perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan

87
- 0 - PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN KELISTRIKAN DAN SISTEM KELISTRIKAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF KODE MODUL OPKR 50-002B

Upload: restu-dchoco

Post on 31-Jul-2015

338 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

- 0 -

PERBAIKAN RINGAN PADA

RANGKAIAN KELISTRIKAN DAN

SISTEM KELISTRIKAN

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUMDIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2005

SEKOLAH MENENGAH KEJURUANBIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESINPROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

KODE MODUL

OPKR 50-002B

Page 2: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

i

KATA PENGANTAR

Modul Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan kode

OPKR 50-002B berisi materi dan informasi tentang dasar listrik, arus,

tegangan, tahanan, hukum Ohm, daya listrik. Pada modul ini juga

mengungkap tentang rangkaian kelistrikan yaitu rangkaian seri, parelel

dan kombinasi, serta metode pemeriksaan dan perbaikan gangguan.

Materai diuraikan dengan pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup

agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan.

Modul ini disusun dalam 7 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1:

Mengukur tegangan, arus dan tahanan, kegiatan belajar 2: Merangkai

hubungan seri, parallel dan kombinasi, kegiatan belajar 3: Memeriksa

kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan 4 : menggunakan

Electric Wire 5: Menggunakan electrical wire conector, kegiatan belajar 6:

Multimeter, kegiatan belajar 7: Perbaikan ringan pada rangkaian.

Uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis

dengan siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan

uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang

harus dimiliki dan guru/instruktur menilainya. Siswa dapat melanjutkan ke

modul berikutnya bila memenuhi criteria kelulusan.

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul

ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun

harapkan. Harapannya semoga modul ini dapat dipergunakan sebaik-

baiknya dan banyak memberikan manfaat.

Sidoarjo, Juli 2005Penyusun,

Page 3: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

ii

DAFTAR ISI MODUL

Halaman

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………….……………………………i

HALAMAN FRANCIS ……………………………………………….……………………………ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………iv

PETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………………………………………vii

PERISTILAHAN/GLOSARIUM ………………………………………………………………ix

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………1

A. DESKRIPSI JUDUL …………………………………………………………………………1

B. PRASYARAT ……………………………………………………………………………………2

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………………………2

1. Petunjuk Bagi Siswa …………………………………………………………………2

2. Petunjuk Bagi Guru ………………………………………………………………………………3

D. TUJUAN AKHIR ………………………………………………………………………………3

E. KOMPETENSI …………………………………………………………………………………4

F. CEK KEMAMPUAN …………………………………………………………………………6

II. PEMELAJARAN ………………………………………………………………………………9

A. RENCANA BELAJAR SISWA……………………………………………………………9

B. KEGIATAN BELAJAR ………………………………………………………………………9

1. Kegiatan Belajar 1 : Jenis-jenis dan ...........……………………… 9

a. Tujuan kegiatan belajar 1 ………………………………………… 9

b. Uraian materi 1 …………………………………………………………………10

c. Rangkuman 1 ………………………………………………………………………23

d. Tugas 1 ………………………………………………………………………………23

e. Tes formatif 1 …………………………………………………………… 24

f. Kunci jawaban formatif 1 ……………………………………………………25

g. Lembar kerja 1 …………………………………………………………………33

2. Kegiatan Belajar 2 : Merangkai, ..........................………… 35

a. Tujuan kegiatan belajar 2 …………………………………………35

Page 4: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

iii

b. Uraian materi 2 ……………………………………………………………………35

c. Rangkuman 2 ………………………………………………………………………44

d. Tugas 2 ………………………………………………………………………………45

e. Tes formatif 2 ……………………………………………………………………46

f. Kunci jawaban formatif 2 ……………………………………………………47

g. Lembar kerja 2 ………………………………………………………………49

3. Kegiatan Belajar 3 : Memeriksa ..........................…………50

a. Tujuan kegiatan belajar 3 …………………………………………50

b. Uraian materi 3 ……………………………………………………………………50

c. Rangkuman 3 ………………………………………………………………………58

d. Tugas 3 ………………………………………………………………………………58

e. Tes formatif 3 ……………………………………………………………………58

f. Kunci jawaban formatif 3 ……………………………………………………58

g. Lembar kerja 3 …………………………………………………………………59

4. Kegiatan Belajar 4 : Menggunakan, ..........................…………61

a. Tujuan kegiatan belajar 4 …………………………………………61

b. Uraian materi 4 ……………………………………………………………………61

c. Rangkuman 4 ………………………………………………………………………70

d. Tugas 4 ………………………………………………………………………………71

e. Tes formatif 4 ……………………………………………………………………71

f. Kunci jawaban formatif 4 ……………………………………………………72

g. Lembar kerja 4 …………………………………………………………………73

5. Kegiatan Belajar 5 : Menggunakan, ..........................…………75

a. Tujuan kegiatan belajar 5 …………………………………………75

b. Uraian materi 5 ……………………………………………………………………75

c. Rangkuman 5 ………………………………………………………………………81

d. Tugas 5 ………………………………………………………………………………81

e. Tes formatif 5 ……………………………………………………………………81

f. Kunci jawaban formatif 5 ……………………………………………………82

g. Lembar kerja 5 …………………………………………………………………83

6. Kegiatan Belajar 6 : Menggunakan, ..........................…………85

Page 5: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

iv

a. Tujuan kegiatan belajar 6 …………………………………………85

b. Uraian materi 6 ……………………………………………………………………85

c. Rangkuman 6 ………………………………………………………………………92

d. Tugas 6 ………………………………………………………………………………93

e. Tes formatif 6 ……………………………………………………………………93

f. Kunci jawaban formatif 6 ……………………………………………………94

g. Lembar kerja 6 …………………………………………………………………96

III. EVALUASI ………………………………………………………………………………………99

A. PERTANYAAN …………………………………………………………………………………99

B. KUNCI JAWABAN ……………………………………………………………………………101

C. KRITERIA KELULUSAN ……………………………………………………………………104

IV.PENUTUP …………………………………………………………………………………………105

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………106

Page 6: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

PETA KEDUDUKAN MODUL

A. Diagram Pencapaian Kompetensi

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat

dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit yang dapat diterapkan.

vii

Page 7: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

vi

B. Kedudukan Modul

Modul dengan kode OPKR 50-002 B tentang “PERBAIKAN RINGAN

PADA RANGKAIAN / SISTEM KELISTRIKAN” ini merupakan prasyarat

untuk menempuh modul OPKR 50-007 B.

Page 8: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

- 0 -

PERISTILAHAN / GLOSSARY

Nukleus adalah inti atom.

Ampere adalah satuan arus listrik yang dinamakan menurut ahli fisika

berbangsa Perancis, Andre Marie Ampere (1775 – 1836).

Ohm adalah Satuan tahanan listrik. Dinamakan menurut ahli fisika

berbangsa Jerman, Georg Simon Ohm (1789 – 1854).

Volt adalah Satuan tegangan listrik. Dinamakan menurut ahli fisika

berbangsa italia, Alexandro Volta (1745 – 1827).

Frame adalah tempat penopang dan menempelnya body

Link adalah sambungan yang menghubungkan bagian satu dengan

bagian lain dalam suatu sistem

Pin adalah bagian yang berfungsi sebagai pengunci agar lingk tidak

terlepas

Pitch adalah jarak antara puncak satu dengan puncak yang lainnya

Shoe adalah sepatu yang langsung berhubungan dengan tanah

Shoe Bolt adalah baut untuk pengikat shoe

Toe-In adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame kiri dan

kanan ketika permukaan idler menuju kedalam mendekati center

line of tractor

Toe-Out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame kiri dan

kanan ketika permukaan idler menuju keluar menjauhi center line

of tractor

Torque adalah momen puntir yang diberikan untuk mengencangkan

benda

Underrcariage adalah kerangka bawah dari crawler tractor yang

berfungsi sebagai pembawa dan pendukung unit

Page 9: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

- 1 -

BAB IPENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan dengan kode

OPKR 50-002 B berisi materi dan informasi tentang dasar listrik,

pemeriksaan kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan,

pengkabelan, conector, dan multi tester. Materai diuraikan dengan

pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah

memahami bahasan yang disampaikan.

Modul ini disusun dalam 7 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1:

Mengukur tegangan, arus dan tahanan, kegiatan belajar 2: Merangkai

hubungan seri, parallel dan kombinasi, kegiatan belajar 3: Memeriksa

kerusakan ringan pada rangkaian/system kelistrikan, Kegiatan belajar

4: menggunakan Electric Wire, kegiatan belajar 5: Menggunakan

electrical wire conector dan kegiatan belajar 6: Multimeter, Kegiatan

belajar 7: Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan.

Setiap kegiatan belajar berisi tujuan, materi, dan diakhir materi

disampaikan rangkuman yang memuat intisari materai, dilanjutkan test

formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai

indicator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi

dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang

benar setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang

ada.

Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji

kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dengan

siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji

praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang

harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi

yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui

Page 10: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

- 2 -

B. PRASYARAT

Sebelum mempelajari modul ini diharapkan siswa telah berhasil

mencapai kompetensi tentang Pengujian, Pemeliharaan/Servis dan

Penggantian Baterai kode OPKR 50-001 B.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Petunjuk Bagi Siswa

a. Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal

yang anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap.

b. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila

ada uraian yang kurang jelas silakan bertanya pada guru/

instruktur.

c. Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman saudara terhadap materi

yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban saudara pada

kumpulan lembar jawaban yang ada.

d. Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar

kerja yang ada.

e. Perhatikan petujuk keselamatan kerja dan pertolongan pertama

bila terjadi kecelakaan kerja yang termuat pada lembar kerja.

f. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan

melakukan pekerjaan yang belum anda pahami dengan benar.

g. Bila saudara merasa siap mintalah guru/intruktur untuk menguji

kompetensi saudara.

2. Petunjuk Bagi Guru/Istruktur

Guru/ intruktur bertindak sebagai fasilitator, motivator, organisator

dan evaluator. Jadi guru/intruktur berperan:

Page 11: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

- 3 -

a. Fasititator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan,

alat, training obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga

kompetensi siswa cepat tercapai.

b. Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan

mencapai kompetensi dengan sempurna

c. Organisator yaitu bersama siswa menyusun kegiatan belajar

dalam mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan

fasilitas dan sumber lain untuk mendukung terpenuhinya

kompetensi siswa.

d. Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan

kompetensi yang dicapai siswa, sehingga dapat menentukan

kegiatan selanjutnya.

D.TUJUAN AKHIR

Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:

1. Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan .

2. Mengukur tegangan, tahanan dan arus

3. Memeriksa kerusakan ringan pada rangkaian/system kelistrikan

4. Menggunakan electric wire

5. Menggunakan electric wire connector

6. Menggunakan multimeter

7. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan

Page 12: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

E. KOMPETENSI

KOMPETENSI : Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikanKODE : OPKR 50-002B

MATERI POKOK PEMELAJARANB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Menguji dan mengiden-tifikasi kesalahan sistem/komponen.

Sistem/komponen diuji tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Tes/pengujian dilakukan untuk menentukan kesalah-an/kerusakan dengan meng-gunakan peralatan dan teKnik yang sesuai.

Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan langkah perbaikan yang diperlukan.

Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

Prinsip kerja sistem ke-listrikan otomotif.

Prosedur pengukuran dan pengujian kelistrikan.

Jenis kerusakan sistem ke-listrikan dan metoda per-baikannya.

Standar prosedur keselamat-an kerja.

Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik

Cermat dan teliti dalam proses penyambungan kabel

Undang-undang K 3 Prinsip-prinsip

kelistrikan Prosedur perbaikan. Pengukuran kelistrikan

dan prosedur pengujian.

Persyaratan keselamatan kendaraan.

Prosedur untuk menghindari kerusakan pada ECU (Electrical Control Unit) = unit pengontrol listrik.

Melepas, membongkar, memeriksa dan mengu-kur komponen sistemkelistrikan serta merakit kembali hingga sistem dapat berfungsi normal tanpa adanya kerusakan pada komponen

Melaksanakan pengujian sistem/komponen ke-listrikan

Mengidentifikasi kesalah-an/kerusakan sistem/komponen untuk menen-tukan perbaikan yang di-perlukan

Page 13: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

5

MATERI POKOK PEMELAJARANB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

2. Perbaikan ringan pada rangkaian kabel.

Perbaikan ringan pada rang-kaian kabel dilaksanakan dengan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap kompo-nen atau sistem lainnya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Perbaikan yang diperlukan, penggantian komponen dan penyetelan dilaksanakan dengan menggunakan per-alatan, tehnik dan material yang sesuai.

Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

Prinsip kerja sistem kelistrik-an otomotif.

Prosedur pengukuran dan pengujian kelistrikan.

Jenis kerusakan sistem ke-listrikan dan metoda per-baikannya.

Standart prosedur kesela-matan kerja

Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik

Cermat dan teliti dalam proses penyambungan kabel

Undang-undang K 3 Prinsip-prinsip

kelistrikan Prosedur perbaikan. Pengukuran kelistrikan

dan prosedur pengujian.

Persyaratan keselamatankendaraan.

Prosedur untuk menghindari kerusakan pada ECU (Electrical Control Unit) = unit pengontrol listrik.

Memperbaiki rangkaian kabel sistem kelistrikan serta merakit kembali hingga sistem dapat berfungsi normal tanpa adanya kerusakan pada komponen

Page 14: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

vi

F. CHEK KEMAMPUAN

Jawaban

Sub Kompetensi V. PernyataanA. Y

aB. Ti

dak

Bila jawaban “Ya” kerjakan

1. Mengukur tegangan, tahanan dan arus

1) Saya dapat mengganbarkan struktur benda dan electron bebas dengan benar

2) Saya dapat menjelaskan perbedaan listrik statis dengan listrik dinamis dengan benar

3) Saya dapat menjelaskan teori aliran listrik dengan benar

4) Saya dapat menjelaskan pengertian arus listrik dan cara mengukurnya dengan benar

5) Saya dapat menjelaskan pengertian tegangan listrik dan cara mengukurnya dengan benar

6) Saya dapat menjelaskan pengertian tahanan listrik dan cara mengukurnya dengan benar

7) Saya dapat menjelaskan Hukum Ohm dengan benar

8) Saya dapat menjelaskan daya listrik dengan benar

C. D.

Test Formatif 1

Page 15: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

vii

Jawaban

Sub Kompetensi V. PernyataanA. Y

aB. Ti

dak

Bila jawaban “Ya” kerjakan

2. Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan

1) Saya dapat merangkai seri dua atau lebih kompenen dan menentukan tahanan, arus dan tegangannya

2) Saya dapat merangkai paralel dua atau lebih kompenen dan menentukan tahanan, arus dan tegangannya

3) Saya dapat merangkai kombinasi tiga atau lebih kompenen dan menentukan tahanan, arus dan tegangannya

E. F.

Test Formatif 2

4) Saya dapat menjelaskan karakteristik rangkaian seri

5) Saya dapat menjelaskan karakteristik rangkaian paralel

6) Saya dapat menjelaskan karakteristik rangkaian kombinasi

G. H.

Page 16: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

viii

Jawaban

Sub Kompetensi V. PernyataanA. Y

aB. Ti

dak

Bila jawaban “Ya” kerjakan

3. Memeriksa kerusakan ringan pada rangkaian/system kelistrikan

1) saya dapat menyebutkan tiga type gangguan pada rangkaian/system kelistrikan

2) Saya dapat menjelaskan penyebab nilai tahan dalam rangkaian menjadi bertambah

3) Saya dapat menyebutkan peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian

4) Saya dapat menggunakan jumper wires5) Saya dapat menggunakan tes lamp6) Saya dapat menyebutkan keuntungan

menggunakan tes lamp disbanding jumper

I. J.

Test formatif 3

4.Menggunakan electric wire

1) Saya dapat menyebutkan macam kabel yang digunakan pada kendaraan

2) Saya dapat mengidentifikasi kode warna yang digunakan pada kabel

3) Saya dapat menentukan ukuran kabel yang digunakan

4) Saya dapat menjelaskan metode memperbaiki kabel

K. L.

Test formatif 4

Page 17: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

ix

Jawaban

Sub Kompetensi V. PernyataanA. Y

aB. Ti

dak

Bila jawaban “Ya” kerjakan

5.Menggunakan electric wire connector

1) Saya dapat menyebutkan macam Electric wire connector

2) Saya dapat melepas dan memasang Electric wire connector

3) Saya dapat memelihara Electric wire connector4) Saya dapat mengganti Electric wire connector

M. N.

Test formatif 5

6.Menggunakan multimeter

1) Saya dapat menentukan jenis multimeter2) Saya dapat menyebutkan bagian dan fungsi

multi meter3) Saya dapat menggunakan multi meter untuk

mengukur tahanan, tegangan dan arus listrik

O. P.

Test formatif 6

7.Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan

1) Saya dapat membedakan kondisi sekering putus dan baik

2) Saya dapat menentukan ukuran ampere dari sekering

3) Saya dapat mengganti sekering putus dengan sekering baik

4) Saya dapat membedakan bohlam putus dan baik

5) Saya dapat menentukan ukuran bohlam6) Saya dapat mengganti bohlam

Q. R.

Test formatif 7

Page 18: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

3. Kegiatan Belajar 3 : Memeriksa kerusakan ringan pada

rangkaian/system kelistrikan

a. Tujuan kegiatan belajar 3

Setelah mempelajari modul ini, siswa dapat:

1) Menyebutkan penyebab terjadinya nilai tahanan membesar

2) Menyebutkan penyebab terjadinya hubung singkat

3) Menyebutkan peralatan yang biasa digunakan memeriksa

gangguan pada rangkaian kelistrikan

4) Menggunakan peralatan untuk memeriksa gangguan pada

rangkaian kelistrikan

b. Uraian materi kegiatan belajar

Gangguan pada rangkaian kelistrikan yang umum terjadi ada tiga

macam yaitu:

1) Gangguan pada rangkaian karena nilai tahanan membesar

2) Gangguan karena hubung singkat

3) Ganguan dari komponen-komponen kelistrikan itu sendiri.

Gangguan – gangguan ini jika tidak ditangani dengan benar,

maka akan menyebabkan rangkaian kelistrikan tidak bekerja

dengan normal atau bahkan akan berpotensi menimbulkan

kerusakan yang lebih parah pada komponen – komponen

rangkaian.

Agar rangkaian kelistrikan tersebut dapat bekerja secara normal

kembali, maka diperlukan pemeriksaan pada komponen–

komponen rangkaian. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan

dimana gangguan itu terjadi dan penyebabnya. Jika letak dan

penyebab gangguan sudah diketahui maka langkah berikutnya

adalah melakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Page 19: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gangguan rangkaian kelistrikan karena nilai tahanan

membesar

Gangguan ini biasanya disebabkan Karena rangkaian terbuka atau

terjadinya korosi pada bagian–bagian tertentu dari rangkaian,

dapat

juga disebabkan karena kontak saklar yang tidak baik/kotor.

Gambar 23. Gangguan yang disebabkan nilai tahanan membesar

Gambar 23.a menunjukkan bahwa, lampu tidak menyala akibat

rangkaian terputus atau terbuka, dan arus tidak dapat mengalir.

Sedangkan gambar b lampu tidak menyala/redup diakibatkan

arus yang mengalir ke lampu terlalu kecil, karena nilai tahanan

membesar. Nilai tahanan dapat membesar karena saklar kotor

atau sambungan kabel berkarat/korosi.

Gangguan karena hubung singkat

Page 20: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Hubung singkat dapat terjadi apabila ada kabel penghantar yang

berhubungan langsung dengan penghantar lain atau pada ground.

Gambar 24. Gangguan karena hubung singkat

Gambar 24.a menunjukkan adanya hubung singkat diantara

dua kabel penghantar. Lampu A seharusnya tidak menyala,

sedangkan lampu B menyala. Akibat adanya hubung singkat

antara kabel lampu A dan kabel lampu B, maka lampu A ikut

menyala.

Sedangkan gambar 24.b lampu pada rangkaian tidak menyala

akibat adanya hubung singkat antara kabel dengan ground,

sekering pada rangkaian dapat terputus karena arus yang

mengalir terlalu besar.

Gangguan karena kerusakan komponen

Kerusakan pada komponen kelistrikan adalah penyebab utama

rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja.

Page 21: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 25. Gangguan akibat kerusakan komponen

Gambar 25.a menerangkan lampu tidak menyala karena filamen

lampu terputus.

Gambar 25.b menunjukan adanya kerusakan pada batere baik

pada kotak batere ataupun korosi pada terminal–terminalnya dan

ini menjadikan batere tidak dapat mensuplai kebutuhan energi

pada rangkaian dan pada akhirnya rangkaian kelistrikan tidak

dapat bekerja.

Peralatan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian /

system kelistrikan.

Macam-macam peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa

gangguan pada rangkaian kelistrikan seperti pada gambar

dibawah. Peralatan ini biasa digunakan untuk memeriksa

kontinuitas dari suatu rangkaian dan mengukur nilai tahanan,

arus atau tegangan dari suatu rangkaian kelistrikan.

Page 22: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

n

g

g

u

n

a

k

a

n

A

m

p

e

r

Gambar 26. Macam-macam peralatan pemeriksa rangkaian

Peralatan-peralatan yang biasa digunakan antara lain:

a) Jumper wire

b) Test lamp

c) Self-Powered test light

d) AVO Digital

e) AVO Analog

f) VOLT – AMP Tester

g) Combination meter/Digital probe

Menggunakan Jumper wires untuk memeriksa

kontinuitas rangkaian kelistrikan.

