percepatan pertumbuhan ekonomi nasional melalui...
TRANSCRIPT
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
melalui Pembangunan Kemaritiman
Seminar Nasional IPB
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembangunan Ekonomi Kelautan
Deputi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Bogor | 1 Maret 2018
Tantangan Pembangunan di Indonesia:
Konsentrasi Ekonomi di Jawa dan Sumatera
• Pertumbuhan ekonomi terkait erat dengan pertumbuhan industri
• Konektivitas maritim sebagai wahana utama untuk pertumbuhan, percepatan, dan pemerataan
pembangunan
Sumatera
23.0%
Jawa
57.4%
8.8% 5.6%
2.9%
2.3%
PDB Indonesia 2014 [Sumber: BPS]Konsentrasi Pertumbuhan Industri [Bank Dunia]
2
• Transportasi yang tidak efisien menyebabkan biaya logistik yang mahal
• Perbaikan infrastruktur transportasi dan konektivitas dapat menurunkan biaya logistik
Menurunkan Biaya Logistik yang Masih Mahal
15.3 13.7
15.6
11.7
14.1
4.9
Jabotabek Surabaya Medan Makasar Rata-RataIndonesia
Jepang
Biaya transportasi per Biaya Total [%]
“Jarak Ekonomi”
Jakarta ke Singapura dan ke berbagai pelabuhan di Indonesia
[Contoh: biaya pengiriman petikemas 20 kaki]
Biaya Jakarta – Padang
2,7x lebih mahal daripada
Jakarta - Singapura
3
TransportINDES LINESINDES LINESTrans
TransportSea
Port
Sea
Port
Shipper ConsigneeTransfer Transfer
Port to Port
Door to Door [Rp 8 juta/20 ft]
B AE
D
GateGate
C
Perlu Integrasi Transportasi Multimoda
untuk Menurunkan Biaya Logistisk
50%: angkutan darat dari/ke Pintu Masuk Pelabuhan vv. [A & B]
30%: angkutan darat dari Pintu Masuk Pelabuhan ke Kapal vv. [C & D]
20%: Biaya Transportasi Laut dari Pelabuhan ke Pelabuhan [E]
[Sumber: Yusmar Anggadinata, 2011]
Contoh Struktur Biaya Logistik Angkutan Petikemas [20 ft.] Jakarta – Bitung
4
• Posisi geostrategis berpotensi menjadikan Indonesia negara utama maritim dunia
• Perdagangan dunia 70% di kawasan Asia Pasifik, 45% melalui ALKI
• Indonesia harus meningkatkan kualitas dan kinerja pelabuhan-pelabuhan
Posisi Geostrategis Indonesia Sangat Menguntungkan
Kedalaman rata-rata pelabuhan di Indonesia: 8 meter [500 TEUs Peti Kemas]
Untuk menurunkan biaya logitik 50%, diperlukan pelabuhan dengan kedalaman 12 meter [3.000 TEUs]
Indonesia
Tanjung Priok
Tanjung Perak
Batam
Target Indonesia
Port Klang
Tanjung Pelepas
Port of Singapore
5
Peristiwa Penting Perkembangan
Indonesia sebagai Negara Maritim
1928 1945 1957 1963 1982 1985 1996 2000 2005 2014
Sumpah Pemuda
Deklarasi Djoeanda
Wawasan Nusantara
Proklamasi
Kemerdekaan
Konvensi Maritim
Nasional I
“Sebagai negara maritim; samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama
memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya,
sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”
[Kutipan Pidato Pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober 2014]
UNCLOS [1982]: Indonesia
sebagai Negara Kepulauan
Konvensi Benua Maritim
Departemen Eksplorasi
Kelautan dan Perikanan
Asas Cabotage
Nawacita
Poros Maritim
1336
Sumpah
Palapa
6
Bidang Kemaritiman Perlu Menjadi
“Prioritas” dan Rencana Kerja Pemerintah
