percobaan 1

10
PERCOBAAN 1 ULTRASONOGRAPHY TUJUAN Mahasiswa mampu mengoperasikan, menganalisa rangkaian instrumentasi dan menganalisa troubleshooting USG. DASAR TEORI Ultrasonografi merupakan salah satu teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi atau disingkat USG adalah suatu kaidah pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. USG ini adalah salah satu aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh ke arah medis, USG dapat diartikan sebagai sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa organ.

Upload: fauziyah-firdausi-m-s

Post on 08-Dec-2014

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCOBAAN 1

PERCOBAAN 1

ULTRASONOGRAPHY

TUJUAN

Mahasiswa mampu mengoperasikan, menganalisa rangkaian instrumentasi dan

menganalisa troubleshooting USG.

DASAR TEORI

Ultrasonografi merupakan salah satu teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi atau disingkat USG adalah suatu

kaidah pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. USG

ini adalah salah satu aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu.

Lebih jauh ke arah medis, USG dapat diartikan sebagai sebuah teknik diagnostik

pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal

dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa

organ.

Gambar 1. USG yang ada di Rumah Sakit

Page 2: PERCOBAAN 1

Gambar 2. USG untuk skala praktikum

Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasound, yaitu gelombang suara

dengan frekuensi tinggi. Dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi 1- 10

MHz (1- 10 juta Hz). Pemilihan frekuensi ini berkaitan dengan penentuan resolusi dan

jarak tembus dalam tubuh pasien. Frekuensi untuk abdomen yang digunakan pada USG

berkisar antara 3,5 MHz sampai 7 MHz, sedangkan untuk rongga thorax menggunakan

kisaran frekuansi 7-12 MHz.

Perangkat USG terdiri dari transducer, monitor, dan mesin USG. Transducer

adalah komponen USG yang ditempelkan  pada bagian tubuh yang akan diperiksa,

seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di

dalam transducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan

gelombang yang disalurkan oleh transducer. Monitor merupakan perangkat yang

digunakan untuk menampilkan display hasil USG dan mengetahui arah dan gerakan

jarum menuju sasaran. Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya

untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG merupakan

CPU dalam teknologi USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang

sama seperti pada CPU pada PC termasuk untuk mengubah gelombang hasil USG

menjadi gambar.

Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penggunaan USG.

Prosedur ini lebih kepada persiapan pasien yang akan melakukan pemeriksaan. Pada

penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk

pemeriksaan alat- alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan

puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam

perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan

Page 3: PERCOBAAN 1

kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan,

agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah

pelvis, buli-buli harus penuh. Pasien akan diminta untuk menurunkan celana/rok hingga

pangkal paha.

DATA HASIL PENGAMATAN

----------

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini tentang pengenalan perangkat USG atau Ultrasonography.

USG merupakan perangkat yang sudah biasa digunakan di rumah sakit terutama untuk

memeriksakan kehamilan. Namu USG ini tidak hanya digunakan untuk itu saja, USG

bisa juga digunakan untuk memeriksakan kondisi organ-organ yang ada di rongga dada

dan rongga perut seperti paru, jantung, ginjal dan liver.

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengoperasikan, menganalisa

rangkaian instrumentasi dan menganalisa troubleshooting USG. Praktikum dilakukan

dengan pengenalan alat USG dan langkah-langkah pengoperasiannya. Dalam hal ini

beberapa fungsi yang berhubungan dengan tujuan memperjelas hasil diagnosa, antara

lain pengukuran jarak, pengukuran heart rate, pengukuran perimeter atau area, dan

pengukuran volume. Namun pengukuran volume tidak dilakukan karena praktikan dan

operator belum mengerti bagaimana prinsip kerjanya.

Praktikum yang pertama dilakukan adalah pengukuran jarak. Pengambilan citra

dilakukan dengan menempelkan probe yang sudah diolesi gel ke bagian tubuh yang

akan diambil citra organnya, dalam hal ini rongga perut. Frekuensi yang digunakan

untuk pengambilan citra adalah 3,5 MHz, frekuensi ini cocok dengan kedalaman rongga

perut. Gambar yang tertangkap pada layar monitor berupa gambar organ yang berada

dibawah probe yang menempel pada kulit.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran jarak, gambar yang diperoleh tidak

langsung di freeze namun langsung menentukan jarak mana yang akan diukur. Untuk

mendapatkan nilai jarak, pertama menekan tombol ‘dist’ yang ada pada keyboard

kemudian menggerakkan kursor pada daerah yang akan diiukur jaraknya. Untuk

memulai pengukuran (menandai titik awal pengukuran) dilakukan dengan menekan

Page 4: PERCOBAAN 1

tombol ‘start’, sedangkan untuk menandai titik akhir pengukuran dilakukan dengan

menekan tombol ‘stop’. Nilai jarak antara kedua titik tersebut akan langsung muncul

pada bagian kanan citra yang tampil. Jarak tersebut berada dalam satuan mm.

Pengukuran yang kedua adalah pengukuran heart rate. Pada pengukuran ini

gambar yang sudah didapatkan diubah dari mode standart menjadi mode mendatar yaitu

dengan menekan tombol ‘B/M’ pada keyboard. Setelah itu menekan tombol ‘HR’ maka

akan tampil gambar berupa grafik yang mirip dengan hasil pengukuran heart rate biasa.

Kemudian menentukan jarak dua titik sehingga dapat diketahui nilai heart rate-nya.

Titik-titik yang digunakan adalah titik pada puncak-puncak yang berdekatan (jarak dari

puncak ke puncak). Maka akan diketahui nilai heart rate pasien. Nilai akan ditampilkan

otomatis pada bagian kanan citra yang tampil.

Pengukuran ketiga adalah pengukuran area. Proses pengukuran dilakuakn dengan

menekan tombol ‘area/circum’ pada keyboard. Dengan gambar yang sama, namun pada

pengukuran ini gambar kembali pada posisi standart. Setelah menekan tombol

‘area/circum’ kemudian menentukan titik yang akan diukur nilai luasannya. Jika pada

pengukuran sebelumnya jarak titik-titik berupa garis, dalam pengukuran ini jarak

titiknya berupa lingkaran atau elips. Nilai luasan yang didapatkan merupakan luasan

lingkaran atau elips tersebut. Satuan yang digunakan adalah mm2.

Setelah melakukan beberapa macam pengukuran diatas, selanjutnya adalah

menganalisa beberapa masalah yang sering muncul. Maslah yang muncul antara lain :

lampu tidak menyala namun mesin menyala, lampu dan mesin menyala normal namun

tidak ada citra, atau bisa jadi citra kurang jernih dan ada beberapa interferensi atau

tampilan yang tidak jelas. Untuk lampu yang tidak menyala namun mesin menyala yang

perlu diperiksa adalah lampu indikatornya, bisa jadi lampu indikator tersebut rusak.

Untuk masalah tidak ada citra yang muncul meskipun lampu dan mesin menyala normal

kemungkinan yang terjadi adalah kurangnya gel yang diberikan atau bisa juga karena

terjadi kerusakan pada master control. Master control merupakan bagian yang mengatur

hasil pencitraan. Untuk kasus yang terakhir, yang perlu diperiksa adalah probe dan

rentang frekuensi yang digunakan. Jika probe yang digunakan ada keretakan sedikit saja

hal tersebut dapat sangat berpengaruh pada hasil pencitraan yang didapatkan.

Pada praktikum USG ini hal yang sangat berpengaruh dan penting adalah

pemilihan frekuensi yang cocok dengan kedalaman citra yang akan diambil. Frekuensi

Page 5: PERCOBAAN 1

disini berpengaruh pada jarak pengukuran. Hal ini sesuai dengan persamaan v=λ /T

atau bisa juga ditulis sebagai v=λf . Dengan T adalah periode atau waktu sedangkan f

adalah frekuensi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi frekuensi yang

digunakan semakin pendek jarak pengukuran yang akan dihasilkan. Maksudnya adalah

jika ingin melihat atau mencitrakan organ yang dekat dengan permukaan kulit maka

yang digunakan adalah probe dengan frekuensi yang tinggi sedangkan untuk

mencitrakan organ yang berada jauh dari permukaan kulit maka yang digunakan adalah

frekuensi yang lebih rendah. Frekuensi rendah akan didapatkan tampilan detail yang

kurang baik tetapi penetrasi jaringan yang lebih baik, sedangkan pada frekuensi yang

tinggi akan didapatkan tampilan detail yang baik tetapi kedalaman penetrasi jaringan

yang kurang baik.

Ada beberapa macam USG yang digunakan di Rumah Sakit, antara lain USG 2D,

3D, dan 4D. Perbedaan dari ketiga USG ini ada pada tampilan yang dihasilkan pada

layar monitor. USG 2 dimensi menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan

melintang). Kualitas gambar yang dihasilkan baik dan sebagian besar keadaan organ

dapat ditampilkan. USG 3 dimensi memiliki tambahan 1 bidang gambar lagi yang

disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda

(dalam hal ini organ) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan organ dari posisi

yang berbeda. Sedangkan USG 4 dimensi merupakan istilah untuk USG 3 dimensi yang

dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 dimensi statis,

sementara pada USG 4 dimensi, gambarnya dapat “bergerak” sehingga pasien dapat

melihat organ secara real time.

Dalam dunia medis, selain untuk melihat melihat perkembangan janin dalam perut

ibu, USG sudah digunakan secara luas. USG mampu menemukan dan menentukan letak

massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista dengan massa yang 

solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun

pergerakan janin dan jantungnya. USG dapat digunakan untuk pengukuran dan

penetuan volum, pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan

kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. USG juga dapat menentukan volum

massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu,

ovarium, uterus, dan lain-lain). Dari hasil diagnosis seperti ini, dapat ditentukan

bagaimana tindakan medis selanjutnnya, misal adalah menentukan perencanaan dalam

Page 6: PERCOBAAN 1

suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat

dihitung dengan cepat.

KESIMPULAN

1. USG merupakan perangkat medis yang dapat mencitrakan organ internal tubuh

dengan prinsip menggunakan gelombang ultrasound sehingga tidak berbahaya bagi

tubuh.

2. Alat USG terdiri dari transducer / probe (terdapat transmitter dan receiver), monitor

(sebagai output yang menampilkan citra), dan mesin USG.

3. Menganalisa troubleshooting pada USG bergantung pada faktor yang berpengaruh

atau menjadi trouble dan menyelesaikannya dengan mencoba fungsi-fungsi yang

berkaitan dengan maslaha yang terjadi.

SARAN

1. Penggunaan gel untuk pemeriksaan USG harus cukup sehingga citra yang dihasilkan

cukup jelas.

2. Penempatan probe harus dilakukan secara sangat hati-hati karena probe yang

digunakan sangat sensitif terhadap guncangan. Adanya goresan atau retakan pada

probe sangat berpengaruh pada hasil pemeriksaan USG.

3. Probe harus langsung dibersihkan dari gel setiap selesai digunakan. Gel yang kering

dan masih menempel pada probe akan merusak probe.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Teknobiomedik. 2013. Pedoman Praktikum Instrumentasi Biomedis. Departemen Fisika Fsaintek. Surabaya : UNAIR.

Rizal, Achmad. 2011. “Ultrasonografi (USG)”. Diunggah tanggal 10 Oktober. Diunduh dari http://arl.blog.ittelkom.ac.id

Iksan. 2013. “Pengertian USG dan Fungsinya”. Diunggah tanggal 16 Maret. Diunduh dari http://fungsi.info

Anonim. 2010. “Apa Itu Elektrokardiogram (EKG)”. Diunggah tanggal 23 Maret. Diunduh dari http://instrumentasimedisintanrachmat.wordpress.com

Page 7: PERCOBAAN 1