perancangan meja tv minimalis home stay
TRANSCRIPT
Vol. 2 No. 1 – Februari 2021
19
P-ISSN: 2716-215X E-ISSN: 2722-5283
PERANCANGAN MEJA TV MINIMALIS HOME STAY
Oleh: Dwi Agus susila1, Ariyanto2, Dewi Tri Rahmawati3
Universitas Islam Nahdlatul Ulama jepara [email protected]
ABSTRAK
Rancangan meja tv minimalis diperuntukkan interior home stay adalah produk
furnitur dengan pemakaian komponen dasar kayu mahoni yang sudah berumur tua sehingga tidak mengalami serangan haman. Home stay biasanya terletak pada sudut tersembunyi atau jauh dari kerumunan orang dan tempat tinggal, karena orang yang menggunakan home stay sangat berkeinginan untuk istirahat memanjakan tubuhnya. Target perancangan adalah produk interior bentuk kreatif dan inovatif sebagai solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan desain minimalis.
Solusi yang ditawarkan adalah merancang meja tv minimalis dengan berbagai macam desain interior home stay pilihan. Pertama adalah obserfasi seberapa banyak kebutuhan kayu mahoni yang diperlukan untuk membuat produk tersebut, kedua menggali kemampuan sumber daya manusia untuk mengolah kayu mahoni menjadi bentuk lembaran papan dan komponen produk, ketiga merancang desain yang cocok dengan kondisi interior home stay serta bahan baku yang telah terbentuk, keempat yaitu mengeksekusi desain interior home stay terpilih menjadi produk furnitur berbentuk meja tv minimalis. Dari sudut pandang berbagai proses tersebut, diharapkan akan terbangun sebuah pondasi interior desain positif bahwa kayu mahoni dapat dibentuk dan diproses menjadi produk furnitur yang mempunyai nilai jual kembali. Kata Kunci : Perancangan, Meja, Minimalis, Home Stay, Inovasi
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 20
PENDAHULUAN
Interior ruang pelepas lelah akan terlihat indah apabila terdapat aksesoris
yang terkait dan terbentuk dari beberapa elemen furnitur kayu maupun bahan
aplikasi lainnya. Elemen tersebut hendaknya mampu mewakili perasaan orang yang
akan memanfaatkan dengan perenungan kesunyian dan keunikan suara yang
muncul dari kesunyian sudut malam. Kebutuhan produk interior salah satunya
adalah meja tv minimalis yang terbuat dari kayu yang diaplikasikan dengan bahan
logam sebagai unsur pendukung secara fisik. Bahan logam sebagi pendukung telah
diamati oleh peneliti melaui media masa online dan observasi pada pelaku usaha
mebel dijepara, sebagaimana telah diketahui bahwa saat ini banyak pelaku usaha
furnitur maupun handycraft menggabungkan dua bahan yang berbeda ini.
Pemakaian bahan pokok material furnitur ini tetap menghasilkan potongan
kayu dan logam yang tidak terpakai dan tertumpuk begitu saja tanpa ada
pengolahan lain yang mempunyai nilai ekonomi. Berawal dari ini pula peneliti
berusahan memaksimalkan bahan baku dan bahan pendukung untuk diolah menjadi
unsur interior ruang home stay sekaligus mengurangi permasalahan lingkungan
yang dihadapi warga yaitu dengan memanfaatkan benda sekecil apapun menjadi
produk kebaruan. Bentuk solusi yang diberikan peneliti yaitu merancang interior
furnitur bentuk meja tv minimalis beserta aksesorisnya melalui pengolahan kembali
sisa potongan kayu menjadi komponen papan yang bisa di manfaatkan kembali
untuk dibuat menjadi produk furnitur yang bernilai jual tinggi. Dengan
menggandeng alumni mahasiswa Desain Produk UNISNU jepara ditargetkan
kedepan menjadi produk unggulan terbesar dengan maeket ekspor sehingga
mampu membangkitkan kembali usaha kerakyatan yang saat pandemi covid-19 ini
mulia turun kapasitas produksinya.
