percobaan ii mikpang
TRANSCRIPT
PERCOBAAN II
PENENTUAN Staphylococcus aureus PADA PRODUK PANGAN
MENGGUNAKAN METODE MOST PROBABLE NUMBER
(MPN)
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MIKROBIOLOGI PANGAN
OLEH :
NAMA : DESSY NOORLIA
NIM : J0B111229
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : SILVIA MAWAR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
BANJARBARU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai MPN dari contoh yang
mengandung Staphylococcus aureus kurang dari 100 per gram.
1.2 Dasar Teori
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba
di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut.
Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad
renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif
dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam
tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad
renik pembentuk gas (Fardiaz, 1992).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium
cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu
sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih dari satu sel atau tabung lainnya
tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi, diharapkan terjadi
pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif,
sedangkan tabung lainnya negative (Fardiaz, 1992)
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang
tetapi tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah
pengenceran yang dilakukan) maka semakin “sering” tabung positif yang muncul.
Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang
dilakukan) maka semakin “jarang” tabung positif yang muncul. Metode MPN
biasanya bertujuan untuk menghitung jumlah mikroba didalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel. Grup mikroba yang dapat
dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang
digunakan untuk pertumbuhan (Waluyo, 2004).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak
berspora dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah
anggur. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media
pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki
diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung
asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah
beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung
aglutinogen dan N-asetilglukosamin (Schlegel, 1994).
Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang
mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase,
hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung
lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk
oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon.
Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim
dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran
pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan
menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda
kulit terkena luka bakar (Gerard & Koeswardono, 1982).
Gambar 1. Staphylococcus aureus (Novia, 2012)
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 18 April 2013, pukul 09.00-13.00
bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Erlenmeyer 250 mL, laminar
air flow, inkubator, mikro pipet 100 dan 1000 µL, neraca analitik, otoklaf, orbital
shaker, pipet volumetrik 1,0 dan 10 mL, tip pipet, dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media (Manitol Salt Agar,
Trypticase Soy Broth + 10% NaCl, plasma darah kelinci, Brain Heart Infusion Broth)
dan produk pangan (kue-kue basah, tahu, bakso, dan nasi).
2.3 Prosedur Kerja
1. Produk makanan (kue-kue basah, tahu, bakso, dan nasi) dilakukan
pengenceran secara bertingkat menggunakan larutan pengencer khusus
produk makanan.
2. Pengenceran dilakukan masing-masing pada pengenceran 1/10, 1/100,
dan 1/1000 di pipet sebanyak 1,0 mL dan dimasukkan ke dalam 3 tabung
(seri 3 tabung) yang berisi medium Trypticase Soy Broth + 10% NaCl.
3. Diinkubasi dilakukan pada suhu 36 ± 1°C selama 48 ± 2 jam.
4. Diamati adanya kekeruhan pada media dan catat kombinasi nilai MPN
nya sebagai uji penduga.
5. Hasil uji penduga positif dipindah sebanyak 1 loof denga metode cawan
gores pada media Manitol Salt Agar.
6. Diinkubasi lanjut pada suhu 36 ± 1°C selama 30 jam.
7. Hasil uji positif dilakukan uji penegasan denagn menginokulasi koloni
positif ke dalam media Brain Heart Infusion Broth dengan seri 3 tabung
sebanyak 5 mL dan ditambahkan sebanyak 0,3 mL plasma darah kelinci.
8. Diinkubasi dilakukan pada suhu 36 ± 1°C selama 2-6 jam.
9. Diamati ada tidaknya koagulasi, bila tidak terjadi koagulasi dan lanjutkan
inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam.
10. Dilakukan perhitungan nilai MPN Staphylococcus aureus dengan
menggunakan tabel MPN (MPN gr-1).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Penduga
No Sampel Jumlah Tabung Positif Gambar
1. Kue Basah 0
2. Tahu 0
3. Bakso 0
4. Nasi 0
Tabel 2. Hasil Pewarnaan Staphylococcus aureus
No Kelompok Gambar Keterangan
1. I Gram Positif (+)
2. II Gram Positif (+)
3. III Gram Positif (+)
4. IV Gram Positif (+)
Tabel 3. Hasil Uji Pelengkap
No Perlakuan Gambar Keterangan
1. 1 ose koloni + Media BHI
+ 0,3 mL plasma darah
→ inkubasi 2-6 jam
Menggumpal
pada bagian
bawah
Positif
(Staphylococcus
aureus)
3.2 Pembahasan
Tujuan diadakannya praktikum kali ini yaitu untuk menentukan nilai
MPN dari contoh yang mengandung Staphylococcus aureus kurang dari 100
per gram. MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang
menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang
ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri
tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji
dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak,
tidak berspora dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun
seperti buah anggur. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada
media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar,
Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning.
Hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini yaitu pada uji penduga tidak
didapatkan satupun tabung seri yang positif. Seandainya ada yang positif
dilanjutkan lagi pada uji penguat dari tabung seri positif diambil 1 ose untuk
diinokulasikan pada cawan petri dengan media MSA dengan metode gores
kemudian diinkubasi selama 30 jam. Setelah diinkubasi dilihat lagi hasil
positifnya apabila media terjadi perubahan, baru dilanjutkan ke uji pelengkap,
dari biakan dari cawan tersebut diambil 1 ose kemudian dimasukkan pada
tabung yang berisi media BHI dan plasma darah kelinci kemudian diinkubasi
selama 2-6 jam apabila hasilnya positif maka plasma darah tersebut akan
terkoagulasi. Hal tersebut bias terjadi karena Staphylococcus aureus
mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisis pada sel darah merah.
Staphylococcus aureus mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan
enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Dari enzim
koagulase tersebut maka Staphylococcus aureus dapat mengkoagulasi plasma
darah kelinci yang ditambahkan pada media tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu
1. Dari hasil uji MPN untuk sampel kue basah, tahu, bakso, dan nasi semuanya
memiliki hasil negatif.
2. Staphylococcus aureus bakteri gram positif yang mampu mengkoagulasi
plasma darah kelinci karena menghasilkan enzim koagulase.
4.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami setiap prosedur dan paham prinsip dari pada
praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia. Jakarta
Gerard, B dan E. S. Koeswardono. 1982. Mikrobiologi Kedokteran Untuk
Laboratorium dan Klinik. Gramedia. Jakarta
Novia. 2012. Staphylococcus.http://saninovia.blogspot.comdiakses pada tanggal 24 April 2013
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi keenam. UGM Press: Yogyakarta.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang.