peranan aplikasi “umrah cerdas” dalam pembinaan...
TRANSCRIPT
PERANAN APLIKASI “UMRAH CERDAS” DALAM
PEMBINAAN JAMAAH UMRAH PADA DIREKTORAT
JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Jannatul Ma’wah
NIM: 1113053000076
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
v
ABSTRAK
Jannatul Ma’wah
Peranan Aplikasi “Umrah Cerdas” Dalam Pembinaan Jamaah Umrah Pada
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia
Banyaknya kasus penipuan jamaah umrah yang meliputi kegagalan
berangkat dan terlantarnya jamaah umrah, hal tersebut mengharuskan pemerintah
meningkatkan pembinaan yang diberikan oleh Ditjen PHU, yang awalnya hanya
berupa informasi di media massa seperti himbauan di Televisi, Radio, Majalah
ataupun Kegiatan Seminar yang dilakukan sebagai penyuluhan kepada masyarakat
dan pembinaan yang diberikan olehPPIU melalui bimbingan manasik saja. Maka
sekarang, pemerintah menghadirkan aplikasi umrah cerdas sebagai upaya
pengurangan dan menghilangkan kasus terjadinya penipuan terhadap jamaah
umrah yang sering terjadi di Indonesia.
Pada penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apa ruang lingkup
aplikasi umrah cerdas, bagaimana mekanisme aplikasi umrah cerdas dan peranan
aplikasi umrah cerdas dalam pembinaan jamaah umrah pada Ditjen PHU
Kemenag RI. Dengan adanya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan keilmuan
dan pengetahuan mengenai ruang lingkup dari aplikasi umrah cerdas, mekanisme
dan peranan aplikasi umrah cerdas dalam membina jamaah umrah.
Metodelogi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif atau penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data
dilapangan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, kajian pustaka dan
sumber lain yang berkaitan dengan aplikasi umrah cerdas. Teknik analisis data,
penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dimana penulis
memaparkan semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan
sumber-sumber yang tertulis.
Dari hasil analisis, aplikasi umrah cerdas adalah upaya peningkatan
pembinaan jamaah umrah oleh Ditjen PHU melalui pendekatan tidak langsung.
Aplikasi umrah cerdas sangat berperan dalam memberikan pembinaan kepada
jamaah umrah karena sudah dapat mewakilkan peran Ditjen PHU seperti pada
menu pengaduan, regualasi, info lainnya dan login. Sedangkan, yang dapat
mewakilkan peran PPIU ada pada menu penyelenggaraan, keberangkatan, do’a,
manasik, peta dan info kesehatan. Serta Aplikasi umrah cerdas dapat berperan
sebagai pembinaan, pengawasan, perlindungan dan media edukasi.
Kata Kunci: Peranan, Aplikasi Umrah Cerdas, Pembinaan, Jamaah Umrah,
Ditjen PHU
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
pertolongan dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai tugas akhir. Shalawat serta salam penulis mohonkan kepada Allah SWT,
agar dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Meski melalui berbagai rintangan dan hambatan selama proses
pembelajaran dimasa kuliah hingga dalam penyelesaian skripsi ini, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peranan Aplikasi “Umrah
Cerdas” Dalam Pembinaan Jamaah Umrah Pada Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan doa serta dukungannya, karena penulis yakin
bahwa tanpa bantuan doa serta dukungan dari semua pihak, sulit rasanya bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Melalui kesempatan ini, izinkanlah \
menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Suparto, M.Ed, Ph. D
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, M. Ag selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Suhaimi, M. Si selaku
Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan
selaku Dosen Pembimbing Akademik beserta Drs. Sugiharto, MA selaku
Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan motivasi, masukan serta koreksi yang membangun.
4. Seluruh Dosen dan staff karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6. Yang tercinta, Bapak Abdillah dan Uminda Soleha yang tidak pernah putus
dalam memberikan do’a, mendidik, menyayangi, dan memotivasi penulis
sehingga penulis terus bersemangat dan mendapatkan kemudahan dari Allah
dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga pemberian pendidikanmu kepada
anakmu ini menjadi keberkahan dan kebahagiaan dunia akhirat.
7. Adik-adikku tersayang Iip, Rahman, dan Arsyil. Serta kakek, nenek,
mamang, encing dan keluarga besar yang selalu memberikan do’a dan
dukungan.
8. Prof. Dr. Abdul Djamil selaku Dirjen PHU Kemenag RI, khususnya kepada
Bapak H. M. Arfi Hatim, M. Ag selaku Kasubit Pembinaan Umrah Ditjen
PHU, Bapak H. Zakaria Anshori, S.Ag selaku Kasi Bina PPIU, Bapak Rizki
selaku Pengelola Aplikasi Umrah Cerdas, Mba Nila, Pak Mahdisin, Pak Mail
dan seluruh staff pegawai Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, Dan Bina
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang telah berkenan membantu
penulis dalam mendapatkan informasi-informasi mengenai judul pada skripsi
ini.
viii
9. Tim Penguji Ujian Skripsi yang telah membantu penulis dalam mengarahkan
penulis menjadi lebih baik lagi.
10. Pimpinan dan staf-staf Beasiswa Mahasiswa LAZNAS dan seluruh keluarga
besar sahabat Al Fatih dari berbagai Universitas yang selalu berbagi ilmunya
dan pengalamannya.
11. Teman-teman MHU angkatan 2013 dan keluarga besar Manajemen Dakwah
FIDIKOM UIN Jakarta, teman-teman KKN SERSAN 109 tahun 2016.
12. Sahabat tercinta Only Ladies ( Bullah, Elis, Choi, Hj. Arifah, Mei, Hani
S.Sos, dan Akur) yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, serta do’a
yang tak pernah putus untuk kebaikan kita bersama dan Teman-teman kosan
(Tika, Ida, dan ka Diah).
13. Keluarga besar HMI dan KOHATI khususnya Cabang Ciputat serta pengurus
HMI Komfakda semoga penulis menjadi muslimah yang berkualitas insan
cita.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan serta
do’anya kepada penulis, semoga Allah balikkan do’a yang baik untuk kalian.
Jakarta, Dzulhijjah 1439 H
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
D. Metedologi Penelitian .................................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERANAN
APLIKASI “UMRAH CERDAS” DALAM
PEMBINAAN JAMAAH UMRAH ................................................. 15
A. Peranan ........................................................................................... 15
B. Aplikasi Umrah Cerdas.................................................................. 17
1. Pengertian Aplikasi .................................................................. 17
2. Pengertian Aplikasi Umrah Cerdas .......................................... 18
3. Klasifikasi Aplikasi Umrah Cerdas .......................................... 19
C. Pembinaan Jamaah Umrah ............................................................. 22
1. Pengertian Pembinaan Jamaah Umrah ..................................... 22
2. Ciri-ciri dan Ruang Lingkup Pembinaan .................................. 26
3. Pendekatan dan Unsur-Unsur Pembinaan ................................ 28
4. Macam-macam dan Hukum Umrah ......................................... 29
5. Syarat, Wajib dan Rukun Umrah ............................................. 31
BAB III TINJAUAN UMUM DITJEN PHU KEMENAG RI ................... 33
A. Sejarah Ditjen PHU ........................................................................ 33
B. Visi dan Misi Ditjen PHU .............................................................. 40
C. Tugas dan Fungsi Ditjen PHU ....................................................... 41
D. Struktur Organisasi Ditjen PHU..................................................... 42
E. Subdikretorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah ...................................... 48
F. Dirjen PHU dan Umrah Dari Masa ke Masa ................................. 50
BAB IV PERANAN APLIKASI “UMRAH CERDAS”
DALAM PEMBINAAN JAMAAH UMRAH ................................ 52
A. Ruang Lingkup Aplikasi Umrah Cerdas ........................................ 52
1. Latar Belakang Aplikasi Umrah Cerdas .................................. 52
2. Visi, Misi dan Tujuan Aplikasi Umrah Cerdas ........................ 55
3. Manfaat ................................................................................... 56
x
4. Sasaran ..................................................................................... 56
5. Sarana dan Prasarana................................................................ 56
6. Spesifikasi Teknologi ............................................................... 57
B. Mekanisme Dalam Menggunakan Aplikasi Umrah Cerdas ........... 58
1. Prosedur Penggunaan Aplikasi Umrah Cerdas ........................ 58
2. Fungsi Menu Pada Aplikasi Umrah Cerdas ............................. 60
3. Perbedaan sebelum dan sesudah ada Aplikasi
Umrah Cerdas........................................................................... 64
C. Peranan Aplikasi Umrah Cerdas Dalam Pembinaan
Jamaah Umrah ............................................................................... 66
1. Pembinaan Jamaah Umrah Oleh Ditjen PHU .......................... 66
2. Pembinaan Jamaah Umrah Oleh PPIU .................................... 70
3. Peranan Aplikasi Umrah Cerdas Dalam
Pembinaan Jamaah umrah ....................................................... 76
D. Analisis........................................................................................... 81
1. Ruang Lingkup Aplikasi Umrah Cerdas .................................. 81
2. Mekanisme Aplikasi Umrah Cerdas ......................................... 82
3. Peranan Aplikasi Umrah Cerdas Dalam
Pembinaan Jamaah Umrah Pada Ditjen PHU .......................... 83
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 88
A. Kesimpulan .................................................................................... 88
B. Saran-saran ..................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 96
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 : Hasil Wawancara 1
Lampiran 5 : Hasil Wawancara 2
Lampiran 6 : Hasil Wawancara 3
Lampiran 7 : Hasil Wawancara 4
Lampiran 8 : StrukturOrganisasi Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus
Lampiran 9 : Struktur Organisasi Ditjen PHU
Lampiran 10 : PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah
Lampiran 11 : Foto Saat Wawancara Berlangsung
Lampiran 12 : Berita tentang Peresmian Aplikasi Umrah Cerdas
Lampiran 13 : Gambar Perbedaan LRPU dan Daftar Nama-nama Travel Manual
dengan Aplikasi Umrah Cerdas
Lampiran 14 : Himbauan 5 Pasti Umrah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibadah umrah merupakan ibadah yang hampir sama proses kegiatan
ibadahnya dengan ibadah haji. Syarat untuk melaksanakan ibadah umrah harus
memiliki kemampuan finansial/biaya dan kesehatan yang sering disebut
Isthitoah maliah dan isthitoah badaniah, serta adanya jaminan keamanan
selama dalam perjalanan dan dalam pelaksanaan ibadah umrah.
على ٱلناس حج ٱلبيت هين وهي دخلهۥ كاى ءاهنا ولل قام إبر ت ه بينت فيه ءاي
لويي غني عي ٱلع ٧٩هي ٱستطاع إليه سبيل وهي كفر فإى ٱلل
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim,
barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sangggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari
(kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali Imran: 97)1
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan dan kesanggupan
pembiayaan dapat diukur dengan tercukupinya harta atau ongkos perjalanan
beribadah ke Tanah Suci Makkah dan Madinah untuk keperluan keluarga
yang ditinggalkan. Adapun kemampuan dan kesanggupan secara fisik adalah
kondisi tubuh calon jamaah haji dan umrah yang sehat, sehingga mampu
melaksanakan semua prosesi ibadah haji dan umrah tanpa halangan apapun.2
Ibadah umrah dalam pelaksanaannya tidak mengenal wukuf di padang
„Arafah, mabit di Mudzhalifah dan Mina, dan juga tidak melempar jumrah
1Departemen Agama Republik Indonesia, Yasmina Al Qur’an dan Terjemahnya,
(Bandung: PT. Sygma Exmedia Arkanleema, 2009), hal. 62. 2 Moh. Nafi‟, Haji dan Umroh sebuah Cerminan Hidup, (Surabaya: Erlangga, 2015), hal.
xx
1
2
„Aqabah dan melempar jumrah di tiga lokasi jamarat pada tiga hari tasyrik
yang hanya dilakukan pada musim haji. Perbedaan antara haji dan umrah
terletak pada jumlah rukun, wajib, dan dari segi waktu pelaksanaannya.
Ibadah haji hanya dapat dilakukan pada musim-musim haji, yaitu dari tanggal
1 Syawal sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah. Terutama dalam ibadah haji,
untuk mengerjakan wukuf yang hanya bisa dilakukan pada tanggal 9
Dzulhijjah. Sementara umrah, selain dapat dilakukan selama musim haji dan
waktunya sebelum melakukan wukuf atau sesudah melakukan tahallul tsani,
boleh juga dilakukan di luar musim haji. Umrah yang dilaksanakan di musim
haji dapat didahulukan pelaksanaannya dari pelaksanaan haji, yang dikenal
dengan haji Tamattu‟. Sebaliknya jika mendahulukan haji baru melakukan
umrah sunnah, berarti mengerjakan cara haji Ifrad. Jika ibadah umrah
disatukan dengan ibadah haji, hal ini dinamakan dengan haji Qiran. Jamaah
haji yang menggunakan cara haji Tamattu‟ dan haji Qiran wajib menyembelih
hadyu (kurban) pada hari nahar atau hari raya idul adha. Kemiripan umrah
dengan haji membuatnya sering disebut dengan “haji kecil”.3
Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim
memiliki tingkat animo lebih tinggi untuk melaksanakan ibadah umrah. Hal
ini terbukti berdasarkan penjelasan oleh Bapak Farid Al Jawi (Sekertaris
Jenderal Amphuri) bahwa informasi dari muassasah di Arab Saudi jamaah
umrah yang berasal dari Indonesia sekitar 700 ribu jamaah per tahunnya.4
3 Moh. Nafi‟, Haji dan Umroh sebuah Cerminan Hidup, (Surabaya: Erlangga, 2015), hal.
44-45. 4 Farid Al Jawi, Seminar Manajemen Haji Umrah, Menyikapi Modus Penipuan Haji dan
Umrah, 18 Mei 2017 (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017) Pukul 08.00-12.00 WIB.
3
Banyaknya masyarakat yang ingin berangkat umrah, maka hal ini
dimanfaatkan oleh banyak kalangan pembisnis umrah nakal dengan tujuan
membantu masyarakat agar lebih cepat melaksanakan ibadah ke baitullah
melalui travel umrah, padahal kenyataannya banyak travel umrah yang
melakukan penipuan dengan adanya kasus gagal berangkat umrah. Seperti
yang dikatakan oleh M. Ali Taher Parasong (Ketua Komisi VIII DPR RI)
menilai bahwa promo umrah yang harganya tidak rasional sangat kental unsur
penipuan. Dengan demikian pemerintah harus gencar melakukan evaluasi dan
pengawasan terhadap kinerja travel umrah. Karena, ibadah orang adalah yang
paling utama dan hak-haknya mendapat keamanan dan kenyamanan umat
dalam beribadah harus dipenuhi.5
Selama ini PPIU memegang peranan penting karena seluruh
penyelenggaraan umrah menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan
Kementerian Agama (Kemenag) hanya sebagai regulator. Namun, mulai
banyak kasus yang bermunculan sejak 2015 hingga 2016. Contohnya seperti
kemenag mencatat 10.920 kasus penipuan dengan nilai kerugian masyarakat
mencapai Rp. 218,4 miliar dengan asumsi rata-rata per jamaah membayar Rp.
20 juta. Akibatnya 14 travel umrah berizin (PPIU) dikenakan sanksi
permanen. Meski demikian, pemerintah memiliki kewajiban untuk
memastikan umrah berjalan aman dan lancar sesuai syariat Islam. Disisi lain,
pemerintah mempunyai kewajiban memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan kepada anggota jamaah umrah. Hal ini yang mendasari
5 www.ihram.co.id diakses pada tanggal 06 Juni 2017 Pukul 00.40 WIB
4
pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) 18/2015 tentang
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah umrah.6
Untuk itu pemerintah mengambil kebijakan dalam melindungi jamaah
umrah dari kasus penipuan. Karena penipuan terhadap pemberangkatan
umrah banyak sekali bentuknya dan yang paling sering terjadi adalah
penelantaran jamaah dan gagal berangkat. Hal ini juga disebabkan ketidak
tahunya masyarakat terhadap identitas perizinan dari biro perjalanan umrah,
melihat dari kasus tersebut maka pemerintah menghadirkan aplikasi online
dengan nama „Umrah Cerdas‟.
Umrah cerdas adalah aplikasi yang berbasis android dan online. Seluruh
masyarakat bisa mengunduh aplikasi tersebut di play store dengan gratis.
Karena aplikasi tersebut hadir sebagai salah satu pembinaan jamaah umrah
yang diberikan pemerintah untuk masyarakat dan khususnya kepada calon
jamaah umrah. Selain itu, untuk mempermudah jamaah umrah dalam
menyampaikan pengaduan jamaah jika ditelantarkan oleh pihak travel umrah
atau gagal berangkat, informasi travel yang sudah berizin dan uptodate,
jadwal keberangkatan jamaah umrah, regulasi mengenai peraturan
pemerintah, doa manasik, info kesehatan dan lain sebagainya.
Sebelum dihadirkannya aplikasi umrah cerdas, pemerintah melakukan
pembinaan secara konvensional melalui penyuluhan kepada instansi
pemerintahan dari pusat sampai KUA (Kantor Urusan Agama), bekerja sama
dengan media massa seperti majalah, televisi, radio dalam memberikan
informasi atau arahan kepada masyarakat dan kegiatan seminar yang bekerja
6 www.jurnalhajiumroh.com diakses pada tanggal 06 Juni 2017 pukul 03.00 WIB
5
sama dengan pihak ketiga sebagai upaya kewajiban pemerintah dalam
melakukan pembinaan kepada masyarakat. Namun, semakin berkembangnya
teknologi pihak pemerintah memerlukan langkah yang strategis untuk
merekam seluruh perjalanan ibadah umrah tersebut yaitu dengan
dihadirkannya aplikasi yang berbasis android dalam memberikan pembinaan
terhadap masyarakat yang terdapat koordinasi, konsultasi, pelaporan dan
nilai-nilai dapat dilakukan selama 24 jam dari seluruh wilayah tanpa perlu
proses tatap muka secara langsung.7
Teknologi informasi saat ini memang tidak bisa dihindari. Masyakat
dapat mengakses apapun dan tidak ada informasi yang luput. Inilah yang
disebut perubahan revolusioner. Umrah pun tidak luput dari peranan
teknologi informasi ini, teknologi yang membuat pelayanan umrah semakin
smart dan cepat. Aplikasi tersebut langsung bisa diakses oleh masyarakat,
tidak di Indonesia saja tetapi juga diseluruh Indonesia.8
Aplikasi umrah cerdas merupakan langkah Ditjen PHU untuk
mewujudkan penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah yang terpadu
sehingga bukan saja mempermudah koordinasi diantara para stake holder,
tetapi juga mempermudah pengawasan terhadap para penyelenggara
perjalanan ibadah umrah (PPIU).
Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan masyarakat lebih cerdas
dalam memilih travel umrah. Pemerintah pun menghimbau kepada seluruh
masyarakat untuk melakukan 5 pasti umrah seperti yang dikatakan oleh
7 Wawancara pribadi dengan Zakaria Anshori, sebagai Kasi Bina PPIU, Jakarta, 20 Juli
2017 8 Sri Ilham Lubis, Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
2016), hal.21
6
Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Bapak Muhajirin Yanis agar tidak
tertipu dengan janji dan harga murah yang ditawarkan oleh penyelenggara
umrah. 5 pasti umrah tersebut adalah (1) Pastikan travel berizin, (2) Pastikan
penerbangan dan jadwal pemberangkatan, (3) Pastikan program layanannya,
(4) Pastikan hotelnya, dan (5) pastikan visanya.9 Selain itu, hadirnya aplikasi
tersebut merupakan salah satu upaya untuk memperkecil peluang masyarakat
yang terkena tipu biro perjalanan umrah bodong.
Dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan diatas menjadi penting
diakukan oleh penulis terkait untuk melakukan penelitian mengenai
PERANAN APLIKASI “UMRAH CERDAS” DALAM PEMBINAAN
JAMAAH UMRAH PADA DIREKTORAT JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan apa yang ingin dibahas pada latar belakang tersebut.
Maka skripsi ini dibatasi agar pembahasannya tidak melebar dan lebih
terarah yaitu Pembinaan Jamaah Umrah melalui Aplikasi Umrah Cerdas.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka masalah yang diangkat dalam
masalah pokok pada skripsi ini yaitu:
a. Bagaimana ruang lingkup aplikasi umrah cerdas ?
b. Bagaimana mekanisme aplikasi umrah cerdas ?
9 https://haji.kemenag.go.id Diakses pada tanggal 02 Juni 2016 Pukul 01.31 WIB
7
c. Bagaimana peranan aplikasi umrah cerdas dalam pembinaan jamaah
umrah pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup aplikasi umrah cerdas.
b. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme aplikasi umrah cerdas.
c. Untuk mengetahui peranan sistem aplikasi umrah cerdas dalam
pembinaan jamaah umrah pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Mengetahui ruang lingkup aplikasi umrah cerdas, gambaran
tentang mekanisme dalam menggunakan aplikasi umrah cerdas,
dan peranan aplikasi umrah cerdas dalam pembinaan jamaah
umrah oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia.
2) Menambah kekayaan inetlektual dan khazanah ilmu tentang
pembinaan jamaah umrah melalui aplikasi umrah cerdas.
b. Manfaat Praktisi
1) Menjadikan rujukan untuk para travel umrah yang berizin
8
2) Menumbuhkan sikap kritis bagi masyarakat terhadap kebijakan
yang diberikan oleh Kementerian Agama dalam melaksanakan
kegiatan ibadah umrah.
3) Menumbuhkan kewaspadaan bagi setiap masyarakat terhadap
penawaran perjalanan haji dan umrah.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian yang akan penulis lakukan merupakan penelitian lapangan
(Field Research), dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata, lisan atau dari prilaku orang-orang yang
mereka amati.10
Sedangkan menurut Sugiyono, mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif ialah pengumpulan data yang dipandu oleh fakta-fakta
yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.11
Pada dasar dan prinsipnya, semua teknik analisis data kualitatif itu
sama. Karena melewati prosedur pengumpulan data, input data, analisis
data, penarikan kesimpulan dan diakhiri penulisan hasil penemuan dengan
bentuk narasi.12
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena
berharap penelitian ini mampu memberikan data yang lengkap dan akurat.
10
Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 3. 11
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2010), hal. 3. 12
Haris Herdiansyah, Metedologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), cet. III, hal. 163
9
2. Teknik Analisis Data
Pada analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu
suatu teknik analisis data dimana penulis memaparkan semua data yang
diperoleh dari hasil pengamatan berupa kata-kata atau gambar dan
penyajian laporan berupa data yang diperoleh dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya.13
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini adalah Direktorat Jenderal Penyelenggara
Haji dan Umrah.
b. Objek dalam penelitian ini adalah Peranan Aplikasi Umrah Cerdas
dalam Pembinaan Jamaah Umrah.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan pada skripsi ini penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan
dilapangan. Tempat dimana objek penelitian itu berada sebagai
pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan metode:
a. Wawancara
Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, dimana percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Sedangakan menurut Stewart dan Cash
wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang didalamnya
13
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ((Bandung:Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 6
10
terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan,
kepercayaan, motif, dan informasi.14
Jadi, wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan, dimana pewawancara dan
informan terlihat aktif dalam pertukaran informasi.
b. Observasi
Menurut Cartwright observasi yaitu sebagai suatu proses melihat,
mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sitematis
untuk suatu tujuan tertentu dalam menemukan data yang diteliti15
.
Jadi, Observasi adalah kegiatan mengamati manusia dengan
menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain
itu seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Adapun observasi
ataupun pengamatan dilakukan pada kantor Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama Republik
Indonesia.
c. Dokumentasi
Metode dokumentesi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif yang digunakan dalam metedologi penelitian dengan melihat
dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
dan untk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui
suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
14
Haris Herdiansyah, Metedologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), hal. 118 15
Haris Herdiansyah, Metedologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), hal. 131
11
langsung oleh subjek yang bersangkutan.16
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan dokumen yang didapat dari data berupa buku,
majalah, jurnal, skripsi yang berkaitan dengan judul dalam penelitian
ini serta proses observasi.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Direktorat Jenderal
Penyelenggara Haji dan Umrah Di Kementerian Agama Republik
Indonesia yang berlokasi di Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4
Jakarta Pusat 10710. Sedangkan waktu penelitian mulai dari bulan Mei-
September 2017.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan beberapa sumber
kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka
sebagai bahan pertimbangan dan untuk menghindari adanya penjiplak dalam
pembuatan skripsi yang akan saya susun, adapun tinjauan pustaka dalam
penilitian ini diantaranya:
1. Skripsi ini berjudul “Peranan Situs WWW.ERAMUSLIM.COM dalam
Menyosialisasikan Nilai-Nilai Keislaman” yang disusun oleh Risda
Sefrianita (108051000166) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Jakarta. Pada skripsi tersebut membahas tentang upaya yang dilakukan
oleh situs Eramuslim.com dalam menyosialisasikan nilai-nilai keislaman.
16
Haris Herdiansyah, Metedologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), hal. 143
12
Sedangkan pada skripsi yang ingin penulis bahas adalah Peranan Sistem
Aplikasi “Umrah Cerdas” dalam Melakukan Pembinaan pada Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia”
2. Skripsi ini berjudul “Peranan Ikatan Remaja Masjid (IRMASH) dalam
meningkatkan Pengalaman Agama Pada Remaja di Masjid Safinatul
Husna Bambu Larangan Cengkareng Jakarta Barat” yang disusun oleh
Risqon Agung Pangestu (106052001971) Jurusan Bimbingan dan
penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada skripsi tersebut membahas
tentang bagaimana peran Ikatan Remaja Masjid Safinatul Husna
(IRMASH) dalam masyarakat di bambu larangan yang memiliki banyak
ragam dan budaya serta agama Islam yang merupakan agama yang dianut
oleh masyarakat dilingkungan masjid tersebut. Sedangkan pada skripsi
yang ingin penulis bahas adalah Peranan Sistem Aplikasi “Umrah
Cerdas” dalam Melakukan Pembinaan pada Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama Republik
Indonesia”
3. Skripsi ini berjudul “Peranan Pengajian Ikatan Remaja Masjid As-Salam
(IRMAS) dalam Pembinaan Ibadah Remaja di Kelurahan Cipondoh
Makmur Kota Tangerang” yang disusun oleh Hakim Saputra
(206051003905) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas
Islam Negeri Jakarta. Pada skripsi tersebut membahas tentang bagaimana
membina ibadah remaja dan jiwa sosial masyarakat, serta mengakrabkan
13
hubungan satu sama lain dan juga untuk mempertinggi ilmu dan
keimanan ketaqwaan serta pandangan hidup muslim dengan pengajaran
agama yang luas yang pada akhirnya akan mengacu kepada peningkatan
pembinaan ibadah remaja sedangkan pada skripsi yang ingin penulis
bahas adalah Peranan Sistem Aplikasi “Umrah Cerdas” dalam
Melakukan Pembinaan pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
Dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya
secara rinci adalah sebagi berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERANAN APLIKASI
“UMRAH CERDAS” DALAM PEMBINAAN JAMAAH
UMRAH
Dalam bab ini akan menjelaskan teori yang digunakan untuk
menjadi dasar penelitian antara lain: Teori peran, teori aplikasi,
teori pembinaan dan terkait dengan aplikasi umrah cerdas
BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG DITJEN PHU KEMENAG
RI
14
Dalam bab ini akan memaparkan objek penelitian antara lain:
sejarah Ditjen PHU, visi dan misi, tugas dan fungsi, susunan
organisasi Ditjen PHU dan subdirektorat pembinaan PPIU.
BAB IV : PERANAN APLIKASI “UMRAH CERDAS” DALAM
PEMBINAAN JAMAAH UMRAH
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan hasil temuan penelitian
mengenai Ruang lingkup mengenai umrah cerdas, mekanisme dan
peran aplikasi umrah cerdas dalam pembinaan jamaah umrah
pada Dirjen PHU Kemenag RI
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesimpulan pada
skripsi yang penulis buat serta saran yang diberikan oleh penulis.
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TENTANG PERANAN APLIKASI “UMRAH CERDAS”
DALAM PEMBINAAN JAMAAH UMRAH
A. Peranan
Peranan bila dipandang dari segi bahasa berasal dari kata dasar “peran”
yaitu suatu tindakan seseorang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan
peranan mendapatkan akhiran “an” yang memiliki makna yaitu bagian yang
dimainkan seorang pemain atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dalam suatu peristiwa.1
Teori peran (Role Theori) adalah teori yang merupakan sebuah perpaduan
berbagai teori orientasi maupun disiplin ilmu.2 Jadi, setiap individu memiliki
peran didalam lingkungan, keluarga ataupun di dalam negara dengan berbagai
ilmu yang dimiliki seperti individu yang berperan sebagai seorang ayah,
masyarakat ataupun warga negara.
Menurut Biddle dan Thomas mengatakan bahwa peran yaitu serangkaian
rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang
kedudukan tertentu dan ia memberikan skema untuk mengklasifikasikan
peran-peran yang tidak terbatas jumlahnya kedalam golongan-golongan yang
mudah dimengerti, contohnya perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa
memberikan anjuran, memberi penilaian, memberi sanksi, dan lain-lain.
Tetapi, jika peran ibu digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran
orang tua. Peran perorangan (individual) yaitu semua prilaku yang khusus
1 Dendi Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2013), Edisi ke-IV, cet VII, hal. 1051. 2 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2015), hal. 215.
15
16
terdapat pada satu individu dan peran prilaku yaitu semua prilaku dari
pemeran (aktor) dalam hubungan antar peran.3
Menurut Gross, Mason dan McEachern yang dikutip oleh David Barry
berpendapat bahwa peranan adalah seperangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.
Harapan-harapan tersebut merupakan dari norma sosial atau bisa disebut
harapan-harapan itu ditentukan oleh norma-norma di masyarakat contoh:
seseorang yang menjabat menjadi ketua RT diharapkan bisa mensejahterakan
warganya, seseorang yang mempunyai harta lebih bisa membantu sesamanya
yang sedang membutuhkan, dan lain-lain. Maksudnya sesuatu yang
diperankan oleh siapa pun menjadikan peranan tersebut menjadi harapan-
harapan orang lain.4
Menurut Soerjono Soekanto mengatakan bahwa peranan yaitu aspek
dinamis yang berupa kedudukan (status), jika seseorang melaksanakan hak
dan kewajiban berarti dia sudah menjalankan suatu peranan. Karena peranan
lebih banyak menunjukkan fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu
proses.5
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan bisa juga diartikan
sebagai suatu tindakan yang dimainkan oleh seseorang yang mememiliki
status sosial dan keduanya saling keterkaitan dalam mendorong individu
untuk bertanggung jawab terhadap tindakan atau perbuatan yang telah
3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2015), hal. 224 4 David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: C.V. Rajawali, 1983),
cet. II, hal. 99. 5 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), cet. 45, hal. 213
17
diperankan. Sedangkan kaitannya peranan dari judul yang ingin diteliti
penulis adalah suatu bagian yang diperankan oleh sebuah aplikasi yang
mencangkup tentang pembinaan jamaah umrah oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaran Haji dan Umrah. Maka aplikasi tersebut mewakili sebuah
peranan yang diperankan oleh indivu-individu dalam memberikan pembinaan
bagi jamaah umrah.
B. Aplikasi Umrah Cerdas
1. Pengertian Aplikasi
Menurut Ali Zaki dan Smitdey Comunity aplikasi adalah kompenen
yang bermanfaat sebagai media untuk menjalankan pengelolahan data
ataupun berbagai kegiatan lainnya seperti pembuatan atau pengelolahan
dokumen atau file.6
Dalam bukunya Harip Santoso yang berjudul Membuat Multiaplikasi
menggunakan Visual Basic 6 mengatakan bahwa pengertian aplikasi yaitu
suatu kelompok file (form, class, report) yang bertujuan untuk melakukan
aktivitas tertentu yang saling terkait.7
Menurut Jogiyanto aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer,
intruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian
rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.8
6 www.pelajaran.co.id/2016/26/pengertian-aplikasi-dan-klasifikasi-menurut-para-ahli-
lengkap.html diakses pada tanggal 10 Agustus 2017 Pukul 15.50 WIB. 7 Harip Santoso, Membuat Multiaplikasi Menggunakan Visual basic 6, (Jakarta: Elex
media Komputindo, 2004), hal. 9. 8 Hasan Abdurrahman, “Aplikasi Pinjaman Pembayaran Secara Kredit Pada Bank Yudha
Bhakti”, Computech dan Bisnis, Vol. 8, No. 2 (Desember 2014): hal. 62
18
Menurut Cecep Sabani aplikasi adalah softwere yang dikembangkan
oleh suatu perusahaan atau team pengembang sesuai dengan
perkembangan zaman yang terjadi.9
Menurut Rachmad Hakim S aplikasi adalah perangkat lunak yang
digunakan untuk tujuan tertentu seperti mengelola dokumen, mengatur
windows dan permainan (game), dan sebagainya.10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Aplikasi merupakan program
komputer atau perangkat lunak yang didesain untuk mengerjakan tugas
tertentu.
Dengan demikian penulis dapat simpulkan bahwa aplikasi adalah suatu
perangkat lunak yang menjalankan intruksi-intruksi dari user atau
pengguna aplikasi tersebut untuk mengelola data, pembuatan dokumen
atau memberikan informasi yang lebih akurat sesuai dengan tujuan
pembuatan aplikasi tersebut.
2. Pengertian Aplikasi Umrah Cerdas
Definisi umrah yaitu dengan sengaja mendatangi ka’bah untuk
melaksanakan amalan tertentu yang terdiri dari thawaf, sai dan bercukur.11
Jadi pegertian umrah yaitu seorang muslim yang mengunjungi baitullah
dengan niat beribadah kepada Allah dengan cara-cara yang dianjurkan
oleh syara’.
9 Cecep Sabani, “Analisa Peranan Aplikasi Databease Berbasis GUI Terhadap Efisiensi
dan Efektivitas Pemanfaatan Teknologi Informasi”, ICT STMIK IKMI, Vol. 1, No. 1 (Juli 2010):
hal. 11 10
Bella Nefya, “Perancangan Aplikasi E-Canteen Berbasis Android Dengan
Menggunakan Metode Object Orinted Analysis dan Design (OOAD)”, Penelitian Komunikasi dan
Opini Publik, Vol. 20, No. 1 (Juni 2016): hal. 85 11
Retno Widyani, Panduan Ibadah Haji dan Umrah, (Cirebon: Swagati Press, 2010), hal.
13
19
Kecerdasan dari segi bahasa berasal dari kata dasar “cerdas” yang
artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu seseorang yang
sempurna dalam perkembangan akal budinya seperti dalam berpikir ia
mengerti dan tajam pikirannya.12
Sedangkan kecerdasan merupakan
kemampuan bawaan seseorang untuk mempelajari berbagai hal seperti
memikirkan solusi terhadap sebuah masalah dan kemampuan
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu.13
Kecerdasan menurut Yusuf al-Uqhari yaitu kemampuan general
manusia dalam melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan
seperti berfikir secara rasional dan berinteraksi dengan orang-orang sekitar
dengan cara interaksi secara profesional.14
Sedangkan, aplikasi umrah cerdas yaitu suatu perangkat lunak yang
dikelola dan menjadi sebuah informasi yang berkaitan dengan proses
perjalanan ibadah umrah serta dimanfaatkan oleh seseorang yang memiliki
fikiran secara rasional dan kemampuan yang profesional dalam
menggunakan hal yang baru. Seperti seseorang yang memiliki akal dan
fikiran yang cerdas dalam mengoprasikan fungsi aplikasi umrah cerdas.
3. Klasifikasi Aplikasi Umrah Cerdas
Klasifikasi Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara
lain:
a. Perangkat Lunak Perusahaan (Enterprise)
12
Dendi Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2013), Edisi ke IV, cet VII, hal. 262. 13
Kinanti Paramesti, Hitung Sendiri IQ Anda, (Jakarta: PT Bentang Pustaka, 2015), cet I,
hal. 2 14
Yusuf al-Uqhari, Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas, (Jakarta: Gema Insani Press,
2006), cet. I, hal. 57
20
Perangkat Lunak Perusahaan (Enterprise Software) yaitu aplikasi
yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melakukan
pengorganisasian kegiatan perusahaan. Contohnya: perangkat lunak
akuntansi, manajemen sumber daya manusia, perangkat lunak bisnis.
b. Perangkat Lunak Insfrastruktur Perusahaan
Perangkat Lunak Insfrastruktur Perusahaan (Enterprise
Infrastructure Software) yaitu aplikasi yang dibuat untuk
menyediakan kemampuan-kemampuan umum yang dibutuhkan untuk
membantu perangkat lunak perusahaan (enterprise software).
Contohnya: sistem manajeman basis data, manajemen dokumen, dan
manajemen aset digital.
c. Perangkat Lunak Informasi Kerja
Perangkat Lunak Informasi Kerja (Information Worker Software)
yaitu aplikasi yang biasa dipakai untuk menunjukan kebutuhan
individual untuk membuat dan mengelola informasi. Umumnya untuk
tugas–tugas individu dalam sebuah departemen. Contonhya:
manajemen data, email, dan perangkat lunak kolaborasi.
d. Perangkat Lunak Media dan Hiburan
Perangkat Lunak Media dan Hiburan (Content Acces Software)
yaitu aplikasi yang biasa digunakan untuk mengakses konten tanpa
editing, tapi bisa saja termasuk software yang memungkinkan
mengedit konten. Seperti software yang menunjukan kebutuhan
individu dan grup untuk mengkonsumsi hiburan digital dan
21
mempublikasikan konten digital. Contohnya: games, media players,
dan perangkat lunak hiburan.
e. Perangkat Lunak Pendidikan (Educational Software)
Perangkat Lunak Pendidikan (Educational Software) yaitu aplikasi
yang hampir sama dengan Perangkat Lunak Media dan Hiburan
(Content Acces Software) tapi biasanya menampilkan konten yang
berbeda. Contohnya: manajemen pelatihan dan manajemen survei.
f. Perangkat Lunak Pengembangan Media (Media Develpoment
Software)
Perangkat Lunak Pengembangan Media (Media Development
Software) yaitu aplikasi yang digunakan untuk menunjukan kebutuhan
individu untuk menghasilkan media cetak dan elektronik, umumnya
pada bidang komersial atau pendidikan. Contohnya: perangkat lunak
seni grafis, pengelolaan digital audio dan vido.
g. Perangkat Lunak Pengembangan Produk (Product Engineering
Software)
Perangkat Lunak Pengembangan Produk (Product Engineering
Software) yaitu aplikasi yang bisa digunakan untuk pengembangan
produk hardwere dan sofware. Contohnya: perangkat lunak desain
grafis. 15
Berdasarkan klasifikasi di atas penulis menyimpulkan bahwa
aplikasi “Umrah Cerdas” masuk dalam klasisifikasi perangkat lunak
pendidikan (educational software) contohnya semua menu di aplikasi
15
Tania Berlianty, Aplikasi Pembelajaran “Mari Mengenal Waktu” Sebagai Alternatif
Pembelajaran Untuk Anak Kelas Satu Sekolah Dasar, (Skripsi Program Strata Satu Studi Teknik
Informatika Universitas Widyatama, Bandung, 2015), hal. 2-3.
22
umrah cerdas merupakan media yang memberikan pendidikan,
klasifikasi perangkat lunak pengembangan media (Media
Develpoment Software) contohnya pada menu doa manasik yang
melalui media digital audio, dan perangkat lunak informasi kerja
(Information Worker Software) contohnya pada menu pengaduan yang
merupakan email dari jamaah.
C. Pembinaan Jamaah Umrah
1. Pengertian Pembinaan Jamaah Umrah
Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan
menjadi lebih baik. Dengan adanya pembinaan menunjukkan adanya
suatu kemajuan, peningkatan atas sesuatu, pertumbuhan, avolusi atas
berbagai kemungkinan, atau berkembang. Didalam pembinaan terdapat
dua unsur yaitu pertama, pembinaan dapat berupa suatu tindakan,
proses, atau pernyataan dari suatu tujuan. Kedua, pembinaan bisa
menunjukkan kepada perbaikkan atas sesuatu.16
Menurut Majdi Hilali pembinaan adalah membangun dan mengisi
akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagai zikir
serta memompa dan menguatkan lewat intropeksi diri.17
Menurut Tangdilintin pembinaan diibaratkan sebagai pelayanan
yang merupakan suatu keprihatinan aktif yang nyata dalam tindakan
16
Miftah Toha, Pembinaan Organisasi Proses diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003), cet. IV, hal. 7. 17
Majdi Hilali, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hal. 138.
23
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta mengangkat harga
diri dan kepercayaan diri.18
Menurut Aat Syafaat pembinaan adalah seseorang yang bukan
hanya saja dibantu dalam ilmu pengetahuannya saja, tetapi bagaimana
pengetahuannya itu dimanfaatkan dan dilaksanakan dalam
kehidupannya sehari-hari.19
Menurut Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan
(BP4) memberikan pengertian pembinaan yaitu segala upaya
pengelolaan atau penanganan berupa merintis, mengarahkan serta
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan dengan
mengadakan dan menggunakan dengan segala dana-dana yang
dimiliki.20
Adapun fungsi pokok pembinaan meliputi tiga hal yaitu:21
a. Penyampaian informasi
b. Perubahan dan pengembangan sikap
c. Latihan dan pengembangan sikap
Jadi, pembinaan adalah suatu proses usaha dalam melakukan
perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga rencana dan
tujuan dari pembinaan tercapai sesuai yang apa yang diharapkan.
18
Phiplips Tangdilintin, Pembinaan Generasi Muda Dengan Proses Manejerial Vosram,
(Yogyakarta: KANSIUS, 2008), hal. 58. 19
Aat Syafaat, Sohari Sahrani, dkk. Pembinaan Pendidikan Agama Islam Dalam
Mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency). (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
hal. 153 20
Tirta Wijaya, Manajemen Pembinaan Jamaah Haji pada KBIH (Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji) Ulul Albab Tanggerang (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011), hal. 24 21
Zikri Maulana, Peranan Majlis Taklim “Persatuan Remaja Islam (PERSITA)” Dalam
Pembinaan Keagamaan Remaja (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jakarta,
2010), hal. 29
24
Sedangkan, jamaah berasal dari bahasa arab yang artinya “kompak”
atau “bersama-sama”, ungkapan shalat berjamaah berarti shalat yang
dikerjakan secara bersama-sama dengan gerakan yang sama atau
kompak dan dipipimpin oleh seorang imam. Jama’ah juga berarti
sekelompok manusia yang terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan,
tugas serta tujuan yang sama. Islam menganjurkan umat Islam
melakukan kekompakkan dan kebersamaan, yaitu suatu masyarakat
yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim yang berpegang pada norma-
norma Islam harus menegakkan prinsip “ta’awun” (tolong menolong)
dan (kerja sama) untuk mewujudkan kekuatan bersama demi
terciptanya tujuan yang sama.22
Jamaah menurut bahasa adalah sejumlah besar manusia atau
sekelompok manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang
sama, sedangkan menurut syariat jamaah mengandung beberapa
pengertian diantaranya: 23
a. Para penganut Islam atau pengikut agama lain apabila bersepakat
atas suatu masalah maka para pengikutnya diwajibkan mengikuti
mereka.
b. Masyarakat umum dari penganut lain.
c. Kelompok ulama mujahidin
d. Jamaah muslimin apabila menyepakati seorang amir (pemimpin)
e. Para sahabat dalam suatu kelompok khusus.
22
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan, 1992), hal. 486-487
23
Moh. E. Ayub,dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani press, 2007), hal. 128-
129
25
Jamaah adalah orang-orang yang senantiasa menjaga persatuan dan
kesatuan, berpegang teguh kepada tali Allah secara berjamaah dan tidak
bercerai berai (Ali Imran:103). Konsep jamaaah yang disyariatkan
dalam Islam merupakan konsep yang memiliki potensi daya energi
yang luar biasa dahsyatnya yang selama ini diabaikan. Konsep jamaah
yang sering dijumpai baru sebatas shalat.24
Umrah secara bahasa mempunyai arti ziarah (berkunjung, sedangkan
menurut istilah adalah berkunjung ke Baitullah selain waktu haji untuk
mengerjakan ibadah tertentu dan dengan cara yang tertentu pula. Dari
sini bisa disimpulkan bahwah perbedaan umrah dan haji terletak pada
waktu-waktu pelaksanaan dan beberapa hukum saja. Haji memiliki
waktu khusus dan tidak boleh dipindahkan diwaktu yang lain,
sedangkan umrah bisa dikerjakan kapan saja kecuali pada waktu haji.
Teknis pelaksanaannya pun berbeda, jika haji mempunyai ritual seperti
wukuf, meninap, dan melempar jumrah, maka dalam umrah ritual-ritual
tersebut tidak ada.25
Dalam bukunya Fachruddin mengatakan bahwa umrah pekerjaannya
sama dengan haji, tetapi tidak ada wukuf di Arafat, tidak bermalam di
Mudzdhalifah dan tidak melontar jumrah, melainkan ihram dari miqat
dengan memakai pakaian ihram, thawaf, sa’i, dan mencukur atau
menggunting rambut. Sebab itu, umrah biasa dinamakan haji kecil.26
24
Achmad Subianto, Manajemen Masjid, (Jakarta: Fokkus Babinrohis Pusat, 2004), hal.
99 25
Muhammad Solikhin, Keajaiban Haji dan Umrah Mengungkap Kedahsyatan Pesona
Ka’bah dan Tanah Suci, (Jakarta: Penerbit Erlangga 2013) hal. 3-4 26
Fachruddin, Pembinaan Mental: Bimbingan Al Qur’an, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1992), hal. 108
26
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa jamaah umrah
yaitu sekelompok manusia beragama muslim yang mempunyai tujuan
untuk melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci Makkah sesuai syariat
Islam.
Jadi, Pembinaan jamaah umrah menurut penulis yaitu usaha atau
cara dalam memberikan suatu tindakan kepada sekelompok manusia
yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri disuatu travel atau
biro perjalanan umrah untuk menunaikan ibadah umrah sesuai dengan
persyaratan dan peraturan yang berlaku sehingga terwujudnya jamaah
cerdas yang berpengetahuan luas.
Untuk membina jamaah umrah diperlukan usaha dan cara yang
mudah agar jamaah menjadi individu-individu yang berpengetahuan,
berpengalaman dan menjadi jamaah lebih cerdas dalam melakukan
proses kegiatan ibadah umrah dari mulai pendaftaran, proses
pelaksanaan ibadah umrah, hingga sampainya ke tanah air kembali.
2. Ciri-ciri dan Ruang Lingkup Pembinaan
a. Ciri- ciri Pembinaan
Menurut Mappa sebagaimana yang ditulis oleh Fitri Mayasari ciri-
ciri pembinaan antara lain:27
1) Pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mencapai
setinggi-tingginya tingkat kematangan dan tujuan pembinaan.
27 Fitri Mayasari, Persepsi Nasabah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Perbankan Syariah Terhadap Bentuk-Bentuk Pembinaan Nasabah, (Skripsi Program Strata Satu
Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), hal. 26
27
2) Prosedur pembinaan dirancang sedemikian rupa agar tujuan yang
hendak tercapai terarah.
3) Pembinaan sebagai pengatur proses belajar harus merancang dan
memilih peristiwa yang sesuai dengan anak binaan.
4) Pembinaan diartikan sebagai usaha untuk menata kondisi yang
pantas.
b. Ruang Lingkup Pembinaan
Menurut Sudjana S sebagaimana yang ditulis oleh Nuraliyah Fevi
bahwa Pembinaan meliputi dua sub-fungsi yaitu pengawasan dan
supervisi.28
1) Pengawasan
Pengawasan yaitu penemuan dan penerapan cara-cara standar
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
tujuan secara efektif dan efisien.29
Menurut Schermerhorn pengawasan yaitu sebagai proses
dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinrerja yang telah ditetapkan tersebut.30
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
pengawasan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengawasi
pelaksanaan program sesuai rencana.
28
Nuraliyah Fevi, “Pembinaan Disiplin Peserta Didik di SMA Muhammadiyah 2
Palembang”, (Skripsi S1Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang, 2016), hal. 2 29
Henny, Manajemen Media Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), hal. 1.20 30
Ernie Tisnawati, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), cet. IV, hal. 317
28
2) Supervisi
Supervisi yaitu suatu proses sistematis dan berkelanjutan
dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasi untuk
mengontrol manajemen dan mengambil keputusan.31
Menurut Mc Nerney supervisi yaitu sebagai suatu prosedur
memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap
proses pengajaran.32
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa supervisi
merupakan proses dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kepada tenaga pelaksana dalam mengembangkan
program kegiatan, sehingga program tersebut dapat terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
3. Pendekatan dan Unsur-unsur pembinaan
a. Pendekatan Pembinaan
Pendekatan pembinaan menurut Djuju Sudjana yang ditulis oleh
Selly Sylviyanah sebagai berikut:33
1) Secara langsung (direct contact) yaitu pembinaan secara langsung
dengan dengan cara tatap muka dengan pihak yang membina dan
yang dibina melalui seminar, diskusi, tanya jawab dan lain
sebagainya.
31
Farid Mashudi, Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling,
(Yogyakarta: Diva Press, 2015), cet. I , hal. 17 32
Piet. A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manuia, (Jakarta: PT. Rinka Cipta, 2000), hal. 17 33
Selly Sylviayahah, “Pembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar (Studi deskriptif
pada sekolah dasar islam terpadu Nur Al-rahman)”, Jurnal Tarbawi, Vol. 1 No. 3 (September,
2012): hal. 195
29
2) Secara tidak langsung (indirect contact) yaitu pihak pembina
memberikan upaya pembinaan kepada para yang dibina melalui
media massa sepertimelalui petunjuk tertulis, majalah, ataupun
media elektronik seperti radio, kaset, ataupun aplikasi yang
berbasis android.
b. Unsur-unsur Pembinaan
Menurut Moh. E Ayyub dalam buku Manajemen Masjid unsur-
unsur Pembinaan meliputi:34
1) Asas atau dasar pembinaan
2) Tujuan pembinaan
3) Materi pembinaan
4) Metode pembinaan
5) Alat pembinaan
6) Waktu pembinaan
7) Tempat pembinaan
8) Biaya pembinaan
9) Evaluasi pembinaan
4. Macam-macam dan Hukum Umrah
a. Macam-macam umrah meliputi:
Ada dua macam umrah yaitu sebagai berikut:35
1) Umrah wajib
34
Moh. E. Ayub,dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani press, 2007), hal. 142
35
Iwan Gayu, Buku Pintar Haji dan Umrah, (Jakarta: Pustaka Warga Negara, 2013) hal.
29-30
30
Umrah wajib adalah umrah yang dilakukan pertama kalinya
dalam kaitan dengan pelaksanaan ibadah haji. Seperti
melaksanakan ibadah haji kita diwajibkan untuk melakukan ibadah
dan umrah untuk satu kesatuan.
2) Umrah sunnah
Umrah sunnah yaitu umrah yang dilakukan kapan saja tidak
terikat oleh waktu, kecuali dilakukan diwaktu haji. Adapun tatacara
pelaksanaannya sama dengan umrah wajib yang termasuk ibadah
haji. Setelah jamaah bertahallul maka selesailah ibadah umrah
sunnah adapun yang membedakannya adalah dalam mengucapkan
niatnya.
b. Hukum Umrah
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum ibadah umrah adalah
sunnah dan sebagian lagi mengatakan wajib. Pendapat pertama
menyebutkan bahwa umrah hukumnya wajib dan hanya sekali seumur
hidup dinyatakan oleh mazhab Syafi’i dan Hambali. Serupa dengan
pendapat yang dikemukakan oleh para sahabat seperti Umar bin
Khatab, Ibnu Abbas, Zaid bin Tsabit, Ibnu Umar, Jabir, Thawus, Atha,
Said ibn al-Musayyab, Sai’id ibn Jubayr, al-Hasan al-Basri, Ibnu Sirin,
al-Sya’bi, Masruq, Abu Burdah ibn Abu Musa al Hudhri, Abdullah ibn
Syidad, al-Tsawri, Ishaq, Abu Ubayd, dan Dawud.
Pendapat kedua menyebutkan bahwa hukum pelaksanaan umrah
adalah sunnah. Hal ini disampaikan oleh Imam Abu Hanifah, Imam
Malik, dan Imam ats-Tsauri yang mengatakan bahwa hukum umrah
31
adalah sunnah Muakkadah. Artinya, sunnah yang sangat dianjurkan
untuk dikerjakan.36
5. Syarat, Wajib dan Rukun Umrah
a. Syarat Umrah
Syarat wajib umrah dan haji itu sama yaitu hal-hal yang harus
dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah umrah dan haji, jika salah
satu tidak terpenuhi maka ibadah umrah atau hajinya menjadi batal.
Syarat wajib umrah sebagai berikut:37
1) Islam
2) Baligh
3) Berakal sehat
4) Merdeka (bukan hamba sahaya)
5) Isthitha’a (adapun Isthitha’a atau mampu ada 4 yaitu mampu
dalam hal pembiayaan, mampu secara jasmani, mampu secara
ilmu dan mampu secara perlindungan dan keamanan).
b. Wajib Umrah
Wajib umrah terdiri dari:38
1) Ihram dari miqat yang telah ditentukan, yaitu bagi orang yang
datang dari luar Makkah. Sedangkan bagi orang yang berada di
Makkah maka dia ihram dari tanah halal.
2) Menjaga diri dari larangan ihram sebagaimana larangan pada
haji.
36
Moh. Nafi’, Haji dan Umrah Sebuah Cerminan Hidup, (Jakarta: Erlangga, 2015), hal.
137-138. 37
Hasan Ridwan, Fiqih Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 249 38
Zurnial. Z, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri,
2008), hal. 205.
32
c. Rukun Umrah
Ada beberapa pendapat tentang hal-hal yang termasuk rukun
umrah diantaranya sebagai berikut:39
1) Malikiyah dan Hanabilah menyatakan bahwa rukun umrah ada
tiga yaitu ihram, thawaf dan sai dari shafa dan menuju marwah.
2) Syafi’iyah menyatakan rukun umrah ada lima, yaitu ihram,
thawaf, sa’i, tahallul dan tertib.
3) Hanafiyah menyatakan bahwa umrah hanya mempunyai satu
rukun, yaitu melaksanakan thawaf dengan cukup melaksanakan
empat kali putaran dari tujuh putaran. Menurut Hanafiyah,
ihram termasuk syarat sahnya umrah tetapi bukan rukun umrah.
Sedangkan sa’i adalah wajib umrah. Maksud wajib umrah
adalah apabila apabila sengaja ditinggalkan, umrahnya tetap sah
namun ia harus membayar dam. Begitu juga dengan tahallul.
Tahallul adalah wajib umrah bukan rukun umrah.
Dari ketiga pendapat tersebut, umat Islam di Indonesia lebih
banyak mengikuti pendapat kedua yakni pendapat Imam Syafi’i
dengan melaksanakan ihram, thawaf, sa’i, tahallul dan tertib.
39
Muhammad Najmuddin Zuhdi, 125 Masalah Haji, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008), hal. 113.
33
BAB III
TINJAUAN UMUM DITJEN PHU KEMENAG RI
A. Sejarah dan Perkembangan Ditjen PHU
1. Penyelenggaraan Haji Pasca Kemerdekaan
Pada pasca kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tahun 1948
pemerintah Indonesia mengirimkan misi haji untuk bertemu kerajaan Arab
Saudi. Anggota misi haji tersebut adalah K.R.H.Moh. Adnan, H. Ismail
Banda, H. Saleh Suady dan H. Samsir Sutan Ameh. Misi tersebut
mendapatkan sambutan hangat dari Raja Saud dan misi haji tersebut
bertujuan untuk menjelaskan kepada dunia Islam perihal politik Indonesia
yang tengah melarang umat Islam Indonesia melaksanakan haji sekaligus
meminta dukungan terhadap perjuangan Muslim menentang kembalinya
penjajahan.1
Penyelenggaraan Ibadah Haji dilakukan oleh Penyelenggara Haji
Indonesia (PHI) yang berada pada setiap keresidenan atau Pemerintah
Daerah. Dalam perkembangan selanjutnya, Badan Kongres Muslimin
Indonesia (BKMI) mendirikan sebuah yayasan yang secara khusus
menangani ibadah haji yaitu Panitia Perbaikan Perjalanan Haji Indonesia
(PPPHI) yang diketuai oleh K.H.M Sudjak. Kemudian kedudukan PPHI
semakin kuat tatkala Menteri Agama mengeluarkan Surat Kementerian
Agama Republik Indonesia Serikat (RIS) No. 3170 Tahun 1950 dan Surat
Edaran Menteri Agama RIS No. A. III/I/648 Tahun 1950 yang menunjuk
1 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK Press, 2008), hal
51
33
34
PPHI sebagai lembaga yang sah di samping pemerintah untuk mengurus
dan menyelenggarakan ibadah haji di Indonesia.2
Pada tahun 1952 selain menggunakan kapal laut, pemerintah juga
menyediakan kesempatan kepada jamaah haji untuk menggunakan
transportasi udara. Tentunya perbedaan antara menggunakan transportasi
udara jauh lebih mahal hampir dua kali lipat sebesar Rp.16.691 dibanding
menggunakan transportasi laut sebesar Rp. 7500. Namun jumlah jamaah
haji semakin meningkat dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1951
sebanyak 9.502 jamaah menjadi 14.324 jamaah, dengan perincian 14.031
jamaah menggunakan pesawat udara dan 293 orang menggunakan kapal
laut.
