perawatan payudara

27
PERAWATAN PAYUDARA DAN TEKNIK MENYUSUI Makalah ini di susun untuk salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan yang di berikan oleh Diani Aliansy, SST.,M.Kes Oleh : Erika Irawanie ( D3E613002 ) Risma Pertiwi ( D3E613009) Yessi Nur Rosita ( D3E613012 )

Upload: erika

Post on 26-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik menyusui

TRANSCRIPT

PERAWATAN PAYUDARA DAN TEKNIK MENYUSUIMakalah ini di susun untuk salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan yang di berikan oleh Diani Aliansy, SST.,M.Kes

Oleh :Erika Irawanie ( D3E613002 )Risma Pertiwi ( D3E613009)Yessi Nur Rosita ( D3E613012 )

Akademi Kebidanan Medika obginJl. Raya Lembang No 110 Bandung Barat 2015BAB IPEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Payudara merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang akan menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dilakukan perawatan. Bra yang dugunakan harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah bukan menekan dari depan.

Pada usia kehamilan 2 bulan terakhir dilakukan pemijatan, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu (nipple) dan areola (bagian lingkaran hitam yang mengelilingi puting) payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan baby oil/biocream/air sabun/sejenisnya. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik puting ke arah luar (dilakukan minimal satu bulan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi).

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Anatomi Payudara Ibu

Dalam istilah medik, payudara disebut glandulla mammae yang berasal dari bahasa latin yaitu mammae. Payudara berkembang sejak usia 6 minggu kehamilan dan cepat emmbesar karena pengaruh kadar hormon yang tinggi, yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan saluran penampung. Progesteron merangsang pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormone, adenokortikosteroid dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar susu.Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan jaringan lemak. Bila dilihat dari luar, payudara terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :1. Korpus (badan), yaitu bagian yang besar2. Areola, yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman3. Papilla atau nipple atau puting susu, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudaraStruktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, sub kutan (jaringan dibawah kulit) dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari : duktus lactiferus (duktus), duktulus (duktuli), lobus dan alveolus.Pada 15-25 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktuli bercabang-cabang menajdi 10-100 alveolus yang berfungsi sebagai satu kesatuan kelenjar. Dengan demikian, sebenarnya payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenjar susu tunggal.Masing-masing duktus akan membentuk lobus, dan duktulus akan membentuk lobulus. Struktur lobulus dan duktus berpusat ke arah puting susu. Sebelum bermuara pada puting susu, mesing-masing duktus melebar membentuk ampullaatau sinus yang akan berfungsi sebagai gudang air susu ibu. Sinus, duktus dan alveolus dikelilingi oleh mioepitel (otot polos) yang dapat berkontraksi untuk memompa ASI. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang memberi zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis ASI.Bagian stroma dari payudara tersusun dari bagian-bagain berikut : jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa.Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang penting pada proses refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusui. Dengan akupan bibir bayi yang menyeluruh pada daerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.Pada ujung puting susu terdapar 15-25 muara lobus (duktus laktiferus), sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan lentur.

2.2 Perawatan PayudaraMenyusui dan merawat payudara adalah satu rangkaian upaya untuk memperbanyak produksi air susu Ibu (Asi) dan menyusui dengan benar,sehingga bayi mendapatkan asi akan mempengaruhi tumbuh kembar;g bayi dan rnenentukan kwalitas anak masa depan. Perawatan payudara adalahmembersihkan dan melakukan payudara sesudah melahirkan untuk melancarkan proses laktasi. (Harni koesno, 2005).

Pengertian perawatan payudara adalah kebutuhan perawatan diri yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan (Saryono dan Roischa Pramitasari, 2009).

2.3 Tujuan Perawatan Payudara Menurut Saryono dan Pramitasari Roischa (2009), tujuan perawatan payudara pasca persalinan antara lain : 1. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi.2. Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar- kelenjar air susu melalui pemijatan 3. Mencegah bendungan ASI/pembengkakan payudara.4. Melenturkan dan menguatkan puting .5. Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.6. Persiapan psikis ibu menyusui

2.4 Manfaat Perawatan Payudara Manfaat perawatan payudara pasca persalinan adalah untuk merangsang kelenjar susu agar lebih lancar mengalirkan ASI, menghindari pembengkakan serta peradangan payudara saat menyusui, hubungan batin ibu dan anak akan terjalin dengan menyusui (Creasoft, 2008). 2.5 Pelaksanaan Perawatan PayudaraAda beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudarapasca persalinan, yaitu:1. Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.2. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.3. Penonjolan puting susu yaitu :a. Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali .b. Dirangsang dengan menggunakan ujung waslapc. Memakai pompa puting susu.

