perancangan media sosialisasi reduce, reuse, dan recycle

18
2 1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan sampah di sekitar manusia, baik di sekitar tempat tinggal bahkan di setiap tempat dimana manusia beraktivitas sampah bisa dengan mudah ditemukan. Sa’id menjelaskan bahwa sampah merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat [1]. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia menyatakan bahwa pertambahan penduduk yang terus meningkat akan meningkatkan konsumsi masyarakat dan hal ini akan mengakibatkan semakin bertambahnya volume sampah [2]. Jika hal ini dibiarkan terus menerus sampah akan memenuhi bumi dan tentu berakibat buruk bagi manusia dan lingkungan. Hal ini terjadi karena kurangnya pemanfaatan sampah melalui proses daur ulang baik di rumah tangga hingga tempat pembuangan akhir [3]. Kurangnya pemanfaatan sampah tersebut juga dialami sebagian besar anak-anak yang memiliki rentang usia 6-12 tahun. Dari 30 anak lebih dari separuh anak tidak tahu apa itu sampah dan dampak buruknya. Disebabkan anak-anak tersebut tidak pernah mendapatkan pendidikan oleh lembaga sekolah, keluarga maupun lingkungan sekitar tentang penjelasan teknik reduce, reuse, dan recycle dan pengolahan sampah lainnya. Baik dalam bentuk penyuluhan maupun media apapun. Dipilihnya anak-anak dengan rentang usia 6-12 tahun karena pada usia tersebut anak-anak-sudah-memiliki-kecerdasan- operasional-konkret._Dari apa _yang_ dipelajari di sekolah, ia belajar membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi badan, peran, jenis kelamin, dan moral [4]. Bidang animasi 2D saat ini memang tengah bersaing dengan animasi 3D, namun kepopularitasannya lebih unggul dibanding animasi 3D dengan masuknya dua film animasi 2D sebagai peringkat pertama dan kedua dalam Highest Rated Animation Features Films oleh IMDb dari 507 judul film animasi dari berbagai jenis dan tahun yang berbeda [5]. Selain itu popularitas film animasi 2D juga dibuktikan pada survey yang dilakukan bahwa lebih dari separuh anak lebih menyukai animasi 2D seperti Sponge Bob Square Pants dan Naruto pada 30 sampel anak usia 6-12 tahun. Dengan adanya popularitas akan animasi 2D mendorong untuk dirancangnya sebuah media sosialisasi menggunakan animasi 2D tentang pemanfaatan sampah menggunakan metode reduce, reuse, dan recycle. Diharapkan adanya animasi 2D tentang pemanfaatan sampah, masyarakat dapat lebih memahami metode reduce, reuse, dan recycle untuk mengolah sampah lebih baik lagi. 2. Tinjauan Pustaka Hadi melakukan sebuah penelitian berjudul Pembuatan Video Animasi Kartun 2D sebagai Media Sosialisasi Donor Darah PMI Cabang Kabupaten Sleman. Animasi tersebut berisikan tentang mensosialisasikan proses kegiatan donor darah menggunakan video animasi 2D. Penelitian tersebut ditujukan kepada masyarakat agar masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan pendonoran darah. Dalam penelitiannya dirancang animasi 2D dengan menggunakan teknik full animation untuk menjadikan obyek gambar lebih hidup dan menarik. Disimpulkan bahwa video kartun animasi 2D merupakan media sosialisasi yang

Upload: others

Post on 06-Feb-2022

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

2

1. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan sampah di sekitar manusia, baik

di sekitar tempat tinggal bahkan di setiap tempat dimana manusia beraktivitas

sampah bisa dengan mudah ditemukan. Sa’id menjelaskan bahwa sampah

merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat

[1]. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia menyatakan

bahwa pertambahan penduduk yang terus meningkat akan meningkatkan

konsumsi masyarakat dan hal ini akan mengakibatkan semakin bertambahnya

volume sampah [2]. Jika hal ini dibiarkan terus menerus sampah akan memenuhi

bumi dan tentu berakibat buruk bagi manusia dan lingkungan. Hal ini terjadi

karena kurangnya pemanfaatan sampah melalui proses daur ulang baik di rumah

tangga hingga tempat pembuangan akhir [3]. Kurangnya pemanfaatan sampah

tersebut juga dialami sebagian besar anak-anak yang memiliki rentang usia 6-12

tahun. Dari 30 anak lebih dari separuh anak tidak tahu apa itu sampah dan dampak

buruknya. Disebabkan anak-anak tersebut tidak pernah mendapatkan pendidikan

oleh lembaga sekolah, keluarga maupun lingkungan sekitar tentang penjelasan

teknik reduce, reuse, dan recycle dan pengolahan sampah lainnya. Baik dalam

bentuk penyuluhan maupun media apapun. Dipilihnya anak-anak dengan rentang

usia 6-12 tahun karena pada usia tersebut anak-anak-sudah-memiliki-kecerdasan-

operasional-konkret._Dari apa _yang_ dipelajari di sekolah, ia belajar membentuk

konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi badan, peran, jenis kelamin,

dan moral [4].