Page 23: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Sering kali rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja karena tidak

adanya kontinuitas pada rangkaian tersebut, untuk memeriksa

kontinutas dapat digunakan jumper wires seperti yang terlihat

pada gambar 27.

Keselamatan kerja yang harus diperhatikan selama

menggunakan jumper wires untuk memeriksa kontinuitas

adalah:

Jangan pernah melakukan by-pass pada lampu, motor, coil atau

beban kelistrikan lainnya. Karena hal ini dapat menyebabkan

kerusakan pada komponen lainnya.

Langkah pemeriksaan:

1). Pastikan saklar dalam posisi ON

2). Memby-pass rangkaian dari titik/bagian yang paling dekat

dengan sumber

3).Jika dengan langkah ini rangkaian sudah bekerja, maka dapat

dipastikan bahwa gangguan itu terjadi pada daerah yang

kita periksa tadi (tidak ada kontinuitas pada posisi ini).

Page 24: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

4). Jika pada langkah no.2 telah dikerjakan dan rangkaian tetap

tidak bekerja maka, mulailah melakukan by-pass pada posisi

selanjutnya. Begitu seterusnya sampai ditemukan dimana

letak gangguannya.

G

a

m

b

a

r

2

7

.

B

y

-

p

a

s

s

d

engan Jumper wires

Menggunakan Tes lamp

Selain dengan jumper wires pemeriksaan kontinuitas dapat

dilakukan dengan tes lamp, penggunaan tes lamp lebih

menguntungkan dibandingkan jumper karena penggunaan tes

lamp tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada komponen

kelistrikan yang sedang diperiksa.

Page 25: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar dibawah menunjukkan cara pemeriksaan kontinuitas

pada rangkaian, jika tes lamp nyala berarti ada kontinuitas antara

titik yang diperiksa dengan sumber arus/positip batere, sebaliknya

jika tes lamp tidak nyala berarti tidak ada kontinuitas.

Gambar 28. Pemeriksaan kontinuitas dengan tes lamp

Langkah pemeriksaan :

1). Pastikan bahwa batere dalam kondisi baik

2). Pastikan saklar pada posisi ON

2). Hubungkan penjepit dari tes lamp dengan negatip

batere/ground

3). Hubungkan colok tes lamp pada terminal sekring, jika lampu

tes menyala berarti ada kontinuitas antara positip batere

dengan kaki depan sekring jika lampu tidak nyala berarti

jaringan kabel antara positip batere dengan kaki sekring

terputus.

4). Lakukan pemeriksaan tahap berikutnya pada saklar, konektor

seperti gambar 29. sampai menemukan tidak adanya

kontinuitas dengan ditandai tes lamp tidak nyala.

Page 26: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

c. Rangkuman kegiatan belajar 3

Tiga tipe gangguan yang sering terjadi pada rangkaian/system

kelistrikan yaitu: Gangguan karena nilai tahanan naik, hubung

singkat dan kerusakan komponen.

Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk memeriksa

gangguan rangkaian diantaranya jumper wires, tes lamp, AVO

digital ataupun analog. Pada saat pemeriksaan ganguan harus

diperhatikan cara penggunaan alat yang digunakan sebab jika

salah menggunakan alat dapat menyebabkan kerusakan pada

komponen yang diperiksa.

d. Tugas kegiatan belajar 3

Buatlah tes lamp dari komponen-komponen yang mudah didapat

e. Test formatif kegiatan belajar 3

1) Faktor apa saja yang menyebabkan nilai tahanan pada

rangakaian kelistrikan bertambah.

2) Jelaskan apa yang tidak boleh dilakukan saat pemeriksaan

kontinuitas rangkaian menggunakan jumper wire.

3) Bagamana cara menggunakan tes lamp untuk memeriksa

kontinuitas rangkaian kelistrikan

4) Jelaskan keuntungan menggunakan tes lamp disbanding

jumper wire.

f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 3

1) - Gangguan karena nilai tahanan membesar.

- Gangguan karena hubung singkat

- Gangguan karena kerusakan komponen

2) Faktor penyebab nilai tahanan bertambah antara lain:

a) Adanya rangkaian yang terbuka/terputus

b) Timbulnya korosi/karatan pada sambungan

Page 27: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

3) Hal yang tidak diperbolehkan dalam pemerikaan kontinuitas

dangan jumper wire adalah:

Membay-pass beban kelistrikan baik lampu,motor atau beban

lain

4) Cara menggunakan tes lamp untuk pemeriksaan kontinuitas

rangkaian, adalah:

a) Menghubungkan jepit tes lamp dengan negatip batere atau

ground

b) Menghubungkan colok tes lamp dengan titik pada rangkaian

yang akan diperiksa.

5) Keuntungan menggunakan tes lamp dibandingkan jumper wire

adalah: tes lamp tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada

komponen rangkaian yang diperiksa.

g. Lembar kerja kegiatan belajar 3

Tujuan :

Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

1) Menggunakan jumper wire

2) Menggunakan tes lamp

3) Menentukan letak gangguan dari hasil pemeriksaan.

4) Menyimpulkan hasil pemeriksaan

Alat dan Bahan

1) Trainer kelistrikan body standart

2) Baterai 12V

3) Jumper wire

4) Tes lamp

Page 28: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Keselamatan Kerja

1) Tidak diperkenankan Memby-pass batere karena dapat

menyebakan kerusakan pada batere.

2) Tidak diperkenankan memby-pass beban kelistrikan.

Langkah Kerja

1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2) Lakukan pemeriksaan kontinuitas dengan jumper dan tes lamp.

Memeriksa kontinuitas dengan jumper:

1) Rangkaikan kelistrikan body standart yang akan diperiksa

2) By-pass dengan jumper pada bagian titik kabel yang terdekat

dengan sumber arus.

3) Perhatikan hasil pemeriksaan ada perubahan kerja atau tidak,

4) Lanjutkan pemeriksaan pada titik–titik berikutnya.

Mengukur kontinuitas dengan tes lamp:

1) Rangkaikan kelistrikan body standart yang akan diperiksa

2) Hubungkan jepit tes lamp dengan negatip sumber arus.

3) Hubungkan colok tes lamp pada titik yang terdekat dengan

sumber arus positip.

4) Perhatikan hasil pemeriksaan apakah lampu tes menyala atau

tidak.

5) Tarik kesimpulan dari hasil pemeriksaan

6) Lanjutkan pemeriksaan pada titik berikutnya.

7) Ambil kesimpulan akhir, tentukan letak gangguan rangkaian

8)Bersikah alat dan tempat kerja, kembalikan alat dan bahan ke

tempat semula

Tugas:

Analisisa data hasil pemeriksaan, buatlah laporan

Page 29: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

4. Kegiatan Belajar 4 : Menggunakan electric wire

a. Tujuan Kegiatan Belajar 4

Setelah mempelajari modul ini siswa dapat:

5) Menyebutkan macam kabel yang digunakan pada kendaraan

6) Mengidentifikasi kode warna yang digunakan pada kabel

7) Menentukan ukuran kabel yang digunakan

8) Menjelaskan fungsi dan macam konektor

9) Menjelaskan metode memperbaiki kabel

b. Uraian materi kegiatan belajar 4

Kabel (Wires)

Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai media

mengalirkan listrik. Terdapat beberapa tipe kabel, diataranya:

1) Kabel yang terbungkus isolator tipe pejal dan tipe serabut.

Kabel tipe serabut yang paling banyak digunakan pada

kelistrikan otomotif.

2) Kabel tanpa isolator, kabel jenis ini digunakan sebagai kabel

bodi/ ground. Kabel ini menghubungkan antara blok mesin

dengan bodi/ rangka kendaraan.

Gambar 30. Macam kabelBerdasarkan besar arus mengalir kabel dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Kabel diameter kecil yaitui kabel yang digunakan untuk beban lampu

dan asesoris lainnya.

Page 30: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

2) Kabel diameter besar yaitu kabel yang digunakan untuk kabel baterai.

Kode Warna Kabel

Guna mempermudah identifikasi maupun penelusuran bila terjadi

kerusakan pada rangkaian kelistrikan maka isolator kabel dibuat warna.

Pada wiring diagrams warna kabel ditunjukkan dalam kode abjad, karena

terbatasnya warna maka warna isolator kabel ada yang model diberi garis

strip. Pengkode kabel model ini warna kabel yang dominan diletakan

depan sedangkan strip diletakkan dibelakang. Contoh: kabel satu warna

dengan kode “B” berarti warna kabel adalah hitam (black), sedangkan

kode “B-W” berarti warna kabel adalah hitam strip putih (white).

Tabel 1 Kode Warna Kabel

Warna Kode Warna KodeBlack (hitam)Brown (coklat)Green (hijau)Gray (abu-abu)Blue (biru)Light Blue(hijau muda)

BBRG

GRL

LG

Orange (oranye)Pink(merah muda)Red (merah)Violet (ungu)White (putih)Yellow (kuning)

OPRVWY

Hubungan Antara Diameter dan Panjang Kabel dengan Tahanan Listrik

Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang kabel tetapi berbanding

terbalik dengan diameter kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik,

semakin besar pula tahanannya, tetapi semakin besar diameter kabel

listrik semakin kecil tahanannya. Berdasarkan pengertian diatas tahanan

suatu kabel listrik dapat dihitung dengan rumus berikut :

R = Tahanan listrik ………………. = Tahanan jenis ………………. ml = Panjang kabel ………………. mA = Luas penampang kabel …….. m2

R = . lA

Page 31: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Tabel 2. Tahanan jenis pada temperature 20 ºC

Bahan /m Bahan /m

AlmuniumBesiEmasPerakPlatinaTembaga

2,75 x 10-8

9,68 x 10-8

2,44 x 10-8

1,62 x 10-8

10,6 x 10-8

1,69 x 10-8

TungstenManganKarbonGermaniumSilikonKaca

5,25 x 10-8

48,2 x 10-8

3 x 10-5

5 x 10-1

0,1 - 60109 - 1012

Menentukan Ukuran Kabel

Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa semakin panjang

kabel semakin besar tahanan listriknya, dan semakin kecil kabel

tahanan semakin besar. Guna memudahkan pemakaian maka SAE

( Society of Automotive Engineer) mengeluarkan pedoman AWG

(American Wire Gauge) seperti table berikut ini:

Tabel 3. Ukuran Kabel

Metric

(mm2)

SAE AWG

(gage)

Ohm per 1000

feet

0,5

0,8

1,0

2,0

3,0

5,0

8,0

13,0

19,0

20

18

16

14

12

10

8

6

4

10,0

6,9

4,7

2,8

1,8

1,1

0,7

0,4

0,3

Page 32: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

32,0

40,0

50,0

62,0

2

1

0

00

0,2

0,14

0,11

0,09

Contoh :

Tentukan besar tahanan untuk kabel 14 gage, dengan

panjang 18 feet.

Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage

adalah 2,8 Ohm tiap 1000 feet atau 0,0028 ohm per feet,

sehingga besar tahanan = 0,0028 x 18 = 0,05 Ohm.

Pemilihan kabel yang digunakan pada sistem kelistrikan

tergantung dari besar arus yang akan mengalir atau beban.

Semakin besar arus yang mengalir atau semakin besar beban

semakin kesar ukuran kabel yang digunakan. Selain besar arus

dan beban juga dipengaruhi jarak antara sumber dengan beban.

Guna mempermudah pemilihan SAE mengeluarkan pedoman

pemilihan kabel seperti tabel berikut ini

Page 33: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Tabel 4. Pedoman Pemilihan Ukuran Kabel (Wire Gage)

Arus Daya Panjang Kabel (feet)

Amp Watt 3 5 7 10 15 20 25 30

1 12 20 20 20 20 20 20 20 20

1,5 18 20 20 20 20 20 20 20 20

2 24 20 20 20 20 20 20 20 20

3 36 20 20 20 20 20 20 20 20

4 48 20 20 20 20 20 20 20 18

5 60 20 20 20 20 20 20 18 18

6 72 20 20 20 20 20 18 18 18

7 84 20 20 20 20 18 18 18 16

8 96 20 20 20 18 18 18 16 16

10 120 20 20 20 18 18 16 16 16

Page 34: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

11 132 20 20 20 18 16 16 16 14

12 144 20 20 20 18 16 16 14 14

15 180 20 20 20 18 16 14 14 12

18 216 20 20 18 16 14 14 12 12

20 240 20 20 18 16 14 12 12 10

22 264 20 18 16 14 12 12 10 10

Contoh :

Tentukan ukuran kabel untuk lampu penerangan dengan daya 200 W, bila jarak lampu sampai sumber listrik sejauh 18 feet.

Tentukan pula penurunan tegangan akibat panjang kabel.

Besar arus yang mengalir adalah I = P / V = 200 /12 = 16,6 A

Ukuran kabel untuk daya 200W dengan jarak 18 feet dari table diatas adalah 14 gage atau luas penampang 2,0 mm2 .

Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage adalah 2,8 Ohm tiap 1000 feet atau 0,0028 ohm per feet, sehingga

besar tahanan = 0,0028 x 18 = 0,05 Ohm. Dengan demikian besar voltage drop sebesar V = I x R = 16,6 x 0,05 = 0, 83

Volt.

Page 35: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Hubungan Antara Temperatur dan Tahanan Listrik

Tahanan listrik pada konduktor akan berubah dengan adanya perubahan

temperatur konduktor/kabel. Biasanya tahanan listrik akan naik bila

temperatur naik. Hal tersebut dapat dipahami dengan cara berikut. Bila

sebuah lampu yang dihubungkan denga baterai dengan sebuah kawat

tembaga, kemudian kawat tersebut dipanaskan dengan api maka lampu

tersebut semakin lama akan semakin redup.

Gambar 31. Beberapa FaKtor Yang Mempengaruhi Nilai Tahanan

Tahanan Sambungan

Tahanan sambungan adalah tahanan yang diakibatkan oleh sambungan

yang kendor atau kotor. Bila arus listrik melewati sambungan yang

kendor akan menyebabkan sambungan menjadi panas. Panas ini akan

memperbesar tahanan dan mempercepat timbulnya korosi. Tahanan

sambungan dapat diperkecil dengan membersihkan sambungan dan

mengeraskan sambungan.

Terminal baterai merupakan terminal yang paling sering kendor dan

kotor akibat korosi yang disebabkan asam sulfar dari uap elektrolit

baterai. Akibat terminal kendor dan kotor menyebabkan tahanan

meningkat sehingga menyebabkan gangguan suplai listrik terutama saat

mesin distarter, oleh karena itu terminal ini harus sering diperiksa dan

dibersihkan

Page 36: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 32. Membersihkan terminal baterai

Tahanan Isolator

Seperti telah dijelaskan bahwa karet, vynil, plastik dan porselin dapat

digunakan untuk menghalangi arus listrik antara konduktor. Sifat dari

bahan-bahan ini disebut kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan

dengan nilai tahanan. Dalam kondisi tertentu isolator dapat berubah

menjadi penghantar listrik/ konduktor, misalnya karena retak, bocoran

arus listrik yang akan menimbulkan percikan bunga api dan

menimbulkan kotoran, menempelnya air atau kotoran lain pada isolator.

Gambar 33. Kerusakan isolator kabel listrik

Wire Harness

Wire harness merupakan sekumpulan kabel yang digunakan

pada rangkaian kelistrikan, dimana sekumpulan kabel tersebut

dijadikan satu dengan isolator, agar kabel lebih rapih. Pada ujung

wire harness dipasang konektor sehingga pemasangan sistem

perkabelan lebih mudah.

Page 37: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 34. Wire Harnes

Memperbaiki Kabel

1) Potong kabel yang rusak, kemudian

kupas kabel dengan tang pengupas

dengan panjang 10 mm

Gambar 35. Mengupas kabel

2) Ukur diameter kabel untuk

menentukan ukuran kabel

penyambung yang akan digunakan.

Gambar 36. Mengukur diameter

3) Buat kabel penyambung yang akan

digunakan, masukkan heat shrink

tube ke kabel penyambung.

Gambar 37. Memasukkan heat shrink

Page 38: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

4) Sambung kedua kabel dengan

Crimp mark, kemudian solder

sambungan

Gambar 38. Menyolder sambungan

5) Geser heat shrink tube ke kabel

yang disambung, kemudian panasi

heat shrink tube dengan heater.

Gambar 39. Memanaskan heat shrink

c. Rangkuman kegiatan belajar 4

Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai media mengalirkan

listrik. Terdapat beberapa tipe kabel diantaranya :

1) Kabel berisolator, contoh kabel yang umum digunakan

2) Kabel tanpa isolator, contoh kabel massa

3) Kabel kecil, contoh kabel yang digunakan secara umum

4) Kabel besar , contoh kabel baterai

Pada wiring diagrams warna kabel ditunjukkan dalam kode abjad, karena

terbatasnya warna maka warna isolator kabel ada yang model diberi garis

strip. Pengkode kabel model ini warna kabel yang dominan diletakan

depan sedangkan strip diletakkan dibelakang. Contoh: kabel satu warna

dengan kode “B” berarti warna kabel adalah hitam (black), sedangkan

kode “B-W” berarti warna kabel adalah hitam strip putih (white).

Guna memudahkan menentukan ukuran kabel yang akan digunakan SAE

( Society of Automotive Engineer) mengeluarkan pedoman AWG

(American Wire Gauge) yang berisi nomor gage, ukuran kabel dan

tahanan tiap 1000 feet. Selain itu juga ada pedoman yang memuat

hubungan arus, panjang kabel dan nomor gage yang digunakan.

Page 39: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Tiap ujung kabel dipasang konektor, bentuk konektor ada bebarapa

macam diantara bentuk bulat maupun bentuk kotak. Jumlah kabel dalam

satu konektor sangat bervariasi mulai dari satu kabel sampai puluhan

kabel.

d. Tugas kegiatan belajar 4

Cari wiring diagram salah satu tipe kendaraan :

1) Identifikasi ukuran dan warna kabel yang digunakan

2) Identifikasi jenis konektor yang digunakan

e. Test formatif kegiatan belajar 4

1) Sebutkan macam kabel yang digunakan pada kendaraaan

2) Tentukan ukuran kabel untuk horn, bila diketahui daya horn 12V/ 36

W dirangkai paralel, jarak antara horn dengan sumber 3 m.

3) Sebutkan bahan yang sering digunakan untuk isolator kabel

4) Dimana titik-titik yang menjadi sumber gangguan pada kabel

5) Apa yang dimaksud heat shrink tube ?

6) Bagaimana cara menyambung kabel yang putus?

f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 4

1) Macam kabel yang digunakan pada kendaraan yaitu dilihat dari

serabutnya ada dua yaitu kabel serabut dan kabel pejal, dari

penggunaan isolator yaitu kabel tanpa isolator dan kabel dengan

isolator, dilihat dari ukurannya maka ada kabel kecil dan kabel besar.

2) Ukuran kabel untuk horn, bila diketahui daya horn 12V/ 36 W

dirangkai paralel, jarak antara horn dengan sumber 3 m.

Panjang kabel : 1 meter= 3,28 feet untuk 3 m = 3 x 3,28 = 9,84

feet

Page 40: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

beban : 12 V/ 36 W dirangkai paralel sehingga beban 12 V/ 36 W

+12 V/ 36 W = 12V/ 72 W . Dari data tersebut diklarifikasi dengan

tabel diperoleh ukuran kabel 20, yaitu kabel dengan luasan 0,5 mm2

3) Bahan yang sering digunakan untuk isolator kabel antara lain karet,

vynil, atau plastik.

4) Titik-titik yang menjadi sumber gangguan pada kabel antara lain pada

sambungan, ujung konektor, klem kabel pada bodi dan terminal kabel

5) Heat shrink tube merupakan salah satu model isolator sambungan

kabel dengan metode pemanasan untuk menyusutkan isolator

sehingga isolator dapat mengikat dengan kuat sambungan yang

diisolasi.

6) Cara menyambung kabel yang putus adalah :

a) Putus bagian kabel yang rusak dan kupas isolator pada ujung kabel

kurang lebih 10 mm.

b) Ukur diameter kabel untuk menentukan diameter kabel penyambung.

c) Ukur panjang kabel yang dibutuhkan dengan diameter sama dengan

kabel yang disambung.

d) Masukkan dua heat shrink tube pada kabel penyambung.

e) Sambung kabel yang putus, dan solder sambungan kabel.

f) Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder dan panasi

heat shrink tube.

g. Lembar kerja kegiatan belajar 4

Tujuan :

Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

1) Menyambungkabel yang putus

2) Memasang terminal kabel

Alat dan Bahan

5) Solder

6) Tang pengupas kabel

Page 41: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

7) Kabel, tenol, terminal kabel, heat shring tube

Keselamatan Kerja

Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan iujung solder pada

tempatnya, hindari ujung solder mengenai kabel listrik.

Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau

tidak.

Langkah Kerja

3) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

4) Latihan menyambung kabel

a) Potong dua buah kabel dengan panjang 100 mm, kupas isolator

pada ujung kabel kurang lebih 10 mm.

b) Masukkan heat shrink tube pada salah satu kabel.

c) Sambung kabel, kemudian solder sambungan kabel.

d) Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder.

e) Panasi heat shrink tube.