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 21
PEMBAHASAN
Sistem alur produksi dan tata letak mesin kayu
Proses dari kayu log menjadi sebuah furniture merupakan proses yang
panjang dan membutuhkan ketelitian tinggi sehingga bisa dihasilkan furniture
dengan kualitas yang baik. Secara garis besar dapat di jabarkan bagaimana proses
tersebut berjalan dan bagaimana mengatur agar beberapa proses yang sangat
penting tidak terlewati. Keseluruhan proses memiliki tingkat kepentingan yang
berbeda-beda dan memerlukan pemeriksaan yang berbeda pula. Dari proses awal
sebuah log kayu, penggergajian, pengeringan kayu, pembahanan, pembuatan
kontruksi, perakitan dan finishing membutuhkan penanganan dan alat yang
berbeda-beda. Langkah tersebut meliputi :
- Logs
Kayu-kayu berbentuk bundar dengan diameter bervariasi dari 25-80 cm
(tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari penebangan pohon di hutan dan belum
melalui proses apapun kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung log. Pada
semua jenis kayu dilakukan pengupasan kulit pohon dengan tujuan percepatan
pengeringan kayu. Kayu log ini kemudian digergaji untuk mendapatkan ukuran
papan dan balok sesuai kebutuhan. Untuk mendapatkan log yang baik dengan
kualitas tinggi diperlukan kayu-kayu yang berkualitas dan berumur tua. Penebangan
dapat dilakukan dengan cara manual maupun mesin, mesin yang digunakan adalah
gergaji mesin atau chainsaw. Merk mesin chainsaw antara lain adalah: Sthil, New
West maupun merk yang lainnya.
- Penggergajian
Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu lebih lanjut, pembelahan log
dibuat sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran ruangan
pengering kayu dan ukuran perabot yang akan dibuat. Mesin yang digunakan adalah
bansaw atau gergaji pita. Dengan menggunakan gergaji pita kayu log dapat dibelah
sesuai ukuran yang dikehendaki dan kayu akan sedikit yang terbuang karena dapat
dibelah sampai bentuk yang tipis/ kecil.
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 22
- Pengeringan kayu
Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah bentuk seiring
dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam kayu. Pengeringan juga dapat
sekaligus digunakan untuk pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan kuat. Metode
pengeringan bisa bermacam-macam agar kayu kering alami/buatan.
- Pembahanan Dasar
Kayu paling ideal dibelah dan dipotong ketika sudah kering dan proses ini
dilakukan di ruang pembahanan. Pada proses ini kita harus mengetahui dengan
tepat ukuran-ukuran komponen untuk perabot pada waktu jadi sehingga
pengaturan tentang rendemen dan serat kayu sesuai dengan posisi komponen akan
dapat diatur dengan benar. Bahan kayu hanya dibuat pola hingga ukuran kasar tapi
sudah dilakukan pemilihan kualitas terutama terhadap mata kayu, kayu gubal dan
cacat kayu alami yang lainnya. Pemeriksaan kualitas bahan hubungannya dengan
cacat alami kayu harus dilakukan.
- Konstruksi
Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan permukaan yang
halus, lalu pemotongan pada sisi panjang sebagai ukuran jadi hingga pembuatan
lubang kontruksi adalah proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses pada
mesin yang sama secara berulang-ulang. Proses kontruksi meliputi: pembuatan
lubang dowel, pembuatan tenon & mortise, pembuatan alur dan takikan, dan
pembuatan pingul pada sisi ujung kayu.
- Pengamplasan
Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui proses
kontruksi serta membutuhkan beberapa kali dengan grit amplas yang berbeda
secara bertahap. Pada tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah,
retak atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat proses
kontruksi. Pengamplasan pada bidang kecil dan sempit dapat dilakukan dengan
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 23
amplas manual/ tangan. Pada produk furniture seperti meja tv, kursi, lemari, meja
lipat dilakukan setelah proses perakitan.
- Perakitan
Perakitan kayu tergantung pada jenis produk, apabila produk tersebut
adalah produk knock down atau Lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah
finishing. Namun demikian untuk komponen semisal pintu dan laci perlu dirakit
terlebih dahulu. Apabila semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah
disetel dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali setelah kemudian
finishing.
- Finishing
Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi seharusnya telah
diselesaikan ketika memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada
proses pembuatan furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen
telah tersambung dengan baik. Finishing dilakukan setelah tahap perakitan dan
pengamplasan selesai kemudian dilanjut dengan pengecatan atau plitur/ vernis
sesuai kebutuhan. Untuk finishing pada industri menengah sudah menggunakan
mesin-mesin. Sebagai mesin utamanya adalah compressor untuk menyemprotkan
angin sehingga hasil plisturan akan lebih rapi dan merata.
Pembelahan Bahan Baku Kayu Meja TV Minimalis
Proses pembelahan log merupakan rangkaian langkah awal yang
menentukan penyediaan bahan baku kayu untuk proses produksi di bidang
perkayuan selanjutnya. Pembelahan log biasanya menggunakan mesin gergaji pita
yang besar yaitu bandsaw. Dengan mesin ini bisa menghasilkan pembelahan log
menjadi lembaran-lembaran papan atau batangan-batangan balok menurut
kebutuhan atau ukuran bahan baku kayu yang diinginkan.
Gambar berikut menunjukkan sebatang log sedang dalam proses
pembelahan menggunakan bandsaw dengan arah vertikal atau tegak maupun arah
horisontal atau mendatar.
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 24
Gb. 1. Proses Pembelahan Log
Sumber: Peneliti, 2020
Gb.2. Proses Pembelahan Log menjadi Balok Kayu
Sumber : Peneliti, 2020
Gambar di atas menunjukkan hasil penggergajian log menjadi balok-balok kayu yang
besar menurut kebutuhan tertentu, dengan penyesuaian ukuran yang
dipersyaratkan.
Berikutnya adalah hasil penggergajian, dimana dalam merencanakan
pembelahan log, kita harus memperhatikan ketiga arah penyusutan kayu supaya
dapat membentuk papan-papan gergajian yang benar, sehingga mendapatkan
papan-papan yang sesuai dengan kebutuhan.
Gb.3. Papan Hasil Gergajian
Sumber : Peneliti, 2020
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 25
Perancangan Meja TV
Gb.4. Desain Tampak Perspektif
Sumber : Peneliti, 2020
Potongan Kayu Sesuai Perencanaan
Gb.5. Rencana Pemotongan Kayu
Sumber : Peneliti, 2020
Pokok kayu yang sudah di belah menjadi papan kemudian di bentuk sesuai
komponen seperti gambar 1-10
Komponen Utama:
1) Papan persegi dengan ukura 50 x 52 dengan jumlah 2 papan yang berfungsi
untuk penutup samping tebal 2cm
2) Papan persegi panjang dengan ukuran 52 x 150 untuk penutup bagian
belakang dengan jumlah 1 papan tebal 2cm
3) Papan persegi dengan ukuran 45 x 45, 20 untuk rangka dalam sebanyak 2
papan tebal 2cm
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 26
4) Papan persegi panjang dengan ukuran 50 x 150 tebal 2cm untuk bagian
tengah dan alas.
5) Balok ukuran 6 x 128 dengan ketebalan 2cm untuk penahan bagian dalam
kaki meja
6) Balok ukuran 6 x 36 dengan ketebalan 2cm untuk penahan bagian luar kaki
meja sebanyak 2 buah
7) Balok ukuran 6 x 25 dengan ketebalan 2cm untuk bagian kaki utama
sebanyak 4 buah.
Komponen Pelengkap:
1) Papan ukuran 23 x 48 dengan tebal 1 cm sebanyak 2 buah
2) Papan ukuran 23 x 20 dengan tebal 1cm sebanyak 2 buah
3) Papan ukuran 24 x 25 dengan tebal 3cm untuk penutup laci ebanyak 3 buah
4) Papan ukuran 25 x 45 dengan trbal 1cm untuk rangka samping dari laci
sebanyak 6 buah
5) Papan ukuran 45 x 46 dengan tebal 1cm untuk alas laci sebanyak 6 buah
Pembuatan Kontruksi
Gb.6. Konstruksi Alur dan Lidah
Sumber : Peneliti, 2020 Perakitan Antar Komponen
Gb.7. Pemasangan Papan Menjadi Box Bersekat 6
Sumber : Peneliti, 2020
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 27
Pemasangan Sekat Bagian Atas
Gb. 8. Pemasangan Sekat Bagian Atas
Sumber : Peneliti, 2020
Pemasangan Kaki Meja
Gb.9. Pemasangan Kaki Meja TV
Sumber : Peneliti, 2020
Pemasangan Laci
Gb.10. Pemasangan Laci Meja TV
Sumber : Peneliti, 2020
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 28
Finishing natural water base
Langkah 1. Menutup Pori Kayu Dengan Wood Filler
Biovarnish wood filler, memiliki fungsi utama untuk menutup pori kayu
dalam ukuran apapun. Jadi sangat tepat jika menjadikannya sebagai lapisan
pertama. Wood filler juga bisa memperbaiki kerusakan dari goresan hingga menjadi
rata dan juga halus. Cara untuk mengaplikasikannya sangat mudah, cukup isi bagian
permukaan kayu yang rusak akibat goresan atau lubang kecil. Isi dengan scrape
kemudian ratakan wood filler, tunggu hingga kering dan mengaplikasikannya
dengan mengencerkan terlebih dahulu. Langkah ini diambil apabila permukaan kayu
benar-benar sudah rata. Diamkan hingga kering sekitar 20 menit kemudian baru di
amplas merata dengan kertas amplas nomor 240. Amplas permukaannya hingga
warna dan serat kayu terlihat. Pastikan juga luka pada permukaannya sudah rata.
Cacat pada permukaan tidak lagi terlihat, warna kayu pun juga sama.
Langkah 2. Proses Aplikasi Liquid Stain
Sebelum mengaplikasikan liquid stain, yang perlu dilakukan adalah memilih
jenis warna liquid stain yang sesuai. Biovarnish liquid stain menyediakan 20 pilihan
warna menarik sesuai dengan warna asli kayu. Pertama campurkan Biovarnish liquid
stain dengan air, hingga mendapatkan larutan yang tepat. Baru kuaskan cat ke
seluruh permukaan kayu hingga warnanya merata, ikuti arah serat. Tunggu lapisan
pertama ini mengering, jadi sebaiknya buat lapisan tipis saja agar cepat mongering
serta tidak perlu menjemur kayu agar liquid stain cepat kering. Amplas permukaan
kayu yang sudah kering secara ambang dengan kertas amplas nomor 400. Bersihkan
debu kayu dengan kain, jika perlu ulangi proses aplikasinya dua atau tiga kali hingga
warna yang dibutuhkan tercipta.
Langkah 3. Proses Aplikasi Sanding Sealer
Sanding sealer sebenarnya tidak hanya berfungsi sebagai cat dasar kayu
pengganti wood filler saja. Namun juga bisa digunakan antar lapisan coating,
fungsinya untuk memperkuat lapisan cat di bawah dan di atasnya. Untuk
menggunakannya cukup mencampurkan Biovarnish sanding sealer dengan air. Aduk
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 29
sanding sealer hingga tidak ada yang mengendap kemudian kuaskan ke seluruh
permukaan kayu searah dengan serat. Pastikan cat diaplikasikan merata kemudian
tunggu kering selama 60 menit. Amplas dengan cara yang sama seperti liquid stain,
pada sanding sealer Anda tidak perlu mengulangi aplikasinya. Cukup satu kali
lapisan coating dari sanding sealer akan merekatkan lapisan liquid stain dan juga top
coat.
Langkah 4. Proses Aplikasi Top Coat
Lapisan terakhir yang perlu dibentuk adalah top coat yaitu lapisan film paling
kuat. Fungsinya menjaga warna cat atau kayu di bawahnya agar lebih tahan lama.
Cara aplikasinya cukup campurkan Biovarnish top coat dengan air hingga merata.
Kuaskan cat ke seluruh permukaan kayu hingga merata. Pastikan cara menguasakan
cat searah dengan serat kayu. Proses pengeringan membutuhkan waktu kurang
lebih 24 jam hingga akhirnya kayu siap digunakan.
PENUTUP
Dengan hasil pengamatan diatas, dapat disampaikan bahwa untuk
mengetahui tingkat rumusan masalah, peneliti menyempitkan hasil pendataan
dalam bentuk kesimpulan, yaitu Perencanaan produk furnitur dan bahan baku
sudah memenuhi target market sebagai tolok ukur kesuksesan dalam aplikasi kreatif
dan inovasi meja tv minimalis yang dikenalkan pada masyarakat. Proses pembuatan
produk juga sudah memenuhi standar produksi minimal yang ke depan bisa di
tularkan pada pelaku usaha produktif bidang kayu, sehingga pemenuhan kebutuhan
pasar dapat tercukupi dengan baik. Target pencapaian perancangan gambar produk
juga sudah tergolong baik dan bisa diaplikasikan oleh pelaku usaha furnitur di
Jepara khususnya dan di wilayah Indonesia secara umum, sehingga target
pemerintah untuk menaikkan taraf ekonomi tercapai.
Dwi Agus Susila IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021 Ariyanto Dewi Tri Rahmawati
Copyright©2020,JurnalIMAGINARIUM,P-ISSN:2716-215XE-ISSN:2722-5283 30
DAFTAR PUSTAKA
Sachari, Agus. (2005). Metodologi Penelitian Budaya Rupa, Jakarta: Erlangga.
Ahyari, Agus. 2001. Managemen Produksi : Perencanaan sistem Produksi, Edisi
ke 5, Cetakan –4, Jakarta
Ahmad Sopian (2020). Pelaku Bisbis Home Stay, Bandung.
Ilmaya, Fahma. (2011). Analisis Pengaruh Interaksi Harga dan Desain Produk
Terhadap Keputusan Pembelian di Batik Eka Semarang.
Kristianto, M. Gani. (1986). Konstruksi Perabot Kayu. SMTIK – PIKA Semarang. Satya
Wacana.
Laintarawan, I Putu, (2009), Buku Ajar Konstruksi Kayu, Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Hindu Indonesia.
Nurmianto, Eko, (1998). Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua,
PT.Guna Widya, Surabaya, ,36-40.
Pranata, A. Y, (20190, Struktur Kayu: Analisa dan Desain Dengan LRFD, Penerbit:
Remaja Rosdakarya, ISBN.
Philip Kotler, 1992, Manjemen Pemasaran, edisi kedelapan, Salemba Empat.
Prawirosentono, S. (2001). Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Bumi
Aksara, Jakarta.
Yazid. (2001). Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi. Penerbit Ekonisia Fakultas
Ekonomi UII, Yogyakarta.
Wahyudi, (2013), Dasar –Dasar Penggergajian Kayu, Penerbit Pohon Cahaya,
Yogyakarta.ISBN
Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi II,
PT.Candimas Metropole, Jakarta , 71-84.
Zainun. (1999), dalam Jurnal Teknik Industri Universitas Langlang Buana