Pada tahun 1960 keluarnya peraturan pertama tentang penyelenggaraan
ibadah haji melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 1960 Tentang Penyelenggaraan Urusan Haji. Hal pertama sekali
terbentuk Panitia Negara Urusan Haji, yang selanjutnya disebutkan
PANUHAD yang sekarang disebut PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji). Selanjutnya pada tahun 1962 menjadi PPPH (Panitia
Pemberangkatan dan Pemulangan Haji) dan dibubarkan pada tahun 1964
yang kemudian kewenangan peyelenggaran haji diambil alih oleh
pemerintah melalui Dirjen Urusan Haji (DUHA) dibawah koordinasi
Menteri Urusan Haji.3
2 Zubaedi, “Analisis Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia,” Manhaj,
Vol. 4, Nomor 3, (September – Desember 2016) , hal 191 3 Kementerian Agama,Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
2016), hal. 12
35
2. Penyelenggaraan Haji Masa Orde Baru
Pada masa orde baru pelaksanaan ibadah haji semakin terpusat di
Departemen Agama dengan wewenang penuh berada dibawah
Kementerian Agama dan Direktur Jenderal Urusan Haji. Hal ini diperkuat
dengan keputusan presiden Nomor 22 tahun 1969 yang menetapkan
kebijakan bahwa seluruh pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji
diproses dan diurus oleh pemerintah dan mengharapkan kepada calon
jamaah haji agar dapat menjalankan ibadah haji melalui prosedur yang
resmi sesuai ketetapan pemerintah. Pada saat yang sama pemerintah juga
melakukan berbagai penataan penyelenggaraan ibadah haji dengan mulai
menerapkan prinsip-prinsip manajeman modern dengan memanfaatkan
teknologi komunikasi dan informasi.4
Pada tahun 1970 pemerintah bertanggung jawab secara penuh dalam
penyelenggaraan ibadah haji. Mulai dari penentuan biaya, pelaksanaan
ibadah haji, sampai hubungan antar dua negara (Indonesia-Arab Saudi).
Untuk mengefesienkan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji maka
pada tahun tersebut biaya perjalanan ibadah haji ditetapkan oleh Presiden
melalui Keputusan Presiden No 11 Tahun 1970.5
Pemerintah pun mulai melakukan sosialisai kepada jamaah haji untuk
meyakinkan masyarakat dan calon jamah haji untuk menggunakan
transportasi udara. Hal tersebut bertujuan agar mengurangi kelelahan dan
mempercepat perjalanan untuk sampai ke kota suci Makkah Al
4 Muhammad M. Basyuni. Reformasi Manajemen Haji. (Jakarta: FDK Press, 2008), hal
60-61 5 Kementerian Agama Republik Indonesia. Haji Dari Masa Ke Masa. (Jakarta:Dirjen
PHU 2012), hal. 74
36
Mukarromah. Walaupun jamaah haji tetap masih diizinkan oleh
pemerintah untuk menggunakan transportasi laut.
Pada tahun 1976 ditandai dengan adanya perubahan tata kerja dan
struktur organisasi penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan oleh
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji (Dirjen BIUH). Tugas sebagai panitia
pusat Dirjen BIUH melaksanakan sistem koordinasi ke daerah - daerah
tingkat I dan II seluruh Indonesia. Kemudian tugas tersebut dipertanggung
jawabkan oleh Dirjen BIUH. Dari beberapa panitia penyelenggara di
daerah juga menjalin koordinasi dengan BAKUH ABRI. Hal ini
dikarenakan BAKUH ABRI memiliki lembaga tersendiri untuk
pelaksanaan operasional penyelenggaraan ibadah haji. Setelah tahun 1976
tersebut, seluruh pelaksanaan operasional perjalanan ibadah haji
selanjutnya dilaksanakan oleh Dirjen BIUH.6
Tahun 1979 Menteri Agama bersama Menteri Kehakiman
mengeluarkan keputusan tentang Penyelenggaran Umrah. Peraturan ini
merupakan cikal bakal dari pada peraturan penyelenggaraan ibadah haji,
karena pada saat itu banyak diantara jamaah haji yang mencari jalan
pintas akibat kegagalan untuk melaksanakan ibadah haji yaitu dengan
melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu kemudian tinggal di Arab
Saudi sementara sambil menunggu waktu haji tiba. Kejadian ini
menimbulkan persoalan bagi pemerintah Arab Saudi.7
6 Achmad Nidjam. Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah Implementasi Knowledge
Workers. (Jakarta: Zikrul Hakim 2001). hal, 39 7 Achmad Nidjam, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah Implementasi Knowledge
Workers, (Jakarta: Zikrul Hakim 2001). hal, 41.
37
Pada tahun 1996 pemerintah mulai membatasi jamaah untuk berangkat
haji atau yang dikenal dengan pembagian kuota haji dengan dukungan
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). Tujuan tersebut untuk
mencegah terjadinya over quota seperti yang terjadi pada tahun 1995
karena banyak jamaah haji yang telah terdaftar tetapi tidak dapat
berangkat. Hal ini menimbulkan keresahan dan kegelisahan dikalangan
masyarakat, khususnya calon jamaah haji. Namun, sejak tahun 2005
penetapan porsi provinsi dilakukan sesuai dengan ketentuan Organisasi
Konferensi Islam (OKI) yaitu 1 orang per mil dari jumlah penduduk yang
beragama Islam dari masing-masing provinsi, kecuali untuk jamaah haji
khusus pemerintah memberikan porsi tersendiri.8
3. Penyelenggaraan Haji Pasca-Orde Baru
Melalui Keputusan Presiden Nomor 119 Tahun 1998, pemerintah
menghapus monopoli angkutan haji dengan mengizinkan perusahaan
penerbangan lain (selain PT. Garuda Indonesia ) untuk melaksanakan
angkutan haji. Dibukanya kesempatan ini disambut hangat oleh
perusahaan asing Saudia Arabian Airlines, untuk ikut serta dalam
angkutan haji dengan mengajukan penawaran kepada pemerintah yang
kemudian mendapat respon positif. Dengan adanya kompetitor baru, maka
pemerintah mempunyai hak menentukan apa yang menjadi keinginannya.
Hal ini juga didukung dengan adanya ketentuan pemerintah Arab Saudi
bahwa hanya satu penerbangan nasional (flag carrier) yang diberikan
8 Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, (Jakarta:
Direktorat Penyelenggara Haji dan Umrah, 2008), hal. 6
38
izinuntuk mengangkut jamaah haji dari satu negara, sedangkan
pemulangan dilakukan oleh perusahaan penerbangan Arab Saudi.9
Era reformasi mulai menggema pada tahun 1998 yang merupakan awal
dari sistem keterbukaan dan tranparansi. Kondisi itu menuntut setiap
bentuk kebijakan yang ditetapkan harus memenuhi dua aspek tersebut.
Meskipun setiap kebijakan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat yang
akan mendapat respon dan kritik yang gencar. Rumusan keberhasilan
penyelenggaran haji tahun 1998 meliputi empat hal sebagai berikut:10
a. Jemaah haji yang telah terdaftar sah dan memenuhi syarat dapat
diberangkatkan ke Tanah Suci.
b. Seluruh jamaah haji yang telah berada di Tanah Suci dapat menempati
pemondokan.
c. Seluruh jamaah haji yang telah berada di Tanah Suci dapat menjalankan
ibadah wukuf di Arafah dan rukun haji lainnya termasuk jemaah haji
sakit dengan disafariwukufkan atau dibadal hajikan.
d. Seluruh jemaah haji yang telah menunaikan ibadah haji dapat
dipulangkan ke Tanah Air.
Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat dalam ibadah haji secara
khusus, muncul Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang
dilakukan oleh para pelaku bisnis. PIHK ini sebelumnya dikenal sebagai
penyelenggara Ongkos Naik Haji Plus (ONH Plus).11
9 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK Press, 2008), hal
71 10
Kementerian Agama Republik Indonesia. Haji Dari Masa Ke Masa. (Jakarta:Dirjen
PHU 2012), hal. 84-85 11
Kementerian Agama Republik Indonesia. Haji Dari Masa Ke Masa. (Jakarta:Dirjen
PHU 2012), hal. 87.
39
Pada tahu 2008, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang baru, sebagai
pengganti UU No 17 tahun 1999. Penyempurnaan kebijakan paling
mendasar pada UU yang baru yaitu adanya perubahan terhadap salah satu
unsur yaitu „pengawasan‟ dalam manajemen penyelenggaraan haji.
Sebelumnya pengawasan tersebut dilakukan pemerintah dan menjadi
tanggung jawab pemerintah.12
Pada tahun 2014 ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Haji, yang salah satu mandatnya adalah
membentuk Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Kemudian pada
tahun 2015-2016 yaitu implementasi total pelaksanaan pilot project e-hajj
yang ditetapkan otoritas Arab Saudi. Pengendalian daftar tunggu jamaah
haji dengan memprioritaskan calon jamaah haji yang belum pernah
melaksanakan ibadah haji dan menghimbau yang sudah melaksanakan
ibadah haji untuk memberikan kesempatan kepada sudara muslim lainnya
yang belum pernah haji, karena haji wajib dikerjakan hanya sekali seumur
hidup.13
12
Kementerian Agama Republik Indonesia. Haji Dari Masa Ke Masa. (Jakarta:Dirjen
PHU 2012), hal. 89. 13
Kementerian Agama,Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri , Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
2016) , hal. 14-15.
40
B. Visi dan Misi Ditjen PHU
Mengacu pada keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan
Umrah (DITJEN PHU) Nomor: D/54 tahun 2010 tentang Visi dan Misi
Ditjen PHU, maka ditetapkan sebagai berikut:14
1. Visi
Terwujudnya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jamaah
haji dan umrah berdasarkan asas keadilan, transparan, akuntabel dengan
prinsip nirlaba. Penjabaran dari Visi Ditjen PHU tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pembinaan yaitu diwujudkan dalam bentuk bimbingan, penyuluhan dan
penerangan kepada masyarakat dan jamaah haji dan umrah. Sedangkan
pembinaan petugas diarahkan pada profesionalisme dan dedikasinya.
b. Pelayanan yaitu diwujudkan dalam bentuk pemberian layanan
administrasi dan dokumen, tranportasi, kesehatan, serta akomodasi dan
konsumsi.
c. Perlindungan yaitu diwujudkan dalam bentuk jaminan keselamatan dan
keamanan jamaah haji selama menunaikan ibadah haji dan umrah.
d. Asas keadilan yaitu penyelenggaraan ibadah haji harus berpegang pada
kebenaran, tidak berat sebelah dan tidak memihak, tidak sewenang-
wenang dalam penyelenggaraan.
e. Transparan yaitu segala sesuatu yang dilakukan dalam proses
penyelenggaraan haji dan umrah dapat diketahui oleh masyarakat dan
jamaah haji dan umrah.
14
Ali Rokhmad, Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Tahun 2010-2014, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Penyelenggara Haji dan Umrah, 2010), cet. 1, hal. 41-43.
41
f. Akuntabel dengan prinsip nirlaba yaitu penyelenggaraan ibadah haji
dan umrah dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan
secara etik dan hukum dengan prinsip tidak mencari keuntungan atau
nirlaba.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas penyuluhan, bimbingan dan pemahaman
manasik haji dan umrah.
b. Meningkatkan profesionalisme dan dedikasi petugas haji dan umrah
c. Memperdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah melalui pembinaan haji khusus, umrah dan kelompok bimbingan
ibadah.
d. Meningkatkan pelayanan pendaftaran, dokumen, akomodasi,
transportasi dan katering sesuai standar pelayanan minimal
penyelenggaraan haji dan umrah.
e. Memberikan perlindungan kepada jamaah sehingga diperoleh rasa
aman, keadilan dan kepastian melaksanakan ibadah haji dan umrah.
f. Meningkatkan tranparanansi dan akuntabilitas dana haji serta
pengembangan sistem informasi haji.
g. Meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
C. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010, Ditjen
PHU memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:15
15
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama RI, hal. 56
42
1. Tugas
Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis
dibidang penyelenggaraan haji dan umrah
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji
dan Umrah memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di biang
penyelenggaraan haji dan umrah
d. Pemberian bimbingan teknis dan evalasi penyelenggaraan haji dan
umrah
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah
D. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 struktur
organisasi Ditjen PHU adalah sebagai berikut :16
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Bina Haji
3. Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri
4. Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri
16
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 dengan
perubahan sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016. Hal 2
43
5. Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus
6. Direktorat Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah memiliki susunan
organisasi yaitu, sebagai berikut:17
1. Sekertariat Direktorat Jenderal penyelenggaraan Haji dan Umrah
a. Bagian Perencanaan dan Hubungan Masyarakat
1) Subbagian Perencanaan dan Angaran
2) Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat
3) Subbagian Evaluasi Program dan Pelaporan
b. Bagian Keuangan dan Peneriman Negara Bukan Pajak
1) Subbagian Pelaksanaan Anggaran dan Perbendaharaan
2) Subbagian Verifikasi
17
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama RI, hal. 56-73.
44
3) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak, Akuntansi, Pelaporan
Keuangan dan Barang Miliki Negara
c. Bagian Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum
1) Subbagian Organisasi dan Tata Laksana
2) Subbagian Kepegawaian
3) Subbagian Hukum
d. Bagian Umum dan Milik Negara
1) Subbagian Tata Usaha
2) Subbagian Rumah Tangga
3) Subbagian Perlengkapan dan Barang Milik Negara
2. Direktorat Bina Haji
a. Subdiktorat Bimbingan Jamaah Haji
1) Seksi Pengembangan Materi Bimbingan
2) Seksi Pelaksanaan Bimbingan
3) Seksi Bina Kelompok Bimbingan Jamaah Haji
b. Subdiktorat Bina Petugas Haji
1) Seksi Rekrutmen Petugas
2) Seksi Pelatihan Petugas
3) Seksi Penilaian Kinerja Petugas
c. Subdikterot Advokasi Haji
1) Seksi Identifikasi dan Pemetaan Masalah Haji
2) Seksi Penanganan Masalah Haji
d. Subbagian Tata Usaha Direktorat
e. Kelompok Jabatan Fungsional
45
3. Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri
a. Subdiktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler
1) Seksi Pendaftaran dan Pelunasan Haji
2) Seksi Pembatalan Haji
b. Subdiktorat Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler
1) Seksi Dokumen Haji
2) Seksi Pemvisaan Haji
3) Seksi Penilaian Perlengkapan Haji
c. Subdiktorat Asrama Haji
1) Seksi Penyiapan Asrama Haji
2) Seksi Pelayanan Asrama Haji
3) Seksi Monitoring dan Evaluasi Transportasi Asrama Haji
d. Subdiktorat Transportasi dan Perlindungan Jamaah Haji Reguler
1) Seksi Penyiapan Transportasi Udara
2) Seksi Pelayanan Transportasi Udara
3) Seksi Kerja sama Kesehatan dan Perlindungan Jamaah Haji
e. Subbagian Tata Usaha
f. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri
a. Subdiktorat Akomodasi Haji
1) Seksi Penyiapan Akomodasi
2) Seksi Pelayanan Akomodasi
3) Seksi Monitoring dan Evaluasi Akomodasi
b. Subdiktorat Katering Haji
46
1) Seksi Penyimpangan Katering
2) Seksi pelayanan Katering
3) Seksi Monitoring dan Evaluasi Katering
c. Subdiktorat Tranportasi Haji
1) Seksi Penyiapan Tranportasi
2) Seksi Pelayanan Transportasi Haji
3) Seksi Monitoring dan Evaluai Transportasi Haji
d. Subdiktorat Komisi Pengawas Haji Indonesia
1) Seksi Fasilitas Administrasi
2) Seksi pengaduan Masyarakat, Informasi dan Komunikasi
3) Seksi Analisis dan Pelaporan
e. Subbagian Tata Usaha
f. Kelompok Jabatan Fungsional
5. Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus
a. Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah
1) Seksi Perizinan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
2) Seksi Akreditasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
3) Seksi Bina Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
b. Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus
1) Seksi Perizinan dan Akreditasi Penyelenggaraan Ibadah Haji
Khusus
2) Seksi Pendaftaran dan Pembatalan Ibadah Haji Khusus
47
3) Seksi Dokumen dan Perlengkapan Ibadah Haji Khusus
c. Subdiktorat Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Ibadah
Haji Khusus
1) Seksi Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah
2) Seksi Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Haji Khusus
3) Seksi Identifikasi dan Penanganan Masalah Ibadah Umrah
4) Seksi Identifikasi dan Penanganan Masalah Ibadah Haji Khusus
d. Subbagian Tata Usaha
e. Kelompok Jabatan Fungsional
6. Direktorat Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji
a. Subdiktorat Perencanaan Anggaran Operasional dan Pengelolaan Aset
Haji
1) Seksi Perencanaan Anggaran Operasional Haji
2) Seksi Pengelolaan Aset Haji
3) Seksi Monitoring dan Evaluasi
b. Subdiktorat Pengelolaan Keuangan Operasional Haji
1) Seksi Pelaksanaan Anggaran dan Perbendaharaan Haji
2) Seksi Verifikasi Anggaran
3) Seksi Akuntansi dan Pelaporan
c. Subdiktorat Data dan Sistem Informasi Haji Terpadu
1) Seksi Pengelolaan Infrastruktur
2) Seksi Pengembangan Database Haji
3) Seksi Pengembangan Sistem Informasi Haji
d. Subbagian Tata Usaha
48
e. Kelompok Jabatan Fungsional
E. Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016,
Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara Perjalanan Ibadah
Umrah memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Tugas
Subdiktorat Pembinaan Umrah mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksnaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang
perizinan, akreditasi, dan bina penyelenggara perjalanan ibadah umrah.18
2. Fungsi
Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara
Perjalanan Ibadah Umrah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penyelenggaraan ibadah umrah.
b. Penyiapan bahan rumusan perizinan dan akreditasi di bidang
penyelenggaraan ibadah umrah.
c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang penyelenggaraan ibadah umrah.
d. Penyiapan bahan bimbingan teknis, supervisi dan penyuluhan di
bidang penyelenggaran ibadah umrah.
18
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama RI, hal. 133.
49
e. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di
bidang penyelenggaraan ibadah umrah.
f. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang
penyelnggaraan ibadah umrah.19
Dalam melaksanakan tugasnya, Subdiktorat Perizinan, Akreditasi,
dan Bina Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah dibantu oleh Seksi
Perizinan PPIU, Seksi Akreditasi PPIU, dan seksi Bina PPIU. Pada
Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah memiliki struktur organisasi yang bertugas
menyelesaikan persoalan-persoalan tentang umrah. Berikut struktur
organisasi Subdiktorat Pembinaan Umrah.
STRUKTUR ORGANISASI SUBDIKTORAT PERIZINAN,
AKREDITASI, DAN BINA PENYELENGGARA PERJALANAN
IBADAH UMRAH
19
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama RI, hal. 134.
50
F. Dirjen PHU dari Masa ke Masa
Sejak berdirinya Dirjen PHU pada tahun 1964 sudah mengalami 11
kali pergantan direktur, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Dirjen PHU dari Masa ke Masa
No Nama Jabatan Masa Bakti
1. Prof. KH. Farid
Ma‟ruf
Menteri Urusan Haji 1964 – 1965
Dirjen Urusan Haji 1965 – 1973
2. H. Burhani
Tjokrohandoko
Dirjen Urusan Haji 1973 – 1979
Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji
1979 - 1984
3. H. A. Qadir
Basalamah
Dirjen Urusan Haji 1984 – 1989
4. H. Andi Lolo
Tonang, SH
Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji
1989 – 1991
5. Drs. H. Amidan Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji
1991 – 1995
6. Drs. H. A. Ghazali Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji
1995 – 1996
7. Drs. H. Mubarok,
M.Si
Dirjen Bimas Islam dan
Penyelenggaraan Haji
1996 – 2000
8. Drs. H. Taufiq
Kamil
Dirjen Bimas Islam dan
Penyelenggaraan Haji
2000 – 2005
9. Drs. H. Slamet Dirjen Bimas Islam dan 2005 – 2006
51
Riyanto, M. Si Penyelenggaraan Haji
Dirjen Penyelenggaraan
Haji dan Umrah
2006 – 2012
10. Dr. H. Anggito
Abimanyu, M.Sc
Dirjen Penyelenggaraan
Haji dan Umrah
2012 – 2014
11. Prof. Dr. Abdul
Djamil
Dirjen Penyelenggaraan
Haji dan Umrah
2014 –
sekarang
Sumber : Dirjen PHU dari Masa ke Masa20
Tabel diatas merupakan data tentang daftar nama-nama Dirjen PHU
sejak pasca- kemerdekaan Republik Indonesia yang telah dilaksanakannya
Penyelenggaraan ibadah haji oleh Pemerintah Indonesia sampai saat ini
pada tahun 2017. Orang pertama yang menjabat sebagai Ditjen PHU (saat
itu disebut Menteri Urusan Haji) adalah Prof. KH. Farid Ma‟ruf yang
menjabat pada tahun 1964-1965 dan saat ini 2017 dijabat oleh Prof. Dr.
Abdul Djamil.
20
Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, 2012), hal. 312.
52
52
BAB IV
PERANAN APLIKASI “UMRAH CERDAS” DALAM
PEMBINAAN JAMAAH UMRAH
A. Ruang Lingkup Aplikasi Umrah Cerdas
1. Latar Belakang1
Mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama muslim sehingga
tingkat animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah
sangatlah tinggi. Untuk mengatur pembagian kuota perjalanan ibadah
haji pemerintah melalui pembagian kuota dalam satu provinsi atau dapat
dibagi per daerah berdasarkan 1/1000 jumlah umat Islam di daerah
masing-masing. Dengan adanya daftar tunggu haji (waiting list) begitu
panjang, maka banyak masyarakat Indonesia yang ingin menunaikan
ibadah umrah terlebih dahulu.
Indonesia telah menempati urutan kedua jamaah umrah paling
banyak setelah Pakistan.2 Hal yang sama dijelaskan oleh Bapak Farid Al
Jawi (Sekertaris Jenderal Amphuri) saat menjadi pembicara di seminar,
bahwa informasi dari muassasah di Arab Saudi jamaah umrah yang
berasal dari Indonesia sekitar 700 ribu jamaah per tahunnya.3
Melihat data dari banyaknya masyarakat yang ingin melakukan
ibadah umrah maka banyak pula masyarakat Indonesia yang ingin
membuka bisnis pada perjalanan umrah. Karena bisnis pada perjalanan
1 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Risky sebagai IT aplikasi umrah cerdas pada
tanggal 28 Agustus 2017 2 Wawancara pribadi dengan Zakaria Anshori, sebagai Kasi Bina PPIU, Jakarta, 5
September 2017 3 Farid Al Jawi, Seminar Manajemen Haji Umrah, Menyikapi Modus Penipuan Haji dan
Umrah, 18 Mei 2017 (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017) Pukul 08.00-12.00 WIB di
Teater Lantai 6.
52
53
umrah sangat menggiurkan dimata para pembisnis. Namun fenomena
dari perjalanan umrah kini telah mewarnai tanah Air Indonesia dengan
banyaknya kasus kejadian jamaah umrah yang gagal berangkat, jamaah
yang terlantar di bandara, dan pelayanan yang tidak sesuai dengan janji
diawal pendaftaran. Pada nyatanya kasus penipuan dalam
penyelenggaraan umrah sampai saat ini tahun 2017 masih belum reda.
Kasus tersebut seperti yang dipaparkan oleh Direktur Bina Umrah
dan Haji Khusus Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah yaitu Dr. H.
Muhajirin Yanis dalam proses wawancara pada media Kompasiana
bahwa Ditjen Penyelenggaraan Perjalanan Haji dan Umrah Kementerian
Agama (Ditjen PHU Kemenag) telah mencatat sejak tahun 2015 hingga
tahun 2017 dijumpai 10.920 kasus penipuan dengan nilai kerugian
masyarakat mencapai Rp. 218,4 miliar dan sudah 14 travel umrah berizin
(PPIU) dikenakan sanksi permanen. Meskipun umrah diselenggarakan
oleh pihak swasta, tetapi pemerintah memiliki kewajiban memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada anggota jamaah serta
memastikan semua proses kegiatan ibadah umrah berjalan lancar.4
Sebagai suatu usaha pemerintah dalam mencegah kasus-kasus yang
merugikan jamaah atau terjebak agen travel umrah yang nakal, maka
pemerintah memanfaatkan teknologi yang kini kian canggih.
Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan
kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia.
Saat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang
4 www.kompasiana.com diakses pada tanggal 15 Agustus 2017 Pukul 16.00 WIB
54
dan menyelesaikan suatu permasalahan yang biasanya timbul dalam
suatu organisasi, perusahaan atau instansi pemerintahan. Sistem
informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi
ataupun instansi agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam
penerimaan informasi yang ingin disampaikan. Selain itu sistem
informasi juga telah menjadi jembatan penghubung antar suatu
organisasi, perusahaan atau instansi pemerintahan dengan para
stakeholdernya.
Masyarakat Indonesia kini membutuhkan informasi yang cepat dan
akurat serta tidak terbatas ruang dan waktu dalam melakukan ibadah
umrah, maka sarana informasi yang dapat diakses dengan mudah menjadi
jawaban untuk memudahkan para stakholder dan jamaah umrah dalam
melaksanakan kegiatan ibadah umrah. Kebutuhan akan sarana tersebut
dapat diatasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia
saat ini, beberapa diantaranya adalah teknologi web dan mobile aplikasi.
Perpaduan teknologi web dan mobile aplikasi (hydrib) yang
ditunjang dengan perangkat keras seperti notebook dan smartphone
diyakini mampu menyelesaikan permasalahan dan kekurangan terkait
penyajian informasi yang cepat, tepat dan tidak lagi terbatas pada ruang
dan waktu. Oleh karena itu demi mempersiapkan dan melayani jamaah
yang akan melakukan ibadah umrah dengan sebaik-baiknya. Maka
dipandang perlu menghadirkan aplikasi sistem informasi manajemen dan
umrah online sebagai bentuk pelaporan Penyelenggara Perjalanan Ibadah
Umrah (PPIU) yang disebut dengan aplikasi SIMPU (Sistem Informasi
55
Manajemen Pelaporan Umrah) dengan maksud untuk menyempurnakan
sistem monitoring dan pelaporan penyelenggaraan umrah dan aplikasi
Umrah Cerdas sebagai media edukasi atau pembinaan untuk masyarakat
Indonesia dan khususnya untuk calon jamaah umrah.
Aplikasi SIMPU dengan aplikasi umrah cerdas memang saling
keterkaitan. Dikarenakan ketika sebuah biro perjalanan atau PPIU
melaporkan data jamaah umrah yang berangkat dan pulang, secara
otomatis data tersebut akan terdeteksi di aplikasi umrah cerdas. Selain
menu informasi keberangkatan, terdapat juga menu-menu yang didesain
sedemikian rupa sebagai media pembinaan jamaah umrah.
Dengan begitu aplikasi SIMPU dan Umrah Cerdas diresmikan pada
tanggal 2 Desember 2016, di Hotel Panghegar Bandung oleh Abdul Jamil
selaku Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU)
Kementerian Agama RI.
2. Visi-Misi dan Tujuan Aplikasi Umrah Cerdas5
a. Visi
Menjadikan masyarakat Indonesia khususnya calon jamaah umrah
yang berkualitas dalam ilmu pengetahuan dan tidak tabu terhadap
teknologi. Sehingga menjadi jamaah yang cerdas dan mandiri.
b. Misi
1) Memberikan Informasi terkait teknis perjalanan ibadah umrah
2) Sarana Pengaduan Masyarakat
3) Ruang tanya jawab
5 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Risky sebagai IT aplikasi umrah cerdas pada
tanggal 28 Agustus 2017
56
c. Tujuan
1) Memudahkan para masyarakat untuk mengetahui informasi
terkait penyelenggaraan umrah
2) Sebagai bahan pembelajaran calon jamaah umrah mengenai doa-
doa manasik
3) Sebagai media edukasi untuk masyarakat mengenai teknis
perjalanan umrah
4) Mengurangi kasus penipuan pada jamaah umrah
5) Peningkatan terhadap pembinaan jamaah umrah
3. Manfaat
a. Peningkatan kinerja sistem dan kualitas data yang disajikan
b. Peningkatan keamanan system dan kerahasiaan data
c. Percepatan alur pertukaran informasi antar stakeholder
d. Mendapatkan laporan yang komperenshif dari setiap informasi yang
diterima.
e. Identifikasi dan pembentukan pola dari pelayanan jamaah dan travel.
f. Memudahkan pemantauan progress administrasi jamaah dan travel
4. Sasaran
a. Seluruh Masyarakat Indonesia
b. Jamaah umrah
c. Para travel
5. Sarana dan Prasarana
a. Saranana aplikasi umrah cerdas meliputi:
1) Komputer
57
2) VPS (Virtual Private Server) untuk menjaga kestabila listrik dan
keamanan yang lebih terjamin.
3) Koneksi
4) Handphone
b. Prasarana aplikasi umrah cerdas
1) Ruang kerja
2) Gedung
Gambar 4.1 Sarana dan Prasarana
Ruang Kerja (Jannatul Ma’wah, 2017)
6. Spesifikasi Teknologi
a. Server
1) Apache v 20120211
2) PHP 5.4 atau versi terbaru
3) Mysql via Mysqli dn PDO Drivers
b. App Web Clint
1) Framework Codeigniter 3.04
2) Framework Jquery 1.12.0 atau 2.2.0
58
3) Framework Bootstrap 3.3.6
c. App Mobile
1) HTML 5
2) Framework Cordova
B. Mekanisme Dalam Menggunakan Aplikasi Umrah Cerdas
1. Prosedur penggunaan aplikasi umrah cerdas
a. Prosedur dalam menggunakan aplikasi umrah cerdas adalah sebagai
berikut:6
1) Seluruh masyarakat Indonesia bisa mendownload aplikasi
“umrah cerdas” di Play Store dengan menggunakan
handphone android.
2) Calon jamaah mendaftarkan diri ke Penyelenggara Perjalanan
Ibadah umrah (PPIU) yang sudah dipilih dan PPIU tersebut
telah terdaftar di aplikasi umrah cerdas.
3) PPIU melaporkan Laporan Rencana Perjalan Umrah (LRPU)
ke Kementerian Agama melalui aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Perjalanan Umrah (SIMPU) yang kemudian
SIMPU langsung terkoneksi ke aplikasi umrah cerdas.
4) Didalam aplikasi umrah cerdas jamaah bisa mengecek
langsung di menu keberangkatan.
5) Apabila nama jamaah yang sudah mendaftar tidak terdapat di
menu keberangkatan, hal tersebut diharapkan jamaah
menanyakan kepada PPIU yang telah dipilih.
6 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Risky sebagai IT aplikasi umrah cerdas pada
tanggal 20 Agustus 2017
59
6) Pada hari keberangkatan dan kepulangan jamaah umrah PPIU
wajib melaporkan Perjalanan Ibadah Umrah ke Kemenag
melalui aplikasi SIMPU yang akan terdeteksi di aplikasi umrah
cerdas dan kemudian jamaah bisa mengecek langsung
diaplikasi tersebut.
b. Langkah-langkah dalam menggunakan program aplikasi umrah
cerdas
Untuk mengoprasikan aplikasi tersebut masyarakat atau jamaah
umrah dapat melalui langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi
umrah cerdas seperti pada petunjuk dibawah ini yaitu:
Mulai
Gambar. 4.2 Alur Menggunakan Aplikasi
Umrah Cerdas (Jannatul Ma’wah, 2017)
Membuka
Program
Aplikasi
Menampilkan
halaman
utama
Memilih
menu
klasifikasi
umrah cerdas
Menampilkan
halaman sub-
menu
Memilih sub
menu umrah
cerdas
Sub-sub menu
aplikasi umrah
cerdas sesuai
dengan
fungsinya
masing-masing
Klik
kembali
60
Gambar 4.2 Menu awal dan sub-sub menu Aplikasi Umrah Cerdas
(Jannatul Ma’wah, 2017)
2. Fungsi menu pada aplikasi umrah cerdas
a. Menu keberangkatan
Fungsinya untuk mengetahui identitas waktu keberangkatan beserta
status perjalanan umrah sebagai berikut:
1) Kode registrasi atau No Passport
2) Nama travel yang telah jamaah daftar
3) Tanggal keberangkatan
4) Nama provider Visa
5) Nama hotel di Makkah dan Madinah
6) Rencana perjalanan
7) Lihat daftar jamaah (nama-nama jamaah yang berangkat pada
tanggal yang sama)
61
Cara penggunaannya:
Cek melalui No Passport, barcode LRPU, atau kode registrasi.
b. Menu Penyelenggara
Fungsinya sebagai berikut:
Untuk mengetahui travel atau PPIU yang berizin dan memenuhi
peraturan yang diterapkan oleh pemerintah yang berisi sebagai
berikut:
1) Nama penyelenggara
2) Nomor SK
3) Berakhir SK
4) Alamat penyelenggara
Cara penggunaannya sebagai berikut:
Di klik nama travel atau PPIU yang di cari. Jika nama
penyelenggara umrah tidak ditemukan, maka disarankan untuk tidak
menggunakan jasa tersebut.
c. Pengaduan
Fungsinya sebagai berikut:
Untuk pengaduan jamaah jika jamaah gagal berangkat, ditelantarkan
atau tidak mendapatkan hak-hak sebagai jamaah umrah pada travel
tersebut dan dilengkapi dengan alat bukti-bukti.
Cara penggunaanya:
Kirim pesan di menu pengaduan
d. Menu peta
Fungsinya untuk mengetahui posisi jamaah sedang berada dimana
62
Cara penggunaannya:
Langsung terkoneksi pada GPS di handphone
e. Menu doa manasik
Fungsinya sebagai berikut:
Untuk mengetahui bacaan atau do’a-do’a manasik seperti
1) Thawaf dari putaran ke satu sampai ke tujuh
Do’a setelah rukun yamani
Do’a selesai thawaf
2) Sa’i dari putaran pertama sampai putaran ke tujuh
3) Do’a pilah hijau
4) Do’a mendekati bukit Shafa dan Marwah
5) Do’a selesai Sa’i
6) Do’a saat tahallul dan selesai tahallul.
Cara penggunaannya:
Di klik bagian menu doa dan akan muncul do’a manasik bersifat
audio
f. Menu regulasi
Fungsinya sebagai berikut:
Untuk mengetahui regulasi Perjalanan Ibadah Umrah yang terdapat:
1) UU 13 Thn 2008 Tentang penyelenggaraan Ibadah Haji
2) PP 79 2012 Pelaksanaan UU 13 2008 PIH
3) PMA No. 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah
Umrah
4) MOU Kemenag dengan Mabes Polri
63
5) Pedoman Kerja dengan Kepolisian
Penggunaannya:
Klik pada menu registrasi
g. Menu info kesehatan
Fungsinya sebagai berikut:
Untuk mengetahui himbauan dan anjuran tentang menjaga
kesehatan saat di tanah air dan Arab Saudi.
Penggunaannya:
Di klik bagian menu Info Kesehatan
h. Menu info lainnya
Fungsinya sebagai berikut:
1) Kontak Pelayanan SMS Center Umrah Kantor Urusan Haji
Jeddah
2) Info terkait keamanan saat di Madinah, Makkah dan Jeddah
3) Anjuran saat mendaftar di PPIU yang telah dipilih
Penggunaanya:
Di klik bagian menu Info Lainnya
i. Login
Fungsinya sebagai berikut:
Menu ini khusus PPIU dan pegawai Kementerian Agama yang
terkait (Kemenag Pusat, Kanwil atau Kemenag Kota) dan masih
tahap pengembangan
Penggunaannya:
Di Klik bagian menu Login
64
3. Perbedaan sebelum dan sesudah ada aplikasi umrah cerdas
No Sebelum Sesudah
1. Untuk mengetahui travel
yang berizin masyarakat
harus bertanya kepada
instansi pemerintah atau
melalui media massa seperti
majalah, brosur, televisi dan
radio
Masyarakat bisa mengakses
travel yang berizin di aplikasi
umrah cerdas pada menu
penyelenggara. Karena pada
menu tersebut terdapat nama-
nama PPIU yang berizin dan
uptodate
2. PPIU melaporkan
perjalanan umrah melalui
LRPU (Laporan Rancangan
Perjalanan Umrah)
PPIU melaporkan perjalanan
umrah melalui SIMPU
(Sistem Informasi
Manajemen Pelaporan
Umrah) yang langsung
terkoneksi pada Aplikasi
Umrah Cerdas pada menu
Keberangkatan
3. Jamaah umrah mengetahui
status keberangkatan hanya
melalui pengumuman pada
pihak PPIU
Jamaah umrah bisa langsung
mengetahui status
keberangkatannya melalui
aplikasi umrah cerdas pada
menu keberangktan
4. Jamaah umrah mengadu
terhadap kerugian yang
diterima dari PPIU melalui
kontak yang ada di website
haji.kemenag.go.id atau
Jamaah umrah langsung
melapor kepihak kemenag
pusat pada aplikasi umrah
cerdas dengan cara mengirim
pesan melalui email.
65
dateng langsung ke instansi
pemerintah untuk melapor
kejadian yang merugikan
jamaah umrah sendiri.
5. Jamaah mendapati do’a
manasik umrah yang
diberikan oleh PPIU saat
bimbingan manasik umrah
saja atau melalui buku-buku
tentang perjalanan umrah
Jamaah bisa langsung belajar
dan menghafal do’a-do’a
manasik umrah dengan
bentuk audio visual yang ada
pada manu do’a manasik di
aplikasi umrah cerdas
6. Masyarakat atau jamaah
umrah kurang mendapati
informasi tentang regulasi
penyelenggaraan perjalanan
ibadah umrah
Masyarakat atau jamaah
umrah langsung bisa
membaca regulasi tentang
penyelenggaraan ibadah
umrah yang dibuat oleh
pemerintah
7. Jamaah umrah biasanya
mendapati informasi
kesehatan melalui PPIU
atau buku-buku
Jamaah umrah langsung bisa
membaca tentang informasi
kesehatan melalui aplikassi
umrah cerdas pada menu
informasi kesehatan
8. Masyarakat kurang waspada
dan belum paham mengenai
PPIU yang berizin
Tingkat kewaspadaan
masyarakat meningkat
terhadap PPIU yang tidak
66
berizin. Dibuktikan pada data
yang mendowload sudah
sepuluh ribu orang.
C. Peranan Aplikasi Umrah Cerdas Dalam Pembinaan Jamaah Umrah Oleh
PHU dan PPIU
Berdasarkan PMA (Peraturan Menteri Agama) Nomor 18 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah pada Bab 1 Pasal 1 ayat
(2) menjelaskan tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah adalah
rangkaian kegiatan perjalanan ibadah umrah yang meliputi pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan jamaah umrah, yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan/atau penyelenggaran perjalanan ibadah umrah.7 Artinya
pembinaan jamaah umrah dilaksanakan oleh pemerintah atau PPIU.
Sebelum penulis menjelaskan tentang peranan aplikasi umrah cerdas, ada
beberapa penjelasan pembinaan jamaah umrah sebelum diadakannya aplikasi
umrah cerdas diantaranya:
1. Pembinaan jamaah umrah oleh Ditjen PHU
Adapun pembinaan jamaah umrah yang diberikan oleh Ditjen PHU
secara umum di masukkan kedalam unsur-unsur pembinaan jamaah umrah
sesuai dengan teori Menurut Moh. E Ayyub dalam buku Manajemen
Masjid unsur-unsur Pembinaan meliputi:8
a. Asas atau dasar pembinaan
7 https://Haji.kemenag.go.id diakses pada tanggal 08 September 2017 Pukul 01.00 WIB
8 Moh. E. Ayub,dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani press, 2007), hal. 142
67
Asas atau dasar merupakan tempat landasan sesuatu agar sesuatu
tersebut dapat tegak kokoh berdiri, sehingga menjadikan asas atau
dasar sumber untuk menuju tujuan yang sesuai. Asas atau dasar dalam
pembinaan jamaah umrah adalah Islam dan Pancasila. Islam sebagai
dasar pembinaan berarti Islam merupakan sumber keyakinan dan
sumber nilai di dalam setiap bentuk pembinaan. Sedangkan pancasila
merupakan ideologi negara Indonesia yang harus dijadikan jamaah
sebagai pedoman berperilaku. Sehingga jamaah umrah menjadi umat
yang taat beragama serta menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila.
b. Tujuan Pembinaan Jamaah Umrah
Tujuan dari pembinaan jamaah umrah adalah memberikan
pemahaman tentang tata cara pelaksanaan umrah agar para jamaah
umrah dapat melaksanakan sesuai dengan ketentuan manasik untuk
memperoleh umrah yang mabrur.
c. Materi Pembinaan Jamaah Umrah
Materi pembinaan merupakan bahan yang akan diberikan untuk
jamaah umrah. Bertujuan agar jamaah umrah mengetahui alur
kegiatan umrah dari mulai memilih travel berizin, berangkat ke
Makkah dan kembali lagi ke tanah air. Materi pembinaan meliputi:9
1) Informasi mengenai daftar nama travel berizin
2) Informasi mengenai regulasi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan umrah
9 Wawancara pribadi dengan Muhammad Risky sebagai IT Aplikasi Umrah Cerdas Pada
tanggal 14 Agustus 2017
68
3) Informasi mengenai kesehatan selama di Indonesia dan Arab
Saudi
4) Pengaduan jamaah yang datang langsung ke Kemanag atau
melapor ke kontak kemenag pusat yang ada di website
www.haji.kemenag.go.id atau pada menu pengaduan diaplikasi
umrah cerdas
5) Regulasi tentang MoU antara Ditjen PHU dan Kepolisian tentang
pengawasan dan penindakan bagi biro perjalanan umrah yang
melanggar hukum
6) Informasi 5 pasti umrah
7) Kementerian Agama menjadi anggota Satuan Tugas Waspada
Investasi
d. Metode Pembinaan Jamaah Umrah
Metode merupakan cara penyampaian materi kepada masyarakat
atau calon jamaah umrah untuk mencapai tujuan dari pembinaan
tersebut. Metode pembinaan meliputi :10
1) Media massa, seperti majalah, jurnal, Televisi, Radio dan lain-lain
yang berhubungan dengan informasi seputar ibadah umrah.
2) Seminar, biasanya seminar dilakukan oleh kementerian agama
pusat kepada para instansi kepemerintahan seperti KUA,
Kecamatan, Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Wilayah
kepada para Travel-Travel yang sudah berizin. Atau para instansi
10
Wawancara pribadi dengan Zakaria Anshori, sebagai Kasi Bina PPIU, Jakarta, 20 Juli
2017
69
kepemerintahan menjadi narasumber pada seminar yang diadakan
oleh pihak ke 3.
3) Himbauan dari jajaran kepemerintahan dimasing-masing provinsi
kepada masyarakat atau jamaah umrah berupa penyuluhan-
penyuluhan.
4) Aplikasi “umrah cerdas” sebagai media pembinaan untuk
masyarakat yang terdapat di handphone atau notebook yang
terkoneksi ke internet.
e. Alat pembinaan Jamaah Umrah
Alat merupakan media pembantu demi kelancararan proses
pembinaan seperti:11
1) Kertas
2) Suara
3) Handphone
4) Komputer
f. Waktu Pembinaan Jamaah Umrah
Waktu pembinaan meliputi:
1) Jika menggunakan media massa, maka informasi mengenai
ibadah umrah dan pelaksanaannya yang diberikan oleh jajaran
pemerintah, hal tersebut bisa kapan saja didapati di kantor
pemerintahan seperti kantor KUA, kecamatan ataupun Kemenag
Provinsi.
11
Wawancara pribadi dengan Zakaria Anshori, sebagai Kasi Bina PPIU, Jakarta, 20 Juli
2017
70
2) Jika melalui seminar, maka informasi atau pembinaan jamaah
bisa didapati dari para narasumber yang diadakan oleh instansi
kepemerintahan atau diadakan oleh pihak ke tiga.
3) Jika melalui himbauan yang diberikan oleh instansi
kepemerintahan bisa kapan saja dan dimana saja.
4) Jika menggunakan aplikasi umrah cerdas, melalui alat bantu
Handphone dan komputer bisa kapan saja dan dimana saja.
g. Tempat pembinaan Jamaah Umrah
Tempat pembinaan meliputi:
1) Untuk seminar tempat pembinaan sesuai panitia pelaksana atau dari
pihak ketiga.
2) Untuk aplikasi umrah cerdas hanya bisa digunakan di handphone
android atau komputer.
h. Biaya Pembinaan Jamaah Umrah
Biaya pembinaan jika yang melakukannya dari pemerintah maka
bersumber dari APBN.
i. Evaluasi Pembinaan Jamaah Umrah
Evaluasi dalam pembinaan umrah selama ini hanya melalui pihak
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) saja.
2. Pembinaan Jamaah Umrah oleh PPIU
Pada dasarnya yang wajib memberikan pembinaan jamaah umrah adalah
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah atau disingkat PPIU. Karena PPIU
sebagai penyelenggara dan pelaksana memiliki kewajiban untuk
memberikan pembinaan kepada jamaahnya yang telah mendaftarkan diri ke
71
travel tersebut sampai benar-benar jamaah berangkat dan pulang ke Tanah
Air dengan selamat.
Hal yang harus diperhatikan pertama kali sebelum memilih PPIU
sebagai jasa pelayanan kegiatan perjalanan ibadah umrah adalah
memastikan PPIU telah memiliki izin dari Kementerian Agama. Sehingga
PPIU tersebut dapat dipercaya secara kualitas dan kuantitasnya oleh
masyarakat sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah.12
a. Prosedur Perizinan PPIU
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomo 18
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada BAB II
Pasal 5 menjelaskan sebagai berikut:13
1) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah oleh biro perjalanan
wisata wajib mendapat izin operasional sebagai PPIU
2) Izin operasional sebagai PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapka oleh Menteri
3) Izin operasional sebagai PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri setelah biro
perjalanan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Pemilik dalam akta perusahaan, Warga Negara beragama Islam
dan tidak sebagai pemilik PPIU lain.
b) Memiliki susunan kepengurusan perusahaan
12
Wawancara pribadi dengan Zakaria Anshori, sebagai Kasi Bina PPIU, Jakarta, 20 Juli
2017 13
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada BAB II Pasal 5
72
c) Memiliki izin usaha biro perjalanan wisata dari dinas
pariwisata setempat yang sudah beroperasi paling singkat 2
(dua) tahun.
d) Memiliki akta notaris pendirian perseroan terbatas dan/atau
perubahannya sebagai biro perjalanan wisata yang memiliki
bidang keagamaan/perjalanan ibadah yang telah mendapat
pengesahan dari Kementerian Hukumdan Hak Asasi Manusia.
e) Memiliki surat keterangan domisili perusahaan dari
pemerintahan daerah setempat yang masih berlaku.
f) Memiliki surat keterangan terdaftar dari Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan dan fotokopi Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan dan pimpinan
perusahaan.
g) Memiliki laporan keuangan perusahaan yang sehat 1 (satu)
tahun terakhir dan telah diaudit akuntan publik yang terdaftar
dengan opini minimal Wajar dengan Pengecualian (WDP).
h) Memiliki surat rekomendasi asli dari instansi pemerintah
daerah provinsi dan/atau kabupaten/kota setempat yang
membidangi pariwisata yang masih berlaku.
i) Memiliki surat rekomendasi asli dari Kanwil setempat yang
dilampiri berita acara peninjauan lapangan, dan
j) Menyerahkan jaminan dalam bentuk bank garansi atas nama
Biro Perjalanan Wisata, yang diterbitkan oleh Bank Syariah
73
dan/ atau Bank Umum Nasional disertai surat kuasa pencairan
yang ditunjukan dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
4) Pemberian rekomendasi oleh Kanwil sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf i paling sedikit memenuhi ketentuan
a) Memiliki sumber daya manusia di bidang tiketing, keuangan,
akuntansi, pemasaran, dan pebimbing ibadah
b) Memiliki bukti telah melakukan operasional sebagai Biro
Perjalanan Wisata paling singkat 2 (dua) tahun.
c) Memiliki sarana dan prasaranana yang memadai
d) Memiliki laporan keuangan perusahaan 1 (satu) tahun terakhir
dan telah diaudit akuntan publik yang terdaftar dengan opini
minimal WDP.
5) Ketentuan lebih lanjut tentang persyaratan rekomendasi oleh
Kanwil ditetapkan oleh Kepala Kanwil.
b. Prosedur Pendaftaran Jamaah Umrah ke PPIU
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomo 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada
BAB III Pasal 9 menjelaskan sebagai berikut:14
1) Jamaah yang akan melakukan perjalanan ibadah umrah wajib
mendaftarkan diri kepada PPIU.
2) PPIU menerima pendaftaran jamaah sesuai dengan paket layanan
dan PPIU wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal.
14
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomo 18 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada BAB III Pasal 9
74
3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
dengan ketentuan:
a) Jamaah mengisi blanko pendaftaran yang ditetapkan oleh PPIU
b) Jamaah membayar BPIU sesuai paket yang dipih, dan
c) Jamaah dan PPIU menandatangani perjanjian yang berisi hak
dan kewajiban masing-masing pihak.
4) BPIU yang telah dibayar jamaah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b digunakan untuk penyelenggaraan ibadah umrah.
5) Dalam hal jamaah yang telah terdaftar membatalkan, PPIU wajib
mengembalikan BPIU setelah dikurangi biaya yang telah
dikeluarkan sesuai perjanjian yang telah disepakati.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran jamaah umrah
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
c. Pelayanan dan Pembinaan yang didapatkan oleh Jamaah Umrah dari
PPIU
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomo
18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada BAB II
Pasal 10 menjelaskan sebagai berikut:15
PPIU wajib memberikan pelayanan berupa:
1) Bimbingan ibadah umrah
2) Transportasi ibadah umrah
3) Akomodasi dan konsumsi
4) Kesehatan jamaah umrah
15
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomo 18 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada BAB II Pasal 10
75
5) Perlindungan jamaah umrah dan petugas umrah
6) Administrasi dan dokumentasi umrah
Dalam Hal Pembinaan Jamaah umrah yaitu berupa bimbingan,
maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pada bab IV Pasal 59
menjelaskan mengenai Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
sebagai berikut:16
1) Pelayanan Bimbingan Jamaah umrah oleh PPIU sebagaimana
dimaksud dalam pasal 58 huruf a dilakukan sebelum
keberangkatan, selama diperjalanan, dan selama di Arab Saudi.
2) Bimbingan Jamaah Umrah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh petugas yang diangkat oleh PPIU
3) PPIU wajib mengangkat petugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sesuai standar yang ditetapkan oleh Menteri.
Maka dari itu, menurut penulis pembinaan yang diberikan oleh PPIU
kepada jamaah umrah dapat berupa :
a. Arahan dalam memberikan informasi mengenai kepastian dan
kejelasan pemberangkatan umrah
b. Memberikan kepastian terhadap pemulangan jamaah
c. Memberikan kepastian terhadap pelayanan yang diberikan sesuai
kesepakatan dan perjanjian yang ditawarkan sesuai paket yang dipilih
oleh jamaah umrah
16
Wisnu Setiawan, Peraturan Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta:
Kementerian Agama RI Direktorat Penyelenggara Haji dan Umrah, 2012) hal, 67
76
d. Memberikan manasik umrah atau tata cara pelaksanaan umrah dengan
maksimal
e. Memberikan informasi tentang persiapan segala kebutuhan jamaah
selama di tanah air, diperjalanan dan di Arab Saudi.
3. Peranan Aplikasi Umrah Cerdas terhadap Pembinaan Jamaah
Umrah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
terhadap peranan aplikasi umrah cerdas dalam pembinaan jamaah umrah
yaitu Aplikasi umrah cerdas merupakan peningkatan pembinaan dari
pembinaan sebelumnya. Karena sesuai dengan teori pembinaan menurut
Miftah Toha, Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau
pernyataan menjadi lebih baik. Dengan adanya pembinaan menunjukkan
adanya suatu kemajuan, peningkatan atas sesuatu, pertumbuhan, avolusi
atas berbagai kemungkinan, atau berkembang. Didalam pembinaan
terdapat dua unsur yaitu pertama, pembinaan dapat berupa suatu tindakan,
proses, atau pernyataan dari suatu tujuan. Kedua, pembinaan bisa
menunjukkan kepada perbaikkan atas sesuatu.17
Pembinaan yang diberikan oleh aplikasi umrah cerdas tentunya sangat
erat kaitannya dengan pengetahuan seputar perjalanan umrah dan manasik.
Hal ini perlu dilakukan karena pembinaan melalui aplikasi umrah cerdas
memberikan kemudahan untuk mempercepat pengaksesan informasi
sehingga sangat mudah di lakukan oleh masyarakat ataupun jamaah
umrah.
17
Miftah Toha, Pembinaan Organisasi Proses diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003), cet. IV, hal. 7.
77
Admin pada aplikasi umrah cerdas hanya dikelola oleh kementerian
agama pusat. Karena didalam aplikasi umrah cerdas tedapat nama-nama
PPIU berizin yang sudah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
berlaku sesuai peraturan yang ditetapkan oleh kemenag pusat. Kemudian
persyaratan dan ketentuan untuk memenuhi menjadi PPIU berizin adalah
melapor kepada kemenag pusat melalui SIMPU (Sistem Informasi
Manajemen Pelaporan Umrah) yang langsung terkoneksi pada aplikasi
umrah cerdas melalui menu penyelenggaraan. Sedangkan instansi
pemerintah seperti Kemenag Provinsi, Kanwil, Kecamatan ataupun KUA
sebagai viewer saja. Tugas dalam menyosialisasikan aplikasi umrah cerdas
adalah petugas penyuluh yang ditugaskan untuk mengajarkan dan
membantu masyarakat yang ingin berangkat umrah serta ingin mengetahui
PPIU yang berizin.
Pembinaan jamaah umrah melalui aplikasi umrah cerdas adalah
pendekatan pembinaan secara tidak langsung. Karena pembinaan melalui
aplikasi tersebut antara jamaah dengan yang memberikan pembinaan tidak
berhadapan langsung. Hal tersebut seperti yang dijelaskan pada Bab II
tentang teori pendekatan pembinaan.
Maka penulis menyimpulkan bahwa pembinaan pada aplikasi umrah
cerdas merupakan suatu proses usaha dalam melakukan perbaikan
pembinaan menjadi lebih baik dari sebelumnya sesuai tujuan dengan
menggunakan pendekatan tidak langsung. Sehingga dari adanya aplikasi
umrah cerdas menandakan adanya kemajuan dan peningkatan terhadap
78
pembinaan yang diberikan oleh Ditjen PHU kepada jamaah umrah serta
mewakili penyampaian informasi dari pihak pemerintah dan PPIU.