Menyolder sambungan Memanasi heat shrink

5) Latihan memasang terminal

a) Potong kabel dengan panjang 100 mm, kupas isolator pada ujung

kabel kurang lebih 10 mm.

b) Masukkan heat shrink tube pada kabel.

c) Pasang kabel pada terminal kabel, cepit dengan tang penjepit

terminal, solder sambungan kabel.

d) Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder.

e) Panasi heat shrink tube.

Page 42: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

4) Bersikan alat dan tempat kerja, kembalikan ketempat semula.

Tugas

Apa dampak kualitas sambungan kabel yang buruk pada sistem kelistrikan.

Page 43: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

5. Kegiatan 5: Menggunakan Wire Conector

a. Tujuan Kegiatan Belajar 5

Setelah membaca modul ini siswa dapat:

1) Menyebutkan macam wire conector

2) Menjelaskan model penguncian wire conector

3) Melepas dan memasang wire conector

4) Memperbaiki wire conector yang rusak

b. Uraian Materi 5

Konektor kabel (Wire conector)

Konektor berfungsi tempat penyambungan kabel pada

sistem kelistrikan, melindungi sambungan dari karat dan

kotoran, dan memungkinkan sambungan dipisah lagi dengan

mudah.

Konektor terdiri dari konektor laki-laki dan konektor

perempuan, rumah konektor terbuat dari plastic, dalam rumah

tersebut terdapat lubang untuk memasukkan terminal kabel.

Jumlah terminal pada konektor sangat beragam mulai dari satu

terminal sampai puluhan terminal. Agar penyambungan

konektor lebih mudah dan tidak salah maka pada konektor

terdapat nok sehingga bila posisi tidak tepat maka konektor

tidak dapat masuk, sedangkan untuk menjamin agar

sambungan lebih kuat maka dipasang pengunci.

Bentuk Konektor

Bentuk konektor ada bebarapa macam diantara bentuk bulat maupun

bentuk kotak. Jumlah kabel dalam satu konektor sangat bervariasi mulai

dari satu kabel sampai puluhan terminal.

Page 44: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 40. Kontruksi Konektor

Saat melepas konektor harus memperhatikan teknik penguncikan yang

digunakan, dan saat menarik konektor tidak boleh menarik kabelnya.

Bagian yang ditarik adalah bagian konektornya. Teknik melepas

penguncian terminal ada beberapa macam diantaranya:

1) Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik

2) Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik

3) Langsung menarik rumah konektor

Lokasi pengunci :

1) Di tengah

2) Disamping

Gambar 41. Bentuk dan Teknik Penguncian Pada Konektor Kabel.

Konektor perempuan Konektor

laki-laki

Nok

Page 45: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 42. Macam Bentuk Konektor dan Jumlah Terminalnya

Melepas dan memasang konektor kabel

Melepas konektor harus hati-hati, cara melepas yang salah dapat

meyebabkan kabel putus. Perhatikan metode penguncian yang

digunakan oleh konektor, jangan menarik kabel saat melepas.

Langkah melepas konektor kabel adalah sebagai berikut

1) Tekan pengunci badan soket konektor dan pisahkan badan konektor

laki dan perempuan (Male dan Famale)

2) Jika sulit terlepas, angkat anti-back comb dari badan konektor dengan

menggunakan obeng, lihat gambar 63.

3) Menggunakan obeng, masukkan obeng ke dalam bagian depan badan

konektor, angkat pengunci penahan dari terminal dan tarik kabelnya

dari konektor.

Gambar 43. Melepas Terminal dari Konektor

Langkah memasang

1) Perhatikan posisi pengunci maupun posisi nok

2) Masukkan terminal konektor sampai pengunci bunyi klik.

Page 46: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

3) Pastikan konektor telah terkunci dengan baik dengan cara menarik

konektor tanpa menekan pengunci, konektor tidak boleh terlepas.

Memperbaiki Kerusakan Konektor Kabel

Terminal konektor maupun kabel pada sambungan terminal sering

mengalami gangguan. Gangguan pada terminal adalah karat dan terbakar,

sedangkan pasa sambungan sering kabelnya putus, untuk mengatasi hal

tersebut maka perlu perbaikan konektor kabel.

Langkah perbaikan adalah sebagai berikut:

1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara

menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil.

Gambar 44 . Melepas Terminal Konektor

2) Dorong terminal konektor keluar.

3) Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya kurang lebih 10 mm.

4) Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang

akan digunakan.

5) Buat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, kupas ujung

kabel, pasang terminal konektor.

Page 47: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 45. Menyambung Kabel Yang Putus

6) Potong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan,

kupas isolator pada ujung kabel, sambung kedua kabel dengan Crimp

mark, kemudian solder sambungan

7) Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat

shrink tube dengan heater.

8) Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke

rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk menguci

apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik.

Gambar 46. Memasang Terminal Konektor

c. Rangkuman 5

Sepasang konektor kabel terdiri dari dua buah, yaitu konektor laki-laki

dan konektor perempuan. Bentuk konektor ada berberapa macam

diantaranya bentuk bulat dan persegi. Jumlah terminal mulai dari satu

buah sampai puluhan buah. Teknik penguncian dengan menekan

maupun mengungkit.

Membuka konektor harus memperhatikan metode penguncianya, jangan

menarik konektor pada kabelnya karena dapat menyebabkan kabel putus.

Page 48: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

d. Tugas 5

Cari buku pedoman perawatan salah satu alat berat, rangkum bentuk

konektornya dan teknik penguncian yang diaplikasikan.

e. Test Formatif 5

1) Sebutkan macam bentuk wire conector

2) Jelaskan metode melepas penguncian pada wire conector

3) Jelaskan yang harus diperhatikan saat melepas dan memasang wire

conector.

4) Bagaimana cara mengatasi bila terdapat satu atau lebih terminal

konektor yang rusak?

f. Kunci Jawaban Formatif 5

1) Bentuk konektor kabel ada berberapa macam diantaranya bentuk

bulat dan persegi. Jumlah terminal mulai dari satu buah sampai

puluhan buah

2) Metode melepas penguncian terminal ada beberapa macam

diantaranya:

a) Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik

b) Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik

c) Langsung menarik rumah konektor

Lokasi pengunci : Di tengah konektor dan disamping rumah konektor

3) Yang harus diperhatikan saat melepas adalah melepas penguncian,

menarik rumah konektor kabel dan tidak boleh menarik kabel.

Sedangkan saat memasang perhatikan bentuk, posisi nok dan posisi

pengunci.

4) Mengatasi terminal konektor yang rusak adalah dengan mengganti

terminal baru, dengan cara mengeluarkan terminal konektor lama,

memotong kabel terminal yang rusak, membuat sambungan kabel

dengan terminal konektor, menyambung kabel dan memasang

terminal konektor pada rumahnya sampai bunyi klik.

Page 49: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

g. Lembar Kerja 5

Tujuan :

Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

3) Menyambung kabel yang putus

4) Memasang terminal konektor

5) Memperbaiki terminal kabel

Alat dan Bahan

8) Solder

9) Tang pengupas kabel

10) Kabel, tenol, terminal kabel, heat shring tube

11) Konektor kabel

Keselamatan Kerja

Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan iujung solder pada

tempatnya, hindari ujung solder mengenai kabel listrik.

Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau

tidak.

Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara

menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil

dan dorong terminal konektor keluar.

2) Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya ± 10 mm.

3) Buat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, kupas ujung

kabel, pasang terminal konektor.

4) Potong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan,

kupas isolator pada ujung kabel, sambung kedua kabel dengan Crimp

mark, kemudian solder sambungan.

Page 50: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

5) Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat

shrink tube dengan heater.

6) Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke

rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk

memastikan apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik.

7) Bersihkan tempat kerja, kembalikan alat yang digunakan ke tempat

semula.

Tugas:

1) Identifikasi jenis dan penyebab kerusakan pada konektor kabel.

2) Buatlah laporan kerja.

Page 51: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

6. Kegiatan Belajar 6 : Menggunakan Multi Meter

a. Tujuan kegiatan belajar 6

Setelah mempelajari modul ini, siswa dapat:

5) Menyebutkan bagian-bagian multi meter

6) Menggunakan multi meter untuk mengukur tahanan

7) Menggunakan multi meter untuk mengukur arus

8) Menggunakan multi meter untuk mengukur tegangan

b. Uraian materi kegiatan belajar 6

Multi meter merupakan alat sistem kelistrikan yang mempunyai

multi fungsi yaitu untuk

1) Mengukur arus atau Amper meter

2) Mengukur tegangan atau Volt meter

3) Mengukur tahanan atau Ohm meter

Karena kemampuan sebagai Amper meter (A) , Volt meter (V)

dan Ohm meter (O) maka alat ini juga sering disebut AVO meter.

Model multi meter yang banyak digunakan ada dua, yaitu model

analag dan model digital. Model analog menggunakan jarum

penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan angka

hasil pengukuran.

Gambar 47. Model Multi Meter

Multimeter Analog

AnalogDigital

Page 52: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Multi meter analog merupakan multi meter dengan penunjukan

jarum ukur, multi meter jenis ini pada saat ini banyak digunakan

karena harganya lebih murah, namum pembacaan hasil ukur lebih

sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak.

Bagian-bagian multi meter analog dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 48. Multi Meter Analog

Menggunakan Multi meter Analog

1) Mengukur arus listrik

Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus

listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a) Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala

ukur yang dipilih, beberapa multi meter mempunyai batas

maksimal 500 mA atau 0,5 A.

Page 53: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

b) Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah

secara seri, pengukuran secara parallel dapat menyebabkan

multimeter terbakar

c) Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam,

diantara 250 mA dan 20 A. Contoh melakukan pengukuran arus

kurang dari 250 mA.

Langkah mengukur

a) Putar selector ukur kearah 250 mA

b) Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah

(+) ke beban atau lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke

arah negatip baterai

c) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian

hasilnya kalikan dengan 10.

Gambar 49. Menggunakan Amper Meter

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 3, maka

besar arus yang mengalir adalah 3 x 10 = 30 mA.

2) Mengukur tegangan

a) Mengukur tegangan DC

Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC.

Besar tegangan DC yang mampu diukur adalah 0 – 500 Volt

DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V

Page 54: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

dan 500 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk

mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal

sebagai berikut:

(1) Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari

skala ukur yang dipilih, misal mengukur tegangan baterai

12V DC maka pilih skala 25V DC.

(2) Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah

secara paralel, pengukuran secara seri dapat

menyebabkan multimeter terbakar.

(3) Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian

(1) Putar selector ukur kearah 25 V DC.

(2) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur

merah (+) ke positip baterai dan colok ukur hitam

(negatip) ke arah negatip baterai.

(3) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

Gambar 50 . Menggunakan Volt Meter

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 12 V

DC

b) Mengukur tegangan AC

Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 –

1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri dari 10 V, 25 V, 250 V

dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk

Page 55: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal

sebagai berikut:

(1) Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari

skala ukur yang dipilih, misal mengukur tegangan listrik

sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.

