peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan...
TRANSCRIPT
PERANAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V C SD ISLAM
HARAPAN IBU JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Anisa Putri Utami
NIM 1112018300015
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H
i
ABSTRAK
Anisa Putri Utami (1112018300015). Peranan Reward untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan reward dan menganalisis
peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Jenis penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus
dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan
melalui empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V C yang berjumlah 18 siswa.
Metode pengumpulan data yaitu menggunakan lembar observasi, pedoman
wawancara, tes, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian dengan adanya peranan
reward membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran IPS, siswa
menjadi lebih termotivasi, senang, dan lebih percaya diri. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya hasil angket dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan sebesar
12.4% dimana pada awal pertemuan sebelum tindakan/pra tindakan hasil angket
sebesar 53.9% dan pada akhir pertemuan setelah tindakan hasil angket meningkat
menjadi 66.3%. Peningkatan juga terjadi pada tes hasil belajar. Peningkatan ini
terjadi pada siklus I dan siklus II. Siklus I pada pertemuan pertama dan kedua
hasil belajar siswa meningkat sebesar 25%, dimana pada pre-test siklus I hasil
belajar siswa mencapai angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa
mencapai angka 93,3%. Siklus II pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar
siswa meningkat sebesar 23,4%, dimana pada hasil pre-test siklus II adalah 74,4%
dan hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Hasil belajar ini juga diperkuat dengan
score perhitungan dengan menggunakan rumus N-gain, dimana pada siklus I hasil
perhitungan adalah sebesar 0.78 dan pada siklus II hasil perhitungan meningkat
menjadi 0.91. Hal ini menandakan bahwa terdapat peranan reward terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan.
Kata Kunci: Reward, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, IPS
ii
ABSTRACT
Anisa Putri Utami (1112018300015). The Role Of Rewards to Increase
Motivation and Learning Results Social Science In Class V C Harapan Ibu
Elementary School of South Jakarta, Department of Teacher Education
Madrasah Ibtidaiyah, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016.
This research aims to know the role of reward to enhance the role of analyzing the
motivation and learning outcomes of students in Social Science subjects in class V
C Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta. This type of research this is a
class action research (PTK) which was implemented in two cycles and each cycle
consists of two times. This research is carried out through four stages, namely (1)
planning, (2) action, (3) the implementation of the observations, and (4) reflection.
The subject was a class V C students amounted to 18 students. Method of data
collection that is using a sheet of observation, interview, test guidelines, the
question form, and documentation. Research results with the role of reward
making students become more active in Social Science learning, students become
more motivated, excited, and more confident. It can be seen from the increasing
results now from the beginning of the meeting until the end of the meeting of
12,4% where at the beginning of the meeting before the actions/pre-action
proceeds now amounting to 53.9% and at the end of the meeting after the action
result the now increased to 66.3%. The increase also occurred on the test results of
the study. This increase occurs on cycle I and cycle II. The cycle of I in the first
and second meetings of the learning outcomes of students increased by 25%,
which in pre-test cycle I student learning outcomes reach 68.3% and at post-test
cycle I student learning outcomes reach 93,3%. Cycle II on the first and second
meetings of the learning outcomes of students increased by 23,4%, where as on
the results of pre-test cycle II was 74,4% and the results of the post-test cycle II
was 97.8%. The results of this study also reinforced with the score calculation by
using the formula N-gain, where in the cycle I calculation result is of 0.78 and
cycle II calculation result increased to 0.91. This indicates that there is a role of
prizes towards motivation and learning outcomes of students in class V C
Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta.
Keywords: Reward, Motivation To Learn, The Results Of The Study, Social
Science
iii
KATA PENGANTAR
Puja puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi yang
berjudul, “Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS
di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan” dalam rangka menyelesaikan
studi S1 penulis.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik
penulis.
4. Takiddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah
membimbing, memberi masukan, ilmu, dan arahan yang amat
bermanfaat kepada penulis.
5. Drs. Mahmudi, selaku kepala sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan yang telah berbaik hati menerima dan memberi kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Islam Harapan
Ibu Jakarta Selatan.
6. Sujadi, S.Pd., selaku guru kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan yang selalu membantu, memberikan pesan, saran, dan arahan
yang amat bermanfaat kepada penulis.
iv
7. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Selatan yang telah melimpahkan ilmu dan jasanya
kepada penulis.
8. Seluruh guru dan staf SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan yang telah
menerima dan membantu penulis dengan baik.
9. Bapakku tersayang, Sardji, dan Ibuku tercinta, Sumarsih, selaku orang
tua penulis yang sangat penulis sayangi dan kagumi yang tidak henti-
hentinya bersabar, memberikan do’a, semangat, dan dukungannya
kepada penulis baik moril maupun materil.
10. Suprihatin dan Sidik Suparno, selaku Tante dan Om penulis yang
sudah penulis anggap sebagai orang tua penulis sendiri yang selalu
berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis.
11. Kakak-kakak kandung ku tercinta, Sapto Pratomo dan Prio Nugroho,
yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis
dengan semangat menyelesaikan skripsi.
12. Prames, Isti, dan Sarah selaku sahabat kecil yang selalu berdoa dan
memberikan dukungan untuk penulis.
13. Sahabat-sahabat SMP-ku Annisa Kardina Z. Lubis, Vicianti, Siti Hana,
Citra Handini, Dhian Nur Gitayana, Marrisa, dan Tessara Adellia yang
selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis.
14. Sahabat-sahabat SMA-ku Nurul, Dhea, Tiara, Fira, Sheilla, Shelvia,
Candy, Sarah, Ragil, Linda, Silvia, dan Dhena yang selalu berdoa dan
memberikan dukungan untuk penulis.
15. Sahabat SAJAK-ku, Saly, Astria, Jingga, dan Kiki yang selalu
membantu, berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis.
16. Ahmad Vihandri Putra Hasibuan, selaku yang selalu menyemangati,
berdoa, dan senantiasa membantu penulis pada saat sebelum dan
selama penulisan skripsi.
v
17. Teman-teman skripsi “BIMBINGAN SKRIPSI KITA”, yang
senantiasa selalu mengingatkan, membantu, dan memberikan semangat
kepada penulis.
18. Teman-teman PGMI 2012 yang senantiasa membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
19. Para siswa dan siswi kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
yang selama ini telah bersedia belajar bersama-sama dengan penulis.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan
penulis semoga skripsi ini bermanfaat.
Ciputat, 27 Juni 2016
Penulis
Anisa Putri Utami
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ..................................................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................................. 6
1. Hasil Belajar ............................................................................................. 6
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 6
b. Teori Belajar.......................................................................................... 7
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ............... 8
2. Motivasi Belajar ...................................................................................... 10
a. Pengertian Motivasi ............................................................................. 10
b. Teori-teori Motivasi ............................................................................ 12
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar ................................................................ 13
d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar .......................................................... 16
vii
3. IPS ........................................................................................................... 17
a. Pengertian IPS ..................................................................................... 17
b. Tujuan IPS ........................................................................................... 18
c. Ruang Lingkup .................................................................................... 18
4. Reward .................................................................................................... 18
a. Pengertian Reward .............................................................................. 18
b. Macam-macam Ganjaran .................................................................... 20
c. Syarat-syarat Ganjaran ........................................................................ 23
B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 24
C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 27
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................................. 27
C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 29
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................ 29
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................................... 29
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................................. 31
G. Data dan Sumber Data ............................................................................... 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 32
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
J. Teknik Pemerikasaan Keterpercayaan Keabsahan Data ............................. 34
K. Analisis Data dan Intervensi Data ............................................................. 35
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 37
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................................. 37
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ............................................................. 41
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 54
viii
B. Pembahasan Peranan Hadiah untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan .................. 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 72
A. Kesimpulan ................................................................................................ 72
B. Saran .......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point ........... 43
Gambar 4.2 Siswa memperhatikan soal dan menjawab pertanyaan pada
kegiatan TGT ................................................................................................. 43
Gambar 4.3 Peneliti memberikan hadiah kepada kelompok yang menang .. 44
Gambar 4.4 Suasana belajar di dalam kelas .................................................. 55
Gambar 4.5 Presentasi Perwakilan Kelompok .............................................. 56
Gambar 4.6 Nilai Presentasi Tiap Kelompok ............................................... 56
Gambar 4.7 Siswa Menyimpulkan Pelajaran ................................................ 57
Gambar 4.8 Peneliti Membagian Hadiah ...................................................... 57
Gambar 4.9 Suasana Belajar di Kelas ........................................................... 58
Gambar 4.10 Siswa Menunjuk Tangan ......................................................... 59
Gambar 4.11 Peneliti Memberikan Hadiah ................................................... 59
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
Tabel 3.2 Kriteria motivasi belajar siswa ................................................................ 36
Tabel 4.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................... 40
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus I ...................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus I ...................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I ..................................... 46
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I ..................................... 47
Tabel 4.6 Hasil Angket Pertama ............................................................................. 50
Tabel 4.7 Hasil Tes Belajar Siswa .......................................................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus II ..................................... 60
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus II ..................................... 61
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II .................................. 61
Tabel 4.11 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus II .................................. 62
Tabel 4.12 Hasil Angket Kedua .............................................................................. 64
Tabel 4.13 Hasil Angket ......................................................................................... 65
Tabel 4.14 Hasil Tes Belajar ................................................................................... 66
Tabel 4.15 Diagram Hasil Angket .......................................................................... 69
Tabel 4.16 Diagram Hasil Belajar ........................................................................... 70
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Rpp Siklus I Pertemuan I
Lampiran 2 Rpp Siklus I Pertemuan II
Lampiran 3 Rpp Siklus II Pertemuan I
Lampiran 4 Rpp Siklus II Pertemuan II
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Angket
Lampiran 6 Angket Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 7 Data Hasil Angket
Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes
Lampiran 9 Soal Tes Uji Coba
Lampiran 10 Hasil Perhitungan Instrumen Hasil Belajar Tes Dengan Anates
Lampiran 11 Soal Tes Siklus I Pertemuan I
Lampiran 12 Soal Tes Siklus I Pertemuan II
Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I
Lampiran 14 Soal Tes Siklus II Pertemuan I
Lampiran 15 Soal Tes Siklus II Pertemuan II
Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II
Lampiran 17 Data Nilai Hasil Belajar
Lampiran 18 Lembar Observasi Guru
Lampiran 19 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan I
Lampiran 20 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan II
Lampiran 21 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I
Lampiran 22 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan II
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa
Lampiran 24 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I
Lampiran 25 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II
Lampiran 26 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I
Lampiran 27 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II
Lampiran 28 Pedoman Wawancara Guru Dan Siswa
Lampiran 29 Hasil Wawancara Guru
xii
Lampiran 30 Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Lampiran 31 Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Lampiran 32 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 33 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 34 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah
Lampiran 36 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak bagi semua orang. Pendidikan juga
merupakan permasalahan utama yang terjadi di Indonesia. Masih banyak
anak-anak Indonesia yang belum mengenyam pendidikan padahal pendidikan
itu sangat penting dalam pembangunan bangsa Indonesia dan sumber daya
manusia di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan
sumber daya manusia yang berakhlak, berkualitas, mahir, dan harus memiliki
skill apalagi untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini. Untuk itu dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut adalah dengan
pendidikan.
Mendidik anak bukan lah hal yang mudah dan juga bukan hal yang
sulit untuk dilakukan. Dalam mendidik anak yang perlu diperhatikan adalah
cara mengajar dan situasi mengajar di dalam kelas. Belajar dengan cara yang
monoton akan membuat siswa/anak-anak mudah merasa bosan. Sedangkan
situasi belajar yang tidak efektif dan menyenangkan akan membuat siswa
menjadi enggan untuk belajar.
Belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar terlihat
dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut James O Whittaker,
belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman1
Belajar merupakan proses
daripada perkembangan hidup manusia.2 Perkembangan individu merupakan
suatu proses perubahan individu menuju ke arah yang lebih sempurna dan
tidak dapat diulang kembali. Sebagaimana dikatakan oleh Hurlock (1980)
bahwa manusia tidak statis atau mandek, karena perubahan-perubahan
senantiasa terjadi dalam dirinya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik
1 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h.
119 2 Ibid., h. 120
2
yang bersifat biologis atau psikologis.3 Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya
berkembang.4 Secara psikologi, belajar dapat diartikan suatu proses perubahan
yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.5
Belajar akan banyak melibatkan siswa dan guru. Belajar membutuhkan
suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Namun tidak hanya itu
saja, yang terpenting adalah pada proses belajarnya siswa harus memiliki rasa
semangat atau motivasi dalam diri siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan
sehingga fungsi motivasi adalah sebagai penggerak, pendorong, dan pengarahan
kegiatan-kegiatan siswa dalam belajar. Motivasi dalam belajar sangat diperlukan
karena jika tidak adanya motivasi dalam diri siswa, maka tidak ada kemauan atau
dorongan dari dalam diri siswa untuk semangat belajar. Dengan motivasi, siswa dapat
meningkatkan kemampuan, aktivitas, dan ketekunan dalam belajar. Siswa dengan
motivasi/semangat belajar yang tinggi maka hasil belajar nya otomatis akan
meningkat.
Namun berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dan berdasarkan
hasil observasi peneliti di kelas, diketahui bahwa masih ada guru yang
mengabaikan hal-hal kecil yang dapat meningkatkan minat dan semangat
belajar siswa. Pada saat pembelajaran IPS berlangsung, guru yang mengajar di
kelas kurang inisiatif dan tidak mengembangkan potensi dirinya dalam
menciptakan situasi dan kondisi belajar yang aktif dan kondusif. Guru hanya
menjelaskan, memerintahkan siswa untuk mencatat, dan memberikan tugas.
Siswa yang terlibat dalam pelajaran jadi mengantuk, pasif, jenuh, dan tidak
ada motivasi dalam belajar pada pelajaran IPS yang dipelajari. Guru yang
seharusnya dapat menciptakan suasana menyenangkan di kelas pada saat
belajar malah menjadi pemicu timbulnya kebosanan di dalam kelas.
3 Fadhilah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 5 4 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, op. cit., h. 120
5 Ibid., h. 121.
3
Guru tidak inisiatif dalam menciptakan pembelajaran yang lebih aktif
yang dapat memicu siswa semangat belajar. Terlihat pada saat pengamatan
penulis, siswa yang belajar hanya mengikuti perintah guru untuk menulis atau
mencatat, mengerjakan tugas, dan mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak
ada rasa keinginan untuk bertanya lebih dalam tentang materi apa yang sedang
dijelaskan. Motivasi belajar siswa terlihat sangat kurang yang menyebabkan
siswa kurang aktif saat belajar. Ada pula siswa yang tidak mendengarkan
penjelasan guru dan sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan
kualitas pada saat belajar. Adanya motivasi dalam belajar membuat suasana
kelas menjadi lebih aktif dan akan menimbulkan banyak hal positif pada saat
pembelajaran berlangsung. Siswa akan menjadi lebih aktif, antusias, dan tidak
bosan pada saat belajar. Motivasi siswa tersebut dapat dimunculkan oleh
beberapa faktor. Di dalam kelas, yang dapat memicu motivasi belajar siswa
diantaranya adalah guru. Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan banyak cara sehingga suasana kelas yang aktif dan yang diharapkan
dapat tercipta. Dapat dilihat dari penjelasan di atas terdapat persoalan yang
sangat menonjol yakni kurangnya motivasi siswa dalam melakukan kegiatan
belajar di kelas.
Banyak cara atau solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kembali semangat siswa-siswi yang semangat belajar dan hasil belajarnya
menurun, bahkan lebih semangat dari sebelumnya dan hasil belajarnya pun
meningkat. Salah satu solusi yang menurut peneliti paling tepat untuk
dilakukan yakni dengan guru memberikan siswa reward atau ganjaran.
Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan. Jadi, dengan sendirinya
maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak
dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan.6
Reward dianggap penting karena reward dapat memacu
6 Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya,
1995), h. 182
4
semangat belajar siswa, karena reward bersifat menyenangkan dan
menggembirakan.
Reward dapat berupa pujian, penghargaan, bintang, bahkan berupa
barang atau makanan yang dapat menyenangkan hati siswa. Reward membuat
siswa menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Siswa yang
termotivasi, maka otomatis hasil belajarnya pun juga akan meningkat.
Sehingga kondisi yang seharusnya yakni siswa semangat belajar, hasil belajar
siswa meningkat, fokus memperhatikan penjelasan dari guru, aktif mengikuti
kegiatan belajar mengajar, dan kondisi kelas yang menyenangkan pun dapat
terwujud.
Berdasarkan solusi di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Siswa mudah mengantuk dan bosan pada saat pelajaran IPS
berlangsung.
2. Gaya mengajar guru yang monoton.
3. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS.
4. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang rendah.
5. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada peranan reward untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, perumusan
masalah penelitian adalah: “Bagaimana peranan reward dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peranan reward dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar IPS siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka, manfaat yang dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah perlunya peranan
reward dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
meningkatkan keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini akan memberikan efek positif bagi siswa untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru agar lebih menyadari
peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Hasil dan Motivasi Belajar IPS
a. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.7
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang
kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, misalnya belajar.
Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui tingkat
kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala aspek
meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif), dan ranah
karsa (prestasi psikomotorik).8
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni
untuk bermacam-macam hal yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan
harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran
berlangsung, tes akhir caturwulan, atau indeks prestasi (IP).9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari
kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kecakapan atau
7 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
66 8 Syah (1997) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga
Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 94 9 Ibid., h. 94-95
7
keahlian yang dinyatakan dalam bentuk skor atau penilaian yang berfungsi
untuk mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa.
2) Teori Belajar
Para ahli ilmu jiwa, dalam usahanya memahami, menduga, dan
mengontrol tingkah laku, terutama pada manusia, telah menghasilkan
sejumlah teori belajar. Masing-masing teori saling berbeda dan akibat dari
perbedaan ini akan sangat berpengaruh terhadap praktek pendidikan.10
(1) Teori Disiplin Mental
Teori ini berakar dari teori pembelajaran menurut Plato dan
Aristoteles. Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa harus
didisiplinkan dan dilatih. Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki
kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan
pengembangan dari kekuatan, kemampuan, dan potensi-potensi tersebut.11
(2) Teori Behaviorisme
Pembelajaran behaviorisme bersifat molekular, artinya lebih
menekankan kepada elemen-elemen pembelajaran, memandang kehidupan
individu terdiri dari unsur-unsur seperti halnya molekul. Behaviorisme
merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti
kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar.
Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R). Menurut teori ini, dalam
belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Para ahli yang mengembangkan teori ini antara lain E.L.
Thorndike, Ivan Palov, B.F. Skinner, J.B. Watson, Clark Hull, dan Edwin
Guthrie. Konsep dasarnya, seperti yang dikembangkan oleh Thorndike dan
10 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
75 11
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 56
8
Watson, seorang behaviorisme murni, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus atau rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan
agar mendapatkan respon belajar dari objek penelitian.12
(3) Teori Kognitivisme
Banyak para ahli dan pemikir pendidikan yang kurang puas terhadap
ungkapan para behavioris bahwa belajar sekadar hubungan antara stimulus
dengan respon. Menurut mereka, perilaku seseorang selalu didasarkan oleh
kognitif, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana perilaku itu
terjadi. Istilah kognitif sendiri walau banyak dipopularkan oleh Piaget dengan
teori perkembangan kognitifnya, sebenarnya telah dikembangkan oleh
Wilhelm Wundt (Bapak Psikologi). Menurut Wundt, kognitif adalah sebuah
proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui
pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi
para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori.13
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Berbicara tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi
belajar, maka tidak bisa dilepaskan dari faktor yang mempengaruhi proses
belajar. Faktor yang mempengaruhi pencapaian akademik dibedakan menjadi
dua, yaitu: pertama, faktor internal atau faktor yang ada dalam diri siswa
seperti intelegensi, minat, sikap emosi, motivasi, dan kondisi fisik. Kedua,
faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat serta
media.14
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar seseorang, baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi
12
Ibid., h. 58 13
Ibid., h. 73 14
Gage dan Berliner (1999) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 96
9
dalam proses belajar individu, sehingga akan menentukan kualitas hasil
belajar individu tersebut.15
Pada tulisan ini lebih difokuskan pada faktor-faktor internal yang
mempengaruhi belajar yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek
fisiologis lebih bersifat jasmaniah sedangkan aspek psikologis bersifat
rohaniah. Aspek psikologis dapat berupa intelegensi, emosi, motivasi, minat,
dan sikap.
a) Aspek Fisiologis yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
(1) Keadaan Jasmani
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi tubuh yang sehat dan bugar akan membawa pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sedangkan, kondisi tubuh yang lemah, seperti gejala
kepala pusing, dapat menurunkan kualitas koginitif siswa serta akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Aspek Psikologis yang Mempengaruhi Proses dan Hasil
Belajar
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun,
di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih
esensial itu adalah tingkat kecerdasan/intelegensi, emosi, motivasi, bakat, dan
lain-lain. Pada pembahasan kali ini kita hanya akan membahas intelegensi dan
emosi.
(1) Kecerdasan/Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan/inteligensi (IQ) merupakan salah
15
Syah (2000) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha, op. cit., h. 96
10
satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa, semakin tinggi
kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar pula peluangnya
untuk suskes, dan sebaliknya. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan siswa
akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan
kepada peserta didik.16
(2) Emosi
Emosi berasal dari kata latin motere yaitu suatu kondisi tergerak untuk
berbuat sesuatu (a state of being moved and impuls to act). Emosi sebagai
suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu dan berfungsi sebagai
penyesuaian terhadap lingkungan dalam mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu.17
b. Motivasi Belajar
1) Pengertian Motivasi
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang
kemudian menjadi “motion”, yang artinya gerak atau dorongan untuk
bergerak. Sedangkan motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan
motif atau hal menjadi motif. Jadi motivasi adalah motif atau hal yang sudah
menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan terasa sangat mendesak.18
Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar.
Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi
belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya tidak atau kurang
berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan
intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara optimal adalah adanya
motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya.19
16 Ibid., h. 96 17
Crow and crow (1985) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 97 18 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
114 19
Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 99
11
Motivasi merupakan mesin yang menguasai dan mengarahkan perilaku
kunci dari mesin itu ada di tangan masing-masing individu. Pada situasi
sekolah misalnya: sebagian siswa dapat mengarahkan mesin itu sendiri dengan
sangat baik, sementara sebagian siswa yang lain membutuhkan bantuan orang
lain. Motivasi merupakan aspek penting dalam belajar.20
Menurut Wingkel, motivasi belajar sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.21
Meskipun para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya yang
berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, ialah bahwa
motivasi itu merupakan:
a) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy);
atau,
b) Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan
(preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak
(to move, motion, otive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tidak disadari.
Motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan:
a) Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik); dan
b) Datang dari lingkungan (ekstrinsik)22
Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua-duanya
dapat menjadi pendorong untuk belajar.23
Dengan demikian, motivasi adalah respons terhadap sesuatu berupa
rasa atau feeling yang dibarengi dengan adanya tujuan tertentu yang
teraplikasikan melalui perbuatan dan tindakan.
20
Ibid., h. 100 21
Ibid. 22
Abin Syamsuddin M., Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 37 23
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 86
12
2) Teori-teori Motivasi
Dalam usaha menjelaskan motivasi, para ahli ilmu jiwa telah
mengajukan berbagai teori, sesuai dengan aliran yang dianutnya. Teori-teori
yang dimaksud antara lain:
(1) Teori Insting (instink theory). Teori ini menganggap bahwa semua
pikiran dan tingkahlaku kita merupakan hasil dari insting yang dibawa
sejak lahir. Tokohnya adalah Willian McDougall (1871-1938).24
(2) Teori reduksi dorongan (drive reduction theory). Sejak tahun 1920-an,
teori insting telah diganti oleh konsep dorongan. Teori ini
mendasarkan motivasi pada kebutuhan-kebutuhan jasmaniah yang
menimbulkan keadaan ketegangan atau dorongan, kemudian
organisme berusaha mereduksi dorongan tersebut dengan melakukan
sesuatu guna memenuhi kebutuhan.25
(3) Teori insentif (incentive theory). Sejak tahun 1950-an, para ahli ilmu
jiwa mulai mempertanyakan teori reduksi dorongan di atas sebagai
penjelasan tentang semua jenis tingkahlaku. Nyatanya kegiatan
organisme tidak semata-mata didorong oleh dorongan-dorongan
internal, perangsang-perangsang eksternal, yang disebut insentif, juga
memainkan peran penting dalam menimbulkan tingkahlaku. Teori
insentif ini menekankan pentingan kondisi-kondisi eksternal sebagai
sumber motivasi. Insentif dapat menimbulkan tingkah laku dan juga
mengarahkannya.26
(4) Teori psikoanalitik (psychoanalytic theory). Teori ini dikemukakan
oleh Sigmun Freud (1836-1939), yang menurut anggapannya bahwa
semua tindakan kita ditentukan oleh kekuatan dan impuls dari dalam
yang sering bekerja pada suatu tingkat yang tak disadari. Freud
menganggap bahwa semua tingkahlaku berasal dari dua kelompok
insting yang belawanan, yakni insting untuk hidup dan insting untuk
24
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
117 25
Ibid. 26
Ibid.
13
mempertahankan kehidupan, yang mendorong individu ke arah yang
menghancurkan. Tenaga insting untuk hidup adalah libido, yang
terutama mengelilingi kegiatan-kegiatan sekseual. Insting untuk mati
dapat diarahkan ke dalam bentuk bunuh diri atau tingkahlaku lain yang
menghancurkan diri sendiri atau diarahkan keluar dalam bentuk agresi
terhadap orang lain. Oleh sebab itu, teori ini menekankan dua
dorongan dasar, yaitu sex dan agresi. Motif-motif ini timbul pada masa
bayi, namun kalau kedua orang tua melarang ekspresinya, berarti
mereka ditekan itu tetap aktif, sebagai motif yang tak disadari dan
mendapatkan ekspresinya dengan cara yang tak langsung atau
simbolik.27
(5) Teori belajar sosial (social learning theory). Teori ini menekankan
interaksi antara tingkahlaku dan lingkungan, dengan memusatkan pola-
pola tingkahlaku yang dikembangkan oleh individu untuk mengatasi
lingkungan bukan dipusatkan pada dorongan-dorongan insting.28
3) Jenis-jenis Motivasi Belajar
Para ahli ilmu jiwa telah mencoba mengelompokkan motif dalam
berbagai jenis, sesuai dengan sudut tinjauan nya masing-masing. Beberapa
diantaranya dapat dikemukakan di bawah ini.
(1) Menurut Woodworth dan Marquis, motif bisa dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
(a) Kebutuhan-kebutuhan organis (organic needs), yaitu motif-motif
yang didasarkan atas kebutuhan jasmaniah, yang meliputi
kebutuhan-kebutuhan untuk: makan, minum, bernafas, seksual,
berbuat, dan istirahat.
(b) Motif-motif darurat (emergency motives), yang meliputi motif-
motif untuk: melepaskan diri dari bahaya, melawan, berusaha,
mengejar, dan menangkap.
27
Ibid., h. 118 28
Ibid.
14
(c) Motif-motif obyektif (objective otives), yang mencakup motif-
motif untuk melakukan: manipulasi dan menaruh minat. Motif-
motif ini diarahkan untuk dapat berhubungan dengan dunia luar
secara efektif (sosial dan non sosial).29
(2) Pembagian lain yang didasarkan atas pembentukannya, motif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir, tanpa
dipelajari. Misalnya, motif-motif untuk: makan, minum, bekerja,
istirahat, sexual. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara biologis.
(b) Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbul karena
dipelajari. Misalnya, motif untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan. Motif untuk mengejar suatu kedudukan dalam
masyarakat. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara sosial atau dalam pergaulan.30
(3) Pembagian lainnya yang didasarkan atas fungsinya, maka motif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Motif-motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang baru berfungsi kalau
memperoleh rangsangan dari luar. Misalnya, siswa tekun belajar
guna menghindari hukuman, untuk memperoleh reward yang
dijanjikan, dan sebagainya. Dengan demikian, motif atau motivasi
ekstrinsik dalam kaitannya dengan belajar berasal dari luar diri si
pelajar.
(b) Motif-motif instrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tanpa
dirangsang dari luar. Jadi, dalam motif jenis ini telah ada kesadaran
akan kebutuhan dan berupaya untuk memenuhinya. Sekalipun
demikian, pada awal terbentuknya motif-motif intrinsik ini,
biasanya orang lain, orang tua, atau guru juga memegang peranan,
terutama dalam rangka menyadarkan atau menanamkan kesadaran
29
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
119 30
Ibid.
15
itu, hingga timbul minat dan perasaan senang akan kegiatan yang
akan dilakukan.31
Kemudian Sardiman mengatakan bahwa jenis motivasi itu sangat
bervariasi, yaitu:
(1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan,
dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk
beristirahat, dorongan seksual.
b. Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena
dipelajari. Contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan. Dorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat.32
(2) Woodworth dan Marquis mengklasifikasikan motivasi sebagaimana
dijelaskan oleh Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Menurutnya pembagian motivasi sebagai berikut:
(1) Motif atau kebutuhan organis. Misalnya: kebutuhan untuk minum,
makan, bernafas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk
beristirahat.
(2) Motif-motif darurat. Misalnya: dorongan untuk menyelamatkan
diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu.
Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
(3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapai dunia luar secara efektif.33
31 Ibid, h. 120 32 Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), cet. 10, h. 86 33
Ibid., h. 88
16
4) Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar. Hasil belajar akan
maksimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan
intensitas usaha dan hasil belajar. Sehubung dengan hal tersebut, ada tiga
fungsi motivasi yaitu:34
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yg
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Di samping itu ada juga fungsi-fungsi yang lain. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapai prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.35
Motivasi jelas memiliki pengaruh kepada tingkah laku seseorang. Ia
dapat menjadi pendorong, pemberi semngat untuk meraih sesuatu yang
diinginkan dan dicita-citakan, bisa juga jadi pemelihara agar seseorang tidak
mudah putus asa dan patah semangat, sehingga dengan gigih dan tekun terus
mengusahakan sesuatu yang diinginkan. Dengan motivasi kuat, maka akan
muncul mental kerja keras dan tidak mudah putus asa. Secara umum motivasi
yang dimilika manusia amat ditentukan oleh tiga determinan pokok, yaitu:
a) Determinan yang berasal dari lingkungan seperti kegaduhan, bahaya
lingkungan, desakan guru, dan lain-lain.
34
Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), cet. 10, h. 85 35
Ibid, h. 85
17
b) Determinan dari dalam diri individu seperti harapan atau cita-cita,
emosi, insting, keinginan, dan lain-lain.
c) Tujuan/insentif atau nilai-nilai suatu objek. Ia menyangkut faktor-
faktor yang berasal dari dalam individu seperti kepuasan kerja,
tanggung jawab, dan lain-lain. Atau dari luar individu seperti uang,
status, dan lain-lain.36
c. IPS
1) Pengertian IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran
di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan istilah ”Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain,
khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat.
Nama IPS yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan
istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.37
Kurikulum 1975 IPS sebagai salah satu nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran sosial lainnya. S. Nasution
mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian
kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi,
sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.38
36
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), h. 67 37
Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS (Jakarta: UPI PRESS, 2006), h. 3 38
Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Fakultas Imu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2014), h. 4
18
2) Tujuan IPS
Sama hanya dengan di tingkat SD/MI, mata pembelajaran IPS
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang harus dicapai sekurang-
kurangnya meliputi hal-hal berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di
tingkat lokasi nasional dan global.39
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu
sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan
peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.40
2. Reward
a. Pengertian Reward
Reward merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan terulang kembali perilaku tersebut. Reward
dapat dilakukan secara verbal ataupun non verbal dengan prinsip
kehangatan, keantusiasan dan kebermakanaan.41
Reward ialah respon
positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang
memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.42
39
Ibid., h. 8 40 Ibid., h. 6 41 Mulyasa, Menjadi Guru Profesioanal Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 77 42 Buchari Alma, Guru Profesional Menguassai Metode Dan Terampil Belajar,
19
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran
adalah hadiah (sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). Dari definisi ini
dapat dipahami bahwa ganjaran dalam Bahasa Indonesia bisa dipakai untuk
balasan yang baik maupun yang buruk. Sementara itu dalam Bahasa Arab
“ganjaran” diistilahkan dengan tsawab. Kata tsawab juga berarti pahala,
upah, dan balasan. Dalam Al Qur’an, khususnya ketika kitab suci ini
berbicara tentang apa yang akan diterima oleh seorang baik di dunia maupun
di akhirat dari amal perbuatannya.43
Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan. Ganjaran ialah sebagai alat
untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena
perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Ganjaran tidak boleh
menjadi bersifat sebagai upah.44
Pemberian reward tidak dilakukan ketika
anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik telah menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Dengan begitu anak didik dengan semangat yang
tinggi berusaha untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa reward merupakan sesuatu
yang diberikan kepada orang lain yang dapat menimbulkan rasa senang pada
si penerima dan dapat dijadikan alat pendidikan yang dapat meningkatkan
motivasi.
Dalam praktik pendidikan, pernah dilakukan eksperimen yang
bertujuan membandingkan antara reward dan punishment dalam
meningkatkan prestasi belajar. Eksperimen ini dimulai dengan menentukan
tiga kelompok yang akan diberi perlakuan pembelajaran dengan metode
berupa dibiarkan, diberi reward, dan diberi punishment. Pada awal
pembelajaran seluruh subjek mempunyai prestasi belajar yang relatif sama.
Setelah diberi perlakuan pada satu semester ternyata kelompok yang diberi
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 30 43 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Intermasa, 2002)
h. 127 44
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya,
1995), h. 182
20
punishment mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding
kelompok yang diberi reward, apalagi dengan kelompok yang dibiarkan.45
Hasil penelitian di atas, ternyata membuat penelitinya menjadi heran
karena hipotesis yang diajukan tidak sesuai dengan data empirik. Akhirnya,
untuk memahami lebih lanjut tentang keadaan ini, maka penelitian
dilanjutkan pada semester berikutnya. Hasil yang ditemukan ternyata
kelompok yang diberi perlakuan punishment memperoleh prestasi belajar
yang jauh lebih rendah dibanding dua kelompok lainnya dan kelompok yang
diberi reward memperoleh skor paling tinggi. Pertanyaannya, mengapa
reward lebih efektif dalam meningkatkan prestasi dibanding punishment?46
Secara etimologis bahasa Arab, reward (ganjaran) diistilahkan dengan
tsawab. Kata ini banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, khususnya ketika
membicarakan tentang apa yang akan diterima oleh seseorang, baik di dunia
maupun di akhirat dari amal perbuatannya. Seiring dengan hal ini, makna
yang dimaksud dengan kata tsawab dalam kaitannya dengan pendidikan
islam adalah pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik dari anak
didik. Dalam pembahasannya yang lebih luas, pengertian istilah reward dapat
diartikan sebagai, alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan
dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid dan sebagai
hadiah terhadap perilaku yang baik dari anak dalam proses pendidikan.47
b. Macam-macam Ganjaran
Untuk menentukan ganjaran macam apakah yang baik diberikan
kepada anak merupakan suatu hal yang sangat sulit. Ganjaran sebagai alat
pendidikan banyak sekali macamnya. Sebagai contoh beberapa macam
perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran bagi anak
didiknya:48
45
Amirulloh Syarbini dan Heri Gunawan, Mencetak Anak Hebat, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2014), h. 243 46
Ibid. 47
Ibid., h. 244 48
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya,
1995), h. 183
21
1) Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu
jawaban yang diberikan oleh sang anak.
2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti,
“Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. kalau kamu terus berlatih,
tentu akan lebih baik lagi.”
3) Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh, “Engkau akan
segera saya kasih soal lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini
rupa-rupanya agak terlalu baik kau kerjakan.”
4) Ganjaran yang ditunjukan pada seluruh kelas sering sangat perlu.
Misalnya, “Karena saya lihat kalian telah bekerja dengan baik dan
lekas selesai, sekarang saya (guru) akan mengisahkan sebuah cerita
yang bagus sekali.” Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga berupa
bernyanyi atau berdarmawisata.
5) Ganjaran dapat juga benda-benda yang menyenangkan dan berguna
bagi anak-anak. Misalnya pansil, buku tulis, gula-gula atau makanan
yang lain.
Berbagai teknik penggunaan reward yang diajarkan islam di antaranya
adalah:49
1) Dengan Ungkapan Kata (Pujian)
Penggunaan teknik ini dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika memuji
cucunya, al-Hasan dan al-Husein yang menunggangi punggungnya seraya
beliau berkata, “Sebaik-baik unta adalah unta kalian, dan sebaik-baik
penunggang adalah kalian.” Oleh karenanya orang tua diharapkan
mengikuti cara-cara dalam rangka memberi ganjaran atau pujian yang
akan bermanfaat dan lebih menarik perhatian. Ganjaran-ganjaran yang
diberikan dengan mudah terhadap suatu perbuatan akan menghilangkan
akibat-akibat yang tidak baik. Tetapi, kita pun memuji dengan sewajarnya
bila melihatnya berperilaku baik atau bersungguh-sungguh. Hal ini akan
49
Amirulloh Syarbini dan Heri Gunawan, Mencetak Anak Hebat, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2014), h. 246-250
22
mendorongnya untuk mencintai orang yang mendidiknya. Terbuka pula
pikirannya untuk terus belajar.
2) Dengan memberikan suatu materi
Memberikan materi selain untuk menunjukkan perasaan cinta, tetapi
juga dapat menarik cinta dari sang anak, terutama apabila hal itu tidak
diduga. Rasulullah telah mengajarkan hal tersebut dengan mengatakan,
“Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai.”
Memberikan sesuatu yang sifatnya materi kadang menjadi kemestian,
sebab anak termasuk pada usia remaja masih memiliki tabiat menyukai
hadiah. Anak yang rajin, berakhlak baik, melaksanakan kewajiban shalat
atau perbuatan baik lainnya, kemudian mendapat hadiah, akan merasa
gembira dan puas dengan apa yang didapatkannya.
3) Dengan memberikan senyuman atau tepukan
Senyuman merupakan sedekah sebagaimana dikatakan oleh
Rasulullah, “Senyumanmu terhadap saudaramu adalah sedekah.”
Senyuman sama sekali bukan sesuatu yang berat, tetapi meskipun tidak
berat ia mempunya pengaruh yang sangat kuat. Ketika berbicara dengan
anak-anak maupun dengan murid-murid hendaknya seorang ayah atau
seorang guru membagi senyuman dan pandangannya secara merata kepada
mereka semua, sehingga mereka mendengarkannya dengan perasaan cinta
dan kasih sayang serta tidak membenci pembicaraannya.
4) Dengan Doa
Semestinya pula kita mampu memberikan motivasi kepada anak kita
yang rajin melakukan suatu kebaikan dengan mendoakannya.
5) Menunjukkan Kebaikannya
Ketika anak mampu dengan baik mengerjakan perintah orang tua, rajin
menghafal pelajaran, atau rajin beribadah dan membaca Al-Qur’an, kita
selaku orang tua bisa menepuk bahunya untuk memotivasinya sambil
mengatakan, “Semoga Allah memberi berkah kepadamu!”
6) Menganggap diri kita bagian dari mereka
23
Bila kita ingin memberikan penghargaan pada anak-anak yang
memiliki kelebihan, bisa pula dengan menyatakan bahwa kita merupakan
bagian dari mereka. Ini akan menjadi penghargaan besar bagi mereka.
Rasulullah saw pernah bersabda, ”Seandainya bukan karena hijrah, tentu
aku akan menjadi salah seorang dari kaum Anshar.”(HR. Al-Bukhari)
c. Syarat-syarat Ganjaran
Kalau kita perhatikan apa yang telah diuraikan tentang maksud
ganjaran, bilamana dan siapa yang perlu mendapat ganjaran, serta ganjaran-
ganjaran macam apakah yang baik diberikan kepada seseorang, ternyata
bahwa memberi ganjaran bukanlah soal yang mudah. Ada beberapa syarat
yang perlu diperhatikan oleh pendidik:50
1) Untuk memberi ganjaran yang pedagogis, perlu sekali guru mengenal
betul-betul muridnya dan tau menghargai dengan tepat. Ganjaran dan
penghargaan yang salah dan tidak tepat, dapat membawa akibat yang
tidak diinginkan.