Sebelum diadakannya aplikasi umrah cerdas pembinaan yang didapati
oleh masyarakat luas dan khususnya jamaah umrah hanya melalui PPIU,
informasi dari instansi jajaran pemerintah dan informasi melalui media
massa saja. Sedangkan langkah awal untuk melaksanakan ibadah umrah
adalah mendaftarkan diri ke sebuah PPIU yang berizin dan terpercaya
yang dapat memberangkatkan jamaah umrah hingga balik lagi ke Tanah
Air. Untuk itu, masyarakat Indonesia membutuhkan pelayanan yang
menyediakan berbagai kebutuhan dalam proses melaksanakan ibadah
umrah diantaranya data nama-nama travel yang berizin dan ter uptodate,
pelaporan terhadap PPIU yang gagal memberangkatkan jamaah, tata cara
manasik umrah beserta do’a-do’anya, dan informasi yang bersangkutan
dengan permasalahan perjalanan ibadah umrah.
Hal yang sering merugikan jamaah mengenai tertipunya pada travel
tentunya menjadikan aplikasi umrah cerdas sebagai aplikasi yang memiliki
peran penting dalam melakukan pembinaan jamaah umrah seperti pada
teori aplikasi menurut Ali Zaki dan Smitdey Comunity yang mengatakan
bahwa aplikasi adalah komponen yang bermanfaat sebagai media untuk
menjalankan pengelolaan data ataupun berbagai kegiatan lainnya seperti
pembuatan atau pengelolahan dokumen atau file.18
Sedangkan aplikasi
umrah cerdas merupakan media yang berisi file kemudian dikelola
18
www.pelajaran.co.id/2016/26/pengertian-aplikasi-dan-klasifikasi-menurut-para-ahli-
lengkap.html diakses pada tanggal 10 Agustus 2017 Pukul 15.50 WIB.
79
menjadi informasi yang bermanfaat mengenai kegiatan perjalanan ibadah
umrah.
a. Peran Aplikasi Umrah Cerdas sebagai pembinaan yang diberikan oleh
PHU kepada jamaah umrah meliputi:
1) Menu Pengaduan yaitu berperan dalam menjawab keluhan yang
dialami oleh jamaah langsung oleh pihak PHU bagian pembinaan
umrah yang kemudian ditindak lanjuti oleh PHU yang bekerja
sama dengan aparat kepolisian.
2) Menu regulasi yaitu berperan dalam memberikan informasi
mengenai peraturan perundang-undangan mengenai
penyelenggaraan haji dan umrah, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Agama, MOU Kemenag dengan Mabes Polri serta
pedoman kerja dengan kepolisian. Dengan adanya regulasi
menjadi wawasan luas untuk masyarakat terhadap kebijakan yang
atur oleh pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah umrah.
3) Menu info lainnya yaitu berperan dalam memberikan informasi
mengenai No resmi embarkasi umrah dan kantor urusan haji
jeddah, informasi mengenai keamanan di Makkah, Madinah dan
di Jeddah serta anjuran yang mencangkup 5 pasti umrah yaitu
Pastikan travel berizin, Pastikan penerbangan dan jadwal
pemberangkatan, Pastikan program layanannya, Pastikan
hotelnya, dan pastikan visanya.
80
4) Menu login yaitu berperan khusus untuk PPIU, jadi untuk login
yang bisa hanya dari pihak PPIU karena harus memasukkan user
id dan password.
b. Peran Aplikasi umrah cerdas sebagai pembinaan yang diberikan oleh
PPIU kepada jamaah umrah meliputi:
1) Menu Penyelenggara yaitu berperan dalam memberikan
informasi mengenai izin PPIU dengan Nomor SK sampai akhir
dari berlakunya SK tersebut serta alamat penyelenggara. Dengan
adanya No SK menguatkan kepada masyarakat bahwa PPIU
tersebut benar telah memiliki izin dan alamat yang tertera pada
aplikasi tersebut memudahkan masyarakat untuk mengunjungi
PPIU tersebut dengan akurat.
2) Menu Keberangkatan yaitu berperan dalam memberikan
informasi mengenai tanggal pemberangkatan jamaah, provider
visa yang bekerja sama dengan PPIU, nama hotel di Makkah
dan Madinah, serta status keberangkatan jamaah telah berangkat
atau belum. Dengan adanya status keberangkatan memudahkan
PHU dalam mengecak jamaah umrah pada suatu PPIU telah
berangkat atau belum.
3) Menu doa Manasik yaitu berperan dalam membantu jamaah
untuk menghafal do’a-do’a manasik seperti do’a Thawaf, sa’i
dan tahallul. Karena didalam aplikasi tersebut bersifat audio
sehingga memudahkan jamaah untuk mengikutinya.
81
4) Menu peta yaitu berperan untuk memudahkan jamaah
mengetahui sedang berada di lokasi mana.
5) Menu info kesehatan yaitu berperan dalam memberikan
informasi dalam menjaga kebersihan selama di Arab Saudi serta
anjuran terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus baru yang
menyerang jamaah umrah di Arab Saudi.
Penulis menyimpulkan aplikasi umrah cerdas sangat berperan
dalam memberikan pembinaan kepada jamaah karena aplikasi umrah
cerdas karena dapat mewakili peran Ditjen PHU dan PPIU dalam
memberikan pembinaan kepada masyarakat dan jamaah umrah
melalui menu-menu yang ada pada aplikasi umrah cerdas.
D. Analisis
1. Analisis Ruang Lingkup Aplikasi Umrah Cerdas
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap
ruang lingkup dihadirkannya umrah cerdas maka penulis menyimpulkan
bahwa penipuan terhadap masyarakat yang ingin melaksanakan kegiatan
ibdah umrah terus terjadi. Meski pembinaan terus diberikan oleh Ditjen
PHU dan PPIU melalui media massa, himbauan dari jajaran
kepemerintahan atau dari seminar-seminar yang diadakan oleh pihak
Ditjen PHU atau dari pihak ke 3, tetapi masih terus berjatuhan korban
terhadap penipuan Perjalanan ibadah Umrah oleh PPIU yang tidak
bertanggung jawab.
Oleh karenanya, dalam meningkatkan pembinaan jamaah umrah
maka Ditjen PHU memberikan pembinaan jamaah umrah melalui
82
aplikasi umrah cerdas, berharap dengan adanya aplikasi umrah cerdas
masyarakat luas bisa mudah mengetahui PPIU yang berizin lengkap
dengan tanggal berlakunya No SK serta alamat dari PPIU. Serta, menu-
menu lain seperti menu keberangkatan, menu pengaduan, menu peta,
menu do’a manasik, menu regulasi, menu kesehatan, dan menu info
lainnya sebagai informasi dalam memberikan pembinaan kepada jamaah
umrah. Hanya saja aplikasi umrah cerdas diperbaharui dan ditambahkan
pada menu-menu yang ada didalamnya seperti menu tahapan-tahapan
manasik atau tata cara umrah beserta do’a-do’anya, menu informasi
terhadap pengertian umrah, hukum, rukun, syarat, wajib dan macam-
macam umrah agar masyarakat bisa langsung mempelajari serta melatih
diri kapan dan dimana saja dalam melaksanakan manasik umrah.
2. Analisis Mekanisme Aplikasi Umrah Cerdas
Menurut penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
maka mekanisme dari aplikasi umrah cerdas cukup mudah dimengerti
tetapi terdapat faktor penghambat dan pendorong diantaranya:
a. Faktor Penghambat
1) Jika masyarakat yang ada didalam pedesaan baik usianya muda
atau tua masih banyak yang belum mempunyai dan paham
tentang handphone android
2) Masyarakat yang lanjut usia di pedesaan dan diperkotaan juga
belum tentu semua paham tentang handphone android
3) Handphone harus terkoneksi ke internet, sedangkan belum tentu
selamanya handphone terkoneksi ke internet
83
4) Masyarakat Indonesia masih belum mengetahui adanya aplikasi
umrah cerdas
Tetapi dari beberapa faktor penghambat ada solusi yang diberikan
oleh ditjen PHU diantaranya masih disediakan pembinaan melalui 3
metode yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu, melalui media
massa seperti radio, televisi dan majalah, melalui himbauan dari
jajaran kepemerintahan yang kapan saja siap melayani pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat seputar perjalanan umrah,
melalui seminar yang diadakan oleh intansi kepemerintahan atau
panitia yang bekerja sama dengan pihak pemerintah, dan melalui
PPIU. Jadi, seluruh masyarakat bisa tetap mendapatkan pembinaan
yang diberikan oleh pemerintah atau PPIU sendiri.
b. Faktor Pendorong
1) Memberikan dampak positif serta manfaat terhadap PPIU yang
berizin karena meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
PPIU tersebut.
2) Memudahkan masyarakat untuk tidak perlu datang ke kantor
Kemenag dalam menanyakan seputar perjalan ibadah umrah
3) Melatih masyarakat Indonesia untuk cerdas dan mandiri dalam
melaksanakan proses perjalanan ibadah umrah.
3. Analisis terhadap Peranan Aplikasi Umrah Cerdas Dalam
Pembinaan Jamaah Umrah oleh Ditjen PHU Kemenag RI
Aplikasi umrah cerdas secara umum dapat dikatakan sebagai
pembinaan yang dilakukan oleh Ditjen PHU karena mencangkup
84
beberapa hal. Maka hal ini sesuai dengan pendapat Zikri Maulana bahwa
fungsi pokok dari pembinaan meliputi 3 hal yaitu sebagai berikut:19
1) Penyampaian Informasi
Pada aplikasi umrah cerdas terdapat banyak informasi dari
setiap menunya. Setiap menu tersebut mewakili informasi yang
diberikan oleh PPIU atau informasi yang diberikan oleh pihak
pemerintah.
2) Perubahan dan pengembangan sikap
Pada aplikasi umrah cerdas memberikan perubahan pembinaan
dari sebelumnya menggunakan metode media massa, seminar
ataupun himbauan, meningkat menjadi satu informasi dalam aplikasi
umrah cerdas.
Sedangkan perkembangan sikap yaitu perkembangan sikap
dari masyarakat dimana para masyarakat yang ingin melaksanakan
ibadah umrah bisa melalui aplikasi umrah cerdas untuk mengecak
travel yang berizin dan uptodate, sedangkan untuk jamaah umrah
jika sebelum ada aplikasi umrah cerdas hanya bisa mengetahui
tanggal pemberangkatan hanya melalui PPIU saja, tetapi dengan
adanya aplikasi umrah cerdas jamaah bisa mengecak langsung
tanggal pemberangkatan lengkap dengan nama hotel, provider visa,
status keberangkatan dan nama-nama jamaah lainnya yang sama
dengan tanggal pemberangkatan kita.
3) Latihan dan pengembangan sikap
19
19 Zikri Maulana, Peranan Majlis Taklim “Persatuan Remaja Islam (PERSITA)”
Dalam Pembinaan Keagamaan Remaja (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jakarta, 2010), hal. 29
85
Pada aplikasi umrah cerdas melatih masyarakat khususnya
jamaah umrah untuk memanfaatkan handphoe kearah yang lebih
positif lagi serta melatih jamaah umrah untuk lebih mandiri dan
cerdas serta mengetahui tata cara pelaksanaan umrah berseta do’a-
do’anya.
Sedangkan pengembangan sikap, hal ini berkaitan dengan
masyarakat dan jamaah umrah untuk lebih teliti dalam memilih
travel umrah dan mengurangi kasus penipuan jamaah umrah sesuai
dengan tujuan diadakannya aplikasi tersebut
Berdasarkan hasil penelitian yang mendalam terhadap aplikasi umrah
cerdas maka menurut penulis aplikasi umrah cerdas bisa berperan sebagai
berikut:
1) Berperan sebagai Pembinaan
Merujuk pada teori pembinaan menurut Miftah Toha, maka
aplikasi umrah cerdas dapat dikategorikan pembinaan karena
merupakan suatu proses atau usaha menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya. Hal ini juga disampaikan oleh Zakaria Anshori aplikasi
umrah cerdas merupakan peningkatan dalam memberikan pembinaan
kepada masyarakat yang langsung dihadirkan oleh Ditjen PHU dan
dikelola oleh bagian Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, Dan Bina
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah.20
2) Berperan sebagai Pengawasan
20
Wawancara pribadi dengan Zakaria Anshori, sebagai Kasi Bina PPIU, Jakarta, 5
September 2017
86
Merujuk pada teori menurut Sudjanana S bahwa ruang lingkup
pembinaan salah satunya adalah pengawasan. Didalam Aplikasi
umrah cerdas terdapat menu pengaduan yang merupakan salah satu
usaha pemerintah dalam mengawasi. Hal ini juga disampaikan oleh
Rizki yang menyampaikan bahwa menu pengaduan adalah upaya
untuk memonitoring masyarakat dalam hal menyampaikan pengaduan
dari masyarakat.21
3) Berperan sebagai Perlindungan
Merujuk pada ruang lingkup dari pembuatan aplikasi umrah
cerdas bahwa dihadirkannya umrah cerdas bisa dikatakan sebagai
perlindungan kepada masyarakat Indonesia khususnya jamaah umrah
yang ingin melaksanakan ibadah ke Makakkah Al Mukarramah agar
tidak tertipu lagi dengan PPIU yang tidak berizin dan tidak
bertanggung jawab serta melatih masyarakat untuk lebih cerdas dan
selektif dalam memilih PPIU.
4) Berperan sebagai Media Edukasi
Merujuk pada tujuan dari pembuatan aplikasi umrah cerdas
bahwa semua menu yang berada diaplikasi umrah cerdas merupakan
sebuah proses pembelajaran karena terdapat informasi dan tata cara
sebagai pembelajaran masyarakat untuk teliti dalam memilih travel
yang berizin serta mengetahui jadwal pemberangkatannya dan lain-
lain.
21
Wawancara pribadi dengan Muhammad Risky sebagai IT Aplikasi Umrah Cerdas Pada
tanggal 14 Agustus 2017
87
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ahmad Kartono bahwa
peningkatan pembinaan yang dihadirkan oleh Ditjen PHU sangat
berguna bagi masyarakat, karena semua informasi mengenai
perjalanan ibadah umrah mulai dari memilih travel yang berizin,
berangkat ke Arab Saudi hingga sampai lagi ke tanah air terdeteksi
status jamaah umrah pada menu ke berangkatan, serta informasi yang
mengenai seputar perjalanan ibadah umrah sudah tercangkup dalam
aplikasi umrah cerdas. Hanya saja tugas dari instansi kepemerintahan
atau para stakholder travel harus bekerja keras dalam
menyosialisasikan ke masyarakat bahwa sudah ada aplikasi umrah
cerdas yang memudahkan masyarakat dalam kegiatan perjalanan
ibadah umrah.22
22
Ahmad Kartono (Mantan Direktur Pembinaan Haji & Umrah), Wawancara Pribadi
pada tanggal 4 September 2017.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan menyimpulkan
terhadap aplikasi umrah cerdas sebagai berikut:
1. Berdasarkan ruang lingkup pembuatan aplikasi Umrah Cerdas, Ditjen
PHU sudah tepat menghadirkan aplikasi Umrah Cerdas sebagai media
pembinaan masyarakat khususnya jamaah umrah agar lebih selektif
dalam memilih travel atau PPIU. Serta aplikasi umrah cerdas salah
satu upaya dalam mengurangi bahkan menghilangkan kasus penipuan
yang sering terjadi pada jamaah umrah di Indonesia seperti kegagalan
berangkat atau penelantaran jamaah umrah.
2. Mekanisme dalam menggunakan aplikasi umrah cerdas tidak terlalu
rumit bagi yang sudah sering mengoperasikan handphone, tetapi
adanya aplikasi umrah cerdas tidak menghilangkan pembinaan yang
diberikan oleh pemerintah atau PPIU kepada jamaah umrah melalui
media massa. Sehingga masyarakat yang tidak menggunakan
handphone bisa tetap mendapatkan pembinaan melalui media massa,
informasi dari intansi pemerintah atau dari PPIU sendiri.
3. Peran aplikasi umrah cerdas sudah bisa mewakili beberapa tugas
pembinaan yang diberikan oleh Dirjen PHU dan PPIU dengan adanya
menu-menu pada aplikasi umrah cerdas seperti berikut ini:
88
89
a. Aplikasi Umrah Cerdas berperan sebagai PHU diantaranya: Menu
pengaduan, Menu regulasi, Menu info lainnya dan Menu login.
b. Aplikasi Umrah Cerdas berperan sebagai PPIU diantaranya: Menu
penyelenggara, Menu keberangkatan, Menu do’a manasik, Menu
peta, dan Menu info kesehatan.
Secara umum penulis menyimpulkan bahwa aplikasi umrah cerdas
dapat berperan sebagai berikut: Aplikasi umrah cerdas berperan
sebagai pembinaan, pengawasan, perlindungan dan sebagai media
edukasi.
B. Saran-saran
Setelah penulis membaca, meneliti, menganalisa dan menyimpulkan,
untuk lebih memajukan program kegiatan Direktorat Penyelenggara Haji
dan Umrah, khususnya Subdiktorat Perizinan, Akreditasi, Dan Bina
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah sebagai pengelola aplikasi umrah
cerdas maka dengan ini penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Ditjen PHU Kemenag RI sebaiknya menyempurnakan menu yang
masih belum berfungsi secara optimal seperti menu login dan regulasi,
serta menambahkan menu yang belum ada diaplikasi umrah cerdas
seperti: tahapan-tahapan manasik atau tata cara umrah beserta do’a-
do’anya, informasi terhadap pengertian umrah, hukum, rukun, syarat,
wajib dan macam-macam umrah agar masyarakat bisa langsung
mempelajari serta melatih diri kapan dan dimana saja dalam
melaksanakan manasik umrah.
90
2. Mengadakan evaluasi terhadap pembinaan yang dilakukan oleh Ditjen
PHU baik pembinaan secara langsung ataupun tidak langsung dan
evaluasi terhadap ke efektivan dari adanya aplikasi umrah cerdas.
3. Menambahkan Sumber Daya Manusia dalam melakukan penyuluhan
terhadap sosialisasi-sosialisasi ke para Stakholder PPIU dan para
Masyarakat. Karena melihat jumlah orang yang mendownload aplikasi
tersebut baru berjumlah 10 Ribu orang.
4. Membuat manajemen yang profesional dalam menyelenggarakan
aplikasi umrah cerdas, karena aplikasi tersebut merupakan terobosan
baru dalam meningkatkan pembinaan jamaah umrah, agar terciptanya
jamaah umrah yang mandiri dan cerdas.
5. Membuat data mengenai berapa banyak jumlah orang yang
mendowload pada tiap-tiap kota agar bisa menjadi tolak ukur bahwa
dikota tersebut sudah banyak yang mengetahui aplikasi umrah cerdas.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Hasan. “Aplikasi Pinjaman Pembayaran Secara Kredit Pada Bank
Yudha Bhakti”. Computech dan Bisnis, Vol. 8, No. 2, Desember 2014.
Al-Kahlawi , Ablah Muhammad. Buku Induk Haji dan Umrah Untuk Wanita.
Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2009.
Al-Uqhari, Yusuf. Menuju Puncak Prestasi Tanpa Batas. Jakarta: Gema Insani
Press, 2006.
Anshar, Zakaria. Profile Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah.
Jakarta: Direktorat Penyelenggara Haji dan Umrah, 2008.
Ayub, Moh. E. dkk. Manajemen Masjid. Jakarta: Gema Insani press, 2007.
Basyuni, Muhammad M. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press, 2008.
Berry, David. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: C.V. Rajawali,
1983.
Fachruddin. Pembinaan Mental: Bimbingan Al Qur’an. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1992.
Fevi, Nuraliyah “Pembinaan Disiplin Peserta Didik di SMA Muhammadiyah 2
Palembang”, Skripsi S1Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2016.
Gayu, Iwan. Buku Pintar Haji dan Umrah. Jakarta: Pustaka Warga Negara, 2013.
Henny. Manajemen Media Massa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.
Herdiansyah, Haris. Metedologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hilali, Majdi. 38 Sifat Generasi Unggulan. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
91
92
Kementerian Agama Republik Indonesia. Al Qur’an dan Terjemahnya di lengkapi
dengan Kajian Usul Fiqh dan Intisari Ayat. Bandung: Sygma Exmedia
Arkanleema, 2011.
Kementerian Agama Republik Indonesia. Haji Dari Masa Ke Masa. Jakarta:
Dirjen PHU 2012.
Lubis, Sri Ilham. Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia. Jakarta:
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2016.
Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya,
2007.
Mashudi, Farid. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling.
Yogyakarta: Diva Press, cet. I . 2015
Maulana, Zikri. “Peranan Majlis Taklim “Persatuan Remaja Islam (PERSITA)”
Dalam Pembinaan Keagamaan Remaja”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010.
Mayasari, Fitri. “Persepsi Nasabah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Perbankan Syariah Terhadap Bentuk-Bentuk Pembinaan Nasabah”. Skripsi
S1 Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Nafi’, Moh. Haji dan Umroh sebuah Cerminan Hidup. Surabaya: Erlangga, 2015.
Nasution, Harun. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta, Djembatan, 1992.
Nefya, Bella. “Perancangan Aplikasi E-Canteen Berbasis Android Dengan
Menggunakan Metode Object Orinted Analysis dan Design (OOAD)”.
Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, Vol. 20, No. 1, Juni 2016.
93
Nidjam, Achmad. Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah Implementasi
Knowledge Workers.Jakarta: Zikrul Hakim, 2001.
Paramesti, Kinanti. Hitung Sendiri IQ Anda. Jakarta: PT Bentang Pustaka, cet I,
2015.
Peraturan Agama Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agama RI.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Umrah
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama RI.
Ridwan, Hasan. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Rokhmad, Ali. Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Tahun 2010-2014.
Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, cet. 1, 2010.
Sabani, Cecep. “Analisa Peranan Aplikasi Databease Berbasis GUI Terhadap
Efisiensi dan Efektivitas Pemanfaatan Teknologi Informasi”, ICT STMIK
IKMI, Vol. 1, No. 1, Juli 2010
Sahertian, Piet. A. Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rinka Cipta, 2000.
Santoso, Harip. Membuat Multiaplikasi Menggunakan Visual basic 6. Jakarta:
Elex media Komputindo, 2004.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2015.
94
Setiawan Wisnu. Peraturan Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta:
Direktorat Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, 2012.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013.
Subianto, Achmad. Manajemen Masjid. Jakarta: Fokkus Babinrohis Pusat, 2004.
Solikhin, Muhammad. Keajaiban Haji dan Umrah Mengungkap
Kedahsyatan Pesona Ka’bah dan Tanah Suci. Jakarta: Penerbit Erlangga
2013.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sugono, Dendi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2013.
Syafaat. dkk. Pembinaan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan
Remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008.
Sylviayahah, Selly “Pembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar (Studi
deskriptif pada sekolah dasar islam terpadu Nur Al-rahman)”, Jurnal
Tarbawi, Vol. 1 No. 3. September, 2012.
Tangdilintin, Phiplips. Pembinaan Generasi Muda Dengan Proses Manejerial
Vosram. Yogyakarta: KANSIUS, 2008.
Tania, Berlianty. “Aplikasi Pembelajaran “Mari Mengenal Waktu” Sebagai
Alternatif Pembelajaran Untuk Anak Kelas Satu Sekolah Dasar.” Skripsi
S1 Studi Teknik Informatika Universitas Widyatama Bandung, 2015.
Tisnawati, Ernie. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
cet. IV, 2009.
95
Toha, Miftah. Pembinaan Organisasi Proses diagnosa dan Intervensi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2003.
Widyani, Retno. Panduan Ibadah Haji dan Umrah. Cirebon: Swagati Press, 2010.
Wijaya, Tirta. “Manajemen Pembinaan Jamaah Haji pada KBIH (Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji) Ulul Albab Tanggerang”. Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Z, Zurnial. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri,
2008.
Zubaedi. “Analisis Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia”.
Manhaj, Vol. 4, Nomor 3, September – Desember 2016.
Zuhdi, Muhammad Najmuddin. 125 Masalah Haji. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2008.
Sumber Internet:
https://haji.kemenag.go.id Diakses pada tanggal 02 Juni 2016.
www.ihram.co.id diakses pada tanggal 06 Juni 2017.
www.jurnalhajiumroh.com diakses pada tanggal 06 Juni 2017.
www.pelajaran.co.id/2016/26/pengertian-aplikasi-dan-klasifikasi-menurut-para-
ahli-lengkap.html diakses pada tanggal 10 Agustus 2017 Pukul 15.50
WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 4
BUKTI WAWANCARA
Narasumber : H. ZAKARIA ANSHORI, S.Ag
Jabatan : Kasi Bina PPIU
Hari, tanggal : Rabu, 31 Mei 2017
Waktu : 12.00 – 12.32 WIB
Tempat : Kantor Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Poin wawancara :
1. T : Apa yang dimaksud dengan Aplikasi Umrah Cerdas?
J : Aplikasi “Umrah Cerdas” adalah sebuah aplikasi dalam
handphone android yang digunakan dalam pembinaan jamaah
umrah, yaitu meliputi alat bantu dalam bentuk aplikasi yang
dihadirkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah (Dirjen PHU) dalam membina jamaah umrah seperti:
aplikasi tersebut menjadi pembawa pesan dari jamaah ke penerima
pesan (petugas teknis aplikasi umrah cerdas) itu ada dimenu
pengaduan, sebagai penyaji informasi, sebagai pemberi materi,
mengenai doa manasik umrah dan hal-hal yang berkaitan dengan
proses perjalanan ibadah umrah yang bisa mewakili Ditjen PHU
dan PPIU dalam memberikan informasi umrah seputar kebijakan
yang diberikan oleh pemerintah kepada jamaah umrah. Peran dari
aplikasi tersebut sangat membantu jamaah umrah dalam menerima
informasi terkait perjalanan umrah dan menghindari permasalahan
umrah yang sering terjadi disekitaran masyarakat terkait jamaah
umrah yang gagal berangakat.
2. T : Bagaimana Latar Belakang dihadirkannya Aplikasi Umrah
Cerdas ?
J : Latar Belakang dihadirkannya umrah cerdas karena melihat kasus
yang sering terjadi adalah penipuan terhadap jamaah umrah dan
terlantarnya jamaah umrah, sebagai upaya pembinaan yang
diberikan oleh Ditjen PHU maka dihadirkannya aplikasi umrah
cerdas. Agar masyarakat Indonesia khususnya tidak tertipu lagi
dengan travel yang tidak berizin, karena pada menu aplikasi umrah
cerdas terdapat menu penyelenggara yang fungsinya untuk
mengetahui nama-nama travel yang berizin. Disisi lain karena,
melihat fungsi dari teknologi yang kini kian canggih maka Ditjen
PHU perlu membuat aplikasi yang bisa di unduh dengan mudah
dan tidak terbatas oleh waktu dan ruang dalam berkordinasi dengan
masyarakat langsung khususnya jamaah umrah.
3. T : Apa yang membedakan Aplikasi Umrah Cerdas dan SIMPU ?
J : Aplikasi umrah cerdas dengan SIMPU itu berbeda tetapi saling
keterkaitan. Aplikasi umrah cerdas itu dihadirkan untuk jamaah
umrah atau masyarakat luas tetapi kalau SIMPU itu khusus PPIU
dalam melaporkan Laporan Rancangan Perjalanan Umrah (LRPU)
yang kemudian nanti terkoneksi langsung didalam aplikasi umrah
cerdas. Dengan begitu jamaah umrah yang sudah mendaftarkan diri
ke PPIU bisa mengecek langsung pada aplikasi umrah cerdas di
menu keberangkatan. Jika nama jamaah umrah yang sudah
mendaftakan diri ke PPIU tetapi tidak terdeteksi namanya
diaplikasi umrah cerdas, bisa ditanyakan langsung ke pihak PPIU.
Mengetahui,
(H. ZAKARIA ANSHORI, S.Ag)
Lampiran 5
BUKTI WAWANCARA
Narasumber : H. ZAKARIA ANSHORI, S.Ag
Jabatan : Kasi Bina PPIU
Hari, tanggal : Kamis, 20 Juli 2017
Waktu : 13.00 – 14.05 WIB
Tempat : Kantor Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Point wawancara :
1. T : Kenapa namanya umrah cerdas ?
J : Berharap masyarakat yang mengggunakan aplikasi tersebut
menjadi jamaah umrah yang cerdas sesuai dengan nama aplikasi
tersebut, jadi setelah menggunakan aplikasi umrah cerdas
masyarakat lebih cerdas setelah mengetahui dan mampu
mengoperasikan aplikasi tersebut.
2. T : Aplikasi umrah cerdas dihadirkan sebagai bentuk apa ?
J : Sebagai bentuk pembinaan, karena pembinaan yang diberikan
sebelumnya dari Ditjen PHU berupa informasi melalui media
massa, melalui informasi dari jajaran instansi kepemerintahan dan
dari PPIU saja. Sedangkan awal dari proses perjalanan ibadah
umrah yaitu melalui proses pendaftaran pada PPIU yang berizin
dan untuk mengetahui PPIU yang berizin harus melalui info yang
akurat dan teruptodate. Disinilah aplikasi umrah cerdas menjawab
dari permasalahan informasi mengenai nama-nama PPIU yang
berizin dan teruptodate.
3. T : Bagi Pemerintah apa tujuan dari dihadirkannya aplikasi umrah
cerdas?
J : Secara garis besar tujuannya untuk mengurangi dan
menghilangkan kasus penipuan yang sering terjadi pada jamaah
umrah.
4. T : Bagaimana pembinaan jamaah umrah yang diberikan oleh
PPIU?
J : Semua ketentuannya sudah diatur dalam Peraturan Menteri
Agama Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Ibadah
Umrah.
5. T :Bagaimana pemerintah menyosialisasikan aplikasi umrah cerdas
kepada masyarakat?
J : Menyosialisikannya dengan cara bekerjasama dengan media
massa untuk dipublikasikan kepada masyarakat, melalui PPIU, dan
melalui acara-acara seminar yang berhubungan dengan masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga menyosialisasikan terhadap 5 pasti
umrah yaitu pastikan travelnya berizin, pastikan penerbangan dan
jadwal keberangkatan, pastikan program layananannya, pastikan
hotelnya, dan pastikan hotelnya.
6. T : Bagaimana sistem waktu dan tempat pembinaan jamaah umrah ?
J : Jika menggunakan media massa maka informasi mengenai
ibadah umrah dan pelaksanaannya yang diberikan oleh jajaran
pemerintah, hal tersebut bisa kapan saja didapati di kantor
pemerintahan seperti kantor KUA, kecamatan ataupun Kemenag
Provinsi. Jika melalui seminar, maka informasi atau pembinaan
jamaah bisa didapati dari para narasumber yang diadakan oleh
instansi kepemerintahan atau diadakan oleh pihak ke tiga. Jika
menggunakan aplikasi umrah cerdas, melalui alat bantu
Handphone dan komputer bisa kapan saja dan dimana saja.
Mengetahui,
(H. ZAKARIA ANSHORI, S.Ag)
Lampiran 6
BUKTI WAWANCARA
Narasumber : Muhammad Risky
Jabatan : IT Aplikasi Umrah Cerdas
Hari, tanggal : Senin, 20 Juli 2017
Waktu : 13.00 – 13.30 WIB
Tempat : Kantor Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Point wawancara :
1. T : Jelaskan Fungsi dari menu-menu yang ada di aplikasi umrah cerdas ?
J : Fungsi menu keberangkatan yaitu untuk mengetahui data jamaah umrah
dalam pemberangkatan seperti: tanggal pemberangkatan, kode registrasi,
nama travel, provider visa, nama-nama hotel di Makkah dan Madinah serta
status keberangkatan. Menu Penyelenggara yaitu untuk mengetahui nama-
nama travel yang berizin. Menu Pengaduan yaitu untuk memberikan
laporan jamaah umrah kepada pihak Kementerian Agama terhadap PPIU
yang diikutinya tidak sesuai PMA Nomor 18 Tahun 2015. Menu Peta yaitu
untuk mengetahui posisi jamaah ada dimana. Menu doa manasik yatiu
do’a-do’a Thawaf, Sa’i dan Tahallul dengan metode audio. Menu regulasi
yaitu untuk mengetahui regulasi undang-undang yang berkaitan dengan
penyelenggaraan umrah. Info kesehatan yaitu berisi informasi tentang
kesehatan selama di tanah air, diperjalanan dan di Arab Saudi. Menu info
lainnya yaitu berisi tentang kontak pelayanan Center Umrah Kntor Urusan
Haji Jeddah. Menu login yaitu khusus PPIU dan Kementerian Agama yang
terkait.
2. T : Adakah Informasi terkait perjalanan umrah menggunakan media sosial
selain Aplikasi Umrah Cerdas ?
J : Ada yaitu melalui web kemenag seperti haji.kemenag.go.id. Di web
kemenag terdapat kontak layanan Ditjen PHU, nama-nama penyelenggara
umrah, dan informasi yang berkaitan dengan umrah.
3. T : Apa perbedaan web haji.kemenag.go.id dengan aplikasi umrah cerdas ?
J : Perbedaannya terletak pada layanan yang disediakan dari masing-masing
web dan aplikasi umrah cerdas. Walaupun di web dan diaplikasi sama-
sama menyediakan daftar nama-nama umrah, memberikan informasi
mengenai perjalanan umrah dan terdapat kontak layanan dari Kemenag
Pusat, tetapi lebih jelas dan mudah dalam mekanisme penggunaan pada
aplikasi umrah cerdas yang sudah menjadi satu didalam aplikasi tersebut.
4. T : Apa saja sarana dan prasarana dalam mengelola aplikasi umrah cerdas?
J : Sarananya berupa Komputer, VPS (Virtual Private Server) untuk
menjaga kestabila listrik dan keamanan yang lebih terjamin, koneksi dan
handphone, sedangkan prasarana aplikasi umrah cerdas meliputi ruang
kerja dan gedung.
5. T : Apa saja materi yang biasa disampaikan oleh saat pembinaan kepada
jamaah umrah dan materi yang terdapat di aplikasi umrah cerdas?
J : Informasi mengenai daftar nama travel berizin, Informasi mengenai
regulasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan umrah, Informasi
mengenai kesehatan selama di Indonesia dan Arab Saudi, pengaduan
jamaah yang datang langsung ke Kemanag atau melapor ke kontak
kemenag pusat yang ada di website www.haji.kemenag.go.id, regulasi
tentang MoU antara Ditjen PHU dan Kepolisian tentang pengawasan dan
penindakan bagi biro perjalanan umrah yang melanggar hukum, informasi
5 pasti umrah, Kementerian Agama menjadi anggota Satuan Tugas
Waspada Investasi. Tetapi yang belum ada pada aplikasi umrah cerdas
mengenai isi dari 5 pasti umrah saja.
Mengetahui,
(Muhammad Risky)
Lampiran 7
BUKTI WAWANCARA
Narasumber : Muhammad Risky
Jabatan : IT Aplikasi Umrah Cerdas
Hari, tanggal : Senin, 14 Agustus 2017
Waktu : 15.09 – 17.00 WIB
Tempat : Via WhatsApp
Point Wawancara:
1. T : Diktorat apa yang mengelola aplikasi umrah cerdas?
J : Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus bagian Subdiktorat Perizinan,
Akreditasi dan Bina Penyelenggara Ibadah Umrah (PPIU)
2. T : Pada Menu Keberangkatan terdapat kode registrasi, itu kode registrasi
yang dimaksud apa ?
J : Kode registrasinya Automatis Generate dari sistem, maksudnya ketika
PPIU melaporkan jumlah jamaah umrah yang berangkat melalui SIMPU
maka otomatis mendapatkan kode registrasi dari SIMPU itu sendiri.
Setiap kali pelaporan perjalanan umrah, PPIU akan mendapat satu kode
registrasi dari SIMPU.
3. T : Kapan, dimana dan siapa yang meresmikan Aplikasi Umrah Cerdas ?
J : Aplikasi umrah di resmikan pada tanggal 2 Desember 2016 di Hotel
Panghegar Bandung Oleh Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan
Umrah dan disaksikan oleh berbagai media massa serta jajaran
Kementerian Agama RI. Bisa juga dilihat di
http://haji.kemenag.go.id/v3/content/kemenag-luncurkan-simpu-dan-
aplikasi-umrah-cerdas.
4. T : Bagaimana prosedur dalam penggunaan aplikasi umrah cerdas ?
J : masyarakat Indonesia bisa mendownload aplikasi “umrah cerdas” di
Play Store dengan menggunakan handphone android, Calon jamaah
mendaftarkan diri ke Penyelenggara Perjalanan Ibadah umrah (PPIU) yang
sudah dipilih dan PPIU tersebut telah terdaftar di aplikasi umrah cerdas,
PPIU melaporkan Laporan Rencana Perjalan Umrah (LRPU) ke
Kementerian Agama melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Perjalanan Umrah (SIMPU) yang kemudian SIMPU langsung terkoneksi
ke aplikasi umrah cerdas, didalam aplikasi umrah cerdas jamaah bisa
mengecek langsung di menu keberangkatan., apabila nama jamaah yang
sudah mendaftar tidak terdapat di menu keberangkatan, hal tersebut
diharapkan jamaah menanyakan kepada PPIU yang telah dipilih, pada hari
keberangkatan dan kepulangan jamaah umrah PPIU wajib melaporkan
Perjalanan Ibadah Umrah ke Kemenag melalui aplikasi SIMPU yang akan
terdeteksi di aplikasi umrah cerdas dan kemudian jamaah bisa
mengeceknya melalui aplikasi tersebut.
Mengetahui,
(Muhammad Risky)
Lampiran 8
Struktur Organisasi Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus
Lampiran 9
Struktur Organisasi Ditjen PHU
Lampiran 10
PMA Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah
Umrah
Lampiran 11
Foto Saat Wawancara Berlangsung
Lampiran 12
Gambar Perbedaan LRPU dan Daftar Nama-nama Travel Manual dengan
Aplikasi Umrah Cerdas
Lampiran 13
Gambar Perbedaan LRPU dan Daftar Nama-nama Travel Manual dengan
Aplikasi Umrah Cerdas