(2) Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah

secara paralel, pengukuran secara seri dapat

menyebabkan multimeter terbakar

(3) Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.

Langkah mengukur tegangan listrik

(1) Putar selector ukur kearah 250 V AC

(2) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan

colok ukur merah (+)dan colok ukur hitam (-) pada

lubang sumber listrik.

(3) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan

hasil pengukuran dengan 10.

Gambar 51 . Menggunakan Volt Meter Mengukur Tegangan AC

Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan angka 10,

maka besar tegangan sumber listrik adalah 10x 10 = 100

Volt AC. Bila tegangan jaringan seharusnya 220 V, maka

terjadi penurunan tegangan pada sumber listrik.

Page 56: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

3) Mengukur tahanan

Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan

perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a) Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang

pengukuran efektif tahanan yang diukur, misal mengukur

tahanan 220 Ω maka pilih skala 1 X, tahanan 800 Ω

menggunakan 10 X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.

b) Kalibrasi alat ukur sebelum

digunakan, dengan cara

menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur

jarum pada posisi 0 (nol).

c) Pengukuran tidak boleh

pada rangkian uyang dialiri

listrik, jadi matikan sumber

dan lepas komponen saat

melakukan pengukuran.

Gambar 52. Mengukur Tahanan Lampu

Langkah mengukur tahanan

a) Putar selector ukur kearah 1X Ω.

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol)

dengan memutar Ohm calibration.

c) Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.

d) Baca hasil pengukuran.

Page 57: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 53. Mengukur Tahanan

Hasil pengukuran menunjukan besar tahanan adalah 9 Ω

Bila posisi pengukuran pada 10 X, maka hasil diatas dikalikan

10, sehingga 9 x 10 = 90 Ω.

Multi Meter Digital

Multi meter digital pada saat ini lebih banyak digunakan karena

hasil lebih akurat dan pembcaan lebih mudah. Pada multi meter

digital terdapat sekala ukur dengan tulisan M (Mega), K (Kilo), m

(milli), U (mikro). Cara menggunakan multimeter digital sama

dengan multi meter analog. Contoh penggunaan dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Mengukur kebocoran listrik rangkaian Mengukur kebocoran tegangan baterai

Page 58: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Mengukur tegangan output terminal relay Mengukur tahanan terminal relay

Gambar 54. Menggunakan Multimeter Digital

c. Rangkuman kegiatan belajar 7

Multi meter berfungsi untuk mengukur arus atau Amper meter,

mengukur tegangan atau Volt meter, mengukur tahanan atau

Ohm meter, karena kemampuan tersebut maka alat ini juga sering

disebut AVO meter.

Hal yang harus diperhatikan dlam menggunakan multi meter

antara lain:

1) Posisi skala ukur harus lebih tinggi dari beban yang diukur

2) Melakukan kalibrasi alat

3) Mengukur arus posisi Amper, secara seri

4) Mengukur Tegangan posisi Volt AC atau DC secara parallel

5) Mengukur tahanan tidak boleh ada sumber listrik atau posisi

terlepas.

Penggunakan multi meter analog maupun digital pada dasarnya

sama saja, untuk multi meter digital pembacaan hasilm ukur lebih

mudah.

Page 59: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

d. Tugas kegiatan belajar 6

Cari artikel dari internet tentang multi meter Analog dan multi

meter digital

e. Test formatif kegiatan belajar 6

5) Sebutkan fungsi multi meter ?

6) Faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat menggunakan

multi meter.

7) Bagamana cara melakukan kalibrasi ohm meter.

8) Jelaskan langkah mengukur tahanan koil pengapian bila

diketahui standard tahanan primer 2 Ω dan tahanan skunder 8

KΩ.

9) Jelaskan dampak mengukur arus listrik dengan cara parallel.

Page 60: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 6

5) Multi meter berfungsi untuk mengukur arus atau Amper meter,

mengukur tegangan atau Volt meter, mengukur tahanan atau

Ohm meter, karena kemampuan tersebut maka alat ini juga

sering disebut AVO meter.

6) Hal yang harus diperhatikan dlam menggunakan multi meter

antara lain:

c) Posisi skala ukur harus lebih tinggi dari beban yang diukur

d) Melakukan kalibrasi alat

e) Mengukur arus posisi Amper, secara seri

f) Mengukur Tegangan posisi Volt AC atau DC secara parallel

g) Mengukur tahanan tidak boleh ada sumber listrik atau posisi

terlepas

7) Kalibrasi alat ukur adalah dengan cara:

a) Menghubungkan singkat colok ukur,

b) Melihat apakah jarum ukur pada posisi 0 (nol), bila tidak

tepat

c) Atur jarum dengan memutar Ohm calibration sampai jarum

pada posisi 0 (nol), bila tidak bias periksa baterai multi meter

8) Langkah mengukur tahanan koil pengapian bila diketahui

standard tahanan primer 2 Ω dan tahanan skunder 8 KΩ, adalah:

Mengukur tahanan primer:

a) Putar selector ukur kearah 1X Ω

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan

memutar Ohm calibration.

c) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

negatip koil pengapian.

d) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan spesifikasi

Page 61: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Mengukur tahanan skunder:

a) Putar selector ukur kearah 1XkΩ

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan

memutar Ohm calibration.

c) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

tegangan tinggi koil pengapian

d) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan sepesifikasi

5) Dampak mengukur arus listrik dengan cara parallel adalah multi

meter akan terbakar karena arus listrik akan mengalir langsung

ke multi meter dengan besar arus tak terhingga.

g. Lembar kerja kegiatan belajar 6

Tujuan :

Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

5) Menggunakan multi meter untuk mengukur tahanan

6) Menggunakan multi meter untuk mengukur arus

7) Menggunakan multi meter untuk mengukur tegangan

Alat dan Bahan

12) Koil pengapian, baterai 12V, lampu 12V/12W

13) Multimeter

Keselamatan Kerja

3) Posisi skala ukur harus lebih tinggi dari beban yang diukur.

4) Melakukan kalibrasi alat.

5) Mengukur arus posisi Amper, secara seri.

6) Mengukur Tegangan posisi Volt AC atau DC secara parallel.

7) Mengukur tahanan tidak boleh ada sumber listrik atau posisi

terlepas.

Page 62: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Langkah Kerja

6) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

7) Lakukan pengukuran tahanan koil pengapian

Mengukur tahanan primer:

5) Putar selector ukur kearah 1X Ω

6) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok

ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar

Ohm calibration.

7) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal negatip

koil pengapian

8) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan spesifikasi

Mengukur tahanan skunder:

8) Putar selector ukur kearah 1XkΩ

9) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok

ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar

Ohm calibration.

10) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

tegangan tinggi koil pengapian

11) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan sepesifikasi

Bagian yang diukur Posisi selektor Hasil Pengukuran Spesifikasi

Primer 2 Ω

Skunder 8 KΩ

8) Ukur arus yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu seperti

dibawah ini

a) Putar selector ukur kearah 20 A.

b) Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah

(+) ke beban atau lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke

arah negatip baterai.

c) Baca hasil pengukuran.

Page 63: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Beban Arus Teoritis Hasil Pengukuran

12V / 12 W A A

9) Mengukur tegangan baterai

a) Putar selector ukur kearah 25 V DC

b) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah

(+) ke positip baterai dan colok ukur hitam (negatip) ke arah

negatip baterai

c) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25

Data Beterai Hasil Pengukuran

10) Mengukur tegangan sumber listrik

a) Putar selector ukur kearah 250 V AC

b) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan

colok ukur merah (+)dan colok ukur hitam (-) pada lubang

sumber listrik.

c) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan

hasil pengukuran dengan 10.

Lokasi sumber listrik Hasil Pengukuran

11) Bersikah alat dantempat kerja, kembalikan alat dan bahan ke

tempat semula

Page 64: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Tugas:

Analisis data hasil pengukuran saudara, buatlah laporan

f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 6

9) Multi meter berfungsi untuk mengukur arus atau Amper meter,

mengukur tegangan atau Volt meter, mengukur tahanan atau

Ohm meter, karena kemampuan tersebut maka alat ini juga

sering disebut AVO meter.

10) Hal yang harus diperhatikan dlam menggunakan multi meter

antara lain:

h) Posisi skala ukur harus lebih tinggi dari beban yang diukur

i) Melakukan kalibrasi alat

j) Mengukur arus posisi Amper, secara seri

k) Mengukur Tegangan posisi Volt AC atau DC secara parallel

l) Mengukur tahanan tidak boleh ada sumber listrik atau posisi

terlepas

11) Kalibrasi alat ukur adalah dengan cara:

a) Menghubungkan singkat colok ukur,

b) Melihat apakah jarum ukur pada posisi 0 (nol), bila tidak

tepat

c) Atur jarum dengan memutar Ohm calibration sampai jarum

pada posisi 0 (nol), bila tidak bias periksa baterai multi meter

12) Langkah mengukur tahanan koil pengapian bila diketahui

standard tahanan primer 2 Ω dan tahanan skunder 8 KΩ, adalah:

Mengukur tahanan primer:

a) Putar selector ukur kearah 1X Ω

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan

memutar Ohm calibration.

Page 65: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

c) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

negatip koil pengapian.

d) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan spesifikasi

Mengukur tahanan skunder:

a) Putar selector ukur kearah 1XkΩ

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan

memutar Ohm calibration.

c) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

tegangan tinggi koil pengapian

d) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan sepesifikasi

5) Dampak mengukur arus listrik dengan cara parallel adalah multi

meter akan terbakar karena arus listrik akan mengalir langsung

ke multi meter dengan besar arus tak terhingga.

g. Lembar kerja kegiatan belajar 6

Tujuan :

Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

8) Menggunakan multi meter untuk mengukur tahanan

9) Menggunakan multi meter untuk mengukur arus

10) Menggunakan multi meter untuk mengukur tegangan

Alat dan Bahan

14) Koil pengapian, baterai 12V, lampu 12V/12W

15) Multimeter

Keselamatan Kerja

8) Posisi skala ukur harus lebih tinggi dari beban yang diukur.

9) Melakukan kalibrasi alat.

10) Mengukur arus posisi Amper, secara seri.

11) Mengukur Tegangan posisi Volt AC atau DC secara parallel.

Page 66: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

12) Mengukur tahanan tidak boleh ada sumber listrik atau posisi

terlepas.

Langkah Kerja

12) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

13) Lakukan pengukuran tahanan koil pengapian

Mengukur tahanan primer:

9) Putar selector ukur kearah 1X Ω

10) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan

memutar Ohm calibration.

11) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

negatip koil pengapian

12) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan spesifikasi

Mengukur tahanan skunder:

12) Putar selector ukur kearah 1XkΩ

13) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat

colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan

memutar Ohm calibration.

14) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal

tegangan tinggi koil pengapian

15) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan sepesifikasi

Bagian yang diukur Posisi selektor Hasil Pengukuran Spesifikasi

Primer 2 Ω

Skunder 8 KΩ

14) Ukur arus yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu seperti

dibawah ini

d) Putar selector ukur kearah 20 A.

Page 67: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

e) Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah

(+) ke beban atau lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke

arah negatip baterai.

f) Baca hasil pengukuran.

Beban Arus Teoritis Hasil Pengukuran

12V / 12 W A A

15) Mengukur tegangan baterai

d) Putar selector ukur kearah 25 V DC

e) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah

(+) ke positip baterai dan colok ukur hitam (negatip) ke arah

negatip baterai

f) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25

Data Beterai Hasil Pengukuran

16) Mengukur tegangan sumber listrik

d) Putar selector ukur kearah 250 V AC

e) Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan

colok ukur merah (+)dan colok ukur hitam (-) pada lubang

sumber listrik.

f) Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan

hasil pengukuran dengan 10.

Page 68: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Lokasi sumber listrik Hasil Pengukuran

17) Bersikah alat dantempat kerja, kembalikan alat dan bahan ke

tempat semula

Tugas:

Analisis data hasil pengukuran saudara, buatlah laporan

7. Kegiatan Belajar 7 : Perbaikan ringan pada

rangkaian/sistem kelistrikan

a. Tujuan kegiatan belajar 7

Setelah mempelajari modul ini, siswa dapat:

9) Mengerjakan penggantian bohlam lampu kepala dengan benar

10)Memeriksa kerja lampu kepala

11)Mengerjakan penggantian lampu belakang, lampu rem dan

lampu mundur dengan benar.

12)Memeriksa kerja lampu belakang, lampu rem dan lampu

mundur.

13)Menggunakan multi meter untuk mengukur tegangan

b. Uraian materi kegiatan belajar 7

Mengganti fuse yang putus

Cara Memperbaiki Sekering

Sekering melindungi semua alat elektrik di dalam mobil: Pada

saat aliran arus berlebih, sekering akan " putus" sedemikian

sehingga arus listrik yang berlebih tidak mengalir pada peralatan.

Karena arus yang berlebih itu dapat merusakkan peralatan atau

menimbulkan percikan api. Dengan mengganti sekering yang

putus akan mengembalikan kerja peralatan seperti semula

(sebagai contoh sekering klakson putus akibatnya klakson tidak

Page 69: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

bunyi, setelah sekering diganti klakson kembali bunyi). Jika

sekering putus berulang-kali, itu menandakan adanya suatu

masalah dalam rangkaian dan ini memerlukan penanganan lebih

serius.

Langkah-langkah memperbaiki sekering

1). Matikan mesin sebelum bekerja

2. Kotak sekring pada umumnya

berupa plastik segi-empat.

Beberapamobil mempunyai

kotak sekring lebih dari satu

dan biasanya kotak sekerig

tambahan berada di dalam

ruang mesin. Jika sekering

yang putus tidak berada di

bawah dasboard, kemungkinan

sekering itu berada pada kotak

sekering tambahan. ( Gambar

55)

3. Bukalah tutup kotak sekring.

Ada dua cara untuk

menemukan sekering yang

tidak baik: Melihat elemen

sekering apakah putus atau

tidak ( Gambar 56). Atau, jika

kamu mengetahui alat yang

tidak bekerja contoh, radio

periksa

sekering

yang

menanga

ni alat

itu. Pada

kotak

sekering

biasanya

dilengka

pia label

untuk

masing-

m

a

s

i

n

g alat

(Gambar

5

7

)

Page 70: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

, atau lihatlah pada buku

manual.

Gambar 55. Lokasi

kotak sekering

Gambar 56. Sekering

Gambar 57. Kotak sekering

4. Lepaslah sekering yang putus

dengan cara menarik dari kotak

dengan pengungkit sekering

atau dapat juga menggunakan

obeng kecil jika kita tidak dapat

melepaskannya dengan jari (

Gambaran 58).

5.

Pe

riksalah

nomor/u

kuran

sekering

yang

terletak

dibagian

atas atau

sisinya.

Dari sini

kita akan

tahu

ukuran

arus dari

sekering

itu. (

Gambar

59 )

6. Pasang

sekering

baru,

dengan

jari

tekanlah

Page 71: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

sekering masuk kedalam slot

yang ada dikotak sekering.

Gambar 58. Melepas sekering

Gambar 59. ukuran sekering

Page 72: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Keselamatan kerja:

1. Jangan pernah mengganti sekering dengan ukuran amper yang

lebih besar. Ini dapat merusakan peralatan yang seharusnya

diamankan oleh sekering itu.

2. Pada jenis tertentu sekering mudah pecah, hati-hati saat

melepas atau memasangnya, karena pecahan kacanya dapat

melukai tangan.

1). Mengganti bohlam lampu kepala

Mengganti bohlam lampu kepala yang putus relatif gampang.

Mobil-mobil sekarang pada umumnya menggunakan bohlam type

halogen yang dapat dengan mudah dilepas dari bagian belakang

lampu kepala. Tetapi masih ada juga yang menggunakan model

sealed beam (khususnya pada mobil-mobil tua), pada lampu jenis

ini penggantiannya harus satu set antara bola lampu dan kaca

biasnya.

Gambar 60. Contoh bohlam lampu kepala

Mengganti Bohlam Halogen.

Langkah-Langkah:

Page 73: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

1. Tentukanlah bagian mana bohlam yang diganti (kiri/kanan),

2. Lepas soket lampu kepala, buka karet pelindung. Setelah karet

terbuka anda akan melihat klip pengikat dari kawat kemudian

lanjutkan pada langkkah ke 3. (Gambar 1)

3. Lepaskan klip pengikat dengan cara menekannya,. ( Gambar 2)

4. Keluarkan bohlam dari dudukannya, dan siapkan bohlam yang

baru. (Gambar 3)

5. Hindari menyentuh gelas/kaca pada bohlam halogen yang baru

dengan jari mu. Minyak dari jari mu akan merusak bohlam dan

menyebabkan bohlam mudah terputus.

6. Pasang bohlam halogen Yang baru, pastikan tepat pada

dudukannya.

7. Pasang kembali klip pengikat pada tempatnya.

8. Pasang karet pelindung pada dudukannya.

9. Pasang soket lampu kepala (pastikan menancap dengan kuat).

10. Nyalakanlah lampu kepala untuk menguji bahwa itu bekerja.

1 2 3

Gambar 61. Penggantian lampu kepala

Keselamatan kerja :

1. Sebelum penggantian bohlam, lepaskanlah terminal negatip

batere.

Page 74: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

2. Pastikan kunci kontak off, pada saat terminal batere dilepas

khususnya pada mobil yang dilengkapi dengan ecu. (melepas

terminal batere pada saat kunci kontak ON pada mobil yang

dilengkapi dengan ecu akan menyebabkan kerusakan)

3. Jangan pernah menyentuh kaca pada bohlam halogen.

4. Daya pada bohlam baru harus sama dengan bohlam lama.

2) Mengganti bohlam lampu belakang, lampu rem dan

mundur

Lampu yang dipasang pada mobil mempunyai fungsi yang penting

bagi keselamatan berkendaraan di jalan raya. Jika ada salah satu

lampu yang mati, maka segera harus diganti.

Gambar 62. Bohlam mati karena terbakar

a. Langkah-Langkah:

1. Tentukan bagian bohlam yang akan diganti: Pada beberapa

type lampu belakang, cover lampu dibuka dari luar dengan

melepas sekerup pengikatnya.

2. Lepaskan sekerup pengikat. ( Gambar 63)

3. Lepas bohlam dengan cara menekan dan diputar. ( Gambar 64)

4. Periksa bohlam berapa ukuran daya yang dipakai.

5. Bersihkanlah konektor dengan sikat kawat atau lap dari kotoran

atau karatan. (Gambar 65)

Page 75: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

6. Ambil bohlam baru dengan ukuran sama dengan bohlam lama.

7. Pasang bohlam baru dengan cara menekan masuk lalu diputar.

( Gambar 66)

8. Pasang cover lampu belakang.

9. Uji kerja lampu dengan menginjak pedal rem dan memutar

saklar lampu kota (Gambar 67)

Gambar 63. Melepas Cover Gambar 64. Melepas Bohlam

Gambar 65. Membersihkan

dudukan bohlam

Gambar 66. Memasang Bohlam

Page 76: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Gambar 67. Memeriksa kerja lampu rem

Keselamatan kerja:

1. Lepaslah terminal batere sebelum memulai penggantian

bohlam.

2. Pastikan kunci kontak dalam posisi off saat terminal batere

dilepas.

3. Selalu gunakan ukuran bohlam yang sama dengan aslinya saat

penggantian.

c. Rangkuman kegiatan belajar 7

Sekering berfungsi untuk mengamankan jaringan dari kerusakan

akibat, aliran arus yang berlebih. Sekering yang rusak/putus harus

diganti agar peralatan kelistrikan yang ada pada rangkaian bekerja

kembali. Sekering mempunyai ukuran kapasita arus yang boleh

melewatinya, apabila ukuran arus pada sekering diganti lebih

besar maka hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan

kelistrikan yang ada.

Rangkaian sistem kelistrikan diantaranya adalah lampu kepala,

lampu rem, lampu mundur, lampu kota. Apabila bohlam putus

maka lampu tidak menyala, dengan mengganti bohlam baru maka

rangkaian lampu akan menyala kembali.

Pasanglah bohlam baru dengan ukuran yang sama dengan aslinya

agar tidak mengakibatkan gangguan pada rangakaian kelistrikan

yang ada.

d. Tugas kegiatan belajar 7

Page 77: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Mencari contoh bohlam type sealed-beam dan bohlam halogen

yang digunakan pada lampu kepala.

e. Test formatif kegiatan belajar 7

10) Sebutkan ciri-ciri sekering putus ?

11) Faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat mengganti

sekering.

12) Sebutkan ciri-ciri bohlam mati?.

13) Jelaskan langkah perbaikan bohlam lampu rem.

14) Apa yang harus diperhatikan saat memegang bohlam

halogen.

f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 7

13) Ciri sekering putus, filamen kelihatan putus dan apabila

dilakukan pemeriksaan kontinuitas diantara ke dua ujung

sekering tidak ada kontinuitas.

14) Faktor yang perlu diperhatikan saat mengganti sekering:

m) Ukuran sekering harus sama dengan sekering yang asli

n) Pemasangan harus benar pada tempatnya.

