perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap persalinan ......istri multigravida risiko tinggi...
TRANSCRIPT
Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami terhadap Persalinan Istri
Risiko Tinggi Primigravida dengan Multigravida pada Trimester
Ketiga di RSUD Dr. Moewardi
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Faiz Yunanto
G0009075
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 19 Februari 2013
Faiz Yunanto
NIM. G0009075
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Faiz Yunanto, G0009075, 2013, Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami terhadap Persalinan Istri Risiko Tinggi Primigravida dengan Multigravida pada Trimester Ketiga di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar Belakang: Kecemasan dalam menghadapi persalinan dengan risiko tinggi tidak hanya dialami oleh istri, tetapi kecemasan juga dialami oleh suami. Dalam menghadapi persalinan kesiapan suami sangat diperlukan. Hal ini yang membedakan antara suami primigravida dan multigravida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap persalinan istri dengan risiko tinggi primigravida dengan multigravida pada trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah suami dari istri primigravida dan multigravida dengan risiko tinggi di trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi. Kemudian dilakukan Analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Ditemukan ada perbedaan kecemasan yang signifikan (Nilai p hitung adalah 0.020 atau p < 0.05) antara suami dari istri primigravida dengan suami dari istri multigravida risiko tinggi trimester ketiga
Simpulan: Ada perbedaan kecemasan yang signifikan antara suami dari istri primigravida dengan suami dari istri multigravida risiko tinggi trimester ketiga. Adapun pada suami dari istri primigravida lebih banyak mengalami kecemasan daripada suami dari istri multigravida.
Kata kunci: Kecemasan Suami, Primigravida, Multigravida, Risiko tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Faiz Yunanto, G0009075, 2013, The Difference in the Anxiety Level of Husband towards High Risk Wife’s Delivery Primigravida with Multigravida in the Third Trimester at Dr. Moewardi Hospital. Mini Thesis. Faculty of Medicine Sebelas Maret University Surakarta. Background: Anxiety that occurs in wife also occurs in husband during the high risk deliveries. The husband’s readiness is needed. It is the difference between a primigravida’s husband and multigravida’s husband. The purpose of this study was to investigate the differences in the anxiety level of husband towards high risk wife’s delivery primigravida with multigravida in the Third Trimester at Dr. Moewardi hospital. Research Methods: The study was an observational analytic with cross-sectional approach. The subject was the husband of the primigravida and multigravida wife with a high risk in the third trimester at the Dr. Moewardi hospital. Data analysis was performed using Chi Square test. Result: There were significant differences in anxiety (p-value is 0.020 count or p < 0.05) between primigravida’s husband and multigravida’s husband from the wife with high risk in the third trimester. Conclusion: There is a significant difference in anxiety between primigravida’s husband and multigravida’s husband with high risk in the third trimester. As the primigravida’s husband are more anxious than the multigravida’s husband. Keyword: Anxiety husband, Primigravida, Multigravida, High risk delivery
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas ridho Allah SWT, meskipun dengan segala keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Kecemasan Suami terhadap Persalinan Istri Risiko Tinggi Primigravida dengan Multigravida pada Trimester Ketiga di RSUD Dr. Moewardi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 3. Mardiatmi Susilohati, dr., Sp.KJ (K), selaku pembimbing utama yang telah berkenan
meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, serta motivasi bagi penulis. 4. Arsita Eka Prasetyawati, dr., M.Kes., selaku pembimbing pendamping atas segala
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah beliau luangkan bagi penulis. 5. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K), selaku penguji utama yang telah berkenan
menguji serta memberikan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. 6. Margono, dr., MKK., selaku anggota penguji yang telah berkenan menguji sehingga
ketidaksempurnaan skripsi ini dapat diminimalisir. 7. Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUD Dr. Moewardi, Kepala Ruang Mawar 1, dan
Kepala Ruang PONEK atas ijin dan segala bantuannya. 8. Bagian SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr. Moewardi, para dosen beserta segenap staf. 9. Tim Skripsi, Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi. 10. Almarhum Bapak yang telah membentuk karakter dan kedisiplinan pribadi penulis. Ibu
dan kakak yang selalu memberikan dukungan moral, material, dan doa untuk terselesaikannya skripsi ini.
11. Dwi Tiara Septiani, Kristianto Aryo, Alva Putri, Teman-teman Non Akademik, serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Surakarta, 19 Februari 2013 Faiz Yunanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA……………. ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... .............. 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... ............... 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... ............... 6
1. Kecemasan ............................................................................................ 6
a. Definisi ............................................................................................. 6
b. Etiologi ............................................................................................. 7
c. Tanda-Tanda Umum ....................................................................... 10
d. Tingkat Kecemasan ........................................................................ 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
2. Kehamilan ........................................................................................... 12
a. Definisi ........................................................................................... 12
b. Primigravida ................................................................................... 13
c. Multigravida ................................................................................... 13
d. Perbedaan Primigravida dan Multigravida ..................................... 14
3. Kehamilan Risiko Tinggi .................................................................... 15
a. Definisi .......................................................................................... 15
b. Frekuensi ........................................................................................ 16
c. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi ................................................. 16
d. Faktor Risiko ................................................................................. 18
4. Persalinan ........................................................................................... 20
5. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan pada Suami .............................. 20
a. Pengetahuan Suami tentang Persalinan Istri ................................... 20
b. Kecemasan karena Indikasi Persalinan .......................................... 21
c. Kecemasan akan Tanggung Jawab Finansial ................................ 21
d. Ketakutan Menjadi Calon Ayah pada Anak Pertama ..................... 22
e. Pengalaman Persalinan Istri Sebelumnya ....................................... 24
