peran wakil kepala daerah dalam...

26
PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012-2016 NASKAH PUBLIK DISUSUN OLEH NAMA : SAID IQBAL SAPUTRA NIM : 120565201007 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: trinhduong

Post on 13-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH DI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012-2016

NASKAH PUBLIK

DISUSUN OLEH

NAMA : SAID IQBAL SAPUTRA

NIM : 120565201007

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

ABSTRAK

Pemerintah daerah terdiri dari Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah sebagai

pemegang pemerintahan tertinggi di daerah, pemerintahan daerah diatur dalam Pasal 18

Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Akan tetapi dalam Pasal 18

ayat (4) disebutkan bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota masing–masing sebagai kepala

pemerintahan daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis. Tidak ada sama

sekali mengatur tentang kedudukan Wakil Kepala Daerah dalam konstitusi. Bahkan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang di amandemen menjadi Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah hanya mengatur tentang tugas dan kewajiban

Wakil Kepala Daerah, tidak ada mengatur tentang kewenangan wakil Kepala Daerah dan

pembagian kerja secara jelas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran wakil Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kota Tanjungpinang tahun 2012-2016 serta untuk

mengetahui peran wakil Kepala Daerah dalam membantu tugas Kepala Daerah khususnya di

Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan tepatnya di Kantor Walikota Tanjungpinang.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi yang

berkaitan dengan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskritif

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan peran wakil Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah di Kota Tanjungpinang tahun 2012-2016 belum menjalankan dan melaksanakan

fungsinya dengan baik. Hal ini terlihat di dalam menjalankan pemerintahan, fungsi wakil hanya

sebatas mewakili kegiatan tertentu saja ketika kepala daerah berhalangan hadir, tugas dari wakil

kepala daerah tergantung dari tugas yang diberikan kepala daerah. Sehingga jika kepala daerah

tidak meminta bantuan kepada wakilnya maka wakil kepala daerah tidak menjalankan fungsinya.

Perspektif kedudukan wakil Kepala Daerah dalam sistem pemerintahan daerah harus diperkuat

dan diperjelas pada pembagian tugas wakil kepala daerah didalam peraturan perundang-

undangan. Atau sebaliknya wakil kepala daerah sebaiknya di tiadakan, karena kedudukan dan

fungsi wakil kepala daerah sebenarnya dapat digantikan oleh sekretaris daerah yang merupakan

jabatan karier aparatur negara. Selain lebih memahami mekanisme kerja pemerintahan, sekretaris

daerah dapat mewakili kepentingan kepala daerah dalam kekuasaan eksekutif tanpa beban

kepentingan politik.

Kata Kunci : Peran, Wakil Kepala Daerah, Pemerintah Daerah

i

Page 3: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

ABSTRACT

The local government consists of Regional Head and Deputy Head of Region as the

holder of the highest in the local government, local government provided for in Article 18 of the

Constitution of the Republic of Indonesia in 1945. However, in Article 18 paragraph (4) stated

that the Governors, Regents and Mayors as the respective heads of regional administrations

Provincial, District and City elected democratically. There’s nothing is set on the position

Deputy Head of the constitution. Even in Law No. 32 in 2004 were converted into Law No. 23 in

2014 on Regional Government only regulates the duties and obligations of the Deputy Chief of

the region, There is no authority that regulates the deputy head of the Regional and clear

division of labor.

The purpose of this research was to determine role authority of the deputy head of the Regions in

the regional administration in Tanjungpinang in 2012-2016, and to investigate the role of deputy

head of the Regions in assisting the Head of Region, especially in the city of Tanjungpinang. The

research was located in Tanjungpinang Mayor's Office. The data collection was done by

observation, direct interviews and documentation related to the research. The method used is

descriptive qualitative study.

The results showed that role authority of the deputy head of the Regions in the regional

administration in Tanjungpinang in 2012-2016 have not been run and perform its function

properly. It can be seen in running the government, the representative function merely represents

certain activities only when the head of the region was unable to attend, the duty of the deputy

head of the region depends on the tasks given regional heads. So if the head of region does not

ask to help to his deputy, the deputy head does not perform its function. Perspective of the vice

Head of the Region in the local government system should be strengthened and clarified on the

division of deputy regional head in the legislation. Or conversely deputy head should be deleted,

because the position and function of deputy regional head can actually be replaced by the post of

region secretary of state apparatus career. In addition to better understand the mechanism of

action of government, local secretary can represent the interests of local leaders in the executive

power without the burden of political interests.

Keywords: Role, Deputy Head of Regional, Local Government

ii

Page 4: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan seorang wakil

kepala daerah pada prinsipnya

bertujuan untuk membantu

meringankan tugas - tugas dari kepala

daerah. Wakil seharusnya merupakan

"orang kepercayaan" atau tangan

kanan dari kepala daerah yang

memiliki suatu keterikatan secara

emosional satu sama lain.

Kepercayaan ini akan didapat apabila

seorang kepala daerah bisa memilih

secara bebas wakilnya tanpa terikat

kepada suatu sistem atau manajemen

yang bersifat memaksa. Kalaupun ada

ketentuannya, maka seorang kepala

daerah harus terlibat secara langsung

dalam menentukan wakilnya.

Kedudukan wakil kepala

daerah juga sudah diatur dalam UU

No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, yang

menyatakan : Kepala daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24

ayat (1) dibantu oleh wakil kepala

daerah serta wakil kepala daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

untuk Daerah provinsi disebut wakil

gubernur, untuk Daerah kabupaten

disebut wakil bupati, dan untuk Daerah

kota disebut wakil wali

kota.(www.bpn.go.id).

Pemimpin daerah selain

sebagai wakil pemerintah pusat di

daerah, juga merupakan pasangan

pejabat publik yang terpilih

berdasarkan political recruitmen atau

model pemilihan (elections) yang

bersifat langsung (direct) dan

menjalankan amanah rakyat. Oleh

sebab itu, kedudukan kepala daerah

dan wakil kepala daerah diibaratkan

sebagai partner yang tidak terpisahkan,

baik sebagai pejabat publik dalam hal

pengelola maupun pemegang tampuk

kepemimpinan di daerah. Kedua

pejabat daerah sebagai simbol rakyat

yang bertindak sebagai pelindung

masyarakat daerah dan mewujudkan

kepercayaan masyarakat.

Meskipun Undang-Undang

Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah

mengamanatkan secara jelas tentang

kedudukan dan fungsi wakil kepala

daerah. Namun kedudukan seorang

wakil kepala daerah masih sering

menjadi persoalan, fungsinya masih

dirasakan kurang efektif dalam

membantu tugas - tugas Kepala

Daerah, seperti lemahnya posisi dan

fungsi wakil kepala daerah yang

dimana jabatan wakil kepala daerah

sifatnya membantu dan menyukseskan

kepala daerah dalam memimpin

daerah, melaksanakan tugas tertentu,

menggantikan kepala daerah bila

berhalangan. Namun pada pasal

tersebut hilangnya esensi bahwa

keberadaan wakil kepala daerah

merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dan dipilih berpasangan

secara langsung oleh rakyat dan

bersama memimpin menyelenggarakan

pemerintahan daerah.

Tugas dan wewenang wakil

bersifat umum, kekuasaan penuh ada

di kepala daerah dan akhirnya ini

memunculkan kegamangan wakil

Page 5: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

2

dalam bertindak. Harusnya kepala

daerah membina hubungan dengan

wakil dan memberikan peluang kepada

wakil sesuai dengan kontrak politik

yang dibuat ketika mereka berangkat

menjadi satu pasangan calon kepala

daerah. Selanjutnya, tidak terdapat

indikator yang mengungkapkan wakil

kepala daerah dianggap bekerja efektif

atau tidak efektif bekerja. Lalu, tidak

adanya ketegasan soal pembagian

kewenangan antara kepala daerah dan

wakil kepala daerah dalam UU tentang

Pemerintahan Daerah sehingga

keduanya saling menyerobot

kewenangan, serta terlalu dominannya

kepala daerah dalam pengambilan

keputusan, di sisi lain tidak adanya

kesadaran dari wakil kepala daerah

tentang posisinya.

Peran wakil kepala daerah

dalam penyelenggaraan pemerintah

daerah di kota Tanjungpinang, apakah

keberadaan seorang wakil kepala

daerah sangat besar dirasakan dan

sejauh mana dalam membantu tugas

dan fungsinya didalam pemerintahan

daerah. Secara historis terbentuknya

Kota Tanjungpinang yang ditandai

dengan keluarnya Undang-undang No.

