peraturan anggota dewan gubernur perubahan … filemengenai perbankan, termasuk kantor cabang dari...
TRANSCRIPT
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR
NOMOR 20/38/PADG/2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR
NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA PENDUKUNG PASAR UANG
YANG MELAKUKAN KEGIATAN TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI
PASAR UANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk mencapai pasar keuangan yang likuid dan
efisien dibutuhkan pengembangan instrumen pasar uang
berupa surat berharga komersial yang dapat
ditransaksikan oleh pelaku pasar uang;
b. bahwa dalam upaya untuk lebih meningkatkan peran
lembaga pendukung pasar uang dalam menciptakan
pasar surat berharga komersial yang likuid dan efisien
serta memiliki tata kelola yang baik, diperlukan
penyempurnaan terhadap tugas, persyaratan, dokumen
pendaftaran, pengungkapan informasi terkait hubungan
afiliasi, penyampaian dan pemrosesan permohonan
pendaftaran, dan tata cara pelaporan serta pengenaan
sanksi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
2
Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Perubahan
atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor
19/9/PADG/2017 tentang Lembaga Pendukung Pasar
Uang yang Melakukan Kegiatan Terkait Surat Berharga
Komersial di Pasar Uang;
Mengingat : 1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/11/PBI/2016
tentang Pasar Uang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5909);
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/9/PBI/2017 tentang
Penerbitan dan Transaksi Surat Berharga Komersial di
Pasar Uang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6100);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN
GUBERNUR NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA
PENDUKUNG PASAR UANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN
TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Anggota Dewan
Gubernur Nomor 19/9/PADG/2017 tentang Lembaga
Pendukung Pasar Uang yang Melakukan Kegiatan Terkait Surat
Berharga Komersial di Pasar Uang diubah sebagai berikut:
1. Di antara angka 14 dan angka 15 Pasal 1 disisipkan 4
(empat) angka, yakni angka 14A, 14B, 14C, dan 14D
sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini, yang
dimaksud dengan:
1. Pasar Uang adalah bagian dari sistem keuangan yang
bersangkutan dengan kegiatan perdagangan, pinjam-
3
meminjam, atau pendanaan berjangka pendek
sampai dengan 1 (satu) tahun dalam mata uang
rupiah dan valuta asing, yang berperan dalam
transmisi kebijakan moneter, pencapaian stabilitas
sistem keuangan, serta kelancaran sistem
pembayaran dan pengelolaan uang rupiah.
2. Bank adalah bank umum yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai perbankan, termasuk kantor cabang dari
bank yang berkedudukan di luar negeri.
3. Korporasi Non-Bank adalah badan hukum yang
berbentuk perseroan terbatas selain Bank.
4. Instrumen Pasar Uang adalah instrumen yang
ditransaksikan di Pasar Uang, yang meliputi
instrumen yang diterbitkan dengan jangka waktu
sampai dengan 1 (satu) tahun, sertifikat deposito, dan
instrumen lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
termasuk yang berdasarkan prinsip syariah.
5. Surat Berharga Komersial adalah surat berharga yang
diterbitkan oleh Korporasi Non-Bank berbentuk surat
sanggup (promissory note) dan berjangka waktu
sampai dengan 1 (satu) tahun yang terdaftar di Bank
Indonesia.
6. Pelaku Pasar Uang yang selanjutnya disebut Pelaku
Pasar adalah pihak yang melakukan kegiatan
penerbitan Instrumen Pasar Uang dan/atau
melakukan transaksi di Pasar Uang.
7. Penerbit Surat Berharga Komersial adalah pihak yang
memenuhi persyaratan untuk menerbitkan Surat
Berharga Komersial.
8. Pelaku Transaksi Surat Berharga Komersial adalah
Pelaku Pasar yang melakukan transaksi Surat
Berharga Komersial.
9. Lembaga Pendukung Pasar Uang adalah pihak yang
memberikan jasa terkait penerbitan Instrumen Pasar
Uang, perantara pelaksanaan transaksi, penyelesaian
4
transaksi, dan/atau penatausahaan Instrumen Pasar
Uang dan transaksi di Pasar Uang, dan pihak lainnya
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
10. Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang
yang memberikan jasa dalam penerbitan Surat
Berharga Komersial.
11. Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang
yang memberikan jasa perantara pelaksanaan
transaksi Surat Berharga Komersial.
12. Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial
adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang yang
memberikan jasa penatausahaan dan penyelesaian
transaksi Surat Berharga Komersial.
13. Perusahaan Efek adalah perusahaan efek
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai pasar modal.
14. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta
Asing yang selanjutnya disebut Perusahaan Pialang
adalah perusahaan pialang sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai perusahaan pialang pasar uang rupiah dan
valuta asing.
14A.Lembaga Pemeringkat adalah Lembaga Pendukung
Penerbitan Surat Berharga Komersial, yang
melakukan penilaian terhadap peringkat kredit dari
Surat Berharga Komersial termasuk penjaminan atau
penanggungan yang dapat memengaruhi peringkat
kredit dari Surat Berharga Komersial.
14B.Konsultan Hukum adalah Lembaga Pendukung
Penerbitan Surat Berharga Komersial, yang
melakukan kegiatan uji tuntas aspek hukum (legal
due diligence) atas Korporasi Non-Bank yang akan
menerbitkan Surat Berharga Komersial.
5
14C.Akuntan Publik adalah Lembaga Pendukung
Penerbitan Surat Berharga Komersial, yang
melakukan kegiatan uji tuntas aspek keuangan
(financial due diligence) atas Korporasi Non-Bank
yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial.
14D.Notaris adalah Lembaga Pendukung Penerbitan Surat
Berharga Komersial yang membuat akta autentik
atau dokumen lain yang berkaitan dengan
jabatannya dalam penerbitan Surat Berharga
Komersial.
15. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang
selanjutnya disingkat LPP adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai pasar modal.
2. Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 3
Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial terdiri atas:
a. Bank atau Perusahaan Efek yang bertindak sebagai
penata laksana (arranger) penerbitan;
b. Lembaga Pemeringkat;
c. Konsultan Hukum;
d. Akuntan Publik;
e. Notaris; dan
f. lembaga lainnya yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia,
yang terdaftar di Bank Indonesia.
6
3. Ketentuan Pasal 4 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 4
Penata laksana (arranger) penerbitan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a memiliki tugas:
a. membantu Penerbit Surat Berharga Komersial dalam
proses penerbitan Surat Berharga Komersial,
meliputi:
1. persiapan dokumen penerbitan;
2. persiapan struktur penawaran, dokumen
penawaran, dan dokumen pembelian;
3. persiapan jadwal waktu penerbitan;
4. penentuan target investor;
5. pemasaran; dan
6. pelaksanaan distribusi,
b. melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga dan
profesi pendukung yang terlibat; dan
c. melakukan tugas lain yang diperlukan untuk
menatalaksanakan penerbitan Surat Berharga
Komersial.
4. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 6
(1) Konsultan Hukum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c memiliki tugas menyusun opini
hukum atas:
a. aspek hukum dari Korporasi Non-Bank yang
mengajukan pendaftaran penerbitan Surat
Berharga Komersial; dan
b. hal lain yang terkait dengan rencana penerbitan
Surat Berharga Komersial.
(2) Cakupan uji tuntas dari aspek hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan
7
Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga komersial.
5. Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 7
Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf d memiliki tugas:
a. melakukan pemeriksaan laporan keuangan dan
memberikan pendapat terhadap laporan keuangan
pada calon Penerbit Surat Berharga Komersial atau
Penerbit Surat Berharga Komersial; dan/atau
b. mempersiapkan hal-hal lain yang diperlukan terkait
penerbitan Surat Berharga Komersial.
6. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 8
Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e
memiliki tugas:
a. membuat akta autentik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
jabatan notaris atau berdasarkan Undang-Undang
lainnya; dan
b. melakukan tugas lain yang berkaitan dengan
jabatannya dalam penerbitan Surat Berharga
Komersial.
7. Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 10
(1) Bank atau Perusahaan Efek yang mendaftar di Bank
Indonesia sebagai penata laksana (arranger)
penerbitan Surat Berharga Komersial sebagaimana
8
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, harus mengajukan
surat permohonan kepada Bank Indonesia
sebagaimana contoh dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Anggota Dewan Gubernur ini.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilengkapi dokumen pendukung:
a. terkait keabsahan aspek kelembagaan:
1. informasi perusahaan;
2. daftar nama direksi dan dewan komisaris;
3. fotokopi akta pendirian yang telah disahkan
oleh instansi yang berwenang, berikut
perubahan terakhirnya yang telah
memperoleh persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat
penerimaan pemberitahuan perubahan
anggaran dasar dari instansi yang
berwenang; dan
4. fotokopi surat persetujuan izin kegiatan
usaha penata laksana (arranger) penerbitan
surat berharga.
b. terkait kemampuan penata laksana (arranger)
penerbitan:
1. prosedur operasi standar dalam kegiatan
sebagai penata laksana (arranger)
penerbitan;
2. dokumen yang memuat pedoman perilaku
(code of conduct);
3. dokumen yang menjelaskan rekam jejak
(track record) Bank atau Perusahaan Efek
sebagai penata laksana (arranger)
penerbitan surat berharga selama 3 (tiga)
tahun terakhir atau dari masa pendirian
apabila beroperasi kurang dari 3 (tiga)
tahun;
4. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen untuk:
9
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga
komersial di pasar uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk penerbitan
Surat Berharga Komersial yang
didaftarkan di Bank Indonesia; dan
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait penerbitan Surat Berharga
Komersial,
sebagaimana contoh dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur
ini.
8. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 11
(1) Lembaga Pemeringkat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf b harus mengajukan surat permohonan
pendaftaran kepada Bank Indonesia sebagaimana
contoh dalam Lampiran I.
(2) Surat permohonan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dokumen
pendukung sebagai berikut:
a. terkait keabsahan aspek kelembagaan:
1. informasi perusahaan;
2. daftar nama direksi dan dewan komisaris
serta riwayat hidup dari masing-masing
anggota direksi dan dewan komisaris yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan;
3. fotokopi akta pendirian yang telah disahkan
oleh instansi yang berwenang, berikut
perubahan terakhirnya yang telah
10
memperoleh persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat
penerimaan pemberitahuan perubahan
anggaran dasar dari instansi yang
berwenang;
4. izin usaha dari otoritas yang berwenang:
a) untuk Lembaga Pemeringkat
Indonesia, izin dapat bertindak sebagai
lembaga pemeringkat yang
dikeluarkan oleh otoritas yang
berwenang di Indonesia;
b) untuk Lembaga Pemeringkat asing,
izin dapat bertindak sebagai lembaga
pemeringkat yang dikeluarkan oleh
otoritas yang berwenang di negara
tempat kedudukan Lembaga
Pemeringkat asing; dan
5. data pemegang saham, meliputi:
a) orang-perseorangan; dan/atau
b) badan hukum.
b. terkait kemampuan Lembaga Pemeringkat:
1. struktur organisasi Lembaga Pemeringkat
yang memperlihatkan adanya fungsi
pemeringkatan, riset, pemasaran, dan
kepatuhan;
2. data pegawai yang bertugas di fungsi
pemeringkatan surat berharga;
3. dokumen yang menjelaskan prosedur dan
metodologi pemeringkatan;
4. daftar pemeringkatan yang telah
dipublikasikan paling kurang 2 (dua) tahun
terakhir;
5. dokumen evaluasi terhadap studi terjadinya
default (default study);
6. dokumen yang menjelaskan bahwa
Lembaga Pemeringkat memiliki komite
pemeringkat;
11
7. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen manajemen untuk:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga
komersial di pasar uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk penerbitan
Surat Berharga Komersial yang
didaftarkan di Bank Indonesia; dan
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait penerbitan Surat Berharga
Komersial,
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
9. Ketentuan Pasal 12 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 12
(1) Konsultan Hukum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c harus mengajukan surat permohonan
pendaftaran kepada Bank Indonesia sebagaimana
contoh dalam Lampiran I.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilengkapi dokumen pendukung:
a. terkait keabsahan individual profesi sebagai
Konsultan Hukum:
1. fotokopi kartu tanda penduduk;
2. pas photo terbaru dengan ukuran 4x6
berwarna sejumlah satu lembar;
3. fotokopi izin advokat berdasarkan Undang-
Undang yang mengatur mengenai advokat;
4. fotokopi kartu keanggotaan dalam
himpunan konsultan hukum di pasar
keuangan;
12
5. fotokopi bukti terdaftar sebagai Konsultan
Hukum dari otoritas yang berwenang di
pasar keuangan;
6. dokumen yang menyatakan bahwa
Konsultan Hukum merupakan rekan
(partner) dari kantor konsultan hukum dan
mengajukan permohonan untuk terdaftar di
Bank Indonesia;
7. informasi kantor konsultan hukum dengan
dilengkapi dokumen pendukung yang
menjelaskan kantor konsultan hukum,
yaitu:
a) fotokopi dari akta pendirian yang telah
disahkan oleh instansi yang
berwenang, berikut perubahan
terakhirnya yang telah memperoleh
persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat
penerimaan terkait pemberitahuan
perubahan anggaran dasar dari
instansi yang berwenang;
b) surat keterangan domisili;
c) surat perjanjian kerja sama antara
kantor konsultan hukum dengan
kantor konsultan hukum lain yang
memiliki Konsultan Hukum yang telah
terdaftar di Bank Indonesia,
diperlukan dalam hal:
1) kantor konsultan hukum hanya
akan memiliki 1 (satu) orang
rekan (partner) Konsultan
Hukum; atau
2) kantor konsultan hukum yang
memiliki lebih dari 1 (satu) orang
rekan Konsultan Hukum namun
dalam perkembangannya hanya
13
memiliki 1 (satu) orang rekan
(partner) Konsultan Hukum; dan
d) struktur organisasi kantor konsultan
hukum.
b. terkait kemampuan Konsultan Hukum:
1. fotokopi sertifikat pendidikan profesi dari
perhimpunan konsultan hukum di pasar
keuangan;
2. dokumen yang menjelaskan pendidikan
berkelanjutan yang telah diikuti dalam 1
(satu) tahun terakhir yang berhubungan
dengan profesi konsultan hukum;
3. dokumen yang menjelaskan kegiatan yang
pernah dilakukan di bidang pasar keuangan
dalam 1 (satu) tahun terakhir;
4. surat pernyataan bermeterai cukup yang
menyatakan bahwa Konsultan Hukum:
a) tidak pernah melakukan perbuatan
tercela dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di
bidang keuangan;
b) sanggup untuk mengikuti program
pendidikan berkelanjutan yang
relevan; dan
c) memahami dan mampu melakukan
pekerjaan sesuai dengan kode etik dan
standar profesi,
sebagaimana contoh dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur
ini.
5. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen untuk:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga
14
komersial di pasar uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk penerbitan
Surat Berharga Komersial yang
didaftarkan di Bank Indonesia;
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait penerbitan Surat Berharga
Komersial;
d) melaksanakan kegiatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan
peraturan lain yang terkait; dan
e) memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan Konsultan
Hukum terkait Surat Berharga
Komersial,
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
(3) Dalam hal informasi kantor konsultan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a angka 7
telah tercatat di Bank Indonesia, Konsultan Hukum
tidak perlu menyerahkan dokumen pendukung yang
menjelaskan kantor konsultan hukum kecuali dalam
hal terdapat perubahan data.
10. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 13
(1) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf d, harus mengajukan surat permohonan
pendaftaran kepada Bank Indonesia sebagaimana
contoh dalam Lampiran I.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilengkapi dokumen pendukung:
a. terkait keabsahan individual profesi sebagai
Akuntan Publik:
1. fotokopi kartu tanda penduduk;
15
2. fotokopi surat keputusan dari Menteri
Keuangan mengenai pemberian surat izin
akuntan publik;
3. fotokopi keanggotaan asosiasi profesi
akuntan publik;
4. pas photo terbaru dengan ukuran 4x6
berwarna sejumlah satu lembar;
5. surat rekomendasi untuk melakukan
kegiatan di pasar keuangan dari asosiasi
profesi akuntan publik;
6. fotokopi bukti terdaftar sebagai akuntan
publik dari otoritas yang berwenang di
pasar keuangan;
7. dokumen yang menyatakan bahwa Akuntan
Publik merupakan rekan (partner) dari
kantor akuntan publik dan mengajukan
permohonan pendaftaran kepada Bank
Indonesia;
8. informasi kantor akuntan publik dengan
dilengkapi dokumen pendukung yang
menjelaskan kantor akuntan publik,
meliputi:
a) fotokopi dari akta pendirian yang telah
disahkan oleh instansi yang
berwenang, berikut perubahan
terakhirnya yang telah memperoleh
persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat
penerimaan terkait pemberitahuan
perubahan anggaran dasar dari
instansi yang berwenang;
b) fotokopi surat izin usaha kantor
akuntan publik dari Menteri
Keuangan;
c) fotokopi surat persetujuan dari Menteri
Keuangan mengenai pencantuman
nama kantor akuntan publik asing
16
(KAPA), apabila kantor akuntan publik
bekerjasama dengan KAPA;
d) fotokopi surat persetujuan dari Menteri
Keuangan mengenai pencantuman
nama organisasi audit Indonesia (OAI)
dan/atau organisasi audit asing (OAA),
apabila kantor akuntan publik
bekerjasama dengan OAI atau OAA;
e) struktur organisasi kantor akuntan
publik; dan
f) dokumen yang menjelaskan bahwa
dalam melakukan pemeriksaan,
kantor akuntan publik menerapkan
paling tidak 2 (dua) jenjang
pengendalian.
b. terkait kemampuan Akuntan Publik:
1. fotokopi bukti telah mengikuti pendidikan
mengenai pasar keuangan;
2. surat pernyataan bermeterai cukup yang
menjelaskan bahwa Akuntan Publik:
a) tidak pernah melakukan perbuatan
tercela dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di
bidang keuangan;
b) sanggup untuk mengikuti program
pendidikan berkelanjutan yang
relevan; dan
c) memahami dan mampu melakukan
pekerjaan sesuai dengan kode etik dan
standar profesi,
sebagaimana contoh dalam Lampiran II;
3. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen untuk:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi Surat Berharga
17
Komersial di Pasar Uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk penerbitan
Surat Berharga Komersial yang
didaftarkan di Bank Indonesia;
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait penerbitan Surat Berharga
Komersial;
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
c. terkait kantor akuntan publik:
1. surat pernyataan bermeterai cukup yang
menjelaskan kantor akuntan publik
memiliki dan menaati standar pengendalian
mutu bagi kantor akuntan publik yang
memberikan jasa audit;
2. surat pernyataan bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh pimpinan kantor
akuntan publik yang menyatakan bahwa
pimpinan kantor akuntan publik
bertanggungjawab atas pelaksanaan
pedoman pengendalian mutu yang berlaku
pada kantor akuntan publik yang
bersangkutan,
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
(3) Dalam hal informasi kantor akuntan publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a angka 8
telah tercatat di Bank Indonesia, Akuntan Publik
tidak perlu menyerahkan dokumen pendukung yang
menjelaskan kantor akuntan publik kecuali dalam
hal terdapat perubahan data.
18
11. Ketentuan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 14
(1) Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
e, harus mengajukan surat permohonan pendaftaran
kepada Bank Indonesia sebagaimana contoh dalam
Lampiran I.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilengkapi dokumen pendukung:
a. terkait keabsahan Notaris:
1. fotokopi kartu tanda penduduk;
2. fotokopi surat keputusan pengangkatan
sebagai notaris dari instansi terkait;
3. fotokopi berita acara sumpah notaris yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;
4. fotokopi bukti keanggotaan ikatan notaris
Indonesia;
5. fotokopi bukti terdaftar sebagai notaris di
pasar keuangan dari otoritas yang
berwenang di pasar keuangan; dan
6. pas photo terbaru dengan ukuran 4x6
berwarna sejumlah satu lembar,
b. terkait kemampuan Notaris:
1. fotokopi bukti telah mengikuti pendidikan
mengenai pasar keuangan;
2. surat pernyataan bermeterai cukup yang
menjelaskan bahwa Notaris:
a) tidak pernah melakukan perbuatan
tercela dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di
bidang keuangan; dan
b) sanggup untuk mengikuti program
pendidikan berkelanjutan yang
relevan,
sebagaimana contoh dalam Lampiran II.
19
3. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen untuk:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga
komersial di pasar uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk penerbitan
Surat Berharga Komersial yang
didaftarkan di Bank Indonesia; dan
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait penerbitan Surat Berharga
Komersial,
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
12. Ketentuan Pasal 15 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 15
(1) Dalam hal Notaris berhalangan maka harus
menunjuk notaris pengganti.
(2) Penunjukan notaris pengganti harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai jabatan notaris.
13. Ketentuan Pasal 17 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 17
Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 memiliki tugas
melakukan kegiatan sebagai perantara dalam transaksi
Surat Berharga Komersial.
20
14. Ketentuan Pasal 18 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 18
(1) Perusahaan Efek atau Perusahaan Pialang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, harus
mengajukan surat permohonan pendaftaran kepada
Bank Indonesia sebagaimana contoh dalam Lampiran
I.
(2) Surat permohonan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan dokumen
pendukung:
a. terkait keabsahan aspek kelembagaan:
1. informasi perusahaan;
2. daftar nama direksi dan dewan komisaris;
3. fotokopi akta pendirian yang telah disahkan
oleh instansi yang berwenang, berikut
perubahan terakhirnya yang telah
memperoleh persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat
penerimaan pemberitahuan perubahan
anggaran dasar dari instansi yang
berwenang;
4. fotokopi surat persetujuan izin kegiatan
usaha sebagai perantara pelaksanaan
transaksi dari otoritas yang berwenang di
sektor keuangan.
b. terkait kemampuan Lembaga Pendukung
Transaksi Surat Berharga Komersial:
1. prosedur operasi standar dalam kegiatan
sebagai Lembaga Pendukung Transaksi
Surat Berharga Komersial;
2. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen untuk:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga
21
komersial di pasar uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk perantara
pelaksanaan transaksi Surat Berharga
Komersial yang didaftarkan di Bank
Indonesia;
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait pelaksanaan transaksi
Surat Berharga Komersial; dan
d) menerapkan standar etika
bertransaksi sesuai dengan pedoman
perilaku (code of conduct),
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
15. Ketentuan Pasal 20 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 20
Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian
Transaksi Surat Berharga Komersial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 memiliki tugas:
a. mewakili kepentingan nasabah yang merupakan
investor atau pemilik Surat Berharga Komersial
dalam kegiatan penitipan kolektif Surat Berharga
Komersial;
b. meminta kepada investor Surat Berharga Komersial
guna memberikan kuasa kepada Bank Indonesia
untuk mendapatkan data penyelesaian transaksi dan
posisi kepemilikan Surat Berharga Komersial; dan
c. tugas lain yang diperlukan untuk menatausahakan
dan menyelesaikan transaksi Surat Berharga
Komersial.
22
16. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 21
(1) Bank yang melaksanakan kegiatan kustodian atau
Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19, harus mengajukan surat permohonan
pendaftaran kepada Bank Indonesia sebagaimana
contoh dalam Lampiran I.
(2) Surat permohonan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan dokumen
pendukung:
a. terkait keabsahan aspek kelembagaan:
1. informasi perusahaan;
2. daftar nama direksi dan dewan komisaris;
3. fotokopi akta pendirian yang telah disahkan
oleh instansi yang berwenang, berikut
perubahan terakhirnya yang telah
memperoleh persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat
penerimaan pemberitahuan perubahan
anggaran dasar dari instansi yang
berwenang; dan
4. fotokopi surat persetujuan izin kegiatan
usaha Bank sebagai kustodian dari otoritas
yang berwenang bagi Bank atau dokumen
yang menerangkan bahwa Perusahaan Efek
dapat melakukan administrasi rekening
efek nasabah.
b. terkait kemampuan Lembaga Pendukung
Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi
Surat Berharga Komersial:
1. prosedur operasi standar dalam kegiatan
sebagai Lembaga Pendukung
Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi
Surat Berharga Komersial; dan
23
2. surat pernyataan bermeterai cukup terkait
komitmen untuk:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai penerbitan
dan transaksi surat berharga
komersial di pasar uang sepanjang
terdaftar di Bank Indonesia;
b) memberikan jasa untuk
penatausahaan dan penyelesaian
transaksi Surat Berharga Komersial
yang didaftarkan di Bank Indonesia;
dan
c) menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko dalam pemberian
jasa terkait penatausahaan dan
penyelesaian transaksi Surat Berharga
Komersial,
sebagaimana contoh dalam Lampiran III.
17. Ketentuan Pasal 23 dihapus.
18. Ketentuan Pasal 24 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 24
(1) Pengajuan permohonan untuk terdaftar di Bank
Indonesia sebagai:
a. Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3;
b. Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16; dan/atau
c. Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga
Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19,
24
ditujukan kepada:
Departemen Pengembangan Pasar Keuangan
Bank Indonesia
Gedung C Lantai 5
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat elektronik: [email protected]
(2) Bank atau Perusahaan Efek yang mengajukan
permohonan pendaftaran lebih dari 1 (satu) Lembaga
Pendukung Pasar Uang dapat:
a. mengajukan permohonan dalam 1 (satu) surat
permohonan yang di dalamnya mencantumkan
pilihan lembaga pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1); dan
b. menyerahkan 1 (satu) set dokumen pendukung
untuk keperluan permohonan pendaftaran
seluruh Lembaga Pendukung Pasar Uang dalam
hal terdapat persyaratan dokumen pendukung
yang sama antara persyaratan pendaftaran 1
(satu) Lembaga Pendukung Pasar Uang dengan
persyaratan Lembaga Pendukung Pasar Uang
yang lain.
(3) Dalam hal Bank atau Perusahaan Efek telah terdaftar
di Bank Indonesia sebagai salah satu Lembaga
Pendukung Pasar Uang dan akan mendaftar sebagai
Lembaga Pendukung Pasar Uang lain, Bank atau
Perusahaan Efek tersebut cukup menyampaikan
dokumen pendukung tambahan yang dipersyaratkan
kecuali terdapat perubahan data.
19. Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 25
(1) Bank Indonesia memberikan persetujuan atau
penolakan atas permohonan untuk terdaftar di Bank
Indonesia sebagai:
25
a. Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3;
b. Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16; dan
c. Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga
Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19.
(2) Untuk memberikan persetujuan atau penolakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia
melakukan:
a. penelaahan administratif atas seluruh dokumen
yang dipersyaratkan; dan
b. dalam hal diperlukan, meminta klarifikasi
kepada pihak yang mengajukan permohonan
pendaftaran.
20. Ketentuan Pasal 29 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 29
(1) Bank Indonesia dapat mencabut status terdaftar
sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (1) dalam
hal:
a. izin usaha atau izin profesi yang relevan dicabut
oleh otoritas yang berwenang;
b. Lembaga Pendukung Pasar Uang sudah tidak
memenuhi ketentuan terkait kegiatan usaha dari
otoritas yang berwenang;
c. terdapat putusan badan peradilan terkait
dengan kegiatan usaha Lembaga Pendukung
Pasar Uang yang melakukan kegiatan terkait
Surat Berharga Komersial di Pasar Uang;
d. terdapat permintaan dari otoritas yang
berwenang;
26
e. telah dikenakan sanksi penghentian sementara
kegiatan di pasar Surat Berharga Komersial
sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana diatur di
dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai Penerbitan dan Transaksi Surat
Berharga Komersial di Pasar Uang;
f. berdasarkan hasil pengawasan Bank Indonesia
menunjukkan adanya permasalahan yang
mempengaruhi kemampuan Lembaga
Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial, Lembaga Pendukung Transaksi Surat
Berharga Komersial, atau Lembaga Pendukung
Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi
Surat Berharga Komersial dalam melakukan
kegiatan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Penerbitan dan Transaksi Surat Berharga
Komersial di Pasar Uang; dan/atau
g. terdapat permintaan dari lembaga atau individu
profesi yang bersangkutan.
(2) Pencabutan status terdaftar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak menghapuskan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh Lembaga Pendukung Penerbitan
Surat Berharga Komersial, Lembaga Pendukung
Transaksi Surat Berharga Komersial, dan/atau
Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial.
21. Ketentuan Pasal 30 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 30
(1) Dalam hal terjadi aksi korporasi berupa
penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan dari
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang melakukan
kegiatan terkait Surat Berharga Komersial maka:
27
a. apabila pihak yang menjadi surviving entity telah
terdaftar di Bank Indonesia sebagai 1 (satu) atau
beberapa Lembaga Pendukung Pasar Uang yang
melakukan kegiatan terkait Surat Berharga
Komersial, surviving entity dimaksud tidak perlu
melakukan pendaftaran ulang namun harus
menyampaikan dokumen terkini setelah
terjadinya penggabungan, peleburan, atau
pengambilalihan;
b. apabila pihak yang menjadi non-surviving entity
merupakan pihak terdaftar di Bank Indonesia
sebagai Lembaga Pendukung Pasar Uang, Bank
Indonesia mencabut status terdaftar; atau
c. apabila pihak yang menjadi surviving entity
belum terdaftar di Bank Indonesia sebagai
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang
melakukan kegiatan terkait Surat Berharga
Komersial dan ingin terdaftar di Bank Indonesia,
surviving entity harus mengajukan pendaftaran
kepada Bank Indonesia.
(2) Pencabutan persetujuan Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak
menghapuskan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial, Lembaga Pendukung Transaksi Surat
Berharga Komersial, dan/atau Lembaga Pendukung
Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat
Berharga Komersial.
22. Di antara Pasal 31 dan Pasal 32 disisipkan 1 (satu) pasal,
yakni Pasal 31A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 31A
Dalam hal terdapat Bank atau Perusahaan Efek yang
terdaftar di Bank Indonesia sebagai lebih dari 1 (satu)
Lembaga Pendukung Pasar Uang, penyampaian laporan
nontransaksional cukup disampaikan 1 (satu) kali guna
28
memenuhi seluruh kewajibannya sebagai Lembaga
Pendukung Pasar Uang.
23. Ketentuan Pasal 33 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 33
(1) Penyampaian laporan secara berkala sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf a dilakukan
untuk laporan yang terkait dengan aspek
kemampuan Lembaga Pendukung Penerbitan Surat
Berharga Komersial dalam menjalankan fungsinya.
(2) Laporan secara berkala sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. laporan peningkatan mutu, yang memuat
kegiatan peningkatan pengetahuan dan
kompetensi Lembaga Pendukung Penerbitan
Surat Berharga Komersial yang diselenggarakan
oleh Bank Indonesia, otoritas terkait, dan/atau
asosiasi profesi yang bersangkutan; dan
b. laporan kegiatan pemberian jasa penerbitan
Surat Berharga Komersial, yang memuat jasa
yang diberikan terkait penerbitan Surat
Berharga Komersial.
(3) Apabila dalam 1 (satu) kantor terdapat beberapa
Konsultan Hukum atau Akuntan Publik yang
terdaftar di Bank Indonesia maka laporan berkala
cukup disampaikan dalam 1 (satu) laporan yang
mencakup seluruh Konsultan Hukum atau Akuntan
Publik yang terdaftar di Bank Indonesia.
(4) Laporan berkala disampaikan dengan format
sebagaimana contoh dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Anggota Dewan Gubernur ini.
29
24. Ketentuan Pasal 35 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 35
(1) Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial wajib menyampaikan laporan insidental
dalam hal terdapat perubahan data pendukung
terkait aspek kelembagaan dan aspek kemampuan
dalam menjalankan fungsinya.
(2) Laporan insidental sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memuat perubahan data dan/atau informasi
sebagai berikut:
a. untuk Bank atau Perusahaan Efek:
1. data dan/atau informasi lembaga, paling
sedikit mengenai nama, alamat kantor
korespondensi dan/atau kontak
korespondensi;
2. akta pendirian; dan/atau
3. izin usaha atau surat persetujuan dari
otoritas berwenang yang diberikan kepada
Bank atau Perusahaan Efek untuk
melakukan kegiatan yang terkait dengan
penata laksana (arranger) surat berharga.
b. untuk Konsultan Hukum:
1. perubahan data dan/atau informasi kantor
konsultan hukum, paling sedikit mengenai
nama kantor konsultan hukum, alamat
kantor korespondensi dan/atau kontak
korespondensi;
2. dalam hal Konsultan Hukum pindah ke
kantor konsultan hukum lain:
a) Konsultan Hukum menyampaikan
laporan mengenai data dan/atau
informasi kantor konsultan hukum;
b) apabila kantor konsultan hukum baru
sudah memiliki rekan (partner) yang
terdaftar di Bank Indonesia maka
30
Konsultan Hukum tidak perlu
menyerahkan dokumen terkait kantor
konsultan hukum kepada Bank
Indonesia; atau
c) apabila kantor konsultan hukum baru
belum memiliki rekan (partner) yang
terdaftar di Bank Indonesia maka
Konsultan Hukum harus
menyerahkan dokumen terkait kantor
konsultan hukum kepada Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a angka
6 dan angka 7;
3. perubahan perjanjian kerja sama dengan
kantor konsultan hukum lain;
4. pemberhentian sebagai advokat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang yang mengatur mengenai advokat;
dan/atau
5. perubahan keanggotaan di himpunan
konsultan hukum di pasar keuangan.
c. untuk Akuntan Publik:
1. perubahan data dan/atau informasi kantor
akuntan publik;
2. dalam hal Akuntan Publik pindah ke kantor
akuntan publik lain:
a) Akuntan Publik menyampaikan
laporan mengenai data dan/atau
informasi kantor akuntan publik;
b) apabila kantor akuntan publik baru
sudah memiliki rekan (partner) yang
terdaftar di Bank Indonesia maka
Akuntan Publik tidak perlu
menyerahkan dokumen terkait kantor
akuntan publik kepada Bank
Indonesia; atau
31
c) apabila kantor akuntan publik baru
belum memiliki rekan (partner) yang
terdaftar di Bank Indonesia maka
Akuntan Publik harus menyerahkan
dokumen terkait kantor akuntan
publik kepada Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2) huruf a angka 7 dan angka
8:
d. untuk Notaris:
1. perubahan data dan/atau informasi kantor
notaris; dan/atau
2. pemberhentian dari jabatan Notaris
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang yang mengatur mengenai jabatan
notaris.
25. Ketentuan Pasal 36 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 36
(1) Penyampaian laporan insidental kepada Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
sejak terdapat perubahan secara formal.
(2) Dalam hal terdapat beberapa Konsultan Hukum atau
Akuntan Publik dalam 1 (satu) kantor yang terdaftar
di Bank Indonesia maka penyampaian laporan
insidental cukup dilakukan dalam 1 (satu) laporan
yang mencakup seluruh Konsultan Hukum atau
Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia.
(3) Laporan insidental disampaikan dengan format
sebagaimana contoh dalam Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Anggota Dewan Gubernur ini.
32
26. Ketentuan Pasal 48 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 48
Penyampaian surat pengenaan sanksi teguran tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dapat
ditembuskan kepada otoritas lain yang berwenang,
instansi, asosiasi, dan/atau lembaga profesi yang terkait.
27. Ketentuan Pasal 50 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 50
(1) Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial yang mendapatkan sanksi penghentian
sementara pemberian jasa dalam penerbitan Surat
Berharga Komersial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali, dikenakan
sanksi dikeluarkan dari daftar Lembaga Pendukung
Penerbitan Surat Berharga Komersial yang terdaftar
di Bank Indonesia.
(2) Cara penghitungan sanksi dikeluarkan dari daftar
Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial yang terdaftar di Bank Indonesia
sebagaimana contoh dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Anggota Dewan Gubernur ini.
(3) Penyampaian surat pengenaan sanksi dikeluarkan
dari daftar Lembaga Pendukung Penerbitan Surat
Berharga Komersial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat ditembuskan kepada otoritas lain yang
berwenang, instansi, asosiasi, dan/atau lembaga
profesi yang terkait.
33
28. Ketentuan Pasal 51 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 51
(1) Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial yang melakukan pelanggaran atas
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
Pasal 37 ayat (5), dan Pasal 37 ayat (6) Peraturan
Bank Indonesia Nomor 19/9/PBI/2017 tentang
Penerbitan dan Transaksi Surat Berharga Komersial
di Pasar Uang yang berdampak signifikan dan/atau
menimbulkan kerugian, dikenakan sanksi berupa
penghentian sementara pemberian jasa dalam
penerbitan Surat Berharga Komersial selama 1 (satu)
bulan sejak surat penghentian sementara
disampaikan.
(2) Penyampaian surat pengenaan sanksi penghentian
sementara pemberian jasa dalam penerbitan Surat
Berharga Komersial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat ditembuskan kepada otoritas lain yang
berwenang, instansi, asosiasi, dan/atau lembaga
profesi yang terkait.
29. Ketentuan Pasal 54 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 54
Penyampaian surat pengenaan sanksi teguran tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dapat
ditembuskan kepada otoritas lain yang berwenang
dan/atau asosiasi yang terkait.
34
30. Ketentuan Pasal 56 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 56
(1) Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial yang mendapatkan sanksi penghentian
sementara pemberian jasa perantara pelaksanaan
transaksi Surat Berharga Komersial sebanyak 3 (tiga)
kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dikeluarkan dari daftar Lembaga Pendukung
Transaksi Surat Berharga Komersial yang terdaftar di
Bank Indonesia.
(2) Cara penghitungan sanksi dikeluarkan dari daftar
Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial yang terdaftar di Bank Indonesia
sebagaimana contoh dalam Lampiran VII.
(3) Penyampaian surat pengenaan sanksi dikeluarkan
dari daftar Lembaga Pendukung Transaksi Surat
Berharga Komersial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat ditembuskan kepada otoritas lain yang
berwenang dan/atau asosiasi yang terkait.
31. Ketentuan Pasal 59 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 59
Penyampaian surat pengenaan sanksi teguran tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dapat
ditembuskan kepada otoritas lain yang berwenang,
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan/atau
asosiasi yang terkait.
35
32. Ketentuan Pasal 60 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 60
(1) Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial
yang menerima sanksi administratif berupa teguran
tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6
(enam) bulan, dikenakan sanksi penghentian
sementara penerimaan penatausahaan Surat
Berharga Komersial dari nasabah baru selama 1
(satu) bulan sejak surat teguran tertulis terakhir
disampaikan.
(2) Cara penghitungan sanksi penghentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana
contoh dalam Lampiran VI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan
Gubernur ini.
(3) Penyampaian surat pengenaan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat ditembuskan kepada
otoritas lain yang berwenang, Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), dan/atau asosiasi terkait.
33. Ketentuan Pasal 61 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 61
(1) Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial
yang mendapatkan sanksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali
dikenakan sanksi dikeluarkan dari daftar Lembaga
Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian
Transaksi Surat Berharga Komersial yang terdaftar di
Bank Indonesia.
(2) Cara penghitungan sanksi dikeluarkan dari daftar
Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
36
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial
yang terdaftar di Bank Indonesia sebagaimana contoh
dalam Lampiran VII.
(3) Penyampaian surat pengenaan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat ditembuskan kepada
otoritas lain yang berwenang, Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), dan/atau asosiasi yang terkait.
34. Lampiran I sampai dengan Lampiran VII diubah sehingga
menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai
dengan Lampiran VII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.
Pasal II
Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan penempatan
Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Desember 2018
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,
DODY BUDI WALUYO
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR
NOMOR 20/38/PADG/2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR
NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA PENDUKUNG PASAR UANG
YANG MELAKUKAN KEGIATAN TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI
PASAR UANG
I. UMUM
Untuk mewujudkan pengembangan pasar uang yang likuid dan
efisien, Bank Indonesia selaku otoritas di pasar uang mengatur,
memberikan persetujuan terdaftar, mengembangkan dan mengawasi
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang akan terlibat dalam proses
penerbitan Surat Berharga Komersial.
Untuk meningkatkan kelancaran dan kemudahan proses penerbitan
Surat Berharga Komersial, dilakukan penyempurnaan peraturan
pelaksanaan yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan bagi Lembaga
Pendukung Pasar Uang yang akan terlibat dalam proses penerbitan Surat
Berharga Komersial sebelum melakukan kegiatan penerbitan Surat
Berharga Komersial, transaksi Surat Berharga Komersial, serta
penatausahaan dan penyelesaian transaksi Surat Berharga Komersial,
yang terdiri dari aspek tugas, persyaratan, dokumen pendaftaran,
pengungkapan informasi terkait hubungan afiliasi, penyampaian dan
pemrosesan permohonan pendaftaran, dan tata cara pelaporan serta
pengenaan sanksi.
2
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 1
Cukup jelas.
Angka 2
Pasal 3
Bank, Perusahaan Efek, Lembaga Pemeringkat, Konsultan
Hukum, Akuntan Publik, Notaris, dan lembaga lainnya yang
ditetapkan Bank Indonesia dapat menjadi Lembaga
Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial sepanjang
telah memenuhi persyaratan dan mendapatkan persetujuan
pendaftaran di Bank Indonesia.
Angka 3
Pasal 4
Huruf a
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Dokumen pembelian Surat Berharga Komersial
mencantumkan klausul bahwa nasabah menyetujui
untuk memberikan data nasabah dan transaksi
yang dilakukan kepada Bank Indonesia.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
3
Huruf c
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 6
Cukup jelas.
Angka 5
Pasal 7
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Mempersiapkan hal-hal lain yang diperlukan terkait
penerbitan Surat Berharga Komersial misalnya kegiatan
memeriksa penjelasan ikhtisar data keuangan penting
yang dicantumkan dalam dokumen memorandum
informasi.
Angka 6
Pasal 8
Cukup jelas.
Angka 7
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1
Informasi perusahaan paling sedikit meliputi
nama, alamat kantor pusat, dan kontak
korespondensi.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
4
Angka 4
Yang dimaksud dengan “izin kegiatan usaha
penata laksana (arranger)” adalah izin usaha
yang relevan dengan penerbitan surat
berharga.
Huruf b
Angka 1
Dokumen operasi standar disiapkan untuk
mengantisipasi kegiatan penata laksana
(arranger) penerbitan Surat Berharga
Komersial.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Surat pernyataan ditandatangani oleh pejabat
yang memiliki kuasa untuk menandatangani
dokumen berdasarkan akta pendirian.
Angka 8
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1
Informasi perusahaan paling sedikit meliputi
nama perusahaan, alamat kantor, dan kontak
korespondensi;
Angka 2
Daftar riwayat hidup paling kurang berisi:
1. data diri dilengkapi dengan pasfoto
terbaru ukuran 4 x 6 dan fotokopi kartu
tanda identitas, contohnya kartu tanda
penduduk atau paspor;
2. riwayat pendidikan dan sertifikasi; dan
5
3. daftar pengalaman paling kurang selama
2 (dua) tahun terakhir.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Yang dimaksud “izin usaha” adalah izin usaha
untuk dapat bertindak sebagai Lembaga
Pemeringkat yang melakukan kegiatan
penilaian terhadap Korporasi-Non Bank yang
akan menerbitkan surat berharga dan surat
berharga yang akan diterbitkan.
Angka 5
Huruf a)
Data orang-perseorangan paling kurang
meliputi nama dan besarnya kepemilikan
saham.
Huruf b)
Data badan hukum paling kurang
meliputi nama badan hukum, bidang
usaha, dan besarnya kepemilikan saham.
Huruf b
Angka 1
Struktur organisasi Lembaga Pemeringkat
harus menggambarkan independensi dalam
proses pemeringkatan.
Angka 2
Data pegawai disusun dalam bentuk daftar
yang berisi informasi mengenai:
1. nama pegawai;
2. jabatan;
3. pendidikan terakhir; dan
4. sertifikasi (jika ada).
Dokumen data pegawai sebagaimana
dimaksud di atas harus ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang serta dilampirkan
fotokopi identitas pegawai dan fotokopi kartu
6
tanda penduduk atau paspor yang masih
berlaku.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Adanya komite pemeringkat dimaksudkan
untuk memastikan adanya proses
pemeringkatan yang independen, objektif, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Angka 7
Surat pernyataan ditandatangani oleh pejabat
yang memiliki kewenangan untuk
menandatangani dokumen berdasarkan akta
pendirian.
Angka 9
Pasal 12
Ayat (1)
Surat permohonan pendaftaran diajukan oleh Konsultan
Hukum secara individual.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Yang dimaksud dengan “pasar keuangan”
adalah pasar uang dan pasar modal.
7
Contoh himpunan konsultan hukum di pasar
keuangan adalah himpunan konsultan hukum
pasar modal.
Angka 5
Yang dimaksud dengan “pasar keuangan”
adalah pasar uang dan pasar modal.
Angka 6
Dokumen ditandatangani pejabat yang
memiliki kewenangan untuk menandatangani
dokumen berdasarkan akta pendirian.
Angka 7
Informasi kantor konsultan hukum paling
kurang berisi informasi nama, alamat, dan
kontak korespondensi.
Huruf a)
Cukup jelas.
Huruf b)
Cukup jelas.
Huruf c)
Kantor konsultan hukum harus
melakukan kerja sama dengan
kantor konsultan hukum lain yang
memiliki rekan (partner) Konsultan
Hukum yang merupakan anggota
perhimpunan konsultan hukum di
pasar keuangan.
Huruf d)
Struktur organisasi kantor konsultan
hukum memperlihatkan pimpinan,
susunan rekan (partner), pengawas
menengah, dan staf pelaksana.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Yang dimaksud dengan “pendidikan
berkelanjutan” adalah pendidikan yang relevan
8
dengan profesi konsultan hukum khususnya
terkait dengan pasar keuangan.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Surat pernyataan bermeterai cukup
ditandatangani Konsultan Hukum yang
mengajukan permohonan pendaftaran kepada
Bank Indonesia.
Huruf a)
Cukup jelas.
Huruf b)
Yang dimaksud dengan “program
pendidikan berkelanjutan yang
relevan” adalah program pendidikan
terkait dengan bidang keuangan yang
diikuti oleh Konsultan Hukum.
Huruf c)
Cukup jelas.
Angka 5
Surat pernyataan bermeterai cukup
ditandatangani pejabat kantor konsultan
hukum yang memiliki kewenangan untuk
menandatangani dokumen berdasarkan akta
pendirian.
Ayat (3)
Dalam hal informasi kantor konsultan hukum telah
tercatat di Bank Indonesia maka dokumen pendukung
yang menjelaskan kantor konsultan hukum dapat
digantikan dengan surat pernyataan yang menerangkan
bahwa informasi kantor konsultan hukum telah
disampaikan kepada Bank Indonesia.
9
Angka 10
Pasal 13
Ayat (1)
Surat permohonan pendaftaran diajukan oleh Akuntan
Publik secara individual.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Cukup jelas.
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8
Informasi kantor akuntan publik paling kurang
berisi informasi nama, alamat dan kontak
korespondensi.
Huruf a)
Cukup jelas.
Huruf b)
Cukup jelas.
Huruf c)
Cukup jelas.
Huruf d)
Cukup jelas.
Huruf e)
Struktur organisasi kantor akuntan
publik memperlihatkan susunan
10
pimpinan, susunan rekan (partner),
dan staf pelaksana.
Huruf f)
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Surat pernyataan bermeterai cukup
ditandatangani Akuntan Publik yang
mengajukan permohonan pendaftaran kepada
Bank Indonesia.
Huruf a)
Cukup jelas.
Huruf b)
Yang dimaksud dengan “program
pendidikan berkelanjutan yang
relevan” adalah program pendidikan
terkait dengan bidang keuangan yang
diikuti oleh Akuntan Publik.
Contoh pendidikan di bidang
keuangan antara lain pendidikan
pasar uang rupiah dan valuta asing,
serta pendidikan standar akuntansi
keuangan.
Huruf c)
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Huruf c
Dokumen ditandatangani pejabat kantor akuntan
publik yang memiliki kewenangan untuk
menandatangani dokumen berdasarkan akta
pendirian.
Ayat (3)
Dalam hal informasi kantor akuntan publik telah
tercatat di Bank Indonesia maka dokumen pendukung
11
yang menjelaskan kantor akuntan publik dapat
digantikan dengan surat pernyataan yang menerangkan
bahwa informasi kantor akuntan publik telah
disampaikan kepada Bank Indonesia.
Angka 11
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Yang dimaksud dengan “pendidikan mengenai
pasar keuangan” adalah pelatihan yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia, otoritas
terkait, dan/atau asosiasi profesi yang
bersangkutan, baik dalam bentuk sertifikasi
maupun bentuk pendidikan lainnya.
Angka 2
Surat penyataan bermeterai cukup
ditandatangani Notaris yang mengajukan
permohonan pendaftaran kepada Bank
Indonesia.
Huruf a)
Cukup jelas.
Huruf b)
Yang dimaksud dengan “program
pendidikan berkelanjutan yang
relevan” adalah program pendidikan
terkait dengan bidang keuangan yang
diikuti oleh Notaris.
Angka 3
Surat pernyataan bermeterai cukup
ditandatangani Notaris yang mengajukan
12
permohonan pendaftaran kepada Bank
Indonesia.
Angka 12
Pasal 15
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “berhalangan” adalah Notaris
tidak dapat melakukan tugasnya untuk sementara,
misalnya disebabkan cuti, sakit, atau halangan lain.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 17
Contoh transaksi Surat Berharga Komersial yang dilakukan
dengan menggunakan jasa perantara antara lain transaksi
jual beli.
Angka 14
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1
Informasi perusahaan paling sedikit meliputi
nama, alamat kantor pusat, dan kontak
korespondensi.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
13
Angka 2
Surat pernyataan bermeterai cukup
ditandatangani oleh pejabat yang memiliki
kewenangan untuk menandatangani dokumen
berdasarkan akta pendirian.
Angka 15
Pasal 20
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kegiatan penitipan kolektif
Surat Berharga Komersial” adalah kegiatan yang
meliputi penyelesaian transaksi Surat Berharga
Komersial, penatausahaan kepemilikan Surat Berharga
Komersial, penyajian laporan jasa kustodian yang
diberikan kepada nasabah, dan kegiatan lain yang
terkait dengan penatausahaan dan penyelesaian
transaksi Surat Berharga Komersial.
Huruf b
Permintaan kepada investor Surat Berharga Komersial,
sekurang-kurangnya dilakukan bersamaan dengan
proses administrasi pembukaan rekening efek investor
atau melalui mekanisme lain, contohnya bersamaan
dengan perintah atau instruksi penyelesaian transaksi.
Huruf c
Cukup jelas.
Angka 16
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1
Informasi perusahaan paling sedikit meliputi
nama, alamat kantor pusat, dan kontak
korespondensi.
14
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Dokumen untuk Perusahaan Efek dapat
berupa fotokopi dokumen pengaturan dari
otoritas yang berwenang serta fotokopi
dokumen pemenuhan pengaturan dimaksud.
Huruf b
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Surat pernyataan bermeterai cukup
ditandatangani oleh pejabat yang memiliki
kewenangan untuk menandatangani dokumen
berdasarkan akta pendirian.
Angka 17
Pasal 23
Dihapus.
Angka 18
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Bank dapat menjadi Lembaga Pendukung Penerbitan
Surat Berharga Komersial serta Lembaga Pendukung
Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat
Berharga Komersial.
Perusahaan Efek dapat menjadi Lembaga Pendukung
Penerbitan Surat Berharga Komersial, Lembaga
Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial, serta
Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian
Transaksi Surat Berharga Komersial.
Ayat (3)
Cukup jelas.
15
Angka 19
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Permintaan klarifikasi dapat berupa permintaan
tambahan dokumen dan/atau tambahan informasi
lainnya. Permintaan klarifikasi dimaksud dapat
dilakukan dalam bentuk surat, pertemuan tatap
muka, dan/atau bentuk lainnya.
Angka 20
Pasal 29
Ayat (1)
Huruf a
Izin yang relevan meliputi:
1. bagi Bank atau Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan sebagai penata laksana
(arranger), berupa izin kegiatan usaha penata
laksana (arranger) penerbitan surat berharga.
2. bagi Lembaga Pemeringkat, berupa izin
kegiatan usaha pemeringkatan.
3. bagi Konsultan Hukum, berupa izin advokat,
keanggotaan dalam himpunan konsultan
hukum di pasar keuangan, atau tanda
terdaftar sebagai konsultan hukum dari
otoritas yang berwenang di pasar keuangan.
4. bagi Akuntan Publik, berupa izin akuntan
publik, keanggotaan di organisasi profesi, atau
tanda terdaftar sebagai akuntan publik dari
otoritas yang berwenang di pasar keuangan.
5. bagi Notaris, berupa izin sebagai notaris atau
keanggotaan di organisasi profesi.
16
6. bagi Perusahaan Efek sebagai Lembaga
Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial, berupa kegiatan usaha sebagai
perantara pelaksanaan transaksi.
7. bagi Perusahaan Pialang sebagai Lembaga
Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial, berupa izin kegiatan usaha sebagai
Perusahaan Pialang.
8. bagi Bank yang melakukan kegiatan kustodian
dan Perusahaan Efek sebagai Lembaga
Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian
Transaksi Surat Berharga Komersial, berupa
izin kegiatan usaha Bank sebagai kustodian
dari otoritas yang berwenang atau izin
Perusahaan Efek yang dapat
mengadministrasikan rekening efek nasabah
dari otoritas yang berwenang.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Angka 21
Pasal 30
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
17
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Pihak surviving entity yang ingin terdaftar sebagai
Lembaga Pendukung Pasar Uang yang melakukan
kegiatan terkait Surat Berharga Komersial
mengajukan permohonan pendaftaran kepada Bank
Indonesia dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Peraturan Anggota Dewan
Gubernur ini.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Angka 22
Pasal 31A
Bank dimungkinkan terdaftar di Bank Indonesia sebagai
Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial
serta Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian
Transaksi Surat Berharga Komersial.
Perusahaan Efek dimungkinkan terdaftar di Bank Indonesia
sebagai Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga
Komersial, Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga
Komersial, serta Lembaga Pendukung Penatausahaan dan
Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial.
Angka 23
Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Laporan peningkatan mutu diutamakan berupa
peningkatan pengetahuan dan kompetensi yang
terkait dengan bidang keuangan.
Huruf b
Jasa yang diberikan terkait penerbitan Surat
Berharga Komersial mencakup jasa yang diberikan
18
sehubungan dengan persiapan penerbitan Surat
Berharga Komersial maupun yang diberikan pasca
penerbitan Surat Berharga Komersial kepada
Penerbit Surat Berharga Komersial.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 24
Pasal 35
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “insidental” adalah penyampaian
laporan perubahan data pendukung dilakukan sewaktu-
waktu segera setelah terjadinya perubahan.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Penyampaian laporan perubahan data
dan/atau informasi kantor konsultan hukum
dilakukan dalam hal Konsultan Hukum masih
berada di kantor konsultan kukum yang sama
namun terdapat perubahan informasi
mengenai kantor konsultan hukum tersebut.
Angka 2
Yang dimaksud “pindah ke kantor konsultan
hukum lain” adalah termasuk mendirikan
kantor konsultan hukum baru.
Angka 3
Pelaporan perubahan perjanjian kerja sama
dengan kantor konsultan hukum lain terutama
dilakukan oleh kantor konsultan hukum yang
hanya memiliki 1 (satu) rekan terdaftar di
himpunan konsultan hukum di pasar
keuangan.
19
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Huruf c
Angka 1
Penyampaian laporan perubahan data
dan/atau informasi kantor akuntan publik
dilakukan dalam hal Akuntan Publik masih
berada di kantor akuntan publik yang sama
namun terdapat perubahan informasi
mengenai kantor akuntan publik tersebut.
Contoh perubahan data dan/atau informasi
kantor akuntan publik antara lain perubahan
akta pendirian, nama, alamat dan/atau kontak
korespondensi.
Perubahan akta pendirian termasuk
perubahan daftar nama rekan (partner) akibat
adanya Akuntan Publik yang tidak
memperpanjang izin.
Angka 2
Yang dimaksud “pindah ke kantor akuntan
publik lain” adalah termasuk mendirikan
kantor akuntan publik baru.
Huruf a)
Cukup jelas.
Huruf b)
Cukup jelas.
Huruf c)
Salah satu perubahan akta pendirian
kantor akuntan publik disebabkan
adanya perubahan daftar nama
rekan (partner) pada 1 (satu) kantor
akuntan publik akibat adanya
Akuntan Publik yang tidak
memperpanjang izin sebagai akuntan
publik ke otoritas terkait.
20
Huruf d
Angka 1
Perubahan data dan/atau informasi kantor
notaris antara lain perubahan alamat kantor
dan/atau kontak korespondensi.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 25
Pasal 36
Cukup jelas.
Angka 26
Pasal 48
Cukup jelas.
Angka 27
Pasal 50
Cukup jelas.
Angka 28
Pasal 51
Cukup jelas.
Angka 29
Pasal 54
Cukup jelas.
Angka 30
Pasal 56
Cukup jelas.
Angka 31
Pasal 59
Cukup jelas.
21
Angka 32
Pasal 60
Cukup jelas.
Angka 33
Pasal 61
Cukup jelas.
Angka 34
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.