Bidang animasi 2D saat ini memang tengah bersaing dengan animasi 3D,

namun kepopularitasannya lebih unggul dibanding animasi 3D dengan masuknya

dua film animasi 2D sebagai peringkat pertama dan kedua dalam Highest Rated

Animation Features Films oleh IMDb dari 507 judul film animasi dari berbagai

jenis dan tahun yang berbeda [5]. Selain itu popularitas film animasi 2D juga

dibuktikan pada survey yang dilakukan bahwa lebih dari separuh anak lebih

menyukai animasi 2D seperti Sponge Bob Square Pants dan Naruto pada 30

sampel anak usia 6-12 tahun. Dengan adanya popularitas akan animasi 2D

mendorong untuk dirancangnya sebuah media sosialisasi menggunakan animasi

2D tentang pemanfaatan sampah menggunakan metode reduce, reuse, dan

recycle. Diharapkan adanya animasi 2D tentang pemanfaatan sampah, masyarakat

dapat lebih memahami metode reduce, reuse, dan recycle untuk mengolah sampah

lebih baik lagi.

2. Tinjauan Pustaka

Hadi melakukan sebuah penelitian berjudul Pembuatan Video Animasi

Kartun 2D sebagai Media Sosialisasi Donor Darah PMI Cabang Kabupaten

Sleman. Animasi tersebut berisikan tentang mensosialisasikan proses kegiatan

donor darah menggunakan video animasi 2D. Penelitian tersebut ditujukan kepada

masyarakat agar masyarakat mempunyai kesadaran untuk melakukan pendonoran

darah. Dalam penelitiannya dirancang animasi 2D dengan menggunakan teknik

full animation untuk menjadikan obyek gambar lebih hidup dan menarik.

Disimpulkan bahwa video kartun animasi 2D merupakan media sosialisasi yang

Page 2: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

3

efektif dengan dibuktikan adanya peningkatan jumlah pendonor darah, selain itu

penggunaan teknologi komputerisasi berbasis multimedia mampu mengurangi

beban biaya [6].

Laksono melakukan penelitian berjudul Perancangan Film Animasi Edukasi

Rambu-rambu Berlalu Lintas untuk Anak Usia 5-7 tahun. Judul penelitian

tersebut Jalan Bersama Brian dan Slamet, yang ditujukan untuk anak usia 5-7

tahun, dan animasi tersebut ditayangkan menggunakan media televisi.

Dirancangnya film animasi edukasi rambu-rambu berlalu lintas memiliki tujuan

untuk memberi pengetahuan kepada anak-anak tentang rambu-rambu lalu lintas

agar mengerti dan dapat berhati-hati ketika sedang berada di jalan. Dalam

penelitiannya digunakan teknik animasi limited animation, hal itu dilakukan untuk

menghemat biaya dan waktu. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa

dirancangnya film animasi edukasi rambu-rambu berlalu lintas untuk anak dapat

meningkatkan ketertiban berlalu lintas sejak dini, serta dapat mengurangi

kecelakaan lalu lintas dengan bertambahnya pengetahuan seseorang terhadap

rambu-rambu lalu lintas [7].

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Laksono menunjukkan bahwa

animasi 2D dapat membantu proses sosialisasi kepada masyarakat dengan lebih

baik dibandingkan dengan metode sosialisasi yang lain, selain itu proses

sosialisasi menggunakan animasi dapat menghemat waktu dan biaya. Perancangan

media sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle menggunakan animasi 2D

mengajarkan pemahaman dasar sampah yang berupa penyebab timbulnya masalah

sampah, dampak negatif permasalahan tersebut, dan cara mengolah sampah.

Pemahaman sampah tersebut tidak dijelaskan menggunakan cara lisan atau

tertulis, tetapi pemahaman tersebut diberikan melalui animasi 2D yang

memberikan pengetahuan seputar sampah dan cara mengolahnya.

Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar [8].

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi adalah proses belajar seorang

anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat

disekitarnya. Sehingga media sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah perantara

atau pengantar proses belajar anggota masyarakat.

Animasi merupakan sebuah proses merekam dan memainkan kembali

gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Berdasarkan arti

harafiah, animasi berarti menghidupkan, yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu

yang tidak bisa bergerak sendiri [9]. Sedangkan 2D adalah sebuah bidang yang

diwakili dengan koordinat X dan Y sehingga membentuk sebuah daerah [10].

Limited animation adalah teknik atau proses dimana animasi menggunakan

kembali gambar animasi yang sama, mirroring character, dan menggambar frame

baru jika diperlukan, hal itu dilakukan untuk menghemat waktu dan mengurangi

anggaran pembuatan, limited animation dianimasikan dengan 4-12 atau 8-12

frame per detik [11]. Tujuan penggunaan limited animation adalah Gambar dan

urutan gambar digunakan secara berulang-ulang, sehingga animator cukup

menggambar satu model karakter dengan beberapa tambahan gerakan jika

dibutuhkan, pembuatan gambar karakter dilakukan dalam layer yang terpisah,

hanya beberapa bagian dari karakter seperti mulut dan tangan akan dianimasikan

secara tersendiri di layer paling atas. Sedangkan pendapat lain tentang limited

Page 3: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

4

animation adalah teknik animasi yang membagi-bagi gambar sebuah karakter

sesuai dengan kebutuhan dalam sebuah adegan [12].

