perancangan kawasan pusat kesenian budaya di …

159
PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI MAKASSAR DENGAN TEMA ARSITEKTUR HYBRID DESIGNING A CULTURAL ARTS CENTER AREA IN MAKASSAR WITH THE THEME OF HYBRID ARCHITECTURE SKRIPSI MUHAMMAD ARSYAD 105 83 00038 15 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA

DI MAKASSAR DENGAN TEMA ARSITEKTUR HYBRID

DESIGNING A CULTURAL ARTS CENTER AREA

IN MAKASSAR WITH THE THEME OF HYBRID ARCHITECTURE

SKRIPSI

MUHAMMAD ARSYAD

105 83 00038 15

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

ii

PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA

DI MAKASSAR DENGAN TEMA ARSITEKTUR HYBRID

DESIGNING A CULTURAL ARTS CENTER AREA

IN MAKASSAR WITH THE THEME OF HYBRID ARCHITECTURE

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik

Disusun dan Diajukan Oleh

MUHAMMAD ARSYAD

105 83 00038 15

PADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …
Page 4: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …
Page 5: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini,

dan dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik

yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi pada

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis sebagai manusia biasa

yang tak luput dari kesalahan baik dari segi penulisan maupun pengolahan

data yang dilampirkan. Oleh karena itu, penulis menerima dengan ikhlas

dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan

ini agar kelak dapat bermanfaat.

Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya dukungan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat penulis

mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 6: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

v

2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, ST., MT., IPM sebagai Dekan Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Irnawaty Idrus, ST., MT., IPM sebagai Ketua Program Studi

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Ir. Rasmawarni, MM sebagai pembimbing I dan Ibu Andi Annisa

Amalia, ST., M.Si sebagai pembimbing II yang telah dengan ikhlas

memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas segala

waktunya yang telah mendidik dan melayani penulis selama mengikuti

proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua orangtua dan kakak-kakak tercinta, terimakasih yang sebesar-

besarnya atas segala limpahan dukungan, do‟a dan pengorbanannya

terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik terkhusus Angkatan 2015 yang

telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat

ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Aamiin.

Makassar, 09 Desember 2020

MUHAMMAD ARSYAD

Page 7: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

vi

ABSTRAK

MUHAMMAD ARSYAD. Perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya

di Makassar Dengan Tema Arsitektur Hybrid (dibimbing oleh Ir.

Rasmawarni, MM dan Andi Annisa Amalia, ST.,M.Si).

Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar merupakan sebuah

wadah yang menghimpun kesenian di Makassar mulai dari seni musik, seni

pertunjukan rakyat, seni sastra dan seni tari. Kawasan pusat kesenian ini

difungsikan sebagai sarana edukasi, pertunjukan, latihan dan sarana wisata

untuk mempromosikan sekaligus melestarikan kebudayaan suku Makassar.

Perancangan yang akan dibuat adalah Kawasan Pusat Kesenian

Budaya di Makassar Dengan Tema Arsitektur Hibrid, tepatnya di jalan

Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Alasan

pemilihan lokasi tersebut yaitu dekat dengan fasilitas umum dan fasilitas

pendidikan, sehingga sangat strategis karena Kawasan Pusat Kesenian

Budaya ini selain untuk dijadikan tempat wisata difungsikan juga sebagai

tempat pendidikan.

Konsep Arsitektur Hibrid adalah konsep yang menggabungkan atau

mencampur berbagai unsur terbaik dari budaya yang berbeda, baik antara

budaya masa kini dengan masalalu, atau antar budaya masa kini.

Kata Kunci: Kawasan Pusat Kesenian Budaya, Perancangan, Konsep

Arsitektur Hybrid.

Page 8: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

vii

ABSTRACT

MUHAMMAD ARSYAD. Designing the Cultural Arts Center Area in

Makassar with the Theme of Hybrid Architecture (supervised by Ir.

Rasmawarni, MM and Andi Annisa Amalia, ST., M.Si).

The Center for Cultural Arts in Makassar is a forum for gathering

arts in Makassar ranging from music, folk performing arts, literature and

dance. This area of the arts center functions as a means of education,

performances, training and tourism facilities to promote and preserve

Makassar ethnic culture.

The design that will be made is the Cultural Arts Center Area in

Makassar with the theme of Hybrid Architecture, precisely on Perintis

Kemerdekaan Street, Tamalanrea District, Makassar City. The reason for

choosing this location is that it is close to public facilities and educational

facilities, so it is very strategic because the Cultural Arts Center Area is not

only used as a tourist spot but also as a place of education.

The concept of hybrid architecture is a concept that combines or

mixes the best elements from different cultures, either between present-day

cultures and past cultures, or between cultures today.

Keywords: Cultural Arts Center Area, Design, Hybrid Architecture

Concept.

Page 9: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

BAB I .............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan dan Sasaran ............................................................................ 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 3

E. Metode Perancangan .......................................................................... 5

F. Ruang Lingkup Rancangan ............................................................... 8

G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8

BAB II ........................................................................................................... 10

STUDI PUSTAKA ...................................................................................... 10

A. Pengertian Objek Perancangan (Kawasan Pusat Kesenian Budaya

di Makassar) ..................................................................................... 10

B. Standarisasi Ruang Pada Sarana dan Prasarana Kawasan Pusat

Kesenian ........................................................................................... 13

Page 10: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

ix

C. Jenis-jenis Kesenian Suku Makassar............................................... 30

D. Jenis-jenis Alat Musik Tradisional Suku Makassar ........................ 37

E. Tinjauan Tema Perancangan ........................................................... 40

F. Seni Dalam Pandangan Islam .......................................................... 47

G. Studi Banding Proyek Sejenis ......................................................... 50

BAB III ......................................................................................................... 62

ANALISIS PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN

BUDAYA DI MAKASSAR ........................................................................ 62

A. Gambaran Umum Lokasi Perancangan ........................................... 62

B. Kondisi Geografis ............................................................................ 69

C. Keadaan Iklim .................................................................................. 70

D. Analisis Tapak ................................................................................. 70

E. Analisis Fungsi dan Program Ruang ............................................... 78

F. Analisis Tata Massa dan Tampilan Bentuk Bangunan ................. 101

G. Analisis Kelengkapan Bangunan................................................... 103

H. Analisis Pendekatan Perancangan ................................................. 114

BAB IV ....................................................................................................... 115

KONSEP PERANCANGAN.................................................................... 115

A. Konsep Tapak ................................................................................ 115

B. Konsep Program Ruang ................................................................. 120

C. Konsep Tata Massa dan Tampilan Bentuk Bangunan .................. 122

D. Konsep Kelengkapan Bangunan ................................................... 125

Page 11: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

x

BAB V ......................................................................................................... 140

PENUTUP .................................................................................................. 140

A. Kesimpulan .................................................................................... 140

B. Saran............................................................................................... 141

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 142

LAMPIRAN

Page 12: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir .............................................................................. 7

Gambar 2. Layout Ruang Pertunjukan Tertutup .......................................... 16

Gambar 3. Standarisasi tempat duduk .......................................................... 17

Gambar 4. Ukuran tinggi tempat duduk ....................................................... 17

Gambar 5. Layout Ruang Ganti Pakaian ...................................................... 18

Gambar 6. Layout Ruang Tata Rias ............................................................. 18

Gambar 7. Amphitheater ............................................................................... 19

Gambar 8. Ruang Pameran Dengan Dinding Tertutup ................................ 20

Gambar 9. Pencahayaan dan Dimensi Ruang Pameran ............................... 20

Gambar 10. Ruang Kelas Musik dan Seni.................................................... 21

Gambar 11. Standar Loker Untuk Lobby Perpustakaan .............................. 22

Gambar 12. Dimensi Sirkulasi Ruang Baca ................................................. 23

Gambar 13. Ruang Lantai Diantara Rak Buku ............................................ 23

Gambar 14. Dimensi Dapur .......................................................................... 24

Gambar 15. Dimensi Meja Makan ............................................................... 24

Gambar 16. Standar Ukuran Meja Kerja ...................................................... 25

Gambar 17. Standar Ukuran Minimal Untuk Ruang Kantor Berkapasitas

Dua Orang ..................................................................................................... 25

Gambar 18. Standar Sikap Dasar Baik Untuk Kenyamanan Manusia ........ 26

Gambar 19. Standar Ukuran Loker Untuk Arsip ......................................... 26

Gambar 20. Standar Lemari Arsip Dengan Koridor .................................... 27

Gambar 21. Standar Dimensi Manusia Ketika Shalat .................................. 27

Gambar 22. Ruang Parkir Sudut 300 ............................................................ 28

Gambar 23. Ruang Parkir Sudut 900 ............................................................ 28

Gambar 24. Dimensi Motor .......................................................................... 29

Gambar 25. Dimensi Mobil .......................................................................... 29

Gambar 26. Dimensi Bus .............................................................................. 29

Page 13: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

xii

Gambar 27. Seni Musik Kecapi .................................................................... 30

Gambar 28. Seni Musik Genrang Pamanca’ ............................................... 31

Gambar 29. Seni Pertunjukan Ma’raga ........................................................ 31

Gambar 30. Seni Pertunjukan Manca‟ .......................................................... 33

Gambar 31. Seni Sastra Sinrilik.................................................................... 34

Gambar 32. Tari Padduppa Bosara .............................................................. 35

Gambar 33. Tari Kipas Pakarena .................................................................. 36

Gambar 34. Alat Musik Kecapi .................................................................... 37

Gambar 35. Alat Musik Keso‟keso‟ ............................................................. 38

Gambar 36. Alat Musik Puik-puik ............................................................... 39

Gambar 37. Alat Musik Gendang ................................................................. 40

Gambar 38. Prinsip Persilangan ................................................................... 42

Gambar 39. Prinsip Percampuran ................................................................. 43

Gambar 40. Prinsip Penggabungan .............................................................. 44

Gambar 41. Prinsip Penggabungan .............................................................. 45

Gambar 42. Prinsip Penggabungan .............................................................. 45

Gambar 43. Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) ....................................... 50

Gambar 44. Pendhapa Ageng ....................................................................... 51

Gambar 45. Ruang Galeri Seni Rupa ........................................................... 52

Gambar 46. Wisma Artis .............................................................................. 54

Gambar 47. Gedung Teater Tertutup ............................................................ 54

Gambar 48. Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) .......................................... 56

Gambar 49. Gedung Teater Terbuka ............................................................ 57

Gambar 50. Galeri ......................................................................................... 58

Gambar 51. Ruang Sanggar Seni Tari .......................................................... 59

Gambar 52. Wisma Seni ............................................................................... 59

Gambar 53. Cafetaria .................................................................................... 60

Gambar 54. Alternatif Site 1 ......................................................................... 63

Gambar 55. Alternatif Site 2 ......................................................................... 64

Page 14: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

xiii

Gambar 56. Alternatif Site 3 ......................................................................... 65

Gambar 57. Peta Situasi Site ......................................................................... 66

Gambar 58. RTRW Kota Makassar Tahun 2015-2034 ................................ 67

Gambar 59. Tapak Eksisting ......................................................................... 70

Gambar 60. Orientasi Matahari .................................................................... 72

Gambar 61. Arah Angin ................................................................................ 73

Gambar 62. Kebisingan ................................................................................ 74

Gambar 63. Aksebilitas ................................................................................. 76

Gambar 64. View ........................................................................................... 77

Gambar 65. Penzoningan ............................................................................ 100

Gambar 66. Diagram Hubungan Ruang ..................................................... 101

Gambar 67. Bentuk Atap Tradisional Etnis Makassar ............................... 102

Gambar 68. Bentuk Sun Shaidding Modern ............................................... 103

Gambar 69. Pondasi Garis .......................................................................... 104

Gambar 70. Pondasi Batu Kali dan Pondasi Foot Plat .............................. 104

Gambar 71. Struktur Beton Bertulang ........................................................ 105

Gambar 72. Struktur Rangka Atap Baja WF .............................................. 105

Gambar 73. Struktur Rangka Atap Baja Ringan ........................................ 106

Gambar 74. Penghawaan Alami ................................................................. 106

Gambar 75. Penghawaan Buatan ................................................................ 107

Gambar 76. Pencahayaan Alami................................................................. 108

Gambar 77. Pencahayaan Buatan ............................................................... 108

Gambar 78. Jaringan Drainase .................................................................... 109

Gambar 79. Jaringan Air Bersih ................................................................. 110

Gambar 80. Jaringan Air Kotor .................................................................. 110

Gambar 81. Jaringan Listrik ....................................................................... 111

Gambar 82. Jaringan Sampah ..................................................................... 112

Gambar 83. CCTV (Closed Circuit Television) ......................................... 114

Gambar 84. Konsep Orientasi Matahari ..................................................... 116

Page 15: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

xiv

Gambar 85. Konsep Arah Angin ................................................................ 117

Gambar 86. Konsep Kebisingan ................................................................. 118

Gambar 87. Konsep Aksebilitas ................................................................. 119

Gambar 88. Konsep View ........................................................................... 120

Gambar 89. Konsep Program Ruang .......................................................... 121

Gambar 90. Konsep Tata Massa ................................................................. 123

Gambar 91. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan ...................................... 124

Gambar 92. Tampilan Bentuk Atap dan Fasad .......................................... 125

Gambar 93. Rencana Pondasi ..................................................................... 126

Gambar 94. Rencana Sloof ......................................................................... 126

Gambar 95. Rencana Kolom ....................................................................... 127

Gambar 96. Rencana Ringbalk ................................................................... 128

Gambar 97. Detail Kuda-Kuda Baja WF ................................................... 128

Gambar 98. Detail Kuda-Kuda Baja Ringan .............................................. 129

Gambar 99. Penghawaan Alami ................................................................. 130

Gambar 100. Penghawaan Buatan .............................................................. 130

Gambar 101. Pencahayaan Alami .............................................................. 131

Gambar 102. Pencahayaan Buatan ............................................................. 132

Gambar 103. Pencahayaan Buatan ............................................................. 132

Gambar 104. Rencana Drainase ................................................................. 133

Gambar 105. Rencana Air Bersih ............................................................... 134

Gambar 106. Rencana Air Kotor ................................................................ 135

Gambar 107. Rencana Listrik ..................................................................... 136

Gambar 108. Rencana Persampahan .......................................................... 137

Gambar 109. Rencana Pemadam Kebakaran ............................................. 138

Gambar 110. Rencana Sistem Keamanan .................................................. 139

Page 16: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Studi Banding Objek Perancangan .................................. 55

Tabel 2. Analisis Studi Banding Objek Perancangan .................................. 61

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Makassar Tahun 2019 .............................. 62

Tabel 4. Rekapitulasi Bobot Site .................................................................. 66

Tabel 5. Analisis SWOT ............................................................................... 68

Tabel 6. Jenis Pengelola ................................................................................ 79

Tabel 7. Kebutuhan Ruang ........................................................................... 80

Tabel 8. Pengunjung Wisatawan Kota Makassar ......................................... 87

Tabel 9. Besaran Ruang (Ruang Pertunjukan) ............................................. 92

Tabel 10. Besaran Ruang (Galeri Seni) ........................................................ 93

Tabel 11. Besaran Ruang (Kelas dan Studio) ............................................... 93

Tabel 12. Besaran Ruang (Perpustakaan) ..................................................... 94

Tabel 13. Besaran Ruang (Cafetaria) ........................................................... 94

Tabel 14. Besaran Ruang (Kantor Pengelola) .............................................. 95

Tabel 15. Besaran Ruang (Souvenir Shop) ................................................... 96

Tabel 16. Besaran Ruang (Mushalla) ........................................................... 96

Tabel 17. Besaran Ruang (Wisma Artis) ...................................................... 96

Tabel 18. Besaran Ruang (Ruang Servis + Taman) ..................................... 97

Tabel 19. Besaran Ruang (Ruang Teknis dan Pemeliharaan) ...................... 98

Tabel 20. Total Besaran Ruang .................................................................... 98

Tabel 21. Jenis Alat Pemadam Kebakaran ................................................. 113

Page 17: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan budaya dan

kesenian, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa

dimana masing-masing suku bangsa tersebut memiliki perbedaan dan

keunikan baik dari segi bahasa daerah, adat istiadat, kebiasaan dan berbagai

hal lain yang memperkaya keanekaragaman budaya Indonesia itu sendiri.

Adanya budaya yang beragam dapat menjadi potensi yang perlu

dimanfaatkan agar dapat mewujudkan kekuatan yang mampu menjawab

berbagai tantangan saat ini, seperti melemahnya budaya lokal dalam

kehidupan bermasyarakat.

Keanekaragaman budaya dan kesenian di Indonesia dapat ditemui

diberbagai daerah, diantaranya daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah

ini memiliki etnis yang besar yaitu suku Makassar (Mangkasara’). Etnis ini

tersebar mulai dari Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Gowa,

Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Selayar. Etnis ini memiliki

kebudayaan dan karakteristik yang berbeda dengan etnis lainnya. Perbedaan

karakteristik kebudayaan dari etnis ini baik dari segi bahasa, adat istiadat,

rumah adat, makanan khas dan bentuk kesenian.