5 Tahun 2001 tentang Pembentukan

Kota Tanjungpinang, telah memulai

babak baru dalam proses pemerintahan

dari Kota Administrasi menjadi Kota

Otonom, dengan semangat reformasi

untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat khususnya masyarakat

Kota Tanjungpinang. Penyelenggaraan

pemerintahan daerah di Kota

Tanjungpinang yang saat ini dipimpin

oleh H. Lis Darmansyah sebagai

kepala daerah dan H. Syahrul sebagai

wakil kepala daerah. Hubungan yang

dibangun masa pemerintahan kepala

dan wakil kepala daerah Kota

Tanjungpinang ini kurang lebih 4

tahun lamanya bekerja sama dalam

membangun Kota Tanjungpinang.

Tugas wakil walikota

Tanjungpinang sudah tercantum pada

peraturan UU No. 32 Tahun 2004 pada

pasal 26 (1) dan UU No. 23 Tahun

2014 pada pasal 66 (1) tentang tugas

wakil kepala daerah yang hanya

bersifat membantu kepala daerah dan

tidak ada tugas pokok dalam

menjalankan pemerintahan daerah di

kota Tanjungpinang. Dan tugas

lainnya berupa pelimpahan wewenang

dari kepala daerah berupa SK ataupun

surat tugas atas perintah walikota.

Surat kerja wakil walikota sebagai

ketua lembaga pembinaan tilawatil

qur’an, ketua koordinasi tim

penanggulangan kemiskinan, ketua

kuartir cabang pramuka, ketua forum

lansia dan selaku ketua dewan masjid.

Hal ini yang menjadi sorotan wakil

kepala daerah apakah tugas wakil

kepala daerah hanya itu saja dalam

membantu kepala daerah dan tugasnya

dalam percepatan pemerintahan di

Kota Tanjungpinang belum tampak

dengan jelas didalam menjalankan

tugasnya. Di tambah lagi dalam

menjalankan pemerintahan, fungsi

wakil hanya sebatas mewakili kegiatan

tertentu saja ketika kepala daerah

berhalangan hadir, tidak ada

kewenangan yang dibuat oleh wakil

kepala daerah. tugas dari wakil kepala

daerah tergantung dari tugas yang

diberikan kepala daerah.

Page 6: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

3

Berdasarkan hal-hal yang telah

dijelaskan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian, kajian

dan penulisan skripsi dengan judul

“Peran Wakil Kepala Daerah dalam

Penyelenggaraan Daerah di Kota

Tanjungpinang Tahun 2012 - 2016

.”

B. Rumusan Masalah

Kepala daerah dan wakil

kepala daerah diharapkan mampu

memperkuat kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah, melalui

kepemimpinan yang solid dan stabil

sehingga perlunya keberadaan wakil

kepala daerah didalam pelaksanaan

fungsi dan kewenangan menjalankan

roda pemerintahan dearah yang baik.

Oleh karena itu yang menjadi

fokus utama dari penelitian ini adalah :

Bagaimana Peran Wakil Kepala

Daerah dalam Penyelenggaraan

Daerah di Kota Tanjungpinang

Tahun 2012-2016 ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah

tersebut diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

a. Mengetahui bagaimana peran

wakil kepala daerah dalam

penyelenggaran pemerintah

daerah di kota Tanjungpinang.

b. Mengetahui bagaimana peran

wakil kepala daerah didalam

membantu tugas kepala daerah

didalam penyelenggaran

pemerintahan daerah.

c. Mengetahui pembagian kontrak

kerja antara kepala daerah

dengan wakil kepala daerah.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua

manfaat yaitu manfaat akademis dan

manfaat praktis:

a. Manfaat Akademis

1. Merangsang munculnya

penelitian baru dalam bidang

ini, sehingga studi ilmu

politik dapat selalu

menyesuaikan diri dengan

perkembangan dan kegunaan

ilmu pengetahuan.

2. Menjawab fenomena sosial

politik yang ada.

3. Diharapkan dapat menjadi

referensi bagi pihak-pihak

yang berminat mendalami

penulisan mengenai

popularitas politik.

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan informasi bagi

masyarakat dalam

pengembangan ilmu

pengetahuan, mengingat

masih terbatasnya hasil

penelitian tentang hal

tersebut.

2. Prasyarat untuk memenuhi

nilai skripsi.

D. Konsep Teoritis

1. Teori Peran

Peran adalah suatu fungsi atau

kerja yang kita lakukan dalam suatu

sistem tertentu. Dalam sebuah

organisasi tentu saja peran-peran

menjadi lebih kompleks dan sulit

bergantung pada besar kecilnya

organisasi tersebut dan tujuan-tujuan

yang ingin dicapai. Peranan sangat

penting didalam suatu organisasi,

Page 7: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

4

sebab peranan merupakan suatu

konsep perilaku yang dilakukan oleh

seseorang dalam masyarakat atau

seseorang pemimpin kepada

bawahannya sesuai dengan norma-

norma. Menurut Ali (2002:464)

menjelaskan : Peranan adalah perilaku

yang berlangsung atau tindakan yang

berkaitan dengan kedudukan tertentu

dalam struktur organisasi”.

Ditambahkan oleh Ali (2002:446)

menjelaskan bahwa : “istilah peranan

dipakai untuk menunjukan gabungan

pola-pola kebudayaan yang berkaitan

dengan posisi status tertentu. Peranan

meliputi sikap, nilai, dan perilaku yang

ditentukan masyarakat kepada setiap

dan semua orang yang menduduki

jabatan tertentu”.

Peran serta dapat pula dikenali

dari keterlibatan, bentuk kontribusi,

organisasi kerja, penetapan tujuan.

Parwoto (dalam Soehendy, 1997:28)

mengemukakan bahwa peran serta

mempunyai unsur-unsur :

1. Keterlibatan dalam mengambil

dan menjalankan keputusan

2. Bentuk kontribusi memberikan

gagasan, material dan lain-lain.

3. Organisasi kerja bersama setara

berbagai peran

4. Penetapan tujuan ditetapkan

bersama pihak lain

Dengan demikian peran serta

harus mengandung unsur-unsur adanya

kesepakatan, adanya tindakan

mengenai kesepakatan tersebut, dan

adanya pembagian kerja serta

tanggungjawab dalam suatu organisasi

kerja.

E. Konsep Operasional

Peran wakil Kepala Daerah

dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah di Kota Tanjungpinang tahun

2012-2016 konsep yang saya gunakan

yaitu teori tentang peran. Peran serta

dapat pula dikenali dari keterlibatan,

bentuk kontribusi, organisasi kerja,

penetapan tujuan. Parwoto (dalam

Soehendy, 1997:28) mengemukakan

bahwa peran serta mempunyai unsur-

unsur :

1. Keterlibatan dalam

mengambil dan menjalankan

keputusan

Maksud dari unsur pertama

keterlibatan dalam keputusan yaitu

seorang pemimpin sulit membuat

keputusan tanpa melibatkan

bawahannya keterlibatan ini dapat

formal seperti penggunaan kelompok

dalam pengambilan keputusan atau

informal seperti permintaan akan

gagasan-gagasan. Terkait dengan

permasalahan wakil kepala daerah

terlibat dalam mengambil keputusan

atau kebijakan program bersama

kepala daerah dalam menjalankan

pemerintahan daerah di Kota

Tanjungpinang.

2. Bentuk kontribusi

memberikan gagasan,

material dan lain-lain.

Unsur kedua bentuk kontribusi

yaitu bawahan dapat memberikan

idenya atau gagasan-gagasan bagi

kemajuan kedepannya kepada

atasannya. Terkait dalam

permasalahan wakil kepala daerah

Page 8: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

5

dapat memberikan masukan atau

idenya berupa program kepada kepala

daerah terkait penyelenggaraan

pemerintahan di Kota Tanjungpinang.

3. Organisasi kerja bersama

setara berbagai peran

Unsur ketiga organisasi kerja

yaitu beberapa orang disebut atasan

dan sekelompok orang disebut

bawahan yang bekerja sama dengan

menempatkan tugas, fungsi,

wewenang dan tanggung jawab untuk

mencapai suatu tujuan. Terkait dalam

permasalahan tugas yang dijalani

antara kepala daerah dengan wakil

kepala daerah setara didalam

pembagian kerja terkait penyelenggara

pemerintah di Kota Tanjungpinang.

4. Penetapan tujuan ditetapkan

bersama pihak lain

Unsur keempat penetapan

tujuan yaitu rencana strategik yang

ditetapkan antara atasan dan bawahan

yang dimana misi-misi sesuai dengan

jangka waktu tertentu sehingga

tercapai tujuan yang dicapai. Terkait

dengan permasalahan, tugas wakil

kepala daerah yang berhasil tercapai

dari tahun menjabat sampai saat ini

bersama kepala daerah.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitan

deskiptif kualitatif. Setiap karya ilmiah

yang dibuat disesuaikan dengan

metodologi penelitian. Dan seorang

peneliti harus memahami metodologi

penelitian yang merupakan

seperangkat pengetahuan tentang

langkah-langkah (cara) sistematis dan

logis tentang pencarian data yang

berkenaan dengan masalah-masalah

tertentu.

Menurut sujana dan Ibrahim,

penelitian deskriptif adalah penelitian

yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi

pada saat sekarang. Penelitian

deskriptif ini memusatkan perhatian

kepada pemecahan masalah-masalah

aktual pada saat penelitian

dilaksanakan Peneliti berusaha

memotret peristiwa dan kejadian yang

menjadi pusat perhatiannya, kemudian

menggambarkan atau melukiskannya

sebagaimana adanya, sehingga

pemanfaatan temuan penelitian ini

berlaku pada saat itu pula yang belum

tentu relevan bila digunakan untuk

waktu yang ada.

2. Lokasi Penelitian

Oleh karena masalah yang akan

diteliti adalah fungsi dan kewenangan

wakil kepala daerah dalam hal ini

wakil Walikota penelitian ini akan

dilakukan di Kantor Walikota

Tanjungpinang. Adapun pertimbangan

dipilihnya lokasi tersebut karena

penulis ingin mengetahui sejauh mana

pelaksanaan fungsi dan kewenangan

wakil kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah

di Kota Tanjungpinang.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah

cara yang digunakan peneliti untuk

Page 9: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

6

mendapatkan data dalam suatu

pengelitian yang sedang diteliti.

peneliti memilih jenis penelitian

kualitatif maka data yang diperoleh

haruslah mendalam, jelas dan spesifik.

Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono,

bahwa pengumpulan data dapat

diperoleh dari hasil

observasi,wawancara, studi pustaka,

dokumentasi,dangabungan/triangulasi.

Pada penelitian ini peneliti

menggunakan teknik pengumpulan

data dengan cara observasi,

wawancara, studi pustaka, dan

dokumentasi.

a. Observasi

Observasi menurut Kusuma

(1987:25) adalah pengamatan yang

dilakukan dengan sengaja dan

sistematis terhadap aktivitas individu

atau obyek lain yang diselidiki atau

diamati.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu, yang

dilakukan oleh pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan

jawaban. Supaya hasil wawancara

terekam dengan baik maka diperlukan

alat bantu dalam melaksanakan

wawancara tersebut, seperti alat

perekam untuk merekam percakapan

dengan informan, selain itu peneliti

juga menggunakan catatan lapangan

untuk mencatat poin-poin penting (ini

selama proses wawancara). Penelitian

ini mengambil data primer dari

wawancara yang telah dilakukan

terhadap komponen masyarakat.

Komponen-komponen masyarakat

yang dimaksud disini yakni informan

yang sengaja dipilih untuk

diwawancarai yang dianggap paham

terhadap masalah yang akan diteliti.

c. Studi Pustaka

Dalam memperoleh data yang

dianggap berkompeten dan memenuhi

syarat untuk dijadikan sumber data,

maka cara pengumpulan data ada dua

yakni :

1. Penelitian Lapangan (Field

Research). Penelitian lapangan

(Field Research) yaitu :

mencari data di lapangan

sebagai suatu fakta hukum

dengan cara melakukan

wawancara terhadap pihak-

pihak terkait dalam hal ini

kepala daerah Kota

Tanjungpinang, anggota DPRD

Kota Tanjungpinang, tokoh

pemuda dan tokoh masyarakat

Kota Tanjungpinang.

2. Penelitian Kepustakaan

(Library Research). Penelitian

kepustakaan (Library

Research) yaitu :

pengumpulandata yang

dilakukan dengan cara

mengumpulkan data yang

merupakan suatu landasan

teoritis dari sumber-sumber,

karya ilmiah serta referensi-

referensi lainnya yang erat

kaitannya dan saling

berhubungan dengan

permasalahan yang akan

dibahas.

Page 10: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

7

d. Dokumentasi

Teknik ini merupakan cara

pengumpulan dokumentasi atau arsip

yang berhubungan dengan masalah

yang akan diteliti yang merupakan

sumber penting dalam penelitian.

Dokumen yang dimaksud berupa

dokumen tertulis yang telah diperoleh

dari media cetak dan media elektronik

(internet), data statistik, laporan

penelitian sebelumnya, tulisan-tulisan

ilmiah yang juga merupakan dokumen

penting yang telah ditelusuri untuk

memperkaya data yang telah

dikumpulkan dalam penelitian ini.

Data tersebut berfungsi sebagai bukti

dari hasil wawancara diatas.

3. Sumber Data dalam

Penelitian

a. Data Primer

Data dalam bentuk verbal atau

kata-kata yang diucapkan secara lisan,

gerak-gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat

dipercaya, yakni subjek penelitan atau

informan yang berkenaan dengan

variabel yang diteliti atau data yang

diperoleh dari responden secara

langsung (Arikunto, 2010:22).

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari teknik

pengumpulan data yang menunjang

data primer. Dalam penelitian ini

diperoleh dari hasil observasi yang

dilakukan oleh penulis serta dari studi

pustaka. Dapat dikatakan data

sekunder ini bisa berasal dari

dokumen-dokumen grafis seperti tabel,

catatan,SMS, foto dan lain-lain

(Arikunto, 2010:22).

5. Teknik Analisis Data

Analisa merupakan salah satu langkah

yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian, termasuk bila diinginkan

generalisasi atau untuk memperoleh

kesimpulan yang tegas dari hasil

penelitian yang dilakukan. Penelitian

ini merupakan deskriptif analisis yaitu

untuk menggambarkan atau

mendiskripsikan sejumlah variabel-

variabel yang berkenaan dengan

masalah dan unit yang sedang diteliti.

II. LANDASAN TEORI

A. Peran

Perkembangan pemerintahan

ke arah desentralisasi menyebabkan

perlu membuka diri untuk

menyampakan informasi. Masyarakat

menuntut pemerintah agar

memanfaatkan segala potensi yang ada

dalam pembangunan. Melalui peran

pemerintah dalam pembangunan,

kebutuhan masyarakat diatur dan

dipenuhi. Menurut pendapat Soerjono

Soekanto, “peranan (role) merupakan

aspek dinamis kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak

dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya. Maka ia menjalankan

sesuatu peranan, peranan menentukan

apa yang diperbuatnya bagi

masyarakat serta kesempatan-

kesempatan apa yang diberikan oleh

masyarakat kepadanya”

(Soekanto,2004:243).

Page 11: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

8

Parwoto (dalam Soehendy,

1997:28) mengemukakan bahwa peran

serta mempunyai unsur-unsur

keterlibatan, bentuk kontribusi,

organisasi kerja dan penetapan tujuan.

1. Keterlibatan dalam

keputusan : mengambil dan

menjalankan keputusan

Maksud dari unsur pertama

keterlibatan dalam keputusan yaitu

seorang pemimpin sulit membuat

keputusan tanpa melibatkan

bawahannya keterlibatan ini dapat

formal seperti penggunaan kelompok

dalam pengambilan keputusan atau

informal seperti permintaan akan

gagasan-gagasan. Terkait dengan

permasalahan wakil kepala daerah

terlibat dalam mengambil keputusan

atau kebijakan program bersama

kepala daerah dalam menjalankan

pemerintahan daerah di Kota

Tanjungpinang.

2. Bentuk kontribusi :

memberikan gagasan,

material dan lain-lain.

Unsur kedua bentuk kontribusi

yaitu bawahan dapat memberikan

idenya atau gagasan-gagasan bagi

kemajuan kedepannya kepada

atasannya. Terkait dalam

permasalahan wakil kepala daerah

dapat memberikan masukan atau

idenya berupa program kepada kepala

daerah terkait penyelenggaraan

pemerintahan di Kota Tanjungpinang.

3. Organisasi kerja : bersama

setara (berbagai peran)

Unsur ketiga organisasi kerja

yaitu beberapa orang disebut atasan

dan sekelompok orang disebut

bawahan yang bekerja sama dengan

menempatkan tugas, fungsi,

wewenang dan tanggung jawab untuk

mencapai suatu tujuan. Terkait dalam

permasalahan tugas yang dijalani

antara kepala daerah dengan wakil

kepala daerah setara didalam

pembagian kerja terkait penyelenggara

pemerintah di Kota Tanjungpinang.

4. Penetapan tujuan :

ditetapkan kelompok

bersama pihak lain

Unsur keempat penetapan

tujuan yaitu rencana strategik yang

ditetapkan antara atasan dan bawahan

yang dimana misi-misi sesuai dengan

jangka waktu tertentu sehingga

tercapai tujuan yang dicapai.. Terkait

dengan permasalahan memiliki visi

dan misi yang sama antara kepala

daerah dengan wakil kepala daerah

dengan tujuan memajukan

pemerintahan di Kota Tanjungpinang.

Dengan demikian peran serta

harus mengandung unsur-unsur adanya

kesepakatan, adanya tindakan

mengenai kesepakatan tersebut, dan

adanya pembagian kerja serta

tanggungjawab dalam suatu organisasi

kerja.

B. Kewenangan

Wewenang (kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1995) didefinisikan

sebagai kekuasaan membuat

keputusan, memerintah, dan

melimpahkan tanggung jawab kepada

Page 12: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

9

orang lain ; fungsi yang boleh tidak di

laksanakan. Kewenangan dalam

literature bahasa inggris disebut

authority atau competence, sedang

dalam bahasa Belanda disebut gezag

atau bevoegdheid. Wewenang adalah

kemampuan untuk melakukan sesuatu

tindakan hukum publik atau

kemampuan bertindak yang diberikan

oleh undang-undang yang berlaku

untuk melakukan hubungan–hubungan

hukum. Wewenang dalam bahasa

hukum tidak sama dengan kekuasaan

(matcht). Kekuasaan hanya

menggambarkan hak untuk berbuat

dan tidak berbuat. Dalam hukum

“wewenang”, berarti pula hak dan

kewajiban (rechteren plichter ).

Sumber kewenangan menurut M.

Hadjon (2005;140) terdapat 3 sumber

kewenangan pemerintahan yaitu

Atribusi, Delegasi dan Mandat.

C. Tinjaun tentang Wakil

Kepala Daerah

1. Pengertian Wakil Kepala

Daerah

Keberadaan seorang wakil

kepala daerah pada prinsipnya

bertujuan untuk membantu

meringankan tugas-tugas dari kepala

daerah. Wakil seharusnya merupakan

"orang kepercayaan" atau tangan

kanan dari kepala daerah yang

memiliki suatu keterikatan secara

emosional satu sama lain. Wakil

kepala daerah adalah wakil dari

pimpinan kepala daerah di suatu

wilayah pemerintahan. Didalam

struktur pemerintahan wakil kepala

daerah punya kedudukan yang setara

dengan kepala daerah dalam

menjalankan roda pemerintahan,

terkecuali dalam penentuan kebijakan.

Pada UU No 32 Tahun 2004

pasal 24 ayat (4) dan UU No 23 tahun

2014 pasal 63 ayat (2): Wakil kepala

daerah sebagaimana dimaksud untuk

provinsi disebut wakil Gubernur,

untuk kabupaten disebut wakil Bupati

dan untuk kota disebut wakil Walikota.

2. Tugas Wakil Kepala Daerah

Tugas wakil kepala daerah

tercantum pada UU No 32 tahun 2004

dalam pasal 26 (1) dan pada UU No 23

tahun 2014 dalam pasal 66 (1) hasil

revisi uu 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah. Dalam UU

sebelum direvisi ataupun sesudah

tugas dan wewenang wakil kepala

daerah tidak banyak mengalami

perubahan yang dimana tugas wakil

kepala daerah yaitu :

1. Wakil kepala daerah

mempunyai tugas:

a. Membantu kepala daerah

dalam menyelenggarakan

pemerintahan daerah;

b. Membantu kepala daerah

dalam mengkoordinasikan

kegiatan instansi vertikal di

daerah, menindaklanjuti

laporan dan/atau temuan

hasil pengawasan aparat

pengawasan, melaksanakan

pemberdayaan perempuan

dan pemuda, serta

mengupayakan

pengembangan dan

pelestarian sosial budaya

dan lingkungan hidup;

Page 13: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

10

c. Memantau dan

mengevaluasi

penyelenggaraan

pemerintahan kabupaten

dan kota bagi wakil kepala

daerah provinsi;

d. Memantau dan

mengevaluasi

penyelenggaraan

pemerintahan di wilayah

kecamatan, kelurahan

dan/atau desa bagi wakil

kepala daerah

kabupaten/kota;

e. Memberikan saran dan

pertimbangan kepada

kepala daerah dalam

penyelenggaraan kegiatan

pemerintah daerah;

f. Melaksanakan tugas dan

kewajiban pemerintahan

lainnya yang diberikan oleh

kepala daerah; dan

g. Melaksanakan tugas dan

wewenang kepala daerah

apabila kepala daerah

berhalangan.

2. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), wakil kepala daerah

bertanggung jawab kepada

kepala daerah.

3. Wakil kepala daerah

menggantikan kepala daerah

sampai habis masa jabatannya

apabila kepala daerah

meninggal dunia, berhenti,

diberhentikan, atau tidak dapat

melakukan kewajibannya

selama 6 (enam) bulan secara

terus menerus dalam masa

jabatannya.

Berdasar pada semua

pendektan teori tentang kedudukan dan

wewenang wakil kepala daerah dan

pendekatan peruandang-undangan

yang dilakukan, syarat sumber

kewenangan telah sesuai dengan

hukum positif yang mengatur tentang

kedudukan yuridis wakil kepala

daerah. Namun Permasalahan yang

timbul adalah terkait dengan jenis

wewenang yang dipikul oleh wakil

kepala daerah sebagai orang yang

membantu tugas kepala daerah, karena

jika menurut teori, wakil adalah

bawahan maka wewenang yang

dimiliki wakil kepala daerah adalah

mandat.

D. Pemerintahan

Pemerintah diartikan sebagai

sekumpulan orang–orang yang

mengelola kewenangan–kewenangan,

melaksanakan kepemimpinan dan

koordinasi pemerintahan serta

pembangunan mayarakat dari

lembaga–lembaga dimana mereka

ditempatkan.

Menurut Syafie (2007;4) secara

etimologi, pemerintah dapat diartikan

sebagai berikut :

a. Perintah berarti melakukan

pekerjaan menyuruh. Yang

berarti di dalamnya terdapat

dua pihak, yaitu yang

memerintah memiliki

wewenang dan yang diperintah

memiliki kepatuhan akan

keharusan.

b. Setelah ditambah awalan “pe”

menjadi pemerintah. Yang

Page 14: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

11

berarti badan yang melakukan

kekuasaan memerintah.

c. Setelah ditambah lagi akhiran

“an” menjadi pemerintahan.

Berarti perbuatan, cara, hal

atau urusan dari badan yang

memerintah tersebut.

Pemerintahan dalam arti luas

adalah segala urusan yang dilakukan

oleh Negara dalam menyelenggara

kesejahteraan rakyatnya dan

kepentingan Negara sendiri, jadi tidak

diartikan sebagai pemerintahan yang

hanya menjalankan tugas eksekutif

saja, melainkan juga meliputi tugas-

tugas lainnya termasuk legislatif dan

yudikatif.

III. GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota

Tanjungpinang

Secara geografis Kota

Tanjungpinang terletak di pulau Bintan,

dengan posisi koodinat berada pada 0051’

samapi dengan 0059’ lintang utara dan

104023’ sampai dengan 104034’ bujur

timur, dan berada pada elevasi sekitar 70

m diatas permukaan air laut. Dengan luas

wilayah Kota Tanjungpinang secara

keseluruhan mencapai 239,50 km2 dengan

luas daratan 131,54 km2 (55%) dan luas

lautan 107,96 km2 (45%). Wilayah

administrasi pemerintahan Kota

Tanjungpinang dibagi menjadi 4

kecamatan dan 18 kelurahan. Kecamatan-

kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah:

1. Kecamatan Tanjungpinang Barat

yang terdiri dari 4 (empat)

Kelurahan, yaitu: Kelurahan

Tanjungpinang Barat, Kelurahan

Kemboja, Kelurahan Kampung

Baru, dan Kelurahan Bukit

Cermin.

2. Kecamatan Tanjungpinang Timur

yang terdiri dari 5 (lima)

Kelurahan, yaitu: Kelurahan

Melayu Kota Piring, Kelurahan

Kampung Bulang, Kelurahan Air

Raja, Kelurahan Batu IX, dan

Kelurahan Pinang Kencana.

3. Kecamatan Tanjungpinang Kota

yang terdiri dari 4 (empat)

Kelurahan, yaitu: Kelurahan

Tanjungpinang Kota, Kelurahan

Kampung Bugis, Kelurahan

Senggarang, dan Kelurahan

Penyengat.

4. Kecamatan Bukit Bestari yang

terdiri dari 5 (lima) Kelurahan,

yaitu: Kelurahan Tanjungpinang

Timur, Kelurahan Dompak,

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti,

Kelurahan Sei Jang, dan

Kelurahan Tanjung Unggat.

B. Profil Wakil Walikota

Tanjungpinang

Drs. H. Syahrul, S.Pd lahir di

desa Kecamatan Siantan Anambas

pada tanggal 30 Agustus 1960 yang

dikaruniai 3 orang anak dan 1 orang

cucu. Beliau aktif dalam kegiatan

kemasyarakatan. Dalam kesehariannya

dia menjabat sebagai Kepala Sekolah

SDN 04 Tanjungpinang Barat. Karena

kiprahnya di dunia pendidikan itu,

Syahrul kemudian juga dipercaya

sebagai Ketua PGRI Tanjungpinang.

Masyarakat awam lebih

mengenal sosok pendiam dan tidak

banyak bicara ini sebagai seorang yang

ringan tangan dalam membantu fardlu

kifayah bagi masyarakat yang sedang

berduka. Karena itu nama Syahrul

Page 15: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

12

cukup populer bagi masyarakat

sebagai orang yang berhubungan

dengan fardlu kifayah dan juga dunia

pendidikan. Namun dalam dunia

politik namanya kurang dikenal karena

hidupnya memang jauh dari hiruk

pikuk dunia politik.

Kepribadiannya yang bersahaja

dan punya komitmen kuat dalam

memajukan perkembangan dunia

Islam di Tanjungpinang, dirinya

mendapat dukungan penuh dari para

tokoh dan alim ulama untuk maju

dalam Pilwako Tanjungpinang tahun

2012 kemarin. Dukungan tokoh dan

para alim ulama itu seolah menjadi

spirit baru bagi dirinya untuk mencoba

terjun di arena politik.

C. Visi dan Misi Kota

Tanjungpinang

Visi :

“Terwujudnya Kota Tanjungpinang

sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa

Industri Pariwisata serta Pusat Budaya

Melayu dalam Lingkungan

Masyarakat yang Agamis Sejahtera

Lahir dan Bathin pada tahun 2020.”

Misi :

1. Mengembangkan dan

meningkatkan mutu sumber

daya manusia agar mampu

menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi.

2. Memberdayakan masyarakat

dan seluruh kekuatan ekonomi

kota, untuk mengembangkan

potensi ekonomi daerah yang

berbasis kerakyatan, dengan

bertumpu pada mekanisme

pasar yang adil, efektifitas

pengelolaan sumber daya alam

dan sumber daya manusia yang

produktif, mandiri, maju,

berdaya saing dan

berkelanjutan.

3. Mengembangkan tata nilai

kebudayaan Melayu dan

kaedah-kaedah keagamaan

dalam rangka menjadikan Kota

Tanjungpinang sebagai pusat

kebudayaan Melayu dan

pengembangan Pariwisata di

kawasan Riau Kepulauan.

4. Mengembangkan prasarana,

sarana dan utilitas kota dalam

rangka pengembangan wilayah,

pengembangan kegiatan

ekonomi, sosial, budaya, dan

kawasan tertinggal, yang

bertumpu pada agribisnis dan

agroindustri yang berwawasan

lingkungan.

5. Menjalin dan mengembangkan

hubungan kerjasama di dalam

maupun dengan luar negeri

untuk memperlancar akses

komunikasi dan transformasi

guna mengefektifkan

pengelolaan sumber daya alam,

peningkatan kualitas sumber

daya manusia, serta

peningkatan serta

pengembangan potensi di

bidang ekonomi, sosial, dan

budaya Melayu.

6. Memelihara dan memantapkan

stabilitas politik, ekonomi,

sosial, budaya, keamanan,

ketertiban, dan ketentraman

masyarakat melalui upaya

penegakan hukum secara

Page 16: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

13

konsisten dan transparan, serta

pengembangan kehidupan

masyarakat kota yang agamis

dan harmonis dan menjunjung

tinggi nilai-nilai budaya

melayu yang toleran dan

terbuka.

7. Meningkatkan kualitas serta

kuantitas aparatur

pemerintahan kota untuk

meningkatkan kapasitas

pemerintahan kota agar lebih

efektif, handal, dan profesional

dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat, sehingga

mampu mengelola dan

mengembangkan sumber daya

secara berdaya guna dan

berhasil guna bagi kemajuan,

peningkatan kesejahteraan, dan

kemakmuran masyarakat serta

pengembangan kota.

D. Tugas wakil Walikota

Tanjungpinang

Tugas wakil kepala daerah

berupa SK dari kepala daerah berupa :

1. Ketua LPTQ (Lembaga

Pembinaan Tilawatil Qur’an)

tugasnya diantaranya

mempersiapkan qori dan

qori’ah, hafizd dan hafidzah

untuk mengikuti lomba di

tingkat kecamatan, kota

maupun provinsi. Hasil yang

dicapai saat ini Kota

Tanjungpinang terpilih menjadi

juara umum 3 pada MTQ

tingkat provinsi.

2. Ketua koordinasi Tim

Penanggulangan Kemiskinan

tugasnya berupa:

a. Memberikan alat–alat

perikanan untuk

nelayan

b. Program penggemukan

sapi

c. Kegiatan RTLH,

rumah-rumah yang

tidak layak huni kita

rehab dengan dana

shering 1:2, umpama

kita menyiapkan 1 m

untuk penanggulangan

itu maka pemerintah

provinsi menambah 2 m

artinya 3 m.

d. Usulan yang kita

sampaikan kepada dinas

pendidikan dalam

pennggulangan

kemiskinan kepada

mahasiswa atau siswa

yang tidak mampu kita

berikan berupa

beasiswa yang kita

anggarkan di Dinas

Pendidikan

e. Usulan yang

disampaikan kepada

dinas sosial berupa

bantuan kube ,

memberikan

keterampilan, menjahit,

mesin bubut dan

sebagainya. kemudian

di DKP2KI itu kita

jaring kita membelikan

pompong untuk

nelayan.

3. Ketua Kuartir Cabang Pramuka

tugasnya berupa pembinaan

pramuka dari sekolah, gugus

depan, kantor-kantor, dan

Page 17: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

14

Universitas di Kota

Tanjungpinang.

4. Di luar jabatan struktural

pemerintahan selaku ketua

Dewan Masjid di Kota

Tanjungpinang tugasnya

koordinir ceramah agama,

safari subuh dan magrib di

setiap masjid yang ada di Kota

Tanjungpinang.

IV. PEMBAHASAN

A. Pengaturan tentang Tugas

Wakil Kepala Daerah dalam

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah di

Kota Tanjungpinang

Pemerintahan daerah

menyebutkan secara tegas sejumlah

tugas wakil kepala daerah. Secara

substansial, tugas utama wakil kepala

daerah adalah asistensi atau

membantu pelaksanaan tugas serta

wewenang kepala daerah. Tugas

asistensi wakil kepala daerah

kemudian dijabarkan dalam beberapa

tugas utama pada pasal 26 (1) pada

UU no 32 tahun 2004 dan pasal 66 (1)

pada UU no 23 Tanhun 2014.

Meski memiliki legitimasi kuat

karena sama-sama dipilih langsung

oleh rakyat, posisi politik kepala

daerah dan wakil kepala daerah

tetaplah berbeda. UU Pemerintahan

Daerah pasal 26 ayat (1) pada UU no

32 tahun 2004 dan pasal 66 (1) pada

UU no 23 tahun 2014 mengatur posisi

wakil kepala daerah sangatlah terbatas.

Tugas-tugas yang diberikan

memposisikannya tak lebih sebagai

pelengkap saja. Hanya membantu

tugas kepala daerah, tentang

bagaimana tata cara teknis

membantunya, tak diatur dalam UU

maupun peraturan lainnya.

Sesuai dengan hasil wawancara

yang dilakukan oleh penulis dengan

Bapak Syahrul bahwa tugas dan

kewenangan wakil kepala daerah

semua tercantum dalam UU N0 23

Tahun 2014 dalam pasal 66 (1) . Tugas

wakil sangat fleksible, tugas yang

lainnya diberikan berupa SK

kewenangan dari kepala daerah. Jadi,

tugas wakil kepala daerah hanya

membantu kepala daerah tidak ada

tugas pokok. Cukup tegas bahwa

fungsi-fungsi vital penyelenggaraan

pemerintahan daerah hampir

seluruhnya dilakukan kepala daerah.

Posisi wakil kepala daerah benar-benar

subordinat, wakil kepala daerah

kurang berperan dalam proses

pengambilan keputusan, meski

memungkinkan bisa memengaruhi

prosesnya.

Pemerintahan daerah

menyebutkan Secara substansial,

tugas utama wakil kepala daerah

adalah asistensi atau membantu

pelaksanaan tugas serta wewenang

kepala daerah. Tugas asistensi wakil

kepala daerah kemudian dijabarkan

dalam beberapa tugas utama.

Pertama, membantu penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan

pengoordinasian kegiatan instansi

vertikal di daerah. Kedua,

menindaklanjuti hasil pengawasan.

Ketiga, bertugas khusus dalam

pelaksanaan pemberdayaan

perempuan dan pemuda. Selain itu,

Page 18: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

15

pengupayaan pengembangan

pelestarian sosbud serta lingkungan

hidup. Keempat, Memantau dan

mengevaluasi penyelenggaraan

pemerintahan kabupaten dan kota

bagi wakil kepala daerah provinsi.

Kelima, wakil kepala daerah diserahi

tugas untuk memonitor dan

mengevaluasi penyelenggaraan

pemerintahan di tingkat kecamatan,

kelurahan, dan/atau desa

(kabupaten/kota). Keenam, tugas

konsultasi yaitu memberikan

pertimbangan dan saran kepada

kepala daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Ketujuh, tugas

lain yang diserahkan kepala daerah

dan kemungkinan menjadi pengganti

kepala daerah saat berhalangan

menjalankan tugas serta

kewenangannya. (UU N0 32 Tahun

2004: 26 dan UU NO 23 Tahun

2014:66).

Kejelasan tugas wakil kepala

daerah hanya sebagai asisten kepala

daerah, Cukup tegas bahwa fungsi-

fungsi vital penyelenggaraan

pemerintahan daerah hampir

seluruhnya dilakukan kepala daerah.

Posisi wakil kepala daerah benar-

benar subordinat. Wakil kepala

daerah kurang berperan dalam proses

pengambilan keputusan, meski

memungkinkan bisa memengaruhi

prosesnya. Meski memiliki legitimasi

kuat karena sama-sama dipilih

langsung oleh rakyat, posisi politik

kepala daerah dan wakil kepala

daerah tetaplah berbeda.

B. Peran Wakil Kepala Daerah

dalam Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah Di Kota

Tanjungpinang

Ketidakjelasan peran dan

fungsi wakil kepala daerah yang diatur

dalam undang-undang 32 tahun 2004

pasal 26 maupun undang-undang no

23 tahun 2014 pasal 66 yang membuat

wakil kepala daerah sifatnya hanya

membantu tugas kepala daerah,

tentang bagaimana tata cara teknis

membantunya, tidak diatur dalam UU

maupun peraturan lainnya. Oleh

karena itu untuk melihat peran Wakil

Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan

Daerah di Kota Tanjungpinang Tahun

2012-2016.

Maka dari itu untuk menelaah

atau mengkaji Peran Wakil Kepala

Daerah dalam Penyelenggaraan

Daerah di Kota Tanjungpinang Tahun

2012-2016, mengacu kepada pendapat

Parwoto (dalam Soehendy, 1997:28)

mengemukakan bahwa peran serta

dapat pula dikenali dari keterlibatan,

bentuk kontribusi, organisasi kerja dan

penetapan tujuan.

1. Keterlibatan dalam

mengambil dan menjalankan

keputusan

Salah satu peran dan fungsi

seorang kepala daerah adalah penentu

keputusan di dalam pelaksanaan

pemerintah daerah baik itu berupa

peraturan daerah dan kebijakan yang

dibuat bersama wakil kepala daerah.

Maka seorang kepala daerah dituntut

oleh statusnya untuk memiliki

Page 19: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

16

kemampuan yang baik dalam

pengambilan keputusan dan

menjalankan keputusan.

Tetapi yang menjadi

permasalahan adalah keterlibatan

seorang wakil kepala daerah dalam

mengambil keputusan, apakah

keputusannya dapat mempengaruhi

suatu kebijakan. Seperti Pemberian

wewenang dari kepala daerah adalah

wujud dari keinginan berkontribusi

dari wakil kepala kepala daerah dalam

pemberian keputusan sehingga dengan

pengontrolan adalah wujud dari

kontribusi wakil kepala daerah

terhadap pengambilan keputusan.

Kontribusi yang diberikan tujuan

akhirnya bukan kepada kepala daerah

itu sendiri, melainkan kontribusi

terhadap usaha mewujudkan nilai-nilai

serta visi dan misi yang di rencanakan

oleh kepala daerah bersama wakil

kepala daerah.

Maksud dari keterlibatan dalam

keputusan yaitu seorang pemimpin

sulit membuat keputusan tanpa

melibatkan bawahannya keterlibatan

ini dapat formal seperti penggunaan

kelompok dalam pengambilan

keputusan atau informal seperti

permintaan akan gagasan-gagasan.

Dari hasil wawancara bersama wakil

Walikota Tanjungpinang keterlibatan

wakil kepala daerah dalam mengambil

keputusan secara langsung mengenai

hal-hal yang bersifat strategis, Wakil

Kepala Daerah tidak memiliki

kemampuan mempengaruhi Kepala

Daerah untuk membuat keputusan

sesuai gagasan Wakil Kepala Daerah.

Kewenangan tersebut terutama

berkaitan dengan aktivitas untuk

memutuskan sesuatu kebijakan.

Keputusan tersebut bisa

diambil oleh wakil kepala daerah jika

kepala daerah tidak lagi ditempat,

dengan surat tugas apaun kegiatan

program ataupun rencana-rencana

yang memutuskan keputusan yang

harus diambil. Apabila keputusan yang

telah diambil oleh wakil Kepala

Daerah dimintakan kembali oleh

Kepala Daerah karena legal teken

kembali kepada Kepala Daerah.

Berbagai tugas wakil kepala daerah

berkaitan dengan kata kerja :

membantu, memantau,

mengkoordinasikan, menindaklanjuti ,

melaksanakan, mengupayakan,

mengevaluasi, memberikan saran

memerlukan kewenangan untuk

melaksanakannya. Tanpa ada batas

kewenangan yang jelas antara Kepala

Daerah dengan Wakil Kepala Daerah,

berbagai tugas tersebut akan menjadi

kabur dalam implementasi dan

tanggungjawabnya. Kewenangan

tersebut terutama berkaitan dengan

aktivitas untuk memutuskan sesuatu.

Apabila keputusan yang telah diambil

oleh wakil Kepala Daerah

dimentahkan kembali oleh Kepala

Daerah, maka wibawa wakil Kepala

Daerah akan pudar.

2. Bentuk kontribusi,

memberikan gagasan,

material dan lain-lain.

Pemerintahan dapat mencapai

suatu tujuan dan berjalan dengan baik

apabila proses komunikasi yang

terjadi di dalam pemerintahan itu

Page 20: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

17

berlangsung dengan baik. Komunikasi

yang baik sangatlah penting bagi

pelaksanaan pemerintahan yang

efektif. Komunikasi disebut sebagai

jaringan yang mengikat bersama

semua anggota dan kegiatan dalam

suatu pemerintahan. Seperti

komunikasi yang baik antara kepala

daerah dengan wakil kepala daerah

proses komunikasi tersebut berupa

memberikan kontribusi berupa

memberikan ide–ide atau gagasan bagi

kemajuan kedepan dan tujuan

penyelenggara pemerintahan daerah

khususnya pemerintahan di Kota

Tanjungpinang.

Pentingnya komunikasi dalam

pemerintahan bertujuan untuk menjaga

keharmonisan anatara kepala daerah

dengan wakil kepala daerah.

Disamping itu komunikasi juga

berperan dalam mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan semua bagian dan

aktivitas di dalam struktur

pemerintahan di daerah. Salah satau

tugas penting wakil kepala daerah

didalam UU No 32 Tahun 2004 pasal

26 dan UU No 23 Tahun 2014 pasal 66

tugas konsultasi, yaitu memberikan

pertimbangan dan saran kepada kepala

daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Maksud dari kontribusi yaitu

bawahan dapat memberikan idenya

atau gagasan-gagasan bagi kemajuan

kedepannya kepada atasannya. Terkait

dengan permasalahan, wakil kepala

daerah dapat memberikan masukan

atau idenya berupa program kepada

kepala daerah terkait penyelenggaraan

pemerintahan di Kota Tanjungpinang.

Karena ide atau masukan yang

diberikan oleh wakil kepala daerah

juga dapat membantu kepala daerah

dalam menentukan keputusan dan arah

kebijakannya demi berlangsungnya

tujuan yang dicapai antara kepala

daerah maupun wakil kepala daerah.

Ditambah lagi wakil kepala

daerah dalam setiap perencanaan

pembangunan yang diimplementasikan

kedalam program-program

penyelenggraan pemerintahan daerah

diberi andil yang sama besar dengan

kepala daerah. Terutama dalam

memberikan masukan-masukan

kepada kepala daerah berupa

gagasannya didalam pembangunan

pemerintahan di Kota Tanjungpinang.

3. Organisasi kerja, bersama

setara berbagai peran

Pembagian kerja timbul

disebabkan bahwa seseorang

mempunyai kemampuan terbatas

untuk melakukan segala macam

pekerjaan. Oleh Karena itu pembagian

kerja berarti bahwa kegiatan-kegiatan

dalam melakukan pekerjaan harus

ditentukan dan dibagi bersama agar

lebih efektif dalam pencapaian tujuan

organisasi. Sama halnya juga pada

pembagian tugas antara kepala daerah

dengan wakil kepala daerah dalam

penyelenggara pemerintah daerah.

Dengan melihatnya tugas dan

beban didaerah sangat besar perlu

adanya pembagian kerja antara kepala

daerah dengan wakilnya merupakan

kunci bagi penyelenggaraan kerja

terutama dalam memberikan jaminan

terhadap kestabilan, kelancaran dan

Page 21: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

18

efisien kerjanya. Dengan demikian

pembagian kerja perlu dilaksanakan

secara seksama dengan penuh

pertimbangan.

Pembagian Kerja dalam

perencanaan berbagai kegiatan atau

pekerjaan untuk pencapaian tujuan

tentunya telah di tentukan.

Keseluruhan pekerjaan atau program

yang telah di rencanakan tentunya

perlu di sederhanakan guna

mempermudahkan bagaimana

pengimplementasikannya. Upaya

untuk menyederhanakan dari

keseluruhan kegiatan dan program

yang mungkin saja bersifat kompleks

menjadi lebih sederhana dan spesifik.

Alasan Pembagian Kerja antara

kepala daerah dan wakil kepala daerah

diadakan adalah bahwa seseorang

tidak akan melakukan semua pekerjaan

yang ada di dalam struktur

pemerintahan seorang diri tanpa

bantuan orang lain. Ditambah lagi

kepala daerah dan wakil kepala daerah

memiliki kedudukan yang sama

ataupun setara karena dipilih langsung

oleh rakyat. Pembagian tugas,

wewenang dan kewajiban antara

kepala daerah dan wakil kepala daerah

merupakan wilayah yang rawan

konflik, apabila tidak diatur secara

tegas dan rinci dalam ketentuan

perundang-undangan yang cukup kuat

kedudukan hukumnya. Sesuai dengan

hasil wawancara yang dilakukan oleh

penulis dengan Bapak Syahrul bahwa

undang-undang tidak menyebutkan

adanya pembagian tugas antara kepala

daerah dengan wakil kepala daerah,

tergantung kepala daerah dikasih mau

atau tidaknya, tidak ada secara spesifik

pada undang-undang 32 ataupun

undang-undang 23 wakil kepala daerah

membantu kepala daerah dalam urusan

ini-ini dan kebijakan apa saja yang

harus diambil tidak diatur dalam UU

tersebut. Kecuali kepala daerahnya

membuat pembagian tugasnya

berdasarkan SK, atau pun surat

penunjukan.

Maksud dari organisasi kerja

yaitu beberapa orang disebut atasan

dan sekelompok orang disebut

bawahan yang bekerja sama dengan

menempatkan tugas, fungsi,

wewenang dan tanggung jawabnya

untuk mencapai suatu tujuan. Terkait

dengan permasalahan, tugas yang

dijalani antara kepala daerah dengan

wakil kepala daerah setara didalam

pembagian kerja terkait penyelenggara

pemerintah di Kota Tanjungpinang.

Akan tetapi pola ini memiliki

kelemahan yakni kaku sehingga

menutup adanya diskresi dari kepala

daerah untuk memberikan tugas,

wewenang dan kewajiban yang lebih

luas kepada wakil kepala daerah, pola

ini juga tidak memperhatikan

perbedaan karakteristik masing-masing

daerah yang seharusnya diikuti

perbedaan karakteristik masing-masing

daerah yang seharusnya diikuti

dengan isi pembagian tugas,

wewenang dan kewajiban antara

kepala daerah dengan wakil kepala

daerah secara berbeda. Tugas wakil

kepala daerah yang agak tegas

hanyalah untuk melakukan

pengawasan dan evaluasi kepada unit

pemerintahan di bawahnya. Di luar itu,

wakil kepala daerah diposisikan

Page 22: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

19

sebagai pengganti kepala daerahpada

saat yang bersangkutan berhalangan,

baik sementara maupun tetap.

4. Penetapan tujuan ditetapkan

bersama pihak lain

Proses Manajemen kinerja

diawali dengan perencanaan tentang

bagaimana merencanakan tujuan yang

diharapkan di masa yang akan datang,

dan menyusun semua program dan

kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan. Pelaksanaan rencana

di monitoring dan diukur kemajuannya

dalam mencapai tujuan. Seperti halnya

tujuan yang akan dicapai kepala

daerah dengan wakilnya dalam

pelaksanaan pemerintahan daerah.

Dengan demikian, manajemen kinerja

memerlukan kerja sama, saling

pengertian dan komunikasi secara

terbuka antara kepala daerah dengan

wakilnya. Misi dan tujuan strategis

dijadikan acuan bagi tingkatan

manajemen di bawahnya. Perumusan

misi dan tujuan strategis organisasi

ditujukan untuk memastikan bahwa

setiap kegiatan selanjutnya harus

sejalan dengan tujuan tersebut dan

diharapkan dapat memberikan

kontribusi dari perencanaan program

yang dibuat untuk masyarakat.

Pola hubungan kepala daerah

dengan wakil sangat dibutuhkan

apalagi didalam pembagian kerja, hal

ini dikemukan oleh Bapak Maskur

Walikota dan wakil Walikota dipilih

berdasarkan no 32 tahun 2004 bukan

UU no 23 tahun 2014 artinya

pemilihannya secara sepaket.

Hubungan Walikota dengan Wakil

Walikota berjalan dengan baik sampai

saat ini tetapi kita tidak tahu juga

internal hubungannya seperti apa.

Terhadap pola kerja memang secara

jelas dilakukan secara bersama namun

eksistensi kepala daerah lebih dominan

dibandingkan wakil kepala daerah itu

sendiri baik itu melaksanakan program

pemerintah maupun kegiatan -

kegiatan bersama masyarakat.

Maksud dari penetapan tujuan

yaitu rencana strategik yang ditetapkan

antara atasan dan bawahan yang

dimana misi-misi sesuai dengan jangka

waktu tertentu sehingga tercapai tujuan

yang dicapai. Terkait dengan

permasalahan, tugas wakil kepala

daerah yang berhasil tercapai dari

tahun menjabat sampai saat ini

bersama kepala daerah. Pencapaian

tugas wakil kepala daerah dalam hal

ini wakil Walikota Tanjungpinang

belum mampu dan belum bisa

dikatakan berhasil karena tugasnya

dibilang minim dalam membantu tugas

kepala daerah. tugasnya hanya bersifat

seremonial pada kegiatan tertentu,

misalnya sebagai ketua LPTQ bertugas

diantaranya mempersiapkan qori dan

qori’ah, hafizd dan hafidzah untuk

mengikuti lomba di tingkat kecamatan,

kota maupun provinsi. Sebagai ketua

kuartir cabang Pramuka yang tugasnya

sebagai Pembina pramuka dari

sekolah, gugus depan, kantor-kantor,

dan Universitas di Tanjungpinang. Hal

ini tentu jauh dari pencapaian tugas

seorang wakil dalam membantu kepala

daerah dalam penyelenggaran

pemerintahan di Kota Tanjungpinang.

Page 23: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

20

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan

terhadap permasalahan penelitian

dapat diambil kesimpulan bahwa :

Pengaturan kedudukan wakil kepala

daerah dalam peraturan perundang-

undangan memperoleh legitimasi

hukum dari Undang-Undang tentang

Pemerintahan Daerah, walaupun tidak

disebutkan secara eksplisit dalam

UUD 1945. Dalam Undang-Undang

pemerintahan daerah No. 32 Tahun

2004 Pasal 26 setelah diamandemen

menjadi UU No. 23 Tahun 2014 Pasal

66 yang memaparkan tentang tugas

wakil kepala daerah yaitu untuk

membantu kepala daerah dalam

menjalankan pemerintahan daerah,

melaksanankan tugas tertentu, serta

menggantikan kepala daerah bila

kepala daerah berhalangan .

Tugas dan wewenang wakil

kepala daerah bersifat umum

kekuasaan penuh ada di tangan kepala

daerah dan akhirnya memunculkan

kegamangan wakil dalam bertindak.

Serta menjalankan tugas lain sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dimana dalam

menjalankan tugas tersebut wakil

kepala daerah bertanggungjawab

kepada kepala daerah. Hal ini

menunjukkan kedudukan wakil kepala

daerah tidak setara dengan kepala

daerah dan bahkan menyiratkan posisi

sebagai subordinate, sedangkan dalam

proses penentuan calon kepala daerah

dan wakil kepala daerah ditentukan

dalam satu paket pencalonan yang

mana menempatkan bahwa calon

wakil kepala daerah memiliki

kedudukan yang setara dengan calon

kepala daerah.

Hasil penelitian peran dan

fungsi Wakil Kepala Daerah di Kota

Tanjungpinang tidak dapat

mempengaruhi hasil keputusan namun,

keputusan tersebut bisa diambil oleh

wakil kepala daerah jika kepala daerah

tidak lagi ditempat, dengan surat tugas

apaun kegiatan program ataupun

rencana-rencana yang memutuskan

keputusan yang harus diambil. Apabila

keputusan yang telah diambil oleh

wakil Kepala Daerah dimintakan

kembali oleh Kepala Daerah karena

legal teken kembali kepada Kepala

Daerah. Berbagai tugas wakil kepala

daerah berkaitan dengan kata kerja :

membantu, memantau,

mengkoordinasikan, menindaklanjuti ,

melaksanakan, mengupayakan,

mengevaluasi, memberikan saran

memerlukan kewenangan untuk

melaksanakannya. Di tambah lagi

dalam menjalankan pemerintahan,

fungsi wakil hanya sebatas mewakili

kegiatan tertentu saja ketika kepala

daerah berhalangan hadir, tugas dari

wakil kepala daerah tergantung dari

tugas yang diberikan kepala daerah.

Tanpa ada batas kewenangan

yang jelas antara Kepala Daerah

dengan Wakil Kepala Daerah,

berbagai tugas tersebut akan menjadi

kabur dalam implementasi dan

tanggungjawabnya. Kewenangan

tersebut terutama berkaitan dengan

aktivitas untuk memutuskan sesuatu.

Apabila keputusan yang telah diambil

Page 24: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

21

oleh wakil Kepala Daerah

dimentahkan kembali oleh Kepala

Daerah, maka wibawa wakil Kepala

Daerah akan pudar. Kedudukan Wakil

Kepala Daerah tidaklah sekuat Kepala

Daerah, dapat dikatakan bahwa tugas

dan wewenang Wakil Kepala Daerah

sangatlah minim dan hampir

tergantung pada kearifan Kepala

Daerah untuk memberikan tugas dan

wewenang kepada Wakil Kepala

Daerah.

B. Saran

Adapun saran penulis terkait

dengan permasalahan penelitian yang

dikaji antara lain adalah :

a. Agar memperkuat kedudukan

wakil kepala daerah dalam

melaksanakan tugas dan

kewenangannya menjalankan

pemerintahan daerah pada saat

pembagian kontrak kerja antara

kepala daerah dengan

wakilnya. Dengan prinsip

pembagian tugas dan

wewenang, wakil kepala

daerah sehingga konflik tidak

mudah tersulut, dan dalam

pertanggungjawaban wakil

kepala daerah kinerja wakil

kepala daerah mulai bisa

diukur sukses atau tidaknya.

Dengan demikian adanya

pedoman yang jelas bagi kedua

belah pihak.

b. Meskipun wakil kepala daerah

tidak mengambil keputusan

secara langsung mengenai hal

hal yang bersifat strategis

dalam pemerintahan, wakil

kepala daerah harus memiliki

kemampuan mempengaruhi

kepala daerah untuk membuat

keputusan sesuai dengan

gagasan wakil kepala daerah

atau ikut memberi

pertimbangan dalam

pengambilan suatu keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

A. Mukhtie Fadjar,SH,.MS. Pemilu

dan Demokrasi, Setara Press, Malang.

2013.

Amiruddin, dan H. Zainal Asikin,

Pengantar Metode

Penelitian Hukum. PT

Rajagrafindo Persada.

Jakarta. 2004.

Bagir Manan, Menyongsong Fajar

Otonomi Daerah. Penerbit

Pusat Studi Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta,

2001.

Hasan Rais, Syaukani, Otonomi

Daerah dan Kompetensi

Lokal, PT Dyana Milenia,

Jakarta, 2003.

H.A.W. Widjaja, Otonomi Daerah dan

Daerah Otonom, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta,

2008.

J. Kaloh, Kepemimpinan Kepala

Daerah. Sinar Grafika. Jakarta, 2009.

Page 25: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

22

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu

Hukum Tata Negara,

Rajawali Pers, Jakarta,

2009.

Juanda, Hukum Pemerintah Daerah,

Pasang Surut Hubungan

Kewenangan antara DPRD

dan Kepala Daerah, Sinar

Grafika, Jakarta, 2004.

Kencana, Inu Syafei, Sistem

Pemerintah Indonesia, Rineka Cipta,

Jakarta, 2002.

Lexy J. Moleong, Metodologi

Penelitian Kualitatif, PT.

Remaja Rossdakarya,

Bandung, 2005.

Matutu, Mustamin Daeng, dkk,

Mandat, Delegasi, Atribusi

dan Implementasi di

Indonesia, UII Press

Yogyakarta, 2004.

Muluk, Khairul, Desentralisasi dan

Pemerintahan Daerah,

Bayu Media Publishing,

Malang, 2005.

Musanef, Sistem Pemerintahan Di

Indonesia, CV Haji

Masagung, Jakarta, 2001.

Ridwan HR, Hukum Administrasi

Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2005.

Rozali Abdullah, Pelaksanaan

Otonomi Luas Dengan

Pemilihan Kepala Daerah

Secara Lansung, Rajawali

Pers, Jakarta, 2005.

Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan

Pusat Ke Daerah, Pustaka

Sinar Harapan, Jakarta,

2000.

Sinamo, Nomensen, Hukum

Administrasi Negara, Jala Permata

Aksara,Jakarta, 2015.

Sunarno, Siswanto, Hukum

Pemerintahan Daerah di

Indonesia, Penerbit PT.

Sinar Grafika, Jakarta,

2008.

Sunggono, Bambang, Hukum dan

Kebijakan Publik, Sinar

Grafika, Jakarta, 2000.

Suharizal, Pemilihan Kepala Daerah,

PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2011.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 Tentang

Pemerintahan Daerah

C. Artikel / Jurnal :

Catur Wido Haruni, 2013, Tinjauan

Yuridis Normatif Hubungan

Kewenangan Kepala Daerah

Dengan Wakil Kepala Daerah

Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, Jurnal

Humanity, Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah,

Malang.

Rahmi, 2015, Kedudukan Wakil

Kepala Daerah Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan

Page 26: PERAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

23

Daerah Menurut Undang -

Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah,

Fakultas Hukum Universitas

Andalas, Padang.

Riana Susmayanti, Modul Hukum

Pemerintahan Daerah : Wakil

Kepala Daerah, Fakultas

Hukum Universitas Brawijaya.

Rusdianto, 2012, Eksistensi Wakil

Kepala Daerah Dalam Sistem

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah. Fakultas Hukum

Universitas Negeri Gorontalo.

Internet :

www.bpn.go.id

http://jdih.tanjungpinangkota.go.id/pro

filwalikotatanjungpinang