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah mendefinisikan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang

sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan

timbulan sampah (reduce), pendauran ulang sampah (recycle), dan pemanfaatan

kembali sampah (reuse). Penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemrosesan akhir sampah.

Berdasarkan Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81

Tahun 2012 pendauran ulang sampah adalah upaya memanfaatkan sampah

menjadi barang yang berguna setelah melalui suatu proses pengolahan terlebih

dahulu. Pemanfaatan kembali sampah adalah upaya untuk mengguna ulang

sampah sesuai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang berbeda dan mengguna

ulang bagian dari sampah yang masih bermanfaat tanpa melalui suatu proses

pengolahan terlebih dahulu.

3. Metode Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif

menurut Sarwono dan Lubis. Alat yang digunakan dalam metode kualitatif berupa

wawancara (in depth interview), observasi, dengan terlibat langsung, dan review

dokumen. Tujuan penelitian dengan metode kualitatif adalah untuk mencari dan

menggali informasi sedalam-dalamnya untuk memperoleh data yang sesuai

dengan tujuan penelitian [13].

Tahap pertama dalam penelitian adalah menganalisis kebutuhan yang

dilakukan melalui wawancara dengan Kepala Subdinas Kebersihan dan Pertamanan

Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga. Kemudian dalam tahap yang kedua

dilakukan pengumpulan data. Data mengenai animasi 2D dan sampah berupa data

primer yaitu melalui wawancara in depth interview terhadap 30 anak usia 6-12

tahun, dan berupa data sekunder yang didapat dari buku-buku, artikel, jurnal,

literatur, foto, dan video. Tahap ketiga adalah melakukan perancangan animasi

menggunakan 2D animation pipeline. Tahap keempat merupakan penulisan hasil

penelitian, dan tahap kelima adalah menguji hasil penelitian. Tahapan Penelitian

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Page 4: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

5

Dalam perancangan media sosialisasi menggunakan animasi 2D, digunakan

metode perancangan menggunakan 2D animation pipeline menurut Gulati. Di

dalamnya terdapat beberapa tahapan dalam membuat animasi yang meliputi pre-

production, production, dan post production [14]. 2D animation pipeline dapat

dilihat pada Gambar 2.

Media sosialisasi dalam penelitian ini disebarkan melalui penyuluhan-

penyuluhan oleh Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga

menggunakan media LCD projector. Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah

media sosialisasi menggunakan animasi 2D yang memiliki konsep buku cerita.

Dipilihnya konsep buku cerita karena target audience adalah anak-anak. Anak-

anak dalam masa pembelajarannya pada usia 6-12 tahun sangat menyukai hal-hal

yang menyenangkan dan ringan seperti halnya buku cerita. Buku cerita yang baik

dan menarik sendiri memiliki karakteristik seperti, lebih banyak gambar-gambar

ilustrasi dibandingkan teksnya, selain itu gambar-gambar yang terdapat dalam

buku cerita dapat lebih dipahami oleh anak-anak [15], dikarenakan anak pada usia

sekolah dasar lebih suka dengan hal-hal yang berupa gambar dan sifatnya ringan.

Maka dipilih konsep buku cerita untuk menarik anak-anak dalam memahami

penjelasan-penjelasan yang ada dalam media sosialisasi tersebut. Pemilihan jenis

tipografi dalam penelitian ini adalah jenis font sans serif Anja Eliane, dikarenakan

jenis font tersebut bersifat sederhana dan jelas. Dalam buku cerita anak-anak font

sans serif juga sering dipakai, sehingga dipakainya jenis font tersebut untuk

menyesuaikan dengan konsep. Contoh bentuk font Anja Eliane dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3 Contoh Font Anja Eliane

Gambar 2 2D Animation Pipeline [14]

Page 5: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

6

Warna yang akan dipakai adalah jenis warna-warna yang bersifat cerah.

Warna-warna cerah dipakai untuk menambah kesan ceria dan untuk menarik

minat anak-anak sebagai target audience. Animasi 2D yang dibuat menggunakan

konsep buku cerita, untuk itu efek yang digunakan dalam film tersebut

menggunakan efek lembaran-lembaran kertas yang terbuka seperti saat membuka

lembaran sebuah buku. Karakter dibuat dengan gaya gambar child body atau biasa

dikenal dengan chibi. Chibi adalah penggambaran manusia dalam tubuh anak-

anak. Bentuk badan manusia dikerdilkan dan disederhanakan bentuk-bentuk

tubuhnya dan mengalami distorsi yang banyak pada seluruh bagian tubuh [16].

Dipilihnya gaya gambar chibi dikarenakan target audience adalah anak-anak, dan

anak-anak menyukai hal yang bersifat lucu dan sederhana. Latar belakang lagu

adalah lagu-lagu yang terkesan ceria untuk menambah suasana agar anak-anak

semaki tertarik, selain itu juga ditambahan suara narator yang diberikan efek

berupa penaikan pitch suara agar terkesan lebih anak-anak.

Pre-production merupakan proses pertama yang ada dalam animation

pipeline. Di dalam tahap pre-production terdapat beberapa tahapan bagian berupa

pembuatan storyline, storyboard dan model sheets.

