perda no 11 th 2006
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
PERANGKAT DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MOJOKERTO,
Menimbang : bahwa dengan diundangkannya Undang-Undang 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 26 ayat (4), Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang
Perangkat Desa ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah
Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2730) ;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389) ;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara
- 2 -
Republik Indonesia Nomor 4493) yang ditetapkan dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO
dan
BUPATI MOJOKERTO
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERANGKAT DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
3. Bupati adalah Bupati Mojokerto.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat
Daerah Kabupaten.
5. Camat adalah wakil Pemerintah Daerah di wilayah Kecamatan
yang bersangkutan dan bertanggung jawab kepada Bupati.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
- 3 -
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada
di Kabupaten Mojokerto.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negera Kesatuan Republik
Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
9. Kepala Desa adalah Pemimpin masyarakat dan Pimpinan
Pemerintah Desa.
10. Perangkat Desa adalah unsur Pemerintah Desa sebagai
pembantu Kepala Desa dalam menjalankan tugas.
11. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
13. Tokoh masyarakat adalah pemuka dari kalangan adat, agama,
organisasi sosial politik, golongan profesi dan unsur pemuka
lainnya.
14. Pemilihan Perangkat Desa yang selanjutnya disebut pemilihan
adalah sarana pelaksana kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
secara langsung di Dusun / di Desa berdasarkan Pancasila dan
UUD RI 1945 untuk memilih Perangkat Desa.
15. Calon Pegawai Negeri Sipil adalah Warga Negara Indonesia
yang melamar, lulus seleksi dan diangkat untuk dipersiapkan
menjadi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB II PERANGKAT DESA
- 4 -
Pasal 2
(1) Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya.
(2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.
(3) Perangkat Desa lainnya terdiri dari Sekretariat Desa, Pelaksana Teknis Lapangan dan Unsur Kewilayahan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati Mojokerto.
BAB III
TUGAS, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PERANGKAT DESA
Pasal 3 (1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1)
bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Pasal 4
(1) Sekretaris Desa adalah pembantu Kepala Desa yang
mempunyai tugas dan kewajiban untuk : a. Memimpin Sekretariat Desa ; b. Menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan : c. Membantu penyiapan administrasi yang diperlukan Kepala
Desa.
(2) Kepala Urusan berkedudukan sebagai Unsur Sekretariat Pembantu Sekretaris Desa yang mempunyai tugas dan kewajiban menjalankan kegiatan sesuai dengan bidangnya.
(3) Pelaksana teknis lapangan berkedudukan sebagai unsur Pembantu Kepala Desa yang mempunyai tugas dan kewajiban melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis sesuai dengan bidangnya.
(4) Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur Pembantu Kepala Desa di wilayah kerjanya yang mempunyai tugas dan kewajiban
- 5 -
menjalankan kegiatan kepemimpinan Kepala Desa di wilayah kerjanya.
Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, Perangkat Desa mempunyai kewajiban : a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;
b. Mentaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku ; c. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang bersih dan
berwibawa ; d. Menjalin kerjasama dengan seluruh mitra kerja Pemerintahan
Desa ; e. Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa dengan baik; f. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-
baiknya dengan prinsip kerja yang cepat dan tepat.
Pasal 6
Perangkat Desa dilarang : a. Menjadi pengurus partai politik ; b. Merangkap jabatan sebagai Ketua dan/atau Angggota BPD, dan
lembaga kemasyarakatan di desa bersangkutan ; c. Merangkap jabatan sebagai Anggota DPRD ; d. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden,
dan pemilihan kepala daerah ; e. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain ;
f. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya ;
g. Menyalahgunakan wewenang ; dan h. Melanggar sumpah/janji jabatan.
BAB IV
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Pasal 7
(1) Perangkat Desa, berhenti karena : a. meninggal dunia ; b. permintaan sendiri ; c. diberhentikan.
- 6 -
(2) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c karena : a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang
baru ; b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan ;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa ; d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan ; e. tidak melaksanakan kewajiban perangkat desa ; dan/atau f. melanggar larangan bagi perangkat desa.
Pasal 8
Dalam hal jabatan perangkat desa lowong, kecuali karena sebab sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) huruf a, maka kepala desa menunjuk seorang penjabat dari perangkat desa lainnya dengan pertimbangan BPD dan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan harus sudah dilaksanakan pengisiannya.
Pasal 9
(1) Perangkat Desa lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan dari BPD karena sebab sebagaimana dimaksud pada Pasal 7.
(2) Pemberhentian Perangkat Desa lainnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 10
(1) Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa
apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap.
(2) Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan Negara.
