perbandingan faktor-faktor yang dipertimbangkan …
TRANSCRIPT
i
PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN WAJIB PAJAK BADAN
DALAM MEMILIH TENAGA AHLI PERPAJAKAN
Oleh :
RIANITA GABRIEL SEPTIANI
232011226
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
JalanDiponegoro 52-60
Telp : (0298) 21212, 311881
Telex 22364 ukwsaia Salatiga 50711 – Indonesia
Fax. (0298) 213433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini
Nama : Rianita Gabriel Septiani
NIM : 232011226
Program Studi: AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : Perbandingan Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam Memilih Tenaga Ahli
Perpajakan
Pembimbing : Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak.
Tanggal diuji : 24 April 2015
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan
pengakuan tanpa penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 10 Maret 2015
Yang memberi pernyataan
RIANITA GABRIEL SEPTIANI
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat yang
selalu setia membimbing dan memberi kekuatan kepada peneliti sehingga tugas akhir ini
dapat diselesaikan dengan baik. Di tengah kondisi fisik, batin dan pikiran yang terkuras,
Tuhan Yesus selalu setia beserta dan membuat segalanya bisa terjadi dengan sempurna dan
segala prosesnya menyenangkan. Terimakasih untuk semuanya Tuhan Yesus.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada orang-orang dibawah ini:
1. Orangtua peneliti yang tercinta, Papa Raba Nataniel dan Mama Rachel Setia Kassa’ atas
cinta kasih, doa, pengorbanan dan kerja kerasnya selama ini mulai dari sebelum peneliti
lahir di dunia hingga sekarang. Tanpa mereka berdua peneliti tidak dapat bertahan dan
cenderung untuk cepat menyerah. Terimakasih atas semua hal yang telah diberikan dan
peneliti bersyukur atas semangat dan nasihat yang selalu diberikan.
2. Kakak dan kedua Adik peneliti yang luar biasa Reni Octorianty, Reinhard Yeremia
Samara dan Ratiningsih Pasca Aprilia yang selalu memberikan semangat dan dukungan
baik melalui social media atau melalui telpon dan terutama melalui doa.
3. Keluarga besar yang ada di Makassar, Palopo, Takalar, Palesan, Buakayu, Makale,
Rantepao dan dimanapun, atas semua doa dan dukungan yang telah diberikan.
Penyertaan Tuhan melalui kalian sungguh luar biasa dalam hidup peneliti.
4. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana dan juga selaku wali studi yang telah memberikan
pengarahan kepada peneliti dalam menjalani perkuliahan di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis.
5. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Ibu Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak., selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia
menyisihkan waktu dan tenaga untuk membantu dan mendukung peneliti dalam
menyelesaikan tugas akhir.
7. Seluruh Staf Pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan pengetahuan kepada peneliti
selama menempuh pendidikan.
8. Seluruh Staf TU FEB-UKSW yang telah membantu peneliti dalam memenuhi
persyaratan administrasi peneliti selama membuat tugas akhir.
v
9. Teman-teman seperjuangan yang selama peneliti menempuh pendidikan selalu setia
menemani dan mendukung Inry Cesar Milan, Grace Samsurya Batara dan Ratrihening
Gusti Tangdiongan.
10. Teman-teman Kos Kauman 17 Kak Ega, Kak Iber, Kak Nanda, Kak Chika, Kak Erin,
Kak Iren, Kak Fani, Kak Melisa, Cesar, Susan, Debby, Irma, Pepu, Asni, Idel, Indi,
Elling, Kezia atas perhatian, dukungan, kebersamaan, kebahagian dan semangat yang
terus diberikan kepada peneliti selama menempuh pendidikan di Salatiga.
11. Keluarga di Salatiga Kak Ega dan Herpaniel terimakasih atas dukungan, perhatian dan
bantuannya kepada peneliti selama menempuh pendidikan di Salatiga.
12. Untuk Juna Baturante yang selalu memberikan perhatian dan doanya. Terimakasih selalu
menjadi orang yang mengingatkan peneliti untuk mengerjakan tugas akhir ini.
13. Saudara-saudari di PKMST Salatiga (Persekutuan Keluarga Mahasiswa Siswa Toraja
Salatiga) atas doa, persaudaraan dan kebersamaan yang membuat peneliti terus
bersemangat dalam menempuh pendidikan di Salatiga.
14. Teman-teman seperjuangan FEB-2011 (e-Goal) yang selalu memberikan semangat dan
membantu peneliti selama menjalani perkuliahan Heni, Agil, Ratna, Novi, Meyrlin,
Bucek, Adit, Agung, Yoyo, Hadi dan teman-teman lainnya.
15. Teman-teman seperjuangan dari Sulawesi yang selalu memberikan kebersamaan dan
semangat dalam menjalani perkuliahan Adventias, Febe Melina, Kartini, Adrian dan
teman-teman lainnya.
16. Untuk Vania Isabella Pakpahan terimakasih menjadi teman seperjuangan yang setia dan
membantu selama menyelesaikan tugas akhir ini.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu per satu atas perhatian, dukungan, semangat dan motivasi yang diberikan
kepada peneliti baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Tuhan Yesus
Memberkati.
Salatiga, 30 Maret 2015
Penulis
vi
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, kasih dan anugerahNya selama ini
Orang Tua, Kakak, Adik yang selalu mendoakan dan mendukung selama ini
Teman-teman untuk dukungan dan kebersamaan selama ini
MOTTO
“Put your works into the hands of the Lord, and your purposes will be made certain”
(Proverbs 16:3)
“Whatever you do work at it with all your heart, as working for the Lord, not for human.”
(Colossians 3:23)
“Don’t worry about anything instead, pray about everything. Tell God what you need, and
thank Him for all He has done”
(Philippians 4:6)
vii
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out that there are different factors being considered by the
Individual Tax Obligatory and the Corporation Tax Obligatory in selecting the Taxation
Experts. The samples used in this study are the Individual Tax Obligatory and the
Corporation Tax Obligatory that are listed in the Tax Office (KPP Pratama) in Salatiga. The
selection process applies the Purposive Sampling technique. The data collection is done by
distributing questionnaires to 60 respondents (30 Individual Tax Obligatory and 30
Corporation Tax Obligatory). The data analysis utilizes the Independent T Test. The result of
this study shows that there is no different factor being considered by the Individual Tax
Obligatory and the Corporation Tax Obligatory in selecting the Taxation Experts. However,
in terms of testing each factor, there is a different factor being considered between the Tax
Obligatory - the Information of the Taxation Experts factor.
Key Words: Tax Obligatory, Taxation Experts, Information, Motivation, Perception, Study,
Personality, Behavior, Trust and Commitment, Risk, Result.
viii
SARIPATI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan faktor-faktor
yang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam
memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Sampel dari penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Salatiga. Pemilihan sampel
menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada 60 responden yang terdiri dari 30 Wajib Pajak Orang Pribadi dan 30
Wajib Pajak Badan. Analisis data menggunakan Uji Beda Independent T Test. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan
antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli
Perpajakan tetapi pada pengujian pada masing-masing faktor terdapat perbedaan faktor yang
dipertimbangkan antara Wajib Pajak yaitu pada faktor Informasi Tenaga Ahli Perpajakan.
Kata Kunci: Wajib Pajak, Tenaga Ahli Perpajakan, Informasi, Motivasi, Persepsi,
Pembelajaran, Kepribadian, Tingkah Laku, Percaya dan Komitmen, Risiko, Hasil.
ix
KATA PENGANTAR
Tenaga Ahli Perpajakan merupakan tenaga ahli yang memiliki tugas untuk membantu
Wajib Pajak dalam menyelesaikan kewajiban perpajakannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adakah perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Penelitian ini menambahkan
indikator baru yaitu mengenai Wawasan Akuntansi dan Latar Belakang Pendidikan dari
Tenaga Ahli Perpajakan. Objek pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Salatiga. Penyusunan skripsi digunakan
untuk memperoleh gelar sarjana jenjang strata I Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam skripsi ini, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang dari pembaca. Akhir
kata, penulis mengucapkan terimakasih, serta penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi peneliti selanjutnya dan juga pada pihak-pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 30 Maret 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Skripsi .................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .............................................................................................................. iii
Ucapan Terima Kasih .............................................................................................................. iv
Halaman Motto ........................................................................................................................ vi
Abstract .................................................................................................................................. vii
Saripati .................................................................................................................................. viii
Kata Pengantar .........................................................................................................................ix
Daftar Isi ................................................................................................................................... x
Daftar Tabel ........................................................................................................................... xii
Daftar Gambar ....................................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
TINJAUAN LITERATUR
Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan .................................... 2
Tenaga Ahli Perpajakan di Indonesia ........................................................................... 3
Pengambilan Keputusan Penggunaan Jasa ................................................................... 4
Pengembangan Hipotesis ............................................................................................. 7
METODE PENELITIAN
Penjelasan Indikator Baru ............................................................................................ 8
Pengukuran Variabel .................................................................................................... 9
Populasi dan Sampel .................................................................................................. 11
Jenis dan Teknik Analisis Data .................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden ............................................................................................ 13
Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................................... 13
Uji Asumsi Klasik ...................................................................................................... 15
xi
Uji Beda Independent T Test ...................................................................................... 16
Analisis Deskriptif ...................................................................................................... 17
Pembahasan ................................................................................................................ 18
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Kesimpulan ................................................................................................................. 20
Keterbatasan ............................................................................................................... 21
Saran ............ .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................... 25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 30
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Konsep dan Indikator Empirik .................................................................... 9
Tabel 2. Karakteristik Responden .......................................................................................... 13
Tabel 3. Uji Validitas ............................................................................................................. 14
Tabel 4. Uji Reliabilitas ......................................................................................................... 15
Tabel 5. Uji Normalitas .......................................................................................................... 15
Tabel 6. Hasil Uji Beda Independent T Test .......................................................................... 16
Tabel 7. Statistik Deskriptif ................................................................................................... 17
Tabel 8. Interval Faktor – Faktor ............................................................................................ 17
Tabel 9. Penjelasan Hipotesis ................................................................................................ 17
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Keputusan Untuk Memilih Tenaga Ahli Pajak ..................... 9
1
PENDAHULUAN
Perpajakan sering mengalami perubahan ketentuan perundang-undangan dan Wajib
Pajak dituntut untuk memahami semua aturan pajak yang berlaku. Namun tidak semua wajib
pajak memiliki informasi yang cukup mengenai perpajakan (Juliastuti,2010). Oleh karena itu
seringkali Wajib Pajak mengalami kesulitan memenuhi kewajiban pajaknya termasuk Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan.
Tenaga Ahli Perpajakan dapat berperan penting membantu Wajib Pajak melakukan
segala sesuatu yang benar, sesuai ketentuan undang-undang yang dapat menghindarkan
Wajib Pajak dari perbuatan yang menyalahi hukum (Soemitro,2004). Tenaga Ahli Perpajakan
itu sendiri terdiri dari Konsultan Pajak dan Pegawai Bidang Perpajakan (PMK
22/PMK.03/2008). Dalam memilih dan menggunakan jasa Tenaga Ahli Perpajakan, Wajib
Pajak tentu memiliki beberapa alasan dan kriteria selain sekedar kebutuhan untuk memenuhi
kewajiban perpajakan.
Sebelum pemberlakuan Peraturan Perpajakan Nomor 46 tahun 2013, Wajib Pajak
Badan diwajibkan melakukan pembukuan sedangkan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
peredaran tertentu dapat memilih menggunakan pencatatan. Dengan demikian Wajib Pajak
Badan telah cukup lama dituntut untuk dapat melakukan pembukuan namun bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi tidak diwajibkan jika memenuhi syarat omset untuk dapat memilih metode
pencatatan. Dengan demikian permintaan tenaga ahli perpajakan bagi Wajib Pajak Badan
diduga akan lebih mempertimbangkan kemampuan akuntansi dari Tenaga Ahli Perpajakan
untuk membantu memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan.
Berdasarkan latar belakang tersebut hendak diuji apakah terdapat perbedaan
pertimbangan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Wajib Pajak Badan dalam memilih
Tenaga Ahli Perpajakan. Hasil penelitian Selly (2010) menunjukkan sembilan faktor yang
menjadi pertimbangan Wajib Pajak dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Penelitian
tersebut menggunakan wajib pajak yang menjadi klien pada satu kantor Konsultan Pajak
yang sama dan belum memasukkan indikator Wawasan Akuntansi dan Latar Belakang
Pendidikan yang dimiliki Tenaga Ahli Perpajakan tersebut dalam pengujiannya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Selly (2010) yakni dengan
penambahan indikator Wawasan Akuntansi Tenaga Ahli Perpajakan, Latar Belakang
Pendidikan Tenaga Ahli Perpajakan dan responden yang menggunakan jasa Tenaga Ahli
2
Perpajakan yang beragam. Responden penelitian ini adalah Wajib Pajak di wilayah KPP
Pratama Salatiga dengan pertimbangan kedekatan akses data dan belum ada penelitian yang
sejenis di wilayah ini. Adapun rumusan persoalan penelitian ini adalah: apakah ada
perbedaan faktor yang dipertimbangkan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan
dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakannya.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemberi jasa/calon pemberi jasa Tenaga
Ahli Perpajakan di wilayah Salatiga, pengelolah pelatihan Tenaga Ahli Perpajakan, dan
menjadi referensi bagi penelitian terkait.
TINJAUAN LITERATUR
1. Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan
Definisi Wajib Pajak menurut UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan baru,
pasal 1 angka 2, adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Menurut Prabowo (2013), Wajib Pajak memiliki kewajiban terkait perpajakan yaitu:
(1) menyelenggarakan pembukuan bagi wajib pajak Badan, (2) mendaftarkan diri ke
Kantor Pelayanan Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), (3)
kewajiban membayar atau menyetor pajak, (4) mengisi dan menyampaikan SPT, dan (5)
menaati pemeriksaan pajak.
Menurut subjeknya wajib pajak dapat dibedakan atas Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Wajib Pajak Badan. Klasifikasi tersebut diikuti dengan beberapa pembedaan
pemberlakuan ketentuan perpajakan baik ketentuan formal maupun ketentuan materil.
Salah satu ketentuan yang menunjukkan perbedaan perlakuan adalah dalam Ketentuan
Undang-undang Perpajakan (KUP) pasal 28 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 yang
mewajibkan badan usaha untuk melakukan pembukuan sedangkan wajib pajak orang
pribadi dengan omset tertentu dapat memilih untuk menggunakan pencatatan. Pada
peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 197/PMK.03/2013, besaran maksimal omset
bagi Wajib Pajak Orang pribadi untuk dapat memilih pencatatan ditetapkan sebesar
Rp4.800.000.000.
3
Pilihan untuk menggunakan pencatatan dimaksudkan bahwa Wajib Pajak dalam
menghitung Penghasilan Neto hanya diwajibkan mencatat omset dan menaksir
penghasilan neto sebagai dasar pengenaan pajak menggunakan taksiran atau disebut
mekanisme Norma Penghitungan Penghasilan Neto (UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal
14 ayat (2)). Ketentuan lebih lanjut ada dalam PER-1/PJ./2009 yang mulai berlaku pada 1
Januari 2009 (Estralita,2011). Ketentuan ini memberikan tuntutan yang lebih kepada
Wajib Pajak badan untuk melakukan pembukuan.
2. Tenaga Ahli Perpajakan di Indonesia
Tenaga ahli memiliki keterkaitan yang erat dengan jasa yang diberikan berdasarkan
keahlian yang dimilikinya. Seorang tenaga ahli “menjual jasa” atau kemampuan yang
dimilikinya kepada pihak-pihak yang membutuhkan jasanya. Tenaga Ahli Perpajakan
adalah seseorang yang memiliki keahlian tertentu yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak untuk melakukan tugas di bidang perpajakan (PMK Nomor 86/PMK.03/2013 pasal
1). Perkembangan perpajakan yang selalu dinamis nampaknya membutuhkan jasa seperti
tenaga ahli perpajakan yang mengerti dan berkompeten dalam seluk beluk perpajakan.
Menurut Taslim (2007), tenaga ahli perpajakan dibagi menjadi lima yaitu Pegawai
Direktorat Jenderal Pajak, Konsultan Pajak, Pegawai Perusahaan yang menangani pajak,
Pengajar atau instruktur perpajakan dan Pengamat atau analis perpajakan. Tenaga Ahli
Perpajakan berusaha memenuhi kewajiban perpajakan Wajib Pajak sesuai dengan undang-
undang dan ketentuan perpajakan yang berlaku. Adapun syarat kompetensi untuk menjadi
Tenaga Ahli Perpajakan khususnya Konsultan Pajak (Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 485/KMK.03/2003 pasal 2) adalah antara lain:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Bertempat tinggal di Indonesia;
3. Memiliki serendah-rendahnya ijazah Strata Satu (S-1) atau setingkat dengan itu dari
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta, kecuali bagi pensiunan
pegawai Direktorat Jenderal Pajak ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak;
4. Tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan
Usaha Milik Negara/Daerah;
5. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang;
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
4
7. Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan;
8. Bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada Kode
Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia;
9. Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak;
3. Pengambilan Keputusan Penggunaan Jasa
Menurut Schiffman dan Kanuk (1991:560-580) pada teori Perilaku Konsumen,
terdapat tiga komponen utama dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Input
Input merupakan pengaruh eksternal berupa informasi tentang produk atau jasa
tertentu yang dipengaruhi nilai, sikap dan tingkah laku konsumen terhadap produk
atau jasa tersebut.
b. Proses
Proses berkenaan dengan bagaimana seseorang membuat keputusan. Hal yang
diperhatikan merupakan faktor internal mencakup faktor motivasi, persepsi,
pembelajaran, kepribadian dan tingkah laku yang dipertimbangkan proses
pengambilan keputusan oleh konsumen.
c. Output
Dalam output dapat dilihat tingkat kepuasan konsumen terhadap apa yang dibeli
ataupun apa yang dipakainya. Ada tiga kemungkinan dari evaluasi ini, yaitu:
1) Hasil sesungguhnya sesuai dengan harapan, mengarah pada perasaan netral.
2) Harus melebihi perasaan, mengarah pada kepuasan.
3) Hasil tidak sesuai dengan harapan, mengarah pada ketidakpuasan.
Dalam mengambil keputusan untuk menggunakan suatu jasa pastinya akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang
cukup untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Dalam bukunya,
(Patriasmo,2009) mengatakan bahwa jasa pada umumnya diperlukan untuk melaksanakan
sebagian fungsi user (pengguna) dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Pengguna jasa menilai akan lebih efektif dan efisien apabila lingkup pekerjaan
kegiatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki keahlian di
bidangnya.
2. Pengguna jasa memerlukan telaahan atau rekomendasi pihak ketiga untuk menjamin
objektivitas ataupun karena kompetensi pihak ketiga yang bersangkutan, dalam hal ini
adalah tenaga ahli untuk mengambil keputusan yang strategis.
5
3. Pengguna jasa tidak memiliki sumber daya dengan keahlian/pengetahuan yang cukup
untuk melaksanakan kegiatan bersangkutan, sedangkan di dunia usaha sangat
berkembang kebutuhan untuk bidang keahlian yang bersangkutan.
4. Pengguna tidak memiliki cukup waktu untuk melaksanakan sendiri kegiatan yang
bersangkutan.
Dalam penelitian sebelumnya (Selly,2010) menguji faktor-faktor berikut ini yang
diduga dipertimbangkan Wajib Pajak dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan:
1. Informasi Tenaga Ahli
Wajib Pajak ketika memutuskan menggunakan tenaga ahli perpajakan baik itu
konsultan pajak maupun pegawai bidang perpajakan akan mempertimbangkan keputusan
berdasarkan rekomendasi orang lain yang juga telah menggunakan jasa tenaga ahli
perpajakan. Semakin banyak informasi yang didapat dari rekomendasi orang lain tentang
tenaga ahli perpajakan baik kompetensi maupun reputasi, maka akan semakin mudah
bagi wajib pajak dalam mempertimbangkan penggunaan jasa tenaga ahli perpajakan.
Pengalaman tenaga ahli pajak akan membentuk keandalan dan kualitas dari para tenaga
ahli pajak yang akan menunjukkan kredibilitas terhadap kemampuan mereka masing-
masing dimana kompetensi dan wawasan tenaga ahli pajak menjadi tolak ukur yang
menjadikan tenaga ahli pajak tersebut memiliki reputasi di mata masyarakat pada
umumnya (Selly,2010).
2. Motivasi Wajib Pajak
Motivasi merupakan dasar yang menjadi alasan seseorang yang memiliki suatu
kebutuhan yang mendesak untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Berbagai macam
faktor akan dapat menjadi motivasi Wajib Pajak dalam mempertimbangkan penggunaan
jasa tenaga ahli perpajakan. Menurut Hassim Hanna dan Richard Wozniak (2001:35) ada
empat unsur-unsur dasar motivasi yaitu kebutuhan (need), motif (motives), tujuan (goals)
dan hasrat (desires). Biaya merupakan salah satu faktor yang menjadi motif wajib pajak
dalam pengambilan keputusan dimana wajib pajak akan membandingkan antara biaya
dengan hasil kinerja dari tenaga ahli pajak yang digunakan (Selly,2010).
3. Persepsi Wajib Pajak
Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Hermansyah dkk (2009:5) persepsi
merupakan salah satu faktor psikologis selain motivasi, belajar kepribadian dan sikap
yang merupakan proses memilih, mengorganisir dan menginterpretasikan stimulasi
kedalam gambaran yang mempunyai arti dan masuk akal sehingga dapat dimengerti.
6
Masyarakat pada umumnya menilai bahwa pajak merupakan permasalahan yang
kompleks dan rumit untuk dihadapi. Oleh karena itu, pajak sering dianggap sebagai
sesuatu yang menakutkan yang sebisa mungkin dihindari dan masih dianggap sebagai
suatu beban yang harus dibayar dengan harga yang mahal oleh wajib pajak sehingga
dinilai akan lebih efektif jika perpajakan yang mereka anggap sebagai urusan yang rumit
itu dikerjakan oleh orang yang benar-benar berkompeten di bidangnya (Selly,2010).
4. Pembelajaran Wajib Pajak
Perpajakan merupakan sebuah kajian yang selalu berkembang dinamis yang
menuntut untuk dipelajari secara terus-menerus seiring dengan perkembangan situasi dan
kondisi yang terjadi. Perubahan aturan perpajakan yang ada menjadikan seorang Wajib
Pajak harus selalu belajar dalam dunia perpajakan (Selly,2010).
5. Kepribadian Wajib Pajak
Pengambilan keputusan untuk menggunakan tenaga ahli perpajakan oleh Wajib
Pajak juga dipengaruhi oleh kepribadian Wajib Pajak itu sendiri. Wajib Pajak yang
memiliki kepribadian yang perfectionis dan memiliki kepribadian ekstravers, mungkin
akan lebih memilih menggunakan Tenaga Ahli Perpajakan yang dinilai memiliki
profesionalitas yang tinggi (Selly,2010).
6. Tingkah Laku Wajib Pajak
Wajib pajak dalam menentukan keputusan penggunaan Tenaga Ahli Perpajakan
dapat dikarenakan kecendurungan sikap manusia yang saat ini lebih memilih untuk lebih
instant atau mencari kepraktisan. Urusan perpajakan yang dinilai memakan waktu lama
membuat Wajib Pajak yang memiliki aktivitas yang padat, akan lebih memilih
menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan yang dinilai akan lebih efisien dalam segi
waktu dan ekonomis (Selly,2010).
7. Kepercayaan dan Komitmen
Hasil pembelajaran dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang akan memperoleh
suatu kepercayaan dan sikap yang selanjutnya akan dipertimbangkan tingkah laku
terhadap komitmen yang terjadi. Para Tenaga Ahli Perpajakan berusaha untuk menjalin
relasi yang baik terhadap para klien mereka sehingga dengan demikian akan timbul rasa
kepercayaan yang berdampak pada kesetiaan klien atau Wajib Pajak untuk selalu
menggunakan jasa Tenaga Ahli Perpajakan tersebut. Kepercayaan yang diberikan oleh
Wajib Pajak tentu sudah semestinya digunakan oleh para Tenaga Ahli Perpajakan
tersebut untuk bekerja secara baik dan dengan demikian para Tenaga Ahli Perpajakan
7
memiliki komitmen profesionalisme yang tinggi dalam memberikan jasa mereka
(Selly,2010).
8. Risiko
Pengambilan keputusan untuk menggunakan jasa Tenaga Ahli Perpajakan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak juga dilihat dari sudut pandang risiko atau konsekuensi yang
akan diterima oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak pasti akan terlebih dahulu
mempertimbangkan risiko jika Tenaga Ahli Perpajakan yang akan mereka gunakan tidak
mampu bekerja sesuai dengan harapan mereka. Risiko lain yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan penggunaan jasa Tenaga Ahli Perpajakan adalah risiko adanya
pemeriksaan pajak. Para Tenaga Ahli Perpajakan pasti akan mempertanggung jawabkan
jasa yang dilakukannya termasuk jika terjadi pemeriksaan pajak oleh Direktorat Jenderal
Pajak (Selly,2010).
9. Hasil (Tingkat Kepuasan)
Dalam memutuskan menggunakan jasa tenaga ahli pajak dilihat pada tingkat
kepuasan klien dari hasil kerja yang dilakukan oleh para tenaga ahli pajak tersebut.
Menurut Hannah dan Karp (1991) dalam Musanto (2004), kepuasan para pengguna jasa
terbagi atas dua faktor yaitu pengalaman tenaga ahli serta kemudahan dan kenyamanan.
Kepuasan klien merupakan suatu tingkat dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari
klien dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya penggunaan ulang atau
kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991) dalam Musanto (2004).
Hasil penelitian Selly (2010) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan Wajib Pajak dalam menggunakan konsultan pajak sekaligus mempekerjakan
pegawai dibidang perpajakan adalah faktor hasil kerja sebagai faktor tertinggi kemudian
faktor percaya dan komitmen, informasi tenaga ahli, kepribadian wajib pajak, risiko,
motivasi wajib pajak, pembelajaran wajib pajak, persepsi wajib pajak merupakan faktor
selanjutnya yang dipertimbangkan. Faktor tingkah laku Wajib Pajak menjadi faktor yang
terendah yang dipertimbangkan Wajib Pajak.
4. Pengembangan Hipotesis
Penelitian Selly (2010) ada sembilan faktor yang mempengaruhi wajib pajak dalam
memilih Tenaga Ahli Perpajakan yaitu informasi tenaga ahli pajak, motivasi wajib pajak,
persepsi wajib pajak, pembelajaran wajib pajak, kepribadian wajib pajak, tingkah laku
wajib pajak, percaya dan komitmen, risiko dan hasil kerja.
8
Sistem self assesment yang berlaku di Indonesia sekarang ini menuntut Wajib Pajak
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sendiri yaitu menghitung, melapor dan
menyetor pajaknya. Kewajiban melakukan penghitungan menurut kegiatan pembukuan
dalam rangka menyajikan keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung
Penghasilan Kena Pajak (UU Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1983 pasal 28 (1)) bagi
Wajib Pajak yang wajib pembukuan. Sedangkan bagi wajib pajak yang menurut ketentuan
perundang-undangan perpajakan dibebaskan dari kewajiban untuk mengadakan
pembukuan, cukup menyelenggarakan pencatatan omset sebagai dasar pengenaan pajak
yang terhutang (UU Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1983 pasal 28 (2)).
Sebelum pemberlakuan PP 46 tahun 2013, setiap Wajib Pajak Badan diwajibkan
melakukan pembukuan sedangkan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan omset tertentu
diberikan opsi melakukan pencatatan. Tuntutan demikian diduga menimbulkan perbedaan
faktor yang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Wajib Pajak Badan
dalam memilih penyedia jasa perpajakan (Tenaga Ahli Perpajakan). Oleh karena itu
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : Terdapat perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan .
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian sebelumnya
(Selly,2010). Penelitian sebelumnya ada sembilan variabel yang digunakan yaitu informasi
Tenaga Ahli Perpajakan, motivasi wajib pajak, persepsi wajib pajak, pembelajaran wajib
pajak, kepribadian wajib pajak, tingkah laku wajib pajak, percaya dan komitmen, risiko dan
hasil kerja. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan kembali sembilan variabel
tersebut. Namun pada penelitian ini peneliti akan mengembangkan variabel yang sudah ada
dengan menambahkan indikator yang baru yaitu wawasan akuntansi dan latar belakang
pendidikan pada kuesioner.
Peneliti menambahkan wawasan akuntansi dan latar belakang pendidikan Tenaga
Ahli Perpajakan karena ketika perpajakan muncul sebagai kebutuhan untuk memperoleh
pendapatan negara dan memberlakukan aturan mengenai perpajakan, tentunya tidak lepas
dari informasi yang diberikan oleh akuntansi (Sorin,2013). Akuntansi pajak (tax accounting)
sangat penting karena menekankan perlunya pemahaman perpajakan yang baik oleh Wajib
Pajak (terutama Wajib Pajak Badan) agar jangan sampai terjadi kesalahan dalam
9
pencatatannya karena dapat menyebabkan terjadinya pemeriksaan oleh fiskus
(Sukrisno:2011). Dengan pemberian kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak, peranan
pembukuan dan akuntansi dalam perpajakan menjadi sangat besar.
Adapun model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keputusan untuk Memilih Tenaga Ahli Perpajakan
Pengukuran Variabel
Konsep dan definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Definisi Konsep dan Indikator Empiris
Konsep Definisi Indikator Empiris
Informasi
Tenaga Ahli
Perpajakan
Keterangan yang diperoleh dari
berbagai sumber mengenai Tenaga
Ahli Perpajakan yang digunakan
Wajib Pajak untuk pengambilan
keputusan apakah akan menggunakan
jasa Tenaga Ahli Perpajakan tertentu
atau tidak (Selly,2010)
Informasi kompetensi Tenaga Ahli Perpajakan .
Wawasan akuntansi Tenaga Ahli Perpajakan
Reputasi Tenaga Ahli Perpajakan
Latar belakang pendidikan Tenaga Ahli
Perpajakan
Pengalaman kerja Tenaga Ahli Perpajakan .
Keandalan Tenaga Ahli Perpajakan .
Kualitas Jasa Tenaga Ahli Perpajakan
Motivasi
Wajib Pajak
Dasar yang menjadi alasan Wajib
Pajak baik berasal dari internal
maupun eksternal untuk mengambil
Kebutuhan Wajib Pajak saat memilih Tenaga Ahli
Perpajakan
Biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh
jasa Tenaga Ahli Perpajakan.
INFORMASI TENAGA AHLI PERPAJAKAN
MOTIVASI WAJIB PAJAK
PERSEPSI WAJIB PAJAK
PEMBELAJARAN WAJIB PAJAK
KEPRIBADIAN WAJIB PAJAK
TINGKAH LAKU WAJIB PAJAK
KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN
HASIL KERJA TENAGA AHLI PERPAJAKAN
RISIKO
MENGGUNAKAN JASA
TENAGA AHLI
PERPAJAKAN
10
suatu tindakan (Selly,2010) Keinginan untuk membayar pajak yang rendah
Hasrat untuk menunjuk Tenaga Ahli Perpajakan
Persepsi
Wajib Pajak
Cara pandang Wajib Pajak terhadap
situasi yang dihadapi terkait
perpajakan yang merupakan masalah
yang kompleks dan rumit yang
dijadikan sebagai beban oleh wajib
pajak (Selly,2010).
Pajak merupakan masalah yang kompleks.
Pajak merupakan hal yang menakutkan.
Pajak merupakan masalah yang sulit
Pajak itu mahal
Pajak merupakan beban
Pembelajaran
Wajib Pajak
Aktivitas yang dilakukan Wajib Pajak
untuk memahami dan menambah
informasi mengenai perpajakan
(Selly,2010).
Pemahaman Wajib Pajak tentang perpajakan.
Pemahaman Wajib Pajak tentang akuntansi.
Kepribadian
Wajib Pajak
Sikap yang menjadi ciri khas Wajib
Pajak dalam menanggapi
permasalahan perpajakan
(Selly,2010).
Kesempurnaan hasil kinerja Tenaga Ahli
Perpajakan
Tingkah Laku
Wajib Pajak
Perwujudan sikap Wajib Pajak dalam
menanggapi permasalahan
perpajakan (Selly,2010).
Kepraktisan dalam mengurus pajak jika
menggunakan Tenaga Ahli Perpajakan .
Kecendurungan dalam memilih Tenaga Ahli
Perpajakan
Kepercayaan
dan Komitmen
Kesediaan Wajib Pajak menerima
risiko dari mempekerjakan Tenaga
Ahli Perpajakan serta sikap
profesionalisme Tenaga Ahli
Perpajakan atas kepercayaan yang
telah diberikan Wajib Pajak
(Selly,2010).
Komitmen profesionalisme Tenaga Ahli
Perpajakan
Loyalitas Tenaga Ahli Perpajakan kepada Wajib
Pajak
Kode etik Tenaga Ahli Perpajakan
Sikap kehati-hatian Tenaga Ahli Perpajakan
Sikap kepekaan dan respon Tenaga Ahli
Perpajakan
Sikap Tenaga Ahli Perpajakan mampu menjaga
rahasia
Risiko Konsekuensi yang akan diterima
Wajib Pajak saat pengambilan
keputusan untuk menggunakan jasa
Tenaga Ahli Perpajakan (Selly,2010).
Kemampuan Tenaga Ahli Perpajakan bekerja
sesuai harapan.
Risiko pemeriksaan pajak jika menggunakan jasa
Tenaga Ahli Perpajakan .
Hasil Output dari penggunaan jasa Tenaga
Ahli Perpajakan yang menunjukkan
Kepuasan terhadap kinerja Tenaga Ahl
11
tingkat kepuasan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari wajib
pajak dapat terpenuhi (Band,1991)
dalam Musanto (2004)
Perpajakan
Sumber: Dikembangkan dari berbagai sumber
Data pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari objek
yang diteliti yaitu wajib pajak dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Wajib Pajak yaitu Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang menggunakan
jasa Tenaga Ahli Perpajakan yang bertempat tinggal didaerah Salatiga, Jawa Tengah. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dimana sampel dipilih
berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan
sebagai sampel dengan pertimbangan tertentu atau kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian
ini adalah wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan yang sedang menjalankan
usaha.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
menggunakan kuesioner yang akan dibagikan kepada responden. Kuesioner yang digunakan
merupakan pengembangan dari kuesioer peneliti sebelumnya (Selly,2010) dan merupakan
kuesioner yang terstruktur (structured questionnaire) artinya jawaban pertanyaan yang
diajukan sudah disediakan.
Kuesioner yang dibagikan kepada responden ada 60 kuesioner dimana masing-masing
terbagi atas 30 wajib pajak orang pribadi dan 30 wajib pajak badan. Peneliti mendatangi satu
per satu responden yang dianggap cocok untuk dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu
wajib pajak yang menggunakan tenaga ahli perpajakan yang bertempat tinggal di daerah
Salatiga. Kemudian responden diberikan kuesioner dan menentukan sendiri pada kuesioner
apakah merupakan wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan. Kuesioner yang telah
diisi oleh responden dapat diambil langsung atau menunggu beberapa hari untuk diambil
kembali oleh peneliti sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan
dalam penelitian ini peneliti akan melakukan Uji Beda yaitu akan melihat ada atau tidaknya
perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Jumlah kuesioner yang terkumpul
sebanyak 60 terdiri dari 30 Wajib Pajak Orang Pribadi dan 30 Wajib Pajak Badan.
12
Sebelum pengelolaan data dilakukan, pengujian kelayakan data untuk dianalisis lebih
lanjut yang meliputi Uji Kualitas Data yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Arikunto (2005:72) menjelaskan bahwa pengujian validitas dilakukan untuk
mengetahui apakah alat mengukur data itu valid. Uji validitas menggunakan rumus
korelasi Corrected Item-Total Correlation. Menurut Djaali (2000:77) dasar pengambilan
keputusan adalah jika r hitung > r tabel, maka instrumen item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total sehingga dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2005:72) menjelaskan bahwa tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk
menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skor satu dengan skor lainnya.
Pengujian realibilitas ini dilakukan pada butir-butir pernyataan yang telah valid, dengan
fasilitas Alpha Cronbach. Menurut Zulganef (2006) dasar pengambilan keputusan adalah
ketika konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >
0,60.
3. Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (Uji K-S)
dengan ketentuan yaitu bila signifikansi < 0,05 maka distribusi datanya tidak normal dan
sebaliknya apabila signifikansi > 0,05 maka distribusi datanya normal (Ghozali 2005:114).
4. Uji Beda (Uji Independent T test)
Untuk menguji apakah terdapat perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan Wajib
Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan
digunakan Uji Beda (uji t) atau Independent T test setelah asumsi pengujian sebelumnya
terpenuhi. Uji beda (uji t) bisa juga disebut dengan Independent t test adalah uji
komparatif atau uji beda dengan menguji adakah perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara dua kelompok bebas yang berskala data interval/ratio. Kelompok bebas
yang dimaksud adalah dua kelompok yang tidak berpasangan yang artinya sumber data
berasal dari subjek yang berbeda (Anwar:2014).
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 Wajib Pajak, yaitu terdiri dari 30 Wajib
Pajak Orang Pribadi dan 30 Wajib Pajak Badan. Peneliti menyebar 60 kuesioner dan
kuesioner yang kembali ke peneliti berjumlah 60 kuesioner sesuai dengan kuesioner yang
disebarkan. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini:
Tabel 2.
Karakteristik Responden
No. Kategori Wajib
Pajak Karakteristik Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Orang Pribadi Umur Responden a. <35 tahun 10 33,33
b. 36 - 45 tahun 11 36,67
c. 46 - 55tahun 7 23,33
d. >56 tahun 2 6,67
Jenis Kelamin a. Laki-Laki 12 40,00
b. Perempuan 18 60,00
Jenis Usaha a. Jasa 12 40,00
b. Dagang 15 50,00
c. Manufaktur - -
2 Badan Manajemen a. Terpisah 18 60,00
b. Sendiri 12 40,00
Jenis Usaha a. Jasa 18 60,00
b. Dagang 9 30,00
c. Manufaktur 3 10,00
Status Usaha a. Induk 16 53,33
b. Cabang 14 46,67
c. Waralaba - -
Sumber: Hasil olahan data Karakteristik Responden
Berdasarkan Karakteristik Responden (Tabel 2.) pada Wajib Pajak Orang Pribadi,
responden didominasi oleh Perempuan yang berumur 36-45 tahun yang kebanyakan bergerak
dibidang usaha dagang. Pada Wajib Pajak Badan responden didominasi oleh perusahaan yang
bergerak dibidang jasa yang merupakan perusahaan induk dan antara kepentingan pemilik
perusahaan dan manajer yang menjalankan usaha terpisah (manajemen terpisah).
Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas pada penelitian ini terdiri dari 30 pertanyaan untuk kesembilan variabel
yang digunakan yaitu informasi Tenaga Ahli Perpajakan (x1), motivasi wajib pajak (x2),
14
persepsi wajib pajak (x3), pembelajaran wajib pajak (x4), kepribadian wajib pajak (x5),
tingkah laku wajib pajak (x6), percaya dan komitmen (x7), risiko (x8) dan hasil (x9).
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi Corrected Item-Total
Correlation, dibantu dengan Software SPSS 16.0 for windows. Nilai korelasi yang diperoleh
dari masing-masing instrumen pertanyaan kemudian dibandingkan dengan r tabel, dengan n
sebesar 60 dan alpha 5% diperoleh nilai r tabel 0,254.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas pada wajib pajak orang pribadi maupun
wajib pajak badan dari 30 item pertanyaan terdapat 9 item yang tidak valid sehingga data
tersebut dihilangkan atau dihapuskan sehingga item pertanyaan yang digunakan ada 21 item
pertanyaan. Hasil uji Validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Uji Validitas Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan
Df=60-2; α:0,05
Item Pertanyaan r hitung r tabel keterangan
2 0,368 0,254 Valid
4 0,305 0,254 Valid
6 0,382 0,254 Valid
7 0,259 0,254 Valid
11 0,387 0,254 Valid
12 0,305 0,254 Valid
15 0,359 0,254 Valid
16 0,310 0,254 Valid
17 0,287 0,254 Valid
18 0,326 0,254 Valid
19 0,419 0,254 Valid
20 0,433 0,254 Valid
22 0,366 0,254 Valid
23 0,538 0,254 Valid
24 0,549 0,254 Valid
25 0,507 0,254 Valid
26 0,589 0,254 Valid
27 0,443 0,254 Valid
28 0,258 0,254 Valid
29 0,332 0,254 Valid
30 0,313 0,254 Valid
Sumber : Hasil olahan Uji Validitas Data Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
15
Selanjutnya, reliabilitas kuesioner dihitung dengan menggunakan uji Cronbach’s
Alpha. Pengujian realibilitas ini dilakukan pada butir-butir pertanyaan yang sudah dinyatakan
valid. Hasil pengujian menunjukkan kuesioner memiliki karakteristik reliabilitas yakni
dengan Alpha Cronbach sebesar 0,798 yakni lebih besar dari 0,600 yang menjadi batasan
ukuran reliabilitas menurut Zulganef (2006).
Tabel 4.