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................ ......... 25
C. Hipotesis ..................................................................................... ............... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26
C. Subjek Penelitian .................................................................. .................... 26
D. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................. …27
E. Rancangan Penelitian ........................................................ ........................ 28
F. Identifikasi Variabel Penelitian............................................... ................... 28
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................. . 29
H. Alat dan Bahan Penelitian......................................................................... 31
I. Cara Kerja ................................................................................................... 32
J. Teknik dan Analisis Data…………………………………………… ........ 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ................................................................. ...................... 33
B. Hasil Distribusi Sampel ........................................ .................................... 33
C. Hasil Analisis Data .................................................................................... 34
BAB V. PEMBAHASAN ......................................................................... ............... 37
BAB VI. PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... ......... 40
B. Saran .......................................................................................... ............... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 42
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Primigravida dan Multigravida
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Gravida
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Cemas atau Tidak Cemas
Tabel 4.3 Tabel Crosstabulation Gravid dan Kecemasan
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent
Lampiran 2 Isian Data Pribadi dan Lembar Persetujuan
Lampiran 3 Kuesioner L-MMPI
Lampiran 4 Kuesioner T-MAS
Lampiran 5 Data Mentah
Lampiran 6 Izin Penelitian
Lampiran 7 Data SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR SINGKATAN
UNPAD : Universitas Padjajaran
Dkk : Dan Kawan-kawan
NE : Norepinefrin
5-HT : Serotonin
GABA : Gama Amino Butirat Acid
AKI : Angka Kematian Ibu
KRR : Kehamilan Risiko Rendah
KRT : Kehamilan Risiko Tinggi
KRST : Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
HIV : Human Immunodeficiency Virus
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
TBC : Tuberculosis
L-MMPI : Lie Minessota Multiphrasic Personality Inventory
T-MAS : Taylor Manifest Anxiety Scale
SPSS : Statistical Product and Service Solution
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran
yang timbul karena dirasakan akan terjadinya suatu yang tidak
menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui
(Maramis, 2005). Menurut Kandouw (2007) cemas tidak mungkin bisa
dihindari karena dalam menghadapi masalah sehari-hari pasti merasa
cemas. Dalam kehidupan sekarang ini sering dikatakan “age of anxiety”
abad kecemasan. Individu-individu tergolong normal kadang-kadang
mengalami kecemasan yang menumpuk, sehingga dapat disaksikan pada
penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala
tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental, lebih
jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental parah (Sundari,
2005).
Gravida adalah seorang ibu hamil (Prawirohardjo, 2002).
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
sedangkan multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali
atau lebih (Bobak, 2005). Pada ibu primigravida dan multigravida terdapat
perbedaan-perbedaan secara fisiologis. Tidak hanya tanda-tanda fisik,
psikologis seorang ibu yang hamil pertama kali maupun yang sudah
pernah hamil tampak berbeda. Biasanya ibu multigravida tampak lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tenang dan lebih siap dalam menjalani kehamilannya terutama saat-saat
persalinan (Morgan dan Carole, 2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina keluar. Persalinan merupakan titik
tertinggi dari seluruh persiapan yang telah dipersiapkan. Setiap kehamilan
dan persalinan mempunyai risiko, tetapi yang dimaksud dengan kehamilan
risiko tinggi adalah kehamilan yang risikonya meningkat. Risiko dalam
kehamilan adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari kemungkinan
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat-obstetrik yang tidak diinginkan
pada masa mendatang yaitu prakiraan/prediksi akan terjadinya komplikasi
dalam persalinan dengan dampak kematian/kesakitan pada ibu/bayi
(Prawirohardjo, 2002). Sekitar 20-30% dari kehamilan dan persalinan
mempunyai risiko yang meningkat dan risiko ini dapat mempengaruhi
kesehatan dan jiwa (Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
UNPAD, 1981).
Beberapa wanita akan menyambut persalinan dengan gembira. Di lain
pihak, ada yang menyambutnya dengan kecemasan, ketakutan dan
kesedihan (Huliana, 2007). Kecemasan bukan hanya dirasakan oleh istri,
selama masa kehamilan dan dalam persalinan, banyak suami yang
merasakan cemas. Konsekuensi kecemasan dan perilaku koping yang
kurang efektif dalam proses persalinan dapat menimbulkan efek psikologis
yang buruk (Dagun, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Walaupun fokus penekanan dalam persalinan adalah wanita, perlu
diingat bahwa kecemasan juga dialami oleh pasangannya (Henderson,
2006). Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan seorang suami
saat menghadapi kehamilan dan proses persalinan istri, yaitu dari faktor
kesiapan fisik, kesiapan mental psikologis dan dari faktor kesiapan sosial
ekonomi (Sumapraja, 1993). Lahirnya anak juga memerlukan persiapan-
persiapan yaitu persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan materi
yang cukup, agar kelahiran anak dapat berjalan dengan lancar dan
menghasilkan ibu dan anak yang sehat (Partasari, 2004). Tekanan jiwa
yang dialami suami dalam menunggu istri bersalin dapat berasal dari sikap
negatif terhadap kelahiran atau anak yang akan dilahirkan. Bisa juga
berasal dari prasangka yang negatif atau juga dari situasi lingkungan yang
tidak sesuai. Sesudah anaknya lahir mungkin si ibu dan ayah mengalami
tekanan jiwa karena kecewa, kecewa karena anaknya ternyata tidak sesuai
keinginan (Alisjahbana dkk, 1997)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Robert Mccall yang
dimuat dalam majalah Better Parenting 1994, sekitar 11-65% calon ayah
mengalami gejala-gejala yang mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil.
Misalnya kram pada kaki, mual-mual, dan mengidam atau disebut juga
sebagai couvade. Sebenarnya semua gejala itu bersumber dari perasaan
cemas dan kadang kala juga perasaan takut yang dialami calon ayah
(Musbikin, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
tingkat kecemasan suami terhadap persalinan istri risiko tinggi
primigravida dengan multigravida pada trimester ketiga.
B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap istri sedang
hamil dengan risiko tinggi pada primigravida dengan multigravida pada
trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan studi ini untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat
kecemasan suami terhadap persalinan istri dengan risiko tinggi
primigravida dengan multigravida pada trimester tiga di RSUD Dr.
Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Studi ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap istri sedang hamil dengan
risiko tinggi pada primigravida dengan multigravida pada trimester
ketiga di RSUD Dr. Moewardi.
2. Manfaat aplikatif
a. Bagi studi sejenis selanjutnya yaitu memberikan gambaran
mengenai perbedaan tingkat kecemasan suami pasien primigravida
dan multigravida dengan risiko tinggi dalam persalinan. Dan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
menemukan faktor kecemasan lain selain dari faktor yang sudah
dibahas.
b. Memberikan pengetahuan kepada suami tentang kecemasan yang
dihadapi saat istri sedang hamil dengan risiko tinggi pada pasien
primigravida dan multigravida pada trimester tiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecemasan
a. Definisi
Menurut Videbeck (2008), kecemasan adalah perasaan takut
yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.
Menurut Suliswati (2005) kecemasan adalah respon emosi tanpa
objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dikomunikasikan
secara interpersonal.
Kecemasan yaitu ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran
yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan (Maramis, 2009). Kecemasan hampir menimpa
setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan
merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan
kehidupan seseorang. Penting sekali untuk mengingat bahwa
kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala
lain dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003).
Kecemasan merupakan salah satu bagian dari respon yang
penting dalam mempertahankan diri. Kecemasan merupakan suatu
sinyal yang memperingatkan adanya bahaya yang mengancam
sehingga memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
mengatasi ancaman (Kaplan dan Sadock, 2005). Kecemasan dapat
dibedakan (tidak jelas cemas terhadap apa) dari ketakutan atau fear
(jelas atau tahu takut terhadap apa) (Maramis, 2009).
b. Etiologi
Kecemasan terjadi karena individu tidak mampu mengadakan
penyesuaian diri terhadap diri-sendiri di dalam lingkungan pada
umumnya. Kecemasan timbul karena manifestasi perpaduan
bermacam-macam proses emosi (Sundari, 2005).
Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari dua faktor yaitu :
1) Faktor Internal seperti tidak memiliki keyakinan akan
kemampuan diri.
2) Faktor Eksternal adalah dari lingkungan seperti
ketidaknyamanan akan kemampuan diri, threat (ancaman),
conflict (pertentangan), fear (ketakutan), unfuled need
(kebutuhan yang tidak terpenuhi) (Videbeck, 2008).
Di samping faktor-faktor di atas, teori psikologi dan teori
biologi juga telah berkembang menjadi penyebab terjadinya
kecemasan.
1) Teori Psikologi
Sehubungan dengan faktor-faktor psikologis yang berperan
dalam terjadinya kecemasan ada tiga teori yang berhubungan
dengan hal ini, yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku dan teori
eksistansial. Dalam teori psikoanalitiknya Freud menganggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kecemasan sebagai reaksi psikis terhadap bahaya di seputar
reaktivasi situasi menakutkan masa anak-anak (Durand dan
Barlow, 2006).
Ahli psikoanalisis lainnya, Otto Rank mengembalikan
terjadinya semua kecemasan pada trauma kelahiran. Sedangkan
Harry Stack Sullivan menekankan hubungan awal antara ibu dan
anak dan transmisi kecemasan ibu kepada bayinya. Para pakar
teori perilaku melihat kecemasan sebagai suatu respon yang
dibiasakan (classic conditioning) terhadap stimulan lingkungan
spesifik. Penyebab lainnya respon kecemasan dapat dipelajari
dengan meniru kecemasan orang tuanya (teori belajar sosial)
(Kaplan dan Sadock, 2005).
Kecemasan juga dapat dipengaruhi oleh faktor sense of
control atau perasaan mampu mengontrol. Penderita gangguan
kecemasan cenderung menilai lebih (overestimated) terhadap
derajat bahaya dalam situasi tertentu dan cenderung menilai
rendah (underestimate) kemampuannya untuk mengatasi
ancaman yang datang. Sense of control pada tiap individu
tampaknya berhubungan dengan tindakan orang tua pada masa
anak-anak awal (Durand dan Barlow, 2006).
2) Teori Biologis
Faktor biologi yang berperan penting adalah
neurotransmitter. Ada tiga neurotransmitter utama yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
berperan dalam gangguan kecemasan yaitu norepinefrin (NE),
serotonin (5-HT) dan gama amino butirat acid (GABA) (Kaplan
dan Sadock, 2005). Ganong (2000) menyebutkan serotonin lebih
berperan utama pada gangguan kecemasan menyeluruh,
sedangkan NE lebih berperan pada gangguan panik. Pemberian
obat-obatan yang meningkatkan kadar NE dapat menimbulkan
tanda-tanda kecemasan, sedangkan obat-obatan yang
menurunkan kadar NE akan menimbulkan depresi.
Peranan GABA dalam menimbulkan kecemasan berbeda
dengan NE. GABA bersifat menghambat terjadinya kecemasan.
Mengenai peranan 5-HT dalam gangguan kecemasan didapatkan
dari hasil pengamatan efektivitas obat-obat serotonergik
terhadap kecemasan. Diduga serotonin mempengaruhi reseptor
GABA-benzodiazepin complex sehingga berperan dalam anti
cemas (Kaplan dan Sadock, 2005). Kemungkinan lain adalah
interaksi antara 5-HT dengan NE dalam mekanisme kecemasan
sebagai anticemas (Idrus, 2006).
Penelitian genetika semakin menunjukkan banyak bukti
bahwa tiap individu mewarisi kecenderungan untuk tegang dan
gelisah. Tidak ada sebuah gen tunggal pun yang menjadi
penyebab kecemasan. Sebaliknya, kontribusi-kontribusi kecil
dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom yang berbeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
secara kolektif membuat tiap individu rentan terhadap
kecemasan (Tambs dkk, 2009).
c. Tanda-tanda Umum
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh yang
mengalami gangguan kecemasan antara lain adalah penyataan
cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut,
takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan
pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi
dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada
otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
lain sebagainya (Hawari, 2001)
d. Tingkat Kecemasan
Menurut Dalami (2009) ansietas atau kecemasan terdapat
dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam
persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada
dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat
kecemasan atau ansietas yaitu :
1) Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Individu masih waspada dan berhati-hati, serta
lapang persepsinya melebar. Individu terdorong untuk belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Respon
fisiologi kecemasan ringan adalah sesekali nafas pendek, nadi
dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar. Sedangkan respon perilaku dan
emosinya adalah tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada
tangan dan suara kadang-kadang meninggi.
2) Kecemasan Sedang
Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan
mengenyampingkan hal lain, lapangan persepsi terhadap
lingkungan menurun. Respon fisiologi pada kecemasan sedang
adalah sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut
kering, anorexia, konstipasi atau diare dan gelisah. Sedangkan
respon perilaku dan emosinya adalah gerakan tersentak-sentak
(meremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur
dan perasaan tidak aman.
3) Kecemasan Berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat
perhatianya pada detil yang kecil (spesifik) dan mengabaikan
hal lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan
membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian
pada area lain. Respon fisiologi pada kecemasan berat adalah
nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit
kepala, penglihatan kabur dan ketegangan. Sedangkan respon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perilaku dan emosinya adalah perasaan ancaman meningkat dan
verbalisasi cepat.
4) Kecemasan Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi Individu sudah sangat
menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa
walaupun telah diberikan pengarahan. Respon fisiologi pada
tingkat kecemasan ini adalah nafas pendek, rasa tercekik, sakit
dada, pucat, hipotensi dan koordinasi motorik rendah.
Sedangkan respon perilaku dan emosinya adalah mengamuk dan
marah, ketakutan, berteriak, kehilangan kendali atau kontrol diri
dan persepsi kacau.
2. Kehamilan
a. Definisi
Gravida adalah seorang ibu hamil (Prawirohardjo, 2002). Istilah
medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) kemudian janin
(sampai kelahiran) (Dorland, 2002). Kehamilan terjadi apabila ada
dua pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan mani
(spermatozoa) lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus
kira-kira 280 hari, lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu
kehamilan dibagi 3 trimester yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Trimester I : Usia kehamilan 0 – 12 minggu
2) Trimester II : Usia kehamilan 12 – 28 minggu
3) Trimester III : Usia kehamilan 28 – 40 minggu
(Prawirohardjo, 2002)
b. Primigravida
Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama
kali (Bobak, 2005). Primigravida adalah seseorang yang baru
pertama kali melahirkan. Biasanya seorang primigravida sangat
cemas, gelisah dan takut menghadapi proses persalinan yang akan di
jalaninnya karena dirinya belum mempunyai pengalaman sama
sekali serta perubahan kondisi fisik terutama dan tentang bagaimana
harus menjalaninya (Kurniawati dan Hanifah, 2009).
c. Multigravida
Multigravida adalah seseorang yang telah melahirkan lebih dari
satu kali. Berbeda pula dengan primigravida, biasanya multigravida
lebih tenang dan tidak takut menghadapi persalinan nantinya. Karena
multigravida sudah mempunyai pengalaman dibandingkan
primigravida (Kurniawati dan Hanifah, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Perbedaan Primigravida dan Multigravida
1) Anatomis
No Primigravida Multigravida
1 Payudara tegang, pembuluh
darah terlihat,
hiperpigmentasi jelas,
sensitif dan terasa nyeri,
puting susu runcing
Payudara kurang tegang,
menggantung, ada striae,
puting susu mendatar
2 Perut tegang, menonjol ke
depan, striae lividae, pusar
menonjol
Perut longgar, menggantung
ke depan, banyak striae
lividae dan albikan, pusar
tidak begitu menonjol
3 Vagina sempit dengan rugae
utuh
Vagina lebih lebar, rugae
kurang
4 Labia mayora tampak
bersatu. vulva tertutup,
perineum tidak ada bekas
luka
Labia mayora terbuka, vulva
menganga, perineum bekas
luka
5 Himen koyak (perforate)
pada beberapa tempat
Himen mitformis, kurunkula
himenalis
6 Portio runcing dan tertutup,
serviks licin, bulat dan tidak
dapat dilalui oleh satu ujung
jari
Portio tumpul, terbagi bibir
depan/ belakang, serviks
bisa terbuka satu jari,
kadang kala ada bekas
robekan persalinan yang
lalu
7 Rahim tegang Rahim agak lunak
Tabel 2.1 Perbedaan Primigravida dan Multigravida (Morgan dan Carole, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pada seorang wanita multigravida dengan vagina dan
perineum yang lemas, untuk menyelesaikan kelahiran bayi
cukup membutuhkan dua atau tiga daya dorong setelah
pembukaan servik lengkap. Sehingga, waktu persalinan menjadi
lebih singkat (Cunningham, 2006).
2) Psikologis
Seorang ibu yang hamil pertama kali maupun yang sudah
pernah hamil tampak berbeda secara psikologis. Hal ini terjadi
karena kebanyakan pasien yang hamil pertama kali kurang
mendapatkan informasi atau paparan yang akurat tentang
persalinan sehingga pasien cenderung membuat interprestasi
sendiri (self interpretation) yang kadang-kadang berlebihan,
seperti bahwa persalinan sangat menyakitkan dan mengancam
jiwa (Mander, 2004). Biasanya ibu multigravida tampak lebih
tenang dan lebih siap dalam menjalani kehamilannya terutama
saat-saat persalinan (Morgan dan Carole, 2009).
3. Kehamilan Risiko Tinggi
a. Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu
maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas normal (Prawirohardjo, 2002).
b. Frekuensi
Angka Kematian Ibu (AKI) akibat kehamilan risiko tinggi di
Jawa Tengah untuk tahun 2009 berdasarkan 2 laporan dari kabupaten
atau kota sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal
paling banyak adalah pasca persalinan sebesar 49,12%, disusul
kemudian pada waktu bersalin sebesar 26,99% dan pada waktu hamil
sebesar 23,89 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2009).
c. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi
Cara penentuan kehamilan risiko tinggi dapat dengan memakai
kriteria dan juga dikelompokkan berdasarkan skoring atau nilai.
Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai institut
berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan
kasus-kasus risiko tinggi (Rochjati, 1990).
Mochtar (1999) memakai kriteria kehamilan risiko tinggi
terbagi berdasarkan:
1) Komplikasi Obstetrik :
a) Umur (
b) Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c) Riwayat kehamilan yang lalu : ,
partus premature, kematian janin dalam kandungan atau
kematian perinatal, perdarahan paska persalinan, pre-
eklampsi dan eklampsi, kehamilan mola, pernah ditolong
secara obstetri operatif, pernah operasi ginekologik dan
pernah inersia uteri
d) Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-
eklampsi dan eklampsi, kehamilan ganda, hidramnion,
kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas, kehamilan pada
infertilitas, persalinan terakhir
serviks, postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau
kista ovarii), uji serologis positif.
2) Komplikasi medis
Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus,
obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru
dan penyakit-penyakit lain dalam kehamilan.
Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut
SKOR. Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4
dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko
menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi
tiga kelompok:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2.
Kehamilan tanpa masalah/faktor risiko, fisiologis dan
kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu
dan bayi hidup sehat.
2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10.
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak
ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang
menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko
kegawatan tetapi tidak darurat.
3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor
12 Kehamilan dengan faktor risiko:
a) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat
dan darurat bagi jiwa ibu dan atau banyinya,
membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera
untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan
nyawa ibu dan bayinya.
b) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko
kegawatannya meningkat, yang membutuhkan
pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter
Spesialis. (Rochjati, 1990).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Faktor Risiko
Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan
umum ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan
ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang
dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai
faktor medis dan non medis.
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidaktahuan,
adat, tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi
terutama pada negara berkembang, yang berdasarkan penelitian
ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan
pula dalam faktor non medis adalah sosial ekonomi rendah,
kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan kehamilan secara
teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.
Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin,
kelainan obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi
persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik (Cunningham,
2006).
Menurut Musbikin (2006), faktor risiko itu bisa bersifat
biologis, genetika, lingkungan atau psikososial. Namun dalam
kesehatan reproduksi kita dapat membaginya secara lebih spesifik,
yaitu:
1) Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit
jantung dan malaria.
3) Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit
endemis, dan lain-lain.
4) Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasilan.
4. Persalinan
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi)
hasil pembuahan dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar
(Prawirohardjo, 2002). Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu
saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin
sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim (Farrer, 1999).
Sedangkan, menurut Mochtar (1999), persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia
luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
5. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan pada Suami
Menjadi seorang ayah bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, tetapi
melalui proses yang panjang. Pertama calon ayah harus mengenal dan
memahami berbagai tuntutan dan juga suka duka kehidupan keluarga
baru. Kemudian harus menentukan bersama istri untuk memiliki anak
sendiri atau tidak. Semua ini adalah persoalan awal yang dihadapi calon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ayah dan ibu. Bila menghendaki anak misalnya, maka perlu
dipersiapkan bagi kehamilan istri (Dagun, 2002).
a. Pengetahuan Suami tentang Persalinan Istri
Kesiapan menjadi suami harus dibekali dengan pengetahuan
tentang beberapa hal mengenai persalinan. Pengetahuan merupakan
faktor terpenting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku
yang didasari pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Anggraini, 2011).
b. Kecemasan Karena Indikasi Persalinan
Menurut Dagun (2002), suami yang menunggu persalinan
istrinya dihadapkan pada situasi yang tidak menentu, artinya suami
tidak tahu secara pasti kondisi saat-saat menjelang persalinan.
Kondisi inilah yang memunculkan kecemasan pada suami. Beberapa
hal yang dicemaskan dan ketidaksiapan suami dalam menunggu
proses persalinan sang istri karena adanya ketakutan seperti apakah
akan memperoleh pertolongan dan perawatan semestinya, apakah
bayinya cacat, ataukah bayinya akan meninggal. Selain suami
mencemaskan kondisi istrinya, masalah lain yang ikut dicemaskan
oleh suami di antaranya masalah rumah tangga, keadaan sosial
ekonomi.
c. Kecemasan akan Tanggung Jawab Finansial
Banyak pria menyatakan kekhawatirannya akan ekonomi
keluarga yang tidak aman. Para calon ayah merasa khawatir akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perannya sebagai orang tua dan efeknya pada kehidupanya.
Kekhawatiran yang paling umum adalah, apakah dirinya akan
menjadi ayah yang baik? Apakah hubungannya dengan istri akan
berubah? Bagaimana dirinya dan istri akan membagi pekerjaan
pengasuhan anak? Bagaimana dirinya bisa melanjutkan jadwal kerja
sekaligus menjadi ayah yang baik? Serta mampukah dirinya
membiayai keluarga yang lebih besar? Terutama di masa sekarang,
ketika biaya perawatan anak semakin meninggi, banyak calon ayah
yang susah tidur memikirkan pertanyaan ini. Penyesuaian dalam
keuangan harus dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap
penurunan pendapatan dan peningkatan pengeluaran karena
kehadiran seorang anggota keluarga baru (Musbikin, 2006).
d. Ketakutan Menjadi Calon Ayah pada Anak Pertama
Setiap calon ayah mempunyai sikap yang mempengaruhi
perilakunya terhadap suatu kehamilan istri. Dengan sikap tersebut,
calon ayah menyesuaikan diri terhadap kehamilan istri dan peran
sebagai orang tua. Ingatan calon ayah bagaimana dirinya dulu
dirawat ayahnya, pengalamannya merawat anak, dan persepsinya
terhadap peran pria dan ayah dalam kelompok budaya dan sosialnya
akan mengarahkan pilihannya dalam menetapkan tugas dan
tanggung jawab yang akan dipikul.
Sebagian pria akan sangat termotivasi untuk mengasuh dan
mengasihi seorang anak. Pria mungkin bersemangat dan senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menyongsong peran ayah. Pria yang mempunyai rasa percaya diri,
pengaturan keuangan, dan kondisi kerja yang baik, tampaknya lebih
mudah terlibat dalam peran sebagai seorang ayah dalam rencana
hidupnya.
Pria sebagai penolong atau pencari nafkah keluarga, tetapi
dirinya merasa asing akan pengalaman kehamilan istrinya. Pria
merasa, tidak memiliki contoh untuk berperan sebagai ayah baru
(Maimunah, 2005).
Empat jenis dukungan yang diperlukan untuk mempersiapkan
diri menjadi ayah :
1) Dukungan emosi
Sumber utama dukungan pria adalah pasangannya. Dukungan
ini harus dimodifikasi, sehingga memungkinkan untuk
mengasuh bayi dan memberi asuhan tambahan terhadap
kebutuhan istrinya. Oleh karena itu, para ayah perlu mencari
dukungan dari keluarga dan teman-teman.
2) Dukungan instrumental
Ayah perlu mengetahui bahwa dirinya dapat bergantung kepada
keluarga atau teman, jika memerlukan bantuan.
3) Dukungan informasi
Ayah perlu mengetahui siapa saja yang dapat memberi nasihat
tentang cara menyelesaikan persoalan yang tiba-tiba muncul.
4) Dukungan penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ayah perlu menemukan orang lain yang dapat memberi kriteria
yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilannya.
(Partasari, 2004).
e. Pengalaman Persalinan Istri Sebelumnya
Pengalaman suami menunggu istrinya saat persalinan
sebelumnya dapat mengurangi kecemasan karena memiliki
pengalaman untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan.
Pengalaman yang buruk atau traumatik pada persalinan pertama atau
sebelumnya akan meningkatkan kecemasan suami dengan mengingat
kembali proses yang dialaminya karena mengingat keadaan yang
sama sebagai ancaman bagi kehidupanya (Murkoff dkk, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Dalam studi ini dikemukakan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan
pada suami dari istri primigravida dan multigravida dengan risiko tinggi
pada kehamilan trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi.
Istri Primigravida dengan Risiko
Tinggi
Istri Multigravida dengan Risiko
Tinggi
1. Belum ada pengalaman
tentang indikasi
persalinan.
2. Kesiapan calon ayah
menyambut anak
pertama yang akan lahir.
3. Tanggung jawab
finansial.
a. Ada pengalaman tentang
indikasi persalinan istri
pada persalinan
sebelumnya.
b. Kesiapan calon ayah
menyambut anak yang
akan lahir.
c. Tanggung jawab
finansial.
Perbedaan Kecemasan
Suami Memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis studi ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik, yaitu penelitian yang
hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf pendeskripsian, akan tetapi
dilanjutkan sampai taraf pengambilan simpulan yang dilakukan dengan
menggunakan uji statistik untuk menganalisis data yang diperoleh (Arief,
2004). Yang dimaksud dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian
dengan pengumpulan data yang dinilai secara simultan pada satu saat,
sehingga dalam studi ini tidak ada follow up (Pratiknya, 2008).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Studi ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi. waktu
dilaksanakan mulai bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013.
C. Subjek Penelitian
Suami dari istri primigravida dan multigravida dengan risiko tinggi di
trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi.
1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi
1) Suami dari wanita hamil primigravida dengan risiko tinggi
yang berkunjung ke RSUD Dr. Moewardi
2) Bersedia menjadi responden
3) Kehamilan trimester ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4) Tidak ada kematian anggota keluarga
5) Tidak mengidap penyakit menular (HIV AIDS, TBC dan
Hepatitis)
6) Memenuhi kriteria Lie Minessota Multiphrasic Personality
Inventory <10
b. Kriteria Eksklusi
1) Tidak bersedia menjadi responden
2) Kehamilan trimester pertama dan trimester kedua
3) Kematian anggota keluarga
4) Mengidap penyakit menular (HIV AIDS, TBC dan Hepatitis)
5) Tidak Memenuhi kriteria Lie Minessota Multiphrasic
Personality Inventory <10 atau skor >10
D. Teknik Pengambilan Subjek
Pada studi ini penetapan subjek digunakan teknik Quota Sampling,
Ditetapkan jumlah subjek 60 orang masing-masing 30 orang suami dari
istri primigravida risiko tinggi dan 30 orang suami dari istri multigravida
risiko tinggi. Setiap populasi yang memenuhi kriteria inklusi diambil
sebagai sampel didapat jumlah yang telah ditentukan yaitu 30 orang untuk
orang suami dari istri primigravida risiko tinggi dan 30 orang suami untuk
istri multigravida risiko tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
E. Rancangan Penelitian
Gambar 3.1. Rancangan Studi
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Kehamilan pasien primigravida dan multigravida
dengan risiko tinggi di trimester ketiga
2. Variabel terikat : Tingkat kecemasan suami dari istri primigravida
dan multigravida dengan risiko tinggi di trimester ketiga
Suami
Kuesioner L-MMPI
Skor jawaban “tidak”
Kuesioner T-MAS Kuesioner T-MAS
Uji Chi-square
Isian data pribadi Isian data pribadi
Istri Primigravida Risiko Tinggi
Trimester tiga
Istri Multigravida Risiko Tinggi
Trimester Tiga
Kuesioner L-MMPI
Skor jawaban “tidak”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Variabel luar :
a. Terkendali
Kematian anggota keluarga dan penyakit menular (HIV AIDS,
TBC dan Hepatitis)
b. Tidak Terkendali
Konflik suami dan istri, cacat tubuh, peristiwa mendadak,
kecelakaan, masalah ekonomi/keuangan keluarga, pengetahuan
persalinan dan kepribadian premorbid
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
a. Primigravida risiko tinggi kehamilan adalah wanita yang hamil
untuk pertama kali dengan risiko tinggi kehamilan
b. Multigravida risiko tinggi kehamilan adalah wanita yang hamil
untuk kedua kalinya atau lebih dengan risiko tinggi kehamilan
Skala : Nominal
1) Primigravida ( 0 )
2) Multigravida ( 1 )
2. Variabel terikat
Kecemasan keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada
tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu, atau
takut (Maramis, 2009). Sebagai alat ukur adalah Taylor Manifest
Anxiety Scale (T-MAS).
Skala : Nominal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Cemas ( 0 )
b. Tidak cemas ( 1 )
3. Variabel luar
a. Terkendali
1) Kematian anggota keluarga yaitu kematian anggota keluarga
terdekat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yang
berpengaruh dengan kondisi psikis.
2) Penyakit menular yaitu penyakit yang mengenai tubuh
seseorang yang sifatnya menular seperti HIV AIDS, TBC dan
hepatitis.
b. Tidak Terkendali
1) Peristiwa mendadak yaitu kejadian yang terjadi secara tiba-tiba
tanpa dapat diduga sebelumnya.
2) Hubungan suami istri yang kurang baik yaitu keadaan atau
suasana yang kurang menyenangkan antara pasangan suami
istri dalam lingkup keluarga.
3) Penyakit menahun yaitu penyakit yang mengenai tubuh
seseorang yang tidak sembuh-sembuh.
4) Cacat badan yaitu keadaan yang mengenai tubuh seseorang
yang sempurna atau tidak sempurna.
5) Masalah ekonomi keluarga yaitu keadaan keuangan dalam
rumah tangga yang memerlukan pemecahan atau penanganan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
6) Kepribadian Premorbid yaitu kondisi kepribadian seseorang
sebelum mulai definitif gangguan, beberapa penelitian melihat
kepribadian premorbid untuk menentukan faktor psikologis
bagi pengembangan gangguan tertentu.
H. Alat dan Bahan Penelitian
1. Isian data pribadi untuk mengkategorikan primigravida dengan risiko
tinggi dan multigravida dengan risiko tinggi di trimester ketiga.
2. Untuk menilai kejujuran dengan menggunakan Lie Minessota
Multiphrasic Personality Inventory (L-MMPI), yaitu pertanyaan yang
digunakan untuk skala kebohongan responden, terdiri dari 15 butir
pertanyaan yang harus dijawab “ya” atau “tidak”. Informasi yang
diberikan responden dinilai tidak dapat dipercaya apabila jumlah
jawaban “tidak” melebihi 10.
3. Untuk menilai kecemasan dengan menggunakan Taylor Manifest
Anxiety Scale (T-MAS), yaitu daftar pertanyaan untuk menilai
kecemasan subjek yang berisi 50 pertanyaan, dengan dua pilihan “ya”
dan “tidak”. Responden menjawab sesuai keadaan dirinya dengan
memberi tanda (X) pada kolom jawaban “ya” atau “tidak”. Pada
pertanyaan favorable jika diisi jawaban ”ya” maka diberi nilai 1,
sedangkan pada pertanyaan unfavorable jika diisi jawaban ”tidak”
maka diberi nilai 1. Sebagai cut to point adalah sebagai berikut : a).
Nilai < 21 berarti tidak cemas; b). Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
I. Cara Kerja
1. Responden mengisi biodata isian data pribadi dan termasuk mengisi
kriteria risiko tinggi pada kehamilan primigravida dan multigravida
2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka
ketidakjujuran subjek. Bila didapatkan angka
invalid dan dikeluarkan dari subjek studi.
3. Responden mengisi kuesioner TMAS untuk mengetahui angka
kecemasan. Responden dinyatakan cemas apabila jawaban yang
favorable n tidak cemas bila jawaban yang favorable
4. Penulis melakukan analisis dari data yang diperoleh
5. Penulis melakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square
J. Teknik dan Analisis Data
Analisis data menggunakan uji Chi Square dan akan diolah dengan
bantuan perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS)
17 for Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Studi ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Moewardi pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Responden
dalam studi ini adalah suami dari istri primigravida dan multigravida
dengan risiko tinggi di trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi. Jumlah
total responden dalam studi ini adalah 84 suami, yang terdiri dari 38 suami
dari istri primigravida dan 46 suami dari istri multigravida kemudian
diseleksi sehingga memenuhi kuota yang telah ditetapkan oleh penulis
berdasarkan teknik Quota Sampling yaitu berjumlah 30 suami dari istri
primigravida dan 30 suami dari istri multigravida dengan risiko tinggi di
trimester ketiga yang memenuhi kriteria inklusi.
B. Hasil Distribusi Sampel
Tabel 4.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Gravida
No Gravida Jumlah Prosentase
1 Primigravida 30 50 %
2 Multigravida 30 50 %
Jumlah 60 100 %
Sumber : Data Primer, 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pada studi ini total subjek suami dari istri primigravida dan suami dari
istri multigravida adalah sebanyak 60 suami. Di mana jumlah suami dari
istri primigravida berjumlah 30 orang atau 50 % dan suami dari istri
multigravida berjumlah sama yakni 30 orang atau 50 %.
Tabel 4.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Cemas atau Tidak
Cemas
No Gravida Keterangan
Total Cemas Tidak Cemas
1 Primigravida 20 (66.7%) 10 (33.3%) 30 (100.0%)
2 Multigravida 11 (36.7%) 19 (63.3%) 30 (100.0%)
Sumber : Data Primer, 2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa 20 responden dari istri primigravida
(66.7 %) mengalami kecemasan dan 10 responden (33.3 %) tidak
mengalami kecemasan. Sedangkan untuk responden dari istri multigravida,
dapat dilihat bahwa 11 responden (36.7 %) mengalami kecemasan dan 19
responden (63.3 %) tidak mengalami kecemasan.
C. Hasil Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Chi Square
dengan menggunakan program SPSS 17.00 for Windows. Uji ini
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel di mana variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
bebas dan variabel terikat termasuk dalam data berskala nominal. Di mana
p < 0.05 dipilih sebagai tingkat minimal signifikansinya.
Tabel 4.3 Tabel Crosstabulation Gravid dan Kecemasan
Kecemasan
Total Cemas Tidak Cemas
Gravid Multigravida Count 11 19 30
% within Gravid 36.7% 63.3% 100.0%
Primigravida Count 20 10 30
% within Gravid 66.7% 33.3% 100.0%
Total Count 31 29 60
% within Gravid 51.7% 48.3% 100.0%
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5.406a 1 0.020
Continuity Correctionb 4.271 1 0.039
Likelihood Ratio 5.491 1 0.019
Fisher's Exact Test 0.038 0.019
N of Valid Cases 60
Sumber : Data Primer, 2013
Dapat dilihat bahwa hasil Chi Square (X2) hitung adalah 5.406
sedangkan harga X2 tabel pada db = 1 pada taraf signifikansi 0.05 adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3.481. Hal ini berarti bahwa X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis kerja
diterima. Nilai p hitung adalah 0.020 atau p < 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan kecemasan yang signifikan antara
suami dari istri primigravida dengan suami dari istri multigravida risiko
tinggi trimester ketiga. Adapun pada suami dari istri primigravida lebih
banyak mengalami kecemasan daripada suami dari istri multigravida.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB V
PEMBAHASAN
Studi ini yang berjudul perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap
persalinan istri dengan risiko tinggi primigravida dengan multigravida pada
trimester tiga di RSUD Dr. Moewardi dilaksanakan pada bulan Desember 2012
sampai bulan Januari 2013. Menggunakan subjek sebanyak 60 responden, terdiri
dari 30 suami dari istri primigravida dan 30 suami dari istri multigravida. Pada
suami dari istri primigravida didapatkan bahwa 20 responden (66.7 %) mengalami
kecemasan dan 10 responden (33.3 %) tidak mengalami kecemasan. Kemudian
pada suami dari istri multigravida didapatkan bahwa 11 responden (36.7 %)
mengalami kecemasan dan 19 responden (63.3 %) tidak mengalami kecemasan.
Subjek yang didapat pada studi ini telah memenuhi kriteria inklusi. Kemudian
dilakukan analisis hasil menggunakan uji Chi Square.
Sesuai dengan analisis penghitungan statistik yang telah dikemukakan,
menunjukkan bahwa bahwa ada perbedaan kecemasan yang signifikan antara
suami dari istri primigravida dengan suami dari istri multigravida. Adapun suami
dari istri primigravida lebih banyak mengalami kecemasan daripada suami dari
istri multigravida.
Hal ini sesuai dengan hipotesis kerja penulis yang menyebutkan bahwa ada
perbedaan tingkat kecemasan pada suami dari istri primigravida dan multigravida
dengan risiko tinggi trimester ketiga di RSUD Dr. Moewardi. Hipotesis ini
didasarkan bahwa pengalaman suami menunggu istri saat persalinan sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dapat mengurangi kecemasan karena memiliki pengalaman untuk melakukan
tindakan yang akan dilakukan. Pengalaman yang buruk atau traumatik pada
persalinan pertama atau sebelumnya akan meningkatkan kecemasan suami dengan
mengingat kembali proses yang dialaminya karena mengingat keadaan yang sama
sebagai ancaman bagi kehidupannya (Murkoff dkk, 2006).
Hasil studi ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Nawangwulan T
(2011) dari studi ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
kecemasan antara suami dari istri primigravida dengan suami dari istri
multigravida dalam menghadapi persalinan di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu, yaitu pada suami dengan istri primigravida lebih cemas dibandingkan
dengan suami dari istri multigravida.
Yang membedakan studi ini dengan studi Nawangwulan T (2011) yaitu
subjek yang diambil penulis adalah kategori risiko tinggi di trimester ketiga yang
tidak digunakan dalam studi sebelumnya.
Studi ini memiliki kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil studi, di
antaranya :
1. Keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis sehingga tidak
diperhatikannya variabel lain yang merancu studi ini seperti segi
ekonomi, pengetahuan dan lingkungan sosial.
2. Subjektivitas metode kuesioner. Studi menggunakan kuesioner memiliki
tingkat subjektivitas yang tinggi, adapun antara responden satu dengan
responden yang lainnya berbeda-beda dalam mengartikan dan
menafsirkan pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Memakai instrumen kuesioner kecemasan T-MAS yang subjektivitasnya
tinggi.
4. Teknik one blind yang berarti meneliti sendiri dan menyimpulkan sendiri
masih subjektif dari penulis.
5. Teknik randomize subjek tidak terperinci.
6. Jumlah responden yang masih terbatas dan pendekatan dengan
menggunakan cross sectional dianggap masih lemah karena studi hanya
dilakukan pada satu waktu.
7. Korelasi masing-masing variabel tidak diteliti.
8. Tidak ditelitinya latar belakang pendidikan dan kepribadian premorbid
subjek.
9. Dalam studi ini responden hanya pada suami dari istri yang hamil pada
trimester ketiga, kemungkinan kecemasan juga terjadi pada suami di
waktu istri hamil trimester pertama dan trimester kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan studi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan kecemasan yang signifikan (Nilai p hitung adalah 0.020 atau p
< 0.05) antara suami dari istri primigravida dan suami dari istri
multigravida dengan risiko tinggi di trimester ketiga. Adapun pada suami
dari istri primigravida lebih banyak mengalami kecemasan daripada suami
dari istri multigravida.
B. Saran
1. Perlu dilakukan persiapan yang lebih matang dalam hal dana, waktu
dan kemampuan penulis untuk melakukan studi.
2. Perlu lebih mengendalikan faktor perancu dalam studi seperti segi
ekonomi, pengetahuan dan lingkungan sosial.
3. Perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan jumlah subjek yang lebih
besar dan menggunakan pendekatan lain yang lebih akurat daripada
metode cross sectional.
4. Perlu diteliti tentang latar belakang pendidikan dan kepribadian
premorbid subjek.
5. Teknik randomize subjek lebih dijelaskan terperinci.
6. Teknik one blind yang digunakan sebaiknya diganti dengan teknik
double blind.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
7. Korelasi masing-masing variabel seharusnya diteliti dengan studi
cohort.
8. Menggunakan instrumen untuk mengukur tingkat kecemasan yang
lebih objektif daripada T-MAS.
9. Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai kecemasan suami tidak
hanya di trimester ketiga tetapi juga di trimester pertama dan kedua.
10. Suami aktif mencari informasi yang lengkap tentang indikasi
persalinan. Agar suami lebih siap dalam menghadapi persalinan istri.
11. Untuk mengurangi kecemasan pada suami dalam menghadapi
persalinan istri risiko tinggi, diperlukan adanya edukasi dari petugas
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan suami tentang persalinan
istri dengan risiko tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user