(3) Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setelah melalui proses peradilan ternyata tidak terbukti bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan,
- 7 -
Kepala Desa harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali Perangkat Desa lainnya yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.
(4) Apabila Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah berakhir masa jabatannya Kepala Desa hanya merehabilitasi Perangkat Desa lainnya yang bersangkutan.
BAB V
PANITIA PENGISIAN JABATAN PERANGKAT DESA LAINNYA
Pasal 11
(1) Kepala Desa membentuk Panitia Pengisian Jabatan Perangkat Desa lainnya dengan keanggotaan terdiri dari unsur Perangkat Desa lainnya dan tokoh masyarakat.
(2) Susunan keanggotaan dan jumlah anggota Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Kepala Desa setelah terlebih dahulu dimusyawarahkan dengan BPD.
Pasal 12
Panitia Pengisian Jabatan Perangkat Desa lainnya, mempunyai tugas : a. Melaksanakan pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa lainnya; b. Melaksanakan penelitian berkas persyaratan administrasi ; c. Melaksanakan Pendaftaran Pemilih untuk Pemilihan Kepala
Dusun ; d. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam
pengisian lowongan jabatan Perangkat Desa lainnya ; e. Melaksanakan pemungutan suara/ujian seleksi ; f. Merencanakan biaya pemilihan/ujian dan mengajukan kepada
Kepala Desa ; g. Membuat Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan
Suara/Hasil Ujian ; h. Mengumumkan hasil pemilihan/ujian ; i. Melaporkan hasil pemilihan dan atau ujian kepada Kepala Desa.
- 8 -
BAB VI PANITIA PENGAWAS
Pasal 13
(1) Panitia Pengawas dibentuk oleh BPD yang terdiri dari Anggota BPD, Tokoh Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan di Desa.
(2) Panitia Pengawas, mempunyai tugas : a. Mengawasi pelaksanaan pemilihan/ujian Perangkat Desa
lainnya ; b. Menjadi mediator dalam penyelesaian perselisihan yang
timbul selama pelaksanaan pemilihan/ujian Perangkat Desa lainnya ;
c. Membuat laporan secara tertulis, singkat dan jelas hasil pengawasan dalam pemilihan/ujian yang ditandatangani oleh seluruh anggota Panitia Pengawas serta dilaporkan kepada BPD.
Pasal 14
Camat dan Perangkat Kecamatan bersama-sama unsur TNI dan POLRI melakukan pemantauan pelaksanaan pemilihan/ujian Perangkat Desa lainnya.
BAB VII
MEKANISME PENGANGKATAN PERANGKAT DESA LAINNYA
Pasal 15 Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa yang memenuhi persyaratan melalui mekanisme : a. Ujian Seleksi bagi Kepala Urusan ; b. Pemilihan langsung bagi Kepala Dusun.
Pasal 16 Persyaratan Calon Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud Pasal 15, yaitu : a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang
Dasar Negara Rebuplik Indonesia Tahun 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah ;
c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat ;
- 9 -
d. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahun ;
e. bersedia dicalonkan menjadi perangkat desa lainnya ; f. penduduk desa setempat ; g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun ; h. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap ; i. memenuhi syarat lain yang diatur dalam Peraturan Desa.
Pasal 17
(1) Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri dapat mencalonkan diri menjadi Perangkat Desa lainnya.
(2) Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 juga harus mendapat persetujuan/ ijin tertulis dari Pimpinan Instansi Induknya.
(3) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih/diangkat menjadi Perangkat Desa lainnya untuk sementara waktu dibebaskan dari jabatan organik selama yang bersangkutan menjadi Perangkat Desa lainnya tanpa kehilangan status kepegawaiannya.
(4) Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa lainnya.
Pasal 18
(1) Yang dapat memilih Calon Kepala Dusun sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 huruf b adalah penduduk dusun setempat yang : a. Terdaftar sebagai penduduk desa setempat secara sah ; b. Sudah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah
kawin pada hari pemungutan suara pemilihan kepala dusun ; c. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(2) Pemilihan calon Kepala Dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui : a. Per orang ; b. Perwakilan keluarga/ KK.
Pasal 19
(1) Pengumuman Pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa lainnya dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dibuka pengumuman.
- 10 -
(2) Apabila belum terdapat Bakal Calon lebih dari 1 (satu), maka dibuka kembali pendaftaran kedua selama 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Apabila belum terdapat Bakal Calon lebih dari 1 (satu), maka dibuka kembali pendaftaran ketiga selama 7 (tujuh) hari kerja.
(4) Apabila belum juga terdapat Bakal Calon lebih dari 1 (satu), sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka pemilihan/ ujian seleksi tetap dilaksanakan dengan bakal calon tunggal;
(5) Apabila belum juga terdapat Bakal Calon Perangkat Desa lainnya, maka berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8.
Pasal 20
(1) Penelitian berkas administrasi dilakukan pada saat Bakal Calon
Perangkat Desa lainnya mendaftarkan diri.
(2) Bakal Calon Perangkat Desa lainnya yang dinyatakan lolos seleksi administrasi ditetapkan sebagai Calon Perangkat Desa lainnya.
(3) Penetapan Calon Perangkat Desa lainnya dilaksanakan pada saat penutupan pengumuman pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa lainnya.
BAB VIII
TATA CARA UJIAN SELEKSI KEPALA URUSAN DAN KEPALA SEKSI
Pasal 21
(1) Penyusunan materi ujian seleksi dilakukan oleh Camat dan instansi terkait di tingkat Kecamatan.
(2) Ujian seleksi dan penelitian hasilnya harus dilaksanakan secara jujur, adil dan transparan.
(3) Penelitian hasil ujian seleksi dilakukan oleh Camat dan Panitia Pengisian Jabatan Perangkat Desa pada hari itu juga.
(4) Hasil penelitian ujian seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara yang selanjutnya diumumkan kepada masyarakat.
Pasal 22
- 11 -
(1) Calon Kepala Urusan yang berhak diangkat adalah Calon yang mendapat nilai tertinggi dari hasil ujian seleksi.
(2) Apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih Calon Kepala Urusan yang memperoleh nilai tertinggi sama, maka dilaksanakan ujian seleksi ulang yang hanya diikuti oleh Calon Kepala Urusan yang memperoleh nilai sama.
(3) Ujian seleksi ulang dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengumuman hasil ujian seleksi.
BAB IX
TATA CARA PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DUSUN
Pasal 23
(1) Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakannya pemungutan suara, Panitia Pengisian memberitahukan kepada masyarakat tentang akan dilaksanakannya pemilihan dan mengumumkan secara terbuka nama-nama calon yang berhak dipilih dan daftar pemilih yang sudah ditetapkan.
(2) Pemilihan dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(3) Penentuan nomor urut calon dilakukan melalui undian pada saat penetapan Calon Kepala Dusun.
Pasal 24
(1) Pemilihan Kepala Dusun dilaksanakan dengan mencoblos surat
suara yang memuat gambar diri / foto calon yang sudah disahkan oleh panitia Pengisian.
(2) Batas minimal kehadiran pemilih dalam pemungutan suara (quorum) diatur lebih lanjut oleh masing-masing Desa sesuai kondisi sosial budaya masyarakat setempat yang diatur dalam tata tertib Panitia Pengisian.
Pasal 25
Kepala Dusun yang dinyatakan terpilih adalah Calon yang mendapatkan suara terbanyak.
- 12 -
BAB X PENGANGKATAN DAN PELANTIKAN
PERANGKAT DESA LAINNYA
Pasal 26
(1) Calon Perangkat Desa lainnya yang terpilih atau memperoleh nilai tertinggi ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Calon Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat dan dilantik oleh Kepala Desa.
(3) Pada saat pelantikan Perangkat Desa lainnya dimaksud mengucapkan sumpah / janji.
(4) Susunan sumpah / janji Perangkat Desa lainnya adalah sebagai berikut : “Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Desa lainnya dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Republik Indonesia.”
BAB XI
MASA JABATAN PERANGKAT DESA LAINNYA
Pasal 27
(1) Masa jabatan Perangkat Desa lainnya selama 15 (lima belas) tahun.
(2) Perangkat Desa lainnya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), yang berakhir masa jabatannya dapat mencalonkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
- 13 -
BAB XII KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 28
Setiap Tindakan Penyidikan terhadap Perangkat Desa, penyidik harus memberitahukan kepada Kepala Desa atau pejabat yang ditunjuk.
BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
(1) Perangkat Desa yang diangkat berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, batas akhir masa jabatannya pada usia maksimal 64 (enam puluh empat) tahun.
(2) Perangkat Desa yang diangkat berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, dan saat itu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 telah berlaku, namun Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto belum ada, maka batas akhir masa jabatannya pada usia maksimal 56 (lima puluh enam) tahun.
(3) Perangkat Desa yang diangkat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 19 Tahun 2000 beserta perubahannya dan Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 5 Tahun 2003, tetap menjalankan tugas sampai berakhir masa jabatannya dan dapat mencalonkan kembali, selama masih memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dengan Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai Pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.
- 14 -
Pasal 31
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 5 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan atau Ujian Penyaringan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2003 Nomor 3 Seri C) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto.
Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal 14 Agustus 2006
BUPATI MOJOKERTO,
ttd.
A C H M A D Y Diundangkan di Mojokerto pada tanggal Nopember 2006
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO,
ttd.
R. SOEPRAPTO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2006 NOMOR 5 SERI E
Salinan sesuai aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
BAMBANG SUGENG, SH., MM. Pembina Tingkat I NIP. 010 103 517
P E N J E L A S A N
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
PERANGKAT DESA
I . U M U M
Salah satu landasan pemikiran pengaturan mengenai desa yaitu otonomi
desa nampaknya tetap menjadi prinsip yang paling mendasar dalam pengaturan
mengenai desa dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2005 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi Desa dimaksud mengandung makna
bahwa Pemerintahan Desa mempunyai kewenangan dalam mengatur dan
mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal usul dan nilai-nilai
sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus
diselenggarakan dalam perpektif administrasi Pemerintahan Negara yang selalu
mengikuti perkembangan jaman. Salah satu kewenangan yang dimaksud adalah
kewenangan untuk mengangkat Perangkat Desa.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan organisasi Pemerintah
Desa yang lebih efektif dan kuat. Aparatur penyelenggara Pemerintah Desa saat
ini dituntut mempunyai kemampuan teknis, integritas moral dan bersih dari
korupsi, kolusi dan nepotisme serta lebih bertanggung jawab. Hal itu merupakan
suatu kebutuhan mutlak yang tidak terhindarkan.
Bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka untuk memberikan
penegasan bagi Desa mengenai tugas, kewajiban dan larangan Perangkat Desa,
persyaratan calon Perangkat Desa, mekanisme pengangkatan, masa jabatan
Perangkat Desa, serta mekanisme Pemberhentian Perangkat Desa, maka
Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 4 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan dan atau Ujian Penyaringan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa, perlu ditinjau kembali yang dituangkan dalam
suatu Peraturan Daerah.
- 2 -
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Yang dimaksud dengan karena sebab sebagaimana dimaksud pada Pasal
7 ayat (2) huruf a yang berbunyi “berakhir masa jabatannya dan telah
dilantik Perangkat Desa yang baru” adalah apabila jabatan Perangkat
Desa lowong karena berakhirnya masa jabatan Perangkat Desa yang
lama, maka Kepala Desa tidak boleh mengangkat Pj. Perangkat Desa
sebelum melaksanakan tahapan sesuai ketentuan Pasal19.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud Pemberhentian Perangkat Desa lainnya ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa adalah Perangkat Desa baik yang
diangkat dengan Keputusan Bupati, Pembantu Bupati ataupun Camat.
Pasal 10
Cukup Jelas.
- 3 -
Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “tokoh masyarakat” adalah tokoh adat, tokoh
agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan pemuka-pemuka
masyarakat.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Yang dimaksud “unsur TNI dan POLRI” adalah Danramil dan Kapolsek.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan
paling tinggi 60 (enam puluh) tahun adalah terhitung pada saat yang
bersangkutan mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Perangkat
Desa lainnya.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
- 4 -
Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2) Cukup jelas.
Ayat (3) Yang dimaksud dengan “terpilih/diangkat” adalah TNI dan POLRI yang
sudah terpilih dengan suara terbanyak atau lulus dengan nilai tertinggi.
Ayat (4) Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2) Huruf a
Yang dimaksud “perorangan”, adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan mempunyai hak pilih 1 (satu) suara.
Huruf a Yang dimaksud “perwakilan keluarga/ KK”, adalah setiap 1 (satu) keluarga/KK yang memenuhi persyaratan mempunyai hak pilih 1 (satu) suara.
Ayat (3) Cukup jelas.
Ayat (4) Cukup jelas.
Ayat (5) Cukup jelas.
Pasal 19 Cukup Jelas.
Pasal 20 Cukup Jelas.
Pasal 21 Ayat (1) Penyusunan materi dan penelitian hasil ujian seleksi dilakukan oleh
Camat dan instansi terkait di tingkat Kecamatan dimaksudkan untuk
- 5 -
menjamin netralitas dalam pelaksanaan kegiatan seleksi Kepala Urusan dan Kepala Dusun.
Yang dimaksud “instansi terkait di tingkat Kecamatan” seperti Cabang Dinas Pendidikan dan Kantor Urusan Agama.
Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Ayat (1)
Yang dimaksud “sudah disahkan oleh panitia pemilihan” adalah terdapat stempel dan tanda tangan panitia pemilihan
Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 25
Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 8