Uji Reliabilitas Data
Sumber: Hasi Olahan Uji Reliabilitas Data
HASIL
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis diharuskan memenuhi uji asumsi klasik yaitu
sebagai berikut:
Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Didalam pengujian ini uji
normalitas dilakukan terhadap total nilai dari variabel yang ada. Dapat dilihat dari uji
normalitas jika nilai asymp.sig > alpha (0,05) maka total nilai berdistribusi normal. Dari hasil
analisa SPSS dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test pada Orang Pribadi maupun
Badan menunjukkan data normal dilihat dari nilai asymp.sig masing-masing Wajib Pajak
0,200 > 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas ini bisa dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Uji Normalitas Data
Wajib Pajak Kolmogorov-Smirnov
Statistic Df Sig.
Orang Pribadi .206 30 .200
Badan .117 30 .200*
Sumber: Hasil olahan data Uji Normalitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.798 21
16
Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan pada item-item pertanyaan pada masing-masing
subjek yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan hasilnya menunjukkan pada
Levene’s Test bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama yaitu 0,632 > 0,05. Jadi
dapat dikatakan data tersebut homogen atau terdapat kesamaan varians antar kelompok.
Oleh karena semua asumsi sudah terpenuhi maka dapat dilanjutkan ke Uji selanjutnya
yaitu uji beda menggunakan Uji Beda Independent T Test. Karena hasil uji Levene’s test
menunjukkan data homogen atau memiliki varians yang sama maka pada tabel dibawah yang
dilihat adalah pada baris pertama yaitu nilai t hitung 0,022 pada DF 58 dan pada uji t adalah
N-2 yaitu pada penelitian ini berarti 60-2 = 58. Nilai t hitung ini kemudian dibandingkan
dengan t tabel pada DF=58 dan probabilitas 0,05 yang menunjukkan hasil 2,001.
Uji Beda (Uji t)
Tabel 6.
Hasil Uji Beda
Independent Samples Test
Levene’s Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Item Equal
variances
assumed
.231 .632 .022 58 .983 .03333 1.54122 -3.05176 3.11842
Equal
variances not
assumed
.022 57.351 .983 .03333 1.54122 -3.05250 3.11917
Sumber: Hasil olahan data uji beda
Hasil analisis Independent Sample t-Test didapatkan t-hitung sebesar 0,022 < t tabel
sebesar 2,001 dan juga dilihat dari nilai Sign. (2-tailed) 0,983 > 0,05 maka hipotesis awal dari
penelitian ini ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan antara Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan .
17
Analisis Deskriptif
Tabel 7.
Statistik Deskriptif
Subjek N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Orang Pribadi 30 58,00 81,00 65,43 5,64
Badan 30 51,00 79,00 65,40 6,27
Valid n (listwise) 60
Sumber: Hasil Olahan Data Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Faktor-Faktor 60 51,00 81,00 65,42 5,91
Valid n (listwise)
Sumber: Hasil Olahan Data Statitik Deskriptif
Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa nilai pada faktor-faktor yang paling rendah
adalah 51 dan skor paling tinggi adalah 81, rata-ratanya adalah 65,42 dengan standar deviasi
5,91. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran pada faktor-faktor maka
digunakan empat kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Jumlah item
pertanyaan yang digunakan adalah 21 item yang terpakai dengan kategori jawaban mulai dari
1 sampai 4.
Tabel 8.
Interval Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan
Kategori Orang Pribadi Badan
Percent Mean Percent Mean
Sangat Tidak Setuju 1,4
1,6
Tidak Setuju 10,6 14,9
Setuju 62,9 56,8
Sangat Setuju 25,1 26,7
Total 100 3,12 100 3,09
Sumber: Hasil Olahan Frekuensi Data
Berdasarkan tabel yang ada diatas dapat diketahui bahwa pada responden baik Wajib
Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan rata-rata memilih jawaban Setuju pada
kuesioner dengan nilai Wajib Pajak Orang Pribadi 62,9% dan Wajib Pajak Badan 56,8%.
18
PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan uji beda (Independent T Test) untuk keseluruhan variabel
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Hal ini
menunjukkan bahwa baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan
memperhitungkan banyak faktor dalam memilih tenaga ahli perpajakan meliputi informasi
tenaga ahli perpajakan, motivasi wajib pajak, persepsi wajib pajak, pembelajaran waijb
pajak, kepribadian wajib pajak, tingkah laku wajib pajak, percaya dan komitmen, risiko dan
hasil (tingkat kepuasan).
Pada faktor informasi tenaga ahli pajak, wajib pajak cenderung mempertimbangkan
aspek kualitas, wawasan akuntansi, latar belakang pendidikan, kompetensi, reputasi,
pengalaman dan keandalan yang dimiliki oleh tenaga ahli perpajakan khususnya pada Wajib
Pajak Badan. Motivasi wajib pajak dalam memilih tenaga ahli pajak adalah untuk membantu
wajib pajak dalam mengatur rencana perpajakan agar bisa mendapat laba maksimal setelah
pajak dengan membayar pajak serendah mungkin tanpa mendapatkan sanksi pajak. Wajib
pajak memiliki persepsi bahwa pajak merupakan masalah yang kompleks dan sulit sehingga
wajib pajak lebih mempercayakan urusan perpajakannya kepada tenaga ahli pajak sehingga
pajak terutang yang tinggi menjadi beban bagi wajib pajak, oleh karenanya dengan
menggunakan tenaga ahli pajak, wajib pajak berharap pajak yang terutang dapat ditekan
menjadi lebih murah.
Perubahan peraturan perundang-undangan perpajakan di Indonesia semakin membuat
wajib pajak tidak mengetahui mengenai perpajakan sehingga kecenderungan menggunakan
tenaga ahli pajak akan semakin besar. Wajib pajak akan cenderung merasa membutuhkan
tenaga ahli pajak untuk menyelesaikan urusan perpajakannya karena ketidakmampuan wajib
pajak dan tidak menguasai bidang perpajakan maupun akuntansi. Dengan mempekerjakan
tenaga ahli pajak maka besar harapan wajib pajak akan kesempurnaan dari hasil kerja dari
tenaga ahli pajak yang dipilih. Tingkah laku wajib pajak cenderung lebih dipengaruhi oleh
kepraktisan dimana wajib pajak menginginkan semua masalah perpajakannya dapat
diselesaikan dengan cepat dan hasil kerja yang benar.
Para tenaga ahli pajak yang digunakan oleh wajib pajak diharapkan mampu bekerja
sama dengan komitmen profesional serta mampu bersikap hati-hati dalam menyelasaikan
permasalahan perpajakan sehingga rahasia wajib pajak akan terjamin. Tenaga ahli pajak akan
19
bekerja menurut kode etik profesi mereka dengan tetap peka pada masalah perpajakan yang
dihadapi oleh wajib pajak sehingga akan terbangun sikap loyalitas antara tenaga ahli pajak
dan wajib pajak. Ketika mempekerjakan tenaga ahli pajak, wajib pajak tentunya
mempertimbangkan akan risiko jika menggunakan jasa tenaga ahli pajak yang tidak mampu
bekerja sesuai dengan harapan wajib pajak sehingga dibutuhkan tenaga ahli pajak yang bisa
berperan sebagai kuasa hukum pajak wajib pajak jika terjadi sengketa pajak dan
mendampingi ketika terjadi pemeriksaan pajak. Hasil maksimal yang melebihi harapan
memberikan nilai kepuasan yang tinggi bagi para pengguna jasa. Wajib pajak menginginkan
hasil yang memuaskan dalam pengelolaan perpajakan mereka.
Ketika melakukan Uji Beda pada masing-masing kesembilan faktor yang ada (Tabel
9.) menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan pada faktor Informasi Tenaga Ahli
Perpajakan. Faktor Informasi Tenaga Ahli Perpajakan memiliki nilai sign. 0,035 < α 0,05
yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Faktor informasi Tenaga Ahli Perpajakan
yang dimaksud meliputi Wawasan Akuntansi dari Tenaga Ahli Perpajakan, Latar Belakang
Pendidikan, Keandalan Tenaga Ahli Perpajakan dan juga Kualitas Jasa yang dimiliki
Tenaga Ahli Perpajakan .
Tabel 9.
Penjelasan Hipotesis (Ha)
Faktor
Nilai Mean
Difference Keterangan (Ha)
α Sign. (2-tailed)
Informasi 0,05 0,035 0,432 Diterima
Motivasi 0,05 0,945 -0,012 Ditolak
Persepsi 0,05 0,330 -0,471 Ditolak
Pembelajaran 0,05 0,877 -0,038 Ditolak
Kepribadian 0,05 0,359 -0,286 Ditolak
Tingkah Laku 0,05 0,103 -0,243 Ditolak
Percaya dan Komitmen 0,05 0,518 -0,374 Ditolak
Risiko 0,05 0,496 0,161 Ditolak
Hasil 0,05 0,609 0,085 Ditolak
Sumber: Hasil Olahan Data Uji Beda Faktor
Perbedaan yang terjadi antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan
pada faktor Informasi Tenaga Ahli Perpajakan bisa terjadi karena ketika Wajib Pajak Badan
20
diwajibkan melakukan Pembukuan (Undang-Undang KUP No.16:2009) tentunya tidak lepas
dari informasi yang diberikan oleh akuntansi sehingga latar belakang pendidikan yang
dimiliki oleh Tenaga Ahli Perpajakan juga menjadi kriteria utama Wajib Pajak Badan dalam
memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak memiliki
omzet melebihi 4,800,000,000 dalam setahun hanya diwajibkan melakukan pencatatan (UU
PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 14 ayat 2) sehingga wawasan akuntansi dan latar belakang
pendidikan tidak menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi. Hal
ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hasil perhitungan statistik secara keseluruhan menggunakan Uji Beda Independent T Test
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan antara
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli
Perpajakan. Faktor-Faktor yang dimaksud adalah informasi Tenaga Ahli Perpajakan,
motivasi wajib pajak, persepsi wajib pajak, pembelajaran wajib pajak, kepribadian wajib
pajak, tingkah laku wajib pajak, percaya dan komitmen, risiko dan hasil kerja.
2. Pada perhitungan masing-masing faktor menggunakan Uji Beda Independent T Test
menunjukkan hasil bahwa pada faktor informasi Tenaga Ahli Perpajakan terjadi
perbedaan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam
mempertimbangkan memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Perbedaan ini terjadi karena Wajib
Pajak Badan dalam memilih Tenaga Ahli Perpajakan akan lebih mempertimbangkan
mengenai Faktor Informasi Tenaga Ahli Perpajakan karena adanya kewajiban Pembukuan
(Undang-Undang KUP No.16:2009). Wajib Pajak Orang Pribadi hanya diwajibkan
melakukan Pencatatan (PER-1/PJ./2009) sehingga indikator wawasan akuntansi dan latar
belakang pendidikan tidak menjadi hal yang utama bagi Wajib Pajak Orang Pribadi.
3. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan indikator baru mengenai wawasan akuntansi
dan latar belakang pendidikan tenaga ahli perpajakan menunjukkan hasil bahwa terdapat
perbedaan faktor yang dipertimbangkan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan dalam memlih Tenaga Ahli Perpajakan. Faktor yang dimaksud adalah pada
faktor informasi Tenaga Ahli Perpajakan yang didalamnya mencakup wawasan akuntansi,
latar belakang pendidikan, keandalan jasa dan kualitas jasa tenaga ahli perpajakan.
21
Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini peneliti tentunya memiliki beberapa keterbatasan
dalam melakukan penelitian. Keterbatasan itu antara lain:
1. Penelitian mengenai topik yang diangkat peneliti merupakan topik yang baru sehingga
dalam mencari referensi yang mendukung penelitian ini terbatas yaitu hanya satu yaitu
penelitian dari Fransisca Mart Selly (2010).
2. Dalam menyebarkan kuesioner peneliti mengalami kesulitan dalam mendapatkan sampel
sehingga yang terkumpul hanya 60 responden yang masing-masing terdiri dari 30 Wajib
Pajak Orang Pribadi dan 30 Wajib Pajak Badan. Hal ini dikarenakan peneliti tidak
mendapatkan data lengkap mengenai Wajib Pajak pada KPP Pratama Salatiga.
3. Item pertanyaan yang digunakan hanya 21 item dikarenakan dari 30 item pertanyaan
yang diuji melalui Uji Validitas dan Reliabilitas terdapat 9 item pertanyaan tidak lolos
sehingga data tersebut dihilangkan atau tidak digunakan.
4. Peneliti tidak menanyakan dengan jelas mengenai urusan perpajakan wajib pajak karena
tidak semua wajib pajak di daerah Salatiga yang berstatus cabang mengurus masalah
perpajakannya sendiri karena ada beberapa yang urusan perpajakannya diurus oleh pusat
atau induk sehingga ada beberapa sampel yang tidak sesuai.
5. Terdapat tiga konsep yang berbeda yang seharusnya dipisahkan namun dijadikan satu
yaitu kepercayaan, komitmen dan loyalitas.
Saran
Tenaga Ahli Perpajakan dalam memberikan jasanya kepada Wajib Pajak sebaiknya
mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dibahas pada penelitian ini sehingga dalam
memberikan jasanya akan lebih maksimal dan Wajib Pajak akan puas dengan hasil yang
didapatkan.
Bagi Lembaga Pendidikan yang nantinya akan menghasilkan Tenaga Ahli Perpajakan
sebaiknya lebih meningkatkan kualitas pada masing-masing Tenaga Ahli Perpajakan dengan
lebih mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dibahas pada penelitian ini sehingga pada
akhirnya akan lebih mengetahui kebutuhan dari Wajib Pajak.
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya mencari lebih banyak lagi referensi mengenai
perpajakan ataupun Tenaga Ahli Perpajakan baik konsultan pajak maupun pegawai bidang
22
perpajakan sehingga untuk penelitian selanjutnya akan menghasilkan hasil yang lebih
sempurna.
23
DAFTAR PUSTAKA
________. 1983. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
________. 2003. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak Indonesia.
________. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 22/PMK.03/2008
tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa.
_______. 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.
________. 2008. Teknik Sampling. http://peni.staff.gunadarma.ac.id diunduh pada tanggal 12
Februari 2015.
________. 2009. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 1/PJ/2009 tentang Perubahan
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 53/PJ/2008 tentang Tata Cara
Pembayaran, Pengecualian Pembayaran dan Pengelolaan Administrasi Pajak
Penghasilan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri.
________. 2013. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 86/PMK.03/2013
tentang Tata Cara Pemberian Izin Tertulis Kepada Pejabat Dan/Atau
Memperlihatkan Bukti Tertulis Dari Atau Tentang Wajib Pajak .
________. 2013. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 197/PMK.03/2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010
tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai.
________. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh
Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Agoes. Sukrisno. 2010. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
24
Djaali, dkk. 2000. Pengukuran Dalam Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana.
Ghozali, H.Imam., 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hidayat. Anwar. Independent T Test dengan SPSS.
http://www.statistikian.com/2014/04/independen-t-test-dengan-spss.html diunduh
pada tanggal 25 Februari 2014.
Juliastuti. Harlina. 2010. Pengaruh Kebijakan Perpajakan, Peraturan Perpajakan, Sanksi
Administrasi dan Pemeriksaan Pajak, Persepsi Wajib Pajak Terhadap
Perencanaan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Merupakan Klien dari
Kantor Konsultan Pajak X. Surabaya.
Robu.Adrian-Sorin. A Hierarchy in Accounting – Taxation Relation?.
http://conference.scientificpapers.org diunduh pada tanggal 21 Februari 2014.
Sari, Anna Purwita. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Wajib
Pajak terhadap Penggunaan Jasa Tenaga Ahli Perpajakan. Universitas Katolik
Soegijapranata. Semarang.
Schiffman, Leon G. dan Lesli Lazar Kanuk. 1991. Consumer Behavior. Prentice Hall Inc,
Upper Saddle River, New Jersey
Selly, Fransisca Mart. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Menggunakan
Jasa Tenaga Ahli Perpajakan . Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang
Smeets, M.J.H. De Economische Berekins der Belastingen.
Soemitro, Rochmat. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Eresco. Bandung
Trisnawati. Estralita. 2010. Akuntansi Perpajakani. Jakarta: Salemba Empat.
Taslim. Defiandry. 2010. Tax Specialist Sebagai Suatu Profesi? http://ortax.com diunduh
pada tanggal 17 Februari 2015.
Patriasmo. Ikak. 2010. Jasa Konsultasi. http://LPSE.com diunduh pada tanggal 17 Februari
2015.
Prabowo, Sigot. 2013. Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak, Pemeriksaan Pajak,
dan Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Purwokerto. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan AMOS 5.
Bandung.