2) Ganjaran yang diberikan seorang anak janganlah hendaknya
menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak yang lain yang
merasa pekerjaannya juga lebih baik, tapi tidak mendapat ganjaran.
3) Memberi ganjaran hendaklah hemat. Terlalu kerap atau terus-menerus
memberi ganjaran dan penghargaan akan menjadi hilang arti ganjaran
itu sebagai alat pendidikan.
4) Janganlah memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dulu sebelum
anak-anak menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi ganjaran yang
diberikan kepada seluruh kelas. Ganjaran yang telah dijanjikan lebih
dahulu, hanyalah akan membuat anak-anak berburu-buru dalam
bekerja dan akan membawa kesukaran-kesukaran bagi beberapa orang
anak yang kurang pandai.
50
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya,
1995), h. 184
24
5) Pendidik harus berhati-hati memberi ganjaran, jangan sampai ganjaran
yang diberikan kepada anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih
payah yang telah dilakukannya.
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti
lakukan, diantaranya:
Pertama, Susi Andriani (2013) yang berjudul Penerapan Reward
Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran
IPS Kelas III A di MIN Tempel Ngaglik sleman. Dalam skripsi yang telah
dibuat Susi Andriani menunjukkan bahwa, dengan adanya reward siswa
menjadi senang dalam belajar, semangat menjawab pertanyaan dari guru, aktif
mengikuti pelajaran dan aktif mengikuti diskusi. Selain itu motivasi belajar
siswa dari hasil perhitungan angket dari pra tindakan mencapai presentase
67,85%, dalam siklus I mencapai 72,41%, sedangkan dalam siklus II
mencapai 77,31%. Hal tersebut mengalami peningkatan yang signifikan. Dari
pra tindakan yang telah dilakukannya menuju siklus pertama presentase
mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,56%. Sedangkan dari siklus I menuju
siklus II mengalami peningkatan 4,90%.
Kedua, Eko Harjono (2012) yang berjudul Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Pemberian Hadiah
Dan Hukuman Bagi Siswa Kelas III SDN 01 Puluhan, Jatinom, Klaten Klaten
Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian dengan menggunakan strategi
pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishman) ini menunjukkan
adanya peningkatan motivasi belajar baik dari aspek kognitif maupun dari
aspek afektif. Pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam
mengikuti proses belajar.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan, motivasi belajar dalam pembelajaran IPS siswa masih rendah.
25
Pernyataan tersebut dapat dilihat dari observasi peneliti yang memperlihatkan
bahwa siswa merasa bosan pada saat pelajaran berlangsung, jenuh, tidak
antusias mengikuti pelajaran, mengantuk, dan siswa tidak fokus pada
penjelasan guru.
Rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS tersebut
dapat disebabkan oleh gaya belajar yang monoton, guru kurang
memvariasikan metode pembelajaran, semua terpusat pada guru, dan tidak
adanya penyemangat dalam belajar.
Siswa sekolah dasar terutama siswa kelas rendah, fokusnya dalam
belajar masih sering teralih karena sifat lahiriah dan alamiah mereka yang
masih ingin bermain. Maka dari itu, guru harus memiliki strategi khusus untuk
menarik perhatian dan semangat siswa agar mau belajar. Strategi yang paling
tepat menurut peneliti untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
adalah dengan diberikannya reward. Reward dalam hal ini dimaksudkan dan
bertujuan agar keinginan belajar siswa terpancing dan termotivasi untuk
melakukan kegiatan pembelajaran IPS. Karena seperti yang kita ketahui
bahwa, anak kecil pasti akan senang bila diberikan reward.
Dalam pelaksanaannya nanti, peneliti akan memberikan reward pada
akhir pembelajaran. Seperti biasa, guru akan melakukan pembukaan di awal
pelajaran. Sebelum proses belajar dimulai, guru akan memberitahu bila siswa
yang memperhatikan dan diberikan pertanyaan kemudian siswa mampu
menjawabnya maka, siswa akan diberikan reward. Dengan maksud siswa
menjadi terpancing keinginannya untuk mendapatkan reward tersebut yang
secara tidak langsung motivasi siswa dalam belajar pun ikut terpancing.
Setelah itu, guru memberikan penjelasan dalam proses belajar mengajar. Pada
akhir penjelasan, guru akan memberikan suatu pertanyaan untuk mengetes
para siswa, apakah penjelasan guru tadi dapat siswa tangkap dengan baik atau
tidak. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan
tepat, akan mendapatkan bintang. Bintang tersebut jika dikumpulkan akan
dapat ditukarkan dengan makanan atau alat tulis sebagai rewardnya.
26
Dengan pemberian reward seperti yang telah dijelaskan, maka siswa
akan terpancing semangat belajarnya dan terfokus perhatiannya pada guru,
secara tidak langsung pemberian reward tersebut akan memancing motivasi
para siswa dalam belajar yang berdampak pula pada hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penerapan reward dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS di kelas
V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
Context
Peranan Reward untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar IPS di Kelas V
C SD Islam Harapan Ibu
Jakarta Selatan
Input
Menggunakan reward sebagai
media pembelajaran IPS
FEEDBACK
Product
Hasil angket, nilai tes, lembar
observasi, hasil wawancara,
dan dokumentasi
Process
Meningkatkan motivasi dan
hasil belajar IPS
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Islam Harapan
Ibu Jakarta Selatan, yang diselenggarakan pada semester genap
2015/2016.
Waktu penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2015/2016.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di
kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
(treatment) tertentu dalam satu siklus.51
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk
masing-masing tahap adalah sebagai berikut52
:
1. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, Maka rancangan yang
akan dilaksanakan adalah mengacu pada penerapan reward. Dalam
perencanaan ini peneliti yang akan melakukan tindakan menyusun
51
Kunandar, Langkah Mudah Penelitin Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), h. 45 52
Suharsimi Arikunto,Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
Kasara, 2008), h. 16
28
dan mengembangkan RPP berdasarkan materi pembelajaran yang
akan disampaikan saat proses pembelajaran. Selain membuat lembar
observasi, pedoman wawancara, jurnal harian, dan angket.
2. Tindakan (acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan, penulis mengembangkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
sesuai yang telah direncanakan.
3. Pengamatan (observing)
Pada proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses
pelaksanaan tindakan. Observasi merupakan upaya mengamati
pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai
pengamat atau observer. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan untuk mengamati
proses pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (reflecting)
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan
dianalisis agar penulis dapat merefleksi diri tentang proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian penulis dapat
mengetahui bagaimana melaksanakan strategi dalam tahap ini.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh penulis, sehingga dapat digunakan
untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya untuk
mengontrol jalannya penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini akan dilakukan sebanyak 2 siklus, sehingga dapat
diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
29
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V C SD Islam Harapan
Ibu Jakarta Selatan tahun ajaran 2015/2016.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang
melakukan proses pembelajaran, yaitu mengajarkan materi dengan metode
reward selama proses pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana reaksi siswa kelas V C SD Islam
Harapan Ibu Jakarta Selatan pada setiap siklus setelah diberikan tindakan.
Jika pada penelitian siklus I terdapat perkembangan maka diberikan pada
siklus II lebih diharapkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap
hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I.
1. Penelitian Pendahuluan
a. Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran IPS di
kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
b. Wawancara dengan siswa
Wawancara dilakukan sebelum melakukan tindakan pada siklus I /
pratindakan, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui perasaan
siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan terhadap
pelajaran IPS. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pada
saat pelajaran IPS.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Pembuatan rencana pembelajaran (RPP) I
2) Penentuan materi mata pelajaran IPS
30
b. Tahap Tindakan
1) Pelaksanaan pembelajaran
2) Pembelajaran siklus I terdiri dari dua kali pertemuan
3) Pada saat proses pembelajaran, menggunakan metode tanya
jawab, diskusi, dan pemberian reward di akhir pembelajaran
untuk siswa tertentu.
4) Pada setiap pertemuan observer melakukan pengamatan dengan
mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.
c. Tahap Analisis dan Evaluasi
1) Penyebaran dengan angket dan tes kepada siswa.
2) Penyebaran dengan tes kepada siswa dilakukan sebelum
pertemuan I dan setelah pertemuan II dari siklus I selesai
dilaksanakan. Sedangkan penyebaran dengan angket kepada
siswa dilakukan sebelum pertemuan I pada siklus I.
3) Tujuan dari dengan angket dan tes kepada siswa adalah untuk
mengetahui perubahan yang ada pada siswa dari segi keaktifan
/ motivasi siswa dan hasil belajar siswa dalam belajar IPS.
d. Tahap Refleksi
1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis kekurangan-kekurangan
yang ada pada siklus I
2) Analisis didiskusikan dengan observer, kemudian dibuat
perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada
3) Hasil analis tersebut akan menjadi acuan baru dalam menyusun
RPP baru pada siklus II
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Pembuatan RPP II dengan melihat hasil refleksi dari siklus I
2) Peneliti berdiskusi dengan observer dalam pembuatan RPP
31
b. Tahap Tindakan
1) Pelaksanaan pembelajaran
2) Dalam pelaksanaannya, tindakan kedua ini tidak jauh berbeda
dengan tindakan I
c. Tahap Analisis dan Evaluasi
1) Penyebaran dengan angket dan tes kepada siswa untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan
membandingkan hasil angket dan tes pada siklus I. Penyebaran
angket di siklus II dilakukan pada akhir pertemuan siklus II
2) Hasil angket dan tes kepada siswa dianalisis dengan
menggunakan metode yang sama pada tahap analisis siklus I
3) Menganalisis hasil lembar observasi dan membandingkan
dengan siklus I
d. Tahap Refleksi
1) Mengevaluasi perkembangan setelah dilakukan tindakan kedua
ini dengan melihat hasil dari lembar observasi, angket, dan
hasil tes siswa.
2) Berdiskusi dengan observer terhadap hasil yang didapat dalam
setiap instrumen penelitian.
3) Mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada
siklus II
4) Membandingkan hasil sebelum tindakan dan sesudah tindakan
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya
motivasi dan hasil belajar kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
dalam pembelajaran IPS.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara, tes,
angket, dan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk mendukung dan
32
memperkuat hasil motivasi dari reaksi siswa selama pembelajaran
berlangsung. Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa V C SD
Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah fasilitias yang digunakan oleh penulis dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan sebagai alat pemantau kegiatan
guru maupun siswa selama proses pembelajaran IPS. Sebagai alat
pemantau kegiatan guru, observasi juga digunakan mengamati dan
mencatat setiap tindakan yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang dilakukan melalui metode
pemberian reward dalam setiap siklus sehingga kelemahan dapat
diperbaiki pada siklus berikutnya.
b. Pedoman Wawancara
Wawancara berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan
kepada siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
dengan tujuan untuk mengtahui hal-hal yang kurang jelas pada saat
observasi.
c. Tes
Tes yang dilakukan adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Tes
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan. Tes ini dilaksanakan untuk
mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai
dengan harapan peneliti atau tidak.
33
d. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata
pelajaran IPS. angket ini berupa pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mengetahui partisipasi, sikap, dan
tanggapan mereka setelah mengikuti pemebelajaran dengan
menggunakan metode reward.
Aspek dalam angket ini adalah motivasi siswa. Motivasi
siswa dapat dicirikan dengan beberapa indikator, kemudian
masing- masing indikator dijabarkan menjadi butir-butir item
pernyataan.
e. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui suasana kelas
saat proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
reward. Alat dokumentasi yang dipakai adalah alat tulis
untuk mencatat proses berlangsungnya wawancara. Kamera
digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama
proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode reward.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan
beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dapat dilihat
pada
tabel berikut:
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
No Instrumen Teknik Pengumpulan Data
1 Lembar Observasi
Pengisian lembar observasi yang dilakukan
oleh observer pada tiap pertemuan
34
2 Pedoman Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada
beberapa siswa pada observasi awal dan
setiap akhir siklus
3 Tes
Tes dilakukan setiap awal dan akhir siklus I
dan siklus II
4
Angket
Penyebaran angket untuk mengetahui
motivasi belajar siswa kelas V C SD Islam
Harapan Ibu Jakarta selatan pada awal siklus
I dan akhir siklus II
5 Dokumentasi
Pengambilan gambar oleh observer dan
peneliti pada setiap pertemuan
J. Teknik Pemerikasaan Keterpercayaan Keabsahan Data
Instrument menentukan kualitas data yang dikumpulkan dan data itu
menentukan kualitas penelitinya. Agar dapat penelitian mempunyai
kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen data harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Reliabilitas, artinya alat ukur yang memiliki keajegan hasil
ukurnya, seandainya alat ukur itu digunakan oleh lain orang pada
lain waktu atau pada waktu yang sama dan akan menghasilkan data
yang sama.
2. Validitas, artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.53
Keabsahan data yang bersifat kualitatif dilakukan dengan
menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu teknik yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah melalui beberapa sumber.54
Sedangkan keabsahan data yang bersifat kuantitatif, data yang akan
digunakan dilakukan uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi,
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitaf dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2012), cet.XII,
h. 121 54
Ibid, h. 274
35
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara isi instrument dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan.55
Untuk pengecekan keabsahan data digunakan cara sebagai berikut : (1)
berdiskusi dengan guru (kolaborator), (2) menyesuaikan dengan teori,
membandingkan dengan hasil tanya jawab dan hasil kerja siswa, (3)
berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebagai ahli.
K. Analisis Data dan Intervensi Data
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan terdiri dari tiga
macam, yaitu instrument tes berupa soal pretest dan posttes, instrument
nontes berupa lembar observasi, dan angket. Maka teknik analisis data
yang digunakan terdapat tiga macam, yaitu :
1. Analisis data hasil belajar
Analisis data instrument menggunakan Uji Normal Gain.
Normal Gain adalah selisih antara posttest dan pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji normal gain
digunakan untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan
menimbulkan bias penelitian.
Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:
Tiga kategori perolehan skor gain ternormalisasi, yaitu:
N-g tinggi : nilai (<g>)>0,7
N-g sedang : nilai 0,7>(<g>)>0,3
N-g rendah : nilai (<g>)<0,3
2. Analisis data hasil observasi
Analisis data instrument nontes yang digunakan adalah
berupa lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan yaitu
lembar aktivitas siswa. Hasil observasi dideskripsikan secara jelas
55
Ibid, h. 125
36
dan rinci. Teknik analisis ini berupa indikator-indikator ataupun
aspek yang diamati dalam meneliti perilaku observer dan siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Analisis data hasil angket
Paparan data dilakukan dengan penyajian data dalam
bentuk uaraian singkat, bagan, dan grafik, sehingga mudah
dibaca. Data yang telah diperoleh melalui angket, kemudian
dihitung dengan presentase. Presentase tersebut dapat diperoleh
dengan rumus berikut:
Presentase (P) = Jumlah skor 100 %
Skor maksimum
Selanjutnya data kuantitif tersebut ditafsirkan dengan
kalimat yang bersifat kualitatif. Setelah diperoleh perhitungan
tersebut, kemudian ditafsirkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria motivasi belajar siswa
No. Presentase Kualifikasi
1 76 %- 100% Sangat tinggi
2 56 %-75 % Tinggi
3 40 % -55 % Cukup
4 < 40 % Kurang
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan siklus I selesai dilaksanakan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan
maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan siklus II dengan
perencanaan pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya, dan begitu
seterusnya hingga hasilnya mencapai kriteria yang ditentukan dan
sikluspun dapat dihentikan.
Penelitian ini akan berakhir, apabila penelitian ini telah menunjukkan
keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan reward dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian siklus I, dan
siklus II. Dalam kedua siklus ini terdapat masing-masing dua pertemuan,
serta pembahasan dari seluruh tindakan yang telah dilakukan selama
penlitian di SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Namun sebelum
menjabarkan lebih lanjut mengenai hasil penelitian dan pembahasan, peneliti
akan menjabarkan tentang profil sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan sebagai berikut:
1. Nama Sekolah : SD Islam Harapan Ibu
2. Alamat :
a. Jalan : Jl. H. Banan No. I Pondok Pinang Jakarta
Selatan
b. Desa/ Kelurahan : Pondok Pinang
c. Kecamatan : Kebayoran Lama
d. Kabupaten/ Kota : Jakarta Selatan
e. Provinsi : DKI Jakarta
f. Kode Pos : 12310
g. No. Telepon/HP : 72311228
3. Mulai operasional : Tahun 1973
4. Luas Tanah : 6400 m2
5. Luas Bangunan : 1500 m2
6. Status Tanah : Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa *)
7. Status Bangunan : Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa*)
8. Terakreditasi : A
38
9. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
1) Visi Sekolah
Terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang dapat membentuk
manusia berkarakter bangsa, berakhlakul karimah, berkualitas dan
unggul di bidang IMTAQ dan IPTEK
2) Misi Sekolah
1. Mewujudkan lingkungan SD Islam Harapan Ibu yang Islami,
aman, bersih dan indah
2. Melaksanakan Proses Pembelajaran Aktif, Inovatif< Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) dengan mengedepankan
pendidikan Akhlakul Karimah
3. Mengoptimalkan potensi siswa baik potensi intelegensi,
potensial emosional, social, fisik dan spiritual
4. Mewujudkan system penilaian otentik
5. Membina kemandirian siswa melalui kegiatan pembiasaan dan
pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan
6. Meningkatkan kualitas SDM secara berkesinambungan
7. Mewujudkan sekolah yang unggul di bidang Agama, Bahasa,
Sains, Seni dan Teknologi Informatika
8. Memberdayakan lingkungan sebagai media belajar
3) Tujuan Pendidikan di SD Islam Harapan Ibu
Pendidikan di SD Islam Harapan Ibu diarahkan untuk mencapai
tujuan sebagai berikut :
1. Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan
keagamaan
2. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif
berbasis pendidikn karakter
3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang IPTEK, bahasa,
olah raga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi
39
4. Menyelenggarakan kegiatan kemandirian melalui pembiasaan dan
pengembangan diri
5. Menyelanggarakan kegiatan yang menumbuhkan kesadaran
warga sekolah sebagai bagian masyarakat global
Sebelum menerapkan reward dalam pembelajaran IPS, peneliti
terlebih dahulu melakukan permohonan izin penelitian kepada Kepala
Sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Kegiatan ini dilakukan pada
28 Maret 2016. Peneliti diterima dengan baik oleh Kepala sekolah dan
diizinkan untuk melakukan penelitian di SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan bersamaan dengan Wakil Kepala Sekolah yang ikut mendampingi
Kepala Sekolah pada saat peneliti meminta izin penelitian.
Setelah peneliti melakukan permohonan izin kepada pihak sekolah
dan diterima untuk melakukan penelitian, kemudian peneliti melakukan
wawancara sekaligus observasi dengan wali kelas V C SD Islam Harapan
Ibu Jakarta Selatan, Bapak Sujadi, S.Pd., pada tanggal 12 April 2016. Selain
melakukan wawancara sekaligus observasi, peneliti juga melakukan
konsultasi pelaksanaan perencanaan tindakan yang nanti akan dilakukan
pada saat penelitian. Kegiatan sebelum penerapan reward ini difokuskan
pada pengamatan terhadap permasalahan yang ada pada saat proses
pembelajaran dikelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. kegiatan
ini sendiri dilaksankan pada tanggal 12 April 2016.
Berdasarkan wawancara awal dengan guru IPS kelas V C SD Islam
Harapan Ibu Jakarta Selatan, Bapak Sujadi, S.Pd, serta berdasarkan
wawancara dengan siswa dan hasil observasi yang saya lakukan, diperoleh
hasil bahwa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS adalah
kurang adanya motivasi dalam pembelajaran IPS karena tidak adanya hal
yang dapat memacu motivasi siswa pada saat belajar. Guru pun juga terlihat
sangat monoton pada saat mengajar, yakni hanya dengan melakukan
ceramah, dan membagikan tugas. Sebagian siswa terlihat asyik sendiri, tidak
memperhatikan penjelasan dari guru, dan bosan.