Animasi ini menceritakan tentang permasalahan sampah yang terjadi di

Indonesia, planet bumi yang tadinya indah, bersih, dan sehat berubah menjadi

rusak, kumuh, dan tidak sehat lagi. Hal tersebut terjadi karena banyaknya sampah

yang ada di bumi ini. Orang-orang hanya membuang sampah begitu saja tanpa

mengetahui cara menguranginya. Pabrik-pabrik besar membuang limbahnya ke

sungai dan mencemari sekitar. Orang-orang membuang sampah di sungai dan di

jalan-jalan, membuat pemandangan di bumi tidak indah lagi. Suatu ketika muncul

sesosok agen penyelamat lingkungan yang bernama Greeny. Greeny sangat peduli

terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan yang ada di bumi. Untuk itu

Greeny mengajak masyarakat di bumi ini mengurangi dan mengolah sampah

dengan benar. Greeny mengajari kepada anak-anak di bumi bagaimana mengolah

sampah dengan metode reduce, reuse, recycle. Dalam penjelasannya, Greeny juga

memberikan contoh-contoh kegiatan berdasarkan tahapan-tahapan pengolahan

sampah yang termasuk dalam reduce, reuse, dan recycle. Dalam penjelasan

reduce, Greeny memberikan contoh menggunakan tas belanjaan sendiri dan

mengurangi pemakaian tisu, dalam penjelasan reuse Greeny memberikan contoh

memanfaatkan botol bekas menjadi pot tanaman dan kaca bekas menjadi hiasan

figura, sedangkan dalam penjelasan recycle Greeny memberikan contoh

mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos dan membawa barang bekas

ke pusat pengolahan sampah [17].

Model sheets atau lembaran model adalah tahapan untuk merancang karakter

yang menunjukkan beragam pose berbeda yang dimiliki oleh karakter tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat tiga karakter utama yang meliputi Greeny, anak laki-

laki, dan anak perempuan. Greeny merupakan tokoh utama dalam penelitian ini,

karakter Greeny dibuat menyerupai tempat sampah yang bertujuan untuk

memudahkan audience mengingat pengolahan sampah, dimana sampah dalam

kehidupan sehari-hari pada umumnya banyak ditemukan di dalam tempat sampah.

Greeny adalah sosok yang periang dan ramah, hal itu ditunjukkan dengan

ekspresinya yang selalu tersenyum dan terdapat rona merah pada pipinya. Bentuk

Page 6: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

7

tubuhnya yang sederhana, dengan tangan-tangan yang bulat lonjong

menambahkan kesan lucu pada Greeny, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian

anak-anak. Lambang pengolahan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) pada

perutnya memudahkan anak-anak mengingat Greeny sebagai agen penyelamat

lingkungan.

Karakter tambahan berupa anak laki-laki dan anak perempuan yang akan

membantu Greeny dalam menjelaskan pengolahan sampah dengan adegan

kehidupan sehari-hari dan membantu Greeny menjelaskan kepada audience

bagaimana mengolah sampah dan menjadi contoh masyarakat yang

mempedulikan pengolahan sampah. Kedua karakter memiliki sifat periang dan

lincah, hal itu ditunjukkan dengan ekspresi karakter yang selalu tersenyum.

Bentuk tubuhnya dibuat sederhana dengan penyederhanaan bentuk kaki dan

tangan menjadi bulat lonjong. Badannya yang kecil menunjukkan bahwa usia

mereka masih anak-anak. Model sheet Greeny dapat dilihat pada Gambar 4, model

sheet karakter anak laki-laki dapat dilihat pada Gambar 5, model sheet karakter

anak perempuan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 4 Model Sheet Greeny Gambar 5 Model Sheet Anak Laki-Laki

Gambar 6 Model Sheet Anak Perempuan

Media sosialisasi animasi 2D dalam penelitian ini memiliki judul “Ayo

Mengolah Sampah!”. Storyboard Ayo Mengolah Sampah dibagi menjadi dua

segmen yaitu segmen opening dan segmen reduce, reuse, recycle. Dalam segmen

opening dijelaskan tentang penyebab adanya sampah serta dampak-dampak yang

ditimbulkan sampah apabila manusia tidak mengerti cara mengolah sampah

dengan benar. Sedangkan segmen penjelasan tentang reduce, reuse, recycle

menjelaskan tentang pengolahan sampah yang benar untuk mengurangi

permasalahan sampah yang terjadi. Storyboard dalam segmen opening dapat

dilihat pada Gambar 7. Storyboard penjelasan reduce, reuse, dan recycle dilihat

pada Gambar 8.

Page 7: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

8

Gambar 7 Storyboard Segmen Opening

Segmen 1 Opening

Medium to close up, zoom in, eye

level

Kamera shoot planet bumi yang

dilihat dari luar angkasa kemudian

kamera mengarah ke negara

Indonesia. 00:00

Sampah ada di jalanan. Camera

stay, mobil bergerak dari kanan ke

kiri. 00:08

Medium shoot, eye level, day

Long shoot, , eye level, day

Pencemaran di sungai. Camera stay,

asap dan air bergerak, diperlihatkan

pencemaran udara dan air oleh

pabrik-pabrik. 00:19

Orang membuang sampah

sembarangan. Tangan dan botol

bergerak. 00:31

Long shoot, camera stay, eye

level, day

Medium shoot, eye level

Planet bumi yang masih indah.

