perencanaan dan penganggaran responsif gender
DESCRIPTION
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER. BAPPEDA KABUPATEN CILACAP. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RESPONSIF GENDER
BAPPEDA KABUPATEN CILACAP
GENDER adalah konsep yang mengacu pada pembedaan peran, fungsi , dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat.
Perencanaan Responsif Gender (PRG) adalah Perencanaan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan Gender, yang di lakukan melalui pengintregasian pengalaman aspirasi , kebutuhan potensi dan penyelesaian permasalahan perempuan dan laki-laki.
Bermacam-macam istilah yang digunakan: Gender responsif budget atau anggaran responsif
gender Anggaran gender atau gender budgets Anggaran perempuan atau women’s budget Anggaran yang sensitif gender atau gender-
sensitive budgets
Semua terminologi ini mengacu pada satu hal yaitu upaya untuk menjamin agar anggaran yang dialokasikan dapat mendorong keadilan dan kesetaraan gender.
3
ISTILAH GENDER BUDGETING:
Upaya untuk menjamin agar anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah beserta kebijakan dan program yang mendasarinya dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan setiap warga negara dari kelompok manapun, baik laki-laki maupun perempuan.
Merupakan anggaran yang disusun dan disyahkan melalui proses analisis dalam perspektif gender
4
Pengertian ARG (Anggaran Responsif
Gender)
Tujuan Anggaran Responsif Gender
Akuntabilitas anggaran berdampak gender
Mengubah alokasi anggaran & program utk meningkatkan kesetaraan gender
Meningkatkan kesadaran isu dan program
responsif gender
Perencanaan Responsif Gender Perencanaan yang responsif gender dilakukan dengan
memasukkan perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunan kebijakan dan program pembangunan daerah.
Bisa mempertajam analisis tentang kondisi daerah karena terpetakan kesejangan dalam pembangunan manusia, laki-laki dan perempuan.
Membantu mempertajam target group/ kelompok sasaran karena data terpilah.
Tidak selalu berupa penambahan program baru dan biaya tambahan bilamana analisis gender diterapkan.
Pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib di daerah tidak mampu menjawab semua isu kesenjangan gender di berbagai bidang.
Mengidentifikasi masalah, menilai dan menyusun prioritas kebutuhan
orang miskin (laki-laki dan perempuan)
Menetapkan program dan proyek sesuai
kebutuhan masy
Menetapkan anggaran unt membiayai program dan
proyek
Mengukur program dan
proyek (output,
outcome dan impact)
1
24
3
Skema : Integrasi Gender dlm Anggaran Kinerjaatau Performance-based budget
ANGGARANRESPONSIF
GENDER
Anggaran yang responsif gender bukan anggaran 50% untuk laki-laki dan 50% untuk perempuan
Bukan pula anggaran yang terpisah untuk perempuan dan laki-laki
Anggaran yang responsif gender mencakup seluruh anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan.
Perlu kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan dalam menjawab isu gender8
PEMAHAMAN PENTING !
Dukungan Kebijakan Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000
menegaskan PUG dalam semua tahapan perencanaan pembangunan di tingkat pusat dan daerah
PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Permendagri No. 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah.
Permendagri No. 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Azas Permendagri No, 15 Tahun 2008
Dalam melakukan keseluruhan proses perencanaan kebijakan maupun perencanaan program pembangunan agar responsif gender (terrmasuk perencanaan kegiatan pembangunan), diperlukan piranti analisis gender. Salah satu alat analisis gender adalah “Gender Analysis Pathway” (GAP), atau Alur Kerja Analisis Gender.
Bagaimana Melakukan Perencanaan yang Responsif
Gender?
DATA PEMBUKA WAWASAN
Data dan statistik gender
Data gender adalah data mengenai hubungan/relasi dalam status, peran dan kondisi antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai dimensi pembangunan.
Statistik gender adalah sederetan ringkasan dari data gender hingga dapat dengan mudah menggambarkan totalitas perbedaan laki-laki dan perempuan dalam status, peran dan kondisi.
Data Pembuka Wawasan
Merupakan data atau informasi untuk memperlihatkan adanya kesenjangan gender yang cukup berarti
Data pembuka wawasan merupakan : Data pilah berdasarkan jenis kelamin yang
menjelaskan tingkat kesenjangan. Data atau informasi yang menjelaskan insiden
khusus yang tidak bisa diperbandingkan antar jenis kelamin, misalnya data mengenai kekerasan terhadap wanita, angka kematian ibu.
Data Terpilah
• Adalah data kuantitatif atau data/informasi kualitatif yang dikumpulkan berdasarkan jenis kelamin, laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan
• Dapat menggambarkan status, peran, kondisi umum dari laki dan perempuan dalam setiap aspek kehidupan di masyarakat, misal angka melek huruf, tingkat pendidikan, kepemilikan usaha, lapangan pekerjaan, perbedaan upah, kepemilikan rumah dan tanah, serta pinjaman dan lainnya.
• Merupakan data pembuka wawasan tentang status, peran dan kondisi laki-laki dan perempuan
Lanjutan Data Terpilah
Digunakan utk melokalisir atau mempersempit ruang pemecahan masalah pembangunan
Data dapat dipilah menurut berbagai karakterisrik atau ciri
Terpilah mnrt seks: analisis gender Terpilah mnrt gol sosek analisis kemiskinan Terpilah mnrt umur: analisis kohort Terpilah mnrt wilayah: analisis spasial Terpilah mnrt waktu: analisis deret waktu
Data Insiden Khusus (Konten) Data dari sebuah kejadian yang bisa dialami
hanya oleh laki-laki atau perempuan saja sebagai sebuah kesenjangan. Contoh : temuan penelitian tentang endemik kanker leher rahim di daerah terdampak.
Data kesenjangan spesifik yang menimpa kelompok rentan. Contoh : Jumlah penyandang cacat beradsarkan jenis kelamin.
Data kualitatif yang menggambarkan akibat kesenjangan relasi laki-laki ataupun perempuan. Contohnya jumlah kasus HIV AIDS Ibu dan anak.
Data Berdasarkan Analisis GAP DATA AKSES
DATA KONTROL/WEWENANG DATA PARTISIPASI DATA MANFAAT
DATA AKSES Yaitu data peluang memanfaatkan sumberdaya
mencakup : Sumberdaya alam Sumberdaya manusia Sumberdaya keuangan Ketersediaan layanan pemerintah. Contoh : Proporsi laki-laki dan perempuan yang
mengikuti pelatihan layanan tertentu (kesehatan, pendidikan)
Jumlah anak yang melakukan penimbangan di Posyandu
Jumlah perempuan yang melahirkan di Rumah Bersalin.
DATA PARTISIPASI Data yang menunjukan Knowledge, Attitude,
Practice, (KAP) dari seseorang, kelompok, masyarakat dalam aktivitas pembangunan mencakup aktivitas :
Perencanaan. Contohnya jumlah perempuan dan laki-laki dalam mengikuti Musrenbang.
Pelaksanaan , contohnya jumlah remaja yang menjadi pemilih muda.
Monitoring dan Evaluasi, contohnya jumlah perempuan dan laki-laki yang terlibat dalam pendataan penduduk miskin.
DATA KONTROL Yaitu data yang menunjukan kemampuan
seseorang, dan atau masyarakat untuk mengambil keputusan yang menentukan melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Individu, misalnya : jumlah perempuan yang memutuskan melahirkan di Bidan Desa.
Kelompok atau bersama masyarakat. Contoh jumlah perempuan pengurus BPD, jumlah perempuan pengurus harian partai politik
Pemerintah, misalnya jumlah pejabat eselon 2 di pemerintah daerah tertentu.
DATA MANFAAT Data dari hasil pembangunan yang dirasakan baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat. Contohnya : Jumlah penerima bantuan sosial tahun tertentu, proporsi petani perempuan yang meningkat pendapatannya setelah menerima bantuan alat produksi pertanian.
Data kecenderungan (trend) dari suatu kejadian, atau fenomena yang berkembang. Contoh, data 3 tahun IPG, data 3 tahun APK
Sumber Data dan Jenis Data
Data Pembuka Wawasan bisa berupa :o Hasil study baseline o Hasil intervensi kebijakan/program/kebijakan yang
sedang dan sudah dilakukan ataupun data yang berupa pencatatan pelaporan internal K/L/SKPD tentang intervensi yang sudah dan sedang dilakukan
Jenis Data bisa berupa:o Data statistik Kuantitatif, misalnya data BPS, data
Sektor, atau data sekunder yang relevan lainnyao Data Kualitatif; misalnya data yang diperoleh dari
observasi, FGD, dan wawancara mendalam, atau data hasil riset kualitatif
GENDER BUDGET STATEMENT (GBS )
Pernyataan Gender Budget Statement merupakan
dokumen yang menginformasikan suatu kegiatan telah responsif
terhadap isue gender yang ada dan apakah telah
dialokasikan dana/anggaran pada kegiatan bersangkutan
untuk menangani permasalahan gender
tersebut
Pernyataan Gender Budget Statement merupakan dokumen yang menginformasikan suatu kegiatan telah responsif terhadap isue gender yang ada dan apakah telah dialokasikan dana/anggaran pada kegiatan bersangkutan untuk menangani permasalahan gender tersebut.Untuk kegiatan yang responsif gender GBS merupakan bagian dari KAK / TOR yaitu gambaran tentang penjabaran Rencana Aksi yang akan dilakukan
PERUMUSAN MASALAH
GBS dalam praktek penganggaran daerah biasanya disusun pada saat persiapan RKA-SKPD.Integrasi perspektif gender dalam KUA-PPAS dapat dilakukan jika GBS dipersiapkan lebih awal sehingga integrasi ini akan memperkuatkan pengarusutamaan gender melalui PPRG.
GBS disusun berdasarkan hasil analisis gender atau GAP.Sebagai sebuah pernyataan untuk memastikan anggaran sudah responsif genderBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan PAG.Analisis situasi, yang berisikan:1. Gambaran kesenjangan akses, partisipasi, manfaat, kontrol antara perempuan dan laki-laki,2. Gambaran adanya faktor penghambat di internal (organisasi pemerintah, kelompok sasaran) dan atau eksternal (masyarakat secara luas); yang keduanya dapat dihubungkan denganbagian latar belakang dalam KAK.
(1) Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan berspektif gender yang dituangkan dlm RPJMD, Rentra SKPD, Renja SKPD
(2) Penyusunan kebijakan program dan kegiatan pembangunan berspektif gender sebagaimana dimakdud ayat (1) dilakukan melalui analisis gender.
Pasal 4 Permendagri No. 15 Tahun 2008
-Hasil analisis gender dituangkan dlm penyusunan Gender Budget Statement (GBS) -Hasil analisis gender yang terdapat dlm GBS menjadi dasar SKPD dlm menyusun kerangka acuan kegiatan dan merupakan bagian yg tak terpisahkan dengan dokumen RKA/DPA SKPD.
Dalam Permendagri No. 67 Tahun 2011 disebutkan bahwa :
Perencanaan pembangunan yang responsif gender(perencanaan kebijakan maupun perencanaan program/ kegiatan) harus dilakukan oleh para perencana / pembuat kebijakan dan para perencana program / kegiatan. Perencanaan pembangunan tersebut harus dilakukan diseluruh tingkatan administrasi Pemerintah yang meliputi tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Siapa yang harus melakukan Perencanaan yang Responsif
dan dimana?
Bupati / Walikota menetapkan Badan / Kantor / Dinas yang membidangi tugas pemberdayaan masyarakat sebagai koordinator penyelenggaraan pengarustamaan gender di kabupaten / kota.
Pasal 13 Permendagri No 15 Tahun 2008
1. Dalam upaya percepatan perkembangan pengarustamaan di seluruh SKPD di Kabupaten / Kota di bentuk Pokja PUG Kabupaten / Kota.
2. Anggota Pokja PUG adalah seluruh Kepala / Pimpinan SKPD
3. Bupati / Walikota menetapkan Ketua Bappeda sebagai Ketua Pokja Kabupaten / Kota dan Kepala Badan / Dinas / Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai kepala Sekretariat Pokja PUG Kabupaten / Kota.
4. Pembentuk Pokja PUG Kabupaten / Kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati / Walikota.
Pasal 14 Permendagri No 15 Tahun 2008
1. Menetapkan Pokja PUG Kabupaten Cilacap dengan surat keputusan Bupati Cilacap No 411/123/29/Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender ( PUG ) Kabupaten Cilacap Tahun 2011
2. Surat Edaran Bupati Cilacap No 050/2864/ 27 tanggal 21 Juni 2012 Perihal PPRG di kabupaten Cilaca . Intinya bahwa seluruh SKPD berkewajiban menyusun PPRG pada tahun 2013 dan melaporkan langkah langkah SKPD pada Bupati.
Hal yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Cilacap
PPRG dapat mempercepat terwujudnya kesetaraan dan keadilan bagi laki-laki dan perempuan melalui pemberian manfaat yang adil bagi kesehjahteraan laki-laki dan perempuan termasuk anak laki-laki dan perempuan.
TERIMA KASIH