perekonomian dua sektor

23
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR PEREKONOMIAN DUA SEKTOR BAB VI BAB VI WIDIASTUTI WAISAK WIDIASTUTI WAISAK 1320140252 1320140252

Upload: maulana-ikhsanul-haq

Post on 11-Dec-2015

100 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Presentasi Ekonomi Makro Perekonomian Dua Sektor

TRANSCRIPT

PEREKONOMIAN DUA SEKTORPEREKONOMIAN DUA SEKTORBAB VIBAB VI

WIDIASTUTI WAISAKWIDIASTUTI WAISAK13201402521320140252

Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.

Ciri-ciri aliran pendapatan dalam perekonomian dua sektor

Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan untung.

Sebahagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumahtangga akan di gunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang di hasilkan oleh sektor perusahaan.

Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumahtangga yang tidak di gunakan untuk pengeluaran konsumsi akan di tabung dala institusi-institusi keuangan.

Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan dari sektor rumahtangga.

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATANPENDAPATAN

a. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga menggorek tabungan.

b. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.

Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi.

c. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.

Disebabkan pendaptan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak ”menggorek tabungan”.

DEFINISI KECONDONGAN MENGKONSUMSI.

Kecondongan mengkonsumsi marginal, atau secara ringkasnya dinyatakan sebagai MPC ( marginal propersity to consume ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh,

Kecondongan mengkonsumsi rata-rata, atau secara ringkas dinyatakan sebagai APC (average propersity to consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposebel pada saat konsumsi itu dilakukan. 

DEFINISI KECONDONGAN MENABUNG MARGINAL.

Ada dua macam, yaitu Kecondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata.

Kecondongan menabung marginal, MPS (marginal propersity to save), merupakan perbandingan diantara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposebel.

Kecondongan menabung rata-rata, APS (average propersity to save) menunjukan perbandingan diantara tabungan dengan pendapatan disposebel.

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGANFUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGANDalam analisis makroekonomi yang lebih penting bukanlah melihat konsumsi Dalam analisis makroekonomi yang lebih penting bukanlah melihat konsumsi dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi melihat konsumsi dan tabungan dari dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi melihat konsumsi dan tabungan dari semua rumahtangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua semua rumahtangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan konsumsi agregat dan rumah tangga dalam perekonomian dinamakan konsumsi agregat dan tabungan semua rumahtangga dalam perekonomian dinamakantabungan tabungan semua rumahtangga dalam perekonomian dinamakantabungan agregat.agregat.    

CIRI-CIRI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN 

sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu perlu didefinisikan arti dari istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.

fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumahtangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.

fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumahtangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.

PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN 

Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, disamping digambarkan dalam bentuk kurva, juga dapat dinyatakan dalam persamaan aljabar seperti dinyatakan dalam fungsi berikut :

fungsi konsumsi : C = a + bYfungsi tabungan : S = -a + (1 – b )Y

Investasi yang lazim juga di sebut dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Investasi dapat di artikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Penentu-penentu tingkat investasia) Tingkat keuntungan yang di ramalkan akan di peroleh.b) Suku bunga.c) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.d) Kemajuan teknologi.e) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannyaf) Keuntungan yang di peroleh perusahaan-perusahaan.

Untuk menunjukkan proses penentuan tingkat keseimbangan dan perekonomian negara dapat di gunakan 3 cara,yaitu :

1. Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan nasional dan pengeluaran agregat.

2. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaaan pengeluaran agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan di antara investasi dan tabungan.

3. Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.

TEORI PERILAKU TEORI PERILAKU KONSUMEN DALAM ILMU KONSUMEN DALAM ILMU

EKONOMI ISLAMEKONOMI ISLAM

Perilaku konsumen Muslim

Perilaku konsumsi Islam berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis perlu didasarkan atas rasionalitas yang disempurnakan yang mengintegrasikan keyakinan kepada kebenaran yang ‘melampaui’ rasionalitas manusia yang sangat terbatas ini. bekerjanya ‘invisible hand’ yang didasari oleh asumsi rasionalitas yang bebas nilai – tidak memadai untuk mencapai tujuan ekonomi Islam yakni terpenuhinya kebutuhan dasar setiap orang dalam suatu masyarakat.

Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.