Camera stay shoot ke planet bumi.

00:40

Planet bumi berubah menjadi rusak

dan jelek. Camera stay shoot ke

planet bumi. 00:44

Medium shoot, eye level

Medium shoot, eye level

Medium shoot, eye level

Muncul judul dari bawah ke atas.

Camera stay. 00:47 Muncul greeny dengan background

bergerak di belakangnya. Camera

stay. 00:51

Greeny menjelaskan arti dari reduce.

Pergerakan karakter meliputi tangan,

badan, mata, dan mulut. Camera

stay. 01:03

Medium shoot, eye level

Karakter laki-laki membawa tas

belanjaan. Berjalan dari kiri ke

kanan. Camera stay. 01:14

Long medium shoot, eye level

Kurangi memakai tisu, pergerakan

anak perempuan meliputi mata dan

mulut. Kemudian muncul tisu dan

sapu tangan di samping kanan.

01:25

Close up, eye level

Segmen 2 Reduce, Reuse, Recycle

1 2 3

4 5 6

7 8

9 10 11

Page 8: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

9

Gambar 8 Storyboard Penjelasan Reduce, Reuse, dan Recycle

Production merupakan tahap dimana proses pembuatan media sosialisasi

menggunakan animasi tersebut dimulai. Dalam animasi 2D tahapan yang terdapat

dalam proses produksi adalah drawing, coloring, dan animation. Proses drawing

dalam penelitian ini menggunakan cara menggambar pada kertas yang kemudian

dipindahkan ke dalam bentuk digital dengan menggunakan scanner. Gambar 9

adalah contoh gambar karakter, dan Gambar 10 merupakan sketsa gambar

background.

Medium shoot, eye level

Greeny menjelaskan arti dari reuse.

Pergerakan karakter meliputi tangan,

badan, mata, dan mulut. Camera

stay. 01:36

Penjelasan pemanfaatan botol bekas

menjadi pot tanaman. Dijelaskan

secara bertahap. Camera stay.

01:49

Medium shoot, eye level Medium shoot, eye level

Medium shoot, eye level

Penjelasan pemanfaatan kaca bekas

menjadi hiasan frame. Dijelaskan

secara bertahap. Camera stay.

02:35

Greeny menjelaskan arti dari

recycle. Pergerakan karakter

meliputi tangan, badan, mata, dan

mulut. Camera stay. 03:08

Medium shoot, eye level

Long medium shoot, eye level,

day

Penjelasan pemanfaatan sampah

organik menjadi pupuk kompos.

Dijelaskan secara bertahap. Camera

stay. 03:24

Closing berisikan pesan-pesan.

Pergerakan karakter meliputi tangan,

badan, mata, dan mulut. Camera

stay. 04:22

Medium shoot, eye level

Karakter perempuan membawa

kertas bekas. Berjalan dari kiri ke

kanan. Camera stay. 04:11

12 13 14

15 16 17

18

Page 9: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

10

Gambar 9 Contoh Sketsa Gambar Karakter Gambar 10 Contoh Sketsa Gambar Background

Dalam tahapan coloring, teknik pewarnaan menggunakan teknik pewarnaan

yang sederhana dengan menyeleksi bagian-bagian yang ditentukan lalu

memberikan warna dan bayangan. Gambar 11 merupakan contoh hasil pewarnaan

karakter, dan Gambar 12 merupakan contoh hasil pewarnaan background.

Gambar 11 Hasil Pewarnaan Karakter Gambar 12 Hasil Pewarnaan Background

Animasi merupakan tahapan terakhir dalam production. Dalam tahapan

animasi, obyek yang digerakkan untuk dijadikan animasi meliputi anggota tubuh

dan obyek tambahan berupa teks, properti, dan elemen bergerak seperti air dan

asap. Penggunaan teknik limited animation digunakan pada saat menganimasikan

karakter seperti Greeny, anak laki-laki, dan perempuan. Teknik limited animation

dipakai saat menggerakkan anggota tubuh seperti tangan, kaki, mata, dan mulut.

Post production merupakan langkah ketiga dan tahapan terakhir dalam

pembuatan film animasi yang terdiri dari sound editing dan video editing. Dalam

tahapan sound editing, tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan proses

perekaman suara untuk dijadikan narasi dalam animasi. Tahap kedua, setelah

selesai dilakukan perekaman suara, maka suara yang sudah ada diolah dan

diberikan efek dengan menaikkan pitch suara sebanyak dua pitch dari suara asal,

sehingga suara yang dihasilkan seperti suara anak kecil.

Page 10: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

11

Kemudian dalam animasi yang dibuat juga dibutuhkan sound effect dan

musik berupa musik instrumen sebagai latar lagu untuk menambah suasana dalam

animasi. Maka tahap berikutnya adalah memasukkan audio ke dalam video dan

diolah kembali untuk ditata ulang agar sesuai dengan video.

Video editing adalah tahapan untuk memanipulasi dan menata gambar ulang

untuk menciptakan hasil jadi akhir yang lebih baik. Efek visual yang dipakai

dalam animasi adalah penggunaan transisi dari terang ke gelap agar animasi tidak

terkesan jumping. Selain itu untuk disesuaikan dengan konsep buku cerita maka

diberikan efek seperti membalik lembaran kertas ke bagian-bagian yang sudah

ditentukan. Hasil penambahan efek membuka lembaran kertas dapat dilihat pada

Gambar 13.

Gambar 13 Efek Membuka Lembaran Kertas

Setelah video media sosialisasi selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah

membuat media promosi. Pembuatan media promosi bertujuan sebagai

pendukung untuk meningkatkan minat dan ketertarikan audience untuk

memperhatikan media sosialisasi. Merchandise yang dibuat sebagai media

promosi juga memiliki tujuan agar audience dapat mengingat dengan lebih baik

informasi yang didapat. Media promosi yang dibuat dalam penelitian ini meliputi

poster, mug, stiker, dan notes. Gambar 14 merupakan desain poster pertama,

Gambar 15 merupakan desain poster kedua, Gambar 16 merupakan desain mug,

Gambar 17 merupakan desain notes, dan Gambar 18 merupakan desain stiker.

Gambar 14 Poster Pertama Gambar 15 Poster Kedua Gambar 16 Desain Mug

Page 11: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

12

Gambar 17 Desain Notes Gambar 18 Desain Stiker

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil akhir media sosialisasi menggunakan animasi 2D dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut. Pada segmen opening terdapat tampilan tentang kebiasaan

buruk manusia yang tidak mengolah sampah dengan baik dan membuat alam

menjadi rusak. Gambar 19 merupakan awal cerita dengan menampilkan planet

bumi dimana manusia tinggal. Gambar 20 merupakan gambaran sampah di tempat

pembuangan akhir yang sudah terlalu banyak. Gambar 21 merupakan adegan

dimana sampah menumpuk yang ada di pinggiran jalan. Gambar 22 merupakan

gambaran sungai yang penuh dengan sampah.

Gambar 19 Planet Bumi Gambar 20 Tempat Pembuangan Akhir

Gambar 21 Sampah Di Pinggiran Jalan Gambar 22 Sampah Di Sungai

depan belakang

Page 12: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

13

Kemudian terdapat gambaran tentang manusia yang membuang sampah ke

sungai dan akhirnya menyebabkan banjir yang dapat dilihat pada Gambar 23 dan

Gambar 24. Perubahan bumi yang tadinya indah kemudian menjadi rusak dan

kotor karena sampah dapat dilihat pada Gambar 25 dan Gambar 26. Setelah akibat

buruk dari sampah ditayangakan maka muncul judul dari animasi yang dapat

dilihat pada Gambar 27. Munculnya Greeny dan ajakan untuk mengolah sampah

dapat dilihat pada Gambar 28.

Gambar 23 Membuang Sampah Di Sungai Gambar 24 Sampah Menyebabkan Banjir

Gambar 25 Planet Bumi Indah Gambar 26 Planet Bumi Rusak

Gambar 27 Judul Gambar 28 Greeny Muncul

Setelah segmen opening selesai maka segmen selanjutnya adalah penjelasan

tentang reduce, reuse, dan recycle. Gambar 29 merupakan penjelasan tentang

pengertian reduce. Gambar 30 merupakan contoh pertama dari reduce yaitu

membawa tas belanjaan sendiri saat pergi berbelanja. Gambar 31 merupakan

contoh kedua yaitu mengurangi pemakaian tisu dan lebih baik memakai sapu

Page 13: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

14

tangan ketika sakit flu. Setelah penjelasan reduce selanjutnya adalah penjelasan

tentang reuse. Gambar 32 merupakan penjelasan tentang pengertian reuse.

Gambar 29 Pengertian Reduce Gambar 30 Membawa Tas Belanjaan Sendiri

Gambar 31 Kurangi Memakai Tisu Gambar 32 Penjelasan Pengertian Reuse

Contoh penerapan reuse yang pertama adalah mengubah botol bekas

menjadi pot tanaman, Gambar 33 merupakan bahan dan alat yang dibutuhkan

dalam membuatnya. Gambar 34 merupakan proses pembuatan botol bekas

menjadi pot tanaman. Setelah proses pembuatan selesai dijelaskan maka hasil jadi

dari pembuatan dapat dilihat pada Gambar 35. Contoh penerapan reuse yang

kedua adalah membuat hiasan figura atau frame dari kaca bekas, Gambar 36

merupakan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam membuatnya dan Gambar 37

merupakan proses pembuatannya. Gambar 38 merupakan hasil jadi pemanfaatan

kaca bekas.

Gambar 33 Bahan Dan Alat Pembuatan Gambar 34 Proses Pembuatan Pot Tanaman

Page 14: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

15

Gambar 35 Hasil Jadi Pot Tanaman Gambar 36 Bahan Dan Alat Pembuatan

Gambar 37 Proses Pembuatan Hiasan Figura Gambar 38 Hasil Jadi Hiasan Figura

Recycle adalah tahapan terakhir dalam pengolahan sampah, Gambar 39

merupakan penjelasan pengertian dari recycle. Contoh penerapan recycle yang

pertama adalah membuat pupuk kompos dari sampah organik atau yang dapat

membusuk. Gambar 40 adalah penjelasan alat dan bahan yang digunakan dalam

pembuatan pupuk kompos. Gambar 41 adalah penjelasan proses pembuatan pupuk

kompos. Contoh penerapan recycle yang kedua adalah membawa barang-barang

bekas yang bisa diolah ke pusat pengolahan sampah, dapat dilihat ada Gambar 42.

Gambar 39 Penjelasan Pengertian Recycle Gambar 40 Penjelasan Alat Dan Bahan

Page 15: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

16

Gambar 41 Proses Pembuatan Pupuk Kompos Gambar 42 Pergi Ke Pengolahan Sampah

Setelah penjelasan tentang gambaran dan dampak buruk sampah serta

penjelasan reduce, reuse, dan recycle selesai, maka pada bagian akhir akan

muncul Greeny sebagai penutup. Dalam penutup berisikan ajakan untuk menjaga

kebersihan lingkungan dan merawat bumi dengan melakukan pengolahan sampah.

Penutup dapat dilihat pada Gambar 43.

Gambar 43 Penutup

Tahapan terakhir dalam penelitian ini setelah perancangan animasi selesai

dilakukan yaitu melakukan pengujian. Pengujian pertama pada penelitian ini

dilakukan kepada bapak Drs. Y. Tri Priyo Nugroho selaku Kepala Subdinas

Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga untuk

mengetahui kesesuaian kebutuhan pengguna. Pengujian dilakukan dengan teknik in

depth interview atau wawancara.

Dari wawancara yang dilakukan didapati hasil bahwa animasi sudah

memberikan penjelasan tentang pemanfaatan sampah yang sederhana, mudah

diingat, dan mudah dimengerti. Animasi sudah berisikan tentang pesan-pesan atau

ajakan yang baik tentang mengolah sampah. Animasi yang dibuat sudah sesuai

dengan harapan untuk meningkatkan minat anak-anak agar lebih peduli terhadap

lingkungan dan mengurangi pembuangan sampah. Informasi yang disampaikan

mudah dimengerti dan dipahami oleh anak usia 6-12 tahun.

Pengujian kedua dilakukan menggunakan wawancara kepada 2D animator

film Samufly dari studio animasi Dreamlight divisi Dreamtoon, Yohanes

Berchmans Wibisono, S.Ds. Pengujian dilakukan untuk mengetahui hasil

tampilan animasi dari segi animator. Dari wawancara yang dilakukan didapati

hasil bahwa penggunaan teknik limited animation pada animasi sudah sesuai,

Page 16: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

17

terlihat pada pergerakan tiap-tiap karakter yang hanya sebagian digerakkan.

Animasi yang dibuat sudah menarik dengan penggunaan warna-warna yang cerah

untuk meningkatkan ketertarikan audience memperhatikan animasi tersebut.

Pergerakan obyek dan anggota tubuh karakter terlihat halus dan rapi. Pembuatan

karakter yang lucu dan sesuai dengan target audience menjadi hal yang menarik di

dalam animasi. Ukuran teks yang besar dan dengan jumlah yang sedikit

memudahkan anak-anak untuk memahami penjelasan yang ada. Timing

pergerakan pada obyek sudah pas dan tidak terlalu lambat ataupun cepat.

Sedangkan pengujian terakhir dilakukan kepada anak-anak Sekolah Minggu

Gereja Jemaat Kristus Indonesia “Ekklesia” Salatiga yang berumur 6-12 tahun

untuk menguji pengetahuan seputar sampah dan penilaian terhadap media

sosialisasi. Pertama, anak-anak diberi pertanyaan tentang sampah kemudian anak-

anak menyaksikan animasi tentang reduce, reuse, dan recycle. Setelah selesai

menyaksikan animasi, anak-anak kembali diberi pertanyaan tentang sampah dan

penilaian tentang animasi tersebut. Pembimbing Sekolah Minggu membantu

dalam memberikan pertanyaan melalui wawancara dalam small group discussion.

Pertanyaan-pertanyaan wawancara tentang sampah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Pertanyaan Mengenai Sampah

No Soal

1 Sebutkan salah satu dampak buruk sampah.

2 Apa arti dari reduce?

3 Sebutkan cara mengurangi sampah dengan reduce.

4 Apa arti reuse?

5 Sebutkan cara mengurangi sampah dengan reuse.

6 Apa arti recycle?

7 Sebutkan cara mengolah sampah dengan recycle.

8 Mengurangi pemakaian tisu termasuk dalam?

9 Mengubah botol bekas menjadi pot tanaman termasuk dalam?

10 Mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos termasuk dalam?

Pengujian berikutnya dilakukan dari segi pengetahuan seputar sampah

sebelum animasi dilakukan, didapati hasil bahwa lebih dari separuh anak-anak

belum mengetahui dampak buruk dari sampah. Anak-anak juga belum mengetahui

pemanfaatan dan pengolahan sampah menggunakan teknik reduce, reuse, dan

recycle beserta contoh-contohnya. Setelah media sosialisasi ditayangkan, anak-

anak diberi pertanyaan yang sama dan didapati hasil bahwa anak-anak yang

sebelumnya tidak mengetahui pemanfaatan dan pengolahan sampah menjadi

mengerti pengertian dari reduce, reuse, dan recycle dan bahkan dapat

menyebutkan contoh-contohnya dengan baik. Anak-anak juga menjadi mengerti

dampak buruk yang ditimbulkan sampah dan dapat membedakan kegiatan apa

yang termasuk dalam reduce, reuse, maupun recycle.