15) Ciri-ciri bohlam mati:

a) Filament putus,

b) Dari warna kelihatan hitam habis terbakar

16) Langkah perbaikan lampu rem:

a) Pastikan terminal batere terlepas

b) Pastikan posisi bohlam lampu rem yang akan diganti.

c) Buka cover penutup bohlam.

d) Lepas bohlam

e) Periksa ukuran bohlam

Page 78: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

f) Bersihkan dudukan bohlam dari karat/kotoran

g) Pasang bohlam baru

h) Pasang kembali cover bohlam

i) Pasang terminal batere

j) Cek kerja lampu rem dengan menginjak pedal rem

5) Yang harus diperhatikan saat memegang bohlam halogen adalah

tidak boleh memegang pada kacanya karena dapat

menyebabkab cepat putus.

g. Lembar kerja kegiatan belajar 8

Tujuan :

Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

11) Menentukan kondisi sekering baik atau rusak

12) Menentukan ukuran sekering

13) Mengganti sekering

14) Menentukan ukuran bohlam

15) Mengganti bohlam

Alat dan Bahan

16) Mobil instruksi

17) Test lamp

Keselamatan Kerja

13) Lepas terminal batere sebelum pekerjaan penggantian

dilakukan.

14) Pastikan kunci kontak OFF saat melepas terminal batere.

15) Hati-hati waktu melepas sekering atau bohlam, karena

mudah pecah.

16) Selalu gunakan ukuran yang sama saat penggantian

sekering dan bohlam.

17) Selalu dilakukan pemeriksaan kerja, saat selesai

penggantian.

Page 79: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

Langkah Kerja

18) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

19) Lakukan Penggantian sekering

20) Lakukan penggantian bohlam

Mengganti sekering:

13) Pastikan kunci kontak off dan lepas terminal batere

14) Lepas sekering dengan hati.

15) Periksa ukuran sekering

16) Pasang sekering baru dengan ukuran yang sama

17) Pasang kembali terminal batere, cek kerja sekering dengan

test lamp

Mengganti bohlam lampu rem:

16) Pastikan letak bohlam yang akan ganti

17) Lepas terminal batere

18) Pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU posisi kunci

kontak harus OFF saat terminal batere dilepas

19) Lepas cover lampu rem

20) Lepas bohlam lampu rem

21) Periksa ukuran daya lampu rem

22) Bersihkan dudukan bohlam dari kotoran ataupun karat

23) Pasang bohlam baru dengan ukuran sama dengan yang

diganti

24) Pasang cover lampu rem

25) Pasang terminal batere

26) Periksa kerja lampu rem dengan menginjak pedal rem

Tugas:

Cari jenis-jenis sekering dan analisa ukuran yang dipakai untuk

masing-masing komponen kelistrikan.

Page 80: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

BAB IIIEVALUASI

A. EVALUASI

1. Uji Kompetensi Pengetahuan (Waktu 120 menit)

15) Bagaimana mengukur arus listrik?, apa nama alat ukurnya?,

apa satuan ukurannya ?, apa yang dimaksud dengan 1 amper?

16) Jelaskan karakteristik rangkaian seri, parallel dan kombinasi

17) Dua resistor dirangkai secara seri. Harga R1= 60 Ω dan R2 =

180Ω, tentukan besar arus listrik yang mengalir dan besar

tegangan pada masing masing resistor bila tegangan sumber

sebesar 12V

18) Sebutkan tiga type gangguan pada rangkaian/system

kelistrikan?

19) Sebutkan peralatan yang biasa digunakan untuk memeriksa

gangguan pada rangkaian/system kelistrikan?

20) Jelaskan langkah mengukur tahanan koil pengapian bila

diketahui standard tahanan primer 2 Ω dan tahanan skunder 8 KΩ

21) Tentukan ukuran kabel untuk horn, bila diketahui daya

lampu 12V/60 W dirangkai paralel, jarak antara lampu dengan

sumber 3 m.

22) Jelaskan metode melepas penguncian pada wire conector

Page 81: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

2. Uji Kompetensi Sikap dan Keterampilan

Demonstrasikan dihadapan guru/ instruktur kompetensi saudara

dalam waktu yang telah ditentukan

No Kompetensi Waktu1 Merangkai seri 2 resistor dan mengukur arus dan

tegangannya.15 menit

2 Merangkai paralel 2 resistor dan mengukur arus dan tegangannya.

15 menit

3 Merangkai kombinasi 3 resistor dan mengukur arus dan tegangannya.

15 menit

4 Merangkai selenoid 5 menit5 Mengidentifikasi komponen generator 5 menit6 Mengidentifikasi komponen motor 5 menit7 Membuat sambungan kabel 10 menit8 Menggunakan multimeter 10 menitTotal 80 menit

Page 82: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

B. KUNCI JAWABAN

17) Rangkaian seri mempunyai karakteristik

a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan

( Rt = R1 + R2)

b) Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar

(It = I1 = I2)

c) Tegangan total (Vt) merupakan penjumlahan tegangan

(Vt = V1 +V2)

Karakteristik rangkaian parallel:

a) Tegangan pada rangkaian sama , V = V1 = V2

b) Besar arus yang mengalir tergantung bebannya.

c) Besar arus mengalir merupakan total arus yang mengalir setiap

percabangannya I = I1 + I2

d) Besar tahanan total (Rt) atau tahanan pengganti adalah:

R1 x R2 Rt =

R1 + R2

Karakteristik rangkaian Seri Paralel atau kombinasi

a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan tahanan dengan

tahanan pengganti.

Rt = R1 + Rp

b) Tegangan total pada rangkaian merupakan penjumlahan

tegangan pada tahanan dan tahanan pengganti. (V = V1

+ VRp)

c) Besar arus pada rangkaian adalah tegangan dibagi tahanan total

(I = V/ Rt )

18) Besar arus yang mengalir I = V/Rt = 12 / (60+180) = 0,05 A =

50 mA Tegangan pada R1 yaitu V1 = R1 x I = 60 x 50 = 3000 mV

Page 83: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

= 3 V .Tegangan pada R2 yaitu V2 = R2 x I = 180 x 50 = 9000

mV = 9 V.

19) Mengukur arus dengan merangkai secara seri, alat ukur arus listrik

adalah Amper meter, satuan amper, dan pengertian 1 Ampere

adalah Perpindahan elektron sebanyak 6,25 x 1018 suatu titik

konduktor dalam waktu satu detik

20) Tiga hal yang sering menyebabkan gangguan pada

rangkaian/system kelistrikan adalah:

a). Nilai tahanan dalam rangkaian membesar

b). Terjadinya hubung singkat

c). Kerusakan pada komponen kelistrikan.

21) Macam peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa

gangguan pada rangkaian/sistem kelistrikan:

a) Jumper wires

b) Tes lamp

c) AVO

d) Self-powered tes

22) Langkah mengukur tahanan koil pengapian bila diketahui standard

tahanan primer 2 Ω dan tahanan skunder 8 KΩ, adalah:

Mengukur tahanan primer:

a) Putar selector ukur kearah 1X Ω

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok

ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar

Ohm calibration.

c) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal negatip

koil pengapian

d) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan spesifikasi

Mengukur tahanan skunder:

a) Putar selector ukur kearah 1XkΩ

Page 84: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

b) Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok

ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar

Ohm calibration.

c) Hubungkan colok ukur ke terminal positip dan terminal tegangan

tinggi koil pengapian

d) Baca hasil pengukuran bandingkan dengan sepesifikasi

23) Ukuran kabel untuk horn, bila diketahui daya horn 12V/ 36 W

dirangkai paralel, jarak antara horn dengan sumber 3 m. Panjang

kabel : 1 meter= 3,28 feet untuk 3 m = 3 x 3,28 = 9,84 feet.

Beban lampu adalah 12 V/ 60 W dirangkai paralel sehingga beban

12 V/ 60 W +12 V/ 60 W = 12V/ 120 W . Dari data tersebut

diklarifikasi dengan tabel diperoleh ukuran kabel SAE 18, yaitu kabel

dengan luasan 0,8 mm2

24) Metode melepas penguncian terminal antara lain adalah :

a) Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik

b) Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik

c) Langsung menarik rumah konektor

Lokasi pengunci : Di tengah konektor dan disamping rumah

konektor

Page 85: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

C. KRITERIA KELULUSAN

Aspek Skor (0-10) Bobot Nilai Keterangan

Sikap 2

Pengetahuan 4

Keterampilan 4

Nilai Akhir

Syarat kelulusan nilai minimal 70,

dengan skor setiap aspek minimal 7

Kisi-Kisi Penilaian Sikap

Komponen yang dinilai Skor (0-10) Bobot Nilai

Kelengkapan pakaian kerja 0,1

Penataan alat dan kelengkapan yang memperhatikan pekerja dan alat

0,2

Menggunakan alat sesuai fungsinya 0,6

Membersihkan alat dan tempat kerja 0,1

Nilai akhir

Kisi-Kisi Penilaian Keterampilan

Komponen yang dinilai Skor (0-10) Bobot Nilai

Ketepatan Alat 0,1

Ketepatan Prosedur Kerja 0,3

Ketepatan Hasil Kerja 0,4

Ketepatan waktu 0,2

Nilai akhir

Page 86: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

BAB IVPENUTUP

Kompetensi perbaikan ringan pada rangkaian/system kelistrikan dengan

kode OPKR 50-002B terdiri dari 6 sub kompetensi dengan durasi 108 jam

pelajaran @ 45 menit. Sub kompetensi tersebut, yaitu :

1) Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan .

2) Mengukur tegangan, tahanan dan arus

3) Memeriksa dan memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/system

kelistrikan

4) Menggunakan electric wire

5) Menggunakan electric wire connector

6) Menggunakan multimeter

Kompetensi ini merupakan kompetensi dasar guna mempelajari sistem

kelistrikan sehingga harus dikuasai dengan baik.

Setelah siswa merasa menguasai sub kompetensi yang ada, siswa dapat

melaksanakan uji kompetensi, uji kompetensi dilakukan secara teroritis

dan praktik. Uji teoritis dengan cara siswa menjawab pertanyaan soal

evaluasi, sedangkan uji praktik dengan mendemontrasikan kompetensi

yang dimiliki pada guru/instruktur. Guru/instruktur akan menilai

berdasarkan lembar observasi yang ada, dari sini kompetensi siswa dapat

diketahui.

Bagi siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat

melanjutkan ke modul berikutnya, namun bila syarat minimal kelulusan

belum tercapai maka harus mengulang modul ini, atau bagian yang tidak

lulus dan karena tidak diperkenankan mengambil modul berikutnya.

Page 87: Perbaikan Ringan Pada Rangkaian Sistem Kelistrikan

DAFTAR PUSTAKA

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Diagnosis & Testing, WWW. Autoshop 101. com

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Analog and Digital Meter, WWW. Autoshop 101. com

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Circuit, WWW. Autoshop 101. com

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wire and Conectors, WWW. Autoshop 101. com

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Fundamentals, WWW. Autoshop 101. com

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wiring Diagrams, WWW. Autoshop 101. com

Toyota Astra Motor (t.th). Materi engine group step 2, Jakarta , Toyota Astra Motor

TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor

TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor