peranan auksin terhadap perakaran stek

Upload: ilallanggurun

Post on 16-Oct-2015

276 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PERANAN AUKSIN TERHADAP PERAKARAN STEK

Oleh :Nama: Korrie SalsabilaNIM: BIJ011108Rombongan : VIIIKelompok: 1Asisten: Heti Sartika Sari

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2013I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAuksin merupakan hormon tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Auksin dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin bersifat memacu perkembangan meristem akar adventif, sehingga digunakan sebagai zat perangsang tumbuh akar pada stek tanaman. Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung batang dan akar. Auksin juga berfungsi dalam pembentukan bunga, pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung (Lakitan, 1996).Asam indol-3 asetat (IAA) diidentifikasi pada tahun 1934 sebagai senyawa alami yang menunjukkan aktivitas auksin dan dapat mendorong pembentukan akar adventif. IAA sintetik juga telah terbukti mendorong pertumbuhan akar adventif. Asam indol butirat (IBA) dan asam naptalen asetat (NAA) juga ditemukan pada era yang sama dan mempunyai efek yang sama dengan IAA. Zat-zat ini ternyata mampu menginisiasi sel untuk membentuk akar. Pembentukan akar tergantung pada tersedianya auksin di dalam tanaman ditambah pemacu auksin (Rooting Co-factors) yang secara bersama-sama mengatur sintesis RNA untuk membentuk primordia akar (Wattimena, 1988).Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman apel (Pyrus malus) membentuk primordia akar liar pada batangnya dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Daerah tersebut mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan pada batang tanpa pembentukan primordial, mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Salisbury dan Ross 1995).Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Stek banyak digunakan karena lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan lebih cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, hal ini dapat terjadi apabila akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Salisbury dan Ross, 1995). Penambahan zat pengatur tumbuh pada stek diharapkan meningkatkan kemampuan berakar dan persentase hidup stek (Supriyanto dan Prakasa, 2011).

B. TujuanTujuan praktikum acara stek adalah mengetahui pengaruh berbagai konsenterasi zat pengatur tumbuh IAA dan NAA serta akuades.

II. MATERI DAN METODEA. MateriBahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah zat pengatur tumbuh NAA dengan konsenterasi 50 ppm, IAA dengan konsenterasi 0 ppm, kapas dan batang puring (Codiaeum variegatum) dengan panjang 15 cm dan diameter 3 cm.Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan analitik, erlenmeyer, batang pengaduk dan botol untuk menanam stek.

B. Metode1. Batang puring dengan panjang 15 cm dan diameter 3 cm direndam selama 10 menit pada larutan IAA dengan konsenterasi 50 ppm.2. Batang puring dimasukkan larutan NAA dengan konsenterasi 50 ppm dalam botol dan disanggah dengan kapas agar tidak goyang. 3. Batang puring dibiarkan tumbuh selama 3 minggu dan diamati jumlah akar dan panjang akar terpanjang.

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTabel 1. anova jumlah akarSRdBJKKTFhitungF Table

0.050.01

Perlakuan510.00000021.7142857ns3.115.06

Galat1214.0000001

Total1724.000000

Tabel 2. anova panjang akarSRdBJKKTFhitungF Table

0.050.01

Perlakuan41.0666670.2666674*3.115.06

Galat100.6666670.066667

Total141.733333

Tabel 3. UJI BNJ panjang akarKontrolIAA-50IAA-100NAA-50NAA-100

Rataan 0.00000.00000.00000.66670.0000

Kontrol0.00000.000

IAA-500.00000.000ns0.000

IAA-1000.00000.000ns0.000ns0.000

NAA-500.66670.667ns0.667ns0.667ns0.000

NAA-1000.00000.000ns0.000ns0.000ns0.667ns0.000

Gambar 5. Stek 50 ppm 2 mingguGambar 4. Stek Kontrol 2 mingguGambar 3. Stek 50 ppm 1 mingguGambar 2. Stek Kontrol 1 mingguGambar 1. Stek Kontrol dan 50 ppm 0 minggu

B. Pembahasan

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Stek banyak digunakan karena lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan lebih cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, hal ini dapat terjadi apabila akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Salisbury dan Ross, 1995). Penambahan zat pengatur tumbuh pada stek diharapkan meningkatkan kemampuan berakar dan persentase hidup stek (Supriyanto dan Prakasa, 2011).Stek batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman buah. Kriteria tanaman yang akan diperbanyak secara stek batang adalah harus memiliki kambium batang, cabang atau ranting yang ideal untuk bahan stek harus memenuhi tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dengan umur tanaman sekitar 1 tahun, batangnya berwarna kehijaun, sehat (bebas dari hama dan penyakit), subur, dan diameter bahan stek yang cukup. Stek harus memiliki cukup bakal tunas (Lakitan, 1996).Menurut bentuknya, setek dapat dibedakan menjadibeberapa bagian antara lain adalah stek akar, stek daun, stek batang, stek umbi dan stek pucuk(Wudianto, 2002). Perbanyakan secara stek akan diperoleh tanaman yang baru yang sifatnya seperti induknya. Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai dapat menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga dan buah (Wudianto, 2002). Stek akar banyak yang digunakan pada tanaman perkebunan. Bagian akar yang diambil adalah cabang akar yang tidak jauh dari akar tunggang dan berasal dari tanaman yang berdaun banyak. Hal ini dimaksudkan agar akar yang digunakan mempunyai karbohidrat, protein dan lemak sebagai cadangan makanan dari hasil fotosintesis dan sebagai sumber energi untukpembentuk akar baru (Harahap, 1972).Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman, disebut juga dengan stek cabang. Umumnya tanaman yang dikembangbiakan dengan stek batang adalah tanaman berkayu (Wudianto 2002). Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur kurang lebih satu tahun. Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik untuk distek karena sulit untuk membentuk akarsehingga memerlukan waktu lama, sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat sehingga stek menjadi lemah dan akhirnya mati (Moko, 2004).Stek daun adalah pembiakan dengan pematangan sehelai daun dari tanaman induknya dengan maksud mengusahakan perakaran dari bagian daun tersebut. Stek daun banyak diterapakan pada tanaman hias sukulen, daun lebal berdaging dan kandungan airnya juga tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus telah cukup umurnya dan mempunyai karbohidrat yang tinggi dan harus hijau (Wattiemena, 1988). Perbanyakan dengan stek daun yaitu menggunakan sehelai daun yang lengkap dengan tangkainya, sedangkan pada tanaman lain seperti begonia diperbanyak dengan helai daun tanpa tangkai tanaman yang mempunyai daun berukuran besar, yaitu panjang lebih dari 10 cm, Stek daun dapat dilakukn dengan memotong daunnya secara horizontal menjadi bagian-bagian (Harahap, 1972). Codiaeum variegatum, umumnya dikenal sebagai Puring atau disebut Joseph's Coat, termasuk ke dalam familia Euphorbiaceae. Puring merupakan salah satu tanaman hias yang paling populer karena warna daun jelas dan daun memiliki bentuk yang bervariasi. Puring berwarna-warni dan memiliki daun yang mengkilap. Puring memiliki berbagai variasi daun, sehingga salah satu tanaman paling populer di India. Puring dapat mencapai tinggi hingga 6 m, tetapi biasanya hanya 60-90 cm dan tumbuh baik di daerah yang memiliki iklim lembab. Terdapat lebih dari 200 jenis puring ada di dunia, tersedia dalam ukuran, bentuk dan pola warna daun yang berbeda. Puring dapat diperbanyak dengan berbagai metode seperti stek, okulasi, dengan biji dan pelapisan udara. Melalui stek pucuk, induk tanaman dapat menghasilkan hanya 20 tanaman per tahun. Proses ini lambat dalam menanggapi tingginya permintaan terhadap tanaman ini, sehingga dikembangkan cara lain yang lebih efektif untuk memperbanyak tanaman. Misalnya melalui mikropropagasin (Sana et al., 2012). Menurut Harahap (1972), pembiakan vegetatif secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu, Allovegetative propagation merupakan pembiakan vegetatif pada dua jenis genotip yang berbeda seperti pada sambungan dan okulasi. Selain itu Autovegetative propagation, yaitu pembiakan vegetatif dari genotip yang sama seperti pada cangkok dan stek.Stek dan cangkok diusahakan agar terbentuk akar adventif pada pangkal stek dan bidang cangkok, sedangkan pada penyambungan atau okulasi tidak diperlukan terbentuknya akar adventif namun memiliki tanaman baru hasil dari menggabungkan sifat tanaman yang dikehendaki (Moko, 2004). Stek dapat dibedakan berdasarkan bagian tanaman yang dijadikan bahan stek, yaitu stek akar, stek batang, stek pucuk, stek umbi dan sebagainya. Stek yang dilakukan pada bagian atas tanaman disebut stek pucuk dan stek batang, bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem perakaran baru. Sementara stek yang dilakukan pada bagian bawah tanaman seperti stek akar, bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem bagian atas tanaman. Stek daun bertujuan pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman (Hartmann dan Ketser, 1983). Menurut Prakasa (2011) faktor keberhasilan stek terdiri dari faktor internal dan faktor ekstrenal. Faktor internal terdiri dari beberapa faktor, yaitu :(1) Jenis tanamanJenis tanaman berpengaruh terhadap kemampuan stek menghasilkan akar dan tunas baru Proses perakaran pada stek tergantung dari spesies. Ada spesies yang mudah berakar cukup dengan air saja, tetapi banyak pula yang sulit berakar walaupun dengan perlakuan yang khusus.(2) Bahan stekKandungan nutrisi di bahan stek harus cukup, terutama persediaan karbohidrat dan nitrogen sangat mempengaruhi perkembangan akar dan tunas stek. Daun muda dan tunas aktif dapat berperan mendorong inisiasiakar (3) Ketersediaan airKehilangan air akibat pemisahan bahan stek dengan pohon induk dapat diatasi dengan memaksimalkan kelembaban udara di lingkungan sekitar bahan tanaman, misalnya peletakan bahan stek di bawah sungkup, pengurangan dan pengendalian suhu seperti memberikan naungan yang cukup terhadap sinar matahari dan pengurangan permukaan transpirasi dengan cara memotong daundaun stek, serta menutup ujung-ujung daun dengan lilin Perbedaan tekanan uap daun dan udara pada stek harus dijaga serendah mungkin agar pembentukan akar berlangsung dengan optimal.(4) Hormon endogenHormon endogen hanya diproduksi oleh bagian-bagian tertentu tanaman. Apabila pada suatu tanaman dilakukan stek, maka suplai hormon dari induk akan terputus. Keberadaan hormon endogen terutama auksin diperlukan dalam pembentukan akar dan pembelahan sel lainnya. Jika kandungan hormon endogen mencukupi, maka hormon eksogen tidak perlu diberikan.

(5) Umur dan tipe bahan stekKemampuan membentuk akar dari stek dipengaruhi umur bahan stek yang bergantung pada umur pohon induk. Stek dari tanaman yang lebih muda akan lebih mudah berakar dibanding dengan tanaman yang lebih tua. Namun, apabila stek tersebut terlalu muda dan lunak, maka proses transpirasi menjadi sangat cepat dan akhirnya stek menjadi kering dan mati. Semakin tua jaringan tanaman, maka semakin menurun kemampuan untuk berakar pada banyak jenis tanaman. (6) Kehadiran virus penyakitKehadiran virus penyakit mampu menghambat dan mengurangi persentase berakar dan jumlah akar yang dibentuk. Saat pengambilan bahan stek, pohon induk arus dalam keadaan sehat dan tidak sedang bertunas agar pertumbuhan stek menjadi tidak terhambat (mati atau merana). Faktor eksternal terdiri dari beberapa faktor, yaitu : (1) SuhuSuhu udara yang tepat untuk merangsang pembentukan akar primordial untuk setiap jenis tanaman berbeda- beda. Kisaran suhu lingkungan yang baik untuk merangsang pembentukan akar adalah 21 - 27 C (70 80 F). Umumnya suhu yang optimum digunakan adalah 29C, sedangkan suhu media sekitar 24C, karena pada kisaran suhu tersebut terjadi pembagian sel dalam daerah perakaran yang distimulir. Suhu rendah mampu membantu terbentuknya jaringan kalus dan suhu yang tinggi dapat membantu pertumbuhan akar. (2) Kelembaban udaraKelembaban udara yang tinggi akan menghambat laju evapotranspirasi stek, mencegah stek dari kekeringan dan kematian sebelum stek mampu membentuk akar. Kelembaban di dalam media stek harus tinggi dan dipertahankan mendekati 90 % agar tidak terjadi transpirasi yang besar pada stek. (3) Intensitas cahayaCahaya berfungsi untuk pembentukan auksin dan karbohidrat (proses fotosintesis). Namun, cahaya yang diperlukan untuk proses sintesis stek dapat meningkatkan perbedaan tekanan uap air dan udara. Apabila kebutuhan cahaya telah mencukupi, cahaya dapat berpengaruh menghambat pembentukan akar. Stek yang diberi perlindungan akan berakar lebih banyak daripada stek yang menerima cahaya matahari langsung.

(4) Media perakaranLingkungan perakaran atau media tumbuh ideal adalah media yang dapat memberikan porositas yang cukup dengan kemampuan drainase yang baik, serta bebas dari hama penyakit, sedangkan pH yang baik adalah berkisar antara pH 7 (netral).(5) Teknik penyiapan stekPenyiapan bahan pada pembiakan vegetatif stek beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah perlakuan sebelum pengambilan stek, waktu pengambilan stek, pemotongan stek dan pelukaan, penggunaan dan pemberian zat pengatur tumbuh, serta kebersihan dan pemeliharaan). Hal ini terkait pada keberhasilan pertumbuhan akar stek dengan faktor mekanis.Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (< 1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaturan pertumbuhan ini dilakukan dengan cara pembentukan hormon-hormon yang sama, mempengaruhi sintesis hormon, perusakan translokasi atau dengan cara perubahan tempat pembentukan hormon. Konsentrasi auksin yang rendah dapat merangsang pembentukan akar adventif, namun pada konstrasi yang tinggi justru terjadi pembentukan kalus, sedangkan pembentukan akar gagal terjadi. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pemberian zat pengatur tumbuh tersebut antara lain adalah kondisi pohon induk seperti umur, kesuburan dan bagian stek yang diambil dan faktor dalam seperti rhizokalin dan zat makanan organik.Berdasarkan praktikum dan pengamatan didapatkan hasil bahwa pada jumlah akar F hitung lebih kecil dari F tabel, yaitu sebesar 1.7142857 untuk F hitung dan F tabel sebesar 3.11. Hal ini berarti NAA dan IAA tidak berpengaruh terhadap jumlah akar yang dihasil kan pada stek puring. Sedangkan pada panjang akar didapatkan hasil bahwa F hitung lebih besar daripada F tabel yaitu F hitung sebesar 4 dan F tabel 3.11. Ternyata NAA 50 ppm merupakan konsenterasi yang menyebabkan perpanjangan akar pada stek. Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa pemberian NAA dan IAA dapat meningkatkan pertumbuhan perakaran pada tumbuhan yang distek. NAA sebagai salah satu jenis auksin sintetis, dapat meningkatkan perakaran. Pertumbuhan perakaran menunjukkan pada pemberian zat pengatur tumbuh jenis NAA lebih menunjukkan adanya pertumbuhan perakaran yang lebih banyak dikarenakan NAA lebih efektif memberikan respon terhadap pertumbuhan akar daripada IAA atau auksin sintetis lain dengan adanya pertumbuhan akar lebih cepat dan lebih banyak. Pemberian auksin dengan konsentrasi 10-7 sampai 10-13 M mampu memacu pemanjangan akar pada banyak spesies. Konsentrasi IAA yang lebih tinggi (tapi masih cukup rendah antara 1-10 M) menyebabkan pertumbuhan akar terhambat (Hasanah et al., 2007).

IV. KESIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :1. Konsentrasi optimum yang membuat akar tumbuh pnjang dan jumlah akar meningkat adalah NAA 50 ppm karena zat pengatur tumbuh seperti IAA dan NAA ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, sedangkan akuades membantu melarutkan IAA dan NAA pada tanaman.

DAFTAR REFERENSI

Harahap, RMS. 1972. Percobaan Orientasi Vegetatif Beberapa Jenis Pohon. Lembaga Penelitian Hutan, Bogor.

Hartmann., H.T dan Kester., D.E. 1983. Plant Propagation Principle and Practise 4thEd. Prentice Hall International Inc, New York. Hasanah, F. N., dan Nintya S. 2007.Pembentukan Akar pada Stek Batang Nilam (Pogostemon cablin Benth.) setelah direndam IBA (Indol Butyric Acid) pada Konsentrasi Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 15(2):1-9.

Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Moko, H. 2004. Teknik Perbanyakan Tanaman Hutan Secara Vegetatif. Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Jakarta.

Prakasa, K.E. 2011. Pengaruh Pemberian Zpt (Rootone-F) Terhadap Pertumbuhan Stek Duabanga Moluccana, Blume. IPB Press, Bogor.

Salisbury., F.B dan Ross., C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press, Bandung.

Sana., S, Mathew., S dan R.S., Krishnapriya. 2012. Organogenesis and Somatic Embryogenesis in various Cultivars of Codiaeum Variegatum (L.). Global Advanced Research Journal of Biotechnology, 1(3) :40-47.

Supriyanto dan Prakasa., K.E. 2011. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Rootone-F Terhadap Pertumbuhan Stek Duabanga mollucana. Blume. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(1):59-65.

Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU IPB, Bogor.

Wudianto, R. 1996. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya, Bogor.