bisnis merupakan tindakan yang dilarang, karenanya harus memenuhi

syarat tidak mencari keuntungan.

4. Self governing, organisasi non profit memerintah dirinya sendiri dan

mengontrol aktivitasnya sendiri, artinya mereka membuat prosedur

sendiri dan tidak tergantung dari pihak luar. Mereka memilih jajaran

direksi sendiri dan menyediakan lowongan bagi masyarakat untuk

terlibat tanpa arahan dan control dari pemerintah.

5. Voluntary, seminim-minimnya pasti ada partisipasi sukarelawan baik

dalam manajemen organisasi atau pelaksanaan programnya, artinya

ada beberapa aspek kontribusi amal yang terlibat.

Peran Public Relations pada Organisasi Non Profit

Organisasi non profit memerlukan peran dari seorang public relations

untuk menarik publik berpartisipasi dalam setiap program yang dibuat,

Page 21: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

9

menciptakan cara kreatif agar publik mau memberikan bantuan berupa dana untuk

keberlangsungan program dan operasional organisasi non profit, penyebaran

informasi yang dikemas dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan issue yang

diangkat oleh suatu organisasi non profit menawarkan tindakan yang tepat dan

sederhana untuk diterapkan oleh publik, serta memberikan kesempatan publik

untuk menjadi volunteer atau sukarelawan pada setiap event yang dibuat oleh

organisasi non profit. Dari penjabaran diatas, organisasi non profit akan mendapat

kepercayaan dari publiknya dan public relations menjaga relationship yang sudah

terbina dengan terus melakukan interaksi dengan publik, agar selanjutnya

organisasi non profit akan terus memperbaharui setiap program sesuai dengan

kebutuhan, keinginan dan masukan dari publik.

Gambar 1 Model Komunikasi dalam public relations. (Soemirat 2004)

Adapun perbedaan peran public relations antara organisasi non profit dan

profit dijabarkan melalui

Tabel 2. Perbedaan peran public relations organisasi profit dan non profit Organisasi Profit Organisasi non profit

1. Menciptakan “branding” organisasi dalam bentuk promosi untuk menarik publik.

2. Mengembangkan saluran komunikasi

kepada publik eksternal untuk membeli

produk

3. Menciptakan strategi marketing yang baik

agar tercapai target organisasi.

4. Mendukung pengembangan kebijakan

organisasi untuk memperoleh keuntungan.

5. Menciptakan hubungan yang baik dan

harmonis pada publik eksternal dengan

kegiatan yang dilakukan bersama-sama.

1. Mendefinisikan “brand” organisasi dengan baik sehingga menerima reputasi

baik

2. Mengembangkan saluran komunikasi

terhadap pihak yang dilayani.

3. Menciptakan dan memelihara iklim yang

baik untuk mengumpulkan dana.

4. Mendukung pengembangan dan

pemeliharaan kebijakan publik yang

cocok untuk misi organisasi.

5. Memberi informasi dan motivasi kepada

publik internal agar secara bersama

mengabdikan diri untuk misi, tujuan dan

sasaran organisasi.

Kerangka Pemikiran

World Wildlife Fund (WWF) merupakan salah satu organisasi non profit

yang bergerak berdasar issue lingkungan. WWF Indonesia berkomitmen untuk

menjaga kelestarian lingkungan dengan beragam cara, salah satunya adalah

konservasi pada kelautan. Pada program konservasi kelautan, WWF memiliki

berbagai kategori wilayah cakupan konservasi yang tersebar di wilayah Indonesia.

Sumber

Komunikator Pesan Komunikan Efek

Perusahaan

Organisasi

Public

Relations

(PR)

Kegiatan-

kegiatan

Publik-

publik PR

Citra publik

terhadap

Perusahaan

Page 22: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

10

Hal tersebut membuat seluruh staf WWF Indonesia bekerja dengan semaksimal

mungkin untuk menjalankan program konservasi di wilayah terpisah dengan

frekuensi tatap muka yang rendah. Lingkungan komunikasi dalam publik interal

tersebut akan memberikan pengaruh terhadap peran public relations WWF

Indonesia dan melihat peran mana yang cenderung dilakukan public relations.

Faktor yang berasal dari budaya organisasi WWF ditunjukkan melalui

nilai organisasi, iklim organisasi dan komitmen terhadap tugas akan memiliki

pengaruh bagaimana public relations harus memainkan perannya. Kedua adalah

faktor berasal dari lingkungan organisasi yang berupa perubahan dan ancaman

yang berasal dari eksternal maupun internal. Perubahan tersebut dapat berupa

perubahan yang tidak diduga oleh WWF seperti bencana alam yang

mempengaruhi kegiatan konservasi lingkungan, atau perubahan yang dapat

diduga seperti regenerasi staf atau banyaknya mahasiswa yang melakukan magang

sehingga situasi komunikasi organisasi mengalami perubahan yang tinggi atau

perubahan budaya organisasi yang ditunjukkan terjadinya perubahan nilai serta

iklim organisasi. Ancaman berupa persaingan dengan organisasi serupa dengan

WWF yang dapat mengganggu stabilitas posisi WWF di mata publiknya. Kedua

faktor tersebut akan mempengaruhi peran dari public relations dan akan ada satu

peran yang dimainkan oleh public relations WWF Indonesia. Penelitian ini

memusatkan pengaruh yang berasal dari organisasi terhadap peran public

relations.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Jenis peran public relations dipengaruhi oleh kondisi budaya dan lingkungan

organisasi, organisasi dengan budaya dan lingkungan yang stabil menyebabkan

peran fasilitator dan teknisi komunikasi menjadi dominan.

Budaya Organisasi

(X1) Nilai Organisasi

Iklim Organisasi

Komitmen Kerja

Peran Public relations

(Y)

Y1 Penasehat Ahli

Y2 Fasilitator Pemecah

Masalah

Y3 Fasilitator

Komunikasi

Y4 Teknisi Komunikasi

Lingkungan

Organisasi (X2)

Ancaman

Perubahan

Page 23: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

11

Definisi Operasional

Budaya Organisasi adalah sistem kepercayaan dan nilai yang berkembang

pada organisasi untuk mengarahkan pola perilaku anggota-anggotanya. Penilaian

budaya organisasi melalui indikator yaitu nilai organisasi, iklim organisasi dan

komitmen terhadap tugas:

1. Nilai organisasi adalah pemahaman anggota atau staf terhadap tanggung

jawab serta visi misi yang dibawa oleh organisasi WWF Indonesia

Program Konservasi Kelautan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan

responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor

berikut:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

2. Iklim organisasi adalah iklim atau suasana yang merefleksikan isi dan

kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan

staff WWF Indonesia Program Konservasi Kelautan terhadap sistem sosial

yang ada. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan

menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor sebagai berikut:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

3. Komitmen terhadap tugas adalah komitmen yang berdasarkan keinginan

kuat dari staff WWF untuk menjalankan tugas dengan baik agar mencapai

tujuan Program Konservasi Kelautan yang mendukung tujuan utama

WWF Indonesia. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan

menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor sebagai berikut:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

eksistensi, keberadaan dan lainnya yang menyangkut organisasi baik dari dalam

maupun dari luar. Secara keseluruhan ancaman dan perubahan organisasi adalah

indikator lingkungan organisasi:

1. Ancaman organisasi adalah faktor-faktor di luar lingkungan organisasi

yang merupakan ancaman bagi organisasi sehingga menghambat Program

Konservasi Kelautan berjalan dan berkembang dengan baik. Pengukuran

Page 24: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

12

dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal

dengan pemberian skor sebagai berikut:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak Setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat Setuju : skor 4

2. Perubahan organisasi adalah suatu upaya mengambil langkah-langkah baru

yang diharapkan lebih baik dalam rangka mempertahankan keberadaan

organisasi dalam menghadapi tuntutan perubahan jaman. Pengukuran

dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan skala ordinal

dengan pemberian skor sebagai berikut:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak Setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

Peran public relations adalah keterlibatan public relations dalam sebuah

organisasi yang berkaitan dengan tujuan utama organisasi khususnya pada

Program Konservasi Kelautan. Penasehat Ahli, Fasilitator Pemecah Masalah,

Fasilitator Komunikasi dan Teknisi Komunikasi sebagai indikator sejauh mana

public relations pada Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia melakukan

perannya.

1. Penasehat Ahli adalah peran public relations sebagai pendefinisi problem,

pengembang program dan memiliki tanggung jawab penuh untuk

mengimplementasikannya. Merupakan orang terpercaya oleh pihak top

management. Variabel ini mengukur sejauh mana public relations

berperan sebagai penasehat ahli dalam Program Konservasi Kelautan

WWF dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat

tidak setuju. Pengukuran didapat dari tanggapan responden terhadap

kinerja public relations, dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

2. Fasilitator Pemecah Masalah adalah peran public relations sebagai

pendefinisi dan pemecah masalah, berkolaborasi dengan manajemen lain

merencanakan dan mengevaluasi program. Variabel ini mengukur sejauh

mana public relations berperan sebagai fasilitator pemecah masalah dalam

Program Konservasi Kelautan WWF dengan penilaian sangat setuju,

setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju. Pengukuran didapat dari

Page 25: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

13

tanggapan responden terhadap kinerja public relations, dengan skala

ordinal dengan penilaian berikut ini:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

3. Fasilitator Komunikasi adalah peran public relations sebagai sebagai

penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya.

Mereka mengelola komunikasi dua arah dengan cara membuka rintangan

komunikasi yang ada. Variabel ini mengukur sejauh mana public relations

berperan sebagai fasilitator komunikator dalam Program Konservasi

Kelatutan WWF dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju atau

sangat tidak setuju. Pengukuran didapat dari tanggapan responden

terhadap kinerja public relations, dengan skala ordinal dengan penilaian

berikut ini:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

4. Teknisi Komunikasi adalah peran public relations yang berperan menulis,

menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release,

menulis feature. Variabel ini mengukur sejauh mana public relations

berperan sebagai teknisi komunikasi dalam Program Konservasi Kelatutan

WWF dengan penilaian sangat setuju, setuju, tidak setuju atau sangat tidak

setuju. Pengukuran didapat dari tanggapan responden terhadap kinerja

public relations, dengan skala ordinal dengan penilaian berikut ini:

Sangat tidak setuju : skor 1

Tidak setuju : skor 2

Setuju : skor 3

Sangat setuju : skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga

4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah :

Skoring dikategorikan menjadi tiga, yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.

Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti,

sehingga menghasilkan rentang skor sebagai berikut.

- Budaya organisasi: Skor maksimum adalah 66 dan skor minimum adalah 51.

Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: ≤56, Sedang: 57-61, Tinggi: ≥62. Rentang

skor tiap indikator, yakni:

Page 26: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

14

- Nilai organisasi: Skor maksimum adalah 20 dan skor minimum adalah 14.

Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <16, Sedang: 16-18, Tinggi: ≥18.

- Iklim organisasi: Skor maksimum adalah 24 dan skor minimum adalah 7.

Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <19, Sedang: 19-21, Tinggi: ≥22.

- Komitmen kerja: Skor maksimum adalah 24 dan skor minimum adalah 16.

Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: ≤18, Sedang: 19-21, Tinggi: ≥22.

- Lingkungan organisasi: Skor maksimum adalah 39 dan skor minimum adalah

31. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: ≤33, Sedang: 34-36, Tinggi: ≥37.

- Ancaman organisasi: Skor maksimum adalah 16 dan skor minimum adalah

8. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: ≤10, Sedang: 11-13, Tinggi: ≥14.

- Perubahan organisasi: Skor maksimum adalah 26 dan skor minimum

adalah 20. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <22, Sedang: 22-24,

Tinggi: ≥25.

- Peran public relations: Skor maksimum adalah 74 dan skor minimum adalah

54. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: ≤60, Sedang: 61-67, Tinggi: ≥68.

- Penasehat Ahli: Skor maksimum adalah 16 dan skor minimum adalah 9.

Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <11, Sedang: 11-13, Tinggi: ≥14.

- Fasilitator Pemecahan Masalah: Skor maksimum adalah 16 dan skor

minimum adalah 9. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <11, Sedang: 11-

13, Tinggi: ≥14.

- Fasilitator Komunikasi: Skor maksimum adalah 32 dan skor minimum

adalah 21. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <24, Sedang: 24-27,

Tinggi: ≥28.

- Teknisi Komunikasi: Skor maksimum adalah 16 dan skor minimum adalah

9. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah: <11, Sedang: 11-13, Tinggi: ≥14.

