peraturan pemerintah republik indonesiaditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/762_draf pnbp 22... ·...

18
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi radio serta mendorong percepatan dan pemerataan layanan telekomunikasi, perlu dilakukan penyesuaian tarif atas Jenis sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) RPP PNBP_Kominfo_Kemkeu_Kumham_Final

Upload: trinhkhanh

Post on 18-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RANCANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi radio serta mendorong percepatan dan pemerataan layanan telekomunikasi, perlu dilakukan penyesuaian tarif atas Jenis sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4974);

5.

RPP PNBP_Kominfo_Kemkeu_Kumham_Final

2

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4974) diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 4 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 4

Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio terdiri dari :

a. BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk Izin Stasiun Radio yang selanjutnya disingkat BHP ISR; dan

b. BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio yang selanjutnya disingkat BHP IPSFR.

2. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 6

BHP IPSFR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b ditetapkan melalui:

a. mekanisme seleksi, penawaran, dan pemilihan dengan memperhatikan kewajaran dan kemampuan daya beli masyarakat; atau

b. mekanisme penghitungan dengan menggunakan formula sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

3. Di antara Pasal 6 dan Pasal 7 disisipkan 5 (lima) Pasal, yakni Pasal 6 A, Pasal 6 B, Pasal 6 C, Pasal 6 D, dan Pasal 6 E yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 6 A

(1) BHP IPSFR yang ditetapkan melalui mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdiri dari:

a. biaya Izin Awal (Up Front Fee); dan

3

b. biaya IPSFR tahunan.

(2) Biaya Izin Awal (Up Front Fee) dan Biaya IPSFR tahunan untuk tahun pertama wajib dilunasi sebelum Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio diterbitkan.

(3) Biaya IPSFR tahunan untuk tahun kedua sampai dengan masa laku Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio berakhir wajib dilunasi setiap tahunnya paling lambat sesuai tanggal dan bulan penerbitan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio.

(4) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika.

Pasal 6 B

(1) BHP IPSFR yang ditetapkan melalui mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b berupa biaya IPSFR tahunan.

(2) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan bagi penggunaan pita frekuensi radio sebagai berikut :

a. pita frekuensi radio 800 MHz untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan penyelenggaran jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas yaitu pada rentang frekuensi radio 824 MHz – 845 MHz berpasangan dengan 869 MHz – 890 MHz;

b. pita frekuensi radio 900 MHz untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler yaitu pada rentang frekuensi radio 890 MHz – 915 MHz berpasangan dengan 935 MHz – 960 MHz; dan

c. pita frekuensi radio 1800 MHz untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler yaitu pada rentang frekuensi radio 1710 MHz – 1785 MHz berpasangan dengan 1805 MHz – 1880 MHz.

(3) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan formula sebagai berikut:

BHP IPSFR (Rupiah) = N x K x I x C x B

(4) Indeks Harga Dasar Pita Frekuensi Radio (I) dalam formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

(5) Jumlah populasi (C) dalam formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan data jumlah populasi nasional tahunan yang ditetapkan oleh instansi yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kegiatan statistik dan dinyatakan dalam satuan kilopopulasi.

(6) Faktor Normalisasi (N), Faktor Penyesuaian (K), dan Lebar Pita (B) dalam formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika.

Pasal 6 C

(1) BHP IPSFR bagi penggunaan pita frekuensi radio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 B mulai berlaku terhitung 60 (enam puluh) hari kerja sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

(2) Perhitungan BHP IPSFR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 B ayat (3) diberlakukan secara bertahap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

(3) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk tahun pertama

4

sampai dengan tahun kelima menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Tahun ke-1 Y1 = X + ((20% x ) – Z)

Tahun ke-2 Y2 = X + (40% x )

Tahun ke-3 Y3 = X + (60% x )

Tahun ke-4 Y4 = X + (80% x )

Tahun ke-5 Y5 = X + (100% x )

(4) Pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima penerapan BHP IPSFR sebagaimana dimaksud pada ayat (2), besaran N dan besaran K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 B ayat (3) merupakan satu kesatuan besaran (N x K) yang ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika.

Pasal 6 D

(5) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b sejak tahun keenam dihitung dengan menggunakan formula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 B ayat (3).

Pasal 6 D

(1) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b wajib dibayar setiap tahunnya dan untuk tahun pertama wajib dilunasi sebelum Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio diterbitkan.

(2) BHP IPSFR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b untuk tahun kedua sampai dengan masa laku Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio berakhir wajib dilunasi setiap tahunnya paling lambat sesuai tanggal dan bulan penerbitan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio.

Pasal 6 E

Berdasarkan formula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 B dan 6 C Menteri Komunikasi dan Informatika menetapkan besaran dan waktu pembayaran untuk setiap penyelenggara jaringan bergerak seluler dan penyelengga jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 B ayat (2).

alam 6

5

4. Ketentuan dalam Lampiran angka romawi I huruf K diubah sehingga berbunyi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

Pasal II

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan : di Jakartapada tanggal :PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONODiundangkan di Jakartapada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR…...

6

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR .... TAHUN 2010

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA

BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

I. UMUM

Dalam rangka mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi radio serta mendorong percepatan dan pemerataan layanan telekomunikasi dari penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan penyelenggaraan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, perlu dilakukan perubahan perhitungan besaran BHP spektrum frekuensi radio berdasarkan Izin Stasiun Radio menjadi perhitungan besaran BHP spektrum frekuensi radio berdasarkan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan penyelenggaraan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka 1

Pasal 4

Cukup jelas

Angka 2

Pasal 6

Cukup jelas

Angka 3

Pasal 6 A

7

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Contoh :

IPSFR diterbitkan pada tanggal 18 Maret 2010, maka biaya IPSFR untuk periode izin tahun berikutnya sampai dengan masa laku IPSFR-nya berakhir, wajib dilunasi paling lambat pada tanggal 18 Maret setiap tahunnya. Pembayaran melewati tanggal 18 Maret setiap tahunnya akan dikenakan denda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 6 B

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan :

N= Faktor normalisasi untuk menjaga kestabilan penerimaan PNBP dari BHP spektrum frekuensi radio, yaitu dengan menggunakan perbandingan dari nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ditetapkan oleh instansi yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kegiatan statistik yaitu Badan Pusat Statistik. Nilai IHK yang digunakan adalah perbandingan antara nilai IHK pada bulan ditetapkannya Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio periode 1 (satu) tahun sebelumnya dengan nilai IHK pada bulan ditetapkannya Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio periode (dua) tahun sebelumnya.

Dalam hal terdapat kebijakan perubahan target penerimaan PNBP, nilai N dapat disesuaikan.

K = Faktor penyesuaian pada tiap pita frekuensi radio yang dihitung dengan mempertimbangkan nilai ekonomi dari pita frekuensi radio dimaksud, yaitu berdasarkan jenis layanan dan manfaat yang diperoleh.

I = Indeks Harga Dasar Pita Frekuensi Radio sesuai dengan karakteristik propagasi frekuensi radio (Rupiah/MHz).

Indeks Harga Dasar Pita Frekuensi Radio ini menunjukkan nilai kelangkaan dari spektrum frekuensi radio, dimana semakin rendah pita frekuensi radio maka nilai Rupiah/MHz nya akan semakin tinggi dibandingkan dengan pita frekuensi radio yang lebih tinggi karena pita frekuensi radio yang lebih rendah memiliki karakteristik propagasi yang lebih baik.

C= Konstanta yang merepresentasikan jumlah total populasi penduduk dalam suatu wilayah layanan sesuai dengan izin pita spektrum frekuensi radio yang dialokasikan. Satuan C adalah kilopopulasi (per-1000 dalam

8

populasi). Data jumlah populasi yang digunakan adalah data jumlah populasi 1 (satu) tahun sebelumnya. Contohnya, untuk perhitungan BHP IPSFR tahun 2010, maka data jumlah populasi yang digunakan adalah data tahun 2009. .

Nilai C akan dilakukan penyesuaian setiap tahunnya berdasarkan data yang dikeluarkan oleh instansi yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kegiatan statistik yaitu Badan Pusat Statistik.Populasi jumlah penduduk merupakan suatu pendekatan yang sesuai untuk mengukur kepadatan potensi komunikasi.

B = Besarnya lebar pita frekuensi radio yang dialokasikan sesuai IPSFR yang ditetapkan, termasuk memperhitungkan lebar pita yang tidak dapat digunakan oleh pengguna lain (guardband). Satuan B adalah MHz.

Contoh perhitungan BHP IPSFR menggunakan formula N x K x I x C x B :

Misalnya perhitungan BHP IPSFR untuk pita frekuensi radio 800 MHz, yaitu sebagai berikut :

Asumsi :

- nilai N = 8,3

- nilai K = 1,7

- B = 1 MHz

- I = Rp. 6285/MHz (indeks harga dasar pita frekuensi radio untuk pita frekuensi radio 800 MHz)

- C = 240.300 kilopops

Maka :

BHP IPSFR (pita frekuensi radio 800MHz) = N x K x I x B x C

= 8,3 x 1,7 x 6285 x 1 x 240.300

= Rp. 21,39 Milyar per MHz

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 6 C

Ayat (1)

Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan, penggunaan pita frekuensi 800 MHz, 900 MHz dan 1800 MHz untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan penyelenggaran jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas tetap dikenakan kewajiban BHP ISR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setelah lewat batas waktu 60 (enam puluh) hari kerja sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah ini, penggunaan pita frekuensi 800 MHz, 900 MHz dan 1800 MHz untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan penyelenggaran jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dikenakan kewajiban pembayaran BHP IPSFR.

Ayat (2)

9

Hasil perhitungan formula BHP IPSFR (N x K x I x C x B) menghasilkan besaran BHP IPSFR untuk masing-masing penyelenggara. Untuk menjaga keseimbangan industri, maka penerapan perubahan BHP ISR menjadi BHP IPSFR diberlakukan secara bertahap kepada penyelenggara jaringan bergerak seluler dan penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas pada pita frekuensi radio 800 MHz, 900 MHz dan 1800 MHz untuk menyesuaikan pembayaran BHP spektrum frekuensi radionya yang semula dengan besaran sesuai perhitungan BHP ISR menjadi besaran sesuai perhitungan formula BHP IPSFR. Pemberlakuan pengenaan BHP IPSFR sesuai perhitungan formula diberlakukan sejak tahun keenam sampai dengan masa laku IPSFR-nya berakhir.

Ayat (3)

Pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima pemberlakuan BHP IPSFR, masing-masing nilai N dan nilai K untuk perhitungan BHP IPSFR dihitung sebagai satu kesatuan, yaitu nilai (N x K). Nilai (N x K) dihitung dengan menggunakan referensi BHP IPSFR atas penambahan blok pita frekuensi radio untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler 3G di pita frekuensi radio 2,1 GHz pada periode tahun 2009-2010 yaitu sebesar Rp 160.000.000.000,- (seratus enam puluh milyar), yang telah mendapatkan pertimbangan dari Menteri Keuangan. Sehingga khusus untuk Nilai (N x K) yang ditetapkan dalam periode tahun 2009-2010 yaitu pada tahun pertama pemberlakuan BHP IPSFR, tidak memerlukan penyesuaian nilai IHK.

Nilai (N x K) pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima pemberlakuan BHP IPSFR akan dilakukan penyesuaian dengan menggunakan nilai IHK tiap tahunnya demi menjaga kestabilan nilai (N x K) dari tahun ke tahun, serta apabila diperlukan dapat juga disesuaikan jika terdapat kebijakan perubahan target penerimaan PNBP.

Pada tahun ke enam, nilai N dan nilai K akan ditetapkan besarannya secara terpisah dan untuk selanjutnya BHP IPSFR dihitung dengan menggunakan besaran N dan K tersebut. Nilai N tersebut sampai dengan masa laku IPSFR berakhir tiap tahunnya akan dilakukan penyesuaian dengan menggunakan prosentase nilai IHK, dan apabila diperlukan dapat juga disesuaikan jika terdapat kebijakan perubahan target penerimaan PNBP.

Contoh perhitungan penyesuaian nilai (N x K) dari prosentase nilai IHK saja, tanpa memperhitungkan adanya penyesuaian akibat adanya kebijakan perubahan target penerimaan PNBP, adalah sebagai berikut:

Nilai (N x K) pada tahun pertama pemberlakuan BHP IPSFR (misal tahun 2010) untuk penggunaan pita frekuensi 800 MHz ditetapkan 13,02, maka pada tahun kedua (tahun 2011) nilai (N x K) dilakukan penyesuaian menggunakan perbandingan IHK pada tahun 2010 terhadap IHK pada tahun 2009. Misalkan didapat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa nilai IHK bulan Pebruari 2009 adalah 114,02 dan bulan Pebruari 2010 adalah 118,36, sehingga perbandingan nilai IHK untuk penyesuaian nilai (N x K) tahun kedua menjadi sebagai berikut:

nilai perbandingan IHK = 118,36/114,02 = 1,038

Dari nilai perbandingan IHK tersebut diatas, maka penyesuaian Nilai (N x K) untuk perhitungan BHP IPSFR tahun kedua (2011) menjadi sebagai berikut:

10

Ayat (4)

Untuk menjamin keseimbangan industri, pada tahun pertama hingga tahun kelima pemberlakuan BHP IPSFR, penentuan besaran BHP IPSFR memperhitungkan kewajiban BHP ISR untuk masing-masing penyelenggara jaringan bergerak seluler dan penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.

Kewajiban BHP ISR periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2009 dari masing-masing penyelenggara jaringan bergerak seluler dan penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas tersebut, digunakan sebagai besaran awal pengenaan BHP IPSFR untuk masing-masing penyelenggara dimaksud yang secara bertahap menuju besaran BHP IPSFR sesuai perhitungan formula.

BHP IPSFR untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Tahun ke-1 Y1 = X + ((20% x ) – Z)

Tahun ke-2 Y2 = X + (40% x )

Tahun ke-3 Y3 = X + (60% x )

Tahun ke-4 Y4 = X + (80% x )

Tahun ke-5 Y5 = X + (100% x )

Yang dimaksud dengan :

Yn = besaran BHP IPSFR yang harus dibayarkan pada tahun ke-n

X = BHP ISR masing-masing penyelenggara jaringan bergerak seluler dan penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas yang tertagih pada periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009

= [(N x K) x I x C x B] – X

Nilai (N x K) pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima pemberlakuan BHP IPSFR akan dilakukan penyesuaian dengan menggunakan nilai IHK tiap tahunnya demi menjaga kestabilan nilai (N x K) dari tahun ke tahun, serta apabila diperlukan dapat juga disesuaikan jika terdapat kebijakan perubahan target penerimaan PNBP.

Di samping itu, Nilai C akan dilakukan penyesuaian setiap tahunnya berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik.

Z = besaran BHP ISR yang telah dibayarkan untuk sisa jangka waktu ISR yang jatuh dalam periode tahun pertama penerapan BHP IPSFR.

11

Kelebihan pembayaran BHP ISR yang dihitung berdasarkan selisih antara besaran BHP ISR yang dibayar untuk 365 hari sejak penerbitan/perpanjangan ISR dengan besaran BHP ISR yang dibayar untuk jumlah hari dari tanggal penerbitan/perpanjangan ISR hingga tanggal pemberlakuan BHP Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio tahun pertama.

Contoh perhitungan besaran BHP IPSFR pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima :

- Misal ketentuan pemberlakuan BHP IPSFR ditetapkan pada 29 Nopember 2010.

- PT. Abc memiliki kewajiban besaran BHP ISR pada periode 1 Januari 2009 s.d 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp. 150.000.000,-

- PT. Abc nilai BHP IPSFR hasil perhitungan sesuai dengan formula (NxKxIxBxC) adalah sebesar Rp. 250.000.000,- (asumsi: nilai ini belum dilakukan penyesuaian terhadap (N x K) dan C sejak tahun kedua).

- PT. Abc memiliki ISR yang masa lakunya berakhir pada bulan 15 Februari 2011, 15 Maret 2011 dan 15 Agustus 2011.

Maka untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima kewajiban BHP IPSFR nya menjadi :

Nilai X = Rp. 150.000.000,-

Nilai BHP IPSFR sesuai formula = Rp. 250.000.000,-

Maka = Rp 250.000.000 – Rp 150.000.000 = Rp 100.000.000,-

Selisih Rp 100 juta itulah yang akan didistribusikan prosentasenya selama masa 5 tahun.

Kelebihan pembayaran BHP ISR PT. Abc pada tahun pertama, yaitu telah membayar lebih BHP ISR :a. untuk masa 29 Nopember 2010 sampai dengan 15 Februari 2011b. untuk masa 29 Nopember 2010 sampai dengan 15 Maret 2011 danc. untuk masa 29 Nopember 2010 sampai dengan 15 Agustus 2011.

Diasumsikan total (a+b+c) kelebihan pembayaran BHP ISR sebagaimana di atas adalah Rp 50.000.000,- maka ini merupakan nilai dari Z.

Maka kewajiban besaran BHP IPSFR yang harus dilunasi oleh PT. Abc pada tahun pertama sampai dengan tahun keempat adalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5

12

(29 Nopember 2010 s/d 28

Nopember 2011) juta rp

(29 Nopember 2011 s/d 28

Nopember 2012)Juta rp

(29 Nopember 2012 s/d 28

Nopember 2013)Juta rp

(29 Nopember 2013 s/d 28

Nopember 2014)Juta rp

(29 Nopember 2014 s/d 28

Nopember 2015)Juta rp

Y1 = 150 + (20% x 100) – 50

Y1 = 120

Y2 = 150 + (40% x 100)

Y2 = 190

Y3 = 150 + (60% x 100)

Y3 = 210

Y4 = 150 + (80% x 100)

Y4 = 230

Y5 = 250

Besaran (pada contoh di atas bernilai 100), masih harus dilakukan penyesuaian nilai (N x K), penyesuaian nilai C, dan apabila diperlukan penyesuaian nilai (N x K) jika terjadi perubahan target PNBP.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 6 D

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Contoh : IPSFR diterbitkan pada tanggal 18 Maret 2010, maka biaya IPSFR tahunan untuk periode izin tahun berikutnya (2011, 2012, dst) sampai dengan masa IPSFR-nya berakhir, wajib dilunasi paling lambat pada tanggal 18 Maret setiap tahunnya. Pembayaran melewati tanggal 18 Maret setiap tahunnya akan dikenakan denda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6 E

Cukup jelas

Pasal II

Cukup jelas

13

14

LAMPIRAN :PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR …. TAHUN 2010TANGGAL ……..

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR…

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF

I. PENERIMAAN DARI PENYELENGGARAAN POS DAN TELEKOMUNIKASI

K. Biaya Izin Penggunaan Pita Spektrum Frekuensi Radio yang melalui :

1. mekanisme seleksi, penawaran dan pemilihan dengan memperhatikan kewajaran dan kemampuan daya beli masyarakat yang terdiri dari:

a. Biaya izin awal (up front fee)

b. Biaya IPSFR tahunan

2. mekanisme penghitungan berdasarkan formula dengan menggunakan segmentasi pita frekuensi radio:

per izin

per tahun

per tahun dengan satuan pita frekuensi

radio:

Harga hasil Seleksi

Harga hasil Seleksi

Harga hasil perhitungan sesuai formula, dengan harga dasar pita frekuensi radio (I):

1) 0,009 - 0,03 MHz Per MHz Rp. 17.571,002) 0,03 - 0,3 MHz Per MHz Rp. 15.047,003) 0,3 - 3 MHz Per MHz Rp. 12.524,004) 3 - 30 MHz Per MHz Rp. 10.000,005) 30 - 88 MHz Per MHz Rp. 8.821,006) 88 - 108 MHz Per MHz Rp. 8.596,007) 108 - 300 MHz Per MHz Rp. 7.476,008) 300 - 410 MHz Per MHz Rp. 7.134,009) 410 - 825 MHz Per MHz Rp. 6.368,0010) 825 - 890 MHz Per MHz Rp. 6.285,0011) 890 - 960 MHz Per MHz Rp. 6.202,0012) 960 - 1710 MHz Per MHz Rp. 5.569,0013) 1710 - 1880 MHz Per MHz Rp. 5.465,0014) 1880 - 1920 MHz Per MHz Rp. 5.442,0015) 1920 - 2170 MHz Per MHz Rp. 5.308,0016) 2170 - 2690 MHz Per MHz Rp. 5.072,0017) 2690 - 3400 MHz Per MHz Rp. 4.816,0018) 3400 - 4500 MHz Per MHz Rp. 4.508,00

19) 4500 - 5000 MHz Per MHz Rp. 4.393,0020) 5000 - 8500 MHz Per MHz Rp. 3.811,0021) 8500 - 11700 MHz Per MHz Rp. 3.461,0022) 11700 - 12750 MHz Per MHz Rp. 3.367,0023) 12750 - 15400 MHz Per MHz Rp. 3.160,0024) 15400 - 22000 MHz Per MHz Rp. 2.769,0025) 22000 - 31300 MHz Per MHz Rp. 2.383,0026) 31300 - 52600 MHz Per MHz Rp. 1.814,00

15