40
Penerapan reward dalam pembelajaran IPS kelas V C SD Islam
Harapan Ibu Jakarta Selatan merupakan penelitian tindakan kelas yang
bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V C SD
Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Pertemuan/Siklus Hari/ tanggal Materi
1. Pertemuan 1/I Selasa, 03 Mei 2016
Organisasi yang
terbentuk menjelang
persiapan kemerdekaan
2. Pertemuan 2/I Senin, 09 Mei 2016
Tokoh-tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
3. Pertemuan 1/II Selasa, 10 Mei 2016
Sikap menghargai para
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
4. Pertemuan 2/II Kamis, 12 Mei 2016
Perlunya perumusan
dasar negara dan
membiasakan diri
bermusyawarah
41
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada siklus I terdapat 2 kali pertemuan, dimana masing-masing
pertemuan memiliki waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Pada tahap
perencanaan ini, peneliti melakukan perencanaan berupa pembuatan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat dan media
pembelajaran, angket, pedoman wawancara, serta reward untuk
mendukung jalannya proses penelitian peneliti. Tahap perencanaan
ini dilakukan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas
V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada awal kegiatan peneliti memimpin siswa berdoa setelah
makan sebelum memasuki kelas. Pelaksanaan pada pertemuan ke-1
di siklus I ini dilakukan pada 03 Mei 2016 setelah istirahat kedua
yakni pada jam 13.00 WIB. Kemudian siswa menyalami peneliti dan
satu-persatu masuk kelas dengan tertib. Pada awal kegiatan, peneliti
memberikan salam dan mempersilahkan siswa untuk duduk di
bangkunya masing-masing dengan tertib. Peneliti menertibkan siswa
dengan cara memberikan tepuk-tepukan agar fokus siswa mengarah
ke peneliti. Kemudian peneliti membagikan soal pre-test berupa
pilihan ganda (PG) kepada setiap siswa. Peneliti berpesan agar
mengerjakan soal tersebut dengan jujur dan bersungguh-sungguh.
Setelah selesai, kemudian peneliti membagikan angket kepada setiap
siswa berpesan agar mengerjakan angket secara jujur dan sesuai
benar-benar dengan apa yang dialami para peserta didik.
Setelah para siswa selesai mengerjakan angket, peneliti
memerintahkan siswa untuk duduk kembali dengan tertib di tempat
duduknya masing-maisng. Kemudian peneliti memulai pelajaran
dengan memberikan apresepsi tentang organisasi yang terbentuk
menjelang kemerdekaan Indonesia. Kemudian peneliti memberikan
42
lembaran materi kepada setiap siswa dan memerintahkan siswa untuk
membaca, memahami, dan menggaris bawahi apa saja yang penting
pada lembar materi tersebut. Kemudian peneliti memerintahkan siswa
untuk mempresentasikan dengan menjelaskan apa yang telah mereka
baca dan pahami dari lembar materi yang peneliti berikan.
Pada saat peneliti memerintahkan siswa untuk maju
mempresentasikan, hanya 1-2 orang siswa yang menunjuk tangan. Ini
membuktikan bahwa siswa tidak/belum termotivasi untuk
menjelaskan apa yang telah mereka kerjakan untuk
menyampaikannya di depan kelas. Kemudian peneliti memberikan
semangat dan pujian kepada siswa yang telah berani maju untuk
mempresentasikan di depan kelas. Peneliti memberikan reward
berupa coklat kepada siswa yang telah berani maju
mempresentasikan hasil kerjanya. Kemudian peneliti mengakhiri
kegiatan dengan menyimpulkan pelajaran secara bersama-sama dan
mengingatkan siswa untuk tetap belajar di rumah dan tetap semangat
dalam belajar. Kegiatan diakhiri dengan mengucapkan hamdalah dan
berdoa sebelum pulang.
Pertemuan ke-2 siklus I dilaksanakan pada 09 Mei 2016 pada jam
yang sama setelah istirahat yakni 13.00 WIB. Seperti biasa peneliti
menyiapkan siswa untuk berdoa setelah makan dengan berbaris di
depan kelas dan kemudian memasuki kelas satu-persatu dengan
tertib. Kemudian peneliti menanyakan kehadiran siswa apakah ada
yang absen atau tidak. Kemudian peneliti memulai materi dengan
melakukan penjelasan dengan power point dengan materi tentang
tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.
43
Gambar 4.1
Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point
Kemudian peneliti membagi siswa ke dalam 3 kelompok dengan
menggunakan permen yang memiliki 3 jenis berbeda. Peneliti
memerintahkan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-
masing. Keadaan kelas cukup kondusif dan siswa dapat diatur karena
peneliti bersikap tegas. Peneliti memerintahkan siswa untuk berbaris
sesuai dengan kelompoknya kemudian memulai kegiatan kelompok
dengan metode Team Games Tournament.56
Gambar 4.2
Siswa memperhatikan soal dan menjawab pertanyaan pada
kegiatan TGT
Siswa terlihat cukup antusias ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran, namun ada pula beberapa siswa yang berada di paling
belakang barisan malah asyik mengobrol. Akhirnya, peneliti
56 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Penerbit
Nusamedia & Nuansa Cendekia, 2013), h. 171
44
mengambil tindakan dengan menegur dan memberikan peringatan
agar tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung.
Setelah kegiatan TGT selesai dilakukan, peneliti bersama-sama
siswa memeriksa jawaban tiap kelompok dan ternyata kelompok 1
dan kelompok 3 memiliki hasil yang sama. Akhirnya, peneliti
memutuskan untuk memberikan soal lagi dengan ketentuan
kelompok yang dapat menjawab pertanyaan paling benar dan tepat
yang akan menjadi pemenangnya. Kemudian TGT dimenangkan oleh
kelompok 3. Peneliti memberikan tepuk tangan dan seluruh kelas
juga diminta untuk bertepuk tangan. Peneliti juga memberikan pujian
kepada kelompok yang menang karena telah berusaha dengan baik.
Peneliti memberikan reward beruppa coklat kepada kelompok yang
menang dan memberikan semangat kepada yang lainnya agar dapat
menjadi yang terbaik selanjutnya.
Gambar 4.3
Peneliti memberikan reward kepada kelompok yang menang
Kemudian peneliti memerintahkan siswa untuk duduk kembali di
tempatnya masing-masing dan membagikan soal post-test kepada
masing-masing siswa. Tidak lupa peneliti berpesan agar siswa
mengerjakannya dengan jujur dan teliti. Peneliti mengakhiri pelajaran
dengan menyimpulkan pelajaran bersama-sama dengan para siswa
dan mengucapkan hamdalah kemudian berdoa.
45
c. Tahap Observasi Siklus I
Kegiatan observasi atau pengamatan merupakan suatu kegiatan
yang mengamati jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan
pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan aktivitas peneliti
sebagai guru dan pengamatan aktivitas siswa. Pengamatan
pembelajaran ini difokuskan pada pengamatan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti, serta pengamatan motivasi belajar
siswa selama pembelajaran dikelas.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan, karena apa yang diamati merupakan segala
sesuatu yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamatan ini
dilakukan oleh peneliti serta observer.
Dari hasil pengamatan peneliti dengan observer pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Hasil Lembar Observasi
Tabel 4.2
Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus I
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran
√
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa
√
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif
√
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
46
Terlihat dari observasi observer pada table 4.2 bahwa, peneliti
selama melakukan penelitian sebagai guru di kelas pada pertemuan
pertama telah melakukan semua aspek yang ada pada lembar
observasi guru
Tabel 4.3
Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus I
Terlihat dari observasi observer pada tabel 4.3 bahwa, peneliti
selama melakukan penelitian sebagai guru di kelas pada pertemuan
kedua juga telah melakukan semua aspek yang ada pada lembar
observasi guru.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aur 3 1 1 2 1 2 1
2 Apt 2 1 1 1 1 1 1
3 Rev 2 2 2 2 2 2 2
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran
√
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran
√
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa
√
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif
√
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
47
4 Aal 2 1 1 2 1 1 1
5 AryD 2 2 2 1 2 1 1
6 Gha 2 1 2 2 1 2 2
7 Syi 2 2 1 2 1 1 2
8 Nas 1 2 2 1 2 2 1
9 Aya 2 2 1 1 1 2 2
10 Nin 2 1 2 1 2 2 1
11 Amr 1 1 1 1 2 1 2
12 Tav 2 2 2 2 1 1 1
13 Raf 1 2 1 2 1 2 1
14 Abh 2 2 2 2 2 1 1
15 Pri 2 1 2 1 1 1 2
16 She 3 2 2 2 2 2 2
17 Ung 3 2 2 2 2 2 1
18 AryS 2 1 1 2 1 3 1
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, masih sedikit sekali
motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Hanya ada 1 siswa
yang keaktifannya telah mencapai nilai yang cukup tinggi, namun
aspek yang lainnya pun masih rendah. Pada kegiatan penelitian yang
peneliti lakukan pada pertemuan ke-1 di siklus 1 ini, memang
semangat belajar siswa masih belum terbentuk. Untuk
mempresentasikan hasil dari kegiatan mereka belajar saja masih perlu
didorong dengan verbal dan perbuatan berupa ajakan agar siswa mau
dan tidak malu untuk maju mempresentasikan di depan kelas. Dapat
dikatakan pada observasi pertemuan ke-1 siklus 1, motivasi balajar
siswa masih rendah.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aur 3 3 3 2 2 2 2
2 Apt 2 2 1 2 1 1 1
3 Rev 3 2 2 2 2 3 2
4 Aal 2 3 2 2 1 2 1
5 AryD 2 2 2 1 2 1 1
48
6 Gha 3 2 2 2 1 2 2
7 Syi 2 2 1 2 1 1 2
8 Nas 2 2 2 1 2 2 1
9 Aya 2 2 1 3 1 2 2
10 Nin 3 1 2 1 2 2 2
11 Amr 2 3 1 1 2 1 2
12 Tav 2 2 2 2 1 1 1
13 Raf 3 2 1 2 1 2 1
14 Abh 2 2 2 2 2 1 1
15 Pri 2 1 2 1 1 1 2
16 She 3 2 2 2 2 2 2
17 Ung 3 2 2 2 2 2 1
18 AryS 2 1 1 2 1 3 1
Dari tabel observasi 4.5 dapat dilihat bahwa, terdapat beberapa
aspek dalam penilaian observasi siswa yang telah meningkat. Di
antaranya adalah, kesiapan, perhatian, ketertarikan, dan keaktifan
siswa ada lebih dari satu anak yang telah mencapai kategori cukup
tinggi walaupun masih banyak juga yang belum. Namun peneliti
bersyukur karena telah ada peningkatan aktivitas belajar siswa dari
pertemuan ke-1 ke pertemuan ke-2 pada siklus pertama ini. Hal
tersebut dapat terjadi karena peneliti selalu memberikan pujian dan
ucapan-ucapan yang mendorong semangat siswa seperti “Kamu
bisa!”, “Ayo tidak usah takut salah, karena ini belajar.”, “Wahh
pintar, tepat sekali! Bagus sekali sayangku.” Dan masih banyak
contoh dari kata-kata peneliti yang dapat memotivasi siswa.
2) Hasil Wawancara
Peneliti mendapatkan hasil wawancara dengan siswa kelas V C
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan pada siklus I, yang dapat
peneliti jabarkan sebagai berikut:
Penulis : Apakah adik-adik merasa senang selama pembelajaran
IPS dengan menggunakan reward?
Narsumber : Senang Kak.
Penulis : Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan
49
adanya reward ini?
Narasumber : Lumayan Kak.
Penulis : Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber : Daripada sebelumnya, di kelas jadi lebih aktif Kak.
Penulis : Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab
pertanyaan yang diajukan guru?
Narasumber : Sebenarnya saya mau jawab pertanyaan, tapi saya malu
Kak.
Penulis : Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan
menggunakan reward sesuai bila diterapkan
dalam pembelajaran IPS?
Narasumber : Sesuai kok Kak.
Dari hasil wawancara peneliti dengan sebagian anak di kelas pada
akhir pertemuan siklus I dapat disimpulkan bahwa, mereka (para
siswa) merasa senang dan keaktifannya mulai muncul karena adanya
peranan reward dan motivasi dari peneliti selama menjadi, namun
mereka masih malu karena belum terbiasa melakukan kegiatan
pembelajaran yang aktif di kelas.
3) Data Hasil Angket
Pada awal pertemuan siklus I, peneliti menghitung data
angket motivasi belajar siswa. Dari data yang diperoleh melalui
angket, oleh peneliti dihitung dalam bentuk presentase. Angket
motivasi diberikan kepada siswa pada awal pertemuan siklus I
dan akhir pertemuan siklus II. Dalam pertemuan awal siklus I
angket diberikan pada hari Selasa, 03 Mei 2016. Angket tersebut
diberikan kepada 18 siswa kelas V A. Adapun hasil dari
perhitungan angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
50
Tabel 4.6
Hasil Angket Pertama
No. Nama Awal Pertemuan Penelitian
1 Aur 49
2 Apt 46
3 Rev 59
4 Aal 41
5 AryD 35
6 Gha 40
7 Syi 36
8 Nas 66
9 Aya 37
10 Nin 41
11 Amr 32
12 Tav 38
13 Raf 42
14 Abh 43
15 Pri 47
16 She 32
17 Ung 32
18 AryS 60
Jumlah 776
Presentase 53.9
Dari tabel 4.6, jumlah skor keseluruh dari angket bisa dilihat
mencapai 776 poin dan presentase yang di dapatkan adalah 53,9%
pada awal pertemuan. Hal ini dapat dikatakan cukup tinggi namun
masih kurang karena masih banyak poin angket siswa yang di bawah
51
50 dimana hal tersebut menyatakan bahwa keaktifan siswa masih
rendah pada awal pertemuan.
4) Data Hasil Belajar
Pada kegiatan penelitian, peneliti menggunakan tes belajar berupa
tes objektif yaitu pilihan ganda untuk melihat adanya peningkatan
hasil belajar siswa. Tes hasil belajar diberikan 2 kali pada 1 siklus
yaitu pada awal pertemuan ke-1 siklus I (pre-test) sebelum
dilakukannya penerapan reward tanggal 03 Mei 2016 pukul 13.00
WIB dan pada akhir pertemuan ke-2 siklus I (post-test) tanggal 09
Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Adapun hasil dari perhitungan tes
belajar siswa tersebut adalah:
Tabel 4.7
Hasil Tes Belajar Siswa
No. Nama Siklus I
Pre-test Post-test
1 Aur 70 100
2 Apt 40 80
3 Rev 90 90
4 Aal 70 90
5 AryD 60 100
6 Gha 60 100
7 Syi 60 90
8 Nas 80 90
9 Aya 50 100
10 Nin 70 70
11 Amr 50 80
12 Tav 80 100
13 Raf 80 90
14 Abh 80 100
52
15 Pri 80 100
16 She 70 100
17 Ung 70 100
18 AryS 70 100
Jumlah 1230 1680
Rata-rata/presentase 68.3 93.3
Post Test - Pre Test 450
Score Max. - Pre
Test 570
Uji N-Gain 0.78
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tes hasil belajar dari pertemuan
ke 1 ke pertemuan ke-2 siklus I terjadi peningkatan. Pertemuan
pertama (pre-test) siswa mendapatkan hasil 68,3% dan pada
pertemuan ke-dua (post-test) siswa mendapatkan hasil 93.3%. Hal ini
dapat dikatakan bahwa ada peningkatan sebesar 25% pada siklus
pertama.
Dapat disimpulkan pada penelitian siklus I telah terjadi
peningkatan yang berarti menunjukkan adanya peranan reward
terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. namun, masih
ada beberapa aspek terutama aspek afektif atau sikap siswa yang bisa
dilihat pada tabel observasi, bahwa siswa masih malu-malu dan
belum terbiasa walaupun aspek kognitif atau pengetahuan siswa yang
dapat dilihat dari tes hasil belajar sudah ada peningkatan yang cukup
tinggi.
d. Tahap Refleksi Siklus I
Pada pelaksanaan tindakan penelitian dan observasi yang telah
dilakukan pada siklus I, peneliti bersama guru dan observer
melakukan analisis dan refleksi dari hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Penerapan reward dalam pembelajaran IPS pada siklus I
53
masih banyak kekurangan dan perlu adanya berbagai perbaikan.
Beberapa catatan dibawah ini diambil berdasarkan pengamatan
peneliti, hasil observasi melalui lembar observasi, wawancara
dengan siswa, serta diskusi dengan guru, dan observer. Dalam
siklus I ini masih terlihat hasil belajar siswa meningkat tetapi
keaktifan siswa belum terlalu jauh meningkat. Hal tersebut juga
dapat dilihat bahwa motivasi siswa belum meningkat hanya sebagai
siswa yang memeperhatikan dan tertarik saja. Sebagai
pertimbangan maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan
hal-hal yang masing kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan
adalah:
1) Peneliti masih belum mengembangkan kemampuannya dalam
menggali keaktifan siswa
2) Pada saat berdoa sikap siswa masih ada yang tidak duduk siap
3) Pada saat belajar masih ada sebagian siswa yang mengobrol dan
sibuk dengan kegiatannya sendiri
4) Siswa masih malu-malu
5) Siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran yang
aktif
6) Kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan
guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus
I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti akan lebih mengembangkan kemampuannya dalam
menggali kekatifan siswa
2) Peneliti akan bersikap lebih tegas kepada para siswa agar siswa
disiplin dan tertib
3) Peneliti akan terus memberikan kata-kata motivasi yang dapat
meningkatkan keaktifan dan kepercayaan diri siswa
4) Peneliti akan menggunakan metode yang lebih menarik pada saat
belajar
54
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Siklus II merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Tahapan-tahapan
yang dilakukan pada siklus II sama seperti tahapan-tahapan yang
dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang belum sempurna disiklus I
diperbaiki di siklus II.
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada siklus II terdapat 2 kali pertemuan, dimana masing-masing
pertemuan memiliki waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Pada tahap
perencanaan ini, peneliti melakukan perencanaan berupa pembuatan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat dan media
pembelajaran, angket, pedoman wawancara, serta reward untuk
mendukung jalannya proses penelitian peneliti. Tahap perencanaan
ini dilakukan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas
V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada awal kegiatan peneliti memimpin siswa berdoa setelah
makan sebelum memasuki kelas. Pelaksanaan pada pertemuan ke-1
di siklus II ini dilakukan pada 10 Mei 2016 setelah istirahat kedua
yakni pada jam 13.00 WIB. Kemudian siswa menyalami peneliti dan
satu-persatu masuk kelas dengan tertib. Pada awal kegiatan, peneliti
memberikan salam dan mempersilahkan siswa untuk duduk di
bangkunya masing-masing dengan tertib. Peneliti menertibkan siswa
dengan cara memberikan tepuk-tepukan agar fokus siswa mengarah
ke peneliti. Kemudian peneliti kembali membagikan soal pre-test
berupa pilihan ganda (PG) kepada setiap siswa sama seperti pada
awal pertemuan siklus I. Peneliti berpesan agar mengerjakan soal
tersebut dengan jujur dan bersungguh-sungguh. Setelah selesai,
kemudian peneliti membagikan angket kepada setiap siswa berpesan
55
agar mengerjakan angket secara jujur dan sesuai benar-benar dengan
apa yang dialami para peserta didik.
Setelah para siswa selesai mengerjakan angket, peneliti
memerintahkan siswa untuk duduk kembali dengan tertib di tempat
duduknya masing-maisng. Kemudian peneliti memulai pelajaran
dengan memberikan apresepsi tentang sikap yang mencerminkan
menghargai jasa para tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan atau
pahlawan kemerdekaan. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 6
kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara menghitung
1 sampai 6. Setelah terbentuk 6 kelompok, peneliti memerintahkan
siswa untuk duduk sesuai dengan yang ditetapkan peneliti.