Page 27: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

METODE

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang

didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Pendekatan

kuantitatif ini dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner

elekronik yang disebarkan melalui surat elektronik (surel) kepada seluruh staff

program kelautan WWF-Indonesia. Hasil wawancara tersebut kemudian dikode,

diolah melalui Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 serta dianalisis. Pendekatan

kualitatif dilakukan melalui wawancara semi terstruktur kepada responden dan

informan untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai peran public

relations program konservasi kelautan WWF-Indonesia.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Organisasi non profit yang dipilih untuk penelitian ini adalah WWF-

Indonesia yang merupakan organisasi non profit bergerak dibidang konservasi

fauna serta lingkungan hidup. Penelitian dilakukan di Kantor WWF Indonesia

yang beralamat di Graha Simatupang Building Tower 2, Unit C lantai 7-11, Jl

Letjen TB Simatupang Kav 38 Jakarta Selatan. Program Konservasi Kelautan

merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh WWF Indonesia untuk

melestarikan dan menjaga ekosistem laut. Staff dari program konservasi kelautan

berkisar 60 orang yang tersebar di berbagai wilayah konservasi kelautan di

Indonesia.

Pemilihan Program konservasi Kelautan dilakukan secara sengaja

(purposive). Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dipilihnya WWF Indonesia

Konservasi Kelautan sebagai tempat penelitian adalah: 1) WWF Indonesia

merupakan salah satu organisasi non profit yang bergerak berdasarkan issue

lingkungan 2) luas dan banyaknya wilayah yang dijadikan tempat untuk

konservasi kelautan dan penyebaran staff untuk masing-masing wilayah

konservasi berbeda-beda. Jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan

selama kurang lebih lima bulan yaitu mulai dari Februari-Juni 2013.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan yaitu berupa data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui sebaran kuesioner kepada seluruh staf program

konservasi kelautan responden dan wawancara mendalam menggunakan pedoman

pertanyaan kepada comms marine yang bertindak sebagai public relations dan

beberapa staf. Isi kuesioner terdiri atas empat bagian yang ditujukan kepada staf

dengan menggunakan teknik pendekatan kuantitatif, berupa karakteristik

responden (8 pertanyaan), budaya organisasi (17 pertanyaan), dan lingkungan

organisasi (13 pertanyaan, dan peran public relations program konservasi kelautan

WWF-Indonesia (22 pertanyaan). Pedoman pertanyaan ditujukan kepada comms

marine dan beberapa staf melalui teknik pendekatan kualitatif, yang digunakan

Page 28: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

16

untuk melengkapi informasi penelitian sebanyak 15 pertanyaan (Lampiran 1 dan

Lampiran 2).

Data sekunder diperoleh melalui dokumen perusahaan meliputi profil

Program Konservasi Kelautan dan profil WWF mulai dari sejarah terbentuk

hingga struktur kepengurusan dan program WWF, serta berbagai literatur yang

relevan dengan penelitian ini, yaitu buku dan internet.

Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling.

Purposive sampling ialah sebuah sampel yang dipilih berdasarkan perimbangan-

pertimbangan tertentu, sedangkan pertimbangan yang diambil itu berdasarkan

tujuan penelitian. (Singarimbun dan Effendi 1995). Populasi penelitian berjumlah

60 orang, yaitu seluruh staf program konservasi kelautan. Peneliti mendata

seluruh staf dan email mereka yang berjumlah 60 orang, kemudian mengirimkan

kuesioner melalui surel kepada 60 staf populasi penelitian, staf yang memberi

feedback berupa isi kuesioner menjadi responden penelitian. Unit analisis

penelitian ini adalah individu. Jumlah staf yang menjadi responden berjumlah 30

orang (Lampiran 3), mereka adalah yang merespon email peneliti dan

memberikan jawaban kuesioner. Jumlah 30 staf merupakan sampel dari penelitian

ini. Data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan Microsoft excel dan

statistic deskriptif, lalu disimpulkan.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengolahan

data dilakukan dengan tiga langkah, yaitu pertama, melakukan pengkodean

kemudian memasukkan data ke dalam kartu atau berkas data. Kedua, membuat

tabel frekuensi atau tabel silang. Ketiga, mengedit yakni mengoreksi kesalahan-

kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang

(Singarimbun dan Effendi 2008). Data yang diperoleh akan dianalisis dengan

beberapa teknik, antara lain:

1. Tabel frekuensi, untuk menganalisis data primer, yaitu budaya organisasi,

lingkungan organisasi dan keempat peran public relations

2. Uji Chi Square untuk menganalisis hubungan antarvariabel dengan data

nominal, yaitu hubungan antara budaya organisasi dengan penasehat ahli,

fasilitator pemecahan masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi

komunikasi, lingkungan organisasi dengan penasehat ahli, fasilitator

pemecahan masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi.

Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), rumus Kai Kuadrat atau Chi

Square (ぬ²) adalah

ぬ² = Keterangan: ぬ² = nilai Chi Square

fo = frekuensi yang diperoleh atau diamati

ft = frekuensi yang diharapkan

Untuk mengetahui signifikansi hasil yang diperoleh, harus diketahui

derajat kebebasan (degrees of freedom) dengan rumus sebagai berikut:

dk = (k-1)(b-1) Keterangan: dk = derajat kebebasan

k = kolom

Page 29: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

17

b = baris

Keeratan hubungan antara dua variabel dapat diketahui dengan menggunakan

keofisien kontingensi (Singarimbun dan Effendi 2008).

Menurut Hasan (2009), koefisien korelasi adalah bilangan yang digunakan

untuk mengukur derajat hubungan, meliputi kekuatan hubungan dan bentuk/arah

hubungan. Untuk kekuatan hubungan, nilai korelasi berada di antara -1 dan +1.

Untuk bentuk/arah hubungan, nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam positif (+)

dan negatif (-). Jika koefisien korelasi bernilai positif maka variabel-variabel

berkorelasi positif, artinya jika variabel X naik/turun maka variabel Y juga

naik/turun. Jika koefisien korelasi bernilai negatif maka variabel-variabel

berkorelasi negatif, artinya jika variabel X naik/turun maka variabel Y akan

turun/naik. Menurut Hasan (2009), koefisien korelasi diartikan sebagai berikut:

KK = 0.00 : tidak ada hubungan

0.00 < KK ≤ 0.20 : hubungan rendah sekali atau lemas sekali 0.20 < KK ≤ 0.40 : hubungan rendah atau lemas tetapi pasti

0.40 < KK ≤ 0.70 : hubungan cukup berarti atau sedang 0.70 < KK ≤ 0.90 : hubungan tinggi atau kuat 0.90 < KK ≤ 1.00 : hubungan sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan KK = 1.00 : hubungan sempurna

Pengolahan data statistik dilakukan dengan program Statistic Program for Social

Sciences (SPSS version 16.0) untuk mengolah data hasil kuesioner.

Penentuan kriteria pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai

kritis (nilai alpha tabel dari distribusinya) dengan nilai uji statistiknya. Hipotesis

nol (Ho) diterima jika nilai uji statistiknya berada di luar nilai kritisnya. Hipotesis

nol (Ho) ditolak jika nilai uji statistiknya berada dalam nilai-nilai kritis (Hasan

2009).

Page 30: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

PROFIL WORLD WILDLIFE FUND FOR NATURE (WWF)-

INDONESIA

Sejarah World Wildlife Fund for Nature (WWF)-Indonesia

World Wide Fund for Nature (WWF) mulai bekerja di Indonesia sebagai

kantor program dari WWF Internasional di awal tahun 1961, dibawah

pengawasan Kementrian Kehutanan. Pada tahap awal ini aktivitas utama WWF

adalah berupa penelitian dan survei terhadap spesies mamalia, terutama badak dan

harimau di pulau Jawa dan Sumatra, dimana kedua hewan tersebut termasuk

binatang yang terancam punah.

WWF kemudian memulai berbagai inisiatif konservasi di Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Selama setengah periode pertama di era 80-an,

tim program WWF berkolaborasi dengan pemerintah didalam mengembangkan

strategi untuk konservasi kelautan yang dilaksanakan awal 90-an. Di tahun 1996

WWF mendaftarkan diri menjadi sebuah yayasan di Indonesia. Dewan komisaris

terbentuk setelah itu dan mendapatkan lebih banyak fleksibilitas didalam

pengumpulan dana dan pengembangan program di seluruh Indonesia.

Pada bulan April 1998, Kantor program WWF-Internasional di Indonesia

bertransformasi menjadi WWF-Indonesia dan telah sah secara hukum sebagai

organisasi nasional dengan status yayasan atau organisasi non profit.

Hingga 2004, WWF-Indonesia telah membantu pemerintah didalam pembentukan

berbagai area konservasi hutan, termasuk Taman Nasional Wasur, Taman

Nasional Lorentz, dan Cagar Alam Arfak Strict di Papua, Taman Nasional Kayan

Mentarang dan Betung Kerihun di Kalimantan, Taman Nasional Bukti Tigapuluh

di Sumatra. Dalam pengembangannya, WWF mengutamakan perlunya peranan

dari komunitas lokal didalam pengelolaan cagar alam dan mendorong pengakuan

yang sah secara hukum untuk akses bagi hak adat dan pemanfaatan cagar

alam untuk mata pencaharian bagi komunitas lokal atau masyarakat sekitar

kawasan lindung, tanpa merusak kawasan tersebut.

WWF-Indonesia berusaha untuk memfasilitasi dan mendukung

pembangunan ekonomi alternatif berkelanjutan bagi komunitas lokal di Aru

Tenggara, Maluku, Takabone Rate dan Taman Laut Bunaken di Sulawesi, serta

Taman Nasional Cendrawasih di Papua. Pada saat ini, WWF-Indonesia terus

berupaya didalam peningkatan kapasitas didalam penerapan pengelolaan area

konservasi yang lebih baik. Saat ini, WWF-Indonesia berada di 27 wilayah kerja ,

yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia.

Visi dan Misi WWF-Indonesia

WWF-Indonesia sebagai salah satu organisasi non profit lingkungan di

Indonesia, memiliki visi misi serta tujuan organisasinya. Tujuan utama WWF-

Indonesia adalah untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan

yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan

alam.

Visi WWF-Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia

untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang" dengan misi yang

Page 31: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

20

dibawa WWF yaitu melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak

yang disebabkan manusia melalui upaya:

1. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta di

kalangan masyarakat Indonesia

2. Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi

keanekaragaman hayati dan proses ekologis dalam skala

ekoregional

3. Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang

mendukung upaya pelestarian

4. Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat,

melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

WWF dengan visi misinya, Saat ini memprioritaskan kerja di pusat

keanekaragaman hayati penting yang dikenal sebagai Global 200

Ecoregions. Global 200 Ecoregions merupakan peringkat yang diberikan WWF

bagi habitat di wilayah darat, perairan tawar serta laut yang memiliki

keanekaragaman hayati yang penting, 19 diantaranya terdapat dalam wilayah

politik Indonesia. Program pelestarian di Indonesia terdapat pada 25 situs yang

tersebar di 17 provinsi, di bidang kelautan, ekosistem air tawar dan hutan. Upaya

yang dilakukan adalah menyelamatkan keanekaragaman spesies dengan

mempromosikan pelestarian yang memberikan keuntungan sosial dan ekonomi

secara berkelanjutan bagi komunitas lokal. Untuk memulihkan kerusakan

ekosistem dan mengurangi beragam ancaman seperti yang ditimbulkan oleh

perubahan iklim dan bahan kimia beracun. Pendekatan yang WWF lakukan

adalah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

Selain dari upaya pelesetarian yang terus dilakukan, WWF juga

memperkuat masyarakat, mendorong pemerintah dan perusahaan bertanggung

jawab, serta mewujudkan kebijakan dan praktik yang mendukung pelestarian

dengan promosi:

1. Kebijakan pelestarian yang kuat pada setiap tingkatan pemerintah,

tingkat perusahaan multi nasional, WWF mendorong mereka untuk

memperkuat kebijakan dan menerapkan praktek pelestarian dengan

baik.

2. Memperkuat komunitas, mendorong agar komunitas lokal dapat

melindungi sendiri sumber daya alamnya, serta berperan aktif

dalam menentukan pengelolaan sumber daya.

Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

Program Kelautan WWF-Indonesia merupakan salah satu dari tiga program

konservasi yang dilakukan oleh WWF di Indonesia, program ini merupakan

indikator untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh jaringan global WWF.

Ekosistem laut dan pesisir dan sumber daya perikanannya di seluruh dunia berada

dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Eksploitasi ikan yang berlebihan dan

kemundurun kualitas habitat laut dan pesisir yang kerap diakibatkan oleh kegiatan

manusia, mengancam keanekaragaman hayati dan penghidupan masyarakat yang

tergantung pada sumber daya laut.

Page 32: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

21

Jaringan global WWF telah menetapkan visinya untuk mengembalikan

keseimbangan alam. Pemerintah, komunitas, para ahli lingkungan, industri dan

berbagai kelompok kepentingan di seluruh dunia bekerjasama untuk menjaga dan

memulihkan harta kekayaan laut. Masyarakat memanfaatkan laut dan pesisir

secara bijak untuk keuntungan sekarang dan bagi generasi selanjutnya, dan

memiliki pemahaman yang sama bahwa seluruh kehidupan di lautan memiliki hak

dan tempat untuk meneruskan kehidupan mereka.

Program kelautan yang dilakukan kantor program Indonesia dimulai pada

1993. Setelah 1998, pendekatan eco-regional untuk pelestarian lebih

diintensifkan. Pendekatan ini secara khusus memperkuat dengan membuat contoh

konservasi kelautan dan pengelolaan perikanan yang hidup, di sejumlah kawasan

prioritas di Taman Nasional Bunaken dan Taman Nasional Bali Barat. Di tingkat

Nasional, untuk konservasi kawasan dan ekoregional mendapat dukungan dari

program konservasi kelautan dan reformasi kebijakan pengelolaan perikanan.

Selanjutnya, WWF juga sudah mengembangkan program pengembangan

kapasitas pengelolaan dari mitra-mitra penting di kawasan dan pada tingkat

nasional melalui pelatihan-pelatihan dan pelaksanaan bersama dalam kegiatan

monitoring dan pengelolaan perikanan.

Struktur Organisasi Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

Marine Program Director

Marine Program Finance Manager

Conservation Program Director

Marine Program

Strategic

Development

MPA Program Leader

Marine Science Expert CTNI Leader

Marine Species program leader

Marine Program Administrator

Officer

Turtle, Sharks and Cetacean

Conservation Management

Coordinator

Program

Monitoring and

Evaluation

Manager

Conservation

Science and

Training Manager

Fisheries Program Leader

Cendrawasih, Abun, Kei,

Wakatobi, Bunaken, Bera,

Paloh, Solor Alor MPA

Project Leader

By-Catch, Capture Fisheries,

Aquaculture Coordinator

Communication

and Outreach

Manager

CTI Manager

Page 33: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

22

Public relations pada program konservasi kelautan diawasi khusus oleh

Marine program strategic development yang bernama communication and

outreach manager atau disingat sebagai comms marine. Memiliki satu manager

pusat yang membawahi dua orang yang juga bertindak sebagai public relations,

yaitu Juru Kampanye dan juga Assistant Juru Kampanye. Meskipun memiliki

struktur yang berstrata, namun pada program konservasi kelautan memiliki

budaya dan merasakan lingkungan organisasi yang sama, karena atasan hingga

bawahan berada dalam satu ruangan tanpa sekat sehingga akan cenderung

memiliki kesamaan dalam berbudaya organisasi dengan jabatan yang berbeda-

beda.

Job Descriptions dan Peran Public Relations Program Konservasi Kelautan

WWF-Indonesia

Sebagai public relations, comms marine memiliki tugas-tugas khusus yang

mencerminkan perannya sebagai seorang public relations organisasi non-profit.

Tugas tersebut telah dimapping pada Tabel 3

Tabel 3 Mapping job description comms marine

No Job description comms marine Kategori peran public

relations

1. Memproduksi tulisan(artikel, news letter,

press release, informasi-informasi kelautan)

Teknisi komunikasi

2. Membentuk dan mengorganisasikan

komunitas pecinta laut dan spesiesnya

(marinebuddies) lewat jejaring sosial

(twitter,facebook,blog)

Teknisi komunikasi,

fasilitator komunikasi

3. Menyusun rencana kampanye terkait

urgensi dibidang kelautan dan perikanan

Fasilitator pemecahan

masalah, fasilitator

komunikasi

4. Sebagai pihak yang mewakili program

konservasi kelautan untuk pertemuan-

pertemuan, undangan serta rapat dengan

stakeholder WWF-Indonesia

Fasilitator komunikasi

5. Menjalin hubungan baik dengan mitra,

media dan sponsor program konservasi

kelautan

Fasilitator komunikasi

6. Menyebarkan informasi kepada seluruh staf

terkait organisasi atau hal di luar itu yang

masih berhubungan dengan program

konservasi kelautan

Fasilitator komunikasi

7. Melakukan identifikasi dan mencari data

untuk para peneliti program untuk dijadikan

acuan kampanye berikutnya

Fasilitator pemecah masalah

Page 34: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

23

Capaian Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

Hasil-hasil utama yang telah diraih oleh konservasi Kelautan di Indonesia

termasuk:

1. Tahun 1993 Teluk Cendrawasih menjadi taman laut nasional berdasarkan

penelitian ilmiah, advokasi kebijakan dan pengembangan komunitas

yang dilakukan oleh WWF.

2. Tahun 1999 peraturan resmi untuk larangan eksploitasi penyu diterima

dan selanjutnya diperkuat oleh legalisasi gubernur di seluruh Bali yang

melarang pengumpulan dan pembunuhan penyu berdasarkan lobi

kebijakan, kampanye publik, dan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh

WWF.

3. Tahun 2001 WWF menjadi koordinator untuk Program ReefCheck

Indonesia dan menyelenggarakan pelatihan bagi lebih dari 900 relawan di

21 lokasi dari seluruh Indonesia untuk memimpin aktifitas monitoring

terumbu karang regular.

4. Tahun ini juga, jaringan sektor swasta bernama Friends of the Reef

didirikan di Bali yang memfasilitasi penerapan praktek pelaksanaan

pariwisata laut terbaik, dan menyediakan forum untuk diskusi mengenai

konservasi berdasarkan kerja WWF di Taman Nasional Bali Barat.

5. Tahun 2002 Departemen Kelautan dan Perikanan mengadopsi

pendekatan pengelolaan kolaboratif berdasarkan usaha WWF yang

bekerjasama dengan organisasi non pemerintah dan proyek pengelolaan

sumber daya alam lainnya.

6. Tahun 2003 Departemen Perikanan dan Kelautan setuju menjadi tuan

rumah dan mendanai sekretariat Indonesia untuk manajemen dan

konservasi SSME berdasarkan kerjasama dengan WWF Malaysia dan

WWF Philipina.

Capaian program konservasi kelautan akan terus bertambah seiring dengan

waktu dan ditemukannya solusi serta berhasil dalam penerapan permasalahan

kelautan dan perikanan.

Page 35: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI PROGRAM

KONSERVASI KELAUTAN WWF-INDONESIA

Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan suatu ciri khas dari sebuah organisasi. Setiap

organisasi akan memiliki budaya yang berbeda-beda. Budaya dapat dilihat dari nilai-

nilai yang tertanam oleh anggota dan sejauh mana melekat serta mempengaruhi perilaku

dari organisasi maupun anggota. Budaya organisasi memiliki beberapa indikator yang

dapat menentukan tinggi rendahnya budaya pada suatu organisasi, diantaranya adalah

nilai organisasi yang menunjukkan bagaimana anggota organisasi memahami seluruh

nilai-nilai, tujuan hingga visi misi organisasi untuk dapat diaplikasikan pada saat

berorganisasi. Iklim organisasi, memperlihatkan bagaimana kondisi, situasi serta

atmosfer yang terbentuk dalam suatu organisasi. Terakhir adalah komitmen terhadap

kerja, menunjukkan bagaimana komitmen anggota pada saat berorganisasi. Tingkatan

budaya organisasi pada program kelautan WWF-Indonesia ditunjukkan dalam Tabel 4

Tabel 4 Distribusi staf berdasarkan tingkat budaya organisasi WWF-Indonesia

Tingkat Jumlah Presentase(%)

Tinggi 8 26,7

Sedang 14 46,7

Rendah 8 26,7

Total 30 100

Budaya organisasi pada WWF-Indonesia tergolong berkembang cukup baik

karena hampir seluruh staf WWF-Indonesia memiliki pemahaman yang cukup baik

terhadap nilai-nilai organisasi yang ditunjukkan melalui visi misi organisasi. Selain itu,

suasana yang terbentuk dalam WWF-Indonesia cenderung kekeluargaan, tidak ada

paksaan untuk membantu konservasi di wilayah Indonesia, atasan dengan staf memiliki

hubungan dekat, tidak ada strata yang mana yang tinggi karena semua melebur menjadi

satu. WWF-Indonesia juga tidak menuntut staf harus menggunakan pakaian formal

ketika bekerja di kantor, hal terpenting adalah sopan dalam berbusana. Tidak pula harus

datang ke kantor setiap hari jam kerja, kapan saja selama pekerjaan yang diberikan

selesai pada waktunya. Disimpulkan suasana kerja yang tercipta nyaman dan atmosfer

bersahabat, komitmen yang dimiliki masing-masing staf pada saat bekerja juga baik, hal

tersebut mempengaruhi perkembangan budaya organisasi program konservasi kelautan.

Delapan responden berpendapat budaya organisasi program konservasi kelautan

berkembang dengan baik karena mereka memiliki masa kerja yang sudah lama di

WWF-Indonesia, sehingga sudah mengenal baik budaya yang tercipta dan memahami

nilai yang terbentuk pada organisasi.

Delapan responden lain berpendapat bahwa budaya organisasi program

konservasi dan kelautan WWF-Indonesia kurang berkembang dengan baik dalam

organisasi . Hal tersebut terjadi karena responden memiliki masa kerja di bawah dua

tahun untuk WWF-Indonesia sehingga belum merasakan perkembangan budaya yang

signifikan dalam program konservasi kelautan WWF-Indonesia. Selain itu, responden

juga ada yang termasuk staf lapang yang bekerja di wilayah program konservasi

kelautan WWF-Indonesia, staf tersebut memiliki interaksi yang rendah terhadap

stafflain yang kebanyakan bekerja di kantor. Adapula beberapa staf yang berpendapat

Page 36: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

26

demikian adalah staf yang berstatus temporer bukan tetap, sehingga belum cukup

mampu memahami nilai dan budaya dengan baik. Maka mereka akan berpendapat

budaya organisasi WWF-Indonesia berkembang kurang baik.

Menurut Robins (2006), Budaya organisasi membentuk sejumlah fungsi dalam

suatu organisasi, yaitu budaya mempunyai suatu peranan dalam menetapkan tapal batas,

artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan

organisasi yang lain, budaya membawa suatu rasa indentitas bagi anggota organisasi,

budaya mempermudah timbulnya komitmen pada area yang lebih luas daripada

kepentingan individu seseorang, budaya dapat meningkatkan kemantapan sistem,dan

budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuatan makna dan kendali yang memandu

dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Kelima peran tersebut sudah

berkembang dan nampak pada program konservasi kelautan WWF-Indonesia.

Budaya organisasi WWF-Indonesia termasuk kategori tinggi jika dilihat dari tiga

unsurnya. Distribusi staf mengenai budaya organisasi berdasarkan unsur-unsurnya dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Distribusi staf berdasarkan tingkat budaya organisasi sesuai unsurnya

Unsur Budaya Organisasi Tingkat Budaya Organisasi

Rendah(%) Sedang(%) Tinggi(%)

Nilai Organisasi 3 (10) 13 (43,3) 14 (46,7)

Iklim Organisasi 5 (16,7) 15 (50) 10 (33,3)

Komitmen Kerja 6 (20) 18 (60) 6 (20)

Tingkat budaya organisasi staf program kelautan WWF-Indonesia paling tinggi

terdapat pada nilai organisasi, hal tersebut disebabkan karena nilai-nilai organisasi

seperti visi-misi, tujuan organisasi dan hal-hal yang membentuk nilai suatu organisasi

sudah dipahami oleh hampir seluruh staf. Iklim organisasi dan komitmen kerja

berhubungan dengan periode kerja staf, staf yang berpendapat bahwa iklim organisasi

berkembang cukup baik dan memiliki komitmen kerja cukup baik adalah staf yang

memiliki periode kerja kurang dari satu tahun setengah. Karena WWF-Indonesia

program konservasi keluatan memiliki staf yang masih berstatus honorer dan temporer.

Nilai Organisasi

Nilai organisasi dikatakan sebagai sebagai suatu kemampuan anggota atau staf

memahami tanggung jawab serta visi misi yang dibawa oleh organisasi WWF Indonesia

Program Konservasi Kelautan. Nilai organisasi terdiri atas lima indikator yang

dijabarkan pada Tabel 6

Tabel 6 Distribusi staf berdasarkan indikator nilai organisasi

Indikator Jumlah staff (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Memahami tujuan organisasi WWF

Indonesia

21

(70.0)

9

(30.0)

0

(0.0)

0

(0.0)

Memahami visi dan misi organisasi

WWF Indonesia

19

(63.3)

11

(36.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Memahami tanggung jawab WWF

sebagai organisasi pelestarian lingkungan

19

(63.3)

11

(36.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Memahami tujuan program Konservasi

Kelautan WWF

25

(83.3)

5

(16.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Page 37: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

27

Memahami setiap kegiatan yang

dilakukan oleh program Konservasi

Kelautan

14

(46.7)

13

(43,3)

3

(10.0)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Hampir seluruh staf program konservasi kelautan WWF-Indonesia memiliki

pemahaman yang baik terhadap nilai yang dibawa oleh WWF-Indonesia sebagai

organisasi non-profit lingkungan. Pemahaman tersebut ditunjukkan dengan perilaku staf

ketika sedang atau tidak bekerja, staf melalui account social media seperti twitter dan

facebook mem-posting informasi mengenai kelautan. Mulai dari spesies yang ada di laut,

keindahan laut, masalah-masalah kelautan yang timbul serta diprediksi akan timbul dan

alternatif penyelesaian masalah yang timbul.

Gaya hidup staf pun mengikuti apa yang telah ditanam oleh organisasi WWF-

Indonesia, seperti memiliki botol minum sendiri untuk minum, membawa paper bag

atau tas tersendiri untuk berbelanja demi mengurangi penggunaan plastik, melakukan

printing bolak-balik dan menggunakan kertas bekas. Selain itu juga karena program

kelautan, maka hampir semua staf memiliki kemampuan untuk menyelam (diving).

Meskipun ada staf yang sudah resign tetapi perhatian terhadap WWF-Indonesia

program konservasi kelautan masih terus diberikan.

Nilai organisasi merupakan elemen dari terbentuknya budaya suatu organisasi,

karena budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-

anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama (Robbins 2006).

Sehingga kesamaan makna antara seluruh staf dengan manajerial lain harus dicapai

dengan pemahaman yang baik terhadap visi misi dan tujuan organisasi. Staf atau

manajerial lain dikatakan memahami nilai organisasi dengan baik apabila dalam

keseharian menunjukkan prilaku yang mencerminkan visi misi atau nilai organisasi

tersebut.

Iklim Organisasi

Iklim organisasi merupakan suasana yang merefleksikan isi dan kekuatan dari

nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan staf WWF Indonesia ketika

menjalankan dan berada dalam organisasi. Staf akan memberikan penilaian terhadap

suasana organisasi yang tercipta. Iklim organisasi terdiri atas enam indikator yang

dijabarkan pada Tabel 7

Tabel 7 Distribusi staf berdasarkan indikator iklim organisasi

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Bebas menyampaikan pendapat 15

(50.0)

15

(50.0)

0

(0.0)

0

(0.0)

Bebas memberikan saran 11

(36.7)

19

(63.3)

0

(0.0)

0

(0.0)

Memiliki panggilan bebas kepada staff

lain

12

(60.0)

9

(30.0)

9

(30.0)

0

(0.0)

Perasaan betah berkumpul bersama

seluruh staff

14

(46.7)

16

(53,3)

0

(0.0)

0

(0.0)

Perasaan senang berkontribusi terhadap

program Konservasi Kelautan

23

(76.7)

7

(23,3)

0

(0.0)

0

(0.0)

Perasaan bahwa program Konservasi

Kelautan adalah bagian dari hidup

14

(46.7)

13

(43.3)

3

(10.0)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Page 38: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

28

Iklim yang tercipta dalam organisasi non profit WWF-Indonesia baik, sebagian

lebih staf berpendapat iklim yang tercipta baik. Staf merasa bekerja untuk WWF-

Indonesia bukan suatu keterpaksaan hingga berujung kepada stress, karena sesama staf

sudah dianggap sebagai keluarga sehingga staf akan mampu menyelesaikan pekerjaan

dalam kondisi nyaman. Kenyamanan didapat ketika berkumpul bersama seluruh staf

program kelautan, acara formal maupun non formal. Diantara staf, memiliki panggilan

tersendiri untuk staf lain, tidak terbatas oleh umur atau jabatan di program konservasi

kelautan WWF-Indonesia. Salah satu contoh adalah HZ, staf WWF-Indonesia yang

berumur 27 tahun dan menjabat sebagai bycatch coordinator memiliki julukan

“sekepet”. Julukan tersebut diberikan oleh TL yang berumur di bawah HZ serta

memiliki posisi jabatan lebih rendah dibanding HZ.

Alur saran yang diberikan oleh staf kepada atasan atau pihak terkait juga sangat

baik, mereka langsung mengutarakan masukan untuk suatu kegiatan, agenda dan hal

apapun terkait program keluatan tanpa ada rasa malu atau ketakutan bahwa saran akan

ditolak mentah-mentah. Pada rapat bulanan, peneliti diajak untuk ikut mengamati

suasana rapat dan terlihat sangat jelas tidak ada batasan untuk memberikan saran selama

hal tersebut tidak berbau SARA dan tetap pada koridor pembahasan rapat.

Staf yang berpendapat iklim organisasi WWF-Indonesia yang tercipta cukup

baik merupakan staff yang bekerja pada wilayah konservasi WWF-Indonesia, sehingga

interaksi antar staf jarang dirasakan oleh staf lapang. Staf lapang memiliki interaksi

khusus yang lebih tinggi terhadap warga sekitar wilayah konservasi, bukan kepada staf

lain yang bekerja di kantor. Selain itu ada staf yang memiliki masa kerja di bawah satu

setengah tahun berpendapat iklim organisasi cukup baik, karena periode kerja yang

belum lama sehingga staf belum cukup merasakan kenyamanan dan atmosfer yang

bersahabat dibandingkan staf yang sudah bekerja lebih lama.

Program konservasi kelautan, menurut dimensi budaya organisasi yang

dipaparkan oleh Harrison dan Stokes (1992) termasuk kategori orientasi pada dukungan.

Pada orientasi ini, iklim organisasi sangat menentukan karena yang dibutuhkan adalah

iklim saling percaya antara anggota, ada kehangatan dan kenyamanan yang mendorong

staf untuk semangat dalam menyelesaikan tugas dan masuk ke kantor. Selain itu, arus

komunikasi ke atas yang tercipta pada program konservasi kelautan dinilai berfungsi

dengan baik, atasan mengetahui kesiapan bawahan untuk menerima informasi dari

atasan dan pemahaman mereka terhadap penyampaian informasi tersebut, masukan

yang berharga untuk organisasi juga mudah untuk disampaikan kepada atasan, adanya

feedback terhadap apresiasi yang diberikan atasan kepada staf yang loyal serta

penguatan arah pengendalian atas keterlibatan staf dalam setiap permasalahan

organisasi.

Selain itu, arus komunikasi ke bawah dan ke samping menjadi faktor penentu

program konservasi kelautan WWF-Indonesia memiliki iklim organisasi yang baik.

Keterbukaan dari atasan terhdap staf membuat arus komunikasi ke bawah berjalan

dengan lancar, komunikasi antara sesama tingkat hierarkinya berjalan dengan baik

melalui pertemuan formal seperti rapat bulanan dan informal seperti saling berbagi

cerita, ngobrol melalui grup di aplikasi chatting whatssapp dan lainnya.

Komitmen Kerja

Komitmen kerja merupakan kondisi staf program kelautan WWF-Indonesia

yang memiliki keinginan kuat disertai dengan upaya besar untuk menjalankan tugas

dengan maksimal, sehingga tujuan program keluatan WWF-Indonesia dapat tercapai.

Page 39: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

29

Masing-masing staff akan memiliki tingkat komitmen yang berbeda dalam bekerja

untuk program kelautan WWF-Indonesia. Indikator komitmen kerja terdiri atas enam

indikator yang dijabarkan pada Tabel 8

Tabel 8 Distribusi staf berdasarkan indikator komitmen kerja

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Mengetahui tugas di program konservasi

kelautan

18

(60.0)

11

(36.7)

1

(3.3)

0

(0.0)

Perasaan senang mengerjakan tugas 15

(50.0)

12

(40.0)

3

(30.0)

0

(0.0)

Antusias dengan tugas baru 8

(27.7)

21

(70.0)

1

(3.3)

0

(0.0)

Berusaha menyelesaikan tugas tepat

waktu

13

(43.3)

17

(56.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Berupaya maksimal agar program

berlanjut

19

(63.3)

11

(36.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Bersedia dipindah tempat tugas untuk

WWF-Indonesia

14

(46.7)

6

(20)

10

(33.3)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Komitmen kerja yang dimiliki staf program kelautan WWF-Indonesia adalah

tinggi. Staf yang memiliki komitmen kerja sedang, merupakan staf yang bekerja di

kantor bukan di lapang serta yang bekerja sebagai staf temporer. Sehingga, ketika

ditawarkan untuk pindah ke lapang maka staf tersebut akan menolak. Lain dengan staf

lapang yang lokasi kerja dapat berubah-ubah, namun tidak ada penolakan dari staf

lapang. Hal tersebut dikarenakan kebiasaan tugas yang mereka kerjakan dan sudah

terasa nyaman, maka untuk dipindah tempat hanya staf lapang yang bersedia untuk

direlokasi.

Hampir semua staf akan berusaha mengerjakan tugas sebaik-baiknya dan secara

maksimal. Peneliti pernah berada di kantor hingga pukul tujuh malam, situasi kantor

masih ramai karena hampir seluruh staf ingin menyelesaikan tugas tepat waktu tanpa

menunda. Staf rela pulang lebih larut untuk terselesaikannya tugas yang telah menjadi

mandat untuknya. Namun, ada satu staf yang tidak mengetahui tugasnya di program

kelautan karena staf tersebut baru pindah posisi dan memiliki background pendidikan

sebagai magister hukum.

Komitmen kerja yang dimiliki staf program konservasi kelautan WWF-Indonesia

dipengaruhi oleh iklim yang dirasakan oleh masing-masing staf. Jika dikatakan bahwa

program konservasi kelautan memiliki dimensi orientasi pada dukungan, maka

komitmen terhadap kerja tinggi. Loyalitas dimiliki oleh hampir seluruh staf yang

bekerja untuk program konservasi kelautan WWF-Indonesia. Karena bagi mereka,

pekerjaannya saat ini tidak hanya yang mereka sukai, tetapi karena lingkungan tempat

bekerja sangat mendukung untuk memiliki komitmen tinggi terhadap kerja.

Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi memiliki pengaruh kuat terhadap keberadaan suatu

organisasi. Lingkungan dibedakan atas sumbernya, lingkungan luar organisasi dan

lingkungan dalam organisasi. Lingkungan luar organisasi misalnya adalah publik, baik

Page 40: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

30

masyarakat sekitar, pemerintah, organisasi yang memiliki visi misi senada atau rekan

fundrising. Sementara lingkungan organisasi dalam adalah seluruh staf program

kelautan WWF-Indonesia juga seluruh program yang ada diWWF-Indonesia dikatakan

sebagai lingkungan dalam. Baik atau buruknya pengaruh yang berasal dari luar dan

dalam organisasi, akan mempengaruhi stabilitas organisasi dalam mencapai tujuan.

Lingkungan organisasi memiliki dua variabel berupa ancaman organisasi dan perubahan

organisasi. Ancaman cenderung pengaruh negatif berasal dari luar dan dalam,

perubahan cenderung ke arah positif tetapi ada pula yang negatif berasal dari dalam dan

luar. Tingkatan lingkungan organisasi program kelautan WWF-Indonesia yang

dijabarkan pada Tabel 9

Tabel 9 Distribusi staf berdasarkan tingkat lingkungan organisasi WWF-Indonesia

Tingkat Jumlah Presentase(%)

Tinggi 3 10

Sedang 14 43,3

Rendah 13 46,7

Total 30 100

Lingkungan organisasi program kelautan WWF-Indonesia memiliki selisih yang

tidak jauh antara sedang dengan rendah. Karena, pengaruh yang berasal dari dalam dan

luar organisasi tidak memberikan pengaruh yang sangat berarti kepada keberlangsungan

program konservasi kelautan WWF-Indonesia. Hal ini disebabkan oleh dua hal, pertama

program kelautan memiliki tim kuat yakni public relations yang mampu menjaga

stabilitas organisasi dari pengaruh yang diberikan oleh dalam dan luar organisasi.

Kedua adalah mental yang dimiliki staf program kelautan WWF-Indonesia untuk

menghadapi ancaman yang bernilai negatif menjadi hal positif, seperti banyaknya

penolakan yang diberikan oleh masyarakat ketika menerapkan program konservasi,

tidak menjadikan staf mundur dari program tetapi semakin tertantang mencari jalan

keluar. Selain itu, mental mau menerima perubahan dan tidak menjadikan perubahan

sebagai suatu yang aneh dan menghambat kerja.

Lingkungan organisasi WWF-Indonesia termasuk sedang jika dilihat dari dua

unsurnya. Distribusi staf mengenai lingkungan organisasi berdasarkan unsur-unsurnya

dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10 Distribusi staf berdasarkan tingkat lingkungan organisasi sesuai unsurnya

Unsur Budaya Organisasi Tingkat Lingkungan Organisasi

Rendah(%) Sedang(%) Tinggi(%)

Ancaman Organisasi 7 (23,3) 18 (60) 5 (16,7)

Perubahan Organisasi 11 (36,7) 15 (50) 4 (13,3)

Berdasarkan Tabel 10, pada program konservasi kelautan tidak terdapat ancaman

yang akan menggangu stabilitas organisasi begitupun dengan perubahan, tidak terdapat

perubahan yang signifikan dan berpengaruh nyata yang terlihat oleh seluruh staf

program konservasi kelautan WWF-Indonesia

Ancaman Organisasi

Ancaman organisasi merupakan suatu keadaan dan kondisi yang mempengaruhi

organisasi ke arah negatif, ditandai dengan terhambatnya pencapaian tujuan organisasi

Page 41: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

31

dan kerja anggota organisasi. Ancaman berasal dari dalam dan luar organisasi.

Organisasi non profit seperti WWF-Indonesia diasumsikan memiliki ancaman yang

rendah dikarenakan hal yang dibawa dalam mendirikan sebuah organisasi adalah untuk

kesejahteraan masyarakat dan tidak mengambil keuntungan dari masyarakat. Ancaman

organisasi memiliki enam indikator dijabarkan pada Tabel 11

Ancaman yang berasal dari dalam organisasi seperti konflik antar staf tidak terjadi

dalam program konservasi kelautan WWF-Indonesia, karena faktor budaya yang

tercipta yaitu cenderung kekeluargaan sehingga candaan atau ejekan sesama staf bukan

pemicu konflik terjadi, pun tidak teridentifikasi oleh peneliti pemicu konflik antar

staf\program kelautan. Staf masih terus dilibatkan dalam perencanaan program hingga

evaluasi program, sehingga setiap program yang ada seluruh staf mengetahui dan

beberapa paham mengenai prosedur yang lain mendukung dengan caranya sendiri.

Atasan menganggap bahwa opini seluruh staf merupakan hal yang sangat penting untuk

keberlanjutan program konservasi keluatan di WWF-Indonesia ini. Staf tidak merasakan

adanya hambatan informasi. Beberapa staf menyatakan informasi terhambat disebabkan

oleh sifat staf tersebut, yaitu mobilitas yang tinggi berada di wilayah konservasi minim

sinyal sehingga menjadi orang penerima informasi terakhir.

Tabel 11 Distribusi staf berdasarkan indikator ancaman organisasi

Indikator Jumlah staff (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Masyarakat kurang tertarik terhadap

program konservasi kelautan

1

(3.3)

13

(43.3)

12

(40.0)

4

(13.3)

Jumlah dukungan pihak swasta berkurang 0

(0.0)

2

(6.7)

24

(80.0)

4

(13.3)

Konflik antar staff 0

(0.0)

2

(6.7)

19

(63.3)

9

(30.0)

Staff tidak dilibatkan oleh atasan 0

(0.0)

0

(0.0)

19

(63.3)

11

(36.7)

Informasi terhambat 0

(0.0)

10

(33.3)

17

(56.7)

3

(10.0)

Pendaan program berkurang 0

(0.0)

2

(6.7)

19

(63.3)

9

(30.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Ancaman yang berasal dari luar seperti masyarakat menolak program konservasi

dinyatakan oleh beberapa staf terjadi penolakan adapula yang menyatakan tidak terjadi.

Staf yang menyatakan terjadi penolakan adalah staf yang berada di lapang, berinteraksi

langsung dengan masyarakat wilayah konservasi sehingga tahu betul kondisi

masyarakat sesungguhnya, berbeda dengan staf yang berada di kantor, mereka tidak

mengetahui secara langsung kondisi masyarakat. Staf tersebut hanya menilai melalui

satu sisi tanpa adanya konfirmasi langsung terhadap staf lapang.

Secara keseluruhan, ancaman yang terdapat dalam program konservasi kelautan

tidak tergolong tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu organisasi non

profit yang memiliki hakikat tidak mengambil keuntungan dalam menjalankan

organisasinya sehingga ancaman organisasi akan cenderung rendah, atau ada ancaman

tetapi tidak mengganggu stabilitas dan keberadaan organisasi, berbeda dengan

organisasi profit yang sangat rentan dengan ancaman. Faktor kedua adalah keberadaan

public relations yang telah membuat formulasi yang baik untuk meredam ancaman

organisasi datang.

Page 42: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

32

Perubahan Organisasi

Perubahan memiliki sifat yang dinamis, artinya tidak ada yang pernah tahu

kapan perubahan itu terjadi, pada saat kapan dan kapan perubahan itu terjadi. Cukup

sulit untuk menentukan rentang waktu suatu perubahan pada organisasi. Peneliti

menggunakan kata “sekarang” sebagai indikator pembeda dan melihat adakah

perubahan yang teradi pada suatu organisasi. Perubahan bersifat positif dan negatif, ada

yang membawa organisasi pada keadaan yang lebih baik, adapula yang sebaliknya yaitu

menjatuhkan organisasi kepada keterpurukan. Menurut asalnya, perubahan bisa

dipengaruhi oleh luar dan dalam organisasi. Perubahan organisasi memiliki tujuh

indikator dijabarkan pada Tabel 12

Tabel 12 Distribusi staf berdasarkan indikator perubahan organisasi

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Sekarang informasi terbaru cepat 4

(13.3)

22

(73.3)

4

(13.3)

0

(0.0)

Sekarang dukungan bertambah 6

(20.0)

23

(76.7)

1

(3.3)

0

(0.0)

Sekarang sikap masyarakat positif 7

(23.3)

23

(76.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Sekarang sulit berkomunikasi dengan

atasan

0

(0.0)

0

(0.0)

22

(73.3)

8

(26.7)

Sekarang staff tidak dilibatkan 0

(0.0)

0

(0.0)

22

(73.3)

8

(26.7)

Sekarang mengambil keputusan bersama 3

(10.0)

27

(90.0)

0

(0.0)

0

(0.0)

Sekarang alokasi dan bertambah 4

(13.3)

26

(36.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Perubahan pada program kelautan WWF-Indonesia yang bersifat positif

ditunjukkan oleh cepatnya informasi yang diterima oleh seluruh staf, masing-masing

staf memiliki smartphone yang memudahkan mereka semua untuk mengakses informasi,

menyebarkan dan mencari informasi terkait program. Dukungan dari pihak luar baik

bersifat materi maupun non materi bertambah, dukungan dari pihak swasta akan

membantu program secara materi. Pada saat peneliti melakukan penelitian, dukungan

datang dari “planet surf” untuk program kampanye Save Our Sharks (#SOSharks).

Dukungan non materi datang dari artis-artis yang menjadi “champion” kampanye,

untuk kampanye #SOSharks sendiri didukung oleh 23 public figure yang menjadi

champion dan membantu program untuk stop konsumsi dan pembantaian hiu. Sikap

masyarakat yang tadinya negatif dengan tidak mau mengikuti program, sekarang

menjadi mau mengikuti program di beberapa wilayah konservasi.

Pengambilan keputusan program konservasi tetap dilakukan secara bersama oleh

atasan dan staf, serta alokasi dana untuk program kelautan bertambah. Ditunjukkan oleh

banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam waktu bersamaan dan juga menghabiskan

banyak cost untuk kegiatan tersebut. Sementara, perubahan bersifat negatif tidak

teridentifikasi di program kelautan WWF-Indonesia. Atasan masih mudah untuk diajak

berkomunikasi dan juga staf terus dilibatkan dalam pelaksanaan hingga evaluasi

program. Secara keseluruhan perubahan organisasi yang diberikan dari luar dan dalam

bersifat positif untuk pencapaian tujuan program kelautan WWF-Indonesia.

Page 43: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

33

PERAN PUBLIC RELATIONS PROGRAM KELAUTAN

WWF-INDONESIA

Peran Public Relations Program Kelautan WWF-Indonesia

Public relations merupakan sebuah bentuk komunikasi serta media bagi

setiap organisasi yang bersifat profit maupun non profit. Keberadaanya sangat

menentukan posisi sebuah organisasi di mata publik, selain itu public relations

juga sebagai penentu pencapaian tujuan organisasi di masa mendatang. Sehingga,

setiap organisasi tentu menjalankan public relations dengan berbagai sistem, cara

dan nama. Sebagai organisasi non profit, WWF-Indonesia menjalankan public

relations yang berbeda dengan organisasi profit dan non profit lainnya, hal

tersebut dikarenakan WWF-Indonesia terbagi menjadi tiga program diantaranya,

program iklim dan energi, konservasi kehutanan dan spesies, serta konservasi

kelautan dan spesies. Ketiga program menjalankan public relationsnya tersendiri,

namun tetap terpusat kepada public relations keseluruhan organisasi WWF-

Indonesia yaitu divisi communication and media relations.

Penelitian ini khusus melihat bagaimana public relations program

konservasi kelautan dalam menjalankan perannya untuk WWF-Indonesia. Public

relations program konservasi kelautan ini bernama communication and outreach

manager atau sering disebut staff sebagai communications marine disingkat

comms marine, divisi tersebut yang bertindak menjalankan bentuk komunikasi

untuk tercapainya tujuan organisasi. Public relations, memiliki empat peran yaitu

penasehat ahli, fasilitator pemecah masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi

komunikasi, peneliti ingin melihat sejauh mana public relations menjalankan

peran public relations hingga berdampak pada fungsinya. Peran tersebut dinilai

oleh seluruh staff program konservasi kelautan WWF-Indonesia, dengan mengisi

kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Distribusi penilaian tingkat peran public

relations oleh staf dijabarkan pada Tabel 13

Tabel 13 Distribusi penilaian tingkat peran public relations oleh staf

Tingkat peran public

relations

Staf Program Konservasi Kelautan WWF-Indonesia

Jumlah Presentase(%)

Tinggi 10 33,3

Sedang 13 43,3

Rendah 7 23,3

Total 30 100

Secara keseluruhan staf menilai peran public relations sedang atau cukup

baik, hal tersebut disebabkan oleh jumlah tim public relations yang kurang,

sehingga beberapa peran dijalankan oleh public relations dengan cukup baik

seperti peran sebagai penasehat ahli, fasilitator komunikasi juga peran sebagai

teknisi komunikasi dijalankan oleh public relations tidak secara maksimal.

Sementara peran sebagai fasilitator pemecahan masalah dinilai oleh staf telah baik

Page 44: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

34

dijalankan oleh public relations (Tabel 14), public relations menciptakan formula

yang tepat untuk dikonsumsi oleh publik, karena publik memiliki fungsi

fundamental untuk keberlangsungan program konservasi kelautan WWF-

Indonesia salah satunya berupa dukungan berupa moril serta materil yang

dinamakan donasi bulanan, donasi sekali atau kerjasama jangka panjang-jangka

pendek. Formulasi yang dibuat oleh public relations kepada publik eksternal

berupa kampanye-kampanye untuk melindungi species yang hampir punah.

Sejauh ini, public relations telah menciptakan beberapa kampanye seperti, Save

Turtle, Sustainable Seafood, dan pada saat melakukan penelitian sedang

berlangsung kampanye Save Our Sharks (#SOSharks). Dalam melakukan

kampanye, comms marine melibatkan banyak pihak untuk mendukung

berlangsungnya kampanye, diantaranya artis yang menjadi champion atau duta

kampanye, anak muda yang menjadi volunteer, pemerintah dan coorporate

partner WWF-Indonesia.

Peran public relations berdasarkan empat unsurnya yaitu sebagai

penasehat ahli, fasilitator pemecah masalah, fasilitator komunikasi dan teknisi

komunikasi dijabarkan pada Tabel 14

Tabel 14 Distribusi staf berdasarkan tingkat peran public relations sesuai

unsurnya

Unsur peran public relations Tingkat peran public relations

Rendah(%) Sedang(%) Tinggi(%)

Penasehat Ahli 9 (30) 19 (63,3) 2 (6,7)

Fasilitator Pemecahan Masalah 4 (13,3) 8 (26,7) 18 (30)

Fasilitator Komunikasi 9 (30) 15 (50) 6 (20)

Teknisi Komunikasi 5 (16,7) 16 (53,3) 9 (30)

Peran yang dinilai staf paling sering dilakukan oleh public relations adalah

sebagai fasilitator pemecahan masalah, hal tersebut dikarenakan public relations

menjadi bagian dalam manajemen strategis yang membantu organisasi dalam

menyelesaikan masalahnya. Public relations berperan dalam pengembangan

prosedur, kebijakan, produk dan aksi organisasi serta public relations memiliki

kekuatan untuk mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Akan tetapi, sesuai

dengan job description public relations program konservasi kelautan, tugas

mereka lebih mengarah kepada fasilitator komunikasi yang menciptakan produk

komunikasi yang dapat diterima oleh publik dengan baik. WWF-Indonesia

sebagai organisasi non profit, maka memiliki publik yang khas. Publik eksternal

sebagai pendukung materi dan moril organisasi dibagi menjadi supporter WWF,

volunteer, masyarakat daerah konservasi serta perusahaan swasta sebagai sponsor

dan publik internal yaitu seluruh staf WWF-Indonesia dari jabatan terendah

hingga jabatan tertinggi untuk tersus berupaya melakukan konservasi sehingga

tercapai tujuan dari organisasi. Public relations juga telah menggunakan teknologi

dengan baik untuk berperan sebagai fasilitator komunikasi sebuah organisasi.

Selain itu, teknisi komunikasi juga berperan lebih banyak sesuai job description

yang tertulis untuk dilakukan public relations. Menulis newsletter, artikel terkait,

melakukan profiling, press release, mengelola sosial media dan lainnya.

Page 45: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

35

Penasehat Ahli

Peran public relations yang pertama adalah penasehat ahli, memiliki posisi

tertinggi di perusahaan karena public relations sangat dekat dengan pimpinan dan

memegang kendali yang sama dengan pimpinan. Public relations dipercaya untuk

memberikan nasehat kepada pimpinan terkait keberlangsungan organisasi,

umumnya public relations yang berperan sebagai penasehat ahli memiliki

keahlian khusus yang sejalan dengan organisasi, lebih unggul dari segi

pengetahuan dan pendidikan. Penilaian staff terhadap peran public relations

sebagai penasehat ahli pada program konservasi kelautan WWF-Indonesia

memiliki empat indikator dijelaskan melalui Tabel 15

Peran comms marine sebagai seorang penasehat ahli dinilai staff bukan

sebagai suatu peranan yang utama dilakukan comms marine di program

konservasi kelautan. Karena secara struktural, comms marine tidak memiliki

posisi yang seimbang dan setara dengan atasan program kelautan (Direktur) tetapi

jauh di bawahnya. Selain itu, program kelautan sendiri sudah memiliki tim ahli

yang menjadi penasehat Direktur dalam melihat hingga menyelesaikan masalah,

tim tersebut bernama marine science expert. Marine science expert secara

struktural setara dengan direktur program kelautan, sehingga mereka lah yang

menjadi penasehat ahli utama untuk program kelautan WWF-Indonesia.

Tabel 15 Distribusi staf berdasarkan indikator penasehat ahli

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Communications Marine telah

memberikan pengarahan tentang cara

menjalankan program Konservasi

Kelautan dengan baik

6

(20)

23

(76.7)

1

(3.3)

0

(0.0)

Communications Marine telah melakukan

pencarian informasi database kelautan

dengan baik

2

(6.7)

19

(63.3)

9

(30)

0

(0.0)

Communications Marine telah

memberikan saran untuk menyelesaikan

masalah kelautan kepada atasan di WWF

Indonesia

4

(13.3)

20

(66.7)

6

(20)

0

(0.0)

Communications Marine telah memantau

secara rutin wilayah konservasi kelautan

WWF Indonesia

2

(6.7)

20

(66.7)

8

(26.7)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Comms marine sendiri telah berperan sebagai penasehat ahli untuk hasil

yang telah didiskusikan oleh tim ahli dan direktur. Contohnya adalah

permasalahan populasi spesies hiu yang semakin berkurang secara drastis di laut,

sebelumnya tim ahli telah mendiskusikan dengan direktur, setelah didapat

hasilnya, direktur melemparkan kepada tim comms marine untuk diolah dan

dibentuk sehingga bisa dikonsumsi oleh publik WWF-Indonesia. comms marine

membuat sebuah kampanye publik untuk permasalahan spesies hiu dengan nama

“Save Our Sharks”(#SOSharks).

Page 46: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

36

Fasilitator Pemecahan Masalah

Peran kedua public relations adalah sebagai fasilitator pemecahan masalah,

seorang public relations mampu melakukan identifikasi suatu masalah yang

timbul pada organisasi, merumuskannya, membuat solusi, menjalankan solusi

sampai kepada evaluasi solusi yang telah dijalankan. Keterlibatan staf sangat

penting dalam menyelesaikan permasalahan organisasi. Peran sebagai fasilitator

pemecahan masalah memiliki lima indikator dijelaskan melalui Tabel 16

Peran comms marine sebagai fasilitator pemecahan masalah dinilai staf

variatif, ada yang berpendapat sudah sangat baik, cukup baik dan tidak baik. Staf

yang berpendapat comms marine tidak berperan sebagai fasilitator pemecahan

masalah ada tiga orang dan ketiganya adalah staf lapang dan tim ahli konservasi

kelautan, staf tersebut merasa lebih mengetahui kondisi dari lapang dan

permasalahan yang ada sampai kepada solusi dari masalah tersebut. Sehingga,

comms marine dinilai tidak memiliki keterlibatan dalam melakukan identifikasi

permasalahan, merumuskan masalah, menyusun solusi, menjalankan solusi dan

evaluasi solusi yang telah dijalankan. Hal tersebut diangga tugas tim ahli

konservasi kelautan. Sementara ada tiga staf yang berpendapat peran comms

marine sebagai fasilitator pemecahan masalah, ketiganya melihat bahwa

permasalahan yang diidentifikasi oleh comms marine bukan permasalahan

konservasi secara ilmiah, tetapi permasalahan yang timbul ketika permasalahan

konservasi tersebut telah dibentuk sebagai suatu kampanye dan masalah yang

timbul ketika akan melakukan kampanye yang diidentifikasi oleh comms marine

dengan melibatkan staf.

Tabel 16 Distribusi staf berdasarkan indikator fasilitator pemecahan masalah

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Communications Marine telah melakukan

evaluasi setiap kegiatan pada program

Konservasi Kelautan dengan baik

2

(6.7)

16

(53.3)

12

(40)

0

(0.0)

Communications Marine telah

mengumpulkan seluruh data yang

berkaitan dengan kegiatan program

Konservasi Kelautan

2

(6.7)

23

(76.7)

4

(13.3)

1

(3.3)

Communications Marine telah membuat

solusi untuk masalah yang timbul dalam

kegiatan program Konservasi Kelautan

1

(3.3)

22

(73.3)

7

(23.3)

0

(0.0)

Communications Marine telah mengajak

staff lain untuk merencanakan program

Konservasi Kelautan

0

(0.0)

23

(73.3)

7

(23.3)

0

(0.0)

Communications Marine telah mengajak

staff lain untuk melakukan evaluasi

program Konservasi Kelautan

0

(0.0)

22

(73.3)

8

(26.7)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Kampanye “Save Our Sharks”sebagai salah satu contoh comms marine

mengajak seluruh staff untuk melakukan identifikasi hingga evaluasi. Sehingga,

Page 47: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

37

comms marine dinilai telah berperan sebagai fasilitator pemecahan masalah

dengan baik oleh staf program konservasi kelautan WWF-Indonesia

Fasilitator Komunikasi

Fasilitator komunikasi adalah peran seorang public relations yang ketiga,

public relations sebagai penjembatan organisasi dengan publiknya, baik publik

eksternal maupun internal, selain itu public relations juga memiliki kemampuan

komunikasi yang baik seperti mendengarkan publik, menyampaikan informasi

kepada publik, sikap sebagai seorang komunikator yang baik serta kemampuan

menggunakan teknologi untuk penyebaran informasi. Distribusi peran sebagai

fasilitator komunikasi terdiri atas sembilan indikator dijelaskan melalui Tabel 17

Comms marine dinilai telah melakukan peran sebagai fasilitator

komunikasi dengan baik pada beberapa aspek, yaitu penyebaran informasi kepada

seluruh staf, memberikan informasi sesuai kebutuhan staf, penggunaan teknologi

untuk melakukan penyebaran informasi dalam hal ini menggunakan surel (surat

elektronik) serta sikap sebagai seorang komunikator yaitu kemampuan berbicara

sehingga staf merasa nyaman ketika melakukan diskusi dengan comms marine.

Aspek lain yang dinilai cukup baik adalah sebagai pendengar keluh kesah staf,

hubungan personal dengan staf yang dilihat dari frekuensi menanyakan kabar

kepada staf, serta jembatan penghubung dengan program konservasi lain.

Tabel 17 Distribusi staf berdasarkan indikator fasilitator komunikasi

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Communications Marine telah menjadi

pendengar keluhan seluruh staff dengan

baik

1

(3.3)

18

(60)

11

(36.7)

0

(0.0)

Communications Marine telah menjadi

jembatan penghubung saya dan staff

program Konservasi Kelautan dengan

Program Konservasi lain di WWF

1

(3.3)

19

(63.3)

10

(33.3)

0

(0.0)

Communications Marine telah

memberikan informasi yang saya

butuhkan dengan baik

1

(3.3)

23

(76.7)

6

(20)

0

(0.0)

Communications Marine telah

memberikan informasi mengenai WWF

Indonesia secara keseluruhan dengan baik

4

(13.3)

24

(80)

2

(6.7)

0

(0.0)

Communications Marine telah

menggunakan e-mail untuk

menyampaikan informasi kepada staff

program Konservasi Kelautan dengan

baik

9

(30)

19

(63.3)

2

(6.7)

0

(0.0)

Communications Marine sering

menanyakan kabar saya dan apa yang

sedang saya hadapi

1

(3.3)

12

(40)

17

(56.7)

0

(0.0)

Communications Marine ramah pada

seluruh staff program Konservasi

Kelautan

5

(16.7)

23

(76.7)

2

(6.7)

0

(0.0)

Communications Marine mudah 4 19 7 0

Page 48: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

38

dihubungi setiap waktu (13.3) (63.3) (23.3) (0.0)

Communications Marine enak diajak

berdiskusi

9

(30)

21

(70)

0

(0.0)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, pertama adalah keberadaan staf

yang menyebar sehingga comms marine terkadang tidak mengetahui posisi terkini

dari masing-masing staf, kedua job desk yang dimiliki oleh comms marine

berbanding terbalik dengan jumlah comms marine yang ada, sehingga comms

marine akan mendahulukan kepentingan yang memiliki nilai urgensi tinggi dan

mengabaikan hal yang dinilai memiliki urgensi rendah seperti menanyakan kabar,

mendengar keluh kesah dan lainnya. Ketiga, staf program kelautan memiliki

personal yang ramah sehingga untuk kenal dengan staf dari program konservasi

lain tidak membutuhkan bantuan comms marine.

Teknisi Komunikasi

Teknisi komunikasi merupakan peran public relations yang berada di

tingkatan akhir, posisinya ada organisasi berada di bawah dan seringnya menjadi

orang terakhir yang mengetahui informasi atau berita yang terjadi seputar

organisasi. Teknisi komunikasi mengelola social media, website, menyusun

tulisan artikel untuk diterbitkan serta membuat press release suatu kegiatan. Peran

sebagai teknisi komunikasi memilki lima indikator yang dijelaskan melalui Tabel

18

Staf program konservasi kelautan menilai comms marine telah melakukan

peran sebagai teknisi komunikasi dengan baik pada aspek pembuatan tulisan,

naskah dan artikel untuk diterbitkan kepada publik, press release, juga

mengajarkan staf teknik penulisan dengan baik. Namun, untuk pengelolaan social

media sangat kurang, hal ini disebabkan oleh jumlah comms marine yang sedikit

sehingga mengalami penumpukan job desk dan tidak melakukan pengelolaan

social media dengan baik. comms marine menyerahkan pekerjaan social media

kepada mahasiswa/i yang sedang magang di program konservasi kelautan atau

kepada staf honorer yang direkrut oleh comms marine.

Tabel 18 Distribusi staf berdasarkan indikator teknisi komunikasi

Indikator Jumlah staf (orang) dan presentase (%)

SS S TS STS

Communications Marine telah membuat

tulisan untuk dipublikasikan kepada

publik dengan baik

13

(43.3)

15

(50)

2

(6.7)

0

(0.0)

Communications Marine telah membuat

press realese setiap kegiatan program

Konservasi Kelautan dengan baik

10

(33.3)

18

(60)

2

(6.7)

0

(0.0)

Communications Marine telah bertugas

membuat naskah untuk siaran pers dan

konferensi pers dengan baik

7

(23.3)

23

(76.7)

0

(0.0)

0

(0.0)

Communications Marine mengajari staff

lain untuk menulis dengan baik

8

(26.7)

20

(66.7)

2

(6.7)

0

(0.0)

Keterangan: SS = Sangat Setuju ; S = Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju

Page 49: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

39

Peran Public Relations yang Dominan dipengaruhi oleh Budaya dan

Lingkungan Organisasi

Budaya dan lingkungan organisasi yang tercipta di program konservasi

kelautan memberikan pengaruh terhadap peran yang akan dominan dilakukan oleh

seorang public relations. Cutlip (2006) dalam bukunya menerangkan bahwa

organisasi nirlaba atau non profit cenderung memiliki situasi lingkungan yang

rendah ancaman dan minim perubahan, sehingga peran yang banyak dilakukan

adalah sebagai teknisi komunikasi. Peran sebagai fasilitator komunikasi sendiri

bisa menjadi dominan pada organisasi non profit, apabila memiliki kondisi yang

rendah ancaman atau relatif stabil dan memiliki perubahan yang banyak.

Peran public relations sebagai fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,034 dan 0,020 (Tabel 19) diperoleh dari uji

statistik chi square dan memiliki nilai keduanya < 0,10 (taraf nyata) dengan

tingkat kepercayaan sebesar 90 persen, sehingga menunjukkan adanya hubungan

antara lingkungan organisasi dengan peran public relations dalam menentukan

dominasi peran public relations, yakni pada peran sebagai fasilitator komunikasi

dan teknisi komunikasi. Pada saat kondisi lingkungan organisasi rendah ancaman

dan cenderung terdapat perubahan maka peran yang dominan adalah sebagai

fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi.

Tabel 19 Signifikansi budaya dan lingkungan organisasi terhadap peran public

relations program konservasi kelautan WWF-Indonesia, tahun 2013

Peran public relations Budaya Organisasi Lingkungan

Organisasi

Signifikan

Penasehat Ahli 0.814 0.100

Fasilitator Pemecahan Masalah 0.259 0.324

Fasilitator Komunikasi 0.967 0.034*

Teknisi Komunikasi 0.533 0.020*

Program konservasi kelautan WWF-Indonesia, cenderung memeiliki

lingkungan yang rendah cenderung stabil, sehingga public relations akan berperan

sebagai fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi. Public relations sebagai

fasilitator komunikasi akan menjadi pendengar setia bagi seluruh staf mengenai

berbagai keluhan, komentar bahkan hal positif mengenai organisasi, juga sebagai

penghubung dengan program dan departemen lain dalam organisasi. Public

relations akan lebih fokus untuk menyebarkan informasi kepada seluruh staf

(lapang dan kantor) agar dapat menerima informasi secara bersamaan dan merata,

menjadi penyedia kebutuhan seluruh staf juga publik eksternal mengenai hal yang

terkait dengan program konservasi kelautan. Public relations sebagai teknisi

komunikasi akan cenderung fokus untuk memproduksi tulisan-tulisan melalui

berbagai media (cetak, elektronik dan massa) untuk membentuk sebuah profiling

organisasi, sehingga publik eksternal dan internal dapat memahami program

konservasi kelautan WWF-Indonesia.

Page 50: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

40

Budaya organisasi dengan peran public relations memiliki nilai

signifikansi yang lebih besar (Tabel 19) dari 0,10 (taraf nyata), sehingga dapat

dikatakan tidak memiliki hubungan diantara keduanya. Bagaimanapun budaya

yang terbentu pada program konservasi kelautan tidak akan mempengaruhi peran

public relations dan dominasinya dalam melaksanakan perannya. WWF-Indonesia

sudah berdiri 50 tahun lamanya, sehingga budaya yang terbentuk tidak akan

mengalami perkembangan yang signifikan ke arah yang lebih baik atau buruk.

Staf berpendapat bahwa peran public relations sebagai fasilitator

pemecahan masalah berperan tinggi dibandingkan dengan peran lain, dikarenakan

ketidaktahuan beberapa staf akan pekerjaan utama dari public relations dan

menganggap bahwa poin-poin di dalam pertanyaan kuesioner peran fasilitator

pemecahan masalah lebih dominan dilakukan. Masalah yang dianggap oleh staf

adalah masalah yang terjadi di intern program bukan masalah konservasi kelautan,

seperti adanya staf yang sakit dan dirawat di rumah sakit, kekurangan jumlah

tenaga honorer yang jika disimpulkan hal tersebut termasuk ke dalam peran

sebagai fasilitator komunikasi bukan fasilitator pemecahan masalah.

Page 51: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Public relations program konservasi kelautan WWF-Indonesia dinilai

berperan baik oleh staf. Peran dominan yang dilakukan oleh public

relations adalah sebagai fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi

Fasilitator pemecahan masalah dianggap staf peran yang tinggi karena

masalah yang dianggap staf diselesaikan adalah masalah internal program

antar staf bukan masalah konservasi, proses pemecahan masalah tersebut

sesungguhnya termasuk ke dalam peran sebagai fasilitator komunikasi.

2. Lingkungan organisasi berhubungan dengan dominasi peran yaitu sebagai

fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi. Ditunjukkan dengan uji

statistic chi square yang memiliki nilai signifikan < 0,10 (taraf nyata).

Sementara, budaya organisasi tidak memiliki hubungan terhadap peran

dan dominasinya. Sehingga, pada organisasi non profit seperti WWF-

Indonesia peran public relations yang dominan dilakukan adalah sebagai

fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi.

Saran

1. Agar public relations dapat berperan lebih baik lagi sebagai, penambahan

jumlah staf sangat disarankan untuk kinerja yang lebih baik ke depannya.

Sehingga peran sebagai fasilitator pemecahan masalah dan penasehat ahli

dapat dirasakan oleh publik organisasi

2. WWF-Indonesia perlu mengadakan pelatihan rutin dengan tim ahli untuk

public relations yang ada di WWF-Indonesia, sehingga dapat berperan

dengan maksimal dan mampu menciptakan bentuk komunikasi yang tepat

untuk publik organisasi.

3. Public relations lebih memperhatikan aspek kedekatan terhadap publik

internal (staff) terutama staf lapang, sehingga dapat mengetahui bagaimana

kondisi staf lain dan staf lain mengenal baik public relations yang

memiliki fungsi fundamental dalam keberlangsungan organisasi WWF-

Indonesia

Page 52: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Agung SA et al.2009. Bab 1 Pendahuluan. Dalam: Hubies AVS, editor Dasar-

dasar komunikasi. Bogor[ID]: Sains KPM IPB Press. Hal1-10 Andhini SA. 2012. Analisis pembentukan citra Kebun Raya Cibodas melalui program

pelayanan pendidikan lingkungan. [Skripsi]. Bogor [ID]. Institut Pertanian

Bogor.

Astuti S. 2012. Fungsi public relations PT. Inco Tbk dalam upaya meningkatkan

citra perusahaan. [Skripsi]. [Internet]. [Dikutip 08 November 2012].

Makassar[ID].Universitas Hasanudin Dapat diunduh di

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1714.

Cutlip et al. 2000. Effective public relations (Merancang dan Melaksanakan kegiatan

kehumasan dengan sukses).

Damastuti R, Sinatra L. 2008. Kajian peran public relations dalam meningkatkan

citra perguruan tinggi swasta di Jawa. Jurnal Ilmiah Scriptura

02(02):95-105. [Internet]. [Dikutip 09 November 2012]. Dapat diunduh di

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/iko/article/viewFile/16943

/1692 9.

Febriyanti A. 2006. Pengaruh Komunikasi Publik Perusahaan terhadap pencitraan

perusahaan melalui program kemitraan bina lingkungan pada masyarakat

sekitar Kebun Malabar, Pangalengan, Kab Bandung. [Tesis]. Bogor[ID].

Institut Pertanian Bogor.

Harrison, Roger & Herb Stokes. 1992. Diagnosing Oragnizational culture. California

[USA] : Prieffer & Company

Imram M. 2011. Peran public relations pada program CSR untuk meningkatkan

citra positif perusahaan. Jurnal Paradigma. [Internet]. [Dikutip 07

Desember 2012].Dapat diunduh di http://ejournal-

unisma.net/ojs/index.php/paradigma/article/viewFile/152/239 Irianti E. 2009. Efektivitas kampanye in class yang dilakukan yayasan cinta anak

bangsa(YCAB) terhadap siswa/i MTs Darul Bina. [Internet]. [Dikutip 17 Januari

2012]. Dapat diunduh di http://library.esaunggul.ac.id/opac/files

/S00000265.pdf Jefkins, Frank. 2004. Public Relations, Edisi Kelima. Jakarta[ID]: Erlangga.

Khadijah S. 2011. Strategi public relations dalam membangun citra perusahaan,

studi deskriptif membangun hubungan baik dengan media dalam upaya

meningkatkan citra perusahaan. Jurnal Makna 02(02). [Internet]. [Dikutip

08 November 2012]. Dapat diunduh di

http://unisma.net/ojs/index.php/makna/article/view/399/ 367.

Koesmono, H Teman. 2005. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 07(02):171-188. [Internet].

[Dikutip 22 September 2013]. Dapat diunduh di

http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/

Morissan. 2008. Manajemen public relations.Jakarta [ID]: Prenada Media Group.

Prafitri, Refi. 2008. Peranan public relations dalam menjaga eksistensi perusahaan pada

perusahaan berbasis agrowisata (kasus: Kebun Wisata Pasirmukti, Kecamatan

Page 53: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

44

Citeureup, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor [ID]. Institut

Pertanian Bogor. 147 hal

Robins P. Stephen .2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Terjemahan Benyamin

Molan. Jakarta [ID]: PT Indeks Kelompok Gramedia

Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen public relations. Jakarta [ID]: Rajawali Press.

Singarimbun Masri, Sofian Effendi. 1995. Metode penelitian survai. Jakarta [ID]:

LP3ES.

Tahoba AEP. 2011. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan dalam

program tanggung jawab sosial perusahaan dengan kepuasan public dan

perilaku konflik, studi kasus: konflik perusahaan BP LNG Tangguh

dengan masyarakat adat teluk Bintuni di Kab. Bintuni,Provinsi Papua

Barat. [Tesis]. Bogor [ID]. Institut Pertanian Bogor.

Wibowo, Adi Lili et al. 2008. Pembentukan citra Taman Rekreasi DKI Jakarta

sebagai green city melalui kualitas penyampaian jasa dan value creation

(studi pada para pengunjung Taman-Taman Rekreasi di DKI Jakarta.

[Internet]. [dikutip 05 November 2012]. Dapat diunduh dari:

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WI

SATA/LILI_ADIWIBOWO/Makalah@Lili_Adi_WIbowo/Pembentukan_

Citra_Taman_Rekreasi_DKI_Jakarta_sebagai_Green_C.pdf

Winanti, Marliana B. 2010. Pengaruh budaya dan motivasi organisasi terhadap

kinerja karyawan pada PT. ATRI DISTRIBUTION. [Internet]. [Dikutip 22

September 2013].Dapat diunduh di

http://teorionline.files.wordpress.com/2010/06/jurnal-pengaruh-budaya-

organisasi-terhadap-motivasi.pdf

[WWF-Indonesia] World Wildlife Fund Indonesia. 2011. Program Konservasi

Kelautan Spesies. [Diunduh 17 Maret 2013]. Dapat Diunduh di

http://wwf.or.id/program/konservasikelautan

Yudarwati AG. 2004. Community relations: bentuk tanggung jawab sosial

organisasi. Jurnal Komunikasi 01(02):143-156. [Internet]. [Dikutip]. Dapat

Diunduh di http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/05/JIK-Vol1-No2-

2004_4.pdf

Page 54: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

45

Diisi oleh peneliti Nomor Responden : Hari/tanggal wawancara : Tanggal entry data :

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER

Peneliti bernama Fajrina Nissa Utami, adalah seorang mahasiswi Departemen

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut

Pertanian Bogor. Saat ini peneliti sedang menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peran Public Relations Program Konservasi Kelautan WWF

Indonesia” sebagai salah satu syarat kelulusan studi. Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, peneliti mohon kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di kuesioner ini dengan

jujur dan sesuai keadaan Anda yang sebenarnya. Hasil dan kerahasiaan jawaban Anda

semata-mata hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan penulisan skripsi saja.

Terimakasih atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I untuk pengisian kuesioner

ini.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

2013

Page 55: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

46

Bagian 1.

Karakteristik Responden

1. Nama :…………………………………………...……

2. Jenis Kelamin* : 1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Umur : …………………………………………….tahun

4. Alamat : …………………………………………………... 5. No. HP/Telp. : …………………………………………………... 6. Posisi/Jabatan : .........................................................................

7.Pendidikan terakhir : .......................................................................

8. Lama Bekerja : .........................................................................

Bagian 2.

Budaya Organisasi

Berilah tanda ceklist (√) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

No Pertanyaan

Penilaian

STS TS S SS

Nilai Organisasi

1

Saya memahami tujuan organisasi WWF Indonesia

2

Saya memahami visi dan misi organisasi WWF Indonesia

3

Saya memahami tanggung jawab WWF sebagai organisasi

pelestarian lingkungan

4

Saya memahami tujuan program Konservasi Kelautan WWF

5

Saya memahami setiap kegiatan yang dilakukan oleh program

Konservasi Kelautan

Iklim Organisasi

6

Saya dapat menyampaikan pendapat dengan bebas

7

Saya dapat memberikan saran dengan bebas

8

Saya dapat bebas memanggil rekan kerja dengan panggilan

apapun

9 Saya merasa betah berkumpul bersama seluruh karyawan

10

Saya merasa senang berkontribusi terhadap program Konservasi

Kelautan

11

Saya merasa program Konservasi Kelautan adalah bagian dari

hidup saya

Komitmen terhadap tugas

12

Saya mengetahui tugas saya di program Konservasi Kelautan

Saya senang mengerjakan tugas saya di program Konservasi

Page 56: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

47

13 Kelautan

14

Saya selalu antusias dengan tugas baru yang dibebani kepada

saya

15

Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu

16

Saya selalu berupaya maksimal agar program Konservasi dapat

terus berlanjut

17

Saya bersedia ditempatkan di wilayah dan posisi mana saja

untuk WWF Indonesia

Bagian 3.

Lingkungan Organisasi

Berilah tanda ceklist (√) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

No Pertanyaan

Penilaian

STS TS S SS

Ancaman Organisasi (Anda mengisi sesuai dengan apa yang anda rasakan selama bekerja di

WWF Indonesia)

1

Masyarakat kurang tertarik mengikuti program Konservasi

Kelautan di beberapa daerah

2

Pihak swasta atau mitra semakin berkurang untuk memberikan

dukungan pendanaan atau non materil kepada program

Konservasi Kelautan

3

Konflik atau pertikaian sering terjadi diantara staff Konservasi

Kelautan

4

Atasan tidak lagi melibatkan staff dalam mendiskusikan

kegiatan selanjutnya untuk program Konservasi Kelautan

5

Penyebaran informasi terbaru sering terganggu atau terhambat

6

Pendanaan untuk program Konservasi Kelautan berkurang

Perubahan Organisasi (Anda mengisi sesuai dengan kondisi saat ini

7

Sekarang mendapatkan informasi terbaru cepat

8

Sekarang jumlah dukungan dari pihak luar terhadap program

Konservasi Kelautan bertambah

9

Sekarang sikap masyarakat daerah konservasi terhadap program

Konservasi Kelautan baik (positif)

10

Sekarang sulit berkomunikasi dengan atasan

11

Sekarang staff tidak dilibatkan dalam menyelesaikan masalah

program Konservasi Kelautan

12

Sekarang pengambilan keputusan program dilakukan secara

bersama

13

Sekarang alokasi dana untuk menjalani program Konservasi

Kelautan bertambah

Page 57: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

48

Bagian 4.

Peran Public Relations

Berilah tanda ceklist (√) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

No Pertanyaan

Penilaian

STS TS S SS

Penasehat Ahli

1

Communications Marine telah memberikan pengarahan tentang

cara menjalankan program Konservasi Kelautan dengan baik

2

Communications Marine telah melakukan pencarian informasi

database kelautan dengan baik

3

Communications Marine telah memberikan saran untuk

menyelesaikan masalah kelautan kepada atasan di WWF

Indonesia

4

Communications Marine telah memantau secara rutin wilayah

konservasi kelautan WWF Indonesia

Fasilitator Pemecah Masalah

5 Communications Marine telah melakukan evaluasi setiap

kegiatan pada program Konservasi Kelautan dengan baik

6

Communications Marine telah mengumpulkan seluruh data

yang berkaitan dengan kegiatan program Konservasi Kelautan

7

Communications Marine telah membuat solusi untuk masalah

yang timbul dalam kegiatan program Konservasi Kelautan

8

Communications Marine telah mengajak staff lain untuk

merencanakan program Konservasi Kelautan

9

Communications Marine telah mengajak staff lain untuk

melakukan evaluasi program Konservasi Kelautan

Fasilitator Komunikator

10

Communications Marine telah menjadi pendengar keluhan

seluruh staff dengan baik

11

Communications Marine telah menjadi jembatan penghubung

saya dan staff program Konservasi Kelautan dengan Program

Konservasi lain di WWF

12

Communications Marine telah memberikan informasi yang saya

butuhkan dengan baik

13

Communications Marine telah memberikan informasi mengenai

WWF Indonesia secara keseluruhan dengan baik

14

Communications Marine telah menggunakan e-mail untuk

menyampaikan informasi kepada staff program Konservasi

Kelautan dengan baik

15

Communications Marine sering menanyakan kabar saya dan apa

yang sedang saya hadapi

16

Communications Marine ramah pada seluruh staff program

Konservasi Kelautan

17

Communications Marine mudah dihubungi setiap waktu

18

Communications Marine enak diajak berdiskusi

Teknisi Komunikasi

19

Communications Marine telah membuat tulisan untuk

dipublikasian kepada publik dengan baik

Page 58: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

49

20

Communications Marine telah membuat press realese setiap

kegiatan program Konservasi Kelautan dengan baik

21

Communications Marine telah bertugas membuat naskah untuk

siaran pers dan konferensi pers dengan baik

22

Communications Marine mengajari staff lain untuk menulis

dengan baik

Page 59: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

50

Lampiran 2. PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Hari/ tanggal wawancara :

Lokasi wawancara :

Nama dan umur informan :

Jabatan :

Pertanyaan Penelitian:

1. Apa latar belakang WWF melaksanakan program Konservasi Kelautan?

Sejak kapan mengimplementasikan program Konservasi Kelautan?

2. Apa itu program Konservasi Kelautan menurut WWF sendiri?

3. Apakah visi dan misi WWF dalam pelaksanaan program Konservasi

Kelautan?

4. Bagaimana posisi struktural pelaksanaan program Konservasi Kelautan

dalam WWF?

5. Berapa orang karyawan yang bertugas menjalankan program Konservasi

Kelautan? Mengapa?

6. Apa saja jenis kegiatan program Konservasi Kelautan yang dilaksanakan

oleh WWF? Apa saja kegiatan yang telah dilakukan? Siapa saja

sasarannya dan dimana pelaksanaannya?

7. Bagaimana pembagian staff serta penempatannya di wilayah konservasi?

Berapa orang satu wilayah?

8. Apa strategi yang dipilih WWF dalam pelaksanaan program Konservasi

Kelautan?

9. Bagaimana pemahaman staff terhadap nilai-nilai yang dibawa oleh WWF

pada Program Konservasi Kelautan?

10. Apakah ada aturan tertentu yang mutlak dilakukan oleh staff dan hukuman

apabila melanggar?

11. Apakah anda dekat dengan top management WWF? Seberapa dekat?

Apakah anda diminta member saran atau nasehat kepada top

management?

12. Apakah anda bersama dengan staff lain mendefinisikan serta memecahkan

masalah dengan membuat kegiatan baru?

13. Apakah anda menjadi wadah oleh seluruh staff sebagai pendengar,

penyampai informasi dan penjembatan dengan top management?

14. Apakah anda rutin membuat tulisan untuk media yang bekerja sama

seperti pembuatan feature, press release,atau desain isi website WWF?

Jika iya seberapa rutin?

15. Menurut anda antara penasehat ahli, fasilitator pemecah masalah,

fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi manakah yang menjadi

peran yang sering anda lakukan?

Page 60: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

51

Lampiran 3 Daftar Responden

Waktu Feedback

Jenis kelamin Umur

Lama bekerja

Pend. Terakhir

5-13-2013 17:27:33 L 23 19 Bulan D IV

5-14-2013 11:11:29 P 23 2 tahun S1

5-16-2013 11:12:13 P 21 4 bulan SMA

5-16-2013 11:42:28 P 25 8 Bulan

S-1 Ilmu Kelautan

5-16-2013 12:01:57 L 27 5,5 tahun S1

5-16-2013 12:05:20 L 27 2 Tahun Sarjana

5-16-2013 12:05:30 L 40 6 bulan s1

5-16-2013 13:43:16 L 27 9 bulan S2

5-16-2013 15:01:00 L 29 4 tahun S1

5-16-2013 15:34:21 L 34 4 tahun

sarjana strata satu

5-17-2013 10:01:29 L 48 15 tahun

S2 Ilmu Lingkungan

5-17-2013 10:02:59 L 4 tahun Magister

5-17-2013 10:29:25 L n.a. 4,5tahun master

5-17-2013 14:05:02 L 48 19 Tahun Sarjana

5-20-2013 2:38:53 L 34 12 tahun S2

5-20-2013 18:29:51 P 30 4,5 tahun S1

5-23-2013 11:51:13 L 40 6 tahun

Magister Hukum

5-29-2013 13:37:44 L 31 1 tahun s1

6-6-2013 13:56:27 P 30 5 tahun S1

6-19-2013 15:29:52 L 34

5 tahun 8 bulan S1

6-20-2013 15:43:05 L 24 10 bulan S1

6-20-2013 17:46:11 P 37 4 tahun

S2 Penginderaan jauh

6-20-2013 19:10:47 L 37 4 tahun S1

6-30-2013 17:15:14 P 23 6 Bulan S1

7-10-2013 P 23 1 Bulan S1

Page 61: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

52

13:15:23

7-11-2013 15:11:10 L 28 1 Tahun S1

7-22-1013 10:13:24 P 25 1 Tahun S1

7-22-2013 14:12:15 L 27 2 Tahun S1

7-23-2013 15:16:20 P 30 3 Tahun S1

7-23-2013 16:15:20 L 38 4 tahun S1

Page 62: PERAN PUBLIC RELATIONS PADA ORGANISASI …...Sementara, organisasi non profit bukan pemerintah yang biaya operasional tidak tergantung oleh pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat

53

Lampiran 4 Hasil Chi Square

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .565a 4 .967

Likelihood Ratio .586 4 .965

Linear-by-Linear Association .493 1 .483

N of Valid Cases 30

a. 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.60.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.152a 4 .533

Likelihood Ratio 4.365 4 .359

Linear-by-Linear Association .538 1 .463

N of Valid Cases 30

a. 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.33.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.611a 4 .020

Likelihood Ratio 13.976 4 .007

Linear-by-Linear Association 5.459 1 .019

N of Valid Cases 30

a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .50.