Dimensi Pembangunan
Manusia
Dimensi Pembangunan
Sektor Unggulan
Dimensi Pemerataan dan
Kewilayahan
Kondisi Perlu
Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Nasional 2017
Revolusi Mental
Kesetaraan Gender
Perubahan Iklim
Tata kelola
Pemerintahan yang
Baik
i. Pendidikan
ii. Kesehatan
iii. Perumahan &
Permukiman
iv. Pengembangan Dunia
Usaha & Pariwisata
v. Ketahanan Energi
vi. Ketahanan Pangan
vii. Penanggulangan
Kemiskinan
viii. Infrastruktur, konektivitas,
dan Kemaritiman
ix. Pembangunan Wilatyah
x. Politik, Hukum, Hankam
Rancangan Prioritas Nasional
dan Program Prioritas 2018
Arus
UtamaKemaritiman
Perikanan Tangkap1%
Akuakultur16%
Industri PengolahanIkan7%
Industri Bioteknologi14%
Pertambangan dan Energi16%
Wisata Bahari4%
Transportasi Laut2%
Industri Jasa Maritim15%
SumberdayaPulau-Pulau Kecil
9%
Hutan Mangrove1%
Sumberdaya Non Konvensional
15%
US$ 210
Billion/year
US$ 180
US$ 210US$ 200
US$ 200
US$ 120 US$ 100
US$ 60US$ 30
US$ 8US$ 12
Potensi Ekonomi Maritim Harus Lebih Dioptimalkan
BPS, 2015
Potensi Ekonomi Maritim Indonesia US$ 1,33 triliun per tahun
8
Perkuat Kehadiran Negara di Kawasan Perbatasan
• Pastikan ketersediaan infrastruktur dan
sarana angkutan yang memadai dan
terjadwal di wilayah Provinsi Kepulauan
• Contoh: Kabupaten Natuna dan Kabupaten
Anambas di Provinsi Kepulauan Riau
9
Pengembangan Kawasan Pertumbuhan
di Lokasi Strategis
Kebijakan: Membangun pusat
pertumbuhan ekonomi berbasis gas di
kawasan timur dan di kawasan
perbatasan Indonesia
1. Pengembangan kawasan
2. Pengembangan industri turunan
3. Kajian Lingkungan
4. Kapasitas Nasional
5. Penyiapan SDM
Masela
Natuna
10
Program Tol Laut
• Memastikan kehadiran Negara dalam hal ketersediaan [availability], keterjangkauan [accessibility], dan
kemampuan [affordability] terhadap bahan-bahan pokok di pulau-pulau terluar, terpencil, dan terbelakang
• Pemerintah menyediakan subsidi biaya transportasi dan biaya logistik
• Menggunakan transportasi multimodaa, yaitu: laut, udara, darat, dan sungai
• Sinergi BUMN menyediakan Pusat Logistik “Rumah Kita” di ~30 daerah terpencil
Evaluasi dan Tindaklanjut
1. Disparitas harga berkurang cukup signifikan
2. Muatan, khususnya muatan balik, tidak optimal
3. Belum menjangkau hingga pulau terpencil,
termasuk pulau terluar di wilayah barat
4. Waktu perjalanan terlalu lama
5. Kurang alat bongkar muat di daerah-daerah
11
• 15 bandara baru
• Peningkatan 9 bandara kargo
• Pembangunan 25 bandara di pulau
terluar dan di daerah rawan bencana
Pembangunan Infrastruktur Konektivitas
untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
• 5 Pelabuhan besar: Kuala Tanjung, Tanjung
Priok, Tanjung Perak, Makassar, Bitung
• 19 Pelabuhan Pengumpan Regional
• 100 Pelabuhan Pengumpan Lokal
12
Peningkatan Kapasitas Transportasi Udara
Bandar Udara Wamena
Bandar Udara Internasional Silangit
Negara Hadir dalam pembangunan dan peningkatan kapasitas
bandar udara di daerah terpencil, terluar, dan daerah rawan
bencana yang sangat penting bagi masyarakat
13
Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata 2018
• Perintisan Short Sea Shipping Selatan Jawa
• Pembuatan Sistem Informasi Infrastruktur Pelabuhan
• Sentral Kelautan dan Perikanan Terpadu [SKPT]
• Penyelesaian Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarta-Yogyakarta
• Pengembanagn infrastruktur 10 Pelabuhan kapal pesiar prioritas: Benoa, Tanjung Mas Semarang, Celukan
Bawang, Probolinggo, Tanjung Perak, Gilimas, Lombok; Labuan Bajo, Tanjung Priok, Tanjung Pandan, Belitung;
Kuala Tanjung, pelabuhan Sabang, New Makassar
14
Armada Kapal Nasional
Kargo Domestik
Armada Nasional Internasional
360 Juta Ton 1,3 Juta Ton
99.65 % 0.35 %
Kargo Internasional
Armada Nasional Internasional
61 Juta Ton 540 Juta Ton
10 % 90 %
Sumber: INSA, Pelindo II, data 2013
Kapal Barang
20.609
Kapal Ikan
19.458
Kapal Penumpang: 1.298
Tongkang
Tunda
General Cargo
Tanker
LCT
Penumpang Petikemas
Bulk Carrier
Ro-RoFerry
Armada kapal Indonesia kurang berperan
dalam pengangkutan kargo internasional
Jumlah kapal penumpang sedikit
Undang Undang No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan
• Pasal 69, Ayat (4) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan
khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang
berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
• Pasal 76A: Benda dan/atau alat yang digunakan dalam dan/atau yang
dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara atau
dimusnahkan setelah mendapat persetujuan ketua pengadilan negeri.
• Pasal 76C, Ayat (1) Benda dan/atau alat yang dirampas dari hasil tindak pidana
perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76A dapat dilelang untuk
negara.
• Pasal 76C, Ayat (5) Benda dan/atau alat yang dirampas dari hasil tindak pidana
perikanan yang berupa kapal perikanan dapat diserahkan kepada kelompok
usaha bersama nelayan dan/atau koperasi perikanan.
17
Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Internasional
~4x Pertumbuhan Kawasan dan Global
ASEAN, Growth : 7 %
World, Growth: 6 %
Indonesia, Growth: 25,68 %
▪ Indonesia 25.68 % (January – August 2017)
▪ Malaysia 0.87 % (January – May 2017)
▪ Singapore 3.83 % (January – July 2017)
▪ Thailand 5.05 % (January – August 2017)
Source: Ministry of Tourism
Desember: 22%
18
Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Danau Toba
Kepulauan Seribu
Bromo – Tengger – Semeru
Wakatobi
Morotai
Tanjung Lesung
Labuhan BajoMandalikaBorobudur
Tanjung Kelayang
1. Danau Toba
2. Borobudur
3. Mandalika
4. Labuhan Bajo
19
Program Pengembangan Wilayah Terpadu:Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Bali
International Hub Port Hub Port Feeder Port
Marine Highway Hub Route
Marine Highway Feeder Route
Railway Development
Toll Road Development
Connectivity
Port, Toll Road, Airport, Railway
Industrial Zones
Sei Mangke, Kuala Tanjung
Tourism
Lake Toba
North Sumatera
Industrial Zones
Alumina
Hydropower Plant, LNG
North Kalimantan
Connectivity: Port
North Sulawesi
Connectivity
Port, Toll Road, Airport, Railway
Industrial Zones
Bitung [Agroindustry, Logistic, Fisheries]
Tourism