Page 18: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

2

Jenis-jenis kesenian tradisional yang masih ditampilkan pada

kegiatan-kegiatan adat Makassar hingga saat ini yaitu seni musik, seni

pertunjukan rakyat, seni sastra dan seni tari. Diera modern ini nilai-nilai

tradisional yang ada dalam kehidupan masyarakat sangat minim

dikarenakan masuknya budaya-budaya asing yang menyebabkan budaya

lokal mengalamai pergeseran, dengan demikian masyarakat pada umumnya

lebih tertarik pada kesenian-kesenian modern, akan tetapi sebagian dari

masyarakat tersebut masih tetap tertarik dengan kesenian-kesenian

tradisional. Untuk itu, perlu upaya agar kesenian-kesenian tradional tetap

terjaga dan dilestarikan dengan cara menyediakan wadah untuk

mempelajari kesenian-kesenian tradisional tersebut.

Agar dapat mewujudkan hasil rancangan pusat kesenian suku

Makassar yang dapat diterima dan diminati semua kalangan khususnya

masyarakat kota Makassar, maka perlu strategi khusus seperti pemilihan

tema yang tepat sasaran. Adapun tema yang akan digunakan dalam

perancangan pusat kesenian suku Makassar ini adalah tema arsitektur

hybrid. Hibrid adalah menggabungkan atau mencampur berbagai unsur

terbaik dari budaya yang berbeda, baik antara budaya masa kini dengan

masalalu (diakronik), atau antar budaya masa kini (sinkronik) (Kurokawa

dalam Ningsar, D.E : 2012).

Page 19: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari Latar Belakang diatas dapat diperoleh

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar

sebagai sarana edukatif dan rekreatif yang dapat menunjang proses

pelestarian seni tradisional di Makassar ?

2. Bagaimana menerapkan konsep hybrid pada rancangan Kawasan Pusat

Kesenian Budaya di Makassar yang menggabungkan unsur tradisional

dan unsur modern ?

C. Tujuan dan Sasaran

1. Untuk merancang Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar sebagai

sarana edukatif dan rekreatif yang dapat menunjang proses pelestarian

seni tradisional yang ada di Makassar.

2. Untuk menyusun konsep hybrid pada perancangan Kawasan Pusat

Kesenian Budaya di Makassar yang menggabungkan unsur tradisional

dan unsur modern.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat untuk Masyarakat

Page 20: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

4

a. Menjadikan ruang bagi masyarakat untuk rekreasi, berkreasi, dan

bersosialisasi dengan sesama.

b. Sebagai wadah bagi budayawan maupun komunitas budaya untuk

mengembangkan budaya Makassar dan mengenalkan kepada

masyarakat khususnya masyarakat kota Makassar.

2. Manfaat untuk pemerintah

a. Membawa dan memperkenalkan budaya yang ada di Makassar di

tingkat nasional maupun internasional agar budaya tersebut dapat

dikenal dengan luas.

b. Meningkatkan perekonomian daerah karena dapat dikembangkan

menjadi tempat wisata untuk wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara.

3. Manfaat untuk penulis

Memperluas wawasan serta menambah ilmu pengetahuan mengenai

budaya yang ada di Makassar.

4. Manfaat untuk Akademisi

Bagi kalangan akademisi dapat menjadi literatur untuk perancangan

selanjutnya mengenai Kawasan Pusat Kesenian Budaya.

Page 21: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

5

E. Metode Perancangan

Metode Perancangan merupakan suatu sistem atau strategi yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa informasi maupun ide-

ide yang dapat menunjang perancangan. Adapun metode yang akan

digunakan sebgai berikut :

1. Pengumpulan Data

Yaitu melakukan observasi untuk mengumpulkan data dari lokasi

perancangan seperti kondisi tapak berupa utilitas tapak, orientasi

matahari, arah angin, kebisingan, pencapaian/aksebilitas, view dan

keadaan sosial masyarakat setempat. Adapun metode ini adalah sebagai

berikut :

a. Metode survey, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap tapak

untuk memperoleh informasi mengenai kondisi eksisting tapak.

b. Studi Literatur, yaitu metode dengan mengkaji data literatur yang

diperoleh dari buku maupun jurnal sebagai dasar untuk menunjang

proses perancangan.

2. Analisis Data

Yaitu melakukan analisa dari hasil data observasi dan studi literatur,

sehingga dapat diperoleh potensi dan masalah yang akan menjadi dasar

perancangan. Menganalisa kondisi tapak berupa utilitas tapak, orientasi

matahari, arah angin, kebisingan, pencapaian/aksebilitas, view dan

keadaan sosial masyarakat setempat.

Page 22: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

6

3. Konsep

Dari hasil analisis kondisi tapak, dapat diperoleh output berupa bentuk,

rencana utilitas dan rencana massa bangunan dengan menggunakan

konsep hybrid, yaitu menggabungkan unsur tradisional dan unsur

modern.

4. Desain

Proses desain merupakan penggambaran konsep dan gambar kerja atau

DED (Detail Enginering Design). Penggambaran dapat menggunakan

beberapa software seperti AutoCad, Sketchup, Corel Draw, Photoshop

dan Lumion.

5. Pembuatan maket model hasil rancangan.

Page 23: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

7

6. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 24: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

8

F. Ruang Lingkup Rancangan

1. Ruang Lingkup Substansial

Perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar

adalah perancangan bangunan yang berfokus pada fasilitas kesenian dan

pendidikan.

2. Ruang Lingkup Spasial

Secara administratif, daerah perancangan Kawasan Pusat

Kesenian Budaya ini terletak di Kota Makasssar Provinsi Sulawesi

Selatan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada skripsi ini mencakup hal-hal sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bagian ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan sasaran, manfaat penulisan, metode perancangan, ruang lingkup

rancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II Studi Pustaka

Menjelaskan tentang pengertian objek perancangan (Kawasan Pusat

Kesenian Budaya di Makassar), standarisasi ruang pada sarana dan

prasarana kawasan pusat kesenian, jenis-jenis kesenian suku Makassar,

Page 25: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

9

jenis-jenis alat musik tradisional suku Makassar, tinjauan tema

perancangan, seni dalam pandangan Islam dan studi banding proyek sejenis.

BAB III Analisis Perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya di

Makassar

Membahas tentang gambaran umum lokasi perancangan, kondisi

geografis, keadaan iklim, analisis tapak, analisis fungsi dan program ruang,

analisis tampilan bentuk bangunan, analisis kelengkapan bangunan dan

analisis pendekatan perancangan.

BAB IV Konsep perancangan

Memuat analisa dari konsep yang digunakan sebagai landasan dalam

menghasilkan rancangan yang diharapkan.

BAB V Kesimpulan

Pada bagian ini membahas tentang kesimpulan apa yang diperoleh

dari keseluruhan ulasan materi mulai dari bab I hingga akhir pembahasan

materi dari skripsi ini.

Page 26: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

10

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Pengertian Objek Perancangan (Kawasan Pusat Kesenian Budaya

di Makassar)

Objek perancangan ini berfungsi sebagai wadah untuk budayawan

dan masyarakat setempat dalam mempelajari kesenian suku Makassar, serta

sebagai tempat untuk memperkenalkan budaya suku Makassar melalui

pertunjukan kesenian kepada wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara. Untuk mengenal lebih jauh mengenai kawasan pusat

kesenian budaya suku Makassar ini, maka akan dibahas pengertian objek

perancangan secara terperinci sebagai berikut:

1. Kawasan

a. Kawasan artinya daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti

tempat tinggal, pertokoan dan industri (KBBI,

https://kbbi.web.id/kawasan).

b. Kawasan, dari bahasa Jawa Kuno “kawasan”, yang berarti daerah

wasa, dari bahasa Sansakerta “memerintah” artinya daerah yang

memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan

fungsional kegiatan tertentu, seperti kawasan industri dan kawasan

rekreasi (Amarrohman, dkk : 2018).

Page 27: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

11

Secara umum kawasan dapat diartikan sebagai daerah yang

memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional

kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan perdagangan, dan

kawasan rekreasi.

2. Pusat

a. Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-

bagai urusan, hal dan sebagainya) atau tempat yang letaknya dibagian

tengah (KBBI, https://kbbi.web.id/pusat)

b. Pusat adalah semua yang diarahkan atau yang dikumpulkan pada

pokok yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal, dan sebagainya)

(Poerwadarminta dalam Kusumaningrum, dkk : 2014).

Secara umum pusat diartikan sebagai pokok pangkal (berbagai

urusan, hal dan sebagainya), dan diartikan juga sebagai tempat yang

memiliki aktifitas tinggi yang dapat menarik daerah sekitar.

3. Seni

a. Seni adalah ekspresi, suatu ungkapan, suatu maksud, perasaan yang

tidak semata-mata untuk tujuan praktis (Sumardjo dalam Indiana :

2019)

b. Seni adalah hasil karya manusia yang mengkomunikasikan

pengalaman-pengalaman batinnya yang disajikan secara menarik,

sehingga meransang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia

lain yang menghayatinya (Soedarso dalam Nelson, N : 2016).

Page 28: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

12

c. Seni adalah ekspresi dari kreatifitas manusia yang keluar dari cipta

karsa dan rasa yang mengandung unsur keindahan baik berbentuk

bangunan, pahatan, ukiran, suara, ritme, bunyi, maupun gerakan yang

telah melekat padanya (Soraya, N : 2019).

Secara umum kesenian diartikan sebagai bagian dari budaya yang

merupakan sarana yang digunakan untuk menuangkan rasa keindahan

yang ada dalam jiwa manusia.

4. Budaya

a. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang kemudian diwariskan dari

generasi kegenerasi (Kusniyati, N.S.P.S : 2016).

b. Budaya adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

oleh sekumpulan anggota masyarakat (Soerjono dalam Ramdhani, S :

2020).

c. Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya

yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang

dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat dalam Ekawati,

A.Z.F : 2015).

Secara umum budaya dapat diartikan sebagai kebiasaan atau

rutinitas. Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang

berkembang dan dimiliki bersama oleh seseorang maupun kelompok

Page 29: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

13

orang serta di wariskan secara turun temurun atau dari generasi ke

generasi sehingga budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit seperti

agama, politik, adat istiadat, bahasa, karya seni dan bangunan.

5. Suku Makassar

Suku Makassar merupakan sebuah kelompok etnis yang tinggal di

pulau sulawesi bagian pesisir selatan. Etnis Suku Makassar ini tersebar

mulai dari Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Gowa, Takalar,

Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, hingga ke wilayah diluar

Sulawesi Selatan, seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat sampai ke

Sulawesi Tenggara (Akhyari Hananto : 2015).

6. Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar

Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar merupakan sebuah

wadah yang menghimpun kesenian di Makassar mulai dari seni musik, seni

pertunjukan rakyat, seni sastra dan seni tari. Kawasan pusat kesenian ini

difungsikan sebagai sarana edukasi, pertunjukan, latihan dan sarana wisata

untuk mempromosikan sekaligus melestarikan kebudayaan suku Makassar.

B. Standarisasi Ruang Pada Sarana dan Prasarana Kawasan Pusat

Kesenian

Standar gedung pertunjukan seni berdasarkan peraturan Menteri

Pariwisata Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 meliputi:

Page 30: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

14

1. Tempat pertunjukan sekurang-kurangnya mempunyai tempat terbuka dan

atau tempat tertutup.

2. Jarak antara plafon dengan panggung pertunjukan sekurang-kurangnya

2,5 meter (untuk gedung/ruang tertutup).

3. Jarak antara plafon dengan lantai dasar/balkon tertinggi sekurang-

kurangnya 3 meter untuk (untuk gedung/ruang tertutup).

4. Kapasitas gedung sekurang-kurangnya 100 tempat duduk.

5. Terseddia sekurang-kurangnya dua akses/pintu masuk/pintu pengunjung.

6. Sirkulasi udara dan pencahayaan sesuai dengan standar dan atau

ketentuan peraturan perundang-undangan (untuk gedung/ruang tertutup).

7. Panggung pertunjukan seni dilengkapi penata suara dan penata cahaya,

dengan ketentuan sekurang-kurangnya :

a. Luas panggung ruang tertutup sekurang-kurangnya 6 meter x 8 meter;

b. Tersedia akses keluar masuk panggung;

c. Ketinggian panggung ruang tertutup paling rendah 0,8 meter atau

disesuaikan dengan kenyamanan pandangan pengunjung;

d. Jarak antara panggung dengan kursi paling dekat 3 meter;

e. Luas, tinggi dan penataan panggung terbuka disesuaikan dengan jenis

pementasan; dan

f. Mampu menahan beban kegiatan pertunjukan seni.

8. Lampu panggung (ligting stage) sekurang-kurangnya meliputi :

a. Lampu utama (main lighting);

Page 31: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

15

b. Lampu depan (front lighting); dan

c. Lampu samping (side lighting).

9. Ruang rias dan dan ganti kostum dilengkapi dengan cermin dan loker,

serta toilet pria dan wanita yang terpisah.

Ruang/area operator.

10. Tempat duduk sesuai kapasitas ruang pertunjukan.

11. Tersedia pintu masuk dan keluar kawasan gedung pertunjukan seni yang

berbeda, dilengkapi dengan pos keamanan.

12. Fasilitas parkir.

13. Akses dan fasilitas bagi disabilitas.

14. Tempat/area penjualan/penukaran tiket

15. Tempat penjualan makanan dan minuman.

16. Tempat sampah tertutup yang meliputi :

a. Tempat sampah organik; dan

b. Tempat sampah non-organik.

17. Tempat atau area ibadah/shalat.

18. Gudang.

Dalam perancangan Kawasan Pusat Kesenian ini menggunakan

standar-standar ruang yang akan dijadikan sebagai acuan dalam desain

sebagai berikut :

Page 32: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

16

1. Standar Ruang Pertunjukan

Ruang pertunjukan dibedakan menjadi dua yaitu, ruang pertunjukan

tertutup dan ruang pertunjukan terbuka.

a. Standar Rung pertunjukan tertutup

Gambar 2. Layout Ruang Pertunjukan Tertutup

Sumber: Neufert (1996 : 137)

Dari gambar diatas terlihat pola penataan ruang pada ruang

pertunjukan tertutup. Adapun standarisasi ruang pertunjukan tertutup

akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut :

1) Ruang Penonton dan Panggung

Terdapat standarisasi ruang pada area penonton dan panggung,

mulai dari tempat duduk, hingga ketinggian tangga. Ukuran ruang

penonton berbanding jumlah penonton menentukan luas area yang

diperlukan.

Page 33: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

17

Gambar 3. Standarisasi tempat duduk

Sumber: Neufert (1996 : 138)

Pada gambar diatas dapat terlihat ukuran tempat duduk serta

jarak yang dibutuhkan diantara setiap kursi sebagai alur sirkulasi.

Gambar 4. Ukuran tinggi tempat duduk

Sumber: Neufert (1996 : 139)

Tinggi tempat duduk pada ruang pertunjukan tertutup

berpengaruh pada kenyamanan penonton dalam menikmati

pertunjukan. Pada gambar diatas terlihat ukuran tinggi bagian muka

panggung dari pandangan muka maksimal 1,10 meter dan ukuran

minimal 0,50 – 0,90 meter, dengan tinggi pandangan mata penonton

menuju panggung adalah 1,10 meter.

Page 34: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

18

2) Ruang Ganti dan Ruang Rias

Ruang ganti merupakan ruang yang difungsikan sebagai area privat

bagi para pelaku seni yang akan tampil pada pertunjukan.

Gambar 5. Layout Ruang Ganti Pakaian Sumber: Neufert (1996 : 144)

Gambar 6. Layout Ruang Tata Rias

Sumber: Neufert (1996 : 144)

b. Ruang Pertunjukan Terbuka

Teater terbuka atau yang biasa disebut dengan amphitheater sudah ada

sejak zaman Romawi dan Yunani. Amphitheater biasanya digunakan

sebagai pertandingan gladiator, namun sesuai perkembangannya

amphitheater digunakan sebagai pertunjukan musik maupun seni

lainnya. Amphitheater berbentuk setengah lingkaran atau lingkaran

dengan arena dibagian tengahnya. Namun, pada saat ini telah banyak

perubahan dan variasi amphitheater yang lebih modern.

Page 35: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

19

Gambar 7. Amphitheater

[Sumber: https://www.google.com/search=amphitheater] Diakses 20 November 2020.

2. Standar Ruang Galeri Seni

Galeri adalah ruang atau gedung tempat memamerkan benda atau karya

seni. Terdapat beberapa macam galeri seni berdasarkan isi antara lain :

a. Art Gallery of Primitif Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas

dibidang seni primitif.

b. Art Gallery of Classical Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas

dibidang seni klasik.

c. Art Gallery of Modern Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas

dibidang seni modern.

Adapun ketentuan atau syarat dari ruang galeri antara lain :

a. Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembaban dan debu.

b. Mendapatkan cahaya yang terang.

c. Memberikan kenyamanan bagi pengunjung, penyusunan ruangan

dibatasi, dirubah dan dicocokkan dengan bentuk ruang.

Page 36: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

20

d. Sesuatu yang khusus untuk publik (lukisan-lukisan dibuat dengan

menarik dan fleksibel peletakannya).

Berikut ini merupakan standarisasi ruang galeri seni.

Gambar 8. Ruang Pameran Dengan Dinding Tertutup

Sumber: Neufert (1996 : 250)

Gambar 9. Pencahayaan dan Dimensi Ruang Pameran

Sumber: Neufert (1996 : 250)

Dari gambar diatas dapat dilihat dimensi ruang pameran dengan

dinding yang tertutup dan pencahayaan pada ruang pameran. Tempat

untuk menggantung lukisan ukuran sebaiknya 30” dan 60” pada

Page 37: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

21

ketinggian ruangan 6,7 m dan 2,13 untuk lukisan yang panjangnya 3,04

sampai 3,65 m.

3. Standar Ruang Kelas dan Studio

a. Ruang kelas

Ruang kelas digunakan untuk mengajar teori tentang kesenian

tradisional Makassar, bertujuan agar para siswa mengenal lebih jauh

kesenian-kesenian tradisional Makassar mulai dari sejarah, nilai-nilai

yang terkandung tentang kesenian hingga tujuan terbentuknya

kesenian tersebut.

Gambar 10. Ruang Kelas Musik dan Seni

Sumber: Neufert (1996 : 259)

b. Studio

Studio difungsikan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan dari

instruktur kesenian. Adapun hal-hal yang mempengaruhi perancangan

studio seni menurut NDTA (National Dance Theacer Association),

antara lain :

Floor Area/area lantai

Floor Surface/Permukaan lantai

Page 38: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

22

Studio Height/ketinggian

Vestibule

Ventilation/Ventilasi

Sound/Suara

Sumber Cahaya

Lighting/Pencahayaan

Interior Design/desain interior

4. Standar Ruang Perpustakaan

Perpustakaan difungsikan untuk menyediakan buku-buku yang berkaitan

dengan kesenian Makassar. Adapun buku-buku yang disediakan mulai

dari buku sejarah kesenian, buku asal-usul budaya Makassar dan buku

yang berkaitan dengan makanan khas masyrakat Makassar. Berikut

merupakan standarisasi ruang perpustakaan.

a. Lobby

Gambar 11. Standar Loker Untuk Lobby Perpustakaan

Sumber: Neufert (1996 : 259)

Page 39: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

23

b. Ruang Baca

Gambar 12. Dimensi Sirkulasi Ruang Baca

Sumber: Neufert (1996 : 3)

c. Ruang Koleksi

Gambar 13. Ruang Lantai Diantara Rak Buku

Sumber: Neufert (1996 : 4)

5. Standar Ruang Cafetaria

Cafetaria ini merupakan sarana penunjang yang menyediakan berbagai

menu khas makanan Makassar. Cafetaria ini juga bertujuan untuk

memperkenalkan makanan khas masyarakat Makassar kepada para

pengunjung. Berikut merupakan standarisasi ruang cafetarian.

Page 40: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

24

Gambar 14. Dimensi Dapur Sumber: Neufert (1996 : 214)

Gambar 15. Dimensi Meja Makan

Sumber: Neufert (1996 : 216)

6. Standar Ruang Kantor Pengelola

Standar ruang kantor kecil minimal 8-10 m2, sedangkan untuk ruang

kantor berukuran besar minimal 12-15 m2. Berikut ini merupakan layout

untuk ruang kantor pengelola.

Page 41: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

25

a. Ruang Ketua

Gambar 16. Standar Ukuran Meja Kerja

Sumber: Neufert 2 (2002 : 21)

b. Ruang Sekretaris

Gambar 17. Standar Ukuran Minimal Untuk

Ruang Kantor Berkapasitas Dua Orang Sumber: Neufert 2 (2002 : 21)

Page 42: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

26

c. Ruang Staf

Gambar 18. Standar Sikap Dasar Baik Untuk

Kenyamanan Manusia Sumber: Neufert 2 (2002 : 20)

d. Ruang Arsip

Gambar 19. Standar Ukuran Loker Untuk Arsip

Sumber: Neufert 2 (2002 : 21)

Page 43: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

27

Gambar 20. Standar Lemari Arsip Dengan Koridor

Sumber: Neufert 2 (2002 : 16)

7. Standar Ruang Untuk Mushalla

Mushalla mempunyai ruang shalat sebagai fungsi utama. Adapun

kebutuhan ruang shalat harus memperhatikan ukuran manusia ketika

shalat, terutama pada bagian ruku‟ dan sujud. Dimensi manusia ini

berpengaruh pada kapasitas dan luasan ruang yang dibutuhkan. Adapun

dimensi manusia pada saat shalat dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 21. Standar Dimensi Manusia Ketika Shalat

Sumber: Neufert (1996 : 249)

Page 44: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

28

8. Standar Ruang Untuk Mushallah

Parkir menjadi ruang yang cukup penting pada Kawasan Pusat Kesenian

ini karena merupakan bangunan publik. Bangunan publik membutuhkan

ruang parkir yang luas, mulai dari parkir bus, mobil dan motor. Terdapat

beberapa bentuk ruang parkir dengan standarisasinya sebagai berikut.

Gambar 22. Ruang Parkir Sudut 300

Sumber: Neufert (1996 : 105)

Gambar 23. Ruang Parkir Sudut 900

Sumber: Neufert (1996 : 105)

Page 45: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

29

Gambar 24. Dimensi Motor

Sumber: Neufert (1996 : 100)

Gambar 25. Dimensi Mobil

Sumber: Neufert (1996 : 100)

Gambar 26. Dimensi Bus

Sumber: Neufert (1996 : 101)

Page 46: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

30

C. Jenis-jenis Kesenian Suku Makassar

Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya sebagai sarana

yang digunakan untuk menuangkan rasa keindahan yang ada dalam jiwa

manusia. Suku Makassar memiliki beberapa jenis kesenian yang masih

populer hingga sekarang di antaranya :

1. Seni Musik

a. Kecapi

Gambar 27. Seni Musik Kecapi

[Sumber: https://www.google.com/musik+kecapi+makassar] Diakses 13 Januari 2020.

Kecapi merupakan alat musik tradisional yang terdapat di etnis

suku Makassar dan beberapa etnis lainnya di Sulawesi Selatan. Musik

kecapi ini merupakan suatu bentuk musik vokal instrumental yang

dimainkan oleh satu orang atau secara berpasangan yang

menggunakan nada atau instrumen melodis dengan lantunan kelong

(lagu) dengan cara sibali-bali (berbalas-balasan). Musik ini biasanya

dijumpai pada acara hiburan atau pesta rakyat.

Page 47: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

31

b. Genrang Pamanca’

Gambar 28. Seni Musik Genrang Pamanca’

Sumber: [https://www.google.com/ganrang+pamanca+makassar] Diakses 4 Maret 2020.

Genrang Pamanca’ merupakan jenis musik tradisional yang

digunakan untuk mengiringi pencak silat Makassar-Gowa, Sulawesi

Selatan pada acara perkawinan adat Makassar. Sebagai musik yang

mengiringi pencak silat, genrang pamanca’ ini memiliki jenis tabuhan

tersendiri yaitu tunrung pamanca’. Tunrung Pamanca’ merupakan

jenis tabuhan atau pukulan dalam iringan pencak silat Makassar.

2. Seni Pertunjukan Rakyat

a. Ma’raga

Gambar 29. Seni Pertunjukan Ma’raga

[Sumber: https://www.google.com/maraga+makassar] Diakses 13 Januari 2020.

Page 48: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

32

Ma’raga adalah salah satu permainan dan juga sebagai

kesenian tradisional yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Kesenian ma’raga ini merupakan sebuah atraksi untuk menunjukkan

kemampuan seseorang dalam memainkan bola yang terbuat dari rotan.

Permainan atau kesenian ini dimainkan secara beregu dengan jumlah

dalam satu regu yaitu minimal enam orang pa’raga. Ma’raga ini

dimainkan dengan cara memantul-mantulkan bola kebagian anggota

badan seperti kepala, tangan dan kaki yang dilakukan secara

bergantian antar pemain dalam satu regu dengan formasi-formasi

tertentu, salah satunya adalah formasi menara yang terbentuk dari

tumpukan pa’raga yang berdiri diatas pundak pa’raga lainnya,

formasi ini merupakan salah satu formasi yang wajib diperagakan

untuk pa’raga pada pertunjukannya. Dalam permainan ma’raga ini

biasanya diiringi dengan musik tradisional yaitu dari gendang, gong

dan calong-calong.

Page 49: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

33

b. Manca’ (Pencak Silat)

Gambar 30. Seni Pertunjukan Manca‟

[Sumber: https://www.google.com/pencak+silat+tradisional+makassar] Diakses 4 Maret 2020.

Manca’ adalah salah satu seni pertunjukan rakyat berasal dari

Gowa-Makassar yang sering ditampilkan pada acara perkawinan adat

Makassar. Gerakan manca’ (Pencak Silat) dibagi menjadi dua bagian,

yaitu gerak inti dan gerak interpretatif. Gerak inti adalah suatu gerakan

yang tidak ditampilakan kepada masyarakat secara umum, sedangkan

gerak interpretatif adalah gerakan yang diadopsi dari gerakan inti.

3. Seni Sastra

Jenis seni sastra yang masih populer sampai sekarang dan sering

ditampilkan pada kegiatan-kegiatan adat Makassar adalah sinrilik.

Page 50: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

34

Gambar 31. Seni Sastra Sinrilik

Sumber: [https://www.google.com/sinrilik+makassar] Diakses 13 Januari 2020.

Sinrilik adalah seni bertutur kata yang berasal dari kabupaten

Gowa sebagai media komunikasi. Seorang ahli atau juru cerita disebut

pasinrilik biasanya menyampaikan suatu cerita yang didalamnya

mengandung unsur pendidikan, nasehat, kritik, hiburan serta

menyampaikan informasi dengan penyampaian yang puitis berirama dan

biasanya diiringi dengan alat musik tradisional yang disebut keso‟keso‟.

Kesenian Sinrilik ini biasanya ditampilkan dalam bentuk upacara adat

masyarakat Gowa dan pertunjukan rakyak yang mengandung pesan

sosial dan budaya.

Page 51: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

35

4. Seni Tari

a. Tari Padduppa Bosara

Gambar 32. Tari Padduppa Bosara

Sumber: [https://www.google.com/tari+padduppa+suku+makassar] Diakses 9 Maret 2020.

Tari Padduppa Bosara adalah tarian yang mengambarkan bahwa

penyambutan orang bugis-makassar jika kedatangan tamu senantiasa

menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Pada

zaman dahulu tarian ini sering ditarikan untuk menjamu raja, menyambut

tamu agung, pesta adat dan pesta perkawinan. Tarian ini ditampilkan

dengan jumlah penari minimal 5 orang (cenderung ganjil). Bosara

merupakan piring khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Bahan

dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas

seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna

merah, biru, hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan

disekelilingnya. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian

Page 52: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

36

acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dengan nilai-

nilai budaya.

b. Tari Kipas Pakarena

Gambar 33. Tari Kipas Pakarena

Sumber: [https://www.google.com/tari+pakarena+makassar] Diakses 13 Januari 2020.

Tarian kipas pakarena ini merupakan jenis tarian yang

diperagakan oleh wanita dengan busana tertentu seperti pakaian adat

yang ada di kabupaten Gowa, tarian ini memiliki gerakan khas karena

menggunakan kipas sebagai salah satu atribut penarinya. Tarian ini

biasanya ditampilkan pada acara adat atau hiburan tertentu yang ada di

kabupaten Gowa dan sudah menjadi daya tarik pada wisatawan yang

berkunjung di daerah Gowa Sulawesi Selatan. Tarian ini dimainkan

dengan cara beregu yaitu 5-7 orang dengan iringan musik tradisional

yang dinamakan grondong rinci, genrang dan seruling dengan jumlah

pemain musik 4-7 orang. Gerakan tarian ini sifatnya lemah lembut

Page 53: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

37

dengan mengenakan kipas yang dilipat ditangan penarinya sehingga

menjadikannya nyaman untuk dipandang. Selain dari gerakannya yang

lemah lembut, tarian ini juga memiliki aturan dalam bermain, yaitu

penari tidak diperkenankan membuka mata dengan lebar dan mengankat

kaki terlalu tinggi, hal ini bertujuan untuk melambangkan kesopanan

yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Tarian ini biasanya dilakukan

dengan hati yang tulus dan sungguh-sungguh agar tetap menghasilkan

gerakan-gerakan yang indah.

D. Jenis-jenis Alat Musik Tradisional Suku Makassar

Alat musik tradisional Suku Makassar biasanya digunakan untuk

mengiringi acara kesenian seperti seni musik, seni pertunjukan rakyat, seni

sastra dan seni tari. Berikut beberapa alat musik tradisional Makassar yang

masih digunakan sampai sekarang antara lain :

1. Kecapi

Gambar 34. Alat Musik Kecapi

Sumber: [https://www.google.com/kecapi+makassar] Diakses 15 Januari 2020.

Page 54: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

38

Kecapi ini merupakan Alat musik yang dimainkan dengan cara

dipetik. Kecapi ini mempunyai dua senar atau biasa disebut dengan dawai

yang dikaitkan pada kayu berbentuk seperti perahu yang berukuran

sederhana. Alat musik ini biasanya dimainkan pada acara-acara adat seperti

upacara pernikahan, penjemputan tamu, atau saat bersenda gurau dengan

keluarga.

2. Keso‟keso‟

Gambar 35. Alat Musik Keso‟keso‟

Sumber: [https://www.google.com/kesokeso+makassar] Diakses 15 Januari 2020.

Keso‟keso‟ ini merupakan alat musik tradisional yang biasanya

ditemukan di Gowa Sulawesi Selatan. Alat musik gesek ini terbuat dari

kayu yang bagian tengahnya memiliki rongga dan ditutupi dengan kulit

hewan yang sudah dikeringkan guna untuk menghasilkan resonansi. Cara

menggunakan alat musik ini yaitu menggesekkan rambut ekor kuda yang

Page 55: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

39

sudah diikat dengan kayu pada dua senarnya. Keso‟keso‟ ini kerap

digunakan untuk mengiringi seni pertunjukan sastra lisan sinrilik.

3. Puik-puik

Gambar 36. Alat Musik Puik-puik

Sumber: [https://www.google.com/puik-puik+makassar] Diakses 15 Januari 2020.

Puik-puik ini adalah salah satu alat musik tradisional Sulawesi

Selatan yang hampir punah karena jarang digunakan. Alat musik ini terbuat

dari kayu besi yang dibentuk dengan model kerucut serta ditambahkan pipa

pada bagian pangkalnya agar dapat menghasilkan suara. Puik-puik ini

digunakan dengan cara ditiup dan suara yang dihasilkan tidak beda jauh

dengan suara serunai alat musik dari Minang, suara selompret alat musik

dari Betawi. Seperti pada umumnya alat musik ini juga digunakan untuk

mengiringi acara-acara kesenian Sulawesi Selatan yaitu tarian Pakarena dan

pertunjukan ketangkasan Maraga.

Page 56: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

40

4. Genrang atau Gendang

Gambar 37. Alat Musik Gendang

Sumber: [https://www.google.com/gendang+makassar] Diakses 15 Januari 2020.

Genrang atau Gendang ini adalah alat musik tabuk terbuat dari kayu

berbentuk tabung, memiliki lubang bagian tegahnya, pada bagian kedua

sisinya dibungkus dengan kulit hewan yang sudah dikeringkan guna untuk

menghasilkan suara. Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi

Selatan ini biasanya digunakan pada upacara adat seperti upacara

pernikahan, pengiring tari-tarian dan acara penyambutan tamu.

E. Tinjauan Tema Perancangan

Pada Perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

menggunakan tema arsitektur hybrid agar dapat diterima semua kalangan.

Adapun penjelasan mengenai hybrid secara terperinci sebagai berikut :

Page 57: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

41

1. Definisi Hybrid

a. Hybrid adalah sebuah metode untuk menciptakan sesuatu dengan

pola-pola lama (sejarah), namun dengan bahan dan teknik baru

(Charles Jenks dalam Ningsar, D.E : 2012).

b. Hybrid merupakan hasil persilangan antara sesutu yang berbeda

dengan menghasilkan turunan yang baru (Pakaya, dkk : 2018).

c. Konsep hybrid merupakan salah satu metode perancangan dalam

sebuah karya arsitektur yang muncul diera post moern. Secara

etimologis hybrid merupakan penggabungan beberapa aspek yang

berbeda (binari oposisi) dalam bidang arsitektural (Ningsar, D.E : 201

2. Konsep Bentuk Arsitektur Hybrid

Konsep bentuk arsitektur hybrid ada tiga yaitu :

a. Fabric hybrid yang menggunakan lapisan/kulit luar sebagai cara untuk

menutupi penggabungan unsur yang ada agar terlihat menyatu.

b. Grafht hybrid yang bersifat clear expression (kebalikan dari fabrich

hybrid).

c. Monolith hybrid yang mempresentasikan bangunannya dalam bentuk

single building block.

Pada konsep bentuk arsitektur hybrid yang telah dibahas diatas,

adapun yang akan diterapkan pada perancangan kawasan pusat kesenian

budaya ini yaitu konsep bentuk fabric hybrid yang diaplikasikan pada

bagian atap dan fasad bangunan. Bentuk fasad mengadopsi bentuk atap

Page 58: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

42

rumah tradisional suku Makassar, sedangkan bentuk fasad mengadopsi

bentuk dari arsitektur modern. Setelah itu dilakukan perubahan bentuk

dan menggunakan teknologi baru berupa penggunaan material modern

sehingga menampilkan bentuk yang menyatu.

3. Prinsip-prinsip hybrid

a. Persilangan

Prinsip persilangan ini dapat dimaknai dengan ilustrasi bagan berikut :

Gambar 38. Prinsip Persilangan

Sumber: Jurnal Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan Arsitektur Simbiosis.

Persilangan berdasarkan bagan diatas merupakan persilangan dua hal

yang bertentangan. Persilangan ini dapat menghasilkan kemungkinan-

kemungkinan keturunan sebagai berikut :

Jika gen yang ada pada A dominan terhadap B, maka kemungkinan

keturunan yang dihasilkan adalah A.

Page 59: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

43

Sebaliknya jika B dominan terhadap A, maka kemungkinan

keturunan yang dihasilkan adalah B.

Jika A dan B memiliki kekuatan sama atau hampir sama, tidak ada

yang dominan pada keduanya, maka kemungkinan keturunan yang

dihasilkan adalah AB.

b. Percampuran

Percampuran berdasarkan bagan dibawah merupakan percampuran

dua hal yang bertentangan. Prinsip percampuran ini dapat dilihat pada

ilustrasi bagan berikut :

Gambar 39. Prinsip Percampuran

Sumber: Jurnal Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan Arsitektur Simbiosis.

Page 60: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

44

Percampuran ini dapat menghasilkan kemungkinan-kemungkinan

keturunan sebagai berikut :

Jika komposisi yang ada pada A dominan terhadap B, maka

kemungkinan keturunan yang dihasilkan adalah A, karena A lebih

mengkontaminasi B.

Sebaliknya jika B dominan terhadap A, maka kemungkinan

keturunan adalah B.

Jika A dan B memiliki komposisi yang sama, tidak ada yang

dominan pada keduanya, maka kemungkinan keturunan yang akan

dihasilkan adalah AB.

c. Penggabungan

Penggabungan dapat dimaknai dengan ilustrasi bagan berikut :

Gambar 40. Prinsip Penggabungan

Sumber: Jurnal Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan Arsitektur Simbiosis.

Jika proses penggabungannya demikian, A dominan terhadap B, maka

A akan merugikan B, begitupula sebaliknya jika B dominan, maka

akan merugikan A.

Page 61: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

45

Gambar 41. Prinsip Penggabungan

Sumber: Jurnal Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan Arsitektur Simbiosis.

Jika penggabungannya demikian, maka kemungkinan untuk saling

merugikan antara A dan B masih bisa terjadi. Sehingga konsep hybrid

dengan metode penggabungan dibutuhkan sebuah ruang perantara

untuk menghindari keduanya saling interfensi. Proses

penggabungannya dapat dimaknai dengan ilustrasi berikut :

Gambar 42. Prinsip Penggabungan

Sumber: Jurnal Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan Arsitektur Simbiosis.

Hybrid disini berperan sebagai penggabung, penyatu ataupun

pencampuran dari perbedaan yang ada pada objek, baik perbedaan

mengenai aspek-aspek keterkaitan objek dengan lingkungannya

maupun dengan aspek arsitekturalnya secara umum.

4. Karakteristik Hybrid

Metode hybrid dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

Page 62: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

46

a. Eklektik atau quotation

Eklektik artinya menelusuri dan memilih perbendaharaan bentuk dan

elemen arsitektur dari masa lalu yang dianggap potensial untuk

diangkat kembali. Quotation adalah mencuplik elemen atau bagian

dari suatu karya arsitektur yang telah ada sebelumnya.

b. Manipulasi dan modifikasi

Elemen-elemen atau hasil quotation tersebut selanjutnya dimanipulasi

atau dimodifikasi dengan cara-cara yang dapat menggeser, mengubah

dan atau memutarbalikkan makna yang telah ada. Beberapa teknik

manipulasi yaitu :

Reduksi atau simplifikasi. Reduksi adalah pengurangan bagian-

bagian yang dianggap tidak penting. Simplifikasi adalah

penyederhanaan bentuk dengan cara membuang bagian-bagian

yang dianggap tidak atau kurang penting.

Repetisi. Repetisi artinya pengulangan elemen-elemen yang di-

quotation-kan, sesuatu yang tidak ada pada referensi.

Distori bentuk. Perubahan bentuk dari bentuk asalnya dengan cara

misalnya dipuntir (rotasi), ditekuk, dicembungkan, dicekungkan,

dan diganti bentuk geometrinya.

Disorientasi. Perubahan arah (orientasi) suatu elemen dari pola atau

tatanan asalnya.

Page 63: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

47

Disporsisi. Perubahan proporsi tidak mengikuti sistem proporsi

referensi (model).

Dislokasi. Perubahan letak atau posisi elemen didalam model

referensi sehingga menjadi tidak pada posisinya seperti model

referensi.

c. Penggabungan (kombinasi atau unifikasi)

Penggabungan atau penyatuan beberapa elemen yang telah

dimanipulasi atau dimodifikasi kedalam desain yang telah ditetapkan

ordernya.

F. Seni Dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam upaya melestarikan seni dan budaya

diperbolehkan apabila seni dan budaya tersebut membawa manfaat bagi

manusia, yaitu digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi

yang baik dan dilakukan dengan cara-cara yang baik pula. Didalam

Alqur‟an surah al-Imran Allah SWT berfirman :

Artinya : ”Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan

Page 64: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

48

mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang

beruntung”. (Q.S. al-Imran 3:104).

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam juga bersabda dalam H.R Muslim :

Artinya : “Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan menyukai

keindahan”.

Prinsip-prinsip seni dalam Islam adalah sebagai berikut :

1. Seni yang dapat mengangkat martabat insan dan tidak meninggalkan

nilai-nilai kemanusiaan.

2. Seni yang dapat mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang

menyentuh aspek estetika, kemanusiaan dan moral.

3. Seni yang dapat menghubungkan keindahan sebagai nilai yang

tergantung kepada seluruh kesahihan Islam itu sendiri, dimana menurut

Islam seni yang mempunyai nilai tertinggi adalah seni yang dapat

mendorong kearah ketaqwaan, kema‟rufan dan moralitas.

4. Seni yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia

dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya.

Page 65: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

49

Manfaat seni bagi manusia sesuai nilai-nilai Islam sebagai berikut :

1. Seni Musik

Pertama, musik bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kekebalan

tubuh, karena musik bersifat terapeutik dan bersifat penyembuhan. Kedua,

dapat meningkatkan intelegentsi karena ransangan ritmis mampu

meningkatkan fungsi kerja otak. Ketiga, musik menimbulkan reaksi

psikologis yang dapat mengubah suasana hati dan kondisi emosi, sehingga

musik bermanfaat sebagai relaksasi yang dapat menghilangkan stres,

mengatasi kecemasan dan menumbuhkan kesadaran spritual.

2. Seni Pertunjukan

Pertama, sebagai media informasi. Untuk mendapatkan informasi

dan pemahaman mengenai asal-usul khasanah budaya dan kekayaan

dibidang lainnya yang pernah diraih umat Islam dimasa lampau dan

mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Kedua, sebagai perantara untuk

syiar penyebaran ajaran Islam.

3. Seni Tari

Pertama, bagi pelaku/penari seni tari selain bermanfaat memberi

hiburan juga menjadi kegiatan berolahraga. Kedua, seni tari sebagai media

sosial atau sarana ukhuwah. Seni tari adalah kolektif, artinya pengerjaan tari

melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi

sebagai sarana pergaulan karena dilakukan secara pementasan bersama dan

secara rutin.

Page 66: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

50

G. Studi Banding Proyek Sejenis

Studi banding proyek sejenis merupakan suatu hal yang penting

dalam sebuah perancangan guna untuk mengetahui kebutuhan ruang dan

fungsi dari sebuah objek rancangan, serta menjadi acuan dalam rancangan

nantinya. Adapun objek yang dijadikan sebagai studi banding antara lain :

1. Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT)

Gambar 43. Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT)

Sumber : [https://www.google.com/taman+budaya+jawa+tengah] Diakses 3 Maret 2020.

Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) atau yang dulunya disebut

dengan Taman Budaya Surakarta merupakan salah satu ruang seni budaya

di Kota Solo yang dikelola oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Taman

budaya ini terletak di jalan Ir. Sutami nomor 57 Kentingan Surakarta, tepat

dipinggir jalan raya jalur Solo-Surabaya, berdekatan dengan kampus

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Institud Seni Indonesia

Page 67: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

51

(ISI) Surakarta. Kegiatan yang sering ditampilkan ditempat ini yaitu

kegiatan seni budaya mulai dari seni tradisional, modern maupun seni

kontemporer. Tempat ini juga sering digelar acara pameran seni rupa,

pameran fotografi, pemutaran film dan forum diskusi seni budaya.

Adapun fasilitas-fasilitas yang ada di Taman Budaya Jawa Tengah

Surakarta sebagai berikut :

a. Pendhapa Ageng

Gedung pendhapa ageng memiliki luas ±1.648 m2 yang dapat

menampung ±2.500 penonton. Pendhapa ini memiliki fasilitas gedung

penunjang seluas 225 m2, pada bagian tengah terdapat panggung yang

berukuran 25 m x 28 m dan pada keempat sisinya digunakan sebagai

tempat penonton.

Gambar 44. Pendhapa Ageng

Sumber : [https://www.google.com/taman+budaya+jawa+tengah] Diakses 3 Maret 2020.

Page 68: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

52

b. Teater Arena

Bangunan teater arena ini terdiri dari panggung dan tribun penonton

yang berbentuk tapal kuda dengan luas ±600 m2

c. Gedung Sekretariat

Gedung sekretariat ini memiliki luas ±450 m2 yang terdiri dari dua

lantai sebagai pengendali kegiatan yang ada di taman budaya Jawa

Tengah ini.

d. Teater Terbuka Bong

Teater terbuka ini dibangun diruang terbuka yang dikelilingi dengan

taman. Ruang ini dibangun untuk memanfaatkan halaman yang

dulunya adalah bekas makam tionghoa (Bong).

e. Geleri Seni Rupa

Bangunan ini terdiri dari dua gedung yang dihubungkan dengan taman

dan perpustakaan dengan luas ±500 m2.

Gambar 45. Ruang Galeri Seni Rupa

Sumber: [https://www.google.com/ruang+pameran+taman+ budaya+jawa+tengah] Diakses 3 Maret 2020.

Page 69: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

53

f. Ruang Perpustakaan

Perpustakaan ini menempati ruang dengan luas 100 m2 ditengah-

tengah galeri seni rupa dan pada bagian depannya terdapat taman

kecil.

g. Bangsal-bangsal Pangrawit

Bangsal pangrawit ini berjumlah 6 unit yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan berbagai jenis gamelan dan digunakan sebagai tempat

berlatih karawitan

h. Studio Musik

Studio musik ini mempunyai luas ±105 m2 yang difungsikan sebagai

tempat berlatih musik. Studio ini dirancang dengan ruangan kedap

suara.

i. Studio Rekaman.

Studio ini dirancang tertutup dan kedap suara dengan luas ±160 m2

yang difungsikan sebagai tempat rekaman musik modern dan musik

tradisional.

j. Studio Pandalangan.

Studio pandalangan ini memiliki luas ±150 m2 yang difungsikan

sebagai tempat latihan pandalangan.

k. Wisma Seniman

Pada kompleks taman budaya ini terdapat wisma seniman dengan luas

±450 m2 yang dilengkapi dengan kamar ekonomi dan VIP.

Page 70: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

54

Gambar 46. Wisma Artis

Sumber : [https://www.google.com/taman+budaya+jawa+tengah] Diakses 3 Maret 2020.

l. Gedung Teater Tertutup

Gedung ini memiliki luas ±2.800 m2 yang mampu menampung ±700

orang penonton.

Gambar 47. Gedung Teater Tertutup

Sumber: [https://www.google.com/gedung+teater+tertutup+taman+ budaya+jawa+tenga] Diakses 3 Maret 2020

Page 71: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

55

Tabel 1. Analisis Studi Banding Objek Perancangan

No. Aspek Objek

1 2

1. Tapak

Tata Massa Penataan massa bangunan pada taman ini dikelompokkan berdasarkan fungsi bangunannya masing-masing.

Sirkulasi Sirkulasi yang digunakan pada taman budaya ini yaitu sirkulasi dengan pola linear dan material yang digunakan yaitu aspal.

2. Ruang

Pencahayaan

Untuk gedung pendhapa ageng lebih mengutamakan pencahayaan alami pada siang hari, namun pada fasilitas yang lain tetap menggunakan bantuan pencahayaan buatan

Fasilitas

Fasilitas yang dihadirkan berdasarkan fungsi primer, sekunder dan penunjang. Fungsi primer terdiri dari gedung teater dan galeri seni. Fungsi sekunder terdiri dari perpustakaan studio dan bangsa-bangsal pangrawit. Fungsi penunjang yaitu wisma seni.

3. Bentuk Fasad

Pada bagian fasad lebih menonjolkan bentuk arsitektur jawa seperti yang diterapkan pada gedung pendhapa agung dan wisma seni.

Atap Pada bagian atap menggunakan bentuk arsitektur tradisonal Jawa, yaitu atap joglo

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 72: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

56

2. Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) Dago Kota Bandung

Gambar 48. Taman Budaya Jawa Barat (TBJB)

Sumber: [https://www.google.com/taman+budaya+jawa+barat] Diakses 14 Maret 2020.

Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) didirikan pada tahun 1991 di

jalan Bukit Dago Utara nomor 53, Dago, Coblong, Kota Bandung dengan

luas 4 hektar. Taman budaya ini difungsikan sebagai tempat pementasan

seni, lomba seni, eksperimentasi karya seni, seminar, workshop, serasehan

seni budaya, dan penerbitan buku.

Berikut beberapa fasilitas yang ada di Taman Budaya Jawa Barat ini

antara lain :

a. Gedung Teater Tertutup

Gedung teater tertutup ini memiliki luas 1.491,25 m2 yang terdiri dari

panggung pertunjukan dengan ukuran 12 m x 15 m dengan tinggi

lantainya sekitar 6 meter sampai grit catwork dan dilengkapi dengan

Page 73: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

57

layar elektrik seperti layar putih, layar merah, layar kuning, layar

hitam, dan layar border skrin.

b. Gedung Teater terbuka

Gedung ini dulunya digunakan sebagai restoran dago tea house,

namun sekarang difungsikan sebagai tempat teater dengan luas

panggung 1.500 m2 dengan kapasitas tempat duduk dapat

menampung 1.200 penonton. Untuk tempat duduk penonton terdiri

dari dua tribun, yaitu tribun atas dan tribun bawah.

Gambar 49. Gedung Teater Terbuka

Sumber: [https://www.google.com/taman+budaya+jawa+barat] Diakses 14 Maret 2020.

c. Galeri

Galeri ini difungsikan sebagai ruang pameran karya seni rupa atau

karya seni yang lain untuk dinikmati oleh pengunjung. Galeri ini

terdapat dua ruangan yaitu dibagian depan dan bagian belakang yang

dilengkapi dengan lampu pameran.

Page 74: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

58

Gambar 50. Galeri

Sumber: [https://chaluchu.files.wordpress.com/2011/07/b11.jpg] Diakses 14 Maret 2020.

d. Gedung Sekretariat

Gedung sekretariat ini terletak di sebelah gedung teater yang berfungsi

sebagai tempat administrasi menyangkut pengelolaan taman budaya.

Adapun jenis-jenis ruangnya yaitu ruang kepala, ruang staf, dan ruang

tata usaha.

e. Sanggar Seni Tari

Sanggar seni tari adalah salah satu fasilitas yang sangat penting pada

taman budaya ini. Sanggar ini difungsikan sebagai tempat latihan seni

dan sarana olahraga.

Page 75: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

59

Gambar 51. Ruang Sanggar Seni Tari

Sumber: [https://chaluchu.files.wordpress.com/2011/07/b17.jpg] Diakses 14 Maret 2020.

f. Wisma Seni

Pada taman budaya ini disediakan wisma sebagai tempat penginapan

para seniman atau budayawan yang akan tampil. Wisma ini terletak

dibagian belakang gedung pertunjukan yang terdiri dari 8 kamar dan

dilengkapi dengan toilet.

Gambar 52. Wisma Seni

Sumber: [https://www.google.com/wisma+taman+ budaya+jawa+barat] Diakses 14 Maret 2020.

Page 76: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

60

g. Cafetaria

Cafe ini diberi nama cafetaria “Boga Kuring” yang terletak dilahan

bekas Restaurant Dago Tea Hosuse jaman dulu. Cafe ini menyediakan

menu khas Parahyangan, chinese food dan menu Eropa.

Gambar 53. Cafetaria

Sumber: [https://www.google.com/taman+budaya+jawa+barat] Diakses 14 Maret 2020.

h. Perpustakaan

Perpustakaan ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan buku-buku

kebudayaan yang berhubungan dengan kebudayaan Sunda dan

kebudayaan etnis-etnis lainnya yang ada di Indonesia.

i. Mushalla

Taman budaya ini juga menyediakan fasilitas mushalla sebagai tempat

beribadah untuk pengunjung. Mushalla ini terletak di depan wisma

seni dibelakang gedung teater.

j. Area Parkir

Area parkir ini memiliki luas ±2.451 m2 yang dapat menampung

sebanyak ±200 buah kendaraan roda 4 dan roda 2. Area parkir ini juga

Page 77: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

61

sering difungsikan sebagai area olahraga, bazar yang sifatnya

sementara.