Gambar 4.4
Suasana belajar di dalam kelas
Kemudian peneliti membagikan materi kepada setiap kelompok
dan mmeerintahkan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi dan
mencatat hal-hal penting pada lembar materi tersebut. Sesekali
peneliti berkeliling kelas untuk memastikan siswa dari tiap kelompok
mengerjakan tugas dengan baik dan benar. Peneliti juga memberikan
arahan kepada siswa yang bertanya. Setelah beberapa menit, dan
siswa mulai menguasai materi yang telah diberikan peneliti, peneliti
memerintahkan siswa untuk menentukan juru bicara dari tiap
kelompok untuk mempresentasikannya di depan kelas.
56
Sebelum presentasi dari tiap perwakilan kelompok di mulai,
peneliti memberikan aturan dari penilaian kelompok yang maju
presentasi, yakni kelompok yang maju akan dinilai oleh kelompok
lain yang memperhatikan dengan kisaran nilai 7-9. Kelompok yang
akan dinilai harus menutup matanya, dan kelompok yang menilai
akan memberikan nilai sesuai arahan dari peneliti. Kemudian,
presentasi dimulai berurutan sesuai dengan ketentuan peneliti.
Gambar 4.5
Presentasi Perwakilan Kelompok
Pada akhir kegiatan, peneliti bersama-sama menghitung jumlah
skor dari tiap-tiap kelompok yang ditulis di depan kelas. Pemenang
pada kegiatan belajar kali ini adalah kelompok 4. Peneliti
memberikan pujian dan memberikan tepuk tangan bersama anak-
anak sekelas kepada kelompok yang berhasil memenangkan kegiatan
kelompok pada hari ini.
Gambar 4.6
Nilai Presentasi Tiap Kelompok
Kemudian peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran
apa saja yang telah didapat pada hari ini. Peneliti meminta siswa yang
57
mau menyimpulkan untuk maju ke depan kelas. Peneliti memberikan
pujian kepada siswa yang maju ke depan kelas dan memberitahu
kepada siswa lainnya untuk mencontoh dan percaya diri seperti siswa
yang mau maju untuk menyimpulkan pelajaran. Peneliti juga
memberikan motivasi berupa verbal kepada siswa lainnya.
Gambar 4.7
Siswa Menyimpulkan Pelajaran
Setelah selesai semua kegiatan pembelajaran, peneliti memanggil
kelompok yang menang dan siswa yang aktif ke depan kelas untuk
diberikan reward berupa coklat dan pujian. Diharapkan siswa yang
lain dapat mencontoh temannya. Kegiatan diakhiri dengan
mengucapkan hamdalah dan berdoa sebelum pulang.
Gambar 4.8
Peneliti Membagikan Reward
Pertemuan ke-2 siklus II dilaksanakan pada 12 Mei 2016 pada
jam yang sama setelah istirahat yakni 13.00 WIB. Seperti biasa
peneliti menyiapkan siswa untuk berdoa setelah makan dengan
berbaris di depan kelas dan kemudian memasuki kelas satu-persatu
58
dengan tertib. Kemudian peneliti menanyakan kehadiran siswa
apakah ada yang absen atau tidak. Kemudian peneliti memulai materi
dengan melakukan penjelasan dengan power point dengan materi
tentang perlunya rumusan dasar negara dan pentingnya
bermusyawarah.
Gambar 4.9
Suasana Belajar di Kelas
Pada awal kegiatan, peneliti memberikan apresepsi kepada siswa.
Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point. Peneliti
mengajak siswa bersama-sama untuk membaca power point. Siswa
yang ingin membaca power point harus menunjuk tangan, siswa yang
terpilih membacakan materi harus membacakan dengan keras dan
jelas agar para siswa yang lain juga mendengar.
Kemudian siswa diperintahkan untuk membaca lembar materi
yang telah dibagikan pada pertemuan ke-1 siklus II selama beberapa
menit. Setelah beberapa menit, peneliti mengadakan quis denga soal
yang terkait dengan materi di power point. Siswa yang bisa
menjawab harus menunjuk tangan. Banyak dari siswa yang menunjuk
tangan pada saat kegiatan quis berlangsung.
59
Gambar 4.10
Siswa Menunjuk Tangan
Kemudian peneliti memilih satu siswa dari tiap satu pertanyaan
untuk dijawab. Siswa yang berhasil menjawab dengan tepat akan
peneliti berikan reward berupa coklat. Selain memberikan reward,
peneliti juga memberikan pujian dengan kata-kata seperti, “Ya pintar
sekali! Tepat sekali jawabanmu.” Kata-kata dan reward yang
diberikan peneliti diharapkan dapat memicu motivasi siswa yang
lainnya.
Gambar 4.11
Peneliti Memberikan Reward
Pada akhir kegiatan peneliti meminta beberapa orang siswa untuk
memberikan kesimpulan. Siswa yang ingin memberikan kesimpulan
harus menunjuk tangan. Banyak siswa yang ingin memberikan
kesimpulan, namun hanya 2 orang siswa yang peneliti tunjuk untuk
menyimpulkan di depan kelas. Kegiatan diakhiri dengan
mengucapkan hamdalah dan membaca doa.
60
c. Tahap Observasi Siklus II
1) Hasil Observasi
Dari hasil pengamatan peneliti dengan observer pada siklus I
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus II
Dari tabel 4.8 yang telah oberver amati selama peneliti mengajar
di kelas, dapat dilihat bahwa peneliti pada saat mengajar di kelas
telah melakukan segala aspek yang ada pada lembar observasi guru.
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran √
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran √
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa √
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif √
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
61
Tabel 4.9
Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus II
Terlihat dari observasi observer bahwa, peneliti selama
melakukan penelitian sebagai guru di kelas telah melakukan semua
aspek yang ada pada lembar observasi guru.
Tabel 4.10
Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan
Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran √
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran √
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa √
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif √
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aur 3 3 3 4 2 2 2
2 Apt 2 2 2 2 2 3 2
3 Rev 3 2 2 4 2 3 2
4 Aal 4 3 3 2 2 2 2
62
Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa segala aspek yang diamati
mulai meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Siswa mulai
senang dan antusias tehadap pelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa
juga mulai meningkat. Pada kegiatan penelitian pun siswa sudah
mulai berani untuk mengutarakan pendapat dengan percaya diri.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus II
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aur 4 3 3 4 3 2 2
2 Apt 3 2 2 2 2 3 2
3 Rev 3 3 3 4 3 4 4
4 Aal 4 3 3 2 2 2 2
5 AryD 4 4 3 4 4 3 4
6 Gha 3 3 3 2 2 2 3
7 Syi 4 4 2 3 3 3 2
8 Nas 3 3 2 2 4 4 3
9 Aya 2 4 3 4 3 4 3
10 Nin 3 3 2 3 2 3 4
11 Amr 2 3 2 2 4 3 2
12 Tav 4 4 2 4 3 4 3
13 Raf 3 3 3 4 4 2 4
5 AryD 2 4 2 4 2 3 2
6 Gha 3 2 3 2 2 2 3
7 Syi 2 2 2 3 3 3 2
8 Nas 3 2 2 2 2 4 2
9 Aya 2 4 3 3 3 3 3
10 Nin 3 2 2 3 2 2 2
11 Amr 2 3 2 2 2 3 2
12 Tav 4 2 2 2 3 4 3
13 Raf 3 2 3 4 3 2 3
14 Abh 2 2 2 2 2 2 2
15 Pri 2 3 2 3 4 3 2
16 She 3 2 3 2 2 2 3
17 Ung 3 2 2 4 2 2 3
18 AryS 2 3 2 2 2 3 2
63
14 Abh 3 3 2 2 2 4 4
15 Pri 3 3 2 3 4 3 2
16 She 3 4 3 4 2 2 3
17 Ung 4 4 2 4 2 3 4
18 AryS 3 3 2 2 2 3 3
Dapat dilihat pada tabel 4.11, rata-rata semua aspek pada
pengamatan siswa cukup tinggi ini menandakan bahwa siswa sudah
mulai termotivasi pada saat belajar. Siswa sudah mulai percaya diri,
siswa aktif dalam pembelajaran dan siswa tertarik pada pelajaran IPS.
2) Hasil Wawancara
Peneliti mendapatkan hasil wawancara dengan siswa kelas V C
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan pada siklus II, yang dapat
peneliti jabarkan sebagai berikut:
Penulis : Apakah adik-adik merasa senang selama pembelajaran
IPS dengan menggunakan reward?
Narsumber : Sangat senang Kak.
Penulis : Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan
Adanya reward ini?
Narasumber : Sebelumnya belum terlalu, tapi sekarang saya jadi lebih
semangat Kak.
Penulis : Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber : Iyaa Kak, soalnya Kakak selalu kasih semangat.
Penulis : Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab
pertanyaan yang diajukan guru?
Narasumber : Semangat Kak, saya jadi lebih percaya diri sekarang.
Penulis : Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan
menggunakan reward sesuai bila diterapkan
dalam pembelajaran IPS?
Narasumber : Sesuai Kak.
64
Dari hasil wawancara peneliti dengan sebagian anak di kelas pada
akhir pertemuan siklus II dapat disimpulkan bahwa, mereka (para
siswa) merasa sangat senang. Mereka merasa kepercayaan diri
mereka mulai tumbuh, dan semangat belajar mereka mulai
meningkat. Karena peneliti selalu memberikan kata-kata motivasi dan
reward sehingga mereka dapat meningkatkan keaktifan mereka.
Mereka juga merasa bahwa metode reward ini sangat cocok dalam
pembelajaran IPS
3) Data Hasil Angket
Pada akhir pertemuan siklus II, peneliti menghitung data
angket motivasi belajar siswa. Dari data yang diperoleh melalui
angket, oleh peneliti dihitung dalam bentuk presentase. Angket
motivasi diberikan kepada siswa pada awal pertemuan siklus I
dan akhir pertemuan siklus II. Dalam pertemuan akhir siklus II
angket diberikan pada hari Kamis, 12 Mei 2016. Angket tersebut
diberikan kepada 18 siswa kelas V A. Adapun hasil dari
perhitungan angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Angket Kedua
No. Nama Akhir Pertemuan
Penelitian
1 Aur 51
2 Apt 49
3 Rev 56
4 Aal 62
5 AryD 47
6 Gha 62
7 Syi 51
8 Nas 72
9 Aya 41
10 Nin 61
11 Amr 33
12 Tav 38
65
13 Raf 39
14 Abh 56
15 Pri 57
16 She 40
17 Ung 73
18 AryS 66
Jumlah 954
Presentase 66.3
Jika, dibandingkan dengan angket awal pertemuan, maka:
Tabel 4.13
Hasil Angket
No. Nama Awal Pertemuan Penelitian Akhir Pertemuan
Penelitian
1 Aur 49 51
2 Apt 46 49
3 Rev 59 56
4 Aal 41 62
5 AryD 35 47
6 Gha 40 62
7 Syi 36 51
8 Nas 66 72
9 Aya 37 41
10 Nin 41 61
11 Amr 32 33
12 Tav 38 38
13 Raf 42 39
14 Abh 43 56
15 Pri 47 57
16 She 32 40
17 Ung 32 73
18 AryS 60 66
Jumlah 776 954
Presentase 53.9 66.3
Hasil dari presentase angket yang dilakukan pada awal
pertemuan yakni pertemuan ke-1 siklus I, dengan hasil dari
66
presentase angket yang dilakukan pada akhir pertemuan yakni
pada pertemuan ke-2 siklus II, maka telah terjadi peningkatan
sebesar 12,4%. Kenaikan presentasi yang dialami siswa cukup
tinggi. Ini menandakan bahwa motivasi siswa dalam
pembelajaran IPS meningkat dan peranan reward dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa tercapai.
4) Hasil Belajar
Pada kegiatan penelitian, peneliti menggunakan tes belajar yang
sama spserti pada siklus I yaitu berupa tes objektif yaitu pilihan
ganda untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Tes
hasil belajar diberikan 2 kali pada 1 siklus yaitu pada awal pertemuan
ke-1 siklus II (pre-test) sebelum dilakukannya penerapan reward
tanggal 10 Mei 2016 pukul 13.00 WIB dan pada akhir pertemuan ke-
2 siklus II (post-test) tanggal 12 Mei 2016 pukul 13.00 WIB. Adapun
hasil dari perhitungan tes belajar siswa pada pertemuan ke-1 dan ke-2
siklus II adalah:
Tabel 4.14
Hasil Tes Belajar
No. Nama Siklus II
Pre-test Post-test
1 Aur 80 100
2 Apt 80 90
3 Rev 80 100
4 Aal 70 100
5 AryD 70 90
6 Gha 90 100
7 Syi 80 100
8 Nas 90 100
9 Aya 80 100
10 Nin 60 100
11 Amr 80 90
12 Tav 70 100
67
13 Raf 70 90
14 Abh 80 100
15 Pri 70 100
16 She 80 100
17 Ung 80 100
18 AryS 30 100
Jumlah 1340 1760
Rata-rata/presentase 74.4 97.8
Post Test - Pre Test 420
Score Max. - Pre
Test 460
Score Uji N-Gain 0.91
Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa tes hasil belajar dari
pertemuan ke 1 ke pertemuan ke-2 siklus II terjadi peningkatan.
Pertemuan pertama (pre-test) siswa mendapatkan hasil 74,4% dan
pada pertemuan ke-dua (post-test) siswa mendapatkan hasil 97.8%.
Hal ini dapat dikatakan bahwa ada peningkatan sebesar 23,4% pada
siklus kedua. Rata-rata nilai tersebut sudah diatas nilai KKM.
Peningkatan hasil belajar siswa ini disebabkan siswa sudah
termotivasi untuk belajar. Dan siswa juga semangat untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
d. Tahap Refleksi Siklus II
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada siklus II peneliti memperoleh beberapa catatan. Data yang
diperoleh merupakan hasil pengamatan peneliti, hasil observasi di
dapat dari observasi, dan berdasarkan hasil wawancara guru dan
siswa. Pada siklus II ini segala hal yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan telah berjalan dan terlaksana semua dengan baik.
Motivasi dan hasil belajar siswa pun meningkat pada siklus ini.
Selama proses pembelajaran menggunakan reward, peneliti tidak
mengalami banyak hambatan. Semua siswa dapat melaksanakan
68
tugas dan kewajibannya dengan baik. Para siswa terlihat senang dan
semangat pada saat mengikuti proses pembelajaran menggunakan
reward. Hal ini didukung dengan hasil belajar siswa yang terus
meningkat.
Hasil dari penerapan reward pada proses ini, sudah sesuai dengan
harapan peneliti. Pada setiap siklus, motivasi siswa selalu meningkat.
Hal ini ditandakan dengan siswa yang semangat dalam kegiatan
pembelajaran, selalu memperhatikan guru, belajar lebih tekun, siswa
lebih aktif, siswa tidak malu lagi saat bertanya dan menjawab, siswa
mampu dengan percaya diri untuk presentasi di depan kelas, dan
siswa terlihat senang pada saat proses pembelajaran brlangsung.
B. Pembahasan Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan
Dilihat dari beberapa siklus yang telah dilakukan peneliti, dapat
diambil hasil presentase angket dari awal pertemuan sebelum tindakan
dengan akhir pertemuan setelah tindakan yaitu pada awal pertemuan sebelum
tindakan, hasil angket motivasi belajar siswa mencapai presentase 53,9%,
dan pada akhir pertemuan setelah tindakan, hasil angket motivasi belajar
siswa mencapai presentase 66,3%. Hal ini menandakan adanya peningkatan
motivasi belajar siswa dari awal pertemuan ke akhir pertemuan sebesar
12,4%. Peningkatan hasil angket tersebut dapat dibilang cukup signifikan. Di
bawah ini, akan ditunjukkan diagram yang menunjukkan peningkatan
motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
69
Tabel 4.15
Diagram Hasil Angket
Dari diagram tersebut dapat dilihat terdapat peningkatan hasil angket
berdasarkan jumlah dan presentase dari awal pertemuan (ditunjukkan dengan
angka 1) dengan akhir pertemuan (ditunjukkan dengan angka 2). Hal ini
menandakan tercapainya harapan peneliti sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Selain peningkatan dalam hasil angket, data hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan. Pada pre-test siklus I hasil belajar siswa mencapai
angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa mencapai angka
93,3%. Pada siklus I, terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 25% pada
hasil pre-test menuju hasil post-test. Peningkatan hasil belajar juga dialami
pada hasil belajar siklus II, yakni hasil pre-test siklus II adalah 74,4% dan
hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Pada siklus II, terdapat peningkatan
hasil belajar sebesar 23,4%. Hal ini menandakan bahwa telah terjadi
peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan yang peneliti harapkan.
Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I menuju siklus II dapat
digambarkan melalui grafik sebagai berikut:
0
200
400
600
800
1000
1 2
Jumlah 776 954
Presentase 53,88888889 66,25
Ju
mla
h A
ngk
a
Data Hasil Angket
70
Tabel 4.16
Diagram Hasil Belajar
Peningkatan data hasil angket dan hasil belajar siswa ini dapat
terjadi karena adanya peranan reward dalam proses pembelajaran. Reward
yaitu segala yang diberikan guru berupa penghormatan yang menyenangkan
siswa atas dasar hasil baik yang telah dicapai dalam proses pendidikan
tujuannya memberikan motivasi kepada siswa agar dapat melakukan hal
yang terpuji dan berusaha untuk meningkatkan prestasi. Dalam agama
Islam reward terbukti dengan adanya pahala Allah SWT akan melipat
gandakan pahala bagi siapa saja yang berbuat kebaikan termasuk dalam hal
memberi reward, ini dikarenakan kita telah berbuat baik pada orang lain
(siswa) yaitu memberi reward yang dapat menyenangkan hati orang lain.
Sifat reward yang memberikan dorongan dan perasaan senang bagi
anak murid, membuat anak murid menjadi semangat dalam belajar. Dengan
adanya reward, anak murid menjadi merasa lebih dihargai hasil kerja keras
nya, dan dia pun dapat berbangga hati karena puas telah mendapatkan
reward dari guru. Reward yang diberikan tidak hanya berupa barang,
namun juga diberikan berupa perkataan dan perbuatan guru seperti guru
melakukan pujian dan tepuk tangan.
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4
Jumlah 1230 1680 1340 1760
Rata-rata/presentase 68,3333333 93,3333333 74,4444444 97,7777778
Jum
lah A
ngka
Data Hasil Belajar
71
Reward yang berupa benda tidak harus mahal. Benda yang diberikan
adalah benda yang dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang
sehingga dapat memicu dorongan semangat belajar siswa. Jika, guru sudah
mendapatkan perhatian siswa, maka tidak akan sulit bagi guru untuk
mengendalikan siswa dalam arti mengendalikan semangat dan hasil belajar
siswa di kelas.
Pembelajaran dengan pemberian reward bagi siswa yang bisa
menjawab, aktif, dan dapat mengerjakan soal dengan hasil baik akan
menyebabkan:
1. Siswa merasa bahwa ketekunannya diperhatikan, sehingga siswa
akan mengulang untuk tekun belajar lagi yang dimana ketekunan itu
akan meningkatkan hasil belajarnya dan telah menumbuhkan
motivasi belajar dalam dirinya.
2. Siswa merasa senang, sehingga terwujud pembelajaran yang
menyenangkan.
3. Siswa yang mendapat reward tentunya merupakan siswa yang aktif,
sehingga peranan reward ini menuju ke pembelajaran siswa yang
aktif (student centre).
72
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian peneliti ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
hasil angket dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan sebesar 12.4% dimana
pada awal pertemuan sebelum tindakan/pra tindakan hasil angket sebesar 53.9%
dan pada akhir pertemuan setelah tindakan hasil angket meningkat menjadi
66.3%. Peningkatan juga terjadi pada tes hasil belajar. Peningkatan ini terjadi
pada siklus I dan siklus II. Siklus I pada pertemuan pertama dan kedua hasil
belajar siswa meningkat sebesar 25%, dimana pada pre-test siklus I hasil belajar
siswa mencapai angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa
mencapai angka 93,3%. Siklus II pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar
siswa meningkat sebesar 23,4%, dimana pada hasil pre-test siklus II adalah 74,4%
dan hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Hasil belajar ini juga diperkuat dengan
score perhitungan dengan menggunakan rumus N-gain, dimana pada siklus I hasil
perhitungan adalah sebesar 0.78 dan pada siklus II hasil perhitungan meningkat
menjadi 0.91. Hal ini menandakan bahwa terdapat peranan reward terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan.
B. Saran
1. Diharapkan metode pembelajaran menggunakan reward ini dapat
dipraktekan disetiap pembelajaran yang ada di sekolah. Walaupun, reward
tidak berupa barang setidaknya reward yang dipraktekan dapat berupa
perkataan dan tindakan seperti pujian dan tepuk tangan.
2. Sekolah hendaknya memfasilitasi guru agar dapat menerapkan metode
reward agar dapat berjalan dengan baik, sehingga pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan sesuai dengan yang diharapkan dapat tercapai.
73
3. Pemerintah hendaknya memberikan pengarahan/pengetahuan tentang
metode reward kepada guru-guru bahwa metode penggunaan reward ini
merupakan metode yang sangat efektif dan tidak harus menggunakan uang
banyak. Karena metode reward ini sangat efektif dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa
74
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana Yogya
Ahmad, Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV
Rajawali Pers
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional Menguassai Metode Dan Terampil
Belajar. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.
Jakarta:PT Intermasa
Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitin Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesioanal Menciptakan Pembelajaran Kreatif
Dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, Iwan. 2014. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Fakultas
Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayattullah Jakarta
Purwanto, M. Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya
75
Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta: UPI PRESS
Silberman, Melvin L. 2013. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Penerbit NUSAMEDIA & NUANSA CENDEKIA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitaif,
dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sumanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Suralaga, Fadhilah, dan Solicha. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga
Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Suyono, dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Syamsuddin Makmun, Abin. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Syarbini, Amirulloh dan Heri Gunawan. 2014. Mencetak Anak Hebat. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator:
1. Menyebutkan organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
2. Menjelaskan tugas dan tujuan utama organisasi yang dibentuk menjelang persiapan
kemerdekaan Indonesia
3. Menghafal tanggal terbentuknya organisasi dan peristiwa penting yang dibetuk
menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
4. Menyebutkan hasil penting dari organisasi yang dibentuk menjelang persiapan
kemerdekaan Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan
Indonesia
2. Menjelaskan tugas dan tujuan utama organisasi yang dibentuk menjelang
persiapan kemerdekaan Indonesia
3. Menghafal tanggal terbentuknya organisasi dan peristiwa penting yang dibetuk
menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
4. Menyebutkan hasil penting dari organisasi yang dibentuk menjelang persiapan
kemerdekaan Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan :
Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok
Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model : Cooperative Learning
3. Pendekatan : Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar materi.
2. Alat/Bahan : Stabilo/pulpen/pensil.
3. Sumber Belajar : Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang persiapan
kemerdekaan.
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menjelaskan organisasi yang dibentuk dibentuk menjelang persiapan
kemerdekaan Indonesia
b. Menjelaskan tugas dan tujuan utama organisasi yang dibentuk menjelang
persiapan kemerdekaan Indonesia
c. Menjelaskan tanggal terbentuknya organisasi dan peristiwa penting yang
terjadi menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia
d. Menjelaskan hasil penting dari organisasi yang dibentuk menjelang
persiapan kemerdekaan Indonesia
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Guru membagikan lembar materi kepada siswa
b. Guru memerintahkan siswa untuk membaca, memahami, dan menggaris
bawahi hal-hal apa saja yang penting pada materi yang telah dibagikan.
c. Guru memerintahkan siswa untuk maju mempresentasikan apa yang telah
di dapat setelah membaca materi yang telah dibagikan..
d. Guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berani untuk
memberikan penjelasan di depan kelas.
e. Guru membagikan hadiah kepada siswa yang berani mempresentasikan ke
depan kelas.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Melakukan evaluasi.
2. Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Semangat
kebangsaan
: Cara
berpikir,
bertindak,
dan
berwawasan
yang
menempatk
an
kepentingan
bangsa dan
negara di
atas
kepentingan
diri dan
kelompokny
a.
Cinta tanah
air : Cara
berfikir,
Menyebutka
n organisasi
yang
dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
Menjelaskan
tugas dan
tujuan utama
organisasi
yang
dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
Menghafal
tanggal
terbentuknya
Lisan
Lembar
penilaian
Terlampir
bersikap,
dan berbuat
yang
menunjukka
n kesetiaan,
kepedulian,
dan
penghargaa
n yang
tinggi
terhadap
bahasa,
lingkungan
fisik, sosial,
budaya,ekon
omi, dan
politik
bangsa
Gemar
membaca:
Kebiasaan
menyediakan
waktu untuk
membaca
berbagai
bacaan yang
memberikan
kebajikan
bagi dirinya.
organisasi
dan peristiwa
penting yang
dibetuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
Menyebutka
n hasil
penting dari
organisasi
yang
dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
1. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* Kadang-Kadang Pengetahuan
* Tidak Pengetahuan
* Aktif Praktek
* Kadang-Kadang Aktif
* Tidak Aktif
* Sikap
* Kadang-Kadang Sikap
* Tidak Sikap
3
2
1
3
2
1
3
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1. Aurel 1 2 2 5
2. Apta 1 1 1 3
3. Revan 2 2 1 5
4. Aaliyah 1 1 2 4
5. Arya Dravida 2 1 1 4
6. Ghania 1 2 1 4
7. Syifa 1 1 1 3
8. Nasywa 1 1 1 3
9. Ayasha 1 1 2 4
10. Nina 1 2 1 4
11. Amr Syach 1 1 1 3
12. Tavia 2 2 2 6
13. Rafi 2 2 1 5
14. Abhi Praya 1 2 1 4
15. Prita 1 1 2 4
16. Shehyar 1 1 2 4
17. Unggul 2 2 2 6
18. Arya Satya 2 3 1 6
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Jakarta, 03 Mei 2016
Guru Kelas Peneliti
(Sujadi, S.Pd.) (Anisa Putri Utami)
NIP. NIM. 1112018300015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator:
1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
3. Mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
3. Mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan :
Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok
Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model : Kooperatif tipe Team Games Tournament.
3. Pendekatan : Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap Siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar materi.
2. Alat/Bahan : Kertas Buku Tulis, pulpen/pensil, LCD, Laptop, Proyektor
3. Sumber Belajar : Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang tokoh-tokoh
penting dalam persiapan kemerdekaan.
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
b. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia
c. Menunjukkan foto tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membagi siswa menjadi 3 kelompok
b. Melakukan kegiatan Team Games Tournament, dimana tiap kelompok
menjawab pertanyaan dari guru dengan cara bergantian dari barisan yang
paling depan hingga barisan yang paling belakang sampai pertanyaan
habis.
c. Guru membagikan soal kepada siswa
d. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru
e. Guru membimbing siswa saat mengerjakan soal
f. Guru memberikan pujian kepada siswa yang melakukan sesuai arahan
guru
g. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
i. Guru memberi hadiah kepada kelompok terbaik
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Melakukan evaluasi.
2. Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Semangat
kebangsaan
: Cara
berpikir,
bertindak,
dan
berwawasan
yang
menempatk
an
kepentingan
bangsa dan
negara di
atas
kepentingan
diri dan
kelompokny
a.
Cinta tanah
air : Cara
berfikir,
bersikap,
dan berbuat
yang
menunjukka
n kesetiaan,
Menyebutka
n tokoh-
tokoh dalam
mempersiapk
an
kemerdekaan
Indonesia
Menjelaskan
peranan
tokoh-tokoh
dalam
mempersiapk
an
kemerdekaan
Indonesia
Mengenali
tokoh-tokoh
yang
berperan
dalam
mempersiapk
an
kemerdekaan
Indonesia
Tertulis
Lembar
penilaian
Terlampir
kepedulian,
dan
penghargaa
n yang
tinggi
terhadap
bahasa,
lingkungan
fisik, sosial,
budaya,ekon
omi, dan
politik
bangsa
Gemar
membaca:
Kebiasaan
menyediakan
waktu untuk
membaca
berbagai
bacaan yang
memberikan
kebajikan
bagi dirinya.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
1. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* Kadang-Kadang Pengetahuan
* Tidak Pengetahuan
* Aktif Praktek
* Kadang-Kadang Aktif
* Tidak Aktif
* Sikap
* Kadang-Kadang Sikap
* Tidak Sikap
3
2
1
3
2
1
3
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1. Aurel 2 2 2 6
2. Apta 2 2 1 5
3. Revan 2 2 2 6
4. Aaliyah 2 1 2 5
5. Arya Dravida 2 2 1 5
6. Ghania 2 2 1 5
7. Syifa 2 1 1 4
8. Nasywa 2 1 1 4
9. Ayasha 2 1 2 4
10. Nina 2 2 1 5
11. Amr Syach 2 1 1 4
12. Tavia 2 3 2 7
13. Rafi 3 2 1 6
14. Abhi Praya 2 2 1 5
15. Prita 2 1 2 5
16. Shehyar 2 1 2 5
17. Unggul 3 2 2 7
18. Arya Satya 3 3 1 7
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Jakarta, 09 Mei 2016
Guru Kelas Peneliti
(Sujadi, S.Pd.) (Anisa Putri Utami)
NIP. NIM. 1112018300015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator:
1. Menjelaskan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mepersiapkan kemerdekaan
2. Mencirikan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
3. Mencontohkan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
4. Membedakan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap yang tidak
mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mepersiapkan kemerdekaan
b. Mencirikan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
c. Mencontohkan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
d. Membedakan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap yang
tidak mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
Karakter siswa yang diharapkan :
Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok
Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model : Cooperative Learning
3. Pendekatan : Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap Siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar Materi.
2. Alat/Bahan : Stabilo/pulpen/pensil.
3. Sumber Belajar : Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang sikap
menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menjelaskan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mepersiapkan
kemerdekaan
b. Mencirikan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan
c. Mencontohkan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
d. Mencontohkan perbedaan sikap yang mencerminkan menghargai jasa para
tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
dengan sikap yang tidak mencerminkan menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dengan menggunakan permen
b. Guru membagikan lembar materi pada tiap kelompok
c. Guru memerintahkan siswa untuk membaca dan memahami isi dari materi
yang dibagikan
d. Guru memerintahkan perwakilan dari tiap kelompok untuk melakukan
presentasi di depan kelas
e. Guru memerintahkan siswa dari kelompok yang berbeda untuk
memberikan penilaian atas presentasi yang dilakukan.
f. Guru membagikan hadiah kepada kelompok terbaik.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Melakukan evaluasi.
2. Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Semangat
kebangsaan
: Cara
berpikir,
bertindak,
dan
berwawasan
yang
menempatk
an
kepentingan
bangsa dan
negara di
atas
kepentingan
Menjelaskan
sikap
menghargai
jasa para
tokoh dalam
mepersiapka
n
kemerdekaan
Mencirikan
sikap yang
mencerminka
n menghargai
jasa para
tokoh dalam
mempersiapk
Lisan
Lembar
penilaian
Terlampir
diri dan
kelompokny
a.
Cinta tanah
air : Cara
berfikir,
bersikap,
dan berbuat
yang
menunjukka
n kesetiaan,
kepedulian,
dan
penghargaa
n yang
tinggi
terhadap
bahasa,
lingkungan
fisik, sosial,
budaya,ekon
omi, dan
politik
bangsa
Gemar
membaca:
Kebiasaan
menyediakan
waktu untuk
membaca
berbagai
an
kemerdekaan
Mencontohk
an sikap
yang
mencerminka
n menghargai
jasa para
tokoh dalam
mempersiapk
an
kemerdekaan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Membedakan
sikap yang
mencerminka
n menghargai
jasa para
tokoh dalam
mempersiapk
an
kemerdekaan
dalam
kehidupan
sehari-hari
dengan sikap
yang tidak
mencerminka
n menghargai
bacaan yang
memberikan
kebajikan
bagi dirinya.
jasa para
tokoh dalam
mempersiapk
an
kemerdekaan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
1. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* Kadang-Kadang Pengetahuan
* Tidak Pengetahuan
* Aktif Praktek
* Kadang-Kadang Aktif
* Tidak Aktif
* Sikap
* Kadang-Kadang Sikap
* Tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1. Aurel 3 3 2 8
2. Apta 3 2 1 6
3. Revan 2 3 2 7
4. Aaliyah 2 3 2 7
5. Arya Dravida 2 3 1 6
6. Ghania 2 3 1 6
7. Syifa 2 2 1 5
8. Nasywa 2 2 1 5
9. Ayasha 2 2 2 6
10. Nina 2 3 1 6
11. Amr Syach 2 2 1 5
12. Tavia 2 3 2 7
13. Rafi 3 3 1 7
14. Abhi Praya 2 3 1 6
15. Prita 2 2 2 6
16. Shehyar 2 2 2 6
17. Unggul 3 3 2 8
18. Arya Satya 3 3 1 7
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Jakarta, 10 Mei 2016
Guru Kelas Peneliti
(Sujadi, S.Pd.) (Anisa Putri Utami)
NIP. NIM. 1112018300015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD Islam Harapan Ibu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
C. Indikator:
1. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
2. Menyebutkan isi dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
3. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman
4. Menerapkan kegiatan bermusyawarah dengan teman-teman dalam kehidupan sehari-
hari
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
2. Menyebutkan isi dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
3. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman
4. Menerapkan kegiatan bermusyawarah dengan teman-teman dalam kehidupan
sehari-hari
Karakter siswa yang diharapkan :
Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Gemar Membaca.
E. Materi Pokok
Persiapan kemerdekaan.
F. Strategi Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab, Reward.
2. Model : Cooperative Learning
3. Pendekatan : Pembelajaran Aktif, Pemusatan terhadap Siswa.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Buku paket IPS untuk SD/MI kelas V, Lembar Materi.
2. Alat/Bahan : Laptop, Lcd, Proyektor, pulpen/pensil.
3. Sumber Belajar : Tim Bina Karya Guru, 2012. IPS Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI. Jawa Timur: PT Masmedia Buana Pustaka.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk membuka kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang tentang
organisasi yang dibentuk menjelang persiapan kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
b. Menyebutkan isi dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
c. Menjelaskan apa arti dan pentingnya bermusyawarah
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
b. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
c. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
d. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik
e. Guru memberikan kuis lisan terkait materi pelajaran
f. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang dapat menjawab quis dengan
tepat.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Melakukan evaluasi.
2. Menunjukkan jawaban berdasarkan soal yang diberikan oleh guru.
3. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Semangat
kebangsaan
: Cara
berpikir,
bertindak,
dan
berwawasan
yang
menempatk
an
kepentingan
bangsa dan
negara di
atas
kepentingan
diri dan
kelompokny
a.
Cinta tanah
air : Cara
berfikir,
bersikap,
dan berbuat
yang
menunjukka
n kesetiaan,
Menjelaskan
perlunya
perumusan
dasar negara
sebelum
kemerdekaan
Menyebutka
n isi dari
dasar negara
Indonesia
yaitu
Pancasila
Membiasaka
n diri
bermusyawar
ah dengan
teman-teman
Menerapkan
kegiatan
bermusyawar
ah dengan
teman-teman
dalam
kehidupan
sehari-hari
Lisan
Lembar
penilaian
Terlampir
kepedulian,
dan
penghargaa
n yang
tinggi
terhadap
bahasa,
lingkungan
fisik, sosial,
budaya,ekon
omi, dan
politik
bangsa
Gemar
membaca:
Kebiasaan
menyediakan
waktu untuk
membaca
berbagai
bacaan yang
memberikan
kebajikan
bagi dirinya.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
1. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* Kadang-Kadang Pengetahuan
* Tidak Pengetahuan
* Aktif Praktek
* Kadang-Kadang Aktif
* Tidak Aktif
* Sikap
* Kadang-Kadang Sikap
* Tidak Sikap
3
2
1
3
2
1
3
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1. Aurel 3 3 2 8
2. Apta 3 3 2 8
3. Revan 3 3 2 8
4. Aaliyah 3 3 2 8
5. Arya Dravida 3 3 2 8
6. Ghania 3 3 2 8
7. Syifa 3 3 2 8
8. Nasywa 2 3 2 7
9. Ayasha 2 3 2 7
10. Nina 2 3 2 7
11. Amr Syach 2 2 2 6
12. Tavia 3 3 3 9
13. Rafi 3 3 2 8
14. Abhi Praya 2 3 2 7
15. Prita 2 3 2 7
16. Shehyar 2 3 2 7
17. Unggul 3 3 3 9
18. Arya Satya 3 3 2 8
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Jakarta, 12 Mei 2016
Guru Kelas Peneliti
(Sujadi, S.Pd.) (Anisa Putri Utami)
NIP. NIM. 1112018300015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Takiddin, M.Pd) NIP 198312062011011005
Kisi-kisi Instrumen Angket
No.
Aspek
motivasi
siswa
Indikator yang diamati Nomor
soal
1 Rasa
Senang
Saya senang diberi hadiah karena
dapat menjawab pertanyaan guru
1
2 Saya suka kalau saat dikelas guru memberi 6
tambahan nilai
3 Saya menjadi lebih senang jika guru sering
memberi pujian 11
4 Rasa
Tertarik
Saya cepat-cepat mengerjakan tugas untuk
mendapatkan hadiah
2
5 Guru memberi pujian, saya akan lebih tekun
belajar 7
6 Dengan adanya hadiah, saya lebih tertarik
dengan pelajaran IPS
12
7 Rasa ingin
tahu
Saya akan mengerjakan PR untuk menambah
nilai 3
8 Saya akan bertanya saat mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas
8
9 Saya mengulang kembali pelajaran IPS
dirumah 13
10 Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih
ingin tahu materi yang akan diajarkan
14
11 Rasa
Perhatian
Saat pelajaran IPS saya memperhatikan guru 4
12 Saat guru memberi pujian saya lebih
memperhatikan guru dari pada berbicara
sendiri
9
13 Karena adanya tambahan nilai, saya
mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh
guru
15
14 Rasa
Antusias
Saya semangat menjawab pertanyaan ketika
guru memberi hadiah
5
15 Saya lebih giat belajar lagi untuk mempertinggi
prestasi 10
16 Saya menjadi lebih semangat belajar dan
menjawab pertanyaan dari guru karena diberi
hadiah
16
17 Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih
semangat bila guru menyuruh maju kedepan
kelas
17
18 Keaktifan Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih aktif
dalam berdiskusi didalam kelas
18
19 Dengan adanya pujian, saya lebih aktif
bertanya saat pelajaran berlangsung 19
20 Kesiapan
siswa
Sebelum pelajaran IPS dimulai, saya selalu
mempersiapkan buku dan alat tulis terlebih
dahulu
20
Angket Motivasi Belajar Siswa
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk pengisian angket:
Berikan tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No Pertanyaan SL SR KD TP
1. Saya senang diberi hadiah karena dapat
menjawab pertanyaan dari guru
2. Saya mengerjakan tugas/menjawab
pertanyaan untuk mendapatkan hadiah
3. Saya akan mengerjakan PR untuk
menambah nilai
4. Saat pelajaran IPS saya memperhatikan guru
5. Saya semangat menjawab pertanyaan ketika
guru memberi hadiah
6. Saya suka kalau saat di kelas guru memberi
tambahan nilai
7. Guru memberi pujian, saya akan lebih tekun
belajar
8. Saya akan bertanya saat mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas
Skor angket:
SL : 4
SR : 3
KD : 2
TP : 1
9.
Saat guru memberi pujian saya lebih
memperhatikan guru daripada berbicara
sendiri
10. Saya lebih giat belajar lagi untuk
mempertinggi prestasi
11. Saya menjadi lebih senang jika guru sering
memberi pujian
12. Dengan adanya hadiah, saya lebih tertarik
dengan pelajaran IPS
13. Saya mengulang kembali pelajaran IPS di
rumah
14. Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih
ingin tahu materi yang akan diajarkan
15.
Karena adanya tambahan nilai, saya
mengerjakan setiap tugas yang diberikan
oleh guru
16.
Saya menjadi lebih semangat belajar dan
menjawab pertanyaan dari guru karena
diberi hadiah
17.
Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih
semangat bila guru menyuruh maju ke depan
kelas
18. Dengan adanya hadiah, saya menjadi lebih
aktif dalam berdiskusi di dalam kelas
19. Dengan adanya pujian, saya lebih aktif
bertanya saat pelajaran berlangsung
20
Sebelum pelajaran IPS dimulai, saya selalu
mempersiapkan buku dan alat tulis terlebih
dahulu
Data Hasil Angket
No. Nama Awal Pertemuan Penelitian Akhir Pertemuan
Penelitian
1 Aurel 49 51
2 Apta 46 49
3 Revan 59 56
4 Aaliyah 41 62
5 Arya Dravida 35 47
6 Ghania 40 62
7 Syifa 36 51
8 Nasywa 66 72
9 Ayasha 37 41
10 Nina 41 61
11 Amr Syach 32 33
12 Tavia 38 38
13 Rafi 42 39
14 Abhi Praya 43 56
15 Prita 47 57
16 Shehyar 32 40
17 Unggul 32 73
18 Arya Satya 60 66
Jumlah 776 954
Presentase 53.9 66.3
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR
No Indikator Soal
Kunci
jawaban C1 C2 C3 C4 Instrumen Soal
1.
Menghafal
tanggal
terbentuknya
organisasi dan
peristiwa penting
yang dibetuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
1, 2 1. Perdana Menteri Jepang,
Jenderal Kuniaki Koiso
berjanji akan memberikan
kemerdekaan kepada
Indonesia pada tanggal ….
a. 09 September 1944
b. 09 September 1945
c. 10 September 1944
d. 10 September 1945
2.
2. BPUPKI dibentuk pada
tanggal ….
a. 10 Maret 1945
b. 01 Maret 1945
c. 11 Maret 1945
d. 01 Maret 1954
1. A
2. B
2. Menjelaskan
tugas dan tujuan
utama organisasi
yang dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
3 3. Mempersiapkan hal-hal
penting yang diperlukan
dalam pembentukan negara
Indonesia. Pernyataan
tersebut merupakan tujuan
utama dari...
a. Panitia Sembilan
b. PPKI
c. BPUPKI
d. Jenderal Kuniaki Koiso
3. C
3. Menyebutkan
hasil penting dari
organisasi yang
dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
4 4. Sidang BPUPKI yang
pertama tanggal 29 Mei – 1
Juni 1945 membahas
tentang...
a. Undang-undang Dasar
b. Lagu kebangsaan
c. Wilayah Indonesia
d. Dasar Negara
4. D
4. Menghafal
tanggal
terbentuknya
organisasi dan
peristiwa penting
yang dibetuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
5 5. Setelah BPUPKI dibubarkan,
kemudian sebagai gantinya
PPKI dibentuk. PPKI
dibentuk pada tanggal...
a. 07 Agustus 1945
b. 08 Agustus 1945
c. 09 Agustus 1945
d. 10 Agustus 1945
5. A
5. Menjelaskan
tugas dan tujuan
utama organisasi
yang dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
6 6. Menyelesaikan dan
mengesahkan Rancangan
Undang-Undang Dasar dan
memusyawarahkan cara
pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan bila tiba
saatnya. Pernyataan tersebut
merupakan tugas utama
dari...
a. PPKI
6. A
b. BPUPKI
c. Panitia Sembilan
d. Ir. Soekarno
6. Menghafal
tanggal
terbentuknya
organisasi dan
peristiwa penting
yang dibetuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
7 7. Hari lahir Pancasila terjadi
pada tanggal...
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 01 Juni 1945
d. 29 Mei 1945
7. C
7. Menyebutkan
organisasi yang
dibentuk
menjelang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
8 8. Pada akhir sidang BPUPKI
yang pertama, dibentuk
panitia kecil yang terdiri dari
9 orang, sehingga disebut...
a. Putra Sembilan
b. Panitia Sembilan
c. Pemuda Sembilan
d. Pahlawan Sembilan
8. B
8. Menghafal
tanggal
terbentuknya
organisasi dan
peristiwa penting
yang dibetuk
menjelang
9, 10 9. Bangsa Indonesia
memproklamasikan
kemerdekaan pada tanggal...
a. 17 Oktober 1945
b. 16 September 1945
c. 17 Agustus 1945
d. 18 Agustus 1945
9. C
10. D
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
10. PPKI mengadakan sidang
yang pertama dengan yang
menghasilkan beberapa
keputusan penting, yaitu:
1) Mengesahkan dan
menetapkan Undang
Undang Dasar (UUD
1945) Republik
Indonesia.
2) Memilih dan Menetapkan
Ir. Soekarno sebagai
presiden dan Drs. Moh.
Hatta sebagai wakil
presiden.
3) Membentuk Komite
Nasional Indonesia yang
bertugas membantu
presiden dalam
menjalankan tugasnya.
Komite nasional ini
berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat
(DPR).
Hasil keputusan sidang PPKI
tersebut terjadi pada
tanggal...
a. 17 Oktober 1945
b. 16 September 1945
c. 17 Agustus 1945
d. 18 Agustus 1945
9. Menyebutkan
tokoh-tokoh
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
11 11. Perdana menteri Jepang yang
berjanji akan memberikan
kemerdekaan kepada
Indonesia adalah...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat
11. A
10. Menjelaskan
peranan tokoh-
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
12,
13,
14
12. BPUPKI diketuai oleh...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat
13. PPKI diketuai oleh...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat
14. Tiga orang tokoh yang
mengusulkan rumusan dasar
negara dalam sidang
BPUPKI adalah...
a. Mr. Muh. Yamin, Prof.
Dr. Soepomo, dan Ir.
Sokarno
b. Drs. Moh. Hatta, K.H.
12. D
13. B
14. A
Wahid Hasyim, dan Mr.
Achmad Subarjo
c. Kahar Muzakir, Mr.
A.A. Maramis, dan Drs.
Moh. Hatta
d. Wahid Hasyim, dan Mr.
Achmad Subarjo, dan
Kahar Muzakir
11. Mengenali tokoh-
tokoh yang
berperan dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
15 15. Gambar di samping
merupakan tokoh pahlawan
persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
15. B
12. Menjelaskan
peranan tokoh-
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
16,
17
16. Tokoh persiapan
kemerdekaan Indonesia
yang memberi nama dasar
negara kita dengan
Pancasila adalah...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Mr. Muh. Yamin
d. Dr. Soepomo
17. Yang bukan merupakan para
tokoh Panitia Sembilan di
bawah ini adalah...
a. Ir. Soekarno
16. A
17. D
b. Drs. Moh. Hatta
c. Mr. Muh. Yamin
d. Dr. Soepomo
13. Mengenali tokoh-
tokoh yang
berperan dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
18 18. Gambar di samping
merupakan tokoh pahlawan
persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
18. C
14. Menjelaskan
peranan tokoh-
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
19 19. Presiden dan Wakil Presiden
yang pertama adalah...
a. Ir. Soekarno & Mr.
Moh. Yamin
b. Ir. Soekaeno & Drs.
Moh. Hatta
c. Dr. Soepomo & Drs.
Moh. Hatta
d. Mr. Moh. Yamin & Ir.
Soekarno
19. B
15. Mengenali tokoh-
tokoh yang
berperan dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
20 20. Gambar di samping
merupakan tokoh pahlawan
persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
20. A
16. Menjelaskan
sikap menghargai
jasa para tokoh
dalam
mepersiapkan
kemerdekaan
21,
22
21. Sikap menghargai para
pahlawan harus kita
tanamkan sejak...
a. Sejak kecil
b. Di bangku kuliah
c. Sejak SMA
d. Sejak SMP
22. Jasa para pahlawan yang
telah berjuang demi merebut
kemerdekaan Indonesia
harus kita...
a. Lupakan dan tinggalkan
b. Kenang dan contoh
perbuatan baiknya
c. Acuhkan, pura-pura
tidak tahu
d. Jangan diperdulikan
21. A
22. B
17. Mencirikan sikap
yang
mencerminkan
menghargai jasa
para tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
23,
24
23. Contoh sikap rela berkorban
antara lain...
a. Acuh tak acuh terhadap
sesama
b. Membiarkan teman yang
kesusahan dan tidak
berusaha menolongnya
c. Egois
d. Menyisihkan uang untuk
membantu saudara-
saudara kita yang
terkena bencana alam
23. D
24. B
24. Contoh yang mencerminkan
sikap berani dalam
kebenaran antara lain...
a. Melakukan perbuatan
yang merugikan orang
lain
b. Menghargai hasil karya
orang lain
c. Tidak menghargai
sebagai sesama manusia
d. Sering mencela
18. Mencontohkan
sikap yang
mencerminkan
menghargai jasa
para tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
dalam kehidupan
sehari-hari
25,
26
25. Rina mempelajari sejarah
para pahlawan pejuang
kemerdekaan. Rina
memiliki sikap...
a. Rela berkorban
b. Berani dalam kebenaran
c. Cinta tanah air
d. Berjiwa besar
26. Janu telah merusak tempat
pensil Tono, namun Janu
tidak meminta maaf dan
bersikap tidak peduli. Sikap
Janu tidak mencerminkan
sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
25. C
26. A
19 Mencirikan sikap
yang
mencerminkan
menghargai jasa
para tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
27,
28
27. Mencoret-coret museum
sejarah merupakan perilaku
yang tidak mencerminkan
sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
28. Salah satu cara yang tidak
menghargai jasa para
pahlawan adalah dengan...
a. Membangun museum
untuk mengenang jasa
para pahlawan
b. Membangun monumen
untuk para pahlawan
yang telah berjasa
c. Merusak/mencoret-coret
monumen pahlawan
d. Memakamkan para
pahlawan di tempat
terhormat
27. D
28. C
20 Mencirikan sikap
yang
mencerminkan
menghargai jasa
para tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
29,
30
29. Ayah mirna selalu
membayar pajak sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku. Ayah Mirna
menerapkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
29. B
30. C
d. Cinta tanah air
30. Sheilla memuji gambar
Nurul yang sangat bagus.
Sheilla menunjukkan
sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
21. Menyebutkan isi
dari dasar negara
Indonesia yaitu
Pancasila
21,
22
31. Pancasila memiliki arti...
a. Lima pahlawan
b. Lima peristiwa
c. Lima dasar
d. Lima wilayah
32. Sila ke-2 Pancasila
berbunyi...
a. Ketuhanan Yang Maha
Esa
b. Kemanusiaan yang adil
dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
31. C
32. B
22. Membiasakan diri
bermusyawarah
dengan teman-
teman
33,
34
33. “Proses pembahasan suatu
persoalan dengan maksud
mencapai keputusan
bersama”, merupakan
33. D
34. C
pengertian dari...
a. Rela berkorban
b. Berjiwa besar
c. Cinta tanah air
d. Musyawarah
34. Dibawah ini merupakan
sikap bermusyawarah,
kecuali...
a. Merencanakan kegiatan
liburan bersama
keluarga
b. Mengerjakan tugas
kelompok untuk
memecahkan soal yang
diberikan Pak guru
c. Mengerjakan PR sendiri
di rumah
d. Rapat RT/RW
23. Menyebutkan isi
dari dasar negara
Indonesia yaitu
Pancasila
35 35. Sila dalam Pancasila yang
menyebutkan tentang
harusnya menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan adalah...
a. Sila ke-4
b. Sila ke-3
c. Sila ke-2
d. Sila ke-1
35. C
24. Menjelaskan
perlunya
perumusan dasar
36,
37
36. Istilah Pancasila
dikemukakan oleh...
a. Mr. Muh. Yamin
36. D
37. A
negara sebelum
kemerdekaan
b. KH. Agus Salim
c. Dr. Soepomo
d. Ir. Soekarno
37. Pancasila perlu dirumuskan
untuk mencapai kemerdekan
RI karena...
a. Indonesia membutuhkan
pancasila sebagai
landasan yang kuat
untuk mencapai
kemerdekaan
b. Indonesia belum
memiliki dasar negara
c. Indonesia dijajah oleh
Jepang
d. Jepang mendesak agar
Indonesia segera
membuat dasar negara
25 Membiasakan diri
bermusyawarah
dengan teman-
teman
38,
39,
40
38. Yang tidak mencerinkan
sikap yang baik dalam
bermusyawarah adalah...
a. Para calon ketua kelas
berjabat tangan setelah
pemilihan ketua kelas
b. Menerima
keputusan/pendapat
yang berbeda dengan
besar hati
c. Para supporter sepak
bola bertengkar karena
38. C
39. B
40. C
salah satu tim kalah
d. Pak Prabowo berbesar
hati menerima kekalahan
dalam pemilihan
presiden melawan Pak
Jokowi
39. Musyawah dilakukan
minimal oleh...
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang
40. Musyawarah yang baik
dilakukan dengan...
a. Menunjuk-nunjuk tidak
sopan ke arah orang lain
b. Marah-marah,
membentak, dengan
nada suara yang tinggi
c. Secara kekeluargaan,
bersikap sopan, dan
berbicara setelah
dipersilahkan
d. Memaksakan kehendak
pribadi agar
keputusannya diterima
Soal
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia pada tanggal ….
a. 09 September 1944
b. 09 September 1945
c. 10 September 1944
d. 10 September 1945
2.
2. BPUPKI dibentuk pada tanggal ….
a. 10 Maret 1945
b. 01 Maret 1945
c. 11 Maret 1945
d. 01 Maret 1954
3. Mempersiapkan hal-hal penting yang diperlukan dalam pembentukan negara Indonesia.
Pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari...
a. Panitia Sembilan
b. PPKI
c. BPUPKI
d. Jenderal Kuniaki Koiso
NILAI
4. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas tentang...
a. Undang-undang Dasar
b. Lagu kebangsaan
c. Wilayah Indonesia
d. Dasar Negara
5. Setelah BPUPKI dibubarkan, kemudian sebagai gantinya PPKI dibentuk. PPKI dibentuk pada
tanggal...
a. 07 Agustus 1945
b. 08 Agustus 1945
c. 09 Agustus 1945
d. 10 Agustus 1945
6. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar dan memusyawarahkan
cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bila tiba saatnya. Pernyataan tersebut merupakan
tugas utama dari...
a. PPKI
b. BPUPKI
c. Panitia Sembilan
d. Ir. Soekarno
7. Hari lahir Pancasila terjadi pada tanggal...
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 01 Juni 1945
d. 29 Mei 1945
8. Pada akhir sidang BPUPKI yang pertama, dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang,
sehingga disebut...
a. Putra Sembilan
b. Panitia Sembilan
c. Pemuda Sembilan
d. Pahlawan Sembilan
9. Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal...
a. 17 Oktober 1945
b. 16 September 1945
c. 17 Agustus 1945
d. 18 Agustus 1945
10. PPKI mengadakan sidang yang pertama dengan yang menghasilkan beberapa keputusan penting,
yaitu:
1) Mengesahkan dan menetapkan Undang Undang Dasar (UUD 1945) Republik Indonesia.
2) Memilih dan Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden.
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia yang bertugas membantu presiden dalam
menjalankan tugasnya. Komite nasional ini berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
Hasil keputusan sidang PPKI tersebut terjadi pada tanggal...
a. 17 Oktober 1945
b. 16 September 1945
c. 17 Agustus 1945
d. 18 Agustus 1945
11. Perdana menteri Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia adalah...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
12. BPUPKI diketuai oleh...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
13. PPKI diketuai oleh...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
14. Tiga orang tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah...
a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno
b. Drs. Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo
c. Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta
d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir
15. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
16. Tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia yang memberi nama dasar negara kita dengan
Pancasila adalah...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Mr. Muh. Yamin
d. Dr. Soepomo
17. Yang bukan merupakan para tokoh Panitia Sembilan di bawah ini adalah...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Mr. Muh. Yamin
d. Dr. Soepomo
18. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
19. Presiden dan Wakil Presiden yang pertama adalah...
a. Ir. Soekarno & Mr. Moh. Yamin
b. Ir. Soekaeno & Drs. Moh. Hatta
c. Dr. Soepomo & Drs. Moh. Hatta
d. Mr. Moh. Yamin & Ir. Soekarno
20. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan
kemerdekaan Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
21. Sikap menghargai para pahlawan harus kita tanamkan sejak...
a. Sejak kecil
b. Di bangku kuliah
c. Sejak SMA
d. Sejak SMP
22. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan Indonesia harus kita...
a. Lupakan dan tinggalkan
b. Kenang dan contoh perbuatan baiknya
c. Acuhkan, pura-pura tidak tahu
d. Jangan diperdulikan
23. Contoh sikap rela berkorban antara lain...
a. Acuh tak acuh terhadap sesama
b. Membiarkan teman yang kesusahan dan tidak berusaha menolongnya
c. Egois
d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam
24. Contoh yang mencerminkan sikap berani dalam kebenaran antara lain...
a. Melakukan perbuatan yang merugikan orang lain
b. Menghargai hasil karya orang lain
c. Tidak menghargai sebagai sesama manusia
d. Sering mencela
25. Rina mempelajari sejarah para pahlawan pejuang kemerdekaan. Rina memiliki sikap...
a. Rela berkorban
b. Berani dalam kebenaran
c. Cinta tanah air
d. Berjiwa besar
26. Janu telah merusak tempat pensil Tono, namun Janu tidak meminta maaf dan bersikap tidak
peduli. Sikap Janu tidak mencerminkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
27. Mencoret-coret museum sejarah merupakan perilaku yang tidak mencerminkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
28. Salah satu cara yang tidak menghargai jasa para pahlawan adalah dengan...
a. Membangun museum untuk mengenang jasa para pahlawan
b. Membangun monumen untuk para pahlawan yang telah berjasa
c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan
d. Memakamkan para pahlawan di tempat terhormat
29. Ayah mirna selalu membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ayah Mirna
menerapkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
30. Sheilla memuji gambar Nurul yang sangat bagus. Sheilla menunjukkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
31. Pancasila memiliki arti...
a. Lima pahlawan
b. Lima peristiwa
c. Lima dasar
d. Lima wilayah
32. Sila ke-2 Pancasila berbunyi...
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
33. “Proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama”, merupakan
pengertian dari...
a. Rela berkorban
b. Berjiwa besar
c. Cinta tanah air
d. Musyawarah
34. Dibawah ini merupakan sikap bermusyawarah, kecuali...
a. Merencanakan kegiatan liburan bersama keluarga
b. Mengerjakan tugas kelompok untuk memecahkan soal yang diberikan Pak guru
c. Mengerjakan PR sendiri di rumah
d. Rapat RT/RW
35. Sila dalam Pancasila yang menyebutkan tentang harusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
adalah...
a. Sila ke-4
b. Sila ke-3
c. Sila ke-2
d. Sila ke-1
36. Istilah Pancasila dikemukakan oleh...
a. Mr. Muh. Yamin
b. KH. Agus Salim
c. Dr. Soepomo
d. Ir. Soekarno
37. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena...
a. Indonesia membutuhkan pancasila sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemerdekaan
b. Indonesia belum memiliki dasar negara
c. Indonesia dijajah oleh Jepang
d. Jepang mendesak agar Indonesia segera membuat dasar negara
38. Yang tidak mencerinkan sikap yang baik dalam bermusyawarah adalah...
a. Para calon ketua kelas berjabat tangan setelah pemilihan ketua kelas
b. Menerima keputusan/pendapat yang berbeda dengan besar hati
c. Para supporter sepak bola bertengkar karena salah satu tim kalah
d. Pak Prabowo berbesar hati menerima kekalahan dalam pemilihan presiden melawan Pak
Jokowi
39. Musyawah dilakukan minimal oleh...
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang
40. Musyawarah yang baik dilakukan dengan...
a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain
b. Marah-marah, membentak, dengan nada suara yang tinggi
c. Secara kekeluargaan, bersikap sopan, dan berbicara setelah dipersilahkan
d. Memaksakan kehendak pribadi agar keputusannya diterima
Soal Pre-Test Siklus 1
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. BPUPKI diketuai oleh...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
2. “Mempersiapkan hal-hal penting yang diperlukan dalam pembentukan negara Indonesia.”
Pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari...
a. Panitia Sembilan
b. PPKI
c. BPUPKI
d. Jenderal Kuniaki Koiso
3. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas tentang...
a. Undang-undang Dasar
b. Lagu kebangsaan
c. Wilayah Indonesia
d. Dasar Negara
NILAI
4. “Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar dan memusyawarahkan
cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bila tiba saatnya.” Pernyataan tersebut merupakan
tugas utama dari...
a. PPKI
b. BPUPKI
c. Panitia Sembilan
d. Ir. Soekarno
5. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
6. Pada akhir sidang BPUPKI yang pertama, dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang,
sehingga disebut...
a. Putra Sembilan
b. Panitia Sembilan
c. Pemuda Sembilan
d. Pahlawan Sembilan
7. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
8. Perdana menteri Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
adalah...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
9. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
10. Tiga orang tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah...
a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno
b. Drs. Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo
c. Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta
d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir
Soal Post-Test Siklus 1
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. “Mempersiapkan hal-hal penting yang diperlukan dalam pembentukan negara Indonesia.”
Pernyataan tersebut merupakan tujuan utama dari...
a. Panitia Sembilan
b. PPKI
c. BPUPKI
d. Jenderal Kuniaki Koiso
2. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
3. Perdana menteri Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
adalah...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
NILAI
4. Tiga orang tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah...
a. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Sokarno
b. Drs. Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo
c. Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis, dan Drs. Moh. Hatta
d. Wahid Hasyim, dan Mr. Achmad Subarjo, dan Kahar Muzakir
5. BPUPKI diketuai oleh...
a. Jenderal Kuniaki Koiso
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
6. “Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar dan memusyawarahkan
cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bila tiba saatnya.” Pernyataan tersebut merupakan
tugas utama dari...
a. PPKI
b. BPUPKI
c. Panitia Sembilan
d. Ir. Soekarno
7. Pada akhir sidang BPUPKI yang pertama, dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang,
sehingga disebut...
a. Putra Sembilan
b. Panitia Sembilan
c. Pemuda Sembilan
d. Pahlawan Sembilan
8. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
9. Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas tentang...
a. Undang-undang Dasar
b. Lagu kebangsaan
c. Wilayah Indonesia
d. Dasar Negara
10. Gambar di samping merupakan tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan
Indonesia yang bernama...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Moh. Yamin
d. H. Agus Salim
Kunci Jawaban
Siklus I
Pertemuan 1
1. D
2. C
3. D
4. A
5. A
6. B
7. B
8. A
9. C
10. A
Pertemuan 2
1. C
2. B
3. A
4. A
5. D
6. A
7. B
8. C
9. D
10. A
Soal Pre-Test Siklus II
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan Indonesia harus kita...
a. Lupakan dan tinggalkan
b. Kenang dan contoh perbuatan baiknya
c. Acuhkan, pura-pura tidak tahu
d. Jangan diperdulikan
2. Contoh sikap rela berkorban antara lain...
a. Acuh tak acuh terhadap sesama
b. Membiarkan teman yang kesusahan dan tidak berusaha menolongnya
c. Egois
d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam
3. Rina mempelajari sejarah para pahlawan pejuang kemerdekaan. Rina memiliki sikap...
a. Rela berkorban
b. Berani dalam kebenaran
c. Cinta tanah air
d. Berjiwa besar
4. Mencoret-coret museum sejarah merupakan perilaku yang tidak mencerminkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
NILAI
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
5. Salah satu cara yang tidak menghargai jasa para pahlawan adalah dengan...
a. Membangun museum untuk mengenang jasa para pahlawan
b. Membangun monumen untuk para pahlawan yang telah berjasa
c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan
d. Memakamkan para pahlawan di tempat terhormat
6. “Proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama”, merupakan
pengertian dari...
a. Rela berkorban
b. Berjiwa besar
c. Cinta tanah air
d. Musyawarah
7. Sila dalam Pancasila yang menyebutkan tentang harusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
adalah...
a. Sila ke-4
b. Sila ke-3
c. Sila ke-2
d. Sila ke-1
8. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena...
a. Indonesia membutuhkan pancasila sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemerdekaan
b. Indonesia belum memiliki dasar negara
c. Indonesia dijajah oleh Jepang
d. Jepang mendesak agar Indonesia segera membuat dasar negara
9. Musyawah dilakukan minimal oleh...
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang
10. Musyawarah yang baik dilakukan dengan...
a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain
b. Marah-marah, membentak, dengan nada suara yang tinggi
c. Secara kekeluargaan, bersikap sopan, dan berbicara setelah dipersilahkan
d. Memaksakan kehendak pribadi agar keputusannya diterima
Soal Post-Test Siklus II
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Rina mempelajari sejarah para pahlawan pejuang kemerdekaan. Rina memiliki sikap...
a. Rela berkorban
b. Berani dalam kebenaran
c. Cinta tanah air
d. Berjiwa besar
2. Contoh sikap rela berkorban antara lain...
a. Acuh tak acuh terhadap sesama
b. Membiarkan teman yang kesusahan dan tidak berusaha menolongnya
c. Egois
d. Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam
3. Jasa para pahlawan yang telah berjuang demi merebut kemerdekaan Indonesia harus kita...
a. Lupakan dan tinggalkan
b. Kenang dan contoh perbuatan baiknya
c. Acuhkan, pura-pura tidak tahu
d. Jangan diperdulikan
4. Mencoret-coret museum sejarah merupakan perilaku yang tidak mencerminkan sikap...
a. Berjiwa Besar
b. Rela berkorban
NILAI
c. Berani dalam kebenaran
d. Cinta tanah air
5. Salah satu cara yang tidak menghargai jasa para pahlawan adalah dengan...
a. Membangun museum untuk mengenang jasa para pahlawan
b. Membangun monumen untuk para pahlawan yang telah berjasa
c. Merusak/mencoret-coret monumen pahlawan
d. Memakamkan para pahlawan di tempat terhormat
6. Musyawarah yang baik dilakukan dengan...
a. Menunjuk-nunjuk tidak sopan ke arah orang lain
b. Marah-marah, membentak, dengan nada suara yang tinggi
c. Secara kekeluargaan, bersikap sopan, dan berbicara setelah dipersilahkan
d. Memaksakan kehendak pribadi agar keputusannya diterima
7. Sila dalam Pancasila yang menyebutkan tentang harusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
adalah...
a. Sila ke-4
b. Sila ke-3
c. Sila ke-2
d. Sila ke-1
8. Pancasila perlu dirumuskan untuk mencapai kemerdekan RI karena...
a. Indonesia membutuhkan pancasila sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kemerdekaan
b. Indonesia belum memiliki dasar negara
c. Indonesia dijajah oleh Jepang
d. Jepang mendesak agar Indonesia segera membuat dasar negara
9. “Proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama”, merupakan
pengertian dari...
a. Rela berkorban
b. Berjiwa besar
c. Cinta tanah air
d. Musyawarah
10. Musyawah dilakukan minimal oleh...
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang
Kunci Jawaban
Siklus II
Pertemuan 1
1. B
2. D
3. C
4. D
5. C
6. D
7. C
8. A
9. B
10. C
Pertemuan 2
1. C
2. D
3. B
4. D
5. C
6. C
7. C
8. A
9. D
10. B
Data Nilai Hasil Belajar
No. Nama Siklus I Siklus II
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1 Aurel 70 100 80 100
2 Apta 40 80 80 90
3 Revan 90 90 80 100
4 Aaliyah 70 90 70 100
5 Arya Dravida 60 100 70 90
6 Ghania 60 100 90 100
7 Syifa 60 90 80 100
8 Nasywa 80 90 90 100
9 Ayasha 50 100 80 100
10 Nina 70 70 60 100
11 Amr Syach 50 80 80 90
12 Tavia 80 100 70 100
13 Rafi 80 90 70 90
14 Abhi Praya 80 100 80 100
15 Prita 80 100 70 100
16 Shehyar 70 100 80 100
17 Unggul 70 100 80 100
18 Arya Satya 70 100 30 100
Jumlah 1230 1680 1340 1760
Rata-rata/presentase 68. 3 93. 3 74. 4 97. 8
Post Test - Pre Test 450 420
Score Max. - Pre
Test 570 460
Score Uji N-Gain 0.78 0.91
LEMBAR OBSERVASI GURU
Jakarta, 03 Mei 2016
Observer
(Rochmat Hidayat)
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran √
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran √
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa √
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif √
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
LEMBAR OBSERVASI GURU
Jakarta, 09 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran √
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran √
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa √
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif √
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
LEMBAR OBSERVASI GURU
Jakarta, 10 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran √
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran √
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa √
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif √
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
LEMBAR OBSERVASI GURU
Jakarta, 12 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
No Aspek Yang Diamati Realisasi
Keterangan Ada Tidak
1 Ketrampilan membuka pelajaran √
2 Ketrampilan guru dalam menerapkan reward
dalam pembelajaran √
3 Kemampuan guru dalam membantu siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran √
4 Kemampuan memberi penguatan √
5 Penguasaan bahan pelajaran √
6 Kemampuan guru mengahargai pendapat
siswa √
7 Kemampuan mengkondisikan kelas √
8 Kemampuan menggunakan waktu secara
efektif √
9 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran √
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Skor penilaian
1 : kurang,
2 : cukup,
3 : tinggi,
4 : sangat tinggi
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aurel 3 1 1 2 1 2 1
2 Apta 2 1 1 1 1 1 1
3 Revan 2 2 2 2 2 2 2
4 Aaliyah 2 1 1 2 1 1 1
5 Arya Dravida 2 2 2 1 2 1 1
6 Ghania 2 1 2 2 1 2 2
7 Syifa 2 2 1 2 1 1 2
8 Nasywa 1 2 2 1 2 2 1
9 Ayasha 2 2 1 1 1 2 2
10 Nina 2 1 2 1 2 2 1
11 Amr Syach 1 1 1 1 2 1 2
12 Tavia 2 2 2 2 1 1 1
13 Rafi 1 2 1 2 1 2 1
14 Abhi Praya 2 2 2 2 2 1 1
15 Prita 2 1 2 1 1 1 2
16 Shehyar 3 2 2 2 2 2 2
17 Unggul 3 2 2 2 2 2 1
18 Arya Satya 2 1 1 2 1 3 1
Jakarta, 03 Mei 2016
Observer
(Rochmat Hidayat)
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Skor penilaian
1 : kurang,
2 : cukup,
3 : tinggi,
4 : sangat tinggi
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aurel 3 3 3 2 2 2 2
2 Apta 2 2 1 2 1 1 1
3 Revan 3 2 2 2 2 3 2
4 Aaliyah 2 3 2 2 1 2 1
5 Arya Dravida 2 2 2 1 2 1 1
6 Ghania 3 2 2 2 1 2 2
7 Syifa 2 2 1 2 1 1 2
8 Nasywa 2 2 2 1 2 2 1
9 Ayasha 2 2 1 3 1 2 2
10 Nina 3 1 2 1 2 2 2
11 Amr Syach 2 3 1 1 2 1 2
12 Tavia 2 2 2 2 1 1 1
13 Rafi 3 2 1 2 1 2 1
14 Abhi Praya 2 2 2 2 2 1 1
15 Prita 2 1 2 1 1 1 2
16 Shehyar 3 2 2 2 2 2 2
17 Unggul 3 2 2 2 2 2 1
18 Arya Satya 2 1 1 2 1 3 1
Jakarta, 09 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Skor penilaian
1 : kurang,
2 : cukup,
3 : tinggi,
4 : sangat tinggi
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aurel 3 3 3 4 2 2 2
2 Apta 2 2 2 2 2 3 2
3 Revan 3 2 2 4 2 3 2
4 Aaliyah 4 3 3 2 2 2 2
5 Arya Dravida 2 4 2 4 2 3 2
6 Ghania 3 2 3 2 2 2 3
7 Syifa 2 2 2 3 3 3 2
8 Nasywa 3 2 2 2 2 4 2
9 Ayasha 2 4 3 3 3 3 3
10 Nina 3 2 2 3 2 2 2
11 Amr Syach 2 3 2 2 2 3 2
12 Tavia 4 2 2 2 3 4 3
13 Rafi 3 2 3 4 3 2 3
14 Abhi Praya 2 2 2 2 2 2 2
15 Prita 2 3 2 3 4 3 2
16 Shehyar 3 2 3 2 2 2 3
17 Unggul 3 2 2 4 2 2 3
18 Arya Satya 2 3 2 2 2 3 2
Jakarta, 10 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Skor penilaian
1 : kurang,
2 : cukup,
3 : tinggi,
4 : sangat tinggi
No. Nama
Aspek yang Diamati
Kesiapan Perhatian Tertarik Senang Antusias Aktif Ingin
Tahu
1 Aurel 4 3 3 4 3 2 2
2 Apta 3 2 2 2 2 3 2
3 Revan 3 3 3 4 3 4 4
4 Aaliyah 4 3 3 2 2 2 2
5 Arya Dravida 4 4 3 4 4 3 2
6 Ghania 3 3 3 2 2 2 3
7 Syifa 4 4 2 3 3 3 2
8 Nasywa 3 3 2 2 2 4 3
9 Ayasha 2 4 3 3 3 4 3
10 Nina 3 3 2 3 2 3 2
11 Amr Syach 2 3 2 2 3 3 2
12 Tavia 4 2 2 2 3 4 3
13 Rafi 3 3 3 4 4 2 3
14 Abhi Praya 3 3 2 2 2 4 4
15 Prita 3 3 2 3 4 3 2
16 Shehyar 3 4 3 2 2 2 3
17 Unggul 4 4 2 4 2 3 3
18 Arya Satya 3 3 2 2 2 3 3
Jakarta, 12 Mei 2016
Observer
(Aldi Renaldy)
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Guru
1. Bagaimana kondisi kelas atau kondisi siswa yang Bapak ajar pada saat
pembelajaran IPS?
2. Bagaimana pendapat Bapak tentang pemberian reward?
3. Menurut Bapak, apakah metode reward ini dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa?
4. Adakah kekurangan dan kelebihan dalam penerapan metode reward ini?
5. Apakah Bapak sudah pernah menerapkan metode ini sebelumnya?
2. Pedoman Wawacara Untuk Siswa
1. Apakah adik-adik merasa senang selama pembelajaran IPS dengan
menggunakan reward?
2. Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan adanya reward ini?
3. Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
4. Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan yang diajukan
guru?
5. Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan menggunakan reward
sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran IPS?
Hasil Wawancara Guru
Penulis :Assalamualaikum, permisi Bapak maaf mengganggu waktunya
sebentar, Saya ingin wawancara sebentar sama Bapak, bisa Pak?
Narasumber :Waalaikumsalam, boleh boleh Mba sini silahkan masuk. Duduk
Mba silahkan.
Penulis :Sebelumnya Saya ingin bertanya, bagaimana kondisi kelas atau
kondisi siswa yang Bapak ajar pada saat pembelajaran IPS?
Narasumber :Waduh Mba, jangan kaget loh ya pas masuk kelas Saya.
Terkadang anak-anaknya suka gaduh, suka susah kalo dibilangin.
Tapi pada saat belajar, apalagi pas pelajaran IPS malah kebanyakan
diam. Pada ngantuk.
Penulis :Hmm seperti itu Pak. Baik selanjutnya, bagaimana pendapat
Bapak tentang pemberian hadiah/reward?
Narasumber :Kalo untuk hadiah/reward, dalam pelaksanaannya mungkin bagus
ya jika diaplikasikan kepada murid-murid Saya, tapi Saya ngga
pernah tuh Mba ngasih hadiah/reward pas belajar. Soalnya nanti
jadi kebiasaan, yaa walaupun tergantung bagaimana guru mengatur
pemberian hadiah/reward tersebut sih.
Penulis :Menurut Bapak, apakah metode hadiah/reward ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa?
Narasumber :Tentu saja bisa Mba, siapa anak-anak yang ngga senang kalo
dikasih hadiah toh.
Penulis :Selanjutnya, adakah kekurangan dan kelebihan dalam penerapan
metode hadiah/reward ini?
Narasumber :Kalo itu sudah pasti ada Mba, manusia saja punya kekurangan
apalagi kalau manusia melakukan sesuatu. Seperti yang Saya
bilang sebelumnya, penggunaan hadiah/reward takutnya membuat
siswa jadi kebiasaan, kalo ngga dikasih hadiah/reward malah
siswa gamau belajar tapi kembali lagi tergantung bagaimana guru
mengatur pemberian hadiah/reward tersebut. Kelebihannya, tentu
membuat anak menjadi senang dan semangat dalam mennjawab
pertanyaan.
Penulis :Apakah Bapak sudah pernah menerapkan metode ini
sebelumnya?
Narasumber :Ngga pernah Mba, Saya kalo belajar yasudah biasa saja tidak
pakai hadiah/reward-hadiah/reward seperti itu.
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Penulis : Apakah adik-adik merasa senang selama pembelajaran IPS
dengan menggunakan hadiah/reward?
Narsumber : Senang Kak.
Penulis : Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan adanya
hadiah/reward ini?
Narasumber : Lumayan Kak.
Penulis : Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber : Daripada sebelumnya, di kelas jadi lebih aktif Kak.
Penulis : Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan
yang diajukan guru?
Narasumber : Sebenarnya saya mau jawab pertanyaan, tapi saya malu Kak.
Penulis : Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan
menggunakan hadiah/reward sesuai bila diterapkan dalam
pembelajaran IPS?
Narasumber : Sesuai kok Kak.
Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Penulis : Apakah adik-adik merasa senang selama pembelajaran IPS
dengan menggunakan hadiah/reward?
Narsumber : Sangat senang Kak.
Penulis : Apakah motivasi belajar adik-adik meningkat dengan adanya
hadiah/reward ini?
Narasumber : Sebelumnya belum terlalu, tapi sekarang saya jadi lebih
semangat Kak.
Penulis : Apakah adik-adik jadi lebih aktif dalam pembelajaran?
Narasumber : Iyaa Kak, soalnya Kakak selalu kasih semangat.
Penulis : Apakah adik-adik menjadi semangat menjawab pertanyaan
yang diajukan guru?
Narasumber : Semangat Kak, saya jadi lebih percaya diri sekarang.
Penulis : Menurut adik-adik, apakah pembelajaran dengan
menggunakan hadiah/reward sesuai bila diterapkan dalam
pembelajaran IPS?
Narasumber :Sesuai Kak.
Tentang Penulis
Penulis skripsi ini adalah Anisa Putri Utami
yang biasa disapa dengan nama Puput. Penulis lahir di
Jakarta, 26 Mei 1994 di Rumah Sakit Bersalin
Sejahtera Jakarta Timur. Penulis merupakan anak
bungsu dari kedua orang tua yang sangat penulis
sayangi bernama Sardji dan Sumarsih. Penulis
memiliki dua orang kakak laki-laki bernama Sapto
Pratomo dan Prio Nugroho.
Pada tahun 1998-2000, penulis bersekolah di TK Islam Nurul Iman
Pondok Bambu Jakarta Timur. Kemudian penulis mengenyam bangku sekolah
dasar pada tahun 2000-2006 di SDIT Nurul Iman Pondok Bambu Jakarta Timur.
Penulis melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya di SMP Negeri 255 Jakarta
pada tahun 2006-2009. Tamat dari sekolah menengah pertama, kemudian penulis
melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 59 Jakarta pada 2009-2012. Lulus dari
sekolah menengah atas, kemudian penulis melanjutkan studinya di universitas
islam ternama di Jakarta yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Sejak kecil, penulis memiliki cita-cita menjadi seorang guru tepatnya guru
SD. Penulis sangat gemar mengajari anak-anak, sehingga penulis sempat memiliki
pengalaman mengajar pada tahun 2014-2015 di bimbingan belajar yang berada di
Jakarta yang menurut penulis dapat dijadikan sarana untuk menggali kemampuan
penulis. Selain mengajar, penulis juga sangat gemar menari dan bermain musik.
Pada jenjang sekolah menengah pertama, penulis pernah beberapa kali menjuarai
perlombaan paduan suara dan ansambel musik dalam kegiatan PORSENI pada
tahun 2008 bersama dengan grup paduan suara sekolah. Penulis juga pernah
diberi kesempatan untuk tampil menari di panggung Taman Ismail Marzuki
membawakan tarian adat Melayu, yakni Tari Zapin bersama dengan grup tari
tradisional sekolah pada tahun 2011. Penulis juga mengikuti kegiatan ekstra
kampus yakni Marching Band UIN Jakarta pada section battery.