2.6 Pengurutan payudara1) Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian diratakan2) Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali3) Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums.4) Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap.

a. Pengurutan pertamaBasahi telapak tangan dengan babby oil atau minyak kelapa. Posisikan kedua telapak tangan di tengah dada antara kedua payudara. Lakukan penekanan atau pengurutan dari arah tengah payudara ke arah samping, lalu lanjutkan dari atas ke arah puting susu dan terakhir dari kedua sisi payudara kanan dan kiri ke arah puting susu. ( 20 30 kali gerakan ).

b. Pengurutan keduaDengan Posisi kedua telapak tangan menekan payudara, lakukan pengurutan melingkar pada kedua payudara. Mulai dari arah dalam ke arah luar. ( 20 30 kali gerakan )

c. Pengurutan ke tigaTelapak tangan kiri menyangga payudara kiri, lalu tangan kanan dikepalkan ( seperti menggenggam )

2.7 Perawatan Puting Susu Puting susu memegang peranan penting saat menyusui. Air Susu Ibu akan keluar melalui lubang lubang pada putting susu ibu, oleh karena itu, puting susu perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik. Sebelumnya perlu diketahui, tidak semua wanita mempunyai puting susu yang menonjol (normal). Ada wanita yang mempunyai puting susu dengan bentuk datar atau puting yang masuk kedalam. Ketiga bentuk puting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan benar. Berikut langkah-langkah yag perlu dilakukan untuk merawat puting susu:

1. Merangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan air dingin. Caranya, siram atau dikompres (Ilyas jumarni dkk,1995).2. Putting susu normal (menonjol)Caranya : Kedua putting susu dikompres dengan kapas yang telah dibasahi minyak selama 5 menit, agar kotoran disekitar putting susu mudah terangkat. Gunakan handuk yang kasar setiap kali membersihkan payudara agar otot payudara menjadi kuat.3. Putting susu datar atau masuk Kedua Ibu jari diletakkan sebelah kiri dan kanan putting susu, kemudiansecara perlahan-lahan ditekan serta ditarik dengan lembut kearah luar menjauhi putting susu. Kedua Ibu jari diletakkan diatas dan dibawah putting susu, kemudian secara perlahan-lahan ditekan serta ditarik dengan lembut kearah luar menjauhi putting susu.

2.8 PERAWATAN PAYUDARA DENGAN MASALAH1. Nyeri puttingBanyak wanita yang pertama kali menjadi Ibu mengalami nyeri gutting saat pertama menyusui. Kondisi ini harus segera diatasi agar proses menyusui dapat terus berlangsung dan payudara tidak membengkak. Lila mulut bayi melekat secara sempurna pada aerola, nyeri akan hilang dalam seminggu .Cara mengatasinya : Jangan membersihkan putting susu dengan sabun atau alkohol. Jaga agar putting tetap dalam keadaan kering dengan lebih sering mengganti BH, terutama bila sudah terkena noda susu. Usahakan bayi mengisap sebagian besar aerola (daerah lebili gelap sekitar putting), jangan Hanya puttingnya saja. Batasi lamanya menyusui, namun tingkatkan frekwensinya.

2. Payudara bengkakPayudara menjadi bengkak bila penuh dengan asi dan dapat mengakibatkan ibu tidak nyaman, sakit dan bahkan bisa demam .Pencegahannya: Usahakan mulai menyusui secepat mungkin setelah melaiiirkan, sebaiknya dalam 1 jam pertama. Pastikan bayi mengosongkan salah satu payudara setiap menyusu. Susui bayi sesering mungkin, dan pastikan bayi menghisap kedua payudara secara bergantian. Cobalah posisi menyusui yang berbeda sehingga mulai bayi melekat dari sudut yang berbeda pula. Ini membantu bayi menghisap semua asi. Pastikan BH tidak terlalu ketat. Lembutkan areola dan kelenjar susu dibawah kulit tiengan mengusapkan kain lembut hangat sebelum menyusui. Biarkan putting terkena udara sejenak sebelum menyusui, khususnya bila aerola bengkak dan teraba keras. (Harni oesno, 2005).

3. Puting LecetUntuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu kering dan iritasi.

4. Penyumbatan Kelenjar PayudaraSebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu.

5. Cara Mengatasi Bila Putting TenggelamLakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting ke satu arah. Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.

