perawatan maloklusi kelas ii keletal

14
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS II KELETAL DENGAN KOMBINASI AKTIVATOR – HEADGEAR ABSTRAK Maloklusi Skeletal adalah penyimpangan hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap kranium. Etiologi Maloklusi kelas II Skeletal ada 3 kemungkinan yaitu pertama : hubungan maksila dengan kranium normal, pertumbuhan mandibula ke anterior mengalami hambatan (retrognati), ke dua : hubungan maksila dengan kranium tidak normal(prognati), hubungan mandibula dengan kranium normal, ketiga: kombinasi yaitu pertumbuhan maksila ke anterior berlebih (prognati), pertumbuhan mandibula ke anterior kurang (retrognati). Perawatan maloklusi kelas II skeletal tergantung pada usia. Perawatan maloklusi kelas II skeletal pada usia muda merupakan perawatan ortopedik yaitu perawatan dengan cara memodifikasi pertumbuhan, perawatannya juga berbeda-beda tergantung faktor etiologinya.Perawatan pada pasien dengan maloklusi kelas II skeletal masa pertumbuhan yang disebabkan oleh prognati maksila dan retrognati mandibula, maka diperlukan alat ortopedik yang bisa menghambat pertumbuhan maksila ke anterior dan merangsang pertumbuhan mandibula ke anterior yaitu dengan alat ortopedik kombinasi Aktivator-Headgear.

Upload: dimas-raditya

Post on 08-Aug-2015

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

PERAWATAN MALOKLUSI KELAS II KELETAL

DENGAN

KOMBINASI AKTIVATOR – HEADGEAR

ABSTRAK

Maloklusi Skeletal adalah penyimpangan hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap

kranium. Etiologi Maloklusi kelas II Skeletal ada 3 kemungkinan yaitu pertama : hubungan

maksila dengan kranium normal, pertumbuhan mandibula ke anterior mengalami hambatan

(retrognati), ke dua : hubungan maksila dengan kranium tidak normal(prognati), hubungan

mandibula dengan kranium normal, ketiga: kombinasi yaitu pertumbuhan maksila ke anterior

berlebih (prognati), pertumbuhan mandibula ke anterior kurang (retrognati). Perawatan

maloklusi kelas II skeletal tergantung pada usia. Perawatan maloklusi kelas II skeletal pada

usia muda merupakan perawatan ortopedik yaitu perawatan dengan cara memodifikasi

pertumbuhan, perawatannya juga berbeda-beda tergantung faktor etiologinya.Perawatan pada

pasien dengan maloklusi kelas II skeletal masa pertumbuhan yang disebabkan oleh prognati

maksila dan retrognati mandibula, maka diperlukan alat ortopedik yang bisa menghambat

pertumbuhan maksila ke anterior dan merangsang pertumbuhan mandibula ke anterior yaitu

dengan alat ortopedik kombinasi Aktivator-Headgear.

PENDAHULUAN

Maloklusi kelas II skeletal dapat disebabkan karena hubungan maksila terhadap kranium

prognati dan mandibula normal, hubungan maksila terhadap kranium normal dan mandibula

retrognati, serta kombinasi keduanya yaitu hubungan maksila terhadap kranium prognati dan

hubungan mandibula terhadap kranium retrognati (Moyers, 1988).

Karena penyebab maloklusi kelas II skeletal berbeda-beda, maka perawatannya juga berbeda-

beda tergantung faktor penyebabnya. Beberapa macam alat yang sering digunakan pada

kasus maloklusi kelas II skeletal yaitu aktivator, headgear dan kombinasi aktivator-headgear.

Untuk perawatan pada pasien dengan maloklusi kelas II skeletal yang disebabkan oleh

Page 2: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

prognati maksila dan retrognati mandibula, maka diperlukan alat ortopedik yang bisa

menghambat pertumbuhan maksila ke anterior dan merangsang pertumbuhan mandibula ke

anterior. Perawatan ortopedik adalah bertujuan untuk memperbaiki hubungan skeletal dan

fungsional (pola aktivitas sistem otot orofasial) sehingga dapat digunakan untuk merawat

suatu maloklusi akibat ketidakseimbangan skeletal dan fungsional.

Kombinasi Aktivator-Headgear merupakan alat ortopedik yang berguna untuk menghambat

pertumbuhan maksila ke anterior dan merangsang pertumbuhan mandibula ke anterior. Alat

kombinasi Aktivator-Headgear sangat tepat digunakan untuk perawatan maloklusi kelas II

skeletal yang disebabkan prognati maksila dan retrognati mandibula.

Alat kombinasi Aktivator-Headgear ada bermacam-macam yaitu kombinasi dari Teuscher,

kombinasi dari Van Beek, kombinasi dari Lehman dan kombinasi open aktivator-headgear.

Definisi dan Pengertian Maloklusi Skeletal

Maloklusi merupakan kata yang paling sering digunakan untuk anomali di dalam ortodontik

yang hanya memberitahukan bahwa oklusi dalam keadaan tidak benar, tidak membicarakan

tentang oklusi yang sakit atau penyakit dari oklusi (Van der Linden, 1987). Maloklusi adalah

keadaan gigi yang tidak harmonis secara estetik mempengaruhi penampilan seseorang dan

mengganggu keseimbangan fungsi baik fungsi pengunyahan maupun bicara. Maloklusi

umumnya bukan merupakan proses patologis tetapi proses penyimpangan dari

perkembangan normal (Proffit, et.al., 2007).

Maoklusi Skeletal adalah penyimpangan hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap

kranium yang disebabkan oleh disproporsi ukuran, bentuk atau posisi rahang.Istilah untuk

maloklusi skeletal dalam arah sagital ada 2 istilah yaitu pertama ;Prognati=Proposisi=Protrusi

(maksila atau mandibula) yaitu istilah yang menyatakan lebih maju ke anterior dibandingkan

dengan normal dan ke dua : Retrognati=Retroposisi=Retrusi (maksila atau mandibula) yaitu

istilah yang menyatakan lebih mundur ke posterior dibandingkan dengan normal. Istilah

untuk maloklusi skeletal dalam arah transversal yaitu Crossbite dapat ke bukal atau

lingual/palatinal, unilateral atau bilateral. Istilah untuk maloklusi skeletal dalam arah vertikal

yaitu High Angle=Posterior Rotation=Divergen=Clockwise Rotation dan Low

Angle=Anterior Rotation=Konvergen=Anticlockwise Rotation (Moyers, 1988 ; 3 Proffit,

et.al., 2007).

Page 3: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

Teknik analisis maloklusi skeletal menggunakan roentgen foto kepala (sefalogram)

kemudian dilakukan prosedur penapakan (tracing).

Klasifikasi maloklusi skeletal dibagi 3 kelas yaitu pertama : kelas I skeletal adalah dimana

relasi rahang atas dan rahang bawah terhadap kranium normal, ke dua : kelas II skeletal

adalah dimana relasi rahang atas lebih ke anterior dari rahang bawah, ke tiga : kelas III

skeletal adalah dimana relasi rahang bawah lebih ke anterior dari rahang atas (Moyers, 1988).

Klasifikasi dan Etiologi Maloklusi Kelas II Skeletal

Klasifikasi memegang peranan penting dalam ortodonti sebagai pedoman 5dalam

menentukan diagnosis dan prosedur rencana perawatan. Klasifikasi berguna untuk alasan

praktis sehingga dapat menjelaskan anomali seperti apa yang ditemukan dan klasifikasi harus

dapat dibedakan secara jelas dan tepat (Van der Linden, 1987).Klasifikasi maloklusi kelas II

skeletal adalah hubungan rahang atas lebih ke anterior dari rahang bawah.

Etiologi maloklusi kelas II skeletal terdapat 3 kemungkinan yaitu :

1. Hubungan maksila terhadap kranium adalah Prognati, tetapi pertumbuhan mandibula ke

anterior normal.

2. Hubungan maksila terhadap kranium adalah normal, tetapi pertumbuhan mandibula ke

anterior kurang (Retrognati).

3. Hubungan maksila terhadap kranium adalah Prognati dan pertumbuhan mandibula ke

anterior kurang (Retrognati).

4. Etiologi untuk alat kombinasi Aktivator-Headgear ini yaitu hubungan maksila terhadap

kranium Prognati dan pertumbuhan mandibula ke anterior kurang (Retrognati).

Macam-macam alat perawatan maloklusi kelas II skeletal

Alat yang sering digunakan pada perawatan kasus maloklusi kelas II skeletal, yaitu :

1. Aktivator

Page 4: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

Aktivator merupakan suatu alat fungsional yang dapat menghasilkan daya ortodoti dan

ortopedik. Daya ortodonti pengaruhnya pada gigi geligi yaitu daya untuk

menggerakkan gigi geligi dalam arah sagital, vertikal dan transversal. Daya ortopedik

adalah daya untuk mempengaruhi struktur kraniofasial dan pengaruhnya pada rahang

yaitu merangsang pertumbuhan mandibula dan menghambat pertumbuhan maksila.

Aktivator prinsip kerjanya adalah dengan merangsang aktivitas otot-otot pengunyahan

dan kemudian menyalurkan, mengubah atau mengarahkan daya-daya alami ke daerah

sekitarnya, seperti gigi geligi, jaringan periodontal, tulang alveolar dan sendi temporo

mandibula.

Secara umum pengaruh aktivator yaitu pengaruh pemakaian aktivator terhadap

kranium, maksila, mandibula, otot pengunyahan dan gigi.

Keuntungan dan kerugian penggunaan aktivator yaitu :

Keuntungan :

1. Efektif untuk perawatan maloklusi kelas II divisi 1 dengan retrognati mandibula dan

pada masa geligi sulung atau geligi campuran.

2. Pemakaiannya tidak terlalu merusak jaringan lunak.

3. Karena hanya digunakan malam hari, maka baik untuk estetik dan kebersihan mulut.

4. Menolong memperbaiki kebiasaan buruk seperti cara penelanan yang salah, bernafas

melalui mulut dan lain-lain.

Kerugian :

1. Dibutuhkan kooperatif pasien.

2. Pada kasus crowding, pemakaian aktivator kurang efektif.

3. Penggunaannya tidak efektif pada pasien dewasa.

4. Pengontrolan daya pada masing-masing gigi tidak seteliti alat ortodontik cekat.

2. Headgear

Headgear merupakan suatu alat ekstra oral yang prinsip kerjanya adalah menghambat

aposisi tulang pada sutura-sutura yang berperan pada pertumbuhan maksila, sehingga

akan menghambat pertumbuhan maksila. Pengaruhnya pada gigi geligi adalah

menggerakkan gigi geligi dalam arah vertikal, sagital dan transversal tergantung posisi

daya headgear yang diberikan.

Secara umum kegunaan headgear adalah mendorong gigi molar pertama ke posterior

(distalisasi), menghambat pertumbuhan maksila ke anterior, intrusi/ekstrusi 8gigi

Page 5: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

anterior atau posterior, sebagai penjangkar untuk gigi molar, tipping dari bidang palatal

dan rotasi mandibula ke anterior atau posterior.

Ada beberapa macam jenis headgear antara lain adalah :

1. Headgear servikal.

2. Headgear parietal.

3. Headgear straight pull atau netral, bekerja dalam arah bidang oklusal.

3. Kombinasi Aktivator-Headgear

Merupakan suatu alat yang prinsip kerjanya adalah gabungan dari teknik aktivator

dengan headgear. Pengaruhnya pada maksila yaitu menghambat pertumbuhan

maksila, sedangkan pada mandibula yaitu merangsang pertumbuhan mandibula.

KOMBINASI AKTIVATOR – HEADGEAR

Klasifikasi Alat-alat Fungsional

Menurut Proffit, et.al., (2007), secara umum alat-alat fungsional dapat dikelompokkan

menjadi 3 kategori yaitu :

1. Alat-alat Tooth Borne Pasif

Alat ini merupakan alat yang pasif karena alat ini tidak menghasilkandaya intrinsik,

seperti yang dihasilkan oleh pegas atau sekrup ekspansi dan hanya tergantung pada

regangan jaringan lunak dan aktivitas otot-otot pengunyahan yang akan menghasilkan

efek perawatan. Alat yang termasuk kelompok ini adalah Aktivator, Bionator, alat

Herbst dan alat Twin Block.

2. Alat-alat Tooth Borne Aktif

Alat ini sebagian besar merupakan modifikasi dari Aktivator dan Bionator dengan

menambahkan sekrup ekspansi atau pegas untuk menghasilkan daya-daya intrinsik

pada alat, sehingga dapat menggerakkan gigi geligi ke arah transversal dan antero-

posterior. Alat yang termasuk kelompok ini biasanya sesuai dengan nama yang

mengembangkannya, seperti Expansion Aktivator, Orthopedic Corrector, Sagital

Appliance, dll.

Page 6: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

3. Alat-alat Tissue Borne

Prinsip kerja alat ini adalah memperbaiki kelainan fungsional orofasial yang akan

merangsang terjadinya perbaikan hubungan skeletal dengan cara mencegah tekanan

dari lidah, pipi dan bibir agar tidak mengenai gigi geligi dan prosesus alveolaris

sehingga dapat menimbulkan perubahan pertumbuhan pada strukturstruktur ini. Satu-

satunya alat yang hanya didukung oleh jaringan lunak, tetapi masih memiliki beberapa

kontak dengan gigi geligi dan yang termasuk kelompok ini adalah Functional Regulator

of Frankel atau disebut juga Function Regulator (Regulator fungsional) yang disingkat

F.R., Ada F.R. 1, F.R. 2, F.R. 3 dll

Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Alat Fungsional

1. Indikasi Perawatan Alat Fungsional

a. Kelainan skeletal dalam arah antero-posterior (kelas II dan kelas III skeletal).

b. Pada pasien yang sedang dalam pertumbuhan aktif.

c. Pasien sangat kooperatif.

2. Kontraindikasi Perawatan Alat Fungsional

a. Tidak ada kelainan skeletal ataupun ringan.

b. Pasien sangat tidak kooperatif.

c. Masa pertumbuhan sudah selesai.

Definisi dan Pengertian Alat Kombinasi Aktivator – Headgear

Merupakan suatu alat yang prinsip kerjanya gabungan dari teknik aktivator dengan

headgear. Penggunaannya akan lebih efektif, karena selain waktu perawatannya menjadi

lebih singkat, efek yang tidak diharapkan bila hanya menggunakan salah satu alat dapat

dikurangi.

Page 7: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

Pengaruhnya pada maksila yaitu menghambat pertumbuhan maksila, sedangkan pada

mandibula yaitu merangsang pertumbuhan mandibula. Alat Aktivator-Headgear juga dapat

mengatur erupsi gigi, sehingga dapat memperbaiki hubungan rahang dalam arah vertikal.

Macam-macam Alat Kombinasi Aktivator-Headgear

1. Kombinasi dari Teuscher

Aktivator yang telah dilengkapi dengan tube untuk memasang Headgear.

Headgear yang digunakan dari jenis high-pull headgear. Penentuan posisi vektor daya

headgear merupakan faktor terpenting dari seluruh perawatan.

Konstruksi gigitan untuk aktivasi sagital mandibula tidak melebihi 6 mm, sedangkan

ketinggiannya sedikit lebih besar dari freeway space.

Hasil perawatan pada maksila adalah menghambat pertumbuhan maksila serta

mengontrol pertumbuhan tulang alveolar dan gigi geligi, sedangkan pada mandibula

adalah mengontrol tinggi muka bawah dan merangsang pertumbuhan kondilus dan

fossa glenoid, sehingga menyebabkan pergerakan mandibula.

2. Kombinasi dari Van Beek

Aktivator yang telah dilengkapi dua buah lengan kawat luar untuk memasang headgear.

Untuk menentukan posisi vektor daya headgear dengan cara mengaktivasi lengan kawat

luar tersebut.

Konstruksi gigitan untuk aktivasi sagital mandibula tidak melebihi 6 mm,

sedangkan ketinggiannya 5-8 mm, lebih tinggi bila dibandingkan aktivator

umumnya.Hasil perawatan yaitu perbaikan overjet dan perbaikan overbite.

3. Kombinasi dari Lehman

Terdiri dari pelat akrilik maksila, pelat mandibula dan dua lengkung kawat luar untuk

memasang headgear.

Untuk menentukan posisi daya headgear dengan mengaktivasi lengkung kawat luar.

Untuk memaksa mandibula bergerak ke anterior dengan cara mengaktifkan per

berbentuk S. Per berbentuk S ini menghubungkan pelat maksila dengan pelat

mandibula.

Page 8: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

Hasil perawatan adalah mengurangi overbite, overjet dan kecembungan muka serta

pergerakan mandibula ke anterior dan menambah sudut SNB.

4. Kombinasi Open Aktivator-Headgear

Prinsip kerjanya sama seperti aktivator pada umumnya, hanya pada disain alat pelat

akrilik tidak diperluas sampai ke anterior, sehingga lebih mempermudah pasien untuk

berbicara selama pemakaian alat ini.

KESIMPULAN

Prinsip kerja dari alat kombinasi Aktivator-Headgear adalah merupakangabungan dari

teknik Aktivator dengan Headgear.

Alat kombinasi Aktivator-Headgear selain menghambat pertumbuhan maksila dan

merangsang pertumbuhan mandibula, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dalam

arah sagital dan mengatur erupsi gigi geligi serta pertumbuhan alveolar untuk memperbaiki

hubungan rahang dalam arah vertikal.

Penggunaan alat kombinasi Aktivator-Headgear lebih efektif, karena selain waktu

perawatannya menjadi lebih singkat, efek yang tidak diharapkan bila hanya menggunakan

salah satu alat dapat dikurangi.

Perawatan yang paling baik dimulai pada awal periode geligi campuran yaitu pada usia

pertumbuhan.

Page 9: Perawatan Maloklusi Kelas II Keletal

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams, C.P. & Kerr, W.J. 1990. The Design, Construction and Use of Removable

Orthodontic Appliances. 6th Edition . Thomson Litho Ltd. East Kilbride. Scotland. h. 102-

115.

2. Alexander, R.G. 2001. Teknik Alexander : Konsep dan Filosofi Kontemporer. Editor Ed.

Bahasa Indonesia, Lilian Yuwono. EGC, Jakarta. h. 150 151.

3. Graber, T.M. & Vanarsdall, R.L. 1994. Orthodontics : Current Principles and

Techniques. 2nd Edition. Mosby Year Book Inc., St. Louis, Missouri. h.392 –404, 437

463, 467 – 469.

4. Moyers, R.E. 1988. Handbook of Orthodontics. 4th Edition. Year Book Medical

Publishers, Inc., Chicago, London, Boca Raton. h. 191, 535, 539 – 543.

5. Proffit, W.R. & Fields, H.W. 2000. Contemporary Orthodontics. 4 th Edition. Mosby

Inc., St. Louis. h. 397 – 400, 506.

6. Rakosi, T.; Jonas, I. & Graber, T.M. 1993. Color Atlas of Dental Medicine : Orthodontic

– Diagnosis. Thieme Medical Publishers Inc., New York. h. 49.

7. Soemantri, E.S.S. 1999. Perawatan Orthodontik dan Orthopedik pada Pasien Usia

Pertumbuhan. FKG UNPAD., Bandung. h. 1 3.

8. Van der Linden, Frans P.G.M. 1987. Diagnosis and Treatment Planning in Dentofacial

Orthopedics. London. Quintentessense Publishing Co. Ltd. h. 163 – 164.