25
Lampiran 1. Kuesioner
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK
DALAM MEMILIH TENAGA AHLI PERPAJAKAN
IDENTITAS RESPONDEN: (Berikan tanda silang (X) pada salah satu kotak yang ada dibawah)
1. Kategori Wajib Pajak : Orang Pribadi Badan
2. Jenis Kelamin Responden : Pria Wanita
3. Umur Responden : ........ tahun
PROFIL USAHA: (Berikan tanda silang (X) pada salah satu kotak yang ada dibawah)
1. Jenis Usaha : Jasa Dagang Manufaktur
2. Status Usaha : Induk Cabang Waralaba (franchise)
3. Manajemen Usaha : Sendiri (pemilik) Manajemen terpisah
4. Lama Usaha : ........ tahun
5. Omzet Usaha : Rp ......................................... per tahun
Jawaban atas pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang
dipertimbangkan Wajib Pajak dalam memilih tenaga ahli perpajakan. Anda dapat menyatakan
pendapat dengan memberi tanda silang ( X ) pada salah satu nomor 1 sampai 4. Skala nomor
menunjukkan seberapa dekat jawaban anda dengan kedua pilihan jawaban yang tersedia :
1 = Sangat Tidak Setuju 3 = Setuju
2 = Tidak setuju 4 = Sangat setuju
No FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN 1 2 3 4
Informasi Tenaga Ahli Perpajakan
Hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih tenaga ahli perpajakan:
1. Informasi tentang kompetensi yang dimiliki tenaga ahli
perpajakan.
1 2 3 4
2. Wawasan akuntansi yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
3. Reputasi yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
4. Latar belakang pendidikan tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
5. Pengalaman kerja yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
6. Keandalan tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
7. Kualitas jasa yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
Motivasi Wajib Pajak
Hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih tenaga ahli perpajakan:
8. Kebutuhan ketika menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan 1 2 3 4
27
ketika saya menunjuk tenaga ahli perpajakan.
29. Saya mempertimbangkan faktor risiko pemeriksaan pajak
ketika menunjuk tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
Hasil
30. Saya mempertimbangkan faktor hasil yang saya dapat
dalam menunjuk tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
Dari sekian aspek di kuesioner, menurut Bapak/Ibu faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
memilih tenaga ahli perpajakan diurutkan dari yang paling dipertimbangkan:
1. .......................................................................
2. .......................................................................
3. .......................................................................
4. .......................................................................
5. .......................................................................
6. .......................................................................
7. .......................................................................
8. .......................................................................
9. .......................................................................
Atas bantuan, partisipasi Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya.
Ttd,
( Tanda Tangan / Nama Terang / Stempel)
28
Lampiran 2. Identitas Responden (Wajib Pajak)
RES. WAJIB
PAJAK
PROFIL USAHA
JENIS
STATU
S
MANAJEME
N
LAMA
(THN)
OMZET
(JUTA)
1 Badan Jasa - - - -
2 Badan Jasa - - - -
3 Badan Jasa - - - -
4 Badan Jasa - - - -
RES. IDENTITAS RESPONDEN PROFIL USAHA
WAJIB
PAJAK JK UMUR (THN) JENIS STATUS MAN.
LAMA
(THN)
OMZET
(JUTA)
1 Orang Pribadi P 27 Jasa Induk Sendiri 1,5 150
2 Orang Pribadi P 41 Dagang Induk Sendiri 8 250
3 Orang Pribadi P 40 Jasa & Dagang Induk Sendiri 5 100
4 Orang Pribadi L 46 Dagang Induk Sendiri 8 250
5 Orang Pribadi P 44 Dagang Induk Sendiri 9 200
6 Orang Pribadi P 42 Dagang Induk Sendiri 10 180
7 Orang Pribadi L 44 Dagang Induk Sendiri 7 108
8 Orang Pribadi P 29 Dagang Induk Sendiri 5 300
9 Orang Pribadi L 50 Jasa Waralaba Sendiri 4 60
10 Orang Pribadi P 45 Jasa Induk Sendiri 2 60
11 Orang Pribadi P 56 Jasa Induk Sendiri 2 24
12 Orang Pribadi P 28 Dagang Induk Sendiri 5 750
13 Orang Pribadi L 45 Dagang Induk Sendiri 8 1000
14 Orang Pribadi L 37 Dagang Induk Sendiri 7 -
15 Orang Pribadi P 38 Jasa Induk Sendiri 3 -
16 Orang Pribadi P 30 Dagang Induk Sendiri 6 -
17 Orang Pribadi L 50 Jasa Induk Sendiri 8 -
18 Orang Pribadi L 37 Jasa Induk Sendiri 6 -
19 Orang Pribadi P 32 Dagang Induk Sendiri 7 -
20 Orang Pribadi P 35 Jasa Induk Sendiri 4 -
21 Orang Pribadi P 31 - - - - -
22 Orang Pribadi P 45 - - - - -
23 Orang Pribadi L 33 Dagang Cabang Terpisah 1 -
24 Orang Pribadi P 36 - - - - -
25 Orang Pribadi L 35 - - - - -
26 Orang Pribadi L 66 Jasa Induk Sendiri 4 60
27 Orang Pribadi L 46 Dagang Induk Sendiri 2 100
28 Orang Pribadi P 51 Jasa Induk Terpisah 5 -
29 Orang Pribadi L 53 Dagang Cabang Terpisah 13 -
30 Orang Pribadi L 32 Jasa Induk Sendiri 1 100
26
9. Biaya ketika menunjuk tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
10. Keinginan untuk membayar pajak yang rendah. 1 2 3 4
11. Hasrat untuk menunjuk tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
Persepsi Wajib Pajak
Saya memilih tenaga ahli perpajakan dipengaruh oleh persepsi saya sebagai berikut:
12. Persepsi bahwa pajak adalah masalah yang kompleks. 1 2 3 4
13. Persepsi bahwa pajak adalah hal yang menakutkan. 1 2 3 4
14. Persepsi bahwa pajak adalah masalah yang sulit. 1 2 3 4
15. Persepsi bahwa pajak itu mahal. 1 2 3 4
16. Persepsi bahwa pajak adalah beban. 1 2 3 4
Pembelajaran Wajib Pajak
17. Saya mempertimbangkan faktor pengetahuan saya di bidang
perpajakan ketika saya menunjuk tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
18. Saya mempertimbangkan faktor penguasaan saya di bidang
akuntansi ketika saya menunjuk tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
Kepribadian Wajib Pajak
19. Saya mempertimbangkan faktor keinginan saya terhadap
hasil kerja yang sempurna ketika saya menunjuk tenaga ahli
perpajakan.
1 2 3 4
Tingkah Laku Wajib Pajak
20. Saya mempertimbangkan faktor kepraktisan ketika
menunjuk tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
21. Saya mempertimbangkan faktor kecenderungan Wajib Pajak
ketika menunjuk tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
Percaya dan Komitmen
Hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih tenaga ahli perpajakan:
22. Komitmen profesionalisme tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
23. Loyalitas tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
24. Kode etik tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
25. Sikap kehati-hatian yang dimiliki oleh tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4
26. Sikap kepekaan dan respon terhadap permasalahan yang dimiliki
oleh tenaga ahli perpajakan.
1 2 3 4
27. Sikap tenaga ahli perpajakan yang mampu menjaga rahasia. 1 2 3 4
Risiko
28. Saya mempertimbangkan faktor risiko tenaga ahli perpajakan
yang tidak mampu bekerja sesuai dengan harapan saya
1 2 3 4
29
5 Badan Jasa - - - -
6 Badan Jasa - - - -
7 Badan Jasa - - - -
8 Badan Jasa - - - -
9 Badan Jasa - - - -
10 Badan Jasa - - - -
11 Badan Jasa - - - -
12 Badan Jasa - - - -
13 Badan Jasa - - - -
14 Badan Jasa - - - -
15 Badan Jasa - - - -
16 Badan Jasa - - - -
17 Badan Jasa - - - -
18 Badan Jasa - - - -
19 Badan Dagang - - - -
20 Badan Dagang - - - -
21 Badan Dagang - - - -
22 Badan Dagang - - - -
23 Badan Dagang - - - -
24 Badan Dagang - - - -
25 Badan Dagang - - - -
26 Badan Dagang - - - -
27 Badan Dagang - - - -
28 Badan Manufaktur - - - -
29 Badan Manufaktur - - - -
30 Badan Manufaktur - - - -
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rianita Gabriel Septiani
NIM : 232011226
Alamat Asal : Jalan Tritura Nomor 94 Makale, Tana Toraja
Judul Skripsi : Perbandingan Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam Memilih Tenaga
Ahli Perpajakan
Riwayat Pendidikan : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Salatiga lulus tahun 2015
SMA Negeri I Makale Tana Toraja lulus tahun 2011
SMP Negeri I Makale Tana Toraja lulus tahun 2008
SD Kristen Makale I Tana Toraja lulus tahun 2005
31