6. Jika Asi Belum Keluar Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.

2.9 Perawatan Ibu Nifas Dengan Payudara Bengkak Karena Bayi MeninggalPerawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk perawaatan payudara agar air susu keluar dengan lancar. Adapun penyebab payudara bengkak antara lain yaitu karena adanyan proses menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Penggunaan Bra ( BH ) yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri . ASI di dalam saluran payudara tidak keluarkan. Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh : payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam. Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena bayi meninggal:a. Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).b. Pengosongan dengan pompa payudara.c. Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi seperti tablet lynoral dan parlodel.Ketika ibu sedang cuti melahirkan, usahakan untuk memberi ASI secara penuh (ASI EKSKLUSIF) sampai bayi berumur 6 bulan. Sering terjadi bahwa ibu-ibu terlalu cepat memberikan susu formula, dengan alasan melatih atau mencoba agar pada waktu ibu mulai bekerja bayisudah terbiasa. Kebiasaan ini kurang tepat, justru selama cuti susuilah bayi secara eksklusif. Bila saatnya ibu harus bekerja usahakan produksi ASI tetap bertahan dan bayi tetap memperoleh ASI dengan cara :a. Memerah dan menampung ASI b. Selama ibu berada dirumah, tetap menyusui secara penuh c. Saat ibu tidak berada dirumah, bayi tetap diberi ASI perah, ASI yang sudah diperah dan disimpan dalam lemari es atau termos yang isi batu es.d. Usahakan memerah ASI minimal 2x ditempat kerja.2.10.1 Langkah- Langkah Memerah Asi dengan tangan a. Mencuci kedua tangan agar bersihb. Tentukan posisi nyaman apakah duduk atau berdiric. Pegang wadah/tempat ASI dekatkan payudarad. Letakkan ibu jari pada daerah areola mamae atas dan jari lain pada areola bawahe. Tekan kedalam kearah dada, jangan mengurut jari pada tulang dadaf. Tekan dan lepaskan, kemudian tekan dan lepaskan kembali g. Ulangi gerakan ini dengan cara yang sama disekeliling putting (daerah areola mamae)h. Peras satu payudara sekurang-kurangnya 3-5 menit sehingga aliran pelan.2.10.2 Cara menyimpan asi perah Perah ASI semampu anda masukan kedalam (gelas, mangkuk yang bersih) Tutup dengan tutup yang bersih ,Bila disimpan dalam suhu ruangan (tidak terkena sinar matahari) dapat disimpan 6-8 jam . Masukan ASI perah tersebut kedalam lemari es atau termos yang diisi batu es (suhu 4-80C) dan dapat disimpan 1 x 24 jam Bila ASI disimpan dalam freezer atau dibekukan bisa disimpan sampai 3 bulan.2.10.3 Cara memerikan asi perah kepada bayi Ambil ASI perah secukupnya rendam dengan air panas sampai suhunya sama dengan ASI yang baru keluar dari tubuh yaitu suam-suam kuku. ASI perah diberikan dengan menggunakan sendok atau dengan botol/dot.2.11 TIPS PERAWATAN PAYUDARA AGAR BERHASIL1. Pengurutan harus diklakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali sehari2. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang3. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang4. Memperhatikan kebersihan sehari-hari 5. Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara 6. Menghindari rokok dan minuman beralkohol 7. Istirahat cukup8. Jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol, atau sabun pada putting susu

3.TEKNIK MENYUSUI3.1 Cara menyusui yang benarAdalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)

3.2 Posisi menyusuia. Posisi DekapanPosisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).

b. Posisi Football holdPosisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).

c. Posisi BerbaringPosisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

3.3 Fungsi menyusui yang benar1. Puting susu tidak lecet2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat.3. Bayi menjadi tenang.

3.4 Akibat tidak menyusui dengan benar1. Puting susu menjadi lecet2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI3. Bayi enggan menyusu .4. Bayi menjadi kembung

3.5 Tanda bayi menyusu dengan benar1. Bayi tampak tenang2. Badan bayi menempel pada perut ibu3. Mulut bayi terbuka lebar4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan7. Puting susu tidak terasa nyeri8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus9. Kepala bayi agak menengadah

3.6 Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu 3. pertama (100-200 gr setiap minggu)4. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri5. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari6. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.

3.7 Langkah-langkah menyusui yang benar1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya

10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi.12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga payudara lagia. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui .b. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

13. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

14.Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan .

3.8 Masalah dalam Pemberian ASI1.Pada masa antenatalMasalah yang sering mucul yaitu putting susu yang tidak menonjol, hal ini tidak begitu jadi masalah. Karena hal ini dapat dia atasi seperti menarik-narik putting, selain itu juga bisa dilakukan setelah melahirkan seperti tetap menyusui bayi, dan menarik-narik putting susu.2.Pada masa setelah persalinan dinia.Putting susu lecet Saat putting susu ibu lecet, ibu harus melakukan cara cara sebagai berikut : Ibu tetap menyusui pada payudar yang tidak begitu lecet. Oleskan ASI terakhir pada putting Istirahatkan putting susu sejenak, namun ASI harus di keluarkan dengan tangan. Cuci payudara sekali dalam sehari, tidak menggunakan sabun.

b.Payudara bengkakHal ini biasa di sebakan oleh, produksi ASI meningkat, terlambat menyusui, kurang sering mengeluarkan ASI dan pelekatan kurang baik. Hal yang sebaiknya di lakukan yaitu : Mengompres dengan air hangat Anjurkan ibu rileks Pijat leher dan punggung ibu. Pakaikan ibu BH yang tidak terlalu sempit. Berikan paracetamol.c.Abses payudara (mastitis) Yaitu peradangan pada payudara. Terdiri dari : Non-infective mastistis (hanya karena pembendungan ASI) Infective mastistis(telah terinfeksi bacteri)Gejala yang dirasakan yaitu payudara menjadi merah, bengkak, kadang disertai rasa panas dan nyeri. Hal ini biasanya disebabkan oleh, kurangnya pengeluaran ASI, pengisapan yang kurang efektif. Tindakan yang dilakukan sama dengan payudara bengkak.3.Pada masa setelah persalinan lanjuta.Sindrom ASI kurang Ibu dan bayi harus bekerja sama dalam produksi ASI. Bayi harus melakukan hisapan yang efektif.b.Ibu yang bekerja Sebenarnyaada beberapa cara yang dapat di gunakan ibu yang bekerja , yaitu : Menyusui bayi sebelum bekerja, mengeluarkan ASI pada saat di rumah untuk di simpan dan memakan makanan yang bergizi.c.Pengeluaran ASI Biasanuya ibu yang bekerja, mempunyai masalah tentang pengeluaran ASI, teknik pengeluaran ASI yaitu : Memeras ASI dengan tangan Memeras ASI dengan pompad.Penyimpan ASI ASI yang telah disimpan tidak boleh dipanaskan atau di masak, tapi hanya direndam dengan air hangat.4.Masalah menyusui pada keadaan khususYang termasuk pada keadaan khusus yaitu ibu melahirkan dengan bedah sesar, menderita HIV/AIDS dan ibu yang menderita hepatitis B5.Masalah menyusui pada bayia. Bayi sering menangisb. Bayi bingung putting Hal yang perlu diperhatikan agar bayi tidak bingung puting antara lain: Berikan susu formula menggunakan sendok ataupun cangkir. Berikan susu formula dengan indikasi yang kuat

c. Bayi premature dan kecilBayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur maupun bayi kecil mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu.Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih sayang dan bila memungkinkan disusui.d. Bayi kuningIkterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI. Ikterik dini terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang disebabkan oleh kadar bilirubin dalam darah tinggi.Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka: Segeralah menyusui bayi setelah lahir. Menyusui bayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.

e. Bayi kembarPosisi yang dapat digunakan pada saat menyusui bayi kembar adalah dengan posisi memegang bola (football position). Pada saat menyusui secara bersamaan, bayi menyusu secara bergantian. Susuilah bayi sesering mungkin. Apabila bayi ada yang dirawat di rumah sakit, berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu dapat beristirahat maka sebaiknya mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk mengasuh bayi Anda.

f. Bayi sakitBayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan mendapatkan makanan per oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka berikan ASI. Menyusui bukan kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang tepat dapat mencegah timbulnya muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.g. Bayi sumbing dan celah langit-langit (pallatum)Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum (langit-langit keras), dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Meskipun bayi terdapat kelainan, ibu harus tetap menyusui karena dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah.Anjuran menyusui pada keadaan ini dengan cara: Posisi bayi duduk. Saat menyusui, puting dan areola dipegang. Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir dan langit-langit).h. Bayi dengan lidah pendek (lingual frenulum)Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk mengurut puting dengan optimal.Akibat lidah bayi tidak sanggup memegang puting dan areola dengan baik, maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat menangkap putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.

3.9 Dukungan Bidan dalam Pemberian ASIPemberian ASI akan berjalan lancar jika ibu mengetahui cara menyusui yang benar. Peran bidan sangatlah penting bagi ibuyang menyusui, maka dari itu bidan harus bisa membantu ibu. Peran bidan dalam pemberian ASI, yaitu:1.Yakinkan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibu2.Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiriCarabidan memberikan dukungan dalam hal pemberian ASI antara lain : Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama Ajarkancara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mancegah masalah umum yang timbul Bantulah ibu pada waktu pertama kali member ASI Bayi harus ditempatkan didekat ibunya (rawat gabung/ rooming in) Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin Hanya berikan kolostrum dan ASI saja Hindari susu botol dan dot (empeng)

DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogjakarta: ANDIProverawati Atikah, Rahmawati Eni.2010. Kapita Selekta ASI Dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha MedikaBobak, dkk. 2004.Keperawatan Maternitas.Hal 460. Jakarta : EGCMellyna, H. 2003.Perawatan Ibu Pasca Melahirkan.Hal 29. Jakarta : Puspa SwaraVarney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGCSulistyawati, ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogjakarta: ANDIProverawati Atikah, Rahmawati Eni.2010. Kapita Selekta ASI Dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika