perencanaan dan penganggaran yang responsif gender bidang perumahan dan kawasan permukiman. panduan

Upload: oswar-mungkasa

Post on 05-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    1/112

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    2/112

    KEMENTERIAN

    PERUMAHAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    Perencanaan dan Penganggaran

    yang Responsif GenderBidang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    KEMENTERIAN

    PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

    REPUBLIK INDONESIA

    P

    A

    N

    D

    U

    AN

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    3/112

    2

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGend

    er

    BidangPerumahandanKawasanPermukim

    an

    TIM PENYUSUN

    Konsultan

    Yusuf SupiandiFransisca Sari

    Nara Sumber

    Kementerian Perumahan Rakyat Sekretaris Kementerian Kepala Biro Perencanaan dan KLN

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Hertomo Heroe Sunarti

    Kontributor

    Kementerian Perumahan Rakyat Deputi I Deputi II Deputi IV Deputi V

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Zamzam Muchtarom Endah Prihatiningtiyastuti

    Sekretariat

    Kementerian Perumahan Rakyat

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sri Lestari Nani Dwi Wahyuni Dwi Supriyanto Bayu Harie Nugroho

    Editor

    Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    4/112

    3

    KEMENTERIAN

    PERUMAHAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    Perencanaan dan Penganggaran

    yang Responsif GenderBidang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    KEMENTERIAN

    PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

    REPUBLIK INDONESIA

    P

    A

    N

    D

    U

    A

    N

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    5/112

    4

    PerencanaandanPengan

    ggaranYangResponsifGend

    er

    BidangPerumahandanKawasanPermukim

    an

    SAMBUTAN

    KEMENTERIAN

    PERUMAHAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

    limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga Buku Panduan Peren-

    canaan dan Penganggaran Responsif Gender Bidang Perumahan dan KawasanPermukiman dapat tersusun dengan baik, sebagai salah satu wujud akuntabili-

    tas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan bidang perumahan dan

    kawasan permukiman.

    Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusu-

    tamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional, yang merupakan salah satu

    upaya pencarian keadilan atas hak azasi manusia tanpa mengotak-ngotakkangender (laki-laki dan perempuan), usia, kebiasaan, dan lainnya, maka telah

    menjadi tugas dan tanggung jawab bagi Kementerian/Lembaga untuk melak-

    sanakan berbagai kegiatan yang responsif gender, mulai dari perencanaan,

    penyusunan program, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan

    pelaporan.

    Pengembangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang di-tujukan untuk memenuhi kebutuhan perumahan di Indonesia, khususnya bagi

    Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memiliki karakteristk yang cend-

    erung netral gender, tanpa membedakan kelompok sasaran pemanfaatnya.

    Akan tetapi dalam serangkaian input, proses dan outputnya seringkali ter-

    dapat kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan gender.

    Salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan gender serta mewujudkan

    keadilan dan kesetaraan gender adalah melalui proses perencanaan programdan penyusunan anggaran yang responsif gender.

    SEKRETARIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    6/112

    5Kendala yang dihadapi dalam perencanaan program dan penyusunan ang-

    garan yang responsif gender di Kementerian Perumahan Rakyat, diakibatkan

    oleh karakteristik beberapa jenis infrastruktur bidang perumahan dan ka-wasan permukiman yang netral gender. Perubahan pola pikir para perencana

    program dan anggaran sangatlah diharapkan, sehingga dapat terwujud pem-

    bangunan infrastruktur bidang perumahan dan kawasan permukiman yang

    responsif gender. Kami berharap panduan ini dapat digunakan sebagai acuan

    dalam perencanaan program dan penyusunan anggaran bidang perumahan

    dan kawasan permukiman, untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender

    dalam akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.

    Kami menyadari bahwa Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif

    Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini masih belum sempur-

    na, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran dalam rangka perbaikan.

    Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu dan memberikan kontribusi pemikiran sehingga panduan ini dapat

    diselesaikan dengan baik.

    Jakarta, September 2011

    Sekretaris

    Kementerian Perumahan Rakyat

    Dr. Iskandar Saleh

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    7/112

    6

    PerencanaandanPengan

    ggaranYangResponsifGende

    r

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukima

    n

    SAMBUTAN

    KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

    DAN PERLINDUNGAN ANAK

    KEMENTERIAN

    PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

    REPUBLIK INDONESIA

    Instruks i Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan

    Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional, mengamanatkan semua

    Kementerian/Lembaga termasuk didalamnya Kementerian Perumahan Rakyat

    untuk mengintegrasikan PUG dalam menetapkan kebijakan, menyusun program

    dan kegiatan masing-masing. Mandat tersebut sejalan dengan Peraturan

    Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan

    dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L)

    Tahun 2011, yang kemudian diperbaharui dengan PMK No.93/PMK.02/2011.

    Dalam PMK tersebut disebutkan bahwa setiap Kementerian/Lembaga

    yang pernah didampingi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak, dalam Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang

    Responsif Gender (PPRG) wajib mengintegrasikan isu gender kedalam pogram

    dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai penganggaran yang dituangkan

    di RKA-K/L nya.

    Kementerian Perumahan Rakyat dalam menindaklanjuti PMK tersebut,

    pada tahun 2011 telah bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan

    Perempuan dan Perlindungan Anak yang didampingi oleh konsultan untuk

    menyusun Pedoman Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender

    Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Diharapkan pedoman tersebut

    dapat digunakan sebagai acuan para komponen perencana dalam menyusun

    program dan kegiatan yang responsif gender.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    8/112

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    9/112

    8

    PerencanaandanPengan

    ggaranYangResponsifGender

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukim

    an

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTARKementerian Perumahan Rakyat

    SAMBUTANKementerian Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak

    DAFTAR ISI

    DAFTAR Gambar, Diagram, Tabel dan Lampiran

    Bab 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman PPRG1.2.1 Maksud1.2.2 Tujuan

    1.3 Sasaran1.4 Ruang Lingkup1.5 Landasan Hukum1.6 Hasil Akhir (Output dan Outcome)

    Bab 2 ISU GENDER BIDANG PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

    2.1 Pengertian Gender2.2 Pengarusutamaan Gender (PUG2.3 Gender dalam Bidang Perumahan dan Permukiman:2.4 Isu Gender di Kementerian Perumahan Rakyat

    2.4.1 Isu Kebijakan2.4.2 Isu Perencanaan2.4.3 Isu Pembangunan2.4.4 Isu Monitoring dan Evaluasi

    Bab 3 PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

    RESPONSIF GENDER BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DANPEMUKIMAN

    2

    4

    8

    10

    1313

    16161616171819

    21

    2123252828292929

    31

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    10/112

    93.1 Proses Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran3.2 Penganggaran Berbasis Kinerja3.3 Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender

    3.4 Pengintegrasian Aspek Gender Dalam PerencanaanProgram dan Penganggaran

    Bab 4 PENYUSUNAN DAN TAHAP-TAHAP PERENCANAANPROGRAM DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDERDAN IMPLEMENTASINYA DI BIDANG PERUMAHAN4.1. Penyusunan Perencanaan Dan Penganggaran Responsif

    Gender4.1.1 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran

    Kementerian/Lembaga (RKA K/L)

    4.1.2 Pemilihan Program/Kegiatan/Output4.1.3 Analisis gender

    4.2 Penyusunan Gender Budget Statement (GBS):

    Bab 5 MONITORING DAN EVALUASI5.1 Pengertian Monitoring dan Evaluasi5.2 Indikator Keberhasilan dan Data Terpilah5.3 Tahap- tahap Monitoring dan Evaluasi

    5.3.1 Tahap Persiapan

    5.3.2 Tahap Monitoring5.3.3 Tahap Evaluasi5.3.4 Tahap Pelaporan

    Bab 6 PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR ISTILAH

    LAMPIRAN

    313237

    39

    43

    43

    43

    454650

    5555575858

    596161

    63

    65

    66

    70

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    11/112

    10

    PerencanaandanPengan

    ggaranYangResponsifGender

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukiman

    DAFTAR GAMBAR, DIAGRAM, TABEL, LAMPIRAN

    DAFTAR GambarGambar 1.1 Rumahku dan lingkunganku penuh kekeluargaanGambar 1.2 Aku mimpi rumah Bali masa lalu

    Gambar 1.3 Halamanku yang IndahGambar 1.4 Lingkunganku yang nyamanGambar 1.5 Rumah Impianku, diantara suaka alamGambar 1.6 Lautku Rumahku

    DAFTAR DiagramDiagram 2.1 Transformasi Isu Proses dan Produk Pembangunan

    Perumahan dan Permukiman dari Layak Teknis keLayak Teknis & Gender

    Diagram 3.1 Siklus Perencanaan dan Anggaran Nasional

    Diagram 3.2 Proses Perencanaan, Penganggaran dan EvaluasiTerpadu

    Diagram 3.3 Konsep Kerangka KinerjaDiagram 3.4 Struktur AnggaranDiagram 3.5 Mekanisme Perencanaan & Pelaksanaan Kegiatan

    responsif GenderDiagram 4.1 Langkah-langkah PPRG dalam Penyusunan RKA-K/LDiagram 4.2 Gender Analysis Pathway (GAP)

    DAFTAR TabelTabel 4.1 Gender Budget StatementTabel 4.2 Format TORTabel 4.3 TORTabel 5. Daftar Pertanyaan Pemantauan, Perencanaan

    Program dan Penganggaran Responsif Gender UnitEselon

    10

    18

    2840

    52

    60

    25

    29

    31

    33

    34

    39

    42

    45

    49

    50

    51

    58

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    12/112

    11DAFTAR LampiranLampiran 1,Contoh GAP, GBS dan KAK Sekretariat Kementerian Perumahan

    RakyatLampiran 2,Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang PembiayaanLampiran 3,Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang PengembanganKawasanLampiran 4,Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Perumahan FormalLampiran 5,Contoh GAP, GBS dan KAK Deputi Bidang Perumahan Swadaya

    70

    71

    72

    73

    74

    75

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    13/112

    12

    PerencanaandanPengan

    ggaranYangResponsifGender

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukiman

    Gambar 1.1

    Rumahku dan lingkunganku penuh kekeluargaanPemenang Nominasi (SMP)Anisha Sefna Priatna (14th)

    Tasikmalaya

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    14/112

    13

    1.1. Latar Belakang

    Perumahan dan kawasan permukiman merupakan hak dasar bagi setiap Warga Negara

    Indonesia, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1), yaitu bahwa: setiap orang berhak hidup

    sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang baik

    dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya dalam pembukaan

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    dinyatakan bahwa: Rumah mempunyai peran strategis dalam pembentukkan watak

    dan kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia

    berjati diri, madani, dan produktif.

    Sebagai hak dasar yang fundamental sifatnya, dan sekaligus menjadi prasyarat bagi

    setiap orang untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang bermartabat,

    damai, aman, dan nyaman, maka penyediaan perumahan dan kawasan permukiman

    yang memenuhi prinsip-prinsip layak dan terjangkau bagi semua orang telah menjadi

    komitmen global sebagaimana dituangkan dalam Millenium Development Goals

    (MDGs). Untuk itu, Pemerintah bertanggungjawab membantu masyarakat agar dapat

    Bab 1

    PENDAHULUAN

    (1)

    Pendahuluan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    15/112

    14

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGen

    der

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukiman

    bertempat tinggal serta melindungi dan meningkatkan kualitas permukiman serta

    lingkungannya.

    Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dalam kenyataan sangat

    berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional, mengingat seluruh aspek

    kehidupan berawal dari rumah yang sehat dan layak huni. Oleh karena itu, kebijakan

    pembangunan perumahan dan kawasan permukiman harus senantiasa berdampak

    penting terhadap perekonomian nasional maupun pada tatanan perekonomian global.

    Selain ekonomi, kontribusi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman jugaharus dapat dirasakan untuk berbagai kepentingan sosial, budaya, lingkungan dan

    lainnya, di antaranya adalah untuk kesetaraan gender.

    Pengarusutamaan gender (PUG) sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden

    Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender (PUG) dalam pembangunan

    nasional, menjadi komitmen Kementerian Perumahan Rakyat, yang akan diterapkandalam setiap penyusunan kebijakan, perencanaan dan penganggaran, serta

    implementasinya melalui program dan kegiatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor

    5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 diamanatkan bahwa PUG merupakan salah

    satu lintas bidang di dalam pembangunan, sehingga konsep kesetaraan gender harus

    benar-benar menjadi pegangan dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan bidang

    perumahan dan kawasan permukiman.

    Perencanaan responsif gender telah diamanahkan dalam Instruksi Presiden tersebut

    di atas, yang memerintahkan seluruh Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Provinsi

    dan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan PUG ke dalam siklus manajemen, yakni

    perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi atas kebijakan dan program

    yang berperspektif gender pada semua aspek pembangunan. Selain itu, Peraturan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    16/112

    15

    Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 telah mengamanatkan bahwa dalam penyusunan

    perencanaan perlu didahului dengan melakukan analisis dampak dan analisis gender.

    Hal tersebut diperkuat lagi dengan Permenkeu Nomor 105/PMK.02/2008, yang juga

    mengamanahkan agar penyusunan RKA-KL Tahun 2009 dilakukan dengan berbasis

    kinerja serta didahului oleh analisis dampak dan analisis gender.

    Dalam rangka lebih mengoperasionalkan PUG ke dalam berbagai program, kegiatan

    dan penganggarannya pada masing-masing Kementerian/Lembaga, Menteri Keuangan

    telah mengeluarkan Peraturan Nomor 119/PMK.02/2009, dan Nomor 104/

    PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan

    Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan

    dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010 dan 2011,

    yang telah diperbaharui dengan PMK Nomor 93/PMK.02/2011. Peraturan Menteri

    tersebut memerintahkan Kementerian atau Lembaga Non Kementerian (K/L) untuk

    menyusun kegiatan yang responsif gender dalam RKA-K/L yang ditunjukkan denganadanya Gender Budget Statement (GBS).

    Dalam konteks tersebut di atas, untuk memudahkan para perencana di lingkungan

    Kementerian Perumahan Rakyat dalam menyusun perencanaan dan penganggaran

    responsif gender maka disusun Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif

    Gender (PPRG) Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

    (1)

    Pendahuluan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    17/112

    16

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGen

    der

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukiman

    1.2 Maksud dan Tujuan Panduan PPRG Bidang PKP

    1.2.1 MaksudPanduan PPRG Bidang PKP merupakan acuan bagi para perencana, pelaksana serta

    penentu kebijakan di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat, dalam menyusun

    perencanaan dan penganggaran yang efisien, efektif, dan berkeadilan bagi perempuan,

    laki-laki, lansia dan anak serta orang dengan kebutuhan khusus (difable).

    1.2.2 Tujuan

    Panduan PPRG Bidang PKP ini bertujuan untuk:1. Menyamakan persepsi para penentu kebijakan dalam penyusunan perencanaan

    dan penganggaran yang responsif gender;

    2. Memberikan pengarahan tentang tata cara pengintegrasian isu gender kedalam

    sistem perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian Perumahan

    Rakyat;

    3. Memberikan arahan dalam penyusunan perencanaan program melalui pendekatan

    Gender Anaysis Pathway (GAP) dan penyusunan Anggaran Responsif Gender

    (ARG) melalui pendekatan Gender Budget Statement (GBS).

    4. Mendorong akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan komitmennya untuk

    mewujudkan kesetaraan gender di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

    1.3 Sasaran

    Sasaran pengguna Panduan PPRG Bidang PKP adalah para perencana program dan

    penganggaran di Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat yaitu unit organisasi yang

    mempunyai tugas dan fungsi penyusunan perencanaan dan penganggaran kegiatan di

    seluruh jajaran Eselon 1.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    18/112

    17

    Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penerapan PPRG ini adalah:

    1. Tersusunnya perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan yang responsif

    gender di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat.

    2. Diterapkannya ARG dalam program dan kegiatan dengan melampirkan GBS dan

    KAK yang responsif gender;

    3. Meningkatnya perspektif gender dalam pelaksanaan program dan kegiatan di

    lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat.

    1.4 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup panduan ini adalah upaya-upaya terkait dengan pengintegrasian isu

    gender mulai dari perencanaan dan penganggaran sampai penyusunan Gender Budget

    Statement (GBS) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan

    Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL.Ruang Lingkup panduan secara rinci meliputi:

    1. Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di bidang perumahan dan

    kawasan permukiman;

    2. Isu gender dan data dukung gender (GBS dan KAK) bidang perumahan dan kawasan

    permukiman;

    3. Langkah-langkah perencanaan dan penganggaran yang responsif gender bidang

    perumahan dan kawasan permukiman;

    4. Monitoring dan evaluasi perencanaan dan penganggaran responsif gender bidang

    perumahan dan kawasan permukiman.

    (1)

    Pendahuluan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    19/112

    18

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGen

    der

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermukiman

    1.5 Landasan Hukum

    Panduan PPRG Bidang PKP ini disusun berlandaskan pada peraturan perundangan:1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang

    Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW):

    2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

    Permukiman;

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana KerjaPemerintah (RKP)

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Cara Pengendalian dan

    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja

    Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

    6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Mengengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

    7. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

    Pembangunan Nasional;

    8. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan tentang Pedoman

    Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE 1848/

    MK/2009 tertanggal 19 Juni 2009;

    9. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyu-

    sunan dan Penelaahan RKA-KL.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    20/112

    19

    1.6 Hasil Akhir

    Keluaran dan manfaat Panduan PPRG Bidang PKP adalah sebagai berikut:

    1. Keluaran: tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran yang responsif

    gender.

    2. Manfaat: diterapkannya program/kegiatan yang responsif gender, serta

    meningkatnya pemahaman dan persamaan persepsi dalam pengintegrasian gender

    di bidang perumahan dan kawasan permukiman.(1)

    Pendahuluan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    21/112

    20

    PerencanaandanPenga

    nggaranYangResponsifGen

    der

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermuk

    iman

    Gambar 1.2

    Aku mimpi rumah Bali masa laluJuara III (SD)

    I Gede Dalem Erlangga (13th)Gianyar-Bali

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    22/112

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    23/112

    22

    PerencanaandanPenga

    nggaranYangResponsifGen

    der

    Bidang

    PerumahandanKawasanPermuk

    iman

    mempunyai kedudukan lebih dominan. Sedangkan. perempuan ditempatkan sebagai

    pemegang peran pekerjaan domestik, yang dinilai tidak menghasilkan, dan karena itu

    berkedudukan sub-ordinat. Padahal pekerjaan domestik diperlukan untuk memelihara

    dan menjaga agar pelaku pekerja produktif, yaitu kaum laki-laki, tetap mampu

    melakukan pekerjaan produktifnya. Perempuan pun seringkali harus berperan ganda,

    sebagai pekerja produktif sambil tetap memegang pekerjaan domestiknya.

    Penetapan kebutuhan ruang dalam pembangunan perumahan dan kawasan

    permukiman, selama ini umumnya diturunkan dari kebutuhan laki-laki sebagai pekerja

    produktif, dan mengabaikan adanya perbedaan kebutuhan spesifik perempuan,

    karena sifat dan pekerjaannya yang tidak sama dengan laki-laki. Perumahan misalnya,

    dipandang sebagai tempat istirahat, yang merefleksikan kebutuhan laki-laki yang

    perlu istirahat setelah melakukan pekerjaan produktif di tempat lain. Padahal bagi

    perempuan, perumahan tidak hanya merupakan tempat istirahat, melainkan juga

    merupakan tempat bekerja. Sedangkan di tempat kerja, tidak disediakan ruanguntuk kebutuhan khusus perempuan yang berperan ganda, sebagai pekerja dan

    juga sebagai seorang ibu yang tetap harus dapat mengasuh dan mengawasi anak-

    anaknya, khususnya yang berusia balita. Ini berarti bahwa permukiman selama ini

    direncanakan dan dirancang sesuai dengan karakter pekerjaan laki-laki yang mengenal

    pemisahan ruang dan waktu. Perempuan, baik yang berperan ganda maupun yang

    hanya memegang pekerjaan domestik saja, tidak sepenuhnya memerlukan pemisahanruang dan waktu. Pekerjaan domestik, seperti misalnya memasak, mengasuh anak dan

    mencuci piring, seringkali harus dilakukan pada saat bersamaan, yang berarti bahwa

    pekerjaan domestik cenderung kurang memerlukan pemisahan ruang.

    Peran, fungsi, tanggung jawab, dan perilaku dalam relasi gender merupakan bentukan

    masyarakat yang sesungguhnya dapat dipertukarkan antara perempuan dan laki-

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    24/112

    23

    laki. Peran gender dapat berbeda antar daerah, dan dapat berubah sesuai dengan

    perkembangan zaman, sedangkan perbedaan jenis kelamin adalah perbedaan biologis,

    merupakan kodrat yang menetap tidak dapat berubah sepanjang zaman.

    Perbedaan gender tidak akan menjadi permasalahan sepanjang tidak menimbulkan

    kesenjangan, ketidak-adilan atau diskriminasi pada perempuan atau laki-laki. Akan

    tetapi kenyataannya, pembedaan tersebut seringkali menimbulkan permasalahan.

    Dengan perbedaan gender dapat terjadi marginalisasi, sub-ordinasi, stereo-type dan

    bahkan terjadi adanya kekerasan dan beban ganda yang sering dialami oleh perempuan

    di sektor publik.

    Adanya peminggiran terhadap perempuan atau laki-laki dalam pembangunan

    mengakibatkan kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat bagi perempuan

    dan laki-laki, termasuk difable, dalam mendapatkan peluang atau kesempatan yang

    adil dalam proses pembangunan.

    2.2 Pengarusutamaan Gender (PUG)

    Pengarusutamaan gender adalah strategi dalam mengintegrasikan berbagai

    pengalaman, aspirasi laki-laki dan perempuan ke dalam kebijakan dan programpembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan

    evaluasi. Pengarusutamaan gender bertujuan untuk terselenggaranya perencanaan,

    pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan

    nasional yang berperspektif gender, dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan

    keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan

    bernegara.

    (2)

    Isu Gender BidangPerumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    25/112

    24

    PerencanaandanPenga

    nggaranYangResponsifGender

    BidangPerumahandanKawasanPermuk

    iman

    Pengarusutamaan gender dilaksanakan melalui:

    1. Analisis gender yaitu cara mengidentifikasi dan memahami ada atau tidak adanya

    dan sebab sebab terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, termasuk

    pemecahan permasalahannya,

    2. Upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang pengarusutamaan gender

    pada instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah.

    Ketidakadilan gender dalam pembangunan dapat terjadi karena tidak samanya akses

    dan kontrol terhadap sumberdaya pembangunan, Partisipasi terhadap pengambilan

    keputusan dan kegiatan, dan manfaat kebijakan serta program pembangunan bagi

    perempuan dan laki-laki, termasuk difable. Melalui Pengarusutamaan Gender dapat

    dihasilkan kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender, yang dapat

    membuka peluang sama bagi laki-laki dan perempuan serta difable dalam beroleh

    akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat pembangunan.

    PUG sebagai suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, harus

    dapat membuktikan bahwa aspek gender benar-benar tercermin dan terpadu dalam

    empat fungsi utama manajemen program setiap instansi, lembaga maupun organisasi,

    yaitu :

    a. Perencanaan: menyusun pernyataan atau tujuan yang jelas bagi perempuan dan

    laki-laki.b. Pelaksanaan: memastikan bahwa strategi yang dijelaskan mempunyai dampak

    pada perempuan dan laki-laki.

    c. Pemantauan: mengukur kemajuan dalam pelaksanaan program dalam hal

    partisipasi dan manfaat bagi perempuan dan laki-laki.

    d. Penilaian (evaluasi): memastikan bahwa status perempuan maupun laki-laki sudah

    menjadi lebih setara/seimbang sebagai hasil prakarsa tersebut.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    26/112

    25

    Sedangkan tujuan Pengarusutamaan Gender (PUG) secara umum sebagaimana

    tercantum dalam panduan pelaksanaan Impres Nomor 9 tahun 2000, tujuan PUG

    adalah:

    a. Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif

    gender.

    b. Memberikan perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang mengalami

    marjinalisasi, sebagai dampak dari bias gender.

    c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah maupun

    non pemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang sensitif gender di bidang

    masing-masing.

    2.3 Gender dalam Bidang Perumahan dan Kawasan

    Permukiman

    Isu secara umum dapat diartikan sebagai berbagai hal, perhatian, pertanyaan, topik,

    proposisi atau situasi yang perlu direspon oleh suatu tindakan. Dalam kaitannya

    dengan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, maka isu berarti berbagai hal,

    situasi atau masalah yang perlu direspon oleh suatu kebijakan, program dan berbagai

    kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, agar apa yang menjadi tanggungjawab

    negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terlaksana.

    Sedangkan dalam Gender Analysis Pathway, isu gender dijabarkan sebagai adanya

    kesenjangan dalam faktor Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat (APKM). Dengan

    demikian, isu gender merupakan permasalahan atau situasi yang diakibatkan oleh

    adanya kesenjangan atau ketimpangan gender dalam akses, partisipasi, kontrol dan

    (2)

    Isu Gender BidangPerumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    27/112

    26

    PerencanaandanPenga

    nggaranYangResponsifGender

    BidangPerumahandanKawasanPermuk

    iman

    manfaat pembangunan, dalam hal ini adalah pembangunan perumahan dan kawasan

    permukiman, yang berimplikasi munculnya diskriminasi terhadap salah satu pihak,

    perempuan atau laki-laki. Padahal keadilan dan pemerataan adalah salah satu

    azas penyelenggaraan perumahan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

    Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomor 1 Tahun 2011, Bab 2, pasal 2.

    Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam akses dan kontrol terhadap

    sumberdaya pembangunan, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan

    pelaksanaan kegiatan, serta manfaat hasil pembangunan perumahan dan kawasan

    permukiman, dapat terjadi pada proses dan produk perumahan dan kawasan

    permukiman, yang mencakup kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan

    pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan

    sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Tetapi,

    tidak sepenuhnya kegiatan yang tersebut dalam ketentuan umum, pasal 1 Undang-

    Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman nomor 1 tahun 2011 itu, merupakankewenangan Kementerian Perumahan Rakyat. Ini mengisyaratkan pentingnya

    koordinasi di antara K/ L penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman, dalam

    menciptakan perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender.

    Dengan proses dan produk pembangunan perumahan dan permukiman yang responsif

    gender, maka kelayakan huni dan keterjangkauan tidak hanya layak menurutkebutuhan teknis dan ekonomis semata-mata, melainkan juga harus layak gender.

    Untuk menemu-kenali isu gender, terlebih dahulu harus tersedia data terpilah, yang

    menunjukkan masih adanya ketimpangan gender dalam proses dan produk kebijakan,

    program, kegiatan yang akan direncanakan.

    T f i i d d k b h

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    28/112

    27

    Isu-isu gender dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman secara umum

    dapat diintegrasikan, antara lain melalui:

    1. Kebijakan dan program yang dapat mengatasi berbagai permasalahan perumahan

    dan kawasan permukiman, baik sebagai lingkungan fisik maupun sebagai

    pengorganisasian, yang menghasilkan proses maupun produk kebijakan serta

    program yang responsif gender;

    2. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang dapat memandu pengguna

    dan pemakainya menghasilkan kegiatan dan atau produk perumahan dan kawasan

    permukiman lainnya yang responsif gender;

    3. Peningkatan penyebaran dan penguasaan informasi mengenai isu gender dalambidang perumahan dan kawasan permukiman melalui sosialisasi, pelatihan

    dan pendidikan informal lainnya, serta dalam pendidikan formal dalam subjek

    pengetahuan terkait, seperti untuk perencana dan perancang perumahan

    dan kawasan permukiman, juga para pengambil keputusan terkait di kalangan

    pemerintahan pusat dan daerah, dan stakeholders lainnya, termasuk masyarakat

    pengguna perumahan dan kawasan permukiman;

    Diagram 1.1

    Siklus Perencanaan danAnggaran Nasional

    proses

    layak teknisadministratif

    & responsifgender

    produk:

    layak huniterjangkau

    & layakgender

    proses:layak

    teknis &

    administratif

    produk:

    layak huni

    & terjangkau:teknis,

    ekonomis

    isu genderisu terpilah isu terpilah

    Transformasi isu proses dan produk pembangunan perumahan

    dan permukiman, dari layak teknis ke layak teknis dan gender

    (2)

    Isu Gender BidangPerumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    29/112

    28

    PerencanaandanPenga

    nggaranYangResponsifGender

    Bidan

    gPerumahandanKawasanPermukiman

    4. Skema-skema pembiayaan/pendanaan pengembangan perumahan dan peningkatan

    kualitas lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang responsif gender;

    5. Peningkatan partisipasi perempuan dan laki-laki dari segala usia dan yang

    berkebutuhan khusus, dalam desain proyek, implementasi, monitoring dan

    evaluasi, agar manfaat pembangunan lebih bersifat responsif gender.

    2.4 Isu Gender di Kementerian Perumahan Rakyat

    Dalam bagian ini akan diangkat beberapa contoh isu-isu gender di lingkungan

    Kementerian Perumahan Rakyat, sesuai dengan kegiatan yang menjadi tugas pokok

    dan fungsi Kementerian, yang mencakup kebijakan, perencanaan dan perancangan,

    pembangunan dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi

    2.4.1 Isu Kebijakan

    1. Terbatasnya pemahaman pengambil keputusan, baik secara pola pikir dan

    atau kapasitas, dalam merumuskan kebijakan bidang perumahan dan kawasan

    permukiman yang berkeadilan bagi laki-laki, perempuan, anak-anak, lansia, dan

    disable.

    2. Masih terdapatnya kesenjangan pemahaman di antara pembuat dan pelaksana

    kebijakan K/L dan Non-Pemerintah terkait pembiayaan perumahan terhadap peranperempuan sebagai pengelola keuangan rumah tangga.

    3. Kriteria dan spesifikasi prasarana, sarana dan utilitas yang ada di perumahan dan

    kawasan permukiman belum mengakomodasi penggunaan oleh kaum perempuan

    dan disable.

    4. Adanya kesenjangan laki-laki dan perempuan di dalam mengakses informasi

    kebijakan dan program perumahan.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    30/112

    29

    2.4.2 Isu Perencanaan

    1. Belum tersedianya data dan informasi yang terpilah menurut gender dalam

    penyusunan program.

    2. Kurangnya pemahaman aspek gender dalam proses penyusunan Norma, Standar,

    Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

    3. Perencanaan dan perancangan perumahan dan kawasan permukiman belum secara

    memadai memperhatikan kebutuhan gender.

    4. Dokumen perencanaan bidang perumahan dan kawasan permukiman masih belum

    berperspektif gender.

    2.4.3 Isu Pembangunan

    1. Keterbatasan akses masyarakat khususnya perempuan terhadap sumberdaya

    perumahan dan kawasan permukiman.

    2. Masukan kelompok masyarakat dalam perencanaan pembangunan perumahan

    dan kawasan permukiman belum responsif gender.

    3. Bahan/materi sosialisasi/ pelatihan belum responsif gender; dan narasumber,

    fasilitator, serta pelaksana sosialisasi belum paham gender.

    2.4.4 Monitoring dan Evaluasi

    1. Belum ada indikator monitoring dan evaluasi yang responsif gender dalam

    penyelenggaaran perumahan dan kawasan permukiman.2. Rendahnya peran masyarakat yang peduli gender dalam pengawasan pelaksanaan

    pembangunan perumahan.

    3. Belum tersedianya komponen data terpilah atas penanganan pengaduan

    masyarakat di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan keikutsertaan

    perempuan dalam penyampaian saran pengaduan masih relatif rendah.

    (2)

    Isu Gender BidangPerumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    31/112

    30

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGender

    Bidan

    gPerumahandanKawasanPermukiman

    Gambar 1.3

    Halamanku yang Indah

    Pemenang Nominasi (SD)

    Mohammad Asaydana (11th)

    Batu-Malang, Jatim

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    32/112

    31

    Diagram 3.1

    Siklus Perencanaandan AnggaranNasional

    siklus perencanaan dan anggaran nasional

    UU 25/2004 tentang SPPN UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

    sumber: panduan PPRG KPP

    pusat

    3.1 Proses Penyusunan Perencanaan danPenganggaran

    Sistem perencanaan dan penganggaran yang berlaku di Kementerian Lembaga, telah

    tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara.

    Bab 3

    PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN

    PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

    BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN

    KAWASAN PERMUKIMAN

    (3)

    Penyusunan

    Perencanaan Dan

    Penganggaran

    Responsif Gender

    Bidang Perumahan

    dan Kawasan

    Permukiman

    RPJP RPJMN RKP RAP APBN

    RKA

    K/L

    Rincian

    APBN

    Renja

    K/L

    Renstra

    K/L

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    33/112

    32

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGe

    nder

    Bidan

    gPerumahandanKawasanPermukiman

    Diagram 3.1 memperlihatkan sinkronisasi sistem perencanaan dan penganggaran yang

    berlaku di Kementerian dan Lembaga. Rencana Kerja (Renja) Kementerian Perumahan

    Rakyat, dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Setelah ditelaah dan

    ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan berkoordinasi dengan Kementerian

    Keuangan, disusunlah Rencana Kerja Anggaran (RKA), yang nantinya akan menjadi

    Rincian APBN (Pasal 2 Ayat (1) PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL).

    Siklus perencanaan dan penganggaran di Indonesia, menurut Pasal 4 Undang-Undang

    Nomor 17 Tahun 2003, dimulai pada tanggal 1 Januari sampai 31 Desember tahun

    yang sama, seperti yang terlihat pada Diagram 3.2. Diagram 3.2 ini memperlihatkan

    bahwa Renja K/L harus sudah dibuat selambat-lambatnya di bulan April, dengan

    mengacu pada Renstra K/L dan pagu indikatif. Pada bulan berikutnya, setelah semua

    Renja K/L dikumpulkan oleh Bappenas, dan seluruh anggarannya dibahas bersama

    DPR RI, maka ditetapkanlah RKP yang telah memuat pagu sementara. Selanjutnya,

    RKP ini digunakan sebagai landasan dalam menyusun RKA K/L. Kemudian kumpulan

    dari semua RKA K/L dijadikan bahan lampiran RAPBN. Setelah RAPBN dibahas dan

    disahkan menjadi APBN, maka ditetapkanlah pagu definitif, dan selanjutnya RKA K/L

    menjadi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) K/L. (Panduan PPRG Kementerian

    Keuangan).

    3.2 Penganggaran Berbasis Kinerja

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah memuat azas-

    azas umum pengelolaan keuangan Negara dalam kaitan dengan penyelenggaraan

    Good Governance. Melalui UU tersebut telah ditetapkan azas akuntabilitas

    berorientasi hasil (Result Oriented Accountability), atau yang umumnya dikenal

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    34/112

    33

    Diagram 3.2

    Proses Perencanaan,Penganggaran danEvaluasi Terpadu

    diagram proses perencanaan, penganggaran dan evaluasi terpadu

    Januari-April Mei-Agustus September-Desember

    Kementerian

    Perencanaan

    Kementerian

    Keuangan

    Kementerian

    Negara/Lembaga

    Proses perencanaan,

    penganggaran,

    dan evaluasi terpadu

    SE pagusementara

    Rentra KL

    Lampiran RAPBN

    (himpunan RKA-KL)

    Rancangan KepPrestentang rincian

    APBN

    pengesahanPenelaahan konsisten

    dengan prioritas anggaran

    SEB prioritas program

    dan indikasi paguPenelaahan konsisten

    dengan RKP

    Rancangan Renja KL RKP

    Tahap III

    pertemuan

    koordinasi

    Tahap IV

    penyusunan RKP,RKA-KL DIPA

    RKA-KL

    Tahap Ipenyusunan konsep

    kerangka kerja

    Tahap II

    penyusunan

    rencana kegiatan

    dan anggaran

    konsep

    dokumen

    pengesahan

    anggaran

    dokumen

    pelaksanaananggaran

    pagu

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    35/112

    34

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGe

    nder

    Bidan

    gPerumahandanKawasanPermu

    kiman

    dengan istilah akuntabilitas kinerja (Performance Accountability). Hal ini artinya ada

    perubahan mendasar pada sistim penganggaran, yang tadinya Line-Item Budgeting

    menjadi Performance Based Budgeting (Penganggaran Berbasis Kinerja). Penganggaran

    Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang

    memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran (output) dan hasil

    akhir (outcome) yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian

    hasil dan keluaran tersebut. Indikator kinerja yang digunakan dalam penerapan PBK

    dapat dibagi dalam:

    1. Input indikator, yaitu indikator untuk melaporkan jumlah sumber daya yang

    digunakan untuk menjalankan suatu kegiatan atau program;

    2. Output indikator, dimaksudkan untuk melaporkan unit barang/jasa yang

    dihasilkan suatu kegiatan atau program;

    3. Outcome/effectiveness indikator, dimaksudkan untuk melaporkan hasil (termasuk

    kualitas pelayanan).

    Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja, harus terdapat keterkaitan

    yang jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi

    pemerintahan, dengan alokasi anggaran untuk menghasilkan output, yang

    dilaksanakan oleh unit pengeluaran (spending unit) pada tingkat satuan kerja. Dalam

    hal ini, perumusan indikator kinerja yang menggambarkan tanda-tanda keberhasilan

    suatu program/kegiatan yang telah dilaksanakan, beserta output dan outcome yangdihasilkan, menjadi sangat penting. Indikator ini akan dijadikan alat ukur keberhasilan

    suatu program/kegiatan.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    36/112

    35

    Diagram 3.3

    Konsep Kerangka Kinerja

    konsep kerangka kinerja

    dampak

    hasil/

    outcome

    keluaran/

    output

    kegiatan

    input

    Hasil pembangunan

    yang diperoleh dari

    pencapaian outcome

    produk/barang/jasa

    yang dihasilkan

    proses menggunakan input

    yang menghasilkan output

    yang diinginkan

    sumberdaya yang

    menghasilkan

    kontribusi dalam

    menghasilkan input

    Apa yang ingin diubah

    Apa yang ingin dicapai

    Apa yang dihasilkan

    (Barang)

    atau dilayani (jasa)

    Apa yang dikerjakan

    Apa yang digunakan

    dalam bekerja

    metodepeny

    usunan

    metode pelaksanaan

    (3)

    PenyusunanPerencanaan Dan

    Penganggaran

    Responsif Gender

    Bidang Perumahan

    dan Kawasan

    Permukiman

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    37/112

    36

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifGe

    nder

    Bidan

    gPerumahandanKawasanPermu

    kiman

    Diagram 3.4

    Struktur Anggaran

    struktur anggaran

    program

    kegiatan

    kegiatan

    outcome

    output

    output

    Indikator

    kinerja utama

    Indikator

    kinerja kegiatan

    proses pencapaian

    output

    komponen

    sub komponen

    detil belanja

    sub output

    Penerapan PBK tersebut akan mempengaruhi struktur anggaran yang digunakan oleh

    K/L. Diagram 3.4 menunjukkan struktur anggaran yang baru dalam penerapan PBK.

    Struktur anggaran tersebut memperlihatkan keterkaitan antara perencanaan dan

    penganggaran, yang merefleksikan keselarasan antara formulasi kebijakan dengan

    pelaksanaan kebijakan tersebut. Suatu kegiatan dapat menghasilkan lebih dari satu

    output, sementara untuk pencapaian setiap output, perlu dirinci komponen input

    secara berjenjang. Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan belanja dari masing-masing

    tahapan.

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    38/112

    37

    3.3 Perencanaan dan Penganggaran

    Responsif Gender

    Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan instrumen untuk

    mengatasi adanya kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam

    pelaksanaan pembangunan bagi perempuan dan laki-laki, sebagai akibat dari

    konstruksi sosial dan budaya, dengan tujuan mewujudkan perencanaan dan

    penganggaran yang lebih berkeadilan. Perencanaan dan penganggaran responsif

    gender, bukanlah sebuah proses yang terpisah dari s istem yang sudah ada, dan bukan

    pula penyusunan rencana dan anggaran khusus untuk perempuan yang terpisah dari

    laki-laki. Penyusunan perencanaan dan penganggaran responsif gender bukanlah

    tujuan akhir, melainkan merupakan sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk

    mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat pembangunan.

    Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender adalah kegiatan dalammenterjemahkan kebijakan pembangunan dalam bentuk penggunaan dana dan

    kegiatan, untuk memastikan bahwa proses ini telah menjalankan prinsip-prinsip

    keadilan, termasuk di dalamnya keadilan dalam perspektif gender. Perencanaan

    dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) adalah proses yang tepat untuk

    menjamin terlaksananya prinsip keadilan tersebut. Mekanisme perencanaan dan

    penganggaran yang responsif gender mengikuti proses sistem perencanaan dan

    penganggaran nasional sebagai mana dijelaskan diatas (diagram 3.1 diatas).

    Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan dua proses yang

    saling terkait dan terintegrasi. Berikut beberapa konsep tentang perencanaan dan

    penganggaran responsif gender:

    (3)

    PenyusunanPerencanaan Dan

    Penganggaran

    Responsif Gender

    Bidang Perumahan

    dan Kawasan

    Permukiman

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    39/112

    38

    PerencanaandanPeng

    anggaranYangResponsifGe

    nder

    BidangPerumahandanKawasanPermu

    kiman

    1. Perencanaan responsif gender merupakan suatu proses pengambilan keputusan

    untuk menyusun program, proyek ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan di

    masa mendatang, untuk menjawab isu-isu atau permasalahan gender di masing-

    masing sektor;

    2. Perencanaan responsif gender adalah perencanaan yang dilakukan dengan

    memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan

    permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunannya.

    Khusus tentang anggaran resposif gender, berdasarkan PMK Nomor 93 Tahun 2011,

    dijelaskan sebagai berikut:

    1. Anggaran Responsif Gender (ARG) adalah anggaran yang mengakomodasi

    keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat,

    berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan mengontrol sumber-sumber

    daya, serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil

    pembangunan, dan bukan merupakan anggaran yang yang terpisah untuk laki-laki

    dan perempuan;

    2. Prinsip-prinsip Dasar ARG:

    a. ARG bukan fokus pada penyediaan anggaran pengarusutamaan gender, tapi

    bagaimana memberikan manfaat pada laki-laki dan perempuan secara adil;

    b. Anggaran Responsif Gender bukanlah anggaran yang yang terpisah untuk laki-

    laki dan perempuan;c. Pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan peran dan tanggung

    jawab laki-laki, perempuan serta kelompok lain;

    d. Tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta tambahan alokasi anggaran;

    e. ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki - 50% perempuan untuk

    setiap kegiatan;

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    40/112

    39

    f Adanya anggaran responsif gender tidak berarti adanya penambahan dana

    yang dikhususkan untuk program ini;

    g. Bukan berarti bahwa alokasi anggaran responsif gender berada dalam program

    khusus pemberdayaan perempuan;

    h. Tidak harus semua program/kegiatan perlu mendapat koreksi agar menjadi

    responsif gender ada juga program/kegiatan yang sudah netral gender.

    3. Kategori Anggaran Responsif Gender (ARG) dapat dibagi kedalam:

    a. Anggaran khusus target gender, adalah alokasi anggaran yang diperuntukkan

    guna memenuhi kebutuhan dasar khusus perempuan atau kebutuhan dasar

    khusus laki-laki berdasarkan hasil analisis gender;

    b. Anggaran kesetaraan gender, adalah alokasi anggaran untuk mengatasi

    masalah kesenjangan gender. Berdasarkan analisis gender dapat diketahui

    adanya kesenjangan dalam relasi antara perempuan dan laki-laki dalam akses,

    partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap sumberdaya;

    c. Anggaran pelembagaan kesetaraan gender, adalah alokasi anggaran untuk

    penguatan pelembagaan pengarusutamaan gender, baik dalam hal pendataan

    maupun peningkatan kapasitas sumberdaya manusia.

    3.4 Pengintegrasian Aspek Gender Dalam

    Perencanaan Program dan Penganggaran

    Pengintegrasian aspek gender ke dalam perencanaan dan penganggaran merupakan

    suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sedapat mungkin analisis gender dilakukan

    pada setiap tahapan penyusunan kebijakan strategis dan kebijakan operasional.

    Dokumen kebijakan strategis yang meliputi RPJP, RPJM, Renstra K/L, RKP, Renja K/L

    dan Pagu Indikatif/Pagu Sementara, sedangkan dokumen kebijakan operasional

    (3)

    Penyusunan

    Perencanaan Dan

    Penganggaran

    Responsif Gender

    Bidang Perumahan

    dan Kawasan

    Permukiman

    l d k d k k b k

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    41/112

    40

    PerencanaandanPeng

    anggaranYangResponsifGe

    nder

    BidangPerumahandanKawasanPermu

    kiman

    meliputi dokumen APBN, RKA K/L dan DIPA. Dokumen kebijakan strategis yang

    telah mengintegrasikan aspek gender, menjadi dasar penyusunan program/kegiatan/

    subkegiatan yang responsif gender. Operasionalisasi pengintegrasian aspek gender

    dalam perencanaan dan penganggaran dilakukan melalui penyusunan dokumen Renja

    Kementerian Perumahan Rakyat. Dokumen Renja ini menggunakan analisis gender

    sebagai masukan untuk memastikan program/kegiatan/subkegiatan yang responsif

    gender.

    Pengintegrasian isu gender dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai

    penganggaran, yang akan menghasilkan anggaran responsif gender. Anggaran

    responsif gender adalah anggaran yang tanggap terhadap kebutuhan, permasalahan,

    aspirasi, dan pengalaman perempuan dan laki-laki serta memberi manfaat yang adil

    kepada perempuan dan laki-laki. Aspek gender bisa diintegrasikan di dalam setiap

    tahapan perencanaan dalam berbagai bentuk.

    Dalam diagram 3.5 terlihat aspek terintegrasi dalam bentuk:

    1. Pada tahap identifikasi potensi dan kebutuhan, aspek gender masuk dalam bentuk

    analisis situasi/analisis gender;

    2. Pada perencanaan anggaran, maka formulasi kebijakan dilakukan dengan

    memperlihatkan gender;

    3. Implementasi anggaran dilaksanakan dengan memperhatikan partisipasi laki-lakidan perempuan;

    4. Kegiatan monitoring dan evaluasi menggunakan berbagai indikator yang peka

    gender.

    Diagram 3 5

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    42/112

    41

    Diagram 3.5

    MekanismePerencanaandan PelaksanaanKegiatan ResponsiGender

    monitoring

    dan evaluasiprogram

    potensi

    dan

    kebutuhan

    pelaksanaan

    program

    perencanaan

    program

    mekanisme perencanaan dan pelaksanaan

    kegiatan responsif gender

    analisis situasi/analisis gender

    partisipasi laki-laki dan perempuan

    sesuai kemauan, kemampuan, kebutuhan,

    pengalaman, dan aspirasinya

    berbagai

    indikator

    sensitif genderprogram/

    kegiatan

    formulasi

    tujuan

    dengan

    memperhatikandimensi

    gender

    Dari diagram 3.5 tersebut terlihat bahwa analisis gender dilakukan pada penyusunan

    kebijakan strategis yaitu Renstra dan Kebijakan Operasional yaitu Penyusunan

    Rancangan Renja K/L dan RKA K/L. Renstra yang responsif gender akan menjadi acuan

    dalam penyusunan rancangan Renja K/L dan RKA K/L sebagai indikator program dan

    anggaran responsif gender atau belum responsif gender. Pengintegrasian gender

    dalam dokumen-dokumen di atas, pada dasarnya dilakukan dengan cara membuat

    analisis gender. Penting untuk diketahui, apakah dokumen Renstra, Renja dan RKA KL

    sudah responsif gender atau belum. Jika belum, maka pada tingkat operasional dalam

    kegiatan/output kegiatan yang tercantum dalam Renja dan RKA K/L diformulasikan

    kembali agar menjadi responsif gender.

    (3)

    Penyusunan

    Perencanaan Dan

    Penganggaran

    Responsif Gender

    Bidang Perumahan

    dan Kawasan

    Permukiman

    Gambar 1 4

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    43/112

    42

    PerencanaandanPeng

    anggaranYangResponsifGender

    Bida

    ngPerumahandanKawasanPermukiman

    Gambar 1.4

    Lingkunganku yang NyamanPemenang Nominasi (SD)

    Kamilia Qonita (11th)Batu-Malang, Jatim

    Bab 4

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    44/112

    43

    Bab 4

    PENYUSUNAN DAN TAHAP-TAHAP

    PPRG DAN IMPLEMENTASINYA DIBIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN

    PERMUKIMAN

    4.1 Penyusunan Perencanaan Dan Penganggaran

    Responsif Gender

    Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) merupakan suatu

    pendekatan analisis kebijakan, program dan kegiatan untuk mengetahui perbedaan

    kondisi, permasalahan, aspirasi dan kebutuhan perempuan dan laki-laki. Penyusunan

    PPRG diawali dengan pengintegrasian isu gender ke dalam penyusunan perencanaan

    dan penganggaran, serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Analisis

    situasi/analisi gender harus dilakukan pada setiap tahapan penyusunan kebijakan

    strategis dan kebijakan operasional. Dokumen kebijakan strategis meliputi RPJP, RPJMN,

    Renstra K/L, RKP, Renja K/L dan Pagu Indikatif/pagu sementara. Sedangkan kebijakan

    strategis menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan yang responsif gender.

    Operasionalisasi pengintegrasian isu gender dalam perencanaan dan penganggarandilakukan melalui penyusunan dokumen Renja K/L. Penyusunan Dokumen Renja

    menggunakan analisis gender.

    Analisis gender/analisis situasi dimaksud, mengandung muatan sebagai berikut:

    1. Gambaran kesenjangan akses, partis ipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan

    dan laki-laki dalam semua kegiatan pembangunan;

    (4)

    Penyusunan

    Dan Tahap-

    tahap PPRG Dan

    Implementasinya

    Di Bidang

    Perumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

    2 Gambaran adanya faktor penghambat di internal lembaga (organisasi pemerintah)

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    45/112

    44

    PerencanaandanPeng

    anggaranYangResponsifGender

    Bida

    ngPerumahandanKawasanPermukiman

    Diagram 4.1

    Langkah-langkahPPRG dalam

    Penyusunan RKA-K/L

    2. Gambaran adanya faktor penghambat di internal lembaga (organisasi pemerintah)

    dan atau eksternal lembaga masyarakat;

    3. Indikator outcome yang dapat dihubungkan dengan tujuan kegiatan/sub-kegiatan;

    4. Indikator input atau output yang dapat dihubungkan dengan bagian pelaksanaan

    kegiatan/sub-kegiatan.

    Salah satu alat analisis gender yang telah diterapkan di Indonesia berdasarkan

    Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

    Pembangunan Nasional adalah Gender Analysis Pathway atau Alur Kerja Analisis

    Gender (GAP).

    Proses Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender dalam Penyusunan Program

    Kerja, perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

    4.1.1 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L)

    Untuk menyusun RKA/KL perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

    4.1.2 Pemilihan Program/Kegiatan/Output

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    46/112

    45

    4.1.2 Pemilihan Program/Kegiatan/Output

    Struktur penganggaran terdiri dari program, kegiatan dan output/sub-output serta

    komponen input sebagai bentuk langkah-langkah kegiatan untuk mencapai output/

    sub-output. Program/kegiatan/output/sub-output yang dipilih untuk dilakukan

    analisis gendernya dan dimuatgender budget statements-nya, adalah program yang

    strategis dan memiliki dimensi luas, baik dalam hal dampak dan pelibatan masyarakat

    maupun dalam mendukung pencapaian MDGs.

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RKA-KL ini. Untuk

    mempermudah pelaksanaannya, berikut ini adalah kisi-kisi mengenai hal tersebut,

    yaitu:

    1. Penerapan ARG pada penganggaran Tahun 2011 diletakkan pada output. Relevansi

    komponeninput dengan output yang akan dihasilkan harus jelas.

    2. Kriteria kegiatan dan output yang menjadi fokus ARG.

    3. Pada tahun 2011, ARG akan diterapkan pada K/L yang menghasilkan output

    kegiatan:

    a. Dalam rangka penugasan prioritas pembangunan nasional;

    b. Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat (delivery service); dan/atau

    c. Dalam rangka pelembagaan pengarusutamaan gender/PUG (termasuk

    didalamnya capacity building, advokasi gender, kajian, sosialisasi, diseminasi

    dan/atau pengumpulan data terpilah).

    Pemilihan program/kegiatan sebagaimana disebutkan dalam PMK Nomor 93/

    PMK.02/2011 adalah:

    1. Program yang Strategis;

    2. Program yang Mendukung Pencapaian MDGs;

    3. Program yang Melibatkan Masyarakat.

    (4)

    Penyusunan

    Dan Tahap-

    tahap PPRG Dan

    Implementasinya

    Di Bidang

    Perumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

    Dengan kriteria sebagaimana disebutkan di atas, maka tidak semua kegiatan/output/

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    47/112

    46

    PerencanaandanPeng

    anggaranYangResponsifGender

    Bida

    ngPerumahandanKawasanPermukiman

    g g g p

    sub-output dibuat gender budget statement-nya. Namun pemilihan output yang

    akan dijadikan titik tolak Gender Budget Statement, harus dapat memenuhi kriteria

    tersebut di atas dan menjadi daya pengungkit responsif gender bagian kegiatan dan

    program

    4.1.3 Analisis Gender

    Analisis gender adalah kegiatan untuk mengidentifikasi kesenjangan dan permasalahan

    gender serta faktor penyebabnya, sehingga dapat dirumuskan alternatif solusinya

    secara tepat, dengan menggunakan metode Alur Kerja Analisis Gender (Gender

    Analysis Pathway/GAP). (Lihat Analisis GAP Diagram 4.2 )

    Salah satu alat analisis gender yang telah diterapkan di Indonesia berdasarkan

    amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

    dalam Pembangunan Nasional adalah Gender Analysis Pathway(GAP) atau alur kerja

    analisis gender sebagaimana tergambar dalam diagram 4.2.

    Analisis gender/analisis situasi tersebut di atas mengandung muatan sebagai berikut

    1. Gambaran kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan

    dan laki-laki dalam semua kegiatan pembangunan;

    2. Gambaran adanya faktor penghambat di internal lembaga (Organisasi Pemerintah)

    dan atau eksternal lembaga masyarakat;

    3. Indikator outcome yang dapat dihubungan dengan tujuan kegiatan/sub kegiatan;

    4. Indikatorinput atau output yang dapat dihubungkan dengan bagian pelaksanaan

    kegiatan/sub kegiatan.

    Diagram 4.2

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    48/112

    47

    Gender AnalysisPathway (GAP)

    Gender Analysis Pathway (GAP)

    Gender Analysis Pathway (GAP)

    data pembuka wawasan

    (terpilah menurut jenis

    kelamin)

    - kuantitatif- kualitatif

    tujuan kebijakan genderbagaimana

    mengecilkan/

    menutup

    kesenjangan?

    indikator gender

    Analisis kebijakan gender

    Faktor GAP

    - Akses- Partisipasi

    - Kontrol

    - Manfaat

    isu-isu gender danmengapa ada Gap?

    Tujuan kebijakansaat ini

    formulasi

    kebijakan gender

    kegiatan pelaksanaanmonitoringdan evaluasi

    sasaran

    rencanaprogram gender

    Langkah-langkah melakukan GAP terhadap program dan kegiatan Kementerian

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    49/112

    48

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifG

    ender

    Bida

    ngPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    Perumahan Rakyat adalah sebagai berikut:

    1. Langkah ke-1 dimulai dari pemilihan program dan kegiatan Kementerian Perumahan

    Rakyat yang akan menjadi isu utama untuk dibahas dalam konteks gender. Perlu

    dicatat bahwa tidak semua anggaran bisa menjadi isu gender. Pemilhan kegiatan

    adalah kegiatan yang strategis, mempunyai daya ungkit yang besar dalam

    pencapaian MDGs, dan berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat.

    Kemudian jelaskan sasaran dan tujuan yang spesifik, terukur, akurat, dan relevan.

    Program, kegiatan dan tujuan adalah sebagaimana telah dituliskan dalam Renstra

    Kementerian Perumahan Rakyat

    2. Langkah ke-2 adalah dengan memasukkan data yang membuka wawasan, untuk

    memperlihatkan adanya permasalahan-permasalahan yang bisa secara langsung

    fokus pada data pilah (laki-laki perempuan), atau dimulai secara umum terlebih

    dahulu. Data terpilah bisa berupa data primer dan data sekunder yang bisa didapat

    melalui survei lapangan; FGD;Need Assessment, pengukuran sampel; identifikasi;

    pengumpulan data terpilah menurut jenis kelamin lainnya langsung dilakukan

    pada kelompok sasaran. Pada Langkah kedua ini dibuat kesimpulan, yang menjadi

    fokus isu sebagai pembuka wawasan.

    3. Langkah ke-3 Identifikasi kesenjangan berdasarkan akses, partisipasi, kontrol dan

    manfaat. Kesenjangan yang ditampilkan dalam langkah ke-3 berhubungan dengan

    masalah yang lebih umum di masyarakat, tetapi yang berkait dengan program

    dan kegiatan yang direncanakan. Pada prinsipnya adalah semakin memfokuskan

    analisis, untuk melihat perbedaan ketidakadilan yang terjadi antara laki-laki dan

    perempuan secara umum.

    4. Langkah ke-4 adalah analisis dengan menguraikan faktor kesenjangan yang

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    50/112

    49

    diperoleh dari sisi internal Kementerian Perumahan Rakyat. Kajian disini akan

    lebih banyak membedah dalam konteks manajerial sehingga bisa dibagi dalam

    permasalahan input dan proses. Dari sisi input bisa dibedah kembali dari sisi SDM,

    sarana dll. Dari sisi proses bisa dikaji dari tradisi budaya kerja, kebijakan dan lain

    sebagainya. Dalam bagian ini data-data yang diungkapkan sebaiknya evidence

    based.

    5. Langkah ke-5 adalah analisis dengan menguraikan faktor kesenjangan yang diambil

    dari sisi eksternal lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat. Sisi eksternal ini bisa

    berarti dari masyarakat, lintas sektoral, swasta, dll.

    6. Langkah ke-6 adalah melakukan reformulasi tujuan dengan melihat tujuan

    sebagaimana telah diuraikan pada langkah pertama. Reformulasi tujuan ini untuk

    menyempurnakan arah tujuan menjadi lebih responsif gender dengan dasar

    pertimbangan dari analisis yang telah dilakukan.

    7. Langkah ke-7 menyusun Rencana Aksi dengan merujuk faktor-faktor penyebab

    kesenjangan baik internal maupun eksternal sebagaimana diidentifikasi pada

    langkah ke-4 dan langkah ke-5. Uraian rencana aksi ini akan menjadi penting untuk

    menunjukkan langkah-langkah konkrit agar kegiatan/output itu responsif gender.

    8. Langkah ke-8 adalah menetapkan data awal (base-Line) sebelum intervensi dari

    rencana aksi dilaksanakan yang akan menjadi data pembanding dengan data paska

    intervensi (data indikator gender langkah 9).

    9. Langkah ke-9 adalah menetapkan indikator gender sebagai hasil intervensi untuk

    menjadi acuan penetapakan indikator gender yang akan menjadi outcome sebagai

    suatu perubahan dari suatu kegiatan/output yang dianalisis.

    (4)

    Penyusunan

    Dan Tahap-

    tahap PPRG Dan

    Implementasinya

    Di Bidang

    Perumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

    Format GenderAnalysis Pathway

    Dibawah ini adalah Format Gender Analysis Pathway (GAP) yang dapat di gunakan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    51/112

    50

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifG

    ender

    BidangPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    (GAP)

    langkah 1 langkah 2 langkah 3 langkah 4 langkah 5 langkah 6 langkah 7 langkah 8 langkah 9

    Pilih kebijakan/program/keg-iatan yang akandianalisis

    Identifkasi dantuliskan tujuandan kebijakan/program/keg-iatan

    Data pembukawawasan Isu Gender Kebijakan dan rencana ke depan Pengukuran hasil

    Faktorkesenjangan

    Sebabkesenjanganinternal

    Sebabkesenjanganeksternal

    Reormulasitujuan

    Rencana aksi Data dasar(base-line)

    Indikator gender

    Sajikan datapembuka wa-wasan, yang ter-pilah menurut

    jenis kelamin:- kuantitati- kualitati

    Temukenali isugender di prosesperencanaandengan mem-

    perhatikan 4(empat) aktorkesenjangan,yaitu: akses, par-tisipasi, kontrol,dan manaat

    Temukenaliisu gender diinternal lem-baga dan/atau

    budaya organ-isasi yang dapatmenyebabkanterjadinya isugender

    Temukenali isugender di ekster-nal lembagapada proses

    pelaksanaan

    Rumuskankembali tujuankebijakan/pro-gram/kegiatan

    sehingga men-jadi responsigender

    tetapkanrencana aksiyang responsigender

    Tetapkan base-line

    Tetapkan indika-tor gender

    4.2 Penyusunan Gender Budget Statement (GBS)

    Hasil analisis gender kemudian dituangkan ke dalam Gender Budget Statement (GBS).

    GBS adalah dokumen yang menginformasikan suatu output kegiatan telah responsif

    terhadap isu gender yang ada, dan/atau suatu biaya telah dialokasikan pada output

    kegiatan untuk menangani permasalahan kesenjangan gender. Penyusunan dokumen

    GBS telah melalui analisis gender dengan menggunakan alat antara lain Gender

    Analysis Pathway(GAP). Penyusunan GBS pada tingkat output telah melalui analisisgender dengan menggunakan alat analisis gender (antara lain Gender Analisys

    Pathwayatau GAP).

    Struktur GBS yang mengikuti pola struktur anggaran yang berlaku ini merupakan

    beberapa perubahan GBS yang telah disesuaikan dan ditetapkan melalui PMK Nomor

    93/PMK.02/2011.

    dalam melakukan Analisis Gender pada kegiatan di Kementerian Perumahan Rakyat

    Tabel 4.1

    Gender Budget Statement

    Format dan Penyusunan Gender Budget Statement (GBS) dapat dilihat dalam

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    52/112

    51

    Gender Budget Statement

    Nama : (Nama Kementerian/Lembaga)

    Unit Organisasi : (Nama Unit Eselon 1 sebagai KPA)

    Satker : (Nama Unit Eselon II di Kantor Pusat yang bukan sebagai Satker /Nama Satker baik di Pusat atau Daerah)

    No Aspek Uraian

    1 Program Nama Program yang ada pada K/L (sesuai langkah 1 GAP)

    2 Kegiatan Nama Kegiatan sebagai penjabaran program (sesuai langkah 1 GAP).

    3 Outputkegiatan Jenis output, volume dan satuan output hasil kegiatan yang berupa target kegiatan yang akandicapai. (sesuai langkah 1 GAP).

    4 Tujuan Uraian mengenai tujuan adanya output kegiatan setelah dilaksanakan analisis gender. Jikapenyusun GBS menggunakan Gender Analisis Pathway (GAP), maka dapat menggunakanhasil jawaban kolom 6 pada ormat GAP.

    5 Analisa situasi Uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan ditangani/dilaksanakan oleh keg-iatan, dengan menekankan uraian pada aspek gender dari persoalan tersebut. (sesuai langkah2,3,4,5 GAP).

    6 Rencana aksi Komponen input 1 Memuat inormasi mengenai: Berisikan bagian atau tahapan pencapa-ian suatu output/Kegiatan yang diharapka dapat menangani persoa-lan gender yang telah terindentifkasi dalam analisis situasi. (sesuailangkah 7 GAP).

    Komponen input 2 Idem

    7 Alokasi anggaran outputkegiatan

    Tulis jumlah anggaran yang dialokasikan untuk mencapai suatu output kegiatan.

    8 Dampak/hasil outputkegiatan Dampak/hasil dari output kegiatan yang dihasilkan (dikaitkan dengan isu gender serta upayaperbaikan ke arah kesetaraan gender yang telah diidentifkasi pada analisis situasi). Sesuaidengan langkah 9 GAP.

    tabel 4.1 dibawah ini:

    Penyusunan Term Of Reference (Kerangka Acuan Kerja)

    Sesuai dengan PMK Nomor 93/PMK.02/201, ada beberapa perubahan yang

    disesuaikan dengan struktur anggaran 2011, termasuk di dalamnya adalah

    bentuk kerangka acuan kegiatan atau TOR yang akan dibuat. Bentuk TOR

    adalah sebagai berikut:

    (4)

    Penyusunan

    Dan Tahap-

    tahap PPRG Dan

    Implementasinya

    Di Bidang

    Perumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

    KAK/TOR K l K i t

    Tabel 4.2

    Format TOR

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    53/112

    52

    PerencanaandanPenganggaranYangResponsifG

    ender

    BidangPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    KAK/TOR per Keluaran Kegiatan

    Kementerian/Lembaga :

    Unit Eselon I : Program :

    Hasil :

    Unit Eselon I :

    Kegiatan :

    Indikator kinerja kegiatan :

    Jenis dan Satuan Ukur Keluaran :

    Volume Keluaran :

    A. Latar Belakang

    1. Dasar Hukum Tugas FungsiKebijakan

    2. Gambaran Umum

    B. Penerima Manaat

    C. Strategi Pencapaian Keluaran

    1. Metode Pelaksanaan

    2. Tahapan dan Waktu PelaksanaanD. Waktu Pencapaian Keluaran

    E. Biaya yang Diperlukan

    Format TOR

    Kesenjangan gender yang diperoleh dari analisis gender (dengan GAP), dimasukkan

    dalam format TOR atau KAK pada bagian:1. Latar Belakang, merupakan Gambaran Umum, yang memperlihatkan indentifikasi

    persoalan kesenjangan gender dan menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi;

    2. Penerima Manfaat kegiatan, menjelaskan siapa penerima manfaat dari kegiatan ini,

    perempuan dan laki-laki (besar prosentasenya atau jumlahnya);

    3. Strategi pencapaian keluaran serta metode pelaksanaan, menjelaskan bagaimana

    strategi yang dilaksanakan untuk mencapai output kegiatan yang telah dianalisa.

    Tabel 4.3

    TOR

    Untuk menyusun TOR, harus mengacu kepada GBS yang telah disusun dan

    i f ik t k i t t l h if t h d i d dih d i

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    54/112

    53Term Of Reference (TOR)

    Nama KL : .................................................. ............

    Unit Organisasi : .................................................. ............Program : ................................. (Langkah 1 GAP)

    Kegiatan : ................................. (Langkah 1 GAP)

    1. Latar belakang

    Berisi analisis situasi yang terkait dengan program atau kegiatan. Merupakan penjelasan secara

    singkat (why) aktivitas dilaksanakan dan alasan penting aktivitas tersebut dilaksanakan serta

    keterkaitan aktivitas dengan output. (Penjabaran langkah 2,3,4,5 GAP)

    2. Dasar Hukum

    Berisi landasan hukum yang mendasari pelaksanaan program atau kegiatan yang berupa UU, PP,Inpres, Keputusan Menteri, dan Instruksi Menteri.

    3. Penerima Manfaat

    Menjelaskan penerima manaat baik internal maupun ekternal K/L dan target group dari program/

    kegiatan (Penjabaran langkah 8,9 GAP)

    4. Strategi Pencapaian

    Berisi metode pelaksanaan dan tahapan pelaksanaan (Penjabaran langkah 6,7 GAP)

    5. Metode Palaksanaan

    Berisi bentuk kegiatan berkaitan dengan sistem pelaksanaan program atau kegiatan

    6. Waktu Pencapaian

    Berisi berapa lama program atau kegiatan ditargetkan selesai dikerjakan

    7. Biaya

    Berisi total biaya aktivitas sebesar nilai nominal tertentu yang dirinci dalam RAB sebagai lampiran

    TOR

    menginformasikan suatu kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang dihadapi,

    dan apakah telah dialokasikan dana pada kegiatan bersangkutan untuk menangani

    permasalahan gender tersebut.

    Pembuatan TOR bisa dilakukan dengan susunan sebagai berikut:

    (4)

    Penyusunan

    Dan Tahap-

    tahap PPRG Dan

    Implementasinya

    Di Bidang

    Perumahan

    Dan Kawasan

    Permukiman

    Gambar 1.5

    Rumah Impianku, diantara suaka alam

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    55/112

    54

    PerencanaandanPen

    ganggaranYangResponsifG

    ender

    BidangPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    Juara III (SMP)Yulia Kodrato Shata Radiantini (13th)

    Madiun-Jatim

    Bab 5

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    56/112

    55

    5.1 Pengertian Monitoring dan Evaluasi

    Monitoring atau pemantauan adalah suatu proses pengumpulan dan analisis informasi

    secara sistematis dan terus-menerus, untuk menilai pelaksanaan suatu rencana kegiatan

    atau kebijakan pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan

    yang timbul dan/atau akan timbul, sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk

    penyempurnaan rencana kegiatan/kebijakan selanjutnya sedini mungkin.

    Evaluasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis dan seobjektif mungkin untuk

    menilai hasil dari keluaran (output) dan hasil (outcome), dibandingkan dengan rencana

    awalnya. Kegiatan ini merupakan alat pembelajaran manajemen dan proses organisasi,

    untuk memperbaiki baik aktivitas maupun perencanaan, program dan pengambil

    keputusan yang sedang berlangsung maupun yang akan datang. Karena itu, Monitoring

    dan Evaluasi merupakan aspek yang bersifat mendasar dalam pengelolaan program

    pada semua tingkatan: nasional, regional, dan lokal. Evaluasi menghasilkan suatu

    penilaian atas relevansi, efektivitas, efisiensi, dan dampak dar i suatu kegiatan/program,

    dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas program/kebijakan.

    MONITORING DAN EVALUASI

    (5)

    Monitoring Dan

    Evaluasi

    Monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pengintegrasian isu gender dalam

    perencanaan dan pengganggaran di bidang pembangunan dilakukan untuk menilai

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    57/112

    56

    PerencanaandanPen

    ganggaranYangResponsifG

    ender

    Bid

    angPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    perencanaan dan pengganggaran di bidang pembangunan dilakukan untuk menilai

    pencapaian sasaran sumber daya yang digunakan, serta indikator dan sasaran kinerja

    keluaran (output) untuk masing-masing kegiatan, apakah sudah responsif gender ataubelum, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,

    pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian proyek selanjutnya.

    Para pelaksana monitoring dan evaluasi ini harus sudah memahami isu gender

    serta dilengkapi dengan instrumen khusus yang dapat secara tepat menemukan

    adanya kesenjangan gender, dan dapat memperlihatkan capaian perencanaan dan

    penganggaran yang menurunkan atau menghapuskan kesenjangan gender.

    Dalam melakukan pemantauan perencanaan program dan penganggaran perlu

    memastikan adanya dokumen yang menjadi unsur monitoring dan evaluasi. Untuk itu

    ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

    1. Memastikan terkumpulnya dokumen GBS dan TOR dari masing-masing unit

    organisasi/Eselon 1;

    2. Memastikan terkumpulnya dokumen RKA dari masing-masing unit organisasi/

    Eselon

    3. Memastikan dokumen GBS, TOR dan RKA telah ditelaah oleh Pokja Pelaksana

    Pemantau Responsif Gender;

    4. Memastikan dokumen GBS, TOR dan RKA telah dinilai oleh Pokja Pelaksana

    Pemantau Responsif Gender;

    5. Memastikan bahwa kegiatan/output/sub-output yang ada dalam RKA sudah

    responsif gender dari Pokja Pelaksana Pemantau Responsif Gender;

    6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

    5.2 Indikator Keberhasilan dan Data Terpilah

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    58/112

    57

    Indikator adalah sifat atau variabel terukur, yang mencerminkan kemajuan kegiatan.

    Indikator digunakan untuk memantau perkembangan capaian suatu tujuan dan sasaran

    yang telah ditentukan sebelumnya, serta output/outcome yang diharapkan dari

    suatu program dan kegiatan. Indikator keberhasilan dalam PPRG di bidang perumahan

    dan kawasan permukiman adalah suatu besaran atau ukuran yang dapat digambarkan

    antara lain sebagai berikut:

    1. Meningkatnya peluang yang dimiliki oleh staf/ pegawai laki-laki dan perempuan

    untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pelatihan, perencanaan, perancangan,

    penyusunan kegiatan/program/kebijakan, aktif dalam pengambilan keputusan,

    melakukan kontrol dan menerima manfaat yang sama dan setara dari kegiatan

    yang diikutinya;

    2. Tersedianya fasilitas kantor yang responsif gender, sehingga pegawai / staf

    perempuan dapat menjalankan tugas dan kewajiban kerjanya dan memenuhi

    peran sosial sebagai perempuan / ibu selama berada di kantor, misalnya tempat

    penitipan anak, tempat pemberian ASI;

    3. Semua penerima manfaat kegiatan sosialisasi, fasilitasi dan stimulan, baik laki-

    laki dan perempuan, dari berbagai usia, dan yang berkebutuhan khusus (disable)

    mendapat peningkatan peluang yang setara dan adil untuk mendapatkan

    akses dari program dan kegiatan pembangunan, berupa sumberdaya: teknologi,

    informasi, bantuan/ stimulan dana, kredit, sertifikasi tanah, dan lain sebagainya;

    4. Tersusunnya kebijakan atau peraturan yang dapat membantu terciptanya kesetaraan

    gender di kalangan masyarakat, khususnya di lingkungan masyarakat penerima

    manfaat, yang anggota masyarakat perempuannya termarginalisasi dari berbagai

    peluang untuk beroleh sumberdaya perumahan dan kawasan permukiman,

    (5)

    Monitoring Dan

    Evaluasi

    berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, sehingga dengan adanya kegiatan

    pembangunan dapat beroleh manfaat yang sama dengan anggota masyarakat

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    59/112

    58

    PerencanaandanPen

    ganggaranYangResponsifG

    ender

    Bid

    angPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    p g p y g g gg y

    yang laki-laki;

    5. Adanya Data Terpilah menurut jenis kelamin, baik yang bersifat kuantitatifmaupun kualitatif, untuk dapat mengetahui ada tidaknya ketimpangan gender

    dalam suatu subjek terkait kegiatan perumahan dan kawasan permukiman. Data

    menurut jenis kelamin tersebut antara lain tentang:

    a. Data penerima bantuan stimulan, peserta sosialisasi, kredit, sertifikasi, dan

    lain sebagainya;

    b. Aktivitas ekonomi, sosial dan politik;

    c. Masalah dan kebutuhan berdasarkan jenis kelamin.

    6. Data terpilah juga diperlukan menurut usia dan kebutuhan khusus (difable), karena

    pada dasarnya perumahan dan kawasan permukiman harus responsif gender dan

    bersifat inklusif.

    5.3 Tahap-tahap Monitoring dan Evaluasi

    5.3.1 Tahap Persiapan

    Dalam rangka mengawali pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi PPRG perlu

    dipastikan:

    1. Dibentuknya kelompok kerja atau tim yang akan melaksanakan monitoring dan

    evaluasi;

    2. Tersedianya instrument sebagai alat untuk pengumpulan data baik dalam bentuk

    kuisioner atau checklist. (contoh checklist sebagaimana dalam tabel 5.1);

    Tabel 5.1

    Datar PertanyaanPemantauan

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    60/112

    59

    MonitoringDan

    Evaluasi

    Unsur Pemantauan Pertanyaan Jawab2)

    GBS 1 Apakah dokumen GBS disusun dengan menggunakan analisis situasi/analisis gender?

    2 Apakah data terpilah gender dimasukkan dalan analisa situasi/analisis gender dalam dokumen GBS?

    3 Apakah isu kesenjangan gender yang di uraikan dalam analisis situasi tercermin dalam GBS?

    4 Apakah rencana kegiatan/sub kegiatan grup-grup akun dalam GBS dapat menjawab isu-isu genderyang di uraikan dalam analisis situasi?

    TOR 1 Apakah latar belakang TOR/KAK menggambarkan kesenjangan akses, kontrol, par tisipasi dan manaatantara perempuan dan laki-laki ?

    2 Apakah analisis situasi dalam TOR/KAK menggambarkan aktor penghambat internal atau ekternaldalam penyusunan kegiatan/sub kegiatan?

    3 Apakah tujuan kegiatan dalam TOR mencerminkan pengurangan kesenjangan gender?

    4 Apakah tujuan TOR/KAK menjelaskan tentang manaat yang akan diterima kelompok sasaran baik laki-

    laki maupun perempuan?5 Apakah grup-grup akun dalam GBS menjadi tahapan kegiatan dalam TOR/ KAK?

    RKA 1 Apakah kegiatan/sub kegiatan yang ada dalam dokumen RKA memuat kegiatan/sub kegiatan yang adadalam GBS?

    2 Apakah rincian grup-grup akun (tahapan kegiatan) dalam GBS dituangkan dalam RKA?

    3 Apakah jumlah anggaran kegiatan/sub kegiatan RKA sesuai dengan jumlah anggaran dalam dokumenGBS ?

    4 Apakah rincian alokasi anggaran dalam RKA dapat mengurangi kesenjangan gender yang telah diidenti-fkasi?

    5 Apakah indikator outcome (hasil) dalam RKA berkaitan dengan tujuan kegiatan dalam TOR/KAK?

    6 Apakah input (masukkan) dan output (keluaran) dalam RKA berhubungan dengan tahapan kegiatandalam TOR/KAK?

    Keterangan:1) Diisi dengan memberi tanda lingkaran pada nomor yang sesuai;2) Diisi dengan Tanda () jika sudah dilaksanakan dan tanda (x) jika belum dilaksanakan.

    Perencanaan Program dan Penganggaran Responsif Gender Unit Eselon 1

    Diisi oleh1)

    : 1) Sekretariat Kementerian; 2) Deputi Bidang Pembiayaan, 3) Deputi Bidang Perumahan Formal, 4) Deputi BidangPengembangan Kawasan; 5) Deputi Bidang Perumahan Swadaya

    3. Kelompok kerja atau Tim Pemantau Monitoring dan Evaluasi, yang telah memahami

    isu gender baik secara umum maupun secara khusus bidang perumahan rakyat

  • 7/31/2019 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Panduan.

    61/112

    60

    PerencanaandanPen

    ganggaranYangResponsifGender

    Bid

    angPerumahandanKawasanPerm

    ukiman

    dan permukiman;

    4. Tersedianya jadwal pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

    5.3.2 Tahap Monitoring

    Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data/informasi dan pelaporan pelaksanaan

    rencana program/kegiatan yang bersumber dari Rencana Kerja Anggaran (RKA). Dalam

    melakukan monitoring perencanaan program dan penganggaran yang responsif

    gender, perlu dipastikan semua dokumen dari masing-masing unit organisasi/Eselon 1

    (Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat, dan Deputi Bidang), yaitu yang mencakup

    dokumen GBS, TOR dan RKA, yang menjadi unsur monitoring dan evalusi terkumpul,

    termasuk daftar pertanyaan yang sudah diisi (Tabel 5.1). Jawaban Daftar Pertanyaan

    (tabel 5.1) yang diisi oleh perencana program pada unit organisasi akan menjadi bahan

    pertimbangan bagi tim pemantau monitoring untuk menyimpulkan bahwa kegiatan/

    sub kegiatan yang ada dalam dokumen RKA sudah responsif gender atau belum. Tim

    Pemantau Monitoring dan Evaluasi kemudian memastikan bahwa seluruh dokumen

    tersebut kemudian ditelaah dan dinilai, untuk dapat memastikan bahwa semua

    kegiatan/sub kegiatan yang ada dalam RKA sudah responsif gender atau belum.

    5.3.3 Tahap Evaluasi

    Dalam tahap ini yang akan dievaluasi difokuskan kepada saat pelaksanaan RKA dan

    Ev