peraturan gubernur sumatera barat nomor 41...
TRANSCRIPT
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARATNOMOR 41 TAHUN 2016TENTANG
TATA CARA PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
SUMATERA BARAT
SOSIALISASI
PADANG, MEI 2018
INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI
RUJUKAN
Peraturan Menteri PendayagunaanAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 37 Tahun 2012tentang
Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan
DEFINISI
Benturan kepentingan adalah suatu kondisidimana pertimbangan pribadi
mempengaruhi dan/atau dapatmenyingkirkan profesionalitas seorang
pejabat dalam mengemban tugas.
Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan Pemerintah Daerah dimaksudkan sebagai acuan bagi pejabat/pegawai dalam mengetahui, mencegah, dan mengatasi benturan kepentingan sehingga mencegah
terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
TUJUANMenyediakan kerangka acuan bagi pejabat/pegawai pada unit kerja/instansi/ SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi benturan kepentingan;
Menciptakan budaya kerja yang dapat mengenali, mencegah, dan
Mengatasi situasi benturan kepentingan secara transparan dan efisientanpa mengurangi kinerja pejabat yang bersangkutan;
Meningkatkan pelayanan publik dan mencegah terjadinya kerugianNegara;
Meningkatkan integritas; dan
Menciptakan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Sasaran yang ingin dicapai dalam penanganan
Benturan Kepentingan yakni tercapainya tingkat
kesalahan nol atau tidak dilanggarnya tingkat
risiko yang dapat ditoleransi atas terjadinya
Benturan Kepentingan yang dihadapi unit kerja di
Lingkungan Pemerintah Daerah
POTENSI PEGAWAI/PEJABAT YANG MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN
Pejabat/Pegawai yang berwenang dalam pengambilan keputusan dan penentuankebijakan
Pejabat/Pegawai yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabatyang berwenang untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pada unit perencanaan tertentu
Pejabat/Pegawai yang mengawasi tugas dan fungsi eksekutif agar sesuaidengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
Pejabat/Pegawai yang bekerja di dalam unit organisasi yang mempunyai tugasmemberikan pelayanan publik
Pejabat/Pegawai yang bertugas menilai, melakukan verifikasi, sertifikasi dan tujuanpengujian lainnya
BENTUK SITUASI BENTURAN KEPENTINGAN YANG SERING TERJADI DAN DIHADAPI OLEH PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH…. (1)
situasi yang menyebabkan
Pejabat/Pegawaimenerima gratifikasiatau pemberian atau
penerimaanhadiah/cinderamata
atau hiburan atassuatu
keputusan/jabatanyang menguntungkan
pihak pemberi
situasi yang menyebabkan
Pejabat/Pegawaimenggunakan
asset jabatan dan menggunakan
informasi rahasiajabatan untukkepentingan
pribadi/golongan
situasi perangkapan jabatan di Lingkungan
Pemerintah Daerah yang memilki
hubungan langsung atau tidak langsung,
sejenis atau tidak sejenis, sehingga
dapat menyebabkan pemanfaatan suatu
jabatan untuk kepentingan jabatan
lainya
situasi yang menyebabkan
Pejabat/Pegawaimemberikan akses
khusus kepadapihak tertentu
tanpa mengikutiprosedur yang
seharusnya
BENTUK SITUASI BENTURAN KEPENTINGAN YANG SERING TERJADI DAN DIHADAPI OLEH PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH…. (2)
situasi yang menyebabkan
Pejabat/Pegawaidalam proses pengawasantidak sesuai
dengan prosedurkarena adanyapengaruh danharapan daripihak yang
diawasi
situasi dimana kewenangan
penilaian suatu objek kualifikasi dimana objek
tersebut merupakan hasil dari penilai dan situasi dimana
keputusan/kebijakan dipengaruhi pihak lain yang membutuhkan
situasi yang memungkinkan untuk
memberikan informasi lebih dari yang ditentukan,
keistimewaan maupunpeluang bagi calon
penyedia barang/jasa untuk
menang dalam proses Pengadaan Barang/Jasa di
Lingkungan Pemerintah Daerah
situasi dimana terdapat hubungan
afiliasi/kekeluargaan
antara Pejabat/Pegawai
dengan pihak lainnya yang
memilki kepentingan atas keputusan
dan/atau tindakan Pejabat/Pegawai
sehubungan dengan jabatannya
situasi yang memungkinkan
Pejabat/Pegawai
menggunakandiskresi yang
menyalahgunakan
wewenang
SUMBER PENYEBAB BENTURAN KEPENTINGAN
Kepentingan pribadi
Perangkapan jabatan
Hubungan afiliasi
Gratifikasi
Kelemahan sistem organisasi.
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Setiap Pejabat/Pegawai melakukan identifikasi potensi Benturan Kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
Dalam hal ditemuinya potensi Benturan Kepentingan dalam melaksanakan tugasnya, Pejabat/Pegawai wajib melaporkan potensi Benturan Kepentingan kepada atasan langsung
Pelaporan dilaksanakan dengan menyampaikan surat pernyataan potensi Benturan Kepentingan kepada atasan langsung
Pejabat/Pegawai yang memilki potensi Benturan Kepentingan dalam melaksanakan tugasnyadilarang untuk meneruskan kegiatan atau melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan situasi Benturan Kepentingan tersebut
Format surat pernyataan potensi Benturan Kepentingan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2016
Pejabat/Pegawai yang tidak melaksanakan ketentuan dan melanggar larangan diberikan sanksi secara administratif sesuai Peraturan Perundang-undangan
Pemberian sanksi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Atasan langsung setelah menerima laporan melakukan telaah awal terhadap potensi Benturan Kepentingan.
Atasan langsung mengambil keputusan kebenaran ada atau tidak adanya BenturanKepentingan dari hasil penelahaan awal atas laporan potensi benturan kepentingan dalamjangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima laporan potensi Benturan Kepentingan.
Dalam hal penilaian atasan langsung dari hasil telaah menyatakan Pejabat/Pegawai memiliki Benturan Kepentingan, maka Pejabat/Pegawai tersebut diputuskan untuk tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait denganpenugasan dan/atau mengambil tindakan lain yang diperlukan terkait dengan penugasan yang terdapat benturankepentingan tersebut.
Dalam hal penilaian atasan langsung dari hasil telaah menyatakan Pejabat/Pegawai tidakmemiliki Benturan Kepentingan, maka Pejabat/Pegawai tersebut diputuskan tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan tersebut.
Sekiranya benturan kepentingan dapat dikendalikan, maka disarankan tindak cegah yang diperlukan, namun sekiranya benturan kepentingan tersebut tidak dapat dikendalikan maka dilaporkan kepada pimpinan.
Pimpinan wajib melaksanakan penilaian risiko dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja terhadap pelaksanaan kegiatan yang dapat dikelola.
Keputusan dilanjutkan atau tidaknya kegiatan yang berpotensi Benturan Kepentingan berdasarkan pertimbangan tingkat risiko yang dapat ditoleransi.
FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
komitmen dan keteladanan pimpinan;
partisipasi dan keterlibatan para Penyelenggara Pemerintah Daerah;
perhatian khusus atas hal tertentu;
beberapa langkah preventif untuk menghindari situasi benturan kepentingan;
penegakan kebijakan penanganan benturan kepentingan; dan
pemantauan dan evaluasi
MONITORING DAN EVALUASI BENTURAN KEPENTINGAN
Setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah melakukan
evaluasi internal secara berkala dalam rangka
pemutakhiran hasil identifikasi potensi benturan kepentingan
dan penanganannya.
Inspektorat melaksanakan pembinaan dan monitoring
kepada seluruh unit kerja untuk mengetahui efektifitas
implementasi pedoman ini.
Untuk pelaksanaan pembinaan dan monitoring dibentuk tim yang ditunjuk oleh inspektur.
Tujuan dilakukan monitoring Benturan Kepentinganuntuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan
memberikan masukan tentang kebutuhan yang diperlukan
mendapatkan gambaran tingkat capaian/perkembanganmetode yang digunakan dalam penanganan Benturan
Kepentingan
tambahan informasi tentang adanya kesulitan danhambatan selama kegiatan
memberikan umpan balik bagi sistem yang dibangun
Waktu dan jadwal monitoring
dilaksanakan pada akhir tahun anggaran
Laporan hasil monitoring atas penanganan benturan kepentingan pada unit kerja
Pemerintah Daerah menyajikan informasi mengenai :
Inspektorat menyusun laporan hasil monitoring penanganan benturan kepentingan dalam bentuk surat.
Laporan disampaikan kepada pimpinan unit kerja sebagai dasar
untuk melakukan perbaikan mekanisme penanganan benturan kepentingan.
• Identifikasi/pemetaan benturan kepentingan dan merumuskanprosedur penanganannya
• Sosialisasi terkait dengan hasil identifikasi benturan kepentingandan prosedur penanganannyakepada pegawai di lingkungannya
• Mengimplementasikan hasilidentifikasi benturan kepentinganbeserta prosedur penanganannya
• Melakukan evaluasi internal ataspenanganan benturan kepentingan
• Menindaklanjuti hasil evaluasiinternal atas penanganan benturankepentingan