Manado – Bitung
Bali
Connectivity
Port, Toll Road, Airport, Railway
Tourism
Ubud, Kuta, Nusa Dua, Nusa Penida, Benoa
High Tech & Creative Economy
Kura Kura Island
US$ 17,2 miliar
US$ 26,5 miliar
US$ 10,6 miliar
US$ 10,3 miliar
Peluang Investasi Total: US$ 64,6 miliar
20
12 Kawasan Ekonomi Khusus
21
KEK Arun Lhok Seumawe
KEK Sei Mangkei
KEK Tanjung Api Api
KEK Tanjung Kelayang
KEK Tanjung Lesung
KEK Galang KEK MBTK KEK PaluKEK Bitung
KEK Morotai
KEK Sorong
KEK MandalikaIndustri
Pariwisata
Kabupaten Simalungun,
Sumut
Kegiatan Utama: Industri,
Logistik, dan
Pariwisata. Total Luas Lahan :
2.022,77 ha
Pembangunan 14 Kawasan Industri di Luar Jawa
Kuala Tanjung
Alumina, CPO
Ketapang
Alumina
Landak
Rubber,
CPOPalu
Rattan, Rubber,
Cacao, Smelter
Bitung
Agroindustry,
LogisticsBuli
Ferronickel,
Stainless
Steel SmelterGulf of Bintuni
Oil & Gas,
Fertilizer
Tanggamus
Maritime,
Logistics
Jorong
Downstream
Minerals
[Bauxite], CPO
Batulicin
Iron, Steel
Konawe
Ferronickel,
[downstream] Stainless
Steel Smelter
Bantaeng
Ferronickel,
[downstream] Stainless
Steel Smelter
Morowali
Ferronickel,
[downstream] Stainless
Steel Smelter
Sei Mangkei
CPO Processing
22
Ekonomi Indonesia Sedang Bergerak
dari Berbasis Sumberdaya Menjadi Ekonomi Nilai Tambah
23
Peningkatan signifikan
Laju Pertumbuhan
Majemuk Tahunan
[CAGR] pada sektor
Industri dan Jasa
Revolusi Industri ke 4 [Industry 4.0]
24
Key Technologies
1. Artificial Intelligence
2. Internet of Things
3. Wearables
4. Advanced Robotics
5. 3D Printing1
2
3
4
Source: A.T. Kearney, World Economic Forum
Initial Mapping on 4IR Country Readiness
Indeks Kesiapan Negara-negara dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
Indonesia adalah
salah satu negara
potensial dalam
Revolusi Industri 4.0
25
60%Technical
Failure
22%To
market
18%stopped
60% 40%
insufficient economic
success potential economic
failure
introduced into the
market
economic
success
8.8% of all
projects
Tingkat Keberhasilan Tahapan-tahapan RisetInvention Innovation Diffusion
1.000 8
Rata-rata hanya 8 dari 1.000 invensi yang sukses menjadi industri
Bonus Demografi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat
Usia Kerja
~ 70%
Anak-anak 25%
Orangtua 5%
“Bonus Demografi”
63.00%
17.70%
10.30%
5.50%
1.60%
1.80%
55.50%
20.20%
12.70%
6.20%
2.20%
3.20%
51.50%
18.90%
14.60%
7.80%
2.70%
4.60%
SD atau tidak tamat SD
SMP
SMA
SMK
Diploma I,II,III
Universitas
2010
2006
2001
• ~ 50% penduduk
Indonesia
berpendidikan SD
atau tidak tamat SD
• ~ 5% lulusan
Pendidikan Tinggi
27
28,235
3,375 4,121
5,170
3,038
8,917
3,844
Singapore Malaysia Thailand Philippines Indonesia Vietnam Myanmar
Number of
Engineers
per 1 million
population
Number of
Professional
Engineers
Total Number
of Engineers150,000 100,000 276,000 500,000 750,000 800,000 205,000
3,490 11,170 23,000 14,250 9,000 n/a
Source: Indonesia Association of Engineers [PII]
KOREA
25,310
CINA
5,730
Indonesia Perlu Menambah Insinyur
Indonesia: 3 Insinyur dari 1.000 penduduk
Vietnam: 9 Insinyur dari 1.000 penduduk
Sumberdaya Manusia Sumatera Utara Hebat…!
1
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
6
10
14
17
20
25
28
33
37
43
47
53
54
168
173
252
313
335
688
1324
Kalimantan Utara
Maluku
Maluku Utara
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Barat
Bangka Belitung
Bengkulu
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Selatan
Papua
Papua Barat
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
Gorontalo
Kepulauan Riau
Jambi
Aceh
Sulawesi Selatan
Bali
Sumatera Selatan
Riau
Luar Negeri
DIY
Lampung
Sumatera Barat
Banten
Sumatera Utara
Jawa Tengah
Jawa Timur
DKI Jakarta
Jawa Barat
36% dari Jawa Barat
19% dari DKI Jakarta
9% dari Jawa Timur
8,5% dari Jawa Tengah
7% dari Sumatera Utara
5% dari Banten
5% dari Sumatera Barat
1,5% dari Lampung
1,4% dari DIY
1,2% dari Riau
10 Besar
78% Masuk
ITB
dari SMA di
Jawa
Komposisi Daerah Asal Mahasiswa ITB berdasarkan asal SMA [data tahun 2015]
29
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
melalui Pembangunan Kemaritiman
Seminar Nasional IPB
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembangunan Ekonomi Kelautan
Deputi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Bogor | 1 Maret 2018
RIPIN 2015 – 2035
[Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional]
Visi
Menjadi negara industri yang kuat
• Memiliki struktur industri yang kuat, berkeadilan, dan sehat
• Memiliki industri yang mampu bersaing secara global
• Memiliki industri yang berbasis teknologi dan inovasi
Sasaran
Strategis
• Pertumbuhan industri 2 dijit pada 2035, dengan kontribusi 30% terhadap GDP
• Berorientasi ekspor dan mengurangi ketergantungan impor
• Distribusi pertumbuhan industri yang merata di seluruh Indonesia
• Kontribusi UKM secara signifikan pada industri nasional
• Menguasai inovasi teknologi
• Tenaga kerja berkompeten pada sektor industri
• Pertumbuhan sektor hulu dan tengah pada industri berbasis sumberdaya alam
Sektor
Prioritas
1. Pangan
2. Obat-obatan dan kesehatan
3. Tekstil
4. Transportasi
5. Elektronika | TIK
6. Pembangkit listrik
7. Barang modal, pendukung,
jasa
8. Agribisnis hulu
9. Logam dasar dan mineral non logam
10. Kimia dasar berbasis minyak, gas,
batubara
31
Indeks Dayasaing Global Indonesia Meningkat
2016 – 2017
1st Pillar: Institution 4.1
2nd Pillar: Infrastructure 4.2
3rd Pillar: Macroeconomic Environment 5.5
4th Pillar: Health and Primary Education 5.3
5th Pillar: Higher Education and Training 4.5
6th Pillar: Goods Market Efficiency 4.4
7th Pillar: Labor Market Efficiency 3.8
8th Pillar: Financial Market Development 4.3
9th Pillar: Technological Readiness 3.5
10th Pillar: Market Size 5.7
11th Pillar: Business Sophistication 4.3
12th Pillar: Innovation 4.0
#41
/138
Indonesia Mampu Menghasilkan Produk Pemasok TKDN
• Larangan impor bagi produk yang
sudah bisa diproduksi di dalam negeri
• BUMN pelayaran harus membangun
kapal di galangan kapal dalam negeri
• Kementerian Teknis agar membina
industri dalam negeri
Galangan Kapal PT PAL
RADAR
Produk binaan Kemenristek Dikti
31 Juli 2017
TKDN
35%
33
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
• Indonesia merupakan salah satu
mesin pertumbuhan ekonomi dunia,
dengan kontribusi 2,5%
• China dan Amerika berkontribusi lebih
dari separuh pertumbuhan global
• Dalam 3 tahun ke depan, diperkirakan
ekonomi global sebesar AS $ 75
trillion akan tumbuh AS $ 6.5 trillion
Gambar
• % perkiraan pertumbuhan global 2017 –
2019] dalam GDP
• Sumber: visualcapitalist.com
China: 35.2%
USA: 17.9%
India:
8.6%
Euro:
7.9%
Indonesia: 2.5%
Other:
13.7%
36
Kecenderungan Investasi di Indonesia meningkat
• Di Asia Tenggara, investasi di Indonesia paling banyak #2 setelah Singapura
• Investasi di Indonesia mencapai ~$3 miliar [sampai Agustus 2017], lebih dari 2 kali lipat daripada tahun sebelumnya
• Antara 2012 – 2017, 244 perusahaan menyelesaikan 381 kontrak
• Investor akan meningkatkan investasi >10%
• 50% investor asing menilai Indonesia lebih menarik daripada negara-negara Asia yang lain
Nilai Investasi
[miliar $]
Jumlah Kontrak
39
Tingkat Kepercayaan Dunia Investasi dan
Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah Membaik
Status Investment Grade menyebabkan bunga pinjaman
obligasi pemerintah lebih murah, sehingga APBN dapat
digunakan untuk alokasi yang lebih produktif
Indonesia’s Sovereign Debt Rating[Source: Standard and Poor]
Tingkat Kepercayaan Publik
terhadap Pemerintah Indonesia #1 di Dunia
40
Pertumbuhan PDB Indonesia Buruk akibat Krisis 1998
7.557.02 7.04
8.107.63
4.98
6.89
8.76
6.777.32
9.88
7.93
2.25
4.19
6.98
2.46
5.884.93
5.78
7.46 7.24 6.916.50 6.50
7.548.22
7.82
4.70
-13.13
0.79
4.92
3.64
4.50 4.78 5.035.69 5.50
6.356.01
4.63
6.22 6.17 6.035.56
5.01 4.88 5.02
1980
1989 19952007
2016
2001
1998
2009
1982
1975
19702016
GDP Growth [%] 1970 – 2016
Akibat krisis multidimensi
pada 1998, pertumbuhan
PDB Indonesa -13,13
41
Peningkatan seiring dengan penyederhanaan berbagai peraturan dan perijinan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
122 121129 128
120114
109
91
72
Indeks Kemudahan Berusaha di Indonesia
Naik 19 Peringkat Dari Tahun Lalu
Sumber: Bank Dunia
42
Model Pembangunan Tiongkok harus berubah:
dari “Made in China” menjadi “Create in China”
• Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang tinggi
ditentukan oleh pemanfaatan sumberdaya alam
dan konsumsi
• GDP Tiongkok #2 di dunia, tapi GDP per kapita
rendah, hanya ~ 20% dari GDP per kapita
Jepang [Japan: US$ 39.573, China: US$ 8.000]
• Kontribusi Science and Technology Parks
sangat signifikan: 23,5% dari GDP dan 21,5%
dari pajak
• Hanya dengan memiliki Hak Kekayaan
Intelektual, Tiongkok dapat berdiri sejajar di
dunia, and orang-orang bisa hidup dengan
kesetaraan, kebebasan, dan harga diri
Production Value of China National High-Tech Development Zones 2004 – 2013
43
Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara
• Tanggul Laut adalah skenario
perlindungan jangka panjang [100
– 200 tahun] yang akan dibangun
jika penurunan muka tanah tak
terkendali
• Pembangunan jangka panjang
hingga 2035/2040
• 17 Pulau milik DKI, pengembang
hanya punya konsesi pemanfaatan
30 [+20] tahun
• Terbentuk 5000+ ha kawasan
produktif untuk ~ 900.000
penghuni yang dapat menyerap
500.000 tenaga kerja [2.000.000
jiwa penerima manfaat]
• Hanya 52,5% lahan untuk
komersial; 47,5% untuk Fasilitas
Umum dan Fasilitas Sosial
• Akan tersedia lahan untuk jalan
baru pengurai kepadatan lalulintas
Tanggul Laut
Tanggul Pantai
120 km Tanggul Pantai untuk
melindungi masyarakat dari
genangan air laut
44
Pokok Pokok Pikiran
• Persepsi global tentang Indonesia sedang bagus, namun tantangan terhadap NKRI sebagai
negara kepulauan terbesar tetap tidak mudah
• Laut sebagai pemersatu, namun selama ini orientaasi ke daratan lebih dominan; sehingga
perlu infrastruktur konektivitas yang memadai
• Potensi ekonomi besar, tapi pemanfaatan masih minimal
• Upaya-upaya utama: menghadirkan peran negara, infrastruktur, sumberdaya kebumian,
sumberdaya hayati
45