Dari segi penilaian animasi, anak-anak memiliki antusias yang baik saat

animasi ditayangkan. Dalam wawancara yang dilakukan, audience menilai bahwa

penjelasan seputar sampah menggunakan animasi jauh lebih menarik daripada

penjelasan menggunakan media buku, maupun penjelasan lisan. Animasi dan

suara narator juga membantu mereka yang masih berumur dibawah 8 tahun yang

Page 17: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

18

belum dapat membaca untuk memahami penjelasan yang ada. Penjelasan yang

sederhana juga membuat mereka mudah mengingat setiap penjelasan dan

keterangan yang ada. Menurut penilaian audience, terdapat hal yang menarik

dalam animasi tersebut yaitu saat munculnya karakter Greeny. Audience juga

menyukai karakter seperti anak laki-laki dan perempuan. Selain itu penjelasan

tentang pemanfaatan botol dan kaca bekas juga menjadi hal yang menarik bagi

mereka, dengan adanya keinginan audience untuk mempraktikan hal tersebut.

Namun terdapat kekurangan yang diajukan oleh audience, yaitu contoh

pemanfaatan dan pengolahan sampah perlu diperbanyak lagi. Melalui media

sosialisasi yang ditayangkan juga dapat meningkatkan minat anak-anak untuk

berusaha menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah.

5. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini adalah media sosialisasi yang menarik dapat

dibuat dengan mengumpulkan kebutuhan pengguna kemudian merancang animasi

yang menarik dan sederhana serta membuat tampilan yang sesuai dengan usia

audience. Selain itu digunakannya animasi sebagai media sosialisasi dapat

meningkatkan minat anak-anak untuk memperhatikan penjelasan terhadap

pemanfaatan dan pengolahan sampah. Melalui media sosialisasi tentang reduce,

reuse, dan recycle, anak-anak pada usia 6-12 tahun mendapatkan pengetahuan

tentang sampah dilihat dari peningkatan pengetahuan pada pengujian serta

membuat anak-anak mau memanfaatkan sampah.

6. Daftar Pustaka

[1] Sa’id, E. Gumbira, 1987, Sampah Masalah Kita Bersama, Jakarta:

Mediyatama Sarana Perkasa.

[2] Hendrawan, Parliza, 2012, Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah

Sehari, http://www.tempo.co. Diakses tanggal 3 Oktober 2013

[3] Sa’id, E. Gumbira, dan Murtadho, 1988, Pengolahan Sampah Terpadu,

Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

[4] Piaget, Jean, 1985, The Piaget: Cognitive Concept, Massachusetts: Bergin and

Garvey Publishers Inc.

[5] IMDb’s Highest Rated Animation Features Films, 2D Animation

Popularity, http://news.bbc.co.uk. Diakses tanggal 28 Januari 2014

[6] Hadi, Kusuma, 2011, Pembuatan Video Animasi Sebagai Media

Sosialisasi Donor Darah PMI Cabang Kabupaten Sleman, Yogyakarta:

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.

[7] Laksono, Edi, 2011, Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu

Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun, Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

[8] Wibawa, Basuki, dan Farida Mukti, 1992, Media Pengajaran, Jakarta:

Depdikbud.

[9] Fernandez, Ibis, 2002, Macromedia Flash Animation and Cartooning: A

Creative Guide, Osborne: McGraw-Hill.

[10] Soewigijo, Santoso, 2005, Teknik Penciptaan Animasi Menggunakan

Macromedia Flash, Bandung: Nexx Media.

Page 18: Perancangan Media Sosialisasi Reduce, Reuse, dan Recycle

19

[11] Tetali, Phani, dan Phidi Pulu, 2013, Limited Animation,

http://www.dsource.in. Diakses tanggal 3 Februari 2014

[12] Sanders, Adrien Luc, 2013, Definition 2D Animation,

http://animation.about.com. Diakses tanggal 3 Februari 2014

[13] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset Untuk Desain

Komunikasi Visual, Yogyakarta: Penerbit ANDI.

[14] Gulati, 2012, Step by Step How To Make an Animated Movie,

http://cg.tutsplus.com. Diakses tanggal 4 Februari 2014

[15] Rothlein, Liz, 1995, Literature Connection Using Children’s Book in the

Classroom, London: Foresman and Company.

[16] Osa, Amanokawa, 2006, Guide to Draw Manga: Menggambar Tubuh,

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

[17] Suprihatin, Agung, Dwi Prihanto, dan Michel Gelbert, 1999, Sampah dan

Pengelolaannya, Malang: PPPGT / VEDC dan Swisscontact.