Dalam Islam dikenal pula konsumsi sosial, dengan penjelasan sebagai  berikut:

Konsumsi dalam islam tidak hanya untuk materi saja tetapi juga termasuk konsumsi social yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam al-Qur’an dan hadits disebutkan bahwa pengeluaran zakat sedekah mendapat kedudukan penting dalam islam. Sebab hal ini dapat memperkuat sendi-sendi social masyarakat.

zakatsedekah

Analisis Perbandingan Perilaku dan Prinsip Konsumsi Antara Konvensional dan Islam

Dalam kerangka pemikiran teori ekonomi konvensional, lahirnya ilmu perilaku ekonomi didasarkan kepada jumlah sumber daya (resource) yang terbatas dengan kebutuhan (needs) yang tidak terbatas. Fenomena keterbatasan tersebut melahirkan suatu kondisi yang disebut kelangkaan (scarcity). Munculnya kelangkaan mendorong berbagai permasalahan dalam memilih (problem of choices) yang harus diselesaikan gunamencapai suatu tujuan yang dinamakan kesejahteraan (welfare).

Dalam Principles of Economics mengatakan bahwa kriteria penilaian pencapaian hasil ekonomi berdasarkan kepada:

Efficiency (allocative efficiency): menghasilkan apa yang dibutuhkan masyarakat dengan biaya yang serendah-rendahnya

Equity: fairness (keadilan)Growth: peningkatan total output dalam

perekonomianStability: kondisi output yang tetap atau

meningkat dengan tingkat inflasi rendah dan tidak ada sumber daya yang menganggur.

Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim :

Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akherat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.

Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan prilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.

Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar. (QS.2.265)

  

 

KESIMPULAN

Perekonomian dua sektor atau perekonomian sederhana adalah suatu perekonomian yang hanya terdiri  dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh jumlah dan mutu daripada faktor-faktor produksi. Menurut Keyness tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya pengeluaran agregat yang dilakukan masyarakat. Pengeluaran agregat tersebut akan menentukan sampai dimana sektor perusahaan harus melakukan kegiatannya untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.

Kesimpulan perilaku konsumen menurut islam yaitu :

1. Ada perbedaan nyata antara perilaku konsumen konvensional dan Islam.

2. Perilaku konsumen Islam memiliki dasar rujukan syariah yang diambil dari Kitab suci Al Quran dan Al Hadis. Sedangkan perilaku konsumen konvensional berdasarkan rujukan logika manusia dan menganut paham kebebasan, hak pilihan mutlak pada keinginan  logika manusia. Tujuan konsumsi dalam ekonomi Islam adalah memaksimalkan mashlahah.

3. Mashlahah merupakan integrasi dari  manfaat fisik dan keberkahan (keberkahan diperoleh dari produk/jasa halal, mengkonsumsi dengan niat/motif ibadah, konsumsi dibeli dari harta/rejeki yang halal dan lain sebagainya). Dalam rumusan matematis penghitungan mashlahah marginal, preferensi terhadap keberkahan terbukti dapat memperpanjang rentang kegiatan konsumsi, sehingga akan memperlambat/mencegah kebosanan. Sedangkan tujuan konsumsi dalam ekonomi konvensional adalah memaksimalkan kepuasan, tanpa memperhatikan halal haram atau menerapkan perilaku bebas nilai. Jika pun ada nilai yang dipakai tidak bersifat mengikat dan melekat, tujuan akhirnya tetap saja memaksimalkan kepuasan.

SARAN  Dibutuhkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk 

mendeskripsikan, memformulasikan dan mempertajam kajian serta analisa tentang teori perilaku konsumen.

Perilaku konsumen Islam memiliki kandungan nilai moral dan etika yang lengkap dan komprehensif. Namun untuk menjadi sebuah cabang ilmu tersendiri, ilmu ekonomi Islam harus membangun kerangka teoritik sesuai dengan tinjauan dari sisi axiologi, epistemologi dan ontologi. Oleh karena itu para ekonom/ilmuwan ekonomi Islam harus bersepakat membuat standarisasi ilmu ekonomi Islam, termasuk pula di dalamnya teori perilaku konsumen.

Pemerintah Indonesia, harus memberi dukungan konkret terhadap perkembangan ilmu ekonomi Islam, baik dalam bentuk regulasi maupun dana, infrastruktur, sarana dan prasarana, sehingga diharapkan, Indonesia bisa menjadi pusat Ilmu Ekonomi Islam di dunia, bukan negara lain.

DAFTAR PUSTAKA  Sukirno Sadono.2010.Makroekonomi teori

pengantar.Jakarta.Rajawali Pers.Karim, A. Ir. , 2007. Ekonomi Mikro Islam,

edisi ketiga, Rajawali Pers, Jakartahttp://emyindah.blogspot.com/2013/01/

keseimbangan-ekonomi-dua-sektor.html

SELESAI…..SELESAI…..