Tabel 2. Analisis Studi Banding Objek Perancangan

No Aspek Objek

1 2

1. Tapak

Tata Massa Pola tatanan massa pada Taman Budaya Jawa Barat memperhatikan efisiensi jalur sirkulasi dan penzoningan massa

Sirkulasi

Sirkulasi yang digunakan pada taman budaya ini adalah satu arah dengan lebar jalan ±6 meter. Material yang digunakan untuk jalan yaitu paving dan aspal

2. Ruang

Pencahayaan

Bangunan pada taman ini memanfaatkan pencahayaan alami dengan menempatkan bukaan-bukaan pada posisi yang tepat agar tidak terkena sinar matahari langsung, namun tetap mendapatkan cahaya matahari, Seperti yang diterapkan pada bangunan wisma dan galeri seni

Fasilitas

Fasilitas yang dihadirkan berdasarkan fungsi primer, sekunder dan penunjang. Fungsi primer terdiri dari gedung teater dan galeri seni. Fungsi sekunder terdiri dari perpustakaan tempat seminar dan tempat lomba. Fungsi penunjang terdiri dari wisma seni, mushalla toko souvenir dan cafetaria.

3. Bentuk Fasad

Pada bagian fasad menggunakan material dengan mengkombinasikan material kayu dan beton sehingga kesan arsitektural yang dilahirkan tidak terlalu mendominasi pada satu unsur.

Atap Pada bagian atap menggunakan bentuk arsitektur Sunda.

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 78: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

62

BAB III

ANALISIS PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN

BUDAYA DI MAKASSAR

A. Gambaran Umum Lokasi Perancangan

Kota Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan yang

terletak dibagian Selatan Pulau Sulawesi dengan luas 175,77 Km2 dan

jumlah penduduk 1.526.677 jiwa.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Makassar Tahun 2019

MarisoMamajangTamalateRappociniMakassarUjung PandangWajoBontoalaUjung TanahSangkarangTalloPanakkukangManggalaBiringkanayaTamalanreaJumlah

Jumlah Penduduk (Jiwa) Tahun 2019Laki laki Perempuan

Kecanatan

30.60930.129

102.12882.16242.553

15.33815.47

27.88618.037

7.239

13.716

29.8931.323

103.41387.95942.962

Jumlah Total (Laki-Laki + Perempuan) = 1.526.677 Jiwa

15.98329.31117.4977.292

70.02775.693

75.094110.13856.533

70.30373.971

74.393110.318

59.31755.968 770.709

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2019

Page 79: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

63

1. Kriteria Pemilihan Site

Pemilihan site pada perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya

ini dilakukan beberapa pertimbangan yang disesuaikan dengan karakter dari

objek rancangan. Pemilihan site yang berdasarkan objek rancangan dibuat

agar site yang dipilih dapat mendukung keberadaan dari objek tersebut.

Dalam perancangan ini terdapat tiga alternatif site yang akan dipilih antara

lain :

a. Alternatif site 1, terletak di Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan

Panakkukang, Kota Makassar.

Gambar 54. Alternatif Site 1 Sumber: Google Earth, 2019

Site yang dipilih ini merupakan lahan kosong dengan kelebihan

sebagai berikut :

Dekat dengan pusat kota

Dilalui oleh moda transportasi umum

Jaringan utilitas sudah memadai

Page 80: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

64

Luas site 4 hektar atau 40.000 m2

Kekurangan site antara lain :

Site tidak sesuai dengan peruntukan RTRW

Tingkat kemacetan lumayan tinggi pada jam kerja

b. Alternatif site 2, terletak di Jalan Daeng Tata Raya, Kecamatan

Tamalate, Kota Makassar.

Gambar 55. Alternatif Site 2 Sumber: Google Earth, 2019

Site yang dipilih ini merupakan lahan kosong dengan kelebihan

sebagai berikut :

Dekat dengan pusat kota dan permukiman warga

Jaringan utilitas sudah memadai

Luas site 5,5 hektar atau 55.000 m2

Kekurangan site antara lain :

Site tidak sesuai dengan Peruntukan RTRW

Moda transportasi umum terbatas

Tingkat kemacetan lumayan tinggi pada jam kerja

Page 81: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

65

c. Alternatif site 3, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan

Tamalanrea, Kota Makassar.

Gambar 56. Alternatif Site 3 Sumber: Google Earth, 2019

Site yang dipilih ini merupakan lahan kosong dengan kelebihan

sebagai berikut :

Dekat dengan permukiman warga dan mudah diakses dari bandara

untuk wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara

Site sesuai dengan peruntukan RTRW

Dilalui oleh moda transportasi umum

Jaringan utilitas sudah memadai

Luas site 4,5 hektar atau 45.000 m2

Kekurangan site antara lain :

Tingkat kemecetan lumayan tinggi pada jam kerja

Kondisi topografi yang relatif rendah sehingga dapat menimbulkan

banjir pada musim hujan

Page 82: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

66

Tabel 4. Rekapitulasi Bobot Site

Kriteria Alternatif site

1 (Bobot)

Alternatif site 2

(Bobot)

Alternatif site 3

(Bobot) Lokasi Strategis 8 9 10 Kesesuaian Lahan Dengan RTRW

8 8 10

Pencapaian/Aksebilitas 10 8 10

Utilitas 10 10 10

Ketersediaan Lahan 8 10 9

Jumlah 44 45 49 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Berdasarkan hasil dari rekapitulasi bobot site diatas, adapun site

yang terpilih yaitu site yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan,

Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dengan luas 4,5 hektar.

Gambar 57. Peta Situasi Site

Sumber: Google Earth, 2019 + Desain Penulis, 2020.

Page 83: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

67

Batas-batas administratif site terpilih antara lain :

Bagian Utara berbatasan dengan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

(STIFA) Makassar.

Bagian Timur berbatasan dengan Perumahan Azzahra Green Land.

Bagian Selatan berbatasan dengan pusat pertokoan dan permukiman

warga setempat.

Bagian Barat berbatasan dengan Jalan Perintis Kemerdekaan.

Gambar 58. RTRW Kota Makassar Tahun 2015-2034

Sumber: [https://www.google.com/RTRW+kota+makassar] Diakses 19 Januari 2020

Lokasi perancangan ini berada pada kawasan pendidikan, sehingga

sangat strategis untuk perancangan gedung pusat kesenian, karena gedung

pusat kesenian ini selain untuk dijadikan tempat wisata difungsikan juga

sebagai tempat pendidikan.

Posisi Site

Page 84: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

68

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis yang membahas mengenai kelebihan,

kekurangan, peluang serta ancaman pada tapak yang akan dirancang.

Analisis ini digunakan sebagai acuan dalam rencana tapak untuk

mendapatkan hasil yang maksimal.

Tabel 5. Analisis SWOT

Strengh (Kelebihan)

Lokasi sangat strategis Jalur utilitas sudah memadai Dekat dengan fasilitas umum

seperti bandara dan sarana pendidikan.

Weaknees (Kekurangan)

Kondisi disekitar tapak yang ramai, pada jam kerja sehingga dapat menyebabkan macet

Kondisi topografi yang rendah, sehingga dapat menyebabkan banjir.

Oportunity (Peluang)

Tapak berpotensi sebagai tempat kesenian budaya Makassar

Lokasi yang strategis dapat menarik perhatian pengunjung, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga setempat.

Thread (Ancaman)

Kurangnya minat masyarakat untuk mengetahui dan mempelajari seni budaya Makassar.

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Berdasarkan penjelasan dari hasil analisis SWOT diatas, maka dapat

disimpulkan rencana yang akan diterapkan pada perancangan sebagai

berikut:

Page 85: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

69

a. Jalan yang menuju kearah tapak dilakukan pelebaran dan sirkulasinya

diatur dengan baik untuk mengurangi kemacetan.

b. Dibuatkan drainase yang memadai disekitar tapak untuk mencegah

banjir.

c. Bentuk rancangan yang dibuat harus menarik dan dilengkapi dengan

fasilitas- fasilitas agar mampu meningkatkan minat bagi pengunjung.

B. Kondisi Geografis

Secara Geografis, Kota Makassar terletak dibagian Selatan Pulau

Sulawesi pada titik koordinat 119°18‟27.97”-119°32‟31.03” Bujur Timur

dan 5°00‟30.18”-5°14‟6.49” Lintang Selatan yang berbatasan dengan

Kabupaten Maros pada bagian Utara dan Timur, Kabupaten Gowa pada

bagian Selatan, dan Selat Makassar pada bagian Barat dengan luas wilayah

175,77 Km2. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan

0-2° (datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang), sehingga

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, bagian Barat kearah Utara relatif

rendah dekat dengan pesisir pantai dan bagian Timur berbukit seperti di

Kelurahan Antang Kecamatan Panakkukang. Daerah ini memiliki

ketinggian bervariasi antara 0-25 meter dari permukaan laut.

Page 86: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

70

C. Keadaan Iklim

Berdasarkan hasil pencatatan dari Badan Metorologi, Klimatologi

dan Geofisika (BMKG), suhu Kota Makassar berkisar antara 20°C sampai

dengan 32°C dengan kelembaban 50%. Namun, pada tanggal 20 oktober

2019 suhu udara kota makassar mencapai 38,2°C yang tercatat sebagai suhu

tertinggi di wilayah indonesia.

D. Analisis Tapak

Analisis tapak ini bertujuan untuk menghasilkan desain tapak yang

ideal dan mengolahnya secara optimal sebagai pendukung fungsi

perancangan dengan memperhatikan kondisi tapak yang ada.

Gambar 59. Tapak Eksisting

Sumber: Google Earth, 2019 dan Dokumentasi Pribadi, 2020

Adapun dasar pertimbangan dari kondisi tapak eksisting yaitu

orientasi matahari, arah angin, kebisingan, aksebilitas dan view.

Page 87: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

71

1. Orientasi Matahari

Dalam perancangan suatu bangunan, orientasi matahari harus

diperhatikan karena cahaya matahari merupakan hal yang sangat

mendukung agar dapat mengurangi penggunaan energi listrik pada

bangunan. Untuk itu, penataan massa bangunan harus tepat agar tidak

terlalu berimpitan dan pada bangunan ditempatkan bukaan-bukaan pada

posisi tertentu agar cahaya matahari dapat masuk kedalam ruangan dengan

baik. Namun, untuk menghindari panas dan cahaya yang berlebihan

dibuatkan suatu komponen pendukung seperti sun shading atau

ditempatkan vegetasi pada bagian-bagian tertentu.

Page 88: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

72

Gambar 60. Orientasi Matahari Sumber: Analisis Penulis, 2020

2. Arah Angin

Penghawaan buatan pada bangunan sangat berpengaruh bagi

kenyamanan pengguna dan mampu mengurangi penggunaan energi listrik.

Dengan demikian dalam merancang suatu bangunan harus diperhatikan

arah angin pada lokasi yang akan dirancang. Untuk memanfaatkan udara

dengan baik, maka posisi massa bangunan harus tepat agar tidak terlalu

Page 89: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

73

berdekatan dan posisi bukaan pada bangunan juga harus tepat agar sirkulasi

udara kedalam ruangan tetap lancar.

Gambar 61. Arah Angin

Sumber: Analisis Penulis, 2020

3. Kebisingan

Kebisingan adalah hal yang sangat berdampak pada kenyamanan

pengguna atau pengunjung suatu bangunan, karena dengan kebisingan yang

berlebihan dapat mengganggu aktifitas seseorang. Untuk itu, ada beberapa

Page 90: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

74

cara yang dapat dilakukan dalam merancang suatu bangunan agar dapat

mengurangi kebisingan yang ada, diantaranya adalah penempatan bangunan

tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan menempatkan vegetasi pada

sumber-sumber yang menghasilkan kebisingan.

Gambar 62. Kebisingan

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 91: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

75

4. Aksebilitas

Aksebilitas pada bangunan sangat berpengaruh bagi kenyamanan

pengunjung karena dengan akses yang bagus dapat mempercepat dalam

mencapai bangunan yang akan dituju. Maka dari itu dalam merancang suatu

bangunan lokasi perancangan harus dekat dengan jalan raya agar bisa

diakses dengan baik.

Page 92: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

76

Gambar 63. Aksebilitas

Sumber: Analisis Penulis, 2020

5. View

Terdapat beberapa faktor yang mampu mendukung bangunan agar

keindahannya dapat dinikmati oleh pengguna atau pengunjung, salah

satunya adalah posisi arah bangunan harus tepat agar view yang dihasilkan

dapat menarik perhatian.

Page 93: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

77

Gambar 64. View

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Didalam lokasi perancangan ini terdapat dua posisi view dari luar yang tepat

yaitu, pada bagian barat merupakan view utama dan bagian utara

merupakan view pendukung. Untuk mendapatkan view yang bagus, maka

posisi bangunan harus mengarah pada bagian tersebut.

Page 94: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

78

E. Analisis Fungsi dan Program Ruang

1. Analisis Pengguna

Analisis pengguna merupakan bagian dari analisis fungsi yang

menjelaskan tentang jumlah pengguna dan besaran-besaran ruang yang

dibutuhkan dalam setiap bangunan. Didalam perancangan Kawasan Pusat

Kesenian Budaya ini terdapat beberapa pengguna diantaranya :

a. Pengunjung

Pengunjung adalah orang yang melakukan aktifitas diluar dari tempat

tinggalnya atau bepergian ke suatu tempat untuk berlibur, mencari

hiburan serta berekreasi dengan jangka waktu tinggal kurang dari 24

jam. Berdasarkan aktifitas dan kepentingan yang dilakukan pada

Kawasan Pusat Kesenian Budaya di Makassar ini, pengunjung dibagi

menjadi dua bagian yaitu :

1) Pengunjung umum, adalah pengunjung yang memiliki tingkat

apresiasi rata-rata pada nilai-nilai seni dan budaya, sehingga datang

hanya untuk menonton pertunjukan seni, melihat keadaan sekitar

kawasan pusat kesenian budaya dan menikmati fasilitas-fasilitas

umum yang disediakan.

2) Pengunjung khusus, adalah pengunjung dengan tingkat apresiasi

yang tinggi pada nila-nilai seni dan budaya, sehingga datang untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada pada kawasan pusat kesenian

budaya, seperti mengikuti latihan dan bimbingan mengenai

Page 95: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

79

kesenian-kesenian yang ada, menonton pertunjukan kesenian dan

lain-lain.

b. Pengelola

Pengelola adalah orang yang datang dengan tujuan tertentu seperti

mengurus segala hal yang dibutuhkan pada gedung kesenian.

Berdasarkan kegiatan, yang dilakukan pengelola pada Kawasan Pusat

Kesenian Budaya ini dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain :

Tabel 6. Jenis Pengelola

Kelompok Pengelola Jumlah

Direktur Direktur Utama 1

Wakil Direktur 1

Managerial Manager 1

Asisten Manager 1

Karyawan Bagian Administrasi 10

Servis Cleaning Service 12

Petugas Pantry f Food Court 8

Pelayanan Umum

Bagian Informasi 14

Penjaga Souvenir Shop 8

Keamanan 4

Parkir 4

Pelaksana Teknis Mechanical Engineering 6

Total 70 orang Sumber: Analisis Penulis, 2020

c. Pengajar/Instruktur

Pengajar/Instruktur adalah orang yang memberikan pelatihan dan

pendidikan serta membimbing siswa dalam pelatihannya.

Page 96: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

80

d. Siswa didik

Siswa didik adalah orang yang berkunjung di pusat seni dan budaya

dengan tujuan untuk belajar tentang kesenian dan budaya. Menurut

asalnya siswa didik dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Siswa didik setempat, adalah siswa yang berasal dari daerah

setempat yaitu dari kota Makassar dan sekitarnya yang mengikuti

kegiatan pembinaan mengenai seni dan budaya.

2) Siswa didik pendatang, adalah siswa yang berasal dari luar Provinsi

Sulawesi Selatan maupun dari luar negeri (mancanegara), yang

mengikuti kegiatan pembinaan mengenai seni dan budaya.

Berdasarkan penjelasan dari analisis pengguna, maka kebutuhan

ruang dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan pengguna yang akan

dipaparkan dalam tabel berikut ini .

Tabel 7. Kebutuhan Ruang

No. Pengguna Aktifitas Kebutuhan Ruang

1.

1 2 3 Pengunjung Pengunjung umum

Parkir kendaraan Mencari informasi Beli tiket Menonton

pertunjukan seni Makan Istirahat Buang air Membeli souvenir

Parkir umum Lobby Ruang loket Ruang pertujukan

seni Cafetaria R. Publik (Taman) Toilet Souvenir shop

Page 97: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

81

No. Pengguna Aktifitas Kebutuhan Ruang Pengunjung khusus

Parkir kendaraan Mencari informasi Beli tiket Menonton

pertunjukan seni Makan Istirahat Buang air Membaca Buku

Seni dan budaya Mengikuti pelatihan

Membeli souvenir Mengikuti seminar Melihat koleksi Istirahat/Tidur

Parkir umum Lobby Ruang loket Ruang pertunjukan

Seni Cafetaria R. Pulik, Taman Toilet Perpustakaan

Ruang kelas dan

studio Souvenir shop Galeri seni Galeri seni Wisma

2. Seniman

Parkir kendaraan Cari informasi Melakukan

pertunjukan Pameran Karya Makan Istirahat/tidur Buang air

Parkir umum Lobby Ruang pertunjukan

seni Galeri seni Cafetaria Wisma Toilet

3.

Pengelola Bagian Direktur,

Wakil Direktur dan Manager

Parkir kendaraan Bekerja Meeting Makan

Istirahat Buang air

Parkir pengelola Kantor Meeting room Ruang kerja dan

Cafetaria Ruang kerja Toilet

Servis

Parkir kendaraan Mebersihkan

ruangan Menyimpan barang Makan Istirahat Buang air

Parkir pengelola Keseluruhan

ruangan Gudang Cafetaria Ruang kerja Toilet

Pelayanan Umum

Parkir kendaraan Melayani

pengunjung Makan

Istirahat Buang air

Parkir pengelola Ruang informasi Ruang kerja dan

Cafetaria Ruang kerja Toilet

Page 98: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

82

No. Pengguna Aktifitas Kebutuhan Ruang Pelaksan Teknis Parkir kendaraan

Menata ruang pertunjukan seni

Mengatur kelistrikan dan plumbing

Mengatur sound system

Makan

Stirahat Buang air

Parkir pengelola Ruang pertunjukan

seni Ruang Elektrikal

dan plumbing Sound system room

Ruang kerja dan

Cafetaria Ruang kerja Toilet

4. Pengajar/Instruktur

Parkir kendaraan Memberikan

Pelatihan dan pendidikan

Membaca buku seni dan budaya

Makan Istirahat Buang air

Parkir umum Ruang kelas dan

studio

Perpustakaan

Cafetaria Lobby Toilet

5. Siswa Didik

Parkir kendaraan Mengikuti pelatihan

dan pendidikan Melakukan

Pertunjukan seni Membaca Buku

Seni dan budaya Makan Istirahat Buang air

Parkir umum Ruang kelas dan

studio Ruang pertunjukan

seni Perpustakaan

Cafetaria Lobby Toilet

Sumber: Analisis Penulis, 2020

2. Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang

Kebutuhan dan pengelompokan ruang disesuaikan dengan fungsinya

masing-masing antara lain :

a. Fungsi Primer

1) Gedung Teater

Lobby

Page 99: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

83

- Resepsionis dan touris information

- Ruang Tunggu

- Toilet

Tribun

Panggung

Ruang Control Audio

Ruang Kontrol Lighting

Ruang Rias

Ruang Persiapan

Ruang Ganti

Ruang Petugas Kebersihan

Gudang

Toilet

2) Amphitheater

Tempat Pertunjukan

3) Galeri Seni

Lobby

Ruang Pameran

Ruang Serbaguna

Gudang

Ruang Cleaning Service

Toilet

Page 100: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

84

4) Kelas dan Studio Seni

(a) Ruang Kelas

Kelas Seni Tari

Kelas Seni Teater

Kelas Seni Musik

Ruang Cleaning Service

Toilet

(b) Ruang Studio

Studio Seni Tari

Studio Seni Musik

Toilet

b. Fungsi Sekunder

1) Perpustakaan

Ruang Baca

Tempat meminjam dan penitipan barang

Gudang Buku

Ruang Cleaning Service

Toilet

2) Kantor Pengelola

Lobby

Ruang Direktur

Ruang Wakil Direktur

Page 101: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

85

Ruang Manager

Ruang Asisten Manager

Ruang Karyawan

Ruang Data

Ruang Rapat

Pantry

Ruang Cleaning Service

Toilet

c. Fungsi Penunjang

1) Cafetaria

Ruang makan

Ruang pemesanan dan kasir

Dapur

Toilet

2) Souvenir Shop

Outlet toko

Ruang Cleaning Service

Toilet

3) Mushalla

Tempat Shalat

Ruang Servis

Tempat wudhu dan toilet

Page 102: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

86

4) Wisma Artis

Lobby

- Resepsionis

- Ruang Tunggu

- Toilet Umum

Kamar Type Standard

Kamar VIP

5) Ruang Servis + Taman

Ruang Parkir

Pos Security

6) Ruang Teknis dan Pemeliharaan

Ruang genset

Ruang Panel

Ruang Travo

Ruang Pompa

Ruang AHU

3. Analisis Besaran Ruang

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besaran-besaran ruang

yang dibutuhkan pada bangunan baik didalam maupun diluar bangunan

dengan mempertimbangkan jumlah wisatawan Kota Makassar. Berikut

jumlah wisatawan Kota Makassar pada tahun 2015 sampai tahun 2019.

Page 103: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

87

Tabel 8. Pengunjung Wisatawan Kota Makassar

Tahun Wisatawan Domestik

(Jiwa)

Wisatawan Mancanegara

(Jiwa)

Total (Jiwa)

Pertumbuhan

2015 3.771.067 53.879 3.824.946 0%

2016 4.688.681 85.644 4.774.325 24%

2017 5.187.521 102.462 5.289.983 10%

2018 5.461.677 105.447 5.567.124 5%

2019 5.101.206 110.930 5.212.137 -6%

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2019

Dari tabel diatas, total jumlah wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara yang mengunjungi objek wisata di Kota Makassar dalam

kurun waktu 5 tahun dengan pertumbuhan pada tahun 2015 (0%), 2016

(24%), 2017 (10%), 2018 (5%) dan 2019 (-6%) dapat dihitung rata-rata

wisatawan pertahunnya dengan cara :

=

= 0,0825

Dari Perhitungan tersebut, maka angka pertumbuhan wisatawan

Kota Makassar sebesar 0,0825 juta/tahun (82.500 wisatawan/tahun).

Dengan demikian, dapat diproyeksi jumlah wisatawan Kota Makassar 5

tahun kedepan yaitu tahun 2024 dengan rumus :

Pn = P0 (1 + r)n

Pn = 5.212.137 (1 + 0,0825)5

Pn = 7.747.389 wisatawan

Page 104: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

88

Jadi, jumlah wisatawan Kota Makassar pada tahun 2024 yaitu

7.747.389 wisatawan. Sehingga perkiraan jumlah wisatawan perharinya

adalah :

=

= 21.168 wisatawan/hari.

Jika diasumsikan wisatawan kesenian 15% dari total wisatawan, maka

jumlah wisatawan kesenian perharinya di Kota Makassar yaitu 3.175

wisatawan.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui besaran-besaran ruang

yang dibutuhkan pada Perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

dengan mempertimbangkan jumlah pengguna. Berikut perhitungan jumlah

pengguna beberapa ruang yang menjadi dasar pertimbangan antara lain :

a. Penonton Kegiatan Pertunjukan

Jumlah penonton untuk kegiatan pertunjukan diasumsi 75% dari total

jumlah pengunjung tiap hari (75% x 3.175), yaitu 2.381 penonton. Untuk

kegiatan pertunjukan dibagi menjai 5 sesi, sehingga jumlah penonton tiap

sesinya yaitu 476 orang, dibulatkan menjadi 500 orang.

b. Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Kesenian

Jumlah siswa didik untuk pelatihan dan pendidikan kesenian diasumsi

20% dari total jumlah pengunjung tiap hari (20% x 3.175), yaitu 635

siswa. Untuk kegiatan ini dibagi menjadi 3 sesi, jadi jumlah siswa didik

tiap sesinya yaitu 212 siswa dibulatkan menjadi 215 siswa.

Page 105: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

89

c. Perhitungan Kebutuhan Parkir

Untuk menghitung ruang parkir dapat diperoleh dari jumlah pengunjung

perhari yaitu 3.175 orang. Pengunjung terbagi dua, yaitu pengunjung

pejalan kaki dan pengunjung menggunakan kendaraan. Pengunjung

menggunakan kendaraan diasumsikan 70% dari total pengunjung (70% x

3.175), yaitu 2.223 orang. Pengunjung menggunakan kendaraan

dibedakan menjadi dua yaitu, pengunjung biasa dan pengunjung

rombongan. Jumlah pengunjung biasa diasumsikan 80% dari total

pengunjung menggunakan kendaraan (80% x 2.223), yaitu 1.778 orang,

sedangkan jumlah pengunjung rombongan diasumsikan 20% dari total

pengunjung menggunakan kendaraan (20% x 2.223), yaitu 445 orang.

1) Pengunjung Biasa

Jika diasumsikan 40% menggunakan mobil maka (40% x 1.778), yaitu

711 orang. Standar 6 orang/mobil dengan luas parkir yaitu 12,5

m2/mobil, maka total kebutuhan luas parkir mobil, yaitu (711 : 6) x

12,5 = 1.481 m2 (120 mobil). Untuk pengunjung yang menggunakan

motor diasumsikan 60% maka (60% x 1.778), yaitu 1.067 orang.

Standar 2 orang/motor dengan luas parkir yaitu 2 m2/motor, maka total

kebutuhan luas parkir motor, yaitu (1.067 : 2) x 2 = 1.067 m2 (534

motor). Dari 534 motor diasumsikan 65% yang menggunakan tempat

parkir diwaktu yang bersamaan, maka jumlahnya yaitu 347 motor

dengan luas parkir yang dibutuhkan yaitu 694 m2.

Page 106: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

90

2) Pengunjung Rombongan

Jumlah pengunjung rombongan yaitu 445 orang dengan menggunakan

kendaraan bus. Standar 20 orang/bus dengan luas parkir yaitu 60

m2/bus, maka total kebutuhan luas parkir bus, yaitu (445 : 20) x 60 =

1.335 m2 (22 bus). Dari 22 bus diasumsikan 50% yang menggunakan

tempat parkir diwaktu yang bersamaan, maka jumlahnya yaitu 11 bus

dengan luas parkir yang dibutuhkan yaitu 668 m2.

3) Pengelola

Jumlah pengelola yaitu 70 orang, jika diasumsikan 60% menggunakan

mobil maka (60% x 70), yaitu 42 orang. Standar 2 orang/mobil

dengan luas parkir yaitu 12,5 m2/mobil, maka total kebutuhan luas

parkir mobil, yaitu (42 : 2) x 12,5 = 263 m2 (21 mobil). Untuk

pengelola yang menggunakan motor diasumsikan 40% maka (40% x

70), yaitu 28 orang. Standar 2 orang/motor dengan luas parkir yaitu 2

m2/motor, maka total kebutuhan luas parkir motor, yaitu (28 : 2) x 2 =

28 m2 (14 motor).

Jadi, total kebutuhan parkir yang dibutuhkan pada perancangan

Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini yaitu :

1. Parkir Pengunjung

Parkir Mobil = 1.481 m2 (120 mobil).

Parkir Motor = 694 m2 (347 motor).

Page 107: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

91

Parkir Bus = 668 m2 (11 bus).

2. Parkir Pengelola

Parkir Mobil = 263 m2 (21 mobil).

Parkir Motor = 28 m2 (14 motor).

Adapun standar-stadar yang digunakan untuk menghitung besaran

ruang yang dibutuhkan pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini antara

lain :

Neufert Data Arsitek : NDA

Architecture Standart : AS

Asumsi : A

Mechanical and Electrical Engineering : MEE

Page 108: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

92

Tabel 9. Besaran Ruang (Ruang Pertunjukan)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6 Gedung teater

Lobby - Resepsionis

dan touris information

- Ruang tunggu

- Toilet umum

2 m x 3 m + 30%

1 unit 1-3 orang 8 NDA

1,2 m x 0.6 m + 30%

1 unit 50 orang 50 NDA

2 m x 1.5 m 22 unit 1 orang 66 NDA Toilet difabel 2 m x 2.5 m 4 unit 1 orang 20 NDA

Tribun 0,5 m2 /tempat duduk + 30%

1 unit 500 orang 325 NDA

Panggung 0,8 m2 /orang +

50 % 1 unit 50 orang 60 NDA

Ruang kontrol audio

(4 m2 /orang) + perabotan 4 m2

+ 20% 1 unit 1-5 orang 30 NDA

Ruang kontrol lighting

(4 m2 /orang) + perabotan 4 m2

+ 20% 1 unit 1-5 orang 30 NDA

Ruang rias

(2 m2 /orang) + perabotan 50%

+ sirkulasi 50%

2 unit 6 orang 55 NDA

Ruang persiapan 1,2 m2 /orang x

50 + 30% 1 unit 50 orang 78 NDA

Ruang ganti

(2 m2 /orang) + perabotan 50%

+ sirkulasi 50%x 10 +

20%

2 unit 8 orang 72 NDA

Gudang 200 (0,3 x 0,7)

kursi 1 unit - 42 A

Ruang petugas kebersihan

3 m2 /orang 1 unit 6 orang 18 NDA

Toilet 2 m x 1,5 m 5 unit 1 orang 15 NDA Total Luas Terbangun 870 m2

Page 109: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

93

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

Amphitheater

Tribun 0,5 m2 /tempat duduk + 30%

1 unit 300 orang 195 NDA

Panggung - 1 unit - 60 A Total Luas Terbangun 255 m2

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 10. Besaran Ruang (Galeri Seni)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6 Lobby - Resepsionis

dan touris information

2 m x 3 m + 30%

1 unit 1-3 orang 8 NDA

Ruang pameran

(0,6 m x 1,2 m) manusia, 30(1,4 m x 0,7 m), 100 m2 asumsi ruang pameran + 30%

sirkulasi

1 unit 100 orang 263 NDA

Ruang serbaguna

2 m2 /orang + 20%

1 unit 100 orang 240 A

Gudang 6 m x 5 m 1 unit - 30 A

Ruang service 3 m2 /orang 1 unit 4 orang 12 NDA

Toilet 2 m x 1,5 m 9 unit 1 orang 27 NDA

Total Luas Terbangun 580 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 11. Besaran Ruang (Kelas dan Studio)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6 Ruang Kelas

Kelas seni tari 1,2 m2 /orang +

20% 4 unit 20 orang 116 NDA

Kelas seni teater 1,2 m2 /orang +

20% 4 unit 20 orang 116 NDA

Page 110: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

94

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

Kelas seni musik

1,2 m2 /orang + 20%

4 unit 20 orang 116 NDA

Ruang service 3 m2 /orang 1 unit 2 orang 6 NDA Toilet 2 m x 1.5 m 6 unit 1 orang 18 NDA

Ruang Studio

Studio tari 1,2 m2 /orang +

30% 2 unit 20 orang 63 NDA

Studio musik Studio bersama

6 m x 10 m 1 unit 40 orang 60 NDA

Toilet 2 m x 1.5 m 5 unit 1 orang 15 NDA Total Luas Terbangun 510 m2

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 12. Besaran Ruang (Perpustakaan)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6

Ruang baca

Sirkulasi rak buku 30 m2 +

1,5 m2 /orang + 30%

2 unit 40 orang 216 NDA

Tempat meminjam dan

penitipan barang

1,2 m2 /orang + 6 m2 perabotan

+ 30% 1 unit 2 orang 10 NDA

Gudang buku 30 m2 1 unit - 30 A Ruang service 3 m2 /orang 1 unit 2 orang 6 NDA

Toilet 2 m x 1,5 m 6 unit 1 orang 18 NDA Total Luas Terbangun 280 m2

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 13. Besaran Ruang (Cafetaria)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6

Ruang makan 1,5 m2/orang +

30% 1 unit 100 0rang 195 NDA

Ruang pemesanan dan

kasir 2 m2 /orang 1 unit 2 orang 4 NDA

Page 111: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

95

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

Dapur 9 m2 1 unit 4 orang 9 NDA Toilet 1,5 m x 2 m 6 unit 1 orang 18 NDA

Total Luas Terbangun 225 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 14. Besaran Ruang (Kantor Pengelola)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6 Lobby 1 m2 /orang 1 unit 10 orang 10 NDA

Ruang direktur

(2 m x 1,5 m) meja kursi (2 m

x 0,5 m) sofa (0,7 m x 0,5 m) lemari + 50 %

1 unit 1 orang 6,5 NDA

Ruang wakil direktur

(2 m x 1,5 m) meja kursi (2 m x 0,6 m) lemari

+ 50 %

1 unit 1 orang 6 NDA

Ruang manager

(2 m x 1,5 m) meja kursi (2 m x 0,6 m) lemari

+ 50 %

1 unit 1 orang 6 NDA

Ruang asisten manager

(2 m x 1,5 m) meja kursi (2 m x 0,6 m) lemari

+ 50 %

1 unit 1 orang 6 NDA

Ruang karyawan

(2 m x 1,5 m) meja kursi (1 m x 0,6 m) lemari

+ 30 %

1 unit 10 orang 38 NDA

Ruang data

3(2 m x 1,5 m) meja kursi 4(1,2 m x 0,4 m) rak +

30 %

1 unit 1 orang 10 NDA

Ruang rapat 85 m2 1 unit 20 orang 85 m2 NDA Pantry 5 m2 /orang 1 unit 2 orang 10 A

Ruang service 3 m2 /orang 1 unit 2 orang 6 NDA Toilet 2 m x 1.5 m 4 unit 1 orang 12 NDA

Total Luas Terbangun 195 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 112: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

96

Tabel 15. Besaran Ruang (Souvenir Shop)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6

Outlet toko 25 m2 /outlet +

30% 8 unit - 260 NDA

Toilet 2 m x 1.5 m 4 unit - 12 NDA

Total Luas Terbangun 280 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 16. Besaran Ruang (Mushalla)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 2 3 4 5 6

Tempat shalat 1,2 m2 /orang +

30% 1 unit 100 orang 150 NDA

Ruang servis 4 m2 1 unit 1-3 orang 4 A

Tempat wudhu 0,8 m2 /orang +

20% 2 unit 6 12

Permen no. 27 Thn. 2007

Toilet 3 m2 /orang 2 unit 1 orang 12 NDA

Total Luas Terbangun 180 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 17. Besaran Ruang (Wisma Artis)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 2 3 4 5 6

Lobby -Resepsionis -Ruang tunggu -Toilet

1,5 m x 2 m +

30%

1 unit

2 orang

4

A

1,2 m x 0.6 m + 30%

1 unit 10 orang 10 NDA

2 m x 1.5 m 1 unit 1 orang 3 NDA

Page 113: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

97

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

Kamar type standard

Meja rias : 0,5 x 0,8 = 0.40 m2

Kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 m2

Lemari : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 Tempat tidur :

1.6 x 2 = 3,2 m2 x 2 = 6,6 m2 + Toilet 3 m2 + Sirkulasi 30%

24 unit 2 orang 334

NDA

Kamar VIP

Meja rias : 0,5 x 0,8 = 0.40 m2

Kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 m2

Lemari : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 x

2 = 0,96 m2 Tempat tidur : 2 x 2 = 4 m2 x 2 = 8 m2 + Toilet 3 m2 + Sirkulasi

30%

4 unit 4 orang 66 NDA

Total Luas Terbangun 417 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 18. Besaran Ruang (Ruang Servis + Taman)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2)

Sumber

1 2 3 4 5 6 Ruang Parkir Parkir

Pengunjung

Parkir Bus 60 m2 /Bus + Sirkulasi 20%

- 11 Bus 805 NDA

Parkir Mobil 12,5 m2 /Mobil + Sirkulasi 20%

- 120 Mobil 1.800 NDA

Parkir Motor 2 m2 /Motor + Sirkulasi 20%

- 347 835 NDA

Page 114: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

98

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

Parkir Pengelola

Parkir Mobil 12,5 m2 /Mobil + Sirkulasi 20% - 21 Mobil 315 NDA

Parkir Motor 2 m2 /Motor + Sirkulasi 20%

- 14 35 NDA

Taman - - - 1.500 A Pos security 9 m2 2 unit - 18 AS

Total Luas Terbangun 5.308 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 19. Besaran Ruang (Ruang Teknis dan Pemeliharaan)

Jenis Ruang Standar Jumlah Kapasitas Luas (m2) Sumber

1 2 3 4 5 6 Ruang Genset 9 m2 /unit 1 unit - 9 MEE Ruang Panel 6 m2 1 unit - 6 MEE Ruang Travo 9 m2 1 unit - 9 MEE Ruang Pompa 9 m2 1 unit - 9 MEE Ruang AHU 9 m2 1 unit - 9 MEE

Total Luas Terbangun 45 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Tabel 20. Total Besaran Ruang

No. Jenis Bangunan Kapasitas

(Orang/Hari) Luas

1. Gedung Teater 597 870 m2 2. Amphitheater 300 255 m2 3. Galeri Seni 207 580 m2 4. Kelas dan Studio 322 510 m2 5. Perpustakaan 84 280 m2 6. Cafetaria 106 225 m2 7. Kantor Pengelola 49 195 m2 8. Souvenir shop 16 280 m2 9. Mushalla 114 180 m2 10. Wisma Artis 76 417 m2 11. Ruang Servis + Taman - 5.308 m2 12. Ruang Teknis dan Pemeliharaan - 45 m2

Total 1.871 9.145 m2 Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 115: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

99

4. Luas Kebutuhan Site

Perhitungan luas site mengacu pada total luas lantai dasar yang sudah

ada yaitu 9.145 m2.

Luas Lantai Dasar = 9.145 m2

KDB (40%)

x Ls = 9.145 m2

=

40 Ls = 9.145 x 100

Ls =

Ls = 22.863 m2

Bukaan (60 %) Ls = 22.863 – 9.145

= 13.718 m2

Jadi, total luas site yang dibutuhkan yaitu 22.863 m2, terbangun 9.145 m2

dan bukaan 13.718 m2.

5. Penzoningan dan Diagram Hubungan Ruang

1. Penzoningan

Zona pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini dibedakan menjadi

empat zona, yaitu zona publik, semi publik, privat dan servis

Page 116: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

100

Gambar 65. Penzoningan

Sumber: Analisis Penulis, 2020

2. Diagram Hubungan Ruang

Diagram hubungan ruang meliputi keseluruhan ruang yang ada pada

Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini yang terdiri dari zona publik, semi

publik, privat dan servis

Page 117: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

101

Gambar 66. Diagram Hubungan Ruang

Sumber: Analisis Penulis, 2020

F. Analisis Tata Massa dan Tampilan Bentuk Bangunan

1. Tata Massa

Pada perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

menggunakan massa majemuk atau bermassa banyak dengan menggunakan

komposisi terpusat. Pusat orientasi kawasan yaitu ruang pertunjukan teater

yang merupakan ruang utama. Untuk menghubungkan antara bangunan satu

dengan bangunan yang lain dibuatkan jalur kendaraan dan jalur padestrian

kemudian ditambahkan dengan vegetasi sepanjang jalur untuk mengurangi

suhu panas dan berfungsi sebagai nilai estetika. Pola tata massa pada

kawasan ini terinspirasi dari salah satu tarian tradisional Makassar yang

masih populer hingga saat ini yaitu, tarian kipas pakarena. Tarian ini

Page 118: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

102

dimainkan secara beregu dengan menggunakan kipas sebagai objek untuk

menambah keindahan gerakannya.

2. Tampilan Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

mengadopsi bentuk dari bangunan arsitektur tradisional suku Makassar

yang kemudian dilakukan penggabungan dengan unsur-unsur modern

(hybrid). Adapun bentuk tradisional dan bentuk modern yang ditonjolkan

antara lain :

a. Bentuk Atap

Pada bagian atap mengguakan bentuk atap tradisional suku Makassar

yaitu berbentuk pelana bersudut lancip yang menghadap ke bawah,

dibagian puncak atap yang berbatasan dengan dinding terdapat bentuk

segitiga yang dinamakan timbaksela. Timbaksela yang ada dipuncak

atap ini memiliki simbol tersendiri bagi masyarakat Makassar yaitu

menandakan derajat kebangsawanan mereka.

Gambar 67. Bentuk Atap Tradisional Etnis Makassar

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 119: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

103

b. Bentuk Fasad

Bentuk fasad yang digunakan pada bangunan Kawasan Pusat

Kesenian Budaya ini yaitu menggunakan bentuk modern yang

diterapkan pada bagian dinding dan sun shaiding.

Gambar 68. Bentuk Sun Shaidding Modern

Sumber: [https://www.google.com/sunshading+modern] Diakses 29 Maret 2020.

G. Analisis Kelengkapan Bangunan

1. Sistem Struktur

Sistem struktur pada bangunan terdapat 2 bagian yaitu, lower

struktur dan upper struktur.

a. Lower struktur

Lower struktur (struktur bawah) adalah struktur yang terletak dibawah

permukaan tanah, seperti sloof, pondasi garis, pondasi foot plat,

pondasi sumuran, dan tiang pancang. Pada perancangan gedung

Page 120: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

104

kesenian ini menggunakan pondasi garis dan foot plat dengan dimensi

disesuaikan dengan beban bangunan yang ditopang.

Gambar 69. Pondasi Garis

Sumber: [https://www.google.com/pondasi+garis] Diakses 06 April 2020.

Gambar 70. Pondasi Batu Kali dan Pondasi Foot Plat Sumber: [https://www.google.com/Pondasi+Footplat]

Diakses 06 April 2020.

Page 121: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

105

b. Upper struktur

Upper struktur (struktur atas) adalah struktur yang terletak di atas

lower struktur, seperti kolom, balok, ringbalk dan rangka atap. Pada

perancangan gedung kesenian ini menggunakan struktur beton dan

rangka atap menggunakan material baja Wide Flange (WF) dan baja

ringan.

Gambar 71. Struktur Beton Bertulang

Sumber: [https://www.google.com/struktur+beton] Diakses 06 April 2020.

Gambar 72. Struktur Rangka Atap Baja WF

Sumber: [https://www.google.com/struktur+atap+baja+wf] Diakses 06 April 2020.

Page 122: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

106

Gambar 73. Struktur Rangka Atap Baja Ringan

Sumber: [https://www.google.com/struktur+rangka+atap+baja+ringan] Diakses 06 April 2020.

2. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan pada bangunan terbagi menjadi 2 bagian yaitu,

penghawaan alami dan penghawaan buatan.

a. Penghawaan Alami

Penghawaan alami adalah penghawaan yang bersumber dari udara

luar yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan-bukaan yang

telah dibuat seperti jendela, roster dan pintu. Pada perancangan

gedung kesenian ini penggunaan sistem penghawaan alami berupa

jendela dan roster di pasang pada bagian bangunan yang menghadap

ke arah angin.

Gambar 74. Penghawaan Alami Sumber: Analisis Penulis, 2020.

Page 123: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

107

b. Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan adalah sistem penghawaan yang dipakai jika

kondisi udara di dalam ruangan tidak memungkinkan penggunaan

penghawaan alami, mengingat luasan dari bangunan yang relatif besar

dan tuntutan kenyamanan dari suatu ruangan, maka digunakan sistem

penghawaan buatan seperti Air Conditioner (AC).

Gambar 75. Penghawaan Buatan Sumber: Analisis Penulis, 2020.

3. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi menjadi 2 bagian yaitu,

pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

a. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami bersumber dari cahaya matahari yang masuk

kedalam bangunan melalui bukaan-bukaan yang dibuat berdasarkan

orientasi matahari pada lokasi perancangan. Pencahayaan alami ini

akan dimaksimalkan pada bangunan guna untuk menghemat

Page 124: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

108

penggunaan energi dengan cara membuat jendela dengan material

yang dapat ditembus cahaya seperti material kaca atau sejenisnya.

Gambar 76. Pencahayaan Alami Sumber: Analisis Penulis, 2020.

b. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan bersumber dari energi listrik yang digunakan

apabila pencahayaan alami tidak dapat menjangkau ruangan yang

perlu penerangan. Adapun jenis pencahayaan yang digunakan

disesuaikan dengan sifat dan macam kegiatan dalam ruangan, fungsi

ruang dan warna yang diinginkan.

Gambar 77. Pencahayaan Buatan Sumber: Analisis Penulis, 2020.

Page 125: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

109

4. Sistem Utilitas

Sistem utilitas pada perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya

di Makassar meliputi jaringan drainase, Jaringan air bersih, jaringan air

kotor, jaringan listrik, jaringan sampah dan jaringan pemadam kebakaran.

1. Jaringan Drainase

Air hujan dibuang melalui drainase yang telah dibuat pada bagian sisi

jalan baik di area parkir, taman dan tempat-tempat lainnya yang

dianggap berpotensi adanya timbul genangan air pada saat hujan turun

kemudian dialirkan menuju drainase di jalan raya. Pada bagian

permukaan drainase ditutupi dengan beton atau teralis guna untuk

memberikan keamanan bagi pengunjung dan sebagai fungsi estetika.

Gambar 78. Jaringan Drainase Sumber: Analisis Penulis, 2020.

2. Jaringan Air Bersih

Air bersih diperoleh dari sumber PDAM, kemudian didistribusi

menuju toren air pada tiap-tiap bangunan menggunakan pompa. Posisi

Page 126: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

110

toren ditempatkan pada bagian atap bangunan atau tempat-tempat

yang lebih tinggi agar aliran air tetap lancar.

Gambar 79. Jaringan Air Bersih Sumber: Analisis Penulis, 2020.

3. Jaringan Air Kotor

Pada bangunan yang berskala besar dan bermassa dengan jumlah

pengunjung yang banyak tentunya penggunaan air cukup banyak pula

sehingga harus dibuatkan penampungan air bekas berupa sumur

resapan. Sumur resapan ini difungsikan juga sebagai tempat

penampungan air hujan dari sekitar bangunan.

Gambar 80. Jaringan Air Kotor Sumber: Analisis Penulis, 2020.

4. Jaringan Listrik

Sumber listrik pada kawasan ini terdiri dari dua sumber, yaitu sumber

listrik dari PLN dan sumber listrik dari genset yang kapasitasnya

Page 127: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

111

disesuaikan dengan kebutuhan pada bangunan yang ada pada kawasan

ini. Sumber listrik dari genset difungsikan untuk keadaan darurat atau

sebagai sumber listrik tambahan.

Gambar 81. Jaringan Listrik

Sumber: Analisis Penulis, 2020.

5. Jaringan Sampah

Limbah sampah berasal dari bangunan pada Kawasan Pusat Kesenian

Budaya ini. Sampah yang dihasilkan berupa sampah basah maupun

sampah kering atau sampah organik dan sampah non organik harus

dibuatkan tempat sampah yang khusus berdasarkan jenis sampahnya.

Pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini, tempat sampah dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu tempat sampah kertas, tempat sampah plastik

dan tempat sampah organik. Sampah yang sudah terkumpul kemudian

didistribusi menuju tempat sampah sementara yang berupa container,

kemudian diangkut keluar menuju tempat penmbuangan akhir.

Page 128: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

112

Gambar 82. Jaringan Sampah

Sumber: Analisis Penulis, 2020.

6. Jaringan Pemadam Kebakaran

Bangunan pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini dilengkapi

dengan hydrant, sprinkler dan alarm kebakaran yang bekerja secara

otomatis pada ruang-ruang khusus yang berpotensi terjadi kebakaran.

Penanganan kebakaran pada kawasan ini menggunakan sistem fire

protection, yaitu alat yang digunakan sebagai usaha pencegahan atau

penanggulangan kebakaran agar tidak meluas. Adapun sistem jaringan

fire protection pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini sebagai

berikut.

Page 129: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

113

Tabel 21. Jenis Alat Pemadam Kebakaran

No. Jenis Alat Fungsi Peletakan

1 2 3 1. Fire break

glass alarm (BGA)

Alarm kebakaran Menempel pada dinding bangunan tiap area

2. Fire control

system (sprinkler)

Mendeteksi panas pada suhu tertentu kemudian menyemburkan air keseluruh ruangan, air bersumber dari reservoir di atap

Dipasang pada plafon bangunan pada area publik dan semi publik

3. Portable

fire extinguisher

Menanggulangi masalah kebakaran tahap awal (berupa tabung gas pemadam bewarna merah

Pada setiap area dengan jarak tiap tabung maksimal 30 meter

4. Hydrant

dan selang kebakaran

Memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan alat bantu air, terdapat selang kebakaran, sumber air berasal dari sumber terdekat.

Terlihat jelas, mudah terbaca, mudah dijangkau dan tidak terhalang

Sumber: Analisis Penulis, 2020

Page 130: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

114

7. Jaringan Sistem Keamanan

Dalam perancangan gedung kesenian ini dilengkapi dengan CCTV

(Closed Circuit Television) sebagai sistem keamanan guna untuk

memantau aktifitas yang terjadi di dalam maupun diluar ruangan.

Gambar 83. CCTV (Closed Circuit Television)

Sumber: [https://www.google.com/Closed+Circuit+Television] Diakses 06 April 2020.

H. Analisis Pendekatan Perancangan

Pendekatan perancangan yang diterapkan pada perencanaan

Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini dilakukan dengan pendekatan konsep

hybrid, yaitu menggabungkan unsur-unsur arsitektur tradisional Makassar

dan arsitektur modern (hybrid). Unsur-unsur arsitektur tradisional

diterapkan pada bentuk atap dan bentuk denah yang berbentuk persegi

(sulapa appa) dan persegi panjang, sedangan unsur-unsur arsitektur modern

diterapkan pada penggunaan material dan bentuk fasad.

Page 131: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

115

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Tapak

1. Orientasi Matahari

Dalam perancangan suatu bangunan, orientasi matahari harus

diperhatikan karena cahaya matahari merupakan hal yang sangat

mendukung agar dapat mengurangi penggunaan energi listrik pada

bangunan. Untuk itu, penataan massa bangunan harus tepat agar tidak

terlalu berimpitan dan pada bangunan ditempatkan bukaan-bukaan pada

posisi tertentu agar cahaya matahari dapat masuk kedalam ruangan dengan

baik. Namun, untuk menghindari panas dan cahaya yang berlebihan

dibuatkan suatu komponen pendukung seperti sun shading atau

ditempatkan vegetasi pada bagian-bagian tertentu.

Page 132: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

116

Gambar 84. Konsep Orientasi Matahari

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Untuk memanfaatkan pencahayaan alami pada lokasi perancangan ini,

maka posisi bukaan yang tepat yaitu bagian timur dan barat, karena pada

bagian tersebut terkena sinar matahari pada waktu pagi dan sore hari.

2. Arah Angin

Penghawaan buatan pada bangunan sangat berpengaruh bagi

kenyamanan pengguna dan mampu mengurangi penggunaan energi listrik.

Dengan demikian dalam merancang suatu bangunan harus diperhatikan

arah angin pada lokasi yang akan dirancang. Untuk memanfaatkan udara

dengan baik, maka posisi massa bangunan harus tepat agar tidak terlalu

Page 133: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

117

berdekatan dan posisi bukaan pada bangunan juga harus tepat agar sirkulasi

udara kedalam ruangan tetap lancar.

Gambar 85. Konsep Arah Angin Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Pada bagian timur dan barat lokasi merupakan tempat terbuka, maka pada

bagian tersebut ditempatkan bukaan untuk sirkulasi udara agar dapat

memanfaatkan penghawan alami.

