percepatan mitigasi rob-pekalongan1
TRANSCRIPT
Hari Jadi Kota Pekalongan ke 105Kota Pekalongan , 9 Maret 2011
Asdep Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pesisir dan LautDeputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim
Kementerian Lingkungan Hidup
Program Pembangunan LingkunganHidup dalam Mengatasi ROB
Pengaturan perlindungan terhadap sempadan pantai(KepPres 32/1990, ttg Pengelolaan Kawasan Lindung):
Psl 13: Perlindungan terhadap sempada pantai dilakukan untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai.
Psl 14: Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Psl 26: Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengikisan air laut serta pelindung usaha budidaya di belakangnya.
Psl 27: Kriteria kwasan pantai berhutan bakau adalah minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis surut terendah ke arah darat.
Kep Men LH No: 201 Tahun 2004 – Kriteria Baku MutuKerusakan Mangrove
Sempadan Pantai Mangrove:Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi danterendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat
Pada kondisi pantai yang terdapat hamparan endapan lumpur (mudflat), digunakan batasan 100 meter dari garis pasang tertinggi.
Sempadan Sungai Mangrove:
50 meter ke arah kiri dan kanan dari garis pasang tertinggi air sungaiyang masih dipengaruhi pasang air laut.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN TERKAIT PERUBAHAN IKLIM DAN JALUR HIJAU
UU 32/2009 Pasal 21 ayat 4 Kriteria bakukerusakan akibat perubahan iklim Kenaikantemperatur, kenaikan muka air laut, badai dankekeringan.
UU 27 /2007 Pengelolaan Wilayah Pesisir & Pulau-pulau Kecil Bag Konservasi Ps 31 R Perpres Sempadan Pantai
UU 26/2007 Penataan Ruang PP 27/2008 RTWN
Kawasan Lindung – fungsi utama untuk melindungi kelestarian LH (SDA,SDBuatan)
Pengelolaan Kawasan Lindung Penetapan, pelestarian, pengendalian pemanfaatan kawasan lindung
Sempadan Pantai – mempertahankan kelestarian fungsi pantai
FAKTA YANG SERING TERJADI
Alih fungsi kawasan(+)dampak ekonomi (-) risiko erosi, risiko keselamatanmanusia, risiko ekonomi tidakberkelanjutan
Fenomena Alam Tsunami Mangrove rusak
Pemanfaatan mangrove secara langsungyang tidak berkelanjutan
dll
08/03/2011
Risiko (R) = Bahaya (H) x Kerentanan (V)
Kenaikan suhu
Perubahan Pola Curah Hujan
Peningkatan Frekuensi dan Intesitas Kejadian EkstremKenaikan Muka air laut
Pesisir, Kelautan, Perikanan, Pariwisata
Pertanian
Sumber Daya Air
Notasi Risiko (Affeltreanger et all., 2006)
KONDISI MANGROVE YANG BAIK
(GREEN BELT)
POTRET PERMASALAHAN PESISIR
ALIH FUNGSI LAHAN (TAMBAK)
POTRET PERMASALAHAN PESISIR
ABRASI PANTAI
POTRET PERMASALAHAN PESISIR
BANJIR ROB
PERUBAHAN IKLIM(CLIMATE CHANGE)
PERUBAHAN MUKAAIR LAUT(SEA LEVEL CHANGE)
•EROSI PANTAI•INUNDASI PANTAI (WETLAND DAN LOWLAND)•BANJIR•NAIKNYA SALINITAS PERMUKAAN DAN AIR TANAH
BERDAMPAK PADA INFRA-STRUKTUR DAN AKTIVITAS EKONOMIBERGESERNYA KERENTANAN POPULASI
PERUBAHAN TEMPMUKA AIR LAUT(SEA SURFACE TEMPERATURE)
•MENINGKATKAN CORRAL BLEACHING•MIGRASI SPESIES KEARAH KUTUB•MENINGKATKAN ALGA BLOOMS
BERDAMPAK TOURISME DAN KESEHATAN MASYARAKAT
SUMBER DAYA IKAN
PERUBAHAN INTENSITAS DAN FREKUENSI BADAI
•MENINGKATKAN TINGGI GELOMBANG•BERPINDAHNYA ZONA CYCLONE
KERUSAKAN AKIBAT BADAI
NELAYAN TIDAK MELAUT
PERUBAHAN POLA PRESIPITASI DAN RUNN OFF
•MERUBAH SUPLAI SEDIMEN•MENINGKATKAN RESIKO BANJIR•BERDAMPAK PADA KUALITAS AIR/NUTRISI
BERDAMPAK PADA EROSI DAN BANJIR
AKIBAT LANGSUNG SECARA FISIK DAN EKOSISTEM AKIBAT TDK LANGSUNG
Sumber : Subandono, 2009
88 stasiun pengamatan Pasut
LOKASI ABRASI DI INDONESIA
60 lokasi di 17 Propinsi rusak Sumber : Subandono, 2007
UNTUK TERCAPAINYA PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SECARA BERKELANJUTAN BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, SASARAN YANG INGIN DICAPAIPADA TAHUN 2011 (LIMA TAHUN PERTAMA):
MENINGKATNYA TUTUPAN VEGETASI 5%, YANG DIIKUTI PERBAIKAN TATA AIR DAN KUALITAS AIR (NAIK SATU KELAS), MENURUNNYA RESIKO BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR, TERTAHANNYA LAJU KERUSAKAN WILAYAH PESISIR 0,1%.
MENURUNNYA LAJU KEMEROSOTAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 5%. MENINGKATNYA KONSERVASI ENERGI MELALUI PEMANFAATAN ENERGI BIO-FUEL 1% DAN
ENERGI BIO-MASS 0,25%. MENINGKATNYA PERLINDUNGAN LAPISAN ATMOSFER
1. Tujuan
2. Sasaran
MELAKUKAN PENGAWASAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN DALAMPELAKSANAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANGKONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN melalui: PENYEDIAAN AIR BERSIH (MASYARAKAT MISKIN) PENGGUNAAN ENERGI TERBAHARUKAN PENGGUNAAN TANAMAN PRODUKSI YG MEMPUNYAI FUNGSI KONSERVASI
Dalam pelaksanaan pengawasan, dilakukan melalui STRATEGI sebagai berikut :
1. Melakukan pemantauan dengan memfasilitasi dan memperkuat data dasar (baseline data).
2. Melakukan penilaian kinerja pemerintah kabupaten berdasarkan kriteria yang jelas dan terukur (akuntabilitas)
3. Publikasi hasil kinerja pemerintah kabupaten.
4. Memberikan insentif dan disinsentif sesuai dengan kinerja pemerintah kabupaten.
5. Melakukan review dalam rangka menyelaraskan kebijakan melalui forum Tim Pengarah dan Dewan Pertimbangan Penilaian.
6. Mendorong peningkatan pendapatan alternatif (Income Generating) masyarakat
KETERKAITAN PENGENDALIAN KERUSAKAN PESISIR DENGAN PARAMETER PENILAIAN Menuju Indonesia Hijau
ANALISISCITRA
SATELIT
KUESIONER
TUTUPAN VEGETASI
PENAMBAHANTUTUPAN VEGETASI
KESESUAIANFUNGSI KAWASAN
KAWASAN PENYANGGA
KEANEKARAGAMANHAYATI
PERANSERTA MASYDAN DUNIA USAHA
MANAJEMEN
1
2
3
4
5
6
7
PETADASAR
Upaya Yang Telah Dilakukan Untuk Perlindungan Pesisir
upaya pemulihan ekosistem pesisir Pemulihan Ekosistem Mangrove di
Sumatera Barat, Bengkulu, Banten,Kepulauan Seribu, Jawa Tengah, JawaTimur dan Teluk Tomini (Sulut-Gorontalo-Sulteng)
Upaya penanaman berbasis masyarakatdan Silvofishery
KEGIATAN PENANAMAN MANGROVE
Berbasis Masyarakat
TERIMAKASIH