peraturan desa nomor 05 tahun 2017 tentang rencana
TRANSCRIPT
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 1
KEPALA DESA SUMBERSEKAR KABUPATEN MALANG
PERATURAN DESA
NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA SUMBERSEKAR
TAHUN 2018 - 2023
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA SUMBERSEKAR
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 79
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Pemerintah Desa wajib menyusun Perencanaan
Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan
mengacu pada Perencanaan Pembangunan Kabupaten.
b. bahwa sehubungan dengan maksud konsideran huruf (a),
konsideran menimbang bahwa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun,
maka perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Desa Sumbersekar Tahun
2016 - 2023.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa
Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan
mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogykarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2730).
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 2
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Talun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286).
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438).
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234).
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5495).
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah(LembaranNegara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 3
9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang - Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5694).
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,sebagaimana
telah diubah beberapa kali,terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310).
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32).
13. Peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091).
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 4
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092).
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
lndonesia Tahun 2014 Nomor 2093).
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094).
17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158).
18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
159).
19. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1934).
20. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Malang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2008 Nomor 3/E).
21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Malang 2016-2020 (Lembaran Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2016 Nomor 4 Seri D).
22. Peraturan Bupati Malang Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pedo
man Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa Dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (Berita Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 11 No.1 SeriD.
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 5
Dengan Persetujuan Bersama
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DESA SUMBERSEKAR TAHUN
2018 - 2023.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa Sumbersekar.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pemerintah Desa adalah Sumbersekar.
3. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
5. Daerah adalah Kabupaten Malang.
6. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Malang.
7. Bupati adalah Bupati Malang.
8. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat
Daerah.
9. Peraturan Desa adalah peraturan Perundang-Undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 6
11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang sah.
12. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
13. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber
daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
14. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan,
program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
15. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan
selanjutnya disingkat Musrenbang Desa adalah forum
musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara
partisipatif oleh para pemangku kepentingan Desa dan
kelurahan (pihak berkepentingan untuk mengatasi
permasalahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil
musyawarah).
17. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten di Kecamatan yang
selanjutnya disingkat Musrenbang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten di Kecamatan adalah forum
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 7
musyawarah stakeholders Tingkat Kecamatan untuk
mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari Desa serta
menyepakati kegiatan lintas Desa di wilayah Kecamatan
tersebut, sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten.
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang
selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) Tahun yang memuat visi dan misi Kepala Desa,
rencana penyelenggaraan pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat dan arah
kebijakan pembangunan Desa.
19. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut
RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
20. Kondisi Obyektif Desa adalah kondisi yang
menggambarkan situasi yang ada di Desa, baik mengenai
sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun
sumber daya lainnya, serta dengan mempertimbangkan,
antara lain, keadilan gender, pelindungan terhadap anak,
pemberdayaan keluarga, keadilan bagi masyarakat miskin,
warga disabilitas dan marginal, pelestarian lingkungan
hidup, pendayagunaan teknologi tepat guna dan sumber
daya lokal, pengarusutamaan perdamaian, serta kearifan
lokal.
21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya
disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa, yang dibahas dan disepakati bersama
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa,
yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 8
22. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi
Desa yang ditransfer melalui Anggaran pendapatan dan
belanja daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
23. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah
dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
24. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai
sumber daya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan,
prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan
permasalahan yang dihadapi di desa.
25. Visi Kepala Desa adalah suatu gambaran tantangan masa
depan yang berisikan cita- cita yang ingin diwujudkan oleh
Kepala Desa pada saat pencalonan berdasarkan keadaan
obyektif Desa.
26. Misi Kepala Desa adalah pernyataan tentang sesuatu yang
harus dilaksanakan oleh Kepala Desa agar Visi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik atau merupakan
penjabaran dari Visi sehingga Visi dapat terwujud secara
efektif dan efisien.
BAB II
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Pasal 2
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum Desa
BAB III : Proses Penyusunan RPJM Desa
BAB IV : Visi, Misi, Arah Kebijakan Pembangunan Desa,
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 9
Arah Kebijakan Keuangan Desa, Program dan
Kegiatan Prioritas.
BAB V : Penutup.
(2) Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa
untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Pasal 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2018
-2023 merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam pelaksanaan
pembangunan 6 (enam) Tahun.
Pasal 4
Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja
Pemerintah Desa yang merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu
1 (satu) Tahun.
Pasal 5
Rencana Kerja Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada
Pasal (4) merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah
Desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
serta pelaksanaan pembangunan Desa.
Pasal 6
Rencana kegiatan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa dapat diadakan perubahan apabila:
(1) Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis
politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang
berkepanjangan.
| Peraturan Desa RPJMDES ; 05 Tahun 2017 10
(2) Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah.
BAB III
PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Desa.
…..
Ditetapkan di : Sumbersekar
Pada tanggal : 22 September 2017
21 April 2017
KEPALA DESA SUMBERSEKAR
HASAN ASYARI
Diundangkan di Sumbersekar pada tanggal :
SEKRETARIS DESA
RINDA PERDANA Lembaran Desa Sumbersekar
Tahun 2017 Nomor : Seri :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penyusunan Rencana Pembanguna Jangka Menengah Desa
(RPJM-DES) adalah untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat
dalam setiap proses pembangunan di desa. Sehingga ketika partisipasi
masyarakat itu muncul maka akan melahirkan perasaan turut merasa
memiliki “(Rumongso Handarbeni)” terhadap pembangunan di desanya.
Selanjutnya masyarakat akan turut merasa ikut bertanggung jawab
(Melu Hangrungkepi) terhadap hasil-hasil pembangunan tersebut untuk
selalu menjaga, merawat, memelihara dan melestarikannya.
Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Desa yang memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berperan
mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
sehingga dapat menciptakan landasan yang kukuh dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera.
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Sehubungan dengan hal tersebut maka desa dirasa perlu
memiliki perencanaan pembangunan yang matang berdasarkan pada
prinsip partisipasi, transparansi dan demokrasi yang berkembang di
desa, serta sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan Kabupaten/ Kota.
Dalam Undang-undang tentang Desa pasal 79 ayat (2) disebutkan
bahwa Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara berjangka
meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun. Dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau
yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun. Perencanaan Pembangunan Desa tersebut mesti
diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa melalui
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa.
RPJM Desa memuat penyelarasan arah kebijakan perencanaan
pembangunan kabupaten/kota untuk mengintegrasikan program dan
kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa;
dan Kajian Keadaan Desa berdasarkan pengambilan data dari dokumen
data Desa, pembandingan data Desa dengan kondisi Desa terkini dan
penggalian gagasan masyarakat Desa melalui musyawarah dusun dan
musyawarah khusus unsur masyarakat.
RPJM Desa ini merupakan rencana strategis Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau untuk mencapai tujuan dan cita-cita desa dalam kurun
waktu 6 tahun. Selanjutnya RPJM Desa tersebut nantinya akan menjadi
pedoman atau acuan bagi penyusunan perencanaan pembangunan di
tingkat Desa atau Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) setiap
tahunnya, yang selanjutnya dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APB Desa) tahun anggaran bersangkutan.
1.2. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan
Daerah Tingkat II Surabaya dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan Daerah lstimewa Yogykarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2730).
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421).
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234).
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7) Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688).
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495).
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694).
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalan Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310).
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32).
14. Peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091).
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 2092).
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2093).
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094).
18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158).
19. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159).
20. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1934)
21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Malang
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun
2008 Nomor 3/E).
22. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2008 Nomor 4/E).
23. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Desa
24. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Malang Tahun 2016-2020 (Lembaran Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2016 Nomor 4 Seri D).
25. Peraturan Bupati Malang Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (Berita Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2016 Nomor 1 Seri D).
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud.
RPJM Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa, atau yang sering disingkat dengan RPJMDes adalah dokumen
perencanaan desa untuk periode 6 (enam) tahun. Dalam penyusunan
RPJMDes sangat penting bagi pemerintah desa, agar supaya pemerintah
desa memiliki kerangka berpikir sistematis, terarah dan terukur dalam
rangka mewujudkan masyarakat desa yang mandiri, sejahtera dan
berkeadilan sosial. Bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik
Indonesia, desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu
dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan
demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera. Desa memiliki hak asal usul dan
hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
bahwa desa diberikan kewenangan yang berasaskan desentralisasi,
dimana Pemerintah menyerahkan sebagian wewenang kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
guna mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta
peningkatan daya saing daerah.
Demikian besarnya wewenang dan tugas Pemerintah Daerah
sehingga memerlukan koordinasi, intergrasi, sinkronisasi dan sinergi
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian
pembangunan wilayah pedesaan, dengan demikian diperlukan sistem
perencanaan pembangunan nasional dan daerah yang efektif, efisien dan
tepat guna.
Tujuan.
Adapun tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDes) adalah sebagai berikut :
Supaya desa mampu mengantisipasi terhadap masalah-masalah yang
akan muncul di masa depan.
Agar setiap desa dapat mewujudkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat desa dalam upaya menuju Desa Mandiri.
Menerapkan pola perencanaan pembangunan desa secara partisipatif.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar seluruh warga desa
dapat berpartisipasi aktif dalam seluruh proses pembangunan dengan
kemampuan, kesempatan dan kecepatan yang profesional.
Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan desa yang
ditetapkan berdasarkan kajian terhadap masalah, kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia.
Mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat menuju
terciptanya pelaksanaan pembangunan desa yang bertumpu pada
kekuatan masyarakat desa sendiri.
Memantapkan kesiapan masyarakat dalam menyongsong dan
mendukung program - program pembangunan di desa.
Merumuskan rencana pembangunan desa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Merumuskan arah dan tujuan, kebijakan serta starategi
pembangunan desa.
Menyelaraskan rencana kegiatan dengan anggaran yang ada.
Meningkatkan peran serta masyarakat di desa dalam proses
pembangunan.
Agar Desa memiliki Dokumen perencanaan pembangunan desa dalam
lingkup skala desa yang berkesinambungan dalam waktu 6 tahun
dengan menyelaraskan kebijakan pembangunan Kecamatan maupun
Kabupaten.
Sebagai dasar/pedoman kegiatan Pembangunan desa yang
dilaksanakan setiap tahun dalam bentuk (RKP) Rencana Kerja
Pemerintah Tahunan Desa.
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA
2.1. SEJARAH DESA
2.1.1 Asal Usul Desa.
Sejarah Desa Sumbersekar tidak terlepas dari sejarah masyarakat
jawa yang ada di Kabupaten Malang. Desa ini berawal dari sebuah
nama ”Sumber” dan ”Kembang” atau dalam bahasa jawa kuno disebut
”Sekar”. Kata ”Sumber” diambil dari sebuah sejarah desa yang terdapat
sumber mata air yang bening dan bersih, penggunaan dari sumber air
ini waktu itu adalah untuk air minum dan mandi, rumah tangga serta
untuk kebutuhan masyarakat secara umum seperti mengaliri
persawahan. Sampai saat ini sumber air tersebut masih terjaga dengan
baik dan Pengelolaan sumber mata air ini dikelola oleh Tim Kelompok
Pengelola Air Bersih Desa.
Selanjutnya Kata ”Kembang” atau ”Sekar” adalah merupakan
istilah jawa yang mempunyai makna sebuah kembang / bunga yang
terletak di daerah atas sebelah barat desa. Bunga ini tumbuh dengan
sendirinya dan mengeluarkan bau yang harum. Sehingga seorang
Pertapa tua yang waktu itu berada di daerah baran karajan memberikan
nama / istilah wilayah tersebut dinamakan Sumbersekar.
Ketika di jaman kolonial belanda, Sumbersekar ini dijadikan pusat
Pemerintahan Kecamatan Dau yang terletak di Dusun Dau yang saat ini
menjadi Dusun Krajan. Sekitar tahun 1939 semua instansi dan
perkantoran pemerintahan kolonial belanda di tingkat kecamatan berada
di dusun Dau/Krajan Desa Sumbersekar, termasuk juga rumah dinas
Camat atau dengan istilah ”OUNDERROUND”, yang merupakan bahasa
kolonial belanda, maupun Kantor Urusan Agama (KUA), sehingga
Sumbersekar lebih dikenal masyarakat dengan nama Dau. Kata Dau
adalah sebuah bentuk pemikiran atau kata kiasan dari seorang
pujangga jawa kuno/dahulu yang memberikan makna ”Dadio Ayemeng
Urip”. Selanjutnya dimasa Pemerintahan Orde Baru (Orba) sampai
dengan sekarang ini semua instasi Kantor Pemerintahan Kecamatan
Dau dipindah di tengah tengah Desa Mulyoagung, selanjutnya Desa Dau
kembali dengan nama Desa Sumbersekar.
2.1.2 Sejarah Kepemimpinan Desa.
Sejarah Desa Sumbersekar telah beralih pimpinan (Kepala Desa)
sampai saat ini sudah yang ke-7 (Tujuh) mulai dari zaman karisidenan
atau zaman penjajahan Belanda. Karena pada waktu itu seorang Camat
masih dari pihak penjajah Belanda dengan istilah “OUNTEROUND”
yang mempunyai arti Kantor Camat Dau. Kantor tersebut berada di
wilayah dusun Dau yang saat ini menjadi dusun Krajan Desa
Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Bersamaan dengan sejarah tersebut diatas, terdapat pula sejarah
Kepemimpinan Desa Sumbersekar, antara lain sebagai berikut :
1. Bp. Aris, Alm
2. Bp. Kasemo, Alm
3. Bp. Sarbini, Alm
4. Bp. Oentoeng Rahardjo, Alm
5. Bp. Bambang Sumantri, Alm
6. Bp. Supandri, Alm
7. Bp. Hasan Asyari
Sampai dengan saat ini Kepala Desa Sumbersekar Kecamatan Dau
dipimpin oleh Bapak Hasan Asyari yang sudah menjalankan 2(dua) kali
menjabat yaitu Periode 2011 – 2017 dan Periode 2017 – 2023.
2.2 SEJARAH PEMBANGUNAN DESA
Bahwa Kantor Desa merupakan identik sebuah symbol symbol
sebuah desa dan jaman dahulu lebih dikenal dengan Pendopo Kantor
Desa atau balai desa. Sampai saat ini ada beberapa desa yang masih
menggunakan dan mengaktifkan Pendopo Kantor Desa. Seiring dengan
berjalanya waktu, kantor desa sumbersekar mengalami pemugaran
karena mengikuti perkembangan dari pelayanan masyarakat. Adapun
perkembangan pembangunan desa berjalan sesuai dengan pergantian
kepemimpina kepala desa sumbersekar.
Pada era kepemimpinan Alm.Bp.Aris sampai dengan Alm.
Bp.Kasemo kantor pemerintahan desa masih ditempatkan di rumah
kepala desa yang menjabat. Karena pada jaman tersebut masih dalam
naungan kolonial belanda di dusun Dau. Sekitar tahun 1939 sebelum
kemerdekaan, bentuk bangunan kantor desa pada waktu itu dibuat
oleh kepala desa yang menjabat dengan model pendopo yang bertempat
dihalaman rumah seorang kepala desa. Pendopo adalah istilah jawa
yaitu sebuah tempat yang digunakan untuk berkumpulnya warga
masyarakat. Pembangunan fasilitas fasilitas sarana masyarakat umum
masih dipegang penuh oleh pihak Ounderround, layaknya waktu itu
masih masuk jaman penjajahan. Kondisi Jalan protokol penghubung
antar desa masih jalan tanah.
Selanjunya pada sekitar tahun 1970 di era kepemimpinan kepala
desa Alm.Bp.Sarbini (kepala desa Ke-3) memulai pembangunan kantor
desa yang dipadukan dengan Gedung disebelahnya dengan model
arsitek orde baru. Seiring dengan berjalannya waktu, gedung tersebut
dimanfaatkan tidak hanya untuk rapat atau pertemuan bersama warga
masyarakat saja, akan tetapi juga digunakan untuk fasilitas olah raga
untuk warga masyarakat yaitu badmintound. Pembangunan fasilitas
ekonomi juga tidak ketinggalan, yang ditempatkan disebelah utara dari
kantor desa berupa pasar kambing.
Pada perkembangan waktu dari tahun ke tahun maka di era
kepemimpinan kepala desa Ke-6 (Alm.Bp.Supandri) di akhir jabatan
beliau melakukan renovasi kantor desa yang bercorak model modern ,
berikut dengan bangunan fasilitas penunjang lainnya. Dengan 2(dua)
lantai kantor dibangun menggunakan dana partisipasi masyarakat.
Dilanjutkan dimasa kepemimpinan kepala desa yang Ke-7
(Bp.Hasan Asyari), beliau melanjutkan pembangunan desa yang dimulai
dengan memindahkan fasilitas ekonomi masyarakat (pasar kambing ke
tempat sebelah timur dusun krajan. Semula pasar ini berada tepat di
sebelah utara dari kantor desa, dan dirubah dengan dibangunnya
Gedung Serbaguna. Karena secara etika tata ruang letak dan posisi
memang kurang bagus bilamana di lingkungan perkantoran terdapat
pasar kambing. Namun beliau tidak menghilangkan pasar tersebut,
akan tetapi pasar kambing ini tetap ada hanya dipinddahkan tempatnya
saja di sebelah timur dusun krajan dengan menempati tanah kas desa
sebelah timur. Lokasi inimerupakan bagian dari tata ruang desa yang
digunakan untuk pemberdayaan ekonomi kemasyarakat sekaligus
fasilitas olah raga bagi masyarakat umum. Begitu pula bidang
kesehatan juga terfasilitasi berupa pembangunan serta renovasi Posko
Perlindungan Kesehatan Desa (Polindes) serta Peningkatan Kapasitas
kesehatan berupa adanya Posyandu di setiap Rukun Warga.
Fasilitas balai dusun banjartengah, krajan, dan precet juga
dibangun sebagai bentuk pembangunan yang sesuai dengan hasil
musyawarah pembangunan desa. Pembangunan sarana dan prasarana
yang menjadi focus pembangunan guna memperlancar jalannya
ekonomi masyarakat. Berikut juga dengan semakin cepatnya
pertumbuhan masyarakat desa , maka beliau juga melakukan kiat kiat
khusus guna pemberdayaan masyarakat sehingga warga dapat
berinovasi, berkreasi guna peningkatan ekonomi keluarga. Selain itu
juga terdapatnya pembinaan masyarakat yang ditujukan kepada para
pemuda, ibu-ibu pkk, kegiatan keagamaan serta pengamanan dan
ketertiban masyarakat.
Sarana prasarana lainnya juga tak luput dari bagian dari sasaran
pembangunan antara lain adalah peningkatan jalan protocol menjadi
lebar sehingga memungkinkan bagi pengendara untuk lewat jalur ini.
Karena jalur protocol ini merupakan salah satu jalur alternative untuk
memecah kemacetan penghubung antara dua kota yaitu Kota Malang
dan Kota Batu. Sedangkan jalur protocol desa sumbersekar merupakan
bagian dari Kabupaten Malang.
Selain jalan protocol, jalan perkampungan juga terfasilitasi
melalui pengaspalan ataupun perawatan sapu lobang. Berikut juga
dengan para petani yang mempunyai persawahan di setiap dusun,
mereka juga turut terbantu dalam fasilitas jalan usaha tani,
peningkatan petani melalui pelatihan dan sarasehan secara langsung
kepada para petani untuk memberikan motivasi berikut juga solusi
untuk masalah yang dihadapi.
Beberapa prestasi banyak yang diraih di era Bp.Hasan ini salah
satu diantaranya adalah Desa Sumbersekar dipercaya Pemerintah
Kabupaten Malang dan Perintah Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti
sebuah lomba dan Sumbersekar mampu untuk membuktikan diri
sebagai Juara Pertama pada tahun 2014 Lomba Kesatuan Gerak PKK
dan Kesehatan untuk Tingkat Nasional. Semua ini tak lepas dari bentuk
partisipasi seluruh lapisan masyarakat yang ikut secara langsung guna
mensukseskan iven tersebut. Sehingga seluruh masyarakat merasa ikut
memiliki dalam istilah jawa “Melu Handarbeni” dan ikut “Melu
Hangrungkepi” atau ikut bertanggungjawab, merawat dan menjaga atas
prestasi tersebut.
2.3 KEADAAN DEMOGRAFI
Desa Sumbersekar merupakan salah satu dari 10 desa yang
berada di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Terletak pada posisi
koordinat 7 ° 55‘ 14,7 Lintang Selatan (LS) dan 112 ° 33’ 59,7
Bujur Timur (BJ). Jarak dari Kantor Kecamatan Dau + 2 km, sebelah
barat dari Kantor Kecamatan Dau, dengan ketinggian + 650 m diatas
permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 200 s/d 250 mm
pertahun.
Secara administratif Desa Sumbersekar terdiri dari 4 (empat)
Pedukuhan / Dusun dengan jumlah RT sejumlah 30 dan 6 RW yang
tersebar sebagai berikut :
Dusun Semanding terdiri dari 10 RT - 2 RW.
Dusun Krajan terdiri dari 12 RT - 2 RW.
Dusun Banjartengah terdiri dari 6 RT - 1 RW.
Dusun Precet terdiri dari 2 RT - 1 RW.
a) Batas Desa
batas - batas wilayah desa Sumbersekar meliputi :
Batas sebelah utara : Desa Dadaprejo Kec.Junrejo Kota Batu
Batas sebelah timur : Desa Mulyoagung Kecamatan Dau
Kabupaten Malang Prop. Jawa Timur
Batas sebelah selatan : Desa Gadingkulon Kecamatan Dau
Kabupaten Malang Prop. Jawa Timur
Batas sebelah Barat : Desa Junrejo Kecamatan Junrejo
Kota Batu – Prop. Jawa Timur.
b) Luas Wilayah.
Adapun luasan wilayah desa Sumbersekar + 527.129 Ha, dengan fungsi
dan penggunaannya sebagai berikut :
a. Tanah Persawahan : 95.061.......... Ha
b. Tanah Tegalan : 192.351........ Ha
c. Tanah Pekarangan : 43.306 ......... Ha
d. Tanah Perkebunan : 26.830………. Ha
e. Tanah Makam : 2.3................ Ha
f. Tanah Pemukiman Umum : 102………….. Ha
g. Tanah Perumahan : 15……………. Ha
h. Tanah Pendidikan : 2.10…………. Ha
c) Jumlah Penduduk.
Jumlah penduduk Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten
Malang sejumlah 7.218 orang dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)
2.430.
a. Laki – laki : 3.642…..Orang
b. Perempuan : 3.576…..Orang
2.4 KONDISI SOSIAL
2.4.1 Pendidikan
Data jumlah penduduk desa sumbersekar keseluruhan adalah
± 7.218 orang dan jumlah Kepala Keluarga (KK) ± 2.430. Untuk fasilitas
tempat-tempat pendidikan mulai dari pendidikan usia dini sampai
dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebagai berikut :
a. PAUD : 2 buah.
b. TK /RA : 7 buah.
c. SD : 5 buah.
d. SLTP / sederajat : 1 buah.
e. SLTA / sederajat : 1 buah.
Selanjutnya untuk jumlah penduduk terkait dengan sesuai
dengan usia sekolah sebagai berikut :
a. Usia belum sekolah : 1.046 orang
b. Masa Sekolah Dasar : 856 orang
c. Lulus Sekolah Dasar : 2.164 orang
d. Lulus SLTP/Sederajat : 1.314 orang
e. Lulus SLTA/Sederajat : 1.462 orang
f. Lulus Diploma I / II : 70 orang
g. Lulus Diploma III : 106 orang
h. Lulus Strata I : 571 orang
i. Lulus Strata II : 70 orang
j. Lulus Strara III : 15 orang
2.4.2 Kesehatan
Untuk bidang kesehatan desa sudah adanya fasilitas
(POSKESDES) Pos Kesehatan Desa serta dibantu dengan beberapa
posyandu yang berada di setiap dusun/pedukuhan, adapun Posyandu
dimaksud sejumlah 6 Posyandu yang tersebar .
Taman Posyandu Tunas Harapan di RW.01 Dusun Semanding.
- Posyandu Dahlia VI di RW.06 Dusun Semanding.
- Posyandu Dahlia II di RW.02 Dusun Krajan.
- Posyandu Dahlia IV di RW.03 Dusun Krajan
- Posyandu Dahlia III di RW.04 Dusun Krajan
- Posyandu Dahlia V di RW.05 Dusun Precet
a) Kematian Bayi
- Jumlah Bayi lahir pada tahun ini : 149 orang
- Jumlah Bayi meninggal tahun ini : orang
b) Kematian Ibu Melahirkan
- Jumlah ibu melahirkan tahun ini : 149 orang
- Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : 0 orang
c) Cakupan Imunisasi antara lain :
- Cakupan Imunisasi Polio 3 : 118 orang
- Cakupan Imunisasi DPT 1 : 92 orang
- Cakupan Imunisasi Cacar : 45 orang
c) Gizi Balita
- Jumlah Balita : orang
- Balita gizi buruk : orang
- Balita gizi baik : orang
- Balita gizi kurang : orang
2.4.3 Kesejahteraan Sosial
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan
sosial metiputi proses globalisasi dan industrialisasi serta krisis ekonomi
dan politik yang berkepanjangan. Dampak yang dirasakan diantaranya
semakin berkembang dan meluasnya bobot, jumlah dan kompleksitas
berbagai permasalahan sosial. Keadaan ini bisa dilihat dan diamati dari
data tabel penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di bawah
ini;
Data Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
No Masalah Kesejahteraan Sosial Jumlah Keterangan
1 Anak terlantar - -
2 Anak Nakal - -
3 Anak Balita terlantar - -
4 Anak jalanan - -
5 Lansia Terlantar - -
6 Pengemis - -
7 Gelandangan - -
8 Korban NAPZA - -
9 Pekerja Sek Komersial - -
10 Eks Narapidana - -
11 Penyandang Cacat - -
12 Penyandang Cacat Eks Penyakit Kronis 8 -
13 Keluarga Miskin Sosial 90 KRT
14 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis - -
15 Keluarga Rumahnya Tidak layak huni - KK
16 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 38 -
17 Pemulung - -
18 Janda PKRI 11 -
19 Korban Bencana Alam - -
20 Masyarakat tinggal di daerah bencana - -
21 Komunitas adat terpencil - -
Demikianlah Potensi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang
berada di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
2.5 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN STRUKTUR
KEMASYARAKATAN DESA DAN STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAH DESA.
2.5.1 Lembaga Kemasyarakatan Desa
Bahwa di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang
terdapat lembaga lembaga penunjang yang syah sesuai dengan
peraturan yang berlaku antara lain :
a. Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Badan Permusyawaratan Desa Sumbersekar terdapat 7 (Tujuh)
Orang yang terdiri dari 3 (Tiga) Orang pengurus (Ketua, Sekretaris,
Bendahara) dan 4 (Empat) Orang anggota. BPD adalah bersifat
sebuah TRelasi kerja dari Kepala Desa (Pemerintah Desa) untuk
mengatasi sebuah permasalahan di desa yang sudah diatur dengan
aturan main.
Tabel. Badan Permusyawaratan Desa
NO
N A M A
J A B A T A N
K E T
1
SUKARDI ,S.Pdi
Ketua
2
SUPRANOTO ,S.PD
Sekretaris
3
Ir. SISWOKO
Bendahara
4
HADI PURNOMO
Anggota
5
MARKIMUN
Anggota
6
MOHAMAD SHOKAH
Anggota
7
SUTRISNO
Anggota
b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD).
Dalam tubuh lembaga ini terdapat 16 (Enam belas) orang yang
terdiri dari 5 (lima) Orang pengurus dan 11 (Sebelas) Orang
koordinator sesuai dengan seksi-seksi yang diperlukan dalam tubuh
lembaga tersebut. Para pengurus dan anggota yang masuk dalam
tubuh lembaga ini merupakan warga yang berdomisili di desa
sumbersekar yang mempunyai peran baik masyarakat paling kecil
maupun besar, serta tidak menutup kemungkinan dari para warga
masyarakat yang mempunyai pemikiran kedepan untuk masa depan
desa dan ikut berperan serta dalam membangun desa. Lembaga
LPMD ini bersifat membantu pemerintah desa guna memberdayakan
masyarakat secara menyeluruh. Adapun table lembaga tersebut
sebagai berikut :
Tabel.
Lembaga Pemberdayaan
NO
N A M A
J A B A T A N
1
PURNOMO
Ketua
2
ANDI PUTRANTO
Wakil
3
PRATAMA
Sekretaris. 1
4
JOKO SUROSO
Sekretaris. 2
5
YERIUS VIRGO WIBISONO
Bendahara
6
WIYADI
Sie. Agama
7
RANU PRABOWO Sie.Sosial Kesadaran Masy.
8
IWAN JOKO Sie.Pembangunan dan LH
9
IMAM ISNAINI
Sie.Ekonomi dan Koperasi
10
TIPUK WIDURI
Sie.Kesehatan & KB
11
JUARI
Sie.Pemuda & Olahraga
12
SAFRIDA DIKARINI
Sie.Pendidikan & Penerangan
13
SUMADI
Sie.Keamanan & Ketertiban
14
SUROSO
Sie.Keamanan & Ketertiban
15
KRISIANAH
Sie. Seni & Budaya
16
NOVI SULISTYO RINI
Sie.Pemberdayaan Perempuan
c. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Lebaga tersebut diatas adalah lembaga yang mana anggotanya lebih
menekankan pada ibu ibu, khususnya ibu kepala desa dan ibu
perangkat, serta mengharuskan para ibu ketua RT (Rukun Tetangga)
serta ibu ketua RW (Rukun Warga). Berikut juga para Kader
Dasawisma di tiap tiap lingkungan RT dan Kelompok Kerja (Pokja).
d. Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas).
Lembaga tersebut adalah sebuah lembaga desa yang mempunyai
tugas sebagai satuan pengaman desa, serta di lingkungan masing
masing. Anggota lembaga tersebut mendapatkan pembinaan langung
dari pemerintah desa yang dalam hal ini adalah salah satu
perangkat yang membidangi. Serta memfasilitasi untuk menambah
wawasan para anggota dengan menghadirkan peran dari Bintara
Pembina Desa (Babinsa) dari Koramil serta Bintara Pembinaan
Keamanan dan Ketertipan Masyarakat (BABINKAMTIBMAS) dari
Kepolisian Sektor.
e. Karang Taruna.
Karang Taruna adalah sebuah wadah para pemuda yang bertujuan
untuk mengembangkan semangat dan belajar berorganisasi,
berkarya dan berusaha mandiri untuk dirinya sendiri maupun
berkelompok, Wadah ini juga sangat bermanfaat untuk mencegah
pengaruh negative yaitu Narkoba dan Zat adiktif lainnya. Sehingga
pemuda bangsa dapat terselamatkan dari pengaruh obat obat
teralarang tersebut.
f. Rukun Tetangga / Warga (RT / RW).
Bahwa Lembaga yang satu ini merupakan ujung tombak dari sebuah
perjalanan pemerintahan di desa. Karena seorang Ketua RT/RW
berikut dengan segenap pengurusnya harus mampu mengkoordinir
warganya bilamana ada sebuah kegiatan yang bersangkut paut
dengan desa, serta kegiatan lingkungan masing-masing.
NO
NAMA DUSUN
RW
RT
1 Dusun Semanding RW.001 5 - RT
RW.006 5 - RT
2 Dusun Krajan RW.002 5 - RT
RW.003 7 - RT
3 Dusun Banjartengah RW.004 5 - RT
4 Dusun Precet RW.005 2 - RT
4 Dusun 6 Rw 30 RT
KEPALA DESA
2.5.2 Struktur Pemerintahan Desa
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun
2015 tentang STOK / Struktur Organisasi Tata Pemerintah Desa berikut
serta Peraturan Bupati Malang Nomor 078 Tahun 2017 dengan tabel
dan struktur sebagimana terlampir pada lembar berikutnya.
Tabel.
Struktur Tata Pemerintah Desa
`
SEKRETARIS DESA
Kasun Semanding
Kaur Umum
Tata Usaha
Kaur Perencanaan
Kaur
Keuangan
Kasie
Pemerintahan
Kasie
Kesejahteraan Sosial
Kasie
Pelayanan Umum
Kasun Krajan
Kasun Banjartengah
Kasun
Precet
BAB III
PROSES PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
( RPJMDes 2018 – 2023 )
Bahwa proses penyusunan guna pembuatan dari Rencana
Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Desa Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau Kabupaten Malang Tahun 2018 – 20123 melalui beberapa
tahapan tahapan. Adapun langkah langkah persiapan yang diambil adalah
sebagai berikut :
1. Rapat musyawarah bersama perangkat beserta lembaga Badan
Permusyawaratan Desa guna persiapan awal guna rencana penyusunan
RPJMDes dengan hasil membentuk Tim Penyusun RPJMDes yang
disyahkan atau diperkuat dengan diluncurkannya Surat Keputusan
Kepala Desa tentang Tim Penyusun RPJMDes Sumbersekar 2018 - 2023
2. Tim Penyusun dengan bekerja guna membuat rancangan awal untuk
ditindak lanjuti dengan pemetaan masalah dan kebutuhan pembangunan
di setiap pedukuhan / dusun.
3. Tim Penyusun bersama lembaga terkait yaitu Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) bergerak untuk turun kebawah bottom up - top down, yaitu
penyelarasan melalui musyawarah yang dilaksanakan mulai dari tingkat
rukun tetangga ( RT/RW ) lanjut ke musyawarah Dusun, Musyawarah
Desa sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran
rencana pembangunan daerah dan rencana pembangunan nasional.
4. Dilanjutkan dengan pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan
Desa atau disebut dengan MusrenbangDes.
5. Perumusan Rancangan Akhir dari RPJMDes dan dikonsultasikan kepada
Camat selaku Pembina Tata Pemerintahan Desa.
6. Penetapan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
dengan dikeluarkannya Peraturan Desa.
BAB IV
VISI, MISI
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN
KEUANGAN DESA, PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
4.1 VISI
Bab ini akan menjabarkan visi dan misi pembangunan di
Desa Sumbersekar Kecamatan Dau selama 6 (Enam) tahun mendatang
(2018-2023). Hal ini sejalan dengan amanat Undang Undang Desa Nomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, Peraturan Bupati
Malang Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa yang menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah atau RPJMD merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program kepala desa yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan desa dan keuangan desa, serta program
desa dan lintas lembaga desa yang disertai dengan kerangka pendanaan
indikatif untuk jangka waktu 6 (enam) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJMD dan RPJMN. Undang - Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa merupakan wahana yang memberikan penegasan
bahwa desa saat ini memiliki kewenangan lebih untuk mengatur desanya
dan memberikan hak asal usul desa, tanpa meninggalkan sinergitas
dengan program-program pembangunan baik dari pemerintah daerah
kabupaten, provinsi maupun pusat.
Di samping mengacu pada regulasi di atas, sistematika pembahasan
visi dan misi dalam bab ini juga merujuk pada Peraturan Daerah
Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Dan
Peraturan Bupati Malang Nomor 4 Tahun 2016 Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Dan
Rencana Kerja Pemerintah Desa. Dalam tujuannya, visi juga dapat
mengarahkan dan mendorong semua stakeholder (pemerintah dan non
pemerintah) untuk berkontribusi dalam pencapainnya. Visi dan misi juga
bersifat menjadi inspirasi, arah, dan posisi (setting) dari Desa
Sumbersaekar Kecamatn Dau Kabupaten Malang di masa depan.
Selanjutnya bahwa RPJMDes merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Desa yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang,
serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Timur dan (RPJMN) Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional. RPJMDes ini tidak hanya berasal dari visi,
misi dan program Kepala Desa saja, namun juga telah dilakukan
beberapa proses penyesuaian dari semua acuan yang dimaksud.
Visi dan misi dalam RPJMDes Desa Sumbersekar Tahun 2018 - 2023
merupakan visi dan misi yang sebelumnya telah menjadi salah satu
materi bagian dari kampanye oleh pemenang pada saat Pemilihan Kepala
Desa (Pilkades) Desa Sumbersekar Tahun 2017 lalu. Hal ini ditegaskan
sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 Pasal 28 yang menyebutkan bahwa setiap Calon Kepala Desa wajib
untuk menyertakan visi misi melalui kegiatan kampanye pada saat
mencalonkan diri menjadi kepala desa. Maka dari itu mengacu pada hasil
Pilkades Tahun 2017, RPJMDes Desa Sumbersekar Kecamatan Dau
Kabupaten Malang 2018-2023 merupakan hasil perumusan dari
pemenang Pemilihan Kepala Desa Sumbersekar Kecamatan Dau
Kabupaten Malang yang ditetapkan pada tahun 2017 yakni Hasan Asyari.
Visi Pembangunan Desa Sumbersekar bersinergi dengan arah
pembangunan Kabupaten Malang sebagaimana tertuang dalam RPJPD
2005-2025, yang tetap memperhatikan kondisi masyarakat desa se
Kabupaten Malang saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi
di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta
Pemerintah Desa. Visi Desa Sumbersekar juga mempunyai semangat
untuk menjalankan komitmen pembangunan nasional sebagaimana yang
telah diamanatkan dalam nawa cita oleh Presiden Republik Indonesia Bp.
Joko Widodo dalam salah satu komitmen tersebut adalah sektor
pembangunan desa. Desa Sumbersekar pada enam tahun kedepan akan
memperhatikan pembangunan desa sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016
tentang Desa. Hal ini menjadi penting dikarenakan kondisi geografis Desa
Sumbersekar yang luas membuat akses pelayanan dan informasi
berpotensi untuk tidak terdistribusikan secara cepat dan merata.
Pembangunan desa setidaknya juga merupakan langkah kongkrit untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa secara umum. Untuk
mengupayakan hal itu, Pemerintah Desa Sumbersekar menjadikan
masyarakat desa sebagai subyek pembangunan sebagaimana amanat
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Komitmen Pemerintah Desa Sumbersekar terhadap pembangunan
desa, salah satunya diwujudkan melalui penjabaran visi misi, yakni
dalam tujuan dan sasaran. Setidaknya beberapa penjabaran dalam
sasaran diarahkan untuk pembangunan desa, pemberdayaan
kemasyarakatan, serta pembinaan masyarakat pedesaan. Untuk bidang
penyelenggaraan pemerintahan salah satunya adalah peningkatan
kualitas pelayanan publik Pemerintah Desa. Melalui kualitas pelayanan
publik yang baik dan memberi aksesibilitas kepada masyarakat melalui
ketua rukun tetangga, seperti rekomendasi dan pengantar ketua
lingkungan atau ketua rukun tetangga, maka hal ini akan mendorong
tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah. Selain itu,
pemerintah desa juga akan memberikan apresiasi mengenai usulan atau
partisipasi warga desa yang dimasukkan dalam agenda Musyawarah
Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Diharapkan melalui hal
tersebut kebijakan pembangunan tidak lagi hanya dengan sistem top-
down melainkan juga bottom-up.
Selain itu, dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
untuk periode 2018-2023, dicanangkan Visi Pembangunan Desa
Sumbersekar yang berlandaskan pada sebuah nilai nilai filosofis, yakni
“ Sumbersekar ” dengan penjabarannya ialah sebagai berikut :
Sejahtera, Mandiri, Berdaya Saing, Sosial, Ekonomi, Kepariwisataan,
Agamis, serta Reformasi Birokrasi.
Dengan mempertimbangkan landasan - landasan filosofis dan
pedoman arah pembangunan di atas, maka dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2018-2023, dicanangkan
Visi Pembangunan Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang
yaitu : “ SUMBERSEKAR “. Secara terperinci rumusan visi tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :
“Terwujudnya Desa Sumbersekar yang sejahtera dan memiliki
mental bekerja keras, demokratis guna mencapai kemajuan dan
kemandirian, untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia
dalam rangka meningkatkan daya saing desa “. Penggunaan istilah
SUMBERSEKAR merupakan filosofi pembangunan yang bukan hanya
memiliki arti yang baik, melainkan juga memiliki akar historis pada
sebuah wilayah yang khususnya Desa Sumbersekar Kecamatan Dau
Kabupaten Malang. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah disinggung
pada paragraf sebelumnya bukanlah sebuah akronim, melainkan memiliki
kesatuan maknawi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
4.2 MISI
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun
misi pembangunan Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten
Malang untuk 6 (enam) tahun kedepan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Percepatan Pembangunan di bidang Pendidikan,
Kesehatan, dan Ekonomi guna meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.
2. Mengembangkan Ekonomi Masyarakat berbasis Pertanian, Pariwisata
dan Industri Kreatif.
3. Memantapkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan yang Berbasis nilai Keagamaan yang Toleran, Budaya
Lokal dan Supremasi Hukum.
4. Meningkatkan ketersediaan Infrastuktur dan Prasarana Lingkungan
yang menunjang Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat dan
Kepariwisataan.
5. Meningkatkan partisipasi, Kesadaran serta Perilaku masyarakat di
bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup.
6. Melakukan Percepatan Pembangunan Desa melalui Penguatan
Kelembagaan, Pemberdayaan Perempuan dan Pemuda Peningkatan
Kualitas SDM, dan pengembangan Produk Unggulan Desa.
7. Melakukan percepatan Pembangunan di bidang Pendidikan,
Kesehatan dan Ekonomi.guna meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia ,dengan Tujuan Meningkatkan Daya Saing Desa.
8. Mengembangkan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pertanian, Pariwisata
dan Indrustri Kreatif, dengan Tujuan meningkatkan Perekonomian
Masyarakat.
9. Mengembangkan Ekonomi masyarakat dengan mengedepankan Seni
Budaya dan Industri Kreatif, dengan tujuan meningkatkan
Kepariwisataan Desa.
10. meningkatkan Kehidupan Sosial Beragama yang berbasis Nilai
Keagamaan yang Toleran, Berbudaya Lokal dan Supremasi Hukum,
dengan Tujuan meningkatkan Kehidupan Sosial dan Keagamaan.
11. Melakukan Percepatan Pembangunan Desa.melalui Penguatan
Kelembagaan, Peningkatan Indeks Sumberdaya Manusia dengan
Tujuan melakukan Reformasi Birokrasi.
Secara substantif, 7 (tujuh) misi pembangunan Desa Sumbersekar
Tahun 2018-2023 dapat dikelompokkan dalam dua dimensi pokok, yaitu
konsep dan arah pembangunan yang bersifat ekonomis dan materiil, dan
juga arah pembangunan yang bersifat non-ekonomis dan non-materiil.
Kedua dimensi ini harus dapat dijalankan secara seimbang untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan pedesaan yang utuh
dan berkelanjutan.
Mengacu pada pernyataan Visi Misi Desa Sumbersekar Kecamatan
Dau Kabuptaen Malang, maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai
dalam 6(enam) tahun kedepan adalah :
a. Misi Ke-1 : Melakukan Percepatan Pembangunan di bidang
Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi guna meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat serta meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia, dengan maksud dan tujuannya ialah untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia yang menyeluruh baik dari segi
pendidikan, kesehatan, ekonomi warga guna meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
b. Misi Ke-2 : Mengembangkan Ekonomi Masyarakat berbasis
Pertanian, Pariwisata dan Industri Kreatif maksud dan tujuannya
ialah suatu usaha untuk meningkatkan ekonomi bagi masyarakat
petani maupun warga yang bekerja / memiliki usaha dibidang
pertanian untuk berdaya guna, sehingga dapat mengembangkan usaha
tersebut menjadi sebuah wisata dan mendorong ekonomi hasil usaha
warga yang berasal dari sebuah kreatifitas dan inovasi warga.
c. Misi Ke-3 : Memantapkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
dalam Pembangunan yang Berbasis nilai Keagamaan yang
Toleran, Budaya Lokal dan Supremasi Hukum, maksud dan
tujuannya ialah memberikan sebuah penguatan guna peningkatan
tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa dengan berbagai lini, yang tetap
berpedoman atas saling toleransi, baik toleransi agama, toleransi
budaya local maupun supremasi hukum.
d. Misi Ke-4 : Meningkatkan ketersediaan Infrastuktur dan
Prasarana Lingkungan yang menunjang Aktivitas Sosial Ekonomi
Masyarakat dan Kepariwisataan, dengan maksud dan tujuannya
ialah meningkatkan ketersediaan infrastruktur sarana prasarana
lingkungan yang dapat mendukung dan menunjang sebuah aktifitas
social ekonomi masyarakat desa serta dunia wisata.
e. Misi Ke-5 : Meningkatkan partisipasi, Kesadaran serta Perilaku
masyarakat di bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup,
dengan maksud dan tujuannya ialah mendorong kesadaran
masyarakat untuk berpartisipasi dalam bidang pembangunan maupun
bidang lingkungan hidup.
f. Misi Ke-6 : Melakukan Percepatan Pembangunan Desa melalui
Penguatan Kelembagaan, Pemberdayaan Perempuan dan Pemuda
Peningkatan Kualitas SDM, dan pengembangan Produk Unggulan
Desa, dengan maksud dan tujuannya ialah melaksanakan sebuah
langkah langkah percepatan pembangunan melalui penguatan
penguatan dari segi kelembagaan, Pemberdayaan Perempuan dan
Kepemudaan, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, serta
mengembangkan hasil hasil produk unggulan dari masyarakat
setempat.
g. Misi Ke-7 : Melakukan percepatan Pembangunan di bidang
Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi.guna meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia ,dengan Tujuan Meningkatkan Daya
Saing Desa, dengan maksud dan tujuan ialah melaksanakan sebuah
langkah langkah percepatan pembangunan melalui bidang pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
guna meningkatkan Daya Saing Desa.
h. Misi Ke-8 : Mengembangkan Ekonomi Masyarakat Berbasis
Pertanian, Pariwisata dan Indrustri Kreatif, dengan Tujuan
meningkatkan Perekonomian Masyarakat, dengan maksud dan
tujuan ialah mengembangkan usaha - usaha ekonomi masyarakat
yang berbasis pertanian, pariwisata, dan kelompok kelompok usaha
guna meningkatkan ekonomi masyarakat.
i. Misi Ke-9 : Mengembangkan Ekonomi masyarakat dengan
mengedepankan Seni Budaya dan Industri Kreatif, dengan tujuan
meningkatkan Kepariwisataan Desa, dengan maksud dan tujuan
ialah turut mengembangkan ekonomi warga masyarakat dengan lebih
mengedepankan pada budaya maupun kesenian yang ada di
masyarakat serta kelompok kelompok usaha kreatif yang bermuara
pada peningkatan kepariwisataan desa.
j. Misi Ke-10 : Meningkatkan Kehidupan Sosial Beragama yang
berbasis Nilai Keagamaan yang Toleran, Berbudaya Lokal dan
Supremasi Hukum, dengan Tujuan meningkatkan Kehidupan
Sosial dan Keagamaan, dengan maksud dan tujuan ialah
meningkatkan kehidupan sosial beragaman yang berbasis pada nilai
keagamaan dan toleransi, dan berbudaya dan supremasi hukum
dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan social keagamaan.
k. Misi Ke-11 : Melakukan Percepatan Pembangunan Desa. melalui
Penguatan Kelembagaan, Peningkatan Indeks Sumberdaya
Manusia dengan Tujuan melakukan Reformasi Birokrasi
dengan maksud dan tujuan ialah melakukan percepatan
pembangunan desa melalui beberapa penguatan penguatan melalui
kelembagaan serta meningkatan kuantitas sumberdaya manusia
untuk Reformasi Birokrasi.
4.3 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan di Desa Sumbersekar untuk 6 (enam) tahun ke depan
dititik beratkan dari prioritas kebutuhan masyarakat yang telah
dilakukan mulai dari penggalian gagasan, saran, dan usulan, sehingga
sampai pada penyusunan urutan prioritas pembangunan yang didapat
dalam hasil Musyawarah Desa.Proses perencanaan pembangunan
dilaksanakan secara bersama sama oleh Tim Penyusun turun kebawah
guna menjaring aspirasi warga masyarakat tingkat dusun dalam sebuah
Musyawarah Dusun.
Selanjutnya hasil semua usulan dari setiap dusun akan dibawa pada
rapat yang terwadahi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa, untuk disepakati secara bersama yang menghasilkan prioritas
usulan pembangunan serta disyahkan bersama lembaga Badan
Permusyawaratan Desa. Selanjutnya menjadi sebuah dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa Pemerintah Desa Sumbersekar
Tahun 2018-2023.
Terkait dengan kebijakan pembangunan desa selama 6 tahun akan
dititikberatkan pada pembangunan sarana prasarana peningkatan
ekonomi pertanian, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan
dan kepemudaan serta peningkatan indeks pembangunan manusia
sehingga dapat meningkatkan kepariwisataan dan daya saing desa.
Seuanya akan terangkum pada dokumen rencana pembangunan jangka
menengah desa RPJMDes tahun 2018-2023 yang dilaksanakan setiap
tahunnya dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah.
4.4 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA
4.4.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Desa
Bahwa untuk semua pendapatan desa yang masuk ke desa akan
dimasukan seluruhnya dalam rekening desa. Adapun pendapatan desa
dapat bersumber dari :
a) Pendapatan Asli Desa
b) Alokasi Dana Desa dari APBD
c) Dana Desa dari APBN
d) Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
4.4.2 Arah Kebijakan Belanja Desa
Dalam pelaksanaan pembangunan membutuhkan anggaran. Semua
pembelanjaan atas kegiatan desa akan dikelola dan dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Sedangkan pencairan
anggaran belanja tersebut diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku
melalui system aplikasi “Siskeudes” kependekan dari Sistem Keuangan
Desa.
4.4.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Desa
Sehubungan dengan pembiayaan desa, maka pemerintah desa
mengalokasikan untuk pembiayaan kegiatan pemilihan kepala desa yang
dimasukan dalam rekening tersendiri dana cadangan. Apabila kegiatan
tersebut tidak dialokasikan maka yang akan rugi adalah pemerintah desa
berikut juga dengan seluruh warganya. Oleh sebab itu amanah undang
undang desa memberikan kewenangan atas hak asal usul desa untuk
dapat menata dan mengatur rumah tangga desa itu sendiri.
4.5 PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
Adapun program pembangunan serta kegiatan prioritas desa sudah
terpaparkan dalam semua usulan yang digalih dari bawah untuk
menghasilkan sebuah skala prioritas kegiatan dan pembangunan baik
secara tahunan maupun dalam jangka kurun waktu 6 tahun kedepan.
Adapun program secara prioritas adalah :
Sumbersekar, 22 September 2017
KEPALA DESA SUMBERSEKAR
HASAN ASYARI
BAB V
PENUTUP
Bahwa proses penyusunan guna pembuatan dokumen Rencana
Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Desa Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau Kabupaten Malang Tahun 2018 – 2023 melalui beberapa
tahapan tahapan. Adapun langkah langkah persiapan yang diambil adalah
sebagai berikut :
1. Rapat musyawarah bersama perangkat beserta lembaga Badan
Permusyawaratan Desa guna persiapan awal untuk merencanakan
penyusunan RPJMDes, dengan hasil membentuk Tim Penyusun RPJMDes
yang disyahkan dengan diluncurkannya surat keputusan kepala desa
tentang Tim Penyusun RPJMDes Sumbersekar 2018 - 2023
2. Tim Penyusun dengan bekerja guna membuat rancangan awal untuk
ditindak lanjuti dengan pemetaan masalah dan kebutuhan pembangunan
di setiap pedukuhan / dusun.
3. Tim Penyusun bersama lembaga terkait yaitu Badan Permusyawaratan
Desa penyelarasan melalui musyawarah yang dilaksanakan mulai dari
tingkat rukun tetangga ( RT/RW ) lanjut ke musyawarah Dusun,
Musyawarah Desa sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian
sasaran rencana pembangunan daerah dan rencana pembangunan
nasional.
4. Dilanjutkan dengan pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan
Desa atau disebut dengan MusrenbangDes.
5. Perumusan Rancangan Akhir dari RPJMDes dan dikonsultasikan kepada
Camat selaku Pembina Tata Pemerintahan Desa.
6. Penetapan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
dengan dikeluarkannya Peraturan Desa.
BAB IV
RENCANA PROGRAM
KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA
4.1 Prioritas Program Dan Kegiatan Pembangunan Skala Desa Tahun 2020
Prioritas program dan kegiatan pembangunan Desa Sumbersekar yang
tersusun dalam RKP Desa Tahun 2020 sepenuhnya didasarkan pada rumusan
prioritas masalah. Sehingga prioritas program dan kegiatan pembangunan yang
akan dilaksanakan pada tahun 2020 nantinya benar-benar berjalan efektif
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
Prioritas program dan kegiatan pembangunan skala desa merupakan
program pembangunan yang sepenuhnya mampu dilaksanakan oleh desa.
Kemampuan tersebut dapat diukur dari ketersediaan anggaran desa,
kewenangan desa dan secara tekhnis di lapangan desa mempunyai sumber
daya. Rumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan skala desa sesuai
kewenangannya dibagi menjadi dua meliputi:
a) Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Adat Istiadat Pengelolaan Tanah Kas Desa
b) Berdasarkan Lokal Skala Desa
4.1.1.Rencana Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Prioritas kegiatan Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sumbersekar
Tahun 2020 adalah sebagai berikut :
- Kegiatan Operasional Kantor.
- Kegiatan Operasional dan Insentif BPD.
- Kegiatan Operasional dan Insentif bagi Ketua RT Ketua RW
- Penghasilan Tetap dan Tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat.
- Kegiatan Perencanaan Pembangunan Desa.
- Kegiatan Penyelenggaraan Musyawarah Desa.
- Kegiatan Pengelolaan Informasi Desa.
- Penyusunan LPPD dan LKPJ tahunan
- Penyelenggaraan Evaluasi Tingkat Perkembangan Pemerintahan Desa
-
4.1.2.Rencana Pelaksanaan Pembangunan Desa
Adapun Prioritas kegiatan Bidang Pembangunan Desa Tahun 2020 adalah
sebagai berikut :
a) Kegiatan Pembangunan Pavingisasi RT.001 RW.005
b) Kegiatan Pembangunan Pavingisasi RT.001 RW.002
c) Kegiatan Pembangunan Tandon Air
d) Kegiatan Pembangunan Kios Milik Desa
e) Kegiatan Pembangunan Kios Pasar Wisata Desa
f) Kegiatan Pembangunan Rabat Beton Jalan Usaha Tani
g) Kegiatan Pembangunan Renovasi Posyandu RW.02
h) Kegiatan Pembangunan TPT Jalan RT.003 RW.001
4.1.3.Rencana Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Adapun Prioritas kegiatan Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa Tahun
2020 adalah Peningkatan kemasyarakatan desa, dengan indikasi kegiatan :
1. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan bagi : PKK, Karang Taruna.
2. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Bagi Satlinmas.
3. Penyelenggaraan Pendidikan Gotong Royong.
4. Pembinaan Kerukunan Umat Beragama.
5. Pengadaan Sarana dan Prasarana Olah Raga.
6. Pembinaan Lembaga Adat.
7. Pembinaan Kesenian dan Sosial Budaya Masyarakat.
8. Kegiatan Lainnya.
4.1.4.Rencana Pemberdayaan Masyarakat Desa
Adalah Prioritas kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2020
adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pemberdayaan Bidang Peternakan dengan indikasi Kegiatan
Normalisasi Saluran irigasi .
2. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa, dengan indikasi kegiatan :
Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Bagi Kepala Desa, Perangkat Desa,
dan Badan Pemusyawaratan Desa;
3. Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Desa, dengan indikasi kegiatan :
a. Peningkatan Kapasitas dan Fasilitasi Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa;
b. Peningkatan Kapasitas dan Fasilitasi Kelompok Usaha Ekonomi
Produktif;
c. Peningkatan Kapasitas dan Fasilitasi Kelompok Perempuan;
4. Peningkatan Usaha Ekonomi Desa, dengan indikasi kegiatan :
a. Pelatihan Usaha Ekonomi, Pertanian, Perikanan dan Perdagangan;
b. Pelatihan Teknologi Tepat Guna;
c. Mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa
maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya;
5. Peningkatan Usaha Kesehatan Desa, dengan indikasi kegiatan
Penyelenggaraan Program Pencegahan Stunting dan gerakan hidup bersih
dan sehat;
6. Pengembangan Sosial Budaya Desa, dengan indikasi kegiatan :
a. Pengembangan seni budaya lokal;
b. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga
kemasyarakatan dan lembaga adat;
c. Dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan
Desa dan Hutan Kemasyarakatan;
1.1.5 Rencana Kegiatan Penanggulangan Bencana dan Kegiatan Mendesak di
Desa
a. Serangkaian Kegiatan Pencegahan Penyebaran Virus COVID 19
4.2 Prioritas Program dan Kegiatan Skala Kabupaten, Provinsi dan Pusat Tahun
2020
Prioritas program pembangunan skala daerah adalah program dan kegiatan
pembangunan yang merupakan kebutuhan riil masyarakat Desa sumbersekar
kecamatan Dau, tetapi pemerintah desa tidak mampu melaksanakan. Hal ini
disebabkan pertama, kegiatan tersebut secara peraturan perundangan bukan
kewenangan desa. kedua, secara pembiayaan desa tidak mampu membiayai
karena jumlahnya terlalu besar dan yang ketiga, secara sumber daya di desa
tidak tersedia secara mencukupi, baik SDM maupun prasarana pendukung
lainnya.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka prioritas pembangunan tersebut akan
dibawa melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) Kabupaten di Kecamatan oleh delegasi
Desa Sumbersekar Kecamatan Dau yang dipilih secara partisipatif pada forum
Musrenbang Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.