3. Kebisingan

Kebisingan adalah hal yang sangat berdampak pada kenyamanan

pengguna atau pengunjung suatu bangunan, karena dengan kebisingan yang

berlebihan dapat mengganggu aktifitas seseorang. Untuk itu, ada beberapa

cara yang dapat dilakukan dalam merancang suatu bangunan agar dapat

mengurangi kebisingan yang ada, diantaranya adalah penempatan bangunan

Page 134: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

118

tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan menempatkan vegetasi pada

sumber-sumber yang menghasilkan kebisingan.

Gambar 86. Konsep Kebisingan Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Pada bagian barat lokasi adalah jalan raya sehingga dapat menimbulkan

kebisingan. Untuk mengurangi kebisingan yang ada, maka posisi

penempatan bangunan tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan pada bagian

tersebut ditempatkan vegetasi.

4. Aksebilitas

Akses pada bangunan sangat berpengaruh bagi kenyamanan

pengunjung karena dengan akses yang bagus dapat mempercepat dalam

mencapai bangunan yang akan dituju. Maka dari itu dalam merancang suatu

bangunan lokasi perancangan harus dekat dengan jalan raya agar bisa

diakses dengan baik.

Page 135: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

119

Gambar 87. Konsep Aksebilitas Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Akses utama pada site ini yaitu dari jalan Perintis Kemerdekaan bagian

barat site, maka penempatan pintu masuk dan pintu keluar berada pada

bagian tersebut agar mudah diakses oleh pengunjung.

5. View

Terdapat beberapa faktor yang mampu mendukung bangunan agar

keindahannya dapat dinikmati oleh pengguna atau pengunjung, salah

satunya adalah posisi arah bangunan harus tepat agar view yang dihasilkan

dapat menarik perhatian.

Page 136: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

120

Gambar 88. Konsep View

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Didalam lokasi perancangan ini terdapat dua posisi view dari luar

yang tepat yaitu pada bagian barat dan bagian utara. Untuk mendapatkan

view yang bagus, maka posisi bangunan harus mengarah pada bagian

tersebut.

B. Konsep Program Ruang

Zona pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini dibedakan menjadi

empat zona yaitu zona publik, semi publik, privat dan servis.

Page 137: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

121

Gambar 89. Konsep Program Ruang

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

1. Zona Publik

Zona Publik terdiri dari taman dan amphitheater.

2. Zona Semi Publik

Zona semi publik terdiri dari gedung pertunjukan, galeri seni, shouvenir

shop, cafetaria, ruang kelas, perpustakaan dan kantor pengelola.

3. Zona Privat

Zona privat yaitu wisma seni.

4. Zona Service

Zona service terdiri dari parkiran, mushalla dan ruang teknis

pemeliharaan.

Page 138: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

122

C. Konsep Tata Massa dan Tampilan Bentuk Bangunan

1. Tata Massa

Pada perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

menggunakan massa majemuk atau bermassa banyak dengan menggunakan

komposisi terpusat. Pusat orientasi kawasan yaitu ruang pertunjukan teater

yang merupakan ruang utama. Untuk menghubungkan antara bangunan satu

dengan bangunan yang lain dibuatkan jalur kendaraan dan jalur padestrian

kemudian ditambahkan dengan vegetasi sepanjang jalur untuk mengurangi

suhu panas dan berfungsi sebagai nilai estetika. Pola tata massa pada

kawasan ini terinspirasi dari salah satu tarian tradisional Makassar yang

masih populer hingga saat ini yaitu, tarian kipas pakarena. Tarian ini

dimainkan secara beregu dengan menggunakan kipas sebagai objek untuk

menambah keindahan gerakannya.

Page 139: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

123

Gambar 90. Konsep Tata Massa Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

2. Tampilan Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini

mengadopsi bentuk dari bangunan arsitektur tradisional suku Makassar

yang kemudian dilakukan penggabungan dengan unsur-unsur modern

(hybrid). Adapun bentuk tradisional dan bentuk modern yang ditonjolkan

antara lain :

Page 140: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

124

Gambar 91. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

a. Bentuk Atap

Pada bagian atap mengguakan bentuk atap tradisional suku Makassar

yaitu berbentuk pelana bersudut lancip yang menghadap ke bawah,

dibagian puncak atap yang berbatasan dengan dinding terdapat

bentuk segitiga yang dinamakan timbaksela. Timbaksela yang ada

dipuncak atap ini memiliki simbol tersendiri bagi masyarakat

Makassar yaitu menandakan derajat kebangsawanan mereka.

b. Bentuk Fasad

Bentuk fasad yang digunakan pada bangunan Kawasan Pusat

Kesenian Budaya ini yaitu menggunakan bentuk modern yang

diterapkan pada bagian dinding dan sun shaiding.

Page 141: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

125

Gambar 92. Tampilan Bentuk Atap dan Fasad

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

D. Konsep Kelengkapan Bangunan

1. Sistem Struktur

Sistem struktur pada bangunan terdapat 2 bagian yaitu, lower

struktur dan upper struktur.

a. Lower struktur

Pada perancangan gedung kesenian ini menggunakan pondasi batu

kali, pondasi batu bata dan pondasi poer, untuk sloof menggunakan

beton bertulang.

Page 142: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

126

Gambar 93. Rencana Pondasi

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Gambar 94. Rencana Sloof

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Page 143: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

127

Pada perancangan gedung kesenian ini menggunakan struktur beton

bertulang dan struktur rangka atap menggunakan material baja Wide

Flange (WF) dan baja ringan.

Gambar 95. Rencana Kolom

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Page 144: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

128

Gambar 96. Rencana Ringbalk Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Gambar 97. Detail Kuda-Kuda Baja WF

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Page 145: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

129

Gambar 98. Detail Kuda-Kuda Baja Ringan

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

2. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan pada bangunan ini terbagi menjadi 2 bagian

yaitu, penghawaan alami dan penghawaan buatan.

a. Penghawaan Alami

Penghawaan alami adalah penghawaan yang bersumber dari udara

luar yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan-bukaan yang

telah dibuat seperti jendela, roster dan pintu. Pada perancangan

gedung kesenian ini penggunaan sistem penghawaan alami berupa

jendela dan roster di pasang pada bagian bangunan yang menghadap

ke arah angin.

Page 146: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

130

Gambar 99. Penghawaan Alami Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

b. Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan adalah sistem penghawaan yang dipakai jika

kondisi udara di dalam ruangan tidak memungkinkan penggunaan

penghawaan alami, mengingat luasan dari bangunan yang relatif

besar dan tuntutan kenyamanan dari suatu ruangan, maka digunakan

sistem penghawaan buatan seperti Air Conditioner (AC).

Gambar 100. Penghawaan Buatan Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Page 147: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

131

3. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan pada bangunan ini terbagi menjadi 2 bagian

yaitu, pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

a. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami bersumber dari cahaya matahari yang masuk

kedalam bangunan melalui bukaan-bukaan yang dibuat berdasarkan

orientasi matahari pada lokasi perancangan. Pencahayaan alami ini

akan dimaksimalkan pada bangunan guna untuk menghemat

penggunaan energi dengan cara membuat jendela dengan material

yang dapat ditembus cahaya seperti material kaca atau sejenisnya.

Gambar 101. Pencahayaan Alami Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

b. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan bersumber dari energi listrik yang digunakan

apabila pencahayaan alami tidak dapat menjangkau ruangan yang

perlu penerangan. Adapun jenis pencahayaan yang digunakan

Page 148: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

132

disesuaikan dengan sifat dan macam kegiatan dalam ruangan, fungsi

ruang dan warna yang diinginkan.

Gambar 102. Pencahayaan Buatan

Pada Bagian Interior Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Gambar 103. Pencahayaan Buatan

Pada Bagian Ekterior Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

4. Sistem Utilitas

Sistem utilitas pada perancangan Kawasan Pusat Kesenian Budaya

di Makassar ini meliputi jaringan drainase, Jaringan air bersih, jaringan air

kotor, jaringan listrik, jaringan sampah dan jaringan pemadam kebakaran.

Page 149: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

133

a. Jaringan Drainase

Air hujan dibuang melalui drainase yang telah dibuat pada bagian

sisi jalan baik di area parkir, taman dan tempat-tempat lainnya yang

dianggap berpotensi adanya timbul genangan air pada saat. Pada

bagian permukaan drainase ditutupi dengan beton atau teralis guna

untuk memberikan keamanan bagi pengunjung dan sebagai fungsi

estetika.

Gambar 104. Rencana Drainase Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Page 150: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

134

b. Jaringan Air Bersih

Air bersih diperoleh dari sumber PDAM, kemudian didistribusi

menuju tandom air pada tiap-tiap bangunan menggunakan pompa.

Posisi tandom ditempatkan pada bagian atap bangunan atau tempat-

tempat yang lebih tinggi agar aliran air tetap lancar.

Gambar 105. Rencana Air Bersih Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

c. Jaringan Air Kotor

Pada bangunan yang berskala besar dan bermassa dengan jumlah

pengunjung yang banyak tentunya penggunaan air cukup banyak

Page 151: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

135

pula sehingga harus dibuatkan penampungan air bekas berupa sumur

resapan. Sumur resapan ini difungsikan juga sebagai tempat

penampungan air hujan dari sekitar bangunan.

Gambar 106. Rencana Air Kotor Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

d. Jaringan Listrik

Sumber listrik pada kawasan ini terdiri dari dua sumber, yaitu

sumber listrik dari PLN dan sumber listrik dari genset yang

kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan pada bangunan yang ada

Page 152: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

136

pada kawasan ini. Sumber listrik dari genset difungsikan untuk

keadaan darurat atau sebagai sumber listrik tambahan.

Gambar 107. Rencana Listrik

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

e. Jaringan Sampah

Limbah sampah berasal dari bangunan pada Kawasan Pusat

Kesenian Budaya ini. Sampah yang dihasilkan berupa sampah basah

maupun sampah kering atau sampah organik dan sampah non

organik harus dibuatkan tempat sampah yang khusus berdasarkan

jenis sampahnya. Pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini, tempat

Page 153: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

137

sampah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tempat sampah kertas,

tempat sampah plastik dan tempat sampah organik. Sampah yang

sudah terkumpul kemudian didistribusi menuju tempat sampah

sementara yang berupa container, kemudian diangkut keluar menuju

tempat penmbuangan akhir.

Gambar 108. Rencana Persampahan Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

f. Jaringan Pemadam Kebakaran

Pada Kawasan Pusat Kesenian Budaya ini dilengkapi dengan

hydrant sebagai alat pemadam kebakaran. Penanganan kebakaran

Page 154: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

138

pada kawasan ini menggunakan sistem fire protection, yaitu alat

yang digunakan sebagai usaha pencegahan atau penanggulangan

kebakaran agar tidak meluas.

Gambar 109. Rencana Pemadam Kebakaran

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

g. Jaringan Sistem Keamanan

Dalam perancangan gedung kesenian ini dilengkapi dengan CCTV

(Closed Circuit Television) sebagai sistem keamanan guna untuk

memantau aktifitas yang terjadi di dalam maupun diluar ruangan.

Page 155: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

139

Gambar 110. Rencana Sistem Keamanan

Sumber: Hasil Rancangan, 2020.

Page 156: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

140

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kawasan Pusat Kesenian Budaya Makassar merupakan sebuah

wadah yang menghimpun kesenian tradisional di Makassar mulai

dari seni musik, seni pertunjukan rakyat, seni sastra dan seni tari.

Pusat kesenian ini difungsikan sebagai sarana edukasi, pertunjukan,

latihan dan sarana wisata untuk mempromosikan sekaligus

melestarikan kebudayaan suku Makassar. Kawasan ini dilengkapi

dengan fasilitas-fasilitas seperti gedung pertunjukan, galeri seni,

shouvenir shop, cafetaria, mushalla, wisma artis, kelas dan studio,

perpustakaan, kantor pengelola, ruang teknis pemeliharaan, pos

keamanan, parkiran dan taman.

2. Kawasan Pusat Kesenian Budaya Makassar menggunakan tema

arsitektur hybrid agar dapat diterima dan diminati semua kalangan

khususnya masyarakat kota Makassar. Adapun konsep hybrid yang

diterapkan pada kawasan pusat kesenian budaya ini yaitu konsep

bentuk fabric hybrid yang diaplikasikan pada bagian atap dan fasad

bangunan. Bentuk fasad mengadopsi bentuk atap rumah tradisional

suku Makassar, sedangkan bentuk fasad mengadopsi bentuk dari

arsitektur modern. Setelah itu dilakukan perubahan bentuk dan

Page 157: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

141

menggunakan teknologi baru berupa penggunaan material modern

sehingga menampilkan bentuk yang menyatu.

B. Saran

Dari pembahasan sebelumnya adapun yang perlu diperhatikan adalah

data yang didapat untuk memenuhi persyaratan-persyaratan pada rancangan

agar mendapatkan hasil yang memenuhi syarat kearsitekturalan. Arsitektur

merupakan sarana yang mendukung segala aktifitas yang ada pada

bangunan, sehingga dapat memenuhi fungsi-fungsi disetiap ruang.

Arsitektur tidak hanya dilihat dari bentuk fisik bangunan yang

dihasilkan, namun yang perlu juga diperhatikan adalah nilai-nilai yang

terkandung di dalam bangunan agar mempunyai identitas tersendiri.

Identitas bangunan dapat dimunculkan pada tampilan fisik baik dari segi

penataan ruang luar maupun ruang dalam pada bangunan yang mengandung

nilai-nilai budaya. Budaya sangat erat kaitannya dengan masyrakat, untuk

itu dengan menghadirkan nilai-nilai budaya dalam rancangan arsitektur

dapat menarik perhatian masyarakat untuk mengunjungi hasil rancangan

arsitektur tersebut, sehingga tujuan dari rancangan dapat terpenuhi.

Page 158: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

142

DAFTAR PUSTAKA

Amarrohman, dkk (2018), Analisis Penilaian Zona Nilai Ekonomi Kawasan Untuk Kawasan Pariwisata, Vol. 01, No. 02, hlm. 37.

Ekawati, A.Z.F (2015), Pemanfaatan Teknologi Game Untuk Pembelajaran

Mengenal Ragam Budaya Indonesia Berbasis Android, Vol. 22, No. 1, hlm. 5-31.

Indiana (2019), Keanekaragaman Pengertian yang Meliputi Ilmu dan Seni,

Vol. 2, No. 1, hlm. 3. Kusumaningrum, dkk (2014), Pusat Kesenian Wayang Orang Sriwedari di

Surakarta, Vol. 3, No. 4, hlm. 880. Kusniyati, N.S.P.S (2016), Aplikasi Edukasi Budaya Toba Samosir

Berbasis Android, Vol. 9, No. 1, hlm 10. Ningsar, D.E (2012), Komparasi Konsep Arsitektur Hybrid dan Arsitektur

Simbiosis, Vol. 1, No. 1, hlm. 10. Nelson, N (2016), Kreatifitas dan Motifasi Dalam Pembelajaran Seni Lukis,

Vol. 1, hlm. 49.

Neufert, Ernst (1996), Data Arsitek Jilid 1. Terjemahan Sunarto Tjahyadi. Jakarta, Erlangga.

Neufert, Ernst (2002), Data Arsitek Jilid 2. Terjemahan Sunarto Tjahyadi.

Jakarta, Erlangga. Pakaya, dkk (2018), Mall K5 Manado (Hybrid Architecture), Vol. 7, No. 2,

hlm. 49.

Ramdhani, Sumiyani (2020), Literasi Seni Budaya Mendongeng Boneka Tangan Dalam Mengembangkan Karakter Generasi Milenial, Vol. 9, No. 1, hlm. 49.

Page 159: PERANCANGAN KAWASAN PUSAT KESENIAN BUDAYA DI …

143

Soraya, N (2019), Ragam Seni dan Budaya Melayu Nusantara Pra Islam, Vol. 4, No. 1, hlm. 90.

Akhyari Hananto (2015), Sejarah Besar Makassar,

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2015/03/17/sejarah-besarmakassar. diakses 10 Januari 2020.

Antara News.com, BMKG: kelembaban udara di Makassar Meningkat, https://www.antaranews.com/berita/1133876/bmkg-kelembaban-udara-di makassar-meningkat. diakses 18 Januari 2020.

Badan Pusat Statistik Kota Makassar (Statistics Indonesia, Makassar City),

https://makassarkota.bps.go.id/dynamictable/2020/01/17/27/jumlah pendudukkota-makassar-menurut-kecamatan-tahun-2019.html. diakses 17 Januari 2020.

Makassarkota.go.id, Portal Resmi Kota Makassar, https://makassarkota.go.id/geografis/. diakses 12 Februari 2020

Ngaleluri Budaya Nusantara, Tarian Padduppa Bosara Sulawesi Selatan, https://web.facebook.com/ngaleluribudayanusantara/posts/tarian-paddupa bosara-sulawesi-selatantari-padduppa-bosara-adalah-tarian-yang-me/817615438639994/?_rdc=1&_rdr. diakses 9 Maret 2020.

Peta Tempat Wisata.com, Taman Budaya Jawa Barat-Dago Kota Bandung https://petatempatwisata.com/taman-budaya-jawa-barat-dago-kota-bandung/. diakses 14 Maret 2020.

Rumah Adat Sulawesi Selatan, Rumah Adat Suku Makassar, https://www.romadecade.org/rumah-adat-sulawesi-selatan/#!. diakses 20 Januari 2020.

tumpi.id, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo https://tumpi.id/taman-budaya-jawa-tengah-tbjt-solo/. diakses 3 Maret 2020.