peran strategis bpjs kesehatan dalam · pdf filebenjamin saut ps kepala divisi regional ii...
TRANSCRIPT
Benjamin Saut PS Kepala Divisi Regional II
Rakerda Propinsi Riau Pekanbaru, 25 Maret 2015
PERAN STRATEGIS BPJS KESEHATAN DALAM PENINGKATAN
CAKUPAN DAN KUALITAS JAMINAN KESEHATAN – BPJS KESEHATAN
PROPINSI RIAU
ARAHAN WAPRES, 10 NOVEMBER 2014
“Sebagai upaya memastikan tercapainya keadilan sosial bagi seluruh peserta dalam mengakses pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan, maka Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan menjadi kartu
identitas peserta bagi SELURUH peserta program Jaminan Kesehatan”
3
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 166 TAHUN 2014
TENTANG PROGRAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Pasal 4 (1) Dalam pelaksanaan program perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah menerbitkan kartu identitas bagi penerima program perlindungan sosial. (2) Kartu identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Kartu Keluarga Sejahtera untuk penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera; b. Kartu Indonesia Pintar untuk penerima Program Indonesia Pintar; c. Kartu Indonesia Sehat untuk penerima Program Indonesia Sehat.
Pasal 8 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 November 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 November 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY
TRI SUKSES BPJS KESEHATAN 2015
FOKUS BPJS KESEHATAN
2015
1. Sukses Implementasi
KIS
2. Peningkatan Kendali Mutu dan Kendali
Biaya (KMKB)
3. Peningkatan Kolektibilitas
Iuran dan Peningkatan Rekrutmen
Peserta Penerima Upah (PPU)
Indikator & Target: Distribusi KIS 100%
Indikator & Target: Rasio Klaim 98,2%
Indikator & Target: Tk.
Kolektibilitas Iuran 95,1% &
Rekrutmen PPU 29,5 Juta Jiwa
2014
2015
2016
2019
PerPres RI Nomor : 111 Tahun 2013 pasal 6 : Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat WAJIB dan mencakup SELURUH penduduk Indonesia
1 Januari 2019 Universal Coverage
Pentahapan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Paling lambat 1 Januari 2016
Usaha mikro & Jamkesda
Paling lambat 1 Januari 2015 1. BUMN 2. Usaha besar 3. Usaha menengah 4. Usaha kecil
Target PBPU (2014) : 598.487
Realisasi PBPU (Des ‘14): 9.052.859 Realisasi PBPU (13 Feb ’15) : 10.209.169
1 Januari 2014
114.339.825
1 Januari 2015
133.423.653
Mulai 1 Januari 2014 1. PBI 2. TNI/POLRI 3. Eks Askes 4. Eks Jamsostek 5. Lain-lain
2014
2015
2016
2019
PerPres RI Nomor : 111 Tahun 2013 pasal 6 : Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat WAJIB dan mencakup SELURUH penduduk Indonesia
1 Januari 2019 Universal Coverage
Pentahapan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Propinsi Riau
Paling lambat 1 Januari 2016 Usaha Mikro
Paling lambat 1 Januari 2015 1. BUMN 2. Usaha besar 3. Usaha kecil / menengah 4. Jamkesda
Realisasi sd 28 Feb 2015 : 2.301.285
Realisasi PBPU (Des ‘14) : 244.416 Realisasi PBPU (28 Feb’15) : 285.139
1 Januari 2014
1.439.825
1 Januari 2015
2.196.813
Mulai 1 Januari 2014 1. PBI 2. TNI/POLRI 3. Eks Askes 4. Eks Jamsostek 5. Lain-lain
39,22%
64,76%
TANTANGAN ASPEK KEPESERTAAN
• INTEGRASI JAMKESDA PROVINSI RIAU
• PENDAFTARAN PESERTA PEKERJA PENERIMA UPAH
• KIS PMKS (GEPENG DAN ORANG TERLANTAR)
REGULASI INTEGRASI JAMKESDA
MENJADI JAMINAN KESEHATAN-BPJS KESEHATAN
Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber
mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi
tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak
bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan
dasar yang layak namun tidak mampu membayar Iuran bagi dirinya dan
keluarganya.
Otorisasi Penetapan Data : Tim Koordinasi Pengendalian Kemiskinan Daerah (TKPKD) TNP2K di Tingkat Pusat
PP Nomor 101 tahun 2012 pasal 1.5, 1.6
“Penduduk yang belum termasuk sebagai peserta jaminan kesehatan dapat diikutsertakan dalam program jaminan kesehatan pada BPJS Kesehatan Oleh Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota “(Pasal 6A)
“Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah” (Pasal 16, ayat 1a)
Besaran iuran peserta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah daerah sebesar Rp 19.225,- (Pasal 16A)
Manfaat akomodasi adalah ruang perawatan kelas III (Pasal 23)
Perpres Nomor 111 tahun 2013 pasal 6A, 16, 16A dan 23
13
DEFINISI
Lembaga yang dibentuk sebagai wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku
kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk melakukan percepatan penanggulangan
kemiskinan
(Peraturan Presiden Nomor 15 - 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)
(Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 - 2009 tentang Pedoman Pembentukan TKPK)
TUGAS
• Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan
• Melakukan sinergi melalui sinkronisasi,harmonisasi dan integrasi program-program
penanggulangan kemiskinan di Kementerian / Lembaga
• Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan
TUGAS POKOK
• Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
• Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi program-program
penanggulangan kemiskinan di kementerian/lembaga.
• Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan
TNPPK (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) / Pusat
TKPK (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan) / Daerah
14
Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 146/HUK/2013 Penetapan Kriteria Dan
Pendataan Fakir Miskin Dan Orang Tidak Mampu
11 Kriteria, Lembaga Kesejahteraaan Sosial &
Belum Teregister
Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 147/HUK/2013 Penetapan Iuran Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
GAMBARAN UMUM
MEKANISME PROSES INTEGRASI JAMKESDA RIAU
(JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK YANG DIDAFTARKAN
OLEH PEMERINTAH DAERAH)
171 - 210 > 210
Rohil
Siak Bengkalis
Dumai
30% 20%
< 140 140 - 170
Kampar PKU, Rohul
Inhil Inhu, Kuansing
Meranti
Pelalawan
50% 40%
SKEMA BUDGET SHARING
Dinkes
Propinsi
Dinkes
Kabupaten/
Kota
PBI - APBD
BPJS
Kesehatan
SKEMA PERJANJIAN KERJA
1 2 3 4 5 6=4-3-5-7 7 8=7x12blx19225x11 9=7x12blx19225x12 10=(8+9) 11 12
1 Pekanbaru 139.274 1.011.100 156.004 481.392 234.430 21.633.200.400 32.449.800.600 54.083.001.000 40% 60%
2 Kampar 200.558 773.100 33.943 412.787 125.812 14.512.414.200 14.512.414.200 29.024.828.400 50% 50%
3 Rokan Hulu 83.131 568.500 19.927 375.442 90.000 8.305.200.000 12.457.800.000 20.763.000.000 40% 60%
4 Kuantan Singingi 64.242 310.500 19.411 196.847 30.000 2.768.400.000 4.152.600.000 6.921.000.000 40% 60%
5 Indragiri Hulu 89.413 400.800 28.871 160.516 122.000 11.258.160.000 16.887.240.000 28.145.400.000 40% 60%
6 Indragiri Hilir 162.269 696.200 28.486 360.445 145.000 16.725.750.000 16.725.750.000 33.451.500.000 50% 50%
7 Pelalawan 56.957 377.100 16.235 188.394 115.514 10.659.631.920 15.989.447.880 26.649.079.800 40% 60%
8 Dumai 58.949 280.000 46.782 121.269 53.000 3.668.130.000 8.558.970.000 12.227.100.000 30% 70%
9 Bengkalis 108.220 535.900 90.116 301.554 36.010 1.661.501.400 6.646.005.600 8.307.507.000 20% 80%
10 Meranti 115.875 179.700 11.435 -334 52.724 4.865.370.720 7.298.056.080 12.163.426.800 40% 60%
11 Rokan Hilir 175.277 627.100 19.642 346.271 85.910 5.945.831.100 13.873.605.900 19.819.437.000 30% 70%
12 Siak 50.551 428.400 23.586 275.031 79.232 5.483.646.720 12.795.175.680 18.278.822.400 30% 70%
1.304.716 6.188.400 494.438 3.219.614 1.169.632 107.487.236.460 162.346.865.940 269.834.102.400 40% 60%
PEMBIAYAAN JAMKESDA PROVINSI RIAU
BUDGET SHARING PROV DENGAN KAB/KOTA TAHUN 2015
NO KAB/KOTA
JML Peserta
JKN
(DALAM
KUOTA)
Jlm Penduduk
PROV RIAU
TAHUN 2014
JAMKES
LAIN (Askes
PNS,
Jamsostek,
Asabri,
Komersial *)
YG BELUM
MEMILIKI
JAMINAN
Kuota
JamkesdaPROVINSI KAB/KOTA
JUMLAH
PEMBIAYAAN
JAMKESDA
%
Provinsi
%
Kab/Kota
PROV RIAU
1. • Advokasi oleh BPJS Kesehatan ke Pemda setempat.
2. • Kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Pemda untuk integrasi Jamkesda ke JKN-BPJS
Kesehatan
3. • Pemda memastikan iuran sudah dimasukkan dalam DIPA (APBD).
4.
• Penerbitan SK Bupati/Walikota tentang data penduduk yang didaftarkan oleh Pemda menjadi peserta jaminan kesehatan. Lampiran sesuai formulir migrasi 34 kolom BPJS Kesehatan
5.
• Penyerahan data sesuai SK Bupati/Walikota tentang data penduduk yang didaftarkan oleh Pemda menjadi peserta jaminan kesehatan ke BPJS Kesehatan setempat.
6. • Cleansing data oleh BPJS Kesehatan
MEKANISME PROSES INTEGRASI JAMKESDA RIAU
7. • Purifikasi dan validasi data oleh BPJS Kesehatan
8. • Penetapan TMT (masa berlaku) PKS oleh Pemda.
9. • Migrasi data ke dalam aplikasi oleh BPJS Kesehatan
10. • Jumlah data yang berhasil dimigrasi diinformasikan ke Pemda setempat.
11.
• Penandatanganan Berita Acara tentang jumlah data yang berhasil dimigrasi menjadi peserta awal dalam PKS yang akan ditandatangani.
12. • Penandatanganan PKS
MEKANISME PROSES INTEGRASI JAMKESDA RIAU
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PRIMER MELALUI PEMBAYARAN BERBASIS KINERJA
(PAY FOR PERFORMANCE)
LANDASAN HUKUM
UU 24/2011
PERMENKES 59/2014
PERPRES 12/2013
PERPRES 111/2013
PERMENKES 28/2014
PERDIR 085/2014
PERMENKES 71/2013
23
Rekomendasi KPK untuk JKN - Primer
Sumber: Laporan Hasil Kajian Sistem, pengelolaan dana kapitasi pada FKTP milik pemerintah daerah, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Komite Pemberantasan Korupsi, Tahun 2014
www.bpjs-kesehatan.go.id 021 – 500 400
MONITORING EVALUASI 1. Membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar indikator kinerja yang ditetapkan
oleh Kemenkes dapat diukur secara periodik
2. Menyusun database kinerja FKTP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan
menyerahkannya kepada Kemenkes untuk dijadikan bahan pendukung untuk pelaksanaan monev dan penetapan kebijakan JKN di masa yang akan datang.
3. BPJSK menetapkan indikator kinerja bagi BPJS di daerah dalam memonitoring FKTP di wilayahnya. Indikator kinerja bagi BPJSK di daerah untuk segera memasang aplikasi P-care di seluruh FKTP termasuk memonitoring penggunaannya.
9 Rekomendasi KPK berkaitan Jaminan Pelayanan Kesehatan Primer:
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG LEBIH HANDAL
1. Memastikan bahwa mekanisme kontrol yang dibangun BPJS di tingkat FKTP berjalan
2. BPJS di tiap daerah membangun saluran pengaduan masyarakat terkait pelayanan
di FKTP dan mensosialisasikannya
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN DI DAERAH
1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada
Dinkes dan petugas puskesmas yang melibatkan semua pemangku kepentingan
2. Menjadikan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan sebagai indikator kinerja tiap kantor cabang
3. Menyediakan ruang konsultasi dengan FKTP dan Dinkes setempat
4. Melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman FKTP dan kepuasan FKTP ke BPJS Kesehatan
PAY FOR PERFORMANCE
Tersier
Sekunder
Primer (Gatekeeper)
Equity ↓↓ Biaya sangat mahal
Biaya mahal
Equity ↓= tergantung income
Equity besar
(aksesibel bagi semua golongan)
Biaya terjangkau
Cost
Quantity
(Referensi: Starfield B, 1999)
DRG/INA
CBG’S
DRG/INA
CBG’S
Kapitasi
Pay for
Performance
MODEL SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BPJS
PERMENKES 59 TAHUN 2014
(1) Besaran Tarif Kapitasi ditentukan berdasarkan seleksi dan kredensial yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan
(3) Penetapan besaran Tarif Kapitasi di FKTP dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Pasal 4. Tarif Kapitasi
PERMENKES 71 TAHUN 2013
Kendali mutu dan kendali biaya pada tingkat Fasilitas Kesehatan dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan
Penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya oleh BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilakukan melalui :
a. Pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan
b. Pemenuhan standar proses pelayanan kesehatan
c. Pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta
Pasal 36
Pasal 38
UJI COBA SISTEM PEMBAYARAN
BERBASIS KINERJA
• SK Direksi BPJS KESEHATAN Nomor 411 TAHUN 2014
• Daerah Uji Coba :
Puskesmas di Kota Padang
Puskesmas di Kota Pekanbaru
Puskesmas Kota Jambi (sebagai kontrol)
• Implementasi : 1 Desember 2014 s/d Mei 2015
PENILAIAN INDIKATOR
KINERJA
PROFIL PUSKESMAS
PROFIL PUSKESMAS Jambi Padang Pekanbaru Total
Jumlah Puskesmas 20,00 22,00 20,00 62,00
Jumlah dokter / Puskesmas 2,75 2,41 4,15 3,08
Usia Dokter 40,53 38,45 37,68 38,87
Pengalaman dokter 6,38 9,80 8,79 8,36
Jam praktek / hari 7,00 7,07 7,08 7,05
Jam praktek / minggu 6,00 6,00 6,10 6,03
Jumlah Peserta terdaftar / Puskesmas 14.776,35 18.883,14 11.082,45 15.042,02
HASIL PENILAIAN INDIKATOR BULAN I UJI COBA (DESEMBER 2014)
INDIKATOR Jambi Padang Pekanbaru Total
Angka komunkasi rate (150) 67,9 105,9 91,0 88,3
Rujukan Non spesialistik (15) 4,5 12,1 1,0 5,9
Perpindahan Peserta ke FKTP lain (5) 6,5 0,03 0,01 2,2
Rate kunjungan prolanis (50) 63,5 31,8 75,5 56,9
Rate Risti (4 kali per tahun) N/A N/A 3,4 3,4
Catatan : Rate Risti merupakan indikator tambahan untuk Pekanbaru
HASIL PENILAIAN INDIKATOR BULAN I UJI COBA (JANUARI 2015)
Catatan : Rate Risti merupakan indikator tambahan untuk Pekanbaru
INDIKATOR Jambi Padang Pekanbaru Total
Angka komunkasi rate (150) 73,9 114,5 115,9 101,4
Rujukan Non spesialistik (15) 15,9 9,9 1,3 9,0
Perpindahan Peserta ke FKTP lain (5) 3,1 0,02 0,00 1,0
Rate kunjungan prolanis (50) 63,2 36,1 83,5 60,9
Rate Risti (4 kali per tahun) N/A N/A 4,9 4,9
HASIL PENILAIAN INDIKATOR BULAN I UJI COBA (FEBRUARI 2015)
INDIKATOR Jambi Padang Pekanbaru Total
Angka komunkasi rate (150) 70,9 149,1 134,1 141,6
Rujukan Non spesialistik (15) 20,2 10,5 3,8 7,2
Perpindahan Peserta ke FKTP lain (5) 1,7 0,01 0,003 0,01
Rate kunjungan prolanis (50) 86,1 44,7 78,2 61,5
Rate Risti (4 kali per tahun) N/A N/A 6,9 6,9
Catatan : Rate Risti merupakan indikator tambahan untuk Pekanbaru
PERBANDINGAN ANGKA RATE KOMUNIKASI
RATE KOMUNIKASI Jambi Padang Pekanbaru
November 50,1 78,95 19,83
Desember 67,9 105,90 91,07
Januari 73,9 114,5 115,9
Februari 70,9 149,1 134,1
Catatan : Sebelum uji coba Puskesmas tidak tertib mencatat dan melaporkan data kunjungan di Puskesmas dan laporan secara manual
PERBANDINGAN ANGKA RATE KOMUNIKASI
50,1
67,94 73,9 70,85
78,95
105,90 114,5
149,1
19,83
91,00
115,90
134,1
NOV-14 DES-14 JAN-15 FEB-15
Jambi Padang Pekanbaru
PERBANDINGAN RATIO RUJUKAN SPESIALISTIK
Catatan : Beberapa Puskesmas merujuk dengan diagnosa spesialistik sehingga perlu ditindaklanjuti untuk melihat kesesuaian diagnosa rujukan Puskesmas dengan diagnosa yang seharusnya Contoh : unspecified diabetes mellitus with other specified comp
RUJUKAN NON SPESIALISTIK Jambi Padang Pekanbaru
November 7,5 10,3 6,3
Desember 4,5 12,2 1,0
Januari 15,8 9,9 1,3
Februari 20,2 19,5 3,8
PERBANDINGAN RASIO RUJUKAN SPESIALISTIK
7,5
4,46
15,9
20,2
10,3
12,12
9,91 10,5
6,3
1,00 1,30
3,8
NOV-14 DES-14 JAN-15 FEB-15
Jambi Padang Pekanbaru
PERBANDINGAN RATIO PERPINDAHAN PESERTA KE FKTP LAIN
PERPINDAHAN KE FKTP LAIN Jambi Padang Pekanbaru
November - - -
Desember 6,5 0,03 0,01
Januari 3,12 0,02 0,004
Februari 1,7 0,01 0,003
Catatan : Tidak ada data awal perpindahan Peserta ke FKTP lain karena belum dijalankan aplikasi bantu pindah peserta. Alasan perpindahan peserta yang terbanyak karena tidak puas dan sarana tidak memadai di Puskesmas
PERBANDINGAN RATIO PERPINDAHAN PESERTA KE FKTP LAIN
6,53
3,1
1,7
0,03 0,02 0,010,01 0,00 0,003
DES-14 JAN-15 FEB-15
Jambi Padang Pekanbaru
PERBANDINGAN RATIO KUNJUNGAN PROLANIS
Catatan : Terjadi peningkatan signifikan jumlah club dan peserta terdaftar prolanis. Pekanbaru pada saat awal hanya 8 Puskesmas yang menjalankan prolanis, setelah uji coba sudah menjadi 20 Puskesmas Kondisi revitaslisasi club prolanis di Kota Padang sehingga angka kunjungan menurun (dari 14 club di Desember 2014 menjadi 18 club Januari 2015
RATIO KUNJUNGAN PROLANIS Jambi Padang Pekanbaru
November 63,14 20,09 1,13
Desember 63,50 40,00 75,50
Januari 63,15 36,12 83,46
Februari 86,05 44,70 78,20
PERBANDINGAN RATIO KUNJUNGAN PROLANIS
63,14 63,54 63,2
86,05
20,09
31,78 36,12
44,74
1,13
75,46
83,5 78,2
NOV-14 DES-14 JAN-15 FEB-15
Jambi Padang Pekanbaru
SIMULASI KONSEKUENSI KINERJA TERHADAP KAPITASI
DESEMBER 2014
0 500 1000 1500
Padang 1 4 4 13 22
Pekanbaru 1 16 3 20
Total 2 5 25 30 62
KOTAKonsekuensi Kapitasi
Total
0 500 1000 1500
Padang 3 4 5 10 22
Pekanbaru 8 12 0 20
Total 2 5 25 30 62
KOTAKonsekuensi Kapitasi
Total
SIMULASI KONSEKUENSI KINERJA TERHADAP KAPITASI
JANUARI 2015
0 500 1000 1500
Padang 11 6 3 2 22
Pekanbaru 12 8 0 20
Total 2 5 25 30 62
KOTAKonsekuensi Kapitasi
Total
SIMULASI KONSEKUENSI KINERJA TERHADAP KAPITASI
FEBRUARI 2015
Tersier
Sekunder
Primer (Gatekeeper)
Equity ↓↓ Biaya sangat mahal
Biaya mahal
Equity ↓= tergantung income
Equity besar
(aksesibel bagi semua golongan)
Biaya terjangkau
Cost
Quantity (Referensi: Starfield B, 1999)
DRG/INA
CBG’S
DRG/INA
CBG’S
Kapitasi
Pay for
Performance
MODEL SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BPJS
KESIMPULAN
1. Puskesmas mulai menyadari tertib administrasi dengan melakukan pencatatan terhadap semua kegiatan Puskesmas secara komprehensif
2. Adanya upaya mengendalikan rujukan non spesialistik
3. Meningkatkan aktivitas promotif dan preventif khususnya kegiatan prolanis
4. Timbulnya motivasi untuk memberikan pelayanan berkualitas
5. Terjadi persaingan sehat antara dua Kota uji coba untuk memberikan hasil terbaik
6. Konsekuensi perubahan kapitasi berdampak terhadap peningkatan performa
7. Pembahasan rujukan non spesialistik oleh TKMKB untuk peningkatan mutu pelayanan FKTP
Bersinergi Mewujudkan Pelayanan Berkualitas Untuk Indonesia yang Lebih Sehat
TERIMA KASIH